ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI ANAJEMEN BARANG DAERAH DENGAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI ANAJEMEN BARANG DAERAH DENGAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR"

Transkripsi

1 ISSN: ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI ANAJEMEN BARANG DAERAH DENGAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Anisya Septi Wulandari Iwan Setya Putra STIE Kesuma Negara Blitar Abstrak: Penerapan Sistem Informasi Barang Daerah tentunya menuntut adanya pemahaman yang utuh dan tepat mengenai konsep dari sistem yang berlaku dari pengguna dan adanya penyempurnaan yang terus menerus, sehingga pencapaian tujuan dari penggunaan aplikasi ini dapat terwujud. Tujuan dari penelitian ini adalah; Sikap pada saat penggunaan (attitude toward using) berpengaruh terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Hasil penelitian besarnya t hitung dengan t tabel, taraf signifikansi: (1) penerimaan penggunaan teknologi informasi dalam hal kemudahan penggunaan (ease of use) yang berpengaruh posisitif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. (2) Penerimaan penggunaan teknologi informasi dalam hal kemanfaatan (usefulness) berpengaruh posisitif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. (3) penerimaan penggunaan teknologi informasi dalam hal sikap pada saat penggunaan (attitude toward using) berpengaruh positif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. (4) penerimaan penggunaan teknologi informasi dalam hal perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. (5) penerimaan penggunaan teknologi informasi dalam hal kemudahan penggunaan (ease of use), kemanfaatan (usefulness) dan sikap pada saat penggunaan (attitude toward using) secara simultan berpengaruh positif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar Kata Kunci : SIM, barang daerah, TAM PENDAHULUAN Pada jaman sekarang sistem informasi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan lagi bagi suatu entitas (entity) dalam menjalankan aktivitasnya. Kelangsungan hidup organisasi di masa sekarang sangatlah sulit tanpa penggunaan teknologi sistem informasi. Sistem informasi menjadi sangat penting dalam membantu organisasi menghadapi pesatnya arus ekonomi global. Sistem informasi dibangun oleh perusahaan untuk melayani kepentingan pengguna. Pada saat bersamaan, organisasi harus waspada dan terbuka 239

2 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) terhadap pengaruh sistem informasi untuk mendapatkan manfaat dari teknologi baru. Sistem informasi menjadi vital untuk menjalankan bisnis harian serta mencapai tujuan bisnis dan tujuan strategi. Suatu organisasi sudah selayaknya mengembangkan sistem informasinya tanpa terkecuali bagi organisasi yang melayani kepentingan publik. Pemerintah Kabupaten Blitar telah berupaya mengembangkan sistem informasi manajemen yang handal dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA). Lebih dari itu, penggunaan aplikasi sistem perangkat lunak komputer akan menjadikan kerja pemerintah lebih mudah dan efesien. Selain itu data dan informasi akan dapat disajikan dengan lebih cepat dan tepat. Sama halnya dengan kebutuhan sistem informasi di sektor swasta, di sektor pemerintahan kebutuhan sistem informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan serta sasaran-sasaran yang akan dicapai sudah mulai menggunakan sistem informasi berbasis komputer (computer based information system) tak terkecuali dalam hal pengelolaan barang daerah. Oleh sebab itu, kegiatan pengendalian berupa pengelolaan sistem informasi adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan demi menjamin suatu aplikasi sistem informasi yang digunakan oleh Instansi Pemerintah sebagai alat bantu pengelolaan keuangan dapat memberikan jaminan pengendalian intern yang memadai. Technology Acceptance Model adalah salah satu aspek manfaat yang dirasakan digunakan oleh user, sikap pengguna terhadap penggunaan teknologi, mengetahui kemudahan penggunaan (ease of use), manfaat (usefulness), sikap dan perilaku pengguna terhadap sistem komputerisasi baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang diterapkan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah bersifat eksploratif dengan analisis data secara kualitatif dan pengolahan kuantitatif. Maksudnya sebagai upaya eksplorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial. Penerapan Sistem Informasi Barang Daerah tentunya menuntut adanya pemahaman yang utuh dan tepat mengenai konsep dari sistem yang berlaku dari pengguna dan adanya penyempurnaan yang terus menerus, sehingga pencapaian tujuan dari penggunaan aplikasi ini dapat terwujud. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah bukan diterapkan dengan mulus dan tanpa hambatan. Sistem informasi yang terkomputerisasi dibangun berdasarkan sistem manual yang telah berjalan dengan efektif dan diharapkan dengan adanya sistem yang terkomputerisasi, kegiatan operasional sebuah organisasi akan semakin efisien namun tidak mengurangi efektifitas dari sistem yang telah ada. Untuk itu diperlukan analisis secara terinci dan prosedural sebagai alat evaluasi atas aplikasi SIMBADA yang digunakan pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Penelitian ini fokus pada masalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar, teknik yang digunakan adalah Technology Acceptance Model (TAM) untuk mengukur penerimaan penerapan SIMBADA di lingkungan Kabupaten Blitar, mengingat pentingnya sistem informasi dan penerapannya yang sudah tidak bisa dihindarkan lagi demi kepuasan pelayanan publik serta akuntabilitas lembaga pemerintahan dengan memberikan pencapaian hasil yang optimal dalam penerapan sistem informasi yang mudah dan bermanfaat baik pengguna akhir sistem (end user) dan bagi Pemerintah Kabupaten Blitar. 240

3 ISSN: Rumusan Masalah 1. Apakah kemudahan penggunaan (ease of use) berpengaruh terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar? 2. Apakah kemanfaatan (usefulness) berpengaruh terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar? 3. Apakah sikap pada saat penggunaan (attitude toward using) berpengaruh terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar? 4. Apakah perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar? 5. Bagaimana penerapan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar lebih efektif? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan sistem informasi manajemen barang daerah dengan metode technology acceptance model pada Pemerintah Kabupaten Blitar dengan bertumpu pada: 1. Kemudahan penggunaan (ease of use) terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. 2. Kemanfaatan (usefulness) berpengaruh terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. 3. Sikap pada saat penggunaan (attitude toward using) berpengaruh terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. 4. Perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. 5. Bagaimana efektif penerapan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar lebih? Kegunaan Penelitian 1. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan masalah yang terkait dengan sistem informasi manajemen barang daerah dan dampaknya terhadap kinerja pegawai di Pemerintah Kabupaten Blitar. 2. Bagi Pegawai Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi tentang kualitas sistem informasi manajemen barang daerah, agar pegawai menyadari pentingnya pemahaman kualitas Software sistem informasi manajemen barang daerah dalam meningkatkan kinerja pegawai. 3. Bagi Akademis Dapat digunakan sebagai sumber informasi atau dapat dipakai sebagai data 241

4 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) sekunder dan sebagai bahan sumbangan pemikiran tentang peran dan sistem informasi manajemen, khususnya dalam salah satu fungsi yaitu pengelolaan aset daerah. Dalam rangka memperluas wacana dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perkembangan nasional. 4. Bagi Penulis Berguna dalam menambah atau memperkaya wawasan pengetahuan baik teori maupun praktek, belajar menganalisa dan melatih daya fikir dalam mengambil kesimpulan atas permasalahan yang ada didalam pemerintahan, khususnya di Kabupaten Blitar. 5. Berguna bagi penerapan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar lebih efektif. LANDASAN TEORI Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah daftar hasil penelitian terdahulu yang berhasil dikumpulkan oleh penulis : 1. Money (2004) Penelitian berjudul Application of the Technology Acceptance Model (TAM) to a Knowledge Management System Bertujuan untuk menjelaskan bahwa penerimaan dan pemakaian pengguna akan teknologi informasi diinplementasikan untuk mendukung tujuan manajemen pengetahuan. Model penelitian ini menggunakan empat konstruk yaitu perceived ease of use, perceived usefulness, behavioral intention dan system usage. Model penelitian tersebut sama dengan TAM yang diusulkan oleh Davis, tetapi konstruk attitude dan variabel eksternal dihapuskan karena dianggap tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa TAM dapat menyediakan fondasi untuk manajemen pengetahuan, perceived ease of use dan perceived usefulness dikombinasikan untuk menjalankan 34 % variasi dalam penggunaan sistem. Hasil ini tidak konstan dengan penelitian sebelumnya yang mencapai 40%, selain itu disimpulkan pula adanya hubungan positif antara perceived ease of use dan, perceived usefulness 2. Natalia Tangke (2004) Penelitian berjudul Analisa Penerimaan Penerapan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI ini mencoba menganalisis penerapan penerimaan penerapan TABK dengan menggunakan model yang menggambarkan tingkat penerimaan terhadap teknologi yaitu Technology Acceptance Model (TAM) yang telah dimodifikasi sesuai dengan TAM yang digunakan oleh Said Al-Gahtani dalam penelitiannya tentang kemampuan TAM untuk digunakan di luar Amerika yaitu di Inggris (Said Al-Gahtani 2001). Responden penelitian ini adalah para auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang berkedudukan di kantor BPK pusat (Jakarta). Hasil penelitian memberikan kesimpulan sebagai berikut: (1) persepsi pengguna tentang kemudahan dalam menggunakan TABK memberikan pengaruh yang signifikan terhadap persepsi pengguna tentang kegunaan TABK dengan koefisien sebesar 0,66 dan tingkat signifikansi 5,33 (2) persepsi pengguna tentang kegunaan TABK tidak terbukti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sikap pengguna tentang penggunaan TABK, (3) persepsi pengguna tentang kemudahan dalam menggunakan TABK terbukti memberikan pengaruh yang 242

5 ISSN: signifikan terhadap sikap pengguna tentang penggunaan TABK dengan koefisien sebesar 0,66 dan tingkat signifikansi 5,65 (4) sikap pengguna tentang penggunaan TABK tidak terbukti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan pengguna akan TABK, dan (5) persepsi pengguna tentang kegunaan TABK terbukti memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap penerimaan pengguna akan TABK dengan koefisien sebesar 0,3 dan tingkat signifikansi 1, Sri Handayani dan Warsito Kawedar (2004) Penelitian yang berjudul Pengaruh Komputer Mikro terhadap Kinerja dan Kepuasan Auditor ini dilakukan untuk menguji secara empiris mengenai hubungan antara persepsi auditor (kegunaan yang dipersepsikan dan kemudahan penggunaan yang dipersepsikan) tentang komputer mikro dan pengaruhnya terhadap keyakinan individual (computer anxiety) serta perilaku individual (sikap kecenderungan untuk menggunakan komputer dan lamanya penggunaan komputer) serta pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap kinerja dan kepuasan auditor. Responden pada penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang secara sukarela menggunakan komputer mikro di dalam menyelesaikan tugas-tugasnya baik yang berstatus akuntan yunior, senior, maupun manajer. Jumlah responden yang terdata berjumlah 103 reponden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model yang dikembangkan yaitu Technology Acceptance Model (TAM) cukup fit untuk digunakan dalam penelitian. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lamanya penggunaan komputer terhadap kepuasan kerja dengan nilai critical ratio pada regression weight sebesar 2,089 dari batas minimum secara absolut 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05, lamanya penggunaan komputer terhadap kinerja akuntan publik dengan nilai critical ratio pada regression weight sebesar 1,96, antara sikap kecenderungan untuk menggunakan komputer terhadap kepuasan kerja dengan nilai critical ratio sebesar 6,434, antara sikap kecenderungan untuk menggunakan komputer terhadap kinerja dengan nilai critical ratio sebesar 3,427, antara sikap kecenderungan untuk menggunakan komputer terhadap lamanya penggunaan komputer dengan nilai critical ratio sebesar 3,843, kegunaan yang dipersepsikan terhadap sikap kecenderungan untuk menggunakan komputer dengan nilai critical ratio sebesar 3,625, kemudahan yang dipersepsikan terhadap sikap kecenderungan untuk menggunakan komputer dengan nilai critical ratio sebesar 2,656 dan adanya pengaruh yang signifikan antara kemudahan yang dipersepsikan terhadap computer anxiety dengan nilai critical ratio pada regression weight sebesar -4,165. Sistem Akuntansi Definisi dari sistem dan akutansi, berikut adalah definisi sistem akutansi dari berbagai ahli : Adapun pengertian akutansi itu sendiri menurut Mulyadi (2006;163) adalah: Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Stettler seperti yang telah diterjemahkan oleh Baridwan (2003:4) definisi sistem akuntansi ialah: Sistem akutansi adalah formulir-formulir, catatancatatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengelola data 243

6 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam betuk laporan-laporan yang diperlukan, oleh manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang bekepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi. Dari pengertian yang dijabarkan diatas dapat ditarik kesimpulan sistem akuntansi adalah sekumpulan sumber daya (manusia, formulir, catatan, prosedur, dan laporan) yang dikordinasi untuk mengubah data atau mengelola data dri kegiatan perusahaan menjadi informasi keuangan dalam bentuk laporan yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat dikomunikasikan kepada manajemen guna pengambilan keputusn dalam pengelola perusahaan serta untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak lain yang menilai hasil kegiatan perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi Salah satu sistem informasi diantara berbagai sistem informasi yang digunakan manajemen dalam mengolah perusahaan adalah sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti orang dan perlengkapan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi (Bodnar dan Hopwood, 2004). Istilah sistem informasi akuntansi menurut Bodnar dan Hopwood (2004) memiliki cakupan yang antara lain mencakup siklus pemrosesan transaksi, penggunaan teknologi, dan pengembangan sistem informasi. Sistem informasi akuntansi menurut Wilkinson dan Cerullo (2000: 7) adalah: a unified structure within in entity, such as a business firm, that employs physical resources and other components to transform economic data into accounting information, with the purpose of satisfying the information needs of a variety of users. Pengerian sistem informasi akuntansi menurut Mulyadi (2006:24), Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk mengelola perusahaan. Tujuan utama dari penyusunan sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi akuntansi kepada berbagai pihak pengguna baik pihak intern maupun pihak ekstern. Fungsi Sistem Akuntansi Sistem akuntansi menunjukan bahwa fungsi-fungsi akutansi merupakaan manivestasi dari pada sistem akuntansi administrasi akan tercantum dalam bentuk-bentuk formulir, buku-buku dan catatan-catatan akutansi serta laporan yang disajikan. Oleh karena itu fungsi sistem akutansi akan sejalan dengan fungsi, bentukbentuk formulir dan buku-buku akutansi pada suatu perusahaan. Adapun fungsi tersebut sebagai berikut: 1. Untuk menentukan hasil dari pelaksanaaan operassi perusahaan. 2. Untuk dapat mengikuti jalanya harta dan hutang perusahaan. 3. Untuk meleksanakan kegiatan sehari-hari perusahaan, antara lain: Sistem Infomasi Manajemen Barang Daerah Dan Pengelolaannya Pengertian Sistem Informasi Manajemen menurut George (2008:11) Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem berbasis computer yang membuat 244

7 ISSN: informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa Menurut Djadja (2009:153), SIMBADA adalah suatu program aplikasi yang ditujukan untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan barang milik daerah. Dengan aplikasi ini, Pemerintah daerah dapat melaksanakan pengelolaan barang daerah secara terintegrasi, dimulai dari Perencanaan, pengadaan hingga penghapusan termasuk pelaporannya. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) aset dalah sumber daya ekonomi yang dikuasi dan atau dimiliki oleh Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau social di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Pengertian Barang Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan yang sah. Azas-azas Pengelolaan Barang Milik Daerah, barang milik daerah sebagai salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat harus dikelola dengan baik dan benar, yang pada gilirannya dapat mewujudkan pengelolaan barang milik daerah dengan memperhatikan azas-azas sebagai berikut : 1. Azas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di bidang pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan oleh Kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola barang dan Kepala Daerah sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing 2. Azas Kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan 3. Azas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah harus transparan terhadap hak masyakarat dalam memperoleh informasi yang benar 4. Azas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik daerah diarahkan agar barang milik daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal 5. Azas akuntabilitas, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat 6. Azas kepastian hokum, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus didukung oleh adanya ketapatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah Untuk mendukung pengelolaan aset daerah secara efesien dan efektif serta menciptakan transparansi kebijakan pengelolaan aset daerah, maka pemerintah daerah perlu memiliki atau mengembangkan sitem informasi manajemen yang komprehensif dan handal sebagai alat untuk meghasilkan laporan pertanggungjawaban. Selain itu system informasi tersebut juga bermanfaat untuk dasar pengambilan keputusan mengenai kebutuhan barang dan estimasi kebutuhan belanja pembangunan (modal) dalam penyusunan APBD, dan untuk memperoleh informasi manajemen aset daerah yang memadai maka diperlukan dasar pengelolaan kekayaan aset yang memadai juga. Terdapat tiga prinsip 245

8 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) dasar pengelolaan kekayaan aset daerah, yaitu : (1) adanya perencanaan yang tepat, (2) pelaksanaan/pemanfaatan secara efisien dan efektif, dan (3) pengawasan (monitoring). Aplikasi SIMBADA Kemampuan mengelola informasi secara efektif dalam sebuah organisasi sangat penting karena dapat menjadi dasar untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Begitu juga dalam pemerintahan, informasi telah menjadi aktiva tidak berwujud, yang jika dikelola dengan baik dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pemerintahan. Oleh karena itu pemerintah sudah mulai mengembangkan dan memberi perhatian khusus pada tekonologi informasi sebagai sumber yang memfasilitasi pengumpulan dan penggunaan informasi secara efektif. Salah satu bentuk perhatian ini adalah penggunaan aplikasi sistem informasi keuangan berbasis komputer yang dikembangkan oleh BPKP yaitu Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah yang bertujuan untuk untuk membantu dalam penyusunan LKPD. Djadja (2009:153) mendefiniskan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah sebagai Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah adalah aplikasi yang dikembangkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dimana tujuan dari pengembangan aplikasi ini adalah untuk mempercepat proses reformasi pengelolaan keuangan daerah. Hal ini dilatarbelakangi oleh langkanya sumber daya manusia di pemerintahan daerah yang memiliki latarbelakang akuntansi, sehingga pemerintah daerah mengalami kesulitan dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Menurut Djadja (2009:161) Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah merupakan suatu program yang dikembangkan dengan menggunkan database. Database menurut Laudon (2007:192) merupakan sekumpulan data organisasi untuk melayani banyak aplikasi secara efisien dengan memusatkan data dan mengendalikan redudansi data. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah telah terintegrasi mulai dari fungsi penganggaran, fungsi penatausahaan keuangan daerah, sampai fungsi akuntansi dan pelaporan. Maka dalam setiap implementasi suatu sistem berbasis komputer, perlu ditunjuk pihak yang berperan sebagai administrator. Administrator mempunyai fungsi untuk mengelola database, mengelola aplikasi (sotfware) dan hardware. Pada masingmasing SKPD yang menjadi administrator adalah Pengguna Anggaran, Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK), Bendahara Pengeluaran, dan Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan (PPTK) sebagai pengguna akhir (end users) dari Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah Di dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 2005, dinyatakan bahwa laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi keuangan relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundangundangan. Akselerasi reformasi pengelolaan keuangan daerah dapat berjalan efektif apabila fungsi- 246

9 ISSN: fungsi pengelolaan keuangan berjalan secara terintegrasi. Fungsi-fungsi tersebut adalah perencanaan, penganggaran, penatausahaan, serta pertanggungjawaban dan pelaporan (Abdul, 2007:323). Untuk dapat mendukung akselerasi reformasi pengelolaan keuangan daerah tersebut, maka menurut Djadja (2009:79) Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah dikembangkan secara terintegrasi dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang ada dalam pengelolaan keuangan daerah. Technology Acceptance Model (TAM) Model TAM yang dikembangkan oleh Davis F.D merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian TI Menurut Titis (2008:331) karena model ini lebih sederhana, dan mudah diterapkan. Model TAM sebenarnya diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA), bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis menjelaskan perilaku pengguna komputer, yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), intensitas (intention) dan hubungan perilaku pengguna (user behavior relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktorfaktor utama dari perilaku pengguna teknologi informasi tehadap penerimaan penggunaan teknologi informasi itu sendiri. Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan teknologi informasi dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya teknologi informasi oleh pengguna akhir (user). Model ini menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku pengguna dengan empat variabel yaitu persepsi tentang kemudahan penggunaan (perceived ease of use), persepsi kemanfaatan (perceived usefulness), sikap terhadap penggunaan (attitude toward using), dan kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use). Secara empiris model ini telah terbukti memberikan gambaran pada aspek perilaku pengguna teknologi informasi seperti komputer, dimana banyak pengguna komputer dapat dengan mudah menerima teknologi informasi karena sesuai dengan yang diinginkannya. Kempat variabel model TAM dapat menjelaskan aspek keperilakuan pengguna (Davis, 2004:223). Dengan menggunakan variabel tersebut maka TAM diharapkan dapat menjelaskan penerimaan pemakai sistem informasi terhadap teknologi informasi itu sendiri. Persepsi Menurut Siegel dan Marcony (2006:312) mengemukakan bahwa persepsi adalah bagaimana seseorang melihat atau menginterpretasikan suatu kejadian, obyek dan manusia. Individu bertindak berdasarkan pada persepsinya tanpa memperhatikan apakah persepsi tersebut akurat atau tidak akurat dalam menggambarkan kenyataan. Penjelasan mengenai kenyataan mungkin akan sangat berbeda dari individu yang satu dengan individu yang lain. Persepsi didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2003:432) sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Persepsi bersifat sangat subyektif dan situasional karena bergantung pada suatu kerangka ruang dan waktu. Persepsi ditentukan oleh faktor personal (sikap, motivasi, kepercayaan, pengalaman dan pengharapan) dan factor situasional (waktu, keadaan sosial dan tempat kerja). Kehadiran suatu teknologi baru akan dipersepsikan secara 247

10 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) berbeda oleh seseorang, ada seseorang yang merasa bahwa suatu teknologi akan memberikan manfaat untuk dirinya dan mudah untuk dipelajari tetapi ada juga yang merasa sebaliknya. Maka, berdasar Technology Acceptance Model (TAM), persepsi seseorang yang selanjutnya mempengaruhi perilaku penggunaan komputer. Persepsi Tentang Kemudahan Penggunaan Menurut Davis (2004:224) persepsi tentang kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi informasi merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya. Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan SI dan kemudahaan penggunaan sistem untuk tujuan sesuai dengan keinginan pemakai. Indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi meliputi kemudahan mempelajari, mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan pengguna, menigkatkan keterampilan, kemudahan pengoperasian. Kemudahan penggunaan adalah konsep yang telah mendapatkan perhatian dalam kepuasan pengguna dalam penggunaan teknologi sistem informasi. Mempertimbangkan argumen yang jelas oleh usaha individu untuk menjadi sumber daya langka, sehingga seorang individu seharusnya rela untuk mengalokasikan lebih banyak kesempatan. Oleh karena itu, sebuah sistem yang memerlukan usaha kecil dikatakan lebih mudah digunakan daripada sistem yang memerlukan usaha lebih besar. Persepsi Kemanfaatan Persepsi kemanfaatan menurut Davis (2004:234) didefinisikan sebagai tingkat keyakinan individu bahwa penggunaan teknologi informasi tertentu akan meningkatkan kinerjanya. Konsep ini menggambarkan manfaat sistem bagi pemakainya yang berkaitan dengan produktivitas, kinerja tugas, efektivitas, dan pentingnya suatu tugas. Menurut Arif (2007:198) dimensi kemanfaatan terdiri dari dimensi kegunaan yaitu menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, serta menambah produktivitas. Sedangkan dimensi efektivitas yaitu mempertinggi efekivitas dan mengembangkan kinerja pekerjaan. Sikap Terhadap Penggunaan Sikap terhadap penggunaan dalam TAM menurut Davis (2004:235) dikonsepkan sebagai sikap yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bagi seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Sikap merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorng terdiri dari atas unsur kognitif/cara pandang, afektif, dan komponenkomponen yang berkaitan dengan perilaku. Fishben dan Ajzen dalam Titis (2004:179) mendefinisikan sikap sebagai perasaan positif dan negatif seseorang terhadap penggunaan suatu sistem dan menyatakan bahwa sikap dapat dipengaruhi faktor-faktor psikologis dan situasi yang ditemui. Perilaku Untuk Tetap Menggunakan Imam (2009:231) mendefenisikan perilaku penggunaan sebagai kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan untuk menambah 248

11 ISSN: fitur pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, dan memotivasi pengguna lain (Davis : 2004:236). Sikap perhatian untuk menggunakan adalah prediksi yang baik dalam keberhasilan pengimplementasian suatu teknologi sistem informasi. Menurut the theory planned behavior, tindakan individu pada perilaku tertentu ditentukan oleh minat individu tersebut untuk melakukan perilaku (menurut Azjen dalam Syahran, 2008:276). Menurut Arief (2007:149) tingkat penggunaan teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut misalnya keinginan menambah software pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. Kesimpulannya adalah model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penerimaan penggunaan teknologi informasi. Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan teknologi informasi dipengaruhi oleh kemudahan penggunaan (ease of use), kemanfaatan (usefulness), sikap terhadap penggunaan (attitude toward using), dan kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use). Keempatnya memiliki determinan yang tinggi dan validitas yang sudah teruji secara empiris. Hubungan Aplikasi/Penerapan SIMBADA Dengan TAM Pengaruh Persepsi Pengguna terhadap Kemudahan dalam Menggunakan Komputer Mikro (PEOU=Perceived Ease of Use) terhadap Persepsi Pengguna terhadap Kegunaan Komputer Mikro (PU=Perceived Usefulness) dan Sikap Pengguna terhadap Penggunaan Komputer Mikro (ATT=Attitude Toward Using). Persepsi pengguna terhadap kemudahan telah diteliti sebagai kunci penentu dari penerimaan dan penggunaan teknologi (Vankatesh dan Davis, 2004). TAM memposisikan bahwa variabel persepsi pengguna terhadap kemudahan mempengaruhi persepsi pengguna terhadap kegunaan yang dapat dijelaskan secara logis bahwa hal yang dipersepsikan lebih mudah digunakan akan lebih memberi manfaat atau kegunaan. TAM juga menyatakan bahwa persepsi pengguna terhadap kemudahan secara langsung atau tidak langsung berpengaruh dengan sikap pengguna terhadap penggunaan melalui dampaknya pada persepsi pengguna terhadap kegunaan. Davis (2004:231) menemukan bahwa persepsi pengguna terhadap kemudahan secara positif mempengaruhi sikap pengguna terhadap penggunaan. Penelitian Iqbaria, et al. (2007:276) juga menyimpulkan bahwa persepsi pengguna terhadap kemudahan berhubungan dengan persepsi pengguna terhadap kemanfaatan/kegunaan dan sikap pengguna terhadap penggunaan. Iqbaria mengemukakan bahwa persepsi pengguna terhadap kemudahan berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung (lewat persepsi pengguna terhadap kegunaan) pada sikap pengguna terhadap penggunaan (Palupi, 2009:155). Hipotesis Penelitian Hal : Diduga kemudahan penggunaan (ease of use) berpengaruh positif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Ha2 : Diduga kemanfaatan (usefulness) berpengaruh posisitif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi 249

12 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Ha3 : Diduga sikap pada saat penggunaan (attitude toward using) berpengaruh positif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Ha4 : Diduga perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Ha5 : Diduga kemudahan penggunaan (ease of use), kemanfaatan (usefulness) dan sikap pada saat penggunaan (attitude toward using) secara simultan berpengaruh positif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Bebas (X) a. Kemudahan penggunaan (ease of use) (X1) Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi, meliputi: komputer sangat mudah dipelajari, komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna, komputer sangat untuk meningkatkan keterampilan pengguna, komputer sangat mudah dioperasikan. b. Kemanfaatan (usefulness) (X2) Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran penggunaan teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Dimensi tentang kemanfaatan teknologi informasi meliputi: kegunaan, meliputi dimensi menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, dan menambah produktivitas; efektivitas, meliputi: dimensi mempertinggi efektivitas, mengembangkan kinerja pekerjaan. c. Sikap pada saat penggunaan (attitude toward using) (X3) Sikap penggunaan dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components). 2. Variabel Intervening/perantara Perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Perilaku untuk tetap menggunakan merupakan kecenderungan untuk tetap melanjutkan penggunaan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi informasi dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah fitur pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. 3. Variabel Terikat adalah Penerapan Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini 250

13 ISSN: adalah Keberhasilan Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA). Keberhasilan implementasi Aplikasi SIMDA merupakan kondisi dimana pengguna akhir (end user) telah merasakan manfaat secara nyata karena telah membantunya menyusun LKPD dan memahami mengikuti alur transaksi keuangan daerah dengan menggunakan Aplikasi SIMDA. Sehingga diharapkan pengelolaan keuangan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif dan mengasilkan opini Wajar Tanpa Pengecualian. Populasi Penelitian dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah staf pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan Daerah Kabupaten Blitar, Sedangkan pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling, dalam penelitian ini adalah Pengguna Anggaran, Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK), Bendahara Pengeluaran, dan Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan (PPTK) di SKPD yang berjumlah 185 orang ini adalah merupakan populasi dari penelitian ini. Sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin jumah populasi 65. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian explanatory research dengan metode survey, bahwa penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable sosiologi dan psikologis. Metode Pengumpulan data 1. Kuisioner Yaitu penulis menyiapkan sutau daftar yang mendapatkan jawaban-jawaban sehubungan dengan permasalahan yang akan di teliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditujukan kepada Pegawai Negeri Sipil. 2. Wawancara Yaitu penulis berusaha mengadakan wawancara langsung dengan karyawan dalam berbagai kesempatan untuk menambah kasanah data yang relevan dengan apa yang hendak dibahas. Teknik Analisis Data Model dalam penelitian ini adalah model kausalitas (hubungan/pengaruh sebab akibat), maka setelah data dikumpulkan kemudian data hipotesis diuji dengan menggunakan metode path analysis (analisis jalur). Merupakan suatu teknik statistik yang dipakai untuk menguji serangkaian hubungan antara beberapa variabel yang terbentuk dari variabel faktor maupun variabel terobservasi. Ketika model telah dinyatakan diterima, maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan modifikasi model atau goodness of fit. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu penelitiannya pada bulan Januari 2014 sampai dengan Mei Tempat Penelitian Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar, yang berlokasi Sudanco Supriyadi. 251

14 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Data Obyek Penelitian Pengelolaan barang daerah merupakan salah satu faktor penting, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Blitar telah menunjukkan kesungguhan salah satunya dengan disusunnya Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. Sedangkan untuk aplikasi yang digunakan dalam pengelolaan barang daerah menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA). Aplikasi ini mulai diterapkan pada Tahun 2009, yang telah mengalami perkembangan dan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan. Dengan memanfaatkan kehandalan teknologi berbasis komputer, sistem ini diharapkan akan memberikan pelayanan secara cepat, tepat dan akurat. Pengguna yang terlibat dalam aplikasi SIMBADA adalah para Pengurus Barang di masing-masing SKPD. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah memiliki tugas pokok dan fungsi dalam hal pengembangan dan penyusunan kebijakan pengelolaan barang milik daerah memiliki peranan penting dalam Penerapan SIMBADA. Tugas pokok Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah: membantu Bupati dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan dibidang Kas Daerah yang meliputi kegiatan pengelolaan perbekalan, penerimaan dan pengeluaran keuangan daerah yang meliputi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Blitar. Visi : Terwujudnya Peningkatan PAD Kabupaten Blitar dalam rangka mampu membiayai Pembangunan Daerah yang lebih mandiri Misi : 1. Meningkatkan kinerja/profesionalisme aparat pengolah pendapatan daerah. 2. Meningkatakan kualitas pelayanan kepada wajib pajak dan wajib Retribusi Daerah. 3. Memantapkan data potensi subyek dan obyek pajak dan retribusi serta sumber-sumber pendapatan daerah lainnya. 4. Menumbuh kembangkan kesadaran dan peran serta masyarakat. 5. Meningkatkan koordinasi Vertikal dan Horisontal. 6. Mengoptimalkan pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah melalalui penyempurnaan peraturan daerah. 7. Peningkatan pengawasan dan pemberlakuan sangsi yang ketat serta pemberian penghargaan kepada Instansi/Lembaga Pengelolaan maupun kepada Wajib Pajak atau Wajib Retribusi. 8. Meningkatkan pendapatan daerah melalui Intensifikasi dan Ekstensifikasi. 9. Menggali Sumber Daya Alam dan Sumber Pendapatan lainnya. Fungsi dari Pengelolaan Barang Milik Daerah 1. Penyusunan rencana dan pengembangan guna perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan daerah. 2. Pelaksanaan pendaftaran dan pendataan obyek pajak daerah, retribusi daerah serta pendapatan lainnya. 3. Pelaksanaan pembukuan dan pelaporan atas penerimaan dan pemungutan pajak daerah, retribusi dan penerimaan pendapatan daerah lainnya. 4. Penghitungan dan penetapan besarnya pajak daerah dan retribusi daerah. 5. Penagihan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. 6. Pelaksanaan pembinaan dan pengelolaan pasar. 7. Pemberian bantuan dalam pelaksanaan pendataan, pendistribusian sarana 252

15 ISSN: administrasi serta penagihan dan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan. 8. Pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pembinaan atas kegiatan penagihan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. 9. Pelaksanaaan penyuluhan kepada wajib pajak daerah, retribusi daerah serta pendapatan daerah lainnya. 10. Pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan. 11. Pelaksanaaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati Analisa Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam suatu variabel. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output statistik pada tabel dengan judul Item Total Statistic. Menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari Corrected Total Item Correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Total Item Correlation > dari r-tabel. Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa semua item dari suatu konstruk dikatakan memenuhi syarat validitas. Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur apakah suatu alat ukur sudah cukup akurat, stabil, dan konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur. Salah satu alat ukur dapat dikatakan reliabel bila dapat digunakan lebih dari satu kali dalam waktu berbeda, namun tetap menunjukkan hasil yang relatif tetap. Reliability Statistics, yang terlihat adalah sebagai Cronbach s Alpha. Koefisien bervariasi dari 0 hingga 1 dan nilai 0,6 secara umum mengindikasikan reliabilitas konsistensi/kehandalan interval yang tidak memuaskan, sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu instrumen dikatakan handal apabila nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka item dinyatakan reliabel. Dari hasil statistik dapat dikatakan bahwa konstruk pertanyaan yang merupakan Keberhasilan Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA) adalah reliabel. 2. Uji Normalitas Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variabel random yang kontinyu. Kurva yang menggambarkan distribusi normal adalah kurva normal yang berbentuk simetris. Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal maka digunakan pengujian Kolmogorov- Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing-masing variabel. Hasil pengujian untuk membuktikan distribusi normal pada model yang digunakan. Hasil dari perhitungan Kolmogorof Smirnov Test sudah menunjukkan distribusi yang normal pada model yang digunakan sehingga bisa dilakukan regresi dengan Model. Hal ini karena K-S (Kolmogorof Smirnof Test) Z sebesar 1,595 dengan nilai signifikansi jauh di atas 0,05 yaitu 0, Uji Non-Kolinearitas Ganda (Multicolinearity) Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearritas. Dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Untuk variabel (X1, X2, X3 dan Y) tidak terjadi multikolineritas dengan ditunjukkan nilai VIF lebih kecil dari

16 Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) 4. Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga model regresi layak untuk memprediksi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (Z) berdasarkan variabel Kemudahan penggunaan (ease of use) (X1), Kemanfaatan (usefulness) (X2), Sikap pada saat penggunaan (attitude toward using) (X3) melalui Perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) (Y). 5. Uji Non Autokorelasi Asumsi autokorelasi didefinisikan sebagai terjadinya korelasi diantara data pengamatan, dimana munculnya suatu data dipengaruhi oleh oleh data sebelumnya. Adanya suatu autokorelasi bertentangan dengan salah satu asumsi dasar dari regresi berganda yaitu tidak adanya korelasi diantara galat acaknya. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin- Watson yang bisa dilihat dari hasil uji regresi berganda. Tidak ada korelasi serial diantara disturbance terms, sehingga variabel tersebut independen (tidak terjadi autokorelasi) yang ditunjukkan dengan du < dw < 4-du (1,731 < 1,737 < 2,269) 6. Uji Hipotesis TAM atau Technology Acceptance Model memposisikan bahwa variabel persepsi pengguna terhadap kemudahan mempengaruhi persepsi pengguna terhadap kegunaan yang dapat dijelaskan secara logis bahwa hal yang dipersepsikan lebih mudah digunakan akan lebih memberi manfaat atau kegunaan. TAM juga menyatakan bahwa persepsi pengguna terhadap kemudahan secara langsung atau tidak langsung berpengaruh dengan sikap pengguna terhadap penggunaan melalui dampaknya pada persepsi pengguna terhadap kegunaan. Hipotesis yang akan diuji dengan menggunakan path analysis. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan teknologi informasi dipengaruhi oleh kemudahan penggunaan (ease of use), kemanfaatan (usefulness), sikap terhadap penggunaan (attitude toward using), dan kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use). Keempatnya memiliki determinan yang tinggi dan validitas yang sudah teruji secara empiris. Hipotesis Pertama Pada pengujian ini besarnya t hitung sebesar 3,052. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,000 (3,052 > 2,000), taraf signifikansi adalah sebesar 0,003 lebih kecil dari alpha (α=5%) 0,05. ini menunjukkan bahwa Ho ditolak/ha diterima. Artinya : penerimaan penggunaan teknologi informasi dalam hal kemudahan penggunaan (ease of use)yang berpengaruh posisitif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Hipotesis Kedua Pada pengujian ini besarnya t hitung sebesar 3,440. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,000 (3,440 > 2,000), taraf signifikansi adalah sebesar 0,002 lebih kecil dari alpha (α=5%) 0,05. ini menunjukkan bahwa Ho ditolak/ha diterima. Artinya : 254

17 ISSN: penerimaan penggunaan teknologi informasi dalam hal kemanfaatan (usefulness) berpengaruh posisitif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Hipotesis Ketiga Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Pada pengujian ini besarnya t hitung sebesar 6,609. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,000 (6,609 > 2,000), taraf signifikansi adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha (α=5%) 0,05. ini menunjukkan bahwa Ho ditolak/ha diterima. Artinya : penerimaan penggunaan teknologi informasi dalam hal sikap pada saat penggunaan (attitude toward using) berpengaruh positif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Hipotesis Keempat Pada pengujian ini besarnya t hitung sebesar 4,142. Nilai ini lebih besar dari t tabel 2,000 (4,142 > 2,000), taraf signifikansi adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha (α=5%) 0,05. Ini menunjukkan bahwa Ho ditolak/ha diterima. Artinya : penerimaan penggunaan teknologi informasi dalam hal perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Pada pengujian ini besarnya F hitung sebesar 83,426. Nilai ini lebih besar dari F tabel 2,51 (83,426 > 2,51), taraf signifikansi adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha (α=5%) 0,05. ini menunjukkan bahwa Ho ditolak/ha diterima. Artinya : penerimaan penggunaan teknologi informasi dalam hal kemudahan penggunaan (ease of use), kemanfaatan (usefulness) dan sikap pada saat penggunaan (attitude toward using) secara simultan berpengaruh positif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Pembahasan Diketahui bahwa hasil penelitian ternyata model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penerimaan penggunaan teknologi informasi. Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan teknologi informasi dipengaruhi oleh kemudahan penggunaan (ease of use), kemanfaatan (usefulness), sikap terhadap penggunaan (attitude toward using), dan kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use). Hal ini dilihat dari hasil bahwa pengujian ini besarnya F hitung sebesar 83,426. Nilai ini lebih besar dari F tabel 2,51 (83,426 > 2,51), taraf signifikansi adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha (α=5%) 0,05. Artinya : penerimaan penggunaan teknologi informasi dalam hal kemudahan penggunaan (ease of use), kemanfaatan (usefulness) dan sikap pada saat penggunaan (attitude toward using) secara simultan berpengaruh positif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use) Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar. 255

ANALISIS PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KAMPUS ATAS SISTEM AKADEMIK BERBASIS WEB PADA STIE KESUMA NEGARA BLITAR.

ANALISIS PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KAMPUS ATAS SISTEM AKADEMIK BERBASIS WEB PADA STIE KESUMA NEGARA BLITAR. ANALISIS PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KAMPUS ATAS SISTEM AKADEMIK BERBASIS WEB PADA STIE KESUMA NEGARA BLITAR Iwan Setya Putra Dosen Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesuma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana pendukung berbagai aktivitas, baik aktivitas para pebisnis, akademisi, birokrat, maupun profesional.

Lebih terperinci

Bab III METODELOGI PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN Bab III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada hotel di Tangerang. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan bisnis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi dan teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan yang harus dimiliki untuk membantu kegiatan operasional suatu organisasi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengguna software akuntansi yang bekerja pada suatu perusahaan yang menerapkan software akuntansi berbasis ERP.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun tahun anggaran 2013 diperoleh data anggaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada pengguna software Sistem Informasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada pengguna software Sistem Informasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada pengguna software Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Penelitian ini dibatasi lokasinya hanya

Lebih terperinci

dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi dari jurnal

dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi dari jurnal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen yaitu kinerja manajerial dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey. Metode survey yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji suatu teori dan menunjukan hubungan antar variabel. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sistem informasi berperan besar pada perubahan perilaku organisasi yang berdampak pada perubahan perilaku individu. Perubahan perilaku individu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk berwirausaha.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA) yang diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian input, proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan. nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bagian input, proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan. nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi adalah kumpulan informasi di dalam sebuah basis data menggunakan model dan media teknologi informasi digunakan di dalam pengambilan keputusan bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2011:62), desain asosiatif kausal berguna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian. 1. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yang dimulai dari November 2014 sampai dengan Januari 2015. Data yang digunakan hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Inspektorat Kabupaten/Kota Magelang dan Pegawai SKPD di lingkungan. berkaitan dengan efektivitas audit internal.

BAB III METODE PENELITIAN. Inspektorat Kabupaten/Kota Magelang dan Pegawai SKPD di lingkungan. berkaitan dengan efektivitas audit internal. BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di Inspektorat Kabupaten/Kota Magelang dan Pegawai SKPD di lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah manajer hotel berbintang 3 dan 4. Hotel berbintang tiga dan empat telah menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam menunjang sistem operasional dan manajerial pada instansi pemerintah dewasa ini dirasakan semakin penting. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang meneliti adanya pengaruh pemberian upah pungut terhadap kinerja PNS dengan motivasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat, dan secepat mungkin. Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat, dan secepat mungkin. Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, di mana setiap orang berusaha untuk mendapatkan informasi dengan tepat, akurat, dan secepat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan BAB III METODE PENELITIAN Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan penelitian yang akan digunakan untuk meneliti penerimaan penerapan PARIS (Parking Information System) dengan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan Teori yang memaparkan teori teori yang digunakan dalam penelitian ini, dan Sub Bab 2.2 Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERSYARATAN GELAR... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Bandarlampung. Pemilihan objek penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung. Sampel yang diambil adalah auditor yang bekerja pada kantor BPK RI Perwakilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Kotawaringin Barat. Sampel yang akan diteliti adalah sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Sistem Informasi Sistem merupakan satu kesatuan kelompok yang saling berinteraksi dan bekerjasama satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Peneliti menggunakan metode kuantitatif dalam melaksanakan penelitian ini. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengumpulan data pada penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Wilayah Surakarta

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DALAM KESUKSESAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJAMEN DAERAH

PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DALAM KESUKSESAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJAMEN DAERAH Jurnal WRA, Vol., No. April 203 87 PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DALAM KESUKSESAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJAMEN DAERAH Fuad Budiman (Alumni Program Studi Akuntansi FE UNP) Fefri Indra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Informasi Desa dan Kawasan merupakan suatu usaha untuk menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis pada bab ini dilakukan dari hasil kuisioner yang telah dikumpulkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki hubungan kerja dalam pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta, populasi dari penelitian ini adalah karyawan dan pegawai perusahaan asuransi syariah di Yogyakarta. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah para masyarakat yang bekerja atau bertempat tinggal di daerah KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang akan digunakan dalam penelitian adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana, khususnya pada Program Studi Akuntansi tahun angkatan 2009

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Masyarakat di Kecamatan Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur. Jumlah kuisioner yang disebarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada bulan Januari 2014 di Kementerian Perhubungan yang berkedudukan di Jakarta dan berkantor di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berlokasi di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berlokasi di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 6 bulan, yaitu dari bulan September 2015 sampai dengan bulan Februari 2016. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar satu bulan dari tanggal 13 Oktober sampai 14 November 2014. Dengan obyek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah auditor-auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) Big Four (PricewaterhouseCoopers,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu penelitian Lokasi tempat penelitian ini dilakukan di CV. Istana Motor Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab. Kepulauan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PENDANAAN DI YOGYAKARTA. Fein Suwira A.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PENDANAAN DI YOGYAKARTA. Fein Suwira A. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PENDANAAN DI YOGYAKARTA Fein Suwira A. Fenyta Dewi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah memberikan agenda baru dalam pemerintahan Indonesia terhitung mulai tahun 2001. Manfaat ekonomi diterapkannya otonomi daerah adalah pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1.1. Inventarisasi Aset Inventarisasi aset terdiri dari 2 (dua) aspek yaitu inventarisasi fisik dan inventarisasi yuridis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian aaaaaaapenelitian ini dilakukan pada Wajib Pajak kendaraan bermotor di kantor SAMSAT Kota Magelang. Populasi menurut Sugiyono (2013) merupakan obyek/subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian dapat berupa tempat atau lokasi dilaksanakannya penelitian. Penelitian dilaksanakan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Subyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh karena itu pemerintah diharuskan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh karena itu pemerintah diharuskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah berkewajiban untuk membuat laporan keuangan sebagai alat pengendalian, evaluasi kerja, sebagai salah satu pertanggungjawaban dan sebagai dasar pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah merupakan organisasi sektor publik yang diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat dalam

Lebih terperinci

IKA NUR MAULIDA AFFIANI B

IKA NUR MAULIDA AFFIANI B PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI TERHADAP KETERANDALAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa yaitu PT SIAPTEK. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada empat Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Jakarta Barat. Penelitian ini diperoleh untuk memperoleh data yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan judul dan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode kausatif.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 26 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausalitas yang bertujuan menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh antar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang mendukung dari penelitian ini: 2.1.1 Taufik Saleh, Darwanis, Usman Bakar (2012) Penelitian dengan topik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam arti luas sistem ternyata telah disamakan maknanya dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam arti luas sistem ternyata telah disamakan maknanya dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sistem dan Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Secara umum dalam arti luas sistem ternyata telah disamakan maknanya dengan ungkapan cara. Sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Dalam penelitian tersebut, objek yang akan diteliti adalah yayasan atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berbasis keagamaan dan advokasi di Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sistem pengendalian internal (Windiatuti, 2013). daerah adalah (1) komiten pimpinan (Management Commitment) yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sistem pengendalian internal (Windiatuti, 2013). daerah adalah (1) komiten pimpinan (Management Commitment) yang kuat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi yang didirikan seiring diberlakukannya UU No 33 Tahun 2004 tentang pertimbangan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan terus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung pada awal Januari 2016 sampai dengan Agustus 2016 dengan tehnik survey terhadap jemaat yang membutuhkan tata kelola keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia, terutama

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi informasi komunikasi dimasa sekarang ini, membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia, terutama pemanfaatan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan survey dengan format deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan survey dengan format deskriptif 36 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang berdasarkan pada orientasi hasil dan jumlah (kuantitas). Agar terciptanya penelitian yang valid, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2008), Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Sampel Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendapatan asli daerah (PAD), sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA), luas wilayah, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis data dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Secara umum, data juga dapat diartikan sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitaif asosiatif. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitaif asosiatif. Kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan dan

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN)

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN) PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN) Ahmad Faishol Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 di PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Tendean yang merupakan perusahaan asuransi kerugian. B. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian data ini adalah Pemerintah Daerah pada 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitiannya, yaitu data PAD, DAU, DAK, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu di Indonesia saat ini yang semakin mendapat perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir ini adalah akuntabilitas keuangan publik. Hal tersebut disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah Cooper dan Emory

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis untuk menjelaskan sifat hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional auditor, informasi afektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di masa sekarang ini mengalami pertumbuhan yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat adalah Teknologi Informasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Populasi merupakan seluruh obyek yang akan diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 48 SKPD. Dari populasi ditarik sejumlah sampel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi dikawasan Ringroad Selatan Yogyakarta, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Proses manajemen menghendaki adanya keteraturan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Tanpa adanya keteraturan pencapaian tujuan dapat saja diselesaikan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hubungan kausal antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan subyek penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap pengungkapan aset tetap dalam laporan keuangan. Karakteristik pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 58 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif a. Analisis Deskriptif Statistik Deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pejabat struktural setingkat eselon 3 dan eselon 4 pada SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Metro. 3.2. Populasi dan Sampel Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kausalitas yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksploratif, yaitu meneliti keterkaitan antar variabel. 3.2 Teknik Pengambilan Sampel dan Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kecamatan Kasihan, Bantul. Sekolah Dasar (SD) tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) merupakan satuan kerja yang

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent BAB III Metode Penelitian 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Opersional Variabel 1.1.1 Variabel Penelitian Variabel adalah apa saja yang dapat membedakan variabel yang dipengaruhi dan yang tidak dapat

Lebih terperinci