BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Sejarah 50 dan Kabupaten Pulau Morotai Selama abad ke-15 dan 16, Morotai berada di bawah pengaruh Kesultanan Ternate yang berkuasa. Merupakan inti sebuah kawasan besar bernama Moro yang termasuk pulau dan pesisir Halmahera yang dekat dengan Morotai ke selatan. pertengahan abad ke-16, pulau ini menjadi tempat misi Yesuit Portugis. Kesultanan Muslim Ternate dan Halmahera merasa tersinggung akan pelopor aktivitas penyebaran agama itu dan berusaha mencegah misi itu dari pulau ini pada 1571, sebagai akibatnya Portugis hengkang dari kawasan itu. Pada abad ke-17, Ternate menggunakan kekuasaannya atas Morotai dengan memerintahkan berulang-ulang pada penduduknya agar pindah dari pulau itu. Pada awal abad itu para penduduknya pindah ke Dodinga, sebuah kota kecil di titik strategis pesisir barat Halmahera. Tahun 1627 dan 1628, Sultan Hamzah dari 50 Sejarah Pulau Morotai. Diakses pada 15 Juli 2017 dari 55

2 Ternate memerintahkan pindahnya penduduk Kristen ke Malayu, Ternate, agar lebih mudah dikendalikan. Pulau Morotai lebih terkenal sebagai bagian dari sejarah Perang Dunia II karena dimanfaatkan Jepang kemudian direbut Amerika Serikat pada September Amerika menggunakan pulau ini sebagai landasan serangan pesawat sebelum menuju Filipina dan Borneo bagian timur, Merupakan basis untuk serangan ke Jawa pada Oktober 1945 yang ditunda setelah penyerahan diri Jepang pada bulan Agustus. Penduduk lokal di Pulau Morotai yang masih mengingat Perang Dunai II akan bercerita kepada Anda bahwa tahun tempat ini merupakan lokasi pertempuran sengit dari puluhan pesawat tempur yang menderu ketika lepas landas dan mendarat di sepanjang Teluk Daruba. Puluhan ribu tentara bertebaran di setiap sudut pulau dan kapal angkatan laut berlabuh membawa pasokan kebutuhan harian tentara. Morotai saat itu merupakan salah satu markas tentara Amerika Serikat saat berperang menghadapi Jepang dalam Perang Pasifik selama Perang Dunia II. Pada 15 September 1944, tentara sekutu dari Amerika Serikat dan Australia di bawah pimpinan Panglima Pasifik Barat, Jenderal Douglas MacArthur 56

3 mendarat di Morotai tapatnya di bagian barat daya pulau ini. Sebelum kedatangan sekutu ke Morotai, tentara Jepang sudah terlebih dahulu menduduki tempat tersebut dan membangun sebuah landasan pesawat. Jepang kemudian meninggalkan Morotai untuk mendukung pertempuran di Pulau Halmahera. Ketika itu hanya tersisa sebanyak 500 tentara Jepang di Morotai yang bertugas untuk menjaga pulau tersebut. Oleh karena itu, dengan jumlah tersebut mereka dapat langsung ditaklukkan pasukan Amerika Serikat. Ketika Jepang meninggalkan Morotai, Jenderal MacArthur melihat hal tersebut sebagai kesempatan emas untuk mengambil alih karena lokasinya strategis untuk merebut kembali Filipina dari Jepang. Sekitar lebih dari 50 ribu tentara sekutu ditempatkan di Morotai dan MacArthur membangun beberapa landasan pesawat dan rumah sakit besar dengan tempat tidur di dalamnya. Selama Perang Dunia II berlangsung, pasukan Sekutu terus menempati Morotai hingga akhirnya Jepang menyerah tahun 1945 dan Pasukan Sekutu meninggalkan pulau tersebut. Sebelum meninggalkan pulau trsebut, pasukan sekutu membakar semua bangunan yang mereka dirikan di morotai. Kini, Morotai menjadi saksi sejarah Perang Dunia II di mana kegiatan militer yang kuat pernah 57

4 beroperasi di pulau tersebut dan peranannya dalam membebaskan Filipina dari pendudukan Jepang hampir terlupakan. Pulau Morotai sebagian besar berupa hutan dan memproduksi kayu serta damar dan sangat strategis sebagai jalur perdagangan di timur Indonesia. Selain itu, Pulau Morotai memiliki kekayaan alam seperti Emas, Biji besi, dan lain-lain, juga potensi wisata bahari yang mempesona. Menurut penduduk setempat, Morotai berasal dari kata Morotia yang artinya tempat tinggal orang-orang moro. Orang moro adalah manusia misterius atau orang hilang (Jawa - Moksa) yang sulit dilihat dengan mata biasa, namun memiliki kebudayaan sebagai kelompok manusia biasa. Masyarakat Kabupaten Pulau Morotai memiliki hidup cenderung berkelompok, meski satu sama lainnya berbeda keyakinan. Kegotogroyongan, saling menghargai perbedaan keyakinan menjadi salah satu ciri masyarakat Kabupaten Pulau Morotai. Sebagai pulau yang terlepas dari pulau besar Halmahera, Pulau Morotai tidak memiliki penduduk asli yang menetap secara turun temurun. Penduduk sekarang yang menetap dan beranak-pinak di Pulau Morotai berasal dari Suku Tobelo dan Suku Galela di Pulau Halmahera, tepatnya di Kabupaten Halmahera Utara. Kedua suku (sub-etnis) tersebut mendominasi mayoritas penduduk Morotai 58

5 hingga kini. Migrasi penduduk dari kedua suku ini disebabkan oleh bencana alam yaitu meletusnya gunung berapi di pulau tersebut. Selain terdapat kedua etnis diatas (Suku Tobelo dan Suku Galela), kelompok-kelompok etnik lain yang mendiami Pulau Morotai diantaranya adalah berasal dari Sulawesu Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesu Utara, Jawa, Sumatera, Cina Maluku, dan lain-lain. Diantara mereka ada yang melakukan hubungan pernikahan dengan penduduk asli setempat dan ada yang tinggal sementara waktu untuk mencari nafkah. Mayoritas penduduk Pulau Morotai beragama Islam dan Kristen, sebagian kecil lainnya pemeluk agama Konghucu, Hindu, dan Budha. Secara Geografis, Kabupaten Pulau Morotai memiliki posisi strategis baik dari aspek geopolitik maupun geostrategis, karena posisi Morotai sebagai daerah perbatasan langsung dengan Samudera Pacifik, yang memiliki gejala pertumbuhan negara-negara di kawasan pasifik yang relatif tinggi dan merupakan jalur perdagangan antar negara dan antar benua, sehingga Pulau Morotai menjadi kawasan yang memiliki peluang sekaligus ancaman bagi pengembangan kawasan. Kabupaten Pulau Morotai mempumyai luas wilayah 4.301,53 Km2, dengan luas daratan seluas 2.330,60 Km2 dan luas wilayah laut sejauh 4 mil seluas 59

6 1.970,93 Km2. Panjang garis pantai Km. Batas-batas administrasi yang dimiliki oleh kabupaten ini adalah Sebelah Utara: Samudera Pasifik, Sebelah Barat: Laut Sulawesi, Sebelah Timur: Laut Halmahera, Sebelah Selatan: Selat Morotai. Jumlah pulau-pulau kecil yang terdapat di Kabupaten Pulau Morotai berjumlah 33 pulau dengan rincian pulau yang berpenghuni berjumlah 7 pulau dan yang tidak berpenghuni berjumlah 26 pulau. Adapun peta wilayah Kabupaten Pulau Morotai dapat dilihat dibawah ini. Gambar 4.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Pulau Morotai Sumber : Dinas Pariwista Kab. Pulau Morotai Kabupaten Pulau Morotai sebagai kabupaten kepulauan yang mencirikan gugusan pulau-pulau, dengan luas laut yang lebih besar dari luas daratan memberikan implikasi bagi pola pemukiman penduduk yang berada di bawah 500 dpl sebanyak 89% desa, sebagai desa pesisir, yang memiliki potensi Sumber daya 60

7 alam yang cukup melimpah, baik di sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan, Pertambangan maupun potensi Pariwisata sejarah terutama tempattempat sejarah peninggalan Perang Dunia Kedua. Potensi ini dapat dijadikan sektor andalan dalam mendorong pertumbuhan dan percepatan pembangunan daerah. Kabupaten Pulau Morotai merupakan daerah pemekaran baru yang terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 53 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pulau Morotai di Provinsi Maluku Utara. Kabupaten Pulau Morotai terdiri dari 5 (lima) kecamatan dan 88 Desa, yang tersebar pada 7 pulau yang dihuni, dengan luas wilayah dan ibukota kecamatan sebagai berikut: Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan Se-Kabupaten Pulau Morotai Luas Wilayah Luas per Kecamatan Wilayah Ibukota Desa Kecamatan (%) (KM2) Morotai Selatan 363,1 15,69 Daruba 25 Morotai Selatan Barat 731,8 31,61 Wayabula 20 Morotai Timur 362,8 15,67 Sangowo 15 Morotai Utara 448,7 19,38 Bere-Bere 14 Morotai Jaya 408,5 17,65 Sopi 14 Morotai Pulau Morotai 2.314,90 Selatan 88 Sumber : Profil Daerah Kabupaten Pulau Morotai Tahun

8 4.1.2 Visi dan Misi Suatu Visi merupakan gambaran yang menantang atau nalar kita tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh suatu instansi/ organisasi/ kelompok. Visi juga diartikan sebagai suatu pandangan yang jauh kedepan yang merupakan artikulasi dari citra, nilai, arah dan tujuan yang akan menjadi pemandu dalam mencapai masa depan organisasi. Visi Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai : Morotai Menjadi Destinasi Pariwisata Dunia Berbasis Budaya,Alam dan Sejarah Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut guna memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai guna memberikan fokus terhadap program yang akan dilaksanakan maupun untuk menumbuhkan partisipasi semua pihak. Misi yang dirumuskan menggambarkan tindakan atau upaya sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Selanjutnya Misi diharapkan dapat menjadi pedoman untuk mencapai tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan maka ditetapkan Misi sebagai berikut: 62

9 1 Mendorong peningkatan citra Kabupaten Pulau Morotai sebagai daerah tujuan wisata berkelas dunia, berdaya saing dan berkelanjutan. 2 Mengembangkan Jaringan Kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pengembangan pariwisata untuk mendorong pembangunan daerah. 3 Mengmbangkan sumber daya pariwisata dan kebudayaan secara berkualitas. 4 Menjaga, melestarikan dan mengembangkan nilai, keragaman dan kekayaan budaya sesuai dengan tata nilai dan kelembagaan yang secara turun temurun dipraktekkan dan dipelihara Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Organisasi dan tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pulau Morotai, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 63

10 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pariwisata dan kebudayaan; b. Pelaksanaan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan pendaftaran usaha pariwisata dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang pariwisata dan kebudayaan; c. Pembinaan teknis di bidang Pariwisata dan Kebudayaan; d. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang Pariwisata dan kebudayaan; e. Pengelolaan ketatausahaan Dinas; f. Pelaksanaan tugas lain di bidang Pariwisata dan kebudayaan yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan Organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan terdiri dari: 1 Kepala Dinas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, mempunyai tugas Membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan 64

11 daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pariwisata dan kebudayaan. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mempunyai fungsi: a. Perumusan, penetapan, pengaturan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan sejarah, pengembangan pariwisata, serta bidang pemasaran; b. Penyelenggaraan fasilitasi dan pengendalian pelaksanaan tugas-tugas di bidang kebudayaan dan sejarah, pengembangan pariwisata, serta bidang pemasaran; c. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka tugas pokok dan fungsi dinas; d. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD. Uraian Tugas: a. Menyusun kebijakan teknis dalam Bidang Kebudayaan Dan Sejarah, Bidang Pengembangan Pariwisata, Serta Bidang Pemasaran sebagai pedoman kerja; 65

12 b. Merumuskan rencana strategik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berdasarkan visi misi Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai sebagai acuan kerja; c. Mengkoordinasikan perumusan dan penyusunan program kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sesuai bidang tugasnya agar terjalin kerjasama dalam pelaksanaan tugas; d. Mengorganisasikan pelaksanaan tugas di lingkup Pariwisata dan Kebudayaan; e. Membimbing dan mengarahkan Sekretaris dan Kepala Bidang dalam melaksanakan tugas sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku guna kelancaran pelaksanaan tugas; f. Membina pelaksanaan pengawasan melekat di bidang kebudayaan dan sejarah, bidang pengembangan pariwisata, serta bidang pemasaran; g. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program kerja di lingkungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan; h. Menilai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier; i. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada pimpinan; 66

13 j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tulisan. 2 Sekretariat Sekretariat terdiri dari Sub Bagian Umum dan Penyusunan Program dan Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam merencanakan, mengkoordinasikan, membagi, memonitoring, mengevaluasi, melaporkan, dan menilai penyelenggaraan tugas di lingkup Kesekretariatan. Dalam Menyelenggarakan tugas, Sekretaris mempunya fungsi: a. Penyusunan operasionalisasi rencana kerja urusan umum dan penyusunan program serta urusan keuangan dan kepegawaian; b. Penyelenggaraan kebijakan urusan umum dan penyusunan program serta urusan keuangan dan kepegawaian; c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan sub bagian; d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan sub bagian; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 67

14 Uraian Tugas: a. Merencanakan kebijakan dalam urusan umum dan penyusunan program serta urusan keuangan dan kepegawaian sebagai pedoman kerja; b. Merencanakan operasionalisasi rencana kerja di lingkup sekretariat sebagai pedoman pelaksanaan tugas; c. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan bidang lain di lingkup Dinas Pariwisata dan Kebudayaan; d. Membagi pelaksanaan tugas yang meliputi urusan umum dan penyusunan program serta urusan keuangan dan kepegawaian kepada Kepala Sub Bagian guna kelancaran tugas; e. Memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada Kepala Sub Bagian di lingkup urusan umum dan penyusunan program serta urusan keuangan dan kepegawaian guna kelancaran tugas; f. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Sekretariat; g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas di lingkup Sekretariat kepada pimpinan; h. Menilai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier; 68

15 i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tulisan. 3 Bidang Kebudayaan dan Sejarah Bidang kebudayaan dan sejarah terdiri dari Seksi Kebudayaan dan Seksi Sejarah dan kepurbakalaan. Bidang Kebudayaan dan Sejarah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam merencanakan, mengkoordinasikan, membagi, memonitoring, mengevaluasi, melaporkan, dan menilai penyelenggaraan tugas di lingkup Bidang Kebudayaan dan Sejarah. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang mempunyai fungsi : a. Perumusan operasionalisasi rencana kerja Bidang Kebudayaan dan Sejarah; b. Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang Kebudayaan dan Sejarah; c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat fungsional umum dalam lingkup Bidang Kebudayaan dan Sejarah; d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat fungsional umum dalam lingkup Bidang Kebudayaan dan Sejarah; 69

16 e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Uraian Tugas: a. Merencanakan kebijakan di Bidang Kebudayaan dan Sejarah yang meliputi urusan kebudayaan serta urusan sejarah dan kepurbakalaan sebagai pedoman kerja; b. Merencanakan operasionalisasi rencana kerja di lingkup Bidang Kebudayaan dan Sejarah meliputi urusan kebudayaan serta urusan sejarah dan kepurbakalaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; c. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan Sekretaris dan Kepala Bidang lain di lingkup Dinas Pariwisata dan Kebudayaan guna kelancaran pelaksanaan tugas; d. Membagi pelaksanaan tugas meliputi urusan kebudayaan serta urusan sejarah dan kepurbakalaan kepada Kepala Seksi guna kelancaran tugas; e. Memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada Kepala Seksi guna kelancaran tugas; f. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Bidang Kebudayaan dan Sejarah; 70

17 g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas di lingkup Bidang Kebudayaan dan Sejarah kepada pimpinan; h. Menilai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier; i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tulisan. 4 Bidang Pengembangan Pariwisata Bidang Pengembangan Pariwisata terdiri dari Seksi Pengembangan Obyek Daya Tarik Wisata dan Seksi Usaha Jasa, Sarana dan Standar Mutu Produksi Pariwisata. Bidang Pengembangan Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam merencanakan, mengkoordinasikan, membagi, memonitoring, mengevaluasi, melaporkan, dan menilai penyelenggaraan tugas di lingkup Bidang Pengembangan Pariwisata. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang mempunyai fungsi : a. Perumusan operasionalisasi rencana kerja Bidang Pengembangan Pariwisata; b. Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang Pengembangan Pariwisata; 71

18 c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat fungsional umum dalam lingkup Bidang Pengembangan Pariwisata; d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat fungsional umum dalam lingkup Bidang Pengembangan Pariwisata; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Uraian Tugas: a. Merencanakan kebijakan di Bidang Pengembangan Pariwisata yang meliputi urusan pengembangan obyek daya tarik wisata dan urusan usaha jasa, sarana dan standar mutu produksi pariwisata sebagai pedoman kerja; b. Merencanakan operasionalisasi rencana kerja di lingkup Bidang Pengembangan Pariwisata meliputi urusan pengembangan obyek daya tarik wisata dan urusan usaha jasa, sarana dan standar mutu produksi pariwisata sebagai pedoman pelaksanaan tugas; c. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan Sekretaris dan Kepala Bidang lain di lingkup Dinas Pariwisata dan Kebudayaan guna kelancaran pelaksanaan tugas; 72

19 d. Membagi pelaksanaan tugas yang meliputi urusan pengembangan obyek daya tarik wisata dan urusan usaha jasa, sarana dan standar mutu produksi pariwisata kepada Kepala Seksi guna kelancaran tugas; e. Memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada Kepala Seksi guna kelancaran tugas; f. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Bidang Pengembangan Pariwisata; g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas bawahan di lingkup Bidang Pengembangan Pariwisata kepada pimpinan; h. Menilai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier; i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tulisan. 5 Bidang Pemasaran Bidang Pemasaran terdiri dari Seksi Promosi dan kerjasama, serta Seksi Informasi Pasar dan Pengembangan Jaringan. Bidang Pemasaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam merencanakan, mengkoordinasikan, membagi, memonitoring, 73

20 mengevaluasi, melaporkan, dan menilai penyelenggaraan tugas di lingkup Bidang Pemasaran. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala Bidang mempunyai fungsi : a. Perumusan operasionalisasi rencana kerja Bidang Pemasaran; b. Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang Pemasaran; c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat fungsional umum dalam lingkup Bidang Pemasaran; d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat fungsional umum dalam lingkup Bidang Pemasaran; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Uraian Tugas: a. Merencanakan kebijakan di Bidang Pemasaran yang meliputi urusan promosi dan kerja sama serta urusan informasi pasar dan pengembangan jaringan sebagai pedoman kerja; b. Merencanakan operasionalisasi rencana kerja di lingkup Bidang Pemasaran yang meliputi urusan promosi dan kerja sama serta urusan 74

21 informasi pasar dan pengembangan jaringan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; c. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan Sekretaris dan Kepala Bidang lain di lingkup Dinas Pariwisata dan Kebudayaan guna kelancaran pelaksanaan tugas; d. Membagi pelaksanaan tugas meliputi urusan promosi dan kerja sama serta urusan informasi pasar dan pengembangan jaringan kepada Kepala Seksi guna kelancaran tugas; e. Memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada Kepala Seksi guna kelancaran tugas; f. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkup Bidang Pemasaran; g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas di lingkup Bidang Pemasaran kepada pimpinan; h. Menilai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier; i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik lisan maupun tulisan. 75

22 Struktur organisasi tersebut diatas menunjukan pula dudukan jabatan. Kepala Dinas dijabat oleh seorang Kepala Dinas, sekretariat dijabat oleh seorang sekretaris, bidang dijabat oleh kepala bidang, serta Sub Bagian dan Seksi dijabat oleh kepala bagian dan kepala seksi. Untuk mengetahui lebih jelas tentang struktur organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pulau Morotai dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 76

23 77

24 4.1.4 Potensi Obyek Wisata Kabupaten Pulau Morotai terdapat Kekayaan alam dengan keanekaragaman jenis atraksi wisata alam kelas dunia masih di miliki Daerah ini. Potensi pariwisata utama yang dimiliki daerah ini terutama wisata sejarah peninggalan perang Dunia kedua. Kabupaten Pulau Morotai memiliki nilai historis yang cukup tinggi yang lebih dikenal dengan wilayah peninggalan tentara Amerika pada perang dunia II diantaranya Lapangan terbang Peninggalan Tentara Sekutu dengan 7 Landasan pacunya (Pitoe Street), Taman Makam Pahlawan, Menara Radio Sekutu, Army Dock, Waterpom Sekutu dan Navy Base, Markas Komando Tentara Sekutu di Pulau sum-sum, Wama Airfel, tempat Persembunyian Nakamura, Kuburan Masal Tentara Jepang, Gua Tentara Jepang, Gua Tentara Sekutu, Hill 40 (kode sandi tentara sekutu) dan sisa-sisa kendaraan tempur termasuk kapal perang, pesawat tempur, Amfibi dan berbagai jenis persenjataan serta amunisinya. Potensi wisata lain yang tak kalah menarik adalah wisata alam, dengan sejumlah obyek yang sangat menarik dari daerah-daerah lain di Indonesia. Kepulauan Morotai menyimpan kekayaan dan keelokan alam untuk dikembangkan. Kekayaan budaya yang tinggi dan beranekaragam juga menjadi 78

25 potensi yang sangat tinggi untuk dilestarikan melalui pembangunan kepariwisataan. Pada dasarnya minat utama wisatawan datang ke suatu destinasi Pariwisata lebih disebabkan karena daya tarik wisata budaya dan kehidupan alam yang menjajikan dengan kekayaan seperti adat istiadat, peninggalan sejarah dan Purbakala, Kesenian, Monumen, Upacaraupacara dan peristiwa budaya lainnya. Atraksi budaya dan Pariwisata yang beragam menjadi potensi yang sangat besar dalam peningkatan kepariwisataan. Kabupaten Pulau Morotai Hampir tidak ada atau Daerah di dunia yang memiliki penduduk yang heterogen dalam kepercayaan mereka. Sementara Kabupaten Pulau Morotai sangat berbeda dan dari satu Daerah ke Daerah lainnya pengembangan Pariwisata sejarah dan alam merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di masa datang.daya tarik wisata yang dapat dikembangkan dari Kabupaten Pulau Morotai adalah antara lain sebagai berikut: a. Daerahnya yang masih alami b. Banyaknya pantai-pantai yang dapat dikembangkan c. Pantai-pantainya dapat dikembangkan oleh investor 79

26 d. Adanya situs-situs dan nilai-nilai sejarah peninggalan masa lalu e. Adanya seni dan budaya asli daerah f. Daerah pesisir dan pulau-pulau kecil serta taman-taman laut sebagai wisata bahari Keadaan Sarana dan Prasarana Wisata Arus kunjungan wisata ke kabupaten Pulau Morotai perlu didukung oleh pembangunan dan pengembangan yang diperlukan oleh kepariwisataan untuk memperlancar perjalanan wisatawan yang datang mengunjungi obyek wisata yang ada. Pemerintah daerah Kabupaten Pulau Morotai dalam hal ini Dinas Pariwisata terus berusaha menyediakan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan seperti akomodasi, transportasi, wahana atraksi, telekomunikasi dan lain-lain untuk kenyamanan dan kemudahan bagi para wisatawan yang datang ke Kabupaten Pulau Morotai. Pembangunan pariwisata khususnya dibidang akomodasi, rumah makan dan restoran mempunyai peranan penting didalam memenuhi tuntutan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun nusantara. Hal tersebut telah berhasil 80

27 memberikan dampak positif bagi daerah maupun bagi kesejahteraan masyarakat disekitarnya. Namun disisi lain dpat pula menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sebagai akibat dari kegiatan usaha akomodasi, rumah makan dan restoran. Dampak negative inilah yang perlu mendapat perhatian yang sungguhsungguh sehingga kegiatan usaha akomodasi, rumah makan dan restoran harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Pengembangan potensi wisata Pulau Dodola menjadi tanggung jawab Pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Pulau Morotai, terutama pihak swasta yang memiliki peran penting disektor pariwisata ini terutama dibidang tertentu yang sangat diperlukan oleh para wisatawan yang berkunjung di Pulau Dodola seperti pengembangan jasa hiburan, sehingga menimbulkan daya tarik bagi wisatawan untuk tinggal lebih lama yang akan berpengaruh terhadap pengeluaran wisatawan sehingga menambah penghasilan bagi pemerintah, pengelola usaha dan masyarakat yang berada disektor pariwisata. Masih rendahnya sumber daya manusia di sektor pariwisata juga ikut mempengaruhi penurunan kunjungan wisatwan, hal ini dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan kepada wisatawan masih dinilai kurang seperti cara 81

28 penerimaan tamu, penguasaan bahasa asing yang masih belum cukup, sikap dan perilaku yang masih kurang. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan tenaga kerja yang bekerja pada sektor pariwisata masih belum memadai dan masih kurangnya keterampilan serta pengetahuan mengenai kepariwisataan. 4.2 Hasil Penelitian Setelah Peneliti terjun ke lapangan untuk mencari data dan informasi yang dibutuhkan dengan melakukan wawancara mendalam dengan narasumber yang peneliti pilih berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan. Maka peneliti akan menganalisis hasil hasil wawancara tersebut melalui metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan dan mengintepretasikan data yang diperoleh dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh narasumber dan narasumber lainnya Informan tersebut adalah sumber informasi atau orang dalam suatu latar penelitian yang dapat memberikan informasi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka informan adalah orang orang yang mempunyai informasi dan mengetahui tentang Kantor Dinas Pariwisata yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian Strategi Promosi Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai. 82

29 Dalam hal ini, key informan tersebut adalah: Drs. Anthonius E. Hangewa, M.Sc. sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai, Bpk. Arafik M. Rahman, S.Pd, sebagai Kepala Bidang Pemasaran. Selain itu data sekunder dari penelitian ini juga berasal dari studi literature dan dokumen-dokumen yang memiliki keterkaitan untuk mendukung penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari pihak yang bersangkutan maupun dari sumber yang dipercaya Perencanaan Straregi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai Promosi merupakan salah satu variable dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang sangat penting peranannya dalam memasarkan produk jas. Melalui promosi perusahaan ataupun instansi berusaha memperkenal produknya, sehingga bisa dikenal oleh konsumen secara luas dan sukses dipasar sasaran. Tentunya promosi juga berusaha untuk menarik perhatian konsumen melalui informasi yang diberikan. Promosi perlu dilakukan karena dengan adanya strategi yang jelas akan berpengaruh jelas pada tujuan promosi seperti apa yang cocok dan dibuat yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga yang ingin melakukan promosi 83

30 tersebut. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi. Menurut Drs. Abthonius E. Hangewa, M.Sc. selaku Kadis Pariwisata: Strategi promosi yang kami gunakan adalah bauran promosi (Promotionla mix), dalam hal ini kami melakukan melalui program BAS atau Branding, Advertising dan juga selling. Disamping itu kami juga menggunakan media komunikasi untuk strategi promosi seperti website, media social, media cetak dan elektronik, serta informasi dari mulut ke mulut. Strategi Promosi lebih dititik beratkan terhadap stretegi promosi dalam halhal berkaitan dengan masalah perencanaan, pelaksaan, pembangunan produk, inovasi pada produk terus menerus, dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan. Bagaimana Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai mencakup didalamnya dengan adanya beberapa strategi pokok yaitu didalamnya terdapat strategi promosi, bauran promosi, strategi pemilihan media dan strategi penjualan. Menurut Drs. Abthonius E. Hangewa, M.Sc. selaku Kadis Pariwisata tentang Proses kegiatan promosi: Proses kegiatan promosi ini berlangsung seperti halnya dengan yang sudah dijalankan pada kegiatan promosi umumnya. Tak lepas dari 84

31 pengunaan media promosi seperti advertising, event, public relations, direct marketing dan disamping itu juga adanya kerjasama antara pemerintah provinsi dan juga pemerintah pusat, selain itu dengan adanya promosi yang digunakan lebih menstruktur perencanaan promosi yang dijalankan supaya lebih terarah sehingga mendapatkan hasil yang efektif dan maksimal. Istilah yang digunaka oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai sebagai strategi promosi adalah istilah BAS yang berarti Branding, Adversting, Dan Selling. Dimana Branding bertujuan untuk mengenalkan wonderful Morotai sebagai sebuah merek yang merepresentasikan Morotai, hal ini merupakan bagian dari branding Wonderful Indonesia. Advertising juga sangat penting, tanpa beriklan maka wisawatan baik nusantara maupun mancanegara tidak akan pernah tahu tentang potensi dan keindahan yang ada. Selling merupakan penetrasi dari semua aktivitas pemasaran, seperti kegiatan pameran dan event yang dilaksanakan adalah bentuk dari aktivitas selling. Dalam mempromosikan suatu daerah wisata tentunya harus memiliki keefektifan promosi guna mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang bagi daerah. Hal ini tentunnya perusahaan ataupun lembaga mempunyai segmentasi promosi yang baik guna menciptakan pengelolaan kepariwisataan yang menunjang potensi daerah. 85

32 Oleh sebab itu sangat diperlukan sekali perencanaan yang matang agar sebuah promosi dapat berhasil seperti yang diinginkan, untuk tercapainya keinginan tersebut diperlukan keputusan - keputusan yang mendukung dan jelas sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Drs. Abthonius E. Hangewa, M.Sc. selaku Kadis Pariwisata tentang perencanaan promosi: Dalam perencanaan promosi, tentunya ada perencanaan pembangunan baik dari segi infrastruktur maupun sarana dan prasana untuk mendukung wisata di Kabupaten Pulau Morotai agar menjadi lebih baik. Pengembangan Sistem Informasi Wisata b e r s a m a l i n t a s kabupaten/kota dan provinsi. Kerjasama promosi dan paket wisata dengan daerah tujuan wisata di sekitamya. Disamping itu, kami, juga memiliki insiasi dengan mengadakan pembentukan kelompok kerja lokal pariwisata atau yang dikenal juga dengan KKLP. Agar mencapai tujuan yang maksimal dan berhasil tentunya Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai mempunyai strategi promosi yang matang sehingga bagaimana cara agar pulau morotai banyak di kenal oleh masyakarat luas sehingga dijalankannya suatu pengelompokan harus benar-benar efektik agar tidak menimbulkan kesan negatif serta menjaga kelestarian daerah wisata. Sehingga Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai mempunyai kebijakan kebijakan yang diambil untuk mencapai tujuan perencanaan promosinya. 86

33 Kelompok kerja lokal pariwisata yang berasal dari msyarakat lokal sendiri. KKLP ini dibentuk pemerintah daerah untuk turut membantu menjaga dan melestarikan daerah wisata yang ada di tempat-tempat wisata tersebut (wawancara dengan Drs. Abthonius E. Hangewa, M.Sc. selaku Kadis Pariwisata) Dalam hal ini pelaku masyarakat yang ikut serta dalam membantu dan turut memperhatikan daerah wisata pulau morotai bukan hanya pemerintah daerah saja, akan tetapi pemerintah ingin masyarakat lokal juga turut membantu, menjaga, dan melesatarikan destinasi wisata yang ada dipulau morotai sehingga dibentuknya KKLP atau kelompok kerja lokal priwisata, dengan adanya kebijakan - kebijakan tersebut sehingga langkah perencanaan bisa berjalan dengan terstruktur. Menurut Bpk Arafik M. Rahman, S.Pd selaku kepala bidang Dinas Pariwisata Kab Pulau Morotai, bahwa proses kinerja KKLP sendiri dengan memantau keadaan lokasi tempat wisata setelah itu evaluasi kinerja sendiri dilakukan setiap sebulan sekali dengan melaporkan hasil kerja kepada pihak yang terkait. Menurut kotler, untuk mengembangkan komunikasi yang efektif maka diperlukan suatu program, berikut langkah-langkah komunikasi efektif, diantaranya 87

34 1. Mengindentifikasi Target Audience Langkah pertama dalam upaya promosi adalah dengan melakukan mengidentifikasi audiens sasaran yang dituju. Target sasaran promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai yaitu untuk umum baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Dari hasil wawancara dengan Drs. Abthonius E. Hangewa, M.Sc. selaku Kadis Pariwisata: sasaran target audience mencakup dari seluruh kalangan. Disamping itu, kami juga menganalisis kembali dengan melihat kembali tujuan yang ingin dicapai bawa untuk memperkenalkan pulau morotai dalam hal ini kami tidak ada cara khusus untuk mengidentifikasi target sasaran yang kami lakukan dengan cara umum yaitu mencakup semua kalangan Kami juga berkeja sama dengan perhotelan dan homestay agar kami bisa mengetahui berapa banyak kunjungan wisatawan yang berkunjung ke pulau morotai, dari situ kami mengambil kesimpulan bahwa tidak ada secara spesifik untuk wisatawan, semuanya kami cakup baik domestik maupun mancanegara. Hal ini dapat diartikan bahwa sasaran audience yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai tidak ada batasanya, promosi yang berlangsung itu dilakukan dengan baik agar 88

35 kepariwisataan Pulau Morotai dapat dinikmati oleh berbagai macam kalangan. Menurut Arafik M. Rhman, S.Pd, kepala bidang Pemasaran: untuk target sasaran mencakup dari semua kalangan mulai dari wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara entah kelas menengah keatas maupun menengah kebawah. Sebagai daerah yang masih baru, kami ingin semua kalangan bisa lebih mengetahui mengenai Pulau Morotai. 2. Menentukan Tujuan Komunikasi Tujuan Komunikasi sangatlah penting dalam kegiatan strategi promosi, dimana untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan atau pembelian. Suatu kegiatan promosi akan berhasil apabila tujuan komunikasi yang diingin disampaikan dapat di terima dengan baik oleh audience, dan penerimaan pesan sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Menentukan tujuan komunikasi sangatlah penting dalam melakukan kegiatan promosi. Apsaja yang menjadi suatu perencanaan besar bagi Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai untuk menentukan tujuan komunikasi yang efektif dan inovatif sehingga 89

36 mendatangkan banyak wisatawan agar menjadi suatu pendapatan besar bagi daerah. Menentukan tujuan komunikasi dalam strategi promosi sangatlah penting. Adanya tujuan komunikasi yang kami bangun supaya calon - calon wisatawan menyadari akan adanya pulau morotai sehingga mereka tertarik untuk mengunjungi pulau morotai. (Arafik M. Rhman, S.Pd, kepala bidang Pemasaran) Menurut Drs. Abthonius E. Hangewa, M.Sc. Kadis Pariwisata: Dengan adanya tujuan komunikasi ini artinya kita bisa mengetahui ketertarikan wisatawan yang berkunjung dipulau morotai dengan angka kunjungan wisatawan yang berkunjung. Strategi promosi yang dijalan oleh Dinas Kabupaten Pulau Morotai untuk menciptakan ketertarikan calon wisatawan guna menarik masyararakat atau khalayak mendatangi atau mengunjungi pulau morotai. Tujuan komunikasi merupakan landasan awal dalam promosi pulau Morotai. 3. Merancang Pesan Proses komunikasi dari komunikator kepada komunikan tersampaikan dengan baik, maka dibutuhkan pesan utama yang menjadi fokus sebuah komunikasi. Pesan yang disampaikan dalam strategi 90

37 promosi Pulau Morotai adalah dengan melakukan event-event besar salah satunya seperti event Wonderful Morotai. Dalam event Wonderful Morotai sendiri mempunyai tagline yaitu Menuju Destinasi Wisata Kelas Dunia. Dengan menciptakan bahasa yang kuat, pesan inti yang ingin disampaikan Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai tersebut untuk mengingatkan dan mengajak masyarakat agar datang mengikuti dan mengunjungi Pulau Morotai. Kami melakukan strategi promosi dengan mengadakan promosi Event Wonderful Morotai dengan tagline Menuju Destinasi Wisata Kelas Dunia dimana dalam kalimat tersebut menggambarkan pesan yang disampaikan kepada wisatawan ataupun audiens secara umum agar berkunjung di Pulau Morotai dan tidak hanya dalam hal menikmati pemandangan pantainya saja akan tetapi wisatawan yang berkunjung dapat mengikuti dan turut serta dalam event tersebut bisa mempunyai pengetahuan sejarah dan budaya yang terdapat di Pulau Morotai. (Arafik M. Rahman, S.Pd, kepala bidang Pemasaran) Beliau juga menambahkan: Wonderful Morotai pertama kali di luncurkan pada 1 Juni 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata oleh Menteri Pariwisata, Bapak Arief Yahya bersama Bupati Kabupaten Pulau Morotai, Bapak Weni R. Paraisu, S.Ag. Pesan Tagline ini untuk membuka pikiran khalayak bahwa pulau Morotai memiliki wisata yang tidak kalah menarik dengan tempat- 91

38 tempat wisata lainnya. Dinas Pariwisata Kabupaten pulau Morotai mempunyai tugas untuk menciptakan pesan yang membuat wisatawan tertarik. Dalam hal ini disampaikan oleh Drs. Anthonius E. Hangewa, M.Sc. Kadis Pariwisata dalam wawancara: Tagline haruslah di buat semenarik mungkin, singkat dan memiliki makna pesan secara keseluruhan yang ingin di sampaikan kepada khalayak. Tagline yang di sampaian juga berguna untuk mempengaruhi,memberitahu serta mengajak khalayak. Seperti pada kegiatan event Wonderful Morotai yang memiliki tagline Menuju Destinasi Wisata Kelas Dunia dimana dalam tagline tersebut mencerminkan bahwasannya masyarakat indonesia memiliki tempat wisata yang bertaraf dunia sehingga bisa bersaing diranah internasional. Pesan Inti yang ingin disampaikan dalam isi dan gaya pesa promosi adalah untuk menciptakan bahasa yang kuat serta meningkatkan antusiasme audiens untuk dating dan berkunjung ke Pulau Morotai sebagai salah satu tempat wisata bahari dengan memiliki sejarah dunia serta potensi wisata yang bertaraf internasional. Pesan tersebut dirancang untuk menghasilkan pesan yang efektif sehingga memperoleh perhatian (Attention), menimbulka minat (Interrest), memicu keinginan (Desire), serta menghasilkan tindakan (Action). Sebagai daya Tarik dan juga menjadi satu kutipan yang membuat pembaca penasaran dan ingin mengetahui lebih dalam apa 92

39 maksud dari pesan tersebut, sehingga ada keinginan untuk berkunjung ke Morotai. (Arafik M. Rhman, S.Pd, kepala bidang Pemasaran) 4. Memilih Saluran Komunikasi Saluran komunikasi merupakan saluran strategi promosi yang di anggap efektif dalam memperkenalka jasa layanan atau produk kepada masyarakat. Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai menggunakan saluran komunikasi personal dan non personal. Saluran komunikasi personal yang dipakai Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai berupa word of mounth, seperti yang disampaikan oleh Arafik M. Rahman, S.Pd, kepala bidang Pemasaran: kami melakukan berbagai macam kegiatan promosi salah satunya kegiatan promosi dari mulut ke mulut. Hal ini kami lakukan agar masyarakat lokal lebih mudah mengetahui kegiatan yang diselenggarakan daripada masyarakat di luar daerah. Drs. Anthonius E. Hangewa, M.Sc. juga memaparkan bahwa: langkah ini kami lakukan agar promosi yang dilakukan tidak hanya berupa media internet dan media elektronik saja, promosi dari mulut ke mulut cukup efektif karena hal ini mudah dilakukan. Penyebaran informasi dari mulut ke mulut sangat mudah. Kami juga bisa merekomendasikan ke teman, ataupun kerabat tentang wisata di Morotai, dari yang tidak tau menjadi tahu. Saluran komunikasi non personal dilakukan dengan menggunaka media promosi seperti Event, Advertising, dan Public Relation, seperti 93

40 media cetak diantaranya brosur, leaflet, Koran, disamping itu juga ada media internet seperti social media (Facebook) dan juga website. Event berupa kegiatan-kegiatan pertunjukan pentas seni dan kebudayaan, festival maupun pameran. Seperti contoh peluncuran Wonderful Morotai Tahun 2016 dengan memiliki agenda acara yang digelar pada Maret hingga Desember 2016, diantaranya Festival Budaya, Festival Desa Pesisir, Festival Pulau Dodola, dan Festival Jejak Perang Dunia II. Event ini mengkombinasikan daya tarik alam wisata, bahari, budaya dan buatan di Pulau Morotai. 51 Public relation dilakukan dengan mempromosikan pulau morotai didaerah - daerah kawasan wisata seperti Bali yang berhubungan langsung dengan audiens seperti melakukan workshop. Berikut penuturan dari Drs. Anthonius E. Hangewa, M.Sc.: kegiatan promosi yang kami lakukan juga dengan menggunakan promosi periklanan, media cetak dan media internet, kami juga bekerja sama dengan beberapa televisi lokal seperti TVRI Ternate dan Gamalama TV sedangkan televisi nasional kami pakai Metro TV, Global TV, TV One, Net TV. 5. Menetapkan Jumlah Anggaran 51 Siaran Pers Menpar Me-launching Wonderful Morotai Island Diakses pada 15 Juli 2017 pada 94

41 Pentingnya besar anggaran yang dialokasikan oleh perusahaan atau instansi untuk kegiatan promosi sangat mempengaruhi keefektifan promosi sehingga masyarakat akan mudah mengakses dan mengetahui informasi tentang perusahaan atau instansi terkait. Menentukan suatu anggaran yang akan dipakai dalam kegiatan promosi merupakan suatu hal yang penting dalam perencanaan promosin dikarenakan kegiatan promosi ini akan sangat memperngaruhi media promosi dan strategi promosi seperti apa yang digunakan dan ditampilkan. Didalam suatu perencanaan promosi biasanya suatu perusahaan atau instansi melakukan kerja sama dengan investor terkait masalah budgetting (anggaran) atau dengan pemerintah provinsi maupun pusat sehingga dana yang dicantumkan bisa sesuai dengan berapa yang di minta untuk melakukan kegiatan promosi agar lebih maksimal. Dalam era teknologi ini, kegiatan promosi sangatlah mudah dengan penggunaan media social dimana sangat membantu mempromosikan suatu perusahaan. Menurut Arafik M. Rahman, S.Pd.: 95

42 berbicara mengenai anggaran kami melakuka kerja sama antara provinsi dan pusat agar kami mendapatkan anggaran yang cukup untuk mempromosikan pulau morotai. Biasanya kami menekankan anggaran seminimal mungkin dengan mendapatkan profit yang lebih bangus. Anggaran yang dikeluarkan dalam setiap pengeluaran, setiap pengeluaran anggaran disesuai dengan promosi yang dilakukan. Untuk nominalnya kami tidak ada transparansi. Sekiranya anggaran yang dikeluarkan untuk promosi tergantung harga pasar. (Drs. Anthonius E. Hangewa, M.Sc) 6. Menentukan Bauran Promosi Untuk menentukan bauran promosi, Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai mempertimbangkan anggaran yang dimilikinya. Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai memilih bauran promosi yang menurut mereka efektif dan efisien. Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai menjalankan aktifitas promsi sesuai dengan anggaran yang didapat. Bauran Promosi yang digunakan adalah Adversiting, Public Relations, dan Event. Mensukseskan suatu tujuan Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai memanfaatkan strategi promosi dari bauran promosi. Bauran promosi yang dilakukan disesuikan dengan tujuan pesan yang disampaikan dan anggaran. (Drs. Anthonius E. Hangewa, M.Sc) yang dilakukan Dinas Priwisata Kabupaten Pulau Morotai dalam menentukan bauran promosi sesuai dengan anggaran yang 96

43 ada sehingga kami bisa melakukan aktifitas promosi yang berjalan sesuai dengan tujuan yang ditargetkan. Disamping itu Anggaran yang didapatkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kab. Pulau Morotai belum sesuai dengan Kebutuhan, sehingga dalam melaksanakan Promosi, kita masih dibantu oleh Pemerintah Pusat dan Provinsi. (Arafik M. Rahman, S.Pd.) 7. Mengukur hasil-hasil Promosi Mengukur hasil promosi bertujuan untuk melihat sejauh mana respon masyarakat terhadap promosi yang dilakukan. Dari hasil wawancara dengan Drs. Anthonius E. Hangewa, M.Sc: Dalam mengukur hasil promosi yang dilakukan, kami melihat pada jumlah kunjungan wisatawan yang datang di pulau Morotai. Dari jumlah pengunjung kami bisa mengetahui seberapa besar kepedulian, ketertarikan, dan minat wisatawan terhadap objekobjek wisata yang ada di pulau morotai. Hal ini bisa dikatakan penting, dengan mengukur hasil kegiatan maka sangatlah efisien bagi kita untuk mengetahui minat masyarakat untuk berkunjung di pulau morotai. (Arafik M. Rahman, S.Pd.) Tahap ini bertujuan untuk melihat antusias masyarakat terhadap pesan yang disampaikan melalui bauran promosi yang dilakukan. Respon tersebut dilihat dari banyaknya jumlah kunjngan wisatawan yang berkunjung di pulau morotai. Hal ini sangat penting diketahui untuk 97

44 mengukur seberapa besar kepedulian, ketertarikan dan minat wisatawam baik domestik maupun mancanegara terhadap pulau morotai Pelaksanaan Kegiatan Bauran Promosi Dalam mempromosikan sebuah daerah wisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai membutuhkan strategi promosi yang baik guna mencapai puncak tujuan yang maksimal. Dengan adanya strategi promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai untuk memperkenalkan daerah wisata yang terdapat di Pulau Morotai kepada masyarakat luas agar mesyarakat tahu dan mengenal keberadaan Pulau Morotai serta dengan adanya program-program promosi yang dijalankan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai guna mendapatkan respon yang baik oleh masyarakat luas. b. Periklanan (Advertising) Melakukan kegiatan periklanan merupakan suatau hal yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan atau instansi yang menjalan strategi promosi. Iklan dapat membangun citra ataupun ingatan jangka panjang terhadap masyarakat atau konsumen. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada insformasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk. 98

45 Bentuk periklanan yang digunakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai di antaranya Brosur, Baliho, Media Cetak (Koran), Majalah, Publisitas dalam bentuk media elektronik seperti Media Televisi, dan Media Internet. Dari hasil wawancara dengan Drs. Anthonius E. Hangewa, M.Sc: Media promosi yang kami pakai salah satunya juga baliho. Kami menggunakan baliho sebagai sarana promosi untuk lebih banyak diketahui oleh masyarakat luas baik didalam daerah maupun diluar daerah, sehingga masyarakat mengetahui adanya suatu kegiatan yang dilakukan di pulau morotai atau adanya tempat wisata yang menarik yang terdapat dipulau morotai sehingga masyarakat lebih mengetahui, tertarik, dan lebih inisiatif untuk mencari informasi tentang pulau morotai. Kami juga melakukan promsi melalu majalah, kami memakai Magazine untuk lebih memperluas promosi pulau morotai yang kami lakukan. Kami juga menggunakan media elektronik seperti televisi karana media electronik ini sangat efektif dalam mempromosikan morotai. Selain itu, hasil wawancara dengan Arafik M. Rahman, S.Pd.: proses percetakan brosur dilakukan oleh staf-staf dibagian promosi. Kami mendapat informasi bahwa biasanya brosur dicetak kurang lebih 1000 sampai 2000 eksemplar. Kegiatan penyebaran brosur ini dilakukan ketika kami mengadakan event atau festival. salah satu media promosi yang dipakai untuk mempromosikan pulau morotai yaitu koran. Adapun yang koran yang dipakai Malut Post, Ternate Post, Radar Halmahera, Kompas. 99

46 kami juga menggunakan internet sebagai media promosi yang kami lakukan. Sangat efektif sekali apabila mempromosikan melalui internet karena kita bisa menampilkan tempat-tempat wisata yang ada di pulau morotai sehingga bukan hanya masyarakat domestik saja yang bisa mengakses tentang keberadaan pulau morotai bahkan sampai ke mancanegara. c. Public Relations (Hubungan Masyarakat) Public relation merupakan salah satu media promosi yang berhubungan langsung dengan audiens atau Publik. Public relation mempunyai peran promosi yang sangat penting dalam penyaimpaikan pesan yang berhubungan dengan barang maupun jasa. Public Relation sendiri salah satu sarana promosi yang efektif untuk mempromosikan barang maupun jasa terhadap masyarakat. Dalam kegiatan promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai menggunakan strategi promosi public relation ini mempunyai daya ketertarikan yang besar sehingga membuat banyaknya konsumen tertarik. Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai mempromosikan pulau morotai dengan membuat kegiatan workshop dalam rangka 100

47 mempromosikan pulau morotai sehingga peran public relation ini sangat kuat untuk mempromosikan pulau tersebut, dijelaskan secara rinci dan semenarik mungkin potensi yang terdapat di pulau morotai kepada audiens sehingga menimbulkan rasa kepercayaan yang tinggi. kegiatan promosi yang kami pakai juga public relation, dengan menggunakan promosi ini kekuatan untuk menambah kepercayaan wisatawan akan menjadi semakin kuat, bentuk promosinya sendiri kami melakukan workshop maupun pameran diluar daerah untuk mempromosikan pulau morotai. Pernyataan dari Arafik M. Rahman, S.Pd d. Event Promotion Event merupakan salah satu kegiatan promosi yang dilakukan dalam mempromosikan daerah wisata. Dinas pariwisata kabupaten Pulau Morotai melakukan sebuah event guna mempromosikan pulau morotai. Didalam melakukan promosi event terdapat beberapa faktor yaitu leisure (pertandingan) dan cultural (budaya). Dua faktor tersebut menjadi faktor utama kegiatan yang akan di tampilkan atau di programkan dalam event, sehingga dengan adanya dua faktor ini dalam sebuah event bisa mendapatkan banyak peminat wisatawan dan calon wisatawan. 101

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 9,4 juta lebih atau

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 9,4 juta lebih atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini akan membahas mengenai (1) latar belakang; (2) rumusan permasalahan; (3) tujuan dan kegunaan; (4) ruang lingkup penelitian; (5) kerangka pemikiran; dan (6) sistematika

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu elemen paling penting dalam kemajuan suatu daerah pada umumnya di Indonesia. Di Indonesia sektor pariwisata merupakan penunjang ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini, penulis menggunakan pengertian pariwisata menurut Undang Undang No. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini, penulis menggunakan pengertian pariwisata menurut Undang Undang No. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pariwisata Banyak para pakar dan ahli pariwisata serta organisasi pariwisata yang memberikan batasan atau pengertian dari pariwisata tetapi untuk menyatukan pengertian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan maupun

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH Nama Instansi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Alamat : Jalan Tgk. Chik Kuta Karang No.03 Banda Aceh Kode Pos 23121 Telp : (+62 651) 26206, 23692, Fax

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA BATU DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya. Bagi sebagian orang, berwisata menjadi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat DISPARBUD Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terbesar di dunia yang diapit oleh dua Samudra dan juga dua Benua. Pada bagian barat laut Indonesia berbatasan dengan Benua

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KABUPATEN BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskirpsi Lokasi Salah satu obyek wisata yang mulai banyak diminati masyarakat Gorontalo khususnya sekitar Bone Bolango adalah objek wisata Pemandian Air Terjun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini menjadi bagian yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Hal tersebut didasarkan pada perkembangan jaman menuju arah yang lebih

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Kabupaten Bojonegoro. Terdapat suatu tempat wisata yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. adalah Kabupaten Bojonegoro. Terdapat suatu tempat wisata yang disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur menyimpan beragam potensi wisata. Potensi itu bukan hanya wisata air terjun, kuliner maupun wisata pantai. Salah satu kabupaten yang memiliki kekayaan alam,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan 83 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Jawa

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 24 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori II.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam sekarang ini, membuat perusahaan harus dapat menciptakan produk yang kreatif serta inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH Keputusan pemerintah dalam pelaksanaan program Otonomi Daerah memberikan peluang kepada berbagai propinsi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab III ini, penulis menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung kepada informan tentang strategi promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan Pariwisata

Lebih terperinci

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD B A B PROGRAM.1. Program SKPD Berdasarkan tugas dan fungsi yang melekat pada Satuan Kerja Pelaksana Daerah (SKPD) bidang Kebudayaan dan Pariwisata, maka telah disusun program prioritas unggulan berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD). Industri pariwisata telah membuktikan dirinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab

BAB V KESIMPULAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab BAB V KESIMPULAN Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga terdapat implikasi penelitian secara manajerial, serta akan menjabarkan mengenai keterbatasan

Lebih terperinci

STUDI POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA TERNATE, MALUKU UTARA (STUDI DINAS PARIWISATA KOTA TERNATE) JURNAL.

STUDI POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA TERNATE, MALUKU UTARA (STUDI DINAS PARIWISATA KOTA TERNATE) JURNAL. STUDI POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA TERNATE, MALUKU UTARA (STUDI DINAS PARIWISATA KOTA TERNATE) JURNAL Oleh : Nama : Meilina Abdul Halim Nomor Mahasiswa : 14313155 Jurusan : Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memang diberkahi kekayaan potensi pariwisata yang luar biasa. Menyebar luas dari Sabang sampai Merauke, keanekaragaman potensi wisata Indonesia bisa

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu prioritas pengembangan yang keberadaannya diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu prioritas pengembangan yang keberadaannya diharapkan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Kotler ( dalam Herlina, 2011), sektor pariwisata merupakan salah satu prioritas pengembangan yang keberadaannya diharapkan dapat memberikan pengaruh

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dalam arti yang bersifat umum adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Kebun Raya Bogor merupakan salah satu agrowisata yang sudah terkenal dan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan pendidikan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang memiliki relasi kuat dengan lingkungan hidup karena fitur alam sebagai atraksi, adanya aspek lingkungan yang dibangun untuk kebutuhan

Lebih terperinci

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun Uraian dan Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun No 1 2 3 1 Sekretariat Melaksanakan kebijakan pelayanan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Dinas meliputi pengelolaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam bab hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi pemasaran terpadu Dinas Kebudayaan

Lebih terperinci

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan suatu daerah terutama dengan adanya hubungan dengan otonomi daerah khususnya di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor kepariwisataan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang semakin tampak serta

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 104 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Museum Gunungapi Merapi, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN Dari

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK 1. Latar Belakang Tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap beberapa isu dan kecenderungan global seperti: Pelestarian alam dan lingkungan Perlindungan terhadap hak

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. ini memiliki luas wilayah 2.109,74 Km 2

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. ini memiliki luas wilayah 2.109,74 Km 2 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan 1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Kabupaten Lampung Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung Ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat dipengaruhi oleh; (1) daya tarik produk-produk wisata yang dimilik; (2) biaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

2. AGUNG ( Wakil sekaligus Tim Promosi ) 1. Apa Tujuan Kampung Wisata Inggris Melakukan Promosi?

2. AGUNG ( Wakil sekaligus Tim Promosi ) 1. Apa Tujuan Kampung Wisata Inggris Melakukan Promosi? Daftar Pertanyaan Interview Narasumber :1. NOVANDA ( Pemilik KWIK ) 2. AGUNG ( Wakil sekaligus Tim Promosi ) TAHAP PERENCANAAN 1. Apa Tujuan Kampung Wisata Inggris Melakukan Promosi? 2. Siapa sasaran target

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya BAB III Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya Potensi pariwisata di Indonesia sangat tinggi, dari Aceh hingga Papua dengan semua macam obyek pariwisata, industri pariwisata Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang

Lebih terperinci

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Presentasi SAKIP Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RENCANA STRATEGIS TRANSISI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MAGETAN TAHUN 017-018

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi negara-negara diseluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Pentingnya

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 61 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 61 TAHUN 2001 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 61 TAHUN 2001 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT KANTOR PARIWISATA KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupkan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, karena pembangunan dalam sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya dan dikenal dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, KEBUDAYAAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Peraturan Pemerintah Nomor : 25 Tahun 1978, wilayah DKI Jakarta di bagi menjadi 5 (lima) wilayah kota administrasif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Serang merupakan daerah otonomi baru hasil pemekaran, Kab Serang Provinsi Banten. Sebagai ibu kota Provinsi, kehadiran Kota Serang adalah sebuah konsekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam memperoleh pendapatan negara dan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi pada setiap daerah di Indonesia. Termasuk bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemasaran merupakan sekumpulan rancangan kegiatan yang berkaitan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan pengembangan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. DISPARPORA Kabupaten Magelang menggunkan telah menggunakan. delapan langkah strategis milik Kotler, antara lain:

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. DISPARPORA Kabupaten Magelang menggunkan telah menggunakan. delapan langkah strategis milik Kotler, antara lain: BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dalam bidang pemasaran, strategi merupakan elemen dasar dari tercapainya tujuan promosi. Dalam menjalankan kegiatan promosi DISPARPORA Kabupaten Magelang menggunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia saat ini Theme Park yang berupa wisata buatan dengan konsep wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah terutama di kota-kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan tersebar dari pulau Sumatera sampai ke ujung timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan daerah maupun bagi devisa negara, bahkan negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan daerah maupun bagi devisa negara, bahkan negara-negara maju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepariwisataan dunia telah mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Sektor pariwisata merupakan alternatif pemasukan bagi pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Melihat kondisi tersebut menyebabkan pebisnis semakin dituntut untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH TAHUN 2013-2023 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Menimbang PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dengan pentingnya peranan pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri pariwisata telah berkembang dengan pesat di berbagai negara dan menjadi sumber devisa yang cukup besar. Di Indonesia pariwisata menjadi suatu bukti keberhasilan

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi sangat berpengaruh terhadap tolak ukur maju atau tidaknya keberadaan suatu daerah. Pengaruh tesebut akan muncul dan terlihat melalui sebuah kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Opini Publik, hanya dalam sekejap publik dapat mempunyai persepsi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Opini Publik, hanya dalam sekejap publik dapat mempunyai persepsi terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa dalam mempengaruhi Opini Publik, hanya dalam sekejap publik dapat mempunyai persepsi terhadap sesuatu

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Nomor 5262); 4. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran Negara Republik In

2017, No Republik Indonesia Nomor 5262); 4. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran Negara Republik In No.1303, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. ORTA. Badan Pelaksana. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG 5.1 ANALISIS MARKETING MIX PARIWISATA LAMPUNG Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, maka di indentifikasi kekuatan dan kelemahan pariwisata Lampung berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mencakup lebih dari 18.110 pulau, baik pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Barat ke Timur sejauh 3.977

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN

Lebih terperinci

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi pengembangan ekonomi dan sosial budaya karena kepariwisataan mendorong terciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Hal tersebut

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi kegiatan ekonomi suatu negara. Industri pariwisata mampu memberikan pendapatan devisa negara

Lebih terperinci

Interview Guide. A. Alif Faozi (Ketua Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandwa)

Interview Guide. A. Alif Faozi (Ketua Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandwa) Interview Guide A. Alif Faozi (Ketua Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandwa) 1. Apa yang melatarbelakangi diadakanya event Dieng Culture Festival? 2. Sejak kapan event Dieng Culture Festival diadakan? 3. Apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buatan dan peninggalan sejarah. Wilayah Kabupaten Sleman terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. buatan dan peninggalan sejarah. Wilayah Kabupaten Sleman terdapat banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah yang kaya akan objek wisata baik wisata alamnya yang sangat menarik, wisata budaya, wisata buatan dan peninggalan sejarah.

Lebih terperinci