BAB II DASAR TEORI. AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1 AVR Atmega 8 AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator eksternal karena di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR adalah memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup hanya dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset. Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM sekitar 128 byte sampai dengan 512 byte. AVR Atmega 8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC yang memiliki 8K byte in-system Programmable Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan Atmega 8L perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja. Untuk Atmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan 7

2 8 tegangan antara 2,7-5,5 V sedangkan untuk Atmega 8 hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5 5,5 V Konfigurasi AVR Atmega 8 ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi yang berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Gambar 2.1 Konfigurasi AVR Atmega 8 VCC Berikut akan dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki Atmega 8 Merupakan supply tegangan digital.

3 9 GND Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan grounding. Port B (PB7...PB0) Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin yang terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapat digunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input ke rangkaian clock internal, bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Sedangkan untuk PB7 dapat digunakan sebagai output Kristal (output oscillator amplifier) bergantung pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock. Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan Asyncronous Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2 dan TOSC1) digunakan untuk saluran input timer. Port C (PC5 PC0) Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam masing-masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah

4 10 mulai dari pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran/output port C memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun mengeluarkan arus (source). RESET/PC6 Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O. Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang terdapat pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi reset meskipun clock-nya tidak bekerja. Port D (PD7 PD0) Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O. AVcc Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja

5 11 disarankan untuk menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui lowpass filter. AREF Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC Gambar 2.2 Blok Diagram Atmega 8

6 12 Pada AVR status register mengandung beberapa informasi mengenai hasil dari kebanyakan hasil eksekusi instruksi aritmatik. Informasi ini digunakan untuk altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa pengoperasian. Register ini di-update setelah operasi ALU (Arithmetic Logic Unit) hal tersebut seperti yang tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian Instruction Set Reference. Dalam hal ini untuk beberapa kasus dapat membuang penggunaan kebutuhan instrukasi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat. Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi. Namun hal tersebut harus dilakukan melalui software. Berikut adalah gambar status register. Gambar 2.3 Status Register Atmega8 Bit 7(I) Merupakan bit Global Interrupt Enable. Bit ini harus di-set agar semua perintah interupsi dapat dijalankan. Untuk perintah interupsi individual akan di jelaskan pada bagian yang lain. Jika bit ini di-reset, maka semua perintah interupsi baik yang individual maupun yang secara umum akan di

7 13 abaikan. Bit ini akan dibersihkan atau cleared oleh hardware setelah sebuah interupsi di jalankan dan akan di-set kembali oleh perintah RETI. Bit ini juga dapat di-set dan di-reset melalui aplikasi dan intruksi SEI dan CLL. Bit 6(T) Merupakan bit Copy Storage. Instruksi bit Copy Instructions BLD (Bit Load) and BST (Bit Store) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit yang telah dioperasikan. Sebuah bit dari sebuah register dalam Register File dapat disalin ke dalam bit ini dengan menggunakan instruksi BST, dan sebuah bit di dalam bit ini dapat disalin ke dalam bit di dalam register pada Register File dengan menggunakan perintah BLD. Bit 5(H) Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatika BCD. Bit 4(S) Merupakan Sign bit. Bit ini selalu merupakan sebuah ekslusif di antara Negative Flag (N) dan two s Complement Overflow Flag (V). Bit 3(V) Merupakan bit Two s Complement Overflow Flag. Bit ini menyediakan fungsi aritmatika dua komplemen.

8 14 Bit 2(N) Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil negative di dalam sebuah fungsi logika atai aritmatika. Bit 1(Z) Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah jasil nol 0 dalam sebuah fungsi aritmatika atau logika. Bit 0(C) Merupakan bit Carry Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah Carry atau sisa dalam sebuah aritmatika atau logika Memori AVR Atmega 8 Memori atmega terbagi menjadi tiga yaitu : 1. Memori Flash Memori flash adalah memori ROM tempat kode-kode program berada. Kata flash menunjukan jenis ROM yng dapat ditulis dan dihapus secara elektrik. Memori flash terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian aplikasi dan bagian boot. Bagian aplikasi adalah bagian kode-kode program apikasi berada. Bagian boot adalah bagian yang digunakan khusus untuk booting

9 15 awal yang dapat diprogram untuk menulis bagian aplikasi tanpa melalui programmer/downloader, misalnya melalui USART. 2. Memori Data Memori data adalah memori RAM yang digunakan untuk keperluan program. Memori data terbagi menjadi empat bagian yaitu : 32 GPR (General Purphose Register) adalah register khusus yang bertugas untuk membantu eksekusi program oleh ALU (Arithmatich Logic Unit), dalam instruksi assembler setiap instruksi harus melibatkan GPR. Dalam bahasa C biasanya digunakan untuk variabel global atau nilai balik fungsi dan nilai-nilai yang dapat memperingan kerja ALU. Dalam istilah processor komputer sahari-hari GPR dikenal sebagai chace memory. I/O register dan Aditional I/O register adalah register yang difungsikan khusus untuk mengendalikan berbagai pheripheral dalam mikrokontroler seperti pin port, timer/counter, usart dan lain-lain. Register ini dalam keluarga mikrokontrol MCS51 dikenal sebagi SFR(Special Function Register). 3. EEPROM EEPROM adalah memori data yang dapat mengendap ketika chip mati (off), digunakan untuk keperluan penyimpanan data yang tahan terhadap gangguan catu daya.

10 16 Gambar 2.4 Peta Memori Atmega Timer / Counter 0 Timer/counter 0 adalah sebuah timer/counter yang dapat mencacah sumber pulsa/clock baik dari dalam chip (timer) ataupun dari luar chip (counter) dengan kapasitas 8-bit atau 256 cacahan. Timer/counter dapat digunakan untuk : Timer/counter biasa Clear Timer on Compare Match (selain Atmega 8) Generator frekuensi (selain Atmega 8) Counter pulsa eksternal Komunikasi Serial Pada Atmega 8 AVR Atmega 8 memiliki Port USART pada Pin 2 dan Pin 3 untuk melakukan komunikasi data antara mikrokontroler dengan mikrokontroler ataupun mikrokontroler dengan komputer. USART dapat difungsikan sebagai transmisi data sinkron, dan asinkron. Sinkron berarti clock yang digunakan antara transmiter dan receiver satu sumber clock. Sedangkan asinkron berarti transmiter

11 17 dab receiver mempunyai sumber clock sendiri-sendiri. USART terdiri dalm tiga blok yaitu clock generator, transmiter, dan receiver. Gambar 2.5 Blok USART Clock Generator Clock generator berhubungan dengan kecepatan transfer data (baud rate), register yang bertugas menentukan baud rate adalah register pasangan.

12 18 Tabel 2.1 Baud Rate Dimana : Fosc adalah frekuensi ossilator yang digunakan BAUD adalah transfer bit per detik USART Transmiter USART Transmiter berhubungan dengan data pada Pin TX. Perangkat yang sering digunakan seperti register UDR sebagi tempat penampungan data yang akan ditransmisikan. Flag TXC sebagai akibat dari data yang ditransmisikan telah sukses (complete), dan flag UDRE sebagai indikator jika UDR kosong dan siap untuk diisi data yang akan ditransmisikan lagi.

13 USART Receiver USART Receiver berhubungan dengan penerimaan data dari Pin RX. Perangkat yang sering digunakan seperti register UDR sebagai tempat penampung data yang telah diterima, dan flag RXC sebagi indikator bahwa data telah sukses (complete) diterima. 2.2 Sensor Suhu LM 35 Sensor adalah piranti yang menghasilkan sinyal keluaran yang sebanding dengan parameter yang diindra (Sensing). Pengukuran temperatur merupakan hal yang sangat penting. Pendeteksian temperature dapat dilakukan dengan menggunakan sensor temperature. Ada beberapa jenis sensor temperatur yang dapat digunakan pada pengukutan temperatur, yakni : termokopel,termistor. Sensor temperature yang sering di gunakan adalah sensor LM35 karena keakuratannya dibandingkan dengan sensor lain. LM35 adalah sensor temperature semiconductor-juncion yang tegangan outputnya sebanding dengan temperature dalam derajat celcius ( C). LM35 memiliki kelebihan dibandingkan sensor suhu berpresisi Kelvin, dimana pemakai tidak perlu mengambil tegangan konstan yang besar untuk mendapatkan celcius yang tepat. LM35 memiliki keadaan default yaitu akurasi ±1/4 C pada temperature ruang dan ±3/4 C pada range maksimum sampai C. LM35 memiliki faktor skala linier mv/ C, ini berarti untuk kenaikan satu derajat Celsius pada suhu sekitar tegangan output akan naik 10 mv.

14 20 Tegangan kerja dari LM35 adalah 4 sampai 30 Volt dengan kuat arus sebesar 60µA. Adapun beberapa kelebihan dari LM35 dari sensor temperature lain adalah: Hasil pengkuran lebih akurat disbanding dengan menggunakan termistor. Rangkaian sensor tertutup dan tidak bergantung (tidak terpengaruh) pada Oksidasi LM35 menghasilkan tegangan keluaran lebih besar dbanding dengan thermocouple dan tegangan keluaran tidak perlu diperbesar. 2.3 Elemen Peltier (Thermoelectric Cooler) Peltier seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.6, adalah suatu komponen yang mengaplikasikan Efek Peltier. Peltier merupakan sebuah komponen yang tergolong komponen Thermoelectric, dimana ketika terjadi perbedaan suhu diantara dua sisinya maka komponen ini mengubahnya menjadi besaran tegangan listrik, dan begitu pula sebaliknya, ketika suatu tegangan listrik diberikan kepada komponen ini, maka dia dapat mengubahnya menjadi dua suhu yang berbeda. Dalam prakteknya, TEC menggunakan beberapa termokopel yang disusun seri yang memudahkan perpindahan panas. Umumnya bagian luar komponen ini dibungkus sejenis keramik tipis yang berisikan batang-batang Bismuth Telluride di dalamnya. Material tersebut adalah suatu semikonduktor yang didalamya ditambahkan suatu zat tambahan. Zat tambahan tersebut bertujuan untuk

15 21 memberikan kelebihan elektron bebas (N-type semiconductor) atau memberikan kekurangan elektron bebas (P-type semiconductor). Gambar 2.6 Elemen Peltier Elektron dari material yang kekurangan elektron (P-type material) bergerak ke material yang kelebihan elektron (N-type material). Dalam keadaan ini maka konektor akan menyerap energi. Ketika elektron bergerak dari N-type menuju P-type, maka pada konektor akan dilepas energi. Energi yang diserap atau dilepas ini diberikan dalam bentuk panas. Ilustrasi kerja elemen pertier ditunjukkan pada Gambar 2.7. Gambar 2.7 Ilustrasi Kerja Elemen Peltier

16 Efek Seebeck Pada tahun 1821, J. T. Seebeck ( ) menyatakan bahwa logam yang berbeda yang dihubungkan pada dua lokasi berbeda, maka akan ada tegangan mikro yang timbul jika kedua sisi plat memiliki perbedaan temperatur. Efek ini disebut Efek Seebeck. Seebeck dalam percobaannya menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Belakangan diketahui, hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang menggerakkan jarum kompas. Medan magnet ini terjadi karena adanya tegangan yang mengalir di antara kedua plat tersebut. Tegangan (Vo) tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan : V 0 = α XY X ( T h T c ).(2.1) Dimana : V 0 = Tegangan keluaran ( Volt ) α XY = Koefisien Seebeck antara 2 material X dan Y (Volt / K ) T h, T c = Temperatur Termokopel panas dan dingin ( K )

17 23 Nilai dari efek seebeck dapat ditentukan bergantung material yang digunakan. Berikut adalah tabel nilai seebeck untuk beberapa material : Tabel 2.2 Koefisien Seebeck Efek Peltier Pada 1834, seorang ilmuwan bernama Jean Charles Athanase Peltier menemukan suatu teori pembalikan efek Seebeck. Teori tersebut disebut Efek Peltier. Beliau menemukan bahwa ketika suatu termokopel diberikan tegangan, maka akan terjadi perbedaan temperatur pada kedua sisinya. Teori ini juga sering dikenal sebagai Thermo-Electric Cooler (TEC). Ketika dua buah plat dialiri arus listrik maka akan timbul perbedaan suhu pada kedua plat tersebut. Jumlah kalor yang diserap dan juga yang dilepas dapat dinyatakan dalam persamaan berikut : Q c = Q h = π xy x I xy (2.2)

18 24 Dimana : Q c = Q h = Tingkat pendinginan atau pemanasan (Watt) π xy = Koefisien Peltier antara 2 material ( Volt ) I xy = Arus yang mengalir ( Ampere ) Besar suhu di sisi panas dan sisi dingin dapat diubah-ubah tergantung arus polaritas yang diberikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses terjadinya efek peltier bersifat reversibel Cara Kerja Elemen Peltier Suatu elemen Peltier memiliki 2 sisi dimana satu sisi bertindak sebagai bagian panas dan sisi lainnya bertindak sebagai bagian dingin. Cara kerja elemen peltier ditunjukkan pada Gambar 2.8. Gambar 2.8 Cara Kerja Elemen Peltier

19 25 Elektron dari material yang kekurangan elektron (P-type material) bergerak ke material yang kelebihan elektron (N-type material). Dalam keadaan ini maka konektor akan menyerap energi sehingga sisi ini akan menjadi sisi dingin dari Peltier. Dilain pihak, ketika elektron bergerak dari N-type menuju P-type, maka pada konektor akan melepas energi sehingga sisi ini akan menjadi sisi panas dari Peltier Faktor Thermal Dalam Elemen Peltier Ada beberapa faktor thermal yang mempengaruhi penggunaan elemen Peltier untuk aplikasi, yaitu: Temperatur permukaan sisi panas ( T h ) Pada penggunaan elemen peltier, salah satu sisinya akan menjadi sisi panas. Dimana temperatur sisi panas (hot side) elemen peltier dapat ditentukan dengan persamaan berikut : T h = T amb + (θ)(q h ).(2.3) Dimana : T h = Temperatur sisi panas ( o C ) T amb = Temperatur Ambient ( o C ) θ = Tahanan termal dari heat exchanger( o C/watt ) Q h = Q c + P in (2.4) Dimana : Q h = Kalor yang dilepaskan pada bagian sisi panas elemen Peltier (Watt)

20 26 Q c P in = Kalor yang diserap pada bagian cold side elemen Peltier (Watt) = Daya input (Watt) Persamaan tersebut dapat digunakan ketika menggunakan pendinginan menggunakan udara secara natural maupun konveksi paksa (forced convection) misalnya dengan penambahan fan. Temperatur permukaan sisi dingin ( T c ) Pada penggunaan elemen peltier, salah satu sisinya akan menjadi sisi dingin. Sisi dingin ini harus ditentukan agar suhunya lebih dingin dari temperatur yang diinginkan pada bagian yang didinginkan. Sisi dingin ini harus ditentukan agar tercapai suhu dingin yang kita inginkan. Perbedaan temperatur antara sisi panas dan sisi dingin disebut juga delta temperatur ( T) yang ditentukan dengan persamaan : T = T h T c (2.5) Pada elemen peltier konvensional, delta temperature ( T) yang dapat dihasilkan berkisar antara 30 o C - 40 o C tergantung dari jenis dan kualitas elemen peltier yang digunakan. Heat load yang dapat dialirkan dari obyek yang didinginkan ( Q c ) Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan elemen Peltier untuk aplikasi umum ialah material alat yang digunakan dan pertimbangan terhadap lingkungan sekitar. Heatsink dan coldsink harus dibuat dari material yang memiliki nilai konduktivitas thermal yang tinggi untuk memudahkan proses perpindahan kalor.

21 27 Faktor dari lingkungan seperti kelembaban (humidity) dan kondensasi dari sisi dingin (cold side) yang harus diminimalisir dengan metode sealing yang tepat. Sealing berfungsi untuk melindungi elemen Peltier dari kontak dengan air, gas, mengurangi kemungkinan korosi, korsleting listrik atau thermal yang dapat merusak elemen Peltier. 2.4 Heatsink Heatsink adalah material yang dapat menyerap dan mendisipasi panas dari suatu tempat yang bersentuhan dengan sumber panas dan membuangnya. Heatsink digunakan pada beberapa teknologi pendingin seperti refrijerasi, air conditioning, dan radiator pada mobil. Gambar 2.9 Heatsink

22 28 Sebuah heatsink dirancang untuk meningkatkan luas kontak permukaan dengan fluida disekitarnya, seperti udara. Kecepatan udara pada lingkungan sekitar, pemilihan material, desain sirip (atau bentuk lainnya) dan surface treatment adalah beberapa faktor yang mempengaruhi tahanan thermal dari heatsink. Thermal adhesive (juga dikenal dengan thermal grease) ditambahkan pada dasar permukaan heatsink agar tidak ada udara yang terjebak di antara heatsink dengan bagian yang akan diserap panasnya. 2.5 Coldsink Coldsink menggunakan mekanisme yang sama dengan heatsink namun yang membedakan seperti dalam penamaannya adalah bila heatsink berfungsi untuk memindahkan panas dari permukaan benda yang ingin didinginkan, maka coldsink berfungsi sebaliknya yaitu coldsink digunakan untuk memindahkan dingin (temperature yang lebih rendah) dari sisi dingin Peltier untuk mendinginkan udara box. Rumusan yang digunakan dalam perhitungan perpindahan kalor dari sisi dingin Peltier ke Coldsink sama dengan yang digunakan pada Heatsink yaitu dengan menggunakan rumusan perpindahan kalor konduksi. Q = K material. A. T.(2.6) Dimana : Q = Kalor yang dipindahkan (Watt)

23 29 K material = Koefisien Perpindahan Panas Konduksi (Watt/m 0 C) A = Luasan permukaan (m 2 ) T = Perbedaan temperatur sisi dingin Peltier dengan Coldsink (K) 2.6 Relay Relay adalah saklar yang dikendalikan secara elektronik (electronically switch). Arus listrik yang mengalir pada kumparan relay akan menciptakan medan magnet yang kemudian akan menarik lengan relay dan mengubah posisi saklar, yang sebelumnya terbuka menjadi terhubung. Relay memiliki tiga jenis kutub: COMMON = kutub acuan, NC (Normally Close) = kutub yang dalam keadaan awal terhubung pada COMMON, dan NO (Normally Open) = kutub yang pada awalnya terbuka dan akan terhubung dengan COMMON saat kumparan relay diberi arus listrik. Berdasarkan jumlah kutub pada relay, maka relay dibedakan menjadi 4 jenis: SPST = Single Pole Single Throw SPDT = Single Pole Double Throw DPST = Double Pole Single Throw DPDT = Double Pole Double Throw Pole adalah jumlah COMMON, sedangkan Throw adalah jumlah terminal output (NO dan NC). Untuk lebih memahami dapat dilihat gambar 2.10:

24 30 Gambar 2.10 Skematik Tipe-tipe Relay Pada umumnya, output dari mikrokontroler berarus rendah, sehingga dibutuhkan rangkaian tambahan berupa penggerak (driver) yang berupa electronic switch untuk bisa mengendalikan relay. Dan driver tersebut pun perlu ditambahkan suatu komponen peredam GGL-induksi yang dihasilkan oleh kumparan relay, seperti dioda yang diarahkan ke VCC seperti pada gambar 2.11: Gambar 2.11 Rangkaian Penggerak (Driver) Relay

25 BASCOM AVR BASCOM-AVR adalah salah satu tool untuk pengembangan / pembuatan program untuk kemudian ditanamkan dan dijalankan pada microcontroller terutama microcontroller keluarga AVR. BASCOM-AVR juga bisa disebut sebagai IDE (Integrated Development Environment) yaitu lingkungan kerja yang terintegrasi, karena disamping tugas utamanya (meng-compile kode program menjadi file HEX / bahasa mesin), BASCOM-AVR juga memiliki kemampuan / fitur lain yang berguna sekali, contoh : Terminal (monitoring komunikasi serial) Programmer (untuk menanamkan program yang sudah di-compile ke microcontroller). Dan perlu diketahui, sesuai dengan namanya BASCOM (Basic Compiler) bahasa yang digunakan adalah bahasa BASIC. Jadi, jika anda sudah pernah menggunakan bahasa BASIC (Visual Basic, Turbo Basic, dll), akan menjadi modal penting untuk mempelajari tool ini karena secara struktur pemrograman dasar tidak ada perbedaan Langkah Awal Penulisan Program Untuk memulai pembuatan program dengan BASCOM-AVR, klik menu File -> New. Langkah awal penulisan program adalah dengan menentukan file register, kristal yang digunakan, yakni dengan menuliskan : $regfile = "m8def.dat" $crystal =

26 32 Dimana "m8def.dat" adalah nama file yang berisi konfigurasi alamat register pada Microcontroller AVR ATMEGA 8, jika anda menggunakan jenis lain, maka anda harus mengganti nama file register ini sesuai dengan mikrocontroller yang anda gunakan, file-file ini dapat ditemukan pada direktori : C:\Program Files\MCS Electronics\BASCOM-AVR Sedangkan adalah frekuensi denyut kristal yang digunakan, satuannya adalah dalam Hertz ( = 12MHz) Variabel dan Tipe data Di dalam pemrograman tipe data adalah hal yang sangat penting untuk diketahui sebelum kita memulai pemrograman itu sendiri. Pada bahasa Basic yang telah disesuaikan dengan BASCOM-AVR, tipe-tipe data yang dikenal dan dapat digunakan adalah sebagai berikut : Bit (1/8 byte). Satu bit hanya bisa menampung nilai 1 atau 0. Kumpulan dari bit sebanyak 8 disebut byte. Byte (1 byte). Byte bisa menampung angka binari 8 bit dengan jangkauan 0 sampai 255. Integer (2 byte). Integer bisa menampung angka bulat 16 bit dengan jangkauan -32,768 sampai +32,767. Word (2 byte). Words memiliki daya tampung yang sama dengan Integer, perbedaannya adalah Wor tidak mendukung nilai negatif adapun jangkauannya adalah dari 0 sampai

27 33 Long (4 byte). Long mampu menampung angka bulat 32 bit mulai dari sampai Single. Single mampu menampung angka pecahan (desimal) 32 bit dengan jangkauan dari 1.5 x 10^ 45 sampai 3.4 x 10^38 Double. Double mampu menampung angka pecahan (desimal) 64 bit dengan jangkauan dari 5.0 x 10^ 324 sampai 1.7 x 10^308 String (bisa sampai 254 byte). String bisa menampung karakter ataupun kumpulan karakter. Misalnya : "Reza" => merupakan kumpulan karakter, sehingga bisa ditampung ke dalam variabel dengan tipe data String. Cara mendeklarasikan sebuah variabel pada BASCOM-AVR adalah sebagai berikut : Dim namavariabel tipedata, contoh : Dim x as Byte. Khusus untuk tipe data String ada sedikit tambahan yakni jumlah karakter maksimal yang bisa ditampung oleh variabel tersebut. Contoh : Dim x as String * 10, berarti variabel x mampu menampung karakter sepanjang 10 karakter. Di dalam penulisan nama variabel terdapat beberapa aturan yang harus di perhatikan : 1. Tidak boleh menggunakan karakter khusus seperti : */#$@!%^&*(),;'~`?<>+=-\

28 34 2. Tidak boleh menggunakan kata kunci yang telah ada di dalam bahasa pemrograman, contoh : for, next, do, loop, while, until, dll. 3. Karakter pertama dalam nama varibel tidak boleh angka, contoh : 4ndi => salah, n4di => benar. 4. Tidak boleh ada spasi, jika nama variabel lebih dari satu kata dapat dihubungkan dengan underscore Operator Operator yang digunakan secara umum adalah, operator pembanding, operator aritmatik, dan operator logika. 1. Operator Pembanding Digunakan untuk mewakili sebuah nilai logika (nilai boolean), dari suatu persamaan atau nilai. Tabel 2.3 Operator Pembanding Operator Keterangan Penggunaan = Sama Dengan X = Y <> Tidak Sama Dengan X <> Y > Besar Dari X > Y < Kecil Dari X < Y >= Besar Sama Dengan X >= Y <= Kecil Sama Dengan X <= Y Hasil dari operasi dengan menggunakan operator pembanding adalah true atau false.

29 35 2. Operator Aritmatik Digunakan untuk mengoperasikan data-data numerik, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dll. Dalam proses aritmatika tersebut, pengerjaan operasi tergantung dari tingkat valensi operator-operator yang terlibat. Perpangkatan memiliki valensi tertinggi, kemudian dilanjutkan dengan perkalian, pembagian, pembagian bulat dan sisa pembagian, sedangkan penjumlahan dan pengurangan mempunyai valensi yang terendah. Tabel 2.4 Operator Aritmatik Operator Keterangan Penggunaan + Tambah X = Y + Z - Kurang X = Y - Z * Kali X = Y * Z / Bagi X = Y / Z Pembagian \ bulat X = Y \ Z ^ Pangkat X = Y ^ Z

30 36 3. Operator Logika Digunakan untuk mengoperasikan operand (konstanta, variabel, atau suatu ekspresi) secara logis Tabel 2.5 Operator Logika Operator Keterangan Penggunaan and Konjungsi Y and Z or Disjungsi Y or Z Exclusive xor Or Y xor Z not Komplemen Not Y Perulangan / Looping Perulangan / looping tidak bisa dipisahkan dengan bahasa pemrograman. di dalam bahasa basic (disesuaikan dengan BASCOM-AVR) perulangan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1. Do... Loop Until Kondisi Contoh penggunaan : Dim x as byte x = 0 Do statement...

31 37 x = x + 1 Loop until x = While Kondisi... Wend Contoh penggunaan : Dim x as byte x = 0 While x < 10 statement... x = x + 1 Wend 3. For... Next Contoh penggunaan : Dim x as byte For x = 1 to 10 statement... Next x

32 Konfigurasi Dasar Port Agar dapat digunakan, Port yang terdapat pada mikrocontroller harus dikonfigurasi terlebih dahulu. Pada kesempatan ini kita hanya akan mengkonfigurasi Port sebagai I/O (Input atau Output). 1. Konfigurasi Port Sebagai Output Dengan mengkonfigurasi Port sebagai output berarti Port tersebut ditugaskan untuk mengeluarkan suatu logika. Untuk mengkonfigurasi Port sebagai output dapat dilakukan dengan 2 cara : Konfigurasi Semua Pin dalam suatu Port secara keseluruhan. Dengan mengggunakan cara ini berarti kita menginginkan semua pin pada Port tertentu dikonfigurasi sebagai output. Adapun cara penulisannya adalah : Config PORTX= output. Contoh : Config PORTA = output. Konfigurasi Pin tertentu dalam suatu Port. Dengan menggunakan cara ini berarti kita menginginkan salah satu Pin atau beberapa Pin pada Port tertentu dikonfigurasi sebagai output. Adapun cara penulisannya adalah: Config PORTX.y = output. Contoh : Config PORTA.3 = output. Pada contoh tersebut dapat dilihat bahwa hanya Pin 3 ( Pin ke 4, karena penomoran Pin dimulai dari 0) pada PORTA yang dikonfigurasi sebagai output. 2. Konfigurasi Port Sebagai Input Dengan mengkonfigurasi Port sebagai input berarti Port tersebut ditugaskan untuk menangkap perubahan logika dari suatu sumber tertentu

33 39 (misalnya sensor). Untuk mengkonfigurasi Port sebagai input dapat dilakukan dengan 2 cara : Konfigurasi Semua Pin dalam suatu Port secara keseluruhan. Dengan mengggunakan cara ini berarti kita menginginkan semua pin pada Port tertentu dikonfigurasi sebagai input. Adapun cara penulisannya adalah : Config PORTX= input. Contoh : Config PORTA = input. Konfigurasi Pin tertentu dalam suatu Port. Dengan menggunakan cara ini berarti kita menginginkan salah satu Pin atau beberapa Pin pada Port tertentu dikonfigurasi sebagai input. Adapun cara penulisannya adalah: Config PINX.y = input. Contoh : Config PINA.3 = input. Pada contoh tersebut dapat dilihat bahwa hanya Pin 3 (Pin ke 4, karena penomoran Pin dimulai dari 0) pada PORTA yang dikonfigurasi sebagai input.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Microcontroller Atmega 8 AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komponen Elektronika Komponen elektronika yang biasa digunakan pada prtotipe alat pengering pakaian berbasis mikrokontroler antara lain : 2.1.1 DHT11 (Sensor Humadity and Temperature

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor Posisi (limit switch) Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Perancangan alat ukur kecepatan putaran Tachometer pernah dibuat oleh (nur laela) mahasiswi PMY program studi teknik elektromedik pada tahun 2010, alat

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Mikrokontroller ATMEGA8

Gambar 2.1. Mikrokontroller ATMEGA8 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AVR Mikrokontroller ATMega 8 AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang gas medis telah dilakukan oleh Oktavia Istiana (2005) dengan tampilan analog dan Rachmatul Akbar (2015) yang melakukan pembuatan alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Menurut Dian Artanto ( 2009:9), Mikrokontroler adalah sebuah alat pengendali berukuran mikro atau sangat kecil yang dikemas dalam bentuk chip yang berupa IC (Integrated

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. condenser sendiri terdiri dari lempengan capasitif yang disekat pada kerapatan beberapa micron.

BAB II LANDASAN TEORI. condenser sendiri terdiri dari lempengan capasitif yang disekat pada kerapatan beberapa micron. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Condensor Mic Condensor mic merupkan komponen elektronik yang bersifat sebagai sensor suara, mic condenser sendiri terdiri dari lempengan capasitif yang disekat pada kerapatan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rudi Setiawan (2016) tentang alat Ultrasonic Cleaner, dapat dilihat bahwa adanya kekurangan didalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS Minggu ke 2 8 Maret 2013 Sistem Mikrokontroler FE UDINUS 2 Jenis jenis mikrokontroler Jenis-jenis Mikrokontroller Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Water Bath. Water Bath merupakan peralatan yang berisi air yang bisa

BAB II DASAR TEORI Water Bath. Water Bath merupakan peralatan yang berisi air yang bisa 5 BAB II DASAR TEORI 2.1. Water Bath Water Bath merupakan peralatan yang berisi air yang bisa mempertahankan suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan. Gambar 2.1 General Water

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mikrokontroler sering disebut sebagai mikrokomputer atau embedded system.

BAB II LANDASAN TEORI. Mikrokontroler sering disebut sebagai mikrokomputer atau embedded system. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroler Mikrokontroler sering disebut sebagai mikrokomputer atau embedded system. Mikrokontroler dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri atas input,program dan output.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2.1.1 Sensor Load Cell Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Ukuran ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

PERANCANGAN SERIAL TTL TO USB HID CONVERTER. Yudhi Gunardi 1,Aris Munandar 2

PERANCANGAN SERIAL TTL TO USB HID CONVERTER. Yudhi Gunardi 1,Aris Munandar 2 PERANCANGAN SERIAL TTL TO USB HID CONVERTER Yudhi Gunardi 1,Aris Munandar 2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat. Email: yudhi.gunardi@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor Perangkat terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak dimana koil datar. perangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. eksternal karena di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu

BAB II LANDASAN TEORI. eksternal karena di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler AVR Atmega8 AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN COOLBOX MINI BERBASIS MIKROKONTROLLER

TUGAS AKHIR PERANCANGAN COOLBOX MINI BERBASIS MIKROKONTROLLER TUGAS AKHIR PERANCANGAN COOLBOX MINI BERBASIS MIKROKONTROLLER Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Reza Firdaus NIM : 41410120043

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Detektor suhu mesin merupakan teknologi yang bekerja dengan cara membaca

TINJAUAN PUSTAKA. Detektor suhu mesin merupakan teknologi yang bekerja dengan cara membaca II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Detektor suhu mesin dan tegangan Detektor suhu mesin merupakan teknologi yang bekerja dengan cara membaca temperatur mesin kendaraan berdasarkan sensor suhu dan ditampilkan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MIKROKONTROLER Mikrokontroler yang digunakan dalam tugas akhir ini, merupakan produk ATMEL yaitu ATMega16, yang memiliki kapasitas flash memory sebesar 16 kbyte. Sehingga mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian kwh kwh Meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik. Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan magnet tersebut menggerakan piringan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator BAB II LANDASAN TEORI 2.1. MIKROKONTROLLER ATMEGA8 AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi.perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler AVR Atmega8 AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler.

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan membahas teori teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler. 2.1 Gerak Melingkar Beraturan

Lebih terperinci

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 JUNIMAR TIKA AFFITRI 5223050346 ANGGI NURSANTI 5223053214 Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan 63 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA 4.1 Tujuan Pengukuran yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mendapatkan data dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan agar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Light Emiting Dioda Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Sstruktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya pada semikonduktor,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Arduino Arduino adalah platform pembuatan prototype elektronik yang bersifat open-source hardware yang berdasarkan pada perangkat keras dan perangkat lunak yang fleksibel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM atau ROM) dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada

BAB II DASAR TEORI. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada 5 BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler ATMega 8535 Pada tugas akhir ini digunakan mikrokontroller ATmega8535. ATmega8535 merupakan IC CMOS 8-bit berdaya rendah yang berdasar pada AVR, yaitu arsitektur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1

DAFTAR ISI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN vii viii x xiv xv xviii xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Regulator LM2576 BAB II LANDASAN TEORI Regulator LM 2576 adalah regulator dengan kemampuan switching. Regulator ini biasanya digunakan untuk menghasilkan output yang akurat. LM2576 sendiri mampu bekerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor DC dan Motor Servo 2.1.1. Motor DC Motor DC berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (mekanik). Berdasarkan hukum Lorenz bahwa jika suatu kawat listrik diberi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikokontroler merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen didalamnya termasuk adalah pengambilan data dan membangun sistem kontrol temperatur.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Telah direalisasikan alat ukur massa jenis minyak kelapa sawit menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan tampilan ke komputer.

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC)

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) Dida Permadani Septiningrum,Samsul Hidayatdan Heriyanto Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Sensor gas yang digunakan untuk mendeteksi lpg, Iso-butane, Propane dengan

BAB II DASAR TEORI. Sensor gas yang digunakan untuk mendeteksi lpg, Iso-butane, Propane dengan BAB II DASAR TEORI 2.1 Sensor MQ-6 Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Atau

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi

BAB III LANDASAN TEORI. arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Microcontroller ATMega8 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Microcontroller AVR ATmega32 Microcontroller adalah sebuah alat pengendali (controller) berukuran mikro atau sangat kecil yang dikemas dalam bentuk chip 1. Microcontroller data

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Batterai Baterai sebagai sumber arus listrik searah (DC) dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu baterai elemen kering dan elemen basah. Baterai dapat disebut juga dengan

Lebih terperinci

MIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

MIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom MIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom SECTION 1. The Feature of AVR Prosesor Family On-chip and In System Programmable

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 8 NO. 1 Maret 2015

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 8 NO. 1 Maret 2015 SISTEM PENGONTROLAN SUHU RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER AT8535 Rifa Turaina 1 ABSTRACT The influence of sunlight in Indonesia is hot enough it can sometimes cause the air temperature in Indonesia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman DAFTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller ATMEGA 8535 Mikrokontroller merupakan sebuah single chip yang didalamnya telah dilengkapi dengan CPU (Central Processing Unit), RAM (Random Acces Memory), ROM

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi

BAB III LANDASAN TEORI. arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Microcontroller ATMega8 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi

Lebih terperinci