SKRIPSI Disusun guna memenuhi syarat pembuatan skripsi Untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Tadris Kimia (TK) Disusun Oleh:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI Disusun guna memenuhi syarat pembuatan skripsi Untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Tadris Kimia (TK) Disusun Oleh:"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII PADA MATERI POKOK BAHAN KIMIA DI RUMAH TANGGA DI MTs USWATUN HASANAH MANGKANG SKRIPSI Disusun guna memenuhi syarat pembuatan skripsi Untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Tadris Kimia (TK) Disusun Oleh: NURULITA MUTIARA NIM: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010 i

2 DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/Fax (024) , PERSETUJUAN PEMBIMBING Tanggal Tanda Tangan Ratih Rizqi Nirwana, S.Si,M.Pd Pembimbing I DR. H. Hamdani Mu in, M.Ag Pembimbing II ii

3 DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof Dr. Hamka Kampus II Telp Fax Semarang PENGESAHAN Tanggal Tanda Tangan Siti Mariam, M.Pd NIP Ketua 7 Juli 2010 Atik Rahmawati,M.Si NIP Sekretaris 6 Juli 2010 Nur Khasanah, S.Pd. M.Kes NIP Penguji I 6 Juli 2010 Dwi Mawanti, M.A NIP Penguji II 2 Juli 2010 iii

4 MOTTO Í< ö à6ô $# Èbr& Èû ütb%tæ Îû ¼çmè=» ÁÏùur 9` dur 4 n?tã $ Z dur ¼çm Bé& çm Fn=uHxq Ïm ƒy Ï9ºuqÎ/ z`» SM}$# $uzøš ¹urur ÇÊÍÈ çž ÅÁyJø9$# n<î) y7 ƒy Ï9ºuqÎ9ur Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapaknya: ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-ku-lah kembalimu.(q.s.lukman : 14) ), hlm Mohammad Noor, Al Qur an Al Karim dan Terjemahannya, (Semarang: CV Toha Putra, iv

5 PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan hati dan dengan iringan doa, skripsi ini kupersembahkan kepada: 1. Almarhum Ayahanda Syamsudin dan Mamah tercinta E. Kartini yang senantiasa memberikan kasih sayang dan perhatian kepadaku serta selalu mendo akanku demi keberhasilan dalam setiap sujudnya. 2. Kakakku Teh Tika, Mas Yo, A Fauzi, Teh Suci, Teh Lia dan A Ade, do a dan semangat kalian mengantarkanku menuju kesuksesan. terima kasih atas kasih sayang dan cintamu. 4. Ibu Ratih Rizqi Nirwana, S.Si, M. Pd. Dan Bapak DR. H. Hamdani Mu in, M.Ag. dengan segala ilmu yang tercurah selama penulisan skripsi. v

6 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan penyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam bentuk apapun yang sangat besar artinya bagi peneliti. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Atik Rahmawati, M.Si, kajur kimia, Ratih Rizqi Nirwana, S.Si, M.Pd pembimbing I dan DR. H. Hamdani Mu in, M.Ag pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Suwahono, S.Si, M.Pd dengan segala arahan dan motivasinya. 4. Segenap Bapak dan Ibu dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Asikin, S.Ag, M.Si Kepala Sekolah MTs Uswatun Hasanah Mangkang yang telah bersedia menerima dan membantu penulis mengadakan penelitian. 6. Abdul Aziz, S.Ag, S.Pd guru IPA terpadu di MTs Uswatun Hasanah Mangkang yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian. 7. Ayahanda Syamsudin (Al) dan Mamah E. Kartini tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tulus serta do a-do a yang selalu dipanjatkan vi

7 untuk ku dengan tiada hentinya dan selalu memberikan motivasi dan do a yang tulus bagi penulis selama menyelesaikan studi serta penyusunan skripsi ini. 8. Kakakku Teh Tika, Mas Yo, A Fauzi, Teh Suci, Teh Lia dan A Ade serta keponakanku Evan, Arif, dan Hilya yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada peneliti hingga terselesaikannya penulis skripsi ini. 9. Teman-teman Tadris Kimia angkatan Teman-teman kos Syafira 24. Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan balasan apa-apa selain ucapan terima kasih dan iringan do a semoga allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan. Demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Semarang, 10 Februari 2010 Penulis, vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... DEKLARASI... ABSTRAK... i ii iii iv v vi viii xi xiii xiv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Pembatasan Masalah... 3 D. Perumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Manfaat Penelitian... 5 BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. Model Pembelajaran Time Token Latar Belakang Pengertian Model Pembelajaran Time Token Karakteristik Model Pembelajaran Time Token Tujuan Model Pembelajaran Time Token Kegunaan Model Pembelajaran Time Token viii

9 6. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Time Token B. Hasil Belajar Pengertian Hasil Belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar a. Faktor Eksternal b. Faktor Internal Alat-alat untuk Mengukur Hasil Belajar C. Pembelajaran IPA di MTs D. Kajian Materi Bahan Kimia di Rumah Tangga E. Efektivitas Model Pembelajaran Time Token Terhadap Hasil Belajar F. Kajian Penelitian yang Relevan G. Rumusan Hipotesis BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Variabel Penelitian D. Metode Penelitian E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel F. Teknik Pengumpulan Data G. Teknik Analisis Data BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis C. Pembahasan Hasil Penelitian D. Keterbatasan Penelitian ix

10 BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DATA PENULIS x

11 DATA LAMPIRAN Lampiran: 1. Silabus 2. RPP Kelas Kontrol 3. RPP Kelas Eksperimen 4. Kisi-kisi Soal Penelitian 5. Soal Uji Coba Penelitian 6. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Penelitian 7. Format Aspek psikomotorik 8. Contoh Modul Pembelajaran Bahan Kimia di Rumah Tangga 9. Analisis Uji Validitas Soal 10. Perhitungan Validitas Tes 11. Perhitungan Reliabilitas Soal 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 13. Perhitungan Daya Pembeda Soal 14. Soal Pre Test 15. Kunci Jawaban Soal Pre Test 16. Soal Post Test 17. Kunci Jawaban Soal Post Test 18. Daftar Nama Kelas Kontrol 19. Daftar Nama Kelas Eksperimen 20. Daftar Nama Kelompok Praktikum Kelas Kontrol 21. Daftar Nama Kelompok Praktikum Kelas Eksperimen 22. Daftar Nama Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 23. Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas Eksperimen 24. Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas Kontrol 25. Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen 26. Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kontrol 27. Uji Homogenitas Nilai Pre Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 28. Tabel Homogenitas Nilai Pre Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 29. Uji Homogenitas Nilai Post Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 30. Tabel Homogenitas Nilai Post Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 31. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 32. Uji Kesamaan Dua Varian Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 33. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pre Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen xi

12 34. Uji Kesamaan Dua Varian Pre Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 35. Nilai Psikomotorik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 36. Laboratorium Komputer 37. Penunjukan Pembimbing 38. Permohonan Ijin Riset 39. Permohonan Surat Rekomendasi 40. Surat Keterangan KO Kurikuler 41. Transkip KO Kurikuler 42. Sertifikat Lapenkop 43. Piagam Passka Fakultas 44. Piagam Passka Institut 45. Piagam KKN 46. Daftar Riwayat Hidup xii

13 DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Semarang, 10 Februari 2010 Deklator Nurulita Mutiara NIM xiii

14 ABSTRAK NURULITA MUTIARA (NIM: ). Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Time Token Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Pada Materi Pokok Bahan Kimia di Rumah Tangga di MTs. Uswatun Hasanah Mangkang. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Tadris Kimia IAIN Walisongo Semarang, Penggunaan Model Pembelajaran time token sebagai salah satu model pembelajaran yang berbeda dengan metode ceramah. Dalam model pembelajaran time token peserta didik diajarkan untuk saling berinteraksi, berpartisipasi dan bersosialisasi dengan menggunakan kupon bicara yang berisi kata kunci yang bergambar sehingga pembelajaran tidak membosankan, dapat melatih rasa percaya diri siswa, melatih daya ingat siswa, serta lebih efektif dan lebih cepat dimengerti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran time token terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII pada Materi Pokok Bahan Kimia di Rumah Tangga di MTs Uswatun Hasanah Mangkang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII B MTs Uswatun Hasanah Mangkang. Jadi sampel diambil dari populasi keseluruhan. Pengumpulan data dari dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, observasi, dan metode test. Penelitian ini menggunakan dua indikator efektivitas model, yaitu efektivitas peserta didik terhadap hasil belajar dan partisipasi aktif siswa. Efektivitas hasil belajar ditinjau dari hasil belajar ranah kognitif, sedangkan partisipasi aktif siswa ditinjau dari hasil belajar ranah psikomotorik. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji t, yang dilakukan untuk membandingkan hasil pre-test dan post-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sedangkan dalam ranah psikomotorik menggunakan analisis deskriptif. Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran time token menggunakan analisis deskriptif keefektifan. Berdasarkan hasil t-test, dihasilkan bahwa t hitung = 3.94 sedangkan t tabel = dengan taraf nyata 5% karena t hitung t tabel maka data tersebut dinyatakan signifikan/nyata. Sedangkan hasil perhitungan analisis keefektifan menunjukkan bahwa model pembelajaran time token lebih efektif daripada metode ceramah dengan rata-rata hasil belajar siswa baik kognitif, dan ranah psikomotorik kelas eksperimen adalah 76% yang mempunyai kriteria efektif dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah didapatkan 65% yang mempunyai kriteria cukup efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran time token berpengaruh terhadap efektivitas hasil belajar peserta didik. xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. 2 Pendidikan itu sendiri adalah interaksi pribadi diantara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Menurut Johnson, Johnson dan Smith, belajar itu sendiri adalah suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan bersama. Strategi yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah melibatkan siswa dalam diskusi dengan seluruh kelas. Tetapi strategi ini tidak terlalu efektif walaupun guru sudah berusaha dan mendorong siswa untuk berpartisipasi. Dalam sistem belajar mengajar guru harus berusaha agar proses belajar mengajar mencerminkan dua arah yaitu bukan semata-mata memberikan informasi tanpa mengembangkan kemampuan mental, fisik dan penampilan diri. Tetapi proses belajar mengajar di kelas harus dapat mengembangkan cara belajar siswa untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan, dan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar tersebut. 3 Karena tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif, sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dapat berkembang dengan maksimal. 2 Muslih Mansur. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007). hlm B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm 71 1

16 2 Dengan belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran siswa akan terlatih dan terbentuk kompetensinya.kompetensi yang dimaksud adalah kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif, yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya. Agar hal tersebut dapat terwujud, guru seyogiyanya mengetahui bagaimana cara siswa belajar, dan menguasai berbagai cara membelajarkan siswa.. Model pembelajaran berperan sebagai cara untuk menciptakan proses belajar mengajar, sehingga tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa. Dalam interaksi ini, guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau pembimbing. Proses interaksi akan berjalan baik jika peserta didik lebih banyak aktif dibanding guru. Pembelajaran aktif atas informasi, keterampilan, dan sikap berlangsung melalui proses penyelidikan atau proses bertanya. Peserta didik dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif). Pembelajaran keterampilan itu sendiri mencakup pengembangan kompetensi pada kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas, memecahkan masalah dan mengungkapkan pendapat. 4 Dengan model pembelajaran time token, diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan mengembangkan keaktivan siswa dalam berpartisipasi dan bersosialisasi. Dari dasar pemikiran inilah mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Time Token Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Pada Materi Pokok Bahan Kimia Di Rumah Tangga di MTs. Uswatun Hasanah Mangkang 2004), Hlm Melvin. L. Silberman, Active Learning. terj. Raisul Muttaqin, (Bandung: Nusa Media,

17 3 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana dideskripsikan diatas, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Peserta didik kurang sekali memperhatikan guru, khususnya pada mata pelajaran IPA mereka merasa jenuh dikarenakan peran peserta didik itu sendiri yang rendah dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung, selain itu IPA merupakan pelajaran yang banyak hafalannya. Akibatnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA belum mencapai indikator keberhasilan secara klasikal; 2. Kurang variatifnya model pembelajaran yang dikembangkan oleh pendidik menyebabkan peserta didik kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul skripsi ini maka penulis menegaskan beberapa istilah yang dipakai: a) Efektivitas Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990: 219) dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil yang lebih baik. Jadi efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan sumber daya dalam upaya mewujudkan kegiatan operasional. b) Pembelajaran Time Token Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar bagaimana memperoleh dan memperkuat pengetahuan, keterampilan dan sikap. Time Token adalah salah satu bentuk model pembelajaran yang digunakan untuk melatih keterampilan bersosialisasi dan berpartisipasi, yang berupa kupon berbicara yang dibatasi oleh waktu bicara selama 15-

18 4 30 detik tiap peserta didik. Tujuannya untuk menghindari peserta didik yang mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali dalam KBM untuk belajar aktif dan diberi kesempatan untuk dapat mengemukakan ide atau pendapatnya. 5 c) Materi Bahan Kimia di Rumah Tangga Bahan kimia dapat berasal dari makhluk hidup atau makhluk tak hidup. Bahan kimia yang berasal dari makhluk hidup, misalnya bensin dan solar. Sedangkan bahan kimia dari makhluk tak hidup, misalnya besi dan emas. Adapun bahan kimia yang digunakan sehari-hari dalam rumah tangga adalah: 1) Sabun 2) Detergen 3) Bahan Pemutih 4) Bahan Pembersih 5) Bahan Pewangi/Pengharum 6) Pembasmi Hama (Pestisida) Selain bahan kimia di rumah tangga yang digunakan sehari-hari ada juga cara untuk mengurangi dampak negatif akibat penggunaan bahan kimia secara berlebihan, yaitu menggunakan bahan atau produk kimia secara wajar dan sesuai dengan kebutuhan, menggunakan bahan atau produk kimia yang mudah terurai sehingga tidak mencemari lingkungan, memperhatikan standar keamanan bagi pemakai bahan kimia (petani) dan mendaur ulang produk yang mengandung bahan kimia. 6 5 Richard I Arend. Learning to Teach. Terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). hlm Lutfi. Sains Kimia Jilid I Untuk SMP Kelas VII. (Jakarta: Erlangga, 2004). hlm. 18.

19 5 D. Perumusan Masalah Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan model pembelajaran time token lebih efektif terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII pada materi pokok Bahan Kimia di Rumah Tangga semester I tahun ajaran 2009/2010 di Mts. Uswatun Hasanah Mangkang? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran time token terhadap hasil peserta belajar didik kelas VIII pada materi pokok Bahan Kimia di Rumah Tangga F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan sarana sebagai pengalaman dalam menganalisa fakta di lapangan dan menerapkan konsep-konsep dan teoriteori yang relevan, khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPA. 2. Bagi Peserta Didik Bagi peserta didik diharapkan dapat membangkitkan kepercayaan diri, memotivasi belajar, serta memberi rasa tanggung jawab pada peserta didik untuk mengatur diri mereka sendiri. 3. Bagi Guru Dapat memberikan dan menambah variasi model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta memberi gambaran bagi guru bidang studi IPA mengenai pembelajaran IPA Terpadu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

20 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Model Pembelajaran Time Token 1. Latar Belakang Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. 7 Ketika menggunakan model pengajaran apapun, penting untuk memiliki beberapa aturan dan rutinitas yang mengatur pembicaraan dan gerakan anak, menjaga agar pelajaran berjalan lancar, menjaga kepantasan di kelas dan memungkinkan guru untuk mengatasi perilaku buruk siswa dengan cepat dan tegas bila hal itu terjadi. Tugas-tugas manajemen yang unik untuk cooperative learning membantu siswa dalam melakukan transisi dari seluruh kelas kekelompok cooperative learning. Membantu siswa selama mereka bekerja dalam kelompok, dan mengajarkan berbagai keterampilan sosial dan perilaku kooperatif pada anak. 8 Guru semestinya tidak berasumsi bahwa semua siswanya memiliki ketrampilan sosial yang dibutuhkan untuk bekerja secara efektif dalam kelompok. Sebagian siswa mungkin membutuhkan bantuan, oleh sebab itu agar cooperative learning bekerja, guru perlu mengajarkan bebagai 7 Muhfida. Model-Model Pembelajaran. Artikel Online, Diunduh: /Model Pembelajaran. html, 28 September Richard I Arend. Learning to Teach. Terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). hlm. 28.

21 7 keterampilan dan kelompok, selain itu guru seharusnya membantu siswa lebih spesifik dalam keterampilan berkomunikasinya untuk memastikan keberhasilan di lingkungan belajar kelompok. 9 Mengajarkan ketrampilan sosial dan kelompok tidak berbeda dengan mengajarkan ketrampilan penguasaan diri, misalnya membaca peta atau menggunakan mikroskop. Secara umum inilah model yang seharusnya digunakan guru ketika mengajarkan berbagai keterampilan sosial dan kelompok, karena mendeskripsikan tentang model pembelajaran langsung yang mengharuskan guru untuk mendemonstrasikan dan memberi contoh ketrampilan yang diajarkan dan memberikanwaktu kepada siswa untuk berlatih keterampilan itu dan menerima umpan balik tentang seberapa baik pekerjaannya Pengertian Model Pembelajaran Time Token Time token itu sendiri berasal dari kata time artinya waktu dan token artinya tanda. Time token merupakan model belajar dengan ciri adanya tanda waktu atau batasan waktu. Batasan waktu disini bertujuan untuk memacu dan memotivasi siswa dalam mengeksploitasi kemampuan berfikir dan mengemukakan gagasannya. Menurut Arends, time token adalah struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan ketrampilan sosial dan berpartisipasi agar menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali. 11 Transformasi sosial dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) sangat diperlukan untuk mengembangkan interaksi sosial dan ketrampilan berkomunikasi. Karena ditengah-tengah transformasi sosial yang banyak membawa dampak negatif, sekolah khususnya guru seharusnya merasa 9 Ibid. hlm Ibid. hlm Aziz Turindra. Pengertian Time Token. Artikel Online, diunduh: http// /:simawa.unnes.ac.id.html,2009

22 didik. 12 Ketrampilan sosial itu sendiri adalah perilaku-perilaku yang 8 terpanggil untuk memperhatikan perkembangan moral dan sosial anak mendukung kesuksesan hubungan sosial dan memungkinkan individu untuk bekerja bersama orang lain secara efektif. Selain itu, agar cooperative learning bekerja, guru perlu mengajarkan berbagai ketrampilan berbagi dan partisipasi. Dalam ketrampilan partisipasi guru dapat membantu mendistribusikan partisipasi siswa dengan lebih merata. Salah satunya adalah dengan model time token, yakni apabila sebagian siswa mendominasi kegiatan kelompok dan sebagian lainnya mungkin justru tidak mau atau tidak mampu berpartisipasi, maka masing-masing siswa dapat diberikan beberapa token yang berharga 15 atau 30 detik waktu bicara. 13 Langkah-langkah dalam model pembelajaran time token adalah sebagai berikut. a. Guru mengarahkan siswa untuk mempelajari terlebih dahulu materi ajar yang akan dikaji (siswa belajar di rumah). b. Guru membuat kupon yang berisi kata-kata kunci yang berhubungan dengan materi ajar. c. Tiap siswa secara acak mengambil satu kupon dan siswa tersebut menjelaskan kata kunci yang ada dalam kupon sesuai waktu yang ditentukan (± 15 detik sampai 30 detik). d. Guru memberi nilai kepada tiap siswa berdasarkan ketepatan dari penjelasannya sesuai batas waktu yang ditentukan Anita Lie. Cooperative Learning, mempraktikan Cooperative-Learning di Ruang-Ruang Kelas. (Yogyakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007),Cet. 5. hlm Tato. Alternatif Strategi Pembelajaran, Artikel Online, Diunduh dari: http// : 14 Aziz Turindra. Loc.Cit. Time Token. Page.7

23 9 3. Karakteristik Model Pembelajaran Time Token Pengajaran dengan ketrampilan sosial dan partisipasi memungkinkan siswa belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa serta dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal. 15 Dengan terpenuhinya kebutuhan siswa secara optimal, siswa akan belajar lebih menyenangkan dan merangsang karena peer (teman sebaya) yang ada dalam kelompok akan mendorong individu-individu untuk maju. Adapun ketrampilan yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran ini sebagai berikut. a. Ketrampilan sosial Ketrampilan sosial adalah perilaku-perilaku yang mendukung kesuksesan hubungan sosial dan memungkinkan individu untuk bekerja bersama orang lain secara efektif. Anak-anak dapat belajar ketrampilan sosial dari individu-individu yang berbeda, misalnya orang tua, tetangga dan guru di sekolah. Dalam kebutuhannya, manusia mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Perubahan sosial itu terjadi karena adanya dorongan dari dalam yaitu daya kesadaran akan perlunya upaya meningkatkan kehidupan secara terus menerus (tidak puas dengan yang ada), akal dan daya kreatifitas yang tinggi, suasana persaingan yang sehat untuk mencapai prestasi yang tinggi untuk kemajuan kelompok, serta adanya pendorong untuk berprestasi (piagam, hadiah, intensif) Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 2. hlm Aziz Turindra. Pengertian dan seluk- beluk-keterampilan. Artikel Online, diunduh:

24 10 b. Ketrampilan berbagi Banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk berbagi waktu dan bahan-bahan. Berlagak bossy terhadap siswa lain, tidak mau berhenti bicara atau mengerjakan semua tugas kelompok adalah contoh-contoh ketidakmampuan berbagi. Siswa-siswa yang mendominasi sering kali sengaja melakukannya dan tidak mengerti efek perilakunya bagi orang lain atau pada pekerjaan kelompoknya. Siswa-siswa ini perlu belajar tentang nilai berbagi dan tata cara mengekang perilaku dominatifnya. Dengan kegiatan berbagi, guru bisa melakukan kegiatan yang mengajari siswa untuk bergiliran ketika bekerja dalam kelompok. 17 c. Ketrampilan berpartisipasi Menurut Sastro Poetro, Partisipasi adalah keikutsertaan, peran serta keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahiriyahnya. Menurut Hoof Steede menyatakan bahwa partisipasi adalah the taking part in one or more phases of the process yang artinya mengikutsertakan suatu bagian dalam satu atau beberapa tingkatan proses. Jika sebagian siswa mendominasi kegiatan kelompok, sebagian lainnya mungkin justru tidak mau atau tidak mampu berpartisipasi karena pemalu. Oleh karena itu, partisipasi akan lebih tepat sebagai pengikutsertaan seseorang didalam suatu kelompok sosial untuk mengambil bagian dalam kegiatannya. Menurut Berlo, konsep proses pendidikan, partisipasi merupakan bentuk tanggapan atau respon atas rangsangan-rangsangan yang diberikan, yang dalam hal ini tanggapan merupakan fungsi dari manfaat (rewards) yang dapat diharapkan Richard I Arends. Loc.Cit. hlm Aziz Turindra. Pengertian Partisipasi.html. diunduh: http//turindraatp.blogspot.com/2009.

25 11 4. Tujuan Penelitian dengan Model Pembelajaran Time Token Tujuan penelitian dengan model pembelajaran time token adalah sebagai berikut. a. Mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok bahan kimia di rumah tangga, setelah diterapkan model pembelajaran Time Token; b. Menambah keterampilan peserta didik dan guru dalam menerapkan variasi model pembelajaran yang dapat membantu belajar peserta didik dan memacu keaktifan peserta didik dalam KBM. 5. Kegunaan Model Pembelajaran Time Token secara umum Dengan adanya penerapan model pembelajaran Time Token, maka diperoleh kegunaan model pembelajaran Time Token sebagai berikut. a. Bagi Siswa Dapat memacu keaktifan dalam kegiatan belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Time Token pada materi pokok Bahan Kimia Di Rumah Tangga; b. Bagi Guru Menambah variasi model pembelajaran dengan model time token, serta memotivasi guru agar terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikkan proses dan mengembangkan potensi diri; c. Bagi Sekolah Memberikan sumbangan yang berharga dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 6. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Time Token Suatu model yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari adanya kelebihan dan kekurangan. Demikian halnya dengan model pembelajaran time token juga mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

26 12 a. Kelebihan model pembelajaran time token 1) Memotivasi siswa untuk belajar mandiri terhadap materi pembelajaran; 2) Melatih rasa percaya diri siswa dengan terbiasa tampil saat kegiatan belajar; 3) Meningkatkan kemampuan siswa untuk berbicara didepan banyak orang, serta mengemukakan ide; 4) Melatih daya ingat siswa dan disiplin dalam memanfaatkan waktu. b. Kekurangan model pembelajaran time token Pembatasan waktu dalam aktifitas belajar dapat mengurangi kesempatan berfikir siswa untuk mengemukakan pendapatnya secara maksimal. 19 B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Sebelum membahas tentang hasil belajar, perlu diketahui pengetahuan belajar itu sendiri. Banyak pengertian tentang belajar yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan. Beberapa diantaranya mengatakan bahwa belajar adalah proses interaksi dengan lingkungannya. 20 Hal ini berarti bahwa manusia belajar melalui interaksi dengan lingkungannya yang akan berlangsung seumur hidupnya, karena manusia pada dasarnya diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial yang tidak lepas dari lingkungannya. Adapun pengertian belajar menurut Abdul Aziz dan Abdul Majid adalah: 19 Aziz Turindra. Loc.Cit. Simawa.unnes.ac.id. 20 Djamaludin Darwis, Strategi Belajar Mengajar, Dalam Islam (ed), PBM-PAI di Sekolah Ekstensi dan Proses Belajar Mengajar PAI. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998). hlm. 216.

27 13 Belajar adalah suatu perubahan dalam pemikiran peserta didik yang dihasilkan atas pengalaman terdahulu kemudian terjadi perubahan yang baru 21 Pengertian lain dari belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. 22 Sedangkan menurut Clifford T. Morgan, Learning is relatively permanent change in behavior which occurs as result of experience or practice yang artinya adalah: Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan. 23 Sedangkan menurut Charles E. Skinner adalah learning is a process of progresif behavior adaptation yang artinya belajar adalah suatu proses menuju perubahan tingkah laku sebagai bentuk adaptasi atau penyesuaian diri. 24 Dari beberapa definisi tentang belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses interaksi dengan lingkungannya yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan, baik dalam tingkah laku, pemikiran, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan tingkah laku yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dicapai dari proses belajar. Karena belajar 21 Abdul Aziz dan Abdul Majid. At-Tarbiyah Wa Turuqut Tadris. (Mesir: Darul Ma arif, 1979), hlm Syaeful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Hlm Clifford T. Morgan. Instruction to Psychology. (New York: Mc.GrawHill Book Company, 1961). Hlm Charles E. Skinner. Essential of Educational Psychology. (New York: Englewood Cliff, 1958). hlm. 199.

28 14 adalah suatu proses, maka dari proses tersebut akan menghasilkan suatu hasil dan hasil dari proses belajar adalah berupa hasil belajar. Berikut ini beberapa definisi tentang hasil belajar antara lain. Menurut Abdurahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Selain itu, hasil belajar menurut Gerlach dan Ely adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktifitas belajar. Dapat juga dikatakan, hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang diujikan, berdasarkan alat ukur yang disusun sesuaai dengan sasaran belajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar a. Faktor Luar (Eksternal) Faktor luar yaitu merupakan faktor yang berasal dari luar peserta didik yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, diantaranya yaitu: 1) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu sebagai berikut: a) Lingkungan Alam Lingkungan alam seperti keadaan suhu, kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. hlm Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran. (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008).

29 15 b) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun berwujud hal-hal lain, langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Kadang terhadap pengaruh kurang menguntungkan dari lingkungan pabrik dan hiruk pikuk lalu lintas. 26 2) Faktor Instrumental Faktor instrumental adalah faktor yang pengadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor instrumental antara lain: kurikulum, program, sarana dan fasilitas guru. 27 b. Faktor Dalam (Internal) Faktor dalam merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, diantaranya: 1) Faktor Fisiologis Faktor fisiologis meliputi kondisi fisiologis umum dan kondisi panca indera. Kondisi fisiologis umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Pada kondisi fisiologis umum, misalnya orang dapat keadaan segar jasmainya dan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Sedangkan pada kondisi panca indera yang paling berperan terutama adalah penglihatan dan pendengaran. 2) Faktor Psikologis Faktor psikologis merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seseorang dan mempengaruhi proses hasil belajar 26 Syaiful Bahri Djamarah. Loc.Cit. hlm Ibid. hlm. 146.

30 16 peserta didik. Faktor-faktor psikologis meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan berfikir Cara untuk Mengukur Hasil Belajar Adanya perbedaan individual akan menentukan berhasil atau tidaknya individu-individu itu dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, baik berupa tugas atau kewajiban bekerja ataupun kewajiban belajar. Sehingga dengan demikian dengan adanya perbedaan individu maka perlu diciptakan alat untuk mengukur keadaan individu tersebut dan alat pengukur itulah yang disebut dengan tes. 29 Secara umum, fungsi tes adalah sebagai alat pengukur terhadap peserta didik, yakni mengukur tingkat perkembangan atau prestasi yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar. Tes ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan) ini dapat dilakukan secara individu atau kelompok, ada juga tes tulisan (menuntut jawaban dalam bentuk tulisan), tes ini disusun secara obyektif dan uraian. 30 Selain itu, alat untuk mengukur hasil belajar juga dapat dilakukan dengan non-tes. Dengan teknik non-tes, maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dengan melakukan observasi, wawancara, kuisioner dan studi kasus. 31 C. Pembelajaran IPA di MTs 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya 28 Ibid. hlm Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006). hlm Ibid. hlm Ibid. hlm. 76.

31 17 penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Secara umum, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MTs meliputi bidang kajian energi dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan serta materi dan sifatnya. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peseta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada metode ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses mencari tahu dan berbuat, hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. 32 Adapun dalam kurikulum IPA (Sains) terdapat fungsi dan tujuan pembelajaran sains. Fungsi pembelajaran IPA (sains) di MTs adalah sebagai berikut. a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; b. Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah; c. Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang tanggap terhadap perkembangan sains dan technologi; d. Menguasai konsep sains (IPA) untuk bekal hidup di masyarakat; e. Sebagai prasyarat untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. 33 Tujuan dari pembelajaran IPA (sains) di MTs adalah sebagai berikut. hlm Ibid. hlm Djoko Arisworo, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam. (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2006).

32 18 a. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan; b. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai gejala alam, prinsip dan konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; d. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi; e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam; f. Meningkatkan pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya. 34 D. Kajian Materi Bahan Kimia Di Rumah Tangga 1. Pengelompokan Bahan Kima Di Rumah Tangga Istilah bahan kimia menjadi sesuatu yang dihindari, karena orang beranggapan bahan kimia sangat berbahaya. Padahal secara tidak sadar, setiap hari kita selalu berhubungan dengan berbagai bahan kimia. Sabun mandi, detergen, pasta gigi, shampo, pengharum ruangan dan obat nyamuk adalah beberapa contoh Bahan Kimia Di Rumah Tangga. 35 Zat-zat yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari kebanyakan tidak dalam keadaan murni, melainkan bercampur dengan dua atau lebih zat lainnya. Oleh karena itu, suatu bahan kima akan dipengaruhi oleh sifat, kegunaan atau efek dari zat-zat yang menyusunnya. Beberapa ragam bahan kima yang ada dalam kehidupan sehari-hari yaitu. 34 Ibid. hlm Tim Abdi Guru. IPA Terpadu Untuk SMP Kelas VIII (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 85

33 19 a. Bahan kimia pembersih Orang-orang Babilonia mulai mengenal bahan pembersih sejak 4000 tahun yang lalu. Mereka menggunakan sejenis abu tumbuhan yang mengandung senyawa kalium karbonat dan natrium karbonat. Salah satu bahan pembersih yang digunakan adalah sebagai berikut. 1) Sabun Sabun dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya lemak hewan dan minyak tumbuhan. Sabun adalah garam alkali (Na, K, atau L) dari asam lemak. Proses pembuatan sabun dikenal sebagai reaksi penyabunan (saponifikasi). Dalam reaksi ini, lemak dan minyak mengalami reaksi dengan natrium hidroksida atau kalium hidroksida sehingga menghasilkan sabun. Pembuatan sabun secara modern telah ditambahkan bahanbahan lain, misalnya krim, parfum dan vitamin. Krim berfungsi untuk menghaluskan kulit. Parfum berfungsi untuk memberikan aroma wangi pada sabun. Vitamin berfungsi untuk meremajakan kulit. 36 Sabun dalam air dapat melepaskan sejenis ion yang memiliki bagian yang suka air (hidrofilik) sehingga dapat larut dalam air dan bagian yang tidak suka akan air (hidrofobik) sehingga larut dalam minyak atau lemak. 37 Sebagaimana terlihat pada Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3 36 Lutfi, Sains Kimia SMP Untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm Saiful Karim, dkk, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar, (Jakarta: Pusat Perbukuan. Depdik Nas, 2008), hlm. 127.

34 20 Gambar 1. Kotoran berupa lemak atau minyak menempel pada pakaian Gambar 2. Molekul sabun mengelilingi kotoran Gambar 3. Kotoran terangkat dari pakaian dan terbawa oleh air. 38 Sabun merupakan suatu surfaktan yang berfungsi untuk mencuci dan membersihkan kotoran yang ada dipermukaan kulit dengan bantuan air. Surfaktan (surface active agents) yaitu suatu zat yang dapat menurunkan tegangan permukaan suatu cairan. Sabun dibagi menjadi dua macam yaitu sabun lunak dan sabun keras. Sabun lunak adalah suatu sabun yang basanya berasal dari kalium hidroksida (KOH) sedangkan sabun keras adalah sabun yang basanya berasal dari natrium hidroksida (NaOH). Oleh karena sabun terbuat dari basa, maka sabun bersifat basa dan jika 38 Lutfi. Op.cit. hlm. 12.

35 21 terminum akan terasa pahit. Sabun juga dapat merubah warna kertas lakmus merah menjadi biru. O CH 2 OC (CH 2 ) 14 CH 3 CH 2 OH O CHOC (CH 2 ) 14 CH 3 +3NaOH CHOH+3CH 3 (CH 2 ) 14 CO 2 Na O Basa CH 2 OC(CH 2 ) 14 CH 3 CH 2 OH Gliseril Tripalmitat Gliserol Natrium Palmitat Gambar 4.Reaksi Penyabunan 39 2) Detergen Detergen dibuat dari bahan LAS (Lauryl Alkyl Sulphonate) dengan reaksi C12H25OH+H 2 SO 4 C 12 H 25 OSO 3 +H 2 O dan ABS (Alkyl Benzene Sulphonate) dengan reaksi C 6 H 5 C 12 H 25 +SO 3 C 6 H 4 C 12 H 25 SO 3 H. Beberapa jenis detergen sukar diuraikan oleh pengurai contohnya ABS, sehingga dapat merusak keindahan lingkungan perairan, terancamnya kehidupan hewan-hewan yang hidup di air dan merugikan kesehatan manusia. Oleh karena itu, kita sebaiknya memilih detergen yang limbahnya dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable), contohnya LAS, sehingga aman bagi lingkungan. Detergen dapat menghasilkan busa karena bahan yang digunakan mempunyai zat yang dapat mengangkat kelembapan dari lapisan atas kulit. Bahan tersebut adalah surfaktan-surfaktan seperti SLS (Sodium Lauryl Ether Sulphate). Kelebihan detergen dibanding sabun adalah molekul detergen tidak bereaksi dengan 39 Achmad Lutfi. Reaksi Saponifikasi pada Proses Pembuatan Sabun. Artikel Online, Diunduh: word press.com/27,02,2009.

36 22 ion Ca 2+ dan ion Mg 2+ dalam air sadah, sehingga tidak terjadi pengendapan. Perbedaan yang dapat diamati antara sabun dengan detergen adalah: a) Sabun adalah garam alkali karboksilat Misalnya: C 17 H 35 COONa : natrium strearat hidrofob hidrofil Detergen adalah garam alkali alkil sulfat C 17 H 35 OSO3Na : natrium stearil sulfat hidrofob hidrofil b) Molekul sabun lebih mudah terdegredasi oleh bakteri pengurai, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. 40 b. Bahan pemutih Zat aktif yang terdapat dalam pemutih pakaian atau pengelantang (bleaching agents) adalah natrium hipoklorit (NaClO). Zat aktif ini dapat menjadi berbahaya jika bereaksi dengan detergen karena menghasilkan gas klorin (Cl 2 ) yang bersifat racun. Oleh karena itu, jangan mencampurkan detergen dan pemutih secara bersamaan. NaClO dikenal sebagai larutan klorox untuk pemutih pakaian seperti Bayclin, Sunclin, dan lain-lain. Pemutih ini rata-rata mengandung 5, 25% larutan natrium hipoklorit. Selain natrium hipoklorit, dalam pemutih terdapat juga kapur klor (CaOCl 2 ). 41 c. Bahan pewangi Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat terlepas dari apa yang disebut bahan pengharum atau pewangi. Zat ini biasa digunakan sebagai pengharum ruangan, pengharum badan ataupun pengharum 40 Tim Abdi Guru. IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII. (Jakarta: Erlangga, 2007). hlm Ibid., hlm. 87.

37 23 pakaian. Bahan penyusun parfum biasanya beraroma buah-buahan atau beraroma bunga. Bahan pewangi tersebut dapat diperoleh secara alami (diekstrak dari alam), misalnya pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1. Bahan Penyusun Parfum 42 Nama Senyawa Aroma Citral Lemon Irone Violet Jasmone Melati Geraniol Mawar Sedangkan bahan pewangi yang diperoleh secara sintesis memiliki aroma mirip dengan bahan alami. Contohnya indol, etil miristat, alil kaproat dan anisaldehida contohnya, p-anisil etil fumarat. Salah satu proses pengambilan komponen esensial dalam parfum adalah dengan metode enfluorase. Metode ini dilakukan dengan menangkap bahan parfum yang bersifat volatil (gas yang mudah menguap) ke dalam suatu lemak padat. Cara ini dipakai untuk menghasilkan aroma tertentu yang sulit dilarutkan atau ditangkap oleh pelarut cair biasa. Pengharum biasanya berwujud cair dan dikemas dalam botol semprot. Untuk membantu mengeluarkan parfum dari botol diperlukan suatu zat pendorong. Bahan yang bisa digunakan adalah gas freon dengan nama kimia klorofluorokarbon (CFC). CFC juga digunakan sebagai cairan pendingin (refrigerant). Namun, gas freon sekarang sudah dikurangi penggunaannya karena merusak lapisan ozon di atmosfer. Dengan adanya zat pendorong, pengharum keluar dari botol dalam bentuk aerosol (zat cair yang terdispersi dalam udara). Selain 42 Lutfi. Loc.cit., hlm. 15.

38 24 berbentuk aerosol, ada pula pengharum yang berbentuk padat, yaitu bedak. 43 d. Pembasmi hama (pestisida) Pestisida adalah bahan atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik yang berupa tumbuhan, serangga, maupun hewan lain di lingkungan kita. Berdasarkan jenis hama yang akan diberantas, pestisida dapat digolongkan menjadi insektisida, herbisida, fungisida, dan rodentisida. 1) Insektisida Insektisida merupakan pestisida untuk memberantas serangga, seperti: nyamuk, kecoak, kutu busuk, rayap, semut, belalang, wereng, ulat, dan sebagainya. Gambar 4. Pembasmi insektisida dan lebah madu 44 2) Herbisida Herbisida merupakan pestisida untuk mencegah dan mematikan gulma atau tumbuhan pengganggu, seperti enceng gondok, rumput teki, dan alang-alang. Alang-alang dapat dikatakan sebagai hama tanaman karena alang-alang merebut makanan dari tanaman yang ada dalam tanah. Contoh herbisida adalah bramoxone, totacol dan amonium sulfonat. 43 Tim Abdi Guru. Op.cit. hlm The new community of KOMPOS UNS Solo, Insektisida, Artikel Online, Diunduh: 2 Desember 2009

39 25 Gambar 5. Pembasmi herbisida dan eceng gondok 45 3) Nematisida Nematisida adalah pestisida untuk memberantas hama cacing. Hama ini sering merusak akar atau umbi tanaman. Contoh nematisida adalah oksamil dan natrium metam. Gambar 6.Pembasmi nematisida dan Cacing 46 4) Fungisida Fungisida adalah pestisida untuk memberantas jamur (fungi). Contoh fungisida adalah timbal (1) oksida, tembaga oksiklorida dan natrium dikromat. 45 The new community of KOMPOS UNS Solo, Herbisida, Artikel Online, Diunduh: 2 Desember The new community of KOMPOS UNS Solo, Nematisida, Artikel Online, Diunduh: 2 Desember 2009.

40 26 Gambar 7. Pembasmi fungisida dan jamur 47 5) Rodentisida Rodentisida adalah pestisida untuk memberantas binatang pengerat, misalnya tikus. Contoh rodentisida adalah senyawa arsen dan thalium sulfat. Gambar 8. Pembasmi rodentisida dan tikus Pengaruh Penggunaan Bahan Kimia dan Cara Pencegahannya Penggunan bahan kimia secara berlebihan berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Bahaya tersebut bisa berupa pencemaran air, tanah, dan udara. a. Pencemaran air Bahan kimia terdapat dalam produk pemutih pakaian, detergen, pewangi, pembersih lantai, insektisida, dan lain-lain. Bahan-bahan kimia tersebut berbahaya bagi lingkungan dan juga pemakainya (manusia). Dari kegiatan mencuci misalnya, orang membuang sisa 47 The new community of KOMPOS UNS Solo, Fungisida, Artikel Online, Diunduh: 2 Desember The new community of KOMPOS UNS Solo, Rodentisida, Artikel Online, Diunduh: 2 Desember 2009

41 27 detergen langsung ke sistem air. Busa dan air sisa detergen dapat mencemari sungai dan danau. Air sungai dan danau menjadi keruh sehingga menghalangi sinar matahari yang masuk ke dalam air. Akibatnya, makhluk hidup yang ada di sana menjadi terancam. Pencemaran air juga dapat terjadi akibat penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Sisa pupuk yang digunakan petani dapat mengubah kondisi tanah. Bila kondisi tanah berubah, maka tanaman tertentu tidak dapat tumbuh dengan baik. Akibatnya dapat menghambat sinar matahari yang masuk kedalam air sehingga menutupi permukaan air yang mengakibatkan tanaman air tidak dapat berfotosintesis dan lama kelamaan akan mati. Sisa pupuk yang masuk ke sistem air menyebabkan ganggang tumbuh subur. Ganggang lalu menutupi permukaan air. Peristiwa ini disebut eutrofikasi. Tanaman air yang mati selanjutnya diuraikan oleh bakteri. Peruraian ini membutuhkan oksigen sehingga jumlah oksigen di dalam air menjadi berkurang. Akibatnya, ikan dan hewan air yang lain tidak dapat bernapas dengan baik sehingga mati. 49 Selain itu, kadar pestisida yang cukup tinggi terbawa aliran air kemudian dapat meracuni air disekitar persawahan dan membunuh mikroorganisme air, seperti plankton-plankton. Organisme air dimakan oleh ikan dan ikan yang sudah keracunan ditangkap oleh manusia juga akan keracunan pestisida. b. Pencemaran tanah Pencemaran tanah oleh pestisida dapat membunuh makhlukmakhluk kecil dalam tanah, diantaranya cacing, jamur, bakteri, dan organisme penyubur tanah, sehingga tanah menjadi tandus. Hal ini disebabkan karena molekul sisa pestisida DDT (dikloro difenil 49 Lutfi, Sains Kimia SMP Untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm

42 28 trikloroetana) sukar mengalami degradasi (sulit diuraikan oleh mikroorganisme) yang bersifat stabil, mudah larut dalam lemak atau minyak sehingga mudah diabsorpsi oleh organisme yang berlemak dan mengakibatkan kematian pada binatang yang memangsanya. Selain itu, manusia yang memakan ikan besarpun ikut menikmati DDT, sehingga membahayakan kesehatan manusia seperti keracunan makanan. c. Pencegahan penggunaan bahan kimia Penggunaan bahan kima tidak dapat dihindari karena sebagian bahan kimia sangat menunjang kehidupan kita. Namun, penggunaan bahan kimia secara tidak tepat bisa berdampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Untuk mencegah dampak negatif tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui. 1) Gunakan bahan atau produk kimia secara wajar dan sesuai kebutuhan 2) Gunakan bahan atau produk kimia yang mudah terurai sehingga tidak mencemari lingkungan 3) Memperhatikan standar keamanan bagi keamanan bagi pemakai bahan kimia (misalnya petani) 4) Mendaur ulang produk yang mengandung bahan kimia. 50 E. Efektivitas Model Pembelajaran Time Token terhadap Hasil Belajar Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Menurut Arends, model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya 50 Lutfi. Loc.cit. hlm. 20.

43 29 tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. 51 Menurut Joyce dan Weil menyatakan bahwa Models of teaching are really models of learning. As we help student acquire information, ideas, skills, value, ways of thinking and means of expressing themselves, we are also teaching them how to learn yang berarti bahwa dengan model pembelajaran guru dapat membantu siswa untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, ketrampilan, cara berfikir dan mengekspresikan ide sendiri. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Fungsi model pembelajaran disini adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap-tahap (sintaks) oleh siswa dengan bimbingan guru. Agar model pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, guru perlu menguasai dan menerapkan berbagai keterampilan mengajar agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beraneka ragam. 52 Dengan adanya variasi model pembelajaran, dapat membantu belajar siswa dan memacu keaktifan dalam KBM. Agar upaya tersebut menjadi dinamis dan hasil belajar siswa dapat meningkat, alternatif yang digunakan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran time token. Dalam model pembelajaran time token, peserta didik diajarkan untuk berfikir, berkomunikasi secara aktif, bersosialisasi dan berpartisipasi serta berbagi terhadap waktu dalam mengemukakan gagasannya. Karena dengan menerapkan keterampilan sosialisasi, partisipasi, komunikasi dan berbagi, 51 Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm Ibid., hlm.2.

44 30 siswa dapat belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, berkembangnya daya kreatif, dapat ikut serta dalam pembelajaran secara menyeluruh satu dengan lainnya dan bisa saling membagi waktu dengan temannya dalam mengemukakan pendapatnya. 53 Model pembelajaran time token dinilai produktif, karena guru mengembangkan cara belajar siswa untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar tersebut serta dapat mengkondisikan siswa agar belajar aktif, sehingga potensi dirinya dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik dapat berkembang dengan maksimal. 54 Berikut adalah contoh kupon pada pembelajaran time token. Dengan bagian belakang kupon bergambar bertujuan agar peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Gb. 9 Bagian Belakang Kupon Gb. 10 Bagian Depan Kupon F. Kajian Penelitian Yang Relevan Dalam penelitian ini, peneliti telah melaksanakan penelusuran dan kajian sebagai sumber atau referensi yang memiliki kemasan topik atau relevansi materi pokok permasalahan ini. Berbeda dengan penelitian yang akan dibandingkan sebelumnya, pada penelitian ini aspek yang akan dinilai Aziz Turindra. Loc.Cit.Simawa.unnes.ac.id 54 B. Suryo Subroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). hlm.

45 31 dan diteliti adalah aspek kognitif dan aspek psikomotorik. Karena selain tes hasil belajar yang diteliti, tetapi juga gerak aktivitas peserta didik saat kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut dimaksud untuk mengetahui apakah dengan model pembelajaran time token pada IPA terpadu hasil belajar peserta didik lebih efektif, maka peneliti mencoba untuk menelaah skripsi sebelumnya untuk dijadikan sumber acuan dan perbandingan dalam penelitian. 1. Skripsi yang ditulis oleh Andika Catur Wijaya yang berjudul: Pengembangan Pembelajaran Sains Aktif Dan Terpadu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Ketergantungan Antara Makhluk Hidup Siswa Kelas IV Semester II SDN 3 Karangasem Tahun Ajaran 2007/2008. Membahas tentang pengaruh pengembangan pembelajaran sains aktif dan terpadu terhadap peningkatan hasil belajar siswa, dari penelitian ini ternyata terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diberi pelajaran sains terpadu dengan yang tidak diberi pembelajaran sains terpadu Skripsi yang berjudul Model Pembelajaran Terpadu Pada Pengajaran Bahasa Prancis di SMKN 3 Bandung (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas I SMKN 3 Bandung Dalam Upaya Penyusunan Modul) oleh Dante Darmawangsa Tahun Dalam skripsi ini dipaparkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan KBM bahasa Prancis dengan menggunakan modul yang disusun dengan model pembelajaran terpadu ini tergolong cukup baik dengan perolehan nilai 3, Andika Catur Wijaya, Pengembangan Pembelajaran Sains Aktif Dan Terpadu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Ketergantungan Antara Makhluk Hidup Siswa Kelas IV Semester II SDN 3 Karangasem Tahun Ajaran 2007/2008, Skripsi Pendidikan Biologi, (Semarang: IKIP PGRI, 2006). hlm Dante Darmawangsa, Model Pembelajaran Terpadu Pada Pengajaran Bahasa Prancis Di SMK N 3 Bandung (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap siswa Kelas I SMK N 3 Bandung Dalam Upaya Penyusunan Modul), Skripsi Pendidikan Bahasa Prancis, (Bandung: UPI Bandung, 2006), hlm. xiv

46 32 3. Skripsi yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Sains Aktif Dan Terpadu Terhadap Aktivitas Belajar Pada Sub Pokok Bahasan Bagian-Bagian Tumbuhan Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri Karangasem Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2006/2007 oleh Siti Choirunnisa (NIM: ) Tahun 2007, menyebutkan bahwa pembelajaran sains aktif dan terpadu memiliki pengaruh terhadap aktifitas belajar siswa, hal ini terlihat adanya perubahan tingkah laku pada diri individu serta adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan sekitarnya Skripsi yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Sains Terpadu Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII Semester I Tahun Ajaran 2007/2008 di MTs. N I Semarang oleh Irma Suryani (NIM: ) Tahun 2009, menyebutkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan sains terpadu berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik dengan nilai rata-rata hasil belajar yang meningkat. 58 Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa pada pembelajaran IPA (sains) terpadu dengan model pembelajaran time token di MTs Uswatun Hasanah Mangkang dapat mempengaruhi efektivitas hasil belajar peserta didik dengan nilai rata-rata hasil belajar ranah kognitif dan psikomotorik lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah. 57 Siti Choirunnisa, Pengaruh Pembelajaran Sains Aktif Dan Terpadu Terhadap Aktifitas Belajar Pada Sub Pokok Bahasan Bagian-Bagian Tumbuhan Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri Karangasem Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2006/2007, Skripsi Pendidikan Biologi, (Semarang: IKIP PGRI, 2007), hlm Irma Suryani, Pengaruh Model Pembelajaran Sains Terpadu Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII Semester I Tahun Ajaran 2007/2008 Di MTs N 1 Semarang, Skripsi Tadris Biologi, (Semarang, IAIN Walisongo Semarang, 2009), hlm. xiv

47 33 G. Rumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti, jawaban ini dapat benar atau salah tergantung pembukaan di lapangan. Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran time token terhadap efektivitas hasil belajar peserta didik kelas VIII pada Materi Pokok Bahan Kimia di Rumah Tangga.

48 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan model pembelajaran Time Token terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII pada materi pokok Bahan Kimia di Rumah Tangga di MTs. Uswatun Hasanah. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII A pada kelas kontrol dan VIII B pada kelas eksperimen yang dilakukan pada: Waktu penelitian : 24 Agustus s/d 03 Oktober 2009 Tempat penelitian : MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Alamat : Mangkang Wetan RT 02/ RW 04 Kec. Tugu Kota Semarang Telp. (024) C. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai variasi atau keragaman. 59 Dengan kata lain Variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian penelitian. 60 Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah 59 Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, (Malang: UMM press, 2007), Cet. 4, hlm3. 60 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 118.

49 35 model pembelajaran Time Token. Sedang indikator dari model pembelajaran Time Token adalah kemampuan peserta didik dalam mengemukakan ide atau gagasan, kemudahan siswa dalam mengingat materi, dan keaktifan siswa dalam belajar. 2. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VIII dalam materi pokok Bahan Kimia di Rumah Tangga. Indikator dari hasil belajar adalah pretest dan posttest. D. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si penulis. 61 Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari/membandingkan perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. 62 Bentuk eksperimen dalam penelitian ini adalah true experiment design (eksperimen yang betul-betul) bentuk pretest-posttest control design. 63 Dalam bentuk ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok pertama diberi perlakuan (X) disebut kelompok eksperimen, dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol,seperti pada Tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1 Bentuk Design Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Pretest Variabel Posttest 61 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), Cet. 6, hlm Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm Ibid., hlm 108

50 36 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol O 1 O 3 X O 2 O 4 Keterangan: O 1 = Nilai pretest yang diberi perlakuan. O 2 = Nilai posttest yang diberi perlakuan. O 3 = Nilai pretest yang tidak diberi perlakuan. E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu lingkup yang telah ditentukan. 64 Berdasarkan pernyataan tersebut, maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. Uswatun Hasanah Mangkang tahun pelajaran 2009/2010 semester ganjil yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 44 siswa, dengan rincian sebagai berikut. Kelas VIII A : 22 siswa Kelas VIII B : 22 siswa Dua kelas ini dipandang sebagai satu kesatuan populasi, karena adanya kesamaan-kesamaan sebagai berikut. a. Siswa yang terdapat dalam populasi tersebut adalah siswa yang berada pada kelas dan semester yang sama yaitu kelas VIII semester ganjil. b. Seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran IPA Terpadu dengan silabus yang sama. c. Seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran IPA Terpadu dengan pengajar yang sama. 64 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), Cet.2, hlm. 118.

51 37 b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi penelitian. 65 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII A sebagai kelas kontrol yang berjumlah 22 peserta didik dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 22 peserta didik. Karena hanya memiliki 2 kelas untuk teknik pengambilan sampelnya diambil dari populasi keseluruhan kelas. Kategori sampel dalam penelitian ini adalah sampel berpasangan (paired sampel t- test). 66 F. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai halhal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, pretest, notulen rapat, agenda dan sebagainya. 67 Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan peserta didik kelas VIII semester ganjil MTs. Uswatun Hasanah Mangkang yaitu nama peserta didik yang termasuk dalam populasi dan sampel serta nilai hasil belajar IPA Terpadu pada materi sebelumnya. b. Metode Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dam pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 68 Dalam penelitian ini metode observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas 65 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm Ibid., hlm S. Margono, op.cit., hlm. 158.

52 38 siswa dari hasil belajar siswa aspek kognitif dengan dilakukan pretest dan posttest dan aspek psikomorik siswa dengan kegiatan praktikum. c. Metode Test Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. 69 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data nilai hasil belajar kognitif peserta didik pada materi pokok Bahan Kimia di Rumah Tangga. Tes dilakukan dalam bentuk pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil tes ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. 2. Teknik Analisis Instrumen Sebelum diujikan kepada sampel, maka instrumen harus memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal. 1. Validitas Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus korelasi biseral 70, sebagai berikut: r pbis M = p M S t t p q Keterangan: = Koefisien korelasi biserial M p M p S t = Rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya = Rerata skor total = Standar deviasi dari skor total Ibid., hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm.

53 39 P = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal q = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal Dengan taraf signifikan 5%, apabila dari hasil perhitungan didapat r hitung r tabel maka dikatakan butir soal nomor itu telah signifikan atau telah valid. Soal yang valid dalam uji soal penelitian adalah 39 butir soal.perhitungan análisis validitas butir soal dapat dilihat pada Lampiran Reliabilitas Soal Reliabilitas soal adalah ketepatan alat evaluasi dalam mengukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. 71 Reliabilitas instrumen adalah ketepatan instrumen dalam mengukur. Sebuah tes mungkin reabil tapi tidak valid, sebaliknya tes yang valid biasanya reabil. Untuk menghitung reabilitas soal menggunakan rumus K-R sebagai berikut: r 11 n M(n - M) 1- n -1 k S t = 2 Keterangan: r 11 = Reabilitas n = Banyak butir soal M = Rata-rata skor total. S t 2 = Varians total 71 Ibid., hlm Ibid., hlm. 103

54 40 S 2 r 11 0,20 Rumus varian (S 2 ): 73 Klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut: = Sangat rendah 0,20 < r 11 0,40 = Rendah 0,40 < r 11 0,60 = Sedang 0,60 < r 11 0,80 = Tinggi 0,80 < r 11 1 = Sangat tinggi Lampiran 11. Adapun perhitungan reabilitas butir soal test dapat dilihat pada 3. Tingkat Kesukaran Soal adalah: P = = B JS Keterangan: Rumus yang digunakan untuk mengetahui kesukaran soal 74 P = Indeks kesukaran B = Banyak peserta didik yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes P = 0.00 Y 2 ( Y ) N N 2 Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut: : Butir soal terlalu sukar 0,00 < P 0,30 : Butir soal ssukar 0,30 < P 0,70 : Butir soal sedang 0,70 < P 1 : Butir soal mudah 73 Ibid., hlm Ibid., hlm.208.

55 41 P = 1 : Butir soal terlalu mudah Adapun perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Lampiran Daya Pembeda Soal Dalam penelitian ini untuk mencari daya pembeda digunakan metode split half yaitu membagi kelompok yang dites menjadi dua bagian, kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah. Angka yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks diskriminasi 75, menggunakan rumus: D = B J A A B J B B Keterangan: D = Daya beda soal B A = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar J A = Jumlah kelompok atas J B = Jumlah kelompok bawah Klasifikasi indeks daya beda soal adalah sebagai berikut: D = ,20 D = 0,02-0,40 D = 0,40-0,70 D = 0,70-1,00 : Daya beda jelek : Daya beda cukup : Daya beda baik : Daya beda baik sekali D = negatif, semuanya tidak baik. Jadi, soal yang dipakai dalam penelitian adalah soal nomor 1,2,3,4,6,8,10,12,13,14,16,17,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,32,33, 34,35,37,38,39,40,41,42,43,45,48,49,dan Ib id., hlm.213.

56 42 G. Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data dilakukan melalui tahap sebagai berikut: 1. Analisis Data Awal Analisis data awal digunakan untuk memeriksa keabsahan sampel, yaitu dengan uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus Chi Kuadrat 76, yaitu: χ 2 Keterangan: χ 2 = ( fo fh) fh : Chi kuadrat fo : Frekuensi observasi fh : Frekuensi ekspositori Pengujian normalitas data dengan menggunakan rumus Kuadrat dengan prosedur sebagai berikut: 1) Menentukan rentang (R),yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. 2) Menentukan banuak kelas interval (k) dengan rumus : k = 1+(3,3) log n 3) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus: P = Rentang(R)_ Banyak Kelas 4) Membuat tabel distribusi frekuensi 5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval 6) Menghitung rata-rata X i 2 Chi 76 Ibid., hlm. 290.

57 43 ( X ) = i f f i = frekuensi yang sesuai dengan tanda X i x i = tanda kelas interval x 7) Menghitung variansi, dengan rumus: n f 2 i xi f i xi s n( n 1) 8) Menghitung nilai Z, dengan rumus: Z x = Batas kelas x = Rata-rata s = Standar deviasi 9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval 10) Menghitung frekuensi eksipotori (fh), dengan rumus: fh = n x ld dengan n jumlah sampel 11) Membuat daftar frekuensi observasi (fo), dengan frekuensi ekspositori sebagai berikut: f i i 2 ( ) = x x = s 2 Kelas Bk Z L fh fo (fo-fh) 2 /fh 12) Menghitung nilai Chi Kuadrat (χ 2 ), dengan rumus: = 2 fo fh χ fh 13) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini,data disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian digunakan rumus: dk= k 3, dimana k adalah banyaknya kelas interval, dan taraf nyata = 0,05 ( ) 2

58 44 14) Menentukan harga χ 2 tabel 15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian yaitu ketika χ 2 hitung χ 2 tabeldengan derajat kebebasan dk = k-3 dengan taraf signifikasi 5% berdistribusi normal. 77 b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut homogen atau tidak. Pengujian homogenitas ini dapat digunakan rumus uji Bartlet 78 sebagai berikut: B = (log s 2 i ) ( ni 1) Keterangan: B = Uji Bartlet s i = Varian kelas ke-i n i = Frekuensi kelas ke-i Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Data dikelompokkan untuk menentukan frekuensi varians dan jumlah kelas. 2) Membuat tabel uji Barlett seperti pada Tabel 3.2 dibawah ini: Harga-harga yang perlu untuk uji Barlett: 79 Ho : σ 2 1 = σ =.. σ t Tabel 3.2 Uji Barlett Sampel ke Dk 1/dk 2 s 1 2 Log s 1 2 (dk) Log s 1 1 n 1-1 1/( n 1-1) 2 s 1 2 Log s 1 2 (n 1-1) Log s 1 2 n 2-1 1/( n 2-1) 2 s 2 2 Log s 2 2 (n 2-1) Log s Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT. Tarsito,2001), Cet. 6, hlm Ibid., hlm Ibid., hlm. 262.

59 45 k n k- 1 1/( n k- 1) 2 s k 2 Log s k 2 (n k - 1) Log s k Jumlah (n i -1) 1/(n i -1) 2 (n i - 1) Log s i 3) Menguji variansi gabungan dan semua sampel S 2 = (n i -1)S 2 i (n i -1) 4) Menghitung satuan B dengan rumus: B =(log s 2 i (n i -1) 5) Menghitung χ 2 hitung dengan rumus: χ 2 = (ln10) {B- (n i -1)Log S 2 i } 6) Membandingkan χ 2 hitung dengan χ 2 tabel peluang (1-x) dan dk = (k-1) apabila χ 2 hitung < χ 2 tabel maka data berdistribusi homogen. 2. Analisis Data Akhir a. Uji Normalitas Langkah-langkah normalitas kedua sama dengan langkah uji normalitas pada uji normalitas data awal. b. Uji Homogenitas Langkah-langkah normalitas kedua sama dengan langkah uji normalitas pada uji normalitas data awal. c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan antara dua buah distribusi data. Hipotesis Ho dan Hi adalah: Ho: µ 1 = µ 2 H i : µ 1 µ 2 Keterangan: Ho : tidak terdapat perbedaan hasil belajar dengan model pembelajaran time token dengan metode ceramah.

60 46 H i : terdapat perbedaan hasil belajar dengan model pembelajaran time token dengan metode ceramah. Dalam penelitian ini menggunakan uji t-test 80, yaitu: t 1 2 = dengan S X X n n 1 2 S = ( n 1 1) S n ( n + n ) S 2 2 Keterangan: X 1 = Rata-rata data kelas eksperimen X 2 = Rata data kelas control n 1 n 2 S S 1 S 2 = Banyaknya peserta didik kelas eksperimen = Banyaknya peserta didik kelas kontrol = Simpangan baku gabungan = Simpangan baku kelas eksperimen = Simpangan baku kelas kontrol d. Uji Deskriptif Observasi aktivitas siswa Observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas disini merupakan hasil belajar aspek psikomotorik siswa. Aspek psikomotorik diambil dari aktivitas peserta didik pada pembelajaran praktikum Bahan Kimia di Rumah Tangga. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aktifitas siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Rumus yang digunakan adalah : Nilai = x 100 % 81 Kategori rata-rata aktivitas adalah sebagai berikut. 82 hlm Ibid., hlm Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2004), Cet. 14,

61 47 80 % - 100% = Sangat baik 66% - 79% = Baik 56% - 65% = Cukup 40% - 55% = Kurang 30% - 39% = Sangat Kurang e. Uji Deskriptif Keefektivitasan Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melakukan tugas dengan sasaran yang dituju, dapat dikemukakan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota. 83 Analisis keefektivan bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Time Token lebih efektif daripada metode ceramah. Analisis keefektivan model pembelajaran Time Token dilihat dari: 1) Rata-rata nilai kognitif peserta didik,katagorinya adalah sebagai berikut = Sangat Efektif (Skor 5) = Efektif (Skor 4) = Cukup Efektif (Skor 3) = Kurang Efektif (Skor 2) = Sangat Kurang Efektif (Skor 1) 84 2) Presentase rata-rata nilai aktivitas psikomotorik seluruh siswa,katagorinya adalah sebagai berikut = Sangat Efektif (Skor 5) = Efektif (Skor 4) = Cukup Efektif (Skor 3) = Kurang Efektif (Skor 2) 82 Suharsimi Arikunto, op.cit. hlm E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2004), hlm Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 133.

62 = Sangat Kurang Efektif (Skor 1) 85 3) Jumlah peserta didik yang tuntas KKM pada penelitian dengan nilai > 65,katagorinya adalah sebagai berikut = Sangat Efektif (Skor 5) = Efektif (Skor 4) 9 12 = Cukup Efektif (Skor 3) 5 8 = Kurang Efektif (Skor 2) 1 4 = Sangat Kurang Efektif (Skor 1) 4) Jumlah peserta didik dari aktivitas psikomotorik siswa dengan nilai > 75,katagorinya adalah sebagai berikut = Sangat Efektif (Skor 5) = Efektif (Skor 4) 9 12 = Cukup Efektif (Skor 3) 6 8 = Kurang Efektif (Skor 2) 1 4 = Sangat Kurang Efektif (Skor 1) Untuk penentuan efektivitas total pembelajaran digunakan jumlah skor dari tiap-tiap indikator.adapun kriteria efektivitas total sebagai berikut. Skor Efektif Kriteria Sangat Efektif Efektif Cukup Efektif 9 11 Kurang Efektif 0-8 Sangat Kurang Efektif 85 Ibid.,

63 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi sebelum penelitian Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran sebelum penelitian dilakukan, menunjukkan guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah pada mata pelajaran IPA terpadu. Akan tetapi, keaktifan guru tidak dimbangi dengan aktifnya siswa, akibatnya siswa hanya memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan dan konsep sendiri. Metode ceramah yang digunakan guru terlihat monoton dan sangat membosankan sehingga siswa tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran, dan aktivitas siswa seakan terbatasi akhirnya potensi yang dimiliki siswa kurang tergali secara optimal. Hal ini terlihat dari kurangnya interaktif antara siswa dengan guru saat proses pembelajaran. Berdasarkan hasil ulangan harian materi IPA Terpadu siswa kelas VIII MTs Uswatun Hasanah Mangkang sebelum penelitian siswa yang mencapai standar ketuntasan hanya sekitar 5 10 siswa dari masing-masing kelas dengan jumlah rata-rata siswa tiap kelas adalah 22 siswa. Banyaknya siswa yang belum mencapai standar ketuntasan menunjukkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi IPA terpadu. Ini diakibatkan kurangnya kesiapan peserta didik dan kurangnya ketertarikan peserta didik dalam proses belajar. Berbagai kebijakan telah dibuat oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan pendidikan, salah satunya dengan memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Tetapi pembelajaran yang berlangsung di MTs Uswatun Hasanah Mangkang masih berorientasi guru sedangkan

64 50 pembelajaran yang berorientasi siswa belum maksimal. Padahal dalam KTSP proses belajar mengajar dituntut tidak hanya guru yang aktif tetapi siswa juga aktif dalam proses belajar mengajar tersebut. Mencermati masalah di atas, siswa memerlukan suatu pembelajaran yang berbeda dengan metode ceramah. Karena pada dasarnya pembelajaran pada materi IPA terpadu lebih banyak materi hafalannya, sehingga model pembelajaran time token mampu memberikan sesuatu proses pembelajaran yang lebih efektif untuk memahamkan siswa dalam bentuk hafalan. Pada model pembelajaran time token ini yaitu berupa kupon atau kartu yang berisi tentang kata kunci pada materi pembelajaran. Sehingga siswa secara mandiri dapat menemukan konsep dan pemahaman sendiri tanpa harus menghafal dengan cara mengemukakan idea atau gagasan. Berdasarkan penelitian sebelumnya 86 yaitu: Aplikasi model pembelajaran time token pada mata pelajaran Biologi dengan model pembelajaran time token pada materi pokok regulasi diperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik dan efektif, selain itu siswa tidak merasa bosan dalam proses belajar dan lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar serta dapat menambah ketrampilan guru dalam menerapkan variasi model pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa efektif model pembelajaran time token terhadap hasil belajar siswa sehingga membuat pembelajaran menjadi tidak membosankan. 2. Tahap Penelitian dan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas model pembelajaran time token. Uji efektivitas ini dilakukan dengan cara membandingkan efektivitas pembelajaran metode ceramah dengan model pembelajaran time token. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 24 Agustus sampai 86 Skripsi tentang Penerapan Model Pembelajaran Time Token Pada Materi System Regulasi. Online.simawa.unnes.time token.2009.

65 51 dengan 03 Oktober 2009 dengan 6 kali pertemuan. Adapun tahapan penelitian secara ringkas disajikan pada Tabel 4.1 sebagai berikut. Tabel 4.1 Tahapan Penelitian Pertemuan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen I Pretest Pretest Pemaparan Materi Bahan Pemaparan model time token Kimia di Rumah Tangga secara global dan materi bahan kimia di rumah tangga secara global II Membahas materi bahan Membahas secara kelompok kimia di rumah tangga materi bahan kimia di rumah tangga dengan menggunakan model pembelajaran time token III Praktikum dan pembuatan Praktikum dan pembuatan laporan laporan IV V Memaparkan materi dan Memaparkan materi dan diskusi di depan kelompok diskusi di depan kelompok lain lain dengan menggunakan model pembelajaran time token VI Posttest Posttest Secara rinci tahapan proses penelitian dan data yang dihasilkan dapat dipaparkan sebagai berikut.

66 52 a. Pretest dan Nilai Pretest 1) Kelas Eksperimen Sebelum pembelajaran, dalam kelas eksperimen dilakukan pretest. Menurut Ngalim Purwanto, pretest adalah test yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan) yang akan disajikan. 87 Sebagaimana pendapat Ngalim Purwanto, pretest disini bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan dan sebagai data awal untuk mengetahui kondisi awal sampel. Berdasarkan hasil penelitian kelas VIII B sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran time token mencapai nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 45, dengan nilai rata-rata Rentang (R) 40, banyaknya kelas diambil 5 kelas, banyak interval kelas diambil 5. Dari perhitungan diperoleh ( f i x i ) = 1438 dengan simpangan baku Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut. Data dan perhitungan lengkapnya disajikan dalam Lampiran 22 dan 23. Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen No Interval Kelas Frekuensi Jumlah M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 28

67 53 2) Kelas Kontrol Seperti dalam kelas eksperimen, kelas kontrol juga dilaksanakan pretest, pelaksanaan pretest dalam kelas kontrol ini juga mempunyai tujuan yang sama seperti pretest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian kelas VIII A, yaitu kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran time token sebelum diajar mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40, dengan nilai rata-rata 60. Rentang (R) 40, dan banyaknya kelas yang diambil 5 kelas, banyak interval kelas yang diambil 5. Dari perhitungan diperoleh ( f i x i ) = 1328 dengan simpangan baku Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut. Data dan perhitungan lengkapnya disajikan dalam Lampiran 22 dan 24. Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol No Interval Kelas Frekuensi Jumlah 22 b. Posttest dan Data Nilai Posttest 1) Kelas Eksperimen Posttest dilaksanakan setelah pembelajaran selesai. Menurut Ngalim Purwanto, posttest adalah tes yang diberikan pada setiap akhir pengajaran untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa

68 54 terhadap bahan pengajaran (pengetahuan) setelah mengalami suatu kegiatan belajar. 88 Sebagaimana pendapat Ngalim Purwanto, posttest bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan dan sebagai dat akhir untuk mengetahui kondisi akhir sampel. Berdasarkan hasil penelitian kelas VIII B setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran time token mencapai nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 65, dengan nilai rata-rata Rentang (R) 25, banyaknya kelas yang diambil 5 kelas, banyak interval kelas diambil 5. Dari perhitungan diperoleh ( f i x i ) = 1677dengan simpangan baku Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut. Data dan perhitungan lengkapnya disajikan dalam Lampiran 25. Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen No Interval Kelas Frekuensi Jumlah 22 2) Kelas Kontrol Seperti dalam kelas eksperimen, kelas kontrol juga dilaksanakan posttest, pelaksanaan posttest dalam kelas kontrol ini juga mempunyai tujuan yang sama seperti posttest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen. 88 Ibid.

69 55 Berdasarkan hasil penelitian kelas VIII A, yaitu kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran time token setelah diajar mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 45, dengan nilai rata-rata Rentang (R) 35, dan banyaknya kelas yang diambil 5 kelas, banyak interval kelas yang diambil 5. Dari perhitungan diperoleh f i x i ) = 1451 dengan simpangan baku Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut. Data dan perhitungan lengkapnya disajikan dalam Lampiran 26. Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol No Interval Kelas Frekuensi Jumlah 22 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari hasil nilai rata-rata pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut. Tabel 4.6 Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Kelas Rata-Rata Nilai Kriteria

70 56 Pretest Posttest Eksperimen Efektif Kontrol Cukup Efektif Dengan rata-rata nilai pretest dan posttest kelas eksperimen adalah 71 dan rata-rata nilai pretest dan posttest kelas kontrol adalah 64. c. Data Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa aspek psikomorik. Observasi aspek psikomotorik diambil dari pembelajaran praktikum bahan kimia dalam rumah tangga. Dari data hasil observasi dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran time token pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berikut ini disajikan hasil rekapitulasi observasi aktivitas psikomotorik peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada Tabel 4.7 sebagai berikut. Data lengkap disajikan dalam Lampiran 35. Tabel 4.7 Rekapitulasi Observasi Psikomotorik Peserta Didik No. Kelas Kelompok I II III IV V VI VII Jumlah Kriteria 1 Eksperimen % Sangat Efektif 2 Kontrol % Cukup Efektif B. Analisis Data dan Pengujian hipotesis 1. Analisis Data Awal Analisis tahap awal dilakukan sebelum pelaksanaan perlakuan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis ini bertujuan untuk

71 57 mengetahui adanya kondisi awal populasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berawal dari titik tolak yang sama. Data yang digunakan pada analisis tahap awal adalah nilai pretest. Pada analisis tahap awal dilakukan uji normalitas, dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat, dengan kriteria pengujian adalah tolak H o χ 2 hitung χ 2 tabel untuk taraf nyata =0,05 dan dk = k - 3 dan terima H o χ 2 hitung < χ 2 tabel. Hasil uji normalitas data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat Tabel 4.8. Data dan perhitungan lengkapnya disajikan dalam Lampiran 23. Tabel 4.8 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest No Kelas Kemampuan χ 2 hitung χ 2 tabel Keterangan 1. Eksperimen (VIII B) 2. Kontrol (VIII A) Pretest Normal Pretest Normal Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa kedua kelompok yaitu kelas eksperimen (VIII B) dan kelas kontrol (VIII A) dalam kondisi normal, karena memiliki harga simpangan baku yang diketahui, maka χ 2

72 58 hitung < χ 2 tabel. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 23 dan 24. b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas dilakuakan untuk mengetahui homogenitas populasi dan untuk mengetahui bagaimana cara pengambilan sampel dari populasi. Kriteria pengujiannya adalah apabila χ 2 hitung < χ 2 tabel untuk taraf nyata =0, 05 dan dk = k 1 maka data berdistribusi homogen. Hasil analisis data uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Daftar Uji Barlett Nilai Pretest No Kelas Kemampuan χ 2 hitung χ 2 tabel Keterangan 1 Eksperimen Pretest 1,17 3,84 Homogen 2 Kontrol Pretest 0,11 3,84 Homogen Berdasarkan tabel 4.9, diperoleh χ 2 hitung < χ 2 tabel dengan taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa diterima yang berarti populasi tidak berbeda satu dengan yang lain (homogen) yaitu antara kelas kontrol VIII A dan kelas eksperimen VIII B. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara terperinci pada Lampiran 27. c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai rata-rata yang tidak jauh berbeda pada tahap awal ini. Rata-rata kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -t tabel < t hitung < t tabel. Hasil analisis uji kesamaan dua rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.10.

73 59 Tabel 4.10 Daftar Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kelas N Mean Varians Standar Pretest Deviasi (SD) t hitung t tabel Eksperimen 22 64, ,7078 8,93 1,868 2,02 Kontrol 22 59, ,6407 9,63 Dari perhitungan diperoleh t hitung = 1,868 dan t tabel = t tabel (0.975) (70) = 2, 02 dengan taraf signifikansi = 5%, dengan dk = n 1 + n 2 2 = 70, peluang = 1 1/2 = 1 0,025 = 0,975, maka dikatakan bahwa rata-rata pre test kedua kelompok tidak berbeda. Artinya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih, mempunyai kondisi yang sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Analisis Tahap Akhir Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah dikemukakan. Data yang digunakan pada analisis tahap akhir ini adalah data nilai postest siswa kelas VIII B yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran time token dan pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran time token. Analisis tahap akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data sebelum perlakuan dan setelah perlakuan dan untuk menentukan uji hasil penelitian selanjutnya. Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah tolak H o χ 2 hitung χ 2 tabel untuk taraf nyata =0.05 dan dk = k - 3 dan terima H o χ 2 hitung < χ 2 tabel. Hasil uji normalitas data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat Tabel Tabel 4.11 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest kelas VIII

74 60 No Kelas Kemampuan χ 2 hitung χ 2 tabel Keterangan 1. Eksperimen Posttest 5,7016 5,99 Normal 2. Kontrol Posttest 5,6509 5,99 Normal Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa kedua kelompok yaitu kelas eksperimen (VIII B) dan kelas kontrol (VIII A) dalam kondisi normal, karena memiliki harga simpangan baku yang diketahui. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas kedua sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan kriteria pengujiannya adalah apabila χ 2 hitung < χ 2 tabel untuk taraf nyata =0,05 dan dk = k 1 maka data berdistribusi homogen. Hasil analisis data uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.12 Daftar Uji Barlett Nilai Posttest No Kelas Kemampuan χ 2 hitung χ 2 tabel Keterangan 1 Eksperimen Posttest 1,2986 3,84 Homogen 2 Kontrol Posttest 1,1666 3,84 Homogen Berdasarkan tabel 4.12, diperoleh χ 2 hitung < χ 2 tabel dengan taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa diterima yang berarti populasi tidak berbeda satu dengan yang lain (homogen) yaitu antara kelas kontrol VIII A dan kelas eksperimen VIII B. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara terperinci pada Lampiran 29. c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Kondisi Akhir

75 61 Teknik statistik yang digunakan dalam uji perbedaan dua rata-rata kondisi akhir ini adalah teknik t-test. Digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan anatara dua buah distribusi data. Pengujian ini menggunakan uji pihak kanan. Hipotesis H o dan H i adalah: H 0 = H i = Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh untuk kemampuan ranah kognitif kelas eksperimen dengan model pembelajaran time token diperoleh rata-rata nilai posttest adalah (dibulatkan menjadi 77) dan standar deviasi (SD) adalah sedangkan kelas kontrol dengan metode ceramah diperoleh rata-rata nilai posttest (dibulatkan menjadi 67) dan standar deviasi (SD) adalah dengan dk = = 70 dan taraf nyata 5% maka diperoleh t hitung dengan t tabel Dari perhitungan t - test, jika dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka t hitung > t tabel sehingga H 0 ditolak dan H a diterima. Dari pernyataan di atas terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai posstest sebelum dan sesudah perlakuan. Hal ini berarti model pembelajaran time token mempunyai pengaruh terhadap efektivitas belajar siswa. Hasil analisis uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.13 Hasil Perhitungan t-test Nilai Posttest Kelas N Mean Varians Standar Deviasi Eksperimen 22 76, ,2987 7,16 Kontrol 22 67, ,3723 9,08 t hitung t tabel 3,946 1,68 Lampiran 31. Untuk lebih jelasnya perhitungan 3. Uji Analisis Deskriptif Data Observasi t-test dapat dilihat pada

76 62 Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa yang diambil dari pembelajaran praktikum bahan kimia dalam rumah tangga. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dalam kegiatan praktikum lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil observasi aspek psikomotorik yaitu pada kegiatan praktikum kelas eksperimen terlihat lebih tinggi dibanding hasil belajar aspek psikomotorik kelas kontrol, dengan konversi nilai rata-rata pada kelas kontrol 65% dan pada kelas eksperimen 81%. Data lengkap disajikan pada Lampiran Uji Analisis Deskriptif Keefektifan Analisis keefektifan bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran time token lebih efektif daripada yang tidak menggunakan model pembelajaran time token. Hasil analisis keefektifan model pembelajaran time token dilihat dari hasil belajar siswa yang berupa akumulasi dari hasil belajar ranah kognitif dan ranah psikomotorik. Analisis keefektifan model pembelajaran time token dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.14 Perhitungan Analisa Model Pembelajaran Time Token No Eksperimen Kontrol Pencapaian Skor Pencapaian Skor 1 Rata-rata nilai kognitif pretest dan postest 2 Persentase aktivitas 81% 5 65% 3 psikomotorik seluruh siswa 3 Jumlah peserta didik tuntas 20 siswa 5 11 siswa 3 KKM 4 Jumlah peserta didik dari 18 siswa 5 8 siswa 2 aktivitas psikomotorik siswa

77 63 dengan nilai > 75 Jumlah Berdasarkan hasil perbandingan tersebut didapatkan bahwa model pembelajaran time token lebih efektif dari pada metode ceramah, dengan nilai rata-rata aspek kognitif pretest dan posttest pada kelas eksperimen adalah 71 sedangkan pada kelas kontrol adalah 64 dan presentase nilai aspek psikomotorik kelas eksperimen adalah 81% sedangkan pada kelas kontrol adalah 65%,dengan rata-rata nilai kognitif dan presentase nilai psikomotorik siswa kelas eksperimen adalah 76%, sedangkan pada kelas kontrol adalah 65%. C. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yakni menempatkan subyek penelitian kedalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan menjadi kategori kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum diadakan penelitian, peneliti melakukan tehnik pengambilan sampel dengan cara random sampling dan didapatkan kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan model pembelajaran time token sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan model pembelajaran time token. Sebelum pembelajaran, terlebih dahulu diadakan pretest pada kelas VIII A mengenai materi pokok bahan kimia di rumah tangga untuk mengetahui kondisi awal peserta didik sebelum memperoleh pembelajaran. Berdasarkan perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas data pada kemampuan awal (pretest) dari kedua kelompok yaitu kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen adalah berdistribusi normal dan homogen. Hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi kemampuan awal siswa

78 64 kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum dikenai pembelajaran adalah setara atau sama. Untuk memberikan gambaran yang lebih luas tentang daftar perhitungan distribusi frekuensi nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dibuat histogram Gambar 4.1 dan 4.2 sebagai berikut. Gambar 4.1 Histogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen

79 65 Gambar 4.2 Histogram Nilai Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh bahwa kemampuan ranah kognitif kelas eksperimen dengan model pembelajaran time token diperoleh rata-rata nilai posttest adalah 76, 82 (dibulatkan menjadi 77) dan standar deviasi (SD) adalah 7, 16. Sedangkan kelas kontrol dengan metode ceramah diperoleh rata-rata posttest adalah 67, 09 (dibulatkan menjadi 67) dan standar deviasi (SD) adalah 9, 07 dengan dk = = 70 dan taraf nyata 5% maka diperoleh t tabel = 1, 68. Dari perhitungan t-test t hitung = 3, 94. Jika dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka t hitung > t tabel sehingga H 0 ditolak dan H a diterima. Hal ini berarti pembelajaran dengan model pembelajaran time token lebih baik daripada metode ceramah terhadap hasil belajar kognitif peserta didik pada materi pokok bahan kimia di rumah tangga. Ini dikarenakan dengan menggunakan model pembelajaran time token menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan, sehingga peserta didik mudah mengingat materi yang diajarkan dengan konsep dan pengetahuan sendiri. Selain itu model pembelajaran time token bisa melatih rasa percaya diri siswa dan keaktifan belajar siswa dalam mengemukakan pendapatnya. Untuk memberikan gambaran yang lebih luas tentang daftar perhitungan distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dibuat histogram Gambar 4.3 dan 4.4 sebagai berikut.

80 66 Gambar 4.3 Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen Gambar 4.4 Histogram Nilai Posttest Kelas Kontrol Dalam penelitian ini disamping menggunakan metode tes juga menggunakan metode observasi. Metode ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa yang diambil dari pembelajaran praktikum bahan kimia di rumah tangga. Dalam penelitian ini peserta didik dibagi dalam 7 kelompok dan masing-

81 67 masing kelompok dibagi lembar kerja praktikum, sedangkan guru mengamati jalannya kinerja praktikum peserta didik dengan beberapa penilaian dilihat dari segi keamanan, ketertiban, pelaksanaan, dan tanggung jawab. Untuk memberikan gambaran yang lebih luas mengenai hasil observasi baik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dibuat histogram seperti pada Gambar 4.5 sebagai berikut. Gambar 4.5 Histogram Observasi Aktivitas Siswa Ranah Psikomotorik Dalam Kegiatan Praktikum Menurut hasil histogram 4.5, menunjukan bahwa hasil observasi pada kegiatan praktikum atau hasil belajar aktivitas ranah psikomotorik kelas eksperimen terlihat lebih tinggi dibanding hasil belajar aktivitas ranah psikomotorik kelas kontrol. Berdasarkan hasil ranah aktivitas psikomotorik dapat disimpulkan pada kelas eksperimen, dengan model pembelajaran time token dapat menimbulkan suasana pembelajaran yang menyenangkan, dapat memacu keaktifan siswa, melatih rasa percaya diri siswa dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri. Model pembelajaran time token berperan dalam hal perolehan konsep dan keterampilan siswa serta memahami pelajaran terutama dalam hal ini pada pelajaran IPA Terpadu pada materi pokok bahan kimia di rumah tangga. Karena

82 68 bahan kimia di rumah tangga merupakan salah satu materi pelajaran kimia yang berkaitan langsung dengan pengetahuan alam yang sering dijumpai di lingkungan sekitarnya. Materi ini merupakan materi yang banyak hafalan sehingga menuntut siswa untuk mengembangkan nalar dan penguasaan beberapa konsep yang mendasari konsep bahan kimia di rumah tangga. Disamping itu, dalam menerima pelajaran siswa masih menggunakan hafalan yang diberikan oleh guru dengan metode ceramah. Ini mengakibatkan siswa akan cepat bosan pada pembelajaran yang bersifat monoton dan tidak termotivasi untuk aktif mencari definisi sendiri. Dari pemaparan yang telah dijabarkan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran time token dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan dalam menerima pelajaran dan menjadikan pembelajaran lebih efektif. Melalui model pembelajaran time token, siswa diajak untuk aktif dan kreatif. Selain itu, model pembelajaran time token akan membantu siswa melatih daya ingat, rasa percaya diri siswa untuk berbicara dengan orang banyak dan mampu memaparkan argumentasinya sehingga belajar lebih mudah dan lebih cepat serta efisien. Dalam penelitian ini, keefektifan model pembelajaran time token dilihat dari presentasi rata-rata hasil belajar siswa (ranah kognitif dan psikomotorik). Berdasarkan hasil perhitungan analisis keefektifan model pembelajaran time token didapatkan bahwa rata-rata perolehan hasil belajar siswa baik ranah kognitif dan psikomotorik adalah 76%. Perolehan tersebut mempunyai kriteria efektif. Kemudian, dalam kelas kontrol yaitu kelas yang tidak memakai model pembelajaran time token didapatkan 65% yang mempunyai kriteria cukup efektif. Berdasarkan indikator efektivitas metode yang diambil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar (ranah kognitif dan ranah psikomotorik), model pembelajaran time token dalam penelitian ini dinyatakan efektif. Hal tersebut didasarkan dari hasil rata-rata posttest kelas eksperimen (76, 82) dibulatkan menjadi 77 lebih tinggi dari kelas kontrol (67, 09) dibulatkan menjadi 69. Selain

83 69 itu, dari perhitungan t-test didapatkan t hitung > t tabel yaitu 3, 94 > 1, 68 sehingga kemampuan ranah kognitif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Sedangkan menurut hasil histogram hasil observasi menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa pada kegiatan praktikum atau hasil belajar ranah psikomotorik kelas eksperimen terlihat lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Dari hasil analisis deskriptif keefektivan metode dan kesesuaian indikator efektivitas metode, rata-rata nilai kognitif kelas eksperimen adalah 71 dan kelas kontrol adalah 64, persentase aktivitas psikomotorik seluruh siswa kelas eksperimen adalah 81% dan kelas kontrol adalah 65%, jumlah peserta didik yang tuntas KKM dengan nilai > 65 pada kelas eksperimen adalah 20 siswa dan kelas kontrol adalah 11 siswa serta jumlah peserta didik dari aktivitas psikomotorik siswa dengan nilai > 75 pada kelas eksperimen adalah 18 siswa dan pada kelas kontrol adalah 8 siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran time token lebih efektif dari pada metode ceramah dengan nilai rata-rata yang lebih tinggi. Menurut hasil penelitian yang relevan, efektif atau tidaknya suatu model pembelajaran yang diterapkan dalam skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Time Token pada Materi Sistem Regulasi tidak ditentukan oleh kecanggihan suatu model pembelajaran saja, akan tetapi tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini, model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar dan kondisi guru itu sendiri. Strategi belajar mengajar dalam penelitian ini tidak terlepas dari peran aktif siswa secara intelektual maupun fisik dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai dalam ranah kognitif dan psikomotorik. Dengan demikian, efektivitas penggunaan model pembelajaran time token terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII pada materi pokok Bahan Kimia di Rumah Tangga di MTs Uswatun Hasanah Mangkang dapat membelajarkan siswa menjadi lebih efektif karena guru dapat melatih dan mengembangkan kreatifitas ketrampilan sosial siswa dalam mengemukakan ide atau pendapatnya.

84 70 D. Keterbatasan Penelitian Meskipun penelitian ini sudah dikatakan seoptimal mungkin, akan tetapi penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan kekurangan, yang mana hal itu karena keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain. 1. Keterbatasan waktu Penelitian yang dilakukan oleh penulis terpancang oleh waktu, karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka penulis hanya meneliti sesuai keperluan yang berhubungan dengan penelitian saja. Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah. 2. Keterbatasan Tempat Lokasi penelitian adalah MTs. Uswatun Hasanah Mangkang. Maka penulis mengambil sampel dari kelas VIII A dan B. Namun sampel yang diambil dalam penelitian ini sudah memenuhi prosedur penelitian. 3. Keterbatasan Materi Materi dalam penelitian ini terbatas hanya pada materi pokok bahan kimia di rumah tangga kelas VIII.

85 71 BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian skripsi dengan judul Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Time Token Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII pada Materi Pokok Bahan Kimia di Rumah Tangga di MTs Uswatun Hasanah Mangkang. Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar peserta didik yang signifikan antara kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran time token. Hal ini dapat dilihat dari hasil test yang telah dilakukan diperoleh rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen adalah sedangkan pada kelompok kontrol adalah Dari uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t-test dihasilkan t hitung sebesar 3.94 dan t tabel sebesar 1.68 dengan taraf signifikan 5%, berarti t hitung > t tabel, berarti H o ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran time token lebih efektif daripada metode ceramah terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA. B. Saran-saran Mengingat pentingnya model pembelajaran time token sebagai model pembelajaran yang dapat mempengaruhi efektivitas hasil belajar siswa, dengan ini penulis menyarankan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut. 1. Pelaksanaan model pembelajaran time token yang telah dilakukan dikelas VIII MTs. Uswatun Hasanah Mangkang agar terus dilaksanakan untuk mencapai suasana belajar yang menyenangkan dan bervariatif. 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran time token, tidak hanya pada materi pokok bahan kimia di rumah tangga dalam pelajaran

86 72 IPA Terpadu untuk mengetahui efektivitas hasil belajar siswa baik aspek kognitif dan psikomotorik. C. Penutup Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Semesta Alam yang tiada daya melainkan dari-nya. Dari semua itu tiada kata yang yang patut penulis ucapkan, melainkan hanya bersyukur kepada Allah SWT karena hanya dengan rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Saran-saran yang penulis ungkapkan dalam skripsi ini diharapkan menjadi koreksi dan bahan pertimbangan bagi MTs. Uswatun Hasanah Mangkang. Semoga Skripsi ini memberikan suatu manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca.

87 73 DAFTAR PUSTAKA Arends, Richard I., Learning To Teach, Terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara, 2001., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Arisworo, Djoko, dkk, Ilmu Pengetahuan Alam, Bandung: Grafindo Media Pratama, Aswan dan Syaiful, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rhineka Cipta, Aziz, Abdul dan Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Turuqut Tadris, Mesir: Darul Ma arif, Chaerani, Rani, Analisis Pemahaman Siswa SMP Kelas VIII Terhadap Materi Dengan Pembelajaran Sains Terpadu Pada Tema Air, Skripsi Pendidikan Kimia, Bandung: UPI Bandung, Choirunnisa, Siti, Pengaruh Pembelajaran Sains Aktif Dan Terpadu Terhadap Aktifitas Belajar Pada Sub Pokok Bahasan Bagian-Bagian Tumbuhan Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri Karangasem Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2006/2007, Skripsi Pendidikan Biologi, Semarang: IKIP PGRI, Darmawangsa, Dante, Model Pembelajaran Terpadu Pada Pengajaran Bahasa Prancis Di SMK N 3 Bandung (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap siswa Kelas I SMK N 3 Bandung Dalam Upaya Penyusunan Modul), Skripsi Pendidikan Bahasa Prancis, Bandung: UPI Bandung, Darsono, Max, dkk, Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP Semarang Press, Darwis, Djamaludin, Strategi Belajar Mengajar, Dalam Islam (ed), PBM-PAI di Sekolah Ekstensi dan Proses Belajar Mengajar PAI, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Djamarah, Syaeful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

88 74 Jihad, Asep dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, Karim, Saiful, dkk, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar, Jakarta: Pusat Perbukuan. Depdik Nas, Lie, Anita, Cooperative Learning: mempraktikan Cooperative-Learning di Ruang- Ruang Kelas,Yogyakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007, Cet. 5. Lutfi, Achmad, Reaksi Saponifikasi pada Proses Pembuatan Sabun. Artikel Online, Diunduh: word press.com/27,02,2009. Lutfi, Sains Kimia SMP Untuk Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, Malik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, Cet.2. Morgan, T. Clifford, Instruction to Psychology, New York: Mc.GrawHill Book Company, Muhfida, Model-Model Pembelajaran. Artikel Online, Diunduh: /Model Pembelajaran. html, 28 September Mujiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Balai Pustaka, Mulyasa E., Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, cet. 7. Nazir, Moh., Metode Penelitian, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005, Cet. 6. Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, Saodih, S. Nana., Landasan Spikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Silberman, Melvin. L., Active Learning, Bandung: Nusa Media, Skinner, E. Charles, Essential of Educational Psychology, New York: Englewood Cliff, 1958.

89 75 Skripsi tentang Penerapan Model Pembelajaran Time Token Pada Materi System Regulasi. Online.simawa.unnes.time token Subroto, B. Suryo., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Grafindo Persada, 2004, Cet. 14., Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Sudjana, Metode Statistika, Bandung: PT. Tarsito, 2001, Cet. 6. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, Suryani, Irma, Pengaruh Model Pembelajaran Sains Terpadu Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII Semester I Tahun Ajaran 2007/2008 Di MTs N 1 Semarang, Skripsi Tadris Biologi, Semarang, IAIN Walisongo Semarang, Sya mil, Al-Qur an, Departemen Agama RI Al-Qur an Tarjamah, Bandung: Sya mil Internasional, Tato, Alternatif Strategi Pembelajaran, Artikel Online, Diunduh dari: http// : Tim Abdi Guru, IPA Terpadu Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, The new community of KOMPOS UNS Solo, Insektisida, Artikel Online, Diunduh: 2 Desember The new community of KOMPOS UNS Solo, Herbisida, Artikel Online, Diunduh: 2 Desember The new community of KOMPOS UNS Solo, Nematisida, Artikel Online, Diunduh: 2 Desember The new community of KOMPOS UNS Solo, Fungisida, Artikel Online, Diunduh: 2 Desember The new community of KOMPOS UNS Solo, Rodentisida, Artikel Online, Diunduh: 2 Desember 2009.

90 76 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, Turindra, Aziz, Pengertian Time Token, Artikel Online, diunduh: http// /:simawa.unnes.ac.id.html,2009, Pengertian dan seluk- beluk-keterampilan, Artikel Online, diunduh: Pengertian Partisipasi, html, diunduh: http//turindraatp.blogspot.com/2009. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 2. Wijaya, Andika Catur, Pengembangan Pembelajaran Sains Aktif Dan Terpadu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Ketergantungan Antara Makhluk Hidup Siswa Kelas IV Semester II SDN 3 Karangasem Tahun Ajaran 2007/2008, Skripsi Pendidikan Biologi, Semarang: IKIP PGRI, 2006). Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang: UMM press, 2007, Cet. 4. Winataputra. Udin S., Stategi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001.

91 77 DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN Nama : Nurulita Mutiara NIM : Fakultas : Tarbiyah Jenis Kelamin : Wanita Tempat Tanggal Lahir : Purwakarta, 29 Agustus 1987 Agama : Islam Alamat : Komplek PJT II Blok B No. 12 B. Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat Jenjang Pendidikan: 1. Taman Kanak-kanak Nurul Iman, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat Lulus Tahun SDN Curug II, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat Lulus Tahun SLTPN II Klari, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat Lulus Tahun SMA PGRI 1, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat Lulus Tahun IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Provinsi Jawa Tengah Angkatan 2005 Demikian daftar riwayat pendidikan ini saya buat dengan sebenarnya. Semarang, 10 Februari 2010 Penulis Nurulita Mutiara NIM

92 DAFTAR LAMPIRAN 78

93 79 SILABUS Sekolah : MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Kelas/semester : VIII (delapan)/ I(satu Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Standar Kompetensi : 4. Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan 4.1 Kompetensi Dasar Mengid entifika si, mengu mpulka n data dan menyi mpulka n penggu naan dan efek sampin g bahan kimia di rumah tangga serta mengko munika Materi Pokok/ Pembelaja ran Kimia Rumah Tangga Kegiatan Pembelajara n Mendata bahan kimia alami pada kemasan produk kebutuh an rumah tangga dan mengkla sifikasika nnya sesuai dengan kegunaa nnya Studi pustaka untuk mendap atkan informas i tentang bahanbahan kimia Indikator Mengiden tifikasi contoh bahanbahan kimia yang ada di rumah tangga Mengelo mpokkan macammacam bahan kimia di rumah tangga Menyebut kan beberapa Teknik Tes tulis Unjuk kerja Tes tulis Penilaian Bentuk Instrumen Tes uraian Praktikum Tes uraian Contoh Instrumen Apakah yang kalian ketahui tentang bahan kimia di rumah tangga? Bahan kimia apa saja yang ada di rumah kita? Apakah dampak yang ditimbul kan dari penggun aan bahan kimia Alokasi Waktu S 2 x 40

94 80 sikanny a yang berguna dalam produk kebutuh an rumah tangga Mencari informas i melalui referensi /nara sumber tentang efek samping bahan kimia yang terdapat pada produk kebutuh an rumah tangga dampak negatif atau efek samping dari pengguna an bahan kimia serta pencegaha nnya secara berlebih an?

95 81

96 82 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Sekolah Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/I Tema : MTs. Uswatun Hasanah Mangkang : Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga A. Standar Kompetensi Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi, mengumpulkan data dan menyimpulkan penggunaan dan efek samping bahan kimia di rumah tangga serta mengkomunikasikannya C. Indikator Mengidentifikasi contoh bahan-bahan kimia yang ada di rumah tangga Mengelompokkan macam-macam bahan kimia di rumah tangga Menyebutkan beberapa dampak negatif atau efek samping dari penggunaan bahan kimia serta pencegahannya D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam bahan kimia yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari 2. Peserta didik dapat menjelaskan pengelompokkan bahan kimia rumah tangga 3. Peserta didik dapat menjelaskan efek samping bahan kimia yang terdapat dalam produk kebutuhan rumah tangga serta pencegahannya E. Model Pembelajaran 1. Model : Ceramah 2. Metode : a. Diskusi kelompok b. Presentasi c. Tanya jawab F. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1 1. Kegiatan awal

97 83 Apersepsi a. Guru menanyakan kepada peserta didik sebagai motivasi Apakah yang kalian ketahui tentang bahan kimia di rumah tangga? b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan hari ini 2. Kegiatan inti a. Guru membagi kelompok menjadi 4 orang siswa. b. Peserta didik mendiskusikan materi tentang bahan pembersih, bahan pewangi dan bahan pemutih yang ada dalam kehidupan sehari-hari c. Peserta didik menjelaskan bahan-bahan kimia yang ada dalam bahan pembersih, bahan pewangi dan bahan pemutih 3. Kegiatan penutup a. Guru memberikan bimbingan untuk menyimpulkan hasil belajar b. Guru memberi tugas untuk mempelajari materi berikutnya G. Penilaian 1. Teknik : Tes tertulis 2. Bentuk Instrumen : Uraian 3. Soal/ Instrumen : Mengelompokkan bahan-bahan kimia yang ada di rumah tangga H. Sumber Belajar 1. Buku IPA 2. LKS IPA 3. Lingkungan sekitar Semarang, 9 September 2009 Mengetahui, Guru IPA Peneliti Abdul Aziz, S.Ag, S.Pd Nurulita Mutiara Mengetahui

98 84 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Sekolah Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/I Tema : MTs. Uswatun Hasanah Mangkang : Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga A. Standar Kompetensi Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi, mengumpulkan data dan menyimpulkan penggunaan dan efek samping bahan kimia di rumah tangga serta mengkomunikasikannya C. Indikator Mengidentifikasi contoh bahan-bahan kimia yang ada di rumah tangga Mengelompokkan macam-macam bahan kimia di rumah tangga Menyebutkan beberapa dampak negatif atau efek samping dari penggunaan bahan kimia serta pencegahannya D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam bahan kimia yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari 2. Peserta didik dapat menjelaskan pengelompokkan bahan kimia rumah tangga 3. Peserta didik dapat menjelaskan efek samping bahan kimia yang terdapat dalam produk kebutuhan rumah tangga serta pencegahannya E. Model Pembelajaran 1. Model : Ceramah 2. Metode : a. Praktikum b. Diskusi kelompok c. Presentasi d. Tanya jawab F. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-2

99 85 1. Kegiatan awal Apersepsi Guru menanyakan kepada peserta didik sebagai motivasi Bahan kimia apa saja yang ada di rumah kita? 2. Kegiatan inti a. Guru membagi kelompok menjadi 4 orang siswa. b. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca tata kerja kegiatan praktikum c. Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum sesuai petunjuk d. Peserta didik mulai merangkai alat dan bahan serta guru membimbing dalam kegiatan praktikum e. Masing-masing kelompok berdiskusi dan menjawab pertanyaan sesuai petunjuk praktikum f. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil percobaannya g. Guru memberi penguatan materi terhadap hasil diskusi peserta didik dan member kesempatan pada peserta didik untuk bertanya h. Guru memberi penghargaan kepada kelompok terbaik 3. Kegiatan penutup Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan hasil percobaan G. Penilaian 1. Teknik : Tes untuk kerja 2. Bentuk Instrumen : Tes identifikasi 3. Soal/ Instrumen : Pemahaman dan penerapan konsep H. Sumber Belajar 4. Buku IPA 5. Lingkungan sekitar

100 86 Semarang, 9 September 2009 Mengetahui, Guru IPA Peneliti Abdul Aziz, S.Ag, S.Pd Nurulita Mutiara Mengetahui

101 87 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Sekolah Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/I Tema : MTs. Uswatun Hasanah Mangkang : Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga A. Standar Kompetensi Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi, mengumpulkan data dan menyimpulkan penggunaan dan efek samping bahan kimia di rumah tangga serta mengkomunikasikannya C. Indikator Mengidentifikasi contoh bahan-bahan kimia yang ada di rumah tangga Mengelompokkan macam-macam bahan kimia di rumah tangga Menyebutkan beberapa dampak negatif atau efek samping dari penggunaan bahan kimia serta pencegahannya D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam bahan kimia yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari 2. Peserta didik dapat menjelaskan pengelompokkan bahan kimia rumah tangga 3. Peserta didik dapat menjelaskan efek samping bahan kimia yang terdapat dalam produk kebutuhan rumah tangga serta pencegahannya E. Model Pembelajaran 1. Model : Ceramah 2. Metode : a. Diskusi kelompok b. Presentasi c. Tanya jawab F. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-3 1. Kegiatan awal

102 88 Apersepsi a. Guru menanyakan kepada peserta didik sebagai motivasi Apakah dampak yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia secara berlebihan? b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini 2. Kegiatan inti a. Guru membagi kelompok menjadi 4 orang siswa. b. Peserta didik mendiskusikan materi tentang efek samping dari penggunaan bahan kimia dan pencegahannya c. Peserta didik menjelaskan beberapa dampak negatif dari penggunaan bahan kimia 3. Kegiatan penutup Guru memberikan bimbingan untuk menyimpulkan hasil belajar G. Penilaian 1. Teknik : Tes tertulis 2. Bentuk Instrumen : Uraian 3. Soal/ Instrumen : Menyebutkan beberapa efek samping penggunaan bahan kimia dan pencegahannya H. Sumber Belajar 1. Buku IPA 2. LKS IPA 3. Lingkungan sekitar September 2009 Semarang, 9 Mengetahui, Guru IPA Peneliti Abdul Aziz, S.Ag, S.Pd Nurulita Mutiara Mengetahui

103 89 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Exsperimen Sekolah : MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/I Tema : Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga A. Standar Kompetensi Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi, mengumpulkan data dan menyimpulkan penggunaan dan efek samping bahan kimia di rumah tangga serta mengkomunikasikannya C. Indikator Mengidentifikasi contoh bahan-bahan kimia yang ada di rumah tangga Mengelompokkan macam-macam bahan kimia di rumah tangga Menyebutkan beberapa dampak negatif atau efek samping dari penggunaan bahan kimia serta pencegahannya D. Tujuan Pembelajaran 4. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam bahan kimia yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari 5. Peserta didik dapat menjelaskan pengelompokkan bahan kimia rumah tangga 6. Peserta didik dapat menjelaskan efek samping bahan kimia yang terdapat dalam produk kebutuhan rumah tangga serta pencegahannya E. Model Pembelajaran 1. Model : IPA Terpadu 2. Metode : a. Diskusi kelompok b. Presentasi c. Tanya jawab

104 90 F. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1 1. Kegiatan awal Apersepsi a. Guru menanyakan kepada peserta didik sebagai motivasi Apakah yang kalian ketahui tentang bahan kimia di rumah tangga? b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan hari ini 2. Kegiatan inti a. Guru membagi kelompok menjadi 4 orang siswa. b. Peserta didik mendiskusikan materi tentang bahan pembersih, bahan pewangi dan bahan pemutih yang ada dalam kehidupan sehari-hari c. Tiap peserta didik diberi kupon bicara untuk menjelaskan tentang materi yang didiskusikan 3. Kegiatan penutup a. Guru memberikan bimbingan untuk menyimpulkan hasil belajar b. Guru memberi tugas untuk mempelajari materi berikutnya G. Penilaian 1. Teknik : Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen : Uraian 3. Soal/ Instrumen : Mengelompokkan bahan-bahan kimia yang ada di rumah tangga H. Sumber Belajar 1. Buku IPA 2. LKS IPA 3. Lingkungan sekitar Mengetahui, Guru IPA Peneliti Semarang, 9 September 2009 Abdul Aziz, S.Ag, S.Pd Nurulita Mutiara

105 Mengetahui 91

106 92 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Exsperimen Sekolah : MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/I Tema : Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga A. Standar Kompetensi Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi, mengumpulkan data dan menyimpulkan penggunaan dan efek samping bahan kimia di rumah tangga serta mengkomunikasikannya C. Indikator Mengidentifikasi contoh bahan-bahan kimia yang ada di rumah tangga Mengelompokkan macam-macam bahan kimia di rumah tangga Menyebutkan beberapa dampak negatif atau efek samping dari penggunaan bahan kimia serta pencegahannya D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam bahan kimia yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari 2. Peserta didik dapat menjelaskan pengelompokkan bahan kimia rumah tangga 3. Peserta didik dapat menjelaskan efek samping bahan kimia yang terdapat dalam produk kebutuhan rumah tangga serta pencegahannya E. Model Pembelajaran 1. Model : IPA Terpadu 2. Metode :

107 93 a. Praktikum b. Diskusi kelompok c. Presentasi d. Tanya jawab F. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-2 1. Kegiatan awal Apersepsi Guru menanyakan kepada peserta didik sebagai motivasi Bahan kimia apa saja yang ada di rumah kita? 2. Kegiatan inti a. Guru membagi kelompok menjadi 4 orang siswa. b. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca tata kerja kegiatan praktikum c. Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum sesuai petunjuk d. Peserta didik mulai merangkai alat dan bahan serta guru membimbing dalam kegiatan praktikum e. Masing-masing kelompok berdiskusi dan menjawab pertanyaan sesuai petunjuk praktikum f. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil percobaannya g. Guru memberi penguatan materi terhadap hasil diskusi peserta didik dan member kesempatan pada peserta didik untuk bertanya h. Guru memberi penghargaan kepada kelompok terbaik 3. Kegiatan penutup Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan hasil percobaan G. Penilaian 1. Teknik : Tes untuk kerja 2. Bentuk Instrumen : Tes identifikasi 3. Soal/ Instrumen : Pemahaman dan penerapan konsep H. Sumber Belajar 1. Buku IPA 2. Lingkungan sekitar

108 94 September 2009 Semarang, 9 Mengetahui, Guru IPA Peneliti Abdul Aziz, S.Ag, S.Pd Nurulita Mutiara Mengetahui

109 95 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Exsperimen Sekolah : MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/I Tema : Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga A. Standar Kompetensi Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi, mengumpulkan data dan menyimpulkan penggunaan dan efek samping bahan kimia di rumah tangga serta mengkomunikasikannya C. Indikator Mengidentifikasi contoh bahan-bahan kimia yang ada di rumah tangga Mengelompokkan macam-macam bahan kimia di rumah tangga Menyebutkan beberapa dampak negatif atau efek samping dari penggunaan bahan kimia serta pencegahannya D. Tujuan Pembelajaran

110 96 1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam bahan kimia yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari 2. Peserta didik dapat menjelaskan pengelompokkan bahan kimia rumah tangga 3. Peserta didik dapat menjelaskan efek samping bahan kimia yang terdapat dalam produk kebutuhan rumah tangga serta pencegahannya E. Model Pembelajaran 1. Model : IPA Terpadu 2. Metode : a. Diskusi kelompok b. Presentasi c. Tanya jawab F. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-3 1. Kegiatan awal Apersepsi a. Guru menanyakan kepada peserta didik sebagai motivasi Apakah dampak yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia secara berlebihan? b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini 2. Kegiatan inti a. Guru membagi kelompok menjadi 4 orang siswa. b. Peserta didik mendiskusikan materi tentang efek samping dari penggunaan bahan kimia dan pencegahannya c. Tiap peserta didik diberi kupon bicara untuk menjelaskan tentang materi yang didiskusikan 3. Kegiatan penutup Guru memberikan bimbingan untuk menyimpulkan hasil belajar G. Penilaian 1. Teknik : Tes tertulis 2. Bentuk Instrumen : Uraian 3. Soal/ Instrumen : Menyebutkan beberapa efek samping penggunaan bahan kimia dan pencegahannya H. Sumber Belajar 1. Buku IPA

111 97 2. LKS IPA 3. Lingkungan sekitar September 2009 Semarang, 9 Mengetahui, Guru IPA Peneliti Abdul Aziz, S.Ag, S.Pd Nurulita Mutiara Mengetahui

112 98 KISI-KISI SOAL PENELITIAN Tema: Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga Jenjang Pendidikan : MTs. Uswatun Hasanah Mangkang Jumlah Soal : 50 Butir Mata Pelajaran : IPA Terpadu (Sains) Waktu : 60 Menit Kelas / Semester : VIII/ Gasal Bentuk Soal : Pilihan Ganda Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan : Mengidentifikasi, mengumpulkan data dan menyimpulkan penggunaan dan efek samping bahan kimia di rumah tangga serta mengkomunikasikannya.

113 99 C1 C2 C3 C4 C4 Indikator Materi Pokok Pengetahuan (knowledge) Pemahaman (comprehens ion) Penerapan (applicatio n) Analisis (analysis) Sintesis (synthesis ) Pen (eva Mengidenti fikasi contoh bahanbahan kimia yang ada di rumah tangga Mengelomp okkan macammacam bahan kimia di rumah tangga Menyebutk an beberapa dampak negatif atau efek samping dari pengguna an bahan kimia Bahan kimia dalam rumah tangga a. Bahan pembersih - Sabun - Detergen b. Bahan pemutih c. Bahan pewangi d. Pembasmi hama - insektisida - fungisida - bakterisida - rodentisida - nematisida - herbisida Pengaruh / efek samping 1,2,3,4,5,8,9, 13,39 6,7,14,16,18, 28, 35 12,10,15,17, 27,29,30,41, 42 20,21,24, 26,31,32, 38 11,22,33, 36,37,40, 43,46,49 19,2,44,4 8, 50

114 100 serta pencegaha nnya penggunaan bahan kimia dan pencegahanny a. SOAL UJI COBA PENELITIAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d! 1. Dibawah ini termasuk bahan yang berasal dari makhluk hidup, kecuali. a. minyak tanah b. besi c. kain wol d. kain katun 2. Bahan kimia yang digunakan sehari-hari meliputi. a. bahan pewangi b. bahan pestisida c. bahan pembersih d. semua jawaban benar 3. Sabun terbuat dari bahan-bahan berikut, kecuali. a. lemak hewan b. minyak tumbuhan c. krim penghalus kulit d. alkohol 4. Bahan pembersih berikut yang dapat melarutkan lemak adalah. a. detergen b. air c. sabun d. a dan c benar 5. Tujuan pemberian bahan pewarna pada sabun adalah untuk. a. meremajakan kulit b. menghaluskan kulit

115 101 c. memberi tampilan menarik pada sabun d. memberi warna alami pada kulit 6. Senyawa geraniol dapat digunakan sebagai bahan pewangi untuk memberikan aroma. a. melati b. lemon c. mawar d. apel 7. Beberapa bahan kimia yang terdapat dalam bahan pembersih adalah. a. asam sitrat b. asam arang c. alkohol d. karbon dioksida 8. Tujuan penggunaan bahan pemutih pakaian adalah. a. agar serat kain menjadi lebih kuat b. untuk membunuh bakteri dan mengangkat noda yang membandel c. untuk mengubah warna pakaian menjadi kebiru-biruan d. agar pakaian lebih awet 9. Bahan pewangi digunakan untuk mengharumkan. a. ruang kamar b. pakaian c. lantai d. semua jawaban benar 10. Dibawah ini merupakan obat pembasmi serangga, kecuali. a. tawas b. aldrin c. endrin d. DDT 11. Pencemaran air oleh sisa pupuk yang masuk ke sistem air dapat menyebabkan peristiwa. a. Aerasi b. Saponifikasi c. Sulfonasi d. Eutrofikasi 12. Dibawah ini merupakan bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan, kecuali.

116 a. sisa pupuk b. sisa kotoran ternak c. sisa detergen d. insektisida 13. Bentuk-bentuk pencemaran lingkungan karena bahan kimia, kecuali. a. pencemaran tanah b. pencemaran udara c. pencemaran suara d. pencemaran air 14. Menyantap ikan dari sungai yang tercemar bahan pestisida adalah. a. berbahaya karena dapat menyebabkan keracunan makanan b. berbahaya karena ikan sudah membusuk c. tidak berbahaya karena ikan dapat menawar racun d. tidak berbahaya karena badan kita kebal terhadap racun 15. Tindakan berikut dapat mencegah dampak negatif penggunaan bahan kimia. a. memperhatikan petunjuk penggunaan bahan tersebut b. menggunakan alat pelindung, misalnya masker dan sarung tangan c. segera mencuci anggota badan bila terkena bahan kimia d. semua jawaban benar 16. Bahan-bahan yang termasuk bahan kimia alami adalah. a. detergen b. parfum c. gula tebu d. sakarin 17. Pasta gigi merupakan pemutih gigi karena mengandung. a. flour b. klor c. mentol d. sabun 18. Sabun dan deterjen dapat melarytkan lemak dan minyak karena bersifat. a. hidrofobik b. hidrofilik c. ABS d. buih 19. Pestisida yang dapat dipakai untuk membasmi rumput yang menutupi areal perkebunan termasuk kelompok. 102

117 a. fungisida b. bakterisida c. herbisida d. nematisida 20. Berikut ini yang bukan merupakan upaya pengurangan dampak negatifakibat pemakaian bahan kimia dirumah adalah. a. memakai sesuai aturan b. menggunakan pestisida alami c. memakai bahan kimia yang lebih aman d. menghindari pemakaian bahan kimia 21. Bahan kimia yang bukan termasuk pengawet adalah. a. gula b. natrium benzoat c. asam fosfat d. natrium hidroksida 22. Salah satu contoh zat kimia yang dapat dipakai untuk memerahkan warna makanan adalah. a. karoten b. klorofil c. alkanat d. karamel 23. Pestisida yang dapat dipakai untuk membasmi hama tikus termasuk ke dalam kelompok. a. fungisida b. rodentisida c. herbisida d. nematisida 24. Natrium hipoklorit merupakan contoh zat kimia yang dapat berfungsi sebagai. a. pembersih b. pemanis buatan c. pemutih d. pengawet 25. Salah satu contoh zat yang termasuk kelompok psikotropika adalah. a. shabu b. opium c. ganja 103

118 104 d. nikotin 26. Beberapa tindakan atau perilaku yang dapat membantu kalian untuk terhindar dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika adalah. a. aktif berorganisasi b. bergaul dengan siapa saja c. rajin beribadah d. rajin berolah raga 27. Sabun yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari bersifat. a. basa b. asam c. kecut d. manis 28. Reaksi pada proses pembuatan sabun disebut reaksi. a. peruraian b. hidrolisis c. esterifikasi d. saponifikasi 29. Zat yang dapat menurunkan tegangan permukaan air yang terdapat dalam sabun disebut. a. SLS b. hidrofil c. surfaktan d. alkil benzena sulfonat 30. Detergen aktif dapat menimbulkan pencemaran karena. a. bersifat racun b. sukar larut dalam air c. berbahaya terhadap kehidupan air d. sukar dihancurkan oleh mikroorganisme 31. Zat dibawah ini menyebabkan kesadahan air, kecuali. a. MgCl 2 b. CaSO 4 c. Na 2 SO 4 d. Ca(HCO 3 ) Zat pewangi atau pengharum dalam kemasan kaleng jika disemprotkan berwujud aerosol, yaitu. a. zat cair dalam gas

119 105 b. zat gas dalam zat cair c. zat padat dalam zat cair d. zat cair dalam padat 33. Zat kimia yang digunakan sebagai zat pendorong parfum botol adalah. a. gas neon b. gas freon c. gas klorin d. gas fosgen 34. Detergen jenis keras tidak dapat didegradasi, karena mengandung. a. CaSO 4 b. atom Mg c. senyawa karbohidrat d. alkil benzena sulfonat 35. Zat kimia yang berfungsi untuk memberantas hama disebut. a. pestisida b. herbisida c. insektisida d. nematisida 36. Zat kimia pemberantas hama di bawah ini termasuk ke dalam jenis organoklor, kecuali. a. DDT b. aldrin c. lindan d. karbaril 37. Zat kimia pemberantas hama di bawah ini yang termasuk ke dalam jenis karbamat adalah. a. aldrin b. diazinon c. malation d. propoksur 38. Zat kimia yang digunakan sebagai obat pembasmi serangga adalah. a. fungisida b. insektisida c. nematisida d. rodentisida 39. Keuntungan penggunaan detergen dibandingkan dengan sabun adalah.

120 a. cepat larut b. harganya murah c. mengendap pada air sadah d. tetap berbusa pada air sadah 40. Zat kimia yang digunakan untuk memberantas jamur adalah. a. herbisida b. fungisida c. insektisida d. rodentisida 41. Bahan pestisida jenis organoklor yang dilarang penggunaannya adalah. a. DDT b. melation c. kumaklor d. etil paration 42. Zat di bawah ini termasuk pembersih, kecuali. a. detergen b. pasta gigi c. sabun cair d. insektisida 43. Bahan pengharum biasanya bersifat volatil, yang artinya. a. mudah dihirup b. mudah terbakar c. mudah menguap d. mudah membusuk 44. Bahan-bahan parfum di bawah ini yang dapat diperoleh secara sintetis adalah. a. etil miristat b. alil kaproat c. anisaldehida d. semua benar 45. Klorofluorokarbon (CFC) selain digunakan sebagai zat pendorong pada parfum, berfungsi pula sebagai. a. pencair b. pemanas c. refrigerant d. penghasil energi 46. Rodentisida merupakan zat kimia yang dipergunakan untuk memberantas. 106

121 a. tikus b. jamur c. gulma d. cacing 47. Kemampuan suatu senyawa untuk terurai secara alamiah adalah. a. biodegradable b. herbisida c. pestisida d. insektisida 48. Senyawa organik yang merupakan turunan asam ditiokarbomin adalah. a. golongan karbamat b. golongan organoklor c. golongan organofosfat d. natrium stearat 49. Apa yang dimaksud dengan bleaching agent dalam bahan pemutih.. a. produk berbahan dasar minyak bumi b. zat yang dapat menurunkan tegangan permukaan suatu cairan c. zat yang digunakan untuk melembabkan kulit d. zat aktif yang terdapat pada pemutih pakaian/ pengelantang 50. Zat yang dapat mengangkat kelembapan dari lapisan atas kulit adalah. a. Sodium Lauryl Sulphate (SLS) b. Lauryl Alkyl Sulphonate (LAS) c. Sodium Lauryl Ether Sulphate (SLES) d. a dan c benar 107

122 108 KUNCI JAWABAN KISI-KISI SOAL PENELITIAN TEMA: BAHAN KIMIA DALAM RUMAH TANGGA 1. B 11. D 21. A 31. C 41. A 2. D 12. D 22. C 32. A 42. D 3. D 13. C 23. B 33. B 43. C 4. D 14. A 24. C 34. D 44. D 5. C 15. D 25. A 35. A 45. C 6. C 16. C 26. B 36. D 46. A 7. A 17. A 27. A 37. D 47. A 8. B 18. A 28. D 38. B 48. A 9. D 19. C 29. C 39. A 49. D 10. A 20. D 30. C 40. B 50. D

123 109

124 110 FORMAT PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK No Aspek Yang Dinilai Nama Kelompok Keterangan: I II III IV Total Skor Nilai I. Mempersiapkan alat dan bahan Skor 4 jika menggunakan komponen : gelas beker (gelas kimia), kertas lakmus merah dan biru, bahan-bahan kimia rumah tangga. Skor 3 jika menggunakan komponen : gelas beker (gelas kimia), kertas lakmus merah, bahan-bahan kimia rumah tangga. Skor 2 jika menggunakan komponen : gelas beker (gelas kimia), kertas lakmus biru. Skor 1 jika menggunakan komponen : gelas beker (gelas kimia), bahanbahan kimia rumah tangga. II. Pelaksanaan Skor 4 jika larutan yang diuji coba mengalami perubahan setelah dicelupkan lakmus merah dan biru Skor 3 jika larutan yang diuji coba mengalami perubahan setelah dicelupkan lakmus merah saja Skor 2 jika larutan yang diuji coba mengalami perubahan setelah dicelupkan lakmus biru saja Skor 1 jika larutan tidak mengalami perubahan sama sekali III. Keamanan, keselamatan dan kebersihan Skor 4 jika melaksanakan tata tertib selama praktikum Skor 3 jika tidak memperhatikan kebersihan ruang praktik Skor 2 jika kurang menjaga keselamatan saat praktikum

125 111 Skor 1 jika tidak menjaga keamanan penggunaan bahan kimia IV. Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan Skor 4 jika menggunakan tabel untuk menulis perbedaan yang terjadi dan menuliskan kesimpulan Skor 3 jika menggunakan tabel tetapi tidak menuliskan hasil percobaan Skor 2 jika hanya menuliskan kesimpulan Skor 1 jika tidak menggunakan tabel dan tidak menuliskan kesimpulan Skor maksimum = 4 (skor maksimum setoap indikator) x 4 (indikator) Konversi nilai = x 10

126 112 Naahh pasti kamu suka menggunakan produk-produk tersebut di rumahmu.. Apakah kamu tahu akibat yang ditimbulkan dari pemakaian produk-produk tersebut, baik terhadap pengguna maupun lingkungan??? Untuk itu, ayo kita ketahui beberapa bahan kimia yang ada di rumah tangga!!! Apa sih bahan-bahan kimia yang ada di sekitar kita??... MODUL I Bahan Kimia Di Rumah Tangga Pada pembelajaran ini, kalian akan mengetahui tentang bahan-bahan kimia yang ada di sekitar kita.

127 113 Ada beberapa bahan kimia yang berdampak negatif bagi pengguna maupun lingkungannya. Di rumah kita terdapat benda-benda yang terbuat dari bahan kimia tertentu. TUJUAN Keywords: Bahan kimia Bahan pembersih Mengetahui macam-macam bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari Pengelompokan bahan kimia di rumah tangga Efek samping bahan kimia Bahan pemutih Bahan pewangi MATERI Pembasmi hama BAHAN KIMIA

128 114 DI RUMAH TANGGA Cari tahu yuk!!! Bahan kimia apa saja yang ada di rumahmu? Apa aja sih bahanbahan kimia yang ada di rumah kita?? Tahukah kamu fungsi dari bahanbahan kimia tersebut? Mana yang tergolong bahan kimia dari makhluk hidup dan makhluk tak hidup? Diskusi yuk.. Jadi, apa yang kamu ketahui tentang Bahan kimia yang ada Naah. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bahan Kimia yang ada di rumah tangga, coba kamu amati benda-benda yang ada di rumahmu yang mengandung bahan kimia. 1. Tulislah bahan kimia yang ada di dalamnya! 2. Apa fungsi pemakaian bahan-bahan kimia tersebut?

129 Apa bahan pembersih yang biasa kamu gunakan di rumah? Bahan kimia di rumah tangga dikelompokan menjadi 3: Uji Diri 1 Vitamin apa yang biasa ditambahkan dalam sabun? Apa sih fungsi penambahan vitamin 1. Bahan pembersih Dirumah kita terdapat benda-benda yang terbuat dari bahan kimia tertentu. Bahkan tubuh kita tersusun dari bahan kimia atau senyawa kimia.salah satunya adalah bahan pembersih yang sudah digunakan oleh manusia sejak zaman dahulu.bahan pembersih yang umum kita gunakan adalah sabun dan detergen. Sabun dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya lemak hewan dan minyak tumbuhan. d da men logam Ca, da ya da akan enda da

130 116 Pembuatan telah melalui suatu reaksi yang dikenal sebagai reaksi penyabunan (saponifikasi). Uji Diri 2 jika kita mencuci pakaian dengan detergen yang banyak, apakah pakaian menjadi lebih bersih? berikan alasanmu! Daya cuci detergen lebih kuat dibandingkan sabun. Detergen mampu mengangkat kotoran yang melekat pada pakaian. Uji Diri 3 Jenis pakaian apa saja yang dapat dicuci menggunakan pemutih? 2. Bahan pemutih Bahan pemutih yang sering dijumpai adalah pemutih pakaian dan wajah. pemutih pakaian digunakan untuk menghilangkan noda yang membandel pada pakaian serta dapat membunuh bakteri. I bah dengan mengan klo berbah mengh

131 Bahan Pewangi/ Pengharum Bahan pewangi tidak hanya terdapat dalam parfum melainkan juga pada pengharum ruangan, lantai, pakaian, mobil, dan toilet. aroma yang terkandung dalam pewangi biasanya berupa aroma bunga atau buah-buahan. yan se pewa d al tan da j bua Uji Diri 4 apakah obat nyamuk berbahaya bagi hewan peliharaan? apa alasannya? 4. Pembasmi Hama (Pestisida) a. Insektisida Insektisida merupakan pestisida untuk memberantas serangga, seperti: nyamuk, kecoak, kutu busuk, rayap, semut, belalang, wereng, ulat, dan sebagainya. me pem dianta b. Fungisida Fungisida adalah pestisida untuk memberantas jamur (fungi), contohnya fungisida

132 118 c. Bakterisida Pestisida untuk membunuh bakteri. d. Rodentisida Rodentisida adalah pestisida untuk memberantas binatang pengerat, misalnya tikus. e. Nematisida Nematisida adalah pestisida untuk memberantas hama cacing. Hama ini sering merusak akar atau umbi tanaman. f. Herbisida Herbisida merupakan pestisida untuk mencegah dan mematikan gulma atau tumbuhan pengganggu, seperti enceng gondok, rumput teki, dan alang-alang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. 1 Pendidikan itu sendiri adalah interaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Model Pembelajaran Time Token 1. Latar Belakang Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DENGAN TSTS (TWO STAY TWO STRAY) PADA MATERI POKOK ASAM, BASA DAN GARAM TERHADAP HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. STANDAR KOMPETENSI Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan MATA PELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. STANDAR KOMPETENSI Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan MATA PELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan MATA PELAJARAN KOMPETENSI DASAR Mencari informasi tentang kegunaan dan efek samping bahan kimia dalam ILMU

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI POKOK DAUR HIDUP BEBERAPA HEWAN PESERTA DIDIK KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH BAHRUL ULUM

Lebih terperinci

BAHAN KIMIA DALAM RUMAH TANGGA. Nur Moh Ahadi

BAHAN KIMIA DALAM RUMAH TANGGA. Nur Moh Ahadi BAHAN KIMIA DALAM RUMAH TANGGA Nur Moh Ahadi Penggolongan Bahan Kimia Bahan kimia digolongkan menjadi 2 yaitu: 1. Bahan kimia alami, biasanya bersifat ramah lingkungan. 2. Bahan kimia sintesis/ buatan,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Tadris Kimia. Disusun Oleh: UMI ZAROH NIM:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Tadris Kimia. Disusun Oleh: UMI ZAROH NIM: STUDI KOMPARASI ANTARA METODE PEER LESSONS DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA TERPADU MATERI POKOK STRUKTUR PERMUKAAN BUMI SISWA KELAS IX MTs DARUL ULUM DEMAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Kimia

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Kimia EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI SEMESTER I MATERI POKOK TERMOKIMIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN NUMERASI KIMIA DI MA AL HADI MRANGGEN KABUPATEN

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU KIMIA YANG TERHIMPUN DALAM KEGIATAN MGMP KIMIA SE-KOTA SEMARANG

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU KIMIA YANG TERHIMPUN DALAM KEGIATAN MGMP KIMIA SE-KOTA SEMARANG ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU KIMIA YANG TERHIMPUN DALAM KEGIATAN MGMP KIMIA SE-KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

STUDI KOMPETENSI GURU KIMIA DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI MA ABADIYAH GABUS PATI

STUDI KOMPETENSI GURU KIMIA DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI MA ABADIYAH GABUS PATI STUDI KOMPETENSI GURU KIMIA DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI MA ABADIYAH GABUS PATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Biologi STUDI KOMPARASI ANTARA METODE MIND MAP DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MATERI POKOK KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP KELAS X MA. MU ALLIMIN MU ALLIMAT REMBANG SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI

EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES DAN KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL (STUDI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-HADI GIRIKUSUMA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X MA SUNNIYYAH SELO GROBOGAN

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X MA SUNNIYYAH SELO GROBOGAN EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X MA SUNNIYYAH SELO GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MA MANBAUL ULUM PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Sebagai Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh:

S K R I P S I. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Sebagai Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA (CD INTERAKTIF) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK LINGKARAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SEMESTER II SMP KY AGENG GIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI MA TARBIYATUL MUBTADIIN DEMAK TAHUN AJARAN 2010/2011

DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI MA TARBIYATUL MUBTADIIN DEMAK TAHUN AJARAN 2010/2011 DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI MA TARBIYATUL MUBTADIIN DEMAK TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

Lebih terperinci

Oleh: KHOLIDAH NIM:

Oleh: KHOLIDAH NIM: EFEKTIVITAS PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF DALAM MATA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK GERAK PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER GENAP MTs

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG SKRIPSI

EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG SKRIPSI EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Fisika. Oleh: DHOBIT SENOAJI NIM:

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Fisika. Oleh: DHOBIT SENOAJI NIM: PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK LURUS KELAS X MA NU 03 SUNAN KATONG KALIWUNGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN RUANG PADA PESERTA DIDIK KELAS V MIN BAWU BATEALIT JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Pendidikan Agama Islam EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENCAPAI KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MA FUTUHIYAH I MRANGGEN DEMAK TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi

Lebih terperinci

Oleh: NUR AZIZ NIM :

Oleh: NUR AZIZ NIM : PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MAPEL AQIDAH AKHLAK ( STUDI PADA KELAS VII SEMESTER II SMP NUDIA SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011)

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 2. BAHAN KIMIA DALAM RUMAH TANGGALatihan soal 2.4. Jamur. Cacing. Serangga. Tikus

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 2. BAHAN KIMIA DALAM RUMAH TANGGALatihan soal 2.4. Jamur. Cacing. Serangga. Tikus SMP kelas 8 - KIMIA BAB 2. BAHAN KIMIA DALAM RUMAH TANGGALatihan soal 2.4 1. Nematisida merupakan zat kimia yang digunakan untuk memberantas... Jamur Cacing Serangga Tikus Kunci Jawaban : B Nematisida

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS III PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK PENGARUH ENERGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI ASAM BASA BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) BAGI SISWA KELAS VII DI MTs SUNAN BARMAWI KABUPATEN DEMAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI ASAM BASA BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) BAGI SISWA KELAS VII DI MTs SUNAN BARMAWI KABUPATEN DEMAK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI ASAM BASA BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) BAGI SISWA KELAS VII DI MTs SUNAN BARMAWI KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) dalam Ilmu Pendidikan Kimia

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) dalam Ilmu Pendidikan Kimia ANALISIS KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR KIMIA METERI POKOK IKATAN KIMIA KELAS X DI SMA NU 02 SUNAN ABINAWA KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Tadris Kimia

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Tadris Kimia PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING MELALUI MODEL DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) MATERI POKOK ASAM DAN BASA SISWA KELAS

Lebih terperinci

Disusun Oleh: ISVIKAWATI NIM

Disusun Oleh: ISVIKAWATI NIM PENGARUH RESPON SISWA PADA PEMANFAATAN MEDIA FLASH PLAYER BERBASIS CHEMOEDUTAINMENT (CET) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK HIDROKARBON KELAS X MA DARUL ULUM WATES NGALIYAN SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG

PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC5E) PADA MATERI EKOSISTEM TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII M.Ts NU 05 SUNAN KATONG KALIWUNGU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan merupakan masalah utama yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Salah satu faktor yang sangat menentukan mutu hasil pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang utama. Dewasa ini air

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang utama. Dewasa ini air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang utama. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat, karena hampir di setiap

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN DI KELAS VIII

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN DI KELAS VIII IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN DI KELAS VIII MTs NEGERI KARANGTENGAH DEMAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi

Lebih terperinci

DIAH NURUL FEBRIYANTI NIM:

DIAH NURUL FEBRIYANTI NIM: EFEKTIVITAS METODE SMALL GROUP DISCUSSION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK PERUBAHAN KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI DAN BENDA LANGIT PESERTA DIDIK KELAS IV SEMESTER 2 DI MI MIFTAHUL

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Biologi PENERAPAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I MI MIFTAHUL HUDA TEGALSAMBI TAHUNAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Dalam Ilmu Tarbiyah. EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA CHARTA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING) PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA (STUDI KOMPARASI ATAS HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI DI MAN KENDAL TAHUN

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KOGNITIF PESERTA DIDIK KELAS XI PADA PEMBELAJARAN TITRASI ASAM BASA DI SMA NU 01 AL HIDAYAH KENDAL

ANALISIS ASPEK KOGNITIF PESERTA DIDIK KELAS XI PADA PEMBELAJARAN TITRASI ASAM BASA DI SMA NU 01 AL HIDAYAH KENDAL ANALISIS ASPEK KOGNITIF PESERTA DIDIK KELAS XI PADA PEMBELAJARAN TITRASI ASAM BASA DI SMA NU 01 AL HIDAYAH KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK KELAS V MIN BAWU MENGENAI MAKANAN SEHAT TERHADAP SIKAP DALAM MEMILIH MAKANAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK KELAS V MIN BAWU MENGENAI MAKANAN SEHAT TERHADAP SIKAP DALAM MEMILIH MAKANAN HUBUNGAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK KELAS V MIN BAWU MENGENAI MAKANAN SEHAT TERHADAP SIKAP DALAM MEMILIH MAKANAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA KELAS IV MI NU 39 KERTOSARI SINGOROJO KENDAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS METODE OBSERVASI LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK EKOSISTEM

EFEKTIFITAS METODE OBSERVASI LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK EKOSISTEM EFEKTIFITAS METODE OBSERVASI LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs. NU 08 Gemuh Kendal) SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MAN DEMAK MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) SKRIPSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT

HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT HUBUNGAN SPIRITUAL QUOTIENT SISWA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK KESTABILAN UNSUR YANG TERINTEGRASI DENGAN NILAI-NILAI ISLAM DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN INKLUSI (Studi Kasus di M.I. Keji Ungaran Barat)

MANAJEMEN PEMBELAJARAN INKLUSI (Studi Kasus di M.I. Keji Ungaran Barat) MANAJEMEN PEMBELAJARAN INKLUSI (Studi Kasus di M.I. Keji Ungaran Barat) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Kependidikan Islam Oleh : ZAENAL HAKIM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TUTORING) TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN AL-QURAN HADIST (Studi Eksperimen di MTs Darul Huda Mlagen Rembang Kelas VII Tahun Ajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DALAM DAGING IKAN KEMBUNG (RASTRELLINGER SP) YANG DIAWETKAN MENGGUNAKAN GARAM DAN KHITOSAN

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DALAM DAGING IKAN KEMBUNG (RASTRELLINGER SP) YANG DIAWETKAN MENGGUNAKAN GARAM DAN KHITOSAN PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DALAM DAGING IKAN KEMBUNG (RASTRELLINGER SP) YANG DIAWETKAN MENGGUNAKAN GARAM DAN KHITOSAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia. Oleh:

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia. Oleh: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS INTEGRASI SAINS DAN AGAMA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS TEKNIK KWL (KNOW WHAT TO KNOW LEARNED) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS VII A DI SMP NEGERI 2 PULOKULON SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah. EFEKTIVITAS METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT BENDA DI KELAS III MI MATHALIBUL HUDA MLONGGO JEPARA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (EDUCATION AND ENTERTAINMENT)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (EDUCATION AND ENTERTAINMENT) PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (EDUCATION AND ENTERTAINMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Tarbiyah Program Studi (PGMI) Oleh:

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Tarbiyah Program Studi (PGMI) Oleh: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE OUTDOOR LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER II MATERI POKOK DAUR AIR DAN PERISTIWA ALAM DI MI I ANATUSSHIBYAN MANGKANGKULON

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013 i ANALISIS KADAR LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) DENGAN EKSTRAKSI PELARUT ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) MENGGUNAKAN ATOMIC ABSORPTION SPECTROFOTOMETRY (AAS) DI SUNGAI DONAN (CILACAP) PADA JARAK 2 KM SESUDAH PT. PERTAMINA

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS\\\\\\\\ PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMURREJO TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata) SEBAGAI PENURUN KADAR LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) DALAM LIMBAH BATIK DI KOTA PEKALONGAN

PENGGUNAAN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata) SEBAGAI PENURUN KADAR LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) DALAM LIMBAH BATIK DI KOTA PEKALONGAN PENGGUNAAN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata) SEBAGAI PENURUN KADAR LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) DALAM LIMBAH BATIK DI KOTA PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS NU NURUL HUDA MANGKANG SEMARANG SKRIPSI

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS NU NURUL HUDA MANGKANG SEMARANG SKRIPSI MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS NU NURUL HUDA MANGKANG SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE SPELLING BEE DALAM MENINGKATKAN MUFRADAT BAHASA ARAB MATERI POKOK ت ق د ي م ال أ س ر ة KELAS IV MI SALAFIYAH KENDAL

PENGGUNAAN METODE SPELLING BEE DALAM MENINGKATKAN MUFRADAT BAHASA ARAB MATERI POKOK ت ق د ي م ال أ س ر ة KELAS IV MI SALAFIYAH KENDAL PENGGUNAAN METODE SPELLING BEE DALAM MENINGKATKAN MUFRADAT BAHASA ARAB MATERI POKOK ت ق د ي م ال أ س ر ة KELAS IV MI SALAFIYAH KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Prodi Tadris Kimia

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Prodi Tadris Kimia UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE RESITASI PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF DALAM MAKANAN PADA SISWA KELAS VIII MTs MANSAUL HUDA REMBANG TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kimia. Oleh: NADIPAH NIM:

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kimia. Oleh: NADIPAH NIM: ANALISIS KEMAMPUAN MEMBERIKAN PENJELASAN LEBIH LANJUT PESERTA DIDIK KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS DI MA AL ASROR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia. Oleh: MUNADHIROH NIM :

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia. Oleh: MUNADHIROH NIM : ANALISIS KETERAMPILAN MEMBANGUN KETERAMPILAN DASAR PESERTA DIDIK KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS DI MA AL-ASROR SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP PESERTA DIDIK DALAM METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI HORMON KELAS XI MAN BAWU JEPARA

PENGARUH SIKAP PESERTA DIDIK DALAM METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI HORMON KELAS XI MAN BAWU JEPARA PENGARUH SIKAP PESERTA DIDIK DALAM METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI HORMON KELAS XI MAN BAWU JEPARA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MENGHAFALKAN DOA SEHARI HARI ANTARA ANAK ANAK DI RA AL HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO DAN ANAK ANAK DI TK AL HIDAYAH IX NGALIYAN SEMARANG Skripsi Diajukan untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS PENDEKATAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII MTs QODIRIYAH HARJOWINANGUN DEMPET DEMAK PADA

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

ANALISIS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) ANALISIS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PELAJARAN MATEMATIKA SDN CANDIPARI I PORONG

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: Ellys Wahyu Ningsih NIM. 084 121 004 INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 MADRASAH TSANAWIYAH RAUDLATUL MA ARIF JUWANA PATI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI EXPERIENTAL LEARNING

IMPLEMENTASI EXPERIENTAL LEARNING IMPLEMENTASI EXPERIENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PENGUASAAN KONSEP KIMIA PADA MATERI ASAM BASA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA MAN 2 BOJONEGORO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS TES MATEMATIKA UJIAN MADRASAH DI MAN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ANALISIS KUALITAS TES MATEMATIKA UJIAN MADRASAH DI MAN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ANALISIS KUALITAS TES MATEMATIKA UJIAN MADRASAH DI MAN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI INOVASI GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 LASEM TAHUN 2009 / 2010

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI INOVASI GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 LASEM TAHUN 2009 / 2010 PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI INOVASI GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 LASEM TAHUN 2009 / 2010 Proposal Penelitian Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS X SMA N 1 PEGANDON KAB.KENDAL TAHUN PELAJARAN

PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS X SMA N 1 PEGANDON KAB.KENDAL TAHUN PELAJARAN PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS X SMA N 1 PEGANDON KAB.KENDAL TAHUN PELAJARAN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh : STUDI ANALISIS BUTIR-BUTIR SOAL OBJEKTIF BERBENTUK MULTIPLE CHOICE MATA PELAJARAN PAI DALAM UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PETARUKAN TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS XI IPA MAN 1 PATI MELALUI PENDEKATAN POGIL

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS XI IPA MAN 1 PATI MELALUI PENDEKATAN POGIL ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS XI IPA MAN 1 PATI MELALUI PENDEKATAN POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning) PADA MATERI ASAM BASA DAN LARUTAN PENYANGGA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

ANALISIS SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER I KELAS X SMA NEGERI BANYUMAS MATA PELAJARAN MATEMATIKA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

ANALISIS SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER I KELAS X SMA NEGERI BANYUMAS MATA PELAJARAN MATEMATIKA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI ANALISIS SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER I KELAS X SMA NEGERI BANYUMAS MATA PELAJARAN MATEMATIKA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MADRASAH IBTIDAIYAH ISLAMIYAH KELAS IV DESA SIMPAR BANDAR BATANG TAHUN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MADRASAH IBTIDAIYAH ISLAMIYAH KELAS IV DESA SIMPAR BANDAR BATANG TAHUN HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MADRASAH IBTIDAIYAH ISLAMIYAH KELAS IV DESA SIMPAR BANDAR BATANG TAHUN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Sebagian Tugas dan syarat

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Fisika.

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Fisika. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PEMBIASAAN PENGGUNAAN SATUAN BERBASIS SISTEM INTERNASIONAL PADA MATERI POKOK PENGUKURAN SISWA KELAS VII MTsN KENDAL TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi Diajukan

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KONSEP FISIKA MATERI POKOK VEKTOR PADA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER I MA YA FALAH GROBOGAN SKRIPSI

ANALISIS KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KONSEP FISIKA MATERI POKOK VEKTOR PADA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER I MA YA FALAH GROBOGAN SKRIPSI ANALISIS KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KONSEP FISIKA MATERI POKOK VEKTOR PADA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER I MA YA FALAH GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK MATERI MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA KELAS VIIIA MTs ASY-SYARIFIYAH

Lebih terperinci

ANALISIS MOTIVASI MAHASISWA BIOLOGI DALAM PRAKTIKUM EKOLOGI MATERI POKOK DAUR ULANG LIMBAH ORGANIK DI IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2011 / 2012

ANALISIS MOTIVASI MAHASISWA BIOLOGI DALAM PRAKTIKUM EKOLOGI MATERI POKOK DAUR ULANG LIMBAH ORGANIK DI IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2011 / 2012 ANALISIS MOTIVASI MAHASISWA BIOLOGI DALAM PRAKTIKUM EKOLOGI MATERI POKOK DAUR ULANG LIMBAH ORGANIK DI IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER SKRIPSI Oleh : Yova Agustian Prahara Ema Putra ( 080210102037 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PENGARUH METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MI I ANATUSSHIBYAN MANGKANG KULON KELAS V SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI PEMISAHAN KIMIA MELALUI METODE PRAKTIKUM BERBASIS LABORATORIUM KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN GENUK

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI PEMISAHAN KIMIA MELALUI METODE PRAKTIKUM BERBASIS LABORATORIUM KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN GENUK UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI PEMISAHAN KIMIA MELALUI METODE PRAKTIKUM BERBASIS LABORATORIUM KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN GENUK SKRIPSI Disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh : ANALISIS MATERI AJAR MATEMATIKA DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH BATANG KELAS VIII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 DITINJAU DARI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT DAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA KELAS IV

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMANFAATKAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII B MTs NU 08 GEMUH

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG SKRIPSI Oleh : Rully Agustina NIM. 070210192039 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA PEMBELAJARAN PAI MATERI POKOK PUASA WAJIB KELAS V SEMESTER GENAP DI SD NURUL

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK GERAK LURUS KELAS VII

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Matematika PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII PADA MATERI GARIS DAN SUDUT DI SMP NEGERI 16 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA SINTETIS RHODAMIN B DALAM TERASI YANG BEREDAR DI PASAR SURADADI TEGAL

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA SINTETIS RHODAMIN B DALAM TERASI YANG BEREDAR DI PASAR SURADADI TEGAL ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA SINTETIS RHODAMIN B DALAM TERASI YANG BEREDAR DI PASAR SURADADI TEGAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata I (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata I (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah STUDI KOMPARASI TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH ANTARA YANG DIAJAR DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN METODE CERAMAH DI KELAS XI SMA UNGGULAN NURUL ISLAMI MIJEN SEMARANG

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi EFEKTIVITAS STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE AND REVIEW) BERKOMBINASI MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP KELAS VII DI MTs NU

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN MENYIMPULKAN PESERTA DIDIK KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS DI MA AL ASROR

ANALISIS KETERAMPILAN MENYIMPULKAN PESERTA DIDIK KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS DI MA AL ASROR ANALISIS KETERAMPILAN MENYIMPULKAN PESERTA DIDIK KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS DI MA AL ASROR SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG SKRIPSI OLEH : OLEH: PENI SYAFINATIN NAJAH NIM : 201110430311325

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Pendidikan Biologi STUDI KOMPARASI MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN SISWA YANG TINGGAL DI RUMAH PADA SISWA MA MATHOLI UL HUDA BUGEL KEDUNG JEPARA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII

PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII MTs NU 01 CEPIRING KENDAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi SebagianTugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi SebagianTugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah EFEKTIFITAS METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS MATERI MENGENAL PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI SERTA PENGALAMAN MENGGUNAKAN DI KELAS IV MI MU ABBIDIN SUKOREJO GUNTUR

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING SECARA BERKELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK FUNGSI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI 1 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Biologi. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Biologi. Oleh : EFEKTIFITAS MODEL TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI FUNGSI DAN STRKTUR TUMBUHAN YANG TERINTEGRASI ALQURAN SURAT AL-AN AM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA MA HIDAYATUS SYUBBAN SEMARANG

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK SEGIEMPAT KELAS VII SMP

Lebih terperinci