250 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "250 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman"

Transkripsi

1 250 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman Tersedia Online di ISSN: Jurnal Pendidikan Sains Vol.2, No.4, Desember 2014, Hal Pembelajaran Kontekstual Matematika Bermedia Manik Manik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Vitiarti SD Negeri Kalisongo 02 DauMalang Abstract: The purpose of this research is to improve the learning process and learning outcomes of elementary school students in the addition and reduction of integers through the application of contextual learning mathematics with beads media. The type of research is classroom action research (PTK). This study was conducted in two cycles which each cycle consists of 3 meetings. Based on the results of data analysis and reflection in this study, it shows that the increasing students understanding of concepts of addition and reduction of integers turns higher after obtaining contextual learning of beads media rather than students who received conventional learning. The improved cognitive learning outcomes characterized by the increasing of the percentage in classical completeness and the average score of competency test on the second cycle which could exceed the minimum score (KKM). Also, there is a higher tendency of students in doing learning activities after obtaining contextual learning with beads media on the second cycle compared to students who obtain teachercentered learning. Key Words: learning outcomes, beads media, contextual learning Abstrak: Tujuan penelitian untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa SD tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui penerapan pembelajaran kontekstual matematika bermedia manikmanik. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Hasil analisis data dan refleksi menunjukkan bahwa peningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat lebih tinggi setelah memperoleh pembelajaran kontekstual bermedia manikmanik daripada dengan pembelajaran konvensional. Peningkatan hasil belajar kognitif ditunjukkan dengan peningkatan persentase ketuntasan klasikal dan skor ratarata uji kompetensi pada siklus II yang mampu melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peningkatan terhadap aktivitas siswa dalam belajar setelah memperoleh pembelajaran kontekstual bermedia manikmanik lebih tinggi pada siklus II daripada aktivitas siswa pada pratindakan yang memperoleh pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Kata kunci: hasil belajar, media manikmanik, pembelajaran kontekstual Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya (BNSP, 2006:147148). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika Sekolah Dasar (SD) dimulai dari lingkungan kehidupan nyata siswa. Segala kegiatan pembelajaran diawali dengan penyajian masalah konkret. Hal ini sejalan dengan teori Piaget (dalam Karso, 2002:2.16) bahwa siswa usia SD belum berada pada tahap berpikir formal. Mereka masih berada pada tingkat operasi konkret. Di lain pihak bahwa objek matematika adalah abstrak. Dengan demikian pembelajaran matematika di SD tidak dapat terlepas dari sifatsifat matematika yang abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa yang masih bersifat konkret. 250 Artikel diterima 03/03/2014; disetujui 10/09/

2 Vitiarti, Pembelajaran Kontekstual Bermedia ManikManik Untuk mewujudkan pembelajaran matematika di SD yang mampu memberikan makna kepada siswa, maka dalam setiap kegitan pembelajaran harus mendorong terciptanya keaktifan siswa. Siswa akan memiliki pengalaman langsung melalui kegiatan nyata, sehingga siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan baru yang diterimanya dengan melakukan interaksiinteraksi dalam proses pembelajaran. Penerapan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dan penggunaan media yang mampu memvisualisasikan proses penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat. Keaktifan siswa kelas V SDN Karangbesuki IV Sukun Malang dalam kegiatan pembelajaran sangat kurang karena dalam proses pembelajaran tidak dibentuk kelompokkelompok belajar dan tidak digunakannya media yang mampu mengaktifkan siswa. Dalam proses pembelajaran tidak diawali dengan pemberian contohcontoh masalah kontekstual yang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat umumnya diberikan langsung secara simbolik, sehingga berakibat pada pamahaman siswa terhadap kompetensi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu 65. Ketuntasan secara klasikal hanya sebesar 55,8% sementara ratarata nilai uji kompetensi hanya mencapai 65,1. Perlu adanya perubahan dalam pendekatan pembelajaran matematika pada kompetensi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas kelas V SDN Karangbesuki IV Sukun Malang. Tindakan yang dipilih untuk meningkatkan hasil belajar tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas kelas V SDN Karangbesuki IV Sukun Malang adalah penerapan pembelajaran kontekstual dengan penggunaan media manikmanik. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka seharihari (Nurhadi, 2004:5). Media manikmanik dipilih karena media ini mampu memvisualisasikan proses penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Menurut Muhsetyo (2007) bahwa ada beberapa media yang dapat digunakan untuk memvisualisasikan atau menggambarkan secara konkret proses perhitungan pada bilangan bulat diantaranya adalah manikmanik. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa yang saling bekerja sama dan mengalami sendiri untuk mengkontruksi pengetahuan bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Proses pembelajaran konsep diawali dengan pemberian contohcontoh masalah kontekstual yang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Menurut Johnson (2002: 25) komponen CTL mencakup To achieve this aim, the system encompasses the following eight components: making meaningful connections, doing significant work, selfregulated learning, collaborating, critical and creative thinking, nurturing the individual, reaching high standards, using authentic assessment. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka pembelajaran kontekstual akan menuntun siswa melalui kedelapan komponen utama CTL, yaitu: (a) melakukan hubungan yang bermakna; (b) mengerjakan pekerjaan yang berarti; (c) mengatur cara belajar sendiri; (d) bekerja sama; (e) berpikir kritis dan kreatif; (f) memelihara/membina pribadi siswa; (g) mencapai standar yang tinggi; (h) menggunakan asesmen (penilaian) otentik. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action reserch. Menurut Suhardjono (2011:12) PTK adalah penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya, sehingga berfokus pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. PTK adalah proses investigasi terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas, proses pemecahan masalah tersebut dilakukan secara bersiklus dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas tertentu (Akbar, 2010:28). Penelitian ini dilaksanakan dengan model bersiklus dari Kemmis dan Taggart (1988:11) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi rencana (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Dalam hal ini kehadiran peneliti di lapangan sangat mutlak dan peneliti sendiri yang melakukan perencanaan, melaksanaan penelitian, mengumpulan

3 252 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman data, menyederhanaan data, menganalisis data, dan menyimpulkan data. Penelitian ini berlangsung dari bulan JuliOktober 2013 di SDN Karangbesuki IV Sukun Malang, yang beralamat di Jl. Candi 56 Karangbesuki Kecamatan Sukun Kota Malang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V tahun ajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 26 orang, yang terdiri dari siswa lakilaki 15 orang dan siswa perempuan 11 orang. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu guru sebagai pelaksana pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kontekstual matematika bermedia manikmanik dan siswa sebagai subjek penelitian yang diamati dalam aktivitas belajarnya secara kelompok ataupun secara individu pada saat proses pembelajaran kontekstual berlangsung. Setiap siswa diamati aktivitas belajarnya yang meliputi keaktifan, keberanian, kerja sama, penugasan, dan kemampuan memperagakan manikmanik dalam proses penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pengamatan terhadap guru dan siswa dilakukan oleh 3 orang observer, pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran kontekstual berlangsung. Analisis data penelitian ini yaitu analisis data lembar validasi terhadap instrumen penelitian, perangkat pembelajaran yang digunakan, dan analisis data hasil penelitian yang dilakukan pada setiap berakhirnya pembelajaran dalam setiap siklus. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah minimum 75% kriteria baik untuk aktivitas guru dan minimum 70% kriteria baik untuk aktivitas siswa. Ketuntasan klasikal 75% dari jumlah siswa kelas V SDN Karangbesuki IV Sukun Malang yang memperoleh nilai 65. Ketuntasan individu apabila daya serap siswa telah mencapai nilai 65, sedangkan ketuntasan kelompok apabila kelompok telah mencapai nilai 70. Untuk mengetahui kesan atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran kontekstual di akhir siklus II diberikan lembar angket/kuesioner. Kriteria baik apabila 75% dari jumlah siswa memberikan kesan setuju dengan rerata 3,51 4,50 atau kriteria sangat baik dengan rerata 4,51 5,00. Untuk mengecek keabsahan temuan/data, maka dilakukan trigulasi data yaitu (1) reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang melalui proses seleksi, pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi yang bermakna; (2) paparan data adalah upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk naratif, grafik, atau bentuk lainnya; (3) penyimpulan adalah pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan bermakna (Akbar, 2010:72). HASIL Hasil observasi dari 3 observer terhadap kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran kontekstual digunakan untuk mengukur peningkatan aktivitas siswa dalam belajar. Aspek aktivitas siswa yang diamati meliputi keaktifan, keberanian, kerja sama, penugasan, dan kemampuan memperagakan manikmanik dalam proses penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hasil uji kompetensi yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran dalam setiap siklus digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa terhadap kompetensi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat ditemukan kelemahan atau kekurangan yang terjadi. Guru sudah melaksanakan langkahlangkah pembelajaran sesuai RPP dengan baik. Dalam implementasinya sudah mengacu pada delapan komponen kontekstual, dan menampakkan semua indikator dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan observer terhadap aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran kontekstual siklus I masih terdapat kekurangankekurangan antara lain sebagai berikut. Pertama, suasana kelas agak gaduh karena setiap kelompok meminta bantuan guru, cara menggambar dan memperagakan manikmanik dalam operasi pengurangan bilangan bulat. Dengan demikian komponen pembelajaran kontekstual self regulated learning (belajar yang diatur sendiri), dan komponen doing significant work (melakukan pekerjaan yang berarti) perlu ditingkatkan di siklus II. Kedua, siswa yang pandai mendominasi dalam diskusi kelompok, karena belum ada pembagian kerja dalam mengerjakan tugas. Sehingga sebagian besar siswa masih bergantung pada temannya yang pandai. Dalam hal ini komponen pembelajaran kontekstual self regulated learning (belajar yang diatur sendiri) harus ditingkatkan di pertemuan selanjutnya. Ketiga, masih banyak siswa yang bermainmain dengan menumpuknumpuk manikmanik, terutama siswa yang tidak dilibatkan dalam diskusi di kelompoknya, sehingga mengganggu aktivitas belajar kelompok. Guru perlu lebih meningkatkan komponen pembelajaran nurturing the induvidual (memelihara dan membina pribadi) di siklus II. Keempat, pada saat diskusi kelompok pelaksanaannya sudah baik, meskipun masih ada beberapa siswa tidak mau aktif dan hanya mengandalkan temannya. Kelima, berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa yang meliputi: keaktifan, keberanian, kerjasama, dan penugasan pada siklus I masih belum

4 Vitiarti, Pembelajaran Kontekstual Bermedia ManikManik optimal. Hal ini menunjukkan bahwa komponen pembelajaran kontekstual colaboration (bekerja sama), nurturing the induvidual (memelihara dan membina pribadi), dan doing significant work (melakukan pekerjaan yang berarti) perlu ditingkatkan di siklus II Keenam, pelaksanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bermedia manikmanik sudah sangat baik, namun dari segi hasil belum didapatkan hasil yang optimal. Ratarata tingkat pemahaman siswa pada siklus I mencapai 72,7% dan ketuntasan secara klasikal mencapai 59,1%. Sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa komponen pembelajaran kontekstual critical and cretive thinking (berpikir kritis dan kreatif) dan komponen self regulated learning (belajar yang diatur sendiri) masih harus ditingkatkan di siklus II. Contoh hasil diskusi kelompok soal No. 2 yang dikerjakan oleh kelompok V dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa hanya kelompok V yang mampu menyelesaikan soal no 2 dengan benar. Sebagian besar siswa masih merasa kebingungan memahami masalah kontekstual yang dikaitkan dengan pengurangan bilangan bulat negatif yang terdapat dalam lembar kerja kelompok (LKK). Penerapan komponen pembelajaran kontekstual membuat keterkaitan yang berarti (making meaningfull connection) harus lebih ditingkatkan dan diperhatikan oleh guru pada siklus II. Masih ada beberapa siswa yang kebingungan memperagakan media manikmanik dalam pengurangan bilangan bulat terutama jika bilangan pengurangnya negatif dalam masalah kontekstual. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan komponen pembelajaran melakukan pekerjaan yang berarti (doing significant work), belajar yang diatur sendiri (self regulated learning), berpikir ktritis dan kreatif (critical and creative thinking) belum optimal, sehingga perlu penekanan kembali penggunaan manikmanik dalam operasi pengurangan bilangan bulat yang dikaitkan dalam masalah kontekstual pada siklus II. Peragaan manikmanik dalam proses penjumlahan Gambar 1. Hasil Diskusi Siswa pada LKK No. 2 dan pengurangan bilangan bulat dalam pembelajaran kontekstual dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3. Kegiatan Belajar 1: Penjumlahan Bilangan Bulat a. Penyajian masalah Suhu udara di gunung Bromo seminggu yang lalu adalah 3 0 C. Saat ini suhunya mengalami kenaikan 5 0 C. Tuliskan kalimat penjumlahan dari soal di atas, dan berapa suhu saat ini di gunung Bromo? b. Penyelesaian tahap I: Menggunakan manikmanik. c. Penyelesaian tahap 2: Menuliskan Kalimat penjumlahannya: 35=2 Jawab: Jadi suhu udara di gunung Bromo saat ini adalah 2 0 C. Kegiatan Belajar 2: Pengurangan Bilangan Bulat Tahaptahap pembelajaran kontekstual dalam pengurangan bilangan bulat sebagai berikut. a. Penyajian masalah Ibu mempunyai 3 kg gula yang akan digunakan untuk membuat kue, tetapi ibu juga ingin memberikan 5 kg gula kepada nenek. Berapa kg gula yang harus dimiliki ibu agar dapat membuat kue juga dapat memberikan kepada nenek? Tuliskan kalimat pengurangannya! b. Penyelesaian tahap 1: menterjemahkan kalimat. Mempunyai 3 kg = positif 3 Ingin memberikan 5 kg gula kepada nenek artinya dikurangi (tetapi gulanya belum dimiliki/ada = ( 5) c. Penyelesaian tahap 3: menggunakan manikmanik untuk menentukan hasil d. Penyelesaian tahap 2: menuliskan kalimat pengurangannya 3 ( 5) = 3 5 = 8 Jawab: Jadi gula yang harus dimiliki ibu adalah 8 kg. Berdasarkan analisis data dari hasil observasi dan hasil uji kompetensi pada siklus I didukung dengan hasil refleksi, maka peneliti perlu melakukan perbaikan pembelajaran yang diprioritaskan pada pengurangan bilangan bulat pada siklus II. Penerapan komponen pembelajaran kontekstual membuat keterkaitan yang bermakna (making meaningfull connection), belajar yang diatur sendiri (self regulated learning), berpikir ktritis dan kreatif (critical and creative thinking) juga masih harus ditingkatkan di siklus II, agar hasil belajar siswa dari segi proses maupun hasil mencapai nilai yang optimal. Beberapa hal yang dilakukan di siklus II adalah sebagai berikut. 1) Memperbaiki dan menyempurnakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I 2) Pada komponen belajar yang diatur sendiri (self

5 254 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman digabung hasil setelah digabung melakukan pemetaan sisa 2 Gambar 2. Proses Penjumlahan Bilangan Bulat Menggunakan Manikmanik Sumber: Raharjo (2010). Muhsetyo (2007). Modivikasi Vitiarti (2013) 1) Langkah pertama diambil Sejumlah manik manik yang bertanda negatif belum ada 2) Langkah kedua 3 ( 5) =.... Menambah netral 5 diambil ( 5) hasil 8 3 ( 5) = 8 Gambar 3. Proses Pengurangan dengan Menggunakan Media Manikmanik. Sumber: Raharjo (2010). Muhsetyo (2007). Modivikasi Vitiarti (2013) regulated learning), dan tahap masyarakat belajar dengan melakukan perubah formasi dan jumlah anggota kelompok belajar. 3) Pada komponen melakukan pekerjaan yang signifikan (doing significant work), pada tahap pemodelan dengan melakukan penekanan kembali cara memperagakan manikmanik pada proses pengurangan bilangan bulat. 4) Pada komponen memelihara dan membina pribadi (nurturing the individu), dengan memberikan penjelasan dan memotivasi siswa tentang tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok dalam diskusi. 5) Lebih sering mengunjungi setiap kelompok belajar pada saat siswa diskusi kelompok, untuk memonitor siswa yang sering membuat kegaduhan, agar fokus pada pelajaran dan ikut aktif dalam diskusi. 6) Memberikan motivasi kepada setiap anggota kelompok dari masingmasing kelompok untuk memberikan tanggapan, mengemukakan pendapat, dan masukan kepada kelompok penyaji saat mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. 7) Pada komponen berpikir ktritis dan kreatif (critical and creative thinking), peneliti memotivasi dan membimbing siswa untuk menyelesaikan masalahmasalah kontekstual dan menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajarinya.

6 Vitiarti, Pembelajaran Kontekstual Bermedia ManikManik Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual matematika bermedia manikmanik pada siklus II, didapatkan beberapa temuan sebagai berikut. 1) Penerapan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran pada RPP yang telah disusun yang mengacu pada kedelapan komponen pembelajaran kontekstual pada kategori sangat baik. 2) Guru tidak tergantung pada buku teks karena guru membelajarkan siswa dengan membimbing siswa melakukan kegiatan inkuiri melalui penggunaan media manikmanik. 3) Pembelajaran berpusat pada siswa dan lebih bersifat konstruktivistik, karena siswa mengalami sendiri dengan saling bekerja sama mengkonstruksi konsep pengurangan bilangan bulat melalui peragaan manikmanik. 4) Situasi pembelajaran terasa lebih menyenangkan, karena siswa bebas berinteraksi dalam kelompoknya. 5) Selama proses pembelajaran siswa tampak aktif dan komukatif, karena siswa sudah berani bertanya, memberikan tanggapan, mengemukakan pendapatnya dan memberikan masukan kepada kelompok penyaji yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tanpa diminta guru. Aktivitas siswa pada kategori baik. Berdasarkan analisis data terhadap hasil uji kompetensi menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep pengurangan bilangan bulat menjadi meningkat. Skor ratarata mencapai 83,6 dari skor maksimal yang diharapkan. Ratarata ketuntasan klasikal sebesar 85,9% hal ini menunjukkan bahwa persentase ketuntasan klasikal melebihi kriteria yang ditentukan yaitu 75%. Secara garis besar penerapan pembelajaran kontekstual matematika bermedia manikmanik di kelas V SDN Karangbesuki IV Sukun Malang dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran kompetensi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. PEMBAHASAN Keterlaksanaan Penerapan Pembelajaran Pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu siswa memahami makna materi pelajaran melalui pengaitan pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan nyata siswa seharihari (daily lives). Kegiatan pembelajaran lebih mengutamakan mengkontruksi pengetahuan yang bermakna melalui pengalaman nyata bukan menerima pengetahuan. Sesuai dengan karakteristik siswa SD yang masih berada pada tahap operasi konkret belum berada pada operasi formal, maka pembelajaran kompetensi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam penelitian ini dimulai dari masalah kontekstual yang dekat dengan kehidupan nyata siswa dan divisualisasikan penyelesaiannya penyelesaiannya dengan menggunakan media manikmanik.hal ini sejalan dengan teori Piaget (dalam Karso, 2002: 2.16) bahwa siswa usia SD belum berada pada tahap berpikir formal. Mereka masih berada pada tingkat operasi konkret. Sementara menurut Bunner (Raharjo, 2010:15) bahwa terdapat tiga tahap pembelajaran matematika di SD yaitu (1) enactive (konkret) berupa objek sesungguhnya melalui peragaan, (2) econic (semi kongkrit) menggunakan gambargambar yang mewakili objek sesungguhnya, dan (3) symbolic (abstrak) menggunakan simbolsimbol matematika. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran selama pelaksanaan tindakan menunjukkan terjadi peningkatan kualitas proses jika dibanding dengan hasil observasi pada pratindakan. Jika pada pratindakan siswa tidak dibagi dalam kelompokkelompok belajar, maka pada pelaksanaan tindakan siswa sudah belajar dalam kelompoknya masingmasing. Dengan belajar kelompok meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Karena dalam kegiatan kerja kelompok terbangun interaksi dua arah yaitu antara siswa dengan siswa, dan antara guru dengan siswa. Samawi (dalam Akbar 2010) bahwa interaksi yang tinggi dapat memberikan stimulasi kreativitas siswa. Melalui interaksi, siswa akan terdorong untuk mencari dan menemukan sesuatu yang baru. Penelitian Irsyadi (2011) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran interaktif mampu meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat. Pada siklus I skor keterlaksanaan pembelajaran mencapai 88,4% dan pada siklus II adalah 91,1%. Jadi, terdapat peningkatan keterlaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 2,7%. Pada praktik pembelajaran guru memulai dengan menyajikan masalah kontekstual yang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Pemberian masalah konteksual ini bertujuan agar siswa memiliki keterampilan memecahkan masalah yang dihadapi seharihari. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Taufiq (2009) bahwa keterampilan menyelesaikan soal cerita operasi hitung bilangan bulat meningkat melalui pembelajaran Jigsaw berbasis prolem solving. Lebih

7 256 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman lanjut Johnson ( 2002:43 44) menyatakan membuat hubungan antara subjek dengan pengalaman yang bermakna, dan makna ini akan memberi alasan terhadap apa yang dipelajari. Membuat hubungan dengan subjek kehidupan dunia nyata siswa sehingga hasilnya akan bermakna (berarti). Hal tersebut akan membuat siswa merasakan bahwa belajar penting untuk masa depannya. Kegiatan ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan komponen kontekstual dengan membuat keterkitanketerkaitan yang bermakna (making meaningfull connection). Guru juga memberikan motivasi dengan menjelaskan tugas dan kewajiban dari masingmasing anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Johnson (2002:127128) bahwa guru harus menjaga dan mempertahankan kemajuan individu. Hal ini menyangkut pembelajaran yang dapat memotivasi, mendukung, menyemangati memunculkan gairah belajar. Guru harus memberi stimulasi yang baik terhadap motivasi belajar siswa dalam lingkungan sekolah. Pada kegiatan inti, siswa belajar dengan kelompoknya masingmasing, tampak mereka saling bekerjasama dalam menyelesaikan LKK. Hal ini menunjukkan guru telah membantu siswa untuk mampu belajar mandiri. Johnson (2002:8284) bahwa guru membangun minat individual siswa untuk bekerja sendiri ataupun kelompok dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara materi ajar dengan konteks kehidupan seharihari. Pada saat siswa berdiskusi hingga siswa mengkonfirmasikan hasil diskusinya guru melakukan penilaian terhadap keaktifan, keberanian, kerjasama, penugasan, dan kemampuan memperagakan manikmanik yang dibantu oleh 3 observer dengan menggunakan lembar observasi. Johnson (2002:165) bahwa penilaian sesungguhnya ini berpusat pada tujuan, melibatkan pada keterampilan tangan, penerapan kerja sama, serta pemikiran tingkat tinggi yang berulangulang. Penilaian bertujuan agar para siswa dapat menunjukkan penguasaan dan keahlian yang sesungguhnya dan kedalaman berpikir dari pengertian, pemahaman, akal budi, kebijaksanaan, dan kesepakatan. Penggunaan media manikmanik bersifat konkret dalam kompetensi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang dikaitkan dengan masalah kontekstual bertujuan agar siswa dapat memvisualisasikan dan menemukan sendiri konsep operasi bilangan bulat. Hasil penelitian Setyawan (2012) menyimpulkan bahwa media lego bricks yang mengacu pada CTL mampu meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat. Pada kegiatan inkuri ini peran guru sebatas sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi segala yang dibutuhkan siswa dalam menemukan konsep. Menurut Nurhadi (2004) bahwa guru memfasilitasi kegiatan penemuan (Inquiry), yaitu agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat fakta). Pada tahap akhir pembelajaran, siswa dibimbing guru dalam kegiatan menyimpulkan pelajaran dengan mengulas kembali soalsoal yang telah dikerjakan siswa melalui pengajuan pertanyaan. Guru melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif sehingga siswa mampu manganalisa terhadap suatu permasalahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Johnson (2002: ) bahwa siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan kreatif dalam pengumpulan, analisa, sintesis data, memahami isu dalam fakta dan pemecahan masalah. Lebih lanjut Nurhadi (2004) menyatakan bahwa mengembangkan sifat rasa ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan (Questioning). Bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan memahami kemampuan berpikir. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Penerapan pembelajaran kontekstual matematika bermedia manikmanik mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Keaktifan siswa diawali dari pembentukan kelompok belajar dan pada saat siswa memperagakan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan media manikmanik untuk memecahkan masalah kontekstual yang disajikan oleh guru. Keaktifan yang tinggi tampak pada saat kegiatan diskusi kelas maupun diskusi kelompok. Siswa sangat berantusias untuk menjawab pertanyaan dan menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Pada saat kegiatan mengkonfirmasi hasil diskusi kelompok, setiap kelompok saling adu cepat untuk mendapatkan kesempatan lebih dulu mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain berusaha menanggapi pendapat kelompok penyaji. Hal ini sejalan dengan pendapat Johnson (2002) bahwa proses pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kelompok, membantu siswa untuk mengerti bagaimana berkomunikasi atau berinteraksi dengan yanag lain dan dampak apa yang ditimbulkan. Nurhadi (2004) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang saling menguntungkan antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Pendapat tersebut sejalan dengan Arends (2008) bahwa salah satu aspek penting pembelajaran kooperatif

8 Vitiarti, Pembelajaran Kontekstual Bermedia ManikManik adalah bahwa selain membantu meningkatkan perilaku kooperatif dan hubungan kelompok yang lebih baik di antara para siswa, pada saat yang sama pembelajaran kooperatif juga membantu siswa dalam pembelajaran akademiknya. Kekurangan yang terjadi pada siklus I adalah siswa belum berani mengemukakan ide dan menyanggah pendapat dari kelompok penyaji meskipun tidak sama dengan hasil kelompoknya. Siswa juga tampak kesulitan dalam memperagakan manikmanik dalam operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dari masalah kontekstual yang disajikan oleh guru karena baru pertama kalinya siswa menggunakan media konkret. Dengan pemberian motivasi dan bimbingan guru, pada siklus II kemampuan memperagakan operasi pengurangan bilangan meningkat signifikan. Penerapan pembelajaran kontekstual bermedia manikmanik mampu meningkatkan rasa ingin tahu siswa, sehingga keinginan siswa untuk belajar semakin besar. Menurut Johnson (2002: ) bahwa guru harus mampu menjaga dan mempertahankan kemajuan individu. Hal ini menyangkut pembelajaran yang dapat memotivasi, mendukung, menyemangati memunculkan gairah belajar. Guru harus memberi stimulasi yang baik terhadap motivasi belajar siswa dalam lingkungan sekolah. Lebih lanjut Nurhadi (2004) menyatakan bahwa guru harus mampu mengembangkan sifat rasa ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan (Questioning). Bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan memahami kemampuan berpikir. Sedangkan bagi siswa kegiatan bertanya untuk menggali informasi, mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui dan menunjukkan perhatian pada aspek yang belum dikuasainya. Keceriaan siswa selama proses pembelajaran tampak ketika mereka sedang memperagakan manikmanik dan mengerjakan LKK. Mereka tampak bersorak, bertepuk tangan saat mereka berhasil memperagakan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan manikmanik dengan benar dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang disajikan oleh guru. Rasa senang pada diri siswa sangat penting dalam pembelajaran, karena dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran. Zulaicha (dalam Akbar, 2010) bahwa pembelajaran yang menyenangkan dapat memusatkan perhatian siswa secara penuh dalam belajar sehingga waktu curah perhatiannya sangat tinggi yang akhirnya memudahkan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. Interaksi antar siswa pada siklus II sudah berjalan baik, semua siswa sudah terlibat aktif sudah tidak tampak siswa yang bermainmain sendiri ketika anggota kelompok lain menyelesaikan LKK. Peranan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran benarbenar nampak, karena siswa tidak lagi tergantung dengan bantuan guru, mereka telah mampu berkoordinasi dengan anggota kelompok lainnya. Volume interaksi antara siswa dengan guru juga menunjukkan peningkatan. Hal ini ditandai keberanian siswa mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dari guru atau menyanggah pendapat dari kelompok lain. Johnson (2002) menyatakan bahwa proses pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kelompok, membantu siswa untuk mengerti bagaimana berkomunikasi atau berinteraksi dengan yang lain dan dampak apa yang ditimbulkan. Kegiatan pada tahap akhir pembelajaran adalah siswa dibimbing untuk membuat kesimpulan terhadap kompetensi yang telah selesai dipelajari. Pada siklus II siswa sudah berani menjawab pertanyaan dari guru tanpa diminta terkait dengan kegiatan menyimpulkan pelajaran. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah mampu untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah. Johnson (2002:100101) bahwa siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan kreatif dalam pengumpulan, analisa, sintesis data, memahami isu dalam fakta dan pemecahan masalah. Kegiatan selanjutnya guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kedalaman pemahaman siswa dan melatih keterampilan siswa mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari. Nurhadi (2004) mengemukakan bahwa refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apaapa yang sudah dilakukan di masa lalu, kuncinya adalah bagaimana pengetahuan itu mengendap di pikiran siswa. Pada siklus II, keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan semakin meningkat. Begitu guru memberikan pertanyaan terkait dengan pengurangan bilangan bulat, tanpa diminta guru, siswa secara spontan langsung mengangkat tangannya, hal ini menunjukkan siswa sudah menguasai kompetensi tentang pegurangan bilangan bulat. Nurhadi (2004) menyatakan bahwa bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan memahami kemampuan berpikir. Sedangkan bagi siswa kegiatan bertanya untuk menggali informasi, mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui dan menunjukkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.

9 258 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 4, Desember 2014, Halaman Hasil Belajar Siswa Peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ditunjukkan dengan peningkatan skor nilai uji kompotensi dari pratindakan ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. Penerapan pembelajaran kontekstual bermedia manikmanik dapat meningkatkan hasil belajar kognitif tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas V SDN Karangbesuki IV Sukun Malang. Peningkatan skor ratarata nilai uji kompetensi yang terjadi pada siklus II cukup signifikan yang mampu melampaui KKM jika dibanding dengan pratindakan dan siklus I. Dengan kata lain telah terjadi peningkatan kemampuan berpikir siswa setelah melalui pembelajaran kontekstual matematika bermedia manikmanik. Adapun indikator lain yang dapat digunakan untuk membuktikan kualitas pembelajaran adalah terjadinya peningkatan skor dari aspek keaktifan, keberanian, kerjasama, penugasan, dan kemampuan memperagakan manikmanik. Dimyati dan Mudjiono (2002:3) menyimpulkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan barakhirnya pengalaman belajar dari proses belajar. Menurut Sudjana (2012:22) bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kegiatan ini merupakan bentuk Tabel 1. Kendala dan Solusi dalam Penelitian implementasi dari komponen pendekatan kontekstual yaitu penilaian yang sebenarnya (Using Authentic Assesment). Penilaian keberhasilan belajar tidak hanya ditentukan oleh hasil belajar melalui tes tetapi juga proses belajar melalui penilaian autentik (Sanjaya, 2006). Tes hanya salah satu cara guru untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa, yang dilakukan setiap akhir pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses bukan hanya hasil. Tes hanya salah satunya, itulah hakikat penilaian yang sebenarnya (Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2004:1020). Kendalakendala Penelitian dan Solusinya Pembelajaran kompetensi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan kontekstual bermedia manikmanik dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria ketuntasan. Dalam pelaksanaannya terdapat kendalakendala dan perlu segera diselesaikan sehingga tidak menghambat penelitian. Kendala yang ditemui selama penelitian dan solusinya disajikan dalam Tabel 1. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya secara umum dapat disimpulkan bahwa No Kendala Solusi 1. Pada pertemuan I dan II siklus I aktivitas siswa yang mengacu pada komponen citical and creative thinking (berpikir kritis dan kreatif) masih sangat rendah, sehingga menyebabkan pemahaman siswa belum optimal. masingmasing. 2. Pada pertemuan II siklus I aktivitas siswa yang mengacu pada komponen doing significant work (melakukan pekerjaan yang berarti) masih belum efektif. Siswa belum mampu memvisualisasikan pengurangan bilangan negatif dengan media manikmanik. Sebagian siswa masih merasa kebingungan. 3. Pada pertemuan I siklus I aktivitas siswa yang mengacu pada komponen collaborating (bekerjasama) masih belum efektif sesuai harapan peneliti. Dalam proses pembelajaran masih didominasi siswa yang pandai belum ada koordinasi antar anggota kelompok. 4. Pada pertemuan I silkus I aktivitas siswa yang mengacu pada komponen selfregulated learning masih rendah. Dalam preses pembelajaran ada beberapa siswa yang hanya mengandalkan temannya. Guru memotivasi siswa dan membimbing siswa untuk mencoba menuangkan ide atau pendapatnya dalam memecahkan masalah kontekstual dengan kelompok belajarnya Guru menjelaskan tahaptahap pengurangan dengan bilangan bulat negatif, dan mendemontrasikannya kembali di papan planel dengan melibatkan sebagian siswa yang belum paham untuk memperagakan proses pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan manikmanik pada papan planel. Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan tugas dan tanggung jawab dari setiap anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok/lkk. Guru memotivasi siswa agar mampu belajar mandiri, tidak menggantungkan pada teman dengan cara berperan aktif dalam kelompoknya, sehingga mampu menguasai konsep penjumlahan bilangan bulat

10 Vitiarti, Pembelajaran Kontekstual Bermedia ManikManik penerapan pembelajaran kontekstual bermedia manikmanik dapat meningkatkan hasil belajar tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas V SDN Karangbesuki IV Sukun Malang. Peningkatan hasil belajar secara khusus yang mengacu kepada tujuan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual matematika bermedia manikmanik bagi siswa kelas V SDN Karangbesuki IV Sukun Malang dapat meningkatkan: 1) keaktifan belajar siswa; 2) kualitas interaksi dalam proses pembelajaran dan belajar; 3) rasa senang siswa dalam belajar; dan 4) meningkatkan pemahaman konsep tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ditandai dengan peningkatan skor ratarata uji kompetensi dari pratidakan dengan siklus II yang mampu melampaui KKM yang ditentukan. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan dibagian sebelumnya, maka disarankan beberapa hal kepada guru, yaitu: 1) dapat menerapkan pembelajaran kontekstual sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran di sekolah; 2) menggunakan media manikmanik sebagai salah satu alternatif pemilihan media pembelajaran dalam kompetensi operasi bilangan bulat; 3) perlu membiasakan siswa untuk mengkontruksi sendiri pengetahuannya, melalui pengalaman langsung dan menempatkan siswa dalam kelompokkelompok belajar; 4) perlu adanya penelitian lebih lanjut pada pembelajaran matematika dengan penerapan pembelajaran kontektual bermedia manikmanik untuk meningkatkan hasil belajar tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat; 5) pembelajaran kontekstual perlu dikembangkan pada mata pelajaran lain untuk meningkatkan hasil belajar. DAFTAR RUJUKAN Akbar, S Penelitian Tindakan Kelas Filosofi, Metodologi, dan Implementasinya. Malang: Surya Pena Gemilango. Arend, R.I Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. (Edisi Ketujuh). Terjemahan oleh Helly. P.S dan Sri Mulyanti. S. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Bruner, J Toward The Theory of Instruction.New York: John Wiley & Sons. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Kompetensi Pembelajaran Pelatihan Terintegrasi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Bagian Proyek Pengembangan Sistem dan Pengendalian Program SLTP. Irsyadi, M.K Penerapan Model pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas SD Islam Kardina Massa Blitar. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Johnson, E.B Contextual Teaching and Learning: what it is and why it s hare to stay. California: A Sage Publication Company. Johnson, E.B Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Terjemahkan oleh Ibnu Setiawan, Bandung: MLC. Karso Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka. Kemmis, W.C. & Taggart, R.M The Action Research Planner. Melbourne: Deakin University Press. Dimyati & Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Muhsetyo Pendidikan Matematika di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Nurhadi, Y.B., Senduk, G.A Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Sanjaya, W Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Setyawan, D Pembelajaran dengan Media Lego Bricks yang Mengacu pada CLT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas 4 SD. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Sihanto, A Meningkatkan Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa SDN Kesamben 03 Kec. Kesamben Kab. Blitar. (Online), ( diakses tanggal 25 Juni 2013). Sudjana, N Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Taufiq, I Pembelajaran Jigsaw Berbasis Problem Solving untuk Meningkatkan Keterampilan Menyelesaikan Soal Cerita Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa SD Islam Sabilillah Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Kata kunci: manik-manik, kontekstual, konvensional.

Kata kunci: manik-manik, kontekstual, konvensional. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Menggunakan Media Manik-Manik Dengan Pembelajaran Kontekstual Ayu Vinda Rahmawati 148620600020/6/B1 S-1 PGSD Universitas ayuvinda255@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA Erlina 1, Amram Rede dan Sahrul Saehana 2 1 (Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking

Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS GEOGRAFI SISWA SMA Nike Nur Fitriana 1 Yuswanti Ariani Wirahayu 2, Purwanto 3 Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD Oleh: Agus Hadi Saputro 1), Suhartono 2), Ngatman 3) FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen, Jl.

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI SEKOLAH DASAR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI SEKOLAH DASAR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012 PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI SEKOLAH DASAR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh: Umi Solikhatun 1, Siti Aminatul Khoeriyah 2, Pujiati

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO Oleh Eviyanti ABSTRACT This study is an action research aimed to find out

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI 163086 TEBING TINGGI Helmina Siagian Surel: hrmnsiagian@gmail.com ABSTRACT This aim of this

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL Muryatin SDN Pakunden 1, Jalan Bogowonto 48A Kota Blitar E-mail: muryatin2@gmail.com Abstract: Improvement Efforts of Learning

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN: PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM BENTUK GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA (THE USE FIGURE DRAWING TO INCREASE LEARNING STUDENT S ACHIEVEMENT) Dita Ade Vian Perdana (ditaadevianperdana@yahoo.com)

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA Intan Pertama Sari 1), Usada 2), A. Dakir 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok. 1 Pendahuluan Penerapan Teori Bruner dalam Metode Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pokok Bahasan Keliling dan Luas Persegi dan Persegi Panjang Siswa Kelas III SDN Kemuningsari

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS Eneng Siti Fatimah Nurlela 1, Atep Sujana

Lebih terperinci

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University 1 THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH STRUCTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) APPROACH TO IMPROVE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN CLASS VII 3 SMP NEGERI 16 SIJUNJUNG Nadhilah Andriani

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kontekstual Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme. Piaget (Suherman

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN. PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN Suci Uliana 1), Hasnul Fikri 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) 50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com

Lebih terperinci

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD Retno Megawati 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA Jurnal EducatiO Vol. 6 No. 1, Juni 2011, hal. 83-103 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA Shahibul Ahyan STKIP Hamzanwadi Selong, email: iboel_mat86@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN Peningkatan Contextual Teaching... (Marfianingsih) 229 PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN APPLICATION OF CONTEXTUAL

Lebih terperinci

MODEL GROUP INVESTIGATION

MODEL GROUP INVESTIGATION Jurnal Florea Volume 3 No 1, April 2016 MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) DIPADU PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEKERJA ILMIAH DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X-A1 SMAN 2

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) Danang Wahyu Setiawan 1), Peduk Rintayati 2), M. Shaifuddin 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN 2015/2016 Atsani Rohmatun Nisa 1, Triyono 2, Joharman 3

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL Oleh : NI NYOMAN GUNIATI 0914041089 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGRAAAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI Kanti Pristiwati Sekolah Dasar Negeri Rembang 2 Kota Blitar Jalan Akasia Nomor 17 Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Sutarmi 1,Triyono 2, Harun Setya Budi 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dwi Ari Istianto 1, Triyono 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl.

Lebih terperinci

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning) PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning) Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP Universitas Pendidikan Indonesia KONSEP CTL Merupakan Konsep Belajar yang dapat Membantu Guru Mengaitkan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA WAYANGMATIKA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA WAYANGMATIKA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA WAYANGMATIKA Dyah Tri Wahyuningtyas 5, Iskandar Ladamay 6 Abstract. This research aim to description about how using

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 BANGKINANG BARAT TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN KETERBAGIAN BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS MAHASISWA SEMESTER VI TAHUN AJARAN 2014-2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw 188 Nurdin SMA Negeri 3 Majene nurdin.chem@gmail.com Abstrak Penelitian ini adalah Penelitian Tidakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG Widya Danu Fadilah 1, Edrizon 1, Hendra Hidayat 1 1

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN Azalia Rachmahani Alifka 1), H. Soegiyanto 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 Masrukhin 1, Triyono 2,

Lebih terperinci

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII E MTsN KEPANJEN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

Widhati 1), Chumdari 2), Siti Kamsiyati 3) PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Widhati 1), Chumdari 2), Siti Kamsiyati 3) PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MELALUI MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KIRINGAN KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011/2012 Widhati

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL Suci Nurwati Program Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No., Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 277-220 (Media Cetak) 277-3921 (Media Online) INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK

Lebih terperinci

Dyah Tri Wahyuningtyas Universitas Kanjuruhan Malang Raddin Nur Shinta Universitas Kanjuruhan Malang

Dyah Tri Wahyuningtyas Universitas Kanjuruhan Malang   Raddin Nur Shinta Universitas Kanjuruhan Malang Jurnal Pendidikan Volume 2 Nomor 1 Tahun 2017 Halaman: 8-13 e-issn: 2527-6891 PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Lebih terperinci

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat JURNAL KREANO, ISSN : 2086-2334 Diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni Tahun 2013 Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU 1 PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU Elsa Astari 1, Gustimal Witri 2, Lismasila 3 Email : elsaastari11@gmail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas 1 MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING Dyah Tri Wahyuningtyas Universitas Kanjuruhan Malang dyahtriwahyu@unikama.ac.id ABSTRAK: Meningkatkan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Model Problem Based Intruction (PBI) Untuk Meningkatkan Mutu Perkuliahan Dasar-Dasar Pendidikan MIPA Pada Mahasiswa

Lebih terperinci

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Yohana Hiqmawati 1, Imam Suyanto 2, M. Chamdani

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL. Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL. Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL) SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL) PENGERTIAN CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistik bertujuan

Lebih terperinci

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: dyahtriwahyu@unikama.ac.id

Lebih terperinci

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi 1 Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas VA Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Kegiatan Ekonomi di SDN Kepatihan 06 Jember (Implementation of

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Aldila Kurniati 1), Retno Winarni 2), MG. Dwijiastuti 3) PGSD

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR Gatot Prayitno 1, Suripto 2, Chamdani 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A

Lebih terperinci

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN No 3 Siwalempu Samriani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGUASAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BAGI GURU MATEMATIKA MELALUI PERAN PENDAMPINGAN PENGAWAS

PENINGKATAN PENGUASAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BAGI GURU MATEMATIKA MELALUI PERAN PENDAMPINGAN PENGAWAS PENINGKATAN PENGUASAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BAGI GURU MATEMATIKA MELALUI PERAN PENDAMPINGAN PENGAWAS Kriston Tindaon Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan, kota Tebing Tinggi

Lebih terperinci

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Kusuma, Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan... 81 Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Nanin

Lebih terperinci

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 9 Bulan September Tahun 2016 Halaman: 1869 1873 PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG OLEH: RAHMA OKTAVIA NPM. 1110013411055 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Puji Asmiyati 1), Suhartono 2), Suripto 3) FKIP, PGSD Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Irma Daniyati dan Sri Sudarmini Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 11 Surabaya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD Oleh: Restu Heri Suryana 1), Suhartono 2), Ngatman 3) FKIP, PGSD Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol. 8, No.1, 2017, 43-51 43 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS Improving Students

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN Raihanah Sari Universitas Lambung Mangkurat Email: reyhana89.rss@gmail.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION Adek Hanna Tri Hartati SD Negeri 200515 Padangsidimpuan, kota Padangsidimpuan Abstract:

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU 1 Rika Novelia, 2 Dewi Rahimah, 3 M. Fachruddin S 1,2,3

Lebih terperinci

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA Jamilah Candra Pratiwi 1), Siti Istiyati 2), Hartono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR HITUNG PECAHAN DENGAN PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR HITUNG PECAHAN DENGAN PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR HITUNG PECAHAN DENGAN PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW Bandi SDN 1 Bogoran Trenggalek Email: bandi.doekoet@gmail.com Jl. Mliwis RT 4 RW 2 Ds. Bogoran Kampak Abstrak:

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 PANARUKAN TAHUN

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU Oleh: Adillah Harniati 1 Sehatta Saragih 2 Syarifah Nur Siregar 2 flo_anteredium@yahoo.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Harlis Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Email: harlisaceh@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keterkaitan belajar dan pembelajaran dapat digambarkan dalam sebuah

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA Hari Aningrawati Bahri* ABSTRACT This research is Classroom Action

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRASI PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS III SDNEGERI PENDOWOHARJO SLEMAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRASI PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS III SDNEGERI PENDOWOHARJO SLEMAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRASI PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS III SDNEGERI PENDOWOHARJO SLEMAN JURNAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Arif Abdul Karim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Ira Purwaningsih Ach. Amirudin 1, Yusuf Suharto 2 Prodi Pendidikan Geografi,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GERAK BENDA DAN ENERGI PADA SISWA KELAS III SDN GESIKAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Laila

Lebih terperinci

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Abstrak

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan,   Abstrak Meningkatkan Kemampuan Berpikir... (Rahmat Yulianto) 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS IV SDN I KEPUHSARI,

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS X-2 SMAN 1 PAKUSARI JEMBER TAHUN 2014 1) Kiftiyah, 2) Sutarto,

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Berhitung dengan Alat Peraga Kelereng bagi Siswa Kelas II SD N Pungai Tahun Ajaran 2013/2014

Meningkatkan Kemampuan Berhitung dengan Alat Peraga Kelereng bagi Siswa Kelas II SD N Pungai Tahun Ajaran 2013/2014 Meningkatkan Kemampuan Berhitung dengan Alat Peraga Kelereng bagi Siswa Kelas II SD N 050578 Pungai Tahun Ajaran 2013/2014 Jasmanius, S.Pd SDN 050578 Pungai Jasmaniusspd@gmail.com Abstrak Salah satu upaya

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING DI SDN 09 IV KOTO AUR MALINTANG OLEH: REPSA YUNITA NPM. 1110013411250 PROGRAM

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Praditya Danies Kurniawan 1), Sularmi 2), Tri Budiharto

Lebih terperinci

Oleh : Vira Ismis Kairat

Oleh : Vira Ismis Kairat PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG LUAS TRAPESIUM DAN LAYANG-LAYANG DI KELAS V SD Oleh : Vira Ismis Kairat Viraismiskhairat28@gmail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CTL DI KELAS V SD INPRES 03 TERPENCIL BAINA A

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CTL DI KELAS V SD INPRES 03 TERPENCIL BAINA A MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CTL DI KELAS V SD INPRES 03 TERPENCIL BAINA A Erci, Sarjan N. Husain, dan Lestari MP Alibasyah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER Arini Kurniawati 1, Suripto 2, Warsiti 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SD NEGERI 37 ALANG LAWEH PADANG Oleh RANTI EFRIZAL NPM 1210013411035 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL CTL DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

PENGGUNAAN MODEL CTL DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV PENGGUNAAN MODEL CTL DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV Oleh: Adiasih 1, Imam Suyanto 2, Warsiti 3 PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen Jl. Kepodang 68, Kel. Panjer,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD Oleh: Liyandari 1, Wahyudi. 2, Imam Suyanto 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII.3 SMP NEGERI 11 PEKANBARU Oleh: Mutiara Rizky

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD Deviana Yulianti 1, Warsiti 2, Kartika Chrysti 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Vol 2 No 2 Bulan Desember 2017 Jurnal Silogisme Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya

Vol 2 No 2 Bulan Desember 2017 Jurnal Silogisme Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Vol 2 No 2 Bulan Desember 2017 Jurnal Silogisme Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya http://journal.umpo.ac.id/index.php/silogisme PENERAPAN MODEL TSTS UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA

Lebih terperinci

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1 Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1 Penerapan Fase-fase Pembelajaran Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Materi Bangun

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Rissa Prima Kurniawati IKIP PGRI MADIUN rissaprimakurniawati14@gmail.com ABSTRAK Guru dalam mengajar

Lebih terperinci

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya ) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN BANTUAN MEDIA POWERPOINT PADA KONSEP EKOSISTEM (Penelitian

Lebih terperinci