SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA KATA SAPAAN NONKEKERABATAN DALAM MASYARAKAT KOREA ANALISA ISI: DRAMA KOREA SECRET GARDEN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora RAEHANA ULFHA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI BAHASA DAN KEBUDAYAAN KOREA DEPOK JULI 2011

2 UNIVERSITAS INDONESIA KATA SAPAAN NONKEKERABATAN DALAM MASYARAKAT KOREA ANALISA ISI: DRAMA KOREA SECRET GARDEN SKRIPSI RAEHANA ULFHA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI BAHASA DAN KEBUDAYAAN KOREA DEPOK JULI 2011

3 II SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa skripsi saya ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di. Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan tindakan Plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh kepada saya. Depok, 4 Juli 2011 Raehana Ulfha

4 III HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Raehana Ulfha NPM : Tanda Tangan : Tanggal :

5 IV HALAMAN PENGESAHAN Skripsi yang diajukan Oleh Nama : Raehana Ulfha NPM : Program Studi : Bahasa dan Kebudayaan Korea Judul : Kata sapaan nonkekerabatan dalam masyarakat Korea Analisa Isi: Drama Korea Secret Garden Ini telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,. DEWAN PENGUJI Pembimbing : Nazarudin, M.A (.) Penguji 1 : Rurani Adinda, M.A (.) Penguji 2 : Shin Youngduk, Ph.D (....) Panitera : Christine T. Bachrun (. ) Ditetapkan di : Depok Tanggal : Juli 2009 Oleh Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Dr. Bambang Wibawarta NIP

6 V KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan kehendak-nya saya dapat menyelesaikan tulisan ini. Saya menyadari bahwa tulisan kali ini tidak mungkin akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua saya yang selalu mendukung saya serta telah mendoakan agar skripsi ini dapat selesai dengan tepat waktu. Pengertian dan kasih sayang yang kalian berikan sangatlah berarti dan tak mungkin dapat dibalas sampai kapan pun juga. Tak lupa rasa terimakasih juga saya ucapkan untuk abang, ade serta aan yang selalu menyemangati dan membantu pengerjaan skripsi ini. Maaf ya kenyamanan rumah jadi sering terganggu selama proses pengerjaan skripsi ini. Skripsi ini saya persembahkan untuk kalian semua. Untuk Fachri Achmad Kardiman, orang yang selalu ada bahkan di saatsaat terburuk dan tiada henti menyemangati dari awal sampai akhir. Terima Kasih sudah menemani hari-hari aku yang penuh dengan keababilan serta kegalauan tiada akhir. Kasih sayang, perhatian, tenaga dan waktu yang sudah kamu berikan, sampai kapanpun gak akan pernah aku lupa. Semoga allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. тебя люблю Фахри. Rasa terima kasih saya yang paling besar saya ucapkan untuk pembimbing skripsi saya bapak Nazarudin, M.A. Jujur dari hati yang paling dalam, saya merasa beruntung sekali mendapatkan kesempatan untuk dibimbing oleh Pak Nazar. Bimbingan yang mungkin dirasakan membosankan bagi sebagian mahasiswa, tak pernah saya rasakan karena bimbingan dengan bapak selalu menyenangkan dan penuh dengan canda tawa. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari Bapak. Tak lupa saya ucapkan terima kasih untuk Ibu Christine T. Bachrun, selaku pembimbing akademik selama 4 tahun saya menuntut ilmu di Universitas Indonesia. Kepada Bapak Zaini, M.A dan Ibu Ruraini Adinda, M.A yang memberikan masukan kepada saya di awal penulisan skripsi ini sehingga

7 VI memberikan gambaran di tengah kebingungan saya tentang penulisan skripsi. Selama proses pembuatan skripsi ini saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Tang Jongrye seonsaengnim dan Shin Younduk kyosunim atas masukannya yang sangat membantu dalam penulisan ini. Kepada sahabat seperjuangan saya dalam menulis skripsi Dwi Utami Ningrum, sahabat yang tiada henti menyemangati Mira Febrina dan Anggun Astrini, serta sahabat yang jauh disana Devi Permata Sari. Doa dan dukungan dari kalian sangatlah berarti buat saya. Canda dan tawa serta dukungan dari kalian membuat saya tetap semangat saat mengerjakan skripsi ini. semoga persahabatan kita tetap kekal sampai kapan pun juga. Terima kasih juga saya ucapkan kepada pejuang skripsiwati angkatan 2007, Claudia, Asti, Risma, Mini, dan Presil yang telah memberikan pacuan semangat kepada saya dalam menulis. Dukungan yang diberikan dengan cara kalian masingmasing membuat saya merasa tidak sendirian. Kepada Amir, Bata, Dhania, serta teman-teman hangukhakwa yang tak dapat saya sebut satu persatu namanya, terima kasih kalian selalu membantu, mendoakan, serta menyemangati. Semangat untuk bisa lulus bersama dan dapat bersama-sama mengenakan toga di balairung menjadi semangat yang tiada tara bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Rasa terimakasih yang dalam juga ingin saya hanturkan kepada semua pihak yang telah memberikan doa serta dukungan kepada saya saat menghadapi sidang. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Oleh karena itu, saya mohon maaf jika jika ada hal yang kurang berkenan atau bila terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisanya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Depok, 30 Juni 2011, Raehana Ulfha

8 VII HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik, saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Raehana Ulfha NPM : Program Studi : Bahasa dan Kebudayaan Korea Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya Jenis Karya : Skripsi Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul Kata sapaan nonkekerabatan dalam masyarakat Korea beserta perangkat yang ada (jika diperluan) Dengan Hak bebas Royalti Noneksklusif ini berhak untuk menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap tercantum nama saya sebagai penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta. Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada tanggal : Juli 2011 Yang menyatakan (..)

9 VIII ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Raehana Ulfha : Bahasa dan Kebudayaan Korea : Kata Sapaan nonkekerabatan Dalam Masayarakat Korea Analisa Isi : Drama Korea Secret Garden Skripsi ini memaparkan jenis-jenis kata sapaan nonkekerabatan apa saja yang dipakai oleh masyarakat Korea. Selain itu, dalam skripsi ini juga akan dibahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan kata sapaan di masyarakat Korea. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah berupa tabel yang berisi jenis-jenis dari kata sapaan serta faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Melalui hasil penelitian ini dapat diketahui sistem kata sapaan apa saja yang dipakai masyarakat Korea terutama dalam hubungan nonkekerabatan. Kata Kunci : Kata sapaan, nonkekerabatan, masyarakat Korea.

10 IX ABSTRACT Name Study Program Judul : Raehana Ulfha : Korean Language and Culture Studies : Non-kinship Addressing term in Korean society Analysis: Korean Drama Secret Garden The focus in this study is to explain the kinds of non-kinship addressing term in Korean society. Besides that, this study also focuses in factors that influence the using of addressing term in Korean society. This research is qualitative descriptive interpretive. The result in this study is a table which its content is about the kind of non-kinship addressing term in Korean society and several factors that influence it. Through this study, we can know the kind of addressing term in Korean society specially in non-kinship term. Keyword : Addressing term, non-kinship, Korean society.

11 X DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS. LEMBAR PENGESAHAN. KATA PENGANTAR. LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ABSTRAK ABSTRACT.. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL I II III IV V VII VIII IX X XII 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Sumber Data Metode Penelitian Sistematika Penulisan Kemaknawian LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dimensi mengenai Kata Sapaan Pronomina dan Kaitannya dengan Kata Sapaan Menurut Song Jae Jung Kajian Kata Sapaan Menurut Brown dan Gilman Kajian Kata Sapaan Menurut Koh Elizabeth Haejin Gelar Honorifik Gelar Pangkat Bentuk Tingkatan.. 17

12 XI Bentuk Persaudaraan Gelar Netral Gelar kata serapan Gelar Junior Seruan Familiar Seruan Intim Batasan Penelitian KATA SAPAAN DALAM MASYARAKAT KOREA 3.1 Pengantar Deskripsi Data Klasifikasi Kata Sapaan Berdasarkan Jenisnya Bentuk Kata Sapaan yang Tak Terklasifikasikan Bentuk Nomina Nomina + Seruan Intim Bentuk Interjeksi Klasifikasi Kata Sapaan Berdasarkan Sumber Data Penggunaan Kata Sapaan Berdasarkan Sumber Data Bentuk Honorofik dan Gelar Pangkat Bentuk Tingkatan Bentuk Persaudaraan Gelar Netral Seruan Familiar dan Seruan Intim Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Kata Sapaan Faktor Hubungan Keakraban Faktor Status Sosial Faktor Usia Kata sapaan Berdasarkan Jenis dan Faktor yang mempengaruhi Penggunaannya KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA.. 47

13 XII DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pronomina Persona Menurut Song (2005) 10 Tabel 2.2 The Dimensional Semantic of Equilibrium 13 Tabel 2.3 The Dimensional Semantic of Under Tension 13 Tabel 2.4 Bentuk Kata Sapaan dan Kata Acuan dalam Hubungan Nonkekerabatan Tabel 3.1 Jenis Kata Sapaan dalam Hubungan Nonkekerabatan di Korea (diadaptasi dari Koh (2005)). 23 Tabel 3.2 Jenis Kata Sapaan dalam Hubungan Nonkekerabatan Berdasarkan Sumber Data.. 29 Tabel 3.3 Jenis Kata Sapaan dalam Masyarakat Korea Berdasarkan Faktor yang Mempengaruhinya. 41

14 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat, salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Saat seseorang berkomunikasi dengan orang lain, ia akan mempertimbangkan kepada siapa ia berbicara, di mana, mengenai apa dan dalam bahasa apa (Fishman 1972:15). Saat berkomunikasi pertama kali, kesan yang didapat pun akan sangat menentukan hubungan ke depan di antara kedua penutur. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi adalah bentuk tutur sapa. Setiap bahasa mempunyai sistem tutur sapa, yakni sistem yang mempertautkan seperangkat kata atau istilah yang dipakai untuk mengacu pada orang yang diajak bicara. Kata atau istilah yang dipakai untuk mengacu kepada orang yang diajak bicara dalam sistem tutur sapa disebut kata sapaan. (Kridalaksana, 1982:14) Sebelum membahas lebih lanjut mengenai kata sapaan, ada baiknya kita mengetahui definisi dari kata sapaan tersebut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata memiliki arti ujar atau bicara (KBBI, 2003:513). Di sisi lain, sapa yang merupakan kata dasar dari sapaan berarti perkataan untuk menegur atau untuk bercakap-cakap (KBBI, 2003:997). Dengan demikian, kata sapaan adalah ujaran, pembicaraan, atau kata yang digunakan seseorang untuk menegur dan bercakap-cakap. Dalam bahasa Korea, kata sapaan dapat diartikan sebagai 호칭 hocing 1. 한갑수 (1989) 는 사람을부를때쓰는말을호칭이라하고, 사람을가리켜하는말을칭호라한다. 1 semua romanisasi dari Hangeul ke huruf latin yang ada di dalam penulisan ini diambil berdasarkan 국어의로마자표기용례 gugeoeui romaja pyogi yongne, yang di ambil dari buku 한글새로고친맟춤법강의 Hangeul saero gochin matcumbeob gangeui (2008: 343).

15 2 Han (1989) berpendapat bahwa kata yang dipakai untuk memanggil orang lain disebut hocing dan kata yang dipakai untuk mengacu kepada seseorag disebut chingho. Adapun pendapat lainya tentang kata sapaan adalah sebagai berikut. 강희숙 (2000) 은화자가청자와의의사소통과정에서상대를부르기위해사용되는부름말이라고정의했다 Sama halnya dengan Han (1989), Kang (2000) juga berpendapat bahwa hocing adalah kata yang dipakai penyapa untuk memanggil seseorang saat proses komunikasi berlangsung. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hocing merupakan istilah kata sapaan dalam bahasa Korea. Dalam bidang sosiolinguistik, kajian mengenai kata sapaan bukanlah suatu hal yang baru. Banyak linguis yang telah mengemukakan pendapatnya mengenai kata sapaan, di antaranya adalah Fishman (1972). Fishman mengatakan bahwa variasi pemakaian bahasa mencerminkan pemakaian bahasa atau masyarakat penuturnya. Dalam konteks sosiolinguistik, variasi itu dijabarkan dan ditentukan unsur-unsurnya, yaitu siapa yang berbicara, dengan variasi apa, dengan atau kepada siapa, tempat dan situasi, serta topik yang dibicarakan. Setiap variasi bentuk sapaan yang dipilih mengandung nilai simbolis. Nilai yang dilambangkan dengan penggunaan bentuk-bentuk kebahasaan (termasuk pula bentuk sapaan) antara lain, sikap dan perasaan hormat terhadap pihak yang disapa. (Fishman, 1972:5) Berdasarkan pendapat dari Fishman ini, dapat diketahui bahwa dalam penggunaan kata sapaan terdapat unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, salah satunya adalah perasaan hormat yang ditujukan terhadap pihak tutur. Pemilihan kata sapaan yang sesuai pun akan digunakan demi menghormati lawan bicaranya. Demikian pula halnya dengan bahasa Korea yang dipakai masyarakat Korea. Dalam masyarakat Korea, saat seseorang memanggil mitra tuturnya ia harus mempertimbangkan dengan siapa ia berbicara dan hal itu sangat terlihat dari pemilihan kata sapaan yang ia pakai. Penggunaan kata sapaan di dalam masyarakat Korea sangatlah beragam di setiap situasi dan kondisi antara penyapa dan pesapa. Di dalam makalah ini penulis tertarik meneliti bentuk-bentuk kata sapaan apa saja yang terdapat di

16 3 dalam masyarakat korea dilihat dari hubungan nonkekerabatan yang dimiliki penyapa dan pesapanya. Di dalam bahasa Korea, penggunaan kata sapaan terhadap lawan bicara juga dapat memperlihatkan hubungan apa yang dimiliki keduanya, status sosial serta perbedaan umur di antaranya. Lihatlah contoh kalimat di bawah ini. (1) 사장님어디에가세요? Sajangnim, odie gaseyo? Pak Presiden Direktur, mau ke mana? Dari kalimat di atas dapat diketahui bahwa pesapa adalah seorang bawahan atau seseorang yang memiliki hubungan kerja di suatu perusahaan dengan penyapa. Hal ini dapat terlihat dari bentuk kata sapaan sajang yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai presiden direktur. Penambahan suffix akhiran ~nim mengindikasikan bahwa penyapa menghormati lawan bicaranya sehingga hubungan yang tercipta pun tidak begitu akrab. Bandingkanlah dengan kalimat dibawah ini. (2) 해진아! 어디가? Haejin-a! Odi ga? Haejin, mau kemana? Sangat berbeda dengan kata sapaan yang ada pada kalimat (1) bentuk kata sapaan di kalimat (2) biasanya ditujukan kepada lawan bicara yang status sosialnya ada di bawah penyapa atau jika dilihat dari segi umur cenderung sebaya. Hubungan antara keduanya pun dekat karena bentuk kata sapaan ini hanya dipakai sebatas kepada sesama teman dekat. Jika dilihat dengan seksama kalimat (1) dan (2), terlepas dari bentuk kata sapaan yang berbeda keduanya memiliki arti kalimat yang sama. Dalam bahasa Indonesia, kalimat (1) dan (2) sama-sama dapat diartikan mau ke mana?. Namun, pada kalimat (2) unsur honorifik di dalam kalimat menjadi hilang akibat penghilangan suffix ~nim ketika menggunakan kata sapaan. Dengan kata lain, jika penyapa memakai bentuk ini dapat dipastikan ia tidak menaruh rasa hormat terhadap pesapa.

17 4 Jika ditilik dari kajian pragmatik (Kushartanti, 2007:105), sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika ada syarat-syarat tertentu yang terpenuhi, salah satunya adalah kesadaran akan bentuk sopan santun. Penggunaan bentuk kata sapaan yang tepat merupakan salah satu bentuk kesopansantunan di dalam bertutur. Dalam masyarakat Korea, sikap hormat menghormati sangatlah terpatri dalam individunya. Oleh karena itu, dengan menggunakan kata sapaan yang benar secara tidak langsung penyapa telah menghormati pesapa sehingga ke depannya keduanya dapat membina hubungan yang baik. Penelitian sistem sapaan dalam bahasa korea sebenarnya telah dilakukan sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian Koh Elizabeth Haejin mengenai bentuk kata sapaan dan kata acuan nonkekerabatan yang ada di dalam masyarakat Korea. Oleh karena itu, dibantu dengan beberapa penelitian terdahulu, penulis akan memperlihatkan keberagaman bentuk-betuk kata sapaan yang terdapat dalam bahasa Korea. Selain itu, penulis juga tertarik mengetahui faktor-faktor apa saja yang melandasi pemilihan dari kata sapaan tersebut. 1.2 Masalah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana bentuk-bentuk dari sistem kata sapaan nonkekerabatan yang ada di Korea? 2. Faktor apa saja yang memengaruhi penggunaan kata sapaan dalam masyarakat Korea? 1.3 Tujuan Bedasarkan rumusan masalah di atas, tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengklasifikasikan bentuk-bentuk kata sapaan nonkekerabatan dalam masyarakat Korea. 2. Memaparkan faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan kata sapaan dalam masyarakat Korea.

18 5 1.4 Sumber Data Selain referensi dari buku-buku serta penelitian sebelumnya mengenai kata sapaan dalam berbagai bahasa daerah, penulis mengambil serial TV drama Korea berjudul Secret Garden (2010) yang disutradarai oleh Kwon Hyeok-chan dan Sin Weol-ceon sebagai sumber data. Alasan penulis mengambil drama ini sebagai sumber data adalah karena drama ini bercerita tentang percintaan kedua orang yang berasal dari latar belakang sosial yang berbeda. Status sosial yang berbeda dari tokohnya, diharapkan dapat menimbulkan kata sapaan yang beragam. Selain itu, drama yang berbentuk visual diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai emosi serta penggunaan setiap kata sapaan yang dipakai. Dalam drama ini akan diteliti bentuk-bentuk kata sapaan apa saja yang dipakai oleh tokoh-tokohnya untuk saling menyapa. Namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal, penulis membatasi pengklasifikasian kata sapaan dalam penelitian ini. Kata sapaan yang akan dicatat terbatas pada bentuk kata sapaan dari dua tokoh saja, yaitu Kim Joowon (Hyeonbin) dan Gil Raim (Ha jiwon). Kata sapaan yang dicatat tak hanya sebatas dari kata yang dipakai kedua tokoh ini saja, namun juga termasuk kepada bentuk kata sapaaan yang ditujukan kepada kedua tokoh ini. Alasan penulis memilih kedua tokoh ini adalah karena kedua tokoh ini berasal dari latar belakang status sosial dan umur yang berbeda. Ditambah dengan jenis kelamin keduanya yang berbeda, diharapkan dapat menimbulkan bentuk kata sapaan yang lebih beragam. 1.5 Metode Penelitian Di dalam karya tulis ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Terdapat tiga tahap yang dilakukan penulis dalam penelitian ini, yakni (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisa data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data. (Sudaryanto, 1993:57). (1) Tahap penyediaan data Terdapat beberapa tahap yang penulis lakukan untuk mendapatkan data. Tahap pertama adalah mencari referensi serta buku-buku mengenai kata sapaan di dalam masyarakat Korea. Penelitian-penelitian terdahulu tentang kata sapaan baik

19 6 di dalam bahasa Korea maupun di dalam bahasa lainya dikumpulkan dan ditelaah guna mengetahui klasifikasi kata sapaan nonkekerabatan apa saja yang ada di dalam bahasa Korea. Selain melalui referensi dari buku-buku, penulis juga menggunakan acara serial TV drama korea Secret Garden (2010) yang disutradarai oleh Kwon Hyeok-chan dan Sin Wool-ceon untuk mengetahui bentuk-bentuk kata sapaan apa saja yang dipakai serta ditujukan kepada tokoh-tokohnya. Penggunaan kata sapaan yang digunakan tokoh-tokoh tersebut dicatat dan diklasifikasikan. (2) Tahap analisis data Sebelum menganalisa data, penulis mengklasifikasikan data-data yang sudah dikumpulkan. Bentuk kata sapaan yang tercatat, diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis kata sapaan yang diadaptasi melalui penelitian sebelumnya. Bentuk-bentuk kata sapaan yang tak terklasifikasikan pun dibuatkan kategori yang baru demi mendapatkan klasifikasi untuk semua bentuk. Setelah semua bentuk kata sapaan diklasifikasikan, penulis menganalisis penggunaan kata sapaan di setiap kategori yang disesuaikan dengan sumber data yang ada. Hal ini dilakukan demi mendapatkan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi dalam penggunaan kata sapaan di dalam masyarakat Korea. Terakhir akan dibuat klasifikasi berdasarkan jenisnya dilihat berdasarkan faktor-faktor apa saja yang memengaruhinya. (3) Tahap Penyajian hasil analisis Dalam penulisan ini, hasil analisis kemudian dipaparkan ke dalam bentuk tabel dan penjelasan naratif agar memudahkan pembaca dalam memahami isi dari penelitian. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini dibagi ke dalam empat bab. Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, masalah, tujuan, sumber data, metode penelitian serta sistematika penulisan.

20 7 Bab kedua berisi tentang landasan teori. Dalam bab ini dipaparkan beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya bab ketiga akan dipaparkan serta diklasifikasikan bentuk-bentuk dari kata sapaan di dalam masyarakat Korea. Selain itu, dalam bab ini juga akan dijelaskan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pemilihan penggunaan kata sapaan di dalam masyarakat Korea. Adapun, bab terakhir, yaitu bab empat berisi kesimpulan hasil akhir penelitian. 1.7 Kemaknawian Dalam penelitian ini akan dibahas bentuk kata sapaan apa saja yang dipakai masyarakat Korea dalam menyapa orang yang tidak memiliki hubungan keluarga dengannya. Selain itu, akan dibahas pula faktor apa saja yang memengaruhi dalam pemilihan kata sapaan tersebut. Dengan mengetahui bentuk kata sapaan apa saja yang dipakai serta faktor yang memengaruhinya, diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu pembaca yang berhubungan dengan masyarakat Korea dalam memilih kata sapaan apa yang paling tepat untuk ditujukan kepada lawan bicaranya. Memanggil orang Korea dengan namanya bukanlah cara yang baik dalam memenangkan hatinya (Crane, 1999). Oleh karena itu memanggil orang Korea dengan kata sapaan yang tepat merupakan salah satu cara demi membina hubungan yang baik di masa yang akan datang.

21 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Kata sapaan bukanlah suatu bahasan yang baru dalam bidang sosiolinguistik. Beberapa ahli dalam bidang bahasa pun telah mengungkapkan beberapa pendapatnya mengenai kata sapaan. Untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kata sapaan, berikut dipaparkan secara singkat mengenai pendapat-pendapat ahli bahasa yang mengkaji sistem sapaan tersebut. Sebelum merujuk kepada kata sapaan itu sendiri marilah kita mengetahui dimensi dari kata sapaan tersebut. 2.2 Dimensi Mengenai Kata Sapaan Untuk memperoleh gambaran tentang kata sapaan, ada baiknya terlebih dahulu melihat beberapa faktor yang berhubungan dengan kata sapaan tersebut. Proses tutur sapa muncul dalam situasi bicara yang sekurang-kurangnya menyangkut dua arah, yaitu pembicara dan lawan bicara. Dalam uraian sebelumnya pembicara disebut penyapa dan lawan bicara atau pendengar disebut dengan pesapa. Penggunaan istilah penyapa dan pesapa diambil berdasarkan penelitian Purwa (2003) yang berjudul Sistem Sapaan dalam Bahasa Sumbawa. Dalam penelitiannya, Purwa menggunakan istilah penyapa dan pesapa dalam menyebut pembicara dan lawan bicara. Dengan memperhatikan penyapa yang sedang berbicara dengan pesapa akan diketahui hubungan apa yang tercipta diantara keduanya. Contohnya saja hubungan kekerabatan antara anak dan orang tuanya, hubungan antara atasan dan bawahan, atau pun hubungan teman biasa. Ada beberapa linguis yang mengemukakan dimensi kata sapaan, antara lain Sadtono (1978). Sadtono memberikan gambaran kata sapaan dengan sistem pronomina yang dipakai dalam suatu pembicaraan dari penyapa ke pesapa dalam hubungan dan kondisi tertentu.

22 9 Dalam uraian itu, Sadtono memberikan beberapa contoh bahasa daerah yang memperlihatkan perbedaan kelas dalam suatu masyarakat akan menimbulkan sistem pronomina yang simetrik antara pembicara satu dengan yang lain. Selain itu, jika dilihat dari sudut hubungan pertemanan dan situasi tertentu, pada suatu kondisi tertentu bentuk kata sapaan yang lain akan muncul. Dalam hal ini kata sapaan mengalami pelesapan (zero), misalnya Mau ke mana?. Selain itu, ada pula Kridalaksana yang meneliti kata sapaan dalam bahasa Indonesia. Kridalaksana berpendapat bahwa kata sapaan merujuk pada kata atau ungkapan yang dipakai untuk menyebut dan memanggil para pelaku dalam suatu peristiwa bahasa. Adapun para pelaku yang dimaksud merujuk pada pembicara, lawan bicara, serta orang yang sedang dibicarakan. (Kridalaksana, 1982:14) Kridalaksana menggolongkan kata sapaan ke dalam Sembilan jenis, yaitu : (1) kata ganti, seperti aku, kamu dan ia, (2) nama diri, seperti Galih dan Ratna, (3) istilah kekerabatan, seperti Bapak dan Ibu, (4) gelar dan pangkat, seperti dokter dan guru (5) bentuk pe + Verbal atau kata pelaku, seperti penonton dan pendengar, (6) bentuk Nominal, seperti kekasihku dan Tuhanku, (7) kata deiksis atau penunjuk, seperti sini dan situ (8) kata benda lain, seperti tuan dan nyonya, serta (9) ciri zero atau nol, yakni adanya suatu makna tanpa disertai bentuk kata tersebut, seperti Apa kabar? 2.3 Pronomina dan Kaitannya dengan Kata Sapaan Menurut Song Jae Jung Dalam kajian dimensi kata sapaan Sadtono (1978) memberikan gambaran kata sapaan dengan sistem pronomina yang dipakai dalam suatu pembicaraan dari penyapa ke pesapa dalam hubungan dan kondisi tertentu. Namun apakah kata sapaan tersebut merupakan bagian dari pronomina, ataukah pronomina dan kata sapaan sama-sama memiliki fungsi yang sama? Demi menjawab kebingungan yang ada, terlebih dahulu akan dibahas perbedaan pronomina dan kata sapaan tersebut. Adapun untuk mengetahui perbedaannya, terlebih dahulu kita harus melihat definisi dari pronomina yang ada di dalam bahasa Indonesia. Pronomina

23 10 adalah kategori yang berfungsi untuk menggantikan nomina (Kridalaksana, 1986:76). Kridalaksana berpendapat bahwa pronomina harus dibedakan dengan kata sapaan seperti Saudara, Tuan, Saudagar, Yang Mulia dan sebagainya. Sebagian dari kata sapaan tersebut tergolong dalam nomina, namun pronomina dapat pula dipakai sebagai kata sapaan. Dalam bahasa Korea, pronomina memiliki kesamaan dengan nomina dalam konteks linguistik ketika bentuk ini muncul (Song, 2005). Dalam bahasa Korea, nomina dan pronomina diikuti oleh semacam partikel yang berfungsi sebagai penanda. Berdasarkan alasan ini, nomina dan pronomina diklasifikasikan di dalam satu kelas dalam bahasa Korea. Tabel 2.1 Pronomina Persona Menurut Song (2005) 인칭대명사 Inching daemyeongsa PRONOMINA PERSONA JENIS 일인칭대명사 Irinching daemyeongsa pronomina persona I 이인칭대명사 iinching daemyeongsa pronomina persona II 삼인칭대명사 saminching daemyeongsa pronomina persona III CONTOH 나 Na saya, 우리 uri kami,(bentuk netral) 저 Jeo saya, 저희 jeohui kami (bentuk sopan) 너 Neo, 자네 jane, 자기 jagi, 당신 dangsin, 댁 daek, 어르신 eoreusin. semuanya diartikan kamu. 이놈 i nom orang ini, (bentuk vulgar) 그분 geu bun orang itu (bentuk honorifik) 저여자 jeo yeoja wanita itu (bentuk netral) Menurut Song, pronomina persona di Korea, terutama pada persona III dapat dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu bentuk honorifik, netral, dan vulgar. Pada pronomina persona III, bentuk katanya terdiri dari i ini, geu itu, dan jeo itu.

24 11 Ketiga kata ini bisa digabungkan dengan kata seperti bun orang yang dihormati, nom orang brengsek, ataupun kata seperti yeoja wanita. Pada pronomina persona I, bentuknya terbatas pada bentuk netral dan bentuk sopan saja karena seseorang tidak mungkin menghormati dirinya sendiri. Song berpendapat bahwa bahasa korea memiliki kekurangan dalam pronomina persona II bentuk netral, karena tidak ada bentuk yang dapat ditujukan kepada orang lain tanpa menghiraukan perbedaan status sosial dan umur. Hal ini terlihat dari masing-masing bentuk pronomina persona II pada tabel 2.1 yang penggunaannya disesuaikan dengan lawan bicara. Bentuk neo ditujukan kepada teman atau orang-orang yang lebih muda, sedangkan bentuk oreusin dipakai untuk para tertua yang umurnya lebih dari 70 tahun. Bentuk dangsin dan jagi biasa dipakai pasangan yang sudah menikah untuk memanggil sesamanya, bedanya dangsin lebih dipakai oleh pasangan tua sedangkan jagi lebih dipakai pasangan muda. Terakhir bentuk jane biasa dipakai orang dewasa untuk ditujukan kepada lawan bicara yang dewasa juga namun lebih muda, sedangkan bentuk daek adalah bentuk sopan yang biasa digunakan oleh dua orang dewasa yang tak saling mengenal. Melihat penggunaan pronomina persona yang ada di Korea, penulis sependapat dengan pendapat Song bahwa bahasa korea memiliki kekurangan dalam pronomina persona II bentuk netral, yaitu tidak ada bentuk yang dapat ditujukan kepada orang lain tanpa menghiraukan umur dari pesapa. Pada kehidupan sosial yang sebenarnya, tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang akan sering mendapat kesulitan dalam menentukan umur dari lawan bicaranya. Oleh karena itu, masyarakat Korea seringkali menghindari pemilihan bentuk pronomina persona II dan lebih memilih untuk menggunakan ikatan kekerabatan atau gelar dan pangkat dari lawan bicaranya. Ikatan kekerabatan seperti harabeoji kakek atau ajeossi paman serta gelar atau pangkat dapat ditujukan kepada seseorang yang tidak memiliki hubungan kekerabatan sama sekali dengan pesapa. Bentuk kata sapaan Gelar Pangkatjuga sering dipakai untuk menghindari penggunaan pronomina persona II ini.

25 12 Melalui pernyataan Song tersebut, dapat diketahui bahwa kata sapaan dalam bahasa Korea memiliki fungsi untuk menggantikan pronomina persona II yang dianggap kurang memadai saat ditujukan kepada lawan bicara tanpa melihat usianya. 2.4 Kajian Kata Sapaan Menurut Brown dan Gilman Dalam tulisannya, Brown dan Gilman menggunakan T (tu) dan V (vous) sebagai penunjuk bentuk akrab atau formal. Mereka menemukan bahwa pemilihan kata ganti orang kedua yang digunakan penyapa kepada pesapa dipengaruhi oleh dua faktor, yakni kekuasaan (power) dan solidaritas (solidarity) (Fasold, 1990:3) Kekuasaan berarti seseorang memiliki kuasa terhadap orang lain sampai batas di mana ia dapat mengontrol sikap dari orang tersebut. Dasar dari kekuasaan itu sendiri bermacam-macam, seperti orang yang lebih tua terhadap orang yang lebih muda, orang tua terhadap anaknya, atasan terhadap karyawannya dan lainlain. Di sisi lain, solidaritas mengimplikasikan kesamaan antara kedua orang, hal ini ditunjukkan dengan sekolah yang sama, pekerjaan yang sama, dan tentu saja hubungan kekeluargaan. Penggunaan V dan T oleh penutur terhadap mitra tutur dibagi ke dalam dua pola yaitu pola resiprokal dan pola non-resiprokal. Pola resiprokal terdiri dari resiprokal V dan resiprokal T yang menandakan hubungan horizontal. Dalam resiprokal V, penutur dan mitra tutur menggunakan bentuk V untuk saling menyapa, begitu pula dengan resiprokal T di mana kedua penutur akan menggunakan bentuk T untuk saling menyapa lawan bicaranya. Namun jika dibandingkan, pola non- resiprokal lebih menandakan kepada hubungan vertikal. salah seorang penutur akan menggunakan bentuk V dan mitra tuturnya akan menyapanya dengan bentuk T. Pola di atas dapat dilihat pada tabel berikut.

26 13 Table 2.2 The Dimensional Semantic in Equilibrium V Superior V Equality and Solidarity T Equal and not solidarity V T Inferior T Sumber: Brown dan Gilman (1972: 259) dalam Fasold, 1990:5 Pengertian tabel di atas adalah sebagai berikut. Apabila penyapa dan pesapa keduanya berkuasa mereka akan saling menyapa dengan bentuk V. sebaliknya apabila keduanya tidak berkuasa, penyapa dan pesapa akan saling menyapa dengan bentuk T. Namun apabila penyapa lebih berkuasa daripada pesapa, penyapa akan menyapa dengan bentuk T dan akan disapa dengan bentuk V. Begitupula sebaliknya, apabila penyapa tak lebih berkuasa daripada pesapa maka ia akan menyapa dengan bentuk V dan akan disapa dalam bentuk T. Penyapa dan pesapa yang memiliki tingkat kekuasaan serta memiliki hubungan solidaritas yang sama akan menggunakan bentuk T untuk saling menyapa. Namun, jika keduanya tidak memiliki hubungan solidaritas, mereka akan saling menyapa dengan bentuk V. Menurut tabel di atas dapat dilihat bahwa, faktor kekuasaan lebih diutamakan daripada hubungan solidaritas dalam pemilihan kata ganti orang kedua. Namun menurut Brown dan Gilman, hubungan berdasarkan solidaritas juga memiliki peranan dalam pemilihan kata ganti orang kedua. Pola solidaritas dalam pemilihan kata ganti orang kedua tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.3 The Dimensional Semantic UnderTension V Superior and solidary T V Superior and not solidary V Equal and solidary T Equal and not solidary V T Inferior and solidary T V Inferior and not solidary T Sumber: Sumber: Brown dan Gilman (1972: 259) dalam Fasold, 1990:5

27 14 Pengertian tabel di atas adalah sebagai berikut. Pada tabel bagian kiri. Apabila penyapa lebih berkuasa serta memiliki hubungan solidaritas terhadap pesapa, maka ia akan menyapa dengan bentuk T dan dapat disapa dengan bentuk V atau T. Demikian pula sebaliknya jika penyapa tidak lebih berkuasa namun memiliki hubugan solidaritas terhadap pesapa maka ia dapat menyapa dengan bentuk V atau T dan akan disapa dengan bentuk T. Pada tabel bagian kanan, Apabila penyapa lebih berkuasa namun tidak memiliki hubungan solidaritas terhadap pesapa maka ia akan menyapa dengan bentuk V dan T dan dapat disapa dengan bentuk T. Demikian pula sebaliknya jika penyapa tidak lebih berkuasa serta tidak memiliki hubungan solidaritas terhadap pesapa maka ia dapat menyapa dengan bentuk V dan akan disapa dengan bentuk V dan T. Tabel bagian tengah menandakan tingkat kekuasaan yang sama. Apabila penyapa dan pesapa memiliki tingkat kekuasaan yang sama serta memiliki hubungan solidaritas maka ia akan saling menyapa dengan bentuk T. Namun, jika mereka tidak memiliki hubungan solidaritas, mereka akan saling menyapa dengan bentuk V. Pada dasarnya pengertian tabel 2.3 tidak jauh berbeda dari tabel 2.2, namun pada pola yang ada di tabel ini hubungan penyapa dan pesapa juga ditekankan berdasarkan kesolidaritasannya sehingga seseorang dapat disapa ataupun menyapa dengan bentuk T dan V sekaligus. Dengan demikian, terlihat bahwa hubungan solidaritas juga memiliki peran dalam terpilihnya satu bentuk kata ganti. 2.5 Kata Sapaan Menurut Koh Elizabeth Haejin Menurut Koh (2005), kata sapaan dalam masyarakat Korea sangatlah beragam karena tak hanya menawarkan bentuk pronomina dan dua bentuk seperti nama keluarga dan nama panggilan saja, melainkan juga bebagai macam bentuk kata sapaan. Sebelumnya, Sohn telah meneliti tentang kata sapaan yang ada di dalam masyarakat Korea. Koh kemudian melakukan penelitian yang diadaptasi dari Sohn (1999). Terdapat 9 bentuk kategori bentuk kata sapaan dan kata acuan

28 15 yang ada di masyarakat Korea menurut Koh. Dari 7 klasifikasi menurut Sohn (1999), Koh menambahkan beberapa bentuk klasifikasi yang kemudian akan diberi tanda * seperti pada Tabel 2.4 di bawah ini Tabel 2.4 Bentuk Kata Sapaan dan Kata Acuan dalam Hubungan Nonkekerabatan Bentuk Catatan Contoh 1. Gelar honorifik Di tempel dengan Kyosu-nim Professor terhormat ~nim semua GP dan beberapa IK Abeo-nim Ayah yang terhormat 2. Gelar Pangkat Setelah NK atau berdiri sendiri 3. Bentuk Tingkatan* Setelah NK+NP, NK saja, NP saja atau berdiri sendiri Koh seonsaeng Kwajang Koh haejin seonbae Pak guru koh Pak kepala divisi senior koh 4. Bentuk Ditempelkan pada Haejin nunna/onni Kakak Haejin persaudaraan* NK Hyunsoo oppa/hyeong Abang Hyunsoo 5. Gelar Netral Ditempel pada Koh haejin ssi Koh Haejin ~Ssi NK+NP, NP saja atau NK saja Kim ssi Hyunsoo ssi Kim Hyunsoo 6. Gelar kata serapan Hanya sebelum NK Miseu Koh Nona Koh Miseutho Kim Tuan Kim 7. Gelar Junior Ditempel pada NK+NP, NP saja atau NK saja Koh Haejin yang Koh Haejin Kim kun Kim Haejin yang Haejin 8. Seruan Familiar Ditempelkan pada NP saja Haejin-i Hyunsoo Haejin Hyunsoo 9. Seruan Intim Ditempel pada NP Haejin-a Haejin Hyunsoo-ya Hyunsoo Sumber : diadaptasi dari Sohn (1999) dalam penelitian Koh (2005:148)

29 16 Keterangan: NP : Nama Panggilan GP : Gelar Pangkat NK: Nama Keluarga IK: Istilah kekerabatan Karakteristik serta penggunaan dari setiap bentuk di dalam tabel adalah sebagai berikut: Gelar Honorifik Gelar ini biasanya ditandai dengan suffix ~nim. Kata sapaan ini menunjukkan penghormatan kepada pesapa. Bentuk ini dipakai untuk pesapa yang lebih tinggi atau cenderung sama statusnya. Dengan menempelkan ~nim pada IK seperti abeoji ayah, maka bentuknya akan berubah menjadi abeonim yang berarti ayah yang terhormat. Bentuk ini sering dipakai untuk memanggil ayah dari teman. Jika bentuk ini ditempelkan kepada GP seperti seonsaeng yang berarti guru, maka bentuknya berubah menjadi seonsaengnim yang berarti guru yang saya hormati Gelar Pangkat Bentuk GP yang tidak ditambah dengan akhiran honorifik, yaitu akhiran suffix ~nim, hanya dapat ditujukan kepada lawan bicara yang statusnya ada di bawah penyapa dan bukan yang lebih tinggi. Hilangnya suffix ~nim secara tidak langsung menimbulkan kesan penyapa memiliki status sosial yang lebih tinggi. Melalui tulisannya, Koh menekankan bahwa penggunaan bentuk ini harus digunakan oleh penyapa dan pesapa yang umurnya cenderung sudah dewasa. Penggunaan kata sapaan bentuk Gelar Pangkat ini dapat dilihat dalam situasi saat seorang professor memanggil asisten dosennya hanya dengan sebutan seonsaeng tanpa sebutan ~nim. Hal ini menunjukkan umur asisten tersebut yang berada di bawah professor tersebut. Contoh unik lainya adalah saat seorang presiden direktur memiliki umur sepuluh atau dua puluh tahun lebih muda daripada kepala divisi di sebuah perusahaan. Sang kepala divisi akan memanggil direkturnya dengan sebutan sajang tanpa akhiran ~nim dan sang direktur muda akan memanggil kepala divisi tersebut dengan tambahan honorifik, yaitu kwajangnim.

30 Bentuk Tingkatan Di dalam bahasa Korea terdapat dua bentuk kata sapaan yang unik, yaitu seonbae dan hubae yang tidak dapat ditemukan di dalam bahasa lain terutama bahasa Indonesia. Pemakaian bentuk kata sapaan ini didasari atas tahun saat memasuki universitas atau sebuah organisasi, seperti perusahaan maupun saat memasuki wajib militer. Soenbae merujuk kepada seseorang yang memasuki organisasi tersebut sebelum penyapa dan hubae merujuk kepada orang yang memasuki sebuah organisasi setelah penyapa. Bentuk kata soenbae dapat ditempelkan pada NP maupun NK, ataupun nama lengkap seperti contoh tabel 3. Kata seonbae juga terkadang ditempelkan akhiran suffix ~nim untuk memberikan rasa penghormatan kepada pesapa. Sementara itu, bentuk hubae biasanya tidak dikombinaskan dengan nama dan akhiran ~nim dalam pemakaiannya. Pada pemakaiannya kata seonbae dapat dipakai sebagai kata sapaan maupun kata acuan, sedangkan hubae hanya dapat dipakai sebagai kata acuan saja. Hubungan seonbae dan hubae adalah hubungan yang tetap. Saat awal masuk suatu organisasi hubungan ini terbentuk dan selamanya hubungan ini akan sama walaupun nantinya salah satu di antaranya harus mengulang dan berada di satu angkatan yang sama Bentuk Persaudaraan Jika dibandingkan dengan kategori di atas, bentuk kata sapaan ini didasari atas umur antara penyapa dan pesapa. Bahasa Korea menawarkan 4 bentuk kata sapaan untuk menyapa pesapa yang lebih tua beberapa tahun dari penyapa dan cenderung dianggap sebagai saudara. Eoni dan oppa yang berarti kakak dan abang dari penyapa wanita, serta nuna dan hyeong yang berarti kakak dan abang dari penyapa pria. Keempat bentuk ini dapat dipakai sebagai kata sapaan maupun sebagai kata acuan. Bentuk ini dapat ditempelkan kepada NK ataupun dapat berdiri sendiri. Bentuk yang dipakai oleh penyapa pria dapat ditambahkan dengan suffix ~nim sehingga bentuknya menjadi nunim dan hyeongnim, namun bentuk eonni dan oppa tidak dapat ditempelkan dengan bentuk ~nim.

31 Gelar Netral Bentuk kata sapaan ini diakhiri dengan suffix ~ssi yang dilekatkan kepada NP ataupun NK. Penamaan ini tidak hanya dialamatkan kepada pria dan wanita namun juga untuk untuk seseorang yang berstatus single maupun telah menikah. Dalam penggunaanya seorang mahasiswa akan memanggil rekan sebayanya dengan bentuk ini jika pesapa dianggap memiliki umur yang sebaya dan belum terlalu dekat. Pada akhirnya, saat penyapa dan pesapa semakin dekat dan saling mengetahui umur masing-masing, mereka bisa pindah ke bentuk sapaan persaudaraan atau kata sapaan Bentuk Tingkatan jika umur pesapa lebih tua dari penyapa. Namun jika tidak, penyapa akan terus menggunakan bentuk kata sapaan ini atau menggantinya ke arah Seruan Intim (kategori ke 9) Gelar Kata Serapan Korea juga mengambil kata serapan dari bahasa Inggris untuk kata sapaannya. Walaupun kata miss dan miseutho merupakan serapan dari bahasa inggris, namun dari segi arti penggunaan bentuk sapaan ini telah berubah secara drastis. Berbeda dengan bahasa Inggris miss dan mister digunakan kepada mitra tutur yang lebih tua, Korea menggunakan kata miseu dan miseutho hanya kepada pesapa yang lebih muda dan cenderung memiliki status sosial yang jauh di bawah penyapa, namun memiliki umur yang sudah dewasa. Dalam penggunaan seharihari, bentuk ini biasanya dialamatkan seorang atasan kepada sekretaris wanitanya ataupun kepada resepsionis di kantornya Gelar Junior Bentuk ini adalah nama yang diakhiri dengan suffix ~yang untuk wanita dan ~kun untuk pria. Bentuk ini memiliki arti yang hampir mirip dengan kategori sebelumnya. Bentuk ini dipakai untuk pesapa yang sudah dewasa namun untuk umur dan status sosial berada di bawah penyapa. Selain itu, jika dibandingkan dengan kategori sebelumnya, bentuk kata serapan lebih diperuntukkan kepada latar suasana bisnis sedangkan bentuk ini lebih diperuntukkan kepada latar suasana yang berbau sosial. Dalam penggunaannya, terkadang kata sapaan ini dipakai untuk memanggil calon menantu di masa depan.

32 Seruan Familiar Bentuk sapaan ini dibagi menjadi dua bentuk, yaitu dengan penambahan akhiran ~i setelah nama yang berakhiran dengan konsonan dan Ø (zero) untuk nama yang diakhiri dengan huruf vokal. Penggunaan bentuk ini digunakan oleh penyapa yang lebih tua kepada pesapa yang lebih muda. Contoh penggunaannya adalah ketika professor memanggil muridnya. Menurut Koh (2005), bentuk Seruan Familiar ini tidak akan dipakai dalam bentuk acuan melainkan hanya sebagai kata sapaan saja Seruan Intim Bentuk ini ditandai dengan suffix ~a dan ~ya di akhir nama. Untuk namanama yang diakhiri dengan huruf vokal ditambah dengan ~ya dan nama yang diakhiri dengan huruf konsonan ditempel dengan ~a. Sama halnya seperti bentuk seruan familiar, Koh (2005) menyatakan bahwa bentuk seruan intim hanya dipakai sebagai kata sapaan, bukan kata acuan. Dalam penggunaannya, bentuk ini sering dipakai orang dewasa kepada anak-anak, contohnya saja seorang kakek yang memanggil cucunya. Namun bentuk ini dipakai juga di antara anak-anak untuk memanggil sesamanya, atau dua orang sahabat yang memulai pertemanannya sejak kecil. 2.6 Batasan Penelitian Dalam penelitian ini akan dipaparkan klasifikasi berdasarkan jenis dan penggunaan kata sapaan nonkekerabatan dalam masyarakat korea serta faktorfaktor yang memengaruhinya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pembatasan penelitian agar hasil yang didapat sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dipaparkan, terdapat perbedaan di antara teori Kridalaksana, Brown dan Gilman, serta Koh. Brown dan Gilman berpendapat bahwa kata sapaan adalah kata yang digunakan untuk menyapa orang yang sedang diajak bicara atau lawan bicara. Sedangkan Kridalaksana berpendapat bahwa kata sapaan tidak hanya digunakan untuk menyebut lawan bicara, tetapi juga orang yang berbicara serta orang yang dibicarakan.

33 20 Melalui definisi ini dapat diketahui bahwa definisi yang dikemukakan Brown dan Gilman merujuk kepada kata sapaan sedangkan definisi yang dikemukakan oleh Kridalaksana merujuk pada kata acuan. Hal ini juga dapat dilihat melalui tabel yang dikemukakan oleh Koh bahwa sistem sapaannya tersebut terdiri dari kata sapaan dan kata acuan. Dalam bukunya sumampouw menggunakan kata penyapa dan kata pengacu daripada kata sapaan dan kata acuan. Menurutnya, kata penyapa hanya dipakai untuk menyapa kawan bicara atau persona kedua, sedangkan kata pengacu dipakai untuk mengacu kepihak lain yang dibicarakan atau persona ketiga dan pembicara atau persona pertama (Sumampouw, 2000:222). Untuk lebih memperjelas perhatikan contoh berikut. (1) Kak, Kakak mau pergi kemana? (2) Kakak mau pergi kerumah sakit, Dek. Pada contoh (1) kata kakak dalam kalimat Kak, Kakak mau pergi kemana? Adalah kata sapaan yang merujuk pada lawan bicara atau persona. Sedangkan pada contoh (2) kata Kakak dalam kalimat Kakak mau pergi kerumah sakit, Dek. Adalah kata acuan yang merujuk pada pembicara atau persona. Oleh karena itu, dalam penelitian ini hanya tidak akan membahas kata yang dipakai untuk mengacu kepada pembicara serta orang yang sedang dibicarakan melainkan hanya akan membahas kata yang dipakai dalam menyapa lawan bicara, yaitu kata sapaan. Selain itu demi mendapatkan tabel klasifikasi yang tepat, penulis menggunakan teori dari Brown dan Gilman dalam mencari faktor apa yang memengaruhi penggunaan kata sapaan di masyarakat Korea berdasarkan kekuasaan dan solidaritas. Setelah didapatkan faktor yang memengaruhinya, penulis kemudian menggabungkan dengan teori Koh dalam mengetahui jenis kata sapaan apa saja yang terdapat di masyarakat Korea berdasarkan sumber data.

34 21 BAB III KATA SAPAAN NONKEKERABATAN DALAM MASYARAKAT KOREA 3.1 Pengantar Orang Korea adalah orang yang paling sopan yang pernah kita temui jika sejumlah aturan-aturan tertentu serta etiket dapat terpenuhi dengan baik. (Crane, 1999:51). Hubungan orang korea terhadap sesamanya maupun dengan orang asing harus dilandasi berdasakan aturan-aturan tertentu demi menjaga hubungan antara keduanya dimasa depan. Kata sapaan atau 호칭 hocing, sebagai salah satu bentuk untuk menyapa, digunakan berdasarkan aturan-aturan tertentu dan penggunaanya mencerminkan keberagaman serta kompleksitas dalam bahasa Korea. Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan kata sapaan baik yang ada di negara asing maupun yang ada di Negara Korea. Selanjutnya dalam bab ini akan dicatat dan diklasifikasikan penggunaan kata sapaan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan sumber data, yaitu serial drama Korea Secret Garden. Adapun berdasarkan penggunaannya dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pemilihan kata sapaan dalam masyarakat Korea. Sebelum memulai mengklasifikasikan data ini marilah kita terlebih dahulu mengetahui sumber data yang akan dipakai di dalam penulisan kali ini. 3.2 Deskripsi Data Dalam penulisan kali ini, penulis akan mengambil berbagai bentuk kata sapaan yang terdapat pada serial drama Korea Secret Garden (2010). Serial drama korea yang disutradarai oleh Kwon Hyeok-chan dan Sin Wool-ceon ini bercerita tentang percintaan antara seorang presiden direktur sebuah mal bernama Kim Joowon (Hyun bin) dengan seorang pemeran pengganti wanita yang bernama Gil Raim (Ha jiwon). Kim Joowon yang tidak bisa melepaskan bayangan Gil Raim

35 22 dari kepalanya dan terus saja menganggu kehidupan Gil Raim yang dipenuhi dengan kesibukkanya di sebuah akademi perfilman Action School. Menyadari status sosialnya yang berbeda, sang ibu juga kerap ikut campur dalam memisahkan anaknya dengan Gil Raim. Namun ternyata tokoh Gil Raim yang selalu mengacuhkan Joowon, menyukai OSKA seorang penyanyi terkenal pada saat itu. Akhirnya, karena memenangkan tiket makan malam romantis bersama OSKA, Gil Raim pergi ke Jejudo. Kim Joowon yang tidak terima Gil Raim memenangkan tiket untuk makan malam romantis dengan sepupunya, pergi menyusul Gil Raim. Sewaktu di Jejudo, Joo Won dan Raim tersesat di hutan dan mereka menemukan sebuah rumah makan di dalam hutan tersebut. Pemilik rumah makan itu akhirnya memberikan minuman kepada mereka berdua. Ternyata minuman tersebut menyebabkan Joowon dan Raim tertukar jiwanya. Hal ini mengakibatkan jiwa Joowon terdapat di tubuh Raim dan begitu pula sebaliknya. Seiiring dengan konflik yang mereka hadapi dalam mengembalikan jiwa mereka, cinta pun tumbuh di antara keduanya. Kata sapaan yang diklasifikasikan selanjutnya adalah kata sapaan yang dipakai oleh dua tokoh saja, yaitu tokoh Kim Joowon dan Gil Raim. Kata sapaan tak hanya sebatas dari kata yang dipakai kedua tokoh ini saja, namun juga termasuk kepada bentuk kata sapaaan yang ditujukan kepada kedua tokoh ini. Kedua tokoh ini berasal dari status sosial yang sangat berbeda. Mereka juga memiliki jenis kelamin serta umur yang berbeda pula. Dengan latar belakang jenis kelamin, status sosial, serta umur kedua tokoh ini yang berbeda diharapkan dapat menimbulkan kata sapaan yang beragam dalam penggunaannya. Berikutnya akan diklasifikasikan bentuk-bentuk kata sapaan yang telah tercatat sesuai dengan jenisnya. 3.3 Klasifikasi Kata Sapaan Berdasarkan Jenisnya Telah disebutkan sebelumnya oleh Koh (2005) bahwa kata sapaan serta kata acuan di dalam masyarakat Korea diklasifikasikan ke dalam sembilan bentuk yang disusun berdasarkan hubungan nonkekerabatan. Setelah mencatat bentuk-

36 23 bentuk kata sapaan apa saja yang dipakai tokohnya untuk menyapa atau pun bentuk yang dipakai untuk menyapa tokoh tersebut, selanjutnya kata sapaan tersebut dimasukkan ke dalam klasifikasi yang dapat dilihat di tabel berikut. Tabel 3.1 Jenis Kata Sapaaan dalam Hubungan Nonkekerabatan di Korea (diadaptasi dari Koh (2005)) Bentuk 1. Gelar honorific ~nim Contoh 어머님 eomeonim (ibu yang terhormat), 문여사님 Mun yeosanim (nyonya mun), 최실장님 Choi siljangnim (Pak choi kepala divisi), 강비님 Kang biseonim (sekretaris kang), 박 상무님 Park samunim (direktur park), 감독님 kamdongnim (sutradara), 사장님 sajangnim (presiden direktur), 윤 감독님 Yoon kamdongnim (sutradara yoon), 선배님 Seonbaenim (senior) 2. Gelar Pangkat 김비서 Kim biseo (sekretaris Kim), 감독 Kamdok (sutradara), 김사장 Kim sajang (presiden direktur Kim), 3. Bentuk Tingkatan 선배 Seonbae (senior) 4. Bentuk persaudaraan 5. Gelar Netral ~Ssi 주원이형 Joowon i hyeong (abang Joowon ), 언니 eonni (kakak), 오빠 oppa (abang) 윤슬씨 Yoonseul ssi (nona Yoonseul), 김주원씨 Kim Joowon ssi (kim Joowon ), 길라임씨 Gil Raim ssi (nona Gil Raim), 임아영씨 Lim Ahyoung ssi (nona lim ahyoung), 최우영씨 wooyoung), Choi Wooyoung ssi (choi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN EORI 3. 1 Pengantar Kata Sapaan bukanlah hal baru dalam bidang Sosiolinguistik. erdapat beberapa linguis yang telah mengemukakan pendapatnya mengenai kata sapaan, baik linguis Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial, dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki yaitu keterampilan berkomunikasi.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA PANDANGAN KOMPAS DAN MEDIA INDONESIA ATAS KONFLIK ISRAEL-PALESTINA: SEBUAH TINJAUAN ANALISIS WACANA KRITIS TERHADAP WACANA BERITA SKRIPSI PURI YUANITA 0705010332 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI HUTAMI DEWI

UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI HUTAMI DEWI UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora HUTAMI DEWI 0705130257 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional. 1.4.2 Manfaat Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pemakaian kata sapaan dalam bahasa Batak Toba. b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah

Lebih terperinci

IMPLIKASI PENERIMAAN SIPRUS DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA TERHADAP PENERIMAAN TURKI DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA TESIS

IMPLIKASI PENERIMAAN SIPRUS DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA TERHADAP PENERIMAAN TURKI DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA TESIS IMPLIKASI PENERIMAAN SIPRUS DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA TERHADAP PENERIMAAN TURKI DALAM KEANGGOTAAN UNI EROPA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) FANY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komunikasi merupakan aspek yang paling penting dan memegang peranan besar dalam kehidupan manusia. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA PROSES PENINGKATAN MINAT BACA MELALUI PEMBERIAN PENGHARGAAN: STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH SKRIPSI RISNA PRIDAJUMIGA 0705130508 FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA SILABUS PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING DI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA SILABUS PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING DI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA SILABUS PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING DI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA TESIS LUCIA TYAGITA RANI CAESARA NPM 0706307102 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA KETERKAITAN HEADLINE SCHWARZ ODER FRAU? DENGAN ISI DUA TEKS BERITA DI HALAMAN 1 DAN 3 DALAM SURAT KABAR DIE ZEIT NOMOR 3, TANGGAL 10 JANUARI 2008 SKRIPSI PETRA DAMIANA AJENG KENYO

Lebih terperinci

POSISI SISWA SEBAGAI SUBJEK DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL: TELAAH KRITIS DALAM KERANGKA FILSAFAT PENDIDIKAN PAULO FREIRE SKRIPSI ANDI SETYAWAN

POSISI SISWA SEBAGAI SUBJEK DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL: TELAAH KRITIS DALAM KERANGKA FILSAFAT PENDIDIKAN PAULO FREIRE SKRIPSI ANDI SETYAWAN i POSISI SISWA SEBAGAI SUBJEK DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL: TELAAH KRITIS DALAM KERANGKA FILSAFAT PENDIDIKAN PAULO FREIRE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana humaniora

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENCEMARAN LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA PENCEMARAN LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA PENCEMARAN LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP MASYARAKAT (Studi Kasus di Perumnas II Depok Tengah) SKRIPSI VIVID RIAMA 0904040517 FAKULTAS ILMU SOSIAL dan

Lebih terperinci

PERSEPSI MANTAN NARAPIDANA TERHADAP IKLAN HAPPYDENT WHITE (VERSI MELARIKAN DIRI DARI PENJARA) SKRIPSI

PERSEPSI MANTAN NARAPIDANA TERHADAP IKLAN HAPPYDENT WHITE (VERSI MELARIKAN DIRI DARI PENJARA) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI MANTAN NARAPIDANA TERHADAP IKLAN HAPPYDENT WHITE (VERSI MELARIKAN DIRI DARI PENJARA) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial AMRITSA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PEMENUHAN KEBUTUHAN CHATTERS DALAM PROGRAM CHAT MATE, O CHANNEL SKRIPSI ACHMAD BAEHAKI

UNIVERSITAS INDONESIA PEMENUHAN KEBUTUHAN CHATTERS DALAM PROGRAM CHAT MATE, O CHANNEL SKRIPSI ACHMAD BAEHAKI UNIVERSITAS INDONESIA PEMENUHAN KEBUTUHAN CHATTERS DALAM PROGRAM CHAT MATE, O CHANNEL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial ACHMAD BAEHAKI 0706209023 FAKULTAS

Lebih terperinci

TANGGAPAN PUSTAKAWAN DAN PENGGUNA TERHADAP CD PERMAINAN UNTUK MENJADI KOLEKSI PERPUSTAKAAN SD CHARITAS SKRIPSI

TANGGAPAN PUSTAKAWAN DAN PENGGUNA TERHADAP CD PERMAINAN UNTUK MENJADI KOLEKSI PERPUSTAKAAN SD CHARITAS SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA TANGGAPAN PUSTAKAWAN DAN PENGGUNA TERHADAP CD PERMAINAN UNTUK MENJADI KOLEKSI PERPUSTAKAAN SD CHARITAS SKRIPSI STEVANUS YULYANTO 0705130575 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA CANDRASENGKALA SEBAGAI REPRESENTAMEN KEBUDAYAAN KERATON YOGYAKARTA SKRIPSI MEIRISSA RAMADHANI Y

UNIVERSITAS INDONESIA CANDRASENGKALA SEBAGAI REPRESENTAMEN KEBUDAYAAN KERATON YOGYAKARTA SKRIPSI MEIRISSA RAMADHANI Y UNIVERSITAS INDONESIA CANDRASENGKALA SEBAGAI REPRESENTAMEN KEBUDAYAAN KERATON YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora MEIRISSA RAMADHANI 070502037Y

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR SKRIPSI WIDIANA SASTI KIRANA

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR SKRIPSI WIDIANA SASTI KIRANA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR SKRIPSI WIDIANA SASTI KIRANA 0806379872 FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PERPAJAKAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SAMSAT KOTA BEKASI) SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PERPAJAKAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SAMSAT KOTA BEKASI) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KUALITAS LAYANAN PERPAJAKAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SAMSAT KOTA BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS LABA BERSIH DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2004-2006 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA TIGA TIPE OKLUSI (OKLUSI SEIMBANG, GROUP FUNCTION, DAN CUSPID PROTECTED) DENGAN MOBILITAS GIGI (Pada Mahasiswa Program Akademik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKSERTAAN WUS DALAM KB (STUDI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT) TAHUN 2009 SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKSERTAAN WUS DALAM KB (STUDI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT) TAHUN 2009 SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKSERTAAN WUS DALAM KB (STUDI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT) TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR FAKTOR SOSIAL YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA PARTISIPASI BELAJAR PADA ANAK USIA DINI (Studi Deskriptif PAUD Anisa, Jalan Raya Kapling Rt 07/17, Pancoran Mas, Depok) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum PENGUJIAN MATERIIL PERATURAN DESA (Kajian Normatif - Yuridis Terhadap Undang-Undang No. 10 Th. 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM DENGAN METODE SERVQUAL TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM DENGAN METODE SERVQUAL TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM DENGAN METODE SERVQUAL TESIS APRIYAN LESTARI PRATIWI 0806480460 FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK DAN FRAKSI DARI EKSTRAK n-heksana BUAH KETAPANG DAN PENAPISAN FITOKIMIA DARI FRAKSI TERAKTIF SKRIPSI

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK DAN FRAKSI DARI EKSTRAK n-heksana BUAH KETAPANG DAN PENAPISAN FITOKIMIA DARI FRAKSI TERAKTIF SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK DAN FRAKSI DARI EKSTRAK n-heksana BUAH KETAPANG (Terminalia catappa L.) SEBAGAI INHIBITOR α-glukosidase DAN PENAPISAN FITOKIMIA DARI FRAKSI TERAKTIF

Lebih terperinci

Peran Work Engagement Dalam Produktivitas Student Brand Manager Red Bull Indonesia. Tugas Akhir

Peran Work Engagement Dalam Produktivitas Student Brand Manager Red Bull Indonesia. Tugas Akhir Peran Work Engagement Dalam Produktivitas Student Brand Manager Red Bull Indonesia Tugas Akhir Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Manajemen M. Marsyal Tedianto 11210010 PROGRAM

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH STOCK REPURCHASE TERHADAP STOCKHOLDER, BONDHOLDER, DAN VALUE PERUSAHAAN DI INDONESIA PERIODE SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH STOCK REPURCHASE TERHADAP STOCKHOLDER, BONDHOLDER, DAN VALUE PERUSAHAAN DI INDONESIA PERIODE SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH STOCK REPURCHASE TERHADAP STOCKHOLDER, BONDHOLDER, DAN VALUE PERUSAHAAN DI INDONESIA PERIODE 2001-2007 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana.

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK REDUKSI DIMENSI NONNEGATIVE MATRIX FACTORIZATION DAN RANDOM PROJECTION SKRIPSI

PENGELOMPOKAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK REDUKSI DIMENSI NONNEGATIVE MATRIX FACTORIZATION DAN RANDOM PROJECTION SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGELOMPOKAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK REDUKSI DIMENSI NONNEGATIVE MATRIX FACTORIZATION DAN RANDOM PROJECTION SKRIPSI Suryanto Ang 1205000886 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

ANALISIS RETORIKA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DALAM DEBAT KANDIDATPEMILIHAN KEPALA DAERAH

ANALISIS RETORIKA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DALAM DEBAT KANDIDATPEMILIHAN KEPALA DAERAH ANALISIS RETORIKA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DALAM DEBAT KANDIDATPEMILIHAN KEPALA DAERAH (Analisis Retorika Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota dalam Debat Kandidat Pilkada Kota Medan 2015) SKRIPSI

Lebih terperinci

NILAI-NILAI SOSIAL PADA SERIAL DRAMA MISAENG (Analisis Isi Muatan Nilai-Nilai Sosial Tayangan Serial Drama Korea Misaeng ) SKRIPSI

NILAI-NILAI SOSIAL PADA SERIAL DRAMA MISAENG (Analisis Isi Muatan Nilai-Nilai Sosial Tayangan Serial Drama Korea Misaeng ) SKRIPSI NILAI-NILAI SOSIAL PADA SERIAL DRAMA MISAENG (Analisis Isi Muatan Nilai-Nilai Sosial Tayangan Serial Drama Korea Misaeng ) SKRIPSI DELILAWATI TUMANGGER 120904104 DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK DENGAN ANALISIS ABC INDEKS KRITIS DI RSUD PASAR REBO TAHUN 2008 SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK DENGAN ANALISIS ABC INDEKS KRITIS DI RSUD PASAR REBO TAHUN 2008 SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK DENGAN ANALISIS ABC INDEKS KRITIS DI RSUD PASAR REBO TAHUN 2008 SKRIPSI ENI NUR ZULIANI 1005000653 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN PERPUSTAKAAN: STUDI KASUS PERPUSTAKAAN DEPDIKNAS RI SKRIPSI ARI IMANSYAH

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN PERPUSTAKAAN: STUDI KASUS PERPUSTAKAAN DEPDIKNAS RI SKRIPSI ARI IMANSYAH UNIVERSITAS INDONESIA KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN PERPUSTAKAAN: STUDI KASUS PERPUSTAKAAN DEPDIKNAS RI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora ARI IMANSYAH 0704130067

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY ( Studi Kasus Pada Pelaksanaan Program Kemitraan Perajin Kulit Mitra Binaan Area Kamojang di Kelurahan

Lebih terperinci

Pembebanan Overhead Cost di UI Pada Masa UI-BHMN dan Kemungkinan Penerapan Model Activity Based Costing

Pembebanan Overhead Cost di UI Pada Masa UI-BHMN dan Kemungkinan Penerapan Model Activity Based Costing UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI Pembebanan Overhead Cost di UI Pada Masa UI-BHMN dan Kemungkinan Penerapan Model Activity Based Costing Diajukan Oleh : Rahmat Sophia 0603003736 UNTUK MEMENUHI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA FREKUENSI DISTRIBUSI KOMPLIKASI PASCA EKSTRAKSI (PERDARAHAN DAN DRY SOCKET) PADA PASIEN USIA 21 76 TAHUN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA KETRAMPILAN INSTRUKTUR MATERI INFORMATION LITERACY (IL): Studi Kasus Program Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM) Universitas Indonesia TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA JUDUL KA KARYA AKHIR NAMA MAHASISWA NPM

UNIVERSITAS INDONESIA JUDUL KA KARYA AKHIR NAMA MAHASISWA NPM kiri : 4 cm kanan : 3 cm atas : 3 cm bawah : 3 cm LINE SPACING=SINGLE Times New Roman 14 ukuran logo Diameter 2,5 cm UNIVERSITAS INDONESIA JUDUL KA KARYA AKHIR NAMA MAHASISWA NPM FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : NOVIE SOEGIHARTI NPM

TESIS. Oleh : NOVIE SOEGIHARTI NPM KAJIAN HEGEMONI GRAMSCI TENTANG REAKSI SOSIAL FORMAL TERHADAP KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN DI INDONESIA (Studi Kasus SKB Tiga Menteri tentang Pelarangan Ahmadiyah) TESIS Oleh : NOVIE SOEGIHARTI

Lebih terperinci

STRATEGI PUBLIC RELATIONS

STRATEGI PUBLIC RELATIONS STRATEGI PUBLIC RELATIONS PADA PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Studi Deksriptif Tentang Strategi PR pada PT ALUMINIUM Untuk Menciptakan Citra Positif Perusahaan) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA MANTAN AU PAIR INDONESIA DENGAN KELUARGA ANGKAT SELAMA BERADA DI JERMAN SKRIPSI

PROSES KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA MANTAN AU PAIR INDONESIA DENGAN KELUARGA ANGKAT SELAMA BERADA DI JERMAN SKRIPSI PROSES KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA MANTAN AU PAIR INDONESIA DENGAN KELUARGA ANGKAT SELAMA BERADA DI JERMAN SKRIPSI Oleh: Ella Puspita Siregar 110904029 D E P A R T E M E N I L M U K O M U N I K A S I FAKULTAS

Lebih terperinci

KONSISTENSI PENGAWASAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) TERHADAP PEREDARAN PRODUK PANGAN KADALUWARSA

KONSISTENSI PENGAWASAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) TERHADAP PEREDARAN PRODUK PANGAN KADALUWARSA KONSISTENSI PENGAWASAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) TERHADAP PEREDARAN PRODUK PANGAN KADALUWARSA TESIS Oleh: HENY ANDAYANI NPM 0706187413 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN (STUDI KASUS DANA PENSIUN PLN TAHUN 2008) SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN (STUDI KASUS DANA PENSIUN PLN TAHUN 2008) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS POSISI PENDANAAN DANA PENSIUN TERHADAP KENAIKAN MANFAAT PENSIUN (STUDI KASUS DANA PENSIUN PLN TAHUN 2008) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar individu satu dengan individu yang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. antar individu satu dengan individu yang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi sosial dalam hubungan antar individu satu dengan individu yang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), bahasa adalah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA. TINGKAT AKUMULASI PLAK GIGI PADA PEREMPUAN PASKAMENOPAUSE (Penelitian Klinis di Wilayah Bekasi) SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA. TINGKAT AKUMULASI PLAK GIGI PADA PEREMPUAN PASKAMENOPAUSE (Penelitian Klinis di Wilayah Bekasi) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA TINGKAT AKUMULASI PLAK GIGI PADA PEREMPUAN PASKAMENOPAUSE (Penelitian Klinis di Wilayah Bekasi) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar akademis Sarjana

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA FREKUENSI DISTRIBUSI RASA NYERI DAN DRY SOCKET PASCA EKSTRAKSI PADA PASIEN USIA 17-76 TAHUN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

REPRESENTASI DALAM UNDANG-UNDANG PORNOGRAFI: ANALISIS WACANA KRITIS SKRIPSI

REPRESENTASI DALAM UNDANG-UNDANG PORNOGRAFI: ANALISIS WACANA KRITIS SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA REPRESENTASI DALAM UNDANG-UNDANG PORNOGRAFI: ANALISIS WACANA KRITIS SKRIPSI YOSELDA MALONA 070501048Y FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI INDONESIA DEPOK JULI 2009 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENANGANAN SENGKETA PADA KONTRAK KONSTRUKSI YANG BERDIMENSI PUBLIK. Tinjauan hukum atas Putusan BANI NO.283/VII/ARB-BANI/2008.

PENANGANAN SENGKETA PADA KONTRAK KONSTRUKSI YANG BERDIMENSI PUBLIK. Tinjauan hukum atas Putusan BANI NO.283/VII/ARB-BANI/2008. PENANGANAN SENGKETA PADA KONTRAK KONSTRUKSI YANG BERDIMENSI PUBLIK. Tinjauan hukum atas Putusan BANI NO.283/VII/ARB-BANI/2008. TESIS RIZKI WAHYU SINATRIA PINANDITA 0706174764 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASIEN DAN DOKTER (STUDI KASUS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASIEN DAN DOKTER DI POLI ORTHOPAEDI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN) SKRIPSI

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASIEN DAN DOKTER (STUDI KASUS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASIEN DAN DOKTER DI POLI ORTHOPAEDI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN) SKRIPSI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASIEN DAN DOKTER (STUDI KASUS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASIEN DAN DOKTER DI POLI ORTHOPAEDI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN) SKRIPSI ADINDA SYAFITRI 110922012 DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Lebih terperinci

EVALUASI DAN ANALISIS KONSEKUENSI ALAT PEMADAM API RINGAN DI GEDUNG A FKM UI TAHUN 2009 DENGAN METODE EVENT TREE ANALYSIS SKRIPSI

EVALUASI DAN ANALISIS KONSEKUENSI ALAT PEMADAM API RINGAN DI GEDUNG A FKM UI TAHUN 2009 DENGAN METODE EVENT TREE ANALYSIS SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI DAN ANALISIS KONSEKUENSI ALAT PEMADAM API RINGAN DI GEDUNG A FKM UI TAHUN 2009 DENGAN METODE EVENT TREE ANALYSIS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI ILMU HUKUM DEPOK DESEMBER 2008 DEA MELINA NUGRAHENI Y

SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI ILMU HUKUM DEPOK DESEMBER 2008 DEA MELINA NUGRAHENI Y PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN LISTRIK ATAS PEMADAMAN LISTRIK OLEH PT. PLN (PERSERO) DITINJAU DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SKRIPSI DEA MELINA NUGRAHENI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI REKAPITULASI DOKUMEN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA SKRIPSI RIZAL MULYADI

UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI REKAPITULASI DOKUMEN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA SKRIPSI RIZAL MULYADI Sa UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI REKAPITULASI DOKUMEN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA SKRIPSI RIZAL MULYADI 1205007287 FAKULTAS ILMU KOMPUTER DEPOK JULI 2009 Sa UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

TESIS MERRY MAGDALENA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008

TESIS MERRY MAGDALENA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN INVESTASI AKTIVA TETAP PADA PERUSAHAAN YANG DIKELOMPOKAN DALAM FINANCIALLY CONSTRAINED STUDI KASUS: INDUSTRI MANUFAKTUR TESIS MERRY MAGDALENA 0606145233 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DISPARITAS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ANTAR KABUPATEN / KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA DISPARITAS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ANTAR KABUPATEN / KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA DISPARITAS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ANTAR KABUPATEN / KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS RAJA ISKANDAR MUDA RAMBE NPM: 0606038686 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENYULUHAN NARKOBA DI KALANGAN SISWA. (Studi kasus pada 3 SMU di DKI Jakarta) TESIS SEFIDONAYANTI

EFEKTIFITAS PENYULUHAN NARKOBA DI KALANGAN SISWA. (Studi kasus pada 3 SMU di DKI Jakarta) TESIS SEFIDONAYANTI EFEKTIFITAS PENYULUHAN NARKOBA DI KALANGAN SISWA (Studi kasus pada 3 SMU di DKI Jakarta) TESIS SEFIDONAYANTI 0606154345 UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN NASIONAL

Lebih terperinci

TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENYANDERAAN DI DALAM HUKUM PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK YANG TIDAK MEMBAYAR UTANG PAJAK BERSERTA PERMASALAHANNYA TESIS

TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENYANDERAAN DI DALAM HUKUM PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK YANG TIDAK MEMBAYAR UTANG PAJAK BERSERTA PERMASALAHANNYA TESIS 1 TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENYANDERAAN DI DALAM HUKUM PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK YANG TIDAK MEMBAYAR UTANG PAJAK BERSERTA PERMASALAHANNYA TESIS NAMA : MIRA PRAVIANTI NPM : 0706176832 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERANAN LEMBAGA SENSOR FILM (LSF) DALAM MENEGAKKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA TESIS LAILA MAHARIANA

UNIVERSITAS INDONESIA PERANAN LEMBAGA SENSOR FILM (LSF) DALAM MENEGAKKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA TESIS LAILA MAHARIANA UNIVERSITAS INDONESIA PERANAN LEMBAGA SENSOR FILM (LSF) DALAM MENEGAKKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Hukum LAILA MAHARIANA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI WILAYAH DEPOK SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI WILAYAH DEPOK SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI WILAYAH DEPOK (Menggunakan Data Kecelakaan Polres Metro Depok Tahun 2008) SKRIPSI METTA KARTIKA 1005001153

Lebih terperinci

SKRIPSI. Nia Lestari

SKRIPSI. Nia Lestari 1 KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM SINETRON INDONESIA (Studi Deskriptif Kualitatif Kekerasan Perempuan dalam Sinetron Indonesia) SKRIPSI Nia Lestari 100904060 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

TESIS SANTI SRI HANDAYANI UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS HUKUM PROGRAM PASCA SARJANA JAKARTA DESEMBER 2009

TESIS SANTI SRI HANDAYANI UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS HUKUM PROGRAM PASCA SARJANA JAKARTA DESEMBER 2009 IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK KONSUMEN DALAM PELAYANAN AIR MINUM PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TESIS SANTI SRI HANDAYANI

Lebih terperinci

PENENTUAN OUTLIER PADA ALGORITMA PROPAGASI BALIK MENGGUNAKAN PERHITUNGAN JARAK MAHALANOBIS DAN JARAK FUZZY TESIS

PENENTUAN OUTLIER PADA ALGORITMA PROPAGASI BALIK MENGGUNAKAN PERHITUNGAN JARAK MAHALANOBIS DAN JARAK FUZZY TESIS PENENTUAN OUTLIER PADA ALGORITMA PROPAGASI BALIK MENGGUNAKAN PERHITUNGAN JARAK MAHALANOBIS DAN JARAK FUZZY TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer ELLY MATUL

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN SIKAP NARAPIDANA SKRIPSI

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN SIKAP NARAPIDANA SKRIPSI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN SIKAP NARAPIDANA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Komunikasi Antarpribadi Petugas Lembaga Pemasyarakatan Dalam Merubah Sikap Narapidana Di Cabang RUTAN Aceh Singkil)

Lebih terperinci

PENGAWASAN DALAM PENCIPTAAN PEMILU YANG LANGSUNG UMUM BEBAS RAHASIA JUJUR DAN ADIL SKRIPSI ADE NUGROHO WICAKSONO Y

PENGAWASAN DALAM PENCIPTAAN PEMILU YANG LANGSUNG UMUM BEBAS RAHASIA JUJUR DAN ADIL SKRIPSI ADE NUGROHO WICAKSONO Y UNIVERSITAS INDONESIA PENGAWASAN DALAM PENCIPTAAN PEMILU YANG LANGSUNG UMUM BEBAS RAHASIA JUJUR DAN ADIL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum ADE NUGROHO WICAKSONO

Lebih terperinci

TINJAUAN MAKNA DAN BAHASA VISUAL PADA IKLAN PAPAN REKLAME KAMPANYE POLITIK

TINJAUAN MAKNA DAN BAHASA VISUAL PADA IKLAN PAPAN REKLAME KAMPANYE POLITIK TINJAUAN MAKNA DAN BAHASA VISUAL PADA IKLAN PAPAN REKLAME KAMPANYE POLITIK (Analisis Semiotika Iklan Papan Reklame Kampanye Politik Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara 2013) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia Universitas Indonesia ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PESERTA PROGAM (Studi Kasus : Kecamatan Cilincing Kotamadya Jakarta Utara) T E S I S RAMA CHANDRA 0706305980 FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA DIKAITKAN DENGAN IKLAN-IKLAN YANG MENYESATKAN KONSUMEN TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA DIKAITKAN DENGAN IKLAN-IKLAN YANG MENYESATKAN KONSUMEN TESIS TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA DIKAITKAN DENGAN IKLAN-IKLAN YANG MENYESATKAN KONSUMEN TESIS F. INDRA SANTOSO A. 0706175956 FAKULTAS HUKUM PROGRAM MAGISTER HUKUM HUKUM EKONOMI JAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam komunikasi tentunya terjadi interaksi. Interaksi tersebut umumnya disertai kesantunan. Interaksi seperti ini terutama dilakukan masyarakat yang menjunjung

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP EKSPOR KOMODITAS MINYAK KELAPA SAWIT (CRUDE PALM OIL) INDONESIA : KASUS INDONESIA - INDIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

TAYANGAN IKLAN PEMILU 2014 DAN MOTIVASI PEMILIH PEMULA SKRIPSI AULIANI NUR ISLAMI

TAYANGAN IKLAN PEMILU 2014 DAN MOTIVASI PEMILIH PEMULA SKRIPSI AULIANI NUR ISLAMI TAYANGAN IKLAN PEMILU 2014 DAN MOTIVASI PEMILIH PEMULA SKRIPSI AULIANI NUR ISLAMI 100904096 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI MEDAN 2014 IKLAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU MENGENAI SUSU DAN FAKTOR LAINNYA DENGAN RIWAYAT KONSUMSI SUSU SELAMA MASA USIA SEKOLAH DASAR PADA SISWA KELAS I SMP NEGERI 102 DAN SMPI PB SUDIRMAN

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI. (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri Yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan) SKRIPSI

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI. (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri Yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan) SKRIPSI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri Yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan) SKRIPSI Anggie Dahlia Simanjuntak 100904087 DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ASPEK ESTETIKA DALAM PUISI - PUISI MUHAMMAD IQBAL

UNIVERSITAS INDONESIA ASPEK ESTETIKA DALAM PUISI - PUISI MUHAMMAD IQBAL UNIVERSITAS INDONESIA ASPEK ESTETIKA DALAM PUISI - PUISI MUHAMMAD IQBAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S1 Humaniora HANIKA BUNGA 0705160172 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan EIRENES MARIA HENDRA, SH

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan EIRENES MARIA HENDRA, SH PERANAN NOTARIS DALAM RUPS YANG BERKAITAN DENGAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS PERSEROAN ( Studi Kasus dalam Proses Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK TERHADAP PEMBERIAN KREDIT DENGAN AGUNAN BERUPA TANAH (STUDI KASUS BANK X) SKRIPSI

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK TERHADAP PEMBERIAN KREDIT DENGAN AGUNAN BERUPA TANAH (STUDI KASUS BANK X) SKRIPSI PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK TERHADAP PEMBERIAN KREDIT DENGAN AGUNAN BERUPA TANAH (STUDI KASUS BANK X) SKRIPSI AGUNG ANGGRIANA 0504000097 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS HUKUM PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI EKA CEMPAKA PUTRI 1005000629 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Komputer Depok Juli 2008

Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Komputer Depok Juli 2008 Laporan Tugas Akhir Penerapan What-If Analysis pada Sistem Penunjang Keputusan dalam Menentukan Menu Diet Vidyanita Kumalasari 120400089Y Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Komputer Depok Juli 2008 Laporan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Ukuran KAP, dan Jenis Industri Terhadap Audit Lag Pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEI: Industri Manufaktur dan Perbankan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA 1 UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN KOMPETENSI PERAWAT ICU DAN HCU SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PENGALAMAN DI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH TAHUN 2009 SKRIPSI OLEH: RAHMIKA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA BLANKON: SEBUAH STUDI KASUS PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BEBAS

UNIVERSITAS INDONESIA BLANKON: SEBUAH STUDI KASUS PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BEBAS UNIVERSITAS INDONESIA BLANKON: SEBUAH STUDI KASUS PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BEBAS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana DOMINIKUS RANDY 1203000382 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN PENGEMBANGAN BISNIS DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KEMANG MEDICAL CARE DITINJAU DARI NEW WAVE MARKETING (CO-CREATION)

UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN PENGEMBANGAN BISNIS DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KEMANG MEDICAL CARE DITINJAU DARI NEW WAVE MARKETING (CO-CREATION) UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN PENGEMBANGAN BISNIS DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KEMANG MEDICAL CARE DITINJAU DARI NEW WAVE MARKETING (CO-CREATION) SKRIPSI VILDA R. AMIR 1005001811 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA TATAP MATA DI TRANS 7 (Suatu Tinjauan Pragmatik)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA TATAP MATA DI TRANS 7 (Suatu Tinjauan Pragmatik) TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA TATAP MATA DI TRANS 7 (Suatu Tinjauan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

DESAIN PELATIHAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PIMPINAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA (OKP) TESIS

DESAIN PELATIHAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PIMPINAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA (OKP) TESIS DESAIN PELATIHAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PIMPINAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA (OKP) TESIS APRILIANA 0706190830 UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN NASIONAL JAKARTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS STRATEGI KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA DALAM MENGHADAPI KESEPAKATAN AFTA HAKA AVESINA ASYKUR

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS STRATEGI KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA DALAM MENGHADAPI KESEPAKATAN AFTA HAKA AVESINA ASYKUR UNIVERSITAS INDONESIA TESIS STRATEGI KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA DALAM MENGHADAPI KESEPAKATAN AFTA HAKA AVESINA ASYKUR 0806438534 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS RUMUSAN KEBIJAKAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU (Catatan Kritis atas Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA KULIAH PERPUSTAKAAN PROSES PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU DI PERRPUSTAKAAN SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

LAPORAN KERJA KULIAH PERPUSTAKAAN PROSES PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU DI PERRPUSTAKAAN SMA NEGERI KEBAKKRAMAT digilib.uns.ac.id LAPORAN KERJA KULIAH PERPUSTAKAAN PROSES PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU DI PERRPUSTAKAAN SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Disusun Oleh : ARDAN CAHYA PRASTIKA D1811012 Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1982:17). Bahasa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA EKSISTENSI DAN PERAN AMAKUDARI DALAM PERUSAHAAN INDUSTRI JEPANG SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA EKSISTENSI DAN PERAN AMAKUDARI DALAM PERUSAHAAN INDUSTRI JEPANG SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA EKSISTENSI DAN PERAN AMAKUDARI DALAM PERUSAHAAN INDUSTRI JEPANG SKRIPSI PURI BESTARI MARDANI 0705080446 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK i Universitas Indonesia

Lebih terperinci

PENERAPAN CONTROLLED FOREIGN CORPORATION (CFC) RULES DI INDONESIA : SUATU TINJAUAN UNTUK MENCEGAH PENGHINDARAN PAJAK (ANTI-TAX AVOIDANCE) SKRIPSI

PENERAPAN CONTROLLED FOREIGN CORPORATION (CFC) RULES DI INDONESIA : SUATU TINJAUAN UNTUK MENCEGAH PENGHINDARAN PAJAK (ANTI-TAX AVOIDANCE) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN CONTROLLED FOREIGN CORPORATION (CFC) RULES DI INDONESIA : SUATU TINJAUAN UNTUK MENCEGAH PENGHINDARAN PAJAK (ANTI-TAX AVOIDANCE) SKRIPSI STENNY MARIANI LUMBAN TOBING 0905233254

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001:21). Manusia

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANTAN PECANDU UNTUK KEMBALI MENYALAHGUNAKAN NARKOBA (RELAPS) TESIS NAMA: NURMIATI HUSIN NPM :

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANTAN PECANDU UNTUK KEMBALI MENYALAHGUNAKAN NARKOBA (RELAPS) TESIS NAMA: NURMIATI HUSIN NPM : UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANTAN PECANDU UNTUK KEMBALI MENYALAHGUNAKAN NARKOBA (RELAPS) TESIS NAMA: NURMIATI HUSIN NPM : 0606154295 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN

Lebih terperinci

RELEASE AND DISCHARGE SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH (Studi Kasus Kebijakan Penyelesaian BLBI)

RELEASE AND DISCHARGE SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH (Studi Kasus Kebijakan Penyelesaian BLBI) RELEASE AND DISCHARGE SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH (Studi Kasus Kebijakan Penyelesaian BLBI) TESIS Oleh: LILY EVELINA SITORUS NPM 0706187432 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula merusak hubungan diantaranya adalah hubungan sosial dapat terlihat dalam aktifitas jual beli dipasar. Keharmonisan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS

PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen ARNOLD JAPUTRA

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP JUAL BELI TANAH YANG PERPINDAHAN HAKNYA TIDAK DISERTAI PROSES BALIK NAMA (Studi Kasus Putusan Nomor 388/PDT.G/2002/ PN JKT.

ANALISIS TERHADAP JUAL BELI TANAH YANG PERPINDAHAN HAKNYA TIDAK DISERTAI PROSES BALIK NAMA (Studi Kasus Putusan Nomor 388/PDT.G/2002/ PN JKT. UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TERHADAP JUAL BELI TANAH YANG PERPINDAHAN HAKNYA TIDAK DISERTAI PROSES BALIK NAMA (Studi Kasus Putusan Nomor 388/PDT.G/2002/ PN JKT.BAR) TESIS ALVITA LUCIA 0806478525 FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR ANAK BALITA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI RUMAH SAKIT MARY CILEUNGSI HIJAU BOGOR, MARET 2008

UNIVERSITAS INDONESIA KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR ANAK BALITA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI RUMAH SAKIT MARY CILEUNGSI HIJAU BOGOR, MARET 2008 UNIVERSITAS INDONESIA KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR ANAK BALITA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI RUMAH SAKIT MARY CILEUNGSI HIJAU BOGOR, MARET 2008 SKRIPSI YUSIE LUCIANA PERMATA 0105001928 FAKULTAS

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA DIREKTORAT BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN (BPPK) DEPARTEMEN LUAR NEGERI SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA DIREKTORAT BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN (BPPK) DEPARTEMEN LUAR NEGERI SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA DIREKTORAT BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN (BPPK) DEPARTEMEN LUAR NEGERI SKRIPSI SEPTIAN ANGGI SAPUTRA 0904090395

Lebih terperinci

TESIS MUHAMMAD RIVANO UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008

TESIS MUHAMMAD RIVANO UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008 PENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, KATEGORI KANTOR AKUNTAN PUBLIK, JENIS INDUSTRI, DAN NILAI TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA

Lebih terperinci

PERANAN BPOM DALAM MELAKUKAN TINDAKAN HUKUM TERHADAP PRODUK MAKANAN IMPOR YANG MENGANDUNG MELAMIN TESIS. Kartika Ajeng.

PERANAN BPOM DALAM MELAKUKAN TINDAKAN HUKUM TERHADAP PRODUK MAKANAN IMPOR YANG MENGANDUNG MELAMIN TESIS. Kartika Ajeng. PERANAN BPOM DALAM MELAKUKAN TINDAKAN HUKUM TERHADAP PRODUK MAKANAN IMPOR YANG MENGANDUNG MELAMIN TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Hukum (M.H) Oleh: Kartika Ajeng.

Lebih terperinci

GAYA KOMUNIKASI ORANGTUA DENGAN PERILAKU ASERTIF

GAYA KOMUNIKASI ORANGTUA DENGAN PERILAKU ASERTIF GAYA KOMUNIKASI ORANGTUA DENGAN PERILAKU ASERTIF (Studi Deskriptif Kualitatif Gaya Komunikasi Orangtua Dengan Perilaku Asertif Pada Siswa SMPN 2 Medan) SKRIPSI Rr. DIAJENG FIERZA AMARYA 120904076 PROGRAM

Lebih terperinci