BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa inggris bernama cassava dan merupakan tanaman tahunan dari negara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa inggris bernama cassava dan merupakan tanaman tahunan dari negara"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ubi Kayu Singkong yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, dalam bahasa inggris bernama cassava dan merupakan tanaman tahunan dari negara tropis dan subtropik yang dapat memberikan hasil yang tinggi walaupun tumbuhnya pada lahan yang kurang subur ataupun lahan dengan curah hujan yang rendah. Ubi kayu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai bahan baku tapioca dan sebagai pangan langsung. (Wikipedia Indonesia). Dalam sistematika tanaman, ubi kayu termasuk kelas Dicotyledoneae. Ubi kayu masuk dalam famili Euphorbiaceae yang mempunyai spesies, beberapa diantaranya mempunyai nilai komersial, seperti karet (Hevea brasiliensis), jarak (Ricinus comunis dan Jatropha curcas), umbi-umbian (Manihot spp), dan tanaman hias (Euohorbia spp). Klasifikasi tanaman ubi kayu sebagai berikut : Kelas Sub Kelas Ordo Famili Sub Famili Genus : Dicotyledoneae : Arhichlamydeae : Euphorbiales : Euphorbiaceae : Manihotae : Manihot

2 Spesies : Manihot utilissima Pohl Manihot utilissima Pohl mempunyai nama lain M. esculenta Crantz dan M. alpi. Semua Genus Manihot berasal dari Amerika Selatan. Brazil merupakan pusat asal dan sekaligus sebagai pusat keragaman ubi kayu. Manihot mempunyai 100 spesies yang telah diklasifikasikan dan mayoritas ditemukan di daerah yang relatif kering. 2.2 Pencemaran Pencemaran atau polusi adalah kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari kondisi asal pada kondisi buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan bahan-bahan pencemar atau polutan. Bahan polutan tersebut pada umumnya mempunyai sifat racun (toksik) yang berbahaya bagi organisme hidup. Toksisitas atau daya racun dari polutan menjadi pemicu terjadinya pencemaran (Palar, 1994). Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia. Pada awal digunakannya logam pada alat, belum diketahui pengaruh pencemaran pada lingkungan. Proses oksidasi dari logam yang menyebabkan perkaratan sebelumnya merupakan tanda-tanda adanya hal tersebut. Tahun demi tahun ilmu kimia berkembang dengan cepat dan dengan mulai ditemukannya garam logam (PbNO 3, CdCl 2, dan lain-lain) serta diperjualbelikannya garam tersebut untuk industry, maka tanda-tanda pencemaran lingkungan mulai timbul (Darmono, 1995).

3 2.3 Logam Berat Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat didegradasi maupun dihancurkan, logam ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, air minum, atau melalui udara. Logam berart merupakan pencenar yang berbahaya dan bersifat racun bagi sel meskipun dalam konsentrasi rendah (Martaningtas, 2005). Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia di muka bumi ini. Logam berat dibagi kedalam dua jenis, yaitu: 1. Logam berat esensial; yaitu logam dalam jumlah tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organism. Dalam jumlah yang berlebihan logam tersebut bias menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya. 2. Logam berat tidak esensial; yaitu logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik, seperti Hg, Cd, Pb, Cr, dan lain-lain Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolism tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen, atau karsinogen bagi manusia maupun hewan (Widowati, 2008) Timbal (Pb) Timbal adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan, dengan kerapatan yang tinggi, mudah melarut dalam asam nitrat yang sedang pekatnya (Vogel, 1979).

4 Fardiaz (1999) menyebutkan bahwa timbal mempunyai sifat-sifat khusus seperti berikut: 1) Merupakan logam yang lunak, sehingga mudah dipotong dan dibentuk bentuk lain. 2) Merupakan logam tahan terhadap peristiwa koros atau karat, sehingga logam timbal sering digunakan sebagai bahan pelapis. 3) Mempunyai kerapatan lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa, kecuali emas dan merkuri. 4) Merupakan penghantar listrik tidak baik. Timbal sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu daun, batang, akar dan akar umbi-umbian. Perpindahan timbal dari tanah ke tanaman tergantung komposisi dan ph tanah. Konsentrasi timbal yang tinggi ( mg/ kg) akan mengakibatkan pengaruh toksik pada proses fotosintesis dan pertumbuhan. Timbal hanya mempengaruhi tanaman bila konsentrasinya tinggi (Anonymous, 1998 dalam Charlene, 2004). Timbal yang bersifat toksik terhadap manusia, bisa berasal dari tindakan mengkonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit dan mata. Logam timbal tidak dibutuhkan oleh manusia sehingga bila makanan dan minuman tercemar Pb dikonsumsi, maka tubuh akan mengeluarkanyya. Orang dewasa mengabsorbsi timbal sebesar 5 15% dari keseluruhan timbal yang dicerna, sedangkan anak-anak mengabsorbsi timbal lebih besar 41,5% (Widowati, dkk, 2008). Di dalam tubuh manusia, timbal bisa menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin dan sebagian kecil timbal dieksresikan

5 lewat urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak dan rambut. Termakannya senyawa timbal dalam konsentrasi tinggi akan bisa menimbulkan beberapa gejala, antara lain: 1. Gangguan gastrointestinal, seperti kram perut yang biasanya diawali dengan sembelit, mual, muntah-muntah, dan sakit perut yang hebat. 2. Gangguan neurologi, seperti sakit kepala, bingung atau pikiran kacau, dan pingsan. 3. Gangguan fungsi ginjal dan gagal ginjal yang akut dapat berkembang dengan cepat (Widowati, dkk, 2008) Kadmium (Cd) Kadmium adalah logam putih keperakan, yang dapat ditempa dan liat, melarut dengan lambat dalam asam encer dengan melepaskan hidrogen (disebabkan potensial elektrodanya yang negatif) (Vogel, 1979). Darmono (1995) menyebutkan bahwa kadmium mempunyai sifat-sifat khusus seperti berikut: 1) Mempunyai sifat tahan panas sehingga sangat bagus untuk campuran pembuatan bahan-bahan keramik dan plastik. 2) Sangat tahan terhadap korosi sehingga bagus untuk melapisi pelat besi dan baja. Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal. Logam berat ini bergabung bersama timbal dan merkuri sebagai the big three heavy metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia. Kadmium yang terdapat dalam tubuh manusia

6 sebagian besar diperoleh melalui makanan dan tembakau, hanya sejumlah kecil berasal dari air minum dan polusi udara (Anonymous, 1998 dalam Charlene, 2004). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Laegreid (1999) dalam Charlene (2004), pemasukan Cd melalui makanan adalah mg/hari, sedikitnya 50% diserap oleh tubuh. Kadmium belum diketahui fungsinya secara biologis dan dipandang sebagai xenobiotik dengan toksisitas yang tinggi. Kadmium dalam dosis tunggal besar mampu menginduksi gangguan saluran pencernaan, sedangkan paparan kadmium dalam dosis rendah tetapi berulang kali bisa mengakibatkan gangguan fungsi ginjal. Termakannya senyawa kadmium dalam konsentrasi tinggi akan bisa menimbulkan beberapa gejala, antara lain: lemah. Lesu, sakit kepala, menggigil, berkeringat, nyeri otot dan gangguan alat pencernaan (Widowati, dkk, 2008). 2.4 Spektrofotometri Serapan Atom Teori Spektrofotometri Serapan Atom Prinsip dasar Spektrofotometri serapan atom adalah interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan sampel. Spektrofotometri serapan atom merupakan metode yang sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah (Khopkar, 1990). Teknik ini adalah teknik yang paling umum dipakai untuk analisis unsur. Teknik-teknik ini didasarkan pada emisi dan absorbansi dari uap atom. Komponen kunci pada metode spektrofotometri Serapan Atom adalah sistem (alat) yang dipakai untuk menghasilkan uap atom dalam sampel. (Anonim, 2003)

7 Cara kerja Spektroskopi Serapan Atom ini adalah berdasarkan atas penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengapsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya (Darmono,1995). Tabel 1. Panjang Gelombang Suatu Unsur (Khopkar, 1990) No Unsur Panjang Gelombang (nm) 1 Cd Cu Pb Mg Zn 213 Mesin dengan system atomisasi ada beberapa macam yaitu dengan menggunakan nyala (flame) dan ada yang menggunakan pembakaran (graphite furnace). Mesin yang menggunakan system nyala disebut flame atomic absorption spesctrophotometry, biasanya untuk mengukur logam dalam jumlah relative besar (dalam ppm). Tetapi mesin ini juga dapat digunakan untuk mengukur dalam jumlah yang kecil (ppb), dengan menggunakan alat tambahan berupa alat generasi uap. Mesin dengan sistem pembakaran atau disebut graphite furnace atomic absoption spectrophotometry biasanya lebih sensitif dan alat ini sering disebut Zeman AAS yang dapat mengukur logam sampai ppb. Biasanya larutan yang diperlukan hanya ul dan dengan temperature pembakaran mencapai C (pembakaran secara elektrik). Proses atomisasi dengan temperature yang tinggi tersebut dapat menyempurnakan proses pengatoman dari suatu larutan sampel. (Darmono, 1995).

8 2.4.2 Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom Susunan alat Spektrofotometri Serapan Atom dapat dilihat pada Gambar 1. Bagian-bagian penting dari Spektrofotometri Serapan Atom adalah sumber radiasi resonansi, atomizer, monokromator dan detektor. Keterangan: 1) Lampu katoda, 2) Baling-baling, 3) Nyala, 4) Sistem pengabut, 5) Lensa penyearah, 6) Celah/slit, 7) Lensa kolimating, 8) Kisi defraksi, 9) Sinar defraksi, 10) Celah keluar sinar, 11) Selang cahaya, 12) Selang penghisap cairan, 13) Cairan sampel/standar, 14) Asetilen (C2H2), 15) Udara, 16) Alat pengukur laju bahan bakar, 17) Penguat sinyal, 18) Pencatat digital, 19) Pembuangan cairan. Gambar 1. Bagan Alat SSA Untuk Menganalisa Logam / Mineral (Darmono, 1995) Menurut Rohman dan Ganjar (2007), Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) terdiri dari: 1) Sumber Sinar Sumber radiasi SSA adalah Hallow Cathode Lamp (HCL). Setiap pengukuran dengan SSA kita harus menggunakan Hallow Cathode Lamp khusus, misalnya akan menentukan konsentrasi tembaga dari suatu cuplikan. Maka kita harus menggunakan Hallow Cathode Cu. Hallow Cathode Cu akan memancarkan

9 energy radiasi yang sesuai dengan energi yang diperlukan untuk transisi elektron atom. 2) Sumber Atomisasi Sumber atomisasi dibagi menjadi dua yaitu system nyala dan system tanpa nyala. Kebanyakan instrument sumber atomisasinya adalah nyala dan sampel diintroduksikan dalam bentuk larutan. Sampel masuk ke nyala dalam bentuk aerosol. Aerosol biasa dihasilkan oleh nebulizer (pengabut) yang dihubungkan ke nyala oleh ruang penyemprot (chamber spray). Jenis nyala yang digunakan secara luas untuk pengukuran analitik adalah campuran gas udara-asetilen dan nitrous oksida-asetilen. 3) Monokromator Monokromator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan radiasi yang tidak diperlukan dari spectrum radiasi lain yang dihasilkan oleh Hallow chatode lamp. 4) Detektor Detektor merupakan alat yang mengubah energy cahaya menjadi energy listrik, yang memeberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengandaya radiasi yang diserap oleh permukaan yang peka. 5) Sistem Pengolah System pengolah berfungsi untuk mengolah kuat arus dari detector menjadi besaran daya serap atom transmisi yang selanjutnya diubah menjadi data dalam system pembacaan.

10 6) Sistem Pembacaan Sistem pembacaan merupakan bagian yang menampilkan suatu angka atau gambar yang dapat dibaca oleh mata Gangguan-gangguan Pada Spektrofotometer Serapan Atom Gangguan-gangguan pada SSA adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsure yang dianalisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan konsentrasinya dalam sampel. Gangguan-gangguan yang dapat terjadi dalam SSA sebagai berikut: 1. Gangguan yang berasal dati matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi banyaknya sampel yang mencapai nyala. 2. Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah / banyaknya atom yang terjadi didalam nyala. 3. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan oleh bukan dari absorbansi atom yang dianalisis, yakni absorbansi oleh molekul-molekul yang tidak terdisosiasi di dalam nyala. 4. Gangguan oleh penyerapan non-atomik (Rohman dan Gamdjar, 2007). 2.5 Validasi Metode Analisis Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis diuraikan dan didefenisikan sebagaimana cara penentuannya (Harmita, 2004).

11 2.5.1 Kecermatan (accuracy) Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan (Harmita, 2004). Perolehan kembali dapat ditentukan dengan cara membuat sampel plasebo (eksipien obat, cairan biologis) kemudian ditambahkan analit dengan konsentrasi tertentu (biasanya 80% sampai 120% dari kadar analit yang diperkirakan), kemudian dianalisis dengan metode yang akan divalidasi (Harmita, 2004). Tetapi bila tidak memungkinkan membuat sampel plasebo, maka dapat dipakai metode adisi. Metode adisi dapat dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisa dengan metode tersebut (Harmita, 2004) Keseksamaan / Ketelitian (precision) Ketelitian adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur ditetapkan secara berulang-ulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogeny. Ketelitian diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relative (koefisien variasi). Ketelitian dapat dinyatakan sebagai keterulangan (repeatability) atau ketertiruan (reproducibility). Keterulangan adalah ketelitian metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek (Harmita, 2004) Batas Deteksi dan Batas Kuantitas Batas deteksi dapat didefenisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat

12 dikuantifikasi dan batas kuantifikasi didefenisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan (Gandjar dan Rohman, 2007; Harmita, 2004)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari kondisi asal pada kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Natrium Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah kecil natrium berada dalam cairan intraselular (Suhardjo, 1992). Makanan sehari hari biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (bahasa Inggris: sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sejak zaman dahulu, sudah dikenal khasiat bahan-bahan alamiah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sejak zaman dahulu, sudah dikenal khasiat bahan-bahan alamiah untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kosmetik Sejak zaman dahulu, sudah dikenal khasiat bahan-bahan alamiah untuk perawatan kecantikan dan kesehatan.dengan menggunakan berbagai macam tumbuhan dan bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ayam menurut Rahayu HS, I (2011), adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ayam menurut Rahayu HS, I (2011), adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ayam Klasifikasi ayam menurut Rahayu HS, I (2011), adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Subkingdom : Metazoa Phylum Subphylum Class Ordo Family Genus Species

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Taksonomi tumbuhan kangkung : Kingdom Divisi Subdivisio Class Ordo Family Genus Species : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Solanales

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Kulit Telur Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003). Pembentukan kulit telur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pandey (1981), taksonomi tumbuhan daun singkong adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pandey (1981), taksonomi tumbuhan daun singkong adalah: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Daun Singkong Menurut Pandey (1981), taksonomi tumbuhan daun singkong adalah: Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daun katuk Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman katuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Percepatan pertumbuhan di sektor transportasi dapat dilihat dan dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Percepatan pertumbuhan di sektor transportasi dapat dilihat dan dirasakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Percepatan pertumbuhan di sektor transportasi dapat dilihat dan dirasakan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Kepadatan arus lalu lintas disebabkan tingginya volume

Lebih terperinci

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

Sawi merupakan tanaman semusim yang berdaun lonjong, halus, tidak. berbulu, dan tidak berkelopak. Pola pertumbuhan daunnya berserak.

Sawi merupakan tanaman semusim yang berdaun lonjong, halus, tidak. berbulu, dan tidak berkelopak. Pola pertumbuhan daunnya berserak. Taksonomi tumbuhan sawi : Kingdom Divisio Subdivisio Class Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Brasicales : Brassicaceae : Brassica Species : Brassica chinensis

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran air Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari kondisi asal pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010) strawberry dikenal dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010) strawberry dikenal dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Strawberry Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010) strawberry dikenal dengan nama arbei yang bersal dari bahasa belanda, aardbhei yaitu sebuah genus tumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daun kari (Murraya koenigii (L.) Spreng) merupakan daun majemuk dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daun kari (Murraya koenigii (L.) Spreng) merupakan daun majemuk dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daun Kari (Murraya koenigii (L.) Spreng) Daun kari (Murraya koenigii (L.) Spreng) merupakan daun majemuk dan bentuk daunnya menyirip. Bentuk daun kari hampir sama dengan daun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Sekitar 70% permukaan bumi diselimuti oleh air. Oleh karena itu, air dapat dikatakan sebagai bagian yang essensial dari sistem kehidupan (Manahan, 1994). Air merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makanan agar tetap segar untuk tentara perang pada masa perang. Pada tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makanan agar tetap segar untuk tentara perang pada masa perang. Pada tahun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Makanan Kaleng Kaleng adalah salah satu jenis kemasan makanan yang sudah dikenal sejak perang dunia kedua. Pada abad ke 19, kaleng digunakan untuk mengemas bahan makanan agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Berdasarkan keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KEPMEN KLH) No. Kep.02/Men-KLH/1988, yang dimaksudkan dengan pencemaran udara adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kadar air dalam ikan sehingga bakteri tidak dapat hidup dan berkembang. Adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kadar air dalam ikan sehingga bakteri tidak dapat hidup dan berkembang. Adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Asin Ikan asin merupakan salah satu bahan makanan mentah yang diawetkan menggunakan garam. Penggaraman pada dasarnya dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam ikan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhover, ketika menelaah garis garis hitam pada spectrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip serapan atom

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Teri 2.1.1 Klasifikasi ikan teri Menurut Anonim c (2014), klasifikasi ikan teri adalah sebagai berikut: Filum Sub-Filum Class Ordo Famili Genus Species : Chordata : Vertebrae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaanya air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10 UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR LIMBAH PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida (>80 %) serta senyawa lainnya

Lebih terperinci

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling

Lebih terperinci

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala) Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala) Nama : Ivan Parulian NIM : 10514018 Kelompok : 10 Tanggal Praktikum : 06 Oktober 2016 Tanggal Pengumpulan : 13

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kentang atau potato sudah lama dikenal dan ditanam di berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kentang atau potato sudah lama dikenal dan ditanam di berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Kentang Kentang atau potato sudah lama dikenal dan ditanam di berbagai Negara. Menurut banyak literatur, tanaman kentang berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun

Lebih terperinci

Fotometri Nyala (Flame Photometry) dan Spektrofotometri Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometry)

Fotometri Nyala (Flame Photometry) dan Spektrofotometri Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometry) Fotometri Nyala (Flame Photometry) dan Spektrofotometri Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometry) Disampaikan pada Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Konsep-konsep

Lebih terperinci

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR SUPPLY PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Melinjo Menurut Herbarium Medanense (2017), hasil identifikasi tumbuhan melinjo adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Gnetophyta : Gnetopsida

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Durian Durian adalah nama tumbuhan tropik yang berasal dari Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daerah nanas yang terkenal di Negara kita ini adalah Palembang, Riau, Jambi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daerah nanas yang terkenal di Negara kita ini adalah Palembang, Riau, Jambi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) merupakan buah yang cukup popular. Daerah nanas yang terkenal di Negara kita ini adalah Palembang, Riau, Jambi, Bogor, Subang dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam penyediaan sumber vitamin dan mineral. Sebagai sumber pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam penyediaan sumber vitamin dan mineral. Sebagai sumber pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Wortel Wortel merupakan salah satu jenis sayuran umbi yang memiliki peranan penting dalam penyediaan sumber vitamin dan mineral. Sebagai sumber pangan hayati,

Lebih terperinci

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Benoa merupakan salah satu pelabuhan yang terdapat di provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal dan berbagai aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedugul adalah pusat produksi pertanian hortikultura dataran tinggi di Bali yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seluruh lapisan masyarakat indonesia. Kebutuhan akan minyak goreng setiap tahun mengalami peningkatan karena makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Selada Taksonomi tumbuhan selada : Kingdom Divisio Subdivisio Class Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Asterales : Asteraceae : Lactuca

Lebih terperinci

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALYSIS OF LEAD, COPPER, AND ZINC IN FRESH COW S MILKS COMMERCIAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Uraian Rajungan, Ketam Batu dan Lokan. Rajungan karang (Charybdis cruciata) hidup di perairan dekat pantai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Uraian Rajungan, Ketam Batu dan Lokan. Rajungan karang (Charybdis cruciata) hidup di perairan dekat pantai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Rajungan, Ketam Batu dan Lokan 2.1.1. Rajungan Rajungan karang (Charybdis cruciata) hidup di perairan dekat pantai. Jumlah duri di kiri-kanan matanya masing-masing enam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suku kubis-kubisan (Brassicaceae). Brokoli diperkirakan didomestikasi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suku kubis-kubisan (Brassicaceae). Brokoli diperkirakan didomestikasi di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Brokoli Brokoli (Brassica oleraceae, L.) adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan (Brassicaceae). Brokoli diperkirakan didomestikasi di wilayah Mediterania

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metformin Hidroklorida Tablet Metformin Hidroklorida sistem lepas lambat mengandung NLT 90% dan NMT 110% dari jumlah Metformin Hidroklorida berlabel (The United States Pharmacopeial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Tempat : Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Putri Cempo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Waktu : Januari s.d Juni 013. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko tercemar kadmium, tembaga dan timbal.makanan dapat menimbulkan berbagai penyakit apabila salah dalam

Lebih terperinci

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat kimia (garam-garam terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsurunsur kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea

BAB I PENDAHULUAN. rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak, yang lazim ditanam di Indonesia, antara lain kubis, kubis bunga, brokoli, kubis tunas, kubis rabi, dan kale.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian studi voltametri siklik asam urat dengan menggunakan elektroda nikel sebagai elektroda kerja ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pengaruh dari parameter yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Domperidone Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan buku Martindale (Sweetman, 2009) sediaan tablet domperidone merupakan sediaan yang mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sukun Sukun merupakan tanaman tahunan yang tumbuh baik pada lahan kering (daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih dan mempunyai cabang-cabang yang melebar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air yang digunakan sebagai kebutuhan air bersih sehari-hari,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air yang digunakan sebagai kebutuhan air bersih sehari-hari, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air yang digunakan sebagai kebutuhan air bersih sehari-hari, sebaiknya air tersebut tidak bewarna, tidak berasa, tidak berbau, jernih dan mempunyai suhu yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kurma (Phoenix dactylifera) adalah sejenis tumbuhan palem yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kurma (Phoenix dactylifera) adalah sejenis tumbuhan palem yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kurma Kurma (Phoenix dactylifera) adalah sejenis tumbuhan palem yang buahnya dapat dimakan karena rasanya manis. Pohon kurma memiliki tinggi sekitar 15-25 meter dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan di pasar-pasar setiap saat, tanpa mengenal musim. Menurut sejarahnya, tanaman alpukat berasal dari

Lebih terperinci

Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT

Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT Analisa AAS Pada Bayam Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT AAS itu apa cih??? AAS / Spektrofotometer Serapan Atom adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir pencemaran air oleh logam berat telah menjadi masalah di seluruh dunia termasuk di Indonesia, sebab logam berat tidak bisa dihancurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perindustrian di Indonesia semakin berkembang, salah satunya adalah industri elektroplating. Beragam barang perhiasan, peralatan rumah tangga, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan dan juga merupakan salah satu jenis bahan pencemar yang dapat membahayakan kesehatan manusia, ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut telah membawa manusia ke era baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau aktifitasnya akan selalu menghasilkan suatu bahan yang tidak diperlukan yang disebut sebagai buangan atau limbah.

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN ANALISIS CEMARAN TEMBAGA DALAM AIR SUMUR INDUSTRI PELAPISAN EMAS DI KOTA TEGAL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Listiowati, Wiranti Sri Rahayu, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salagundi (Vitex trifolia L.) adalah tumbuhan dari famili tumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salagundi (Vitex trifolia L.) adalah tumbuhan dari famili tumbuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Salagundi (Vitex trifolia L.) adalah tumbuhan dari famili tumbuhan berbunga (dikenal dengan famili Verbenaceae) yang tersebar di seluruh Indonesia. Salagundi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Gunung Berapi Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang didefinisikan sebagai suatu saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sungai merupakan salah satu sumber air yang masih banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sungai merupakan salah satu sumber air yang masih banyak digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sungai merupakan salah satu sumber air yang masih banyak digunakan masyarakat luas terutama untuk pengairan, minum untuk binatang ternak, kadang untuk mandi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencemaran lingkungan bukanlah suatu hal yang baru karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencemaran lingkungan bukanlah suatu hal yang baru karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran lingkungan bukanlah suatu hal yang baru karena pencemaran lingkungan telah terjadi sejak dahulu sampai sekarang. Pencemaran dikatakan berbahaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab tercemarnya suatu tatanan

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Obat Tradisional Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Sampel yang digunakan adalah gorengan berlapis tepung yang diolah sendiri. Jenis gorengan yang diolah mengacu pada hasil penelitian pendahuluan mengenai jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Logam berat adalah golongan logam yang memiliki pengaruh bila logam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Logam berat adalah golongan logam yang memiliki pengaruh bila logam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Logam Berat Logam berat adalah golongan logam yang memiliki pengaruh bila logam ini berkaitan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Istilah logam berat sebetulnya telah

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED Daerah radiasi IR: 1. IR dekat: 0,78 2,5 µm 2. IR tengah: 2,5 50 µm 3. IR jauh: 50 1000 µm Daerah radiasi spektroskopi IR: 0,78 1000 µm Penggunaan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM FENTI FATMAWATI 1,, AYUMULIA 2 1 Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. email: fenti.fatmawati@stfb.ac.id.

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Benar adanya bahwa air telah ada di planet ini jauh sebelum kehidupan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman JUDUL..... i HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... ABSTRAK... iv vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) SPEKTROFOTOMETRI (SSA) 1. PRINSIP AAS Prinsip dasar analisis spektrometri adalah sebagai berikut: larutan sampel menyerap radiasi elektromagnetik dan jumlah intensitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Amerika. Penyebarannya segera meluas ke berbagai tempat sejak Columbus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Amerika. Penyebarannya segera meluas ke berbagai tempat sejak Columbus BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cabai (Capsicum sp) Cabai (Capsicum sp) adalah salah satu jenis sayuran yang berasal dari benua Amerika. Penyebarannya segera meluas ke berbagai tempat sejak Columbus menemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingginya mencapai 5 15 m, dengan batang yang bulat, dan mempunyai akar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingginya mencapai 5 15 m, dengan batang yang bulat, dan mempunyai akar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daun Ekor Naga Daun ekor naga sejenis tanaman merambat yang besar, memanjat, tingginya mencapai 5 15 m, dengan batang yang bulat, dan mempunyai akar pelekat dan akar gantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses industrialisasi tidak dapat melepaskan diri dari efek negatif yang ditimbulkannya. Adanya bahan sisa industri baik yang berbentuk padat, cair, maupun gas dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang berhubungan dengan pembangunan di bidang industri banyak memberikan keuntungan bagi manusia, akan tetapi pembangunan di bidang

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkurangnya lahan sebagai tempat merumputnya sapi, maka banyak peternak mencari alternatif lain termasuk melepas ternak sapinya di tempat pembuangan sampah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Taksonomi Buah Apel Nama umum : Apel Bahasa Inggris : Apple Nama Latin : Malus domestica Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pencemaran logam berat merupakan hal yang sangat berbahaya, baik bagi tubuh maupun bagi lingkungan. Pencemaran logam berat merupakan isu yang sudah lama tersebar

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015 BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan

Lebih terperinci