BAB III PERANCANGAN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN SISTEM"

Transkripsi

1 BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang digunakan dalam alat efek gitar drive analog dengan sistem pengontrol digital. Secara garis besar perancangan sistem terdiri dari perancangan untai analog, perancangan sistem digital, dan perancangan perangkat lunak. 3.1 Deskripsi Sistem Alat Alat yang dirancang adalah efek gitar yaitu alat yang berfungsi untuk menggolah sinyal elektrik keluaran dari pickup gitar yang selanjutnya hasil pengolahan sinyal oleh efek gitar akan diteruskan ke penguat suara gitar. Gambar 3.1. Penggunaan Alat Jenis efek gitar yang dirancang adalah jenis efek drive. Pada efek gitar drive yang dirancang mempunyai beberapa parameter yang dapat diatur nilainya. Parameterparemeter tersebut adalah drive, 3 band equalizer (low, mid, high) dan level/volume. Sistem kerja utama dari efek gitar yang dirancang ini adalah penggantian potensiometer mekanik yang terdapat pada untai analog yang digantikan dengan potensiometer digital. Pengolahan sinyal hanya murni dilakukan oleh untai analog saja sementara rangkaian digital mikrokontroller hanya berfungsi untuk mengendalikan potensiometer digital yang digunakan dalam untai analog. Terdapat 3 tahapan yang dilakukan dalam proses penggolahan sinyal pada untai analog dengan urutan berturutturut yaitu proses pemenggalan (clipping), proses ekualiser (equalizer), dan proses penguatan (amplification). 15

2 Proses pemenggalan sinyal adalah proses utama dari efek drive. Kadar efek drive yang diperoleh akan sesuai dengan sedikit banyakya sinyal yang terpengal yang berturut-turut akan menghasilkan jenis suara : overdrive, distortion dan fuzz. Selanjutnya sinyal akan masuk proses penyaringan yang akan berfungsi sebagai efek equalizer. Proses penyaringan ini memiliki 3 band bati penyaringan yaitu low, middle dan high. Dan terakhir sinyal akan dikuatkan atau dilemahkan yang akan berfungsi sebagai efek booster atau level yaitu untuk mengatur besar kecilnya amplitudo sinyal keluaran akhir atau volume akhir audio yang telah diolah oleh efek. Terdapat 5 buah potensiometer digital yang masing-masing akan mewakili pengaturan drive, low, middle, high, dan level pada untai analog. Kelima potensiometer digital tersebut akan dikontrol oleh mikrokontroller sehingga nilai hambatan dari potensiometer digital pada masing-masing pengaturan drive, low, middle, high, dan level dapat simpan melalui beberapa pre-set yang disimpan di dalam EEPROM (Erasable Programmable Read Only Memory) pada mikrokontroller. Masing-masing pre-set akan diwakili oleh karakter tertentu pada layar LCD 4X20. Pre-set dapat terlebih dahulu diatur oleh pengguna yaitu dengan mengatur masing-masing besar nilai parameter dari : drive, low, middle, high, dan level sehingga setelah dihasilakan suara yang diinginkan kemudian pre-set tersebut dapat disimpan. Dalam pengaturan pre-set digunakan 4 buah limit switch dan 1 buah rotary encoder sebagai inputan dan sebuah LCD 4X20 sebagai indikator penampil. Selanjutnya pengguna dapat memilih masing-masing pre-set yang telah diatur tersebut dengan menggunakan 3 buah limit footswitch. Dengan cara tersebut memungkinkan pengguna untuk dapat mengakses pre-set yang tersedia pada efek gitar tersebut dalam waktu yang bersamaan dengan saat pengguna memainkan gitarnya. Sementara untuk mengaktifkan dan menon-akftifkan efek gitar, digunakan 3PDT footswitch sebagai saklar true/by pass yang berfungsi untuk mengontrol apakah sinyal masukan yang berasal dari keluaran pickup gitar akan langsung menuju ke penguat gitar (by pass), atau sinyal yang berasal dari keluaran pickup gitar akan dimasukan ke sistem pengolahan sinyal oleh efek gitar yang dirancang dan kemudian sinyal akan menuju ke penguat gitar (true pass). Digunakan sebuah LED indikator, sebagai indikator apakah efek gitar dalam keadaan true pass atau dalam keadaan by pass. LED akan menyala jika efek gitar dalam keadaan true pass dan akan padam jika efek gitar dalam keadaan by pass. 16

3 Gambar 3.2. Dimensi Ukuran Alat Gambar 3.3. Interface Alat Keterangan gambar beserta fungsinya : 1 LCD 4x20 Sebagai tampilan interface dalam penggunaan alat. 2 Rotary encoder Sebagai interface pemberi nilai parameter pada saat proses pengaturan pre-set, parameter meliputi Drive, Low, Mid, High, dan Level. 3 Limit switch to move left Untuk memindah cursor ke kiri saat proses pengaturan pre-set. 17

4 4 Limit switch to move right Untuk memindah cursor ke kanan saat proses pengaturan pre-set. 5 Limit switch to edit Untuk masuk pada proses pengaturan pre-set pada pre-set yang sedang digunakan. 6 Limit switch to save Untuk melakukan save pre-set jika pre-set tersebut telah selesai diatur. 7 3PDT Footswitch true/by pass effect Untuk mengontrol sinyal masukan akan di true pass atau di by pass. 8 Limit footswitch preset up Untuk memilih pre-set di urutan berikutnya dari pre-set yang sedang digunakan. 9 Limit footswitch preset down Untuk memilih pre-set di urutan sebelumnya dari pre-set yang sedang digunakan. 10 Limit footswitch select preset Untuk mensetujui pre-set yang telah dipilih untuk digunakan. 11 LED indicator true/by pass Sebagai LED indikator yang mengindikasikan apakah sinyal masukan di true pass (LED menyala) atau di by pass (LED mati). 12 6,35mm female jack output signal Sebagai konektor keluaran sinyal menuju ke penguat gitar. 13 6,35mm female jack input signal Sebagai konektor masukan sinyal dari pickup gitar. 14 Female jack input DC supply Sebagai konektor masukan 9 volt DC dari power supply. 18

5 3.2 Untai Analaog Terdapat 3 tahapan proses pada pengolahan sinyal di dalam untai analog dengan urutan berturut-turut yaitu proses pemenggalan (clipping), proses ekualiser (equalizer), dan proses penguatan (amplification). Gambar 3.4. Diagram Untai Analog Pemenggalan (Clipping) Untai pemenggal (clipper) berfungsi untuk memenggal atau menghilangkan titik puncak sinyal sinus (efek drive). Terdapat dua jenis pemenggalan sinyal dalam efek drive gitar yaitu hard clipping dan soft clipping. Masing-masing pemenggalan sinyal tersebut akan menghasilkan karakter suara efek drive gitar yang berdeda. Pada hard clipping menghasilkan jenis suara distortion sementara pada soft clipping menghasilkan jenis suara overdrive. Alat yang dirancang menggunakan untai pemenggal (clipper) sebagai pada Gambar 3.5. V3 5V V4 9V +V Q2 BC109BP RLY1 5VSPDT D1 1N4148 D2 1N4148 RLY2 5VSPDT V6 9V +V Q3 BC109BP V7 0V Vi -140m/140mV Vs 330 R7 Vi C4 1uF C3 1uF R6 100 R8 100k 50% V5 9V +V U8 + TL071 D3 1N4148 C5 1uF D4 1N4148 Vo 330 R9 1kHz R5 220k R10 10k Vs Gambar 3.5.Untai Pemengal Aktif (Active Clipper) 19

6 Pada untai pemenggal yang dirancang digunakan dua buah relay yaitu RLY 1 dan RLY 2 yang keduanya dikontrol oleh mikrokontoler. Kedua relay ini berfungsi untuk memilih jenis pemenggalan sinyal apakah akan dilakukan secara soft clipping atau secara hard clipping. Dalam penggunaanya kedua relay ini akan diaktifkan secara bergantian. Jika RLY 1 aktif maka sinyal akan mengalami pemenggalan secara soft clipping oleh dioda D 1 dan D 2, sementara jika RLY 2 aktif maka sinyal akan mengalami pemenggalan secara hard clipping oleh dioda D 3 dan D 4. Besar kecilnya pemenggalan sinyal akan berfungsi sebagai efek drive. Efek drive ini akan ditentukan oleh penguatan sinyal (Av) yang dilakukan sebelum pemenggalan sinyal terjadi. Besar penguatan sinyal (Av) diatur oleh potensiometer R 8, maka : Av (max) = 1 + ( ) = 1 + = 1001 Besar dari nilai penguatan maksimal (Av (max) ) tersebut diperoleh dari hasil uji coba yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan karakter suara dari efek gitar drive yang diinginkan. Sementara saat potensiometer R 8 berada pada posisi minimal (R 8 0Ω) kedua relay akan di non-aktifkan sehingga untai akan berfungsi sebagai buffer saja (V in =V out ). Pada kondisi ini efek gitar akan melewatkan jenis suara clean. Pada Gambar 3.6 dan Gambar 3.7 berikut adalah gambar hasil pemenggalan sinyal oleh untai secara soft clipping maupun secara hard clipping yang disimulasikan melalui Circuit Maker. Gambar 3.6.Gambar Sinyal Soft Clipping melalui Simulasi Circuit Maker 20

7 Gambar 3.7.Gambar Sinyal Hard Clipping melalui Simulasi Circuit Maker Perhitungan presentanse maksimal sinyal yang terpotong dapat dihitung dengan cara dibawah ini: Gambar 3.8.Sinyal yang Dilewatkan dan Sinyal yang Terpotong Jika tegangan buka dioda (V dioda ) = 0,7 V maka V a V dioda = 0,7 Vp. Dari hasil pengukuran V out pickup gitar rata-rata 100mVrms. V out pickup gitar = V in = 100mVrms V in = 2 100m Vp = 0,14 Vp. V c(max) = Av (max) V in = ,14 = 140,14 Vp. % V b(max) = ( ) ( ) 100% =,, 100% = 99,5 %, 21

8 3.2.2 Ekualiser (Equalizer) Setelah sinyal mengalami proses pemenggalan maka selanjutnya sinyal akan menuju ke proses ekualiser. Untai ekualiser (equalizer) adalah sebuah untai yang digunakan untuk mengatur suatu band frekuensi tertentu, yaitu berfungsi untuk menambahkan atau mengurangi band frekuensi tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Alat yang dirancang menggunakan untai ekualiser (equalizer) pada Gambar 3.9. R18 100k 50% Vi -140m/140mV 700 Hz Vi C6 1uF U2 TL071 R10 220k V7 9V +V + R11 3.3k R19 100k 1% R20 100k 50% R21 3.3k V12 9V U1 TL071 +V + C13 1uF Vo R3 10k Vs R12 1k R14 1k R16 1k C7 1uF C8 20nF U5 TL071 V9 9V +V + C9 94nF C10 2nF U3 TL071 V10 9V +V + C11 35nF C12 700pF U4 TL071 V11 9V +V + R13 100k R15 100k R17 100k Vs Vs Vs Gambar 3.9.Untai Ekualiser (Equalizer) Untai ekualiser yang dirancang adalah untai 3 band ekualiser grafik dengan frekuensi resonansi low=100hz, mid = 1kHz dan high=3,2khz dengan bati ±12 db. Penentuan nilai dari ketiga frekuensi resonansi tersebut ditentukan dari range frekuensi gitar elektrik pada umumnya yaitu antara 80Hz sampai 3kHz keatas [7]. Sementara nilai untuk bati penguatan juga disesuaikan dengan nilai bati penguatan ekualiser gitar yang umumnya beredar dipasaran. Perhitungan nilai komponen untuk setiap frekuensi resonansi pada ekualiser telah dijabarkan pada bab 2.2. Nilai R 12, R 14, R 16 (Gambar 3.9) bernilai sama besar dikarenakan akan berfungsi sebagai R 1 (Gambar 2.5) dalam perhitungan bati penguatan equalizer. Sementara untuk nilai R 13, R 15, R 17 (Gambar 3.9) akan bekerja dengan baik apabila ketiga resistor tersebut memiliki nilai yang retatif besar yaitu lebih besar dari 80KΩ [10]. 22

9 Dalam perancangan grafik ekualiser besar Q (factor kualitas) berkisar antara 1,4 sampai 3 bergantung dari banyaknya frekuensi yang akan dirancang [10]. Dari penjelasan diatas maka dapat ditentukan nilai dari komponenkomponen tersebut sebagai berikut R 12 = R 14 = R 16 = 1kΩ, R 13 = R 15 = R 17 = 100kΩ, dan Q = 2. Berikut adalah contoh perhitungan untuk frekuensi resonansi 100 Hz. Ditentukan R 12 = 1kΩ, R 13 = 100kΩ, dan Q = 2 maka, C 7 = L = = ( ) = C 8 = = 1,126 µf 1 µf ( ) = 2 H = = 20 nf Perhitungan bati ±12 db 12 db = 20 log Av Av = 10 = 3,891 4 untuk max gain R 11 = R 21 = R E Av = 4 = R E = 3k Hasil simulasi tanggapan frekuensi pada masing-masing frekuensi resonansi melalui Circuit Maker dilakukan saat penggujian untai ekualiser pada bab

10 3.2.3 Penguatan (Amplification) Pada tahap akhir pengolahan sinyal digunakan untai penguatan (amplification) yang berfungsi untuk menguatkan atau melemahkan sinyal. Untai penguatan yang dirancang ditunjukan oleh Gambar k 99% R23 Vi -140m/140mV Vi C13 1uF R22 39k V13 9V +V + U1 TL071 C14 1uF Vo 1kHz R24 220k R3 10k Vs Gambar 3.10.Untai Penguatan (Amplification) Proses penguatan ini difungsikan sebagai level atau volume akhir dari sinyal yang diproses. Pada proses penguatan digunakan potensiometer R 23 yang berfungsi sebagai pengatur penguatan sinyal. Pada untai penguatan penulis memilih untuk menggunakan untai penguat inverting dengan tujuan selain sinyal dapat dikuatkan sinyal juga dilemahkan lebih kecil dari sinyal masukan. maka A v = = = ( ) = = 2,56 (Av max) = ( ) = =0 (Av min) Besar dari nilai penguatan maksimal Av (max) tersebut diperoleh dari segi hasil uji coba suara yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan penguatan dan pelemahan sinyal suara dari efek gitar sesuai dengan yang diinginkan penulis. 24

11 Gambar 3.11 dan Gambar 3.12 adalah gambar hasil penguatan sinyal Av (max) dan pelemahan sinyal Av (min) oleh untai penguat inverting yang disimulasikan melalui Circuit Maker. Gambar Penguatan Sinyal Av (max) Melalui Simulasi Circuit Maker Gambar Pelemahan Sinyal Av (min) Melalui Simulasi Circuit Maker 25

12 3.2.4 Input Buffer dan Output Buffer Dalam alat yang dibuat dirancang input buffer dan output buffer yang berturut-turut akan berfungsi sebagai untai pembentuk hambatan masukan dan untai pembentuk hambatan keluaran. Input Buffer In C2 1uF V2 9V +V BC109BP Q1 Out R3 1.5M Vs R4 10k Gambar 3.13.Untai Input Buffer Untuk menghitung hambatan masukan dari untai input buffer di atas maka transistor Q 1 dimodelkan dalam bentuk hybrid-π. Gambar 3.14.Untai Input Buffer dalam bentuk hybrid-π Z in = R 3 // ( Re + β R 4 ) Re <<< R 4, maka Re 0 β = 280 Z in = 1.5Meg // ( k) Z in = 978 kω 26

13 Output Buffer V14 9V In +V C14 Q4 1uF BC109BP R25 220k Vs R26 10k C15 1uF Out R27 10k Gambar 3.15.Untai Output Buffer Untuk menghitung hambatan masukan dari untai output buffer di atas maka transistor Q 4 dimodelkan dalam bentuk hybrid-π. Gambar 3.16.Untai Output Buffer dalam bentuk hybrid-π Z out = R 26 // R 27 // [ ( Re + R 25 ) / β ] Re <<< R 4, maka Re 0 β = 280 Z out = 10k // 10k // [( k) / 280 ] Z out = 681 Ω Pembagi Tegangan (Voltage Divider) Rangkaian pembagi tegangan (voltage divider) berfungsi untuk menyediakan tegangan yang lebih rendah dari tegangan yang lebih tinggi. Besar nilai dari hasil tegangan pembagi dapat ditentukan dan kemudian dapat digunakan sebagai tegangan referensi pada fungsi teretentu. 27

14 V1 9V +V R1 10k Vs R2 10k C1 47uF Gambar 3.17.Untai Pembagi Tegangan dihitung. Dari untai pembagi tegangan yang digunakan diatas maka besar V s dapat V s = V 1 = 9 = 4,5 Volt Dalam rangkaian secara keseluruhan pada alat yang dirancang, untai pembagi tegangan berfungsi sebagai pemberi tegangan referensi bagi seluruh opamp dalam menjalankan fungsi-fungsi tertentu. Hal ini dilakukan karena seluruh op-amp tersebut hanya dicatu daya dengan catu daya tunggal. Sementara fungsi dari C 1 untuk menjaga agar tegangan V s =4.5Volt dapat lebih stabil. Ketiga tahapan dalam proses pengolahan sinyal didalam untai analog dengan urutan berturut-turut yaitu proses pemenggalan (clipping), proses ekualiser (equalizer), dan proses penguatan (amplification) dari masing-masing untai yang telah dibahas di atas kemudian digabungkan menjadi satu kesatuan yang ditunjukan oleh Gambar

15 29

16 3.2.6 Saklar 3PDT (3 Pole Double Throw) Footswitch Saklar 3PDT (3 pole double throw) footswitch digunakan sebagai saklar injak yang berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan efek gitar yang dirancang dengan cara true/by pass. Hal ini dilakukan dengan mengatur apakah sinyal masukan yang berasal dari keluaran pickup gitar akan langsung menuju ke penguat gitar (by pass), atau sinyal dari keluaran pickup gitar akan dimasukkan ke sistem pengolahan efek gitar yang dirancang dan kemudian menuju ke penguat gitar (true pass). Untai 3PDT footswitch yang dirancang secara true/by pass ditunjukan oleh Gambar Gambar 3.19.Untai 3PDT Footswitch Saat saklar 3PDT footswitch dalam kondisi enable maka sinyal akan dalam kondisi true pass yang ditandai oleh LED indikator yang menyala sementara saat saklar 3PDT footswitch dalam kondisi disable maka sinyal akan dalam kondisi by pass yang ditandai oleh LED indikator yang padam. 30

17 3.3 Sistem Digital Pengendali Untai Analog Sistem digital dirancang untuk mengontrol potensiometer digital dan relay yang terdapat pada untai analog pengolah sinyal. Sebagai pengontrol utama digunakan mikrokontroler Arduino Mega ATmega1260. Sementara sebagai user interface digunakan 3 buah limit footswitch, 4 buah limit switch, 1 buah rotary encoder sebagai isyarat masukan dan 1 buah LCD character 4 x 20 sebagai indikator keluaran. Sistem digital secara keseluruhan dapat digambarkan melalui diagram blok pada Gambar Gambar Diagram Blok 31

18 3.3.1 Potensiometer Digital Potensiometer digital digunakan untuk mengantikan fungsi dari potensiometer analog pada untai analog. Potensiometer digital yang digunakan adalah MCP42100 dengan nilai resistansi 100 kω dan resolusi 8 bit (256 Step) dalam sebuah IC tipe ini memiliki dua potensiometer digital. Gambar IC Potensiometer Digital MCP42100 MCP Pada Tabel 3.1 di bawah ini merupakan tabel dari konfigurasi IC Tabel 3.1. Konfigurasi Kegunaan Pin IC MCP

19 Pada alat yang dirancang digunakan 3 buah IC MCP42100 untuk menggantikan 5 buah potensiometer pada untai analog yaitu R 8, R 18, R 19, R 20 dan R 28 (Gambar 3.18). Untai potensiometer digital ditunjukkan pada Gambar Gambar Untai Potensiometer Digital MCP42100 Digunakan komunikasi SPI (Serial Peripheral Interface) dalam pengiriman data antara IC MCP42100 dengan mikrokontroler Ardunio Mega melalui pin MOSI (master out slave in) dan SCK. Pada komunikasi juga digunakan CS (chip select) yang berfungi untuk mementukan masing-masing komunikasi pada ketiga IC MCP42100 tersebut Limit Switch dan Limit Footswitch Limit switch dan limit footswitch digunakan sebagai user interface yaitu sebagai pemberi isyarat masukan pada mikrokontroler. Terdapat 4 buah limit switch yang digunakan pada saat mengaturan pre-set dan 3 buah limit footswitch yang digunakan pada saat pemilihan pre-set yang akan digunakan. Untai limit switch dan limit footswitch ditunjukkan pada Gambar

20 Gambar Untai Limit Switch dan Limit Footswitch Pada keseluruhan switch yang dirancang terdapat pull up resistor 10KΩ dengan tujuan saat masing-masing switch dalam kondisi terbuka (switch tidak ditekan) maka keluaran dari switch adalah Vcc semetara pada saat switch dalam kondisi tertutup (switch ditekan) keluaran dari switch adalah ground. Dari kondisi tersebut maka keseluruhan switch yang dirancang adalah switch dengan active low switch Rotary Encoder Rotary encoder berfungsi sebagai user interface yaitu sebagai pemberi isyarat masukan pada mikrokontroler. Rotary encoder digunakan pada saat pengaturan pre-set. Rotary encoder yang digunakan adalah tipe Keyes KY-040 yang mempunyai untai pada Gambar Gambar Untai Rotary Encoder Keyes KY

21 Terdapat 2 pin out dari rotary encoder yaitu pin A dan pin B sebagai isyarat masukan berupa pulsa kotak (high dan low). Pulsa kotak ini akan dibangkitkan pada saat knop rotary encoder diputar 1 step putaran. Dimisalkan jika rotary encoder diputar 1 step dengan arah CW (clock ways) maka keluaran A=1, B=0 dan sebaliknya jika rotary encoder diputar 1 step dengan arah CCW (counter clock ways) maka keluaran A=0, B= LCD Character Pada alat yang dirancang digunakan LCD (Liquid Crystal Display) character yang merupakan salah satu komponen pada bagian user interface. LCD character akan berfungsi sebagai layar indikator yang digunakan untuk menampilkan tampilan dalam pengoperasian alat yaitu pada saat pemilihan preset maupun pada saat pengaturan pre-set. LCD yang digunakan pada alat adalah LCD character 20 4 yaitu LCD character yang memiliki 20 kolom dan 4 baris untuk menampilkan karakter. Penggunaan LCD character dalam alat ditunjukkan pada Gambar Gambar Untai LCD Character 4x20 35

22 Pada Tabel 3.2 di bawah ini merupakan tabel dari konfigurasi LCD karakter 4x20. Tabel 3.2 Konfigurasi Pin LCD Character 4x20 No. Pin Nama Pin Keterangan 1 Vss Ground 2 Vdd Catu daya LCD 5V. 3 VO Kontras 4 RS Register Select 5 R/W Read/Write 6 E Enable 7 DB0 Data bit 0 8 DB1 Data bit 1 9 DB2 Data bit 2 10 DB3 Data bit 3 11 DB4 Data bit 4 12 DB5 Data bit 5 13 DB6 Data bit 6 14 DB7 Data bit 7 15 LED + Catu daya positif LED 16 LED - Catu daya negatif LED 3.4 Perangkat Lunak Efek gitar yang dirancang adalah efek gitar analog yang pengontrolanya dilakukan secara digital. Maka dalam pengoperasian efek gitar pengguna hanya akan menggunakan interface digital walaupun sebenarnya proses pengolahan sinyal dilakukan secara analog. Tampilan dan cara kerja dari user interface digital ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi dalam pengoperasian efek gitar yang dirancang. Didalam efek gitar yang dirancang terdapat 10 pre-set yang dapat diatur, dipilih dan digunakan. Masing-masing pre-set mempunyai parameter-parameter yang dapat diatur besar nilainya, dan kemudian disimpan untuk dapat digunakan kembali. Diagram pengoperasian efek gitar oleh pengguna dapat ditunjukan oleh diagram pada Gambar

23 Gambar Diagram Pengoperasian Alat Dari pengoperasian alat yang ditunjukan oleh Gambar 3.26 maka dirancang perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan pengoperasian alat. Perancangan perangkat lunak dilakukan pada mikrokontroler Arduino Mega ATmega1260. Pada Gambar 3.27 adalah diagram alir dari perangkat lunak yang digunakan dalam efek gitar yang dirancang. 37

24 Gambar Diagram Alir Perangkat Lunak Microkontroler 38

25 Berikut adalah penjelasan tahapan kerja dari diagram alir perangkat lunak mikrokontroler yang dirancang pada gambar. 1. Program pada mikrokontroler akan langsung berjalan ketika mikrokontroler mendapatkan catu daya. 2. Pada saat awal mula mikrokontroler akan menggunakan pre-set n = pre-set Selanjutnya mikrokontroler akan menunggu inputan dari tiga tombol yaitu tombol edit preset, preset up, atau preset down. i. Jika edit preset ditekan maka, program akan masuk ke pengaturan pre-set n. pengaturan pre-set n dilakukan dengan cara memasukan nilai dari parameterparameter dalam pre-set n, parameter-parameter tersebut adalah drive, low, mid, high, dan level. Sementara nilai dari masing-masing parameter yang dimasukan diwakilkan oleh besaran angka dalam bentuk decimal dari 1 sampai 10. Jika dalam proses pengaturan pre-set n tombol save preset ditekan, maka nilai dari parameter-parameter preset n yang telah dimasukan tersebut akan disimpan dalam pre-set n tersebut (pre-set n telah di-update). Selanjutnya program kembali ke nomor 3. ii. Jika setiap kali tombol preset up ditekan maka terdapat indikator bahwa pre-set n = pre-set n+1 dan jika setiap kali tombol preset down ditekan maka terdapat indikator bahwa pre-set n = pre-set n-1 dalam proses tersebut program juga menunggu iputan dari tombol select preset. Jika tobol select preset tersebut ditekan maka pre-set n yang dipilih akan digunakan sesuai dengan isi dari nilai parameter-parameter di dalamnya. Selanjutnya program kembali ke nomor 3. 39

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Untai Hard Clipping Aktif

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Untai Hard Clipping Aktif BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang mendasari perancangan sistem alat efek gitar drive analog dengan sistem pengontrol digital. Pada alat efek gitar drive analog dengan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN EFEK GITAR DRIVE ANALOG DENGAN SISTEM PENGONTROL DIGITAL. Oleh Roma Adi Prakosa NIM:

RANCANG BANGUN EFEK GITAR DRIVE ANALOG DENGAN SISTEM PENGONTROL DIGITAL. Oleh Roma Adi Prakosa NIM: RANCANG BANGUN EFEK GITAR DRIVE ANALOG DENGAN SISTEM PENGONTROL DIGITAL Oleh Roma Adi Prakosa NIM: 612010053 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan skripsi yang dibuat yang terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain motor servo, LCD Keypad Shield, rangkaian pemantik, mikrokontroler arduino uno dan kompor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi perangkat keras serta perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan alat ukur temperatur berbasis mikrokontroler. Pembuatan alat ukur

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sensor Akselerometer ADXL345

BAB II DASAR TEORI Sensor Akselerometer ADXL345 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori penunjang sebagai pedoman dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan antara lain sensor akselerometer ADXL345, sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Setelah memahami penjelasan pada bab sebelumnya yang berisi tentang metode pengisian, dasar sistem serta komponen pembentuk sistem. Pada bab ini akan diuraikan mengenai perancangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem BAB III SISTEM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN Untuk mempermudah perancangan alat digunakan diagram blok sebagai langkah awal pembuatan alat. Diagram blok menggambarkan secara umum cara kerja rangkaian secara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung. Penelitian dimulai pada bulan Februari 2011

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM 3.1 Perancangan Diagram Blok Dalam pembuatan sistem diagram blok yang perlu dipahami adalah cara kerja dari sistem yang akan dibuat. Sistem sensor gas akan bekerja

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER PERCOBAAN 10 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER 10.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Menjelaskan proses perubahan dari sistim analog ke digital Membuat rangkaian ADC dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Dengan memahami konsep dasar alat pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem prinsip kerja dan komponen-komponen pembentuk sistem, maka pada bab ini akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam bab ini akan dibahas masalah-masalah yang muncul dalam perancangan alat dan aplikasi program, serta pemecahan-pemecahan dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan. Pengujian tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan argo becak motor berbasis arduino dan GPS ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Perancangan Sistim Elektronika Analog Petunjuk Praktikum Perancangan Sistim Elektronika Analog Lab. Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Lab 1. Amplifier Penguat Dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Strain Gauge

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Strain Gauge BAB II DASAR TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan diuraikan dasar - dasar penunjang yang diperlukan untuk merealisasikan alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu membuktikan hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu membuktikan hasil BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu membuktikan hasil penelitian dengan cara melakukan percobaan. Pada bab ini akan dijelaskan langkah langkah yang ditempuh dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem DOT Matrix ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni: perancangan perangkat keras serta perancangan perangkat lunak. 3.1. Perancangan Perangkat Keras Sistem yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Dalam perancangan dan implementasi sistem akan dijelaskan tentang cara kerja sistem terdapat dalam garis besar perancangan sistem dan diikuti dengan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan rangkaian dan program. Seperti pengambilan data pada pengujian emisi gas buang dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini memuat hasil pengamatan dan analisis untuk mengetahui kinerja dari rangkaian. Dari rangkaian tersebut kemudian dilakukan analisis - analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci