Anak Usia Dini: Antara Ekspektasi, Kurikulum, Praktik Pendidikan, dan Bermain

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Anak Usia Dini: Antara Ekspektasi, Kurikulum, Praktik Pendidikan, dan Bermain"

Transkripsi

1 Anak Usia Dini: Antara Ekspektasi, Kurikulum, Praktik Pendidikan, dan Bermain Nadia Permatasari Pendidikan Anak Usia Dini yang Selaras dengan Tumbuh Kembang Sebagai bahan Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pendidikan Anak Usia Dini Dosen Pengampu : Unita Werdi Rahajeng, S.Psi.,M.Psi PENDAHULUAN Pendidikan Bagi Anak Usia Dini Orang tua harus mempersiapkan pendidikan bagi anaknya sedini mungkin, terutama jika dikaitkan dengan kesuksesan anak ke depannya, apalagi jika melihat perkembangan otak anak yang sedang tumbuh dengan pesatnya yang seringkali disebut dengan masa golden age. Pendidikan Anak Usia Dini memang bukanlah satu-satunya yang paling penting bagi kesuksesan seorang anak di masa depan. Namun, hal tersebut merupakan satu hal yang juga harus diperhatikan karena kematangan pendidikan sejak usia dini dapat berpengaruh bagi perkembangan anak di masa depan. Selain itu dengan Pendidikan Anak Usia Dini, anak akan menjadi lebih matang dan siap dalam menghadapi dunia sekolah, masa yang paling dekat bagi anak-anak di usia tersebut, sebagai salah satu langkah awal menuju masa depan. Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan kurun waktu yang penting dan kritis dalam hal tumbuh kembang fisik, mental, dan psikososial, serta berjalan dengan sangat cepat. Banyak ahli yang mengatakan bahwa keberhasilan tahun-tahun pertama untuk sebagian besar menentukan hari depan anak karena hal tersebut adalah saat dimana membentuk pondasi dari seorang anak. Selain itu, usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak. Berdasarkan hasil penelitian tentang otak, bayi baru lahir memiliki ukuran kira-kira 25 persen dari otak dewasanya, berukuran 75 persen pada ulang tahun ketiganya, dan mencapai 90 persen pada tahun kelimanya. Pada saat bayi dilahirkan ia sudah dibekali dengan struktur otak yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya setelah di luar kandungan. Ia sudah memiliki lebih dari seratus milyar neuron. Akan tetapi, keterkaitan antara sel saraf ini masih lemah. Ketika bayi betumbuh, keterkaitan sel syaraf ini akan meningkat secara dramatis.

2 Banyaknya jumlah sambungan tersebut dapat mempengaruhi pembentukan kemampuan otak sepanjang hidupnya. Pertumbuhan jumlah jaringan otak dipengaruhi oleh pengalaman yang didapat anak pada awal-awal tahun kehidupannya. Periode ini adalah adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimuli terhadap perkembangan kepribadian, psikomotorik, kognitif maupun sosialnya. Pada fase perkembangan ini akan memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, matematika, keterampilan berpikir, dan pembentukan stabilitas emosional. Namun hal ini seringkali disalahartikan orang tua untuk mencuri start pendidikan anak. Mereka menginginkan anak-anaknya bersekolah lebih awal untuk memperoleh prestasi awal yang lebih baik dan mencari pendidikan dengan orientasi akademik tinggi. Di sisi yang sama, Sekolah Dasar saat ini meminta persyaratan yang cukup tinggi dari kualitas seorang siswa, terutama dalam aspek kognitif. Kondisi seperti itulah yang menempatkan Pendidikan Anak Usia Dini berada dalam praktik yang tidak cocok dalam pendidikan masa awal anak-anak. Hal ini juga mendorong orang tua untuk mencari sekolah yang sudah mengajarkan kemampuan baca, tulis, dan hitung pada anak sejak dini. Pada dasarnya, pendidikan anak usia dini tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak dalam bidang kognitif, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan dalam semua bidang perkembangan yaitu fisik, kognitif, sosial dan emosional secara terintegrasi. Program pendidikan bagi anak-anak yang masih berusia dini (PAUD) merupakan upaya untuk melakukan pembinaan yang ditunjukkan terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Program pendidikan anak pada usia dini biasanya dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik, afektif (moral, dan spiritual), kognitif (daya pikir, kreativitas, bahasa), emosional, dan sosial agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut serta membantu anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya yang seharusnya disusun sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

3 1. Pendidikan Anak Usia Dini KAJIAN TEORI Menurut Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 2. Tugas Perkembangan Anak Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Tugas-tugas ini pasti akan dilalui dan harus diselesaikan setiap individu dalam masa hidupnya. Tugas tersebut harus dikuasai dan diselesaikan oleh individu, sebab tugas perkembangan ini akan sangat mempengaruhi pencapaian perkembangan pada masa perkembangan berikutnya. (Havighurst, 1961) Menurut Havighurst, jika seorang individu gagal menyelesaikan tugas perkembangan pada satu fase tertentu, maka ia akan mengalami kegagalan dalam pencapaian tugas perkembangan pada masa berikutnya. Pada usia 0 sampai 6 tahun anak-anak sebenarnya menghadapi sejumlah proses perkembangan dan tahapan aktivitas yang meliputi: (a). aktivitas belajar berjalan; (b). belajar memakan makanan padat; (c). belajar berbicara (d). belajar buang air kecil dan air besar; (e) belajar mengenal perbedaan jenis kelamin; (f). mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis dan (g). belajar untuk membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam serta (h). belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara serta orang lain. 3. Zone of Proximital Development (ZPD) Vygotsky menyatakan sebuah teori sosiokultural tentang Zone of Proximital Development (ZPD). ZPD adalah tugas yang sulit untuk dilakukan anak sendirian, namun bisa dikuasai dengan bantuan orang yang lebih terampil, melalui kerjasama dengan instrukturnya. Ada dua batas dalam ZPD, yaitu batas bawah dan batas atas. Batas ZPD yang lebih rendah adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah secara mandiri. Sedangkan batas yang lebih tinggi adalah tugas yang dapat diterima anak dengan bantuan guru/instruktur.

4 Penekanan Vygotsky pada ZPD menegaskan keyakinannya tentang pentingnya pengaruh sosial terhadap perkembangan kognitif dan peran pengajaran dalam perkembangan anak. Penguasaan keterampilan akan ditransfer dari guru kepada anak, dan lambat laun guru akan mengurangi penjelasan, petunjuk, dan bantuan sampai anak dapat menguasainya sendirian. Konsep pembelajaran tersebut dinamakan Scaffolding. Ketika tujuan ini telah tercapai, maka hal ini dapat menjadi dasar perkembangan ZPD yang baru. 4. Developmentally Appropriate Practice/DAP (Praktik yang cocok menurut teori perkembangan) DAP adalah praktik yang didasarkan atas pengetahuan tentang perkembangan umum anak dalam suatu rentang usia dan juga keunikan anak, berdasarkan kecocokan usia dan kecocokan individu. Prinsip-prinsip DAP: 1. Masa-masa perkembangan anak usia dini yang khas dan memiliki kebutuhan yang khas 2. Setiap anak memiliki kebutuhan yang unik dan memiliki kebutuhan yang khas 3. Setiap anak memiliki latar belakan sosial dan budaya yang khas National Association for the Education of Young Children mengeluarkan 12 Prinsip Perkembangan Anak dan Pembelajaran: 1. Seluruh area pengembangan dan pembelajaran adalah penting. 2. Belajar dan pengembangan mengikuti urutan tertentu. 3. Perkembangan dan pembelajaran terjadi pada tingkat yang berbeda-beda. 4. Perkembangan dan hasil belajar adalah hasil dari interaksi pendewasaan dan pengalaman. 5. Pengalaman awal memiliki efek mendalam pada pengembangan dan pembelajaran. 6. Perkembangan bergerak menuju kompleksitas yang lebih besar, pengaturan diri, dan kapasitas yang berbentuk simbolik. 7. Anak-anak berkembang dengan baik ketika mereka memiliki hubungan yang aman. 8. Pengembangan dan pembelajaran terjadi dan dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya. 9. Anak-anak belajar dalam berbagai cara. 10. Bermain merupakan sebuah instrumen penting untuk mengembangkan self-regulation dan mempromosikan bahasa, kognisi, dan kompetensi sosial. 11. Perkembangan dan belajar semakin cepat ketika anak-anak ditantang. 12. Pengalaman anak-anak membentuk motivasi dan pendekatan mereka dalam belajar. 5. Tahap Perkembangan Kognitif: Pra-Operasional

5 Terdapat empat tahap perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget. Tahaptahap tersebut adalah: sensorimotor (0-2 tahun), pra-operasional (2-7 tahun), operasional konkrit (2-11 tahun), dan operasional formal (diatas 11 tahun). Anak pada usia dini berada pada tahap pra-operasional. Pada tahap ini anak mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata, gambar, dan lukisan. Selain itu mereka mulai membentuk konsep yang stabil, adanya egosentrisme yang menguat dan melemah, serta pembentukan terhadap hal yang magis (animisme). Tahap pra-operasional adalah tahap dimana anak akan melakukan masa untuk bisa menuju pemikiran operasi. Operasi nialah perangkat tindakan terinternalisasi yang memungkinkan anak melakukan secara mental apa yang telah dia lakukan secara fisik sebelumnya. Menurut Piaget, anak prasekolah masih kurang mampu melakukan tindakan mental yang diinternalisasikan. Pada tahap ini, anak mulai belajar untuk membayangkan secara mental subjek yang tidak ada, yang seringkali disebut dengan berpikir simbolis/fungsi simbolis. Selanjutnya, anak mulai menggunaka penalaran prinmitif dan ingin tahu terhadap semua bentuk jawaban atas semua pertanyaan. Seringkali anak-anak pra-operasional menanyakan sereentetan pertanyaan mengapa. Pertanyaan ini menandai munculnya minat anak terhadap penalaran dan penggambaran sebab. Selain itu, anak-anak pada tahap ini mulai memunculkan egosentrisme dalam kehidupannya. Egosentrisme adalah ketidakmampuan membedakan perspektif diri sendiri dan perspektif diri orang lain, karena ia hanya dapat melihat dari sudut pandangnya sendiri. 6. Bermain Pada Anak Bagi Freud dan Erikson, bermain adalah bentuk penyesuaian diri yang dapat menolong anak untuk menguasai kecemasan, konflik, dan masalah kehidupan. Permainan dapat membebaskan energi fisik berlebih dan perasaan yang terpendam. Piaget (1962) menyatakan bahwa struktur kognitif perlu dilatih dan permainan memberi setting yang sempurna untuk latihan ini. Anak-anak dapat mempraktekkan keterampilan dan kompetensi mereka dengan cara yang santai dan menyenangkan. Vygotsky (1962) tampaknya juga memiliki pendapat yang sama dengan Piaget. Ia tertarik pada aspek simbolis dan khayalan dalam suatu permainan. Bagi anak, situasi imajiner tersebut dianggap nyata dan dapat mendorong pemikiran kreatif anak. Permainan adalah suatu alat untuk menjelajahi dan mencari informasi baru, yang dapat menawarkan

6 kemungkinan baru, kompleksitas, ketidakpastian, kejutan dan keanehan bagi si anak (Berlyne, 1960). PEMBAHASAN Tugas Perkembangan Anak dan Kurikulum PAUD Sebelum berangkat lebih lanjut, terdapat pula konsep penting yang berkaitan dengan perkembangan anak, yaitu tentang tugas perkembangan. Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Selain itu, terdapat asumsi bahwa perkembangan anak berlangsung secara unik dan berkesinambungan. Walaupun setiap anak adalah unik karena perbedaan perkembangan anak satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum. PAUD diharapkan dapat merespon tugas perkembangan anak, dan dapat memfasilitasi dan mendukung oleh karenanya perkembangan anak-anak baik secara fisik, psikis maupun perkembangan sosial secara optimal. Pada masa PAUD maupun masa TK, anak akan cenderung melakukan pembelajaran sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya. Untuk itulah sebagai pendidik harus bisa menyesuaikan tugas-tugas dalam periode perkembangan anak ini, hal itu dimaksudkan agar proses pembelajaran anak bisa berjalan efektif dan efisien. Elkind (1988) menyatakan bahwa pendidikan usia dini harus memiliki kurikulum, metode evaluasi, dan menejemen kelas serta program pelatihan gurunya sendiri. Sehingga, penyusunan kurikulum memerlukan fleksibilitas, kreativitas, dan sensitivitas. Vygotsky juga menyatakan sebuah teori, tentang Zone of Proximital Development (ZPD), yaitu tugas yang sulit untuk dilakukan anak sendirian, namun bisa dikuasai dengan bantuan orang yang lebih terampil, melalui kerjasama dengan instrukturnya. Stimulasi pada ZPD yang tepat akan nmembantu anak mengembangkan diri, dan orang dewasa harus peka terhadap ZPD anak, walaupun ZPD setiap anak bisa muncul dalam waktu dan keadaan yang berbeda. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan anak usia dini, pemerintah juga sudah mengembangkan Kurikulum PAUD dan perangkatnya yang dijadikan acuan bagi penyelenggaraan PAUD. Pada dasarnya, tidak ada satu cara yang paling benar dalam penyusunan kurikulum, terutama yang dapat digunakan oleh setiap siswa, hal ini karena setiap anak yang berbeda bisa membutuhkan teknik pembelajaran yang berbeda pula, namun pemahaman mengenai tahap-tahap dan elemen-elemen penting dalam perkembangan akan

7 menjadi modal bagi guru dalam melakukan proses pembelajaran (Eisenberg, Murkoff, dan Hathaway, 1998). Praktik yang Sesuai dengan Tumbuh Kembang Anak Friedrich Froebel adalah pendiri taman kanak-kanak, yang memang secara harfiah berarti taman bagi kanak-kanak. Sang pendiri menganggap bahwa seperti tanaman yang sedang tumbuh, anak-anak butuh pengasuhan yang baik. Sayangnya, cukup banyak taman kanak-kanak yang melupakan pentingnya pengasuhan yang baik bagi biji-biji tersebut. Kurikulum dan program prasekolah tidak seharusnya menekankan pada kognitif, prestasi dan keberhasilan. Memberi penekanan pada hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan dasar berdirinya sebuah taman kanak-kanak. Hal tersebut dapat memberi tekanan yang terlalu dini pada perkembangan anak (Bredekamp & Shepard, 1989). Taman kanak-kanak harusnya berpusat pada anak. Maksudnya, pendidikan melibatkan seluruh aspek perkembangan yaitu fisik, kognitif, dan sosial tanpa memusatkan pada satu hal saja, karena seluruh bidang ini saling berkaitan. Selain itu menurut Garder kecerdasan bukan hanya menyangkut satu aspek, yang seringkali disebut sebagai Multiple Intelligence. Semua anak memiliki kecerdasan yang unik. Ada sembilan macam tipe kecerdasan yaitu numerik/matematis, bahasa, visual-spatial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial. Menurut NAEYC, pembelajaran harusnya disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar anak. Perbedaan individual harus diterima, dan digunakan untuk meracang kegiatan yang cocok, dimana dapat mengembangkan harga diri dan sikap positif anak. Evaluasi tidak bisa hanya dilakukan berdasarkan norma kelompok dimana semua harus melakukan tugas yang sama, mencapai keterampilan yang sama, harapan kaku terhadap seberapa baik penyesuaian diri anak, serta prestasi menurut tes standar. Perlu dingat bahwa setiap anak itu unik dan memiliki perkembangan yang berbeda satu sama lain. Seperti yang dikatakan penulis sebelumnya, kemunculan ZPD anak dalam satu aspek dapat berbeda dengan anak yang lain dalam hal keadaan atau waktunya. Tingkat kesulitan yang dialami masing-masing anak berbeda. Misalnya dalam kelas origami, satu anak mungkin sudah mampu melipat kertas dengan baik, dan dia butuh pendampingan guru di bidang yang lebih rumit. Namun ada anak lain yang masih bingung bagaimana harus melipat kertas karena, karena itu guru perlu mendampingi anak tersebut. Penekanan pembelajaran juga bukan pada apa yang dipelajari, tapi pada proses belajar langsung terutama dengan bermain. Menurut Ballenger (1983) program pendidikan yang baik

8 didasarkan atas keadaan yang sedang berlangsung bukan berdasar suatu keadaan yang akan terjadi. Dalam praktik pendidikan yang baik, anak diharapkan dapat aktif baik secara fisik maupun mental. Guru yang baik dapat menyiapkan lingkungan eksploratif dan interaktif dengan benda, anak lain, dan orang dewasa lainnya. Anak juga dapat memilih kegiatan mereka sendiri diantara kegiiatan yang udah disiapkan. Anak memiliki peluang untuk menggunakan otot besarnya untuk melatih motorik kasar, seperti berlari dan melompat, dan ia bisa dengan bebas mengekspresikan dirinya setiap hari dengan kegiatan di luar ruangan, serta mengembangkan kemampuan motorik halus melalui hal-hal yang menyenangkan. Guru prasekolah tidak seharusnya menerapkan pelajaran dan kegiatan yang secara eksklusif diarahkan guru, memutuskan semua hal sendirian, dan mengharapkan anak untuk pasif, duduk diam, menonton, dan mendengar, serta bekerja individual di kursi masing-masing hanya berkutat dengan kertas dan pensil. Jika dikaitkan dengan perkembangan bahasa, sebenarnya kemampuan untuk bisa membaca di usia dini bukanlah segalanya. Ada hal yang lebih penting dari kemampuan membaca, yang justru sering terlewatkan, yaitu bagaimana membuat anak-anak senang dengan buku dan kegiatan membaca. Seharusnya anak terlebih dahulu diberi peluang untuk mengerti pentingnya baca tulis sebelum disuruh membaca. Jika pembentukan kebiasaan membaca kurang dibangun, tak jarang ada anak yang sudah bisa membaca tetapi tidak tertarik dengan buku. Bahkan, pemaksaan terhadap pembelajaran keterampilan membaca dapat mebuat anak menjadi terbebani sehingga mereka membenci kata membaca dan belajar. Akan tetapi, bukan berarti sekolah ataupun orang tua tidak boleh mulai menyediakan media belajar membaca pada saat anak-anak terlihat begitu antusias dengan buku dan kegiatan membaca, meskipun mereka masih berusia dini. Pengenalan terhadap baca dan tulis dapat dilakukan dengan permainan sederhana. Dalam bidang kognitif, anak dapat mengembangkan pemahaman tentang diri, orang lain dan dunia melalui observasi, interaksi dan pemecahan pada masalah yang konkret. Pembelajaran bukan hanya melalui ingatan. Selain itu, keingintahuan anak dapat digunakan sebagai motivasi untuk lebih terlibat dalam belajar, bukan penuntutan terhadap partisipasi anak dalam kegiatan untuk sekedar memperoleh reward, hak istimewa dan menghindari hukuman. Bukan berarti

9 motivasi eksternal itu buruk, hanya saja meningkatkan motivasi intrinsik akan membuat proses belajar menjadi lebih bermakna. Banyak penelitian yang telah mendukung pendapat-pendapat diatas. Anak yang mengikuti TK yang sesuai dengan teori perkembangan memperlihatkan perilaku kelas yang lebih cocok, catatan perilaku lebih baik, dan dan kebiasaan bekerja-belajar lebih baik dibanding dengan anak yangmengikuti TK yangtidak cocok sesuai teori perkembangan (Hart, & dkk, 1993) Peneliti juga telah menemukan tentang stres yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan akademik pada anak. Anak yang berada di ruang kelas yang tidak cocok di menurut pperkembangan memperlihatkan lebih banyak perilaku yang berkaitan dengan stres. (Burts, Charlesworth, & Fleege, 1911). Ditambah lagi, jika membandingkan anak-anak yang mengikuti program PAUD berorientasi akademik tinggi dan anak yang mengikuti program berorientasi akademik rendah menurut Hirsch-Pasek & dkk (1989) tidak ditemukan kelebihan atau manfaat yang signifikan antara kedua kelompok tersebut. Sebaliknya, kreatifitas dan sikap positif anak lebih rendah, dan kecemasan anak akan lebih tinggi ketika menghadapi ujian pada anak-anak yang mengikuti program PAUD berorientasi akademik tinggi. Mengenal, mengetahui, memahami dunia anak memang bukan sesuatu yang mudah. Dunia yang penuh warna-warni, indah, ceria, juga penuh kejutan. Dunia yang seharusnya dimiliki oleh setiap anak anak namun dalam kepemilikanya banyak bergantung pada peranan orang tua dan pilihannya terhadap pendidikan usia dini. Orangtua seharusnya juga menyadari bahwa kewajiban untuk mendidik anak tidaklah hilang dengan menyekolahkan mereka. Maka dari itu, orang tua juga masih harus tetap menyadari perannya dalam pendidikan anak, terutama pada hal-hal yang seharusnya tidak diajarkan di lembaga pra-sekolah. Anak dan Bermain Di lembaga pendidikan anak usia dini, anak-anak sudah diajarkan dasar-dasar cara belajar. Tentunya di usia dini, mereka akan belajar pondasi yang penting untuk hal tersebut. Anak-anak usia dini belum bisa berpikir dengan sempurna seperti orang dewasa, seperti yang diungkapkan oleh Piaget. Anak-anak pada masa ini masih berada pada tahap pra-operasional. Anak-anak tersebut harus dipandu cara berpikir secara benar, cara mencerna, dan berdaya nalar. Karena itu, mereka diajarkan dengan cara yang sangat khas dengan dunia anak, yakni lewat bermain.

10 Permainan adalah hal yang esensial bagi anak-anak dan sebagian besar interaksi anakanak melibatkan aktivitas bermain. Lewat bermain yang diarahkan, anak bisa belajar banyak. Bermain dapat mengembangkan individu agar memiliki kebiasaan-kebiasaan baik, dan mempelajari kewajiban sosial seperti tolong-menolong, berbagi, disiplin, berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab. Bermain juga dapat mengembangkan kemampuan dalam berimajinasi dan bereksplorasi, cara bersosialisasi, problemsolving (memecahkan masalah), negosiasi, manajemen waktu, resolusi konflik, berada dalam grup besar/kecil, serta belajar bahasa. Pembelajaran pada anak usia dini adalah proses pembelajaran yang dilakukan melalui bermain. Bermain merupakan wahana belajar untuk mengeksplorasi lingkungan yang dapat mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, dan sosial-emosional anak. Cara ini adalah cara yang paling efektif untuk anak belajar sesuatu. Sebab, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Lewat bermain, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan senang itulah neuron di otak anak saling berkoneksi dengan cepat untuk membentuk satu memori baru. Lewat bermain, anak tidak merasa dipaksa untuk belajar. Saat bermain, otak anak berada dalam keadaan yang tenang sehingga materi yang diajarkan dapat masuk dan tertanam lebih baik. Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah belajar sesuatu melalui permainan. Oleh karena itu, pendidik PAUD perlu memahami makna bermain agar mampu mengembangkan permainan dan menciptakan suasana yang mengundang dan keasyikan bermain yang mendorong anak belajar. Tentunya cara bermain pun tidak bisa asal, harus yang diarahkan dan ini butuh tenaga yang memiliki kemampuan dan cara mengajarkan yang tepat. Kelas harusnya berisi kesenangan, antusiasme, dan rasa penasaran. Bukan menjadi ajang tarik-ulur kekuatan antara murid-guru. Seharusnya terbangun sikap anak yang semangat untuk belajar. Guru juga perlu menyiapkan lingkungan kegiatan bermain yang bermakna, aman, nyaman dan dapat menarik minat anak untuk belajar secara alami. Pada saat anak melaksanakan beragam permainan dan bermain dengan berbagai media, guru berpartisipasi dan berinteraksi untuk meningkatkan kemampuan berpikir anak, dan meningkatkan motivasi anak. Oleh karena itu, alat permainan edukatif merupakan salah satu komponen pokok dalam program pendidikan anak usia dini. Bila salah satu kriteria bermain tidak terpenuhi, misalnya guru mendominasi kelas secara kaku dengan membuatkan contoh dan diberikan kepada anak maka proses belajar mengajar bukan lagi melalui bermain. Proses belajar mengajar seperti itu membuat guru tidak sensitif

11 terhadap tingkat kesulitan yang dialami masing-masing anak, padahal sistem seperti itu pun masih bisa dibuat menjadi lebih menyenangkan. KESIMPULAN 1. Pada masa PAUD maupun masa TK, anak akan cenderung melakukan pembelajaran sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya. Untuk itulah sebagai pendidik harus bisa menyesuaikan tugas-tugas dalam periode perkembangan anak ini, hal itu dimaksudkan agar proses pembelajaran anak bisa berjalan efektif dan efisien. Selain itu, pendidik juga harus menyesuaikan dengan keunikan anak. Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar anak sehingga penyusunan kurikulum memerlukan fleksibilitas, kreativitas, dan sensitivitas. 2. Taman kanak-kanak harusnya berpusat pada anak. Pendidikan prasekolah juga melibatkan seluruh aspek perkembangan yaitu fisik, kognitif, dan sosial tanpa memusatkan pada satu hal saja, karena seluruh bidang ini saling berkaitan. Kurikulum dan program prasekolah tidak seharusnya menekankan pada kognitif, prestasi dan keberhasilan. 3. Bermain adalah metode pembelajaran utama bagi anak. REFERENSI Depdiknas. (2003). UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional National Association for the Education of Young Children. (2014). NAEYC 12 Principles of Child Development. diakses 18 April 2014 Ormrod, Jeanne Ellis. (2009). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga Setyawan, Davit. (2014). KPAI: Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Sejak Usia Dini. diakses 18 April 2014

12 Siti.( 2012). Anak Usia Dini: Problematika dan Kendala Pengembangannya. fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail artikel%20ilmiah- Pendidikan%20Anak%20Usia%20Dini%20(PAUD):%20Problematika%20dan%20Kendala%20 Pengembangannya.html diakses 18 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar pembelajaran yang akan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan bagian dari tahapan anak usia dini yang memiliki kepekaan dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

Mendidik Anak Usia Dini dengan Permainan

Mendidik Anak Usia Dini dengan Permainan Mendidik Anak Usia Dini dengan Permainan Pendidikan Anak Usia Dini yang Selaras dengan Tumbuh Kembang Sebagai bahan Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pendidikan Anak Usia Dini Dosen Pengampu : Unita Werdi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini adalah sosok individu yang sedang dalam proses perkembangan.perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI OLEH RAHAYU DWI UTAMI,SE.,S.Pd.,M.Pd. Anak adalah anugerah dari sang maha pencipta yang dititipkan oleh Tuhan YME sebagai amanah yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD yaitu suatu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. Anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa : 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan dalam rangka mencapai kedewasaan subyek didik secara aktif mengembangkan potensipotensi dirinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama. Perkembangan tersebut terbagi menjadi beberapa tahap antara lain tahap pre-natal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut undang undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Anasya Firdha Intan P

Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Anasya Firdha Intan P Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Anasya Firdha Intan P. 125120307111011 PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha individu untuk membina kepribadian agar sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik, motorik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam rentang kehidupan manusia, memiliki peran yang strategis. Manusia melalui usaha sadarnya berupaya untuk mengembangkan segenap potensi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat penting bagi keluarga untuk menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia dini merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang lebih tinggi dari kedudukan harta dan benda, bahkan jauh lebih berharga di atas segala sesuatu yang di miliki. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,

Lebih terperinci

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELOMPOK B3 TK ISLAM BAKTI XI SURAKARTAA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa peka adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan. Peran dan kesadaran yang dimiliki orang tua untuk menempatkan anak-anak mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai kondisi pendidikan anak usia dini secara global.kemudian ditelaah menjadi lebih terfokus ke dalam fenomena-fenomena yang sedang dialami oleh lembaga-lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age), sekaligus dalam tahapan kehidupan manusia yang anak menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational Young Children) merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Tepatlah bila dikatakan bahwa usia dini adalah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti PENDIDIKAN TPA & KB Martha Christianti Usia 0 8 tahun (NAEYC = National Assosiation Education for Young Child) Usia 0 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas) UU No. 20 Th. 2003 SISDIKNAS Tentang

Lebih terperinci

MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI

MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI Banyak hal penting yang harus diperhatikan semua orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anaknya. Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai perkembangan karena usia yang tepat

Lebih terperinci

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C Pendidikan TPA/ KB Eka Sapti C Anak Usia Dini? Usia 0 8 tahun (NAEYC = National Assosiation Education for Young Child) Usia 0 6 tahun (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas) PAUD? UU No. 20 Th. 2003 SISDIKNAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan, dan hal ini juga merupakan tujuan pembelajaran di TK. Kemampuan kognitif ini berisikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kognitif, emosional dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kognitif, emosional dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Teori -Teori Belajar Teori belajar merupakan kegiatan yang ada didalam diri manusia untuk mengubah suatu perilaku dalam diri seseorang. Dalam psikologi dan pendidikan,

Lebih terperinci

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Agar dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Anak Usia Dini (AUD) merupakan masa emas perkembangan (golden age) pada individu, masa ini merupakan proses peletakan dasar pertama terjadinya pematangan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan antara lain pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: kualitas peserta didik, maka harus ditingkatkan untuk menjembatani

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: kualitas peserta didik, maka harus ditingkatkan untuk menjembatani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pendidikan sebagaimana yang tersebut dalam Undangundang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan sangat menentukan bagi perkembangan anak di kemudian hari.mengingat pentingnya peranan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : ANIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia yang terus diperbaiki dan direnovasi dari segala aspek. Pendidikan sebagai tempat pertumbuhan

Lebih terperinci

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan secara etimologis berasal dari kata kembang yang artinya maju, menjadi lebih baik. Perkembangan secara termitologis adalah proses kualitatif yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar, sebagai peletak atau fondasi pembentukan karakter dan kepribadian anak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan anak merupakan proses yang kompleks, terbentuk dari potensi anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia terdiri dari berbagai jenjang, mulai dari jenjang prasekolah hingga jenjang perguruan tinggi. Pada jenjang pendidikan prasekolah menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambang Sujiono, dalam metode pengembangan fisik (2005:10) Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling mendasar bagi pembentukan sumber daya manusia di masa mendatang (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan

Lebih terperinci

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah 2 Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah semakin berkurangnya daya kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pendidikan, baik pendidikan di rumah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2 PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: LILIS SUHARYANI A.520085055

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia. Karena pada hakekatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap rangsangan yang diberikan dari lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) hendaknya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu jenjang pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan setiap kemampuan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma terkini tentang pendidikan bagi anak usia dini telah menumbuhkan pendekatan yang holistik. Anak dipandang sebagai individu yang utuh sehingga membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap individu. Sejak lahir, setiap individu sudah membutuhkan layanan pendidikan. Secara formal, layanan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

2015 UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (3-4 TAHUN) MELALUI PENGEMBANGAN KREATIVITAS SENI MELIPAT (ORIGAMI)

2015 UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (3-4 TAHUN) MELALUI PENGEMBANGAN KREATIVITAS SENI MELIPAT (ORIGAMI) BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Penelitian Pengembangan sumberdaya manusia merupakan faktor kunci kesuksesan pembanguna suatu bangsa, karena itu berbagai upaya pengembangan sumberdaya manusia haruslah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di zaman globalisasi sekarang ini membutuhkan manusia yang mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia prasekolah, dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI Asep Ardiyanto PGSD FIP Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF 30/06/2009 Disimpan dalam Uncategorized Tagged Alat Permainan edukatif, barang bekas, kreatif, Mainan, mainan anak Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak -anak usia dini, yaitu anak -anak yang berusia 0-6 tahun sering disebut sedang berada pada masa usia emas atau golden age. Masa usia emas atau golden age

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wadah untuk kegiatan belajar dan mengajar untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui jenjang pendidikan yang dasar sampai jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek berasal dari bahasa inggris intellect yang menurut Chaplin (dalam Asrori, 2007:36) diartikan

Lebih terperinci