PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017"

Transkripsi

1 ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING Studi Kasus di Percetakan XYZ SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Sonya Ruri Metaloka NIM: PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

2 ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING Studi Kasus di Percetakan XYZ SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Sonya Ruri Metaloka NIM: PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i

3 ii

4 iii

5 iv

6 v

7 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Sejauh apapun jarak, Doa pasti sampai ن ج د ج ج د ج Man Jadda Wajada Siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan berhasil Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT Karya sederhana yang kurang sempurna ini kupersembahkan untuk Mama Nanik Papa Tarono Mbak Charla Dek Alin vi

8 KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, berkat, kasih dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Ir. Drs. Hansiadi Yuli H., M.Si., Akt., QIA., C.A. selaku pembimbing yang tanpa kenal lelah telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Suprapto selaku pemilik Percetakan XYZ yang telah memberikan izin serta pengarahan kepada penulis selama melakukan penelitian. 4. Mama Nanik dan Papa Tarono, serta Mbak Charla dan Dek Alin untuk doa, semangat, dukungan yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini selesai. vii

9 viii

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS... v HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN KATA PENGANTAR... vii HALAMAN DAFTAR ISI... ix HALAMAN DAFTAR TABEL... xi ABSTRAK... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 3 E. Sistematika Penulisan... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 6 A. Akuntansi Biaya... 6 B. Biaya... 7 C. Biaya Produksi D. Harga Pokok Produksi E. Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian D. Sumber Data E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Percetakan XYZ B. Produk C. Harga D. Suplyers dan Penyedia Material BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi menurut Perhitungan Percetakan Brosur ix

11 2. Memo Buletin B. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Job Order Costing Menghitung Biaya Bahan Baku yang Digunakan Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung per Pesanan Menghitung Biaya Overhead Percetakan C. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi menurut Percetakan XYZ dan menurut Metode Job Order Costing BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A. Draft Wawancara Sejarah Percetakan XYZ B. Keadaan Percetakan C. Bahan Baku x

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Biaya Pembuatan Brosur Tabel 5.2 Biaya Pembuatan Cover Memo Tabel 5.3 Biaya Pembuatan Isi Memo Tabel 5.4 Total Biaya Pembuatan Memo Tabel 5.5 Biaya Pembuatan Cover Buletin Tabel 5.6 Biaya Pembuatan Isi Buletin Tabel 5.7 Total Biaya Pembuatan Buletin Tabel 5.8 Biaya Bahan Baku Pembuatan Brosur Tabel 5.9 Biaya Bahan Baku Pembuatan Cover Memo Tabel 5.10 Biaya Bahan Baku Pembuatan Isi Memo Tabel 5.11 Total Biaya Bahan Baku Pembuatan Memo Tabel 5.12 Biaya Bahan Baku Pembuatan Cover Buletin Tabel 5.13 Biaya Bahan Baku Pembuatan Isi Buletin Tabel 5.14 Total Biaya Bahan Baku Pembuatan Buletin Tabel 5.15 Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan Brosur Tabel 5.16 Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan Memo Tabel 5.17 Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan Buletin Tabel 5.18 Taksiran Biaya Bahan Baku Tahun Tabel 5.19 Taksiran Biaya Bahan Penolong Tabel 5.20 Taksiran Biaya Depresiasi Tabel 5.21 Taksiran Biaya Tidak Langsung Lainnya Tabel 5.22 Total Taksiran Biaya Overhead Pabrik Tabel 5.23 BOP Dibebankan Dimuka Tabel 5.24 Perhitungan HPP menurut Metode Job Order Costing Tabel 5.25 Perbandingan HPP Pesanan Brosur antara Percetakan dan JOC Tabel 5.26 Perbandingan HPP Pesanan Memo antara Percetakan dan JOC Tabel 5.27 Perbandingan HPP Pesanan Buletin antara Percetakan dan JOC Tabel 5.28 Perbandingan HPP Pesanan Brosur, Memo, dan Buletin antara Percetakan dan JOC xi

13 ABSTRAK ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING Studi Kasus di Percetakan XYZ Sonya Ruri Metaloka NIM: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perhitungan harga pokok produksi menurut metode yang diterapkan oleh percetakan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metode job order costing. Penelitian ini menggunakan metode teknik statistik deskriptif. Teknik deskriptif ini dijabarkan dalam bentuk komparasi. Analisis data yang dilakukan dengan mendeskripsikan perhitungan harga pokok produksi menurut percetakan kemudian membandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metode job order costing. Perhitungan pada penelitian ini menunjukkan bahwa harga pokok produksi menurut percetakan untuk pesanan brosur, memo, dan buletin yang dilakukan oleh percetakan belum sesuai dengan metode job order costing. Hal ini disebabkan oleh percetakan tidak memperhitungan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik secara rinci. Kata Kunci: harga pokok produksi, job order costing, produksi perusahaan xii

14 ABSTRACT ANALYSIS OF THE PRODUCTION COST CALCULATION USING JOB ORDER COSTING METHOD A Case Study In Percetakan XYZ Sonya Ruri Metaloka NIM: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017 The purpose of this research was to understand the difference in the calculation of the cost of production according to the method applied by the printing company, toward calculation of the cost of production based on the job order costing method. This research used descriptive statistic technique. This descriptive technique was shown comparation method. Data analysis was done by describing the calculation of cost of production according to printing company then compared with the calculation of cost of production based on job order costing method. Calculations in this study indicated that the cost of production according to the printing company for brochure orders, memos, and bulletins made by the printing wasn t matched with the method of job order costing. This event happend because the printing company did not calculate direct labor costs, and factory overhead costs in detail. Keywords: cost of production, job order costing, and company product xiii

15

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang disebabkan oleh globalisasi, membuat semakin banyaknya muncul perusahaan dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Banyaknya perusahaan dalam sektor jasa, dagang, dan manufaktur membuat perusahaan harus mencari taktik agar dapat mempertahankan dan menyukseskan bisnisnya, salah satunya dengan menaikkan jumlah laba yang diterima oleh perusahaan. Mulyadi (2015: 10) menjelaskan, akuntansi biaya berfungsi untuk mengukur pengorbanan nilai masukan guna menghasilkan informasi bagi manajemen yang salah satu manfaatnya adalah untuk mengukur apakah kegiatan usahanya menghasilkan informasi biaya yang dapat dipakai oleh manajemen sebagai dasar untuk merencanakan alokasi sumber ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran. Perusahaan terus menelusuri jumlah biaya dan biaya perunit untuk sejumlah alasan, sistem akuntansi yang digunakan bergantung pada jenis produk atas jasa yang di hasilkan dalam prosesnya (Hansen dan Mowen, 2009: 290). Proses produksi ini umumnya dibagi menjadi dua sifat, yaitu harga pokok pesanan (job order costing) dan harga pokok proses (process costing) (Surjadi, 2013: 23). Manajemen perusahaan memerlukan informasi untuk mengetahui apakah pesanan tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan 1

17 2 rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu (Mulyadi, 2015: 41). Biaya produksi merupakan salah satu faktor yang dapat dikatakan penting, jika dilakukan secara tepat, biaya produksi dapat memberikan keuntungan pada perusahaan dalam menjaga kualitas dari barang dan produk yang nantinya akan dihasilkan oleh perusahaan. Biaya produksi pesanan dapat dihitung dengan perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan benar, dengan memuat informasi mengenai biaya bahan baku yang sesungguhnya, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Mulyadi, 2105: 41). Perusahaan harus menghitung dengan tepat biaya-biaya yang akan dikeluarkan dalam proses produksi, yang akan berpengaruh pada harga pokok produksi perusahaan dan harga jual produk. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan merupakan perhitungan yang dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengendalikan biaya dan menganalisis profitabilitas dari suatu kontrak, produk, atau lini produk perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian berjudul Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Job Order Costing dengan objek penelitian di Percetakan XYZ. Percetakan XYZ merupakan perusahaan perseorangan yang melayani pesanan brosur, kop surat, amplop, kartu nama, memo, buku, buletin, ID card, nota, dan lainnya. Penelitian ini dilakukan, untuk membantu percetakan memberikan salah satu alternatif perhitungan yang berbeda dengan perhitungan percetakan dan diharapkan akan membantu perusahaan dalam menentukan harga jual produknya dengan lebih tepat.

18 3 Apabila percetakan belum memperhitungkan biaya-biaya secara akurat, penulis dapat memberikan alternatif dengan menggunakan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode job order costing. Perhitungan ini dapat membantu percetakan memperhitungakan biaya-biaya yang terjadi secara lebih efisien. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan yaitu, apakah ada perbedaan antara perhitungan harga pokok produksi menurut metode yang diterapkan olah percetakan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metode job order costing? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perhitungan harga pokok produksi menurut metode yang diterapkan oleh percetakan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metode job order costing. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi, khususnya dibidang akuntansi dalam menerapkan metode job order costing dalam menghitung harga pokok produksi. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

19 4 alternatif dan membantu perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi dari suatu pesanan. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta mempraktikkan teoriteori yang didapat pada bangku kuliah, agar dapat melakukan riset ilmiah dan menyajikan dalam tulisan yang baik, menambahkan perbendaharaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma pada umumnya, dan Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi pada khususnya, dan diharapkan dapat menambah wawasan pembaca, dan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya dengan tema dan jenis yang sama. E. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Teori Bab ini berisi landasan teori atau teori-teori yang relevan sebagai dasar dalam membantu proses penelitian penulis. Bab III Metode Penelitian Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, data yang diperlukan, dan teknik analisis data.

20 5 Bab IV Gambaran Umum Perusahaan Bab ini membahas mengenai gambararan umum perusahaan, yang terdiri dari sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, aspek produk, harga, suplyer dan penyedia material. Bab V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini membahas mengenai hasil penelitian dengan cara membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dan hasil perhitungan penulis dengan menggunakan metode job order costing, untuk mengetahui apakah perhitungan yang telah dilakukan oleh perusahaan sudah dapat dikatakan tepat atau belum. Bab VI Penutup Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran yang diberikan oleh penulis kepada perusahaan yang diperoleh setelah melalui tahapan mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari perusahaan, yang berguna untuk memajukan perusahaan, khususnya dalam perhitungan harga pokok produksi.

21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Siregar et.al. (2013: 10), akuntansi biaya didefinisikan sebagai proses pengukuran, penganalisisan, perhitungan dan pelaporan biaya, profitabilitas, dan kinerja operasi. Mulyadi (2015: 7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. 2. Siklus Akuntansi Biaya Menurut Dunia dan Abdullah (2012: 31), siklus akuntansi biaya dibagi menjadi 3 bagian yaitu: a. Persediaan bahan baku adalah akun persediaan untuk bahan baku yang belum diolah dalam proses produksi. b. Persediaan barang dalam proses adalah akun persediaan untuk barang yang pada saat pelaporan masih di dalam proses produksi. c. Persediaan barang jadi adalah akun persediaan untuk barang siap dijual. 6

22 7 Ketiga bagian tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dalam menggambarkan arus biaya (cost) dan beban (expenses) pada proses produksi perusahaan manufaktur yang bertujuan menentukan harga pokok. Siklus akuntansi biaya juga bermula dari bukti transaksi atau dokumen sumber yang setelah dicek dan disetujui, selanjutnya dijurnal dan dipindah bukukan ke akun-akun buku besar umum (general ledger) dan ke akun-akun buku besar tambahan yang diperlukan (subsidiary ledgers). B. Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Adisaputro dan Anggarini (2007: 234), biaya (cost) merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Mulyadi (2015: 8) mengartikan biaya dalam arti luas sebagai pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. 2. Klasifikasi Biaya Siregar et.al. (2013: 25) mengklasifikasikan biaya berdasarkan hal-hal berikut ini: a. Hubungan biaya dengan produk, biaya dapat digolongkan menjadi dua:

23 8 1) Biaya langsung (direct cost) yaitu biaya yang dapat ditelusur ke produk, contohnya biaya bahan baku. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli bahan baku, dapat dengan mudah ditelusur ke dalam produk. Pada perusahaan pembuatan ban, karet merupakan bahan baku. Sehingga perusahaan dapat menelusur jumlah karet yang digunakan sekaligus jumlah biaya karet yang diperlukan untuk membuat satu unit ban. Contoh biaya langsung lain adalah biaya upah buruh bagian produksi. 2) Biaya tidak langsung (indirect cost) yaitu biaya yang tidak dapat secara langsung ditelusur ke produk, contohnya sewa peralatan pabrik. Perusahaan ban, pada contoh sebelumnya, mencatat besarnya sewa peralatan pabrik untuk satu tahun. Meskipun demikian, perusahaan akan kesulitan dalam menghubungkan antara biaya sewa peralatan pabrik dan banyaknya ban yang dapat diproduksi. Contoh biaya tidak langsung lainnya adalah biaya gaji manajer produksi. b. Hubungan biaya dengan volume kegiatan, volume kegiatan perusahaan dapat berubah-ubah disesuaikan dengan permintaan pasar dan kemampuan perusahaan. Berdasarkan hubungannya dengan perubahan kegiatan ini, biaya diklasifikasikan menjadi tiga: 1) Biaya variabel (variable cost) yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah proporsional dengan perubahan volume kegiatan atau produksi tetapi jumlah per unitnya tidak berubah. Karena terpengaruh oleh volume kegiatan, biaya variabel akan berubah menjadi nol bila volume kegiatan

24 9 juga nol. Biaya bahan baku adalah biaya variabel. Contoh lain biaya variabel adalah upah tenaga kerja langsung dan upah lembur. 2) Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak tepengaruh oleh volume kegiatan dalam kisaran volume tertentu. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa bangunan kantor atau pabrik. Contoh lain biaya tetap adalah asuransi pabrik dan depresiasi gedung pabrik. 3) Biaya campuran (mixed cost) yaitu biaya yang jumlahnya terpengaruh oleh volume kegiatan perusahaan tetapi tidak secara proporsional. Bila tidak ada kegiatan atau volume kegiatan nol, biaya campuran tidak akan menjadi nol, tetapi bila volume kegiatan bertambah banyak, biaya campuran akan bertambah banyak. Contoh biaya campuran adalah biaya listrik. c. Elemen biaya produksi, biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Apabila biaya diklasifikasi berdasarkan elemen biaya produksi maka biaya dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Biaya bahan baku (raw material cost) adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses produksi untuk menjadi barang jadi. Contohnya, untuk membuat buku dibutuhkan bahan kertas, tinta, lem, dan benang. Bahan yang paling banyak digunakan untuk membuat buku adalah kertas maka biaya kertas ini akan dimasukkan ke dalam biaya bahan baku. Bahan-bahan yang lain, karena jumlahnya tidak material, dianggap sebagai bahan penolong dan akan dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik.

25 10 2) Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) merupakan besarnya biaya yang terjadi untuk menggunakan tenaga karyawan dalam mengerjakan proses produksi. Biaya tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu biaya tenaga kerja langusng dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang secara tidak langsung berhubungan dengan produksi barang jadi. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah upah atau gaji tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan produksi barang jadi. Upah para pemotong kain dalam perusahaan pakaian, upah karyawan bagian produksi, dan upah para karyawan bagian pembungkus akhir barang jadi adalah contoh biaya tenaga kerja langusng. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah upah atau gaji tenaga kerja yang tidak berhubungan langsung dengan produksi barang jadi. Biaya tenaga kerja tidak langsung dikelompokkan sebagai biaya overhead pabrik. Contoh biaya tenaga kerja tidak langusng adalah gaji mandor dan gaji kepala mandor dan gaji kepala bagian produksi. 3) Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik lain adalah sewa pabrik, depresiasi peralatan produk dan asuransi pabrik. Biaya overhead pabrik sulit ditelusur ke suatu produk. Biaya produksi dapat diidentifikasikan lebih lanjut menjadi biaya utama (prime cost) dan biaya konversi (conversion cost). Biaya utama meliputi biaya

26 bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya konversi meliputi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. 11 d. Fungsi pokok perusahaan, fungsi pokok perusahaan manufaktur terdiri atas fungsi produksi, fungsi pemasaran, serta fungsi administrasi dan umum. Berdasarkan fungsi pokok perusahaan, biaya dapat diklasifikasikan menjadi tiga: 1) Biaya produksi (production cost), yang terdiri dari tiga jenis biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. 2) Biaya administrasi dan umum (general and administrative expense), yaitu biaya yang terjadi dalam rangka mengarahkan, menjalankan, dan mengendalikan perusahaan untuk memproduksi barang jadi. Biaya ini meliputi biaya gaji pegawai, biaya perlengkapan, dan biaya utilitas. 3) Biaya pemasaran (marketing expense), meliputi berbagai biaya yang terjadi untuk memasarkan produk atau jasa. e. Hubungan biaya dengan proses pokok manajerial, pokok manajerial meliputi perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja. Ada beberapa istilah biaya yang sering digunakan dalam rangka melaksanakan fungsi pokok manajerial di atas. Berbagai istilah tersebut meliputi: 1) Biaya standar (standart cost) merupakan biaya yang ditentukan dimuka yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat suatu produk atau melaksanakan sesuatu kegiatan.

27 12 2) Biaya aktual (actual cost) yaitu biaya yang sesungguhnya terjadi untuk membuat suatu produk atau melaksanakan suatu kegiatan. 3) Biaya terkendali (controllable cost) adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang manager tingkatan tertentu. 4) Biaya tak terkendali (uncontrollable cost) adalah biaya yang secara tidak langsung dapat dipengarhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu. 5) Biaya komitan (committed cost) adalah biaya yang terjadi dalam upaya mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam kegiatan poduksi, pemasaran, dan administrasi. 6) Biaya diskresioner (discretionary cost) adalah biaya yang besar kecilnya tergantung ada kebijakan manajemen. 7) Biaya relevan (relevant cost) adalah biaya masa depan yang berbeda antara satu alternatif dan alternatif lainnya. 8) Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang dikorbankan pada saat satu alternatif keputusan dipilih dan mengabaikan aternatif lain. Menurut Mulyadi (2015: 13) biaya dapat digolongkan menurut: a. Fungsi Pokok dalam Perusahaan, dalam perusahaan manufaktur, biaya dalam dikelompokkan menjadi: 1) Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. 2) Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

28 3) Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. 13 b. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, dapat dibagi menjadi dua golongan: 1) Biaya langsung (direct cost) yaitu biaya yang terjadi, yang sebab satusatunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. 2) Biaya tidak langsung (indirect cost) yaitu biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. c. Perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, yang biayanya dapat digolongkan menjadi: 1) Biaya variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 2) Biaya semivariabel, biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 3) Biaya semifixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 4) Biaya tetap, biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.

29 14 d. Jangka waktu manfaatnya, dapat dibagi menjadi dua: 1) Pengeluaran modal (capital expenditures) merupakan biaya yang mempunyai manfaat lebih dari suatu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender) 2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) yaitu biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. C. Biaya Produksi Menurut Mulyadi (2015: 14) biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin, dan equipment, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut dengan istilah konversi (conversion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

30 15 D. Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Hansen dan Mowen (2009: 60) menjelaskan bahwa harga pokok produksi (cost of goods manufactured) mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja, dan overhead. Perincian dari pembebanan biaya ini diuraikan dalam daftar pendukung yang disebut sebagai laporan harga pokok produksi. 2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Mulyadi (2007: 28) menuliskan bahwa ada tiga macam metode yang digunakan untuk mengumpulkan kos produk/jasa dalam perusahaan manufkatur dan jasa, yaitu job order costing method, process costing method dan hybrid costing atau operation costing method yang merupakan kombinasi dari job order costing method dan process costing method. 3. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Mulyadi (2015: 17) menjelaskan metode penentuan kos produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi, terdapat dua metode: full costing dan variable costing.

31 16 a. Full Costing Full Costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode Full Costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya Overhead Pabrik Tetap Kos Produksi XX XX XX XX XX Kos produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum) b. Variable Costing Variable Costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

32 biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian kos produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: 17 Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Variabel Kos Produksi XX XX XX XX Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur kos produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap). E. Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing) 1. Pengertian Harga Pokok Pesanan Mulyadi (2007: 29) menjabarkan harga pokok pesanan atau job order costing method adalah metode pengumpulan kos produk/jasa yang memperlakukan setiap pesanan sebagai unit keluaran yang unik dan membebankan activity costs ke setiap pesanan pada saat pesanan yang bersangkutan mengkonsumsi aktivitas. Job order costing method cocok digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan yang unik dari customer. Menurut Dunia dan Abdullah (2007: 54) harga pokok

33 pesananan adalah suatu sistem akuntansi biaya perpetual yang menghimpun biaya menurut pekerjaan-pekerjaan (jobs) tertentu Sifat umum yang dimiliki oleh harga pokok pesanan a. Tiap pekerjaan harus dapat diidentifikasikan menurut sifat fisiknya dan masing-masing biayanya. b. Setiap pekerjaan harus dapat dibedakan secara fisik pembeban biaya yang dapat dibedakan dan dicatat dengan tepat untuk pekerjaan yang bersangkutan. c. Permintaan atau pemakaian bahan baku dan biaya-biaya tenaga kerja diidentifikasikan menurut nomor dari masing-masing pekerjaan (job number). d. Overhead yang merupakan biaya produksi tidak langsung biasanya dibebankan (applied) kepada masing-masing pekerjaan berdasarkan suatu tarif yang ditetapkan lebih dahulu (predetermined rate). e. Setiap pekerjaan mempunyai daftar biaya (job order cost sheet) atau kartu harga pokok yang menghimpun dan mengikhtisarkan biaya-biaya yang dibebankan kepada masing-masing pekerjaan yang bersangkutan. f. Laba atau rugi serta biaya atau harga pokok persatuan produk ditentukan untuk masing-masing pekerjaan.

34 19 3. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan Menurut Mulyadi (2015: 38) metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesanan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual. b. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini: biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. c. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. d. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. e. Harga pokok produksi perunit dihitung pada saat pemesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluaran untuk pemesanan tersebut dengan jumlah unit produksi yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

35 20 4. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan Perusahaan yang produksinya dilakukan berdasarkan pesanan, informasi harga produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk: a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan, hal ini ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Formula yang digunakan yaitu: Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp XX Taksiran biaya nonproduksi dibebabkan kepada pesanan Rp XX + Taksiran total biaya pesanan Rp XX Laba yang diinginkan Rp XX + Taksiran harga jual dibebankan kepada pemesan Rp XX Penaksiran biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi pesanan tertentu perlu dihitung unsur-unsur biaya berikut: Taksiran biaya bahan baku Taksiran biaya tenaga kerja langsung Rp XX Rp XX Taksiran biaya overhead pabrik Rp XX + Taksiran biaya produksi Rp XX b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan, hal ini ada kalanya dilakukan saat harga jual produk yang dipesan oleh pemesan sudah terbentuk oleh pasar. Harga pokok pesanan dapat dihitung dengan unsur biaya:

36 21 Biaya produksi pesanan: Taksiran biaya bahan baku Taksiran biaya tenaga kerja Rp XX Rp XX Taksiran biaya overhead pabrik Rp XX + Taksiran total biaya produksi Rp XX Biaya nonproduksi: Taksiran biaya administrasi dan umum Rp XX Taksiran biaya pemesanan Rp XX + Taksiran biaya nonproduksi Rp XX + Taksiran total harga pokok pesanan Rp XX c. Memantau realisasi biaya produksi. Biaya bahan baku sesungguhnya Biaya tenaga kerja sesungguhnya Rp XX Rp XX Taksiran biaya overhead pabrik Rp XX + Total biaya produksi sesungguhnya Rp XX

37 22 d. Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan. Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp XX Biaya produksi pesanan tertentu: Biaya bahan baku sesungguhnya Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp XX Rp XX Taksiran biaya overhead pabrik Rp XX + Total biaya produksi pesanan Rp XX - Laba bruto Rp XX e. Menentukan harga pokok persediaan, produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus, dengan menggunakan proses pengolahan data yang berfokus pada perhitungan harga pokok produksi. Menurut Consuelo (1988) dalam Umar (2005: 23), penjelasan ringkas dari studi kasus merupakan jenis peneltian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya. Selanjutnya, peneliti berusaha menemukan hubungan antara faktorfaktor tersebut satu dengan yang lain. Studi kasus kadang-kadang melibatkan penelitian dengan unit yang terkecil seperti perusahaan atau kelompokkelompok masyarakat tertentu. Keuntungan riset studi kasus ini antara lain adalah penelitian dapat lebih mendalam, sehingga dapat menjawab mengapa keadaan itu terjadi dan peneliti diharapkan dapat menemukan hubunganhubungan yang tadinya tidak diharapkan. Tetapi disamping itu memiliki kelemahan-kelemahan misalnya kajian relatif menjadi kurang luas dan dalam, sulit digeneralisasikan dengan keadaan yang berlaku umum, dan kecenderungan mengarah ke subjektivitas. Oleh karena itu, objek penelitiannya dapat mempengaruhi prosedur. 23

39 24 B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Percetakan XYZ. Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini pada bulan September 2016 sampai dengan Januari tahun C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek dari penelitian ini adalah pimpinan perusahaan, bagian akuntansi, dan bagian produksi pada Percetakan XYZ. 2. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah laporan harga pokok produksi, data mengenai biaya-biaya dalam produksi, dan metode penentuan harga pokok produksi pada XYZ. D. Sumber Data 1. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, data yang diperoleh berupa opini dari pihak-pihak di dalam perusahaan tentang gambaran umum dan operasional perusahaan, proses produksi setiap pesanan, dan informasi yang relevan dalam perusahaan dengan penelitian. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung, berupa biaya-biaya yang mencakup biaya produksi dan non-produksi, penentuan harga pokok produksi, jumlah produk selesai yang dihasilkan, jumlah data produk yang dipesan, dan informasi lain yang terkait dengan

40 penelitian ini yang terdapat bukti seperti catatan dan laporan yang telah tersusun di dalam arsip. 25 E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Data yang diambil berupa sejarah perusahaan, gambaran umum perusahaan dan informasi lain yang relevan, contonya data lama pengerjaan tiap pesanan. 2. Dokumentasi Data yang diambil berupa biaya produksi dan non produksi, penentuan harga pokok produksi, jumlah produk selesai yang dihasilkan, data jumlah produk yang dipesan. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu dengan cara membandingkan perhitungan harga pokok produksi menurut percetakan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metode job order costing, meliputi komponen-komponen berikut ini: 1. Perhitungan taksiran biaya bahan baku, 2. Perhitungan taksiran biaya tenaga kerja langsung, dan 3. Perhitungan taksiran biaya overhead pabrik.

41 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITAN A. Sejarah Berdirinya Percetakan XYZ Percetakan XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan atau printing. Percetakan XYZ merupakan usaha milik perseorangan yang telah berdiri sejak pertengahan tahun Percetakan di awali dengan dihibahkannya sebuah mesin Roto seharga Rp (pada saat itu) oleh seorang Dosen di salah satu Perguruan Tinggi Negri dan bermodalkan uang Rp hasil berhutang. Perusahaan ini berhasil membuka toko offsetnya dan berselang sebulan setelah pembukaan tokonya, percetakan ini mendapatkan kembali hibah mesih yang sama (mesin Roto) dan dari seseorang. Mesin yang di berikan ini merupakan mesin yang dulunya pernah owner jual kepada pemberi. Berjalannya waktu, perusahaan ini berkembang dan memindah lokasi percetakan ini di tempat yang jauh lebih besar, namun di jalan yang sama. Mulai dari mesin yang seharga jutaan hingga ratusan juta rupiah dengan jumlah harga mesih milyaran rupiah dengan 1 orang staff administrasi, 7 tenaga produksi, dan 1 tenaga desain. Usaha yang didirikan oleh Pemilik terus berkembang sampai saat ini, dengan terus memperbaharui mesin-mesin yang lebih canggih. Perhitungan yang dilakukan oleh Percetakan XYZ hanya dibebankan kepada bahan baku yang terdiri dari biaya plate, ongkos cetak, dan biaya kertas. 26

42 27 Biaya tenaga kerja dan overhead pabrik belum diperhitungakan secara rinci dalam harga pokok produksinya. Percetakan menggabungkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik ke dalam biaya cetak. Seiring dengan berjalannya waktu, Percetakan XYZ sampai dengan saat ini melayani bebagai macam jenis pesanan, seperti memo, buku, nota, brosur, bultein, kartu nama, kop surat, kuitansi, map, dan lainnya. Data yang mendukung percetakan dalam penelitian ini berupa data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Data dari biaya-biaya ini merupakan data yang terdapat di percetakan tetapi belum di perhitungkan secara terinci. B. Produk Produk yang dihasilkan oleh Percetakan XYZ merupakan produk yang disesuaikan oleh keinginan konsumen berbahan dasar kertas dan tinta yang menjadi fokus dari perusahaan ini sejak berdiri pada tahun Produk yang dihasilkan antara lain nota, memo, kop surat, amplop, undanganm buku, buletin, map, kuitansi, kartu nama, dan lainnya. C. Harga Harga yang ditawarkan oleh Percetakan XYZ adalah harga yang disesuaikan dengan kemampuan konsumen dan kesepakatan antara kedua belah pihak. Pernentuan harga ini juga yang akan menentukan berapa keuntungan yang akan diterima oleh perusahaan, semakin dekat harga yang

43 28 ditawar dengan modal perusahaan, maka semakin sedikit keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan. Percetakan XYZ akan memulai menghitung biaya plate, cetak, kertas dan finishing (jika ada) dan dari total keseluruhan biaya tersebut, selanjutnya akan ditentukan harga jual produk yang akan di produksi. Jika harga yang di tentukan sudah mencapai kesepakatan, percetakan akan memulai untuk pengerjaan pesanan tersebut. Pembayaran dapat dilakukan dengan pelunasan di awal atau secara angsuran. Pembayan secara angsuran dapat diangsur sebanyak dua kali, yaitu pembayaran pertama sebesar 50% yang digunakan untuk membeli bahan baku yang diperlukan, sisa dari kekurangan pembayaran akan dibayarkan saat produk yang dipesan sudah jadi. D. Suplyers dan Penyedia Material Berikut ini adalah daftar nama perusahaan yang berperan dalam membantu Percetakan XYZ dalam menyediakan bahan baku untuk proses produksi: Ustegra Inti Grafika UD Nadi : Penyedia Technical Materials (Tinta, Plate, dll) : Penyedia Berbagai Jenis Kertas : Penyedia Berbagai Jenis Kertas

44 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Percetakan XYZ merupakan perusahaan milik perseorangan yang bergerak dalam bidang percetakan. Dalam menjalankan usahanya, percetakan ini memproduksi berdasarkan pesanan dari konsumen. Percetakan XYZ menerima pesanan dari konsumen sesuai dengan desain yang diinginkan oleh konsumen. Perusahaan juga bisa membantu membuat desain sesuai dengan keinginan konsumen. Penentuan harga pokok produksi yang dilakukan mencakup biaya perhitungan bahan baku setiap pesanan. Pada penelitian ini, penulis mengambil contoh perhitungan harga pokok produksi untuk tiga produk pesanan, yaitu pesanan brosur, memo, dan buletin. Perhitungan harga pokok produksi menurut perhitungan percetakan pada tiap pesanan dengan cara menjumlahkan semua biaya yang terkait dengan proses produksi yaitu biaya plate, biaya cetak dan biaya kertas. Harga yang akan diberikan oleh percetakan ditentukan dengan cara menghitung biaya yang akan digunakan dalam pembuatan pesanan tersebut, lalu harga yang ditawarkan masih bisa disesuaikan dengan kemampuan dan relasi dari konsumen ke percetakan. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi menurut Perhitungan Percetakan. Perhitungan harga pokok produksi menurut Percetakan XYZ berdasarkan biaya bahan baku, yang terdiri dari biaya plate, biaya cetak yang sudah termasuk tinta, biaya tenaga kerja, dan lainnya, dan biaya kertas. 29

45 30 Beberapa dari produk tersebut memiliki biaya tambahan lain seperti biaya UV atau ultraviolet (agar kertas terlihat mengkilap, biasanya digunakan dalam pembuatan cover buku atau brosur). Produk yang dihasilkan oleh percetakan ini beraneka ragam, mulai dari brosur, buku, memo atau notes, kalender, dan lainnya. Penulis mencoba untuk mengambil 3 sample dari produk jadi perusahaan untuk diteliti, yaitu brosur, memo dan buletin sejumlah lembar brosur, 100 buah memo dan 500 buah buletin. Pembuatan brosur, memo, dan buletin menurut Percetakan XYZ dengan cara menjumlahkan beberapa biaya-biaya yang berkaitan dengan produksi barang tersebut. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku saja, secara tidak langsung biaya tersebut yang akan menjadi harga pokok produksi dari produk tersebut, dengan perincian sebagai berikut untuk setiap pesanannya: 1. Brosur Perhitungan bahan baku untuk pesanan brosur sebanyak lembar dengan ukuran brosur 24 x 23,5cm dan berwarna bolak balik. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan brosur, dengan rincian penggunaan 4 lembar plate untuk brosur yang akan dicetak, dengan biaya Rp per lembar plate. Setiap satu plate digunakan untuk mencetak satu warna, dengan penggunaan tinta warna black, cyan, magenta, dan yellow. Biaya plate dengan penggunaan 4 plate sejumlah Rp Biaya cetak Rp140 yang merupakan penggabungan dari biaya listrik, air, tinta, dan lain-lain. Berdasarkan pada wawancara yang dilakukan, percetakan tidak menghitung

46 31 biaya tinta, air, listrik dan biaya lain yang terkait dengan pesanan. Biaya cetak yang tertera dan dimiliki percetakan merupakan biaya yang didapat dari percetakan tempat dahulu pemilik bekerja, dan telah disesuaikan dengan percetakan lain. Percetakan mengasumsikan hanya mencetak lembar brosur kerena sekali mencetak, percetakan bisa mencetak 2 brosur sekaligus. Jadi, untuk perhitungan biaya cetak, percetakan mengalikan brosur dan 2 muka (full color bolak-balik) dengan biaya cetak seharga Rp140 per sekali cetak. Percetakan menggunakan 835 lembar kertas Art Paper 210 g ukuran 79 x 109cm, percetakan menggunakan kertas plano besar dengan kapasitas mencetak 12 lembar brosur perlembar plano, brosur/12 potong = 833,33 lembar kertas plano Art Paper yang diperlukan, percetakan membulatkannya menjadi 835 lembar dengan harga per lembar Rp3.100, kelebihan dari hasil cetak digunakan untuk cadangan apabila ada cetakan brosur yang rusak. Total biaya produksi untuk pembuatan brosur menurut Percetakan XYZ sebesar Rp dengan harga jual Rp Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1. Biaya Pembuatan Brosur No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian (1) Harga Rp (2) Biaya Rp (3) (1)x(2) 1 Plate 4 lembar Cetak lembar x 2* Kertas 835 lembar** Total Harga Jual Brosur Laba

47 32 2. Memo Berikut adalah perhitungan bahan baku pesanan memo yang berjumlah 100 memo menurut percetakan, dengan ukuran memo 21 x 16,5cm. Setiap memo memiliki 100 halaman. Perhitungan untuk masing-masing bagian dilihat pada Tabel 5.2. Biaya Pembuatan Cover Memo, Tabel 5.3. Biaya Pembuatan Isi Memo, dan Tabel 5.4. Total Biaya Pembuatan Memo. Biaya pembuatan 100 cover memo memuat biaya untuk pembuatan cover depan dan belakang memo. Pembuatan cover depan menggunakan kertas Samson 85 g dengan ukuran 90 x 120cm yang bisa digunakan untuk 28 cover, untuk membuat 100 memo percetakan menggunakan 4 lembar kertas samson dengan harga per lembarnya Rp Pembuatan cover belakang menggunakan kertas karton tipis dengan ukuran 66 x 78cm dengan harga Rp per set, satu set karton tipis berisi 12 lembar. Satu lembar kertas karton tipis dapat menghasilkan 12 lembar cover. Satu set kertas karton tipis dapat menghasilkan 144 cover belakang memo, kelebihan dari cover belakang ini digunakan sebagai cadangan kerusakan cover. Perhitungan pada bagian pembuatan isi memo akan ditampilkan pada tabel 5.2. Tabel 5.2. Biaya Pembuatan Cover Memo No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian (1) Harga (Rp) (2) Biaya (Rp) (3)=(1)*(2) 1 Cover depan 4 lembar Cover Belakang 1 set Total

48 33 Biaya pembuatan isi memo menggunakan 1 plate untuk tinta berwarna hitam dengan harga Rp Biaya cetak sejumlah Rp3.500 merupakan penggabungan dari biaya listrik, air, tinta, dan lain-lain. Jumlah memo yang di cetak 50 memo (sekali cetak bisa menghasilkan 2 lembar). Biaya kertas sejumlah Rp dengan rincian, percetakan membutuhkan 10,5 rim kertas HVS 70 g (1 memo = 100 lembar, 1 rim = 500 lembar, 100 lembar x 50 memo = lembar, lembar/500 lembar = 10 rim, percetakan menggunakan 10,5 rim untuk cadangan kerusakan kertas). Perhitungan pada bagian pembuatan isi memo akan ditampilkan pada tabel 5.3. Tabel 5.3. Biaya Pembuatan Isi Memo No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian (1) Harga (Rp) (2) Biaya (Rp) (3)=(1)*(2) 1 Plate Cetak Kertas 10,5 rim Total Rincian untuk total keseluruhan pembuatan memo terdiri dari total dari biaya cover memo, biaya isi memo dan biaya finishing. Biaya finishing diberikan tarif Rp1.000 per memo yang terdiri dari biaya mesin untuk pengeleman dan biaya tenaga kerja untuk sortir memo. Total biaya produksi dalam pembuatan 100 memo dengan harga jual Rp per memo membutuhkan biaya sebesar Rp angka ini didapatkan dari penjumlahan biaya pembuatan cover memo Rp20.600, isi memo Rp

49 dan biaya finishing Rp Perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel Tabel 5.4. Total Biaya Pembuatan Memo No. Keterangan Jumlah Pemakaian (1) Harga Rp (2) Biaya Rp (3) (1)x(2) 1 Biaya Cover Memo Biaya Isi Memo Biaya Finishing Total Harga Jual Memo Laba Buletin Perhitungan biaya bahan baku Buletin yaitu Buletin KITA yang berjumlah 500 buletin dengan ukuran buletin 25 x 42cm, yang dibagi menjadi 3 tabel, yaitu tabel pembuatan cover buletin, tabel pembuatan isi buletin, dan tabel total yang berisi pembuatan cover buletin, isi buletin ditambah dengan ongkos jilid, dapat dilihat pada Tabel 5.5. Biaya Pembuatan Cover Buletin, Tabel 5.6. Biaya Pembuatan Isi Buletin, dan Tabel 5.7. Total Biaya Pembuatan Buletin. Biaya pembuatan 500 cover buletin membutuhkan 4 plate, setiap plate nya digunakan untuk 1 warna, buletin yang akan dicetak full color, dengan kata lain percetakan membutukan 4 plate, 1 plate untuk satu warna dengan penggunaan warna black, cyan, magenta, dan yellow harga per lembar plate Rp Biaya cetak sejumlah Rp di bebankan untuk 1 model sekali naik atau sekali cetak untuk 500 cover buletin, biaya ini terdiri dari biaya tinta,

50 35 listrik, air, dan biaya lainnya. Biaya kertas yang digunakan sebanyak 150 lembar kertas Art Paper 230 g dengan ukuran 65 x 100cm, satu lembar kertas Art Paper dapat menghasilkan 4 lembar cover. Jumlah Art Paper yang dibutuhkan untuk membuat 500 cover sejumlah 125 lembar untuk batas minimalnya, percetakan menggunakan 150 lembar untuk cadangan kerusakan saat mencetak. Biaya UV yang dikeluarkan oleh percetakan sejumlah Rp , angka ini merupakan angka minimun yang digunakan saat pesanan UV kurang dari batas minimum. UV singkatan dari ultraviolet, UV berguna untuk mengkilapkan kertas agar kertas terlihat lebih menarik. Pada bagian pemakaian UV, percetakan memperkirakan akan memberi UV pada 300 cover, dalam satu kali UV dapat langsung dilakukan untuk dua cover buletin, jadi secara tidak langsung, hasil dari cover buletin yang di berikan UV sejumlah 600 cover, jumlah ini setara dengan jumlah cover yang akan dicetak. Perhitungan dari data di atas dapat kita lihat pada tabel 5.5. Tabel 5.5. Biaya Pembuatan Cover Buletin No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian (1) Harga (Rp) (2) Biaya (Rp) (3)=(1)*(2) 1 Plate Cetak Kertas UV 300 x Total x = harga per unit di tentukan dengan mengalikan ukuran kertas dan ukuran UV yang akan digunakan (29,5 x 42 x 0,06) Biaya pembuatan isi buletin dengan rincian biaya plate yang berjumlah 4, merupakan 4 penggunaan warna cetakan, dan pengalian 15 karena pada

51 36 pesanan ini menggunakan 15 model cetakan (setiap 1 model akan menjadi 8 lembar atau 16 halaman) dengan biaya per plate Rp Biaya cetak sejumlah Rp , untuk biaya cetak dikalikan 15, jumlah tersebut ditetapkan untuk dibebankan pada satu model atau satu kali cetak. Percetakan mencetak 15 model dengan masing-masing model memuat 4 halaman. Kertas yang percetakan gunakan adalah kertas HVS 80 g, satu lembar kertas HVS plano besar dapat menghasilkan 8 lembar atau 16 halaman. (500 buletin x 60 halaman = halaman halaman / 16 halaman = lembar kertas plano, 1 rim = 500 lembar kertas, lembar / 500 lembar = 3,75 rim) Kertas yang dibutuhkan oleh percetakan sebanyak 3,75 rim, tetapi percetakan menggenapkan menjadi 5 rim untuk cadangan kerusakan kertas. Rincian dari penjelasan biaya pembuatan isi buletin dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Biaya Pembuatan Isi Buletin No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian (1) Harga (Rp) (2) Biaya (Rp) (3)=(1)*(2) 1 Plate 4* Cetak Kertas 5 Rim Total Total biaya pembuatan buletin merupakan total dari biaya pembuatan cover buletin, biaya pembuatan isi buletin, dan ditambahkan dengan biaya finishing. Biaya finishing merupakan biaya tambahan untuk menyelesiakan suatu pesanan. Biaya finishing pada percetakan untuk pesanan buletin diberikan tarif Rp2.000 per buletin yang terdiri dari biaya tenaga kerja untuk

52 37 sortir dan staples pada bagian tengah buletin. Dalam pembuatan 500 buletin, percetakan memberikan harga jual Rp40, per buletin dengan total Rp untuk 500 buletin. Pada proses pembuatan buletin ini percetakan mengeluarkan total biaya sebesar Rp dan dengan laba yang didapatkan sejumlah Rp menurut perhitungan dari Percetakan XYZ. Rincian dari penjelasan di atas dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Total Biaya Pembuatan Buletin Jumlah Harga Biaya No. Keterangan Pemakaian (1) Rp (2) Rp (3) (1)x(2) 1 Biaya Cover Buletin Biaya Isi Buletin Biaya Finishing Total Harga Jual Buletin Laba B. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Job Order Costing. Dalam metode job order costing atau metode pengumpulan biaya berdasarkan pada pesanan, Mulyadi (2015: 35) menjelaskan bahwa biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Dengan elemen-elemen sebagai berikut:

53 38 1. Biaya Bahan Baku Perhitungan biaya bahan baku yang dalam proses memproduksi brosur terdiri dari biaya plate, kertas, dan tinta. Perhitungan biaya bahan baku pada memo terdiri dari tiga bagian yaitu: Biaya bahan baku pembuatan cover memo, biaya bahan baku pembuatan memo (biaya plate, kertas, dan tinta), dan tabel total biaya pembuatan memo. Sedangkan dalam pembuatan buletin tidak jauh berbeda dengan biaya pembuatan memo yang terdiri dari tiga bagian, yaitu tabel pembuatan cover buletin, biaya bahan baku pembuatan buletin (biaya plate, kertas, dan tinta), dan tabel total biaya pembuatan buletin. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung pada Percetakan XYZ diberikan secara bulanan, satu hari terhitung 8 jam kerja ( ) dan 1 jam istirahat, dengan 6 hari kerja setiap minggunya atau bekerja selama 26 hari setiap bulan. Biaya tenaga kerja langsung ini merupakan balas jasa yang diberikan untuk para pekerja atas usahanya dalam pembuatan produk. 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik merupakan keseluruhan biaya yang belum termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Dalam perhitungan biaya overhead pabrik, penulis menggunakan dasar taksiran bahan bahan baku karena data terlengkap yang tersedia di percetakan merupakan data biaya bahan baku dan semakin banyak penggunaan bahan baku yang

54 39 digunakan, maka semakin besar pula penggunaan biaya overhead pabrik. Contohnya semakin banyak percetakan dalam mencetak kertas, maka semakin tinggi pula penggunaan listik. Dalam perhitungan ini, penulis juga memasukkan tenaga administrasi dan design, karena kedua bagian tersebut melakukan pekerjaan yang bukan bagiannya juga, seperti membantu finishing produk, dan pengepakan produk jadi. Berikut ini adalah perhitungan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dalam pembuatan pesanan brosur, memo, dan buletin menurut perhitungan job order costing: 1. Menghitung biaya bahan baku yang digunakan. Perhitungan bahan baku untuk pembuatan Brosur dengan ukuran brosur 24 x 23,5cm membutuhkan bahan baku plate, kertas dan tinta. Pada pesanan brosur, plate yang digunakan 4 lembar, 1 lembar plate digunakan untuk 1 warna tinta, dengan jumlah biaya untuk 4 plate Rp Pengeluaran pada jenis bahan baku kertas sejumlah 835 lembar kertas Art Paper ukuran 79 x 109cm dengan biaya Rp Penulis memasukkan biaya tinta yang merupakan bahan baku pembuatan brosur, design pesanan brosur ini berwarna dikedua halamannya (bolak balik) dengan rincian biaya tinta yang terdiri dari, tinta black (Rp86.000), tinta magenta (Rp99.500), tinta cyan (Rp ), dan tinta yellow (Rp94.000) dengan asumsi penggunaan tinta pada pesanan ini menggunakan tinta bermerk Best One, karena

55 40 berdasarkan dari data dan wawancara dengan pemilik percetakan, tinta merk Best One merupakan tinta yang paling banyak dan paling sering digunakan. Satu kg tinta masing-masing warna dapat digunakan untuk brosur (full color, bolak-balik). Pada pesanan brosur percetakan membutuhkan 0,835 tinta 4 warna, 1 kg tinta 4 warna seharga Rp Biaya tinta yang dikeluarkan percetakan untuk pesanan brosur Rp Total biaya untuk pembuatan pesanan brosur sejumlah Rp Penjabaran dari pembuatan bahan pesanan brosur dapat kita lihat pada tabel 5.8. Tabel 5.8 Biaya Bahan Baku Pembuatan Brosur No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian (1) Harga (Rp) (2) Biaya (Rp) (3)=(1)*(2) 1 Plate 4 lembar Kertas 835 lembar Tinta 0,835 kg Total Bahan Baku Pembuatan Pesanan Memo 100 buah memo dengan ukuran memo 21 x 16,5cm terdiri dari 3 tabel yaitu tabel pembuatan cover memo, tabel pembuatan isi memo, dan tabel total pembuatan memo, yang akan disajikan dalam Tabel 5.9. Biaya Bahan Baku Pembuatan Cover Memo, Tabel Biaya Bahan Baku Pembuatan Isi Memo, dan Total Biaya Bahan Baku Pembuatan Memo yang merupakan penjumlahan dari tabel 5.9. dan 5.10 Biaya bahan baku pembuatan cover memo terdiri dari biaya kertas untuk cover depan dan cover belakang. Pembuatan cover depan menggunakan kertas

56 41 samson 85 g dengan ukuran 90 x 120cm yang bisa digunakan untuk 28 cover, untuk membuat 100 memo percetakan menggunakan 4 lembar kertas samson dengan harga perlembarnya Rp Percetakan menggunakan kertas karton tipis dengan ukuran 66 x 78cm untuk pembuatan cover belakang memo, dengan harga Rp per set, satu set karton tipis berisi 12 lembar. Satu lembar kertas karton tipis dapat menghasilkan 12 lembar cover memo. Perhitungan pembuatan cover memo menurut metode job order costing ini sama dengan perhitungan yang di terapkan oleh percetakan. Perhitungan tersebut dapat kita lihat pada tabel 5.9. Tabel 5.9. Biaya Bahan Baku Pembuatan Cover Memo No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian (1) Harga (Rp) (2) Biaya (Rp) (3)=(1)*(2) 1 Cover Depan 4 lembar Cover Belakang 1 set Total Biaya bahan baku pembuatan isi memo menggunakan 1 plate untuk 1 warna tinta, dengan harga Rp per lembar plate. Biaya kertas menggunakan kertas HVS 70 g sejumlah 10,5 rim jumlah ini sudah termasuk cadangan kertas akibat kerusakan saat mencetak, harga 1 rim kertas HVS 70 g seharga Rp Pengeluaran tinta ditetapkan sebanyak 0,7 kg dengan menggunakan tinta hitam saja, karena pada pembuatan isi memo percetakan hanya menggunakan tinta hitam, dengan asumsi penggunaan tinta hitam menggunakan merk Best One seharga Rp86.000, karena berdasarkan dari data dan wawancara dengan pemilik percetakan, tinta merk Best One merupakan

57 42 tinta yang paling banyak dan paling sering digunakan. Dalam mencetak pesanan memo penggunaan 1 kg tinta hitam dapat digunakan untuk mencetak kurang lebih 15rim. (10,5 rim/15 rim) x 1 kg = 0,7 kg tinta hitam. Total biaya yang di keluarkan untuk membuat isi memo sebesar Rp Biaya tersebut dapat dilihat pada tabel Tabel 5.10 Biaya Bahan Baku Pembuatan Isi Memo No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian (1) Harga (Rp) (2) Biaya (Rp) (3)=(1)*(2) 1 Plate Kertas 10,5 rim Tinta 0,7 kg Total Perhitungan total pembuatan memo di dapat dari penjumlahan total biaya bahan baku pembuatan cover memo dan pembuatan isi memo dengan masing masing yang jumlah Rp dan Rp Dengan demikian jumlah untuk pembuatan 100 memo dengan ukuran 21 x 16,5cm sebesar Rp Data ini juga dapat dilihat pada tabel Tabel Total Biaya Bahan Baku Pembuatan Memo No. Keterangan Biaya (Rp) 1 Biaya Cover Memo Biaya Isi Memo Total Biaya Bahan Baku Pembuatan Buletin yang berjumlah 500 buletin dengan ukuran 29,5 x 42cm, terdiri dari 3 tabel, yaitu tabel biaya bahan baku

58 43 pembuatan cover buletin, isi, dan total pembuatan pesanan buletin yaitu tabel yang berisi jumlah dari tabel biaya pembuatan cover buletin dan biaya tabel pembuatan isi buletin, dapat kita lihat pada Tabel Biaya Bahan Baku Pembuatan Cover Buletin, Tabel Biaya Bahan Baku Pembuatan Isi Buletin, dan Tabel Total Biaya Bahan Baku Pembuatan Buletin. Biaya pembuatan cover buletin berwarna membutuhkan 4 plate, 1 plate digunakan untuk mencetak 1 warna, dengan harga per lembar plate Rp Biaya kertas yang dikeluarkan Rp dengan jumlah pemakaian 150 lembar kertas Art Paper 230 g dengan ukuran kertas 65 x 100cm yang sudah termasuk cadangan kerusakan kertas. Satu lembar kertas Art Paper dapat menghasilkan 4 cover buletin. Biaya penggunaan bahan baku tinta menunjukkan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp57.375, biaya ini dikeluarkan dengan asumsi biaya tinta yang digunakan untuk mencetak buletin berwarna menggunakan tinta merk Best One, karena berdasarkan dari data dan wawancara dengan pemilik percetakan, tinta merk Best One merupakan tinta yang paling banyak dan paling sering digunakan. Rincian harga tinta yang digunakan yaitu tinta black (Rp86.000), tinta magenta (Rp99.500), tinta cyan (Rp ), dan tinta yellow (Rp94.000). Penggunaan 1 kg tinta pada kapasitas normal masingmasing warna dapat digunakan untuk mencetak lembar cover buletin dua halaman (bolak balik). (150 cover/1.000 cover) x 1 kg = 0,15 kg tinta untuk masing-masing warna. Biaya UV sebesar Rp merupakan biaya minimal

59 44 yang harus dikeluarkan oleh percetakan. Biaya pembuatan cover buletin ini dapat dilihat pada tabel Tabel Biaya Bahan Baku Pembuatan Cover Buletin No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian (1) Harga (Rp) (2) Biaya (Rp) (3)=(1)*(2) 1 Plate Kertas Tinta 0,15 kg UV 300 X Total Biaya pembuatan isi buletin berwarna membutuhkan 60 plate, 5 rim kertas, dan 2,5 kg tinta 4 warna. Plate yang digunakan oleh percetakan sejumlah 60 plate, 1 plate digunakan untuk mencetak 1 warna, dengan harga per lembar plate Rp Percetakan mengeluarkan biaya Rp untuk penggunaan bahan baku plate pesanan buletin. Percetakan menggunakan 15 model plate atau 15 design cetakan untuk 60 halaman. Percetakan membutukan 4 plate x 15 model = 60 plate, dengan harga per lembar plate Rp dan total biaya plate untuk isi buletin Rp Percetakan mencetak 15 model dengan masing-masing model memuat 4 halaman. Kertas yang percetakan gunakan adalah kertas HVS 80 g, satu lembar kertas HVS plano besar dapat menghasilkan 8 lembar atau 16 halaman. (500 buletin x 60 halaman = halaman, halaman/16 halaman = lembar kertas plano, 1 rim = 500 lembar kertas, lembar/500 lembar = 3,75 rim) Kertas yang dibutuhkan oleh percetakan

60 45 sebanyak 3,75 rim, tetapi percetakan menggenapkan menjadi 5 rim untuk cadangan kerusakan kertas. Percetakan mengasumsikan tinta yang digunakan tinta dengan merk Best One, karena berdasarkan dari data dan wawancara dengan pemilik percetakan, tinta merk Best One merupakan tinta yang paling banyak dan paling sering digunakan. Biaya tinta yang dikeluarkan terdiri dari tinta black (Rp86.000), tinta magenta (Rp99.500), tinta cyan (Rp ), dan tinta yellow (Rp94.000). Dalam penggunaan tinta dengan kapasitas normal dua halaman (bolak balik), 1 kg tinta dapat mencetak lembar kertas. Isi buletin yang dicetak menggunakan 5 rim kertas, setiap rimnya berisi 500 lembar. ((5 rim x 500 lembar)/1.000 lembar) x 1 kg = 2,5 kg tinta empat warna. Biaya pembuatan isi buletin ini dapat dilihat pada tabel Tabel Biaya Bahan Baku Pembuatan Isi Buletin No. Jenis Bahan Baku Jumlah Pemakaian (1) Harga (Rp) (2) Biaya (Rp) (3)=(1)*(2) 1 Plate 4* Kertas 5 Rim Tinta 2,5 kg Total Perhitungan total biaya bahan baku untuk pembuatan 500 pesanan buletin didapatkan dari penjumlahan biaya pembuatan cover buletin dan biaya pembuatan isi buletin dengan masing-masing biaya Rp dan Rp Total penjumlahan tersebut sejumlah Rp , dengan kata

61 lain total pembuatan 500 pesanan buletin sejumlah Rp yang dapat dilihat pada tabel Tabel Total Biaya Bahan Baku Pembuatan Buletin No. Keterangan Biaya (Rp) 1 Biaya Cover Buletin Biaya Isi Buletin Total Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung per Pesanan. Pada bagian ini akan di sajikan tabel berisi biaya tenaga kerja per pesanan dengan data satu hari 8 jam kerja dengan 1 jam istirahat. Jam operasional percetakan dimulai pada pukul 08:00 sampai dengan 17:00. Biaya tenaga kerja langsung untuk pesanan brosur sejumlah Rp dengan rincian, dalam pengerjaan pesanan ini percetakan membutuhkan 1 tenaga design, 1 tenaga cetak, dan 4 tenaga finishing, setiap pekerja bekerja 8 jam perhari. Tenaga design membutuhkan waktu 2 jam untuk pengerjaan pesanan ini, pada tabel dituliskan 2/8 yang berarti 2 jam dari 8 jam kerja. Satu orang tenaga pekerja untuk mencetak selama 6 jam atau 6/8 hari kerja, dan 4 orang tenaga finisihing akan dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama untuk pemotongan brosur selama 1 jam, dan 3 tenaga kerja untuk menyortir dan melipat brosur dengan masing-masing pekerja menghabiskan waktu 3 jam dalam persentase jam kerja menjadi 1/8 + (3/8 x 3) = 10/8, maka di ketahui untuk menyelesaikan pesanan ini, tenaga kerja bagian finishing membutuhkan waktu 10/8 hari kerja.

62 Perhitungan biaya tenaga kerja untuk pesanan brosur dapat dilihat pada tabel Tabel Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan Brosur Bagian Karyawan Upah Perhari Hari Total BTK (orang) (Rp) Kerja (Rp) Design / Cetak / Finishing / Total Biaya tenaga kerja langsung pada pesanan 100 memo mengeluarkan biaya sejumlah Rp87.250, dalam pengerjaan pada pesanan ini, percetakan membutukan 1 tenaga kerja untuk mendesain dengan waktu pengerjaan 2 jam (2/8 hari kerja), satu tenaga cetak dengan waktu pengerjaan 2 jam (2/8 hari kerja), dan 2 tenaga finishing yang terdiri dari 1 tenaga kerja untuk bagian pemotongan cover dan isi memo dengan waktu 1 jam, dan 1 tenaga kerja untuk pengecekan mesin lem, dengan total jam kerja 2 jam atau 2/8 hari kerja. Tabel rincian biaya tenaga kerja langsung untuk pesanan memo dapat dilihat pada tabel Tabel Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan Memo Karyawan Upah Perhari Hari Total BTK Bagian (orang) (Rp) Kerja (Rp) Design / Cetak / Finishing / Total Biaya tenaga kerja langsung untuk pesanan 500 buletin dengan jumlah biaya Rp , terdiri dari tenaga kerja desain 1 orang dengan waktu

63 48 pengerjaan 2 jam (2/8 hari kerja), 2 tenaga cetak yang membutuhkan waktu 28 jam (28/8 hari kerja), masing-masing pekerja menghabiskan waktu 14 jam kerja, dan 6 orang pekerja di bagian finishing, yang terdiri dari 1 orang pada bagian pemotongam kertas dengan waktu 1 jam, 1 orang di bagian mesin sortir dengan waktu 2 jam, dan pada bagian staples tengah buku membutuhkan waktu 4 jam yang dilakukan oleh 4 tenaga kerja, masing masing pekerja membutuhkan waktu 1 jam. Total jam kerja untuk bagian finishing yaitu 7 jam kerja atau 7/8 hari kerja. Biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing bagian sejumlah Rp untuk bagian design, Rp bagian cetak, dan Rp pada bagian finishing. Rincian dari data biaya ini dapat dilihat pada tabel Tabel Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan Buletin Karyawan Upah Perhari Hari Total BTK Bagian (orang) (Rp) Kerja (Rp) Design / Cetak / Finishing / Total Menghitung Biaya Overhead Percetakan Biaya overhead pabrik merupakan semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang dikeluarkan selama proses produksi. Biaya bahan baku pada Percetakan XYZ meliputi pengeluaran berbagai macam jenis dan ukuran kertas, plate, klise, dan tinta berbagai warna. Percetakan XYZ menggunakan berbagai macam merk dan ukuran pada penggunaan bahan bakunya, maka dari itu pada tabel ini percetakan hanya

64 49 memberikan informasi mengenai taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk setiap jenis bahan baku. Harga yang ditawarkan ketika percetakan membeli kertas per lembar atau per rim juga berbeda, harga yang ditawarkan untuk pembelian per rim lebih murah dibandingkan dengan pembelian per lembar, hal ini juga terjadi pada tinta empat warna (black, yellow, cyan, magenta) dan jenis kertas lain seperti kertas HVS, kertas BC, kertas Bufallo, dan jenis kertas lainnya. Perbedaan ini lah yang menjadi pertimbangan percetakan memberikan informasi berupa jumlah taksiran biaya yang dikeluarkan, dengan rincian yang tidak dapat dipublikasikan. Taksiran BOP dan taksiran bahan baku selama tahun 2017 menggunakan dasar jumlah BOP dan bahan baku yang telah digunakan pada tahun 2016 dengan jumlah yang telah disesuaikan oleh percetakan. Percetakan memberikan informasi ini dengan berbagai pertimbangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, percetakan tidak menentukan persentase khusus dalam penentuan taksiran BOP dan Biaya Bahan Baku yang akan dikeluarkan. Pemilik menentukan taksiran ini berdasarkan pada perkiraan di pasaran yang kemungkinan akan terjadi dan tidak ada teknik khusus dalam penentuan taksiran ini. Tabel taksiran biaya bahan baku dapat dilihat pada table 5.18.

65 50 Tabel Taksiran Biaya Bahan Baku Tahun 2017 Jenis Biaya yang Dikeluarkan (Rp) Kertas Art Paper Kertas BC Kertas Bufallo Kertas Cashing Kertas CD Kertas Concorde Kertas Duplex Kertas Glory Kertas BW Kertas HVS Kertas Ivory Kertas Jasmine Kertas Kalkir Kertas Karton Kertas Kraft Kertas Kunstruk Kertas Linen Kertas Matt Paper Kertas NCR Kertas Samson Kertas Sticker Klise Plate Tinta Cyan Tinta Black Tinta Yellow Tinta Magenta Total Tabel Taksiran Biaya Overhead Pabrik dibagi menjadi 4 bagian yaitu tabel 5.19., 5.20., 5.21., dan 5.22., yang merupakan tabel taksiran biaya bahan penolong, biaya depresiasi, biaya tidak langsung lainnya, dan tabel total taksiran biaya overhead pabrik.

66 51 Taksiran biaya bahan penolong pada tahun 2017 ini mengacu pada pengeluaran biaya bahan penolong di tahun Jenis bahan penolong ini merupakan bahan tidak langsung, yaitu bahan yang menjadi bagian dari produk tetapi bahan baku tersebut nilainya kecil dan bahan yang tidak menjadi bagian dari produk jadi atau menjadi bahan pembantu. Jenis bahan tersebut dapat dilihat pada tabel Tabel Taksiran Biaya Bahan Penolong 2017 Biaya yang Jenis dikeluaran (Rp) Plakban Tape Tali Poly Roll Box Standart Staples Plastik Laminating Plastik Undangan UV dan Doff Siku Buku Mata Ayam Lem Mika Total Taksiran biaya depresiasi tahun 2017 ini merupakan biaya overhead pabrik yang setiap tahunnya tidak mengalami perubahan. Pada tabel akan menyajikan biaya-biaya yang termasuk dalam biaya depresiasi. Biaya-biaya tersebut antara lain biaya penyusutan mesin, komputer dan sewa gedung.

67 52 Tabel Taksiran Biaya Depresiasi 2017 Jenis Hasil Revaluasi (Rp) Umur Ekonomis (thn) Biaya yang Dikeluarkan (Rp) Mesin Mesin Mesin Lem Mesin Plong Mesin Potong Mesin UV Mesin Laminating Mesin Sortir Mesin RISO Gedung Percetakan Komputer Total Biaya Depresiasi Taksiran biaya tidak langsung lainnya termasuk dalam biaya overhead pabrik. Biaya yang termasuk dalam biaya tenaga kerja tidak langsung yaitu biaya gaji staff design dan biaya 20% gaji staff administrasi. Sebagian dari gaji staff administrasi dimasukkan ke dalam biaya tidak langsung lainnya karena staff ini merangkap sebagai tenaga kerja pada bagian finishing, meskipun pekerjaan utamanya sebagai staff administrasi. Biaya listrik merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pencahayaan, dan juga untuk menjalankan mesin yang beragam tergantung dari tingkat pesanan dari konsumen. Biaya air cenderung digunakan untuk mencuci peralatan dan perlengkapan pada saat proses produksi dan juga termasuk dalam biaya air minum yang dikonsumsi oleh seluruh karyawan. Biaya telfon merupakan biaya yang digunakan untuk pemesanan barang ke supplyer, bank, konsumen, dll. Pada penggunaan biaya BBM, biaya ini dikeluarkan untuk membeli bahan

68 53 baku untuk produksi, kendaraan yang biasa digunakan merupakan kendaraan milik owner, tetapi untuk beban BBM tetap di bebankan kepada percetakan. Biaya terakhir dalam tabel yaitu biaya lain-lain yang terdiri dari biaya pisau potong, kain linen, fountain, sabun cuci (percetakan menggunakan merk wings), new moll, asah pisau, dan lainnya. Data tersebut dapat dilihat pada tabel Tabel Taksiran Biaya Tidak Langsung Lainnya 2017 Jenis Biaya yang dikeluaran (Rp) BTK Tidak langsung Biaya Listrik Biaya Air Biaya Telephone Biaya BBM Biaya lain-lain Total Total taksiran biaya overhead merupakan total dari penjumlahan tabel biaya bahan penolong, biaya depresiasi, dan biaya tidak langsung lainnya yang telah dijabarkan sebelumnya, dengan masing-masing biaya sebesar Rp , Rp , dan Rp hasil dari penjumlahan biaya-biaya ini sebesar Rp Total taksiran biaya overhead pabrik ini yang akan membantu dalam penetapan tarif overhead pabrik, data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.22.

69 54 Tabel Total Taksiran Biaya Overhead Pabrik Biaya yang Jenis dikeluarkan (Rp) Biaya Bahan Penolong Biaya Depresiasi Biaya Tidak Langsung Lainnya Total Biaya Overhead Pabrik Taksiran BOP ditentukan dimuka: = Taksiran BOP Taksiran Bahan Baku 100 % = Rp Rp % = 36,4% atau 36% Tarif BOP dibebankan dimuka sebesar 36% untuk setiap pesanannya sudah ditentukan, maka BOP yang dibebankan sudah dapat dihitung yaitu dari perkalian antara biaya bahan baku dan taksiran BOP dengan biaya yang dibebankan untuk pesanan brosur Rp , pesanan memo Rp , dan pesanan buletin Rp Biaya overhead ditentukan dimuka akan membantu percetakan dalam menentukan harga pokok produksi. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel Tabel BOP Dibebankan Dimuka Biaya Jenis Taksiran Bahan Baku Pesanan BOP (Rp) Total BOP dibebankan (Rp) Brosur % Memo % Buletin %

70 55 Setelah menghitung BOP dibebankan dimuka, maka harga pokok produksi untuk masing-masing pesanan sudah dapat dihitung. Dalam penulisan ini, harga pokok produksi dan harga pokok pesanan dianggap sebagai istilah yang sama, karena dalam perhitungan ini tidak ada persediaan awal ataupun persediaan akhir, semua pesanan di buat saat konsumen memesan produk tersebut. Perhitungan yang akan ditampilkan pada tabel menunjukkan bahwa harga pokok per pesanan untuk brosur, memo, dan buletin masingmasing sebesar Rp , Rp , dan Rp Perhitungan dari penjabaran di atas dapat dilihat pada tabel Tabel Perhitungan HPP menurut metode Job Order Costing Biaya\ Jenis Pesanan Brosur (Rp) Memo (Rp) Buletin (Rp) Biaya Bahan Baku (a) BTKL (b) BOP (c) HPProduksi (a + b + c) C. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi menurut Percetakan XYZ dan menurut Metode Job Order Costing Penulis akan membandingkan perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik menurut percetakan dan menurut perhitungan job order costing. Dalam penetapan harga pokok produksi dalam pembuatan pesanannya, percetakan hanya menetapkan biaya bahan baku. Sehingga biaya yang dikeluarkan oleh percetakan berbeda dari perhitungan menurut metode job order costing.

71 56 Perbandingan perhitungan harga pokok produksi untuk pesanan brosur menurut percetakan dan menurut teori (job order costing) menunjukkan bahwa terdapat selisih antara kedua perhitungan tersebut, hal ini disebabkan oleh perhitungan yang dilakukan oleh percetakan tidak memperhitungkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Percetakan hanya menghitung biaya bahan baku, meskipun perhitungan dari percetakan terlihat lebih tinggi tingkat laba yang diterima, tetapi yang sebenarnya terjadi, ada kemungkinan percetakan tidak mendapatkan laba sebanyak yang dibayangkan. Perbandingan perhitungan tersebut akan disajikan di dalam tabel Tabel Perbandingan HPP Pesanan Brosur antara Percetakan dan Metode Job Order Costing Unsur Biaya Percetakan JOC (Rp) (Rp) Biaya Bahan Baku (a) BTKL (b) BOP (c) HPP (a + b + c) = (d) Harga Jual (e) Laba (Rugi) (e-d) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan untuk pesanan memo, menurut perhitungan dengan menggunakan metode job order costing, percetakan mendapatkan laba sebesar Rp Laba yang di dapatkan oleh percetakan menurut perhitungan job order costing lebih rendah dari laba yang dihitung menurut metode yang saat ini percetakan terapkan, yaitu sejumlah Rp , dengan harga jual 100 pesanan memo sejumlah Rp Perbedaan ini disebabkan oleh penentuan metode harga pokok produksi yang

72 berbeda antara percetakan dan penulis dengan metode job order costing. Perbandingan perhitungan ini dapat dilihat pada tabel Tabel Perbandingan HPP Pesanan Memo antara Percetakan dan Metode Job Order Costing Unsur Biaya Percetakan JOC (Rp) (Rp) Biaya Bahan Baku (a) BTKL (b) BOP (c) HPP (a + b + c) = (d) Harga Jual (e) Laba (Rugi) (e-d) Harga pokok produksi untuk pesanan 500 buletin menurut perhitungan percetakan dan menurut perhitungan metode job order costing terdapat perbedaan jumlah. Perhitungan menurut metode job order costing, percetakan mengeluarkan biaya sebesar Rp untuk pesanan buletin, jumlah ini lebih kecil dibandingkan perhitungan menurut percetakan dengan total biaya Rp Perbedaan perhitungan ini berpengaruh pada laba yang akan diterima oleh percetakan. Dalam perhitungan menurut metode job order costing percetakan mendapatkan laba sebesar Rp jumlah ini lebih besar jika dibandingkan dengan laba yang diterima percetakan menurut perhitungan percetakan yang hanya sebesar Rp dari harga jual yang percetakan berikan sebesar Rp Perbedaan harga pokok produksi antar percetakan dan penulis disebabkan oleh penentuan biaya yang berbeda. Percetakan hanya menghitung biaya bahan baku dari suatu pesanan, sedangkan penulis menggunakan perhitungan menggunakan metode job order costing.

73 Perhitungan perbandingan harga pokok produksi untuk pesanan buletin dapat dilihat pada tabel Tabel Perbandingan HPP Pesanan Buletin antara Percetakan dan Metode Job Order Costing Unsur Biaya Percetakan JOC (Rp) (Rp) Biaya Bahan Baku (a) BTKL (b) BOP (c) HPP (a + b + c) = (d) Harga Jual (e) Laba (Rugi) (e-d) Perbedaan antara perhitungan percetakan dan penulis dengan metode job order costing berdampak pada perbedaan harga pokok produksi dengan selisih yang cukup besar. Pada pesanan brosur percetakan menghitung harga pokok produksi lebih kecil dari pada perhitungan menurut metode job order costing dengan selisih Rp , hal ini diakibatkan oleh percetakan yang tidak menghitung secara rinci biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Perbedaan ini juga terjadi pada pesanan memo dengan alasan yang sama, yaitu karena percetakan tidak menghitung secara rinci biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Selisih antara perhitungan percetakan dan penulis menggunakan metode job order costing sejumlah Rp42.838, dari selisih perhitungan ini, percetakan terlihat mendapatkan laba lebih banyak, meski menggunakan metode yang kurang tepat. Perbedaan perhitungan pada pesanan brosur dan memo yang memperlihatkan bahwa percetakan terlihat memperoleh laba yang lebih banyak, hal ini tidak berlaku pada pesanan buletin.

74 59 Pada perhitungan pesanan buletin, percetakan memperhitungan biaya yang lebih besar dibandingan dengan biaya yang diperhitungan oleh penulis menggunakan metode job order costing, hal ini disebabkan oleh pada perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh percetakan, percetakan menetapkan biaya cetak terlalu tinggi dan ada perbedaan penentuan biaya jika dibandingkan dengan pesanan brosur dan memo. Pesanan brosur dan memo memperhitungkan biaya cetak berdasarkan jumlah pesanan yang akan dicetak, sedangkan dalam perhitungan harga pokok produksi pada pesanan buletin, percetakan membebankan biaya cetak pada jumlah design per model sekali naik atau sekali cetak. Perbedaan penentuan pada penetapan jumlah pemakaian pada biaya cetak lah yang menyebabkan perhitungan percetakan untuk pesanan brosur lebih besar dari pada perhitungan penulis menggunakan metode job order costing. Tabel Perbandingan HPP Pesanan Brosur, Memo, dan Buletin antara Percetakan dan Metode Job Order Costing Pesanan HPP Percetakan (Rp) HPP JOC (Rp) Selisih (Rp) Brosur Memo Buletin ( ) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, terdapat perbedaan pada harga pokok produksi antara perhitungan menurut perusahaan dan perhitungan yang penulis lakukan berdasarkan metode job order costing. Perbedaan pada

75 60 HPP ini disebabkan oleh perbedaan cara perhitungan yang dilakukan antara percetakan dan penulis menurut metode job order costing. Percetakan hanya membebankan biaya pada biaya bahan baku dengan susunan berupa plate, cetak, dan kertas. Percetakan menghitung biaya tenaga kerja langsung hanya di bagian finishing. Biaya cetak dan biaya finishing merupakan biaya yang didapat dari percetakan tempat owner bekerja dulu dan telah disesuaikan dengan percetakan lain. Percetakan juga tidak menghitung secara rinci biaya overhead pabrik, berdasarkan wawancara dengan percetakan, percetakan membebankan biaya air, listik, dan biaya lainnya ke bagian biaya cetak, tetapi percetakan tidak mengetahui rincian dari biaya-biaya terkait, hal ini yang menyebabkan perbedaan perhitungan antara percetakan dan perhitungan menurut metode job order costing. Akibat dari perbedaan perhitungan ini, percetakan mendapatkan laba yang lebih besar pada perhitungan pesanan brosur dan memo, sedangkan untuk pesanan buletin, percetakan menetapkan biaya yang terlalu besar yang berakibat pada terlalu kecil laba yang diterima oleh percetakan.

76 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data perhitungan harga pokok produksi menurut metode yang telah diterapkan oleh Percetakan XYZ dan perhitungan penulis menggunakan metode job order costing pada pembuatan brosur, memo, dan buletin terdapat perbedaan. Perbedaan ini diakibatkan oleh perhitungan harga pokok produksi menurut Percetakan XYZ yang hanya membebankan pada biaya plate, cetak, dan kertas pada perhitungan biaya bahan baku pada masing masing pesanan. Berdasarkan analisis data perhitungan harga pokok produksi menurut metode yang telah diterapkan oleh Percetakan XYZ dan perhitungan penulis menggunakan metode job order costing berbeda karena percetakan tidak merinci dan tidak memasukkan beberapa biaya yang menjadi tanggungan dari perusahaan, antara lain biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Salah satu contoh dari pembebanan biaya yang tidak dimasukkan ke dalam perhitungan percetakan yaitu biaya depresiasi, sedangkan biaya yang tidak dirinci yaitu biaya tenaga kerja langsung yang digabungkan ke dalam biaya finishing. Dalam metode job order costing semua biaya harus dibebankan kepada produk, sehingga biaya yang sesungguhnya dapat diketahui oleh percetakan, agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan juga memungkinkan percetakan mendapatkan laba 61

77 62 yang lebih besar. Hal ini lah yang menyebabkan terjadi selisih yang cukup besar antara perhitungan percetakan dan perhitungan menurut metode job order costing. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu, 1. Data penggunaan tinta pada biaya bahan baku menurut perhitungan metode job order costing merupakan data perkiraan jumlah yang digunakan, karena sulitnya dalam perhitungan penggunaan biaya tinta yang dibebankan perlembarnya, dan untuk perhitungan brosur dan buletin biaya tinta yang digunakan dianggap sama antara penggunaan tinta black, yellow, magenta, dan cyan. Percetakan juga menggunakan dua merk tinta, yaitu Best One dan Any Card. Berdasarkan data, percetakan diasumsikan menggunakan tinta bermerk Best One karena merupakan tinta dengan penggunaan terbanyak. 2. Peneliti tidak bisa mendapatkan data biaya cetak sesungguhnya, karena percetakan tidak memiliki dan memperhitungkan biaya tersebut. Percetakan menggunakan biaya cetak berdasarkan biaya yang digunakan oleh percetakan lain. 3. Taksiran bahan baku dan overhead yang digunakan berdasarkan pada data biaya penggunaan tahun lalu yang menjadi perkiraan tahun berikutnya. 4. Beberapa data yang didapatkan dalam wawancara merupakan data yang bersifat subjektif dan merupakan data perkiraan, contohnya harga mesin

78 yang sudah dibeli lebih dari 5 tahun, harga yang tertera merupakan perkiraan harga saat itu, bukan harga pasti. 63 C. Saran Berdasarkan dari hasil pembahasan yang ada, penulis memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu: 1. Bagi Percetakan a. Percetakan lebih baik memperbaiki perhitungan yang sudah dimiliki saat ini, yaitu perhitungan biaya bahan baku. Perusahaan hanya menghitung biaya plate, cetak, dan kertas yang seharusnya perusahaan menghitung biaya bahan baku dengan menjumlahkan biaya plate, kertas dan tinta. b. Percetakan perlu menambahkan biaya tenaga kerja yang lebih rinci dalam proses produksi pesanan tersebut dan menambahkan biaya overhead pabrik seperti biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik, air, telephone, dan BBM, biaya depresiasi, dan biaya lain yang terkait dengan proses produksi. c. Percetakan bisa mempertimbanggan penggunaan perhitungan harga pokok produksi menurut metode job order costing yang merupakan perhitungan yang cukup tepat untuk percetakan yang produksinya berdasarkan pesanan.

79 DAFTAR PUSTAKA Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggarini Anggaran Bisnis. UPP STIM YKPN YOGYAKARTA, Yogyakarta. Carter, William K Akuntansi Biaya. Buku Satu. Edisi Keempat Belas. Salemba Empat, Jakarta. Dunia, Firdaus Ahmad dan Wasilah Abdullah Akuntansi Biaya. Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta. Hansen, Don dan Maryanne M. Mowen Akuntansi Manajerial. Buku Satu. Edisi Kedelapan. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi Activity-Based Cost System. Edisi Keenam. Cetakan Kedua. UPP STIM YKPN, Yogyakarta Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Cetakan Ketigabelas. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Oktaviana, Cinditia Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Job Order Costing sebagai Penentuan Harga Jual Produk (Studi Kasus di CV. X). Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Putri, Dhian Kusuma Wardani Evaluasi Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Metode Job Order Costing pada Percetakan Konco Dhewe di Wonogiri. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ristanto, Agus Manajemen Persediaan. Cetakan Kedua. GRAHA ILMU, Yogyakarta. Salman, Kautsar Riza Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama. Akademia Permata, Jakarta. 64

80 Sari, Riska Putri Sekar Tanjung Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Job Order Costing. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta 65 Siregar, Baldric, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Erlina Herowati, Lita Kusumasari, dan Nurofik Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Salemba Empat, Jakarta Selatan. Surjadi, Lukman Akuntansi Biaya. Indeks, Jakarta. Umar, Husein Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

81 LAMPIRAN 66

82 67 A. Draft Wawancara Sejarah Percetakan XYZ Sonya: Tante, dulu pertama buka PT XYZ dimana? Pemilik: Pertamanya, masih satu jalan sama ini sebelah pertokoan, tahun 96. Dulu uang modalnya pinjaman Rp sama Pak R. Pertama dikasi orang mesin harganya 6 juta, sambil nyambi jual beli mesin om nya, yang ngasi mesin namanya Pak Rai, dosen di Universitas Negeri Sonya: Awalnya punya berapa mesin tante? Pemilik: Awalnya mesin satu, mesin teplik atau mesin toko untuk print nota-nota hvs mesin kecil-kecil. Harganya ada yang 35 atau 28 harganya macammacam tergantung serinya itu. Sonya: Tante dulu mesinnya seri apa? Pemilik: Dulu tante mesinnya Roto bukan toko, roto itu dulu ada yang ngasi harganya 6 jutaan, habis itu pindah kesini sambil jual beli mesin sekali kali, yang ngasi mesinnya dulu dosen Universitas Negeri, dulu juga pernah beli mesin roto sama om nya, lalu mesinnya dikasi juga sama dia, ada juga Pak I dikasih sama beliau satu mesin juga, pada beli beli gak dipakai makanya dikasi. Sonya: Mesin yang dibeli paling pertama yang mana tante? Pemilik: Udah kejual jual, udah gak ada. Pertama kan modelnya beli terus pake berapa tahun. Terus beli lagi, jual lagi, beli lagi, jual lagi, kan gak lamalama modelnya (model pemakaiannya) paling 4 tahun 5 tahun gitu dituker, terus tuker lagi, tuker lagi gitu dia modelnya.

83 68 Sonya: Kalau ini sekarang jumlah mesin nya berapa tente? Pemilik: Disini 3 mesinnya. Sonya: Disini 3 itu mesin cetak semua? Pemilik: Iya mesin cetak semua, ya buat brosur, apa apa juga bisa. Sonya: Berarti kalau di total harga mesinnya ratusan juta ya tante? Pemilik: Milyaran, wong mesin pakai bikin plate bikin sengnya itu 800 juta, satu lo itu. Kalau yang paling besar itu belinya 400an yang pakai buku ini harganya 200 an Sonya: Umur mesinnya 4-5 tahun tante? Pemilik: Kalau mesin kayak gini sampai puluhan tahun, kita belinya kan bekas, nek beli yang baru milyaran, 8 milyaran. Wong tante pernah ke pameran itu harganya 8 milyar, 6 milyar, ini kan modelnya bekas dari percetakan percetakan, puluhan tahun kan gamasalah yang penting kan hasilnya.. Model kayak gini aja udah 60 sampai 70an juta (menunjuk salah satu mesin). 70 ini kayaknya (juta harganya) ini pake bikin nota gitu, riso namanya pake master. Pake cetak nota-nota kalau ada nota satu rim dua rim naik sini dah. Biar gak ganggu mesin besarnya. Sonya: Beli mesin yang besar itu kapan tante? Pemilik: Tahun 2000an paling sekitar itu, tapi belum ada 10 tahun mesinnya, sekitar 2007 atau 2008an. Dua warna itu namanya itu, yang gede itu. kalau 4 warna 4 kepalanya, itu dah, yang ini kan satu satu kecil jejer, itu satu warna. Kalau yang besar di belakang itu dua warna. Kalau 4 ya 4 kepalanya lebih panjang lagi.

84 69 Sonya: Jadi kalau masukin kertas gitu yang kepala 4, keluarnya sudah langsung full warna ya tante? Tapi kita tetap ngebalik sendiri tante? Pemilik: Iya full warna. Iya, tetep balik sendiri kalau yang 4 warna ya langsung jadi. Kalau yang 2 warna modelnya, misalnya warna kuning sama cyannya dulu kan gitu, nanti item sama magenta gitu. Sonya: Berti satu mesin besar ada dua pekerja tante, yang ngasi tinta-tinta gitu sama yang ngebalik? Pemilik: Satu, udah biasa udah tau dia. Sonya: Ada rencana beli yang kepala 4 tante? Pemilik: Maunya begitu. Sonya: Ini tante tanah sama bangunannya kontrak atau punya sendiri? Pemilik:Ini kontraknya setahun 50 juta bayarnya tiap 5 tahun, ini kan tahun 2020 habis kontraknya, ini luas tanahnya 4,5 are sampai belakang dan ini tante ngontraknya tanah sama bangunan. Dulu bangunannya tante yang bangun, terus akan ada perpanjangan, kalau habis kontrak yang pertama, bangunannya jadi punya yang punya tanah, jadi hitungannya tante kontrak bangunannya juga, padahal dulu tante yang bangun bangunannya.

85 70 B. Keadaan Percetakan 1. Bagian Finishing

86 71 2. Mesin Mesin Potong

87 72 4. Pengemasan 5. Mesin Sortir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban (expense) dan dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Biaya Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Fungsi manajemen perusahaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Dalam menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen yang merupakan alat dalam merencanakan, mengorganisir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14 PENGELOMPOKAN BIAYA Pengelompokan Biaya Biaya dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam kelompok biaya sesuai dengan kebutuhan pemakai. pengelompokan menurut objek pengeluaran, pengelompokan menurut fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tsb. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40). BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA II.1. Pengertian Biaya Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV SRIWIJAYA GRAFIKA MANDIRI PALEMBANG

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV SRIWIJAYA GRAFIKA MANDIRI PALEMBANG ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV SRIWIJAYA GRAFIKA MANDIRI PALEMBANG Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan Akuntansi OLEH: PRILY MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan faktor penting dalam menentukan harga pokok, karena dalam kegiatan operasi suatu perusahaan untuk menghasilkan produk harus mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

Bahasan. 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya

Bahasan. 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya Bahasan 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dibagi menjadi dua tipe pokok Akuntansi keuangan, yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan non

Lebih terperinci

Soal Pilihan Ganda (bobot 30)

Soal Pilihan Ganda (bobot 30) Soal Pilihan Ganda (bobot 30) 1. Akuntansi biaya kurang berperan dalam: a. Penetapan biaya bunga yang bisa dikapitalisasi* b. Penetapan metode perhitungan biaya c. Penentuan biaya produk d. Pemilihan di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Excavator 1 Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan material. Tujuannya adalah untuk membantu dalam melakukan pekerjaan yang sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan sumber daya untuk memproses bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Penentuan tarif merupakan salah satu bagian dari tujuan akuntansi biaya yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen, oleh karena itu sebelum

Lebih terperinci

BAB II UKM DAN BIAYA

BAB II UKM DAN BIAYA BAB II UKM DAN BIAYA 2.1 Usaha Kecil Menengah (UKM) 2.1.1 Pengertian UKM Usaha Kecil Menengah atau disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu pada jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi Hansen dan Mowen ( 2012 : 47 ) menjelaskan bahwa Biaya (Cost) adalah nilai kas atau setara kas yang di korbankan untuk mendapatkan barang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang) PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang) Mila Ariskawati, Sumanto Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang Semarang 50277

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe

BAB II KERANGKA TEORI. keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe 22 BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing JOB COSTING METODE PRODUKSI DAN SISTEM AKUNTANSI Accounting System Job Costing Operation Costing Process Costing Type of Production Contraction Clothing Oil refinery Movie Studios Automobiles Paper Hospitals

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA CV CHAMPION FURNITURE PALEMBANG

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA CV CHAMPION FURNITURE PALEMBANG ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA CV CHAMPION FURNITURE PALEMBANG Laporan Akhir Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi Program

Lebih terperinci

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising Sherly Vicky Handayani 26211740 Akuntansi Latar Belakang Masalah Tujuan didirikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu tentang analisis perhitungan harga pokok produksi pada UKM telah dilakukan dan menunjukkan bahwa sebagian besar UKM belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencatatan. 2.1.1 Pengertian Pencatatan pada suatu saat tertentu suatu usaha pasti memerlukan suatu alat untuk dapat mengukur hasil operasi arus kas dan posisi keuangan dari

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Akuntansi Biaya II.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya menurut beberapa pakar : Menurut Mulyadi (1999) Akuntansi biaya adalah proses pencatatan,

Lebih terperinci