BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. Analisis sistem didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. Analisis sistem didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem"

Transkripsi

1 27 BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisis sistem didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. Menganalisis permasalahan-permasalahan yang ada, serta mengidentifikasi merupakan tahap pertama yang dilakukan dalam tahap analisa masalah. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sistem tersebut, maka perlu diketahui bagaimana sistem yang sedang berjalan di STMIK Potensi Utama. Dalam masalah pemilihan kelas peminatan di STMIK Potensi Utama, mahasiswa akan diberikan sosialisasi oleh pihak Prodi setiap Jurusannya berupa informasi tentang kelas peminatan yang disediakan dan mata kuliah mata kuliah yang harus tuntas (Lulus) untuk mendukung dalam mem ilih kelas peminatan tersebut, setelah itu mahasiswa akan diberikan Form Absensi yang di di dalam form tersebut mahasiswa bisa langsung memilih kelas peminatan yang diinginkan dengan syarat mereka harus lulus pada mata kuliah mata kuliah tertentu. Setelah itu Form Absensi yang telah diisi dikumpulkan kembali. Yang mana form tersebut dibuat oleh Administrasi Prodi yang kemudian diperiksa oleh Sekretaris Prodi dan akhirnya disetujui oleh Ketua Prodi.

2 28 Mahasiswa kemudian didata berdasarkan data pada form absensi dan kemudian Prodi akan membuat laporan rekapitulasi kelas peminatan dalam bentuk form list kelas peminatan. III.1.1. Analisa Input Berikut ini adalah analisa input sistem yang berjalan di STMIK Potensi Utama dalam pemilihan kelas peminatan, dapat dilihat pada Gambar III.1. Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Genap / Kelas : A-Pagi STMIK POTENSI UTAMA ABSENSI PEMINATAN Bidang Peminatan NO NIM NAMA MAHASISWA KELAS Multimedia Kecerdasan Buatan Jaringan Komputer Tanda Tangan Dibuat Oleh Adm. Prodi TI Diperiksa Oleh Sek. Prodi TI Medan, 27 Maret 2011 Disetujui Oleh Ka. Prodi TI Fithry Mayasari, S.Kom Fitriana Harahap, S.Kom Helmi Kurniawan,ST, M.Kom Gambar III.1 : Form Absensi Peminatan Sumber : Bagian Prodi TI STMIK Potensi Utama

3 29 III.I.2 Analisa Proses Setelah melakukan proses analisa input, Adapun proses pengolahan pemilihan kelas peminatan pada STMIK Potensi Utama dapat dilihat pada Gambar III.2. : Mahasiswa Adm. Prodi Sek. Prodi Ka. Prodi Berkumpul di aula untuk mengikuti sosialisasi kelas peminatan Mengumpulkan Mahasiswa di Aula untuk sosialisasi kelas peminatan Mengisi Form Absensi Peminatan Memberikan Form Absensi Peminatan kepada Mahasiswa Menyerahkan Form Absensi Peminatan Mengumpulkan seluruh Form Absensi Peminatan yang sudah di isi Menyerahkan seluruh Form Absensi Peminatan yang telah diisi Memeriksa Form Absensi Peminatan yang sudah diisi Membuat laporan rekap dalam form Kelas Peminatan. MeMengembalikan Form Absensi Peminatan yang sudah diperiksa Membuat laporan rekap dalam form Kelas Peminatan. Menyetujui laporan rekap dalam form Kelas Peminatan. Gambar III.2. Activity Proses Pemilihan Kelas Peminatan

4 30 III.I.3 Analisa Output Analisa Output pada pemilihan kelas peminatan di STMIK Potensi Utama, Adapun hasil laporan dapat dilihat pada gambar III.3. : STMIK POTENSI UTAMA KELAS PEMINATAN Program Studi : Tahun Akademik : Semester : Kelas : Peminatan : NO NIM NAMA KELAS Diketahui Oleh Ka. Prodi TI Helmi Kurniawan,ST, M.Kom Gambar III.3. Gambar Form Kelas Peminatan Sumber : Bagian Prodi TI STMIK Potensi Utama

5 31 III.2 Strategi Pemecahan Masalah Berdasarkan hasil analisa sistem yang berjalan dari analisa input, analisa proses dan analisa output, penulis menemukan beberapa kelemahan. Adapun perumusan masalah yang ditemui pada sistem yang berjalan adalah : a. Proses pemilihan kelas peminatan dilakukan oleh mahasiswa dimana mahasiswa bebas memilih kelas peminatan tanpa ada kriteria yang berlaku selain mahasiswa harus lulus mata kuliah mata kuliah tertentu. b. Penginputan data masih menggunakan sistem semi komouterisasi menggunakan aplikasi Ms Word dan belum ada sistem pendukung keputusan untuk pemilihan kelas peminatan berdasarkan nilai akademik mahasiswa. c. Proses pemilihan kelas peminatan pada saat ini kurang optimal. Berdasarkan dari perumusan masalah yang tertera pada point diatas penulis akan membangun sistem pendukung keputusan untuk pemilihan kelas peminatan menggunakan metode Fuzzy Sugeno yang mana sebelumnya pihak program studi akan memberikan pengarahan kepada mahasiswa untuk menggunakan sistem pendukung keputusan tersebut sebelum mengikuti sosialisasi kelas peminatan dan menentukan kelas peminatan. Dengan sistem pendukung keputusan ini dapat membantu mahasiswa dalam menentukan kelas peminatan mereka berdasarkan nilai akademik yang mereka peroleh. Sistem yang dibuat menggunakan metode Fuzzy Sugeno, dimana akan ada penentuan kriteria dan nilai bobot pada masing-masing kriteria.

6 32 III.3 Desain Sistem III.3.1. Desain Sistem Secara Global Tahapan dari desain system secara global memiliki tujuan untuk merancang sistem yang baru yang dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi pengguna sistem yang sedang berjalan. Perancangan sistem adalah tahapan yang berguna untuk memperbaiki efesiensi kerja suatu sistem yang telah ada. Tahap peracangan sistem dapat digambarkan sebagai tahap untuk membangun suatu sistem dan mengkonfigurasikan komponen-komponen perangkat lunak dan sehingga menghasilkan sistem yang lebih baik. III Peracangan Sistem dengan Metode Fuzzy Sugeno Dalam perancangan sistem yang akan dirancang, pemilihan kelas peminatan menggunakan metode fuzzy Sugeno. Dimana dalam konsep fuzzy Sugeno diperlukan kriteria-kriteria dan nilai bobot setiap kriteria untuk melakukan perhitungan sehingga akan didapat alternatif yang terbaik untuk menetukan kelas peminatan mana yang lebih cocok berdasarkan nilai akademik yang diperoleh. Adapun langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pendefinisian Input dan Output Tabel III.1. Input dan Output pada proses pemilihan kelas peminatan No Proses Variabel Input/Output 1. Pemilihan kelas peminatan - Grafika Komputer - Sistem Multimedia - Pengolahan Citra Digital - Persentase kelas peminatan Multimedia Input Input Input Output

7 33 - Rangkaian Digital - Kecerdasan Buatan - Organisasi dan Arsitektur Komputer - Persentase kelas peminatan Kecerdasan Buatan - Jaringan Komputer - Pemprograman Internet - Keamanan Komputer dan jaringan - Persentase kelas peminatan Jaringan Input Input Input Output Input Input Input Output Tabel III.1 menunjukan bahwa cara kerja sistem pendukung keputusan pemilihan kelas peminatan terdiri 1 proses yaitu proses pemilihan kelas peminatan, untuk proses pemilihan kelas peminatan tersebut variabel input terdiri dari nilai mata kuliah Grafika Komputer, Sistem Multimedia, Pengolahan Citra Digital dan output adalah persentase kelas peminatan Multimedia, kemudian variabel input nilai mata kuliah Rangkaian Digital, Kecerdasan Buatan, Organisasi komputer dan Arsitektur Komputer dan output adalah persentase kelas peminatan Kecerdasan Buatan, yang terakhir input nilai mata kuliah Jaringan Komputer, Pemprograman Internet, Keamanan Komputer dan Jaringan dan output adalah persentase kelas peminatan Jaringan. b. Pembentukan Himpunan Fuzzy Pada proses pemilihan kelas peminatan ini terdiri dari beberapa variabel yaitu : grafika komputer, sistem multimedia, pengolahn citra digital, rangkaian digital, kecerdasan buatan, oraganisasi dan arsitektur komputer, jaringan komputer, pemprograman internet, dan keamanan komputer dan jaringan, yang dapat disusun himpunan fuzzynya yaitu :

8 34 a) Variabel grafika komputer, tinggi rendahnya nilai yang diperoleh oleh mahasiswa. Variabel grafika komputer (dalam satuan nilai Indeks Prestasi), terdiri dari 3 himpunan fuzzy : 1. Rendah: dengan batasan Sedang : dengan batasan Tinggi : dengan batasan b) Variabel sistem multimedia, tinggi rendahnya nilai yang diperoleh oleh mahasiswa. Variabel sistem multimedia (dalam satuan nilai Indeks Prestasi), terdiri dari 3 himpunan fuzzy : 1. Rendah: dengan batasan Sedang : dengan batasan Tinggi : dengan batasan c) Variabel pengolah citra digital, tinggi rendahnya nilai yang diperoleh oleh mahasiswa. Variabel pengolah citra digital (dalam sat uan nilai Indeks Prestasi), terdiri dari 3 himpunan fuzzy : 1. Rendah: dengan batasan Sedang : dengan batasan Tinggi : dengan batasan d) Variabel rangkaian digital, tinggi rendahnya nilai yang diperoleh oleh mahasiswa. Variabel rangkaian digital (dalam satuan nilai Indeks Prestasi), terdiri dari 3 himpunan fuzzy : 1. Rendah: dengan batasan Sedang : dengan batasan

9 35 3. Tinggi : dengan batasan e) Variabel kecerdasan buatan, tinggi rendahnya nilai yang diperoleh oleh mahasiswa. Variabel kecerdasan buatan (dalam satuan nilai Indeks Prestasi), terdiri dari 3 himpunan fuzzy : 1. Rendah: dengan batasan Sedang : dengan batasan Tinggi : dengan batasan f) Variabel organisasi dan arsitektur komputer, tinggi rendahnya nilai yang diperoleh oleh mahasiswa. Variabel organisasi dan arsitektur komputer (dalam satuan nilai Indeks Prestasi), terdiri dari 3 himpunan fuzzy : 1. Rendah: dengan batasan Sedang : dengan batasan Tinggi : dengan batasan g) Variabel jaringan komputer, tinggi rendahnya nilai yang diperoleh oleh mahasiswa. Variabel jaringan komputer (dalam satuan nilai Indeks Prestasi), terdiri dari 3 himpunan fuzzy : 1. Rendah: dengan batasan Sedang : dengan batasan Tinggi : dengan batasan h) Variabel pemprograman internet, tinggi rendahnya nilai yang diperoleh oleh mahasiswa. Variabel pemprograman internet (dalam satuan nilai Indeks Prestasi), terdiri dari 3 himpunan fuzzy : 1. Rendah: dengan batasan

10 36 2. Sedang : dengan batasan Tinggi : dengan batasan i) Variabel keamanan komputer dan jaringan, tinggi rendahnya nilai yang diperoleh oleh mahasiswa. Variabel keamanan komputer dan jaringan (dalam satuan nilai Indeks Prestasi), terdiri dari 3 himpunan fuzzy : 1. Rendah: dengan batasan Sedang : dengan batasan Tinggi : dengan batasan c. Penyelesaian dengan metode fuzzy Sugeno Pembentukan Fungsi Keanggotaan 1. Kelas peminatan Multimedia Rendah Sedang Tinggi Grafika Komputer dalam satuan Indeks Prestasi (IP) Gambar III.4. Representasi pada Variabel Grafika Komputer Pada variabel grafika komputer (a), data yang dimiliki adalah 2, 3, dan 4, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Himpunan fuzzy Rendah akan memiliki domain [2 3].

11 37 Dengan derajat keanggotaan Rendah tertinggi (=1) terle tak pada nilai 2. Himpunan fuzzy Rendah ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sedang apabila melebihi nilai 2. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Rendah terlihat pada gambar III.4 dan dinyatakan dalam persamaan 3.1 berikut : µ[a] = 0; 3 3 ; 2 < < 3 1; = 2...(3.1) Himpunan fuzzy Sedang memiliki domain [ ] dengan derajat keanggotaan Sedang tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 3. Himpunan fuzzy Sedang ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Tinggi apabila melebihi nilai 3. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.4 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.2 berikut : µ[a] = 0; 2 4 2; 2 < 3 4 ; 3 < < (3.2) Himpunan fuzzy Tinggi memiliki domain [3.50 4] dengan derajat keanggotaan Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 4. Himpunan fuzzy Tinggi ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.4 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.3 berikut : µ[a] = 0; 3 3; 3 < < 4 1; = 4...(3.3)

12 38 Rendah Sedang Tinggi Sistem Multimedia dalam satuan Indeks Prestasi (IP) Gambar III.5. Representasi pada Variabel Sistem Multimedia Pada variabel sistem multimedia (a), data yang dimiliki adalah 2, 3, dan 4, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Himpunan fuzzy Rendah akan memiliki domain [2 3]. Dengan derajat keanggotaan Rendah tertinggi (=1) terletak pada nilai 2. Himpunan fuzzy Rendah ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sedang apabila melebihi nilai 2. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Rendah terlihat pada gambar III.5 dan dinyatakan dalam persamaan 3.4 berikut : µ[a] = 0; 3 3 ; 2 < < 3 1; = 2...(3.4) Himpunan fuzzy Sedang memiliki domain [ ] dengan derajat keanggotaan Sedang tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 3. Himpunan fuzzy Sedang ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Tinggi apabila melebihi

13 39 nilai 3. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.5 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.5 berikut : µ[a] = 0; 2 4 2; 2 < 3 4 ; 3 < < (3.5) Himpunan fuzzy Tinggi memiliki domain [3.50 4] dengan derajat keanggotaan Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 4. Himpunan fuzzy Tinggi ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.5 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.6 berikut : µ[a] = 0; 3 3; 3 < < 4 1; = 4...(3.6) Rendah Sedang Tinggi Pengolahan Citra Digital dalam satuan Indeks Prestasi (IP) Gambar III.6. Representasi pada Variabel Pengolahan Citra Digital Pada variabel pengolahan citra digital (a), data yang dimiliki adalah 2, 3, dan 4, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Himpunan fuzzy Rendah akan memiliki

14 40 domain [2 3]. Dengan derajat keanggotaan Rendah tertinggi (=1) terletak pada nilai 2. Himpunan fuzzy Rendah ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sedang apabila melebihi nilai 2. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Rendah terlihat pada gambar III.6 dan dinyatakan dalam persamaan 3.7 berikut : µ[a] = 0; 3 3 ; 2 < < 3 1; = 2...(3.7) Himpunan fuzzy Sedang memiliki domain [ ] dengan derajat keanggotaan Sedang tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 3. Himpunan fuzzy Sedang ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Tinggi apabila melebihi nilai 3. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.6 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.8 berikut : µ[a] = 0; 2 4 2; 2 < 3 4 ; 3 < < (3.8) Himpunan fuzzy Tinggi memiliki domain [3.50 4] dengan derajat keanggotaan Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 4. Himpunan fuzzy Tinggi ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.6 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.9 berikut : µ[a] = 0; 3 3; 3 < < 4 1; = 4...(3.9)

15 41 R S T ST PT µ(p) µ (p) Keterangan : R S T ST PT : Rendah : Sedang : Tinggi : Sangat Tinggi : Paling Tinggi Presentase kelas peminatan Multimedai dalam satuan persen ( % ) Gambar III.7. Representasi Variabel pada Kelas Peminatan Pada variabel kelas peminatan multimedia (P), data yang dimiliki adalah 60%, 75%, 85%, 95% dan 100 %, yang dibagi menjadi 5 himpunan fuzzy yaitu Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat Tinggi dan Tinggi Sekali. Himpunan fuzzy Rendah memiliki domain [60 75] dengan derajat keanggotaan Rendah tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 60. Himpunan fuzzy Rendah ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sedang apabila melebihi nilai 60. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Rendah terlihat pada gambar III.7 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.10 berikut : µ[p] = 0; = 60 ; 60 < < 75 1; 75...(3.10) Himpunan fuzzy Sedang memiliki domain [75 85] dengan derajat keanggotaan Sedang tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 75. Himpunan fuzzy Sedang ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga

16 42 dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Tinggi apabila melebihi nilai 75. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Sedang terlihat pada gambar III.7 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.11 berikut : 0; p 60 atau p 85 p-65 µ[p] = ; 65<k< p ; p 75...(3.11) 10 Himpunan fuzzy Tinggi memiliki domain [85 95] dengan derajat keanggotaan Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 85. Himpunan fuzzy Tinggi ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sangat Tinggi apabila melebihi nilai 85. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Tinggi terlihat pada gambar III.7 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.12 berikut : µ[p] = 0; p 70 p ; 65<p<75 90-p ; 85 p<95...(3.12) 10 Himpunan fuzzy Sangat Tinggi memiliki domain [95 99] dengan derajat keanggotaan Sangat Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 95. Himpunan fuzzy Sangat Tinggi ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Paling Tinggi apabila melebihi nilai 95. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Sangat Tinggi terlihat pada gambar III.7 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.13 berikut :

17 43 µ[p] = 0; p 95 p ; 85<p<95 p-95 5 ; 95 p<100...(3.13) Himpunan fuzzy Paling Tinggi memiliki domain [100] dengan derajat keanggotaan Paling Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 100. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Paling Tinggi terlihat pada gambar III.7 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.14 berikut : µ[p] = 0; p 95 1 ; p=100...(3.14) 2. Kelas peminatan Kecerdasan Buatan Rendah Sedang Tinggi Rangkaian Digital dalam satuan Indeks Prestasi (IP) Gambar III.8. Representasi pada Variabel Rangkaian Digital Pada variabel rangkaian digital (a), data yang dimiliki adalah 2, 3, dan 4, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Himpunan fuzzy Rendah akan memiliki domain [2 3]. Dengan derajat keanggotaan Rendah tertinggi (=1) terletak pada nilai 2. Himpunan fuzzy Rendah ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan

18 44 segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sedang apabila melebihi nilai 2. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Rendah terlihat pada gambar III.8 dan dinyatakan dalam persamaan 3.15 berikut : µ[a] = 0; 3 3 ; 2 < < 3 1; = 2...(3.15) Himpunan fuzzy Sedang memiliki domain [ ] dengan derajat keanggotaan Sedang tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 3. Himpunan fuzzy Sedang ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Tinggi apabila melebihi nilai 3. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.8 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.16 berikut : µ[a] = 0; 2 4 2; 2 < 3 4 ; 3 < < (3.16) Himpunan fuzzy Tinggi memiliki domain [3.50 4] dengan derajat keanggotaan Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 4. Himpunan fuzzy Tinggi ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.8 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.17 berikut : µ[a] = 0; 3 3; 3 < < 4 1; = 4...(3.17)

19 45 Rendah Sedang Tinggi Kecerdasan Buatan dalam satuan Indeks Prestasi (IP) Gambar III.9. Representasi pada Variabel Kecerdasan Buatan Pada variabel sistem multimedia (a), data yang dimiliki adalah 2, 3, dan 4, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Himpunan fuzzy Rendah akan memiliki domain [2 3]. Dengan derajat keanggotaan Rendah tertinggi (=1) terl etak pada nilai 2. Himpunan fuzzy Rendah ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sedang apabila melebihi nilai 2. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Rendah terlihat pada gambar III.9 dan dinyatakan dalam persamaan 3.18 berikut : µ[a] = 0; 3 3 ; 2 < < 3 1; = 2...(3.18) Himpunan fuzzy Sedang memiliki domain [ ] dengan derajat keanggotaan Sedang tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 3. Himpunan fuzzy Sedang ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Tinggi apabila melebihi

20 46 nilai 3. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.9 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.19 berikut : µ[a] = 0; 2 4 2; 2 < 3 4 ; 3 < < (3.19) Himpunan fuzzy Tinggi memiliki domain [3.50 4] dengan derajat keanggotaan Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 4. Himpunan fuzzy Tinggi ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.9 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.20 berikut : µ[a] = 0; 3 3; 3 < < 4 1; = 4...(3.20) Rendah Sedang Tinggi Organisasi dan Arsitektur komputer dalam satuan Indeks Prestasi (IP) Gambar III.10. Representasi pada Variabel Organisasi dan Arsitektuk Komputer Pada variabel pengolahan citra digital (a), data yang dimiliki adalah 2, 3, dan 4, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu

21 47 Rendah, Sedang dan Tinggi. Himpunan fuzzy Rendah akan memiliki domain [2 3]. Dengan derajat keanggotaan Rendah tertinggi (=1) terletak pada nilai 2. Himpunan fuzzy Rendah ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sedang apabila melebihi nilai 2. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Rendah terlihat pada gambar III.10 dan dinyatakan dalam persamaan 3.21 berikut : µ[a] = 0; 3 3 ; 2 < < 3 1; = 2...(3.21) Himpunan fuzzy Sedang memiliki domain [ ] dengan derajat keanggotaan Sedang tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 3. Himpunan fuzzy Sedang ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Tinggi apabila melebihi nilai 3. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.10 dan dapat dinyatakan dalam persamaan III.22 berikut : µ[a] = 0; 2 4 2; 2 < 3 4 ; 3 < < (3.22) Himpunan fuzzy Tinggi memiliki domain [3.50 4] dengan derajat keanggotaan Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 4. Himpunan fuzzy Tinggi ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.10 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.23 berikut :

22 48 µ[a] = 0; 3 3; 3 < < 4 1; = 4...(3.23) R S T ST PT µ(p) µ (p) Keterangan : R S T ST PT : Rendah : Sedang : Tinggi : Sangat Tinggi : Paling Tinggi Presentase kelas peminatan Kecerdasan Buatan dalam satuan persen ( % ) Gambar III.11. Representasi Variabel pada Kelas Peminatan Kecerdasan Buatan Pada variabel kelas peminatan kecerdasan buatan (P), data yang dimiliki adalah 60%, 75%, 85%, 95% dan 100 %, yang dibagi menjadi 5 himpunan fuzzy yaitu Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat Tinggi dan Tinggi Sekali. Himpunan fuzzy Rendah memiliki domain [60 75] dengan derajat keanggotaan Rendah tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 60. Himpunan fuzzy Rendah ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sedang apabila melebihi nilai 60. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Rendah terlihat pada gambar III.11 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.24 berikut : µ[p] = 0; = 60 ; 60 < < 75 1; 75...(3.24)

23 49 Himpunan fuzzy Sedang memiliki domain [75 85] dengan derajat keanggotaan Sedang tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 75. Himpunan fuzzy Sedang ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Tinggi apabila melebihi nilai 75. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Sedang terlihat pada gambar III.11 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.25 berikut : 0; µ[p] = p 60 atau p 85 p <k<75 80-p 10 p 75...(3.25) Himpunan fuzzy Tinggi memiliki domain [85 95] dengan derajat keanggotaan Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 85. Himpunan fuzzy Tinggi ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sangat Tinggi apabila melebihi nilai 85. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Tinggi terlihat pada gambar III.11 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.26 berikut : µ[p] = 0; p 70 p ; 65<p<75 90-p 10 ; 85 p<95...(3.26) Himpunan fuzzy Sangat Tinggi memiliki domain [95 99] dengan derajat keanggotaan Sangat Tinggi tertinggi ( =1 ) terl etak pada nilai 95. Himpunan fuzzy Sangat Tinggi ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Paling Tinggi apabila melebihi nilai 95. Fungsi keanggotaan untuk

24 50 himpunan Sangat Tinggi terlihat pada gambar III.11 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.27 berikut : µ[p] = 0; p 95 p ; 85<p<95 p-95 5 ; 95 p<100...(3.27) Himpunan fuzzy Paling Tinggi memiliki domain [100] dengan derajat keanggotaan Paling Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 100. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Paling Tinggi terlihat pada gambar III.11 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.28 berikut : µ[p] = 0; p 95 1 ; p=100...(3.28) 3. Kelas peminatan Jaringan Rendah Sedang Tinggi Jaringan Komputer dalam satuan Indeks Prestasi (IP) Gambar III.12. Representasi pada Variabel Jaringan Komputer Pada variabel rangkaian digital (a), data yang dimiliki adalah 2, 3, dan 4, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Himpunan fuzzy Rendah akan memiliki domain [2 3].

25 51 Dengan derajat keanggotaan Rendah tertinggi (=1) terletak pada nilai 2. Himpunan fuzzy Rendah ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sedang apabila melebihi nilai 2. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Rendah terlihat pada gambar III.12 dan dinyatakan dalam persamaan 3.29 berikut : µ[a] = 0; 3 3 ; 2 < < 3 1; = 2...(3.29) Himpunan fuzzy Sedang memiliki domain [ ] dengan derajat keanggotaan Sedang tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 3. Himpunan fuzzy Sedang ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Tinggi apabila melebihi nilai 3. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.12 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.30 berikut : µ[a] = 0; 2 4 2; 2 < 3 4 ; 3 < < (3.30) Himpunan fuzzy Tinggi memiliki domain [3.50 4] dengan derajat keanggotaan Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 4. Himpunan fuzzy Tinggi ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.12 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.31 berikut : µ[a] = 0; 3 3; 3 < < 4 1; = 4...(3.31)

26 52 Rendah Sedang Tinggi Pemprograman Internet dalam satuan Indeks Prestasi (IP) Gambar III.13. Representasi pada Variabel Pemprograman Internet Pada variabel pemprograman internet (a), data yang dimiliki adalah 2, 3, dan 4, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Himpunan fuzzy Rendah akan memiliki domain [2 3]. Dengan derajat keanggotaan Rendah tertinggi (=1) terletak pada nilai 2. Himpunan fuzzy Rendah ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sedang apabila melebihi nilai 2. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Rendah terlihat pada gambar III.13 dan dinyatakan dalam persamaan 3.32 berikut : µ[a] = 0; 3 3 ; 2 < < 3 1; = 2...(3.32) Himpunan fuzzy Sedang memiliki domain [ ] dengan derajat keanggotaan Sedang tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 3. Himpunan fuzzy Sedang ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga

27 53 dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Tinggi apabila melebihi nilai 3. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.13 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.33 berikut : µ[a] = 0; 2 4 2; 2 < 3 4 ; 3 < < (3.33) Himpunan fuzzy Tinggi memiliki domain [3.50 4] dengan derajat keanggotaan Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 4. Himpunan fuzzy Tinggi ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.13 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.34 berikut : µ[a] = 0; 3 3; 3 < < 4 1; = 4...(3.34) Rendah Sedang Tinggi Keamanan Komputer dan Jaringan dalam satuan Indeks Prestasi (IP) Gambar III.14. Representasi pada Variabel Keamanan Komputer dan Jaringan

28 54 Pada variabel keamanan komputer dan jaringan (a), data yang dimiliki adalah 2, 3, dan 4, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi. Himpunan fuzzy Rendah akan memiliki domain [2 3]. Dengan derajat keanggotaan Rendah tertinggi (=1) terletak pada nilai 2. Himpunan fuzzy Rendah ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sedang apabila melebihi nilai 2. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Rendah terlihat pada gambar III.14 dan dinyatakan dalam persamaan 3.35 berikut : µ[a] = 0; 3 3 ; 2 < < 3 1; = 2...(3.35) Himpunan fuzzy Sedang memiliki domain [ ] dengan derajat keanggotaan Sedang tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 3. Himpunan fuzzy Sedang ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Tinggi apabila melebihi nilai 3. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.14 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.36 berikut : µ[a] = 0; 2 4 2; 2 < 3 4 ; 3 < < (3.36) Himpunan fuzzy Tinggi memiliki domain [3.50 4] dengan derajat keanggotaan Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 4. Himpunan fuzzy Tinggi ini juga direpresentasikan dengan fungsi segitiga. Fungsi

29 55 keanggotaan untuk himpunan sedang terlihat pada gambar III.14 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.37 berikut : µ[a] = 0; 3 3; 3 < < 4 1; = 4...(3.37) R S T ST PT µ(p) µ (p) Keterangan : R S T ST PT : Rendah : Sedang : Tinggi : Sangat Tinggi : Paling Tinggi Presentase kelas peminatan Jaringan dalam satuan persen ( % ) Gambar III.15. Representasi Variabel pada Kelas Peminatan Jaringan Pada variabel kelas peminatan jaringan (P), data yang dimiliki adalah 60%, 75%, 85%, 95% dan 100 %, yang dibagi menjadi 5 himpunan fuzzy yaitu Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat Tinggi dan Tinggi Sekali. Himpunan fuzzy Rendah memiliki domain [60 75] dengan derajat keanggotaan Rendah tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 60. Himpunan fuzzy Rendah ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sedang apabila melebihi nilai 60. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Rendah terlihat pada gambar III.15 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.38 berikut :

30 56 µ[p] = 0; = 60 ; 60 < < 75 1; 75...(3.38) Himpunan fuzzy Sedang memiliki domain [75 85] dengan derajat keanggotaan Sedang tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 75. Himpunan fuzzy Sedang ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Tinggi apabila melebihi nilai 75. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Sedang terlihat pada gambar III.15 dan dapat dinyatakan dalam persamaan III.39 berikut : 0; p 60 atau p 85 p-65 µ[p] = ; 65<k< p ; p 75...(3.39) 10 Himpunan fuzzy Tinggi memiliki domain [85 95] dengan derajat keanggotaan Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 85. Himpunan fuzzy Tinggi ini dipresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Sangat Tinggi apabila melebihi nilai 85. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Tinggi terlihat pada gambar III.15 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.40 berikut : µ[p] = 0; p 70 p ; 65<p<75 90-p ; 85 p<95...(3.40) 10 Himpunan fuzzy Sangat Tinggi memiliki domain [95 99] dengan derajat keanggotaan Sangat Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pada nilai 95. Himpunan fuzzy Sangat Tinggi ini dipresentasikan dengan fungsi

31 57 keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati Paling Tinggi apabila melebihi nilai 95. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Sangat Tinggi terlihat pada gambar III.15 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.41 berikut : µ[p] = 0; p 95 p-85 ; 85<p<95 10 p-95 ; 95 p< (3.41) Himpunan fuzzy Paling Tinggi memiliki domain [100] dengan derajat keanggotaan Paling Tinggi tertinggi ( =1 ) terletak pad a nilai 100. Fungsi keanggotaan untuk himpunan Paling Tinggi terlihat pada gambar III.15 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.42 berikut : µ[p] = 0; p 95 1 ; p=100...(3.42) Inferensi Fuzzy Sistem Inferensi Fuzzy merupakan suatu kerangka komputasi yang didasarkan pada teori himpunan fuzzy, aturan fuzzy berbentuk IF-THEN dan penalaran fuzzy secara garis besar, digram blok proses inferensi fuzzy terlihat pada gambar III.16 :

32 58 Aturan-1 IF-THEN fuzzy INPUT crisp AGREGASI Aturan-n IF-THEN tahap ini adalah himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturanfuzzy fuzzy DEFUZZY crisp OUTPUT Gambar III.16 Diagram Blok Sistem Inferensi Fuzzy Sumber : Sri Kusumadewi dan Sri Hartati, 2010 Agregasi/Komposisi Aturan Fuzzy Pada tahap ini semua rule diagregasi atau dikombinasi guna menjelaskan bahwa konsekuen yang diperoleh dari setiap aturan tahap inferensi akan dimodifikasi dengan solusi himpunan fuzzynya masingmasing dan digabung dengan hasil modifikasi konsekuen lainnya. Komposisi dari ketiga aturan fuzzy tersebut dapat dijelaskan dengan fungsi matematika pada persamaan 3.43 sebagai berikut : (α-pred = α-pred 1 *z 1 + α-pred 2 *z 2 + α-pred 3 *z α-pred n *z n )...(3.43) Defuzzifikasi Tahap defuzzifikasi adalah tahap perhitungan crisp output. Input dari

33 59 aturan fuzzy, sedangkan outputnya adalah suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Proses defuzzifikasi seperti pada persamaan 3.44 berikut ini : Z = ( 1 Z 1 )+ ( 2 Z 2 )+...( Z n ) (3.44) III Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case tersebut adalah : Log In, mengelola data user, mengelola data buku tamu, log out, membaca info kelas peminatan, menggunakan SPK kelas peminatan dan mengisi buku tamu. Actor disini tersebut adalah Admin dan User. kemudian Hubungan Use Case dan Actor dapat dilihat pada gambar III.17 dibawah ini :

34 60 Log In Log In membaca info kelas peminatan Admin Mengolah Data ah User Mengol ah Data Mengolah Data buku tamu Log Out Server Mengolah Data User Menggunakan SPK kelas peminatan Mengola Mengisi buku tamu h Data User Gambar III.17. Use Case Diagram SPK Pemilihan Kelas Peminatan Keterangan : 1. Admin a. Use Case Login : Ketika admin membuka aplikasi Sistem Pendukung Keputusan ini, pertama sekali yang dilakukan adalah Login. Disini admin akan login dengan memasukkan username dan password. b. Mengolah Data User : Setelah admin login, admin dapat mengelola data user, dimana dalam data user ini admin dapat menghapus data user yang tidak diinginkan. c. Mengolah Data Buku Tamu : setelah admin Login, admin tidak hanya bisa mengolah data user tapi admin juga dapat mengolah data buku tamu, dimana admin bisa menghapus pesan-pesan user yang ingin dihapus dan membalas pesan dari user.

35 61 d. Use Case Logout : ketika admin selesai mengolah data user ataupun data buku tamu, untuk menjaga privasi, admin dapat melakukan logut untuk membatalkan hak akses. 2. User a. Membaca info kelas peminatan : user dapat melihat informasi seputar kelas peminatan yang akan dibuka untuk jurusan TI. b. Menggunakan SPK kelas peminatan : user dapat menggunakan aplikasi SPK dan melihat hasil persentase dari setiap kelas peminatan yang ada. c. Mengisi buku tamu : user dapat mengisi buku tamu berupa saran, kritik atau pun pesan untuk admin. III Class Diagram Class diagram sangat membantu dalam visualisasi struktur kelas dari suatu sistem. Hal ini disebabkan karena class adalah deskripsi kelompok obyek-obyek dengan property, prilaku (operasi) dan relasi yang sama. Disamping itu class diagram bisa memberikan pandangan global atas sebuah sistem. Hal tersebut tercemin dari class-class yang ada dan relasinya satu sama lainnya. Itulah sebabnya class diagram menjadi diagram paling populer di UML. Berikut gambaran class diagram dapat dilihat pada gambar III.18 :

36 62 NIM GK SI PO KB RD OK JK KK PI getnim( ) getgk( ) getsi( ) getpo( ) getkb( ) getrd( ) getok( ) getjk( ) getkk( ) getpi( ) setnim( ) setgk( ) setsi( ) setpo( ) setkb( ) setrd( ) setok( ) setjk( ) setkk( ) setpi( ) Kriteria NIM NAMA KELAS PESAN getnim( ) getnama( ) getkelas( ) getpesan( ) setnim( ) setnama( ) setkelas( ) setpesan( ) User Peminatan NIM MULTIMEDIA KECERDASAN JARINGAN getnim getmultimedia getkecerdasan getjaringan setnim setmultimedia setkecerdasan setjaringan Gambar III.18. Class Diagram SPK Pemilihan Kelas Peminatan III Sequence Diagram Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah skenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan message (pesan) yang diletakkan diantara obyek-obyek ini di dalam use case. Komponen utama sequence diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan kotak segiempat bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertikal.

37 63 1. Sequence Diagram Login Admin Pada tampilan halaman login, Admin diminta untuk memasukkan uname(username) dan pass(password). uname dan pass yang dimasukkan akan divalidasi ke server kemudian admin akan masuk ke halaman akses. Admin Halaman Login Server Halaman Akses Login Validasi Login Uname & pass invalid Result Uname & pass valid Gambar III.19. Sequence Diagram Login Admin 2. Sequence Diagram Mengolah Buku Tamu Pada sequence Diagram ini akan terlihat interaksi admin dengan halaman web dalam mengolah buku tamu. Dimana admin dapat memilih pesan yang akan dihapus dari buku tamu dan menampilkan data yang tidak dihapus serta membalas pesan yang ingin dibalas.

38 64 Admin Memilih Buku tamu Server Buku Tamu Cek BukuTamu Tampil Data Gambar III.20. Sequence Diagram Mengolah Buku Tamu 3. Sequence Diagram Mengolah User Pada sequence Diagram ini akan terlihat interaksi admin dengan halaman akses admin dalam mengolah user. Dimana admin dapat memilih user yang akan dihapus dari data user dengan terlebih dahulu memeriksa user ke server dan setelah itu sistem akan menampilkan data user yang tidak dihapus. Admin Server User Memilih User Cek User Tampil Data Gambar III.21. Sequence Diagram Mengolah User

39 65 4. Sequence Diagram Mengisi Buku Tamu Pada sequence Diagram ini, user yang ingin mengisi buku tamu dapat memasukan nama,nim dan pesan. Kemudian data tersebut akan disimpan lalu sistem akan menampilkan semua data buku tamu. User Memasukan Data Server Buku Tamu Simpan Data Tampil Data Gambar III.22. Sequence Diagram Mengisi Buku Tamu 5. Sequence Diagram Hitung Persentase Kelas Peminatan Pada sequence Diagram ini, user yang ingin menghitung persentase kelas peminatan dapat memasukan nama,nim, kelas dan nilai-nilai mata kuliah yang diminta. Kemudian data tersebut akan diproses lalu sistem akan menampilkan hasil persentase setiap kelas peminatan.

40 66 User Aplikasi Hasil Memasukan Data Proses fuzifikasi Tampil Data Gambar III.23. Sequence Diagram Menghitung Persentase Kelas Peminatan III Activity Diagram Activity Diagram adalah teknik untuk mendiskusikan logika prosedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity diagram banyak mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram biasa mendukung prilaku pararel sedangkan flowchart tidak bisa.

41 67 1. Activity Diagram Halaman Login Admin masukan username masukan password Check user dan pass di database tidak ada Mengolah Web Gambar III.24. Activity Diagram Halaman Login Admin Admin Login dengan memasukkan username dan password, apabila password dan usernama benar maka admin langsung dapat masuk ke halaman akses admin untuk mengolah Web, tetapi apabila username dan password tidak valid, maka sistem akan mengembalikan ke data awal yaitu username dan password.

42 68 2. Activity Diagram Mengolah User Pilih User Hapus Tampil Data Gambar III.25. Activity Diagram Mengolah User Ada 1 pilihan yang dapat dipilih oleh admin pada Gambar III.25, yaitu menghapus user, setelah data user yang ingin dihapus terhapus maka sistem akan menampilkan seluruh data user. 3. Activity Diagram Mengolah Buku Tamu Pilih pesan Hapus, Balas Tampil Data Gambar III.26. Activity Diagram Mengolah Buku Tamu

43 69 Pada diagram ini, admin memiliki dua buah pilihan, yaitu menghapus buku tamu dan membalas pesan pada buku tamu, setelah itu sistem akan menampilkan seluruh data buku tamu. 4. Activity Diagram Mengisi Buku Tamu Masukan Nama Masukan Masukan Pesan Simpan Tampil Nama, dan Pesan Gambar III.27. Activity Diagram mengisi Buku Tamu Pada Gambar III.27, user hanya dapat mengisi buku tamu, jika user memilih untuk mengisis buku tamu, maka user harus memasukan nama, dan pesan dan menyimpannya. Sistem akan melakukan validasi terhadap data masukan. Data akan tersimpan jika data yang masuk valid dan sistem akan menampilkan seluruh isi buku tamu.

44 70 5. Activity Diagram Hitung Persentase Kelas Peminatan Masukan Nama Masukan Nim Masukan Kelas Masukan Nilai Mata Kuliah Fuzzifikasi Inferensi Agregasi/ Komposisi Defuzzifikasi Persentase Kelas Peminatan Gambar III.28. Activity Diagram Hitung Persentase Kelas Peminatan

45 71 Pada Gambar III.28, user mengisi nama,nim,kelas dan nilai mata kuliah yang sudah ditentukan oleh sistem, kemudian sistem akan melakukan proses fuzzifikasi, inferensi, agregasi/komposisi dan defuzzifikasi, setelah dilakukan kesemua proses tersebut. Sistem akan menampilkan nilai persentasi setiap kelas peminatan. 6. Activity Diagram Menu Logout Hapus Session Kembali ke halaman utama Gambar III.29. Activity Diagram Menu Logout Pada Gambar III.29, admin yang telah mengolah halaman web dapat memilih menu logout untuk keluar dari halaman akses admin. III.3.2. Desain Sistem Secara Detail Dalam hal ini penulis akan membahas perancangan sistem yang akan dibangun secara terperinci yaitu melaui disain output hasil perhitungan fuzzy Sugeno, disain input dan desain database.

46 72 III Desain Output Pada desain output ini akan didesain output hasil perhitungan fuzzy Sugeno dan tampilan menu utama. Gambar-gambar dibawah ini akan menjelaskan secara detailnya. 1. Tampilan Halaman Menu Utama Halaman utama aplikasi ini menjelaskan tentang halaman depan dari aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kelas Peminatan pada Gambar III.30 berikut ini : Gambar III.30. Desain Tampilan Halaman Menu Utama

47 73 2. Tampilan Halaman Hasil Perhitungan Fuzzy Sugeno Berikut ini merupakan tampilan halaman hasil perhitungan fuzzy sugeno dalam pemilihan kelas peminatan dan dapat dilihat pada gambar III.31 : Gambar III.31. Tampilan Halaman Hasil Perhitungan Fuzzy Sugeno 3. Tampilan Halaman Buku Tamu Berikut ini adalah tampilan dari Halaman Buku Tamu yang mana dapat dilihat pada gambar III.32 :

48 74 Gambar III.32. Tampilan Halaman Buku Tamu III Desain Input Pada desain input terdapat beberapa tampilan seperti tampilan login admin, tampilan input aplikasi sistem pendukung keputusan dan tampilan input buku tamu : 1. Desain Tampilan Halaman Login Admin Pada halaman login Admin berfungsi untuk memberikan verifikasi hak akses terhadap admin, sehingga admin dapat melihat data pengunjung pada buku tamu dan yang menggunakan aplikasi yang dibuat. Berikut ini merupakan tampilan Halaman Login Admin dapat dilihat pada gambar III.33 :

49 75 Gambar III.33. Design Tampilan Halaman Login Admin 2. Desain Tampilan Halaman Buku Tamu Pada halaman buku tamu merupakan halaman dimana user bisa memberikan pesan ataupun saran pada halaman ini. Berikut ini merupakan tampilan halaman input buku tamu dapat dilihat pada gambar III.34 : Gambar III.34. Design Tampilan Halaman Buku Tamu

50 76 3. Desain Tampilan Halaman Aplikasi SPK Pemilihan Kelas Peminatan Pada halaman aplikasi SPK pemilihan kelas peminatan, akan ada beberapa inputan yang harus diisi oleh user guna memproses data dan menampilkan hasil dari proses tersebut. Berikut ini merupakan tampilan halaman input aplikasi SPK pemilihan kelas peminatan dapat dilihat pada gambar III.35 : Gambar III.35. Design Tampilan Halaman Form SPK Kelas Peminatan

51 77 III.4.3. Desain Database Database adalah sekumpulan data operasional yang saling berhubungan dengan redudansi, yang digunakan secara bersama oleh beberapa aplikasi. Database diterapkan untuk mengatasi masalah pengolahan data dengan cara konvensional, yaitu jika struktur data diubah maka program harus disesuaikan. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan database adalah redudansi dan inkonsistensi data dapat diminimalkan. III Desain Tabel/File Tabel adalah salah satu unsur yang paling penting dalam pembuatan database, karena sebuah database dapat terbentuk dari beberapa tabel yang saling berelasi satu sama lain. Dalam perancangan database sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan pegawai baru ini, data record tersimpan dalam 6 tabel dengan arsitektur data sebagai berikut : 1. Tabel User Tabel user digunakan untuk menampung record atau data-data mengenai halaman user. Berikut ini akan ditampilkan design view dari tabel tersebut. Tabel III.2. Tabel User Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan NIM varchar 12 - NAMA varchar 30 - KELAS varchar 25 -

52 78 2. Tabel Kriteria Tabel kriteria digunakan untuk menampung record data kreteria. Berikut ini akan ditampilkan design view dari tabel tersebut. Tabel III.3. Tabel Kriteria Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan NIM Varchar 12 - GK char 2 - SI char 2 - PO char 2 - KC char 2 - RD char 2 - OK char 2 - JK char 2 - KK char 2 - PI char 2-3. Tabel Peminatan Tabel peminatan digunakan untuk menampung record data peminatan. Berikut ini akan ditampilkan design view dari tabel tersebut.

53 79 Tabel III.4. Tabel Peminatan Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan NIM varchar 12 - MULTIMEDIA char 2 - KECERDASAN char 2 - JARINGAN cahr 2-4. Tabel Admin Tabel admin digunakan untuk melakukan verifikasi admin untuk mengakses halaman web. Berikut ini akan ditampilkan design view dari tabel tersebut. Tabel III.5. Tabel Admin Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan uname varchar 8 - pass varchar 5-5. Tabel Buku Tamu Tabel buku tamu digunakan untuk menampung pesan,kritik ataupun saran dari user. Berikut ini akan ditampilkan design view dari tabel tersebut.

54 80 Tabel III.6. Tabel Buku Tamu Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan ID int 11 Auto Increment Nama varchar varchar 40 - Pesan text - - Admin text - - Waktu date - -

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 81 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Layar Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan layar program dan pembahasan dari analisa dan rancang bangun Pemilihan Kelas Peminatan Pada STMIK Potensi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY MAMDANI DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KESESUAIAN BIDANG PEMINATAN MAHASISWA (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI UTAMA)

IMPLEMENTASI FUZZY MAMDANI DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KESESUAIAN BIDANG PEMINATAN MAHASISWA (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI UTAMA) IMPLEMENTASI FUZZY MAMDANI DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KESESUAIAN BIDANG PEMINATAN MAHASISWA (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI UTAMA) Alfa Saleh Teknik Informatika, Fak. Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah PT. Intraco Agro Industry merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pakan ternak. Masalah yang dihadapi PT. Intraco Agro Industry pada saat ini

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis letak lokasi baliho di Kota Medan, yakni menganalisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA)

PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA) PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA) Alfa Saleh Teknik Informatika STMIK Potensi Utama Jl K.L. Yos Sudarso KM 6.5 No.3-A,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini pengolahan dana kas kecil pada Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Medan tidak dilakukan dengan baik, sehingga menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Berdasarkan hasil analisa penulis mengidentifikasi masalah muncul ketika suatu file citra menjadi aset yang sangat berharga yang tidak boleh dilihat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, dalam melakukan seleksi penerimaan petugas Sensus Ekonomi pada kantor Badan Statistik Aceh Tamiang masih dilakukan dengan tidak terbuka.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Analisa masalah dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 31 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang dibangun dalam Skripsi ini adalah Sistem Informasi Reminder guna membantu mengingatkan mahasiswa dalam mengikuti perbaikan nilai,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa pada sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Jumlah Produksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan adalah adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui jalur pendidikan, pemerintah berupaya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai dengan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai dengan BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III. Analisis Masalah Sistem yang dibuat pada studi kasus pemilihan spesifikasi komputer ini, ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM 27 BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem adalah uraian keseluruhan bagaimana sistem yang berjalan saat ini baik dilihat dari analisis fungsional dan analaisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis daerah tertib lalu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan dalam Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Pusat Dan Cabang Provinsi Sumatera.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Konsumen Mesin Industri

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 37 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai sistem informasi geografis lokasi wedding solution

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisis Sistem yang Berjalan Sistem yang sedang berjalan belum tersedia sistem informasi yang berbasis komputer atau dengan kata lain masih dengan cara manual.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 34 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Pesantren Di Kota Medan. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar penentuan kelayakan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai sistem informasi geografis tempat pelayanan dan rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Valentine Ponsel dalam melakukan pemilihan perangkat Android masih dilakukan secara manual berdasarkan model dan merk. Cara seperti ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode certainty Factor yang meliputi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 36 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisa Perancangan aplikasi E-Learning ini membahas seputar materi Microsoft Word 2003. Setiap penjelasan disertai dengan arahan berupa suara untuk melanjutkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi restoran garuda garuda di kota medan masih bersifat manual, banyaknya kendala

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM 31 BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Analisa masalah dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Analisa masalah dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis Tanah pada PT. Pelabuhan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Taham analisis sistem merupakan tahap penguraian atau tahap penjabaran dari suatu sistem utuh ke dalam komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis menentukan lokasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi bengkel resmi sepeda motor yamaha di kota medan masih bersifat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Kantor Kecamatan di Kota Medan masih menggunakan daftar tabel

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Kota medan memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit, dimana mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, Melayu dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem yang saat ini sedang berjalan di Rutan Kelas I Medan dalam hal pengolahan remisi tahanan masih dilakukan menggunakan aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 38 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Seperti langkah-langkah yang dilakukan pada salah satu model proses rekayasa perangkat lunak yaitu model waterfall, maka pada bab ini akan dibahas tentang

Lebih terperinci

19 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Mengendarai kendaraan tidak sembarangan, ada aturan-aturan yang harus ditaati dan juga syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum berkendara di

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 23 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam penyusutan inventaris kantor pada Kantor Distrik Navigasi Kelas 1 Belawan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Perkreditan adalah penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Bank BTPN di kota Medan yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1 Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM ` III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa terhadap suatu sistem sangat diperlukan untuk mengetahui kegiatan-kegitan yang sedang berjalan dalam suatu sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang berjalan Lalu lintas jalan merupakan salah satu sektor yang berpengaruh dalam pembangunan suatu daerah. yang rusak dapat menganggu para

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Pada PT.TUV Rheinland sistem yang berjalan sekarang ini masih menggunakan aplikasi microsoft excel dalam penginputan hasil audit spbu

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM LAUNDRY

TUGAS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM LAUNDRY TUGAS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM LAUNDRY Disusun oleh : M. Ridwan Nur Septian 13121023 Widatin Mayasari 13111022 FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2016 DAFTAR ISI 1.1

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem informasi pengolahan petty cash yang berjalan saat ini di PT. Langkat Nusantara Kepong dapat memberikan hasil yang cukup akurat, namun dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISEM III. 1. Analisa Sistem ang Berjalan Analisa sistem yang berjalan dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis lokasi apotek 24 jam yang tersebar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah mengenai perancangan software. Software yang dimaksud adalah aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Kota medan memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit, baik itu yang memiliki perekonomian menengah ke bawah maupun menengah ke atas. Penduduk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait didalam knowledge management system tentang jasa export dan import yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 40 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Universitas Di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Pencarian Lokasi ini merupakan masalah untuk mencari rute atau lintasan Lokasi yang bisa dilalui pengunjung yang ingin mengunjungi beberapa titik Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait didalam Sistem Informasi Lokasi Yang Terkena Dampak Bencana Gunung Sinabung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analis Sistem Yang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan merupakan kegiatan penguraian suatu sistem informasi yang utuh dan nyata ke dalam bagianbagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis terhadap sistem yang berjalan dimaksudkan untuk mempelajari terhadap suatu sistem yang sedang dijalanakan oleh suatu organisasi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM III.1. Analisa Masalah Kemudahan untuk mendapatkan informasi rumah susun merupakan salah satu tuntutan di Kota Medan, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan tempat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN. sistem yang akan dirancang, evaluasi pada masalah yang ada adalah : informasi lokasi SMU dan SMK di kota medan.

BAB III ANALISA DAN DESAIN. sistem yang akan dirancang, evaluasi pada masalah yang ada adalah : informasi lokasi SMU dan SMK di kota medan. BAB III ANALISA DAN DESAIN III.1. Analisis Masalah Pada tahap analisis ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai masalah yang ada guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan pada sistem yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Adanya kegiatan perkreditan pada merupakan salah satu keuntungan bagi pihak penyedia kredit juga pada nasabah. Dalam perkreditan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Pada Saat Ini Pada bab ini akan dibahas mengenai Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Alokasi Dana Bos Pada SD Negeri 060944 Medan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), masih bersifat manual, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu kita menganalisis sistem yang sedang berjalan di perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Setelah penulis melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, dan seperti yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada. Analisa dilakukan agar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Sebuah sistem informasi dapat efektif jika sistem tersebut dapat memberikan gambaran secara detail dari karakteristik informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan saat ini adalah sebagai berikut : III.1.1. Analisa Input Input dari sistem yang sedang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pemilihan Jurusan SMK Pada Sekolah Marisi Medan ini merupakan sistem pendukung keputusan untuk membantu siswa siswi dalam memilih jurusan yang sesuai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan dan untuk mempelajari sistem yang ada, diperlukan suatu penggambaran aliranaliran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pendukung keputusan pemberian bonus berdasarkan penilaian kinerja karyawan pada PT. Centra Material Bangunan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Sub ini membahas pemesanan dan pelayanan untuk pelanggan yang tersedia di Salon Meylan. Banyak pengunjung yang datang untuk memesan rias atau perawatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 23 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Permasalahan kemacetan arus lalu lintas kota Medan yang memadati ruas jalan-jalan dikarenakan tingkat pemakaian jalan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Sekolah Internasional di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan, desain sistem,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Pengolahan Aktiva Tetap Pada CV. Jaya Agung yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Bagi para calon mahasiswa cenderung bingung memilih jurusan yang mana yang akan mereka geluti di dunia pendidikan. Sekolah Tinggi Teknologi Sinar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Penyewaan Gaun Pengantin di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Toko SparePart Tunas Muda Variasi adalah nama sebuah bentuk usaha penjualan peralatan dan perlengkapan variasi mobil yang beralamatkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 40 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Sistem ng Sedang Berjalan III.1.1 Formulir Input Bentuk yang digunakan PT. PS Maju Bersama, sebagai dasar Sistem Informasi Stok Barang yaitu berupa Daftar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terkomputerisasi. Berikut adalah uraian proses dari kegiatan pemesanan makanan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terkomputerisasi. Berikut adalah uraian proses dari kegiatan pemesanan makanan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem pemesanan makanan dan minuman yang saat ini sedang berjalan pada Rumah Makan Dapur Runi masih menggunakan cara manual

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup kegiatannya diantaranya adalah melakukan pemesanan barang,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Berjalan Sebelum dilakukan perancangan dan pembuatan aplikasi voting ini perlu dilakukan analisis terhadap permasalahan yang ada berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisa Sistem Dalam melakukan sebuah analisa sistem penulis melakukan wawancara ke salah satu objek yang diambil dalam sebuah penelitian untuk proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses pemilihan karyawan berprestasi pada CV. Cyber Computindo saat ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi dari segi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. terdiri dari analisis perangkat lunak dan analisis perangkat keras serta analisis user

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. terdiri dari analisis perangkat lunak dan analisis perangkat keras serta analisis user BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem adalah uraian keseluruhan bagaimana sistem yang berjalan saat ini baik dilihat dari analisis fungsional dan analaisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Sistem yang saat ini sedang berjalan di CV. Sejati Abadi dalam hal pengolahan laporan penjualan barang data diolah secara manual.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 24 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem ng Berjalan Analisa sistem yang berjalan dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis tempat penjualan oleh-oleh khas

Lebih terperinci