BAB I PENDAHULUAN. mencari strategi yang tepat untuk memasarkan produknya. Pesatnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. mencari strategi yang tepat untuk memasarkan produknya. Pesatnya"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat para pengusaha mencari strategi yang tepat untuk memasarkan produknya. Pesatnya perkembangan pada dunia industri meningkatkan persaingan yang terjadi antar perusahaan dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan harga yang cukup bersaing. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat pembelian ini menciptakan suatu motivasi dan keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya menyebabkan seorang pembeli harus mengaktualisasikan kebutuhan yang ada di benaknya itu. Menghadapi persaingan usaha yang cukup ketat, perusahaan harus memiliki strategi dan metode yang tepat sehingga produknya dapat tetap bersaing dan tetap menghasilkan keuntungan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Salah satu yang dianggap cukup ramai dalam persaingan yang semakin ketat ini adalah bisnis di bidang makanan. Padatnya aktivitas di zaman modern dewasa ini menyebabkan kebanyakan orang tidak mempunyai banyak waktu luang untuk mempersiapkan sendiri makanan di rumah dan cenderung ingin menikmati makanan yang siap saji. Bisnis ini cukup menjanjikan karena kebutuhan utama yang harus dipenuhi orang yang tidak bisa diingkari adalah makanan. Di Kota Semarang sendiri banyak perusahaan yang mengembangkan bisnis makanan dan semua bersaing

2 2 demi merebut kepercayaan dari konsumen bahwa produk yang mereka tawarkan adalah yang terbaik. Selain untuk dikonsumsi sendiri, salah satu makanan yang digemari para wisatawan dan sering dijadikan oleh-oleh dari Kota Semarang adalah Ikan Bandeng. Adapun keistimewaan ikan bandeng terletak pada cita rasanya yang gurih dan memiliki duri yang lunak karena diproses secara khusus sehingga hal ini membuat bandeng menjadi populer dan memiliki istilah Bandeng Duri Lunak. Produk bandeng duri lunak dipasarkan dalam tiga macam, yaitu kondisi mentah, setengah matang, dan matang atau siap dikonsumsi. Selama ini bandeng duri lunak dipasarkan di berbagai tempat baik di pasar tradisional dan berdasarkan pemesanan konsumen. Pengemasan produk bandeng duri lunak dikemas ke dalam dus lengkap dengan bumbu sambal sehingga siap untuk disantap. Besarnya kesempatan dan peluang yang menjanjikan dari pangsa pasar bandeng duri lunak tersebut serta didukung pula oleh banyaknya sumber daya yang ada membuat produsen bandeng duri lunak ini semakin populer. Hal ini berakibat tidak menutup kemungkinan dalam industri makanan ini terjadi persaingan bisnis yang sangat ketat bagi para pemasar maupun para produsen produk tersebut. Dengan demikian harga jual merupakan faktor yang sangat penting yang menjadikan pertimbangan pembeli produk bandeng presto duri lunak tersebut mengingat banyaknya produksi bandeng yang ada di daerah Kota Semarang saat ini. Keunggulan mutu produk terlihat dari penggunaan bahan baku yang berkualitas serta harga jual produk yang tetap dapat bersaing di pasar. Kedua hal

3 3 tersebut mengacu kepada perhitungan harga pokok produksi yang harus dibuat seakurat mungkin supaya harga pokok produksi benar-benar menggambarkan biaya yang sesungguhnya terjadi dalam proses produksi. Kegiatan produksi memerlukan pengorbanan sumber ekonomi berupa berbagai jenis biaya untuk menghasilkan produk yang akan dipasarkan. Biaya-biaya ini akan menjadi dasar dalam penentuan Harga Pokok Produksi (HPP). Harga Pokok Produksi dalam industri merupakan bagian terbesar dari biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Jika informasi biaya untuk pekerjaan atau proses tersedia dengan cepat, maka manajemen mempunyai dasar yang kuat untuk merencanakan kegiatannya. Perusahaan harus cermat dan rinci dalam membuat laporan keuangan terutama yang berkaitan dengan biaya produksi agar tidak terjadi penyimpanganpenyimpangan serta pemborosan biaya dalam proses produksi. Informasi harga pokok produksi dapat dijadikan titik tolak dalam menentukan harga jual yang tepat kepada konsumen dalam arti yang menguntungkan perusahaan dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Biaya produksi merupakan unsur biaya yang besar jumlahnya dibandingkan jumah biaya keseluruhan. Mengingat pentingnya harga pokok produksi dalam perusahaan maka perusahaan harus dapat mengendalikan biaya produksi agar laba perusahaan menjadi lebih tinggi. Terlebih bagi perusahaan yang memiliki pesaing yang bergerak di bidang yang sama menuntut perusahaan untuk menjual produknya dengan harga yang lebih murah tetapi dengan mutu yang lebih baik, hal ini dikarenakan untuk memenangkan persaingan merebut simpati pasar. Tetapi apabila harga jual yang ditetapkan lebih kecil dari biaya yang terjadi maka akan menghasilkan kerugian namun jika harga jual ditetapkan terlalu tinggi maka akan

4 4 kalah bersaing di pasaran. Menurut penelitian terdahulu dalam penelitian mengenai penerapan metode full costing, yaitu yang dilakukan oleh Helmina Batu Bara (2013), Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi sebagai dasar penetapan harga jual menurut metode full costing lebih baik dalam menganalisis biaya produksi, hal ini disebabkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing, tidak memasukkan biaya administrasi dan umum ke dalam biaya overhead. Sedangkan menurut Agus T.Poputra, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa HPP perusahaan lebih tinggi dari pada HPP yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan akuntansi biaya. Melihat perbandingan melalui penelitian terdahulu dalam menentukan harga pokok produk, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian kembali mengenai penerapan metode full costing. Perbedaan peneliti terdahulu dengan sekarang ialah objek penelitian. Peneliti terdahulu melakukan penelitian pada pembuatan etalase kaca dan pembuatan makanan kecil yaitu martabak, sedangkan penelitian ini dilakukan pada perusahaan pembuatan makanan. Pada saat ini, masih ada beberapa perusahaan yang masih mempergunakan metode tradisional dalam menghitung harga pokok produksinya, salah satunya adalah usaha kecil dan menengah yang sedang berkembang di daerah Semarang adalah UKM Bandeng Presto Duri Lunak Bu Darmono yang berkedudukan di jalan Purwosari IV/& Tambakrejo Gayamsari, yang bergerak dalam usaha memproduksi Bandeng Presto. UKM Bandeng Presto Duri Lunak selama ini belum menerapkan analisis metode full costing. Industri ini biasanya dalam melakukan perhitungan harga

5 5 pokok produksi bandeng masih menggunakan metode yang relatif sangat sederhana yaitu hanya memperhitungkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, biaya listrik dan biaya telepon. Industri ini belum menerapkan perhitungan harga pokok produksi sesuai kaidah akuntansi biaya karena masih ada beberapa komponen biaya overhead pabrik yang belum diperhitungkan dalam penentuan harga pokok saat ini, seperti biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya air dan biaya penyusutan peralatan dan mesin produksi. Selain itu perusahaan juga belum merinci biaya non produksi dalam menghitung harga pokok produksinya. Perhitungan harga polok produksi yang kurang tepat dapat menyebabkan perhitungan harga jual yang kurang tepat pula dan laba yang diinginkan pun kurang maksimal. Perubahan harga yang sangat kecil maupun yang sangat besar akan menyebabkan dampak serta perubahan yang signifikan bagi penjualan dalam kualitas yang cukup besar. Maka jika ada kesalahan dalam penentuan harga jual yang ditentukan terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Oleh sebab itu, meningkatnya persaingan dalam industri ini menuntut suatu perusahaan memiliki keunggulan untuk dapat melangsungkan usahanya dalam jangka waktu yang relatif lama dan agar dapat mengembangkan usahanya supaya menjadi lebih besar. Selain itu, UKM Bandeng Presto yang berorientasi pada perolehan laba dan penentuan harga jual juga tidak terlepas dari masalah pengembalian modal dan biaya bahan baku seperti bandeng mentah sebagai bahan bakunya yang akan diolah menjadi bandeng presto. Elemen-elemen tersebut penting dalam penentuan harga pokok produksi dan dibagi dengan kapasitas yang dihasilkan, maka dari itu

6 6 UKM harus memiliki kualitas yang tinggi agar dapat bersaing dengan perusahaan lain dan pastinya dengan harga yang dapat bersaing dalam dunia usaha. Bahan baku yang berkualitas juga dapat menentukan kenaikan harga jual di pasaran. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan dalam penentuan harga pokok produksi yang terjadi diperlukan suatu metode yang baik. Metode yang tepat digunakan dalam UKM Bandeng Presto Duri Lunak untuk menghitung harga pokok produksi adalah metode full costing. Dengan menerapkan metode ini diharapkan akan membantu UKM tersebut khususnya pada pihak manajemen Industri Bandeng Presto Duri Lunak dalam penentuan harga pokok produksi dan harga jual dapat berfungsi lebih optimal, efektif, dan efisien. Serta penetapan harga jual yang tepat dan akurat untuk mencapai penetapan harga yang sewajarnya. Untuk mempermudah penelitian, penulis akan membatasi ruang lingkup pembahasan yaitu pada perhitungan harga pokok produksi dan penentuan harga jual pada UKM Bandeng Presto Duri Lunak Bu Darmono. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik mencoba untuk melakukan penelitian mengenai perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan metode full costing yang dapat menghasilkan produk dan biaya penuh dalam membantu menetapkan harga jual secara tepat di Industri Bandeng Presto Bu Darmono. Maka peneliti tertarik untuk mengambil judul Penetapan Harga Pokok Produksi (HPP) produk Bandeng Presto menggunakan Metode Full Costing sebagai dasar penentuan harga jual (Studi Kasus Pada UKM Bandeng Presto Duri Lunak Bu Darmono).

7 7 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahanpermasalahan yang akan diteliti antara lain: 1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh UKM Bandeng Presto Bu Darmono? 2. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing? 3. Bagaimana perbedaan penghitungan harga pokok produksi UKM Bandeng Presto dengan metode full costing serta perhitungan harga jualnya? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh UKM Bandeng Presto Duri Lunak Bu Darmono. 2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi di UKM Bandeng Presto Duri Lunak Bu Darmono dengan menggunakan metode full costing. 3. Untuk mengetahui perbedaan perhitungan harga pokok produksi UKM Bandeng Presto dengan metode full costing serta perhitungan harga jualnya.

8 8 1.4 MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat bermanfaat sebagai masukan bagi berbagai pihak yang membutuhkan, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Pemilik UKM a. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pemilik UKM yang diteliti sebagai bahan acuan untuk menghitung harga pokok produksi dengan pendekatan full costing dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan harga jual. b. Sebagai bahan masukan bagi pihak UKM agar semakin bijak dalam menerapkan metode full costing atas suatu produk yang diproduksi dengan penerapan yang berlaku. c. Sebagai bahan masukan bagi pihak UKM agar semakin bijak dalam menerapkan metode full costing atas suatu produk yang diproduksi dengan penerapan yang berlaku. 2. Bagi Pihak Lain Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk memperluas wawasan maupun sebagai acuan bagi peneliti yang mungkin akan melakukan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan penerapan analisis metode full costing. 3. Bagi Penulis a. Penulis dapat mengetahui cara untuk menghitung harga pokok produksi yang tepat dan sarana untuk mengaplikasikan teori yang telah di dapat.

9 9 b. Dapat menambah informasi mengenai perhitungan harga pokok produksi yang ada di UKM tersebut. c. Dengan mengadakan penelitian secara langsung akan menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang obyek yang diteliti. d. Dengan memberikan tambahan pengetahuan tentang penerapan metode full costing atas harga yang ditetapkan oleh perusahaan yang telah dipelajari melalui teori dimasa perkuliahan. 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian skripsi ini dibagi dalam 5 bab dan tiap bab dibagi menjadi sub babsub bab, hal ini dimaksudkan agar lebih jelas dan mudah dipahami. Secara garis besar materi pembahasan dari masing-masing bab tersebut dijelaskan sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II: Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang landasan teori yang mendasari penelitian ini dan untuk penganalisaan masalah yang dibahas, penelitian terdahulu sebagai dasar penelitian yang akan dilakukan dan kerangka teoritis dari penelitian ini. Bab III: Metode Penelitian Bab ini akan diuraikan mengenai variabel penelitian dan definisi operasional, objek penelitian, jenis dan sumber data penelitian, metode pengumpulan data serta metode analisis data.

10 10 Bab IV: Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian dan analisis data serta pembahasan hasil penelitian. Bab V: Penutup Merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan, saran yang berguna bagi pihak terkait, implikasi dari hasil analisis data yang dibuat, serta keterbatasan yang mengemukakan kelemahan dari penelitian ini.

11 11 Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Teori Definisi Biaya Dan Klasifikasi Biaya Informasi biaya berguna bagi perusahaan untuk mengukur apakah kegiatan usahanya menghasilkan laba atau tidak, juga dapat dipakai sebagai dasar merencanakan alokasi sumber ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran. Informasi biaya memungkinkan perusahaan melakukan pengelolaan alokasi berbagai sumber ekonomi untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Menurut Supriyono (2000), biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Hansen dan Mowen (2004) menyatakan bahwa biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Dikatakan ekuivalen kas karena sumber non kas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Sedangkan menurut Kuswadi (2005), biaya adalah uang kas atau setara kas untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual dan diharapkan akan memberikan keuntungan atau laba. Pada dasarnya pengertian biaya memiliki persamaan yaitu biaya adalah pengorbanan ekonomis, yang di ukur dengan nilai

12 12 uang untuk memperoleh barang atau jasa. Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya yaitu sebagai berikut: 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. 2. Diukur dalam satuan uang. 3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi. 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu Klasifikasi Biaya Menurut Mulyadi (2005), Biaya dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Penggolongan Biaya Menurut Obyek Pengeluaran Penggolongan biaya ini merupakan penggolongan yang paling sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran. Biasanya penggolongan biaya berdasarkan obyek pengeluaran bermanfaat untuk perencanaan perusahaan secara menyeluruh dan pada umumnya untuk kepentingan penyajian laporan kepada pihak luar. 2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam perusahaan Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan, biaya dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: (1) Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. (2) Biaya Pemasaran, yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dan lain-lain.

13 13 (3) Biaya Administrasi dan Umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dan lain-lain. 3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai Jika perusahaan mengolah bahan baku menjadi produk jadi maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa produk. Sedangkan jika perusahaan menghasilkan jasa, maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa penyerahan jasa tersebut. Ada dua golongan dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, yaitu: (1) Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. (2) Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. 4. Penggolongan Biaya Menurut Perilaku dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi: (1) Biaya Tetap (fixed cost), yaitu biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu. Contohnya gaji direktur produksi.

14 14 (2) Biaya Variabel (variable cost), yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas. Contohnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. (3) Biaya Semi Variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. Contohnya biaya listrik yang digunakan. (4) Biaya Semi Fixed, yaitu biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 5. Penggolongan Biaya Menurut Jangka Waktu Berdasarkan jangka waktu manfaatnya, biaya dibagi menjadi dua yaitu; (1) Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang. (2) Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure), pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi. 6. Biaya dalam hubungan produk Menurut Carter dan Usry (2009), biaya dalam hubungan produk dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. a. Biaya Produksi Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya utama (prime cost) adalah gabungan antara lain biaya

15 15 bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya konversi (conversi cost) adalah gabungan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk, yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan. 1) Biaya bahan baku langsung Semua bahan baku yang membentuk bagian integrasi dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk kepada produk selesai. 2) Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga yang digunakan dalam merubah atau mengonversi bahan baku langsung menjadi produk selesai dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. 3) Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik juga disebut overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik yang terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Biaya overhead pabrik dapat dikelompokkan menjadi :

16 16 a. Bahan baku tidak langsung Bahan baku tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian suatu produk tetapi pemakaiannya tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk. b. Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. c. Biaya tidak langsung lainnya Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya yang selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. d. Biaya non produksi Biaya non produksi ini disebut beban komersial, beban ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1. Beban pemasaran Beban pemasaran adalah biaya yang dimulai dari titik dimana biaya manufaktur berakhir, yaitu ketika proses manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap jual.

17 17 2. Beban administrasi Beban administrasi adalah biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan kegiatan penentu kebijakan, pengarahan, pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. 2.2 Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi atau products cost merupakan elemen penting untuk menilai keberhasilan (performance) dari perusahaan dagang maupun manufaktur. Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukan harga pokok produk (barang dan jasa) yang diproduksikan dalam suatu periode akuntansi tertentu. Hal ini berarti bahwa harga pokok produksi merupakan bagian dari harga pokok, yaitu harga pokok dari produk yang terjual dalam suatu periode akuntansi. Menurut Witjaksono (2006) harga pokok produksi yaitu sejumlah nilai aktiva tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan, aktiva tersebut harus dikonveksikan ke beban(expense). Sedangkan menurut Mulyadi (2007) harga pokok produksi atau disebut harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan. Penetapan harga pokok adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya memasukkan unsur biaya produksi variabel saja.

18 Manfaat Harga Pokok Produksi Pada dasarnya tujuan penentuan harga pokok produksi adalah untuk menentukan secara tepat jumlah biaya per unit produk jadi, sehingga dapat diketahui laba atau rugi suatu perusahaan per periode. Menurut Mulyadi (2007) manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Harga Jual Produk tersebut Perusahaan yang berproduksi massal memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Penentuan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya. 2. Memantau Realisasi Biaya Produksi Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dibandingkan dengan rencana produksi yang telah ditetapkan, oleh sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. 3. Menghitung Laba Rugi Periodik Guna mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto. Manajemen memerlukan

19 19 ketepatan penentuan laba periodik, sedangkan laba periodik yang tepat harus berdasarkan informasi biaya dan penentuan biaya yang tepat pula Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya non produksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok produk. Menurut Firdaus, Abdullah (2012), pengumpulan harga pokok dapat dikelompokkan menjadi dua metode yaitu : 1. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produksi dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau secara terpisah dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya Firdaus, Abdullah (2012). Pengolahan produk akan dimulai setelah datangnya pesanan dari pelanggan atau pembeli melalui dokumen pesanan penjualan (sales order), yang memuat jenis dan jumlah produk yang dipesan, spesifikan pesanan, tanggal pesanan diterima, dan harus diserahkan.

20 20 Tujuan produksi untuk melayani pesanan dan sifat produksinya akan terputus-putus, selesai diolah pesanan yang sah dilanjutkan pengolahan pesanan yang lain. Harga pokok dikumpulkan untuk setiap pesanan sesuai dengan biaya yang dinikmati oleh setiap pesanan, jumlah biaya produksi setiap pesanan akan dihitung pada saat pesanan selesai. 2. Metode harga pokok proses (process cost method) Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu. Perusahaan menghasilkan produk yang homogen, bentuk produk bersifat standar, dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Kegiatan produksi ditentukan oleh bugdet produksi untuk satu waktu tertentu yang sekaligus dipakai dasar oleh bagian produksi untuk melaksanakan produksi. Tujuan produksi adalah untuk mengisi persediaan yang selanjutnya akan dijual kepada pembeli, oleh karena itu sifat produksi homogen dan bentuknya standar maka kegiatan produksi dapat dilaksanakan secara terus menerus. Harga pokok dikumpulkan untuk setiap pesanan sesuai dengan biaya yang dinikmati oleh setiap pesanan, jumlah biaya produksi setiap pesanan akan dihitung pada saat pesanan selesai. 3. Metode harga pokok proses (process cost method) Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu. Perusahaan menghasilkan produk yang homogen, bentuk produk bersifat standar, dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Kegiatan produksi

21 21 ditentukan oleh bugdet produksi untuk satu waktu tertentu yang sekaligus dipakai dasar oleh bagian produksi untuk melaksanakan produksi. Tujuan produksi adalah untuk mengisi persediaan yang selanjutnya akan dijual kepada pembeli, oleh karena itu sifat produksi homogen dan bentuknya standar maka kegiatan produksi dapat dilaksanakan secara terus menerus. Berikut ini perbedaan antara sistem harga pokok pesanan dan sistem harga pokok proses. Tabel 2.I Perbedaan Sistem harga pokok pesanan dan harga pokok proses Sistem harga pokok pesanan Sistem harga pokok proses Berdasarkan pesanan Operasi berulang Produk heterogen Produk homogeny Volume produksi rendah Volume produksi tinggi Fleksibilitasi produk tinggi Fleksibilitas produk rendah Standarisasi rendah Standarisasi tinggi

22 Metode Penentuan harga pokok produksi Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing (Mulyadi, 2005). 1. Pendekatan Full Costing Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Full Costing secara sederhana mengelompokkan biaya menurut fungsi pokok organisasi perusahaan manufaktur, sehingga biaya dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan komponen biaya penuh produk, sedangkan biaya non produksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum) diperlakukan sebagai biaya periode dalam full costing. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya berikut ini (Mulyadi, 2005): Persediaan awal Xxx Biaya bahan baku langsung Xxx Biaya tenaga kerja langsung Xxx Biaya overhead pabrik variabel Xxx

23 23 Biaya overhead pabrik tetap Xxx Total biaya produksi Xxx Xxx Persediaan akhir (xxx) Harga pokok produksi Xxx Dengan demikian harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). 2.3 Harga Jual Manajer biasanya berupaya menentukan harga yang akan memaksimalisasi nilai perusahaan. Harga yang ditentukan untuk sebuah produk akan mempengaruhi pendapatan perusahaan. Perusahaan menentukan harga produk mereka dengan pertimbangan biaya produksi, suplai persedian, dan harga persaingan. Beberapa perusahaan menentukan harga untuk sebuah produk dengan mengestimasi biaya per unit untuk memproduksi produk tersebut dan menambahkan suatu kenaikan.metode penentuan harga ini disebut penentuan harga berdasarkan biaya. Penentuan harga berdasarkan biaya berupaya untuk memastikan bahwa biaya produksi dapat ditutupi.

24 24 Penentuan harga jual yang akan memberikan laba pada perusahaan menuntut adanya pengetahuan tentang biaya-biaya produk dalam hubungannya dengan volume. Dalam tahapan perencanaan, pengetahuan mengenai tingkat biaya dimasa yang akan datang, berikut tingkat potongan-potongan yang harus diberikan, pada tingkat produksi dan penjualan yang berfluktuasi akan sangat membantu pimpinan perusahaan. Kebijaksanaan harga yang diambil haruslah sedemikian rupa, sehingga perusahaan akan tetap dapat mengharapkan laba sekalipun harus berusaha di dalam pasar dengan persaingan yang sangat ketat. Permintaan dan penawaran memang merupakan dasar untuk penentuan harga. Suatu industri dalam menentukan harga jual biasanya dengan meminimalkan biaya-biaya yang dapat meminimalkan harga jual. Karena harga yang ditentukan sangat mempengaruhi pendapatan dan kelangsungan hidup suatu industri. Dalam melakukan penetapan harga, suatu industri harus mempertimbangkan berbagai faktor, diantaranya yaitu biaya produksi, persediaan, dan harga persaingan. Harga Jual adalah jumlah biaya total (biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum) ditambah jumlah laba (markup) yang diinginkan perusahaan (Halim dan Supomo, 2005). Harga merupakan nilai pertukaran barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Suatu perusahaan, sebagai suatu unit ekonomi berkecimpung dalam dua pasar. Perusahaan memperoleh faktor-faktor produksinya, seperti bahan baku dan tenaga kerja, pada pasar masukan atau input market harga-harga yang terjadi pada pasar masukan disebut harga masukan atau input prices.

25 25 Dilain pihak, perusahaan menjual hasil produksinya di pasar keluaran atau output prices atau exit prices. Penetapan harga adalah proses manual atau otomatis dari penerapan harga untuk perintah membeli dan menjual, yang didasarkan pada faktor seperti jumlah yang ditetapkan, impas kuantitas, promosi atau kampanye penjualan, kutipan penjual spesifik, harga yang berlaku pada masukan, pengiriman atau tanggal faktur, kombinasi berbagai pesanan atau bentuk, dan banyak lainnya. Harga jual (selling price) adalah harga yang dibebankan atau dikenakan untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan produk yang akan dijual, dan ditetapkan oleh manajemen berdasarkan pada pertimbangan atau evaluasi biaya, kompetitor, besarnya investasi, area pasar dan lain-lain faktor yang ada hubungannya dengan harga tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang ditambah dengan laba yang diinginkan oleh perusahaan. Dalam penetapan harga jual ada beberapa strategi penetapan harga seperti berikut: 1. Penetapan harga yang berpedoman pada biaya Cara yang digunakan yaitu dengan menambah prosentase laba dan biaya: Harga Jual = Harga Beli + Laba yang diinginkan + Biaya

26 26 2. Penetapan harga biaya (cost plus pricing) Penetapan cost plus pricing adalah suatu kegiatan dimana harga penjualan suatu produk yang ditetapkan dengan cara menjumlahkan prosentase tertentu yang ditetapkan sebelumnya atas biaya produk tersebut. Harga jual = Harga pokok + Biaya + Laba 3. Penetapan harga yang berpedoman pada pesaing yaitu dengan menetapkan harga: diatas harga pesaing, sama dengan harga pesaing atau dibawah harga pesaing. 4. Penetapan harga yang berorientasi pada permintaan Cara yang dipakai adalah dengan diskriminasi harga. Sasaran dari diskriminasi harga ini adalah para pelanggan khusus yang memerlukan perlakuan khusus. 5. Harga psikologikal Adalah harga yang diharapkan dapat memberikan efek psikologis pada konsumen.

27 Peranan Harga Harga memainkan peranan penting bagi perekonomian secara makro, konsumen, dan perusahaan. 1. Bagi perekonomian Harga produk mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan laba. Harga merupakan regulator dasar dalam sistem perekonomian, karena harga berpengaruh terhadap alokasi faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, modal, dan kewirausahaan. 2. Bagi konsumen Dalam penjualan ritel, ada segmen pembeli yang sangat sensitif terhadap faktor harga (menjadikan harga sebagai satu-satunya pertimbangan membeli produk) dan ada pula yang tidak. 3. Bagi perusahaan Dibandingkan dengan bauran pemasaran lainnya (produk, distribusi dan promosi) yang membutuhkan pengeluaran dana dalam jumlah besar, harga merupakan satu-satunya elemen bauran yang mendatangkan pendapatan Tujuan Penetapan Harga Program penetapan harga merupakan pemilihan yang dilakukan perusahaan terhadap tingkat harga umum yang berlaku untuk produk tertentu, relatif terhadap tingkat harga para pesaing. Keputusan harga memiliki peran strategik yang penting dalam implementasi strategi pemasaran.

28 Tipe-tipe Program Penetapan Harga Penetapan harga adalah proses manual atau otomatis dari penerapan harga untukv perintah membeli dan menjual, yang didasarkan pada ensio seperti jumlah yang ditetapkan, impas kuantitas, promosi atau kampanye penjualan, kutipan penjual spesifik, harga yang berlaku pada masukan, pengiriman atau tanggal faktur, kombinasi berbagai pesanan atau bentuk, dan lain-lain. Secara garis besar, ada tiga tipe program penetapan harga, yaitu: 1. Penetapan Harga Penetrasi (Penetration Pricing) Dalam program lini, perusahaan menggunakan harga murah sebagai dasar utama untuk menstimulasi permintaan. Kondisi yang mendukung keberhasilan penerapan program penetapan harga penetrasi meliputi: a. Permintaan pasar (market demand) bersifat elastis. b. Permintaan perusahaan (company demand) bersifat elastis, dan pesaing tidak dapat menyamai tingkat harga perusahaan dikarenakan cost disadvantages. c. Perusahaan juga menjual produk komplementer yang marjinnya lebih besar. d. Terdapat sejumlah besar pesaing potensial yang kuat. e. Terdapat skala ekonomis yang ekstensif, sehingga variable-cost approach dapat digunakan untuk menentukan harga minimum. f. Tujuan penetapan harga adalah untuk mencapai salah satu dari dua kemungkinan berikut: (a) menciptakan permintaan primer ataupun (b) mendapatkan pelanggan baru dengan jalan mengalahkan pesaing.

29 29 2. Penetapan Harga Paritas (Parity Princing) Dalam program ini, perusahaan menetapkan harga dengan tingkat yang sama atau mendekati tingkat harga pesaing. Situasi yang mendukung keberhasilan program penetapan harga paritas antara lain: a. Permintaan pasar bersifat inelastis, sedangkan permintaan perusahaan bersifat elastis. b. Perusahaan tidak memiliki keunggulan biaya dibandingkan para pesaing. c. Tujuan penetapan harga adalah menyamai pesaing. 3. Penetapan Harga Premium (Premium Princing) Program ini menetapkan harga di atas tingkat harga pesaing. Program ini akan lebih berhasil jika diterapkan dalam situasi berikut: a. Permintaan perusahaan bersifat inelastis. b. Perusahaan tidak memiliki kapasitas berlebih.. c. Keuntungan dari skala ekonomis relatif kecil, sehingga metode biaya penuh digunakan untuk menentukan harga minimum. d. Tujuan penetapan harga adalah menarik pelanggan baru pada aspek kualitas.

30 Penentuan Harga Jual Halim, dkk(2013), menyatakan bahwa penentuan harga jual produk atau jasa merupakan salah satu jenis pengambilan keputusan manajemen yang penting. Bagi manajemen, penentuan harga jual produk atau jasa bukan hanya merupakan kebijaksanaan dibidang pemasaran atau bidang keuangan, melainkan merupakan kebijakan yang berkaitan dengann seluruh aspek kegiatan perusahaan. Harga jual produk atau jasa, selain mempengaruhi volume penjualan atau jumlah pembeli produk atau jasa tersebut, juga akan mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan Strategi Penentuan Harga Jual Dua bentuk strategi yang dapat diterapkan perusahaan untuk penentuan harga jual produk atau jasa baru sebagai berikut: 1. Skrimming pricing Merupakan bentuk strategi penentuan harga jual produk atau jasa baru, dengan cara menentukan harga jual mula-mula relatif tinggi. Tujuan strategi ini adalah agar perusahaan memperoleh laba yang maksimum dalam jangka pendek. 2. Penetration pricing Merupakan bentuk strategi penentuan harga jual dengan cara menentukan harga jual mula-mula relatif rendah, sehingga perusahaan dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa tersebut dalam jangka pendek.

31 Penelitian Terdahulu Berikut adalah daftar penelitian terdahulu, yang telah dilakukan sebelumnya: Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu NO Peneliti Tahun Objek Hasil 1. Sitty Rahmi Lasena 2013 Analisis penentuan harga pokok produksi pada PT.Dimembe Nyiur Agripo. Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengenalkan penentuan harga pokok produksi dengan menerapkan metode full costing. 2. Andre Henri Slat 2013 Analisis hargasis pokok produk dengan metode full costing dan penentuan harga jual. Hasil penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penentuan harga pokok produk dan penetapan harga jual yang dilakukan perusahaan, untuk dibandingkan dengan metode penentuan harga pokok proses dengan pendekatan full costing. 3. Helmina Batu Bara 2013 Penentuan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing pada pembuatan atalase kaca dan alumunium di UD.Istana Alumunium Manado. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi sebagai dasar penetapan harga jual menurut metode full costing lebih baik dalam menganalisis biaya produksi, hal ini disebabkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing, tidak memasukan biaya administrasi dan umum ke dalam biaya overhead, karena biaya-biaya tersebut merupakan komponen biaya pada laporan rugi laba perusahaan. 4. Agus T.Poputra 2014 Penentuan harga pokok produksi dalam menetapkan harga jual pada UD.Martabak Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penentuan perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan dengan intuisi atau naluri perusahaan.

32 32 Mas Narto di Manado. Hasil akhirnya bahwa harga pokok produksi menurut perusahaan UD. Martabak Mas Narto lebih tinggi daripada harga pokok produksi yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan akuntansi biaya. 2.5 Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, peneliti akan menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing. Peneliti akan membandingkan apakah perhitungan yang sedang digunakan oleh UKM atau dengan menggunakan metode full costing, yang lebih baik digunakan untuk menentukan harga jual produk pada Bandeng Presto Duri Lunak. Menurut peneliti, dalam menentukan harga jual produk dengan menggunakan metode full costing lebih baik digunakan daripada perhitungan yang digunakan oleh UKM saat ini. Karena perhitungan yang diterapkan oleh UKM dirasa belum menggambarkan berapa jumlah biaya sesungguhnya yang digunakan. Ini dapat menyebabkan kerugian terhadap perusahaan atau justru kerugian pada pihak konsumen. Dan kerangka pemikiran penulis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

33 33 UKM Bandeng Presto Duri Lunak Identifikasi Biaya Produksi 1. Biaya bahan bahan baku 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Biaya Overhead Pabrik Variabel 4. Biaya Overhead pabrik Tetap Perhitungan Harga Pokok Produksi menurut UKM Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing Perbedaan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menentukan Harga Pokok Produksi GAMBAR 3.1 Kerangka Pemikiran

34 Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap dalam penelitian ini antara lain: Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Penelitian Studi Lapangan Studi Pustaka Identifikasi Biaya Produksi Membandingkan perhitungan harga pokok produksi menurut Pabrik dengan metode Full Costing Menentukan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing Menganalisa Harga Jual Penarikan kesimpulan dan saran GAMBAR 3.2 Tahap-tahap Penelitian

35 35 Tahap-tahap utama yang akan dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap identifikasi masalah dan perumusan masalah penelitian. Tahap pertama dalam penelitian ini adalah menentukan topik, judul, latar belakang, serta merumuskan masalah dan tujuan dari penelitian. 2. Tahap identifikasi biaya produksi Tahap kedua dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui identifikasi biaya produksi seperti biaya-biaya yang dikeluarkan oleh UKM dalam proses produksinya. Datanya didapatkan dengan melakukan wawancara kepada manajemen yang terkait dan dilakukan studi pustaka dan studi lapangan untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini. Setelah seluruh data mengenai biaya produksi perusahaan didapatkan, lalu menentukan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,dan biaya overhead pabrik. 3. Tahap perbandingan perhitungan harga pokok produksi menurut UKM dengan metode full costing. Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah membandingkan tentang perhitungan harga pokok yang dilakukan oleh UKM dengan metode full costing. 4. Tahap perbandingan harga jual UKM dengan metode full costing. Tahap keempat dalam penelitian ini adalah membandingkan harga jual UKM dengan harga jual metode full costing.

36 36 5. Tahap analisa harga jual. Tahap kelima dalam penelitian ini adalah menganalisa harga jual yang telah dihitung menggunakan harga pokok produksi metode full costing. Dalam analisa tersebut maka dapat diketahui apakah suatu perusahaan dalam menentukan harga jual untuk produknya lebih rendah atau lebih tinggi dari biaya produksi yang seharusnya. Dan pihak manajemen dapat memperoleh informasi mengenai harga jual untuk produk yang dihasilkan. 6. Tahap penarikan kesimpulan dan saran. Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah menarik kesimpulan apakah perusahaan mengalami laba atau rugi dengan harga penjualan yang telah ditetapkan.

37 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Usaha kecil dan Menengah Bandeng Presto Bu Darmono, yang berlokasi di jalan Purwosari IV/17 Tambakrejo Gayamsari Semarang. Industri ini di miliki Ibu Darmono. Industri ini adalah industri yang memproduksi bandeng presto. Industri ini bersedia memberikan informasi serta data yang diperlukan untuk penelitian ini. Penelitian ini hanya membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi untuk penetapan harga jual. 3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Untuk melengkapi penelitian ini, data yang dikumpulkan sebagai bahan penyusunan skripsi adalah : 1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya dengan mengadakan observasi secara langsung dilapangan guna memperoleh data intern kemudian diolah oleh peneliti. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain, dikumpulkan untuk maksud tertentu. Data yang diperoleh menggunakan literatur dan juga berhubungan dengan penelitian skripsi ini. Data ini diperoleh dengan menggunakan metode studi lapangan dan studi pustaka.

38 Sumber Data Sumber data yang didapat dari data primer dan sekunder pada UKM Bandeng Presto Duri Lunak adalah: 1. Dokumen, data yang dibutuhkan baik bersifat umum maupun khusus dalam penelitian ini diambil langsung dari objek penelitian, yaitu berasal dari informasi yang diberikan oleh pihak UKM serta publikasi akuntansi seperti buku yang menunjang penelitian dan jurnal akuntansi. 2. Responden, data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pihak UKM mengenai data yang dibutuhkan. 3.3 Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan penyusunan laporan ini, penulis berencana menggunakan beberapa metode pengumpulan data (Jogiyanto, 2010) antara lain: 1. Survey awal Metode ini dilakukan oleh peneliti dengan cara mengunjungi objek penelitian dan meminta ijin untuk melakukan penelitian. 2. Metode Penelitian Kepustakaan Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang menunjang penelitian untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai konsep dan landasan teori.

39 39 3. Metode Studi Lapangan a. Wawancara Metode pengumpulan data ini dengan menggunakan metode wawancara kepada pemilik UKM Bandeng Presto untuk memberikan keteranganketerangan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini. b. Observasi Dalam metode ini peneliti melakukan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya. 4. Dokumentasi Dalam metode ini peneliti akan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait dengan harga pokok produksi dan untuk memperoleh pengetahuan dan landasan teori dari berbagai literatur, referensi dan hasil penelitian yang berhubungan dengan objek penelitian. 3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang didapat dari penelitian akan diuji dengan menggunakan perhitungan harga pokok produksi metode full costing untuk menentukan harga jual pada konsumen. Hal ini dilakukan untuk menelusuri objek biaya langsung dan tidak langsung serta mengetahui biaya overhead pabrik dari perusahaan tersebut. Data yang diperoleh kemudian dirinci dan diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel. Hasil perhitungan kemudian dianalisis untuk dijadikan dasar penetapan harga pokok produksi yang paling efektif dan efesien bagi UKM.

40 40 Dalam menganalisis, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu metode yang dilakukan pada perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing dan perhitungan harga jual dilakukan setelah harga pokok produksi telah ditemukan. Menurut Mulyadi (2005), unsur biaya produksi yang digunakan dalam perhitungan metode full costing adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik tetap xxx xxx xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx + Harga pokok produksi xxx Sedangkan untuk menghitung harga jual digunakan rumus sebagai berikut: Biaya produksi xxx Biaya nonproduksi yang dibebankan xxx + Total biaya xxx Laba yang diinginkan xxx + Harga jual xxx

41 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan Gambaran Umum Perusahaan UKM Bandeng Presto Duri Lunak Bu Darmono didirikan sejak tahun 1980, UKM ini memiliki kegiatan usaha untuk memproduksi bandeng presto yang mengolah bandeng segar mentah menjadi bandeng presto duri lunak. Ibu Hartini Darmono merupakan pendiri utama usaha ini. Pada awalnya sebelum didirikannya UKM Bandeng Presto Duri Lunak Bu Darmono, terdapat Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mina Makmur. KSM ini didirikan oleh Ibu Hartini Darmono dengan mengajak para wanita nelayan (istri nelayan) untuk turut menambah penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kesadaran yang timbul dari sebagian besar wanita pengolah ikan akan perlunya suatu wadah yang dapat menampung aktivitas dan tempat memecahkan masalah, serta memperoleh informasi di bidang usaha pengolahan, menumbuhkan keberanian beberapa tokoh masyarakat untuk membentuk suatu kelompok. Setelah para wanita nelayan mampu mendirikan usahanya sendiri pada akhirnya Ibu Hartini Darmono memutuskan untuk membuka usaha sendiri dalam pembuatan bandeng presto di rumahnya yang terletak di jalan Purwosari IV / 17 Tambak Rejo Kec. Gayamsari, Kota Semarang. Dengan ketelitian dan keahliannya dalam memproduksi bandeng presto, usaha Ibu Hartini Darmono berkembang pesat sampai sekarang.

42 Visi dan Misi Visi: Produk olahan bandeng menjadi ikon oleh-oleh Kota Semarang yang terkenal dan mengangkat perekonomian masyarakat nelayan, khususnya bagi ibu-ibu nelayan agar dapat membantu penghasilan suaminya Misi: Ibu rumah tangga dapat menjadi wirausaha mandiri dari hasil olahan ikan nelayan dan dapat menyekolahkan anak-anaknya serta memenuhi semua kebutuhan rumah tangga berkat pemberdayaan pengolahan ikan bandeng Struktur Organisasi UKM Bandeng Presto Duri Lunak Bu Darmono Dalam melaksanakan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang diharapkan oleh UKM Bandeng Presto, maka sangat diperlukan adanya sebuah struktur organisasi. Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan hubungan di antara pimpinan maupun bidang kerjasama satu sama lainnya. Struktur organisasi UKM Bandeng Presto Duri Lunak adalah sebagai berikut: Pemilik UKM Bagian Administrasi Bagian Produksi Bagian Sekertaris Bagian Penyiangan Bagian Pelumuran Bumbu Bagian Pengukusan/ Mempresto Gambar 3.3 Bagian Penggorengan Bagian Pembersihan Alat Bagian Distribusi Struktur Organisasi UKM Bandeng Presto Duri Lunak

43 43 UKM Bandeng Presto Duri Lunak Bu Darmono memiliki 12 karyawan, yang terdiri dari bagian penyiangan, bagian pelumuran bumbu, bagian pengukusan atau mempresto, bagian penggorengan, bagian pembersihan alat, dan bagian distibusi. Berikut tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut: 1. Pemilik UKM Pemilik UKM merupakan orang yang mempunyai usaha dari Bandeng Presto Duri Lunak yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan. Pemilik dari UKM Bandeng Presto Duri Lunak adalah Ibu Hartini Darmono. 2. Bagian Administrasi Bagian Administrasi adalah orang yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola data keuangan. Bagian Administrasi dari UKM Bandeng Presto Duri Lunak bernama Bapak Darmono. 3. Bagian Produksi Bagian Produksi merupakan orang yang menangani orang-orang yang memproduksi dan atau melakukan kinerja pelayanan, serta bertanggung jawab untuk hasil atas orang-orang yang diawasi terutama mutu dan jumlah dari produk dan pelayanan. Bagian produksi dari UKM Bandeng Presto ini adalah Ibu Sukarni.

PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PRODUK BANDENG PRESTO MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PRODUK BANDENG PRESTO MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PRODUK BANDENG PRESTO MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL (STUDI KASUS : BANDENG DURI LUNAK BU DARMONO) Oleh: Riana wahyu Pancawati Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan

BAB I PENDAHULUAN. Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan terbuka untuk perdagangan barang, jasa, investasi, modal, dan pekerja. Indonesia harus dapat melihat

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40). BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA II.1. Pengertian Biaya Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan non

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Diferensial Mulyadi (2002:118) menyatakan: Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban (expense) dan dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya 1. Pengertian Biaya Sebelum mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana biaya, berikut pengertian biaya menurut Horngren dan Foster (2000;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Supriyono (1999:252) adalah pengorbanan sumbersumber ekonomi yang sudah terjadi atau akan terjadi yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Produksi Menurut Supriyono (2000:290), Biaya produksi adalah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan

Bab 1. Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan Bab 1. Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan semakin pesatnya perkembangan teknologi mempunyai dampak yang cukup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Stanton dalam Swastha dan Irawan (2008:5), Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Excavator 1 Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan material. Tujuannya adalah untuk membantu dalam melakukan pekerjaan yang sulit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Terdapat pemahaman yang berkembang bahwa biaya (cost) adalah sama pengertiannya dengan beban (expense). Hal ini dikarenakan terdapat pengertian kalau biaya dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H. Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

BAB II UKM DAN BIAYA

BAB II UKM DAN BIAYA BAB II UKM DAN BIAYA 2.1 Usaha Kecil Menengah (UKM) 2.1.1 Pengertian UKM Usaha Kecil Menengah atau disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu pada jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Penyusunan laporan akhir ini penulis menggunakan beberapa teori sebagai acuan untuk membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian analisis diferensial Menurut Henry Simamora (2002:230), analisis diferensial adalah menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Di masa lalu, akuntansi biaya secara luas dianggap sebagai cara perhitungan nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan harga pokok penjualan yang disajikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-06 Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang begitu pesat dari tahun ke tahun, menyebabkan begitu banyaknya perusahaan yang berkembang dan hidup dalam lingkungan yang berubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya, Biaya, dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Siklus perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

Lebih terperinci