ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN UNTUK MEMBANGUN CITRA POSITIF DIMATA KARYAWAN PASAR SEGAR CINERE (PT CAHAYA PERMAI LESTARI) PERIODE JANUARI APRIL 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN UNTUK MEMBANGUN CITRA POSITIF DIMATA KARYAWAN PASAR SEGAR CINERE (PT CAHAYA PERMAI LESTARI) PERIODE JANUARI APRIL 2013"

Transkripsi

1 ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN UNTUK MEMBANGUN CITRA POSITIF DIMATA KARYAWAN PASAR SEGAR CINERE (PT CAHAYA PERMAI LESTARI) PERIODE JANUARI APRIL 2013 Julyani Wibawa Jurusan Marketing Communication, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, BINUS University Jl. K.H. Syahdan No.9 Palmerah, Jakarta Barat ABSTRACT Pasar Segar Cinere is a traditional market that managed with modern style. The purpose of this study is to know the leadership style in Pasar Segar Cinere and finding out if the leader successfully build good image to Pasar Segar Cinere employees. This research use qualitative methods. The data obtained by doing interviews to several employees. Leadership style that Pasar Segar Cinere have is democratic leadership style. The existing leadership style was already considered effective. So it can be concluded that leadership style affects the company's image in the eyes of employees. Keywords : leadership, image, employee ABSTRAK Pasar Segar Cinere merupakan pasar tradisional yang dikelola secara modern. Tujuan penelitian ini adalan untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang ada di Pasar Segar Cinere dan mengetahui apakah pemimpin berhasil membangun citra positif di mata karyawan Pasar Segar Cinere.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi. Hasil Data diperoleh dengan melakukan wawancara kepada beberapa karyawan. Gaya kepemimpinan yang ada di Pasar Segar Cinere yaitu gaya kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan yang ada pun sudah dinilai efektif. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan membangun citra positif dimata karyawan. Kata Kunci : kepemimpinan, citra, karyawan PENDAHULUAN 1

2 Setiap perusahaan pasti bertujuan untuk memiliki citra yang baik, citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengalaman seseorang mengenai suatu hal, yaitu kumpulan dari beberapa persepsi seseorang terhadap perusahaan. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dan kesediaan untuk turut memikul tanggung jawab sosial (Jefkins, 2004: 22). Citra perusahaan yang baik dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap hidup dan meningkatkan kreativitasnya bahkan memberikan manfaat lebih bagi orang lain. Citra yang positif itu diperoleh oleh banyak faktor. Baik dari faktor eksternal maupun internal, terkadang perusahaan atau organisasi selalu berfokus pada pembentukan citra positif eksternal dan sering melupakan citra positif internal yang tentunya merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan atau organisasi tersebut. Sebelum membentuk citra positif perusahaan dimata publik eksternal ada baiknya untuk kita memperkuat citra positif di mata publik internal, pencitraan yang positif yang di dapat dari publik eksternal tidak akan pernah terbentuk dengan baik apabila di dalam publik internal perusahaan atau organisasi tersebut tidak terbentuk citra positif, bagaimana kita sebagai publik internal bisa memajukan perusahaan atau organisasi, sedangkan kita sebagai publik internal tidak memiliki rasa tanggung jawab dan rasa memiliki untuk membangun hubungan yang harmonis dalam kehidupan organiasi atau perusahaan. Adapun salah satu faktor internal dalam membangun citra positif itu dipengaruhi dari gaya kepemimpinan. Menurut Pace dan Faules yang diterjemahkan oleh (Mulyana, 2010: 276). Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi para perilaku untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan dan motivasi merupakan sebagian dari masalah-masalah yang paling sering dibahas dalam kebanyakan organisasi. Karena tujuan kepemimpinan sendiri adalah membantu orang untuk menegakan kembali, mempertahankan dan meningkatkan motivasi mereka, jadi pemimpin adalah orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek aspek yang dapat menunjang usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan anggota organisasinya selain itu dengan kepemimpinan yang efektif itu juga akan membangun citra positif perusahaan itu sendiri dimata karyawan. Kepemimpinan bukan hanya suatu upaya dalam hal mempengaruhi, tetapi juga menginspirasi pegawai sehingga mereka mampu bekerja secara optimal dan mendukung pencapaian organisasi yang telah ditetapkan. Suatu citra yang positif itu ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi tersebut. Pemimpin tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif bagi karyawan sehingga dapat menciptakan suasana dan budaya kerja yang positif. Menurut Pace dan Faules yang diterjemahkan oleh (Mulyana, 2010: 276). Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja, atau cara bekerja sama dengan orang lain yang konsisten melalui apa yang dikatakannya dan apa yang diperbuatnya. Pasar Segar Cinere (PT Cahaya Permai Lestari) merupakan pasar yang dibuat dan dikelola secara modern, dimana pasar segar cinere merupakan hasil evolusi dari pasar-pasar tradisional yang sudah ada. Pasar Segar Cinere ini memiliki kualitas dan kenyamanan yang baik. Dimana Pasar Segar Cinere itu dibangun untuk mengubah mindset masyarakat dari pergi ke pasar sebagai kebutuhan menjadi gaya hidup.bukan itu saja, Pasar Segar Cinere juga memiliki konsep yang berbeda dari pasar-pasar lainnya dimana, di sekitar wilayah Pasar Segar Cinere terdapat pula Autopart, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan setiap orang dimana jika berbelanja, istri dapat pergi ke Pasar Segar Cinere sedangkan suaminya dapat pergi ke Autopart tersebut. Sebagai pasar modern yang baru berjalan kurang dari 5 tahun maka pencitraan perusahaan merupakan hal penting yang harus dibangun dan dipertahankan untuk menentukan eksistensi perusahaan Pasar Segar Cinere. Tujuan dari menciptakan citra positif dimata publik internal perusahaan dalam rangka menunjukan kepedulian dan perhatian yang besar dari perusahaan terhadap publik internal perusahaan. Identifikasi masalah dan tujuan penelitian adalah: (1) untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang di Pasar Segar Cinere (PT Cahaya Permai Lestari) (2) Mengetahui apakah pemimpin berhasil membentuk citra positif dimata karyawan Pasar Segar Cinere (PT Cahaya Permai Lestari) 2

3 Komunikasi organisasi yaitu merupakan suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas (Effendy, 2011:114). Komunikasi organisasi ada beberapa arah aliran informasi: (1) Komunikasi ke bawah yaitu dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. (2) Komunikasi ke atas yaitu bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Public Relations adalah keseluruhan upaya dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. (Jefkins, 2004:9). The British Institute of Public Relations dalam buku (Ruslan, 2012:16), mengatakan aktivitas public relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya, selain itu praktik public relations adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya. Menurut Edward L.Bernay dalam (Ruslan, 2012:18), terdapat 3 fungsi utama public relations, yaitu: (1) Memberikan penerangan kepada masyarakat (2) Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung (3) Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre, dan Canfield dalam buku (Ruslan. 2012:19) fungsi public relations adalah: (1) Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama.(2) Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.(3)mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang diwakilinnya.(4)melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.(5)menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan atau organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Menurut (Ruslan, 2012:22) Ruang lingkup tugas Public Relations dalam sebuah organisasi lembaga antara lain meliputi aktivitas: (1) Membina hubungan ke dalam (publik internal) Publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit atau badan atau perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi (2) Membina hubungan keluar (publik eksternal) Publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Menurut H. Fayol dalam (Ruslan, 2012:23) beberapa kegiatan dan sasaran PR adalah: (1) Membangun Indentitas dan Citra Perusahaan,menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif,mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak (2) Menghadapi Krisis,menangani keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage.mempromosikan aspek kemasyarakatan,mempromosikan yang menyangkut kepentingan public,mendukung kegiatan kampanye social. Menurut Wayne dan Don yang diterjemahkan oleh (Mulyana, 2010: 276). Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi para perilaku untuk mencapai tujuan.kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran.(robbins, 2010:177). Kepemimpinan selalu menjadi isu yang sangat diperhatikan dari awal orang-orang berkumpul dalam kelompok untuk mencapai sasaran. Akan tetapi, tidak sampai permulaan abad keduapuluh para peneliti mulai mempelajari kepemimpinan. Teori-teori kepemimpinan awal itu berfokus pada pemimpin (teori ciri) dan cara pemimpin itu berinteraksi dengan anggota kelompoknya (teori perilaku). Studi Universitas Lowa (yang dilakukan oleh Kurt Lewin) mempelajari tiga gaya kepemimpinan (Robbins, 2010:179) : (1) Gaya Otokratis, pemimpin yang cenderung memusatkan wewenang, mendiktekan metode kerja, membuat keputusan unilateral, dan membatasi partisipasi karyawan. Mendiktekan metode kerja, memusatkan pengambilan keputusan dan membatasi partisipasi.(2) Gaya Demokratis, pemimpin yang cenderung melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan, mendelegasikan wewenang, mendorong partisipasi dalam memutuskan metode dan sasaran kerja.(3) Gaya Laissez Faire, pemimpin yang umumnya memberi kelompok kebebasan penuh untuk membuat 3

4 keputusan dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara apa saja yang dianggap sesuai. Menurut David A.Arker, John G. Mayer dalam citra adalah seperangkat anggapan, impresi atau gambaran seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu objek bersangkutan ASUMSI Asumsi peneliti berdasarkan latar belakang yang ada yaitu gaya kepemimpinan dalam membangun citra positif perusahaan dimata karyawan yang baik akan berhasil dilakukan oleh Pasar Segar Cinere (PT. Cahaya Permai Lestari). Dimana proses pembangunan citra akan berjalan dengan sempurna sesuai target yang telah direncanakan dan dibentuk oleh Pasar Segar Cinere (PT Cahaya Permai Lestari). Ketika gaya kepemimpinan dalam membangun citra positif yang dilakukan Pasar Segar Cinere (PT Cahaya Permai Lestari) berhasil maka akan mempengaruhi citra perusahaan dimata karyawan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dimana metode kualitatif adalah metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam yaitu data yang mengandung makna. (Sugiyono, 2009:14) Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, penelitian bertujuan untuk menggambarkan tentang karakteristik(ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu, juga untuk mengangkat fenomena-fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. Penelitian ini menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi dan digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah instrumen kunci. Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari para responden, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang pernah dilakukan sebelumnya. Yang diperoleh langsung dari peneliti yang merupakan hasil wawancara, observasi, dokumentasi. Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh penulis dari hasil wawancara dengan pihak-pihak dalam organisasi yang berhubungan dengan gaya kepemimpinan pemimpin Pasar Segar Cinere dalam membangun citra positif perusahaan dimata karyawan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mengutip dari sumber-sumber lain seperti berbagai jenis data yang diperoleh melalui studi pustaka seperti buku-buku kepustakaan, dan sebagainya untuk sebagai referensi yang digunakan terkait dengan penelitian yang dilakukan. Keabsahan data menggunakan validitas,validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan peneliti. Dengan begitu data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.terdapat dua macam validitas penelitian :(Sugiyono, 2009:455) (1) Validitas Internal,validitas internal berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Dalam pengujian validitas atau kepercayaan terhadap hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan membercheck. Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Dapat dikatakan membercheck bertujuan agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan (Sugiyono, 2011:276).(2)Validitas Eksternal,validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representative, instrument penelitian valid, cara mengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi. Di dalam penelitian kualitatif tidak ada validitas eksternal karena di dalam 4

5 kualitatif penilaian itu secara subjektif sedangkan validitas eksternal adalah istilah lain dari generalizability yang pada umumnya dipertimbangkan ada ketika temuan dan kesimpulan riset dapat diberlakukan pada yang lain.(kasali, 2008:141) Reliabilitas adalah tingkat sejauh apa sebuah instrument riset seperti angket/kuesioner, ketika digunakan lebih dari sekali akan memproduksi hasil atau jawaban yang sama. Namun dalam penelitian ini reliabilitas tidak dipakai karena peneliti menggunakan kualitatif deskriptif. Karena reliabilitas mengandalkan konsistensi dari serangkaian penelitian yang menggunakan metode pengukuran dan lebih kepada hasil rata-rata dari perhitungan kuantitatif.metode Analisis Data yang digunakan memiliki beberapa elemen penting yang perlu terus diingat oleh setiap peneliti dalam melakukan kegiatan analisis data adalah sebagai berikut : (1) Reduksi data yaitu data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.(sugiyono, 2009:247) (2) Display data Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, atau menyajikannya dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Dan membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. (Sugiyono, 2009:247)(3)Conclusion yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dan kesimpulan tersebut dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.(sugiyono, 2009:438). HASIL DAN BAHASAN Reduksi Data Rukino Komunikasi organisasi yang ada sudah dapat dikategorikan baik dimana komunikasi yang ada bisa mencapai proses penciptaan makna atas interaksi yang dapat memelihara dan mengubah organisasi dimana komunikasi yang ada bisa mengarah ke satu goal. Dan bersama sama untuk mencapai atau meraih goal yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyana dimana ia mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi. Alur komunikasi yang ada ada dua jenis yaitu keatas dan kebawah dimana karyawan dapat memberikan saran bahkan kritikan kepada pemimpin. Cara berkomunikasi antara atasan dan bawahan maupun sesama karyawan itu pun tergantung dari kondisi yang ada. Adanya kegiatan outing secara berkala pun bertujuan untuk membina hubungan yang baik, baik sesama karyawan maupun antara atasan dengan bawahan. Adapun tugas dan fungsi Public Relations yang ada di Pasar Segar Cinere yaitu untuk membina hubungan baik kepada para tenant, contohnya adanya gathering para tenant untuk membina hubungan baik para tenant, dan menunjukan perhatian perusahaan kepada para tenant. Selain itu public relations juga bertugas untuk menerima complain yang ada dan kemudian menyampaikan kepada pemimpin. Saya sendiri merupakan tipe pemimpin yang tegas dan professional dimana adanya batasan antara atasan dan bawahan, dan tidak mencampur adukan antara masalah pribadi dengan masalah kantor, kita harus tetap bersikap profesional. Pemimpin merupakan satu kesatuan dengan bawahan dimana atasan dan bawahan memiliki hubungan timbal balik yang sangat erat, sehingga pemimpin memosisikan dirinya sebagai leader bukan bos,dimana leader merupakan seseorang yang ikut bersama-sama, bergotong royong dalam mencapai sebuah tujuan, dan karyawan dan pemimpin adalah sebuah tim kerja yang berjuang bersama-sama dalam mencapai hasil yang maksiimal. Dan pemimpin yang baik itu akan mempengaruhi kinerja para karyawan. Dimas 5

6 Komunikasi yang ada di Pasar Segar Cinere merupakan komunikasi organisasi yang baik dimana adanya hubungan timbal balik yang erat antara atasan dengan bawahan, dimana komunikasi yang ada merupakan komunikasi dua arah, sehingga disini bukan hanya pemimpin saja yang mutlak dalam menyampaikan krtik dan saran baik terhadap perusahaan maupun terhadap pemimpin itu sendiri, sehingga karyawan dapat mengeluhkan atau menyampaikan apa saja yang ia rasa kurang baik di dalam diri pemimpin. Sehingga sudah jelas bahwa alur komunikasi yang ada di Pasar Segar ini merupakan komunikasi keatas dan kebawah dimana pemimpin mau menerima kritik dan saran dari bawahan. Adapun cara berkomunikasi saya terhadap public internal yaitu tergantung dari situasi yang ada, dimana jika sedang diluar kantor maka menggunakan teknologi seperti bbm, whatsapp dan sedangkan jika di dalam kantor langsung bertatap muka. Kegiatan Outing yang ada pun dilakukan dengan tujuan untuk memelihara hubungan baik kepada sesama publik internal. Tipe pemimpin yang ada di Pasar Segar Cinere merupakan pemimpin yang tidak subjektif, benar-benar professional, dia tidak memerintah secara sewenang-wenang ia selalu meilhat kapasitas karyawannya, dan dia selalu mengatakan dan memosisikan dirinya itu sebagai leader bukan bos, hal ini sesuai denga riset kepemimpinan Ohio State dimana adanya dua dimesi penting mengenai perilaku pemimpin yang salah satunya merupakan dimensi pertimbangan yang didefinisikan sebagai seberapa jauh hubungan kerja pemimpin bercirikan saling percaya dan hormat terhadap ide dan perasaan para anggota kelompok. Pemimpin yang pertimbangaannya tinggi akan memperlakukan semua anggota kelompok sama. Tipe pemimpin seperti itu dapat memberikan dampak positif kepada para bawahan seperti adanya suasana kerja yang baik dan nyaman, yang dapat memotivasi para karyawan untuk bekerja lebih baik lagi, karena ia merasa bahwa dengan adanya leader maka itu akan mengarahkan karyawannya untuk menjadi berkembang kearah yang lebih baik lagi. Adanya pemimpin yang baik maka itu akan mempengaruhi citra perusahaan dimata internal karena seperti apa yang dikatakan David bahwa citra adalah seperangkat anggapan, impresi atau gambaran seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu objek bersangkutan. Media Alur komunikasi yang ada di Pasar Segar Cinere yaitu alur keatas dan kebawah,dimana pemimpin mau menerimana kritik dan saran dari bawahan, contohnya pada waktu meeting, pimpinan pasti selalu memberi waktu kepada karyawan untuk memberikan kritik dan saran mengenai apa saja yang sedang dibahas di dalam meeting tersebut. Cara berkomunikasi yang ada pun ada 2 yaitu langsung (tatap muka) dan tidak langsung (bbm,whatsapp, ), dan cara berkomunikasi yang digunakan itu tergantung dari situasi yang ada. Dan kegiatan yang diadakan untuk menjaga hubungan baik terhadap publik internal itu seperti buka bersama pada bulan bulan ramadhan, lalu outing yang dilakukan secara continue. Tipe pemimpin yang ada merupakan pimpinan yang bisa memposisikan dirinya sebagai karyawan yang sering meneriman complain dari tenant, sehingga ia cepat meng follow up complain complain yang ada. Ia juga merupakan pemimpin yang cerdas dan percaya diri dalam setiap pengambilan sebuah keputusan, dimana ia selalu memberikan ide ide yang menarik untuk menarik perhatian masyarakat agar berkunjung ke pasar, ia bekerja sama dengan ketua RT setempat untuk melakukan pembagian beras kepada warga sekitar, yang bertujuan untuk memperkenalkan ke khalayak luas pasar segar cinere tersebut. Hal ini sesuai dengan teori ciri di tahun 1920 dan 1930-an yaitu mengenai beberapa ciri yang terkait dengan tipe pemimpin yang efektif dimana dua diantaranya yaitu pemimpin tersebut memiliki kepercayaan diri, dimana para pengikut melihat pemimpinnya tidak ragu akan dirinya dan memiliki kecerdasan dimana pemimpin haruslah yang cukup cerdas untuk mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan banyak informasi dan mereka perlu mampu untuk menciptakan visi, memecahkan masalah dan membuat keputusan yang tepat. Dan dengan adanya pemimpin yang baik itu akan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik hal ini diperkuat dalam Jurnal The influence of Supervisors Leadership Style on Telecomutters yang mengatakan bahwa tipe peimpin itu sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dan tipe pemimpin sendiri merupakan salah satu tolak ukur karyawan dalam melihat citra positif sebuah perusahaan. Dan karena tipe pemimpin yang ada merupakan pemimpin yang baik, maka citra positif Pasar Segar Cinere pun ikut baik. Budianto Alur komunikasi yang ada di Pasar Segar Cinere yaitu alur keatas dan kebawah, dimana pemimpin mau menerimana kritik dan saran dari bawahan. Dan cara komunikasi yang dilakukan yaitu menggunkan telepon, bbm, whatsapp. Adapun kegiatan yang dilakukan untuk menjalin hubungan baik antara publik internal yaitu seperti pergi bersama, makan bersama jika ada salah satu karyawan yang berulang tahun, atau jika ada moment-moment tertentu seperti mengadakan buka puasa bersama dibulan ramadhan. Selain itu perusahaan ini pernah mengadakan outing para karyawan ke Yogyakarta pada tahun lalu. Pemimpin yang ada di Pasar Segar Cinere cukup memberikan motivasi untuk bekerja lebih baik, dan pemimpin yang ada selalu mengarahkan kita untuk selalu berkembang, selain itu pemimpin yang ada 6

7 bisa menjadikan panutan dan pembelajaran mengenai tanggung jawabnya terhadap perusahaan dan juga berhasil mengkoordinir bawahannya. Ia selalu menghormati setiap bawahannya, ia tidak pernah membeda-bedakan orang berdasarkan jabatannya. Dan ia selalu mencari cari strategi untuk membangun hubungan baik ke dalam publik internal yang bukan saja hubungan jangka pendek melainkan hubungan jangka panjang. Dan hal ini sesuai dengan jurnal yang berjudul Successful Leadership Strategies in Best Practice Small Business Organization yang mengatakan bahwa pemimpin itu berperan dalam strategi jangka panjang. Dan dengan adanya pemimpin yang baik maka itu akan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik. Dan dengan adanya hal tersebut maka itu akan mempengaruhi Citra Positif perusahaan dimata publik internal. Ayu Alur komunikasi yg ada di Pasar Segar Cinere yaitu komunikasi ke atas dan kebawah, dilihat dari jika ada meting maka pemimpin selalu menanyakan ide-ide dari bawahannya, dan jika ada ide yang menarik maka itu akan di diskusikan bersama. Cara berkomunikasi yang ada pun dilihat dari situasi yang ada. Dan saya sering menggunakan telepon, bbm, whatsapp atau bertatap muka langsung. Biasanya karyawan kan menggunakan kepada pemimpin untuk memberikan data-data yang ia perlukan, lalu menggunakan bbm atau whatsapp kepada sesama karyawan, tetapi karena kantor Pasar Segar Cinere kecil maka karyawan lebih sering bertatap muka langsung, kecuali ada karyawan yang sedang bertugas diluar kantor. Kegiatan makan siang bersama pun dilakukan untuk membina hubungan yang baik kedalam publik internal. Dan pemimpin yang ada pun merupakan pemimpin yang tidak pernah membeda-bedakan antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lainnya. Dan adapun manfaat pemimpin yang baik adalah adanya kenyamanan dalam bekerja dan dengan adanya pemimpin yg baik maka itu dapat meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap perusahaan selain itu dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja. Dan pemimpin yg baik merupakan refleksi dari citra sebuah perusahaan dimata internal. Dengan adanya hal ini maka akan terbentuk citra positif perusahaan dimata publik internal. Display Data Berdasarkan hasil dari wawancara dengan narasumber diatas maka penulis mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang menjadi permasalahan dalam penelitian yaitu di dalam sebuah perusahaan perlu adanya hubungan yang baik kepada pihak internal maupun eksternal. Gaya kepemimpinan merupakan salah satu cara untuk membina hubungan yang baik terhadap publik internal. Menurut Wayne dan Don yang diterjemahkan oleh (Mulyana, 2010: 276). Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi para perilaku untuk mencapai tujuan. Dan di dalam riset kepemimpinan di tahun 1920-an dan 1930-an ada beberapa ciri yang membedakan dari seorang pemimpin dan non pemimpin seperti postur fisik, penampilan, kelas sosial, stabilitas emosi, kecekatan berpidato, dan kemampuan bersosialisasi. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan narasumber, penulis dapat mengetahui bahwa narasumber sudah dapat menilai bahwa gaya kepemimpinan nya sudah efektif dilihat dari bagaimana ia dapat mengarahkan karyawan untuk menjadi lebih baik, selain itu ia dapat menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai pemimpin, ia pun selalu menepati apapun yang ia katakan, sehingga adanya persamaan antara perkataan dengan perbuatan, pemimpin Pasar Segar Cinere juga memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dimana ia bisa selalu percaya akan kemampuan dirinya, sehingga ia tidak ragu-ragu dalam mengambil sebuah keputusan, hal ini diperkuat oleh riset kepemimpinan pada tahun 1920-an sampai 1930-an yang mengatakan bahwa kepemimpinan yang efektif memiliki 6 ciri yaitu pemimpin yang tiga diantarannya mengatakan bahwa pemimpin yang efektif yaitu adalah pemimpin yang mempunyai kehendak untuk memimpin, ia memiliki kehendak untuk mempengaruhi orang lain, dan menunjukan kemauannya mengemban tanggung jawab. Pemimpin yang efektif juga selalu menunjukan konsistensi yang tinggi antara perkataan dan perbuatan, selain itu pemimpin yang efektif juga harus menunjukan kepercayaan diri untuk menyakinkan pengikutnya tentang kebenaran keputusannya. Dan pemimpin yang ada di Pasar Segar Cinere masuk dalam dimensi pertimbangan yang didefinisikan sebagai seberapa jauh hubungan kerja pemimpin bercirikan saling percaya dan hormat terhadap ide dan perasaan para anggota kelompok. Pemimpin yang pertimbangannya tinggi akan membantu anggota kelompok menangani masalah pribadi, ramah, mudah dihubungi, dan memperlakukan semua anggota kelompok sama. Ia menunjukan perhatian kenyamanan, kesejahteraan, status, dan kepuasaan para pengikutnya. Selain itu penulis juga mendapatkan kesamaan antara jawaban yang diberikan oleh pemimpin mengenai tipe pemimpin yang ada, dengan jawaban yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para karyawan. Dimana beberapa karyawan mengatakan bahwa pemimpin Pasar Segar Cinere merupakan orang yang tidak suka membeda-bedakan antara karyawan yang satu dengan yang lainnya. 7

8 Dan berdasarkan hasil dari wawancara dengan narasumber penulis juga dapat mengetahui bahwa tipe pemimpin yang ada di Pasar Segar Cinere adalah tipe pemimpin demokratis dimana tipe pemimpin demokratis adalah pemimpin yang cenderung melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan, mendelegasikan wewenang, mendorong partisipasi dalam memutuskan metode dan sasaran kerja (Robbins, 2010:179). Hal ini dibuktikan dari pernyataan karyawan yang mengatakan bahwa pemimpinnya selalu menerimana kritik dan saran yang membangun dari para bawahannya. Hal ini juga diperkuat dari jurnal Vol 2 No 1 Mei 2011 yang berjudul Analisis Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja SPG PD.Sumber Jaya dimana pemimpin yang ada di PD.Sumber Jaya tersebut merupakan tipe pemimpin Demokratis yang mengatakan bahwa tipe pemimpin demokratis memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap kinerja SPG PD Sumber Jaya. Dimana pada setiap meeting, pemimpin selalu memberikan waktu kepada para karyawan untuk menyampaikan ide dan pikirannya untuk dibahas bersama-sama. Menurut studi universitas Michigan pemimpin yang ada di Pasar Segar Cinere merupakan pemimpin yang berorientasi pada karyawan, dimana pemimpin digambarkan merupakan pemimpin yang memberikan perhatian kepada kebutuhan para pengikutnya dan menerima perbedaan individu antar anggota kelompok. Di dalam bukunya Robin mengatakan bahwa ada 4 teori kepemimpinan kontingensi dimana pemimpin yang ada di Pasar Segar Cinere merupakan pemimpin yang memiliki model kepemimpinan yaitu Model Fiedler dimana kinerja kelompok yang efektif tergantung pada perpaduan yang memadai antara gaya interaksi pemimpin dengan bawahannya dan situasi yang memungkinkan pemimpin itu mengendalikan dan mempengaruhi, dan faktor situasi utama untuk menentukan efektifitas pemimpin salah satunya yaitu hubungan pemimpin anggota, tingkat kepercayaan, keyakinan, dan rasa hormat bawahan terhadap pemimpin mereka. Didalam buku (Robbins, 2010:193) penulis juga mendapati bahwa gaya kepemimpinan yang ada di Pasar Segar Cinere merupakan gaya kepemimpinan transformasionaltransaksional dimana pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang membimbing atau memotivasi pengikutnya menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas peran dan persyaratan tugas, sedangkan pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang memberikan pertimbangan yang sifatnya individu dan stimulasi intelektual,serta memiiki karisma. Selain itu alur komunikasi yang ada pun merupakan komunikasi ke atas dan kebawah dimana karyawan bawahan dapat memberi pendapat, kritik dan saran yang membangun kepada pemimpin. Komunikasi ke atas sendiri merupakan komunikasi dalam sebuah organisasi yang aliran informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Sedangkan komunikasi kebawah merupakan komunikasi ke bawah yang aliran informasinya mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Dan berdasarkan wawancara yang ada maka jelas terlihat adanya kecocokan atau persamaan antara jawaban pemimpin mengenai gaya kepemimpinannya dengan jawaban karyawan mengenai gaya kepemimpinan di Pasar Segar Cinere. Conclusion Berdasarkan observasi dan wawancara penulis tipe pemimpin yang ada di Pasar Segar Cinere merupakan tipe pemimpin demokratis dimana tipe pemimpin demokratis merupakan tipe pemimpin yang cenderung melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan, mendelegasikan wewenang, mendorong partisipasi dalam memutuskan metode dan sasaran kerja, dan menggunakan umpan balik sebagai peluang untuk melatih karyawan. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada beberapa narasumber yang mengatakan bahwa pemimpin Pasar Segar Cinere merupakan pemimpin yang professional dimana pemimpin dapat menerima kritik dan saran dari bawahan. Penulis pun juga merasakan hal yang sama ketika melakukan observasi. Dengan wawancara dengan beberapa narasumber penulis dapat menyimpulkan bahwa pemimpin Pasar Segar Cinere berhasil dalam membangun citra positif dimata karyawan. Dengan adanya pemimpin yang baik sesuai dari hasil observasi yang ada maka dapat ditarik kesimpulan bahwa citra perusahaan di mata karyawan pun dapat terbangun dengan baik, karena tipe pemimpin merupakan salah satu cara dalam membangun sebuah citra khususnya dimata publik internal. Hal ini diperkuat dari pernyataan menurut David A.Arker, John G. Mayer yang mengatakan citra adalah seperangkat anggapan, impresi atau gambaran seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu objek bersangkutan. Dalam hal ini objek yang bersangkutan maksudnya ialah gaya kepemimpinan yang ada. Selain menurut David hal ini juga dapat diperkuat dari pernyataan Nova dalam bukunya yang berjudul Crisis Public Relation dimana di dalam buku tersebut Nova mengatakan bahwa Citra perusahaan merupakan akumulasi dari berbagai dimensi citra yaitu citra produk, citra sumber daya manusia, financial performance, penguasaan pangsa pasar (market share) dan juga corporate culture (budaya perusahaan) yang ada dalam perusahaan. Setiap unsur bukanlah standing alone factor karena setiap unsur saling terkait. Sesuai dengan hasil wawancara dengan narasumber adapun beberapa manfaat 8

9 lain dari gaya kepemimpinan yang baik, seperti peningkatan kinerja, memotivasi karyawan, dapat mengarahkan karyawan. Hal ini diperkuat dalam jurnal Ilmu Administrasi Bisnis Vol II no 2 tahun 2007 yang mengatakan bahwa kinerja karyawan akan meningkat apabila gaya kepemimpinan tersebut mampu memotivasi karyawan. Memotivasi disini adalah suatu usaha yang positif dalam menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan daya dan potensi tenaga kerja agar secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis dan Observasi maka diperoleh simpulan, gaya kepemimpinan yang ada di Pasar Segar Cinere merupakan gaya kepemimpinan demokratis dimana kepemimpinan demokratis merupakan gaya kepemimpinan yang cenderung melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan, mendelegasikan wewenang, mendorong partisipasi dalam memutuskan metode dan sasaran kerja, dan tipe pemimpin demokratis yang ada di Pasar Segar Cinere berhasil dalam membangun citra positif dimata karyawan. Saran Dari hasil penelitian terdapat beberapa saran yaitu saran yangditujukan untuk peneliti selanjutnya adalah untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai pengaruh gaya kepemimpinan yang ada, selain berpengaruh dalam membangun citra positif perusahaan.adapun saran yang penulis ingin berikan kepada peneliti selanjutnya adalah untuk meneliti faktor internal yang lain selain gaya kepemimpinan dalam membangun sebuah citra positif. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka penulis dapat memberikan saran kepada perusahaan seperti perlu adanya kegiatan perusahaan yang dilakukan secara continue untuk mempererat hubungan di dalam publik internal.peneliti juga memberikan saran kepada perusahaan untuk melakukan evaluasi kepada para karyawan untuk mengetahui tanggapan mereka mengenai tipe pimpinan yang ada. Menginformasikan kepada masyarakat tipe pimpinan yang baik untuk diterapkan disebuah perusahaan. Memperhatikan faktor-faktor yang akan dipilih untuk dijadikan bahan penelitian dan juga harus lebih dipertimbangkan dalam memilih populasi yang baik untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam. REFERENSI Effendy, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Faules, R. P. (2010). Komunikasi Organisasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. J.Moleong, L. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. Jefkins, F. (2004). Public Relations. Jakarta: Erlangga. Kasali, R. (2008). Metode-metode riset kualitatif. Yogyakarta: Bentang. Nova, F. (2011). Crisis Public Relations. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. P.Robbins, S. (2010). Manajemen. Jakarta: Erlangga. Ruslan, R. (2012). Manajemen Public Relation & Media Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, cv. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta cv. Jurnal Dias. (2012). Influence of Leadership Style and Compensation Against Employee. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 1. E.Madlock, P. (2011). The Influence of Supervisors Leadership Style on Telecommuters. Journal Of Business Strategies, 10. Wahyu Hamdani, S. H. (2012). Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Stress Kerja Karyawan. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 10. Teguh Sriwidadi, O. C. (2011). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja SPG. Binus Business Review, 1. Wahyu Hamdani, S. H. (2012). Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Stress Kerja Karyawan. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 10. Patton, J. P. (2008). Successful Leadership Strategies In Best Practice Small. Journal of Business and Technology, 13 9

10 RIWAYAT PENULIS Julyani wibawa, anak pertama dari empat bersaudara lahir pada 31 Juli Lulus S1 Ilmu Komunikasi dari BINUS University pada bulan Juli Penulis menyelesaikan jurnal untuk melengkapi persyaratan kelulusan strata-1.penelitian ini dilakukan bersamaan dengan kerja praktek di Pasar Segar Cinere(PT Cahaya Permai Lestari), Depok yang berlangsung selama 3 bulan. Dalam kerja praktek yang dilakukan penulis bekerja dalam posisi Public Relations, yang sangat bermanfaat dan membawa pengalaman yang baik untuk kedepannya.penulis berharap dari penelitian ini dapat membawa manfaat bagi pembaca dan dapat dikembangkan lebih baik lagi bagi mahasiswa lainnya. 10

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Organisasi Menurut Pace dan Faules yang diterjemahkan oleh (Mulyana, 2010:33). Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasti bertujuan untuk memiliki citra yang baik, citra. adalah kesan yang diperoleh melalui pengalaman seseorang mengenai suatu hal,

BAB 1 PENDAHULUAN. pasti bertujuan untuk memiliki citra yang baik, citra. adalah kesan yang diperoleh melalui pengalaman seseorang mengenai suatu hal, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap perusahaan pasti bertujuan untuk memiliki citra yang baik, citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengalaman seseorang mengenai suatu hal, yaitu kumpulan

Lebih terperinci

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaanya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk

Lebih terperinci

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA 112.6211.060 ERPEN JUANDA 112.6211.068 Manajer Vs Pemimpin Manajer Ditunjuk untuk posisinya. Dapat mempengaruhi didasarkan pada wewenang formal yang melekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan organisasi, dan secara keseluruhan ditentukan oleh cara berkomunikasi. Oleh karena itu komunikasi

Lebih terperinci

ANALISA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEMBANGUN CITRA PURI INDAH MALL (STUDI KASUS ACARA DONOR DARAH 5 MARET 2012)

ANALISA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEMBANGUN CITRA PURI INDAH MALL (STUDI KASUS ACARA DONOR DARAH 5 MARET 2012) ANALISA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEMBANGUN CITRA PURI INDAH MALL (STUDI KASUS ACARA DONOR DARAH 5 MARET 2012) Marries Stella Jurusan Komunikasi Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

URGENSI PUBLIC RELATIONS BAGI PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

URGENSI PUBLIC RELATIONS BAGI PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM URGENSI PUBLIC RELATIONS BAGI PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Akhmad Sukardi (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Eksistensi lembaga pendidikan sampai saat ini masih berkesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai alat interaksi makhluk sosial. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan salah satunya melalui pembentukan komunikasi yang baik pula dalam. tanggung jawab, dan antusiasme para karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan salah satunya melalui pembentukan komunikasi yang baik pula dalam. tanggung jawab, dan antusiasme para karyawan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang terjadi di internal Perusahaan merupakan komunikasi organisasi. Organisasi terdiri dari individu dan kelompok yang mempunyai karakteristik,

Lebih terperinci

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku Teori Kepemimpinan Awal Teori kepemimpinan Awal berfokus pd pemimpin (Teori Ciri) & cara pemimpin berinteraksi dg anggota kelompok (teori perilaku) 6 ciri

Lebih terperinci

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS presented by : B.Natalia Sari Pujiastuti, S.Psi, M.Si Exclusive for YAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL KARANGTURI SEMARANG 2015 KONSEP DASAR PUBLIC RELATIONS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis mengemukakan metode penelitian yang berisi tentang (1) Jenis dan pendekatan penelitian, (2) lokasi penelitian, (3) data dan sumber data, (4) prosedur pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bertugas untuk memberikan masukan tentang konsekuensi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bertugas untuk memberikan masukan tentang konsekuensi dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, khususnya di Jakarta, berpengaruh secara signifikan pada meningkatnya fungsi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Humas Pemerintahan Kabupaten Boyolali Dalam Menjalin Hubungan Dengan Media) Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian di mana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah field research atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) 1 yaitu semua data yang terkumpul diperoleh dari lapangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hubungan Masyarakat 2.1.1. Pengertian Hubungan Masyarakat Terdapat beberapa pengertian mengenai Hubungan Masyarakat, yaitu antara lain sebagai berikut: Menurut Cutlip, dkk,

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI Modul ke: 05Fakultas Frenia KOMUNIKASI ETIKA PROFESI Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas Triasiholan A.D.S.Nababan Program Studi Hubungan Masyarakat Bagian Isi Tugas dan Fungsi Humas Manfaat Etika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Humas sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Untuk mengetahui sejauh mana penerapan metode go a round dalam meningkatkan kecakapan sosial siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak di MA Darul Hikmah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Soetrisno Hadi adalah studi yang membicarakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Soetrisno Hadi adalah studi yang membicarakan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian menurut Soetrisno Hadi adalah studi yang membicarakan mengenai metode-metode ilmiah untuk melakukan suatu penelitian (Waluya, 2007:61). 3.1.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian lapangan (field research), yang dimaksud dengan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian lapangan (field research), yang dimaksud dengan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang dimaksud dengan penelitian lapangan menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, yang menggunakan kajian terperinci mengenai sub setting, subyek tunggal yang berupa peristiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi telah mendorong manusia untuk mengembangkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi telah mendorong manusia untuk mengembangkan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi telah mendorong manusia untuk mengembangkan suatu tekhnik dan alat untuk mempermudah dalam mengakses suatu informasi. Dengan kemajuan tekhnologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Suparlan dalam buku Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik (Gunawan,

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal Pertemuan : VI (Enam) Topik/Pokok Bahasan : Membangun Citra Organisasi Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian field research, dimana penelitian ini dilakukan di lapangan untuk memperoleh data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan oleh penulis adalah melalui pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode kualitatif, metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI VERTIKAL DALAM PERUSAHAAN. (Studi Pada Karyawan PT Indomarco Prismatama Malang)

PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI VERTIKAL DALAM PERUSAHAAN. (Studi Pada Karyawan PT Indomarco Prismatama Malang) PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI VERTIKAL DALAM PERUSAHAAN (Studi Pada Karyawan PT Indomarco Prismatama Malang) SKRIPSI Heni Tri Novianti 08220374 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap instansi pemerintah dalam menjalankan tugasnya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, apakah itu dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001

DAFTAR PUSTAKA. Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001 DAFTAR PUSTAKA Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001 Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Yogyakarta, Rajawali Pers, 1998 Assegaf, Jaffar, Jurnallistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penyusunan skripsi ini penyusun menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data tertentu sebagai suatu cara pendekatan ilmiah sehingga skripsi ini layak sebagai karya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian sosial, baik dalam masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materiil kedua

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 1. Penelitian Kualitatif Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penilaian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DIVISI CORPCOM BINUS BUSINESS SCHOOL DALAM MEMBANGUN BRAND AWARENESS

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DIVISI CORPCOM BINUS BUSINESS SCHOOL DALAM MEMBANGUN BRAND AWARENESS STRATEGI PUBLIC RELATIONS DIVISI CORPCOM BINUS BUSINESS SCHOOL DALAM MEMBANGUN BRAND AWARENESS Fenny 1200968571 Abstrak TUJUAN PENELITIAN ini adalah untuk memaparkan tugas dan kegiatan public relations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran humas dalam pemerintahan sangatlah penting karena mereka memiliki tugas untuk mengkomunikasikan segala bentuk kebijakan baru pemerintah kepada masyarakat luas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. 1 Oleh karena itu metode penelitian membahas tentang

Lebih terperinci

Oleh Oky Widhi Tri Atmadja. Abstract

Oleh Oky Widhi Tri Atmadja. Abstract PERAN PEMIMPIN DALAM MELAKSANAKAN HUMAN RELATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KARYAWAN LPP RRI SURAKARTA Oleh Oky Widhi Tri Atmadja Abstract This research is descriptive-qualitative that aim to know the

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini yaitu paradigma postpositifisme. Menurut Sugiyono 1 paradigma post-positifisme merupakan pandangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian yang akan penulis gunakan pada skripsi ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Sugiyono yang dikutip Imam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Penelitian ini digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Penelitian ini digunakan untuk 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif dipilih karena penelitianya dilakukan pada kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi (kebenaran laporan) data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Dengan kata lain

Lebih terperinci

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Menurut pendapat Nasution (2009, hlm. 49) lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keadaan tertentu, yaitu untuk menghasilkan penelitian yang ilmiah dan memiliki

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI Oleh: Lena Satlita Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kehumasan Pendidikan ( Perguruan Tinggi Negeri, Dinas Pendidikan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not communicate) sebab setiap manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri dan akan selalu memerlukan

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN. semakin banyak pula perkembangan perusahaan konsultan public relations. Hal

BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN. semakin banyak pula perkembangan perusahaan konsultan public relations. Hal BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perusahaan Dengan semakin berkembangnya peran public relations di Indonesia, maka semakin banyak pula perkembangan perusahaan konsultan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan field reseach (penelitian lapangan) yakni melakukan penelitian dilapangan untuk memperoleh suatu data atau informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Humas Humas adalah sekelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama terhadap perusahaan (organisasi), saling memahami signifikansi masing-masing dan membuat

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA. ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA. ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen Komunikasi Dalam Memotivasi Karyawan PT. Dirgantara Indonesia ) Ricky

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAI dilakukan di SMP Negeri 1 Kasemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bina Amal Semarang. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bina Amal Semarang. Penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif tentang sistem pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif naturalistik, yaitu suatu pelaksanaan penelitian yang terjadi secara alamiah, apa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sebagai awalan dalam bahasan ini, terlebih dahulu akan diulas tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau prilaku

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Kualitatif Setiap penelitian yang dilakukan baik itu menggunakan metode kualitatif ataupun kuantitatif, selalu akan berangkat dari sebuah masalah. Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Penertiban Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara tepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang tergolong dalam jenis penelitian lapangan (field research), yaitu metode yang mempelajari fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian pastilah memerlukan metode-metode penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk menentukan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana metode ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang faktafakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian tentang volunterisme pemuda kota dalam KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya, yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan, sedangkan

Lebih terperinci

PENGARUH PAMERAN TERHADAP PERUBAHAN IMAGE

PENGARUH PAMERAN TERHADAP PERUBAHAN IMAGE PENGARUH PAMERAN TERHADAP PERUBAHAN IMAGE PLAZA DIENG SEBAGAI MALL TEKNOLOGI INFORMASI (Studi Pada Masyarakat Pengunjung Pameran Dieng Computer Square di Kota Malang) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenisnya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan suatu program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena jenis penelitian tersebut sesuai dengan tema yang peneliti buat. Penelitian kualitatif adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan modern perkembangan masyarakat telah memasuki era globalisasi, seiring perkembangan era globalisasi berinteraksi dengan orang lain (berkomunikasi)

Lebih terperinci

Produksi Media PR Cetak

Produksi Media PR Cetak Produksi Media PR Cetak Modul ke: 07Fakultas FIKOM Humas dan Audiens Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom Program Studi HUMAS Latar Belakang Public Relations merupakan salah satu fungsi manajemen yang bertugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Public Relations sebagai salah satu bentuk interaksi dalam kegiatan komunikasi yang di maksudkan untuk membangun citra positif Hal tersebut di perjelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1 Dosen: Ati Harmoni 1 PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memelajari Bab ini mahasiswa dapat memahami tentang teori dan tipe kepemimpinan SASARAN BELAJAR: Setelah memelajari Bab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitiannya adalah field research atau penelitian kancah yaitu penelitian yang dilakukan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja karyawanya dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Field Research, yaitu penelitian lapangan dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan informasi

Lebih terperinci

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian berasal dari bahasa Yunani, yang berasal dari kata meta

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian berasal dari bahasa Yunani, yang berasal dari kata meta BAB 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian berasal dari bahasa Yunani, yang berasal dari kata meta berarti dari atau sesudah, dan bodos yang berarti perjalanan. Kedua istilah tersebut dapat dipahami sebagai

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN. bersifat deskriptif, yakni penelitian yang memberikan gambaran atau. untuk membina hubungan baik dengan pelanggan.

BAB III METOLOGI PENELITIAN. bersifat deskriptif, yakni penelitian yang memberikan gambaran atau. untuk membina hubungan baik dengan pelanggan. 41 BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Adapun sifat penelitian yang digunakan oleh penulis adalah bersifat deskriptif, yakni penelitian yang memberikan gambaran atau deskripsi keadaan yang

Lebih terperinci

Manajemen Public Relations

Manajemen Public Relations MODUL PERKULIAHAN Manajemen Public Relations Fact Finding Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Hubungan 4 Masyarakat 04 Abstract Modul ini membahas langkah pertama perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Public Relations saat ini sudah semakin maju, keberadaannya bagi sebuah perusahaan sangat diperlukan dalam menjalankan program-program perusahaan.

Lebih terperinci

Pentingnya gy kepemimpinan p bagi seorang wirausaha. Teori kepemimpinan awal Teori kepemimpinan kontemporer

Pentingnya gy kepemimpinan p bagi seorang wirausaha. Teori kepemimpinan awal Teori kepemimpinan kontemporer Kewirausahaan (2 SKS) Endah Sulistiawati, i i ST S.T., M.T. MT Pertemuan ke-6 KEPEMIMPINAN Pentingnya gy kepemimpinan p bagi seorang wirausaha Perbedaan ebeaa manajer aje dan pemimpin p Teori kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar 3.1.1 Metode Penelitian Kualitatif Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penilitian 1. Jenis penelitian Jenis penilitian ini tergolong dalam penilitian lapangan (field research), yaitu metode yang mempelajari fenomena dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena

Lebih terperinci