OXYGEN ANALYZER DILENGKAPI DENGAN PENYIMPANAN DATA BERBASIS MIKROKONTROLER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OXYGEN ANALYZER DILENGKAPI DENGAN PENYIMPANAN DATA BERBASIS MIKROKONTROLER"

Transkripsi

1 OXYGEN ANALYZER DILENGKAPI DENGAN PENYIMPANAN DATA BERBASIS MIKROKONTROLER Nova Marta Anggarianto, Syaifudin,ST,MT, Moch. Prastawa Assalim T.P.,ST.M.Si. Jurusan Teknik Elektromedik POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA Oxygen Analyzer merupakan alat ukur kadar oksigen dalam suatu gas. Dalam bidang kesehatan Oxygen Analyzer difungsikan untuk mengukur kadar gas oksigen pada Tabung Oksigen, Outlet Gas Medis, Alat Terapi Oksigen, Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), Ventilator. Pada umumnya alat CPAP model lama masih sering digunakan untuk pelayanan medis di rumah sakit. Dimana alat ini memiliki pengaturan kadar oksigen tetapi tidak dilengkapi dengan tampilan kadar oksigen, sehingga kadar oksigen yang dikeluarkan belum diketahui kesesuaiannya dengan pengaturan kadarnya. Berdasarkan masalah tersebut, maka penulis membuat alat Oxygen Analyzer, untuk mengetahui kadar oksigen yang dikeluarkan oleh alat sehingga pemberian oksigen ke pasien sesuai dengan pengaturan. Penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan metode Pre-eksperimental dengan rancangan After Only Design yaitu membuat alat Oxygen Analyzer yang hasil pengukurannya dibandingkan dengan alat yang tertelusur untuk mendapatkan nilai akurasi yang tinggi. Berdasarkan hasil pengukuran pada alat Oksigen Konsentrator di POLTEKKES Surabaya maka diperoleh tingkat kesalahan pembacaan (%error) yaitu 0,007% pada kadar oksigen 2%, 0,007% pada kadar oksigen 22%, 0,07% pada kadar oksigen 23%, 0,006% pada kadar oksigen 24%, 0,006% pada kadar oksigen 25%, 0,006% pada kadar oksigen 26%. Kata Kunci: Kadar oksigen, sensor oksigen, oxygen analyzer, CPAP PENDAHULUAN Oxygen Analyzer merupakan alat ukur kadar oxygen dalam suatu gas yang berperan penting dalam berbagai bidang industri maupun bidang kesehatan. Dalam bidang kesehatan Oxygen Analyzer difungsikan untuk mengukur kadar gas oksigen pada Tabung Oksigen, Alat Terapi Oksigen, Outlet Gas Medis, Ventilator, Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) serta Baby Incubator yang dilengkapi dengan pemberian oxygen di dalamnya (Los Alamos National Laboratory, 2007). Dalam suatu Rumah Sakit dipersyaratkan kadar oksigen sentral yang digunakan dalam pelayanan medis yaitu sebesar > 99,5% (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 439/menkes/sk/xi/2002). Pada umumnya alat CPAP model lama masih sering digunakan untuk pelayanan medis di sebuah rumah sakit. Dimana alat ini memiliki pengaturan kadar oksigen tetapi tidak dilengkapi dengan tampilan kadar oksigen, sehingga kadar oksigen yang dikeluarkan belum diketahui kesesuaiannya dengan pengaturan kadarnya. Hal ini bisa berakibat buruk terhadap pasien. Menurut pendapat Arthur C Guyton dan John E Hall (2007), apabila tubuh kekurangan oksigen sel-sel akan mati sehingga metabolism dalam tubuh tidak berjalan dengan baik. Begitu juga jika kadar oksigen terlalu berlebih bisa mempengaruhi paru-paru. Untuk itu saat pemberian oksigen terhadap pasien perlu diperhatikan kadarnya. Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu adanya alat Oxygen Analyzer untuk mengetahui kadar oksigen yang dikeluarkan oleh alat sehingga pemberian oksigen ke pasien sesuai dengan pengaturan. Alat Oxygen Analyzer ini sebelumnya telah di buat oleh saudara (Kholikul Akram Radianto tahun 204) yang sebelumnya tidak terdapat fasilitas penyimpanan data. Dari permasalahan di atas penulis ingin menambahkan fasilitas penyimpanan data di alat Oxygen Analyzer tersebut. Dengan ini penulis mengharapkan dapat memudahkan user dalam melakukan pencatatan pada saat pengoprasian Oxygen Analyzer terhadap alat yang di ukur kadar Oxygen nya. BATASAN MASALAH ) Menggunakan sensor gas Oxygen jenis KE-50 2) Hasil kadar oksigen ditampilkan pada LCD 2x6 3) Menampilkan hasul pengukuran kadar oxygen dalam 2 digit angka 4) Range pengukuran dari 20% sampai 90% oxygen 5) Penyimpanan data maksimal 0 data

2 RUMUSAN MASALAH Dapatkah dibuat fasilitas penyimpanan maksimal 0 data pada alat oxygen analyzer dengan sensor gas KE-50? TUJUAN PENELITIAN ) Tujuan Umum Dibuatnya alat Oxygen Analyzer dilengkapi dengan penyimpanan data. 2) Tujuan Khusus a. Membuat rangkaian minimum system mikrokontroler ATmega6 b. Membuat rangkaian pengolah sinyal analog c. Membuat program pengkonversi dan program penyimpanan data internal pada system mikrokontroler d. Membuat rangkaian display menggunakan LCD 2x6 MANFAAT PENELITIAN ) Manfaat Teoritis Untuk menambah pengetahuan mahasiswa teknik elektromedik mengenai alat Oxygen Analyzer yang dilengkapi dengan penyimpanan data. 2) Manfaat Praktis Dengan adanya alat ini diharapkan dapat membantu user dalam melakukan pencatatan dan pengukuran kadar oksigen. TINJAUAN PUSTAKA ) Oxygen Atmosfer bumi terdiri atas Nitrogen (78.7%) dan Oxygen (20.97%), dengan sedikit Argon (0.9%) dan gas lainnya (sekitar %). Gambar..Komposisi Atmosfer Bumi 2) Manfaat Oxygen Bagi Tubuh Oxygen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oxygen akan menyebabkan tubuh, secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oxygen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oxygen ini tidak terlepas dari fungsi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oxygen akan mengalami gangguan. Oxygen dipasok ke dalam tubuh melalui proses pernapasan/ respirasi yang melibatkan sistem pernapasan. Sistem pernapasan terdiri atas serangkaian organ yang berfungsi melakukan pertukaran gas antara atmosfer dengan plasma melalui proses ventilasi paruparu, difusi, transportasi oxygen, dan perfusi ke jaringan. Fungsi ini berlangsung selama kehidupan untuk mempertahankan homeostasis dengan mengatur penyediaan oxygen, mengatur penggunaan nutrisi, melakukan eliminasi sisa metabolisme (karbondioksida), dan mengatur keseimbangan asam basa. 3) Dampak Kekurangan Oxygen Bagi Tubuh Kebutuhan tubuh terhadap oxygen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan mendesak. Tanpa oxygen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan mengalami kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oxygen. Otak masih mampu menoleransi kekurangan oxygen dalam waktu tiga sampai lima menit. Apabila kekurangan oxygen berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb 998). Selain memicu timbulnya kanker, kekurangan oxygen juga menurunkan berat badan yang dikarenakan nafsu makan berkurang. Keseimbangan oxygen bisa terganggu salah satunya karena meningkatkan kadar CO yang bisa beraasal dari asap rokok. Kekurangan oxygen juga dapat mengakibatkan terjadinya penyakit Hipoksia (kekurangan oxygen). Jika seseorang berada dalam keadaan hipoksia (kekurangan oxygen) maka suatu gen akan terinduksi dalam suatu kondisi, dimana gen ini juga berpengaruh pada gen-gen yang lain. Hal inilah yang menjadi alasan kuat bahwa saat tubuh kekurangan oxygen maka nafsu makan akan berkurang dan berat badan menurun (Merry Wahyuningsih, 20). 2

3 4) Dampak Kelebihan Oxygen Bagi Tubuh Keracunan oxygen pada manusia membawa akibat buruk pada tiga organ yang amat vital. Dia bisa menimpa pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang dan tidak sadar (dinamakan Paul Bert effect), pada paru-paru yang mengakibatkan sesak nafas dan sakit dada (dinamakan Lorrain Smith effect), dan pada mata yang mengakibatkan rabun jauh (myopia). Umumnya gangguan ini tidak bersifat menetap pada orang dewasa dan membaik dengan berjalannya waktu. Namun pada bayi yang lahir prematur, efek pemberian oxygen yang berlebihan ini dapat mengakibatkan kelainan mata yang lebih serius bahkan sampai menjadi buta. Hal ini terutama disebabkan pada bayi prematur, organ paru-paru dan organ matanya belum berkembang secara sempurna, sehingga tekanan oxygen yang berlebihan ini mengakibatkan kerusakan sel pada bronchus dan retina mata. Kerusakan pada retina yang terlepas (detached) ini dinamakan Retinopathy Of Prematurity (ROP). (Gustaaf Kusno, 20). Modul Oxygen Analyzer ini menggunakan sensor gas oksigen KE-50 yang khusus untuk mendeteksi kadar gas oksigen dengan output berupa tegangan. Dimana sensor ini mempunyai struktur yang sama dengan baterai yang terdiri dari elektroda dan elektrolit. Elektroda dibagi menjadi anoda berupa Pb (timbal) dan katoda yang terbuat dari emas (Ag) serta elektrolit berupa asam lemah atau alkaline. Elektroda emas merupakan sebuah padatan yang berupa selaput yang tidak berongga (Mochamad Yusuf Santoso). Metodologi ) Diagram Blok Modul 5) Oxygen Analyzer 2) Diagram Alir Program Gambar..Oxygen Analyzer Oxygen Analyzer adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur kadar oxygen dalam suatu gas. Di bidang kesehatan Oxygen Analyzer difungsikan untuk mengukur kadar gas oxygen pada tabung oxygen, outlet gas medis, alat terapi oxygen, Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), dan ventilator. Dengan cara menghubungkan sensor ke selang output dari sumber oxygen maka kadar oxygen dapat diukur. 6) Sensor Gas Oxygen Gambar..Sensor Gas Oxygen Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode pre eksperimental dengan jenis peneltian After Only Design karena langsung dilakukan perlakuan terhadap alat tanpa 3

4 melakukan pengukuran keadaan awal terlebih dahulu dan hasil dari perlakuan tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kelemahan dari rancangan ini adalah tidak tahu keadaan awalnya, sehingga hasil yang didapat sulit disimpulkan. Variabel Penelitian ) Variabel Bebas Sebagai variabel bebas adalah gas oksigen 2) Variabel Terikat Sebagai variabel terikat yaitu sensor gas oksigen KE 50 untuk mendeteksi gas oksigen 3) Variabel terkendali Sebagai variabel terkendali yaitu mikrokontroller ATmega6 untuk mengontrol sistem kerja alat. Hasil Pengukuran Test Point Untuk pengukuran test point pada modul dilakukan pengukuran pada test point output tegangan sensor, output tegangan penguatan op-amp pertama (2kali penguatan) dan output tegangan penguatan op-amp kedua (2kali penguatan). Tabel 4. Data hasil pengukuran test point Kad ar Oksi gen Tabel 4.3 Data hasil perhitungan statistic X Simpa ngan Error% SD Ua 2% 2,6% 0,6% 0,007% 0,408 0,66 22% 22,6% 0,6% 0,007% 0,408 0,66 23% 23,6% 0,6% 0,007% 0,408 0,66 24% 24,6% 0,6% 0,006% 0,408 0,66 25% 25,6% 0,6% 0,006% 0,408 0,66 26% 26,6% 0,6% 0,006% 0,408 0,66 Pembahasan Rangkaian ) Pembahasan Rangkaian Minimum Sistem ATmega6 Rangkaian ini adalah rangkaian mikrokontroler yang berfungsi mengatur jalannya sistem. Spesifikasi modul rangkaian minimum sistem ATmega6 yang diperlukan adalah:. Tegangan supply yang dibutuhkan Vdc dan ground. 2. Membutuhkan sambungan MOSI, MISO, SCK, RESET dan GROUND dengan Programer untuk dapat memprogram ATmega6. 3. Membutuhkan tombol/saklar ON/OFF. Kadar oksigen Tegangan output sensor Tegangan output opamp pertama (2kali penguatan) Tegangan output opamp kedua (2kali penguatan) Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar sebagai berikut: 2% V 0.98 V 0.33 V 22% V V V 23% V 0.24 V V 24% V V V 25% V V V 26% V V 0.39 V Hasil Perhitungan/Analisis Data Berdasarkan perhitungan menggunakan rumusrumus statistik yang tercantum di Bab 3.8 didapatkan data hasil perhitungan seperti pada tabel dibawah ini: Penjelasan Rangkaian Minimum Sistem: Saklar ON/OFF berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan tegangan yang menyupplay semua rangkaian agar alat dapat beroperasi. PORTA.2 PORTD.7 terhubung ke LCD yang berfungsi sebagai display untuk menampilkan hasil 4

5 pembacaan sensor. PORTA. (ADC0) terhubung ke output dari rangkaian Pengkondisi Sinyal Analog. Tombol RESET merupakan proses mengembalikan sistem ke kondisi default atau semula tanpa mematikan alat. Pin reset ATmega6 adalah active low resistor, ini berfungsi untuk pull up yang cara kerjanya secara default ic akan mengenal logika / high jika mendapat triger (saklar ditekan) maka input akan terhubung langsung dengan ground dan mendapat logika nol. Kapasitor yang diparalelkan dengan tombol adalah untuk memberikan delay reset pada waktu rangkaian dinyalakan. Konektor programmer yang terhubung dengan pin Mosi, Miso, Sck, Reset dan Ground berfungsi untuk memasukkan dan menghapus program pada mikrokontroller. Langkah-langkah pengaturan/pengujian :. Mengukur tegangan supply pada kaki 0(vcc) dan (ground). 2. Memasukkan Program menggunakan Programer. 3. Menjalankan program pembacaan data ADC. 4. Mengamati tampilan LCD dengan kesesuaian program. Pembahasan Rangkaian Pengkondisi Sinyal Analog (PSA) Rangkaian ini merupakan rangkaian untuk menguatkan sinyal tegangan output sensor. Spesifikasi modul rangkaian PSA yang diperlukan adalah:. Membutuhkan tegangan supply 6V dan ground untuk mengaktifkan IC LM Membutuhkan tegangan input dari sensor berupa tegangan DC. 3. Membutuhkan resistor feedback bernilai k dan resistor ground k. maka penguatan non inverting dihitung dengan cara:. Penguatan 2 kali non inverting op-amp pertama a. Untuk penguatan tegangan sensor saat kadar oksigen 2% (0.046V) Vout = 0.046V x (+(k / k)) Vout = 0.046V x (+) Vout = 0.046V x 2 Vout = 0.092V b. Untuk penguatan tegangan sensor saat kadar oksigen 22% (0.048V) Vout = 0.048V x (+(k / k)) Vout = 0.048V x (+) Vout = 0.048V x 2 Vout = 0.096V c. Untuk penguatan tegangan sensor saat kadar oksigen 23% (0.050V) Vout = 0.050V x (+(k / k)) Vout = 0.050V x (+) Vout = 0.050V x 2 Vout = 0.00V d. Untuk penguatan tegangan sensor saat kadar oksigen 24% (0,053V) Vout = 0.053V x (+(k / k)) Vout = 0.053V x (+) Vout = 0.053V x 2 Vout = 0.06V e. Untuk penguatan tegangan sensor saat kadar oksigen 25% (0,055V) Vout = 0.055V x (+(k / k)) Vout = 0.055V x (+) Vout = 0.055V x 2 Vout = 0.0V f. Untuk penguatan tegangan sensor saat kadar oksigen 26% (0,057V) Vout = 0.057V x (+(k / k)) Vout = 0.057V x (+) Vout = 0.057V x 2 Vout = 0.4V 2. Penguatan 2 kali non inverting op-amp kedua: a. Untuk penguatan tegangan sensor setelah penguatan op-amp pertama kadar 2% (0.092V) Vout = 0.092V x (+(k / k)) Vout = 0.092V x (+) Vout = 0.092V x 2 Vout = 0.84V b. Untuk penguatan tegangan sensor saat kadar oksigen 22% (0.096V) Vout = 0.096V x (+(k / k)) Vout = 0.096V x (+) Vout = 0.096V x 2 Vout = 0.92V c. Untuk penguatan tegangan sensor saat kadar oksigen 23% (0.00V) Vout = 0.00V x (+(k / k)) Vout = 0.00V x (+) Vout = 0.00V x 2 Vout = 0.200V 5

6 d. Untuk penguatan tegangan sensor saat kadar oksigen 24% (0,06V) Vout = 0.06V x (+(k / k)) Vout = 0.06V x (+) Vout = 0.06V x 2 Vout = 0.22V e. Untuk penguatan tegangan sensor saat kadar oksigen 25% (0,0V) Vout = 0.0V x (+(k / k)) Vout = 0.0V x (+) Vout = 0.0V x 2 Vout = 0.220V. Menggunakan tegan supply minimum sistem pada pin8 saat rangkaian di operasikan dan menggunakan Vbat pada pin3 saat kodisi minimum sistem di matikan. 2. Pin dan 2 di hubungkan pada kristal eksternal. 3. Pada pin 5,6 dan 7 adalah sinyal data dari RTC ke microcontroller. Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar dibawah ini: f. Untuk penguatan tegangan sensor saat kadar oksigen 26% (0,4V) Vout = 0.4V x (+(k / k)) Vout = 0.4V x (+) Vout = 0.4V x 2 Vout = 0.228V DARI SENSOR J 2 Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar dibawah ini: TES POIN SENSOR J6 k R R2 POT U8A LM358 TES POIN PENGUAT J8 k R3 v cc R4 POT TES POIN PENGUAT 2 U9B 7 J9 LM358 3 Gambar 5.3 Rangkaian penguatan 4 kali non inverting v cc J2 2 3 KE ADC MIKRO Pembahasan rangkaian Real Time Clock (RTC) Rangkaian real time clock (RTC) ini menggunakan IC DS307 yang mempunyai clock sumber sendiri dan internal batery untuk menyimpan data waktu dan tanggal. Sehingga jika system mikrocontroller mati waktu dan tanggal didalam memori RTC tetap uptodate. Spesifikasi modul rangkaian display LCD yang diperlukan adalah: Gambar 5.4 Rangkaian real time clock(rtc) Subprogram real time clock(rtc) PORTC.0 dan PORTC. terhubung ke sinyal data dari IC DS307 di pin5 dan pin6. Berikut listing programnya: Dim Weekday As Byte Config Date = Dmy, Separator = / Config Clock = User Config Scl = Portc.0 Config Sda = Portc. Const Ds307w = &HD0 Const Ds307r = &HD { Getdatetime: I2cstart I2cwbyte Ds307w I2cwbyte 0 I2cstart I2cwbyte Ds307r I2crbyte _sec, Ack I2crbyte _min, Ack I2crbyte _hour, Ack I2crbyte Weekday, Ack I2crbyte _day, Ack I2crbyte _month, Ack I2crbyte _year, Nack I2cstop _sec = Makedec(_sec) _min = Makedec(_min) _hour = Makedec(_hour) 6

7 _day = Makedec(_day) _month = Makedec(_month) _year = Makedec(_year) Return PORTB.0=; PORTB.=; PORTB.2=0; delay_ms(0); } Subprogram tampilan LCD 2X6 PORTA.2 - PORTA.7 mikrocontroller terhubung pada pin data dan control LCD Berikut listing programnya: Config Lcdpin = Pin, Db4 = Porta.5, Db5 = Porta.4, Db6 = Porta.3, Db7 = Porta.2, E = Porta.6, Rs = Porta.7 { Cls Cursor Off Do Cursor Off Locate, : Lcd Time$ Locate, : Lcd "SENSOR" Locate 2, : Lcd Date$ } Subprogram EEPROM internal Merupakan fasilitas penyimpanan data dalam memori internal microcontroller. Berikut listing programnya: $eeprom { If K = 0 Then Readeeprom Detik, 0 Readeeprom Menit, 2 Readeeprom Jam, 3 Readeeprom Data_adc, 4 Readeeprom Hari, 4 Readeeprom Bulan, 42 Readeeprom Tahun, 43 Locate, : Lcd Jam ; ":" ; Menit ; ":" ; Detik ; " " Locate, : Lcd "DATA" ; " " Locate 2, : Lcd Hari ; "/" ; Bulan ; "/" ; Tahun ; " " Locate 2, : Lcd " " ; Data_adc ; " " Elseif K = Then Readeeprom Detik2, 5 Readeeprom Menit2, 6 Readeeprom Jam2, 7 Readeeprom Data_adc2, 8 Readeeprom Hari2, 44 Readeeprom Bulan2, 45 Readeeprom Tahun2, 46 Locate, : Lcd Jam2 ; ":" ; Menit2 ; ":" ; Detik2 ; " " Locate, : Lcd "DATA2" ; " " Locate 2, : Lcd Hari2 ; "/" ; Bulan2 ; "/" ; Tahun2 ; " " Locate 2, : Lcd " " ; Data_adc2 ; " " Locate 2, 4 : Lcd " %" ; " " Elseif K = 2 Then Readeeprom Detik3, 9 Readeeprom Menit3, 0 Readeeprom Jam3, Readeeprom Data_adc3, 2 Readeeprom Hari3, 47 Readeeprom Bulan3, 48 Readeeprom Tahun3, 49 Locate, : Lcd Jam3 ; ":" ; Menit3 ; ":" ; Detik3 ; " " Locate, : Lcd "DATA3" ; " " Locate 2, : Lcd Hari3 ; "/" ; Bulan3 ; "/" ; Tahun3 ; " " Locate 2, : Lcd " " ; Data_adc3 ; " " Elseif K = 3 Then Readeeprom Detik4, 3 Readeeprom Menit4, 4 Readeeprom Jam4, 5 Readeeprom Data_adc4, 6 Readeeprom Hari4, 50 Readeeprom Bulan4, 5 Readeeprom Tahun4, 52 Locate, : Lcd Jam4 ; ":" ; Menit4 ; ":" ; Detik4 ; " " Locate, : Lcd "DATA4" ; " " Locate 2, : Lcd Hari4 ; "/" ; Bulan4 ; "/" ; Tahun4 ; " " Locate 2, : Lcd " " ; Data_adc4 ; " " Elseif K = 4 Then Readeeprom Detik5, 7 Readeeprom Menit5, 8 Readeeprom Jam5, 9 Readeeprom Data_adc5, 20 7

8 Readeeprom Data_adc8, 32 Readeeprom Hari5, 53 Readeeprom Bulan5, 54 Readeeprom Tahun5, 55 Locate, : Lcd Jam5 ; ":" ; Menit5 ; ":" ; Detik5 ; " " Locate, : Lcd "DATA5" ; " " Locate 2, : Lcd Hari5 ; "/" ; Bulan5 ; "/" ; Tahun5 ; " " Locate 2, : Lcd " " ; Data_adc5 ; " " Elseif K = 5 Then Readeeprom Detik6, 2 Readeeprom Menit6, 22 Readeeprom Jam6, 23 Readeeprom Data_adc6, 24 Readeeprom Hari6, 56 Readeeprom Bulan6, 57 Readeeprom Tahun6, 58 Locate, : Lcd Jam6 ; ":" ; Menit6 ; ":" ; Detik6 ; " " Locate, : Lcd "DATA6" ; " " Locate 2, : Lcd Hari6 ; "/" ; Bulan6 ; "/" ; Tahun6 ; " " Locate 2, : Lcd " " ; Data_adc6 ; " " Elseif K = 6 Then Readeeprom Detik7, 25 Readeeprom Menit7, 26 Readeeprom Jam7, 27 Readeeprom Data_adc7, 28 Readeeprom Hari7, 59 Readeeprom Bulan7, 7 Readeeprom Tahun7, 6 Locate, : Lcd Jam7 ; ":" ; Menit7 ; ":" ; Detik7 ; " " Locate, : Lcd "DATA7" ; " " Locate 2, : Lcd Hari7 ; "/" ; Bulan7 ; "/" ; Tahun7 ; " " Locate 2, : Lcd " " ; Data_adc7 ; " " Elseif K = 7 Then Readeeprom Detik8, 29 Readeeprom Menit8, 30 Readeeprom Jam8, 3 Readeeprom Hari8, 62 Readeeprom Bulan8, 63 Readeeprom Tahun8, 64 Locate, : Lcd Jam8 ; ":" ; Menit8 ; ":" ; Detik8 ; " " Locate, : Lcd "DATA8" ; " " Locate 2, : Lcd Hari8 ; "/" ; Bulan8 ; "/" ; Tahun8 ; " " Locate 2, : Lcd " " ; Data_adc8 ; " " Elseif K = 8 Then Readeeprom Detik9, 33 Readeeprom Menit9, 34 Readeeprom Jam9, 35 Readeeprom Data_adc9, 36 Readeeprom Hari9, 65 Readeeprom Bulan9, 66 Readeeprom Tahun9, 67 Locate, : Lcd Jam9 ; ":" ; Menit9 ; ":" ; Detik9 ; " " Locate, : Lcd "DATA9" ; " " Locate 2, : Lcd Hari9 ; "/" ; Bulan9 ; "/" ; Tahun9 ; " " Locate 2, : Lcd " " ; Data_adc9 ; " " Elseif K = 9 Then Readeeprom Detik0, 37 Readeeprom Menit0, 38 Readeeprom Jam0, 39 Readeeprom Data_adc0, 40 Readeeprom Hari0, 68 Readeeprom Bulan0, 69 Readeeprom Tahun0, 70 Locate, : Lcd Jam0 ; ":" ; Menit0 ; ":" ; Detik0 ; " " Locate, : Lcd "DATA0" ; " " Locate 2, : Lcd Hari0 ; "/" ; Bulan0 ; "/" ; Tahun0 ; " " Locate 2, : Lcd " " ; Data_adc0 ; " " End If Loop Goto Main 8

9 segmen puluhan pul = pul % 0; rat = data2 / 00; //untuk menampilkan data2 di segmen ratusan rat = rat % 0; } Subprogram konversi data ADC Berikut listing programnya: Config Adc = Single, Prescaler = Auto, Reference = Avcc Start Adc Dim Data_adcku As Word, Adc_convert As Single, Adc_string As String * 0 Dim Data_sen As Single Dim Data_adcs As Single Dim Data_adcs2 As Single Dim Data_adcs3 As Single Dim Data_adc As Single Dim Data_oksigen As Integer Dim Data_sensor As String * 5 { Data_adcku = Getadc() Data_sen = Data_adcku Data_adcs = 3.55 * Data_sen Data_adcs = Data_adcs / 023 Data_adcs = Data_adcs * 000 Data_adcs2 = 0. * Data_adcs Data_adcs2 = Data_adcs2-0.8 Data_adc = Data_adcs2 Data_sensor = Fusing(data_adc, "##.#") Locate 2, : Lcd " " ; Data_sensor Locate 2, 4 : Lcd " % " Proses konversi data menggunakan ADC0 pada PORTC.0. Konversi dari tegangan ke persen menggunakan persamaan y=m.x+c. Dimana y merupakan kadar oksigen dan x merupakan tegangan saat kadar oksigen tertentu. Nilai m dan c didapatkan dari perhitungan sebagai berikut: y = m.x+c 20 = m.208+c 30 = m.308+c - -0 = m.(-00) -0 = m -00 m = 0, jadi, m=0, y = m.x+c 20 = 0,. 208+c 20 = 20,8 + c c = 20 20,8 c = -0,8 jadi, c=-0,8 Setelah nilai m dan c sudah diketahui maka persamaan y=m.x+c menjadi y=0,.x+(-0,8). Persamaan tersebut digunakan sebagai rumus konversi. Didalam rumus yang terdapat pada listing program diatas, y sebagai data2 atau data yang akan ditampilkan. Sedangkan x sebagai data atau data tegangan saat kadar oksigen tertentu. Dari rumus tersebut akan dikonversikan dari tegangan ke satuan persen kadar oksigen. Berikut perhitungan dari persamaan y=0,.x+(-0,8): Untuk x = 208 mv yaitu: y = 0,.208+(-0.8) y = 20,8-0,8 y = 20 Untuk x = 308 mv yaitu: y = 0,.308+(-0,8) y = 30,8-0,8 y = 30 Untuk x = 407 mv yaitu: y = 0,.407+(-0,8) y = 40,7-0,8 y = 39,9 Untuk x = 508 mv yaitu: y = 0,.508+(-0,8) y = 50,8-0,8 y = 50 Untuk x = 607 mv yaitu: y = 0,.607+(-0,8) y = 60,7-0,8 y = 59,9 Untuk x = 709 mv yaitu: y = 0,.709+(-0,8) y = 70,9-0,8 y = 70, Untuk x = 8 mv yaitu: y = 0,.8+(-0,8) y = 8,-0,8 y = 80,3 Untuk x = 92 mv yaitu: y = 0,.92+(-0,8) y = 9,2-0,8 y = 90,4 Pembahasan Kinerja Sistem Keseluruhan Minimum sistem berkerja sesuai dengan program yang diberikan dan dapat mengatur jalannya sistem dari alat, minimum sistem dapat menampilkan pembacaan kadar oxygen dan real time clock(rtc) pada LCD karakter, mengkonversi nilai tegangan yang diberikan pada ADC menjadi nilai kadar oksigen pada display LCD dengan menggunakan persamaan y=m.x+c sebagai rumus konversi. Display LCD dapat menampilkan nilai kadar oksigen yang 9

10 dideteksi oleh sensor gas oksigen jenis KE-50 dan bekerja sesuai program yang diberikan. Keluaran sensor dikondisikan menggunakan rangkaian penguat non inverting sebanyak 4 kali penguatan, sehingga tegangan keluaran sensor yang semulanya kecil menjadi lebih besar untuk masuk ke pin ADC mikrokontroller. Setelah tegangan keluaran sensor dikuatkan sebesar 4 kali penguatan, pembacaan data oleh ADC mikrokontroller lebih mudah dan tampilan pada LCD karakter lebih stabil. Berdasarakan sistem pengujian dan pengukuran modul dengan alat pembanding Oksigen konsentrat yang berada di Lab Terpadu POLTEKKES Surabaya yang terdapat pada gambar 4.7 dan berdasarkan data perbandingan pengukuran kadar oksigen pada tabel 4.2 Pada kadar oksigen 2%, 22%, 23%, 24%, 25% dan 26% dimana masing - masing pengukuran dilakukan sebanyak 6 kali. Modul lebih stabil pembacaan kadar oksigennya dan didapat nilai pembacaan pada modul dengan nilai simpangan 0,06%. Modul layak digunakan untuk pengukuran karena nilai simpangan kurang dari toleransi yaitu 4%. Dengan dibuatnya modul untuk mengukur kadar gas oksigen ini akan mempermudah dalam pengukuran kadar gas oksigen dan juga dapat menghindari pasien dari terjadinya keracunan oksigen karena kelebihan atau kekurangan oksigen, akan tetapi penggunaan sensor gas oksigen KE-50 secara terus menerus akan mengurangi Life Time dari sensor, sensor akan kurang sensitif dalam mendeteksi gas oksigen, sehingga pembacaan kadar oksigen tidak stabil. Jadi perlu dilakukan penggantian sensor dengan yang baru agar modul bisa digunakan kembali. PENUTUP Kesimpulan Setelah melakukan proses pembuatan dan study literature serta perencanaan, pengujian alat dan pendataan maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: ) Dapat dibuat rangkaian minimum sistem mikrokontroller ATmega6 sebagai pemroses dan berjalan sesuai program. 2) Desain pengkondisi sinyal analog menggunakan penguat non inverting dengan penguatan tegangan sensor sebesar 4 kali penguatan. Penguatan sebesar 4 kali sudah stabil untuk pembacaan pada ADC mikrokontroller ATmega6. Namun nilai pengukuran tegangan di test poin tidak sesuai dengan teori yang tertulis. Hal itu bisa dipengaruhi oleh kualitas komponen yang dipakai. Saran Setelah dilakukan pembuatan modul dan pengujian hasil modul yang dibuat, agar lebih sempurna maka penulis memberikan saran sebagai berikut: ) Menggunakan sensor gas oksigen dengan tipe lain yang mempunyai nilai sensitifitas tinggi dan sensor tersebut juga sudah di sediakan pengkondisi sinyal analog(psa) oleh pabrikannya, agar bisa lebih mudah mengkonfersikan data ADC nya. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada semua keluarga besar Teknik Elektromedik Surabaya yang telah membantu penulis dan memberikan saran-saran sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tidak lupa kepada para dosen terima kasih atas saran-saran dan masukkannya. DAFTAR PUSTAKA Analox Sensor Technology. Analox O2 Portable User Manual. Diakses tanggal di Arthur C Guyton & John E Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi. Jakarta : EGC Gustaaf Kusno. 20. Mungkinkah Kita Keracunan Oksigen?. Diakses tanggal di Kozier Barbara, Erb Glenora Buku Ajar Praktek Keperawatan Klinis Kozier Erb. Jakarta: EGC Mading Sahabat. 20. Manfaat Oksigen Bagi Tubuh. Juni Merry Wahyuningsih. 20. Perokok Kurus Karena Kekurangan Oksigen. Jakarta Mochamad Yusuf Santoso. Sistem sensor oksigen. Diakses tanggal di Soekidjo Notoatmodjo Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta 0

11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan 63 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA 4.1 Tujuan Pengukuran yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mendapatkan data dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan agar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA 4.1 Tujuan Pengukuran yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mendapatkan data dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan agar menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Perancangan Perangkat Keras 3.1.1. Alat dan Bahan 1. Alat 1) Solder listrik. 2) Gergaji. 3) Tool set. 4) Bor PCB. 5) Multimeter. 6) Downloader. 2. Bahan 1) Sensor lm535 digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul adalah sebagai berikut : 3.1.1 Rangkaian Minimum System Komponen yang digunakan pada rangkaian minimum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 Seminar Tugas Akhir Juni 07 Alat Ukur Maloklusi Overbite pada Gigi ( Fahrul Fadli H.B, Bambang Guruh Irianto, Tribowo Indrato) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jl. Pucang Jajar

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. [2]. Agfianto Eko Putra, 2010, Modul Pelatihan Mikrokontroler Atmel AVR,

DAFTAR PUSTAKA. [2]. Agfianto Eko Putra, 2010, Modul Pelatihan Mikrokontroler Atmel AVR, DAFTAR PUSTAKA [1]. Anonim, Elektronika Dasar-Thyristor.pdf, http://student.eepis-its.edu/~robobip/semester%201%20dan%202/thyristor.pdf [2]. Agfianto Eko Putra, 2010, Modul Pelatihan Mikrokontroler Atmel

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

PERTEMUAN IV PEMOGRAMAN SEVEN SEGMEN DAN LCD

PERTEMUAN IV PEMOGRAMAN SEVEN SEGMEN DAN LCD PERTEMUAN IV PEMOGRAMAN SEVEN SEGMEN DAN LCD TUJUAN: - Mahasiswa mampu memprogram mikrokontroller untuk menampilkan Informasi pada perangkan output Seven Segmen dan LCD. PERALATAN: Modul-modul/perangkat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Atmel. Microcontroller, All Data Sheet, 2010 Cahttophadyay, D, Dasar Elektronika, penerjemahsutanto UI Press, Jakarta Indonesia

DAFTAR PUSTAKA. Atmel. Microcontroller, All Data Sheet, 2010 Cahttophadyay, D, Dasar Elektronika, penerjemahsutanto UI Press, Jakarta Indonesia DAFTAR PUSTAKA Atmel. Microcontroller, All Data Sheet, 2010 Cahttophadyay, D, Dasar Elektronika, penerjemahsutanto UI Press, Jakarta Indonesia Fairchild, Data Sheet IC Regulator, 2010 Iswanto,. Design

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL KINERJA ALAT

BAB IV ANALISA DAN HASIL KINERJA ALAT BAB IV ANALISA DAN HASIL KINERJA ALAT 4.1. Analisa dan Tujuan Pengujian Analisa bertujuan untuk menjelaskan secara teoritis sistem kerja rangkaian yang dirancang, sementara pengujian dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

'MATIKAN KRUSOR LCD DAN KRUSOR TIDAK BERKEDIP

'MATIKAN KRUSOR LCD DAN KRUSOR TIDAK BERKEDIP $regfile = "m8adef.dat" $crystal = 12000000 Config Lcd = 16 * 2 'MIKROKONTROLER YANG DI GUNAKAN TYPE ATMEGA8A 'CRSTAL YANG DI PAKAI 12MHZ 'KONFIGURASI LCD YANG DI GUNAKAN 16x2 Config Lcdpin = Pin, Db4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared).

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared). 30 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared). Buzzer PIR (Passive Infra Red) Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 27 BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Sistem Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki satuam kerja tersendiri dan setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Sampel Air Sensor TDS Modul Sensor Program Mikrokontroller ATMega16

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT 47 BAB IV PEMBAHASAN ALAT 4.1 Spesifikasi alat Gambar alat prototype blood warmer dapat dilihat pada gambar 4.1. 1 2 3 4 6 8 5 7 Gambar 4.1. Spesifikasi alat Keterangan : 1. Indikator heater ON/OFF. 2.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan oleh penulis dalam merancang alat ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Mei 2016

Seminar Tugas Akhir Mei 2016 Monitoring Tekanan Oksigen (Wahid Nur Fattah 1, Priyambada Cahya Nugraha 2, Torib Hamzah 3 ) ABSTRAK Monitoring Tekanan Oksigen merupakan alat life support yang berfungsi untuk memantau tekanan yang melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok sistem merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan dan pembuatan alat ini, karena dari diagram

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pemantau Ketinggian Air Cooling Tower di PT. Dynaplast. Pengujian dan pengoperasian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 20 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perencanaan Secara Diagram Blok Untuk dapat melakukan perancangan alat Water Bath, maka penulis memulai dengan perancangan blok diagram yang tertera pada gambar dibawah.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang gas medis telah dilakukan oleh Oktavia Istiana (2005) dengan tampilan analog dan Rachmatul Akbar (2015) yang melakukan pembuatan alat

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem BAB III SISTEM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN Untuk mempermudah perancangan alat digunakan diagram blok sebagai langkah awal pembuatan alat. Diagram blok menggambarkan secara umum cara kerja rangkaian secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat 1. Nama : Timbangan Bayi 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital 3. Berat : 5 Kg 4. Display : LCD Character 16x2 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 6. Sensor : Loadcell

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berikut rancangan penulis terkait pembuatan dari alat pengukur tekanan darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan.

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan. BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan alat dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini : SENSOR SUHU INSTRUMENTASI AMPLIFIER

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan skripsi yang dibuat yang terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram Berikut merupakan diagram blok alat yang dirancang untuk mempermudah dalam memahami alur kerja alat. Sensor MPX5700 Tekanan Dari tabung Kode perintah Minimum

Lebih terperinci

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Tanu Dwitama, Daniel Sutopo P. Politeknik Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail: tanudwitama@yahoo.co.id, daniel@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Metode eksperimen terdiri dari penentuan metode pengukuran viskositas,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perancangan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari sistem dan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 29 BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1.Diagram Blok Sistem Power Supply LCD Sensor DHT22 Atmega8 Buzzer Gambar 3.1 Diagram Blok System 3.1.1.Fungsi-fungsi diagram blok 1. Blok Power Supply sebagai pemberi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air yang akan diperiksa diambil sebanyak 50 ml, sampel terlebih

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air yang akan diperiksa diambil sebanyak 50 ml, sampel terlebih 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram blok Sampel air yang akan diperiksa diambil sebanyak 50 ml, sampel terlebih dahulu direaksikan dengan campuran pereaksi sulfanilamide acid dan N-(1- naphthyl)

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa alat dan bahan. Berikut ini merupakan alat-alat yang dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa alat dan bahan. Berikut ini merupakan alat-alat yang dipergunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam proses pembuatan alat tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa alat dan bahan. Berikut ini merupakan alat-alat yang dipergunakan dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan dibahas mengenai perancangan alat yang konsep kerja sistem serta komponen-komponen pendukungnya telah diuraikan pada Bab II. Perancangan yang akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Alat pemantau tekanan dan konsentrasi oksigen udara pernafasan ini terdiri dari

BAB III PERANCANGAN. Alat pemantau tekanan dan konsentrasi oksigen udara pernafasan ini terdiri dari BAB III PERANCANGAN Alat pemantau tekanan dan konsentrasi oksigen udara pernafasan ini terdiri dari rangkaianrangkaian sebagai berikut :. Rangkaian pengkondisi sensor tekanan. Rangkaian pengkondisi sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan sistem yang dibuat. Gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan disajikan dalam mekanisme perancangan alat, baik perangkat keras (hardware) ataupun perangkat lunak (software). Tahapan perancangan dimulai dari perancangan blok

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor Perangkat terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak dimana koil datar. perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 Denny Wijanarko 1, Harik Eko Prasetyo 2 1); 2) Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember, Jember. 1email: dennywijanarko@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan BAB III PERANCANGAN SISEM Dalam tugas akhir ini hal yang dilakukan adalah membuat alat untuk menghitung secara digital penggunaan listrik atau jumlah konsumsi arus listrik pelanggan. Untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold Seminar Tugas Akhir Juni 06 Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold (Tera Hanifah Al Islami, Andjar Pudji, Triana Rahmawati ) ABSTRAK Tachometer adalah suatu alat ukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan perangkat keras adalah studi kepustakaan berupa data-data literatur dari masing-masing komponen, informasi dari internet dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian ini termasuk pengujian masing-masing bagian secara terpisah dan pengujian

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian ini termasuk pengujian masing-masing bagian secara terpisah dan pengujian BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. Secara garis besar, terdapat 3 macam pengujian, yaitu: 1. Pengujian hardware (troubleshooting).

Lebih terperinci

ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16. Fajar Ahmad Fauzi

ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16. Fajar Ahmad Fauzi ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16 Fajar Ahmad Fauzi Prodi D3 Teknik Elektromedik, Fakultas Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Kampus Politeknik UMY, Jln. Hos.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT. Perancangan perangkat keras otomasi alat pengering kerupuk berbasis

BAB IV PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT. Perancangan perangkat keras otomasi alat pengering kerupuk berbasis BAB IV PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT A. Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras otomasi alat pengering kerupuk berbasis mikrokontroler AT-Mega 16. Terdiri dari dua tahap perancangan, antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

DT-AVR Application Note

DT-AVR Application Note DT-AVR Application Note AN75 Pendeteksi Gerak dengan Infra Merah Oleh: Tim IE Aplikasi ini merupakan salah satu contoh penggunaan ADC internal ATmega8535 pada DT-AVR Low Cost Micro System. Aplikasi ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Diagram Mekanik 1. Tampak Depan dan Belakang Gambar 3.1 Tampilan Depan dan Belakang Keterangan gambar : = tombol start = tombol up = tombol down = tombol stop

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Pengoperasian Alat Penjelasan pengoperasian alat terapi infra merah di lengkapi sensor jarak dan timer di sesuaikan dengan list program yang telah di rancang berikut

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci