INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM KABUPATEN MELAWI, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM KABUPATEN MELAWI, PROVINSI KALIMANTAN BARAT"

Transkripsi

1 INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM KABUPATEN MELAWI, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Oleh Herry Rodiana Eddy Kelompok Program Penelitian Mineral SARI Geologi daerah Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat tersusun oleh Formasi batuan, diurut berdasarkan umur dari yang tua, terdiri dari Batuan Malihan Pinoh (PzRp), Batuan Gunungapi Menunuk (Klm), Tonalit Sepauk (Kls), Gabro Biwa (Kub), Granit Sukadana (Kus), Batuan Gunungapi Kerabai (Kuk), Formasi Ingar (Tel), Formasi Payak (Teop), Formasi Tebidah (Tot), Batupasir Sekayan (Tos), Batupasir Alat (Toa), Terobosan Sintang (Toms), Rombakan Lereng (Qs), Aluvium Terbiku (Qat) dan Aluvium (Qa); Secara regional struktur geologi yang berkembang di daerah Kabupaten Melawi antara lain kelurusan-kelurusan (lineament) yang mempunyai arah barat laut sampai tenggara dan timur laut sampai barat daya; Potensi endapan bahan galian non logam yang terdapat di Kabupaten Melawi antara lain andesit, kaolin, pasir dan batu (sirtu), lempung, pasir zirkon, pasir kuarsa, granit, mika dan kristal kuarsa. Andesit mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton, kaolin mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton, sirtu mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton, endapan lempung mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton, pasir kuarsa mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton dan granit mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton. ABSTRACT Geological of Melawi regency, West Kalimantan Province arranged in a stack by rock formation, base on old age as Malihan Pinoh Rock (PzRp), Menunuk Rock Mountain (Klm), Tonalit Sepauk (Kls), Grabro Biwa (Kub), Sukadana Granit (Kus), Kerabai Rock Mountain (Kuk), Ingar Formation (Tel), Payak Formation (Teop), Tebidah Formation (Tot), Sekayan Sand Stone (Tos), Alat Sand Stone (Toa), Sintang intrusion (Toms), Rombakan Lereng (Qs), Terbiku Aluvium (Qal) and Aluvium (Qa). Regionaly geology structure that development in Melawi Regency as lineament that have southeast and northeast to westsouth direction. Mineral non metallic potencial that in Melawi regency, andesite, caoline, sand and gravel, clay, zircon sand, quartz sand, granite, mica and quartz crystal. Andesite have hipotetic resources ton, caoline have hipotetic resources ton, sand and gravel have hipotetic resources ton, clay have hipotetic resources ton, sand quartz have hipotetic ton and granite have hipotetic resources ton Latar Belakang Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah, maka peran Pemerintah Daerah, khususnya Daerah Kabupaten/Kota menjadi sangat strategis, yaitu memiliki kewenangan yang lebih besar untuk mengelola dan memanfaatkan sebesarbesarnya sumberdaya alam termasuk potensi bahan galian non logam yang dimiliki daerah masing-masing di seluruh Indonesia. Kabupaten Melawi merupakan salah satu kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Sintang yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 7 Januari 2004 di Jakarta bersama-sama 23 kabupaten dan 13 provinsi lainnya. Dasar Pembentukkan Kabupaten Melawi adalah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Pembentukkan Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sekadau di Provinsi Kalimantan Barat. Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber daya Mineral, sesuai dengan tugas dan fungsinya melakukan kegiatan inventarisasi, penyelidikan dan evaluasi bahan galian, baik bahan galian non

2 logam, logam maupun batubara. Pada tahun anggaran 2006 ini Pusat Sumber Daya Geologi, melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2006 melakukan kegiatan Inventarisasi dan Penyelidikan Mineral Non Logam di wilayah Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat. Seluruh hasil kegiatan akan dihimpun dalam suatu sistem basis data sumber daya mineral non logam secara nasional, yang sangat diperlukan oleh berbagai pihak, termasuk para investor yang berminat menanamkan modalnya untuk usaha dibidang pertambangan Maksud dan Tujuan Kegiatan inventarisasi dan penyelidikan mineral non logam yang dilakukan di Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan data-data mengenai mineral non logam, yaitu antara lain meliputi lokasi keterdapatan jenis komoditi, sumberdaya dan kualitas serta melakukan evaluasi potensi bahan galian baik yang telah ada (data sekunder) maupun bahan galian temuan baru secara lebih optimal. Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengetahui prospek pemanfaatan dan pengembangan mineral non logam Lokasi Daerah Penyelidikan Kabupaten Melawi di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Dedai, Tempunak, Sei. Tebelian dan Sepauk, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lamandau, Seruyan dan Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan barat, di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografis daerah Kabupaten Melawi terletak pada posisi koordinat antara , ,39 Lintang Selatan dan , ,29 Bujur Timur Demografi/Keadaan Lingkungan Sebagian besar wilayah Kabupaten Melawi merupakan wilayah perbukitan dengan luas sekitar 8.818,70 km 2 atau 82,85 % dari luas Kabupaten Melawi ( km 2 = hektar). Pemerintahan Kabupaten Melawi terbagi menjadi 7 (tujuh) kecamatan, yang terdiri dari 81 desa dan 292 dusun. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Nanga Pinoh dengan luas 22,91 % dari luas Kabupaten Melawi sedangkan luas kecamatan terkecil adalah Kecamatan Menukung dengan luas 9,98 % dari luas Kabupaten Melawi. Kabupaten Melawi dilewati sungai besar yaitu Sungai Melawi di bagian utara wilayah Kabupaten, selain itu terdapat juga beberapa anak sungainya antara lain, Sungai Pinoh, Sungai Kayan, Sungai Belimbing, Sungai Nyuruh dan Sungai Muntatai Stratigrafi Urut-urutan formasi batuan tersebut dari yang berumur tua ke muda dapat diperikan sebagai berikut Batuan Malihan Pinoh (PzRp), Sekis kuarsa, muskovit, fillit, batusabak, batutanduk, beberapa tufa malih dan kuarsit. Setempat mengandung Andalusit, kordiorit dan biotit. Diduga berumur Karbon Trias. Batuan Gunungapi Menunuk (Klm), Tufa, batulanau, batulumpur, berlapis tipis, kelabu tua sampai coklat, berumur Kapur. Tonalit Sepauk (Kls), Tonalit dan granodiorit hornblende biotit, kelabu muda, beberapa diorit, granit, monzodiorit dan diorit kuarsa, berumur Kapur. Gabro Biwa (Kub), Gabro olivin, norit olivin dan norit augit, berbutir halus sedang, berumur Kapur Tengah. Granit Sukadana (Kus), Granit biotit merah muda, granit felspar alkali dan monzogranit, berumur Kapur Atas. Batuan Gunungapi Kerabai (Kuk), Andesit, basal dan dasit, tufa, aglomerat dan beberapa lava. Batupasir kuarsa terdapat pada alas satuan, berumur Kapur Atas. Formasi Ingar (Tel), Batulumpur gampingan, kelabu dengan perselingan batupasir tipis, berumur Kapur Atas. Formasi Payak (Teop), batupasir berlapis tebal sampai batupasir berlapis tebal, setempat tufaan, perselingan batulumpur kelabu, berumur Oligosen Bawah. Formasi Tebidah (Tot), Perselingan batupasir halus dan batulumpur hijau dan merah dibagian atas, berumur Oligosen Bawah. Batupasir Sekayan (Tos), Batupasir dan konglomerat berlapis tebal sampai pejal dengan perselingan lumpur, berumur Miosen Bawah. Batupasir Alat (Toa), Batupasir dan konglomerat berlapis tebal, beberapa breksi rijang, berumur Miosen Bawah. Terobosan Sintang (Toms), Andesit, dasit, riolit, diorit kuarsa, granodiorit, berumur Oligo Miosen. Rombakan Lereng (Qs), tersusun oleh bahan-bahan rombakan pada dasar lereng terjal berupa batupasir dan konglomerat berumur

3 kuarter Aluvium Terbiku (Qat), Kerikil terkonsolidasi, pasir, lanau dan lempung, berumur Holosen. Aluvium (Qa), Kerikil, pasir, lanau, lempung dan bahan-bahan organik. 2.2 Potensi Endapan Bahan Galian Andesit Di Kabupaten Melawi terdapat dua jenis andesit. Yang pertama di Desa Baru, Kecamatan Belimbing, andesit berupa batuan intrusi intermediet, termasuk dalam Formasi Terobosan Sintang. Warna batuan abu-abu kehitaman, kompak, keras dan menunjukkan tekstur porfiritik. Berdasarkan hasil uji kuat tekan andesit di daerah ini mempunyai daya kuat tekan 709,07 Kg/cm 2. Hasil analisis petrografi terhadap conto yang sama menunjukkan jenis batuan ubahan dasitik andesit porfiritik. Mempunyai komposisi mineral massa mineral kriptokristalin, bersama mikrolit dan mineral lempung 60 %, mikrogranular silika dan fenokris kuarsa 10 %, fenokris felsik felspar plagioklas 10 %, mineral mafik hornblende 15 % dan magnetit 5 %. Dua lokasi andesit di Desa Baru memiliki sumber daya hipotetik sekitar ton. Lava andesit dijumpai pada enam lokasi di Kecamatan Nanga Sayan, Kecamatan Nanga Sokan dan Kecamatan Nanga Pinoh, merupakan batuan beku permukaan (lava) andesit yang termasuk dalam Formasi Malihan Pinoh dan Formasi Batuan Gunungapi Kerabai. Warna batuan andesit abu-abu tua kehitaman, massif dan keras, tekstur porfiritik sampai afanitik. Di beberapa tempat merupakan sisipan pada batuan malihan pinoh. Jumlah sumber daya andesit di tiga kecamatan tersebut diperkirakan sekitar ton. Vegetasi yang terdapat di daerah andesit ini merupakan hutan heterogen dengan berbagai tanaman keras yang cukup lebat. Secara keseluruhan, sumber daya hipotetik andesit di Kabupaten Melawi berjumlah ton Kaolin Kaolin di Kabupaten Melawi tersingkap di pinggir jalan provinsi antara Ibukota Kabupaten Nanga Pinoh, tepatnya di Desa Tanjung Paoh, Kecamatan Nanga Pinoh dan ibukota Kecamatan Nanga Sayan pada Km. 3,5. Warna putih abu-abu muda, lunak, plastis, butiran sangat halus. Tanah penutup setebal 1 sampai 1,5 meter ditanami tumbuhan berupa ladang palawija dan alangalang, sebagian kecil berupa daerah pemukiman penduduk setempat. Berdasarkan hasil uji sinar X Difraksi (XRD) menunjukkan komposisi mineral kaolinite, alpha quartz dan mica. Hasil analisa bakar kaolin di Desa Tanjung Paoh, Kecamatan Nanga Pinoh memiliki susut kering yang baik (lebih kecil dari 10 %), juga mempunyai kekuatan kering (kuat lentur) yang baik pula. Selain itu memiliki susut bakar yang aman yaitu lebih kecil atau sama dengan 2 %, serta memiliki kekuatan bakar yang tinggi (> 60 kg/cm 2 ). Kaolin di daerah ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan keramik bodi putih, namun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Berdasarkan hasil analisis kimia pada conto yang sama mempunyai kandungan SiO 2 67,70 %, Al 2 O 3 19,87 %, Fe 2 O 3 1,34 %, CaO 0,00 %, MgO 0,28 %, Na 2 O 0,06 %, K 2 O 0,97 %, MnO 0,01 %, TiO 2 1,00 %, P 2 O 5 0,10 %, SO 3 0,01 %, H 2 O - 1,19 % dan Hilang dibakar (HD) 7,98 %. Luas sebaran endapan kaolin sekitar 50 Ha dengan perkiraan tebal lapisan rata-rata 2 meter, sehingga diperkirakan memiliki sumber daya hipotetik sebesar ton Pasir dan batu (sirtu) Sirtu di Kabupaten Melawi terdapat di Sungai Kelewai di Kecamatan Nanga Pinoh dan Kecamatan Nanga Sayan, serta di Sungai Pinoh bagian hulu di Kecamatan Nanga Sokan. Di Kecamatan Nanga Pinoh dan Kecamatan Nanga Sayan, sirtu telah dimanfaatkan oleh penduduk setempat dan Pemerintah Daerah sebagai bahan urugan jalan provinsi Nanga Pinoh Kotabaru. Sedangkan sirtu di Hulu Sungai Pinoh, Kecamatan Nanga Sokan belum dimanfaatkan secara optimal. Jenis batuan berupa batuan beku dan batuan metamorf dengan diameter antara 5 sampai 25 cm. Mengingat sirtu merupakan endapan permukaan hasil erosi sungai, maka potensi sumber daya komoditi ini sangat bergantung pada kekuatan arus sungai yang membawanya, sehingga setiap waktu akan berubah-ubah. Pada saat peninjauan lapangan, endapan sirtu di Kabupaten Melawi diperkirakan mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton.

4 Lempung Lempung di Kabupaten Melawi ditemukan di Kecamatan Belimbing, Kecamatan Nanga Pinoh, Kecamatan Nanga Ella Hilir dan Kecamatan Nanga Sayan. Pada umumnya mempunyai warna abu-abu kecoklatan, dengan garis-garis coklat, plastis, lunak. Lempung yang mempunyai sumber daya yang cukup besar yaitu di Desa Nanga Kebebu, Kecamatan Nanga Pinoh, karena sebarannya yang cukup luas di bandingkan dengan di lokasi lainnya. Lempung di Desa Lengkong Nyadom, Kecamatan Nanga Ella Hilir, berdasarkan hasil uji sinar X difraksi mempunyai komposisi mineral halloysite, alpha quartz dan mica. Berdasarkan hasil analisis bakar tersebut, lempung di daerah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan keramik bodi putih, namun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Sumber daya hipotetik endapan lempung di Kabupaten Melawi diperkirakan sebesar ton Pasir zirkon Di Kalimantan, zirkon merupakan mineral ikutan pada endapan emas aluvial (plaser), walaupun di beberapa tempat kandungan zirkon kadang-kadang lebih dominan. Pasir zirkon di Kabupaten Melawi di temukan di 12 lokasi, yang tersebar di 5 kecamatan, antara lain Kecamatan Nanga Pinoh, Kecamatan Nanga Ella Hilir, Kecamatan Menukung, Kecamatan Nanga Sayan dan Kecamatan Nanga Sokan. Pasir zirkon terdapat di daerah bekas penambangan emas aluvial (plaser), dengan warna abu-abu kehitaman, butiran halus sampai sedang, bentuk butir menyudut tanggung. Di Dusun Kelakik, Desa Tanjung Paoh, berdasarkan kimia mempunyai kandungan ZrO 2 14,18 %, SiO 2 total 56,40 %, Al 2 O 3 0,72 %, Fe 2 O 3 11,95 %, TiO 2 15,30 %, H 2 O - 0,12 % dan Berat Jenis 3,08. Di Dusun Kambut, Desa Baru, berdasarkan hasil analisis kimia mempunyai kandungan ZrO 2 2,19 %, SiO 2 total 87,60 %, Al 2 O 3 1,47 %, Fe 2 O 3 2,53 %, TiO 2 4,00 %, H 2 O - 0,11 % dan Berat Jenis 2,79. Di kedua lokasi tersebut mempunyai kandungan zirkon yang relatif kecil dibandingkan hasil analisis dengan lokasi lainnya di Kecamatan Nanga Pinoh. Lokasi lain di Desa Baru mempunyai kandungan ZrO 2 48,90 %, SiO 2 total 19,70 %, Al 2 O 3 0,28 %, Fe 2 O 3 14,62 %, TiO 2 15,52 %, H 2 O - 0,02 % dan Berat Jenis 4,66. Hasil analisa mineralogi butir menunjukkan komposisi mineral ilmenit 50,15 %, zirkon 22,42 % berwarna ros, kuning kemerahan, tak berwarna, prismatik membulat tanggung, hematit 12,25 %, magnetit 6,95 %, kuarsa 4,38 %, epidot 1,0 %, rutil 0,5 % dan garnet merupakan trace. Di Dusun Tanjung Arak, Desa Kebebu, mempunyai kandungan ZrO 2 44,17 %, SiO 2 total 1,98 %, Al 2 O 3 0,38 %, Fe 2 O 3 13,68 %, TiO 2 17,88 %, H 2 O - 0,18 % dan Berat Jenis 4,33. Di Desa Nanga Kayan mempunyai kandungan ZrO 2 33,50 %, SiO 2 total 2,33 %, Al 2 O 3 0,37 %, Fe 2 O 3 22,94 %, TiO 2 28,91 %, H 2 O - 0,13 % dan Berat Jenis 4,40. Di Kecamatan Nanga Pinoh, pasir zirkon telah dimanfaatkan oleh penduduk setempat dengan cara tradisional. Di Kecamatan lainnya pasir zirkon belum diusahakan, mengingat mutu dan kualitasnya masih belum diketahui oleh penduduk setempat walaupun mungkin potensinya cukup banyak. Di Desa Ella Hulu, Kecamatan Menukung, mempunyai kandungan ZrO 2 32,42 %, SiO 2 total 5,47 %, Al 2 O 3 0,74 %, Fe 2 O 3 25,29 %, TiO 2 23,58 %, H 2 O - 0,04 % dan Berat Jenis 4,45. Di Dusun Popay, Desa Nanga Nuak, Kecamatan Ella Hilir mempunyai kandungan ZrO 2 28,77 %, SiO 2 total 4,91 %, Al 2 O 3 0,48 %, Fe 2 O 3 25,45 %, TiO 2 23,21 %, H 2 O - 0,13 % dan Berat Jenis 4,70. Di blok Nanga Pangan, Desa Lengkong Nyadom, Kecamatan Ella Hilir mempunyai kandungan ZrO 2 39,44 %, SiO 2 total 4,24 %, Al 2 O 3 0,49 %, Fe 2 O 3 15,91 %, TiO 2 16,98 %, H 2 O - 0,07 % dan Berat Jenis 4,28. Lokasi zirkon di Dusun Melana, Desa Nanga Betangai, Kecamatan Nanga Sokan, dan Dusun Karangan Purun, Desa Karangan Purun, Kecamatan Nanga Sayan mempunyai hasil analisis zirkon yang relatif kecil, kandungan ZrO 2 di bawah 7 %. Hasil analisa mineralogi butir menunjukkan komposisi mineral zirkon (ZrSiO 4 ) hanya berupa trace dengan warna ros, kuning kemerahan, tak berwarna, prismatik membulat tanggung. Perhitungan sumber daya hipotetik pasir zirkon belum dapat di hitung karena perlu dilakukan analisa conto lebih sistimatis pada lapisan batuan/pasir sedimen pembawanya Pasir kuarsa Di Kabupaten Melawi pasir kuarsa terdapat di Kecamatan Nanga Pinoh dan Kecamatan Nanga Ella Hilir, yang tersebar di sepuluh lokasi. Di Kecamatan Nanga Pinoh pasir kuarsa terdapat di Desa Baru, Desa Kebebu, Desa Nanga Kayan dan Desa Tanjung Paoh dengan jumlah

5 sumber daya hipotetik sebesar ton. Di Desa Kebebu, hasil analisa kimia menunjukkan kandungan SiO 2 97,00 %, Al 2 O 3 0,90 %, Fe 2 O 3 0,33 %, CaO 0,00 %, MgO 0,04 %, Na 2 O 0,03 %, K 2 O 0,00 %, MnO 0,01 %, TiO 2 0,66 %, P 2 O 5 0,13 %, SO 3 0,00 %, H 2 O - 0,14 % dan Hilang Dibakar (HD) 0,49 %; Di Blok Batu Lintang, Desa Nanga Kayan, hasil analisa kimia menunjukkan kandungan SiO 2 97,50 %, Al 2 O 3 0,86 %, Fe 2 O 3 0,06 %, CaO 0,00 %, MgO 0,00 %, Na 2 O 0,03 %, K 2 O 0,10 %, MnO 0,01 %, TiO 2 0,39 %, P 2 O 5 0,08 %, SO 3 0,00 %, H 2 O - 0,06 % dan Hilang Dibakar (HD) 0,49 %; Dan di Dusun Kelakik, Desa Tanjung Paoh, hasil analisa kimia menunjukkan kandungan SiO 2 94,50 %, Al 2 O 3 3,01 %, Fe 2 O 3 0,43 %, CaO 0,00 %, MgO 0,00 %, Na 2 O 0,06 %, K 2 O 0,08 %, MnO 0,00 %, TiO 2 0,20 %, P 2 O 5 0,10 %, SO 3 0,00 %, H 2 O - 0,17 % dan Hilang Dibakar (HD) 1,31 %. Sedangkan di Kecamatan Nanga Ella Hilir pasir kuarsa terdapat di Desa Nanga Nuak dan Desa Lengkong Nyadom dengan sumber daya hipotetik sebesar ton. Pasir kuarsa di Kabupaten Melawi diperkirakan mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton Granit Granit di Kabupaten Melawi terdapat pada Formasi Tonalit Sepauk dan Formasi Granit Sukadana. Secara administratif termasuk Kecamatan Nanga Sayan, Kecamatan Tanah Pinoh dan Kecamatan Nanga Pinoh. Granit yang terdapat di Desa Mekar Pelita, Kecamatan Nanga Sayan termasuk Formasi Granit Sukadana, mempunyai warna putih abuabu dengan bintik hitam, massif dan kompak, sebaran cukup luas dan pelapukan kurang, diperkirakan mempunyai sumber daya sebesar ton. Hasil analisa uji kuat tekan menunjukkan harga 526,92 kg/cm 2. Sedangkan granit di Kecamatan Tanah Pinoh yaitu di Desa Bina Jaya dan di Desa Nanga Sayan, Kecamatan Nanga Sayan dan di Desa Landau Garong, Kecamatan Nanga Pinoh mempunyai warna putih abu-abu kecoklatan, masif dan kompak namun telah mengalami pelapukkan yang cukup kuat dan terdapat retakan (kekar) yang relatif banyak sehingga kurang begitu baik untuk digunakan sebagai batu hias. Sumber daya hipotetik granit di tiga desa ini diperkirakan sebesar ton. Hasil analisis petrografi di Blok Gunung Ipoh, Desa Bina Jaya menunjukkan nama batuan alkali biotit granit, nampak bening agak kusam, berbutiran sangat halus sampai sedang, mempunyai kristal < 5 mm, bertekstur hipidiomorfik holokristalin, komposisi terdiri dari mineral plagioklas 35 %, ortoklas 30 %, kuarsa 20 %, biotit 12 % dan magnetit 3 %; Sedangkan hasil analisis petrografi pada conto M 27 di Dusun Beban, Desa Landau Garong menunjukkan nama batuan biotit granit, nampak bening agak kusam, berbutiran sangat halus sampai halus, mempunyai kristal < 5 mm, bertekstur hipidiomorfik holokristalin, dengan komposisi mineral plagioklas 40 %, ortoklas 30 %, kuarsa 20 % dan biotit 10 %. Jumlah keseluruhan sumber daya hipotetik granit di Kabupaten Melawi adalah sekitar ton Mika Di Kabupaten Melawi indikasi bahan galian mika ditemukan di Desa Kerangan Purun, Kecamatan Nanga Sayan pada Formasi Batuan Malihan Pinoh. Berdasarkan hasil analisis petrografi menunjukkan jenis batuan metamorfik sekis biotit muskovit (mika), nampak berwarna bening kusam kecoklatan, berbutiran sangat halus, bertekstur lepidoblastik, berstruktur sekistone berfoliasi, dengan komposisi mineral terdiri dari mineral biotit (25 %), mineral muskovit (35 %), mikrogranular silika (30 %) dan pirit (10 %). Jenisnya berupa plogofit dalam Batuan Malihan Pinoh berupa sisipan pada batuan sekis, namun sumber dayanya sangat kecil, sehingga tidak menunjukkan potensi endapan yang ekonomis Kristal kuarsa Di Kabupaten Melawi kristal kuarsa ditemukan di Hulu Sungai Bayur, Desa Nanga Betangai, Kecamatan Nanga Sokan, berupa bongkah-bongkah di hulu sungai yang terangkut oleh air, berwarna putih bening, keras, diameter berkisar antara cm. Kristal kuarsa terdapat secara setempat-setempat baik dihulu sungai maupun di lerengan, sehingga diperkirakan mempunyai sumber daya yang relatif kecil dan kurang ekonomis. Hasil analisis petrografi pada conto kristal kuarsa menunjukkan nama batuan silika kristal kuarsa, nampak bening, masif, dominan sebagai penyusun batuan, yang berkomposisi mineral kristal kuarsa (98 %), smoky guartz warna bening transparan

6 putih, kristalin, bersifat anisotropi, terdapat dominan penyusun batuan. Impurities mikrogranular berwarna hitam, berukuran sangat halus, < 0,2 mm, diperkirakan mineral pirit, sebagai inklusi dalam urat kuarsa, terdapat dalam jumlah sangat sedikit. 4. Kesimpulan dan Saran 1. Geologi daerah Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat tersusun oleh Formasi batuan, diurut berdasarkan umur dari yang tua, terdiri dari Batuan Malihan Pinoh (PzRp), Batuan Gunungapi Menunuk (Klm), Tonalit Sepauk (Kls), Gabro Biwa (Kub), Granit Sukadana (Kus), Batuan Gunungapi Kerabai (Kuk), Formasi Ingar (Tel), Formasi Payak (Teop), Formasi Tebidah (Tot), Batupasir Sekayan (Tos), Batupasir Alat (Toa), Terobosan Sintang (Toms), Rombakan Lereng (Qs), Aluvium Terbiku (Qat) dan Aluvium (Qa); 2. Morfologi Kabupaten Melawi dapat dibagi menjadi tiga satuan morfologi; Satuan Pedataran Aluvium, Satuan Pebukitan Bergelombang Lemah dan Satuan Pebukitan Bergelombang Kuat; 3. Potensi endapan bahan galian non logam yang terdapat di Kabupaten Melawi antara lain andesit, kaolin, pasir dan batu (sirtu), lempung, pasir zirkon, pasir kuarsa, granit, mika dan kristal kuarsa. 4. Andesit berupa batuan intrusi dengan nilai kuat tekan 709,07 Kg/cm 2 dan lava pada sisipan batuan metamorf; kaolin dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan keramik bodi putih; sirtu dapat dijadikan bahan bangunan; lempung dapat dimanfaatkan sebagai bodi keramik; konsetrat pasir zirkon mempunyai kandungan ZrO 2 yang cukup tinggi berkisar antara 14,18 48,90 %; pasir kuarsa mempunyai kandungan SiO 2 berkisar antara 94,50 97,50 % cukup baik untuk bahan baku industri; granit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan batu hias, mika belum diketemukan yang ekonomis dan baik kualitasnya, serta kristal kuarsa dapat dijadikan batu hias. 5. Andesit mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton, kaolin mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton, sirtu mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton, endapan lempung mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton, pasir kuarsa mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton dan granit mempunyai sumber daya hipotetik sebesar ton. 6. Sarana transportasi jalan darat yang lebih baik perlu dibangun, mengingat bahan agregat jenis andesit, sirtu dan granit di Kabupaten Melawi cukup potensial. Dengan terjangkaunya Desa-desa dengan transportasi darat, sedikitnya dapat mengurangi beban penduduk setempat dalam mengeluarkan biaya tinggi transportasi sungai, dan dapat mempercepat pengangkutan ke daerah tujuan. 7. Pengelolaan bahan galian masih belum optimal, karena perusahaan yang melaksanakan eksploitasi tidak berdasarkan prosedur yang sudah ditentukan, sehingga berdampak pada pendapatan daerah dari sektor pertambangan yang tidak maksimal. Daftar Pustaka 1. Amirudin dan D.S. Trail, 1993, Peta Geologi Lembar Nangapinoh, Kalimantan, Skala 1 : ; 2. Lefond, 1975, Industrial Mineral and Rock, 4 th edition, USA.; 3. Supriatna Suhala dkk., 1997, Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral; 4. T. Soeyitno, T. Santosa dan U. Marjono, 1995, Peta Geologi Lembar Tumbang Manjul, Skala 1 : ; 5. Tushadi Madiadipoera, dkk., 1990, Bahan Galian Industri di Indonesia, Direktorat Sumber Daya Mineral; 6. Worrall, W.E., 1986, Clays and Ceramic Raw Materials, Elsevier Applied Science Publishers, London and New York; 7..., 2004, Kabupaten Melawi Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Melawi 8. Situs Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat; 9. Situs Asosiasi Aneka Keramik Indonesia.

7 Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1993 dan 1995) Gambar 2. Peta Geologi Daerah Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat

8 Gambar 3. Peta Lokasi Bahan Galian Non Logam di Kabupaten Melawi

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Daerah penyelidikan terletak di Desa Popai, Kecamatan Ella Hilir, Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat. Secara geografis daerah penyelidikan

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN SERUYAN DAN KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN SERUYAN DAN KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN SERUYAN DAN KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Tisna Sutisna, BE, Ir. Iwan Z. Gondhonegoro, Sp I, Bayu Sayekti, ST, Endang Rifai, BE] Kelompok

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh : Kusdarto Maryun Supardan, dan Andi Sutandi S Kelompok Program Penelitian Mineral

Lebih terperinci

REKAMAN DATA LAPANGAN

REKAMAN DATA LAPANGAN REKAMAN DATA LAPANGAN Lokasi 01 : M-01 Morfologi : Granit : Bongkah granit warna putih, berukuran 80 cm, bentuk menyudut, faneritik kasar (2 6 mm), bentuk butir subhedral, penyebaran merata, masif, komposisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Geologi Regional Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah Padang dan sekitarnya terdiri dari batuan Pratersier, Tersier dan Kwarter. Batuan

Lebih terperinci

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI Secara geologi daerah Kabupaten Boven Digoel terletak di Peta Geologi

Lebih terperinci

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik Kelompok Program Penelitian Mineral S A R I Satuan batuan ultrabasa terdiri

Lebih terperinci

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1: RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:250.000 OLEH: Dr.Ir. Muhammad Wafid A.N, M.Sc. Ir. Sugiyanto Tulus Pramudyo, ST, MT Sarwondo, ST, MT PUSAT SUMBER DAYA AIR TANAH DAN

Lebih terperinci

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh: Armin Tampubolon P2K Sub Direktorat Mineral Logam SARI Pada tahun anggaran 2005, kegiatan inventarisasi mineral

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI B A D A N G E O L O G I DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL 1.1. Latar

Lebih terperinci

Bab III Geologi Daerah Penelitian

Bab III Geologi Daerah Penelitian Bab III Geologi Daerah Penelitian Foto 3.4 Satuan Geomorfologi Perbukitan Blok Patahan dilihat dari Desa Mappu ke arah utara. Foto 3.5 Lembah Salu Malekko yang memperlihatkan bentuk V; foto menghadap ke

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN PONTIANAK DAN KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN PONTIANAK DAN KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN PONTIANAK DAN KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT Oleh : Syaiful Asri W, Tisna Sutisna, Egan H. Sinambela SUB DIT. MINERAL NON LOGAM S A R I Kabupaten

Lebih terperinci

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan 3.2.3.3. Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan Secara umum, satuan ini telah mengalami metamorfisme derajat sangat rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kondisi batuan yang relatif jauh lebih keras

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Oleh : A. Sanusi Halim, Iwan A. Harahap dan Sukmawan SubDit Mineral Non Logam S A R I Daerah penyelidikan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Geografis Daerah Penelitian Wilayah konsesi tahap eksplorasi bahan galian batubara dengan Kode wilayah KW 64 PP 2007 yang akan ditingkatkan ke tahap ekploitasi secara administratif

Lebih terperinci

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II TATANAN GEOLOGI BAB II TATANAN GEOLOGI 2.1 Geologi Regional 2.1.1 Fisiografi dan Morfologi Batu Hijau Pulau Sumbawa bagian baratdaya memiliki tipe endapan porfiri Cu-Au yang terletak di daerah Batu Hijau. Pulau Sumbawa

Lebih terperinci

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Secara umum, daerah penelitian memiliki morfologi berupa dataran dan perbukitan bergelombang dengan ketinggian

Lebih terperinci

Pemetaan Geologi Skala 1:50000 dengan Menggunakan Citra Radarsat 2 dan Landsat 8 (Studi Kasus : Nangapinoh Provinsi Kalimantan Barat)

Pemetaan Geologi Skala 1:50000 dengan Menggunakan Citra Radarsat 2 dan Landsat 8 (Studi Kasus : Nangapinoh Provinsi Kalimantan Barat) Pemetaan Geologi Skala 1:50000 dengan Menggunakan Citra Radarsat 2 dan Landsat 8 (Studi Kasus : Nangapinoh Provinsi Kalimantan Barat) Oleh : Desi Ismawati (3510 100 027) Dosen Pembimbing : 1.Prof. Dr.

Lebih terperinci

PROSPEKSI ENDAPAN DOLOMIT DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Irwan Muksin, Wawan Setiyawan, Martua Raja P.

PROSPEKSI ENDAPAN DOLOMIT DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Irwan Muksin, Wawan Setiyawan, Martua Raja P. PROSPEKSI ENDAPAN DOLOMIT DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Irwan Muksin, Wawan Setiyawan, Martua Raja P. Kelompok Penyelidikan Mineral Bukan Logam Sari Secara administratif lokasi

Lebih terperinci

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II TATANAN GEOLOGI BAB II TATANAN GEOLOGI 2.1 Geologi Regional 2.1.1 Fisiografi Thorp dkk. (1990; dalam Suwarna dkk., 1993) membagi fisiografi wilayah Singkawang, Kalimantan Barat, menjadi 5 zona fisiografi (Gambar 2.1,

Lebih terperinci

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI INVENTORY AND INVESTIGATION OF NON METALLIC MINERALS THE REGENCY OF KATINGAN REGION CENTRAL KALIMANTAN PROVINCE By : A.F. Yusuf, Iwan Aswan H, Sanusi Halim,Cs ABSTRACT Administratively, the regency of

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Geologi Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan Lempeng Eurasia ke daratan Asia Tenggara dan merupakan bagian dari Busur Sunda.

Lebih terperinci

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

BAB 2 TATANAN GEOLOGI BAB 2 TATANAN GEOLOGI Secara administratif daerah penelitian termasuk ke dalam empat wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Sinjai Timur, Sinjai Selatan, Sinjai Tengah, dan Sinjai Utara, dan temasuk dalam

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU Oleh : Zulfikar, Adrian Zainith, Andi S. Sulaeman SubDit Mineral Non Logam S A R I Secara geografis daerah

Lebih terperinci

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO Oleh : Akhmad Hariyono POLHUT Penyelia Balai Taman Nasional Alas Purwo Kawasan Taman Nasional Alas Purwo sebagian besar bertopogarafi kars dari Semenanjung

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1. FISIOGRAFI Geologi regional P.Obi ditunjukkan oleh adanya dua lajur sesar besar yang membatasi Kep.Obi yaitu sesar Sorong-Sula di sebelah utara dan sesar Sorong Sula mengarah

Lebih terperinci

Trisa Muliyana, Edya Putra Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi SARI

Trisa Muliyana, Edya Putra Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi SARI PENYELIDIKAN DAN EVALUASI POTENSI RARE EARTH ELEMENT (REE) DAN MINERAL IKUTAN PADA WILAYAH BEKAS TAMBANG/TAILING DI KECAMATAN KENDAWANGAN, KABUPATEN KETAPANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Trisa Muliyana,

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Stratigrafi Daerah Nanga Kantu Stratigrafi Formasi Kantu terdiri dari 4 satuan tidak resmi. Urutan satuan tersebut dari tua ke muda (Gambar 3.1) adalah Satuan Bancuh

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Geomorfologi Kondisi geomorfologi pada suatu daerah merupakan cerminan proses alam yang dipengaruhi serta dibentuk oleh proses

Lebih terperinci

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH SUNGAI BELINTANG DAN SUNGAI SAI, KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH SUNGAI BELINTANG DAN SUNGAI SAI, KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH SUNGAI BELINTANG DAN SUNGAI SAI, KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT Oleh : Mulyana dan Untung Triono Sub. Direktorat Eksplorasi Batubara dan Gambut, DSM S A R I Daerah

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN MINERAL NON LOGAM KABUPATEN SARMI, PROVINSI PAPUA A. Sanusi Halim, Irwan Muksin, Jubbel Bakkara Kelompok Program Penelitian Mineral S A R I Daerah penyelidikan secara geografis

Lebih terperinci

EKSPLORASI UMUM DOLOMIT DI KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMA- TERA UTARA. Djadja Turdjaja, Zulfikar, Corry Karangan Kelompok Program Penelitian Mineral

EKSPLORASI UMUM DOLOMIT DI KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMA- TERA UTARA. Djadja Turdjaja, Zulfikar, Corry Karangan Kelompok Program Penelitian Mineral EKSPLORASI UMUM DOLOMIT DI KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMA- TERA UTARA. Djadja Turdjaja, Zulfikar, Corry Karangan Kelompok Program Penelitian Mineral SARI Dolomit yang ada di daerah penyelidikan tersebar

Lebih terperinci

POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG

POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG Potensi bahan galian pasir kuarsa di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung (Agung Mulyo) POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG

Lebih terperinci

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit. berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit. (a) (c) (b) (d) Foto 3.10 Kenampakan makroskopis berbagai macam litologi pada Satuan

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN KARO DAN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN KARO DAN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN KARO DAN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA Oleh : Kusdarto, Iwan Gondhonegoro, dan Syaiful A. Tanjung SubDit Mineral Non Logam S A R I Secara administratif,

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DAN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DAN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DAN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG Oleh : Kusdarto Maryun Supardan, Sukmawan dan Andi Sutandi S Kelompok Program Penelitian

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN Berdasarkan pengamatan awal, daerah penelitian secara umum dicirikan oleh perbedaan tinggi dan ralief yang tercermin dalam kerapatan dan bentuk penyebaran kontur pada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Luas masing-masing Kelas TWI di DAS Cimadur. Lampiran 2. Luas Kelas TWI dan order Sungai Cimadur

Lampiran 1. Luas masing-masing Kelas TWI di DAS Cimadur. Lampiran 2. Luas Kelas TWI dan order Sungai Cimadur LAMPIRAN 63 64 Lampiran 1. Luas masing-masing Kelas TWI di DAS Cimadur No. Kelas TWI Luas Area Ha % 1 1 1 0,007 2 2 20987 99,830 3 3 34 0,163 Luas Total 21022 100 Lampiran 2. Luas Kelas TWI dan order Sungai

Lebih terperinci

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BALLCLAY DI KABUPATEN BENGKAYANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BALLCLAY DI KABUPATEN BENGKAYANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BALLCLAY DI KABUPATEN BENGKAYANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Oleh : Zulfikar, Sodik Kaelani, Djadja Turdjaja * ) S A R I Secara administratif daerah penyelidikan meliputi wilayah

Lebih terperinci

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN Oleh : Nanan S. Kartasumantri dan Hadiyanto Subdit. Eksplorasi Batubara dan Gambut SARI Daerah

Lebih terperinci

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Geomorfologi daerah penelitian ditentukan berdasarkan intepretasi peta topografi, yang kemudian dilakukan pengamatan secara langsung di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM 9 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Kegiatan penelitian dilakukan di salah satu tambang batubara Samarinda Kalimantan Timur, yang luas Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebesar 24.224.776,7

Lebih terperinci

POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT DAERAH KABUPATEN TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT DAERAH KABUPATEN TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH POTENSI BAHAN GALIAN GRANIT DAERAH KABUPATEN TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH Nanda Prasetiyo Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta Wilayah Kabupaten Tolitoli yang terletak di Provinsi

Lebih terperinci

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

III.1 Morfologi Daerah Penelitian TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN III.1 Morfologi Daerah Penelitian Morfologi suatu daerah merupakan bentukan bentang alam daerah tersebut. Morfologi daerah penelitian berdasakan pengamatan awal tekstur

Lebih terperinci

INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN DAN KABUPATEN BANGGAI LAUT, PROVINSI SULAWESI TENGAH

INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN DAN KABUPATEN BANGGAI LAUT, PROVINSI SULAWESI TENGAH INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN DAN KABUPATEN BANGGAI LAUT, PROVINSI SULAWESI TENGAH Martua Raja.P, Wawan Setiyawan, John Mauritz Kelompok Penyelidikan Mineral, Pusat Sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM 6 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Penelitian Secara administrasi, lokasi penelitian berada di Kecamata Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Bentang alam dan morfologi suatu daerah terbentuk melalui proses pembentukan secara geologi. Proses geologi itu disebut dengan proses geomorfologi. Bentang

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH PRONGGO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA. SARI

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH PRONGGO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA. SARI PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH PRONGGO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA. Oleh: Robert L. Tobing, Wawang S, Asep Suryana KP Bnergi Fosil SARI Daerah penyelidikan secara administratif terletak

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian adalah interaksi dari proses eksogen dan proses endogen (Thornburry, 1989). Proses eksogen adalah proses-proses

Lebih terperinci

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN ZIRKON DI KABUPATEN KATINGAN, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN ZIRKON DI KABUPATEN KATINGAN, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH EKSPLORASI UMUM ENDAPAN ZIRKON DI KABUPATEN KATINGAN, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1) Martua Raja P, 1) A.F. Yusuf, 1) Bayu Sayekti, 2) Mulyana 1) Kelompok Penelitian Mineral 2) Bidang Sarana Teknik S A

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium BALAI BESAR KERAMIK Jalan Jendral A. Yani 392 Bandung. Conto yang digunakan adalah tanah liat (lempung) yang berasal dari Desa Siluman

Lebih terperinci

PENELITIAN MINERAL IKUTAN DAN UNSUR TANAH JARANG DAERAH BEKAS TAMBANG DI KABUPATEN SAMBAS, PROVINSI KALIMANTAN BARAT S A R I

PENELITIAN MINERAL IKUTAN DAN UNSUR TANAH JARANG DAERAH BEKAS TAMBANG DI KABUPATEN SAMBAS, PROVINSI KALIMANTAN BARAT S A R I PENELITIAN MINERAL IKUTAN DAN UNSUR TANAH JARANG DAERAH BEKAS TAMBANG DI KABUPATEN SAMBAS, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Rudy Gunradi Kelompok Penyelidikan Konservasi, Pusat Sumber Daya Geologi S A R I Daerah

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ACEH SINGKIL DAN SIMELUE PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ACEH SINGKIL DAN SIMELUE PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ACEH SINGKIL DAN SIMELUE PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Zulfikar, Adrian Zainith, Djadja Turdjaja, Irwan Muksin Kelompok Program Penelitian Mineral

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN KABUPATEN TULANG BAWANG, PROVINSI LAMPUNG

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN KABUPATEN TULANG BAWANG, PROVINSI LAMPUNG INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN KABUPATEN TULANG BAWANG, PROVINSI LAMPUNG M. Sodik Kaelani,Tisna Sutisna,Irwan Muksin,TotoTeddy

Lebih terperinci

Ciri Litologi

Ciri Litologi Kedudukan perlapisan umum satuan ini berarah barat laut-tenggara dengan kemiringan berkisar antara 60 o hingga 84 o (Lampiran F. Peta Lintasan). Satuan batuan ini diperkirakan mengalami proses deformasi

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Judul Penelitian Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan Bijih Besi di Daerah Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. 1.2. Latar

Lebih terperinci

INVENTARISASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN ACEH TIMUR DAN ACEH TAMIANG PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

INVENTARISASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN ACEH TIMUR DAN ACEH TAMIANG PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM INVENTARISASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN ACEH TIMUR DAN ACEH TAMIANG PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Oleh : Ir. A. Sanusi Halim, Bayu Sayekti, ST, Ir. Corry Karangan Kelompok Program Penelitian Mineral

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM GEOLOGI UNTUK PENGAMATAN BATUAN

PEDOMAN PRAKTIKUM GEOLOGI UNTUK PENGAMATAN BATUAN PEDOMAN PRAKTIKUM GEOLOGI UNTUK PENGAMATAN BATUAN Kegiatan : Praktikum Kuliah lapangan ( PLK) Jurusan Pendidikan Geografi UPI untuk sub kegiatan : Pengamatan singkapan batuan Tujuan : agar mahasiswa mengenali

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Perolehan Data dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian pada Peta Geologi Lembar Cianjur skala 1 : 100.000 terletak di Formasi Rajamandala (kotak kuning pada Gambar

Lebih terperinci

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8). dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8). Gambar 3.7 Struktur sedimen pada sekuen Bouma (1962). Gambar 3.8 Model progradasi kipas bawah laut

Lebih terperinci

BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan

BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan Stratigrafi regional Pegunungan Selatan dibentuk oleh endapan yang berumur Eosen-Pliosen (Gambar 3.1). Menurut Toha, et al. (2000) endapan

Lebih terperinci

INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN MAMUJU DAN KABUPATEN MAMASA, PROVINSI SULAWESI BARAT

INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN MAMUJU DAN KABUPATEN MAMASA, PROVINSI SULAWESI BARAT INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN MAMUJU DAN KABUPATEN MAMASA, PROVINSI SULAWESI BARAT Oleh : Martua Raja P., Zulfikar, Corry Karangan Kelompok Program Penyelidikan Mineral Bukan Logam SARI

Lebih terperinci

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR INVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Ir. Mulyana Subdit Batubara, DIM SARI Daerah penyelidikan Loa

Lebih terperinci

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. GEOMORFOLOGI Daerah penelitian memiliki pola kontur yang relatif rapat dan terjal. Ketinggian di daerah penelitian berkisar antara 1125-1711 mdpl. Daerah penelitian

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN LANJUTAN BITUMEN PADAT DI DAERAH NANGASILAT DAN SEKITARNYA KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Soleh Basuki Rahmat 1

PENYELIDIKAN LANJUTAN BITUMEN PADAT DI DAERAH NANGASILAT DAN SEKITARNYA KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Soleh Basuki Rahmat 1 PENYELIDIKAN LANJUTAN BITUMEN PADAT DI DAERAH NANGASILAT DAN SEKITARNYA KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT Soleh Basuki Rahmat 1 1 Kelompok Kerja Energi Fosil S A R I Lokasi daerah penyelidikan

Lebih terperinci

Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya)

Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya) Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya) 3.2.2.1 Penyebaran Satuan batuan ini menempati 2% luas keseluruhan dari daerah

Lebih terperinci

INTRUSI VULKANIK DI PERAIRAN SEKOTONG LOMBOK BARAT

INTRUSI VULKANIK DI PERAIRAN SEKOTONG LOMBOK BARAT INTRUSI VULKANIK DI PERAIRAN SEKOTONG LOMBOK BARAT L. Arifin dan D. Kusnida Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Junjunan 236 Bandung 40174 S a r i Rekaman seismik pantul dangkal

Lebih terperinci

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Nodul siderite Laminasi sejajar A B Foto 11. (A) Nodul siderite dan (B) struktur sedimen laminasi sejajar pada Satuan Batulempung Bernodul. 3.3.1.3. Umur, Lingkungan dan Mekanisme Pengendapan Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Secara fisiografi, Pulau Jawa berada dalam busur kepulauan yang berkaitan dengan kegiatan subduksi Lempeng Indo-Australia dibawah Lempeng Eurasia dan terjadinya jalur

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 07 SUMBERDAYA MINERAL Sumberdaya Mineral Sumberdaya mineral merupakan sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan atau pelapukan p batuan (tanah). Berdasarkan

Lebih terperinci

SURVEI POTENSI PASIR KUARSA DI DAERAH KETAPANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT

SURVEI POTENSI PASIR KUARSA DI DAERAH KETAPANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT SURVEI POTENSI PASIR KUARSA DI DAERAH KETAPANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT Teguh Prayogo, Bayu Budiman Peneliti Pusat Teknologi Sumber Daya Mineral BPPT yogo@webmail.bppt.go.id Abstract Ketapang area is

Lebih terperinci

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut). Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut). Barat. 18 3. Breksi Tuf Breksi tuf secara megaskopis (Foto 2.9a dan Foto 2.9b) berwarna abu-abu

Lebih terperinci

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Armin Tampubolon Kelompok Program Penelitian Mineral SARI Secara regional, Pulau Sumba disusun oleh litologi yang berdasar

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG.

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Sejalan dengan lajunya pembangunan di Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Melawi, maka sektor transportasi merupakan salah satu salah satu unsur penunjang yang

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Daerah penelitian berada pada kuasa HPH milik PT. Aya Yayang Indonesia Indonesia, yang luasnya

Lebih terperinci

PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT. Noor Cahyo D. Aryanto

PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT. Noor Cahyo D. Aryanto PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT Noor Cahyo D. Aryanto Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan noor_aryanto@yahoo.com S A R I Berdasarkan pengambilan 45

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Secara administratif wilayah IUP Eksplorasi CV Parahyangan Putra Mandiri, termasuk di dalam daerah Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BITUMEN PADAT DI DAERAH NANGA DANGKAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BITUMEN PADAT DI DAERAH NANGA DANGKAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BITUMEN PADAT DI DAERAH NANGA DANGKAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT Dahlan Ibrahim Kelompok Program Penelitian Energi Fosil, PMG SARI Daerah penyelidikan

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI BAHAN KERAMIK SUMATERA BAGIAN SELATAN. Oleh : Zulfikar1, Frank Edwin2, Bayu Sayekti1, Kusdarto1, Irwan Muksin1

KAJIAN POTENSI BAHAN KERAMIK SUMATERA BAGIAN SELATAN. Oleh : Zulfikar1, Frank Edwin2, Bayu Sayekti1, Kusdarto1, Irwan Muksin1 KAJIAN POTENSI BAHAN KERAMIK SUMATERA BAGIAN SELATAN Oleh : Zulfikar1, Frank Edwin2, Bayu Sayekti1, Kusdarto1, Irwan Muksin1 S A R I Keramik adalah berbagai produk industri kimia yang dihasilkan dari pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Profil Perusahaan PT. Cipta Kridatama didirikan 8 April 1997 sebagai pengembangan dari jasa penyewaan dan penggunaan alat berat PT. Trakindo Utama. Industri tambang Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Geografis Regional Jawa Tengah berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Barat di sebelah barat, dan

Lebih terperinci

EKSPLORASI UMUM BAUKSIT DI KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Oleh : Eko Yoan Toreno dan Moe tamar. , 5,91% SiO 2 dan 1,49% TiO 2

EKSPLORASI UMUM BAUKSIT DI KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Oleh : Eko Yoan Toreno dan Moe tamar. , 5,91% SiO 2 dan 1,49% TiO 2 EKSPLORASI UMUM BAUKSIT DI KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT Oleh : Eko Yoan Toreno dan Moe tamar SARI Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Morfologi Umum Daerah Penelitian Morfologi daerah penelitian berdasarkan pengamatan awal dari peta topografi dan citra satelit,

Lebih terperinci

Pemetaan Geologi Menggunakan Analisa Integrasi Citra Radarsat-2 dan Landsat (Daerah Studi : Puttusibau, Kalimantan Barat)

Pemetaan Geologi Menggunakan Analisa Integrasi Citra Radarsat-2 dan Landsat (Daerah Studi : Puttusibau, Kalimantan Barat) Pemetaan Geologi Menggunakan Analisa Integrasi Citra Radarsat-2 dan Landsat (Daerah Studi : Puttusibau, Kalimantan Barat) O L E H : A H N A S A W W A B 3 5 0 9 1 0 0 0 6 2 Latar Belakang Penelitian Pemetaan

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. Geomorfologi Daerah Penelitian Morfologi muka bumi yang tampak pada saat ini merupakan hasil dari proses-proses geomorfik yang berlangsung. Proses geomorfik menurut

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian dipengaruhi oleh proses eksogen dan proses endogen. Proses eksogen adalah proses-proses yang bersifat

Lebih terperinci

.INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN POSO DAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

.INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN POSO DAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH .INVENTARISASI MINERAL BUKAN LOGAM DI KABUPATEN POSO DAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH Oleh : Wawan Setiyawan, Kusdarto, Zulfikar, Corry Karangan Kelompok Program Penyelidikan Mineral

Lebih terperinci

ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATU KECAMATAN KENDAWANGAN, KABUPATEN KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATU KECAMATAN KENDAWANGAN, KABUPATEN KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT ENDAPAN ZIRKON DI DAERAH PANGKALAN BATU KECAMATAN KENDAWANGAN, KABUPATEN KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT Oleh : Zulfikar, Herry R.E., Wastoni C.P., & Djadja T. 1 1 Kelompok Program Penelitian Mineral,

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian adalah interaksi dari proses eksogen dan proses endogen (Thornburry, 1989). Proses eksogen adalah proses-proses

Lebih terperinci

FENOMENA BARU KETERDAPATAN BIJIH BESI DI KABUPATEN TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR. Oleh : Wahyu Widodo dan Bambang Pardiarto. Sari

FENOMENA BARU KETERDAPATAN BIJIH BESI DI KABUPATEN TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR. Oleh : Wahyu Widodo dan Bambang Pardiarto. Sari FENOMENA BARU KETERDAPATAN BIJIH BESI DI KABUPATEN TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR Oleh : Wahyu Widodo dan Bambang Pardiarto Sari Lokasi daerah penelitian termasuk di wilayah perbatasan antara Kec. Dongko,

Lebih terperinci

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (http://www.asiamaya.com/peta/bandung/suka_miskin/karang_pamulang.

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (http://www.asiamaya.com/peta/bandung/suka_miskin/karang_pamulang. BAB II KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Geografis dan Administrasi Secara geografis daerah penelitian bekas TPA Pasir Impun terletak di sebelah timur pusat kota bandung tepatnya pada koordinat 9236241

Lebih terperinci

Gambar 3.6 Model progradasi kipas laut dalam (Walker, R. G., 1978).

Gambar 3.6 Model progradasi kipas laut dalam (Walker, R. G., 1978). (Satuan Breksi-Batupasir) adalah hubungan selaras dilihat dari kemenerusan umur satuan dan kesamaan kedudukan lapisan batuannya. Gambar 3.5 Struktur sedimen pada sekuen Bouma (Bouma, A. H., 1962). Gambar

Lebih terperinci

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH Asmoro Widagdo*, Sachrul Iswahyudi, Rachmad Setijadi, Gentur Waluyo Teknik Geologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Dan Kesampaian Daerah Lokasi daerah yang diduga memiliki potensi bahan galian bijih besi secara administratif terletak di Desa Aie Sunsang, Kecamatan Alahan Panjang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Putra Parahyangan Mandiri adalah salah satu perusahaan batubara yang terletak di Kec. Satui, Kab. Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, yang didirikan

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Bentuk dan Pola Umum Morfologi Daerah Penelitian Bentuk bentang alam daerah penelitian berdasarkan pengamatan awal tekstur berupa perbedaan tinggi dan relief yang

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL Daerah penelitian ini telah banyak dikaji oleh peneliti-peneliti pendahulu, baik meneliti secara regional maupun skala lokal. Berikut ini adalah adalah ringkasan tinjauan literatur

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. Geomorfologi Daerah Penelitian 3.1.1 Geomorfologi Kondisi geomorfologi pada suatu daerah merupakan cerminan proses alam yang dipengaruhi serta dibentuk oleh proses

Lebih terperinci

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KAB. HALMAHERA TIMUR DAN KAB. HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KAB. HALMAHERA TIMUR DAN KAB. HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KAB. HALMAHERA TIMUR DAN KAB. HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA Kisman 1 dan Ernowo 1 1 Kelompok Program dan Penelitian Mineral SARI Tektonik regional Pulau Halmahera

Lebih terperinci

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung

Lebih terperinci