Mangkupraja jadi sering ikut menggembala (angon)wedus gembel dengan teman-

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mangkupraja jadi sering ikut menggembala (angon)wedus gembel dengan teman-"

Transkripsi

1 23 BAB II KEADAAN UMUM DESA PEKUNCEN A. Terbentuknya Desa Pekuncen Keadaan umum disuatu wilayah yang satu dengan yang lainnya berbedabeda. Ada beberapa faktor untuk mengetahui keadaan umum suatu wilayah, diataranya dilihat dari monografi desa. Monografi desa ini mencangkup beberapa data umum di suatu wilayah. Desa Pekuncen terletak di Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap. Desa Pekuncen terbagi atas 6 grumbul atau dusun, yaitu Gandaria, Kepungla, Putan, Medang, Kemuning, dan Kubangwungu. Desa Pekuncen mempunyai arti yaitu pepeg kunci(kunci yang lengkap) atau disebut juga desa kunci atau desa yang mengunci Raden Adipati Mangkupraja. Tadinya disebut dengan Pekunci, namun lama kelamaan disebut dengan desa Pekuncen. Tokoh yang sangat berperan dalam desa Pekuncen adalah Raden Adipati Mangkupraja(Wawancara dengan Sandhi/Karyapadha, 04 Mei 2015). Raden Adipati Mangkupraja berasal dari Keraton Surakarta. Setelah sepeninggal kakaknya sebagai raja di Keraton Surakarta, Raden Adipati Mangkupraja berniat ingin menggantikan posisi kakaknya yang sudah meninggal di Keraton Solo, tetapi karena anak laki-laki dari kakaknya sudah besarsehingga anak laki-lakinya yang menggantikan posisi di Keraton Surakarta sehingga Raden Adipati Mangkupraja kecewa dan marah. Sejak kejadian itu Raden Adipati Mangkupraja jadi sering ikut menggembala (angon)wedus gembel dengan teman- 23

2 24 temannya, tetapi Raden Adipati Mangkupraja bermain-main dengan pusaka kerajaan yang dibawanya, dan menaruh pusakanya di leher seseoranghingga meninggal karena begitu saktinya pusaka itu sehingga orang tua korban itu tidak terima dan melapor padaratu Keraton Surakarta, tetapi raja bingung karena Raden Adipati Mangkupraja merupakan pamannya. Sang raja berbicara Kalau dihukum gantung, Raden Adipati adalah pamannya, tetapi kalau tidak dihukum gantung Raden Adipati sudah bersalah. Kemudian raja mendengar tentang alas Gandaria paling berbahaya dan berniat ingin membuang Raden Adipati Mangkupraja kesana(wawancara dengan Sandhi/Karyapadha, 04 Mei 2015). Pada akhirnya Raden Adipati Mangkupraja dibuang dan diasingkan ke alas Gandaria dengan dibawakan sebuah bedug, sebagai penanda kalau bedug itu tidak berbunyi berarti Raden Adipati Mangkupraja sudah meninggal, tetapi bedug itu selalu berbunyi kencang.setiap hari Jumat yang menandakan Raden Adipati Mangkupraja masih hidup. Sampai beberapa tahun lamanya, bedug itu masih tetap berbunyi terus. Sebenarnya, Raden Adipati Mangkupraja mau dibunuh, tetapitidak dibunuh melalui manusia, melainkan dibunuh melalui makhluk halus (Jin dan Dedemit) (Wawancara dengan Sandhi/Karyapadha, 04 Mei 2015). Semua makhluk halus yang mau membunuh Raden Adipati Mangkupraja, tunduk kepada Raden Adipati Mangkupraja. Karena semua makhluk halus itu tahu kalau Raden Adipati Mangkupraja itu adalah seorang putraning ratu, sebab sudah tertulis Nang Senjabaning Daging Nang Sajroning Kulit. Hingga seekor ular yang sebesar pohon kelapapun tunduk ke Raden Adipati Mangkupraja,

3 25 sehingga tempat itu dinamakan dusun Kepungla karena pada waktu itu Raden Adipati Mangkupraja dikepung oleh ular besar. Di semua makhluk halus itu tunduk dan tidak ada yang berani kepada Raden Adipati Mangkupraja sehingga Gandaria disertakan dan Raden Adipati Mangkupraja dipindah ke Pesetran untuk menyetrakan Raden Adipati. Namun, di Pesetranpun tidak ada yang berani mengganggu Raden Adipati Mangkupraja, karena beliau adalah putraning ratu atau titeling ratu. Kemudian ada kabar bahwa Keraton Surakarta akan melurug, dan Ratu menyuruh kepada seorang patih untuk datang ke desa Gandaria, untuk membawa pulang Paman Raden Adipati Mangkupraja. tetapi karena patih seorang yang tuli, sehingga patih salah menangkap tugas yang diberikan oleh Sang Ratu. Sesampai di Gandaria, patih berencana akan membunuh Raden Adipati Mangkupraja. tetapi Raden Adipati Mangkupraja sudah di Pesetranatautempatpeletakanmayat yang tidakdikuburkan, sehingga patih menyusul ke Pesetran. Setelah bertemu dengan Raden Adipati Mangkupraja, patih mengatakan kalau diutus oleh Kanjeng Ratu untuk membawa pulang Raden Adipati Mangkupraja. Pada akhirnya mereka pun bergegas untuk pulang ke Keraton Surakarta, namun ditengah perjalanan pulang, patih langsung memukuli dan membacok dengan gaman, sabit, dan benda tajam. Selama satu minggu Raden Adipati Mangkupraja dipukuli dan dibacok dengan gaman, namun Raden Adipati Mangkupraja tidak mempan dipukuli dengan gaman. Tetapi Raden Adipati Mangkupraja tahu kalau dia pantas mati karena dia telah berbuat salah,seehingga Raden Adipati Mangkupraja memberitahu kepada patih tentang kelemahannya. Raden Adipati Mangkupraja

4 26 mengatakan kepada patih, jika dibunuh dengan gaman dan benda tajam lainnya, tidak akan mempan. Kemudian patih disuruh mencari lawewenang atau seutas benang untuk mengikat Raden Adipati Mangkupraja. Setelah diikat dengan benang, Raden Adipati Mangkupraja akhirnya meninggal, tetapi sayangnya tidak hanya Raden Adipati Mangkupraja saja yang dibunuh, tetapi seluruh keluarganya dibunuh oleh patih. Sehingga terjadi banjir darah pembantaian Raden Adipati Mangkupraja dan keluarganya di petilasan. Raden Adipati Mangkupraja dibunuh pada hari Selasa Kliwon dan dikubur dihari Senin Manis (Wawancara dengan Sandhi/Karyapadha, 04 Mei 2015). Setelah kematian Raden Adipati Mangkupraja, selama beberapa hari sebelum dikubur jasad dari Raden Adipati Mangkupraja dirawat rutin oleh penduduk desa Pekuncen, sambil menunggu ada utusan yang datang dari Kasunanan Surakarta untuk melihat keadaan jasad Raden Adipati Mangkupraja. Selang beberapa hari, Kanjeng Kasunanan Surakarta akhirnya datang ke desa Pekuncen untuk melihat keadaan Raden Adipati Mangkupraja. Setelah beliau melihat keadaan Raden Adipati Mangkupraja, Raja sangat berterima kasih kepada seluruh penduduk desa Pekuncen karena sudah merawat dengan baik jasad Raden Adipati Mangkupraja. Kemudian Raja meminta kepada salah satu kasepuhan atau perwakilan dari penduduk Gandaria agar ikut ke Keraton Surakarta (Wawancara dengan Sandhi/Karyapadha, 04 Mei 2015). Akhirnya salah seorang perwakilan dari penduduk Gandaria ikut ke Keraton Surakarta, yaitu Malangwitana. Disana dia diberi kekancingan dan sebuah surat oleh Kanjeng Raja untuk menjadi seorang kunci di desa Pekuncen

5 27 yang bertugas mengunci Raden Adipati Mangkupraja, yang akan menguasai desa Pekuncen dan diberi wewenang sebagai Raja Sakyubing Banyu. Ditengah perjalanan pulang, dia bertemu dengan seorang yang sakti, yang berasal dari Yogyakarta. Karena Malangwitana tidak bisa membaca isi surat yang diberi oleh Kanjeng Raja, maka surat itu dibacakan oleh orang sakti dan pintar itu, dan surat ituberbunyi, Sing sinten mawon mbekto surat niki, niku kanggo liru Raden Adipati kenang pidono sekang Solo (Wawancara dengan Sadhi/ Karyapadha, 04 Mei 2015). Setelah tahu isi surat itu yang sebenarnya, Malangwitana langsung melempar surat itu dan lari pulang karena ketakutan. Namun surat itu kemudian diambil oleh orang yang sakti dan pintar, kemudian ia mendatangi desa Pekuncen dan memberitahukan kalau dia adalah utusan dari Kanjeng Raja Surakarta yang akan menguasai desa Pekuncen sebagai kuncen yang mengunci Raden Adipati Mangkupraja sehingga semua penduduk desa Pekuncen percaya dan langsung tunduk kepadanya. Setelah empatbulan, kemudian Kanjeng Raja datang ke desa Pekuncen untuk melihat apakah amanatnya telah dijalankan dengan baik. Namun, setelah tiba di desa Pekuncen, Kanjeng Raja kaget dan heran, mengapa bukan orang yang dia suruh dahulu yang menjadi kuncen di desa Pekuncen, melainkan orang lain yang menjadi kuncen di desa ini. Kanjeng Raja tetap kukuh pada pendiriannya, bahwa yang menjadi kuncen tersebut adalah bukan orang yang ia suruh dahulu, namun Kanjeng Raja kalah bukti dari orang tersebut. Sehingga semua penduduk

6 28 tidak percaya pada Kanjeng Raja (Wawancara dengan Sadhi/Karyapadha, 04 Mei 2015). Kemudian Kanjeng Raja memberikan suatu pitutur kepada penduduk desa Pekuncen, bahwa di masa yang akan datang, yang kelak akan memimpin desa Pekuncen itu bukan orang asli dari desa Pekuncen itu sendiri, melainkan orang dari daerah lain. dan hal itu akhirnya terbukti dengan yang memimpin desa Pekuncen adalah bukan orang asli dari desa Pekuncen. Terbukti dari beberapa Demang dan yang kemudian diganti dengan Lurah, yang memimpin desa Pekuncen yaitu : 1. Demang Ardjoseputro ( ) memimpin selama 6 tahun. 2. Demang Kartawangsa ( ) memimipin selama 23 tahun. 3. Demang Sumadijaya ( ) memimpin selama 4 tahun. 4. Demang Joesoep ( ) memimpin selama 11 tahun. 5. Demang Ishak Puspohudojo ( ) memimpin selama 1 tahun. 6. Lurah Sandiarja ( ) memimpin selama 34 tahun. 7. Lurah Radun ( ) memimpin selama 7 tahun. 8. Lurah Salam ( ) memimpin selama 5 tahun. 9. Lurah Yudo ( ) memimpin selama 5 tahun. 10. Lurah Dwi Ani ( ) memimpin selama 6 tahun. Sampai sekarang penduduk desa Pekuncen masih mempercayai hal tersebut. Selain itu penduduk desa Pekuncen juga masih merawat dengan baik petilasan atau makam Raden Adipati Mangkupraja. Di desa Pekuncen mayoritas penduduknya masih menganut himpunan penghayat kepercayaan (HPK), mereka

7 29 juga masih menjalankan suatu tradisi rutin tiap tahun atau juga yang disebut dengan Sadranan atau Perlon, yang dilaksanakan di Petilasan Raden Adipati Mangkupraja atau sering disebut juga Petilasan Jero Tengah (Wawancara dengan Sandhi/ Karyapadha, 04 Mei 2015). B. Keadaan Geografis Desa Pekuncen mempunyai keadaan geografis yang cukup luas, dengan luas wilayah 376 ha, batas wilayah sebelah utara yaitu desa Bajing Kulon, sebelah selatan desa Karang Turi, sebelah barat desa Sikampuh dan yang terakhir sebelah timur yaitu desa Pesanggrahan. Jumlah penduduk desa Pekuncen laki-laki 4173 jiwa, perempuan 4077 jiwa, usia jiwa, usia jiwa, dan usia 65 ke-atas 1224 jiwa, sedangkan tipologi desa Pekuncen meliputi persawahan, perladangan, perkebunan, peternakan, nelayan, pertambangan/galian, kerajinan dan industri kecil, industri sedang dan besar, jasa dan perdagangan (Wawancara dengan Irfan Sidqon, 09 Mei 2015). Masyarakat desa Pekuncen pada umumnya bekerja sebagai petani. Pertanian merupakan mata pencaharian sehari-hari bagi masyarakat desa Pekuncen, karena area persawahan yang luas, dan tanah yang subur sehingga masyarakat desa Pekuncen lebih memilih mata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian yang diperoleh oleh petani desa Pekuncen mayoritas padi. Masyarakat desa Pekuncen dilihat dari tingkat pendidikan masih banyak yang lulusan SMP dan agama yang dianut mayoritas agama Islam (Wawancara dengan Irfan Sidqon, 09 Mei 2015).

8 30 C. Keadaan Sosial dan Budaya Masyarakat Desa Pekuncen Masyarakat desa Pekuncen sejak dahulu sudah mengenal sistem bercocok tanam yang baik dan benar sehingga mayoritas mata pencahariaanya masyarakat desa Pekuncen adalah sebagai petani. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor karena adanya sistem turun-temurun dari nenek moyang yang mengajarkan pertanian dan berkebun. Masyarakat desa Pekuncen tidak memperhatikan pendidikan, tetapi lebih mementingkan hasil dari pertanian tersebut. Mereka menganggap bahwa pendidikan tidak penting karena adanya pengaruh sosial di dalam masyarakat desa Pekuncen. Selain menjadi petani masyarakat desa Pekuncen tidak memiliki keterampilan lain. Oleh karena itu, mayoritas masyarakat Pekuncen memilih bertani atau memilih berternak kambing atau sapi. Selain masyarakatnya memiliki lahan pertanian sendiri, ada juga yang menjadi buruh tani di tempat orang lain dengan menggarapkan lahan sawah karena pemiliknya kurang mahir dalam menggarap sawah (Wawancara dengan Irfan Sidqon, 09 Mei 2015). Petani di desa Pekuncen sangat mengandalkan hujan untuk menggarap lahan pertaniannya. Pada musim penghujan sawah mereka ditanami padi, sedangkan pada musim kemarau mereka biasa menanam jagung. Dalam menggarap sawah petani masih menggunakan alat tradisional, yaitu cangkul atau menggunakan jasa kerbau. Untuk pemupukan petani memanfaatkan kotoran hewan ternak mereka, seperti pupuk kandang yang digunakan untuk menyuburkan tanah dan tanaman pertanian mereka. Namun, pupuk kandang tidak mempercepat pertumbuhan tanaman padi, pertumbuhan terbilang cukup lambat sehingga sangat

9 31 mempengaruhi pada penghasilan para petani, sedangkan pada musim kemarau sebagian besar lahan sawah mereka tidak digarap karena kurangnya sumber air untuk pertanian (Wawancara dengan Irfan Sidqon, 09 Mei 2015). Banyak faktor yang mempengaruhi dalam sektor pertanian di desa Pekuncen. Dari hasil pertanian yang mereka dapatkan hanya cukup untuk menggarap sawah mereka. Untuk kebutuhan sehari-hari mereka juga harus mengeluarkan biaya untuk menggarap sawah mereka selanjutnya. Untuk memenuhi kebutuhan mereka, sebagian masyarakat desa Pekuncen bekerja menjadi buruh di kota-kota besar dan di Jakarta sebagai buruh bangunan. Masuk pada sekitar tahun 1990-an desa Pekuncen mulai tersentuh dengan adanya era modern dan teknologi, terutama teknologi dalam bidang pertanian. Saat ini para petani di desa Pekuncen, telah banyak yang menggunakan alat-alat pertanian yang modern dan mulai meninggalkan alat-alat pertanian tradisional. Dalam membajak sawah dulu hanya menggunakan jasa hewan seperti kerbau dan sapi, tetapi sekarang sudah menggunakan traktor utuk membajak sawah dan diesel sebagai alat penyedot air (Wawancara dengan Irfan Sidqon, 09 Mei 2015). Keadaan sosial masyarakat desa Pekuncen dilihat dari perekonomian mayoritas pertanian sekitar 70%, tetapi lahan pertanian menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat desa Pekuncen. Hasil pertanian pada setiap tahunnya terus meningkat pesat, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat Pekuncen tergantung pada hasil pertanian. Hasil pertanian padi merupakan sumber pokok penghasilan sehari-hari. Kini hasil dari mereka bercocok tanam cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seiring berjalannya waktu dan

10 32 pemikiran masyarakatnya yang cukup maju. Penghasilan buruh tani cukup rendah, karena itu pemuda-pemudi memilih untuk bekerja atau merantau ke kotakota besar untuk mencari penghasilan yang lebih baik. Mereka telah mengenyam pendidikan meski, baik hanya sampai jenjang SMP maupun SMA (Wawancara dengan Irfan Sidqon, 09 Mei 2015). Keadaan sosial masyarakat desa Pekuncen dari tingkat pendidikannya masih kurang, masih banyak yang lulusan SMP, bahkan mayoritas lulusan SMPsehingga untuk tingkat pendidikan masih kurang yang lulusan SMA atau sarjana, bahkan ada juga yang tidak lulus sekolah atau tidak sekolah. Kurangnya kesadaran masyarakat desa Pekuncen tentang pendidikan, sangat berpengaruh terhadap kemajuan zaman karena masyarakat desa Pekuncen belum banyak yang mengenal teknologi modern. Oleh karena itu, masyarakat desa Pekuncen hanya mengenal sistem pertanian saja. Kurangnya keterampilan (skill) atau kemampuan dalam bidang bekerja, yang dimiliki oleh masyrakat Pekuncen. Keadaan sosial masyarakata desa Pekuncen, dalam bidang agama khususnya, mayoritas menganut beragama Islam. Adapun masyarakat desa Pekuncen yang beragama Islam, tetapi menganut kepercayaan dari nenek moyang berdasarkan turun-temurun (trah) masih banyak dijumpai di desa Pekuncen. Pada tahun 2003 banyak masyarakat yang dari non-muslim menjadi muslim. Karena adanya pengaruh agama Islam di lingkungan masyarakat sehingga masyarakat non-muslim tertarik, untuk pindah keyakinan agama Islam. Penganut komunitas penghayat kepercayaan di desa Pekuncen sekitar 30%, dari tahun ke tahun terus meningkat (Wawancara dengan Irfan Sidqon, 09 Mei 2015).

11 33 Masyarakat desa Pekuncen, terutama yang beragama Islam. tetapi menganut komunitas penghayat kepercayaan, masih kental sekali dengan nilainilai budaya yang ada di Jawa. Agama kejawen bagi masyarakat desa Pekuncen masih dijunjung tinggi. Setiap masyarakat memiliki kebudayaan yang berbeda. Salah satu budaya yang menonjol adalah adat istiadat atau tradisi kejawen. Dalam setiap bentuk masyarakat di dalamnya terdapat sebuah sistem nilai-nilai budaya, yang mempunyai pengaruh terhadap adat istiadat masyarakat dan kehidupan sehari-hari. Salah satu kebudayaan yang masih melekat di Jawa yaitu tradisi Sadranan. Masyarakat di desa Pekuncen masih kental sekali dengan tradisi Sadranan. Yang dilaksanakan setiap tahun dan menjadi upacara khusus bagi komunitas penghayat kepercayaan yang ada di desa Pekuncen. Tradisi Sadranan sangat berpengaruh dan disakralkan oleh masyarakat desa Pekuncen. Salah satunya yaitu tradisi resik kubur yang dilaksanakan setiap Jumat Kliwon dikuburan para leluhur (Wawancara dengan Irfan Sidqon, 09 Mei 2015). Nilai-nilai budaya merupakan konsep yang terbangun di masyarakat yang tumbuh dalam pikiran manusia, tentang hal-hal yang bernilai, yang dianggap penting bagi kehidupannya, dan menjadi pedoman hidup yang memberikan arah dan tujuan bagi masyarakat desa Pekuncen. Adapun nilai-nilai yang masih dijunjung tinggi masyarakat desa Pekuncen,yaitu nilai kepercayaan terhadap nenek moyang. Sering suatu kepercayaan dikaitkan, baik dengan cara hidup maupun adat istiadat yang melekat pada diri manusia sehingga menjadi pendukung kebudayaan di kehidupan masyarakat itu sendiri, misalnya, adanya

12 34 upacara adat yang selalu dikaitkan dengan religi. Ritual-ritual yang berkaitan dengan tradisi bagi masyarakat desa Pekuncen masih dianggap sakral karena adanya kepercayaan animisme yang masih melekat di jiwa masyarakat desa Pekuncen (Wawancara dengan Irfan Sidqon, 09 Mei 2015). Pada ritual tradisi sadranan mengalami perkembangan, dilihat dari banyaknya penganut komunitas himpunan penghayat kepercayaan (HPK) setiap tahunnya.adanya turun-temurun (trah) dari setiap keluarga, menambah banyaknya jumlah komunitas tradisi sadranan di desa Pekuncen. Masyarakat desa Pekuncen masih menjunjung tinggi nilai-nilai sosial di dalam masyarakat, yang masih sangat melekat di dalam jiwa mereka. Contohnya dalam mempersiapkan ritual tradisi sadranan, perlu adanya gotong-royong untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Salah satunya melakukan bersih kubur di setiap makam yang dianggap keramat atau disakralkan oleh komunitas himpunan penghayat kepercayaan(hpk), membersihkan Balai Ageng secara bersama-sama, sedangkan para ibu-ibu komunitas penghayat kepercayaan saling gotong-royong memasak atau menyiapkan sesaji yang akan disajikan, menjadi ritual khusus tradisi sadranan. Biasanya para ibu-ibu komunitas himpunan penghayat kepercayaan(hpk) berkumpul di rumah Juru Kunci untuk memasak sesaji yang akan dipakai upacara ritual (Wawancara Dengan Irfan Sidqon, 09 Mei 2015). Tradisi sadranan ini sudah mendarah daging secara turun-temurun. Komunitas penghayat kepercayaan jarang melaksanakan kewajibannya terhadap Tuhan. Mereka beranggapan bahwa selain Tuhan, nenek moyanglah yang memberi segala-galanya seperti kesehatan dan keselamatan di dunia. Mereka

13 35 menganggap bahwa di dunia hanya nunut ngumbe (sementara) tidak abadi. Adanya pemujaan terhadap nenek moyang atau roh-roh para leluhur, bagi mereka sudah menjadi bukti ketaatan mereka menjalani hidup di dunia. Biasanya di desa Pekuncen dilaksanakan ritual puncak tradisi sadranan yang dilaksnakan setiap hari Jumat pada minggu ketiga di bulan sadranan. Ritual ini disebut dengan unggah-unggahan atau perlu gede. Ritual terakhir pada awal pekan di bulan Syawal dengan menggelar upacara turunan. Perwujudan doa dari keluarga kepada leluhur atau nenek moyang. Dengan cara membakar kemenyan di makam leluhur atau nenek moyang dan mengadakan upacara kendurian, baik secara kelompok maupun dilaksanakan secara lingkup keluarga. Bagian dari tradisi sadranan yaitu bersih kubur setiap tahunnya. Masyarakat desa Pekuncen masih sangat melekat pada pengaruh sosial maupun budaya tentang tradisi sadranan (Wawancara dengan Irfan Sidqon, 09 Mei 2015). Masyarakat desa Pekuncen menyadari bahwa masyarakat dan kebudayaan itu selalu berubah karena faktor perkembangan zaman. Generasi mudanya sebagian tidak bisa melestarikan budaya peninggalan nenek moyang mereka meskipun ada juga masyarakat yang masih melestarikannya dan sudah mendarah daging di dalam diri mereka sehingga susah untuk dihilangkan. Contohnya dalam hal yang rasional, misalnya, dalam kegiatan penanaman padi serta panen harus didahulukan dengan ritual menaruh sesaji di sawah tujuannya agar memperoleh keselamatan dan berkah agar hasil panen selanjutnya lebih melimpah.

14 36 Seiring dengan perkembangan zaman yang modern hal-hal yang tersebut sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan oleh masyarakat desa Pekuncen. Sarana informasi yang sedemikian ini tidak mengherankan kalau perubahan budaya dapat berlangsung. Perkembangan zaman dan perubahan kebudayaan juga berimbas pada minat yang besar dari masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi masyarakat desa Pekuncen masih tetap melestarikan tradisi yang sudah menjadi turun temurun dari nenek moyang mereka sampai sekarang (Wawancara dengan Irfan Sidqon, 09 Mei 2015).

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS A. Kondisi Geografis Kelurahan Lomanis merupakan salah satu kelurahan dari 4 wilayah kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya disebelah

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA JERUKLEGI. Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Desa tersebut berbatasan dengan:

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA JERUKLEGI. Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Desa tersebut berbatasan dengan: 24 BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA JERUKLEGI A. Keadaan Desa Jeruklegi Desa jeruklegi merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Desa tersebut berbatasan dengan: - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK A. Profil Desa Lundo 1. Letak geografis Desa Lundo merupakan salah satu desa yang terletak

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Geografis. a. Letak Desa. Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Geografis. a. Letak Desa. Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Geografis a. Letak Desa Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul. Memiliki luas 71,61 km 2 dan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan budaya. Hal ini menyebabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, berinteraksi, bermasyarakat dan menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berisi mengenai simpulan yang dikemukakan penulis sebagai analisis hasil temuan dalam permasalahan yang di kaji.

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG A. Letak Geografis 1. Letak Lokasi Desa Ragang merupakan satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Waru Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial. BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA A. Keadaan Geografi Wanayasa merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam ritual yang menjadi ciri khasnya. Masyarakat Karo pada masa dahulu percaya akan kekuatan mistis yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Saparan di Kaliwungu Kabupaten Kendal Pelaksanaan tradisi Saparan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak

BAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Kebudayaan Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budhi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA A. Demografi dan Monografi Desa Tamanrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Penulis akan menyampaikan gambaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup penting keberadaannya di Indonesia. Sektor inilah yang mampu menyediakan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, sehingga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PAGUBUGAN KULON KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PAGUBUGAN KULON KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP 41 BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PAGUBUGAN KULON KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP A. Keadaan Geografi Cilacap merupakan kabupaten di provinai Jawa Tengah dengan luas wilayahnya sekitar 6,2%

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

BAB II SOSIAL BUDAYA DUSUN KANTONG DESA SIREMENG

BAB II SOSIAL BUDAYA DUSUN KANTONG DESA SIREMENG 21 BAB II SOSIAL BUDAYA DUSUN KANTONG DESA SIREMENG A. Kondisi Geografis Desa yang terdapat di Kecamatan Pulosari di Kabupaten Pemalang cukup banyak, di antaranya desa Batursari, Cikendung, Clekatakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa, baik yang masih berdomisili di

BAB I PENDAHULUAN. satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa, baik yang masih berdomisili di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi menyambut bulan Suro merupakan hal yang sudah menjadi salah satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa, baik yang masih berdomisili di Jawa maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI RISET PENDAMPINGAN. lain di Kecamatan Tulung. Desa yang memiliki luas 222,571 Ha ini

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI RISET PENDAMPINGAN. lain di Kecamatan Tulung. Desa yang memiliki luas 222,571 Ha ini BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI RISET PENDAMPINGAN A. Dusun Satu Sudimoro Secara Geografis Sudimoro merupakan salah satu desa di Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, yang memiliki area desa yang cukup luas

Lebih terperinci

BAB III PEMBAGIAN KEUNTUNGAN DI RENTAL PLAY STATION DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK

BAB III PEMBAGIAN KEUNTUNGAN DI RENTAL PLAY STATION DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK 50 BAB III PEMBAGIAN KEUNTUNGAN DI RENTAL PLAY STATION DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK A. Gambaran Umum Tentang Daerah Penelitian 1. Keadaan geografis Keadaan geografis Desa Mlorah Kecamatan Rejoso

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG A. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian Pasar Ikan di Kec. Ketapang ini merupakan salah satu pasar yang berada di wilayah

Lebih terperinci

Volume 1, No 1, Juli 2017 ISSN:

Volume 1, No 1, Juli 2017 ISSN: KEBERADAAN HIMPUNAN PENGANUT KEPERCAYAAN (HPK) SEBAGAI PENGANUT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA SEBAGAI PENGANUT KEJAWEN DI DESA PEKUNCEN KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP Idarotul Nginayah, MH

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo. 23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan, dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya sebagian besar bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian yang

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL A. Profil Wilayah Desa Karangmalang Wetan Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal Sebagai gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Tuban. Dusun ini jauh dari keramaian karena

BAB I PENDAHULUAN. terletak sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Tuban. Dusun ini jauh dari keramaian karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dusun Sempol adalah salah satu dusun yang berada di Desa Mojomalang. Yang terletak sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Tuban. Dusun ini jauh dari keramaian karena

Lebih terperinci

BAB V DAMPAK REVOLUSI HIJAU TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT SUKAWENING-GARUT

BAB V DAMPAK REVOLUSI HIJAU TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT SUKAWENING-GARUT BAB V DAMPAK REVOLUSI HIJAU TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT SUKAWENING-GARUT 1970-1990 Pada bab lima ini, penulis menganalisis bagaimana dampak dari program Revolusi Hijau terhadap

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. kemarau.kebutuhan ini baik untuk mengairi ladang atau untuk mencukupi

BAB VI PENUTUP. kemarau.kebutuhan ini baik untuk mengairi ladang atau untuk mencukupi BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Penelitian mengenai Analisa Dampak Sosial Pembangunan Embung di Dusun Temuwuh Lor dapat diambil sebuah benang merah, yaitu sebagai berikut : 1.1.1. Aspek Demografi Terbentuknya

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA Oleh : Desy Dwijayanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Cahyo_desy@yahoo.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PROFIL WILAYAH

BAB I PROFIL WILAYAH BAB I PROFIL WILAYAH A. Deskripsi Wilayah 1. Dusun a. Data Geografis 1) Lokasi, Nama dan Luas Padukuhan Padukuhan Pudak terletak di perbukitan yang terletak pada 324 meter di atas permukaan laut. Terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin pada bagian budayabudaya lokal yang berkembang di masyarakat. Keragaman tersebut tidak ada begitu saja, tetapi juga karena

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH A. Letak Geografis Desa Kecamatan 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading Desa Batur terletak di Kecamatan Gading,

Lebih terperinci

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 62 BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 3.1.Letak Geografi 3.1.1. Luas Wilayah Kecamatan bungus teluk kabung merupakan salah satu kecamatan di kota padang,

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN A. Kondisi Geografis Desa Cipete Kec. Pinang Kota Tangerang Banten Desa Cipete merupakan bagian dari Kota Tangerang Provinsi Banten,

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Tanti Wahyuningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa wahyutanti546@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 32 BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Wilayah Desa Sumberejo terletak di Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis, terletak pada 7 32 8 15

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 1. Sejarah Singkat Desa sikijang adalah sebuah desa yang terletak Di Kecamatan Logas Tanah Darat, kabupaten

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Letak geografis yang penulis ambil sebagai obyek pembahasan

Lebih terperinci

BAB II SOSIOKULTUR DAN SEJARAH DESA GERDUREN

BAB II SOSIOKULTUR DAN SEJARAH DESA GERDUREN BAB II SOSIOKULTUR DAN SEJARAH DESA GERDUREN A. Sosiokultur Desa Gerduren. Sebelum membahas lebih jauh tentang sejarah desa Gerduren, maka akan dibahas terlebih dahulu mengenai sosiokulturnnya untuk lebih

Lebih terperinci

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Kedung Bondo merupakan salah satu desa yang terletak di daerah paling

Lebih terperinci

BAB III KERJASAMA PERTANIAN DI DESA PADEMONEGORO

BAB III KERJASAMA PERTANIAN DI DESA PADEMONEGORO BAB III KERJASAMA PERTANIAN DI DESA PADEMONEGORO A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Letak Daerah Situasi dan kondisi suatu daerah akan sangat mempengaruhi segala aktifitas yang ada di daerah tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makam Kotagede atau sering disebut juga dengan Sargede adalah sebuah makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar Sutawijaya, pendiri kerajaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara agraris. Sebagai negara agraris, salah satu peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN II.1.Lokasi dan Letak Desa Kabupaten Nias adalah salah satu daerah kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Nias berada satu pulau dengan Kabupaten Nias Selatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era teknologi tinggi, penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era teknologi tinggi, penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era teknologi tinggi, penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin modern membantu percepatan proses pengolahan produksi pertanian. Modernisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI. masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam

BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI. masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI IV.1 Pengantar Sebagaimana telah dipaparkan dalam Bab I bahwa meskipun sebagian besar masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Ronggeng Kaleran Dalam Upacara Adat Nyuguh di Kampung Adat Kuta Ciamis dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Penelitian ini dilakukan di Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar. Daerah ini mempunyai luas wilayah ± 28.500 Ha. Daerah

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN NAMA : AHMAD ARIFIN NIM : 140711603936 OFFERING : C Tugas untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak geografis, luas wilayah dan kependudukan Desa Petaonan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN 42 BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Titik Lokasi penelitian ini berada di wilayah Kabupaten Lamongan, dengan luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Geografis Desa Lebung Gajah Desa Lebung Gajah adalah merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah hukum Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Karo merupakan masyarakat pedesaan yang sejak dahulu mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata pencaharian utama masyarakat

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman IV. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan HPT Jenis, produksi dan mutu hasil suatu tumbuhan yang dapat hidup di suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: Iklim Tanah Spesies Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa 17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang dipergunakan dalam penelitian. Pada Bab ini penulis akan menggambarkan tentang gambaran umum tempat

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 INFORMED CONSENT Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Subjek Saya yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara maritim dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari wilayah perairan kurang lebih 70,8 % dari luas permukaan bumi yang luasnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Lokasi Penelitia Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar yang menurut beberapa tokoh masyarakat desa dikenal karena

Lebih terperinci

ASAL MULA DESA TALAKBROTO

ASAL MULA DESA TALAKBROTO ASAL MULA DESA TALAKBROTO Pada suatu hari datanglah seorang wanita bernama Mbok Nyai (yang menurut penuturan masyarakat memang namanya adalah Mbok Nyai didapat dari para pengikutnya jika memanggilnya dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo. BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Desa Bolo Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik 1. Demografi Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) JURNAL SKRIPSI MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI Oleh: DESI WIDYASTUTI K8409015 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan 29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENARIKAN PERSENAN TANAH PERSILAN OLEH POLISI HUTAN DI DESA TENGGIRING KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PELAKSANAAN PENARIKAN PERSENAN TANAH PERSILAN OLEH POLISI HUTAN DI DESA TENGGIRING KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN BAB III PELAKSANAAN PENARIKAN PERSENAN TANAH PERSILAN OLEH POLISI HUTAN DI DESA TENGGIRING KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Lokasi penelitian penulis adalah di Desa Tenggiring

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha. BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit

Lebih terperinci

BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut.

BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut. BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT Bab ini merupakan pembahasan atas kerangka teoritis yang dapat menjadi referensi berpikir dalam melihat masalah penelitian yang dilakukan sekaligus menjadi

Lebih terperinci

BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN 48 BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian Sumurgayam, merupakan suatu desa

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN 46 BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Profil Desa Tawangrejo 1. Letak geografis Secara geografis Desa Tawangrejo

Lebih terperinci

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN Oleh : Ade Reza Palevi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aderezahidayat@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tingkat pendidikan penduduk sebagai berikut : Tabel 1.1 Penduduk Desa Pekandangan Menurut Jenis Pekerjaan:

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tingkat pendidikan penduduk sebagai berikut : Tabel 1.1 Penduduk Desa Pekandangan Menurut Jenis Pekerjaan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan keahliannya masing-masing. Bagi masyarakat pedesaan bidang pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di segala aspek kehidupan. Keanekaragaman tersebut terlihat dari beragamnya kebudayaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur

Lebih terperinci