ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE"

Transkripsi

1 ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE Oleh: Saiful Amien, M.Pd 1 A. PENGERTIAN ISLAM Secara etimologis Kata `Islam berasal dari bahasa Arab. Akar katanya s-l-m ( ). Kata kerja bentuk pertamanya ialah salima ( ), artinya merasa aman, utuh dan integral. Kata kerja bentuk pertama ini tidak digunakan dalam al-qur`an, tetapi ungkapanungkapan bahasa tertentu dari akar kata itu seringkali digunakan. Di antaranya ialah kata silm ( ) dalam surat al-baqarah ayat 208 yang berarti damai ; salam ( ) dalam surat az-zumar ayat 29, dengan arti utuh sebagai lawan dari pemilahan-pemilahan dalam bagian-bagian yang bertentangan, juga dalam surat an-nisa` ayat 91 yang juga digunakan dalam pengertian damai. Dengan demikian kata tersebut dalam al-qur`an seringkali digunakan dengan makna damai, aman atau ucapan salam 2. Kata kerja bentuk keempatnya ialah aslama ( ), artinya ia menyerahkan dirinya atau memberikan dirinya. Sering digunakan dalam ungkapan aslama wajhahu ( ia menyerahkan pribadi atau dirinya ) yang diikuti dengan lillah ( kepada Tuhan ) 3. Ada pendapat lain yang menambahkannya dengan arti memelihara dalam keadaan selamat sentosa, tunduk patuh dan taat 4. Kata `islam merupakan verbal noun (mashdar; kata benda verbal) dari bentuk keempat ini, yang berarti penyerahan yang sesungguhnya atau keberserahan diri yang amat sangat, ketundukan dan ketaatan. Muncul dalam al-qur`an sebanyak enam kali 5. Dengan pengertian kebahasaan tersebut, kata Islam dekat dengan arti kata agama (ad-din) yang berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan dan kebiasaan 6. Senada dengan itu Nurcholis Madjid menegaskan bahwa sikap pasrah kepada Tuhan merupakan hakikat Islam. Sikap ini tidak saja merupakan ajaran Tuhan kepada hamba-nya, tetapi ia diajarkan oleh-nya dengan disangkutkan kepada alam asli Pengajar AIK di Universitas Muhammadiyah Malang Fazlur Rahman, 1993, Metode Dan Alternatif Neomodernisme Islam, (terj. Taufiq Adnan Amal), Bandung: Mizan, hal. 95. lihat juga Maulana Muhammad Ali, 1980, Islamologi (Dinul Islam), Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve, hal. 2. Ia mengartikan `islam dengan selamat, sentosa dan damai Op.cit. Nasruddin Razak, 1977, Dienul Islam, Bandung: al-ma arif, hal. 56 Fazlur Rahman, op.cit., hal. 96. Harun Nasution, 1979, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid I, Jakarta: UI-Press, hal. 9. 1

2 (fitrah) manusia. Dengan kata lain ia diajarkan sebagai pemenuhan alam manusia, sehingga pertumbuhan perwujudannya pada manusia selalu bersifat dari dalam (internal), tidak tumbuh apalagi dipaksakan dari luar, karena cara yang demikian menyebabkan Islam tidak otentik, karena kehilangan dimensinya yang paling mendasar dan mendalam, yaitu kemurnian dan keikhlasan 7. Subjek (fa`il; partisipan aktif) dari aslama ialah muslim ( ). Baik dalam bentuk tunggal, dua atau jamak kata muslim sering muncul dengan pengertian seseorang yang menyerahkan dirinya kepada (hukum) Tuhan. Dalam surat Alu Imran ayat 83, alam semesta dikatakan sebagai muslim sebab ia mematuhi hukum-hukum Tuhan 8. Menurut Fazlur Rahman, kata `islam dan muslim selalu digunakan oleh al- Qur`an kadang dalam makna harfiahnya, yakni menyerah atau orang yang menyerahkan dirinya kepada (hukum) Tuhan, kadang juga dalam makna sebagai namadiri untuk pesan keagamaan yang dikumandangkan oleh al-qur`an dan bagi komunitas yang menerimanya. Bahkan dalam surat al-hajj /22:78, pesan keagamaan ini dinisbatkan kepada Ibrahim, yang dikatakan telah memberikan nama Muslim kepada komunitas yang menerima pesan al-qur`an ini. Maka nyatalah bahwa Islam di masa Madinah, selain bermakna harfiah, telah direifikasi menjadi nama agama yang dibawa oleh Muhammad SAW. Dan muslimun menjadi komunitas formal yang memeluk Islam (lihat QS. 5:111). Selanjutnya Rahman menjelaskan, bahwa ada dua hal penting untuk disimak sehubungan dengan istilah islam. Pertama, bahwa islam integral dengan iman. Penyerahan kepada Tuhan, dalam karakteristiknya yang hakiki, adalah mustahil tanpa iman. Bahkan kedua kata ini pada dasarnya adalah sama dan telah digunakan secara ekuivalen dalam banyak bagian al-qur`an 9. Kedua, islam merupakan pengejahwantahan lahiriah, konkret dan terorganisasi dari iman, melalui suatu komunitas normatif. Karena itu, anggota-anggota komunitas ini harus didasarkan pada iman dan cahayanya, dan sebaliknya- cahaya iman Nurcholis Madjid, 1992, Islam Doktrin dan Peradaban, Sebuah Tela ah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan, Jakarta: Paramadina, hal Lihat juga Nazaruddin Razak, op.cit., dengan nada yang sama ia menyebutnya sebagai orang yang berserah diri, patuh dan taat. juga lihat Abuddin Nata, 1999, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo, hal. 62. Ia menyebut muslim sebagai orang yang taat, menyerahkan diri dan patuh kepada Allah swt. yang selanjutnya orang tersebut akan dijamin keselamatannya di dunia dan akherat. Lihat QS. 3:52, 10:84, 5:111, 43:69, 28:

3 semacam itu harus menjelma keluar sendiri melalui komunitas ini. Seseorang mungkin saja mempunyai iman, tetapi iman tersebut bukanlah iman sejati dan sepenuhnya kecuali jika ia diekspresikan secara islami dan dijelmakan melalui suatu komunitas yang semestinya, suatu komuitas yang muslim (berserah diri) dan Muslim 10. secara terminologis Ada beberapa ulama dan pemikir Islam yang memberikan pengertian Islam secara terminologis, di antaranya ialah Syaikh Mahmud Syaltut. Ia memberikan pengertian Islam sebagai agama yang disyariatkan oleh Allah melalui nabi-nya Muhammad SAW. untuk disampaikan dan diajarkan kepada seluruh manusia 11. Harun Nasution memberikan pengertian Islam sebagai agama yang ajaranajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tatapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia 12. Sementara itu Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian, di mana dua ajaran pokoknya yaitu keesaan Tuhan dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata, bahwa Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja sebagai agama seluruh Nabi Allah, melainkan pula sebagai hakikat ketundukan dan keberserahan diri alam semesta kepada hukum Tuhan 13. Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam putusannya memberikan pengertian agama Islam sebagai apa yang telah disyariatkan Allah dengan perantaraan para Rasul- Nya berupa perintah, larangan dan petunjuk untuk kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat mereka. Sedangkan agama Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW adalah apa yang telah diturunkan oleh Allah dalam al-qur`an dan termuat dalam sunnah shahihah berupa perintah, larangan dan petunjuk untuk kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat mereka 14. Di kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan istilah Muhammadanism dan Muhammedan. Peristilahan ini merupakan bentuk analog dengan nama agama di luar Islam yang pada umumnya disandarkan pada nama 10 Fazlur Rahman, op.cit., hal Syeikh Mahmud Syaltut, 1967, Islam Sebagai Aqidah dan Syari ah, (terj. H. Bustami dkk.), Jakarta, hal Harun Nasution, Op.Cit., hal Ali, op.cit., lihat hal Seperti yang dikutip oleh Abdullah Ali dkk, 1994, Studi Islam I, Surakarta: PSIK-UMS, hal.39 dari Himpunan Putusan Tarjih, Yogyakarta: PP. Muhammadiyah 3

4 pendirinya. Di Persia umpamannya ada agama Zoroaster. Agama ini disandarkan pada pendirinya Zarathustra (w.583 SM). Selanjutnya terdapat agama Budha yang dinisbahkan kepada tokoh pendirinya Sidharta Gautama Budha (lahir 560 SM). Demikian pula agama Yahudi yang disandarkan pada orang-orang yahudi (Jews), asal nama dari negara Juda (Judea) atau Yahudi. Juga agama Kristen yang dinisbahkan kepada Jesus Kristus. Penyebutan Muhammadanism atau Muhammedan untuk agama Islam bukan saja tidak tepat, tetapi secara prinsipil salah. Peristilahan itu bisa mengandung arti bahwa Islam adalah paham Muhammad atau pemujaan terhadap Muhammad seperti yang terdapat dalam agama Budha atau Kristen. Atau peristilahan itu juga bisa membawa pengertian bahwa agama Islam hanya untuk bangsa atau komunitas tertentu yang berkaitan dengan Muhammad, seperti agama Yahudi untuk bani Israel atau bangsa Yahudi. Analogi nama dengan agama-agama lainnya jelas tidaklah mungkin bagi Islam. Karena pertama, agama Islam bersumber dari wahyu yang datang dari Allah SWT. Bukan dari manusia, bukan pula Muhammad. Posisi Nabi SAW dalam agama Islam diakui sebagai manusia yang ditugasi untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut kepada ummat manusia. Dalam proses penyebarannya peranan Nabi terbatas hanya memberi keterangan, penjelasan, uraian dan contoh prakteknya. Tidak lebih. Kedua, Islam bersifat universal, rahmatan lil alamin, untuk siapa saja, tidak terbatas komunitas atau bangsa tertentu seperti agama-agama sebelum Islam, muthabiqun likulli zaman wa makan, menembus batas ruang dan waktu, sesuai untuk manusia kapan dan di mana saja 15. Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa: Islam, dilihat dari misi ajarannya berarti semua agama Allah (wahyu Allah) yang diturunkan kepada para Rasul (utusan) Allah sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad 16. Namun demikian perlu ditegaskan di sini, bahwa sungguhpun para Nabi tersebut telah menyatakan diri sebagai muslim dan mengajarkan misi keislaman (keberserahan diri secara total kepada Allah), akan tetapi agama yang mereka bawa itu secara resmi tidak disebut agama Islam. Agama yang dibawa Nabi Isa umpamanya, Lihat Abuddin Nata, Op.Cit., hal Juga Nasruddin Razak, Op.Cit., hal. 55. Dan juga Huston Smith, 1985, Agama Manusia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal Mengenai hal ini bisa dilihat pada: QS. asy-syuura (42):13, al-baqarah (2):136 dan ayat-ayat lainnya yang senada. 4

5 tidak disebut Islam tetapi Nasrani, yaitu nama yang dinisbahkan kepada tempat kelahiran Nabi Isa, Nazaret. Secara istilah, yang resmi disebut sebagai agama Islam ialah agama yang diwahyukan (berupa al-qur`an) oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, khotimul anbiya` (penutup para Nabi) untuk disampaikan dan diajarkan kepada seluruh manusia sebagai penyempurna misi keislaman yang diajarkan oleh Nabi-Nabi sebelumnya. Meskipun pada periode Makkah ayat-ayat al-qur`an telah menyebut Islam baik sebagai menyerah kepada Tuhan maupun sebagai agama konkret, namun penyebutan Islam secara tegas formal sebagai agama yang dibawa oleh Muhammad ini baru terjadi pada periode Madinah, atau setelah umat Islam menjadi sebuah komunitas Muslim di Madinah. Hal ini untuk membedakan umat Islam dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah menyimpang dari ke islam an mereka 17. B. SUMBER AJARAN ISLAM Pada umumnya, ulama mengajarkan bahwa sumber agama Islam ada empat, yaitu Qur`an, Sunnah, `Ijma (kesepakatan pendapat di antara jama ah muslimin) dan Qiyas (penggunaan akal). Qur`an dan sunnah (atau hadits) disebut al-adillah al- Qoth iyyah, dalil yang mutlak benar. Sedang `ijma dan qiyas disebut al-adillah al- Ijtihadiyyah, dalil yang diperoleh dengan jalan ijtihad. 17 Mengenai hal ini dapat dirujuk pada ayat-ayat yang turun pada periode madinah, diantaranya ialah : Jalan kepatuhan ( din atau agama ) yang sebenarnya bagi tuhan adalah islam; orang-orang yang telah diberi al-kitab (sebelumnya: yakni orang-orang yahudi dan kristen) tidak berselisi antara satu dengan yang lainnya kecuali setelah pengetahuan (yang nyata: yakni wahyu) datang kepada mereka, yang mereka perselisihkan antara satu dengan yang lainnya (QS. Alu-Imron (3): 19) Setelah sebuah kritik terhadap hal-hal yang dianggap al-qur`an sebagai kepercayaan-kepercayaan musyrik orang-orang yahudi dan kristen, al-qur`an menyatakan: mereka ingin memadamkan cahaya Tuhan (yakni islam = Islam) dengan (meniupnya dengan) mulut-mulut mereka, tetapi Tuhan tidak menghendakinya kecuali lebih menyempurnakan cahaya-nya untuk penghinaan terhadap kafirun (orang-orang yang menolak kebenaran). dialah yang mengutus rasul-nya dengan petunjuk dan jalan kepatuhan yang benar (din al-haqq), sehingga dia dapat memenangkannya atas seluruh jalan kepatuhan (yang palsu) untuk menghina para penyembah berhala (QS. at-taubah (9):32-33) Dari ayat-ayat di atas, mereka dipersalahkan karena telah mendistorsikan ajaran ajaran asli mereka, maka terpecahlah mereka dalam sekte-sekte, mulai menyimpang dan mudah terserang syirk ( menempatkan diri seseorang atau sesuatu bersama-sama dengan Tuhan ), disebabkan oleh sikap keras kepala yang disengaja (baghy); karena itu, mereka bukanlah muslimin sebab mereka tidak dapat berserah diri kepada kebenaran. Pada basis inilah al-qur`an mengeluarkan orang-orang Yahudi dan Kristen dari sebutan hanif (orang yang benar-benar beriman kepada Tuhannya) yang diterapkannya kepada Ibrahim, kepada nabi-nabi lainnya beserta pengikut-pengikut mereka dan, akhirnya, diterapkan kepada Muhammad beserta pengikut-pengikut kontemporernya (yang diwajibkan menjadi hanifun), sebab nabi-nabi dan pengikut mereka ini adalah monoteis-monoteis yang tidak menyimpang, nonsetarian. Lihat juga QS. 6: , 30:30-32, dan 98:4-5. Fazlur Rahman, Op.Cit., hal

6 Tetapi karena menurut pengakuan ulama- `ijma dan qiyas itu didasarkan atas Qur`an dan hadits, sedang hadits itu sendiri merupakan penjelasan Nabi SAW terhadap Qur`an, maka Qur`an Suci benar-benar merupakan asas hakiki, yang di atas itu berdiri bangunan Islam, dan merupakan satu-satunya dalil yang mutlak dan menentukan dalam setiap pembahasan yang berhubungan dengan ajaran Islam; dan tak salah jika dikatakan bahwa Qur an adalah satu-satunya sumber utama yang darinya diambil segala ajaran dan amalan agama Islam 18. Di sini akan dibahas tentang sumber utama ajaran Islam (al-adillah al- Qath iyyah). Pertama, al-qur`an. Kedua, as-sunnah, dan kemudian diakhiri dengan pembahasan tentang `ijtihad dalam Islam. I. AL-QUR`AN Pengertian al-qur`an Di kalangan ulama ada perbedaan pengertian etimologis (bahasa) mengenai al- Qur`an. Asy-Syafi i misalnya mengatakan bahwa al-qur`an tidak berasal dari akar kata apapun, dan tidak pula ditulis dengan hamzah. Lafadz tersebut sudah lazim digunakan dalam pengertian kalam Allah (firman Tuhan) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Lain dari itu, banyak juga ulama yang mencoba mengembalikan lafadz Qur`an pada akar kata tertentu. Al-Farra` misalnya, menyebut bahwa lafadz Qur`an berasal dari kata qara`in, jamak dari kata qarinah yang berarti kaitan, karena dilihat dari segi makna dan kandungannya ayat-ayat al-qur`an itu satu sama lain saling berkaitan. Selanjutnya al-asy ari dan para pengikutnya mengatakan bahwa lafadz itu diambil dari akar kata qarn yang berarti menggabungkan sesuatu atas yang lain, karena surahsurah dan ayat-ayat al-qur`an satu dan lainnya saling berkaitan 19. Sementara itu ada juga yang menyebut Qur`an sebagai isim masdar (verbal noun) dari akar qara`a, yang makna aslinya ialah mengumpulkan dan menghimpun. Kata ini berarti pula membaca, karena dalam membaca, huruf dan kata-kata dihubungkan satu sama lain menjadi susunan kalimat. Sehingga qur`an seringkali 18 Maulana Muhammad Ali, 1980, Islamologi (Dinul Islam), terj. R. Kaelan & H.M. Bachrun Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, hal Subhi As-Shalih, 1991, Membahas Ilmu-Ilmu al-qur`an (terj.), Jakarta: Pustaka Firdaus, hal.9 6

7 disamakan dengan qira`at (penamaan maf ul dengan masdar), yang berarti bacan, yakni himpunan huruf dan kata-kata dalam suatu ucapan yang tersusun rapi 20. Senada dengan uraian di atas Farid Esack, seorang Doktor di bidang Tafsir al- Qur`an Universitas Western Cape-Afrika Selatan, menyimpulkan bahwa secara harfiah al-qur`an berarti bacaan, pengucapan atau kumpulan. Ada baiknya kita ikuti uraian Esack: Mayoritas pemikir Arab sepakat bahwa kata qur`an adalah bentuk lampau yang berasal dari akar kata Arab qara`a yang berarti ia membaca, atau kata sifat dari qarana, ia menghimpun atau mengumpulkan. Di dalam al-qur`an sendiri, kata qur`an dipakai dalam arti membaca (QS. Al-Isra` (17):93), mengucap (Al-Qiyamah (75): 18), dan sebuah kumpulan (QS. Al-Qiyamah (75): 17) 21 Adapun pengertian al-qur`an dari segi istilah, Abd al-wahhab al-khallaf menjelaskan bahwa, ia merupakan firman Allah yang diturunkan kepada hati Rosulullah, Muhammad bin Abdullah, melalui Jibril dengan menggunakan lafadz bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Ia terhimpun dalam mushhaf, dimulai dari surat al- Fatihah dan diakhiri dengan surat an-nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir dari generasi ke generasi, baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian 22. Pewahyuan al-qur`an Dari pengertian di atas, tampak bahwa dalam paham dan keyakinan umat Islam, al-qur`an sebagai Kitab Suci, mengandung sabda Tuhan (kalam Allah), yang melalui wahyu disampaikan kepada Nabi Muhammada SAW. Dalam al-qur`an dijelaskan wahyu ada tiga macam. Seperti yang tertera dalam QS. Asy-Syura [42]:51: Tidaklah dapat terjadi pada manusia bahwa Tuhan berbicara dengannya kecuali melalui wahyu, atau dari belakang tabir, ataupun melalui utusan yang dikirim; 20 Manna Khalil al-qattan, 1996, Studi Ilmu-Ilmu al-qur`an (terj.), Bogor: Litera Antar Nusa, hal. 16. Lihat juga Ali, Op.Cit. 21 Farid Esack, 2000, Al-Qur`an, Liberalisme, Pluralisme: Membebaskan yang Tertindas, ter. Watung A Budiman, Bandung: Mizan, hal Abd al-wahhab al-khallaf, 1972, Ilmu Ushul al-fiqh, Jakarta: al-majlis al-`ala al-indonesia li al- Da wah al-islamiyah, cet.ix, hal

8 maka disampaikanlah kepadanya dengan sizin Tuhan apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya Tuhan Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. Demikianlah Kami kirimkan kepadamu ruh atas perintah kami. Wahyu dalam bentuk pertama adalah pengertian atau pengetahuan yang tibatiba dirasakan seseorang timbul dalam dirinya; timbul dengan tiba-tiba sebagai suatu cahaya yang menerangi jiwanya. Maulana Muhammad Ali menyebutnya dengan makna aslinya sebagai al-`isyarat as-sari ah, isyarat yang cepat yang dimasukkan dalam kalbu seseorang 23. Kedua, wahyu berupa pengalaman dan penglihatan dalam keadaan tidur atau dalam keadaan trance, rukyat atau kasyf (vision). Ketiga, wahyu dalam bentuk yang diberikan melalui utusan atau malaikat, yaitu Jibril, dan wahyu serupa ini disampaikan dalam bentuk kata-kata. Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammada SAW adalah wahyu dalam bentuk ketiga seperti yang dijelaskan oleh al-qur`an: Sesungguhnya ini adalah wahyu Tuhan semesta alam, dibawa turun oleh ruh setia ke dalam hatimu agar engkau dapat memberi ingat dalam bahasa Arab yang jelas (QS. Asy-Syu ara` [26]: ) Selanjutnya: Katakanlah, ruh suci membawakannya turun dengan kebenaran dari Tuhanmu, untuk meneguhkan (hati) orang yang percaya dan untuk menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi yang berserah diri (QS. An-Nahl [16]:102) Bahwa yang dimaksud dengan ruh setia atau ruh suci adalah Jibril: Katakanlah siapa yang menjadi musuh Jibril, maka ialah yang sebenarnya membawanya turun ke dalam hatimu dengan seizin Tuhan untuk membenarkan apa yang (datang) sebelumnya dan untuk menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang percaya (QS. Al-Baqarah [2]: 97) Hadits-hadits juga menjelaskan bahwa wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad adalah melalui Jibril. Dalam suatu hadits, Aisyah mengemukakan bagaimana Jibril merangkul Nabi hingga beliau merasa kesakitan ketika menerima wahyu yang pertama. 23 Ali menjelaskan: sebenarnya inilah yang dimaksudkan dengan perihal para nabi atau orang tulus berbicara di bawah bimbingan dan pengaruh Roh Suci, dalam hal ini suatu pengertahuan disampaikan dalam kalbu, dan persoalan yang tengah dihadapinya itu menjadi terang terpecahkan seakan diterangi dengan sinar halilintar. Ini bukanlah ilham dengan kata-kata, melainkan sebuah pengetahuan yang yang menghilangkan keraguan dan kesulitan, dan ini bukan pula hasil dari meditasi. Op.Cit., hal

9 Dalam hadits lain sewaktu ditanya, bagaimana caranya wahyu turun kepada Nabi, Nabi Muhammad menerangkan: Wahyu itu terkadang turun sebagai suara lonceng dan inilah yang terberat bagiku. Kemudian ia (Jibril) pergi dan aku pun sudah mengingat apa yang dituturkannya. Terkadang malaikat itu datang dalam bentuk manusia, berbicara kepadaku dan akupun mengingat apa yang dikatakannya. Hadits lain lagi, yang berasal dari Ibnu Abbas, menjelaskan bahwa pada bulanbulan Ramadlan, Jibril selalu turun mendengar dan memperbaiki bacaan Nabi mengenai ayat-ayat yang diturunkan kepadanya. Atas dasar ayat-ayat dan hadits-hadits serupa inilah maka umat Islam mempunyai keyakinan bahwa apa yang terkandung al-qur`an adalah wahyu Tuhan. Farid Esack menjelaskan, bahwa sebagai kompilasi Firman Tuhan, al-qur`an tidak merujuk pada sebuah kitab yang diilhami atau dipengaruhi oleh-nya atau ditulis di bawah bimbingan ruh-nya. Ia lebih dianggap sebagai kata-kata langsung Tuhan 24. Dengan kata lain, teks Arab yang ada dalam Kitab Suci itu tidak diakui sebagai wahyu, apalagi terjemahannya dalam bahasa asing. 25 Wahyu dalam bentuk kata-kata itu diturunkan oleh Jibril untuk disampaikan kepada Nabi tidak secara sekaligus tetapi berangsur-angsur dan bertahap dalam masa kurang lebih 22 tahun 2 bulan 22 hari 26 atau biasanya digenapkan menjadi 23 tahun sesuai dengan perdebatan tentang masa tinggal Nabi di Makkah setelah kenabian (an- Nubuwwah). Hikmahnya ialah seperti yang tersirat dalam al-qur`an surat al-furqan [25] ayat 32: Berkatalah orang-orang yang kafir: Mengapa al-qur`an itu tidak 24 Ibn Manzur (w. 1312), penulis Lisan al- Arab, merefleksikan pandangan mayoritas pemikir Muslim ini ketika mendefiniskan al-qur`an sebagai wahyu yang tak bisa disamai, perkataan Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril [yang sekarang ada] secara harfiah dan lisan dalam kata-kata bahasa Arab yang paling murni. Farid Esack, Op.Cit., hal. 85. Lihat juga Ali,. Op.Cit., hal Imam as-suyuti, 1996, Apa itu al-qur`an, Jakarta: Gema Insani Press, hal Dalam hal ini, Harun Nasution menjelaskan bahwa, wahyu menurut paham Islam, berbeda dari wahyu menurut paham agama lain. Agama Kristen umpamanya, Injil dalam teksnya bukanlah wahyu; yang wahyu hanyalah isi yang terkandung dalam teks itu. Maka terjemahannya dalam bahasa-bahasa asing dianggap sama kuat. Berdasarkan atas ini ada kaum orientalis yang mengatakan: Sabda Tuhan dalam Islam menjelma menjadi al-qur`an, sedang dalam Kristen sabda Tuhan menjelma menjadi Yesus. Lihat Harun Nasution, 1995, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran Prof. Dr. Harun Nasution, Bandung: Mizan. Hal Mengenai kaifiat (bagaimana) penurunan al-qur`an, Imam As-Suyuti menyebutnya ada empat pendapat, dan yang paling benar ialah Allah menurunkannya dari al-lauh al-mahfuzh ke langit dunia pada malam Qadr (lailat al-qadar) secara sekaligus. Kemudian diturunkannya secara bertahap selama 20 tahun atau 23 tahun atau 25 tahun, sesuai perbedaan pendapat tentang masa tinggal Rasulullah SAW di Makkah dan Madinah setelah kenabian. Imam As-Suyuti, Op.Cit., hal

10 diturunkan kepadanya sekali saja? ; demikianlah, supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok Yang pertama ialah, untuk meneguhkan hati (tatsbit al-fu`ad) Nabi SAW. Dengan turunnya wahyu dalam setiap peristiwa, maka hal itu merupakan komunikasi langsung dan intens yang menguatkan hati dan memberikan perhatian yang lebih kepada Nabi. Jibril akan turun berkali-kali kepadanya sehingga menimbulkan kegembiraan di hatinya. Kedua, untuk memudahkan pembacaan dan penghafalannya (penjagaannya) serta penerimaannya dalam konteks pentahapan hukum yang terdapat di dalamnya. Berbeda jika diturunkan secara sekaligus, selain akan menyulitkan dalam menghafal juga akan menyulitkan banyak orang karena banyaknya kewajiban dan larangan di dalamnya 27. Ketiga, dari hadits-hadits Nabawi dapat diketahui bahwa al-qur`an diturunkan sesuai kebutuhan. Kadang-kadang diturunkan lima ayat atau kadang-kadang sepuluh ayat, kurang sedikit dari itu atau lebih. Hal ini mempunyai implikasi pada revolusi budaya yang kontekstual-komprehensif (rahmatan lil alamin) bagi umat Nabi. Untuk lebih jelasnya kita ikuti dulu sejarah kodifikasi (pembukuan) al-qur an sejak masa Nabi SAW. Sejarah Kodifikasi al-qur`an 1. Masa Rasulullah SAW Yang dilakukan Nabi pada saat itu setiap wahyu turun- ialah menyampaikan kepada para sahabat untuk dihafal dan dicatat. Zaid bin Tsabit adalah sekretris utama dalam mencatat tulisan dalam ayat-ayat yang diturunkan itu. Selain dari sekretaris ini disebut juga nama sahabat-sahabat lain yang disuruh mencatat, seperti Abu Bakar, Utsman, Umar, Ali, Zubair Ibnu Awam, Abdullah Ibnu Sa ad dan Ubay Ibnu Ka ab. Ayat-ayat itu ditulis di atas batu, tulang, pelepah kurma dan lain-lain. Jadi, pada masa Rasulullah ayat-ayat al-qur`an sudah ditulis secara keseluruhan, tetapi belum dihimpun di dalam satu Mushhaf 28 seperti sekarang ini, karena masih menunggu adanya penghapusan sebagian hukum dan tilawahnya. 27 As-Suyuti, Op.Cit., hal Al-Mushhaf, isim maf ul (kata benda objek) dari ashhafa artinya mengumpulkan shuhuf. Shuhuf bentuk jamak dari shahifah, lembaran-lembaran yang bertulis. Lihat Ahmad Warson Munawir, 1984, Kamus al-munawwir, Jakarta: Pustaka Progresif, hal

11 Sebenarnya sejak masa Rasulullah, secara lisan al-qur`an sudah terhimpun atas petunjuk Jibril dalam kuatnya ingatan penghafal-penghafal profesional 29 di kalangan sahabat, dan senantiasa terjaga dalam bacaan shalat. 2. Masa Abu Bakar ash-shiddiq. Tidak bisa dipungkiri, bahwa penghafal-penghafal ini besar peranannya dalam sejarah pengumpulan ayat-ayat al-qur`an dalam bentuk mushhaf seperti yang kita kenal sekarang. Kodifikasi ayat-ayat dalam bentuk buku ini, terjadi setelah banyaknya sahabat-sahabat yang menghafal Qur`an gugur dalam peperangan yang timbul pada zaman Abu Bakar. Tepatnya pada perang Yamamah. Dengan gugurnya penghafalpenghafal Qur`an dikhawatirkan ayat-ayat al-qur`an akan ikut hilang. Maka atas anjuran Umar, Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit dan sahabat-sahabat lain untuk mengumpulkan ayat-ayat yang ditulis di atas batu, tulang, pelepah kurma dan dihafal oleh sahabat-sahabat itu untuk disusun dalam bentuk mushhaf sesuai dengan susunan bacaan lisan yang sudah lazim pada zaman Nabi SAW. Mushhaf ini menjadi naskah standar sampai pada akhir masa Umar sebagai khalifah kedua, yang pemeliharaannya diserahkan kepada Hafshah, putri Umar dan janda Rasulullah Dalam hal ini Harun Nasution dengan mengutip A. Guilaume, mengakui bahwa penghafal-penghafal profesional merupakan bagian yang tidak boleh tidak mesti ada dalam masyarakat Arab dahulu. Merekalah yang menghafal syair-syair Arab jahiliah dalam keseluruhannya dan merekalah yang menyebarkannya ke daerah-daerah dan meneruskannya dari generasi ke generasi. Nasution, Op.Cit., hal Dalam hal ini ada baiknya, penulis kutipkan hadits dari Zaid bin Tsabit yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya tentang riwayat penulisan al-qur`an pada masa Abu Bakar ini: Ia (Zaid bin Tsabit) berkata: Abu Bakar (ra) memintaku datang berkenaan dengan kematian para sahabat di peristiwa Yamamah. Pada saat itu Umar (ra) berada di sisinya, lalu Abu Bakar berkata: Sesungguhnya Umar datang kepadaku mengatakan: Para penghafal al-qur`an banyak yang terbunuh pada peristiwa Yamamah dan sesungguhnya aku kawatir akan terbunuhnya para penghafal al-qur`an (yang masih ada ini) di berbagai tempat lalu dengan itu banyak bagian al-qur`an yang hilang; karena itu aku mengusulkan agar kamu memerintahkan penghimpunan al-qur`an. Kemudian aku berkata kepada Umar: Magaimana kita akan melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW?. Umar berkata: Demi Allah, ini adalah kebaikan. Maka Umar pun terus mendeakku sehingga Allah melapangkan dadaku untuk itu, dan aku (sekarang) berpendapat sebagaimana pendapat Umar. Zaid berkata: Abu Bakar berkata: Sesungguhnya kamu adalah pemuda yang bijaksana, kami tidak menyangsikannmu, karena kamu perna menjadi penulis wahyu bagi Rasulullah SAW; maka periksalah al-qur`an dan himpunlah. Demi Allah seandainya mereka menugaskanku untuk memindahkan salah satu gunung, sungguh itu tidaklah lebih berat bagiku dari pada apa yang ia perintahkan kapadaku untuk menghimpun al-qur`an. Aku berkata: bagaimana kamu berdua akan melakukan sesuatu yant tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah? Ia berkata: Demi Allah ini adalah kebaikan. Maka Abu Bakar pun terus mendesakku sehingga Allah melapangkan dadaku untuk melakukannya sebagaimana Allah telah melapangkan dada Abu Bakar dan Umar sebelumnya. Maka aku periksa al-qur`an dan aku menghimpunnya dari pelepah kurma, batu-batu tulis (likhaf) dan dada-dada para sahabat, sehingga dapati akhir surat at-taubah pada Abu Khuzaimah al-anshari; asku tidak mendapatkannya pada sahabat lainnya, yaitu ayat laqad ja`akum rasul sampai akhir at-taubah. Maka mushhaf itu disimpan 11

12 3. masa Usman bin Affan. Mushhaf yang ada pada Hafshah, kemudian oleh Utsman bin Affan, khalifah ketiga ( ), ditulis kembali dan diperbanyak eksemplarnya, kemudian dikirimkan ke daerah-daerah untuk menjadi pegangan tertulis bagi umat Islam yang ada di sana 31. Dalam penulisan ini sangat diperhatikan sekali perbedaan bacaan (untuk menghindari perselisihan di antara umat). Utsman memberikan tanggungjawab penulisan ini kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash dan Abdur Rahman bin al-harits bin Hisyam. Mushhaf tersebut ditulis tanpa titik dan baris. Dari teks Utsman inilah salinan-salinan selanjutnya ditulis dan dicetak. Sehingga kita mengenal mushhaf kita sekarang ini sebagai mushhaf ala rasm Utsmani. 4. Pemberian titik dan baris, terdiri dari tiga fase: Pertama, Mu awiyah bin Abi Sufyan menugaskan Abu al-aswad ad-dualy untuk meletakkan tanda bacaan (I rab) pada tiap kalimat dalam bentuk titik untuk menghindari kesalahan dalam membaca. Kedua, Abdul Malik bin Marwan menugaskan al-hajaj bin Yusuf yang dibantu oleh Nashr `Aslim dan Hay bin Ya`mar, untuk memberikan titik sebagai pembeda antara satu huruf dengan huruf lainnya (Ba` dengan satu titik di bawah; Ta` dengan dua titik di atas; Tsa` dengan tiga titik di atas dll.) Ketiga, peletakan baris atau tanda baca (I rab) seperti dlammah, fathah, kasrah dan sukun mengikuti cara pemberian baris yang telah dilakukan oleh Khalil bin Ahmad al-farahidy 32. Berdasarkan atas sejarah kodifikasi yang jelas ini, umat Islam berkeyakinan bahwa teks al-qur`an yang kita baca sekarang ini betul sesuai dengan apa yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Keorisinilan al-qur`an dari Nabi Muhammad ini juga diakui oleh para orientalis. Nicholson dalam A Literary History of Arab (1961) umpamanya mengatakan: keasliannya tidak diragukan.. H.A.R. Gibb oleh Abu Bakar sampai ia meninggal, kemudian disimpan oleh Umar sampai ia meninggal dan selanjutnya disimpan oleh Hafshah binti Umar. Seperti yang dikutip oleh Imam As-Suyuti, Op.Cit., hal Lebih jelasnya baca Zainal Abidin, 1992, Seluk-Beluk Al-Qur`an, Jakarta: Rineka Cipta, hal PC CD ROM, Al-Qur`an 6.50 dan al-hadis: Versi Warez CD, LTD

13 dalam Muhammedanism menulis: Sangat bisa diterima bahwa bentuk dan isi ucapanucapanyang asli sangat terjaga 33. Jelaslah sudah bahwa teks al-qur`an adalah asli dari Tuhan. Wahyu yang Nabi terima dari Tuhan melalui Jibril dalam bentuk kata-kata yang didengar dan dihafal, bukan dalam bentuk pengetahuan yang dirasakan dalam hati atau yang dialami, bukan pula yang dilihat dalam keadaan tidak sadar (trance). Nama, sifat dan fungsi al-qur`an Sungguh tepat penamaan al-qur`an oleh Allah sendiri, yang secara harfiah berarti bacaan sempurna, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi al-qur`an. 34 Selain sebutan al-qur`an (QS. al-isra` [17]: 9), dalam berbagai ayatnya, al- Qur`an juga menyebut dirinya dengan al-, al-kitab (QS. al-anbiya` [21]: 10), al- Furqan (QS. Al-Furqan [25]:1), al-dzikr (QS. Al-Hijr [15]: 9) dan at-tanzil (QS. Al- Syu ara` [26]: 192). Yang paling populer di antara sebutan itu ialah al-qur`an dan al- Kitab Nasution, Op.Cit., hal Dalam hal ini penulis kutipkan uraian panjang lebar dari Quraish Shihab, seorang Doktor dalam ilmuilmu al-qur`an di Universitas Al-Azhar. Tidak ada bacaan semacam al-qur`an yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal oleh orang dewasa, remaja dan anak-anak. Tiada bacaan pun melebihi al-qur`an dalam perhatian yang diperolehnya, bukan saja dari sejarahnya secara umum, tetapi ayat demi ayat, baik dari segi masa, musim, dan saat turunnya, sampai kepada sebab-sebab serta waktu-waktu turunnya. Tiada bacaan pun seperti al-qur`an yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosa katanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. Semua dituangkan dalam jutaan jilid, buku, generasi demi generasi. Kemudian apa yang dituangkan dari sumber yang tak pernah kering itu, berbeda-beda sesuai dengan perbedaan kemampuan dan kecendrungan mereka, namun semua mengandung kebenaran. Al-Qur`an layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masingmasing. Tiada bacaan seperti al-qur`an yang diatur tata cara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, di mana tempat yang terlarang atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai kepada etika membacanya Adakah suatu bacaan ciptaan makhluk seperti itu? Al-Qur`an menantang : Katakanlah, Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk menyusun semacam al-qur`an ini, mereka tidak akan berhasil menyusun semacamnya, walaupun mereka bekerja sama (QS. Al-Isra` [17]:88) Orientalis H.A.R. Gibb pernah menulis bahwa, tidak ada seorang pun dalam seribu lima ratus tahun ini telah memainkan alat bernada nyaring yang demikian mampu dan berani, dan demikian luas getaran jiwa yang diakibatkannya, seperti yng dibaca Muhammad (al-qur`an). Demikian terpadu dalam al- Qur`an keindahan bahasa, ketelitian dan keseimbangannya, dengan kedalaman makna, kekayaan dan kebenarannya, serta kemudahan pemahaman dan kehebatan kesan yang ditimbulkannya Quraish Shihab, 1996, Wawasan Al-Qur`an, Bandung: Mizan, hal Lihat al-qattan, Op.Cit., hal

14 Sedangkan mengenai sifatnya, al-qur`an menyebut beberapa sifat diantaranya adalah an-nur, cahaya (QS. An-Nisa` [4]:174); al-huda, petunjuk; asy- Syifa`, obat; ar-rohmah, rahmat; al-mau idzoh, nasehat (QS. Yunus [10]: 57); al-mubin, yang menerangkan (QS. Al-Maidah [5]:15); al-mubarak, yang diberkati (QS. Al-`An am [6]:92); al-busyro, kabar gembira (QS. Al-Baqarah [2]:97); al- Aziz, yang mulia (QS. Fushshilat [41]:41); al-majid, yang dihormati (QS. Al-Buruj [85]: 21); al-basyir, pembawa kabar gembira; an-nadzir, pembawa peringatan (QS. Fushshilat [41]:3-4) 36. Dari nama dan sifat-sifat di atas, sebenarnya secara global dapat diketahui apa fungsi al-qur`an itu sendiri. Di antaranya ialah, pertama, untuk menjadi hujjah atau bukti yang kuat atas kerasulan Nabi Muhammad SAW. Al-Qur`an merupakan mu jizat terbesar baginya 37. Keberadaannya hingga kini masih tetap terpelihara dengan baik, dan pemasyarakatannya dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Allah sendiri yang akan menjaganya (QS. Al-Hijr [15]:9). Kedua, sebagai petunjuk bagi manusia. Yakni sebagai konfirmasi yang memperkuat-pendapat akal pikiran, dan sebagai informasi terhadap hal-hal yang tidak dapat diketahui oleh akal. Hanya orang-orang bertaqwalah yang sesungguhnya mendapatkan petunjuk al-qur`an ini. Karena fungsi al-qur`an sebagai sarana mencapai kebaikan di dunia dan akherat terpenuhi. Sedangkan bagi orang yang tidak bertaqwa, al-qur`an hanya bisa dipakai sebagai sarana untuk mencapai kebaikan di dunia semata. Ketiga, sebagai hakim atau wasit yang mengatur jalannya kehidupan manusia agar berjalan lurus. Itulah sebabnya ketika umat Islam berselisih dalam segala urusannya hendaknya ia berhakim kepada al-qur`an. Selanjutnya al-qur`an berfungsi sebagai pengontrol dan pengoreksi terhadap perjalanan hidup manusia di masa lalu. Berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh Bani Israil terhadap ayat-yat Allah umpamanya dikoreksi 38. Keempat, sebagai pemberi peringatan dan kabar gembira. Di sini al-qur`an menjelaskan mengenai janji Allah tentang balasan baik bagi orang-orang yang mentaati perintah-nya dan menjelaskan peringatan Allah tentang hikuman bagi mereka yang melanggar dan mengingkari-nya. 36 Al-Qattan, Op.Cit., hal Bandingkan dengan Imam as-suyuti, 1996, Apa Itu Al-Qur`an, Jakarta: Gema Insani Press, hal Untuk mengetahui bagaimana kemu jizatan al-qur`an. Baca Zainal Abidin S, Op.Cit., hal Abuddin Nata, 1999, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Press, hal

15 Kelima, sebagai syifa`an, obat penawar. Di sini bisa diartikan dalam dua versi, yaitu sebagai penyembuh penyakit batin dan penyembuh penyakit fisik. Penyakit batin seperti kesombongan, kerakusan, kemalasan, dengki, iri dan sebagainya. Sedangkan mengenai penyakit fisik, seperti yang tersirat dalam surat an-nahl ayat 69, di situ dijelaskan tentang lebah dengan madunya. Dari ayat itu tentu al-qur`an mendorong manusia untuk menyingkap misteri obat apa yang terdapat di dalamnya. Sedikit uraian di atas, mungkin bisa menjelaskan tentang fungsi al-qur`an yang paling populer di yakini umat Islam. Yakni, sebagai rahmatan lil-alamin, rahmat bagi sekalian alam. Di sini al-qur`an sebagaimana Islam menjadi bersifat universal. Muthabiqun likulli zaman wa makan, sesuai kapan dan di manapun. Kandungan al-qur`an Wahyu turun kepada Nabi Muhammad SAW dalam dua periode: periode Makkah yang lamanya kira-kira 13 tahun dan periode Madinah yang lamanya kira-kira 10 tahun. Ayat-ayat yang diturunkan di Makkah merupakan bagian terbanyak, dan yang diturunkan di Madinah kira-kira sepertiga dari keseluruhan ayat yang terkandung dalam al-qur`an. Kedua periode tersebut mempunyai ciri masing-masing. Pada periode Makkah, di mana agama Islam baru didirikan dan dinyatakan, ayat-ayat yang diturunkan banyak mengandung keterangan-keterangan tentang dasar Islam, seperti keesaan Tuhan, pengiriman rasul-rosul, adanya kitab-kitab suci, adanya kelak hari perhitungan dan pembalasan sesudah hidup duniawi, adanya surga dan neraka. Juga ajaran-ajaran lain, seperti sikap terhadap agama-agama lain, tanda-tanda tentang adanya Tuhan, ancaman bagi orang yang tidak mau percaya, teladan dari sejarah-sejarah umat terdahulu yang tidak patuh terhadap ajaran-ajaran sebelum Nabi Muhammad, cara mengabdi pada Tuhan, budi pekerti luhur dan lain-lain. Sedangkan pada periode Madinah -di mana umat Islam telah berkembang menjadi umat yang kuat dan mempunyai negara yang disegani oleh suku-suku bangsa Arab lainnya, bahkan kota Makkah yang mengusir Nabi Muhammad akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan Madinah- ayat-ayat yang diturunkan mempunyai corak yang lain sekali dari ayat-ayat yang turun di Makkah. Ayat-ayat pada periode ini telah mencakup soal-soal hidup kemasyarakatan dan kenegaraan, seperti soal hukum yang mengatur hidup kekeluargaan (perkawinan, perceraian, hak waris, dan sebagainya), hubungan dagang dalam masyarakat, pengadilan, hubungan orang Muslim dengan non-muslim, 15

16 hubungan antara orang kaya dengan orang miskin dan sebagainya. Di samping soalsoal hukum ini, ayat-ayat periode Madinah juga mencakup polemik yang terjadi dengan kaum Yahudi, hubungan dengan suku-suku Arab Badui dan penjelasan lebih lanjut tentang soal-soal yang telah disinggung pada periode Makkah 39. Dengan demikian dapatlah ayat-ayat al-qur`an dibagi ke dalam bagian-bagian besar berikut: 1. Ayat-ayat mengenai dasar-dasar keyakinan atau kredo dalam Islam yang dari situ lahir teologi Islam. 2. Ayat-ayat mengenai soal hukum yang melahirkan ilmu hukum Islam (fiqh). 3. Ayat-ayat mengenai soal pengabdian kepada Tuhan yang membawa keentuan-ketentuan tentang ibadah dalam Isalam. 4. Ayat-ayat mengenai budi pekerti luhur yang melahirkan etika Islam. 5. Ayat-ayat mengenai dekat dan rapatnya hubuingan manusia dengan Tuhan yang kemudian melahirkan mistisme dalam Islam. 6. Ayat-ayat mengenai tanda-tanda alam yang menunjukkan adanya Tuhan, yang membicarakan soal kejadian alam di sekitar manusia. Ayat-ayat yang serupa ini menumbuhkan pemikiran filosofis dalam Islam. 7. Ayat-ayat mengenai hubungan golongan kaya dengan golongan miskin, dan ini membawa pada ajaran-ajaran sosiologis dalam Islam. 8. Ayat-ayat yang ada hubungannya dengan sejarah terutama mengenai nabinabi dan umat mereka sebelum Nabi Muhammad SAW, dan umat-umat lainnya yang hancur karena keangkuhan mereka. Dari ayat-ayat ini dapat diambil pelajaran. 9. Ayat-yat mengenai hal-hal lainnya. Dari pembagian di atas, menurut Harun Nasution, dapat dilihat betapa kurang benarnya anggapan bahwa al-qur`an mengandung segala-galanya. Yang berkaitan dengan hukum, misalnya, hanya terdapat 230 ayat saja dari seluruh ayat al-qur`an. Tentu jumlah ini tidaklah cukup untuk mengatur hidup kemasyarakatan yang kompleks ini. Dalam soal ibadah hanya terdapat kira-kira 140 ayat. Sudah barang tentu jumlah ini tidak dapat menjelaskan segala hal yang bersangkutan dengan ibadah. 39 Nasution, Op.Cit., hal

17 Umpamanya masalah shalat, tidak dengan jelas dan tegas disebut dalam Qur`an harus dilaksanakan lima kali sehari, dan tidak pula disebut rakaat, waktu, bacaan, dan lainlain. Demikian juga denga soal ibadah lainnya. Perincian mengenai shalat, puasa, zakat dan lain-lain, diketahui bukan dari al-qur`an tetapi dari hadits. Demikian juga dalam soal keimanan, umpamanya mengenai ucapan dua kalimat syahadat, tidak disebut dengan jelas dan tegas dalam al-qur`an. Tapi dijelaskan oleh hadits. Kalau dalam hal-hal yang dasar serupa dengan ini saja tidak semua dijelaskan dalam al-qur`an, apalagi dalam persoalan yang bukan dasar, yang tidak ada huibungannya dengan keimanan, seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ideologi-ideologi seperti sosialisme, sistem-sistem pemerintahan seperti demokrasi dan lain-lain. Pandangan bahwa al-qur`an mengandung segala-galanya sehingga apa saja yang terjadi di sekeliling kita dicari dan dicocok-cocokkan dengan ayat Qur`an, timbul akibat dari salah interpretasi terhadap ayat-ayat seperti berikut ini: Tidak ada suatu apa pun yang Kami lupa menyebutnya dalam kitab itu (QS. Al-An am [6]: 38) Dan Kami turunkan kitab ini padamu untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar genbira bagi orang-orang yang berserah diri (QS. An-Nahl [16]: 89) Menurut banyak ulama tafsir, di antaranya Al-Zamakhsyari, yang dimaksud dengan segala sesuatu pada ayat di atas bukanlah berarti segala apa saja, tetapi segala sesuatu mengenai agama Islam, terutama tentang apa yang haram dan yang halal. Rasyid Ridlo menerangkan bahwa paham yang demikian (segala sesuatu terdapat dalam Qur`an) tidak pernah dianut para sahabat, tabi in dan ulama klasik, karena pendapat yang serupa iu tidak dapat diterima akal yang waras. Al-Qur`an sebenarnya bukanlah ensiklopedi yang memuat apa saja yang kita cari. Ia seperti dapat dilihat pada kandungannya- merupakan buku agama yang dikirimkan Tuhan kepada masyarakat manusia untuk menjadi petunjuk (hudan) bagi mereka di dunia dan akhirat. Kalau disebut di dalamnya hal-hal yang ada hubungannya dengan fenomena alam, sejarah dan lain-lain, itu hanya sekilas sebagai argumen yang harus dipikirkan dan teladan yang harus dipahami oleh manusia Op.Cit., hal

18 Upaya memahami al-qur`an. Dalam usaha memahami al-quran, ulama-ulama Islam baik dalam bidang teologi dan hukum, maupun tasawuf dan filsafat- membagi umat Islam ke dalam dua golongan besar, yakni awam dan khawas (intelejensia). Dalam hubungannya dengan al-qur`an, kaum awam memahami misi al-qur`an sesuai dengan tigkatan kecerdasan yang ada pada mereka, sedang kaum khawas memahaminya menurut pengetahuan dan ketajaman akal yang mereka miliki. Kaum sufi dan filosof mengatakan bahwa ayat al- Qur`an mengandung dua arti: arti lahir (tersurat) dan arti batin (tersirat; ). Kaum khawas mencari arti tersirat sedangkan kaum awam menerima arti yang tersurat. Surga umpamanya, oleh ayat-ayat Qur`an digambarkan mempunyai bentuk jasmani. Yaitu tempat yang di dalamnya terdapat makanan yang lezat, bidadari yang cantik, perhiasan yang indah dan sebagainya. Bagi kaum awam, surga adalah seperti apa yang tersurat itu. Bagi kaum sufi dan filosof, tidaklah demikian. Bagi mereka kesenangan jasmani tidak ada artinya. Mereka lebih mengutamakan kesenangan intelektual dan ruhaniah (batiniah), sehingga surga bagi mereka adalah seperti yang terkandung dalam makna tersiratnya, yakni kesenangan batiniah yang terletak di balik kesenangan mahligai, makanan, bidadari, dan perhiasan yang digambarkan tersebut. Dalam konteks inilah, kandungan al-qur`an seharusnya dipahami, bahwa teks Arab dari al-qur`an -dan bukan isi teks- itu yang merupakan wahyu, yang dimungkinkan mempunyai interpretasi lebih dari satu. Apalagi bila diingat bahwa, al- Qur`an bukanlah buku ensiklopedi yang memuat apa saja secara terperinci. Sehingga diperlukan adanya penafsiran termasuk di dalamnya adalah penterjemahan. Sebenarnya kata terjemahan bersifat problematik. Karena tidak mungkin manusia yang nisbi (serba relatif) mampu menterjemahkan firman Tuhan yang Muthlak. Maka istilah terjemahan itu tak lain adalah merupakan interpretasi (penafsiran) sang penterjemah terhadap kandungan al-qur`an. Terjemahan dapat dipakai untuk memahami isi al-qur`an secara umum saja, yakni tidak begitu mendalam. Artinya untuk dipakai sebagai pedoman hidup secara umum terjemahan bisa dianggap memadai. Tetapi untukmemperoleh pengertian dan dan pemahaman yang mendalam, apalagi untuk mengambil ketentuan hukum dan dasar-dasar (norma) keimanan, orang harus pergi ke teks aslinya dalam bahasa Arab. Ini dasarkan pada pertimbangan bahwa: 1. Bahasa Arab mempunyai susunan kata dan tata bahasa sendiri yang banyak berbeda dengan susunan kata dan tata bahasa dari bahasa-bahasa lainnya. 18

19 2. Ayat-ayat al-qur`an diturunkan dalam gaya ringkas tanpa banyak keterangan apalagi rincian, dan oleh sebab itu muncul interpretasi-interpretasi yang berlainan. 3. Dalam linguistik, diakui bahwa kata terjemahan tidak memberi arti yang identik dengan arti yang dikandung dalam bahasa aslinya. Tiap bahasa menggambarkan filsafat, pandangan hidup dan tradisinya sendiri. Oleh sebab itu, terjemahan tidak memberikan arti yang sebenarnya dari kandungan al-qur`an seperti yang terdapat dalam bahasa aslinya. Terjemahan hanya memberikan salah satu alternatif dari interpretasi-interpretasi (penafsiran) itu 41. Usaha memahami al-qur`an sebagai sumber norma dan hukum Islam melalui penafsiran sebenarnya telah lama dimulai. Quraish Shihab mencatat sejak masa Rasulullah, Sahabat dan permulaan Tabi in sebagai periode pertama. Pada periode ini tafsir belum dalam bentuk tertulis. Tetapi masih tersebar dalam secara lisan. Periode kedua, bermula dari kodifikasi hadits, tepatnya pada masa pemerintahan Umar bin Abd al- Aziz (99-101H) dari Daulah Umawiyah. Pada periode ini penulisan tafsir masih tergabung dengan penulisan hadits. Dan metodologinya masih menggunakan metode bi al-ma`tsur (periwayatan). Periode ketiga, tafsir Qur`an sudah ditulis (terkodifiksikan) dalam kitab-kitab tafsir secara khusus dan berdiri sendiri. Ini dimulai dengan Al-Farra (207H) yang menulis kitab tafsir, Ma ani al-qur`an 42. Kegiatan menafsirkan al-qur`an ini mengambil metodologi yang senantiasa terus berkembang. Pertama, Tafsir bi al-ma`tsur (periwayatan). Dalam menafsirkan al-qur`an biasanya tafsir ini mengembalikan dan menggabungkan tiga sumber penafsiran, yakni Rasulullah, Sahabat dan Tabi in, yang disebarkan melalui jalan periwayatan dan kebahasaan. Kedua, Tafsir bi ar-ra`yi (penalaran). Dalam tafsir ini dikenal ada 4 corak metode: Metode Tahlily. Di sini al-qur`an ditafsirkan dari segala segi (kosakata, asbab an-nuzul [sebab-sebab turunnya ayat], munasabat al-ayat wa as- Suwar [keterkaitan atau hubungan antar ayat dan antar surat] dan lain-lain) dengan memperhatikan runtutan ayatnya sebagaimana dalam mushhaf. Metode Ijmaly. 41 Op.Cit., hal Quraish Shihab, Membumikan al-qur`an, Bandung: Mizan, hal

20 Metode Muqaran (perbandingan) Metode Maudlu i (tematik). Di sini ayat-ayat dari berbagai surat yang berkaitan dengan persoalan (topik) tertentu dihimpun, kemudian penafsir membahas dan menganalisis kanadungan ayat-ayat tersebut sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh 43. Sedangkan corak penafsirannya, dikenal ada banyak sekali. Diantaranya adalah: 1. Corak sastra-bahasa. Tafsir ini lebih menekankan pada keistimewaan dan kedalaman arti kandungan al-qur`an dalam bidang kesusasteraan dan kebahasaan; 2. Corak filsafat dan teologi. Sebagai akibat dari terjemahan kitab-kitab filsafat dan masuknya penganut agama lain; 3. Corak penafsiran ilmiah; 4. Corak fiqh atau hukum; 5. Corak tashawuf atau mistisme Islam; 6. Corak sastra-budaya kemasyarakatan. Lebih menekankan pada petunjuk-petujuk ayat-ayat al-qur`an yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat serta untuk menanggulanginya berdasarkan petunjukpetunjuk itu dengan bahasa yang mudah dimengerti dan indah didengar 44. II. AS-SUNNAH DAN AL-HADITS Definisi as-sunnah dan al-hadits As-Sunnah berasal dari kata kerja Sanna-Yasunnu ( berjalan, menjelaskan atau menetapkan ) yang berarti as-sirah, prikehidupan atau prilaku, ath- Thariqah; jalan, cara, dan metode dan asy-syari ah; syari at, peraturan dan hukum. 45 Adapun kata hadits jamaknya `ahadits makna aslinya adalah ucapan, perkataan dan pembicaraan. 46 Dari pengertian di atas, Asy-Syaukani dalam bukunya, Irsyadul Fuhul menyebut as-sunnah secara lughowi sebagai ath-thariqat wa law ghaira mardliyyah, yakni jalan yang tetap kita jalani (telah menjadi tradisi untuk kita jalani), baik diridlai maupun tidak 47. Atau dengan bahasa lain, seperti yang disebutkan oleh M.M. Azami, tata cara, jalan, tingkah laku baik terpuji maupun tercela 48. Sedangkan 43 Ibid., hal Ibid., hal Munawir, Op.Cit., hal. 714 & Op.Cit., hal Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, 1999, Kriteria Sunnah dan Bid ah, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, hal M.M. Azami, 1994, Hadits Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Jakarta: Pustaka Firdaus, hal

ISLAM. Sebagai Way of Life

ISLAM. Sebagai Way of Life ISLAM Sebagai Way of Life POKOK BAHASAN 1. Definisi Islam Etimologis Terminologis 2. Sumber Ajaran Islam Al-Qur an As-Sunnah Ijtihad 3. Karakteristik Islam DEFINISI ISLAM Definisi Bahasa (س ل م) Islam

Lebih terperinci

BAB II PENGERTIAN ALQURAN

BAB II PENGERTIAN ALQURAN BAB II PENGERTIAN ALQURAN A. Alquran Menurut Bahasa secara bahasa diambil dari kata: قر ا - يقرا- قراة- وقرانا yang berarti sesuatu yang dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran kepada umat Islam untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an al-karim adalah firman Allah SWT yang berisi serangkaian ajaran yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW untuk menunjukkan kepada manusia jalan kebahagiaan.

Lebih terperinci

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I Konsep Kitab 1. Pengertian Kitab Secara bahasa, kitab adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang ditulisi di dalamnya. Sedangkan

Lebih terperinci

Mukadimah. Pengkajian

Mukadimah. Pengkajian Mukadimah Pembahasan tentang pengertian al-qur an (ta riful Qur an) mencakup tiga bagian pembahasan yaitu: definisi al-qur an, nama-nama al-qur an, dan fungsi atau kedudukan Al-Qur an Pemahaman kaum muslimin

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( ) SUMBER AJARAN ISLAM Erni Kurnianingsih (10301241001) Nanang Budi Nugroho (10301241012) Nia Kurniawati (10301241026) Tarmizi (10301249002) Dasar penggunaan sumber agama islam di dasarkan ayat al-qur an

Lebih terperinci

OLEH. MUHAMMAD AJI NUGROHO

OLEH. MUHAMMAD AJI NUGROHO SEJARAH TURUN DAN PENULISAN AL--QUR AN PADA MASA NABI AL OLEH. MUHAMMAD AJI NUGROHO Al--Qur an Secara Bahasa Al Salim Muhsin, (t.th:4), al-qur an isim masdar yang sepadan dengan qiraat. Menurut Ahmad Bin

Lebih terperinci

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed TAWASSUL Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed Setelah kita mengetahui bahaya kesyirikan yang sangat besar di dunia dan akhirat, kita perlu mengetahui secara rinci bentuk-bentuk kesyirikan yang banyak terjadi

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

Mengimani Kehendak Allah

Mengimani Kehendak Allah Mengimani Kehendak Allah Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Bab 2 Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Bab 2 Iman Kepada Kitab-kitab Allah Bab 2 Iman Kepada Kitab-kitab Allah 1. Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. adalah rukun iman ke a. Pertama b. Kedua c. Ketiga d. Keempat e. Kelima 2. Meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. menurunkan kitab-nya

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

RESUME. MATA KULIAH STUDI ISLAM BAB I s.d. BAB VI. oleh: Muhammad Zidny Naf an ( / TI 1C)

RESUME. MATA KULIAH STUDI ISLAM BAB I s.d. BAB VI. oleh: Muhammad Zidny Naf an ( / TI 1C) RESUME MATA KULIAH STUDI ISLAM BAB I s.d. BAB VI oleh: Muhammad Zidny Naf an (107091002928 / TI 1C) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS dan TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku

Lebih terperinci

Bukti Cinta Kepada Nabi

Bukti Cinta Kepada Nabi Bukti Cinta Kepada Nabi Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN KONSEP AGAMA KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS UNSUR AGAMA SECARA UMUM PENGERTIAN ISLAM SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS PENGERTIAN AGAMA ISLAM KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS

Lebih terperinci

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

PERSATUAN DAN KERUKUNAN PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Non Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran

Lebih terperinci

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM HADIS - SUNNAH Etimologis: Hadis : perkataan atau berita. Sunnah : jalan yang dilalui atau tradisi yang dilakukan. Sunnah Nabi: jalan hidup Nabi. Terminologis Hadis:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia A. Landasan Sosial Normatif Norma berasal dari kata norm, artinya aturan yang mengikat suatu tindakan dan tinglah laku manusia. Landasan normatif akhlak

Lebih terperinci

URGENSI LAJNAH PENTASHIH AL-QUR AN DI INDONESIA 1 Oleh : FAIZAH ALI SYIBROMALISI

URGENSI LAJNAH PENTASHIH AL-QUR AN DI INDONESIA 1 Oleh : FAIZAH ALI SYIBROMALISI URGENSI LAJNAH PENTASHIH AL-QUR AN DI INDONESIA 1 Oleh : FAIZAH ALI SYIBROMALISI A. Latar Belakang Al-Qur an adalah Kalamullah, selain berfungsi sebagai bukti kebenaran risalah Nabi besar Muhammad saw.,

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

AF'LIKASI METODE PENDIDIKAN QUR'ANI DALAM PEMBALAJARAN AGAMA DI PERGURUAN TINGGI UMVM* Oleh: Drs. NASRUL HS, M.Ag.* *

AF'LIKASI METODE PENDIDIKAN QUR'ANI DALAM PEMBALAJARAN AGAMA DI PERGURUAN TINGGI UMVM* Oleh: Drs. NASRUL HS, M.Ag.* * AF'LIKASI METODE PENDIDIKAN QUR'ANI DALAM PEMBALAJARAN AGAMA DI PERGURUAN TINGGI UMVM* Oleh: Drs. NASRUL HS, M.Ag.* * * Disampaikan dalam Seminar Nasional Dosen Pendidikan Agama tentang Aplikasi Metode

Lebih terperinci

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaanpun sejak manusia mengenal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH 95 BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH A. Analisis Komparatif al-qurt{ubi> dan Sayyid Qut{b 1. Analisis Komparatif Surat al-a raf ayat 206 Al-Qurtu{bi> dalam

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

Lebih terperinci

Pembaharuan.

Pembaharuan. Pembaharuan a.s. Disajikan di bawah ini adalah khutbah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, Masih Maud dan Imam Mahdi, pada tanggal 26 Desember 1903. Terjemahan ini diambil dari naskah berbahasa Urdu

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan HADITS KEDUA 4 Arti Hadits / : Dari Umar r.a. juga dia berkata : Ketika kami dudukduduk di sisi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju

Lebih terperinci

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Ketahuilah wahai saudaraku sesungguhnya syariah Islam itu terbagi dua bagian:

Ketahuilah wahai saudaraku sesungguhnya syariah Islam itu terbagi dua bagian: Banyak di antara kaum muslimin yang kurang memperhatikan masalah aqidah pada kehidupannya dan kehidupan saudaranya (muslim) yang lain. Untuk itu tulisan berikut ingin sedikit mengingatkan kita, khususnya

Lebih terperinci

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya Berikut ini adalah beberapa kekhususan-kekhususan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak dimiliki oleh umatnya

Lebih terperinci

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46).

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46). Ikhlas oleh Islisyah Asman* Jika ada pengemban dakwah merasa kering jiwanya, gersang ukhuwah, keras hati, hasad, banyak berselisih dan beda pendapat dengan yang lain, mengarah ke permusuhan, berarti ada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

Al-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani

Al-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani Al-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani Dalam sejarah Islam, para ulama terbiasa menghafal 30 juz Al-Quran sejak

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

Memahami Takdir Secara Adil

Memahami Takdir Secara Adil Memahami Takdir Secara Adil Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. MAKNA AGAMA ISLAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI & AGAMA ISLAM Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. NIP: 19580128.198612.1.001 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan Tauhid untuk Anak Tingkat 1 Oleh: Dr. Saleh As-Saleh Alih bahasa: Ummu Abdullah Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary Desain Sampul: Ummu Zaidaan Sumber: www.understand-islam.net Disebarluaskan melalui:

Lebih terperinci

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain Oleh: Muhsin Hariyanto AL-BAIHAQI, dalam kitab Syu ab al-îmân, mengutip hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al- Ash: Ridha Allah bergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sejak manusia lahir ke dunia, telah dibekali Allah SWT dengan adanya rasa ingin tahu. Adapun wujud dari keingintahuan ini adalah adanya akal. Dengan akal, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci sempurna sekaligus paripurna, terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6666 ayat, 77.934 kosa kata dan 333.671 huruf. Untuk memberikan

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN A. Al-Qur an Sebagai Sumber Ajaran Islam Menurut istilah, Al-Qur an adalah firman Allah yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, ditulis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM A. Hakikat Toleransi dalam Al-Quran Telaah Pendidikan Islam Allah telah membimbing manusia kepada toleransi melalui

Lebih terperinci

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam ) SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam ) I. Mukadimah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata : - - :...

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI Oleh: Rokhmat S Labib, MEI Maha Suci Allah yang telah menurunkan al-furqan (Alquran) kepada hamba-nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (TQS al-furqan [25]: 1). Sehebat apa pun manusia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an sebagai Kitab Suci umat Islam merupakan kumpulan firman Allah (kalam Allah) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk

Lebih terperinci

Kufur kepada thaghut adalah syarat sahnya ibadah seseorang, sebagaimana wudhu merupakan syarat sah shalat.

Kufur kepada thaghut adalah syarat sahnya ibadah seseorang, sebagaimana wudhu merupakan syarat sah shalat. Judul Asli: Makna Thaghut Penulis: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak Termuat di: Majalah Vol.III/No.30/1428h/2007M "Pemerintah itu thaghut." Ungkapan seperti ini mungkin pernah kita dengar. Mengapa

Lebih terperinci

Objektif. Topik yang akan dipelajari SIMPOSIUM 2015 METODOLOGI PENGELUARAN HUKUM DALAM ISLAM. Ciri-Ciri Syariat Islam Ustaz Sayid Sufyan b Jasin

Objektif. Topik yang akan dipelajari SIMPOSIUM 2015 METODOLOGI PENGELUARAN HUKUM DALAM ISLAM. Ciri-Ciri Syariat Islam Ustaz Sayid Sufyan b Jasin SIMPOSIUM 2015 METODOLOGI PENGELUARAN HUKUM DALAM ISLAM Ciri-Ciri Syariat Islam Ustaz Sayid Sufyan b Jasin Objektif Mengenali ilmu-ilmu yang diperlukan untuk mengeluarkan hukum dalam Islam. Menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab guna menjelaskan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi 60 BAB IV ANALISIS Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi sallam dari tafsir al-marāghī di dalam bab tiga, maka pada bab ini akan dipaparkan analisis guna menganalisa şalawat

Lebih terperinci

Al-Qur an: Sumber Ajaran Islam Pertama

Al-Qur an: Sumber Ajaran Islam Pertama Al-Qur an: Sumber Ajaran Islam Pertama Pengertian Al-Qur an: Berasal dari kata qara a artinya membaca. Oleh karena itu, qur an dapat diartikan bacaan. Disebut Al-Qur an karena ia harus menjadi bacaan umat

Lebih terperinci

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran MEMBACA AL-QURAN DALAM SATU SURAT PADA WAKTU SALAT TERBALIK URUTANNYA, MEMBACA SAYYIDINA DALAM SHALAT PADA WAKTU

Lebih terperinci

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi Untuk Apa Kita Diciptakan? Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi K ehidupan di dunia pada dasarnya hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji.

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji. Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji. Kompetensi Dasar: 4.1 Menjelaskan pengertian persatuan dan maksud persatuan umat Islam 4.2 Menjelaskan pengertian dan maksud kerukunan antar umat beragama

Lebih terperinci

Sumber Ajaran Islam. Informatika. DR. Rais Hidayat.

Sumber Ajaran Islam. Informatika. DR. Rais Hidayat. Sumber Ajaran Islam DR. Rais Hidayat Informatika www.mercubuana.ac.id Kompetensi Menjelaskan sumber-sumber ajaran Islam. Menguraikan Al-Qur an, As-Sunnah dan ijtihad sebagai sumber ajaran Islam. Memahami

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI 1. Khulafaurrasyidin yang terakhir adalah a. Abu kabar as Siddiq b. Umar bin khatab c. Ali bin abi thalib d. Abdurrahman bi auf e. Usman bin affan 2. Daulah

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) SEJARAH NABI MUHAMMAD DI MAKKAH BACA DI BUKU PAKET HALAMAN 109 126 (lebih lengkap)

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Keutamaan Muharam. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Keutamaan Muharam. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Waktu demikian cepat berlalu. Hari demi hari kita lalui. Bulan demi bulan berganti. Seakan tak terasa, kini kita sudah berada di akhir bulan Dzulhijjah. Yang artinya,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan 170 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: SUMBER AJARAN ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Umat Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah Kalam Allah yang mu jiz, diturunkan kepada Nabi dan Rosul pengahabisan dengan perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang dinukilkan

Lebih terperinci

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. MAKNA AGAMA ISLAM Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. NIP: 19580128.198612.1.001 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 23 September

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran) Pengantar Ulumul Quran (Realitas Al-Quran) Definisi Ulumul Quran Ulûm al-qur ân didefinisikan sebagai pembahasan yang berkaitan dengan al-qur an, dari aspek turunnya, kemukjizatan, pengumpulan, sistematika,

Lebih terperinci

Renungan Pergantian Tahun

Renungan Pergantian Tahun Renungan Pergantian Tahun Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al-Qur'an Al-Azhim sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al-Qur'an Al-Azhim sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al-Qur'an Al-Azhim sebagai sumber pokok ajaran Islam dan rujukan utama umat Islam dalam menata dan meniti kehidupan,

Lebih terperinci

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (Ali Imran: 19)

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (Ali Imran: 19) Kesesatan Paham Pluralisme Agama Pluralisme,sebuah pemahaman yang saat ini sedang gencar menyerang dalam tubuh kaum muslimin. Kata ini dimaknakan dengan Semua agama sama, Semua agama mengajarkan kebaikan,

Lebih terperinci

Memburu Malam Seribu Bulan

Memburu Malam Seribu Bulan Memburu Malam Seribu Bulan Oleh : Zuhrul Anam (Cakim PA Sanggau) Bulan Ramadhan ini merupakan bulan yang begitu istimewa bagi para mukmin di seluruh dunia. Mengapa demikian? Alloh SWT telah memberikan

Lebih terperinci

Faedah Kisah-kisah Qur ani FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI

Faedah Kisah-kisah Qur ani FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Harits Sebuah kisah yang baik akan mudah meresap ke dalam hati orang yang membaca atau mendengarnya, serta menanamkan kesan yang demikian

Lebih terperinci

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H Pengantar: Ramadhan 1434 H segera tiba. Sepantasnya kaum Muslim bergembira menyambutnya. Sebab di dalamnya penuh dengan pahala. Apa yang harus dilakukan dan bagaimana kaum Muslim bisa meraih ketakwaan.

Lebih terperinci

*** Bahaya Vonis Kafir

*** Bahaya Vonis Kafir Bahaya Vonis Kafir Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, Siapa saja yang berkata kepada saudaranya, hai orang kafir, maka (hukum) kafir itu telah kembali kepada salah seorang dari keduanya.

Lebih terperinci

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid Mereka yang tidak menerima ajaran Nabi Muhammad saw, barangkali memandang ajaran Islam itu, sebagian atau seluruhnya, tidak lebih daripada

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Sumber-Sumber Ajaran Islam Fakultas Tehnik Ust. H. Lathif Hakim, Lc. Dipl. DNP. MIE... Program Studi Tehnik Mesin www.mercubuana.ac.id TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS A. Menjelaskan

Lebih terperinci

Bab 4 باب الصدق. Kebenaran

Bab 4 باب الصدق. Kebenaran Bab 4 باب الصدق. Kebenaran h g f e d c b m X W l j i التوبة: 119 Allah SWT berfirman: (Hai sekalian orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah engkau semua bersama-sama dengan orang-orang

Lebih terperinci

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM 1. Al Quran Al quran menurut bahasa (Etimologi), al Quran berarti bacaan, adapun menurut Istilah (Termonologis), yaitu Firman Allah SWT. Yang merupakan mukjizat yang diturunkan

Lebih terperinci