FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA TUNGGAKAN PAJAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA TUNGGAKAN PAJAK"

Transkripsi

1 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA TUNGGAKAN PAJAK Oleh Rika Rosikah Andi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ABSTRACT The purpose of this study was to determine empirically are: 1) To determine whether there is a significant effect between the amount of Tax Audit Tax Arrears Tax Office Primary Attack, 2) To determine whether there is a significant effect between the amount of Tax Collection in the Office of Tax Arrears Primary Tax Service Attack. Testing the first hypothesis which states that the Tax Audit significant effect on the amount of arrears of taxes, the tax can dilihatbahwa variables included in the regression model showed tcount of 3.617, which means more than TTable, namely (t count> ttable) so Ho1 HA1 rejected and accepted. In contrast, the level of significance is which is smaller than the significant level of 5% or 0.05 so it can be concluded that the tax variables significantly influence the amount of tax arrears. Testing of the second hypothesis which states that the Tax Billing significant effect on the amount of tax arrears, it can be seen that the variable tax collection that included in the regression model showed tcount of 2.543, which means more than TTable, which is so Ho2 Ha2 rejected and accepted. Rather, the significance level is which is smaller than the significant level of 5% or 0.05 so it can be concluded that the variable tax collection significantly influence the amount of tax arrears. The results of the linear regression model equation shows a positive direction between the independent variables (tax collection) with the dependent variable (tax arrears). Keyword: Examination of Taxes, Collection of Taxes, Tax Arrears I. Pendahuluan Pembangunan Nasional Indonesia pada dasarnya dilakukan oleh masyarakat bersama-sama pemerintah. Oleh karena itu peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan harus terus ditumbuhkan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kewajibannya membayar pajak. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga Negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksakan penagihannya. Dengan demikian pemungutan pajak berdasarkan Undangundang yang mengandung pengertian bahwa terhadap mereka yang ternyata mengabaikan atau melanggar ketentuan pembayaran pajak akan dikenakan sanksi penagihan dalam bentuk penyitaan, penyegelan ataupun penahanan. Dalam rangka meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak, dapat dilakukan dengan Ekstensifikasi hal ini sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No SE-06/PJ-9/2001 tentang Ekstensifikasi Wajib Pajak. Disamping itu, perlu dilakukan pula peningkatan kesadaran masyarakat (wajib pajak) untuk membayar pajaknya. Dengan memenuhi kewajiabannya membayar pajak, Wajib

2 Pajak sudah ikut berpatisipasi dalam pembangunan. Dalam mengoptimalkan dan mengefektifkan penerimaan dari sektor pajak ini tergantung pada kedua belah pihak, yaitu pemerintah sebagai aparat perpajakan (Fiskus) dan masyarakat sebagai Wajib Pajak atau yang dikenai pajak. Pada awal tahun 1984, sejak dimulainya tax reform system perpajakan di Indonesia berubah dari official assessment system menjadi self assessment system. Dalam official assessment system tanggung jawab pemungutan terletak sepenuhnya pada penguasa pemerintah, sedangkan dalam self assessment system wajib pajak diberi kepercayaan penuh untuk menghitung, memperhitungkan, membayar atau menyetor dan melaporkan besarnya pajak yang terhutang sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. Nampak jelas disini bahwa dalam self assessment system wajib pajak lebih dipandang sebagai subjek bukan objek pajak. Sebagai konsekuensi dari perubahan ini Direktorat Jendral Pajak (DJP) berkewajiban untuk melakukan pelayanan, pengawasan, pembinaan dan penerapan sanksi pajak. Dalam self assessment system memungkinkan wajib pajak untuk melakukan kecurangan pajak. Tanpa adanya penelitian dan pemeriksaan pajak serta tidak adanya ketegasan dari instansi pajak, maka hutang pajak atau tunggakan pajak yang dimiliki oleh wajib pajak tersebut semakin bertambah besar dan dapat berkembang sedemikian rupa sehingga bisa mencapai suatu tingkat dimana sistem perpajakan akan menjadi lumpuh. Untuk menjaga agar wajib pajak tetap berada dalam koridor peraturan perpajakan, maka diantisipasi dengan melakukan pemeriksaan terhadap wajib pajak yang memenuhi kriteria untuk diperiksa. Sebagaimana telah diatur dalam salah satu ketentuan undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah direvisi oleh undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 dan direvisi kembali oleh undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, yaitu dalam pasal 29 ayat (1) bahwa direktur jenderal pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak, Wajib Pajak seringkali tidak menyadari kewajibannya tersebut, sehingga dapat menimbulkan hutang pajak yang perlu juga dilakukan penagihannya. Untuk mengetahui seberapa besar jumlah pajak yang terutang dan untuk melakukan tagihan pajak tersebut, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Pajak dan Surat Tagihan Pajak. Dimana, dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak No Per- 36/PJ/2010 tentang prosedur penerbitan kembali Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dan Surat Tagihan Pajak. Selain itu pula dalam Peraturan Menteri No 23/PMK.03/2008 sebagaimana telah direvisi dengan Peraturan Menteri Keuangan No 83/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak, dan Pasal 6 Peraturan Menteri Keuangan No 189/PMK.03/2007 sebagaimana telah direvisi dengan Peraturan Menteri Keuangan No 84/PMK/03/2010 tentang penerbitan Surat Tagihan Pajak, dan juga dengan Peraturan Menteri Keuangan No 24/PMK.03/2008 sebagaimana telah direvisi dengan Peraturan Menteri Keuangan No

3 85/PMK.03/2010 tentang pelaksanaan Penagihan dengan Surat Paksa, Penagihan Seketika dan Sekaligus. Sehingga Surat Keputusan Pajak dan Surat Tagihan Pajak merupakan utang pajak yang harus dilunasi oleh Wajib Pajak yang apabila tidak dilunasi oleh Wajib Pajak akan mangakibatkan timbulnya tunggakan pajak. Terhadap tunggakan pajak dimaksud perlu dilaksanakan tindakan penagihan pajak yang mempunyai kekuatan hukum yang memaksa. Penilaian para Wajib Pajak terhadap pemeriksaan pajak dan penagihan pajak berhubungan erat dengan besarnya tunggakan pajak, oleh karena itu perlu upaya untuk memperbaiki pemeriksaan pajak dan penagihan pajak agar penilaian Wajib Pajak menjadi lebih baik sehingga dapat menurunkan jumlah tunggakan Wajib Pajak. Kesadaran masyarakat membayar pajak secara jujur dan bertanggung jawab terus ditingkatkan melalui motivasi, penerangan, penyuluhan dan pendidikan pajak sejak dini serta langkah keteladanan. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sebagai kewajiban warga negara perlu dibarengi dengan peningkatan pelayanan aparatur negara kepada pembayar pajak, disertai penerapan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, masalah yang akan dibahas sehubungan dengan besarnya tunggakan pajak pada Kantor Pealayanan Pajak (KPP) adalah: 1) Bagaimana pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap besarnya Tuggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang? 2) Bagaimana pengaruh Penagihan Pajak terhadap besarnya Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan pajak Pratama Serang? II. Tinjaun Teori a. Pemeriksaan Definisi pemeriksaan menurut Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimanan telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum Perpajakan dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) Pasal 1 adalah sebagai berikut: Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dengan sistem self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia sekarang ini menuntut Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk selalu melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak. Salah satu bentuk pengawasan tersebut adalah melalui pemeriksaan. Kewenangan DJP untuk melakukan pemeriksaan tersebut diatur dalam Pasal 29 UU KUP. Walaupun DJP diberikan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan, undang-undang juga membatasi kewenangan tersebut agar jangan sampai pemeriksaan tersebut dilakukan secara sewenang-wenang. Tujuan Pemeriksaan Pajak menurut Undang-undang No 36 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) Pasal 29 ayat 1 adalah :

4 1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Pemeriksaan dalam rangka menguji pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan dengan menelusuri kebenaran SPT, pembukuan atau pencatatan, dan pemenuhan kewajiban perpajakan lainnya, dibandingkan dengan keadaan atau kegiatan usaha sebenarnya dari Wajib Pajak, yang dilakukan dengan menerapakan : a. Teknik pemeriksaan yang lazim digunakan pada umumnya, dilakukan dengan cara Pemeriksaan Lengkap b. Teknik pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana sesuai dengan ruang lingkup pemeriksaan baik dilakukan dikantor maupun di lapangan yang dilakukan dengan cara pemeriksaan sederhana. 2. Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perpajakan Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan perpajakan dapat dilakukan dengan melalui cara pemeriksaan sederhana. Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap Wajib Pajak, termasuk terhadap instansi pemerintah dan badan lain sebagai pemungut pajak atau pemotong pajak b. Pemeriksa Pajak Menurut UU KUP Pasal 29 Ayat 2, pemeriksaan dilaksanakan oleh petugas pemeriksa yang jelas identitasnya, oleh karena itu petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan, serta memperlihatkannya kepada Wajib Pajak yang diperiksa. Petugas pemeriksa harus telah mendapat pendidikan teknis yang cukup dan memiliki keterampilan sebagai pemeriksa pajak. Dalam menjalankan tugasnya petugas pemeriksa harus bekerja dengan jujur bertanggung jawab, penuh pengertian, sopan dan objektif serta wajib menghindarkan diri dari perbuatan tercela. Pendapat dari kesimpulan petugas pemeriksa harus didasarkan pada bukti yang kuat dan berkaitan serta berlandaskan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Petugas pemeriksa harus melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. Tatacara Pemeriksaan Pajak Tatacara pemeriksaan pajak menurut UU No 36 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah dengan urutan kegiatan Seperti berikut : a. Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak (UP3) menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) b. Pemberitahuan Pemeriksaan c. Peminjaman berkas d. Pemeriksa menunjukkan identitas pada WP e. Peminjaman buku, catatan dan dokumen pada WP f. Permintaan bukti pihak yang terkait g. Pemberitahuan hasil pemeriksaan h. Pembahasan tanggapan i. Pembahasan akhir j. Pembuatan laporan pemeriksaan pajak k. Penerbitan Ketetapan Pajak (PKP) l. Pengembalian buku, catatan dan dokumen WP Menurut Siti Resmi (2003), laporan pemeriksaan pajak digunakan sebagai dasar penerbitan : 1. Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi:

5 a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) a 2. Surat Tagihan Pajak (STP) Macam-macam Pemeriksaan Pajak Menurut Ketentuan Umum (KUP) Pemeriksaan Pajak Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya Menurut KUP Tahun 2007, pemeriksaan pajak berdasarkan tempat pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi sebagi berikut : a. Pemeriksaan Lapangan. b. Pemeriksaan Kantor Pemeriksaan Kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap WP dikantor Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak (UP3) yang meliputi satu jenis pajak tertentu pada tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya. Pemeriksaan Pajak Berdasarkan Periodenya Menurut Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) Tahun 2007 pajak berdasarkan periodenya dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan Rutin Bentuk pelayanan pajak yang dilakukan melalui pemeriksaan rutin antara lain : 1) Wajib Pajak orang pribadi atau badan menyampaikan SPT Masa atau SPT Tahuan yang menyatakan adanya : a) Lebih Bayar ( Pemeriksaan LB) b) Rugi Tidak Lebih Bayar (Pemeriksaan RTLB) c) Perubahan tahun buku atau metode pembukuan atau penilaian kembali aktiva tetap 2) Wajib Pajak melakukan penggabungan, pemekaran, pengambilalihan usaha, likuidasi, penutupan usaha atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.pemeriksaan dapat dilakukan terhadap WP yang mengajukan permohonan sendiri atau dapat berdasar informasi dari media masa atau pihak lain bahwa WP akan melakukan hal tersebut. 2. Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan khusus adalah pemeriksaan pajak yang dilakukan berdasarkan data yang berupa bukti, informasi, laporan dan pengaduan. Pemeriksaan Pajak Berdasarkan Tujuannya Menurut KUP Tahun 2007 Pemeriksaan pajak berdasarkan tujuan pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi sebagai berikut : a. Pemeriksaan Bukti Permulaan Bukti pemeriksaan adalah keadaan, perbuatan atau bukti berupa keterangan, tulisan aatu benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak pidana dibidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara (Pasal 1 butir 26 UU KUP). Pemeriksaan bukti permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan (Pasal 1 butir 27 UU KUP). b. Pemeriksaan Tujuan Lain Pemeriksaan tujuan lain adalah pemeriksaan yang dilakukan dalam

6 rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undanagn perpajakan selain untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan WP, dan dengan demikian pada prinsipnya tidak dimaksudkan untuk menerbitkan SKP atau STP dan harus dilakukan melalui Pemeriksaan Sederhana. Pemeriksaan Penagihan Pajak Menurut KUP tahun pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak (Deliquency Audit) dilakukan untuk memproleh data, keterangan dan bukti yang berkaitan dengan : 1. Harta yang dimiliki Wajib Pajak/Penanggung Pajak dalam tahun berjalan 2. Proses timbulnya tunggakan pajak berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP), Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) dan Berita Acara Hasil Pemeriksaan 3. Kegiatan penagihan aktif yang dilakukan 4. Upaya hukum dari Wajib Pajak/Penanggung Pajak b. Penagihan Pajak Dalam setiap Kantor Pelayanan Pajak sebagai instansi pemerintahan terdapat lembaga penagihan pajak, karena lembaga penagihan pajak tersebut merupakan bagian vital. Sebagaimana telah diatur dalam UU No 36 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah sebagai berikut : Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan cara : 1. Menegur atau memperingatkan 2. Melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus 3. Memberitahukan Surat paksa 4. Mengusulkan pencegahan 5. Melaksanakan penyitaan 6. Melaksanakan penyanderaan 7. Menjual barang yang telah disita Dari pengertian di atas, maka dapat dibagi empat unsur : 1. Serangkaian tindakan Bahwa penagihan dilakukan tahap demi tahap dari diterbitkan Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan (SPMP) dan permohonan jadwal waktu, tempat,tanggal, bulan pelelangan pada Kantor Lelang Negara. 2. Aparatur Direktorat Jenderal Pajak Aparatur Direktorat Jenderal Pajak yang dimaksud ialah Juru sita negara yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan telah mendapat pendidikan khusus, diangkat serta disumpah lebih dahulu sebelum bertugas. 3. Wajib pajak tidak melunasi sebagian atau seluruhnya Wajib pajak tidak melunasi sebagian atau seluruhnya kewajiban perpajakan yaitu utang pajak yang terdapat dalam : a. STP (Surat Tagihan Pajak) b. SKP (Surat Ketetapan Pajak) c. SKPT (Surat Ketetapan Pajak Tambahan). 4. Menurut Undang-undang Perpajakan Menurut Undang-undang Perpajakan ialah UU No.9 Tahun 1994 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan UU No.19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.

7 Surat ketetapan maupun surat keputusan yang menjadi dasar penagihan pajak menurut UU No 36 Tahun 2007 tentang KUP Pasal 18 antara lain adalah seperti berikut ini : 1. Surat tagihan pajak 2. Surat ketetapan pajak kurang bayar 3. Surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan 4. Surat keputusan pembetulan 5. Surat keputusan keberatan 6. Putusan banding Wewenang Pejabat Penagihan Pajak Menurut UU KUP (2007) dan Peraturan Daerah, Kepala KPP adalah pejabat yang diberikan wewenang dalam penagihan pajak, yang meliputi : 1. Mengangkat dan memberhentikan jurusita pajak 2. Menerbitkan : a. Surat teguran, surat peringatan, atau surat lain yang sejenis b. Surat perintah penagihan seketika dan sekaligus c. Surat paksa d. Surat perintah melaksanakan penyitaan e. Surat perintah penyanderaan f. Surat pencabutan sita g. Pengumuman lelang h. Surat penentuan harga limit i. Pembatalan lelang j. Surat lain yang diperlukan untuk pelaksanaan penagihan pajak Sehubungan dengan penanggung pajak tidak melunasi sebagian atau seluruh utang pajak menurut Undang-Undang dan peraturan daerah. Menurut Siti Resmi (2006:7), tindakan penagihan aktif dilakukan oleh jurusita pajak dan juga penagihan, dengan langkah-langkah seperti berikut: 1. Surat Teguran 2. Surat Paksa (SP) 3. Daluarsa Penagihan Pajak Penangguhan hak daluarsa Menurut Pasal 22 Undang-undang KUP (2007) ayat (2), daluarsa penagihan pajak selama 5 tahun, tertangguhkan apabila : 1. Diterbitkan surat paksa 2. Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung maupun tidak langsung 3. Diterbitkan SKPKB atau SKPKBT 4. Dilaksanakan penyidikan. c. Tunggakan Pajak Pengertian tunggakan pajak menurut Panca Kurniawan (2006:1) menyatakan bahwa: Tunggakan Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Menurut Mardiasmo (2006:3), saat timbulnya hutang pajak mempunyai peranan yang sangat penting karena berkaitan dengan : 1. Pembayaran pajak 2. Memasukkan surat keberatan 3. Menentukan saat dimulai dan berakhirnya jangka waktu daluarsa 4. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan lain-lain 5. Menentukan besarnya denda maupun sanksi administrasi lainnya.

8 Menurut Mardiasmo (2006:5), ada 2 ajaran yang mengatur timbulnya hutang pajak (saat pengakuan adanya hutang pajak), yaitu : 1. Ajaran Material, Menurut ajaran material hutang pajak timbul karena diberlakukannya undang-undang perpajakan. 2. Ajaran Formil, Menurut ajaran formil hutang pajak timbul karena undangundang pada saat dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh fiskus (pemerintah). Untuk menentukan apakah seseorang dikenai pajak atau tidak, berapa jumlah pajak yang harus dibayar dan kapan jangka waktu pembayarannya dapat diketahui dalam surat ketetapan pajak tersebut. Menurut Panca Kurniawan dan Bagus Pamungkas (2006:5), hutang pajak akan berakhir atau hapus jika terjadi hal-hal sebagai berikut : 1. Pembayaran 2. Kompensasi 3. Daluarsa atau lewat waktu 4. Pembebasan 5. Karena penghapusan hutang pajak 6. Perlawanan pajak Hipotesis dalam penelitian adalah : Ha1 : Terdapat pengaruh antara pemeriksaan pajak terhadap besarnya Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Serang Ha2 : Terdapat pengaruh antara Penagihan Pajak terhadap besarnya tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Serang. III. Metode Penelitian Untuk menunjang penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis dan metode korelasional. Menurut M. Iqbal Hasan (2002:22) Metode deskripsi adalah melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah, membuat perbandingan atau evaluasi dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Menurut M. Iqbal Hasan (2002:22) Metode korelasional sebenarnya adalah kelanjutan metode deskriptif. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel diteliti dan dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode korelasional adalah mencari hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih (Sugiyono 2005;11). Operasionalisasi Variabel Sekaran (2003:152) mengatakan bahwa operasionalisasi variabel adalah proses mengoperasionalkan konsep suatu variabel sehingga variabel tersebut dapat diukur, yang dirumuskan dengan mendasarkan pada dimensi yang dimiliki konsep tersebut dan kemudian dikategorikan pada elemen-elemen yang dapat diukur.

9 Operasional variabel yang digunakan sebagai berikut : a. Variabel bebas (independent variable) Variabel independen adalah variabel yang dianggap berpengaruh terhadap variabel yang lain dan dalam penelitian ini disebut juga variabel X. Pada penelitian ini variabel bebasnya (X1) adalah pemeriksaan pajak dan (X2) penagihan pajak. Operasionalisasi Variabel b. Variabel terikat (dependent variable) Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang tergantung atau dapat dipengaruhi oleh variabel lain dan dalam penelitian ini disebut juga variabel Y. dalam penelitian ini variabel dependennya adalah besarnya tunggakan pajak. Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Pemeriksaan Pajak Pemeriksaan pajak adalah Hasil Rasio (X1) serangkaian kegiatan pemeriksaan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan atau bukti yang dilaporkan kurang bayar atau yang dilaksanakan secara Surat Ketetapan obyektif dan professional Pajak Kurang berdasarkan suatu standar Bayar (SKPKB) pemeriksaan untuk menguji dari tahun 2007 kepatuhan pemenuhan s/d 2009 kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. ( UU No 36 Tahun 2007, KUP) Penagihan Pajak (X2) Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan cara menegur atau memperingatkan, penagihan sekaligus atau seketika, memperingatkan, surat paksa, pencegahan, penyitaan, penyanderaan dan menjual barang yang telah disita. (UU No 36 Tahun 2007, KUP) Jumlah Surat Tagihan Pajak (STP) dari tahun 2007 s/d 2009 Rasio

10 Tunggakan Pajak (Y) Tunggakan Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Panca Kurniawan dan Bagus Pamungkas (2006:1) : Jumlah tunggakan pajak tahun 2007 s/d 2009 Rasio Sumber : Peneliti (2010) Sumber Data Dan Jenis Data 1. Sumber Data. Terdiri dari Penelitian (observasi) dan Perpustakaan (Library Research) 2. Jenis data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang diperoleh dari penelusuran langsung data-data mengenai pemeriksaan pajak, tagihan pajak dan juga tunggakan pajak yang ada di KPP Serang. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (Husein Umar,2004:36). Populasi dan Sampel Populasi menurut Sudjana (2002:5) adalah Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Berdasarkan pendapat diatas, maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama berjumlah 800 WP. Dari 800 WP Badan tersebut yang mendapat SKPKB, STP serta memiliki Tunggakan Pajak dari Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2009 berjumlah 100 WP Badan. Sehingga dari jumlah WP Badan tersebut diambil sampel penelitian. Sampel merupakan bagian dari populasi. Dengan menggunakan sampel, maka dapat diperoleh suatu ukuran yang dinamakan statistik (Suharyadi dan Purwanto, 2004:325). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara random sampling, dimana sampel ini dipilih secara acak. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 data dari 100 WP Badan yang mempunyai SKPKB, STP serta memiliki Tunggakan Pajak. Penulis mengambil data sampel sebanyak 30 karena menurut Ronny Kountur (2007:158), jumlah sampel dengan ukuran 30 atau lebih (n 30), maka sampel tersebut dianggap normal. Jika rata-rata sampel kurang dari 30 maka sampel yang dihasilkan tidak normal. Metode Analisis Data

11 Uji Asumsi Klasik yang terdiri : Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi Analisis Regresi Berganda Persamaan regresi adalah suatu persamaan matematis yang mendefinisikan hubungan antara dua variable. Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai variable dependen disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukan hubungan keterikatan antara satu atau beberapa variable yang intinya sudah diketahui dengan satu variable yang nilainya belum diketahui. Model Penelitian Pemeriksaan Pajak (X1) Tunggakan Pajak (Y) Penagihan Pajak (X2) Sumber : Peneliti (2010) Dengan rumus : TP = a + b1 PmP+ b2 PnP + e Keterangan : TP (Y) = Tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan pajak PmP (X1)) = Pemeriksaan pajak PnP (X2 ) = Penagihan pajak Rancangan Pengujian Hipotesis Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independen, secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen dengan melihat signifikansi dari t (t-value) dengan taraf signifikansi 5%. Adapun langkah-langkah pengujian dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Menentukan Hipotesis Ho :Tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Ha : Terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Menentukan Keputusan Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : Jika p-value > 0,05 dan t-hitung <t-tabel, Maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti variabel-variabel independen yang diuji tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika p-value < 0,05 dan t-hitung > t- tabel, Maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel-variabel independen yang diuji berpengaruh terhadap variabel dependen. IV. Pembahasan Objek penelitian ini Adalah Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak terhadap Besarnya Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang Di Jl. Jend. A Yani No 141 Serang-Banten. Pemeriksaan Pajak

12 Berikut ini data penyampaian SKPKB tahunan hasil pemeriksaan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang dari Tahun 2007 sampai dengan 2009: 1. Pemeriksaan Pajak pada Tahun 2007 Pada tahun 2007 dengan nama Wajib Pajak PT A dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki jumlah SKPKB sebesar Rp 299,570,717.00, PT B dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 12,362,995.00, PT C dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 134,437,218.00, PT D dengan jenis pemeriksaan WP badan mamiliki SKPKB sebesar Rp 23,851,679.00, PT E dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 78,120,000.00, PT F dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 59,458,418.00, PT G dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 36,214,681.00, PT H dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 1.505,800.00, PT I dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 22,598,721.00, PT J dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 716,786, Pemeriksaan Pajak pada Tahun 2008 Pada Tahun 2008 dengan nama Wajib Pajak PT K dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 210,273,262.00, PT L dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 31,944,855.00, PT M dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 137,538,698.00, PT N dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 43,739,254.00, PT O dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 10,029,958.00, PT P dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 523,402,613.00, PT Q dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 6,352,844.00, PT R dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 37,860,437.00, PT S dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 749,299,842.00, PT T dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 385,803, Pemeriksaan Pajak pada Tahun 2009 Pada Tahun 2009 dengan nama Wajib Pajak PT U dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 135,956,418.00, PT V dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 3,039,967.00, PT W dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 12,419,600.00, PT X dengan jenis pemeriksaa WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 177,188,628.00, PT Y dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 59,104,353.00, PT Z dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 4,368,937.00, PT AA dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 28,685,149.00, PT AB dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 236,995,581.00, PT AC dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 62,254,635.00, PT AD dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki SKPKB sebesar Rp 36,673, ( Lihat Lampiran 1 hal 91) Penagihan Pajak Berikut ini data penyampaian STP tahunan hasil tagihan yang dilakukan oleh

13 KPP Serang dari Tahun 2007 sampai dengan 2009: 1. Penagihan Pajak pada Tahun 2007 Pada Tahun 2007 dengan nama Wajib Pajak PT A dengan jenis penagihan WP Badan memiliki STP sebesar Rp 233,951,100.00, PT B dengan jenis Rp 27,064,380.00, PT C dengan jenis penagihan WP badan memiliki STP sebesar Rp 617,800,670.00, PT D dengan jenis Rp 13,801, , PT E dengan jenis Rp 123,822,140.00, PT F dengan jenis Rp 45,328,700.00, PT G dengan jenis Rp 2,165,400.00, PT H dengan jenis Rp 145,840,760.00, PT I dengan jenis Rp 23,840,756.00, PT J dengan jenis Rp 7,253, Penagihan Pajak pada Tahun 2008 Pada Tahun 2008 dengan nama Wajib Pajak PT K dengan jenis penagihan WP Badan memiliki STP sebesar Rp 3,905,400.00, PT L dengan jenis penagihan WP Badan memiliki STP sebesar Rp 59,677,433.00, PT M dengan jenis Rp 2,155,079.00, PT N dengan jenis pemeriksaan WP Badan memiliki STP sebesar Rp 72,360,000.00, PT O dengan jenis penagihan WP Badan memiliki STP sebesar Rp 37,850,449.00, PT P dengan jenis epangihan WP Badan memiliki STP sebesar Rp 10,987,000.00, PT Q dengan jenis penagihan WP Badan memiliki STP sebesar Rp 6,599,768.00, PT R dengan jenis Rp 157,963,496.00, PT S dengan jenis Rp 876,183,840.00, PT T dengan jenis Rp 42,619, Penagihan Pajak pada Tahun 2009 Pada Tahun 2009 dengan nama Wajib Pajak PT U dengan jenis penagihan WP Badan memiliki STP sebesar Rp 17,226,162.00, PT V dengan jenis Rp 767, , PT W dengan jenis Rp 15,661,405.00, PT X dengan jenis Rp 217,544,568.00, PT Y dengan jenis Rp 310,910,302.00, PT Z dengan jenis Rp 5,200,000.00, PT AA dengan jenis penagihan WP badan memiliki STP sebesar Rp 124,268,752.00, PT AB dengan jenis Rp 367,210,750.00, PT AC dengan jenis Rp 6,458,400.00, PT AD dengan jenis Rp 8,423, ( Lihat Lampiran 2 hal 92) Tunggakan Pajak Berikut ini data penyampaian besarnya tunggakan pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ada di KPP Serang dari Tahun 2007 sampai dengan 2009: 1. Taunggakan Pajak pada Tahun 2007 Pada Tahun 2007 dengan Nama Wajib Pajak PT A dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 157,365,515.00, PT B dengan jenis tunggakkan WP badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 9,700,336.00,

14 PT C dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 281,483,078.00, PT D dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 68,153,013.00, PT E dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan sebesar Rp 132,326,755.00, PT F dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan sebesar Rp 4,341,341.00, PT G dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 387,245,341.00, PT H dengan jenis tunggakan WP badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 242,401,872.00, PT I dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 26,362,652.00, PT J dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 708,936, Tunggakan Pajak pada Tahun 2008 Pada tahun 2008 atas nama Wajib Pajak PT K dengan jenis tunggakan WP badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 22,353,543.00, PT L dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 53,523,257.00, PT M dengan jenis tunggakan WP Badan memiki tunggakan pajak sebesar Rp 332,537,360.00, PT N dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 75,438,787.00, PT O dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 2,951,214.00, PT P dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 19,782,675.00, PT Q dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 3,690,038.00, PT R dengan jenis tunggakan WP badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 65,453,840.00, PT S dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 677,386,441.00, PT T dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 29,375, Tunggakan Pajak pada Tahun 2009 Pada Tahun 2009 dengan nama Wajib Pajak PT U dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 343,754,505.00, PT V dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 307,726,212.00, PT W dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 22,942,320.00, PT X dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 142,891,966.00, PT Y dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 123,095,361.00, PT Z dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 69,498,261.00, PT AA dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 7,356,278.00, PT AB dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 453,454,505.00, PT AC dengan jensi tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 29,148,600.00, PT AD dengan jenis tunggakan WP Badan memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 1,270, (Lihat Lampiran 3 hal 93) Teknik Analisis Data Untuk menguji pengaruh hubungan antar variabel, maka terlebih dahulu dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis statistik. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS Versi 16.0 Statistik Deskriptif

15 Statistik deskriptif merupakan pengumpulan dan pemeringkasan data variabel dependen dan independen agar dapat menggambarkan karakteristiknya baik nilai rata-rata, minimum, maksimum, dan standar deviasinya. Pengukuran statistik sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS Versi 16 dengan hasil perhitungan sebagai berikut : Statistik Deskriptif N Minimum Maksimum Mean Pemeriksaan Pajak 30 1,505, ,299, ,594,629 Penagihan Pajak 30 2,165, ,183, ,055,854 Besarnya Tunggakan Pajak 30 1,270, ,936, ,064,887 Hasil pengolahan data SPSS Versi 16 (2011) Tabel menyajikan statistic deskriptif data sample keseluruhan 30 pada periode tahun 2007 sampai dengan tahun angka minimum menunjukkan nilai terendah dan angka maksimum menunnjukkan nilai tertinggi dari suatu variable. Nilai rata-rata (mean) menggambarkan nilai kisaran data, nilai ini diperoleh dari penjumlahan seluruh nilai data dan membaginya dengan jumlah data. Besarnya nilai Pemeriksaan Pajak di KPP Pratama Serang menunjukkan nilai minimum sebesar 1,505,800 dan nilai maksimum sebesar 749,299,842. Besarnya nilai rata-rata (mean) sebesar 142,594,629. Penagihan Pajak menunjukan nilai minimum sebesar 2,165,400 dan nilai maksimum 876,183,840. Besarnya nilai rata-rata (mean) sebesar 145,055,854. Besarnya nilai tunggakan menunjukkan nilai minimum sebesar 1,270,045 dan nilai maksimum sebesar 708,936,542. Besarnya nilai rata-rata (mean) sebesar 160,064,887. maka terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan menggunakan asumsi klasik agar model regresi mendapatkan nilai pemeriksaan yang tidak bias dan efisien. Pengujian ini menggunakan program SPSS versi Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui pola kenormalan data, sehingga penggunaan alat uji statistik yang tepat dapat dilakukan. Grafik Normal Plot Uji Asumsi Klasik Sebelum digunakan analisis model regresi pada variabel-variabel penelitian, Hasil pengolahan data SPSS Versi 16 (2011) Berdasarkan output SPSS diatas, terlihat bahwa data menyebar disekitar garis

16 diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari (1) nilai Model Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a tolerance dan lawannya (2) Value Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adakah nilai tolerance < atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali : 92). Collinearity Statistics Tolerance 1 Pemeriksaan Pajak Penagihan Pajak a. Dependent Variable: Besarnya Tunggakan Pajak Hasil pengolahan data SPSS Versi 16 (2011) VIF Berdasarkan hasil output SPSS diatas, terlihat bahwa kedua variable tersebut memiliki nilai VIF kurang dari 10. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada data penelitian ini. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006: 105). Grafik Scatterplot Berdasarkan grafik scatterplots diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil pengolahan data SPSS Versi 16 (2011) Kesimpulannya regresi terbebas dari Heterokedastisitas.

17 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006: 95-96). Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson a E a. Predictors: (Constant), Penagihan Pajak, Pemeriksaan Pajak b. Dependent Variable: Besarnya Tunggakan Pajak Hasil pengolahan data SPSS Versi 16 (2011) Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW test) sebesar 2,199 Nilai D-W menurut tabel dengan n= 30 dan k= 3 didapat angka dl= 1,214 dan du= 1,650. Oleh karena nilai DW hitung > du dan kurang dari 4-1,650 (4-du), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau tidak terdapat autokorelasi. Analisis Regresi Berganda Hasil dari mengolah data variabel menggunakan program SPSS versi 16 dengan analisis regresi berganda diperoleh output data berikut ini : Hasil Regresi Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 4.465E E Pemeriksaan Pajak Penagihan Pajak a. Dependent Variable: Besarnya Tunggakan Pajak Hasil pengolahan data SPSS Versi 16 (2011) Berdasarkan table diatas, maka diperoleh persamaan regresi beganda sebagai berikut : Y = 4, ,496 PmP + 0,308 PnP + e Sesuai dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Nilai koefisien konstanta adalah 4,465 hal ini berarti bahwa apabila nilai X1 (Pemeriksaan Pajak), X2 (Penagihan Pajak) dianggap konstan, maka tingkat atau besarnya variabel Y (Besarnya Tunggakan Pajak) akan berubah sebesar 4, Nilai koefisien b1pmp adalah 0,496 menyatakan bahwa setiap kenaikan pemeriksaan pajak sebesar 0,496 satuan, maka Tunggakan Pajak meningkat sebesar 0,496 satuan.

18 3. Nilai koefisien b2pnp adalah 0,308 menyatakan bahwa setiap kenaikan Penagihan Pajak sebesar 0,308 satuan, maka Tunggakan Pajak meningkat sebesar 0,308 satuan. Model Tabel 4.8 Uji Hipotesis Coefficients a Unstandardized Coefficients Uji Hipotesis Dari hasil pengolahan statistik diperoleh hasil sebagai berikut : Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.465E E Pemeriksaan Pajak Penagihan Pajak a. Dependent Variable: Besarnya Tunggakan Pajak Hasil pengolahan data SPSS Versi 16 (2011) t Sig. Berdasarkan hasil output diatas, maka dapat diketahui : 1. Pengaruh antara Pemeriksaan Pajak terhadap Besarnya Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikan untuk hipotesis pertama adalah 0,001 nilai tersebut dinyatakan signifikan secara marginally significant pada level 10% (0,001<alpha0,05) maka, Ho1 ditolak, artinya terdapat pengaruh positif antara pemeriksaan pajak terhadap besarnya tunggakan pajak. 2. Pengaruh antara Penagihan Pajak terhadap Besarnya Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikan untuk hipotesis kedua adalah 0,017 nilai tersebut dinyatakan tidak signifikan karena nilai tersebut lebih kecil dari alpha 0,05 maka Ho2 ditolak, artinya terdapat pengaruh positif antara penagihan pajak terhadap besarnya tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak. Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Besarnya Tunggakan Pajak Pengujian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Pemeriksaan Pajak berpengaruh signifikan terhadap besarnya Tunggakan Pajak, dapat dilihatbahwa variabel pemeriksaan pajak yang dimasukkan dalam model regresi menunjukkan nilai thitung sebesar 3,617 yang berarti lebih besar daripada ttabel, yaitu 2,016 (thitung>ttabel) sehingga Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Sebaliknya, tingkat signifikansinya adalah 0,001 yang berarti lebih kecil daripada tingkat signifikan 5% atau 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap besarnya tunggakan pajak. Hasil dari persamaan model regresi linear tersebut menunjukkan arah positif antara variabel bebas (pemeriksaan pajak) dengan variabel

19 terikat (tunggakan pajak). Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap besarnya tunggakan pajak, sehingga hipotesis pertama diterima. Pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap besarnya tunggakan pajak karena dalam undangundang perpajakan yang baru memberikan wewenang melakukan penelitian atau pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang diduga kurang atau tidak melaksanakan kewajiban perpajaknnya. Oleh karena itu, sebelum diketahui ada tidaknya tunggakan, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan untuk mengetahui tunggakan tersebut. Apabila ternyata setelah dilakukan pemeriksaan ada Wajib Pajak yang belum membayar kewajiban pajaknya maka akan dimasukkan kedalam hutang pajak atau disebut sebagai tunggakan pajak. Proses timbulnya tunggakan pajak juga dapat dilihat dari pemeriksaan penagihan pajak. Pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap besarnya tunggakan pajak dapat dilihat pula dari tujuan lain pemeriksaan pajak. Salah satu tujuan lain pemeriksaan pajak dengan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan melalui cara pemeriksaan sederhana adalah untuk menetapkan satu atau lebih tempat terutangnya PPh. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan terhadap Wajib Pajak, termasuk instansi pemerintah dan badan lain sebagai pemungut pajak atau pemotong pajak. Dalam pelaksanaan pemeriksaan pajak harus dilakukan melalui Laporan Pemeriksaan Pajak yang digunakan sebagai dasar penerbitan Surat Ketetapan Pajak yang didalamnya terdapat Surat Ketetapan pajak Kurang Bayar. Dimana dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar itu terdapat tunggakan pajak yang belum dibayar oleh Wajib Pajak dan yang masih harus dibayar. Tunggakan pajak tersebut harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (bulan) sejak tanggal diterbitkannya SKPKB untuk pembayaran SPT Masa sedangkan untuk pemabayaran SPT Tahunan tunggakan pajak harus dibayar lunas selambat-lambatnya tanggal 25 bulan ketiga setelah Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak berakhir, sebelum SPT itu disampaikan. Dengan adanya SKPKB ini Wajib Pajak akan mengetahui seberapa besar tunggakan atau hutang pajak yang dimiliki Wajib Pajak, sehingga Wajib Pajak dapat segera melunasi tunggakan pajaknya tersebut. Pengaruh Penagihan Pajak terhadap Besarnya Tunggakan Pajak Pengujian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Penagihan Pajak berpengaruh signifikan terhadap besarnya Tunggakan Pajak, dapat dilihat bahwa variabel penagihan pajak yang dimasukkan dalam model regresi menunjukkan nilai thitung sebesar 2,543 yang berarti lebih besar daripada ttabel, yaitu 2,016 sehingga Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Sebaliknya, tingkat signifikansinya adalah 0,017 yang berarti lebih kecil daripada tingkat signifikan 5% atau 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel penagihan pajak brpengaruh signifikan terhadap besarnya tunggakan pajak. Hasil dari persamaan model regresi linear tersebut menunjukkan arah positif antara variabel bebas (penagihan pajak) dengan variabel terikat (tunggakan pajak). Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa penagihan pajak berpengaruh signifikan terhadap besarnya

20 tunggakan pajak sehingga hipotesis kedua diterima. Penagihan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap tunggakan pajak karena dalam penagihan pajak yang ditagih adalah hutang pajak atau tunggakan pajak yang belum dilunasi oleh Wajib Pajak sehingga diperlukan adanya penagihan pajak. Penagihan pajak itu sendiri adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak atau Wajib Pajak melunasi hutang pajak dan biaya penagihan pajak dengan cara menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagaihan seketika dan sekaligus, memeberitahuakan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan juga menjual barang yang telah disita. Dari pengertian penagihan pajak tersebut dilihat dari serangkaian tindakannya bahwa penagihan dilakukan tahap demi tahap dari diterbitkan Surat Teguran, Surat Paksa (SP) Surat perintah Melakukan Penyitaan (SPMP) dan permohonan jadwal waktu, tempat, tanggal, bulan pelelangan pada Kantor Pelelangan. Pengertian tersebut juga dapat dilihat dari Wajib Pajak yang tidak melunasi sebagian atau seluruhnya kewajiban perpajakan yaitu utang pajak yang terdapat dalam Surat tagihan Pajak (STP). Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat ketetapan atau surat keputusan yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah besar. Penagihan pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu penagihan pasif yang terdiri dari Surat Tagihan Pajak dan Surat Ketetapan Pajak, dan penagihan aktif disebut juga dengan Surat Paksa yang biasa dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Surat Tagihan Pajak itu sendiri adalah surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda yang diterbitkan apabila pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar, dengan fungsi sebagi alat untuk menagih pajak. STP mempunyai kekuatan hokum yang sama dengan SKP, sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan surat paksa. Apabila Wajib Pajak yang mempunyai tunggakan pajak tidak mau membayar hutangnya maka akan dilakukan penagihan aktif yang dilakukan oleh jurusita pajak dengan langkah-langkah menurut peraturan perundang-undangan, seperti diberikan surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memepringatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi hutang pajaknya. Apabila Wajib Pajak tidak menghiraukan surat teguran tersebut dan tidak mau membayar hutang pajaknya dalam waktu yang sudah ditentukan, maka akan diberikan surat paksa yaitu surat perintah untuk membayar pajak dan biaya penagihan pajak yang akan mengakibatkan adanya penyitaan dan pelelangan apabila belum dilunasi juga tunggakan pajaknya oleh Wajib Pajak. Daluarsa penagihan pajak dihitung stetlah melampaui waktu 5 Tahun sejak saat terutangnya pajak dan berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak yang bersngkutan. Apabila tunggakan tersebut sudah dilunasi oleh Wajib Pajak maka tidak diperlukan lagi penagihan pajak. V. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak terhadap Besarnya Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan pajak Pratama Serang

21 yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pemeriksaan Pajak terhadap Besarnya Tunggakan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Penagihan Pajak terhadap Besarnya Tungggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya menggunakan SKPKB dalam Pemeriksaan Pajak dan STP dalam Penagihan Pajak untuk menilai besarnya tunggakan pajak. Untuk selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan pemeriksaan lainnya seperti Pemeriksaan Lebih Bayar atau penagihan dengan menggunakan Surat Ketetapan pajak Tambahan yang dinilai berhubungan dengan besarnya tunggakan pajak. 2. Sampel yang digunakan hanya sedikit sebanyak 30 data. Disarankan penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan DAFTAR PUSTAKA Undang-undang No 36 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan dan Undang-undang No 38 tentang Pemeriksaan Pajak Peraturan Menteri Keuangan No 84/PMK/03/2010 tentang penerbitan Surat Tagihan Pajak Direktur Jenderal Pajak No Per-36/PJ/2010 tentang prosedur penerbitan kembali Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, dengan mengambil sampel atau data yang lebih banyak sehingga hasilnya akan lebih maksimal. Penelitian berikutnya diharapkan mampu menemukan alternatif lain atau menambahkan variabel independen yang dapat mempengaruhi besarnya tunggakan pajak seperti perilaku wajib pajak dan Undang-undang perpajakan. 3. Penelitian ini hanya menggunakan data yang berasal dari laporan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak tahunan untuk mengukur variabel independen. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti tidak hanya menggunakan data yang berasal dari laporan surat ketetapan pajak dan surat tagihan pajak tahunan, namun juga menggunakan surat ketetapan pajak lainnya seperti Surat Ketetapan Pajak Tambahan (SKPT) yang diharapkan akan lebih mampu memberikan ketepatan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap besarnya tunggakan pajak. Surat ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dan Surat Tagihan Pajak UU No.9 Tahun 1994 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan UU No.19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Peraturan Menteri Keuangan No 83/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan selesai. Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan, tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data, rata-rata, nilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penagihan Pajak Aktif 1. Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2000:31) Pajak adalah iuran yang berupa uang dari rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah KPP Pratama Tigarakasa yang berlokasi di Jl. Scientia Boulevard Blok U No. 5, Summarecon Gading Serpong, Curug Sangereng,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pajak Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan teratur pada waktu tertentu. Kemudian berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Metro. Teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan penelitian pada bulan Januari 2012 di KPP Pratama Kebayoran Baru Tiga yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Analisis Statistik Deskriptif Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 36.027 4.742

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Pembuatan statistik deskriptif untuk sampel tersebut dibantu dengan menggunakan program komputer Statisical Package for Sosial Science atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity

Lebih terperinci

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual, yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data (N) yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut: 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Perpajakan 1. Pengertian Pajak Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut: Pajak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Pada penelitian ini, penulis melakukan survei di KPP Pratama Cempaka Putih, dan penulis memperoleh data pertumbuhan jumlah Wajib Pajak

Lebih terperinci

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI WILAYAH KPP PRATAMA DEPOK. : Baiq Laxmi Riska Zone

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI WILAYAH KPP PRATAMA DEPOK. : Baiq Laxmi Riska Zone PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI WILAYAH KPP PRATAMA DEPOK Nama NPM : 25209810 Jurusan Pembimbing : Baiq Laxmi Riska Zone

Lebih terperinci

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PEMBAYARAN TUNGGAKAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA GORONTALO

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PEMBAYARAN TUNGGAKAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA GORONTALO PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PEMBAYARAN TUNGGAKAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA GORONTALO VERONIKA SAAD 1, SAHMIN NOHOLO 2, USMAN 3 Jurusan Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisa Statistik Deskriptif Statistik deskriftif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti minimum, maksimum, mean, dan standar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang mengukur pengaruh antara dua variabel yaitu surat tagihan pajak sebagai variabel independen dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut : BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Hasil Jawaban Responden 4.1.1 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Variabel kepatuhan wajib pajak memiliki tiga buah indikator yang dijelaskan terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak Pengertian pajak menurut Waluyo (2007:2) adalah: Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib

Lebih terperinci

JURNAL HUMANIORA

JURNAL HUMANIORA PENGARUH PEMERIKSAAN DAN PELAKSANAAN SELF ASSESMENT SYSTEM TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDA ACEH Cut Delsie Hasrina 1, Yusri 2, Nona Maulina

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu sasaran ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan manfaat tertentu mengenai suatu hal yang dibuktikan secara obyektif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan disajikan statistik deskriptif dari semua variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, FDR,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dari hasil pengumpulan data sekunder mengenai Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau BAB IV PENGUJIAN 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Satistik deskriptif masing masing variabel penelitian ini ditampilkan untuk mempermudah dalam mengetahui tanggapan umum responden terhadap

Lebih terperinci

Surat Pemberitahuan (SPT) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Deskriptif

Surat Pemberitahuan (SPT) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Deskriptif 62 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif 1. Perkembangan Penerimaan Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai (SPT PPN) Jumlah penerimaan SPT PPN yang terdaftar pada KPP Pratama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 46 A. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independent

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel statistik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Teknik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Tabel output statistik deskriptif merupakan gambaran secara umum semua variable dalam penelitian ini. Gambaran umum tersebut meliputi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai populasi dan proses pengumpulan data untuk kepentingan analisis data penelitian. Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat mulai berdiri pada tanggal 1 Desember 2008 sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan 47 mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan mendekati normal. Tabel 4.2 Deskripsi Statistik PT. Indofood Sukses Makmur Periode Pengamatan 2003-2008 Mean Std. Deviation N RETURN.007258.1045229

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskripsif Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data informasi keuangan berupa laporan audit dan laporan keuangan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang diinput dari Annual Report (2008-2012) maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi, Kurs Rupiah dan Harga Emas Dunia terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini hanya mencakup dalam bidang analisis perpajakan. Objek penelitian ini yaitu pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian, lokasi penelitian sangat penting untuk mengetahui letak yang sebenarnya. Lokasi yang di teliti untuk mendapatkan hasil yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka 48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka selanjutnya dalam bab analisis hasil dan pembahasan ini akan diterangkan mengenai hasil

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh peneliti di bagian awal, penelitian ini menghasilkan berbagai hal yang

Lebih terperinci

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA Ester Hervina Sihombing Politeknik Unggul LP3M Medan Jl.Iskandar Muda No.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin meningkatnya kebutuhan dana pembangunan mendorong pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih intensif. Salah satu sumber

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR DAN PENERBITAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA BANTUL

PENGARUH JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR DAN PENERBITAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA BANTUL PENGARUH JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR DAN PENERBITAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA BANTUL Nanik fitriani Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang yang digunakan adalah jenis data sekunder, dimana data sekunder adalah data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan dipublikasikan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel gaya belajar siswa (X1) dan variabel minat belajar siswa (X2) serta satu variabel terikat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Unit Analisis Data 1. Data Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses pengolahan data untuk menguji hipotesis yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 sampel. Tabel 4.1. Kriteria Pemilihan Sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 sampel. Tabel 4.1. Kriteria Pemilihan Sampel BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada penelitian ini sebelumnya dijelaskan pada bab 3 bahwa populasi sampel penelitian ini sebanyak 8 perusahaan dalam 5 tahun yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

PENGARUH PENCAIRAN ATAS PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KRAMAT JATI. Dwiyatmoko Pujiwidodo

PENGARUH PENCAIRAN ATAS PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KRAMAT JATI. Dwiyatmoko Pujiwidodo PENGARUH PENCAIRAN ATAS PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KRAMAT JATI Dwiyatmoko Pujiwidodo Program Studi Manajemen Perpajakan Akademi Manajemen Keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independent

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran nilai variabel - variabel yang menjadi sampel. Adapun hasil perhitungan statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Peneliti mengambil sampel sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan margin pembiayaan murabahah dan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap NPM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Demografi Responden Dalam Bab ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian dan analisisnya yang telah dilakukan. Data penelitian ini diolah dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu. mengoptimalkan penerimaan pajak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu. mengoptimalkan penerimaan pajak. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu merupakan salah satu kantor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi dan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Penagihan Pajak Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data data penelitian seperti jumlah data yang diolah, nilai minimum,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Hasil 1. Statistik Deskriptif a. Analisis Frekuensi Analisis frekuensi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat gambaran secara umum karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberi gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil analisis deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek penelitian Bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah semua klasifikasi dan mempublikasikan Laporan Keuangan bulanan di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada hasil pengumpulan data sekunder mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus ( DAK ), Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan pada bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada KPP Pratama di wilayah Pangkal Pinang dan yang menjadi objek pada penelitian ini adalah wajib pajak yang berada di

Lebih terperinci