WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI ARAH DALAM MEMPERKUAT KETAHANAN NASIONAL NEGARA INDONESIA
|
|
- Utami Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 datang dari luar yang disebabkan arus globalisasi dan teknologi informasi. Agar Indonesia mampu mewujudkan hal tersebut Indonesia harus memiliki suatu ketahanan nasional yang kuat di semua subsistem kemasyarakatan dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Untuk dapat memiliki ketahanan nasional yang kuat Indonesia harus menjalankan atau membangun ketahanan nasional tersebut Landasan Teori 1. Konsep Wawasan Nusantara Wawasan nasional (Wawasan nusantara) memiliki konsepsi kewilayahan, politik maupun ketatanegaraan dan di dalam wawasan nusantara memiliki isi yaitu perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ideologi, politik, satu kesatuan ekonomi, dan satu kesatuan di bidang sosial budaya maupun satu kesatuan pertahanan keamanan. Wawasan berasal dari bahasa Jawa wawas = melihat, memandang, Seperti terdapat dalam istilah mawas-muwus = melihat-mengucap, mawas diri melihat diri pribadi. Kata wawasan selain menunjukan isi juga melukiskan cara tinjau, cara penglihatan dan cara tanggap inderawi. Wawasan berarti cara pandang sebagai salah satu aspek dari falsafah hidup yang berisi dorongandorongan, ransangan-ransangan untuk mewujudkan aspirasi dalam mencapai tujuan hidup. Nusantara berasal dari dua kata yaitu nusa yang berarti pulau dan antar. pulau-pulau yang terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudra (Pasifik dan Hindia). diartikan sebagai tanah air Indonesia, yaitu kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau yang terletak di antara dua samudra (Pasifik dan Hindia) dan dua benua (Asia dan Australia). jadi, wawasan nusantara adalah berdasarkan wawasan nusantara. Agar semua subsistem di dalam ketahanan nasional menjadi sesuatu yang bersifat positif dan sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia itu sendiri karena sudah dibuat berdasarkan wawasan nusantara. Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana wawasan nusantara sebagai arah dalam memperkuat ketahanan nasional negara Indonesia? cara pandang bangsa Indonesia tentang dirinya dengan memperlihatkan kondisi geografis, latar belakang sejarah dan kondisi sosial budayanya dalam rangka ingin mencapai cita-cita serta tujuan nasional. Berdasarkan pengertian wawasan nusantara secara harfiah bahwa kata wawasan dibentuk dari lafal wawas yang berarti pandangan dengan ditambah akhiran -an maka kata wawas menjadi wawasan yang berarti cara pandang yang mengandung makna baik caranya maupun isi substansinya, dan kata nusa berarti pulau dan antar yang berarti berada di tengahtengah dua benua, Asia dan Australia dan dua samudra, Hindia dan Pasifik. Di mana cara pandang itu mengajarkan kepada kita bagaimana membina persatuan dan kesatuan aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mengejar cita-cita dan tujuannya sebagai ajaran yang diyakini kebenarannya. Di mana cita-cita tersebut dirumuskan atau dijadikan dasar untuk menentukan tujuan nasionalnya. 2. Kedudukan Wawasan Nusantara Setiap bangsa mempunyai wawasan nasionalnya, yaitu cara pandang bangsa untuk menempatkan diri terhadap lingkungannya. Seperti wawasan nusantara pada Indonesia, bagi bangsa Indonesia yang wilayahnya terdiri dari lautan dan terdiri dari banyak pulau serta kedudukannya yang terletak di antara dua benua dan dua samudera sangatlah penting untuk
3 menentukan wawasannya yang dikenal sebagai wawasan nusantara. Menurut Muhammad, wawasan nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta mengajarkan kepada kita bagaimana membina persatuan dan kesatuan aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mengejar cita-cita dan tujuannya sebagai ajaran yang diyakini kebenaran itulah maka wawasan nusantara dinamakan sebagai doktrin dasar nasional yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh warga negara Indonesia. (Muhammad, 2006) Sebenarnya Wawasan Kebangsaan Indonesia sudah dicetuskan oleh seluruh Pemuda Indonesia dalam suatu tekad pada tahun 1928 yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda yang intinya bertekad untuk bersatu dan merdeka dalam wadah sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seharusnya untuk menghadapi keadaan negara yang serba sulit sekarang ini kita bangsa Indonesia bangkit bersatu mengatasi masalah bangsa secara bersamasama. Oleh karena itu wawasan nusantara memiliki kedudukan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai pedoman dalam penyelenggaraan negara. monopluralis, atau dengan kata lain membangun martabat manusia. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian penulisan karya ilmiah ini, tipe penelitian yang digunakan adalah penelitan yuridis normatif. Dipilihnya tipe penelitian ini ditujukan guna mendapat hal-hal yang bersifat teoritis, prinsip, konsepsi, doktrin. Pendekatan yang digunakan adalah 3. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan POLEKSOSBUD HANKAM Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu realiasasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun menurut Kaelan, pembangunan dirinci dalam berbagai macam bidang antara lain POLEKSOSBUD HANKAM. Dalam bidang kenegaraan penjabaran pembangunan dituangkan dalam GBHN yang dirinci dalam bidang-bidang operasional serta target pencapaiannya. (Kaelan M.S, 2010) Sehubungan dengan hal di atas Kaelan berpendapat pembangunan yang merupakan realisasi praksis dalam negara untuk mencapai tujuan seluruh warga harus mendasarkan pada hakekat manusia sebagai subjek pelaksana sekaligus tujuan pembangunan. Hakekat manusia adalah monopluralis artinya meliputi berbagai unsur yaitu rohani-jasmani, individumahluk sosial serta manusia sebagai pribadi-mahluk tuhan yang maha esa. (Kaelan M.S, 2010) Oleh karena itu hakekat manusia sebagai sumber nilai bagi pengembangan POLEKSOSBUD HANKAM. Hal inilah yang sering diungkapkan dalam pelaksanaan pembangunan bahwa pembangunan hakekatnya membangun manusia secara lengkap, secara utuh meliputi seluruh unsur hakekat manusia Pendekatan konseptual (conceptual approach) Adapun teknik pengumpulan bahan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan system kartu (card system). Digunakan sistem ini adalah untuk mempermudah menganalisis bahanbahan hukum yang dimaksud. Bahan-bahan hukum itu meliputi :Bahan primer berupa : Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
4 dan bahan peraturan lainnya yang dipergunakan dalam rangka mempertajam analisis yang kaitannya dengan subtansi rumusan masalah tersebut di muka; Bahan sekunder yaitu : bahan yang memberikan penjelasan atas bahan primer, berupa: hasilhasil penelitian yang berhubungan dengan wawasan nusantara sebagai arah dalam memperkuat ketahanan nasional negara Indonesia dan pendapat ahli/pakar ilmu berupa : kamus bahasa Indonesia dan kamus hukum. HASIL DAN PEMBAHASAN Indonesia sebagai negara berkembang dan sebagai negara yang memiliki segala potensi untuk menjadi negara yang maju sekaligus sebagai negara yang memiliki potensi untuk terpecah belah harus selalu bergerak ke arah yang positif agar dapat menjadi negara yang maju dan menjadi negara yang disegani dalam percaturan negara-negara di asia khususnya dan di dunia pada umumnya. Untuk mewujudkan hak tersebut Indonesia harus memiliki strategi, karena suatu tujuan dapat tercapai hanya dengan perencanaan yang matang, apalagi secara eksplisit tujuan negara Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam alenia ke 4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.., untuk mewujudkan hal tersebut bukanlah hal yang mudah tetapi tidak juga sulit asal Indonesia memiliki komitmen yang kuat serta sungguh-sungguh untuk mewujudkannya. Faktor yang mempengaruhi kemajuan serta perkembangan negara Indonesia adalah faktor internal dan faktor hukum khususnya hukum pemerintahan dan bidang lainnya yang berhubungan dengan wawasan nusantara sebagai arah dalam memperkuat ketahanan nasional negara Indonesia, baik dalam bentuk buku, tesis, makalah, dan jurnal; Bahan tersier yaitu bahan yang dapat memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan primer dan sekunder, eksternal. Faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam negara Indonesia itu sendiri seperti kemajemukan suku, adat, ras, etnis, budaya dan agama serta faktor eksternal yang merupakan faktor yang datang dari luar negara Indonesia seperti arus globalisasi serta perkembangan terknologi informasi yang dapat masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, agar dapat menjadi negara yang maju serta mewujudkan tujuan dan cita-cita negara Indonesia harus memiliki ketahanan nasional yang kuat di semua subsistem kemasyarakatan yaitu dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Untuk memperkuat seluruh subsistem dalam ketahanan nasional tersebut harus memiliki perencanaan yang matang yang pada gilirannya dapat diimplementasikan pada tataran empiris. Agar dapat memiliki suatu perencanaan yang matang di semua subsistem kemasyarakatan harus mengacu kepada rambu yang tepat karena jika sudah salah dalam perencanaan berarti sudah merencanakan kegagalan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketahanan nasional di semua subsistem kemasyarakatan tersebut harus dibuat berdasarkan wawasan nusantara yaitu pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 serta kearifan nasional bangsa Indonesia.
5 Pembahasan mengenai subsistemsubsistem ketahanan nasional dapat diuraikan pertama: ketahanan nasional dalam bidang ideologi, Ideologi adalah hal yang prinsip yang harus dimiliki oleh setiap negara. Negara tanpa ideologi bagai manusia tanpa jiwa. Artinya, ideologi memiliki kedudukan yang sangat penting pada sebuah negara. Ideologi berada pada tataran filosofis, sehubungan dengan itu Soerjanto Poespowardojo berpendapat pada hakekatnya ideologi tidak lain adalah hasil refleksi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. ( Soerjanto Poespowardojo, 1992) Pada negara Indonesia ideologi yang digunakan adalah ideologi yang terdapat atau terkandung dalam pancasila. Ideologi pancasila adalah ideologi yang mengambil unsur positif pada idelogi liberal dan unsur positif pada ideologi komunis. Unsur positif pada ideologi liberal yaitu penghargaan terhadap hak asasi manusia, dan unsur positif pada ideologi komunis yaitu mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan individu warga negara. Kedua hal ini diterapkan secara seimbang dalam ideologi pancasila lalu ditambahkan dengan karakteristik asli bangsa Indonesia oleh para founding fathers. Ideologi pancasila memiliki esensi yang baik dan tidak ekstrim serta mencerminkan karakteristik bangsa Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut menurut Soerjanto Poespowardojo pancasila merupakan ideologi nasional yang meliputi dan memayungi segenap orientasi di dalamnya. Artinya, adanya pandangan hidup-pandangan hidup dalam masyarakat diakui dan dibernarkan untuk berkembang, baik dengan mengeksplisitkan potensi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, maupun melalui akulturasi. ( Soerjanto Poespowardojo, 1992) Oleh karena itu kita sebagai masyarakat Indonesia harus menjunjung tinggi nilainilai yang terdapat dalam ideologi pancasila tersebut jangan sampai ada upaya-upaya perlawanan untuk menggantikan ideologi pancasila dengan ideologi-ideologi lain agar Indonesia memiliki ketahanan nasional yang kuat dalam bidang ideologi. Kedua: ketahanan nasional dalam bidang politik, politik merupakan hal yang sangat penting ada pada suatu negara. Politik menjadi alat atau cara untuk mencapai suatu tujuan khususnya kekuasaan. Setiap negara memiliki penguasa mulai dari level terendah sampai level tertinggi. Politik sebagai cara untuk mencapai tujuan tersebut jika dikaitkan dengan wawasan nusantara merupakan hal yang harus benar-benar dipahami dengan baik. Untuk mewujudkan suatu ketahanan nasional yang kuat di Indonesia dalam bidang politik maka harus memiliki wawasan nusantara di dalam bidang tersebut. Jika merujuk kepada pancasila sebagai dasar negara Indonesia secara esensi sistem politik yang terkandung dalam pancasila adalah sistem politik demokrasi. Namun perlu dipahami sistem politik demokrasi yang terkandung di dalam pancasila tidaklah sama dengan demokrasi yang ada di Amerika, hal ini berhubungan juga dengan ideologinya. Demokrasi yang ada di Indonesia adalah demokrasi yang mencerminkan kearifan dan karakteristik masyarakat yang tidak individual serta mengedepankan musyawarah mufakat untuk mengambil suatu keputusan sebagaimana yang tersirat dalam sila ke 4 pancasila. Artinya sistem politik yang tepat untuk Indonesia berdasarkan pancasila adalah demokrasi tidak langsung. Berkaitan dengan hal tersebut Alfian menyatakan ditinjau dari segi politik, hakekat demokrasi adalah bahwa kedaulatan atau kekuasaan berada di tangan rakyat. Dalam
6 mewujudkan kedaulatan rakyat itu berbagai masyarakat atau bangsa memperlihatkan berbagai macam paham yang melandasinya, serta gaya, proses dan prosedur dalam pelasanaannya. (Alfian, 1992) Oleh karena itu inilah rambu yang harus dipatuhi oleh elit politik yang ada di Indonesia dalam menjalankan kehidupan politik supaya tercipta suatu kondusifitas dan kestabilan politik di Indonesia. Karena sudah dibuat berdasarkan wawasan nusantara yaitu sila ke 4 pancasila agar pada gilirannya dapat memperkuat ketahanan nasional bangsa Indonesia dalam bidang politik. Ketiga: Ketahanan nasional dalam bidang ekonomi, Perekonomian merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan sebuah negara, semakin kuat tingkat ekonomi sebuah negara maka semakin maju pulalah negara tersebut. Demikian halnya di Indonesia, sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia harus membangun kehidupan ekonominya dengan baik apalagi Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang sangat baik jika dikelola secara benar. Terkait hal tersebut dalam pembangunan ekonomi di Indonesia dalam rangka memperkuat ketahanan nasional pemerintah dan masyarakat harus memahami terlebih dahulu sistem ekonomi yang ada di Indonesia. Pancasila secara implisit menentukan bahwa sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi yang menjadikan pelaku ekonomi skala mikro kecil, dan menengah sebagai tonggak dalam pembangunan ekonomi di Indonesia bukan pelaku ekonomi besar yang memonopoli perekonomian di Indonesia. Hal inilah yang harus betul-betul dipahami oleh masyarakat khususnya oleh pemerintah. Berkaitan dengan itu Mubyarto berpendapat : Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan ekonomi bangsa, negara, dan masyarakat Indonesia memiliki esensi pada sila pertama : roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan-rangsangan ekonomi, sosial dan moral. Sila kedua : ada kehendak kuat dari seluruh masyarakat untuk mewujudkan pemerataan sosial (egalitarian) sesuai asas-asas kemanusiaan. Sila ketiga : prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah penciptaan perekonomian yang tangguh. Ini berarti nasionalisme menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi. Sila keempat : koperasi merupakan sokoguru perekonomian dan merupakan bentuk paling kongkrit dari usaha bersama. Sila kelima : adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dalam pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi untuk mencapai keadilan ekonomi dan keadilan sosial. (Mubyarto, 1992) Berangkat dari sistem ekonomi kerakyatan tersebut harus menjadi acuan dalam mengambil kebijakan-kebijakan terkait bidang ekonomi karena hal itulah yang menjadi wawasan nusantara bangsa Indonesia dalam bidang ekonomi agar tercipta suatu sistem ekonomi yang kuat yang berpengaruh pula pada ketahanan nasional bangsa Indonesia dan pada gilirannya jika ketahanan nasional bangsa Indonesia dalam bidang ekonomi sudah kuat maka akan mempercepat kemajuan negara Indonesia. Keempat: Ketahanan nasional dalam bidang sosial budaya, Indonesia adalah negara besar yang majemuk. Artinya Indonesia tersusun atas segala macam perbedaan yang ada di dalamnya baik itu suku, ras, adat, etnis, budaya dan agama. Keanekanragaman yang ada di Indonesia ini jika tidak disikapi dengan bijaksana baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat dapat menjadi
7 ancaman terhadap integritas dan keutuhan bangsa Indonesia. Karena semua perbedaan dan kemajemukan tersebut jika tidak diiringi dengan sikap yang bijak seperti ego sektoral dan individualisme serta primordialisme kedaerahan yang sempit dapat menjadi pemicu perpecahan di Indonesia. Sejalan dengan itu Sastrapatedja mengatakan pancasila harus mampu mempengaruhi kehidupan budaya bangsa Indonesia. Ini mengimplikasikan kebutuhan akan politik kebudayaan yang didasarkan pada pancasila. Dengan kata lain, untuk menciptakan budaya bangsa yang berdasarkan pada nilai-nilai pancasila diperlukan suatu rekayasa kebudayaan atau suatu strategi kebudayaan. (M. Sastrapatedja, 1992) Oleh karena itu untuk membangun ketahanan nasional dalam bidang sosial budaya Indonesia perlu memiliki wawsaan nusantara yang mengacu kepada sila ke 3 pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Artinya, bangsa Indonesia baik pemerintah maupun masyarakat harus selalu bersatu dan tidak boleh membedabedakan suku, adat, ras, etnis, budaya dan agama namun justru harus menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, tenggang rasa, dan kekeluargaan untuk menyikapi semua perbedaan tersebut. Khususnya bagi pemerintah wawasan nusantara ini dapat menjadi strategi dalam menyusun kebijakan-kebijakan terkait sosial budaya. Jika ketahanan nasional Indonesia dalam bidang sosial budaya sudah kuat maka ancaman disintegritas dan perpecahan dapat diminimalisir dan Indonesia dapat menjadi negara yang kuat dan disegani oleh negaranegara lain. Kelima: Ketahanan nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan, pertahanan dan kemanan merupakan simbol kekuatan sebuah negara. Jika pertahanan dan keamanan suatu negara kuat maka akan semakin disegani oleh negara lain. Dalam negara Indonesia pertahanan dan keamanan harus betul-betul dijaga dengan baik mengingat Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan yang tersusun atas pulau besar dan pulau-pulau kecil baik yang sudah bernama maupun yang belum memiliki nama, baik yang sudah berpenghuni maupun yang belum berpenghuni. Dengan kondisi geografis seperti ini Indonesia sangat rentan akan ancaman pertahanan dan keamanan baik ancaman yang datang dari dalam maupun ancaman yang datang dari luar. Oleh karena itu pemerintah harus betul-betul memahami kondisi wilayah Indonesia yang menjadi wawasan nusantara dalam menyusun kebijakan-demi kebijakan terkait masalah pertahanan dan keamanan. Karena dengan memiliki wawasan nusantara dalam bidang ini berarti pemerintah sudah mengambil suatu langkah yang tepat demi menjaga pertahanan dan keamanan. Misanya dalam menentukan kebutuhan TNI dan Polri dilihat berdasarkan luas wilayah dan jumlah penduduk, dalam menentukan kebutuhan alutsista dilihat berdasarkan kondisi geografis negara. Dengan kuatnya ketahanan nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan maka Indonesia akan menjadi negara yang disegani dan diperhitungkan di kancah negara-negara internasional. Sehubungan dengan itu Saafroedin Bahar berpendapat : pembangunan bidang pertahanan dan keamanan ditujukan untuk membangun kemampuan bangsa dalam rangka menghadapi segala macam ancaman dan gangguan, baik dari luar maupun dari dalam negeri. Di samping itu pembangunan bidang pertahanan keamanan juga ditujukan untuk membangun kemampuan bangsa dalam rangka mendukung pelaksanaan, mengamankan hasil-hasil serta menjamin
8 kelanjutan pembangunan nasional. (Saafroedin Bahar, 1992) Oleh karena itu merupakan suatu keniscayaan agar negara Indonesia dapat memperkuat ketahanan nasional di seluruh subsistem kemasyarakatan dan harus mengacu kepada wawasan nusantara sebagaimana yang terdapat dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta kearifan nasional yang ada di Indonesia. Jika seluruh subsistem kemasyarakatan sudah kuat maka dapat meminimalisir adanya intervensi dan intimidasi baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar yang dapat merusak tatanan negara Indonesia dan dapat menganggu intergritas dan persatuan negara Indonesia. negatif yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar negara. DAFTAR PUSTAKA Kaelan, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, Moh. Mahfud MD, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi, Rajawali Pers, Jakarta, Oesman dan Alfian, Pancasila Sebagai Ideologi, BP-7 Pusat, Jakarta, PT Balai Pustaka LEMHANNAS (Lembaga Ketahanan Nasional). Jakarta The Free Encyclopedia. Wawasan nusantara, KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Untuk memiliki ketahanan nasional yang kuat agar tidak mudah dipengaruhi oleh hambatan baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar negara Indonesia harus memiliki kekuatan pada seluruh subsistem kemasyarakatan dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, untuk memperkuat subsistem kemasyarakatan tersebut Indonesia harus memiliki wawasan nusantara yang mengacu kepada pancasila, Undang-Udang Dasar 1945, dan kearifan nasional negara Indonesia. Saran Untuk pemerintah perlu melakukan revitalisasi terhadap kebijakan-kebijakan terkait seluruh subsistem kemasyarakatan yang disesuaikan dengan wawasan nusantara negara Indonesia, bagi masyarakat perlu ditingkatkan kembali pemahanan mengenai wawasan nusantara untuk memperkuat rasa nasionalisme agar Indonesia menjadi negara yang kuat dan tidak mudah dipengaruhi oleh pengaruh
WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan
WAWASAN KEBANGSAAN Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa
Lebih terperinciAji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK
Modul ke: Geo Politik Pada Modul ini kita akan mempelajari pengertian dan latar belakang Wawasan Nusantara; Pemahaman kedudukan, fungsi, tujuan, bentuk, wadah, isi, dan tata laku Wawasan Nusantara serta
Lebih terperinciWAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1
WAWASAN NUSANTARA Dewi Triwahyuni Page 1 WAWASAN NUSANTARA Wawasan Nusantara adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA Yang saya hormati, Tanggal : 11 Agustus 2008 Pukul : 09.30 WIB Tempat : Balai
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA Oleh : DENY KURNIAWAN NIM 11.11.5172 DOSEN : ABIDARIN ROSIDI, DR, M.MA. KELOMPOK E PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
Lebih terperinciModul ke: GEOPOLITIK. 10Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU
Modul ke: GEOPOLITIK Fakultas 10Teknik Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Tujuan Instruksional Khusus 1. Menyebutkan pengertian dan makna geopolitik 2. Menguraikan latar belakang filosofis Wawasan
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.
KEWARGANEGARAAN Modul ke: WAWASAN NUSANTARA by Fakultas FEB Syahlan A. Sume Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id WAWASAN POKOK BAHASAN: NUSANTARA 1. PENGERTIAN DARI WAWASAN NUSANTARA 2. MAKSUD
Lebih terperinciLATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat
Lebih terperinciA. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan
GEOPOLITIK Modul ke: 9 Fakultas Udjiani EKONOMI DAN BISNIS A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan D. Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara E. Bentuk
Lebih terperinciMaukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke:
Pertemuan ke: Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Salah satu upaya negara membangun nasionalisme rakyatnya yakni melalui sarana pendidikan, dalam hal ini dengan memprogramkan Pendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciWawasan Nusantara KELOMPOK 1 CIVIC EDUCATION
Wawasan Nusantara KELOMPOK 1 CIVIC EDUCATION Pengertian Sedangkan wawasan mengandung arti: cara pandang. Namun dimaksudkan adalah cara pandang sec. pikiran (cara melihat, meanalisis dan memahami sesuatu
Lebih terperinciPLEASE BE PATIENT!!!
PLEASE BE PATIENT!!! CREATED BY: HIKMAT H. SYAWALI FIRMANSYAH SUHERLAN YUSEP UTOMO 4 PILAR KEBANGSAAN UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BANGSA PANCASILA NKRI BHINEKA TUNGGAL IKA UUD 1945 PANCASILA MERUPAKAN DASAR
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA : GEOPOLITIK-GEOSTRATEGI. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: 11Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika
KEWARGANEGARAAN Modul ke: 11Fakultas FASILKOM WAWASAN NUSANTARA : GEOPOLITIK-GEOSTRATEGI Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika Pendahuluan Abstract : Menjelaskan Pengertian, kedudukan, fungsi,
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.
KEWARGANEGARAAN Modul ke: KETAHANAN NASIONAL by Fakultas FEB Syahlan A. Sume Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id KETAHANAN NASIONAL POKOK BAHASAN: 1. PENGERTIAN DARI KETAHANAN NASIONAL 2. TUJUAN
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOPOLITIK Fakultas Teknik
Modul ke: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOPOLITIK Fakultas Teknik Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Teknik Elektro www.mercubuana.ac.id GEOPOLITIK Sejarah Singkat Istilah Geopolitik semula diartikan
Lebih terperinci4.4 Uraian Materi Nilai-Nilai Pancasila dalam Hidup Bermasyarakat. Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap
4.4 Uraian Materi. 4.4.1 Nilai-Nilai Pancasila dalam Hidup Bermasyarakat. Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
Lebih terperinciBAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.
Modul ke: 11 Fakultas TEKNIK PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA SILA KETIGA PANCASILA KEPENTINGAN NASIONAL YANG HARUS DIDAHULUKAN SERTA AKTUALISASI SILA KETIGA DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA ( DALAM BIDANG POLITIK,
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik
Modul ke: 09Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik Wibisono SH MSi Program Studi Akuntansi Pengertian Geopolitik/Wawasan Nusantara Geopolitik atau Wawasan Nusantara merupakan cara
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ABSTRAK Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila telah membawa dampak yang luas dan mendasar bagi kehidupan manusia Indonesia.
Lebih terperinciAji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK
Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciTUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA
TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Maria Alfonsa Chintia Dea P. NIM : A12.2013.04844 Kelompok : A12.6701 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM
Lebih terperinci2.1 Beberapa Ancaman Dalam dan Luar Negeri
2.1 Beberapa Ancaman Dalam dan Luar Negeri Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adadnya tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa. Berbagai
Lebih terperinciMODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA
MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA (Penyusun: ) Standar Kompetensi : Pancasila sebagai Dasar Negara Indikator: Untuk dapat menguji pengetahuan tersebut, mahasiswa akan
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN Secara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai Paradigma pembangunan nasional mengandung
Lebih terperinciModul ke: 09TEKNIK GEOPOLITIK. Nanang Ruhyat. Fakultas. Program Studi Teknik Mesin
Modul ke: GEOPOLITIK Fakultas 09TEKNIK Nanang Ruhyat Program Studi Teknik Mesin GEOPOLITIK TUJUAN PERKULIAHAN: 2 1. Mengetahui pengertian wawasan nusantara 2. Mengerti fungsi dan bentuk wawasan nusantara
Lebih terperinciBAB VI REALISASI PANCASILA
BAB VI REALISASI PANCASILA Disusun Oleh: Nadya Athira C. 143020318 Heni Nurhaeni 143020336 Mirasitkha Virana P. 143020342 Asri Nur Fitriani 143020343 Azka Lithia Amanda 143020354 Raj ba Rohmatullah 143020371
Lebih terperinciWawasan Nusantara dan Otonomi Daerah
Wawasan Nusantara dan Otonomi Daerah 1. Wawasan Nusantara Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep
Lebih terperinciPancasila dan Implementasinya
Modul ke: Pancasila dan Implementasinya Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Sejarah Lahirnya Pancasila Kata Pancasila pertama kali dapat ditemukan dalam buku Sutasoma karya Mpu
Lebih terperinciMEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA
MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Disusun oleh: Nama : Tuzara Adhelia Wibowo No. Absen : 31 Kelas : X MIA 2 SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas
Lebih terperinciPANCASILA PANCASILA DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG POLITIK, HUKUM, SOSIAL BUDAYA, DAN PERTAHANAN KEAMANAN. Nurohma, S.IP, M.
PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG POLITIK, HUKUM, SOSIAL BUDAYA, DAN PERTAHANAN KEAMANAN Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi
Lebih terperinciLETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN
PETA LAMONGAN LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN SECARA GEOGRAFIS KABUPATEN LAMONGAN TERLETAK ANTARA 6 51 54 SAMPAI DENGAN 7 23 6 LINTANG SELATAN DAN ANTARA 112 4 41 SAMPAI DENGAN 112 33 12 BUJUR TIMUR, DENGAN
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi
Lebih terperinciPancasila sebagai Ideologi Negara
PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 06 Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi AKUNTANSI Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc Pendahuluan Prof. W. Howard Wriggins: Ideologi di negara
Lebih terperinciBAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA
BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA A. Pancasila Paradigma Pembangunan 1. Pengertian Paradigma Istilah paradigma menurut kamus Bahasa Indonesia, yaitu (1) daftar
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Geopolitik. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.
Modul ke: 09 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Sub Bahasan 1. Pengertian Geopolitik 2. Latar Belakang Wawasan Nusantara
Lebih terperinciPancasila sebagai Dasar Negara-2
PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 05 Pancasila sebagai Dasar Negara-2 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pancasila dalam Batang Tubuh UUD 1945 Pembukaan
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA
Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakan Negara Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Bagian Isi
Lebih terperinciBAHAN TAYANG MODUL 5
Modul ke: PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945 SERTA PENJABARAN PADA PASAL- PASAL UUD 1945 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN NEGARA SEMESTER GASAL
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS; MENGETAHUI SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MENJELASKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita. Dan di dalam Pancasila ini terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung
Lebih terperinciKETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom
KETAHANAN NASIONAL Yanti Trianita S.I.Kom Definisi Ketahanan Nasional Ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarkat, berbangsa, dan bernegara dalam wadah
Lebih terperinciPARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT
PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA Di susun oleh NAMA : Aji Guruh Prasetyo NIM : 11.11.4619 PROGRAM JURUSAN : TI : Teknik Informatika
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA
Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dalam kehidupan bernegara Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Oni Tarsani,
Lebih terperinciA. Pengertian Pancasila
PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI A. Pengertian Pancasila Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Di samping itu juga untuk menunjuk kata kerja yang
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi
Lebih terperinciPeraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia
Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia Penyelenggaraan otonomi daerah yang kurang dapat dipahami dalam hal pembagian kewenangan antara urusan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciPancasila sebagai Ideologi Negara
PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 06 Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pendahuluan Prof. W. Howard Wriggins: Ideologi
Lebih terperinciLandasan-landasan ketahanan nasional Pancasila sebagai landasan ideal. Peranan Pancasila sebagai landasan ideal tidak dapat dipisahkan dari kedudukan
KETAHANAN NASIONAL Terbentuknya negara Indonesia dilatarbelakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa karena potensinya yang besar dilihat
Lebih terperinciNEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila Dosen Pengampu : Yuli Nurkhasanah, S.Ag, M.Hum Oleh : Caca Irayanti (1601016024) Nanda Safiera Mafaz (1601016025)
Lebih terperinciUrgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS
Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS www.lembagakeris.net Sebagai Bangsa yang dihuni oleh berbagai suku bangsa, etnis,
Lebih terperinciPENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA
PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO
Lebih terperinciAKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Abstrak
AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT Abstrak Sebuah kebijakan atau keputusan barulah nampak apabila diterapkan. Untuk menerapkan kebijakan atau aturan tersebut, kelompok
Lebih terperinciPANCASILA Sebagai Paradigma Kehidupan
Modul ke: 14Fakultas Ekonomi dan Bisnis PANCASILA Sebagai Paradigma Kehidupan Panti Rahayu, SH, MH Program Studi Manajemen Pancasila sebagai Paradigma Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila
Lebih terperinciMATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan
Lebih terperinci26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciSISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ESTI HADI KUSMAWAN 11.02.7914 11.D3MI.01 DOSEN: BPK. KALIS PURWANTO [Type text] Page 1 ABSTRAK Sistem Ekomomi Pancasila
Lebih terperinci29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)
29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN. Modul ke: 10FEB GEOPOLITIK. Fakultas SYAMSUNASIR, S.SOS., M. M. Program Studi Management
KEWARGANEGARAAN Modul ke: Fakultas 10FEB SYAMSUNASIR, S.SOS., M. M GEOPOLITIK Program Studi Management PENGERTIAN GEOPOLITIK Geopolitik berasal dr Geo dan Politik, Geo brrti Bumi dan Politik (politeia)
Lebih terperinci2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,
2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang
Lebih terperinciLEARNING OUTCOMES PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM
OUT PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM OUT MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 SKS : 2 (1-2) Deskripsi : Pendidikan Pancasila memberi pemahaman pada
Lebih terperinciDinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017
Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan a. Konsep Dasar dan Sejarah PKn b. Analisis Landasan Yuridis, Historis, Sosiologis dan Politik PKn c. Urgensi PKn dan Tantangannya
Lebih terperinci2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap bangsa mempunyai wawasan kebangsaan yang merupakan visi bangsa yang bersangkutan menuju ke masa depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu negara memerlukan
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PILAR KEBANGSAAN. OLEH : Drs. KOHARUDIN.H MSi
PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PILAR KEBANGSAAN OLEH : Drs. KOHARUDIN.H MSi BANGSA INDONESIA (INDONESIA NATION) Kehidupan Bangsa Indonesia didasarkan atas Perasaan kebangsaan Indonesia, kehendak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu lembaga yang membantu pemerintah dalam menyiapkan generasi penerus bangsa bertanggung jawab dalam menangani masalah pendidikan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinci1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)
1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) Pengertian pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman hidup, dimana dengan aturan aturan yang di buat untuk mencapai yang di
Lebih terperinciWawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar
Wawasan Kebangsaan Dewi Fortuna Anwar Munculnya konsep Westphalian State Perjanjian Westphalia 1648 yang mengakhiri perang 30 tahun antar agama Katholik Roma dan Protestan di Eropa melahirkan konsep Westphalian
Lebih terperinci: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan
Lebih terperinciGEOPOLITIK. Kewarganegaraan (10) A. Pengertian Geopolitik
Kewarganegaraan (10) GEOPOLITIK A. Pengertian Geopolitik Indonesia adalah negara yang besar, dihuni oleh beragam suku bangsa atau etnis yang tergabung dalam satu kesatuan Bangsa Indonesia. Mengelola Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya
Lebih terperincimaksud dan tujuan serta pendekatan dan metode pengkajian yang digunakan dalam pembahasan. Bab dua berisi studi terhadap peran pelaku ekonomi dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dalam usaha untuk mewujudkan cita-cita nasional, yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang membahagiakan seluruh bangsa Indonesia, mutlak diperlukan
Lebih terperinciPANCASILA HAK ASASI MANUSIA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen
PANCASILA Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis HAK ASASI MANUSIA Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi S1 Manajemen Pengakuan Atas Martabat dan Hak-Hak Yang Sama Sebagai Manusia Sebagai bagian dari masyarakat
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA GOTONG ROYONG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA
TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA GOTONG ROYONG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA DISUSUN OLEH : Nama : GUNTUR DUTA PENATAS NIM : 11.11.4700 Kelompok Program Studi Jurusan : C : STRATA SATU : Teknik Informatika
Lebih terperinciBAB IV VISI DAN MISI
BAB IV VISI DAN MISI A. DASAR FILOSOFIS Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah memerlukan satu filosofi pembangunan yang memiliki cakrawala yang luas dan mampu menjadi pedoman bagi daerah untuk
Lebih terperinciMata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin Topik Makalah RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21 Tanggal Penyerahan Makalah : 25 Juni 2013 Tanggal Upload
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga memiliki fungsi yang sangat fundamental. Selain bersifat yuridis formal, yang mengharuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia konstitusi negara memberikan landasan bagi penyusunan dan pengelolaan ekonomi nasional dalam rangka memberikan kesejahteraan
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok
Lebih terperinci13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas
Modul ke: Fakultas 13MKCU PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen Makna Sila Persatuan Indonesia Persatuan
Lebih terperinciKEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA
KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA Dosen : Tahajudin S, Drs Disusun Oleh : Nama : Ilham Prasetyo Mulyadi NIM : 4780 Kelompok : C Program Studi : S1 Jurusan : Teknik Informatika SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Irton, SE, M.Si STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA DOSEN
TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA = Fuad Anggoro Pandawa NIM = 11.01.3006 KELOMPOK = B PROGRAM STUDI = Pancasila JURUSAN = D3 (Teknik informatika) NAMA DOSEN Irton, SE, M.Si Kata Pengantar Alhamdulillah
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH : RANTI SUDERLY
SKRIPSI PENGUJIAN TERHADAP UNDANG - UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DAN UNDANG UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciB. Tujuan C. Ruang Lingkup
27. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan di diharapkan
Lebih terperinciUjian Akhir Sekolah Tahun 2004 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Ujian Akhir Sekolah Tahun 2004 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UAS-SMA-04-01 Wujud nyata sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dilakukan dengan cara... A. mengakui adanya perbedaan agama
Lebih terperinciDiperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruh isi paparan ini dengan mencantumkan sumber kutipan atas nama Komite Ekonomi dan Industri Nasional
EKONOMI PANCASILA 1 2 Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruh isi paparan ini dengan mencantumkan sumber kutipan atas nama Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) 2018 Pendiri Bangsa Membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum merupakan suatu sarana untuk memilih orang agar dapat mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut sistem demokrasi,
Lebih terperinciMAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Modul ke: MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id DR. Rais Hidayat, M.Pd KOMPETENSI Diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menerapkan
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI ILMU INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODEREN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI SEKOLAH TINGGI ILMU INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : INVANTRI RETTOB NIM : 11.12.6267 KELOMPOK : J PROGRAM STUDI :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa Indonesia hidup juga
Lebih terperinciPancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara
Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara FILSAFAT PANCASILA Filsafat Harafiah; mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Filsafat Pancasila; refleksi kritis dan rasional
Lebih terperinci3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag
3.2 Uraian Materi 3.2.1 Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu bangsa mutlak perlu memiliki suatu dasar negara, sebab dasar negara merupakan rambu bagi arah suatu pemerintahan agar sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
Lebih terperinciTugas Praktikum 4 Artikel Ilmiah Implementasi Nilai Pancasila Dalam Penyelenggaraan Negara di Lingkungan Legislatif
Tugas Praktikum 4 Artikel Ilmiah Implementasi Nilai Pancasila Dalam Penyelenggaraan Negara di Lingkungan Legislatif Oleh Kelompok 5: Risalatul Mufidah (1525010130) Mulyn Nur Afilla (1525010133) Dewi Maisyaroh
Lebih terperinciKetahanan Nasional A. LATAR BELAKANG
Ketahanan Nasional 3 Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat memahami konsepsi dan peran ketahanan nasional dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa
Lebih terperinciPANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
PANCASILA Modul ke: Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program
Lebih terperinciPendidikan Pancasila. Makna dan Akrualisasi Sila Persatuan Indonesi Dalam Kehidupan Bernegara. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI
Modul ke: Pendidikan Pancasila Makna dan Akrualisasi Sila Persatuan Indonesi Dalam Kehidupan Bernegara Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Makna Sila
Lebih terperinci