Meter statik energi aktif fase tunggal prabayar dengan Sistem Standard Transfer Specification (STS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Meter statik energi aktif fase tunggal prabayar dengan Sistem Standard Transfer Specification (STS)"

Transkripsi

1 STANDAR PT PLN (PERSERO) SPLN D : 2010 Lampiran Surat Keputusan Direksi PT PLN (PERSERO) No. 719.K/DIR/2010 Meter statik energi aktif fase tunggal prabayar dengan Sistem Standard Transfer Specification (STS) PT PLN (PERSERO) JALAN TRUNOJOYO BLOK M-I/135 KEBAYORAN BARU JAKARTA SELATAN 12160

2

3 Meter statik energi aktif fase tunggal prabayar dengan Sistem Standard Transfer Specification (STS) Disusun oleh : Kelompok Bidang Distribusi dengan Surat Keputusan Direksi PT PLN(Persero) No. 221.K/DIR/2010 Diterbitkan oleh : PT PLN (PERSERO) Jalan Trunojoyo Blok M-I /135, Kebayoran Baru Jakarta Selatan

4

5 Susunan Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 221.K/DIR/ Ir. Pranyoto : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Hendi Wahyono, ST : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota 3. Ir. Dany Embang : Sebagai Anggota 4. Lukman Hakim : Sebagai Anggota 5. Ir. Adi Subagio : Sebagai Anggota 6. Ir. Zairinal Zainudin : Sebagai Anggota 7. Ir. Satri Falanu : Sebagai Anggota 8. Ir. Ratno Wibowo : Sebagai Anggota 9. Ir. Rutman Silaen : Sebagai Anggota 10. Ir. Iskandar Nungtjik : Sebagai Anggota 11. Satyagraha A. Kadir : Sebagai Anggota 12. Ir. Indradi Setiawan : Sebagai Anggota 13. Ir. Yudi Winardi Wijaya : Sebagai Anggota Susunan Kelompok Kerja Meter prabayar Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 408.K/DIR/ Lukman Hakim : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Hendi Wahyono, ST : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota 3. Ir. Agus Laksono : Sebagai Anggota 4. Wiweko Bagyo S : Sebagai Anggota 5. Muncul Daryoto : Sebagai Anggota 6. Ir. Fanny Hendrafasya : Sebagai Anggota 7. Rijanto : Sebagai Anggota 8. Ir. Rudy Setyobudi : Sebagai Anggota 9. Suwardi : Sebagai Anggota 10. Ir. Tomer L. Tobing : Sebagai Anggota 11. Dasrulsyah : Sebagai Anggota 12. Ir. Iskandar Nungtjik : Sebagai Anggota 13. Ir. Indradi Setiawan : Sebagai Anggota 14. Ir. Anang Istadi : Sebagai Anggota 15. Satyagraha A. Kadir : Sebagai Anggota 16. Suhadi : Sebagai Anggota 17. Iwan Juansyah, Amd : Sebagai Anggota iii

6 iv

7 v SPLN D : 2010

8 Prakata Kemajuan bidang elektronika, komunikasi dan piranti lunak saat ini membuat metode transaksi menjadi lebih mudah walaupun semakin kompleks permasalahannya, antara lain sistem prabayar dan perangkat pembayaran maupun penggunaan metode pengkodean (enkripsi). Mengingat banyaknya peralatan dan sistem prabayar transaksi energi listrik yang dikembangkan serta ditawarkan pada PLN, diperlukan suatu acuan dasar untuk pemilihan dan pengujian masing-masing jenis sistem prabayar kelistrikan yang akan diterapkan. Standar ini menetapkan persyaratan meter energi (kwh meter) dengan menggunakan sistem prabayar Standard Transfer Specification (STS) komunikasi satu arah dengan tarif flat sebagai acuan spesifikasi bagi unit-unit PLN. Untuk persyaratan sistem pengelolaan prabayar STS skala besar, kompleks dan handal akan ditetapkan tersendiri. Standar ini merupakan pedoman umum dalam pembuatan spesifikasi teknis serta petunjuk teknis pemakaian untuk unit-unit PT PLN (Persero), dan ketentuan desain, pembuatan, pengujian untuk pabrikan, pemasok maupun lembaga penguji. iv

9 DAFTAR ISI Prakata... iv Daftar Gambar... vii Daftar Tabel... vii 1. Ruang lingkup Tujuan Acuan normatif Istilah dan Definisi STS Token Meter statik energi aktif Meter prabayar Electricity Dispenser (ED) Credit Dispenser (CD) Point of Sale (POS) Vending System (VS) Security Module (SM) Agen Distributor NEDISYS Alamat Blok Dataset Tipe meter Konfigurasi system STS Meter prabayar Umum Kelas komponen Fitur Persyaratan pengamanan terhadap penyalahgunaan Umum Segel pengaman Persyaratan mekanikal Umum Kotak meter Terminal Tutup terminal...14 v

10 5.5.5 LED Indikator Papan tombol Layar tampilan dan indikator Informasi parameter yang diukur Informasi kode singkat Respon terhadap beban-lebih Respon terhadap batas kredit Respon terhadap penyalahgunaan Respon terhadap kegagalan proses internal Pelat nama Diagram rangkaian Persyaratan klimatik Umum Julat suhu Persyaratan elektrikal Persyaratan umum Proteksi tegangan surja dan tegangan lebih injeksi Perubahan akurasi akibat pengaruh arus lebih dan pemanasan sendiri Persyaratan ketelitian Kondisi acuan untuk pengukuran ketelitian Batas kesalahan akibat variasi arus Batas kesalahan akibat besaran-besaran berpengaruh Persyaratan fungsional Pengujian Pengujian Jenis Pengujian Rutin Pengujian Serah-Terima Pengujian Petik vi

11 Daftar Gambar Gambar 1 Susunan terminal Gambar 2 Konfigurasi angka pada papan tombol Gambar 3 Informasi pada layar tampilan Daftar Tabel Tabel 1. Nilai pengenal dan spesifikasi Tabel 2. Fitur minimum Tabel 3. Tampilan informasi teks Tabel 4. Reaksi meter terhadap penyalahgunaan Tabel 5. Pelat nama Tabel 6. Julat suhu Tabel 7. Batas kesalahan akibat arus lebih dan pemanasan sendiri Tabel 8. Kondisi acuan Tabel 9. Batas kesalahan akibat variasi arus Tabel 10. Batas kesalahan akibat pengaruh besaran Tabel 11. Daftar mata uji vii

12 8

13 Meter statik energi aktif fase tunggal prabayar Sistem Standard Transfer Specification (STS) 1. Ruang lingkup Standar ini menetapkan persyaratan teknis, fitur dan pengujian untuk meter energi aktif fase tunggal prabayar pasangan dalam dengan kelas akurasi 1,0, menggunakan sistem Standard Transfer Specification (STS) komunikasi satu arah dan tarif flat, diperuntukkan bagi pelanggan tegangan rendah 230 V. 2. Tujuan Sebagai pedoman umum dalam pembuatan spesifikasi teknis serta petunjuk teknis pemakaian untuk unit-unit PT PLN (Persero), dan ketentuan desain, pembuatan, pengujian untuk pabrikan, pemasok maupun lembaga penguji. 3. Acuan normatif - SPLN 1: 1995 Tegangan-tegangan Standar. - SPLN D5.001: 2008, Pedoman Pemilihan dan Penggunaan Meter Energi Listrik - IEC : , Electricity metering Payment sistems Part 31: Particular requirements Static payment meters for active energy (classes 1 and 2) - IEC : , Electricity metering Payment sistem Part 41: Standard transfer specification (STS) Application layer protocol for one-way token carrier sistems - IEC : , Electricity metering Payment sistem Part 51: Standard transfer specification (STS) Physical layer protocol for one-way numeric and magnetic card token carriers. - IEC : 2003, Electricity metering equipment (AC) General requirements, tests and test conditions, Part 11: Metering equipment. - IEC : 2003, Electricity metering equipment Part 21: Static meter for active energy (classes 1 and 2). - IEC : , Electricity metering Data exchange for meter reading, tariff and load control. Part 21 Direct local data exchange. - SPLN D : 2008 Meter statik energi aktif fase tunggal kelas 1,0 4. Istilah dan Definisi 4.1 STS Standard Transfer Specification (STS) adalah metode atau teknologi prabayar satu arah (one way) dengan tarif flat, dimana informasi dikirim dari vending system ke meter energi, dan tidak sebaliknya. 9

14 4.2 Token Bagian dari elemen-elemen data yang berisi instruksi dan informasi yang ditampilkan dalam Aplication Protocol Data Unit dari lapisan aplikasi Point of Sale to Token Carrier Interface, yang juga merubah ke meter prabayar dari token carrier yang ditentukan sesuai dengan standar STS. 4.3 Meter statik energi aktif Meter yang arus dan tegangannya menimbulkan suatu proses pada elemen-elemen elektronik untuk menghasilkan frekuensi pulsa keluaran yang proporsional dengan besaran energi aktif yang diukur. 4.4 Meter prabayar Meter statik energi aktif dengan fungsi tambahan sehingga dapat dioperasikan dan dikendalikan untuk mengalirkan energi listrik sesuai dengan sistem pembayaran yang disepakati antara PLN dan pelanggan prabayar. 4.5 Electricity Dispenser (ED) Suatu alat yang mampu melakukan proses input terhadap pengelolaan STS dan kredit token, menjalankan fungsi sesuai dengan informasi token, termasuk didalamnya adalah meter energi. 4.6 Credit Dispenser (CD) Suatu alat yang mampu menghasilkan token STS untuk pengiriman informasi pengelolaan dan kredit pada ED. 4.7 Point of Sale (POS) Lokasi dimana CD dioperasikan oleh agen yang difungsikan dalam mendukung penjualan token listrik prabayar kepada pelanggan. 4.8 Vending System (VS) Suatu sistem yang digunakan oleh agen dalam pengoperasian dan pengelolaan CD pada POS untuk mendukung penjualan atas nama PLN. 4.9 Security Module (SM) Suatu perangkat elektronik yang mempunyai kecepatan tertentu untuk membuat 20 digit kode token untuk sistem prabayar Agen Pihak yang bertanggungjawab dalam pengoperasian dan pengelolaan CD pada lokasi POS atas nama/mewakili distributor Distributor Pihak yang bertanggungjawab dalam hal pemasangan, penyambungan, pengoperasian dan pengelolaan ED di persil pelanggan untuk memastikan pasokan listrik melalui jaringan PLN. 10

15 4.12 NEDISYS Singkatan dari National Electricity Dispenser Information System, nomor yang secara otomatis dihasilkan pada saat pembuatan meter oleh pabrikan dan harus didaftarkan pada Vending Server Alamat Blok Dataset Adalah satu kumpulan data dari sejumlah pelanggan yang akan membeli token pada satu komputer terhubung langsung dengan Front End. Jumlah pelanggan disesuaikan dengan kemampuan SM memproses pembuatan transaksi token dalam satu detik Tipe meter Suatu rancangan/desain meter yang karakteristiknya ditentukan oleh: a. Bentuk dan tata letak dari konstruksi fungsi pengukuran b. Rasio arus dasar terhadap arus maksimum (Id/Im) c. Versi firmware d. Tegangan pengenal dan tegangan operasi e. Jenis dan tipe komponen utama f. Diproduksi satu pabrikan Tipe meter harus bersifat unik (tunggal), tidak boleh ada duplikasi 4.15 Konfigurasi system STS Konfigurasi sistem dan meter prabayar STS adalah suatu mekanisme sistem pengelolaan token prabayar yang diterapkan pada lingkungan PT PLN (Persero) untuk menjamin proses pengelolaannya dapat dilaksanakan dengan benar sesuai fungsi, aturan dan atau standar yang berlaku. Konfigurasi dari sistem ini masih akan dikembangkan dan dituangkan tersendiri dalam satu standar/kebijakan Direksi. 5. Meter prabayar 5.1 Umum Meter energi untuk sistem prabayar adalah meter statik fase tunggal terkoneksi langsung (direct connected meter) dengan cara pengawatan dua kawat. Meter harus mempunyai kemampuan mendeteksi dan mengukur energi dan daya listrik secara total sampai harmonisa ke 15 dari dua arah (forward dan reverse). Acuan untuk perhitungan pemakaian kwh menggunakan nilai arus terbesar dari hasil pengukuran sensor arus pada fase dan netral. Nilai pengenal dan spesifikasi meter tercantum pada Tabel 1. 11

16 Tabel 1. Nilai pengenal dan spesifikasi Jenis pengenal Nilai pengenal Tegangan pengenal 230 V Arus pengenal / I d (I m) 5 (60) A Arus mula I d 1) Frekuensi pengenal 50 Hz Kelas akurasi 1,0 Konstruksi pemasangan IP54 Konsumsi daya (maksimum) Sirkit tegangan 2 W dan 10 VA Sirkit arus 4 VA CATATAN : 1) Pada perbedaan nilai arus di kedua sensor 0,003 I d, deteksi pengukuran berpindah ke nilai yang lebih besar. 5.2 Kelas komponen Komponen utama pada meter energi, yaitu: mikro-prosesor, layar tampilan (display), kapasitor untuk catu daya, komponen untuk sistem pengukuran, rele/kontaktor, varistor, super kapasitor, sistem konverter (ADC/DAC), dan kristal, harus memiliki kualitas kelas industri dan dibuktikan dengan sertifikat keaslian produk (certificate of origin) atau data pendukung dari pabrikan komponen. Super kapasitor harus mampu mencapai kapasitas penuhnya bila dienerjais maksimal 60 menit dan harus mampu mencatu daya layar tampilan serta sistem meter selama minimum 48 jam menyala terus menerus. 5.3 Fitur Fitur minimum dari meter prabayar dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Fitur minimum Jenis fitur Parameter pengukuran (minimum) Jumlah angka tampilan Nilai batas-rendah kredit Pengaturan batas daya Respon meter terhadap: - Beban lebih - Batas kredit - Penyalahgunaan - Kegagalan proses internal Keterangan Energi aktif total, arus, tegangan dan daya sesaat 8 angka : 6 angka satuan 2 angka desimal Dapat diatur melalui papan tombol dengan kode 456xx, dengan xx dalam dua digit kwh dengan nilai minimum 05 kwh. Batas daya dapat diatur dengan token khusus (engineering token) dari sistem vending Lihat Lihat Lihat Lihat

17 5.4 Persyaratan pengamanan terhadap penyalahgunaan Umum Meter harus dapat memberikan pengamanan terhadap upaya-upaya penyalahgunaan (tampering), meliputi: a) Pengawatan terbalik. b) Sirkit arus dihubung-langsung (by-pass) c) Kawat netral diputus pada kabel saluran masuk pelayanan (SMP). d) Kawat netral diputus pada kabel SMP dan dipasang alat pengatur tegangan pada instalasi pelanggan. e) Injeksi arus pada kawat fase dan atau netral. f) Induksi medan magnet dari luar minimal 400 mt (4000 Gauss) g) Pembukaan tutup terminal (termasuk dalam keadaan tidak bertegangan) Bila terjadi penyalahgunaan selain pembukaan tutup terminal, meter harus tetap mengukur secara normal serta menambah kwh pakai (mengurangi kredit token) dan meter tidak dapat diisi token kredit baru (kecuali engineering token). Pada saat kredit mencapai nol, rele harus membuka untuk memutus pasokan daya ke konsumen. Untuk semua jenis penyalahgunaan, sebelum dilakukan perbaikan, meter harus dapat merekam kejadian dan atau memberikan indikasi terus menerus sesuai kemampuannya dalam mengaktifkan tampilan. Pada saat tampilan meter dapat aktif kembali dan penyalahgunaan belum diperbaiki, maka meter harus mampu menampilkan indikasi penyalahgunaan tersebut. Meter harus mampu menyimpan status terakhir keadaan rele, dan mengkondisikan sesuai keadaan tersebut pada saat supply normal kembali. Indikasi peringatan dan respon meter terhadap penyalahgunaan tercantum pada Segel pengaman Meter harus mempunyai fasilitas untuk segel pengaman terdiri dari: Segel metrologi dua buah terpasang pada tutup kotak meter Segel PLN satu buah, terpasang pada tutup terminal. 5.5 Persyaratan mekanikal Umum Persyaratan mengikuti butir 5 IEC untuk meter pasangan dalam, dengan tambahan ketentuan, yaitu: PCB, Rele, komponen bantu harus dipasang secara kuat dan tidak terpengaruh oleh goncangan Kotak meter Konstruksi kotak meter sedemikian sehingga tidak dapat dibuka tanpa merusak segel. Kotak meter dapat dikonstruksi secara terpadu dengan MCB, bentuk tidak ditetapkan secara khusus, tetapi meter harus dilengkapi dengan pelat dasar (base plate) dari bahan logam dan tahan karat. Ketentuan segel pada kotak meter jenis ini mengikuti SPLN D3.003 :

18 5.5.3 Terminal Terminal harus dari jenis press screw system (baut pengencang konduktor kabel dilengkapi dengan pelat penekan) dan mampu menerima kabel masukan ukuran 6 s/d 16 mm² dari jenis aluminium atau tembaga. Terminal pembumian harus tersambung secara listrik dengan terminal netral dan bagian meter berbadan logam yang dapat diakses. Konfigurasi dan susunan terminal dapat dilihat pada gambar 2. CATATAN Gambar 1 Susunan terminal Pada penginstalasian, terminal G harus dihubungkan dengan sistem pembumian instalasi konsumen Tutup terminal Tutup terminal harus dapat menutup semua terminal, baut pengencang konduktor kabel dan sebagian dari insulasi kabel LED Indikator Meter harus dilengkapi minimal tiga buah lampu LED indikator menyala terang, dengan ketentuan warna dan fungsi sebagai berikut : merah : Imp/kWh (keluaran pulsa) kuning : penyalahgunaan (tamper) hijau : catu daya dan informasi kredit rendah. Untuk kredit rendah, warna berubah menjadi merah dan berkedip. Setiap LED harus dituliskan fungsinya Papan tombol Papan tombol (keypad) terbuat dari bahan polimer dengan tombol angka 5 ada tanda timbul (noktah) dan harus terlindung dari kemungkinan tirisan cairan. Masing-masing tombol harus dapat beroperasi minimum kali. Konstruksi papan tombol dapat menjadi satu dengan meter atau terpisah (remote). Jika terpisah papan tombol harus dilengkapi layar tampilan berbentuk electronic display. 14

19 Konfigurasi angka mengikuti standar telefoni 12 digit (3 kolom 4 baris) seperti pada gambar Layar tampilan dan indikator Gambar 2 Konfigurasi angka pada papan tombol Layar dari LCD dan menggunakan latar cahaya (back-light) atau menggunakan sistem lain yang lebih baik dan effisien, seperti LED atau teknologi lain yang lebih maju. Layar tampilan harus didukung oleh memori tak-terhapus (non-volatile), minimum 4 kbyte, dilengkapi super kapasitor untuk pemberi catu daya jika listrik padam. Super kapasitor harus mempunyai kemampuan mencatu daya layar tampilan minimum 48 jam menyala terus menerus. Layar tampilan mempunyai dua baris informasi: Baris pertama untuk Simbol dan Kode, dengan tinggi karakter minimum 4,5 mm Baris kedua untuk Teks dalam Bahasa Indonesia, dengan ukuran karakter minimum: lebar 4 mm dan tinggi 8 mm. Simbol kwh 20 Kode Gambar 3 Informasi pada layar tampilan Simbol pada baris pertama menampilkan gambar: menginformasikan tingkat pemakaian beban. menginformasikan arah energi terbalik menginformasikan indikasi penyalahgunaan. kwh muncul saat teks menunjukkan sisa kredit dan akumulasi energi menginformasikan status rele terbuka Kode pada baris pertama menampilkan informasi mengenai: 15

20 Nomor kode singkat (short-code). Jumlah digit dari token yang sudah dimasukkan pada Teks baris kedua Teks pada baris kedua, mempunyai sekurang-kurangnya 8 digit dalam satu kesatuan waktu dan berjalan dari kanan ke kiri, menampilkan: Angka token yang telah dimasukkan melalui papan tombol Sebagai contoh adalah Gambar 4, yang memperlihatkan tampilan setelah token telah berhasil dimasukkan adalah 7 angka terakhir yang ditampilkan pada layar. Jumlah dari digit yang dimasukkan ditampilkan pada Kode yaitu 20. CATATAN Proses Enter dalam pengisian token setelah 20 digit token dimasukan, dapat menggunakan metode delay waktu persetujuan, atau menekan tombol Informasi mengenai respon pemasukkan token, seperti tercantum pada Tabel 3. Jika token diterima akan ditampilkan nilai kwh beli dan kemudian jumlah total sisa kwh. Perubahan tampilan nilai kwh beli dan total kwh berselang 1 detik dengan nyala tampilan informasi 2 detik, diikuti dengan simbol kwh Contoh: (nomer token yang dimasukkan) (informasi dari meter) 156 (nilai kwh beli) 245 (nilai total kwh) Informasi nilai dari parameter yang diukur ( ) Informasi dari kode singkat yang tampil pada Kode baris pertama ( ) Indikasi dan peringatan beban-lebih ( ). Informasi terkait penyalahgunaan ( ). Informasi lain yang terkait dengan operasi meter, seperti tercantum pada Tabel 3. Tabel 3. Tampilan informasi teks No Kondisi Tampilan teks*) 1 Token diterima 2 Token ditolak 3 Token telah terpakai 4 Token kadaluwarsa 5 Daya lebih 6 Daya lebih sebanyak 5x 7 Penyalahgunaan 8 Meter salah 9 Data kosong CATATAN: *) Untuk tampilan teks yang menggunakan sistem 7-LED. Bila tampilan menggunakan sistem yang lebih baik maka tulisan tersebut dapat disesuaikan Informasi parameter yang diukur Informasi parameter yang harus ditampilkan secara terus menerus adalah nilai sisa/saldo kredit dan simbol kwh 16

21 Informasi kode singkat Tampilan kode-singkat dengan masukan manual melalui papan tombol, sekurangkurangnya menampilkan informasi: Sisa kredit (kwh) Energi kumulatif (kwh) Tegangan rms (V) Arus rms (A) Daya sesaat (W) Batas daya (W) ID meter Indeks tarif Jumlah trip karena beban lebih Jumlah sumber listrik padam Durasi alarm Batas-rendah kredit alarm Kodifikasi yang digunakan tercantum pada Lampiran A. Untuk keperluan evaluasi, data/event/history ditempatkan pada memori tak-terhapus dan sekurang-kurangnya mampu merekam 50 kejadian terakhir, meliputi : gabungan informasi dari: meter off, beban lebih, penyalahgunaan, pembukaan tutup atau terminal, credit run out, reset meter, kredit token. Transfer data (download) menggunakan komputer dengan standar acuan IEC : , meter kontinyu kirim data dengan sinkronisasi setiap 30 detik dengan kecepatan kirim baud rate: 4800 bps atau 9600 bps Respon terhadap beban-lebih Beban yang melebihi daya terpasang, harus direspon dengan bunyi buzzer dan tampilan pada teks dan bila: beban-lebih berlangsung kontinyu selama 45 detik, rele harus membuka dan menutup kembali secara otomatis setelah 150 detik. selama 30 menit terjadi beban-lebih tidak kontinyu beberapa kali dengan akumulasi waktu 45 detik, rele harus membuka dan menutup kembali secara otomatis setelah 150 detik. Bila akumulasi waktu tersebut kurang dari 45 detik, data akumulasi waktu di-reset kembali ke nol. selama 30 menit terjadi pembukaan rele akibat beban-lebih 5 kali berturut-turut, rele harus membuka dan menutup kembali secara otomatis setelah 45 menit Respon terhadap batas kredit Pada saat nilai kredit mencapai batas-rendah, LED indikasi warna hijau berubah menjadi merah-berkedip dan buzzer berbunyi. Bunyi dapat dihentikan dengan menekan sembarang tombol pada papan tombol. Jika dalam xxx menit kemudian, tidak ada kredit token yang dimasukkan, buzzer berbunyi lagi. Semakin rendah nilai kredit token, semakin cepat durasi bunyi. Batas-rendah harus dapat diatur secara mudah melalui papan tombol yang berinteraksi dengan kode singkat pada layar tampilan. 17

22 CATATAN: - Waktu tunda dapat diatur melalui papan tombol dengan kode 123xxx, dengan xxx = waktu dalam menit. - Peringatan batas-rendah kredit dapat diatur melalui papan tombol dengan kode 456xx, dengan xx = energi dalam kwh, minimum 05 kwh. Bila kredit mencapai nol, rele harus membuka secara otomatis dan hanya dapat menutup kembali setelah dimasukkan kredit token baru Respon terhadap penyalahgunaan Meter harus mampu merespon terhadap upaya penyalahgunaan seperti tercantum pada Tabel 4. Tabel 4. Reaksi meter terhadap penyalahgunaan Jenis penyalahgunaan Reaksi meter Layar tampilan Teks Simbol LED kuning Cara penormalan Pembukaan tutup terminal dalam keadaan bertegangan Rele membuka Rekam data Aktif Token Pembukaan tutup terminal dalam keadaan tidak bertegangan Rele membuka Rekam data - Token Pengawatan terbalik Meter mengukur normal Rekam data Aktif Perbaikan dan token Sirkit arus dihubung-singkat Meter mengukur normal Aktif Perbaikan dan token Injeksi arus pada kawat fase atau netral Meter mengukur normal Aktif Perbaikan dan token Kawat netral diputus pada kabel SMP (missing neutral) Meter mengukur normal Aktif Perbaikan dan token Kawat netral diputus pada kabel SMP dan dipasang alat pengatur tegangan pada instalasi konsumen (IML) Meter mengukur normal Aktif Perbaikan dan token Induksi medan magnet dari luar 400 mt Meter mengukur normal Aktif Perbaikan dan token Operasi rele tidak dipengaruhi induksi magnetik CATATAN Bila indikator atau muncul, meter tidak dapat menerima segala jenis token sebelum diperbaiki SMP = saluran masuk pelayanan IML = Instalasi Milik Pelanggan 18

23 Respon terhadap kegagalan proses internal Meter harus dapat mendeteksi kegagalan proses internalnya dan mampu memberikan perintah membuka rele untuk memutus pasokan daya. Pada kondisi ini meter tidak dapat digunakan lagi, semua LED padam, buzzer berbunyi kontinyu tiap detik dan meter harus diganti Pelat nama Setiap meter harus mencantumkan informasi pada pelat nama seperti pada Tabel 5. Tabel 5. Pelat nama Jenis informasi Contoh penulisan Merek dagang Tipe meter Nama dan lokasi pabrik (kota) No. Standar SPLN D : 2010 Cara pengawatan Jumlah sensor (S) dan rele (R) Nomor seri Tahun pembuatan Tegangan pengenal Arus dasar dan arus maksimum Frekuensi pengenal Konstanta meter dalam satuan imp/kwh Fase tunggal 2 kawat Fungsi 2S 2R 230 V 5 (60) A 50 Hz Kelas ketelitian 1,0 Tanda segi empat dobel untuk selungkup meter dengan kelas proteksi II Nomor ID meter Nomor SGC... imp/kwh Diagram rangkaian Diagram rangkaian harus dipasang pada bagian sekitar terminal. Setiap terminal harus diberi label identifikasi (gambar 1). Jumlah sensor dan rele serta notasi terminal pada label identifikasi tersebut harus tergambar pada diagram rangkaian. 5.6 Persyaratan klimatik Umum Persyaratan mengikuti Butir 6 IEC untuk meter pasangan dalam, dengan tambahan ketentuan bahwa batas atas suhu uji untuk pengujian-pengujian pengaruh klimatik mengikuti batas atas dari julat penyimpanan dan transportasi pada Tabel 6. Setiap setelah pengujian, meter harus tidak memperlihatkan tanda kerusakan dan perubahan informasi dan dapat beroperasi normal. 19

24 5.6.2 Julat suhu Julat suhu meter adalah sebagaimana tercantum pada Tabel 6. Tabel 6. Julat suhu Julat operasi pengenal Julat batas operasi Julat batas untuk penyimpanan dan transportasi -10 o C s/d 45 o C -25 o C s/d 55 o C -25 o C s/d 85 o C 5.7 Persyaratan elektrikal Persyaratan umum Persyaratan mengikuti Butir 7 IEC untuk meter pasangan dalam, dengan tambahan ketentuan berikut Proteksi tegangan surja dan tegangan lebih injeksi Meter harus dilengkapi dengan varistor dan atau surge absorber untuk dapat memotong tegangan lebih dan surja. Meter harus tetap terlindungi dari kerusakan bila terjadi tegangan dan arus-lebih secara kontinyu dari kedua sisi (sumber dan beban) yang melebihi julat operasi pada IEC butir 7.2. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi meter dari kerusakan dan kesalahan dalam pengukuran Perubahan akurasi akibat pengaruh arus lebih dan pemanasan sendiri Batas perubahan prosentase kesalahan akibat pengaruh arus lebih waktu-singkat dan pemanasan sendiri tercantum pada Tabel 7. Tabel 7. Batas kesalahan akibat arus lebih dan pemanasan sendiri Jenis pengaruh Nilai arus Faktor daya Batas perubahan prosentase kesalahan [%] Arus-lebih waktu-singkat I d 1 1,5 Pemanasan sendiri I m 1 0,7 0,5 induktif 1,0 5.8 Persyaratan ketelitian Persyaratan mengikuti butir 8 IEC , kecuali disebutkan secara khusus pada ketentuan berikut. 20

25 5.8.1 Kondisi acuan untuk pengukuran ketelitian Persyaratan kondisi uji untuk pengukuran ketelitian adalah sebagai berikut: a) Meter harus diuji dengan selungkup terpasang dan tutup berada pada posisinya; semua bagian yang dimaksudkan untuk dihubungbumikan harus terhubung dengan pembumian. b) Kondisi acuan tercantum pada Tabel 8. Tabel 8. Kondisi acuan Pengaruh besaran Nilai Acuan Batas yang diizinkan Suhu sekitar 23 C ¹ ± 2 C Tegangan Tegangan pengenal ± 1,0 % Frekuensi Frekuensi pengenal ± 0,3 % Bentuk gelombang tegangan dan arus Sinusoidal Faktor distorsi < 2% Induksi magnetik kontinyu yang berasal dari eksternal Induksi magnetik yang berasal dari eksternal pada frekuensi pengenal Nol - Medan RF elektromagnetik 30 khz 2 GHz Nol < 1V/m Gangguan saluran yang terinduksi medan frekuensi radio, 150kHz 80MHz CATATAN Nol Nol Nilai induksi yang menyebabkan variasi kesalahan 0,2%, tetapi < 0,05 mt ² ¹ Bila pengujian dilakukan tidak pada julat suhu acuan, hasil uji harus dikoreksi menggunakan koefisien suhu yang sesuai untuk meter yang diuji ² Pengujian dilakukan pertama-tama dengan meter terhubung normal dan setelah itu koneksi dari sirkit tegangan dan sirkit arus dibalik. Setengah dari perbedaan antara kedua kesalahan (error) adalah variasi kesalahan. Karena fase medan eksternal tidak diketahui, pengujian dilakukan pada 0,05 In pada faktor daya 1 dan 0,1 In pada faktor daya 0, Batas kesalahan akibat variasi arus Prosentase kesalahan meter untuk setiap arah pengukuran pada semua sensor harus tidak melebihi batas yang ditetapkan pada Tabel 9. < 1V Tabel 9. Batas kesalahan akibat variasi arus Nilai arus Faktor daya Batas kesalahan [%] 0,05 I b I < 0,1 I b 1 ± 1,5 0,1 I b I I m 1 ± 1,0 0,1 I b I 0,2 I b 0,5 induktif ± 1,5 0,8 kapasitif ± 1,5 0,2 I b I I m 0,5 induktif ± 1,0 0,8 kapasitif ± 1,0 0,2 I b I I b 0,25 induktif ± 3,5 0,5 kapasitif ± 2,5 21

26 Pengujian dua arah pengukuran pada semua sensor hanya dilakukan untuk faktor daya 1 dari tabel Batas kesalahan akibat besaran-besaran berpengaruh Pertambahan prosentase kesalahan akibat besaran-besaran berpengaruh terhadap kondisi acuannya, tidak boleh melampaui batas-batas sebagaimana ditetapkan pada Tabel 10. Tabel 10. Batas kesalahan akibat pengaruh besaran Jenis besaran berpengaruh Nilai arus Faktor daya Koefisien suhu rata-rata [%/K] Perubahan suhu sekitar 30 ± 15K 0,1 I d - I m 1 0,05 0,2 I d - I m 0,5 induktif 0,07 Perubahan tegangan Perubahan frekuensi ± 2 % ± 10% U n Batas perubahan prosentase kesalahan 0,7 1,0-20% s/d -10% 0,05 I d - I m 1 2,1 +10% s/d +15% 0,1 I d - I m 0,5 induktif 3,0 50% U n s.d. < 80% U n 0,05 I d - I m 0,1 I d - I m 1 0,5 induktif Sistem meter tetap beroperasi Komponen harmonik pada sirkuit arus dan tegangan 0,5 I m 1 0,8 Komponen harmonik ke-15 0,5 I m 1 2,0 Harmonik DC dan ganjil pada sirkuit arus AC I m / 2 1 3,0 Harmonik genap pada sirkuit arus AC 0,5 I d 1 3,0 Sub harmonik pada sirkuit arus AC 0,5 I d 1 3,0 Induksi magnetik kontinu asal luar I d 1 2,0 Induksi magnetik asal luar 0,5 mt I d 1 2,0 Medan elektromagnetik frekuensi tinggi I d 1 2,0 Operasi aksesoris 0,05 I d 1 0,5 0,5 0,7 Gangguan-gangguan yang diakibatkan induksi medan frekuensi radio I d 1 2,0 Pecahan transien cepat I d 1 4,0 CATATAN Daftar metode uji dapat dilihat pada Tabel 11 kolom Persyaratan fungsional Persyaratan mengikuti butir 9 IEC

27 5.10 Pengujian Pengujian Jenis Jumlah sampel untuk pengujian jenis adalah 28 buah; 8 buah tanpa segel dan 20 buah tersegel metrologi, diserahkan pabrikan/pemasok ke unit PLN penguji Terhadap 8 buah sampel tanpa segel dilakukan pengujian awal untuk menguji-coba fitur dan kemampuan koneksi pada sistem STS PLN. Untuk keperluan ini, pabrikan/pemasok harus menyerahkan deklarasi-sendiri (self declared) mengenai fitur meter, SGC dan Nedisys file. Jenis fitur minimum tercantum pada Tabel 2, namun pabrikan dapat mendeklarasi fitur lainnya berdasarkan perkembangan teknologi dan pengalaman dalam penerapan pengoperasian meter. Setelah selesai pengujian awal, 8 buah sampel meter (termasuk dokumen dan informasi yang terkait dengan meter tersebut) dikirimkan oleh unit PLN penguji ke Laboratorium PLN untuk dilakukan pengujian A s.d L pada Tabel 11 kolom 5, dan 20 buah sampel dikirimkan kepada unit PLN pelaksana untuk dilakukan pengujian lapangan. Untuk pengujian A s.d L pabrikan/pemasok harus mengirimkan dokumen dan informasi meter, sebagai berikut: - Merek dan tipe meter energi. - Laporan pengujian awal - Nama pabrikan dan lokasi pabrik. - Merek, tipe, rating arus dan tegangan operasi dari rele/kontaktor yang digunakan. - Merek, tipe dan sertifikat karakteristik dari komponen utama. - Sertifikat bahwa keypad memenuhi IEC butir Sertifikat STS meter yang diuji (member and compliance license). - Rekaman flow temperature profile dari pabrikan PCB terkait. - Token engineering - Versi firmware dan software aplikasi dengan checksum Pengujian lapangan terhadap 20 buah sampel meter dilakukan pada beberapa lokasi pelanggan, untuk mengetahui kinerja meter termasuk informasi dari pelanggan. Uji lapangan dilakukan sedikitnya satu bulan oleh unit PLN pelaksana dengan lokasi pemasangan sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya. Pelaksanaan uji lapangan dilakukan bersamaan dengan pengujian-pengujian yang dilakukan oleh Laboratorium PLN. Laporan hasil uji lapangan diserahkan kepada unit PLN penguji untuk dikirimkan ke Laboratorium PLN sebagai tambahan masukan dan bahan evaluasi uji jenis. Laporan pengujian jenis diterbitkan oleh Laboratorium PLN dan hanya berlaku untuk tipe yang diuji. Segala perubahan dari ketentuan pada butir 4.14 harus dilakukan pengujian jenis ulang. Perubahan merek komponen utama pada meter yang telah diuji jenis hanya dapat dilakukan bila kualitas dan kinerja komponen setara atau lebih baik, dan harus diverifikasi untuk membuktikan bahwa perubahan tersebut tidak mempengaruhi kinerja dan karakteristik meter. Perubahan fitur/aplikasi, bentuk kotak meter dan tampilan eksternal lainnya harus dilakukan uji verifikasi Pengujian Rutin Pengujian rutin harus dilakukan oleh setiap pabrikan. Mata uji rutin tercantum pada Tabel 11 kolom 7. 23

28 Pengujian Serah-Terima Pengujian serah terima dilakukan terhadap sejumlah sampel yang mewakili sejumlah barang meter energi yang akan diserahterimakan kepada unit PLN penerima. Kriteria pengambilan sampel, jumlah sampel dan mekanisme penerimaan barang ditetapkan pada IEC ( ). Mata uji serah-terima dan persyaratannya tercantum pada Tabel 11 kolom Pengujian Petik Pengujian petik dilakukan terhadap sejumlah sampel meter yang diambil dari gudang PLN atau pabrikan atau pemasok untuk melihat kesesuaian kinerjanya. Mata uji petik sama dengan mata uji serah-terima, namun dapat ditambah dengan mata uji terkait dari kelompok mata uji jenis, untuk meter yang mengalami kasus di lapangan. 24

29 No Mata uji ² Tabel 11. Daftar mata uji Metode uji/acuan/ Persyaratan J ¹ S ¹ R ¹ Uji fitur, port komunikasi dan data Deklarasi pabrikan Butir Uji kemampuan koneksi Sesuai dengan sistem terpasang A Uji sifat-sifat insulasi 1. Uji tegangan impuls Butir IEC butir Uji tegangan AC IEC butir 7.7 B Uji persyaratan akurasi 1. Uji konstanta IEC butir 8 2. Uji starting dan kondisi tanpa beban Butir 5.1 IEC butir 8 3. Uji akurasi pada variasi arus Butir IEC butir 8 4. Uji pengaruh besaran Butir C Uji persyaratan elektrikal IEC butir 8 1. Uji konsumsi daya Butir 5.1 IEC butir Uji pengaruh tegangan suplai IEC butir Uji pengaruh arus lebih waktu singkat IEC butir Uji pengaruh pemanasan sendiri IEC butir Uji pengaruh pemanasan IEC butir 7.5 D Uji kompatibilitas elektromagnetik 1. Radio interference suppression IEC butir Pengujian pecahan transien cepat IEC butir Uji kekebalan terhadap medan RF elektromagnetik IEC butir Uji kekebalan terhadap gangguan saluran yang terinduksi medan IEC butir frekuensi radio 5. Uji kekebalan terhadap lepasan elektrostatik IEC butir Uji kekebalan kejut IEC butir E Uji pengaruh klimatik 1. Uji panas kering Butir 5.6 IEC butir 6 2. Uji dingin IEC butir 6 3. Uji siklus lembab panas Butir 5.6 IEC butir 6 3) 25

30 Tabel 11 Daftar mata uji (lanjutan) No Mata uji ² Metode uji/ persyaratan J ¹ S ¹ R¹ F Uji mekanikal 1. Uji getar 4 Butir IEC butir 5.3 IEC butir Uji hentak 4 Butir IEC butir 5.3 IEC butir Uji palu-pegas terhadap kotak meter IEC butir 5.3 IEC butir Uji perlindungan terhadap penetrasi air IEC butir 5.10 dan debu 5. Uji ketahanan terhadap panas dan api IEC butir 5.9 G Pemeriksaan visual dan konstruksi 1. Kesesuaian konstruksi dan komponen Laporan dan sampel uji jenis 2. Pemeriksaan visual Kondisi fisik meter H Uji persyaratan mekanikal 1. Pemeriksaan konstruksi Butir 5.5 IEC butir Terminal Butir IEC butir Layar tampilan dan indikator Butir IEC butir Pemeriksaan gawai keluaran IEC butir Pemeriksaan penandaan Butir dan Uji token carrier interface IEC butir 5.14 I Uji pencegahan penyalahgunaan 1. Kesesuaian fitur Butir Uji kinerja dan respon meter Butir J Uji kemampuan rele/kontak 1. Uji switsing beban IEC butir 7.9 K Uji persyaratan fungsional 1. Uji fungsional IEC butir 9 L Uji penuaan IEC ( ) CATATAN 1) 2) 3) 4) J = Uji jenis ; S = Uji serah-terima ; R = Uji Rutin ; Mata uji A s/d F dilakukan secara berurutan (sequence) Hasil uji impuls harus dilengkapi dengan osilogram yang menggambarkan kemampuan varistor atau surge absorber dalam memotong tegangan impuls standar Meter dienerjais dengan posisi rele OFF dan tanpa token kredit. Rele tidak boleh ON selama pengujian 26

31 LAMPIRAN A Tabel daftar nomer kode singkat Kode Deskripsi Kode Deskripsi 00 Test all LCD display 61 Last 3 rd credit kwh 01 Test the load switch 62 Last 4 th credit kwh 02 Display Test Tests the buzzer as well. 63 Last 5 th credit kwh 03 Total kwh Register 64 Total technical token accepted 04 Display Key Revision Number & Type 65 Last technical token accepted 05 Indeks Tarif (Display Tariff Index) 66 Last 2 nd technical token accepted 06 Test the token reader device 67 Last 3 rd technical token accepted 07 Batas daya (Display Power Limit), kw 68 Jumlah trip karena beban lebih 08 Display Tamper Status 69 Jumlah sumber listrik padam 09 Display Power Consumption 70 Total terminal cover open 10 Display software version 71 Total meter cover open 11 Display phase power unbalance limit 72 Total tampering Energy consumption negative credit Hardware version RESERVED BY STS 75 No. ID Meter 37 Sisa kredit (kwh) 76 Meter Constanta 38 Energi kumulatif (kwh) 77 Supply Group Code (SGC) Durasi alarm Batas-rendah kredit alarm 41 Tegangan rms (V) Forecast time till the credit is over Last tampering 44 Arus rms (A) 83 Energy consumption last month Energy consumption last 2 nd month Energy consumption last 3 rd month 47 Daya sesaat (W) 86 Over load trip last time (day and time) Over load trip last 2 nd time Last meter off (day and time) Last 2 nd meter off Last terminal meter open Last 2 nd terminal meter open 53 Total number of token accepted 92 Last cover meter open 54 Last credit token accepted 93 Maximum power this month 55 Last 2 nd credit token accepted 94 Time at maximum power this month 56 Last 3 rd credit token accepted 95 Current time 57 Last 4 th credit token accepted 96 Current date 58 Last 5 th credit token accepted Last credit kwh Last 2 nd credit kwh 99 Checksum software + fitur CATATAN: - Nomer kode singkat 00 36, disesuaikan dengan ketentuan dalam persyaratan sistem STS dan IEC , 2007 permissible control field values. - Tulisan miring/italic No 75 s/d 90, disiapkan untuk meter yang menggunakan RTC. 27

32

33 Pengelola Standardisasi: PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan Jalan Durentiga, Jakarta 12760, Telp , Fax , www. pln-litbang.co.id

Panduan Penggunaan. kwh Prabayar MTS - 125

Panduan Penggunaan. kwh Prabayar MTS - 125 Panduan Penggunaan kwh Prabayar MTS - 125 Daftar Isi 1. Pengantar... 2. Fitur.. 3. Dimensi dan instalasi.... 4. Spesifikasi meter... 5. Struktur meter.... 6. Prinsip operasi... 7. Token 8. Reaksi meter

Lebih terperinci

kwh meter Prabayar Hexing

kwh meter Prabayar Hexing kwh meter Prabayar Hexing kwh meter Prabayar Hexing terbaru tipe HXE116-KP dirancang untuk penggunaan pelanggan perumahan yang telah memenuhi standar. KWh Meter phasa tunggal ini menggunakan sistem keypad;

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN Universitas Gadjah Mada...iii. HALAMAN PENGESAHAN PT.PLN Persero Rayon Kota Yogya...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN Universitas Gadjah Mada...iii. HALAMAN PENGESAHAN PT.PLN Persero Rayon Kota Yogya... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN Universitas Gadjah Mada...iii HALAMAN PENGESAHAN PT.PLN Persero Rayon Kota Yogya...iv ABSTRACK...v INTISARI...vi SURAT PERINTAH MAGANG KERJA...vii SURAT

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar. 4.1 Blok Diagram sistem counting bottle. Unit Power. Primus CMP-72T. Keypad.

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar. 4.1 Blok Diagram sistem counting bottle.  Unit Power. Primus CMP-72T. Keypad. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sistem Counting Bottle Pada prinsipnya sistem ini digunakan untuk menghitung botol tranparan pada conveyor yang sedang beroperasi dengan kecepatan 400-500 botol permenit. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI Rabu, 25 Maret 2015 Oleh: Nelly Malik Lande POKOK BAHASAN TUJUAN DAN SASARAN PENDAHULUAN PENGERTIAN, PRINSIP KERJA, JENIS-JENIS INVERTER TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT 4.1 Pengujian Alat Dalam bab ini akan dibahas pengujian seluruh perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi RFID dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu :

Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu : III. PETUNJUK PENGOPERASIAN ALAT Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu : 1. Prosedur Data Logging, yaitu langkah-langkah

Lebih terperinci

Alat Pengukur Level Air

Alat Pengukur Level Air Alat Pengukur Level Air Deskripsi Sistem ini terdiri dari Bagian Controller, Bagian Sensor dan Bagian GSM Modem di mana Bagian controller berfungsi mendeteksi kondisi sensor dan mengirimkan kondisi tersebut

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

Panduan penggunamu. NOKIA SU-27W

Panduan penggunamu. NOKIA SU-27W Anda dapat membaca rekomendasi di buku petunjuk, panduan teknis atau panduan instalasi untuk. Anda akan menemukan jawaban atas semua pertanyaan Anda pada di manual user (informasi, spesifikasi, keselamatan

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Software Software arduino merupakan software yang sangat penting karena merupakan proses penginputan data dari komputer ke dalam mikrokontroler arduino menggunakan software

Lebih terperinci

MANUAL BOOK BUKU PETUNJUK PEMAKAIAN

MANUAL BOOK BUKU PETUNJUK PEMAKAIAN MANUAL BOOK BUKU PETUNJUK PEMAKAIAN Edisi 2011 Kata Pengantar Terima kasih telah menggunakan produk kami, demi kenyamanan anda dalam mengoperasikan silahkan membaca buku panduan sebelum menggunakan mesin

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 - Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa

Lebih terperinci

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN

Lebih terperinci

BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING )

BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING ) BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING ) 3.1 Pengertian AMR (Autaomatic Meter Reading) Automatic Meter Reading (AMR) adalah sistem pembacaan atau pengambilan data hasil pengukuran meter elektronik atau ME

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah I. Capaian Pembelajaran *Peserta mampu memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tegangan rendah

Lebih terperinci

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen dan peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini dilakukan pengujian alat dari seluruh rangkaian yang telah dibuat. Proses pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari alat yang telah dibuat dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Dalam Bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Program pengujian disimulasikan di suatu sistem yang sesuai. Pengujian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKO/FM.003/VCF PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKO/FM.003/VCF PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200 Halaman : 1 dari 8 PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200 1. Ruang Lingkup Petunjuk ini digunakan untuk mengoperasionalkan Vacum Chamber JK-1200 sesuai dengan prosedur operasional yang disarankan.

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP Pada BAB 2 telah dijelaskan terdapat dua tipe ELT yaitu Portable ELT dan Fixed ELT dan juga ELT yang hanya bekerja pada dua frekuensi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS Tindak lanjut dari perancangan pada bab sebelumnya adalah pengujian sistem. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah mikrokontroler jenis

Lebih terperinci

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green. Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk membuat udara menjadi lebih bersih, jernih dan sehat serta terbebas dari bakteri yang terkandung di udara, hal ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil dari tugas akhir ini adalah seperangkat sistem proteksi pompa air dalam wujud prototipe, yang bekerja secara otomatis yaitu memberikan indikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik dalam kehidupan sehari-hari sudah sangat lekat dengan manusia. Semua kebutuhan manusia terpenuhi dengan adanya bantuan alat-alat yang cara bekerjanya

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN I. TUJUAN 1. Mengetahui besarnya tahanan pentanahan pada suatu tempat 2. Mengetahui dan memahami fungsi dan kegunaan dari pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR 2.1.FUNGSI ALAT GROUND FAULT DETECTOR (GFD) Ground Fault Detector (GFD) adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya arus lebih atau gangguan hubung singkat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Hardware Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup pengujian terhadap custom RFID reader dan pengujian tag. Pengujian custom RFID

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan perangkat keras adalah studi kepustakaan berupa data-data literatur dari masing-masing komponen, informasi dari internet dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Suatu tujuan akan tercapai dengan baik bila dilakukan melalui tahaptahap yang disusun dan dikerjakan dengan baik pula. Sebelum suatu ide diwujudkan dalam bentuk nyata,

Lebih terperinci

Bagian 2 Persyaratan dasar

Bagian 2 Persyaratan dasar Bagian 2 Persyaratan dasar 2.1 Proteksi untuk keselamatan 2.1.1 Umum 2.1.1.1 Persyaratan dalam pasal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan manusia, dan ternak dan keamanan harta benda dari bahaya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 UPS dan Fungsinya Terputusnya sumber daya listrik yang tiba-tiba dapat mengganggu operasi sebuah unit bisnis. Pada beberapa contoh kasus bisa berakibat pada berhenti beroperasinya

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 1.1 Skema Alat Pengukur Laju Kendaraan Sumber Tegangan Power Supply Arduino ATMega8 Proses Modul Bluetooth Output Bluetooth S1 S2 Komputer Lampu Indikator Input 2

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Luna dengan Pengisian Daya Nirkabel (BH-220)

Buku Petunjuk Nokia Luna dengan Pengisian Daya Nirkabel (BH-220) Buku Petunjuk Nokia Luna dengan Pengisian Daya Nirkabel (BH-220) Edisi 1.0 2 Pendahuluan Tentang headset Dengan Nokia Luna Bluetooth Headset, Anda dapat menangani panggilan secara handsfree, meskipun menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

YB Praharto 1, Hartono 2, Agung Toiwan 3 1,2,3. Abstrak. 1. Pendahuluan

YB Praharto 1, Hartono 2, Agung Toiwan 3 1,2,3. Abstrak. 1. Pendahuluan Analisis Pengaruh Umur Instalasi Listrik Pada Pemakaian Energi Listrik Pascabayar Dan Prabayar 1. Pendahuluan YB Praharto 1, Hartono 2, Agung Toiwan 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

KONTROL OTOMATIS AIR CONDITIONER SHELTER BTS BERBASIS MICROCONTROLLER JOURNAL

KONTROL OTOMATIS AIR CONDITIONER SHELTER BTS BERBASIS MICROCONTROLLER JOURNAL KONTROL OTOMATIS AIR CONDITIONER SHELTER BTS BERBASIS MICROCONTROLLER JOURNAL Disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Strata I Program Studi Teknik Elektro di Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1. Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam merancang bangun, yaitu : 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam perancangan Variable

Lebih terperinci