OSMOLALITAS PLASMA SEBAGAI ALTERNATIF APACHE II UNTUK PREDIKTOR MORTALITAS PADA PASIEN KRITIS YANG DIRAWAT DI ICU RSUP SANGLAH
|
|
- Fanny Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 OSMOLALITAS PLASMA SEBAGAI ALTERNATIF APACHE II UNTUK PREDIKTOR MORTALITAS PADA PASIEN KRITIS YANG DIRAWAT DI ICU RSUP SANGLAH NI PUTU WARDANI MADE WIRYANA PUTU PRAMANA SUARJAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 DAFTAR ISI
2 Halaman SAMPUL DALAM.. LEMBAR PENGESAHAN..... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT. UCAPAN TERIMAKASIH. ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN. DAFTAR LAMPIRAN i ii iv vi xi xiii xv xix xx xxi xxiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Manfaat Akademis Manfaat Praktis... 5
3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Scoring System Sejarah dan Desain Scoring System Klasifikasi Scoring System Karakteristik Scoring System Tipe Scoring System Validasi dan Penilaian Scoring System Model Kalibrasi Model Diskriminasi Penggunaan dan Penyalahgunaan Scoring System Osmolalitas Plasma Definisi Osmolalitas Plasma Fisiologi Osmolalitas Plasma Pengukuran Osmolalitas Plasma Hubungan Osmolalitas Plasma dan Mortalitas Acute Physiology and Chronic Health Evaluation BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Hipotesis Penelitian.. 43 BAB IV METODE PENELITIAN.. 44
4 4.1 Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Variabilitas Populasi Sampel Penelitian Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi Besar Sampel Teknik Pengambilan Sampel Variabel Penelitian Klasifikasi Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel Prosedur Penelitian Pendataan Pra Studi Bagan Prosedur Alur Penelitian Instrumen Penelitian Analisis Data BAB V HASIL PENELITIAN Data Karakteristik Pasien Uji Diagnostik Osmolalitas Plasma Analisis Kurva ROC Osmolalitas Plasma Analisis Tabel 2x2 Osmolalitas Plasma Uji Diagnostik APACHE II.. 56
5 5.3.1 Analisis Kurva ROC APACHE II Analisis Tabel 2x2 APACHE II Uji Analisis ROC.. 58 BAB VI PEMBAHASAN 60 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran.. 67 DAFTAR PUSTAKA.. 68 LAMPIRAN. 71 OSMOLALITAS PLASMA SEBAGAI ALTERNATIF APACHE II UNTUK PREDIKTOR MORTALITAS PADA PASIEN KRITIS YANG DIRAWAT DI ICU RSUP SANGLAH Ni Putu Wardani*, Made Wiryana**, Putu Pramana Suarjaya** * Staf Bagian Departement of Medical Education Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ** Staf Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah
6 Abstrak Prediksi mortalitas bersifat esensial pada manajemen perawatan intensif. APACHE II merupakan scoring system kompleks yang umum digunakan di ICU, namun aplikasinya minimal dikarenakan beberapa kekurangannya. Osmolalitas plasma merupakan scoring system parameter tunggal dengan beberapa kelebihan dibandingkan APACHE II, sehingga dapat menjadi alternatif prediktor mortalitas di ICU. Tujuan penelitian untuk mengetahui besar nilai AUC, sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif dari kedua prediktor dan mengetahui adanya perbedaan bermakna dari nilai AUC kedua prediktor tersebut. Penelitian merupakan uji diagnostik metode cross sectional. Data retrospektif diambil dari Januari hingga Desember 2013 dengan teknik random probability sampling. Penelitian melibatkan 134 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian dilakukan pengukuran kedua prediktor. Uji diagnostik menggunakan kurva ROC dan tabel 2x2. Analisis ROC untuk mengetahui adanya perbedaan bermakna antara kurva ROC kedua prediktor. Perhitungan data didapatkan nilai AUC osmolalitas plasma 75,9% (95%CI=67,7-84,3%). Cut off point 297 mosm/kg, sensitifitas 70%, spesifisitas 79,7%. Tabel 2x2 menghasilkan NDP 79% (95%CI=66,8-88,3%), NDN 70,8% (95%CI=58,9-81%). Nilai AUC APACHE II 83,4% (95%CI=76,5-90,3%). Cut off point 24, sensitifitas 72,9%, spesifisitas 81,3%. Tabel 2x2 menghasilkan NDP 81% (95%CI=69,1-89,8%), NDN 73,2% (95%CI=61,4-83,1%). Analisis ROC didapatkan nilai p=0,19. Nilai AUC osmolalitas plasma tergolong level sedang (>70-80%), APACHE II tergolong level baik
7 (>80-90%). Analisis ROC dengan p>0,05 menyatakan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kurva ROC kedua prediktor. Sekalipun osmolalitas plasma memiliki nilai diagnostik sedang, dibandingkan APACHE II dengan nilai diagnostik baik tetapi perbedaan nilai tersebut tidak bermakna sehingga osmolalitas plasma dapat digunakan sebagai alternatif APACHE II untuk prediktor mortalitas di ICU. ABSTRACT Prediction of in-hospital mortality is essential for management of intensive care. Complex scoring system commonly used is APACHE II, but several drawbacks make it rarely used. Plasma osmolality is a single parameter scoring system that has several advantages compared with APACHE II, thus it may be an alternative for mortality predictors in the ICU. The objective of this study was to determine the AUC value, sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value for both predictors and to determine significant differences in AUC values in both scoring system. This was a diagnostic test with cross-sectional method. Retrospective data taken from January to December 2013 with random probability sampling technique. The study included 134 patients who met the inclusion criteria, then both predictor were measured. Diagnostic test using ROC curves and 2x2 tables. ROC analysis was used to determine the significant differences between both predictors. Data result plasma osmolality AUC 75.9% (95%CI= %). Cut off point 297 mosm/kg, sensitivity 70%, specificity 79.7%. Two point two table result PPV 79% (95%CI= %), NPV 70.8% (95%CI= %). The AUC for APACHE II
8 83.4% (95%CI= %). Cut off point 24, sensitivity 72.9%, specificity 81.3%. Two point two table result PPV 81% (95%CI= %), NPV 73.2% (95%CI= %). ROC analysis result p value=0.19. AUC values of plasma osmolality were at moderate level (>70-80%), APACHE II at good level (>80-90%). ROC analysis with p>0.05 states there was no significant difference between the ROC curves in both predictors. Although plasma osmolality has moderate diagnostic value, compared with APACHE II, with a good diagnostic value but the value differences was unsignificant thus plasma osmolality can be used as an alternative of APACHE II for mortality predictors in critically ill patients in the ICU. Keywords : plasma osmolality, APACHE II, predictors of mortality, diagnostic test, ICU Pendahuluan Prediksi mortalitas in-hospital dan derajat keparahan merupakan komponen esensial pada manajemen perawatan intensif (Palazzo, 2009; Vincent dan Moreno, 2010). Scoring system of Acute Physiologic and Chronic Health Evaluation (APACHE) II merupakan prediktor yang umum dipakai di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah untuk memprediksi mortalitas pasien ICU (Holtfreter dkk., 2006; Vincent dan Moreno, 2010). Scoring system ini menggunakan banyak parameter pa parameter yang bersifat subjektif selain menggunakan banyak parameter (Holtfreter dkk., 2006) yang berdampak pada peningkatan biaya perawatan dan waktu penilaian. Alternatif lain adalah scoring system parameter tunggal. Penelitian yang dilakukan oleh Holtfreter dkk. (2006) menemukan bahwa parameter tunggal memiliki nilai prediktor yang tinggi, sensitivitas dan spesifisitas
9 yang cukup baik untuk memprediksi mortalitas dengan nilai yang tidak jauh berbeda dengan parameter kompleks (Holtfreter dkk., 2006). Osmolalitas plasma merupakan salah satu parameter tunggal yang diketahui memiliki nilai prediktor yang kuat. Kelebihan penggunaan parameter tunggal adalah mudah dilakukan, biaya lebih murah, dan lebih bersifat objektif. Walaupun parameter tunggal cenderung untuk memberikan informasi yang lebih sedikit, tetapi kelebihannya dapat menjadikan penilaian ini menjadi salah satu alternatif prediktor mortalitas di ICU (Holtfreter dkk., 2006). Untuk mengetahui peranan osmolalitas plasma sebagai prediktor mortalitas pasien kritis di ICU. Mengetahui nilai AUC, sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif dari osmolalitas plasma lebih dari 75% sebagai prediktor mortalitas pada pasien ICU. Mengetahui nilai AUC, sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif dari APACHE II lebih dari 75% sebagai prediktor mortalitas pada pasien ICU. Mengetahui adanya perbedaan bermakna antara nilai AUC osmolalitas plasma dan APACHE II. Bahan dan Metode Desain Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis uji diagnostik dengan desain cross sectional. APACHE II ditetapkan sebagai reference standard pada penelitian ini. Tempat dan waktu penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui data sekunder di Ruang Rekam Medis pada bulan Maret-April Data penelitian merupakan data retrospektif yang
10 diambil dari data pasien yang dirawat di Ruang Terapi Intensif RSUP Sanglah, Kotamadya Denpasar, pada bulan Januari sampai dengan Desember Populasi dan Sampel Populasi target adalah pasien yang dirawat di ruang terapi intensif. Populasi terjangkau adalah pasien dewasa yang dirawat di ruang terapi intensif RSUP Sanglah Denpasar pada tahun Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yang diambil secara konsekutif dari bulan Januari sampai dengan Desember Kriteria Pemilihan (inklusi dan eksklusi) Inklusi : Pasien dewasa usia 18 tahun keatas, Pasien yang dirawat di ICU lebih dari 24 jam Eksklusi : Pasien yang tidak memiliki catatan rekam medis yang lengkap, Pasien yang masuk ke ICU untuk kedua kalinya pada waktu rawat yang sama, Pasien dengan diagnosis luka bakar, Pasien dengan diagnosis mati batang otak, Pasien pasca bedah jantung Cara pemilihan sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random probability sampling. Perkiraan besar sampel Penelitian ini menggunakan rumus besar sampel untuk uji diagnostik dalam satu populasi (Pusponegoro dkk., 2012). Dimana p yang merupakan prevalensi diganti menjadi sensitivitas (sen) dan spesifisitas (spe). Sensitivitas yang diharapkan sebesar 80 % dan
11 spesifisitas sebesar 75% pada osmolalitas plasma. Sedangkan presisi penelitian ditentukan sebesar 0,1 yang diterima peneliti sebagai penyimpangan dari populasi. Dari hasil perhitungan didapatkan sampel n1 sebesar 62 pasien dan n2 sebesar 72 pasien, sehingga total jumlah sampel penelitian adalah 134 pasien. Definisi Variabel APACHE II : Acute Physiologic and Chronic Health Evaluation II. Scoring system ini terdiri atas tiga bagian yaitu Acute Physiology Score (APS), skor untuk penyakit kronis sesuai dengan penyakit komorbid pasien dan skor usia. Skor APS dinilai melalui 12 variabel yang terdiri dari temperature, TAR, frekuensi jantung, frekuensi nafas, oksigenasi, ph arteri, natrium plasma, kalium plasma, kreatinin plasma, hematokrit, jumlah leukosit dan GCS. Keduabelas variabel (kecuali GCS) bernilai -4 sampai dengan +4. Sedangkan nilai GCS adalah 15 dikurangi GCS saat penilaian. Skor penyakit kronis memiliki poin 0, 2 dan 5. Sedangkan usia memiliki poin 0 sampai 6. APACHE II diukur selama 24 jam pertama perawatan di ICU; skor maksimal adalah 71 / Osmolalitas plasma : konsentrasi osmolalitas pada plasma yang diukur menggunakan rumus yang melibatkan kadar natrium, urea dan glukosa yang diukur pada satu waktu yang sama. Nilai normal mosm/kg / Mortalitas : kualitas atau kondisi yang berhubungan dengan kematian yang terjadi pada saat pasien dirawat di rumah sakit yang ditandai dengan hilangnya semua tanda hidup berupa fungsi jantung dan nafas. Pendataan Pra Studi dan Prosedur Penelitian
12 Dilakukan pemilihan pasien berdasarkan kriteria penerimaan dan penolakan. Rekam medis dinilai kelengkapannya berdasarkan daftar kelengkapan rekam medis yang telah dibuat. Pasien yang dirawat di ICU yang memenuhi kriteria eligible subject dilakukan pencatatan identitas, diagnosis, hasil laboratorium terburuk dalam 24 jam pertama saat perawatan di ICU, serta mortalitasnya. Setelah data didapatkan, maka dilakukan perhitungan skor APACHE II dan osmolalitas plasma untuk kemudia dilakukan analisis data. Instrumen Penelitian Rekam medis pasien, Tabel Skor APACHE II, Program pengukuran osmolalitas plasma, Alat tulis Analisis Data Deskripsi karakteristik data berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif disajikan sebagai rerata ± standar deviasi dan data kualitatif sebagai frekuensi (persentase). Data osmolalitas plasma dan APACHE II diinterpretasikan dalam uji diagnostik. Kurva ROC diolah untuk mendapatkan cut off point terbaik melalui nilai correctly classified yang tertinggi (akurasi terbaik). Melalui kurva ROC didapatkan sensitivitas dan spesifisitas pada cut off point terbaik. Tabel 2x2 diolah untuk mendapatkan nilai duga positif dan nilai duga negatif. Untuk mengetahui perbedaan kurva ROC osmolalitas plasma dan APACHE II, dilakukan analisis ROC dimana hasil nilai p<0.05 pada analisis tersebut berarti terdapat perbedaan bermakna antara kurva ROC pada osmolalitas plasma dan APACHE II.
13 Program computer? Hasil Penelitian ini melibatkan 134 pasien yang diikutsertakan dalam analisis data. Sebanyak 1310 pasien yang dirawat di Ruang ICU RSUP Sanglah pada periode Januari dan Desember 2013 diseleksi menggunakan randomized probability sampling sehingga didapatkan 134 data pasien yang merupakan eligible subject. Tabel Karakteristik Data Pasien Karakteristik Pasien Jumlah Pasien Nilai 134 pasien Jenis Kelamin Laki-laki [n(%)] Perempuan [n(%)] Usia (Mean ± SD) 82 (61,2%) pasien 52 (38,8%) pasien 54,2±15,7 tahun Diagnosis Medikal [n(%)] Trauma [n(%)] Bedah Elektif [n(%)] Bedah Emergensi [n(%)] 66 (49,3%) pasien 4 (3%) pasien 14 (10,4%) pasien 50 (37,3%) pasien
14 Divisi Interna [n(%)] Kardiologi [n(%)] Neurologi [n(%)] Obgin [n(%)] Bedah Saraf [n(%)] Bedah Trauma [n(%)] Bedah Plastik [n(%)] BTKV [n(%)] Orthopedi [n(%)] Onkologi [n(%)] Digestif [n(%)] Urologi [n(%)] 38 (28,4%) pasien 17 (12,7%) pasien 12 (9%) pasien 8 (6%) pasien 35 (26,1%) pasien 12 (9%) pasien 1 (0,7%) pasien 3 (2,2%) pasien 2 (1,5%) pasien 2 (1,5%) pasien 3 (2,2%) pasien 1 (0,7%) pasien Keluaran Rumah Sakit Hidup [n(%)] Meninggal [n(%)] 64 (47,8%) pasien 70 (52,2%) pasien Penggunaan ventilator Dengan ventilator [n(%)] Nafas Spontan [n(%)] Lama rawat di ICU (Mean ± SD) Osmolalitas plasma (Mean ± SD) 84 (63%) pasien 50 (37%) pasien 8,7 ± 11,8 hari 297,8±19,3 mosm/kg APACHE II (Mean ± SD) 22,3±8,3 Tabel Karakteristik Mortalitas Pasien
15 Karakteristik Pasien Nilai Jenis Kelamin Laki-laki [n(%)] Perempuan [n(%)] Usia (Mean ± SD) 45 (64,3%) pasien 25 (35,7%) pasien 58,9±14,9 tahun Diagnosis Medikal [n(%)] Trauma [n(%)] Bedah Elektif [n(%)] Bedah Emergensi [n(%)] 40 (57,1%) pasien 3 (4,3%) pasien 4 (5,7%) pasien 23 (32,9%) pasien Divisi Interna [n(%)] Kardiologi [n(%)] Neurologi [n(%)] Obgin [n(%)] Bedah Saraf [n(%)] Bedah Trauma [n(%)] BTKV [n(%)] Onkologi [n(%)] Digestif [n(%)] 22 (31,4%) pasien 8 (11,4%) pasien 9 (12,9%) pasien 2 (2,9%) pasien 22 (31,4%) pasien 4 (5,7%) pasien 1 (1,4%) pasien 1 (1,4%) pasien 1 (1,4%) pasien Penggunaan ventilator Dengan ventilator [n(%)] Nafas Spontan [n(%)] Osmolalitas plasma (Mean ± SD) 60 (85,7%) pasien 10 (14,3%) pasien 300,4± 20,9 mosm/kg
16 APACHE II (Mean ± SD) 26,8± 6,2 Uji Diagnostik Osmolalitas Plasma Analisis Kurva ROC Osmolalitas Plasma Melalui analisis uji diagnostik, didapatkan output berupa kurva ROC yang digambarkan pada gambar 5.1. Melalui tabel 5.3 disajikan hasil AUROC dengan AUC sebesar 75,9% (95%CI: 67,7%-84,3%). Melalui kurva ROC ini ditetapkan cut off point sebesar 297 mosm/kg dengan sensitifitas 70% dan spesifisitas 79,7%. Cut off point diambil berdasarkan nilai correctly classified tertinggi yang didapat dari uji statistik yaitu sebesar 74,63% yang mencerminkan akurasi tertinggi pada kurva ROC tersebut. Gambar Kurva ROC Osmolalitas Plasma Tabel AUC Osmolalitas Plasma
17 Asymptotic Asymptotic 95% Confidence Interval Area Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound Analisis Tabel 2 x 2 Osmolalitas Plasma Melalui cut off point yang telah didapatkan sebelumnya, dilakukan analisis data menggunakan tabel 2x2. Melalui analisis menggunakan tabel 2 x 2 didapatkan hasil sensitivitas sebesar 70% (95%CI: 57,9-80,4%), spesifisitas 79,7% (95%CI: 67,8-88,7%), nilai duga positif (NDP) 79% (95%CI: 66,8-88,3%), nilai duga negatif (NDN) 70,8% (95%CI: 58,9-81%). Tabel 2 x 2 dari osmolalitas plasma digambarkan pada tabel 5.4. Tabel 2x2 Osmolalitas Plasma Aktual Mortalitas Meninggal Hidup Total Osmolalitas Plasma Meninggal Hidup Total
18 Uji Diagnostik APACHE II Analisis Kurva ROC APACHE II Melalui analisis uji diagnostik, didapatkan output berupa kurva ROC yang digambarkan pada gambar 5.2. Melalui tabel 5.4 disajikan hasil AUROC dengan AUC sebesar 83,4% (95%CI: 76,5%-90,3%). Melalui kurva ROC ini ditetapkan cut off point sebesar 24 mosm/kg dengan sensitifitas 72,9% dan spesifisitas 81,3%. Cut off point diambil berdasarkan nilai correctly classified tertinggi yang didapat dari uji statistik yaitu sebesar 76,87% yang mencerminkan akurasi tertinggi pada kurva ROC tersebut. Gambar Kurva ROC APACHE II Tabel AUC APACHE II
19 Asymptotic Asymptotic 95% Confidence Interval Area Std. Error a Sig. b Lower Bound Upper Bound Analisis Tabel 2 x 2 APACHE II Melalui cut off point yang telah didapatkan sebelumnya, dilakukan analisis data menggunakan tabel 2x2. Melalui analisis menggunakan tabel 2 x 2 didapatkan hasil sensitivitas sebesar 72,9% (95%CI: 60,9-82,8%), spesifisitas 81,3% (95%CI: 69,5-89,9%), nilai duga positif (NDP) 81% (95%CI: 69,1-89,8%), nilai duga negatif (NDN) 73,2% (95%CI: 61,4-83,1%). Tabel 2 x 2 dari osmolalitas plasma digambarkan pada tabel 5.6 Tabel 2x2 dari APACHE II Aktual Mortalitas Meninggal Hidup Total APACHE II Meninggal Hidup Total Uji Analisis ROC
20 Hasil analisis ROC pada osmolalitas plasma dan APACHE II disajikan pada tabel 5.7. Melalui uji analisis ROC didapatkan nilai p sebesar 0,19 (p<0,05=terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok). Perbandingan antara ROC osmolalitas plasma dan APACHE II disajikan dalam gambar 5.3. Tabel Analisis ROC Obs ROC Area Std. Err. -Asymptotic Normal-- [95% Conf. Interval] Osmolalitas Plasma APACHE II Ho: area(osmplasma) = area(apacheii) chi2(1) = 1.64 Prob>chi2 =
21 Gambar Kurva ROC Osmolalitas Plasma-APACHE II Diskusi Prediksi mortalitas in-hospital dan derajat keparahan merupakan komponen yang esensial pada manajemen perawatan intensif. Keluaran pasien ICU baik berupa mortalitas maupun derajat keparahan penyakit dapat diprediksi berdasarkan beberapa parameter klinis maupun laboratoris spesifik yang didapatkan pada saat pertama kali pasien masuk ICU (Palazzo, 2009; Vincent dan Moreno, 2010). Sebagian besar ICU diketahui tidak menggunakan scoring system pada kesehariannya karena kurangnya waktu. Schonhofer dkk. (2002) melaporkan bahwa hampir 80% intensivis jarang melakukan pengukuran menggunakan scoring system walaupun mereka mengetahui pentingnya scoring system tersebut dalam pelayanan kesehatan. Osmolalitas plasma adalah salah satu parameter tunggal yang dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas pasien kritis di ICU. Pada beberapa penelitian dikatakan osmolalitas plasma merupakan skor yang sangat mudah untuk diukur dan menggunakan
22 data yang telah tersedia secara luas pada saat pasien masuk rumah sakit (Holtfreter dkk., 2006). Hubungan osmolalitas plasma dengan morbiditas dan mortalitas dikaitkan dengan adanya dehidrasi sel yang diakibatkan kondisi hiperosmolar yang merupakan penyebab terbesar kerusakan sel terutama pada pasien sakit kritis O Donoghue dkk., 2009). Hal ini banyak terjadi pada pasien-pasien yang tidak mendapatkan terapi cairan yang cukup pada saat di ruangan (sebelum masuk ICU) maupun diakibatkan oleh penyakit dasarnya yang mempengaruhi kestabilan zat-zat terlarut baik permeabel maupun impermeable pada cairan plasma tubuh (Bhalla, 2000). Selain itu, peningkatan mediator pro-inflamasi seperti netrofil, eosinofil dan sitokin inflamasi (interleukin-1ß) pada kondisi hiperosmolaritas dikatakan memperburuk kondisi dan memperburuk homeostasis (Pogson dkk., 2008). Pasien di ICU merupakan pasien-pasien dengan permasalahan yang kompleks yang mana telah terjadi peningkatan mediator inflamasi baik karena penyakit dasarnya maupun efek dari pasca pembedahan dan trauma. Sehingga kondisi hiperosmolalitas akan semakin memperburuk tidak hanya makrosirkulasi dalam tubuh pasien tetapi juga mikrosirkulasinya. Stress hiperosmolar berhubungan dengan banyak kerusakan, baik akut maupun kronis, baik bersifat lokal maupun sistemik, dan juga gangguan inflamasi. Hiperosmolar mengakibatkan terjadinya penyusutan sel, stress oksidatif, karbonilasi protein, pembentukan ulang sitoskeleton, depolarisasi mitokondria, kerusakan DNA dan penghentian siklus sel, yang menyebabkan sel rentan terhadap apoptosis (Brocker dkk., 2012). Pada penelitian yang dilakukan pada pasien stroke didapatkan bahwa peningkatan osmolalitas plasma (cut off point 296 mosm/kg) berhubungan dengan mortalitas pasien
23 secara independen. Sehingga mungkin terdapat hubungan langsung antara peningkatan osmolalitas plasma dan mortalitas (Bhalla, 2000). Penelitian lain yang dilakukan oleh Nag dkk. (2012) ditemukan nilai plasma omolalitas yang cukup tinggi (>312 mosm/kg) pada pasien perdarahan intrakranial yang berhubungan dengan mortalitas pada 7 hari pertama perawatan di ICU. Nilai osmolalitas plasma dengan kisaran mosm/kg memiliki survival yang lebih baik. Pada pasien stroke akut, umumnya terjadi dehidrasi, yang akan meningkatkan viskositas darah akibat pengaruhnya pada osmolalitas plasma, yang kemudian mempengaruhi hemodinamik serebral dan merubah aliran darah serebral. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa osmolalitas plasma dapat menjadi prediktor yang baik terhadap outcome stroke (Nag dkk., 2012). Holtfreter dkk. (2006) juga melakukan penelitian untuk melihat keterkaitan osmolalitas plasma dengan mortalitas. Hubungan antara osmolalitas plasma dan mortalitas tidak dijelaskan secara langsung. Holtfreter dkk. (2006) mendapatkan nilai AUC sebesar 73% dengan cut off point sebesar 298 mosm/kg berhubungan dengan mortalitas pada pasien kritis yang dirawat di ICU, baik pasien medis, pasca pembedahan maupun trauma. Pada cut off point tersebut didapatkan bahwa osmolalitas plasma memiliki spesifisitas sebesar 61,3% dan sensitivitas sebesar 76,4%. Pada penelitian retrospektif ini didapatkan nilai AUC sebesar 75,9 % yang tergolong pada level sedang (>70-80%) dengan sensitivitas yang dihasilkan lebih kecil daripada penelitian-penelitian sebelumnya yaitu sebesar 70% dan spesifisitas sebesar 79,7% dengan cut off point 297 mosm/kg. Sedangkan melalui analisis data menggunakan tabel 2x2, didapatkan nilai duga positif sebesar 79% dan nilai duga negatif sebesar 70,8%. Nilai
24 duga positif sebesar 79% dapat diartikan bahwa dari keseluruhan data, terdapat 79% nilai true positive dan 21% false positive. Hal ini menandakan bahwa osmolalitas plasma dapat dipercaya sebagai alternatif prediktor mortalitas dimana nilai true positivenya lebih tinggi daripada false positivenya. Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah nilai AUC, sensitivitas, spesifisitas, NDP dan NDN lebih dari 75%, tetapi pada perhitungan statistik terdapat beberapa variabel yang berada dibawah nilai yang diharapkan. Data hasil analisa statistik menunjukkan tidak adanya cut off point yang memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas diatas 75%, oleh karena itu dipilih nilai cut off point yang berada pada poin correctly classified yang tertinggi. Pemilihan cut off point terbaik berpengaruh pada nilai NDP dan NDN yang dihasilkan. Osmolalitas plasma sebagai prediktor mortalitas dengan parameter tunggal memiliki beberapa keuntungan yaitu waktu pengukuran yang lebih singkat dan biaya yang lebih murah karena parameter yang digunakan lebih sedikit serta menggunakan parameter objektif sehingga dapat dilakukan oleh semua tenaga kesehatan tanpa menimbulkan bias yang besar (Holtfreter dkk., 2006). Tetapi osmolalitas plasma juga mempunyai kerugian yaitu memiliki limitasi yang besar sehingga sehingga bila dikombinasi dengan hasil laboratorium lain dapat menjadi sangat bermanfaat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nicholson dkk. (2011) didapatkan peningkatan nilai sensitivitas dari osmolalitas plasma jika digabungkan dengan parameter laboratorium lain seperti CKMB. Reference standard yang umum digunakan untuk mengukur mortalitas pada pasien ICU adalah APACHE II. Banyak studi telah dilakukan sehubungan dengan prediksi mortalitas oleh APACHE II. Pada penelitian yang melibatkan pasien ICU didapatkan nilai AUC sebesar 84% pada APACHE II (Vincent dan Moreno, 2010). Pada penelitian yang dilakukan oleh Bouch dan Thompson (2008) menemukan bahwa
25 APACHE II yang bernilai 25 menyatakan prediksi mortalitas sebesar 55% dan skor lebih dari 35 menyatakan prediksi mortalitas sebesar 80%. Pada studi ini, AUC pada APACHE II didapatkan sebesar 83,4% yang mana lebih kecil dibandingkan dengan studi-studi yang dilakukan di tempat lain. Nilai AUC ini dapat diinterpretasikan bernilai baik (>80-90%). Melalui kurva ROC juga didapatkan cut off point 24 dengan sensitivitas sebesar 72,9% dan spesifisitas 81,3%. Melalui tabel 2 x 2 didapatkan nilai duga positif sebesar 81% dan nilai duga negatif sebesar 73,2%. Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah nilai AUC, sensitivitas, spesifisitas, NDP dan NDN lebih dari 75%, tetapi pada perhitungan statistik terdapat beberapa variabel yang berada dibawah nilai yang diharapkan. Hal ini juga terjadi pada osmolalitas plasma dimana cut off point terbaik dipilih berdasarkan poin correctly classified tertinggi, dan hal ini mempengaruhi hasil nilai NDP dan NDN. APACHE II merupakan salah satu scoring system internasional yang telah tervalidasi dengan baik, dan memiliki sensitivitas lebih dari scoring system kompleks lainnya (Bouch dan Thompson, 2008; Palazzo, 2009). Akan tetapi, APACHE II memiliki beberapa keterbatasan antara lain menggunakan banyak parameter sehingga membutuhkan biaya yang lebih besar dan waktu pengukuran yang lebih lama serta penggunaan skor yang bersifat subjektif sehingga dapat menimbulkan bias. Oleh karena itu banyak penelitian dilakukan untuk menilai dan mencari parameter tunggal yang dapat memberikan nilai prediktor mortalitas pada pasien kritis di ICU yang tidak berbeda bermakna dengan parameter atau scoring system kompleks. Melalui analisis ROC, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara AUC pada osmolalitas plasma dan APACHE II (p=0,19). Sehingga dapat disimpulkan
26 bahwa osmolalitas plasma dapat digunakan sebagai alternatif dalam prediksi mortalitas dengan nilai prediktor yang relevan yang mana dapat digunakan dengan cepat, mudah dan murah. Akan tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah AUC dari APACHE II lebih besar dibandingkan osmolalitas plasma sehingga dapat dikatakan APACHE II memiliki validitas yang lebih baik daripada osmolalitas plasma. Hal ini dapat dijelaskan sehubungan dengan penggunaan parameter pada APACHE II yang lebih banyak sehingga akan menjadi lebih sensitif dan spesifik dibandingkan osmolalitas plasma yang melibatkan tiga nilai laboratoris saja. Pada kondisi dimana pelayanan kesehatan tidak menyediakan pemeriksaan kompleks yang diperlukan oleh APACHE II, maka osmolalitas plasma dapat dijadikan alternatif dalam prediktor mortalitas. Selain itu osmolalitas plasma dapat digunakan sebagai pengukuran awal dari prediktor mortalitas sebelum dilakukan pengukuran APACHE II. Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak menentukan nilai osmolalitas plasma dibawah normal yang berhubungan dengan mortalitas. Seperti pada penelitian oleh Nicholson dkk. (2011) yang menyatakan bahwa prediksi kematian ada pada osmolalitas plasma dibawah 280 mosm/kg dan lebih dari 298 mosm/kg. Oleh karena itu diperlukan prediksi mortalitas yang dibagi menjadi beberapa quartile seperti pada penelitian tersebut di atas untuk mengetahui angka kematian pada masing-masing nilai osmolalitas plasma. Simpulan dan Saran Osmolalitas plasma memiliki nilai diagnosis sedang (AUC 75,9%), sedangkan APACHE II memiliki nilai diagnosis yang baik (AUC 83,4%). Perbedaan pada kedua alat diagnostik tersebut tidak bermakna (p>0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa osmolalitas plasma dapat digunakan sebagai alternatif dari APACHE II untuk prediktor mortalitas pada
27 pasien kritis di ICU terutama pada rumah sakit yang tidak menyediakan pemeriksaan kompleks yang diperlukan untuk mengukur skor APACHE II. Saran Pada rumah sakit yang tidak menyediakan pemeriksaan penunjang kompleks maka osmolalitas plasma dapat dipilih menjadi alat prediktor mortalitas pasien kritis yang dirawat di ICU.
Osmolalitas plasma sebagai alternatif acute physiologic and chronic health evaluation II untuk memprediksi mortalitas pada pasien kritis yang dirawat di Intensive Care Unit RSUP Sanglah Ni Putu Wardani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini dapat bertahan hidup dengan perawatan intensif di Ruang Terapi Intensif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik kedokteran saat ini berkembang dengan sangat pesat, sehingga banyak pasien dengan penyakit kritis yang dahulunya tidak dapat terselamatkan saat ini dapat bertahan
Lebih terperinciDIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6
TESIS VALIDITAS DIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6 JIMMY NIM 0914028203 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar 3 71 % pasien critically ill mengalami hiperglikemia (Capes dkk., 2000). Hiperglikemia sendiri merupakan bentuk respon tubuh terhadap stres (perubahan fisiologis)
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sepsis merupakan suatu sindrom kompleks dan multifaktorial, yang insidensi, morbiditas, dan mortalitasnya sedang meningkat di seluruh belahan dunia. 1 Sindrom klinik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan ancaman terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011). Stroke merupakan penyebab
Lebih terperinciHUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 Kedokteran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di
Lebih terperinciPERBEDAAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DARAH PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DENGAN APENDISITIS PERFORASI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG
PERBEDAAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DARAH PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DENGAN APENDISITIS PERFORASI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis yang merupakan suatu respon tubuh dengan adanya invasi mikroorganisme, bakteremia atau pelepasan sitokin akibat pelepasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. permeabilitas mikrovaskular yang terjadi pada jaringan yang jauh dari sumber infeksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Sepsis merupakan suatu sindrom klinis infeksi yang berat dan ditandai dengan tanda kardinal inflamasi seperti vasodilatasi, akumulasi leukosit, dan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat inflamasi pada ruang subarachnoid yang dibuktikan dengan pleositosis cairan serebrospinalis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu kegawatdaruratan paling umum di bidang bedah. Di Indonesia, penyakit. kesembilan pada tahun 2009 (Marisa, dkk., 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanda dan gejala klasik apendisitis akut pertama kali dilaporkan oleh Fitz pada tahun 1886 (Williams, 1983). Sejak saat itu apendisitis akut merupakan salah satu kegawatdaruratan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Albumin adalah protein serum yang disintesa di hepar dengan waktu paruh kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan 75% tekanan onkotik
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN. Andrias, Achsanuddin Hanafie, Dadik Wahyu Wijaya
Jurnal Anestesi Perioperatif [JAP. 2017;5(1): 17 23] Perbandingan Validitas Sistem Penilaian APACHE II, SOFA, dan CSOFA Sebagai Prediktor Mortalitas Pasien yang Dirawat di Instalasi Rawat Intensif Rumah
Lebih terperinciBAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007
50 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di Bangsal Rawat Inap UPF Penyakit
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Bagian Penyakit Saraf RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan prevalensi penyakit kronik degeneratif yang. berhubungan dengan usia merupakan outcome utama akibat
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Peningkatan prevalensi penyakit kronik degeneratif yang berhubungan dengan usia merupakan outcome utama akibat pertambahan usia yang progresif pada populasi penduduk
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur
56 BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini dijumpai 52 penderita cedera kepala tertutup derajat sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur penderita adalah 31,1 (SD 12,76)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan tindakan pembedahan. Keterlambatan dalam penanganan kasus apendisitis akut sering
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes
iv ABSTRAK UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI IgM ANTI SALMONELLA METODE IMBI DAN RAPID TEST TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID Gabby Ardani L, 2010.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu
Lebih terperinciKEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA
PERBANDINGAN KADAR SOLUBLE fms-like TYROSINE KINASE 1 (sflt1) SERUM KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA Amillia Siddiq, Johanes C.Mose,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Anestesi dan Ilmu Bedah Jantung.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Anestesi dan Ilmu Bedah Jantung. 4.2 Tempat & Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya tentang appendisitis. A.2. Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS
ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS Renaldi, 2013 Pembimbing I : dr. Fenny, Sp.PK., M.Kes Pembimbing II : dr. Indahwaty,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN Penelitian ini menggunakan desain cross sectional untuk menilai hubungan linear peningkatan MPV dengan skor APACHE II sebagai prediktor mortalitas pasien sepsis
Lebih terperinciCUT OFF POINT GAP SCORE
TESIS CUT OFF POINT GAP SCORE SEBAGAI PREDIKTOR KEJADIAN MULTIPLE ORGAN DYSFUNCTION SYNDROME BERDASARKAN KADAR SITOKIN INTERLEUKIN-6 PADA PASIEN CEDERA MUSKULOSKELETAL MAYOR DENGAN MULTIPLE TRAUMA NYOMAN
Lebih terperinciJUMLAH KEMATIAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - DESEMBER 2014
JUMLAH KEMATIAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - DESEMBER 2014 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin
Lebih terperinciPREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut pedoman penyelanggaran pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut pedoman penyelanggaran pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di rumah sakit yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor1778/MENKES/SK/XII/2010,
Lebih terperinciABSTRAK PASIEN USIA LANJUT DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 AGUSTUS JANUARI 2010
ABSTRAK PASIEN USIA LANJUT DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 AGUSTUS 2009-31 JANUARI 2010 Yuvens, 2010. Pembimbing I : Vera, dr.,sp.pd. Pembimbing II : dra. Endang Evacuasiany,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan dan kematian pada anak. 1,2 Watson dan kawan-kawan (dkk) (2003) di Amerika Serikat mendapatkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Intensive Cardiovascular Care Unit dan bangsal perawatan departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler RSUD Dr. Moewardi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain uji diagnostik untuk membandingkan sensitivitas dan spesifisitas antara serum NGAL dan serum cystatin C dalam mendiagnosa
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sepsis didefinisikan sebagai adanya mikroorganisme atau toksin /zat beracun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepsis didefinisikan sebagai adanya mikroorganisme atau toksin /zat beracun dari mikroorganisme di dalam darah dan munculnya manifestasi klinis yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling serius dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling sering dijumpai setelah penyakit
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah
Lebih terperinciJUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014
JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014 Vanesha Sefannya Gunawan 1, Johan Arifin 2, Akhmad Ismail 3 1 Mahasiswa
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.
Lebih terperinciABSTRAK. UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN TUBEX-TF DAN WIDAL TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID
ABSTRAK UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN TUBEX-TF DAN WIDAL TERHADAP BAKU EMAS KULTUR Salmonella typhi PADA PENDERITA TERSANGKA DEMAM TIFOID Melisa, 2010, Pembimbing I : Penny S.M., dr., Sp.PK., M.Kes Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada anak dan paling sering jadiindikasi bedah abdomen emergensi pada anak.insiden apendisitis secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam
BAB III METODE PENELITIAN III.1. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan dari tanggal 13 Februari 2015 sampai dengan 01 April 2016. III.2. SUBJEK
Lebih terperinciABSTRAK KORELASI ANTARA TEKANAN VENA SENTRAL
ABSTRAK KORELASI ANTARA TEKANAN VENA SENTRAL DENGAN COLLAPSIBILITY INDEX VENA KAVA INFERIOR PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG TERAPI INTENSIF RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR Latar belakang: Status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Apendisitis akut adalah peradangan/inflamasi dari apendiks vermiformis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendisitis akut adalah peradangan/inflamasi dari apendiks vermiformis (umbai cacing). 1,2 Penyakit ini diduga inflamasi dari caecum (usus buntu) sehingga disebut typhlitis
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di RSUP Dr.
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
1 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kesehatan Anak subbidang neurologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Efusi pleura merupakan suatu keadaan yang cukup sering dijumpai. Angka kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga terbanyak di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker, demikian juga diberbagai negara di dunia
Lebih terperinciTES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST)
TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST) Oleh: Risanto Siswosudarmo Departemen Obstetrika dan Ginekologi FK UGM Yogyakarta Pendahuluan. Test diagnostik adalah sebuah cara (alat) untuk menentukan apakah seseorang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup penelitian A.1. Tempat Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. A.2. Waktu Waktu pelaksanaan bulan September Oktober 2011. A.3. Disiplin Ilmu Disiplin ilmu
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medis RSUP Dr. Kariadi
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak khususnya pulmonologi anak. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di instalasi
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang.
25 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik,
Lebih terperinciANGKA KEMATIAN PASIEN PNEUMONIA DI ICU DAN. HCU RSUP dr. KARIADI
ANGKA KEMATIAN PASIEN PNEUMONIA DI ICU DAN HCU RSUP dr. KARIADI LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil penelitian Karya Tulis Ilmiah mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang Lingkup Keilmuan: Anastesiologi dan Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dimulai pada bulan juni 2013 sampai juli 2013.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Keilmuan: Anastesiologi dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1) Tempat penelitian: Ruang ICU (Intensive Care Unit)
Lebih terperinciEBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine
EBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine Prof. Bhisma Murti Department of Public Health, Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret Pretest Probability dan Pengambilan Keputusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran variable hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Anemia juga masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anemia merupakan masalah kesehatan global yang mempengaruhi derajat kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Anemia juga masih menjadi masalah
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal
66 BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal Radioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RS dr. Kariadi Semarang sejak bulan Juli
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 2011 2013 Kasus kusta di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan Negara lain. Angka kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diabetes melitus (DM) adalah masalah kesehatan utama di dunia yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya hormon insulin
Lebih terperinciABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010
ABSTRAK GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010 Ezra Endria Gunadi, 2011 Pembimbing I : Freddy Tumewu Andries, dr., MS Pembimbing
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Perbandingan Sensitivitas Spesifisitas Skor Koivuranta Dan Sinclair Sebagai
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Saya, Farida Sosiawati mahasiswa D4 Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta akan melakukan penelitian yang berjudul Perbandingan Sensitivitas Spesifisitas
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik. 4.2. Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciABSTRAK. UJI VALIDITAS INDEKS MENTZER SEBAGAI PREDIKTOR β-thalassemia MINOR DAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA POPULASI ANEMIA HIPOKROM MIKROSITER
ABSTRAK UJI VALIDITAS INDEKS MENTZER SEBAGAI PREDIKTOR β-thalassemia MINOR DAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA POPULASI ANEMIA HIPOKROM MIKROSITER Aisyah Mulqiah, 2016 Pembimbing I Pembimbing II : dr. Penny
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Teori Dispepsia Organik Dispesia Non Organik Dispesia Diagnosa Penunjang Pengobatan H. pylori Tes CLO Biopsi Triple therapy Infeksi
Lebih terperinci4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia
4. HASIL Sampel penelitian diambil dari data sekunder berdasarkan studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) pada bulan Desember 2005 Desember 2006. Jumlah rekam medis yang didapat adalah
Lebih terperinciANALISIS MANFAAT PEMBERIAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN DHF DI SMF PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI
//digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //d //d //d ANALISIS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.
35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif B. Tempat dan Waku Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat menjadi penyebab kematian peringkat ketiga dan penyebab utama kecacatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular serta SMF Rehabilitasi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/atau global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu penyebab paling umum pada kasus akut abdomen yang memerlukan tindakan pembedahan.
Lebih terperinciI KOMANG AGUS SETIAWAN
TESIS USIA LEBIH DARI 45 TAHUN, JUMLAH LEKOSIT, RIWAYAT KONSUMSI ALKOHOL DAN KONSUMSI OBAT NSAID SEBAGAI FAKTOR RISIKO PADA ULKUS PEPTIKUM PERFORASI DI BAGIAN BEDAH RSUP SANGLAH I KOMANG AGUS SETIAWAN
Lebih terperinciABSTRAK. Lidya K S Arung, 2015 Pembimbing Utama : Dani, dr., M.Kes. Pembimbing Pendamping: Dr. Philips Onggowidjaja, S.Si.,M.Si.
ABSTRAK PENGARUH TERAPI SINBIOTIK DAN NONSINBIOTIK TERHADAP LAMA RAWAT INAP PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013 Lidya K S Arung, 2015 Pembimbing
Lebih terperinciDenpasar, Desember Penulis
KATA PENGATAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-nya. Penelitian Elective Study Semester VII dengan judul Prevalensi Kematian Pasien di Ruang Terapi Intensif
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang dilakukan di RSO Prof.Dr. dr. R.Soeharso Surakarta, antara tanggal 1 Januari 2012 sampai 30 Juni 2015 didapatkan hasil penelitian 102 pasien. 4.1.1 Distribusi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.
HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusununtuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciVALIDITAS NEW INJURY SEVERITY SCORE (NISS) DALAM MENDETEKSI TERJADINYA KOAGULOPATI PADA PASIEN MULTIPLE TRAUMA
ORIGINAL ARTICLE VALIDITAS NEW INJURY SEVERITY SCORE (NISS) DALAM MENDETEKSI TERJADINYA KOAGULOPATI PADA PASIEN MULTIPLE TRAUMA I Komang Yose Antara 1, I Ketut Wiargitha 2, Tjokorda G.B. Mahadewa 3 1 Program
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015
UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 I NYOMAN SATRIA ARIMBAWA PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh terhadap suatu infeksi. 1 Ini terjadi ketika tubuh kita memberi respon imun yang berlebihan untuk infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatnya angka harapan hidup pada negara negara berkembang, begitu pula
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu catatan penting dalam beberapa dekade terakhir adalah semakin meningkatnya angka harapan hidup pada negara negara berkembang, begitu pula halnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian memicu respon imun tubuh yang berlebih. Pada sepsis, respon imun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sepsis adalah suatu keadaan kompleks tubuh yang dirangsang oleh infeksi kemudian memicu respon imun tubuh yang berlebih. Pada sepsis, respon imun tubuh yang diinisiasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya malnutrisi pada pasien dan meningkatkan angka infeksi, atrofi otot,
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status nutrisi pasien sakit kritis merupakan faktor utama untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Rendahnya terapi nutrisi akan menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui akurasi diagnostik
Lebih terperinciPENGARUH REHABILITASI MEDIK TERHADAP SKOR GDS PADA PASIEN LANJUT USIA PASKA STROKE SKRIPSI
PENGARUH REHABILITASI MEDIK TERHADAP SKOR GDS PADA PASIEN LANJUT USIA PASKA STROKE SKRIPSI OLEH Karina Nathania Gunawan NRP: 1523014027 2017 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Preeklampsia
ABSTRAK GAMBARAN KASUS PREEKLAMPSIA YANG DITANGANI SECARA KONSERVATIF DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH, DENPASAR BALI SELAMA TAHUN 2013 Latar belakang: Kasus Preeklampsia merupakan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG NYERI DENGAN KEMAMPUAN MENILAI NYERI PADA PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK DI RUANG ICU RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu observasional, analitik, studi kasus kontrol untuk melihat perbandingan akurasi skor wells dengan skor padua dalam memprediksi
Lebih terperinci