BAB III TEKNIK PRODUKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TEKNIK PRODUKSI"

Transkripsi

1 BAB III TEKNIK PRODUKSI 3.1. Rencana Pra Produksi Tahap Pra Produksi Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film.hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu.hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan pengumpulan data dan faktanya.bisa dengan membaca buku, artikel atau langsung bertanya kepada sumbernya. Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam cara, sebagai berikut : a) Biografi / Pengalaman pribadi seseorang b) Cerita dari novel atau komik yang menarik c) Hasil imajinasi d) Dll. Pada tahapan pra-produksi perlu ditentukan kisaran waktu jalannya sebuah produksi.dalam production timeline perlu ditentukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk kegiatan pra-produksi (penyusunan naskah, hunting lokasi, pemilihan narasumber, casting, dsb), produksi (berapa lama shooting days yang dibutuhkan), hingga pasca produksi (berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk editing. 27

2 Menyusun Jadwal dan Budgeting Dalam tahap pra produksi setelah menemukan ide cerita, harus menyusun jadwal dan budgeting. Jadwal atau working schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja, biaya dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta siapa yang akan bermain dalam film tersebut. Lokasi juga sangat menentukan jadwal pengambilan gambar, pada pagi, siang, dan malam atau interior atau exterior. Hal hal yang perlu kita perhatikan saat menentukan biaya atau budgeting: a) Pengandaan naskah atau script untuk crew dan pemain. b) Materi penyimpanan hasil rekaman (kaset, memory card, hard disk, dsb). c) Sewa alat alat syuting. d) Persedian property dan make up. e) Persedian kostum, make up dan property. f) Honor untuk pemain. g) Komsumsi. h) Akomodasi dan Transportasi. i) CD blank.

3 Biaya Produksi Target biaya produksi Dokumenter Sunda Aing adalah Rp dengan rincian sebagai berikut : Tabel 1. Rincian Biaya Produksi Dokumenter Sunda Aing No. Subject Item Unit Cost Total PRA PRODUKSI Riset dan 1 hunting 1 hari Rp Rp PRODUKSI Sewa Canon EOS Rp kamera x D x 2hr hari 2 Honor talent Rp Rp konsumsi Rp Rp Transport Rp Rp PASCA PRODUKSI 1 CD + Cover Rp Total biaya produksi Rp Survey Lokasi Memilih dan mencari lokasi harus sesuai dengan naskah yang dibuat oleh penulis.jika kita mengambil gambar di temapt umum biasanya memerlukan izin kepada pihak yang bersangkutan. Jika kita tidak mengurus

4 30 izin terlebih dahulu maka hal tersebut akan menganggu jalanya syuting misalnya, diusir ketika kita sedang melakukan pengambilan gambar karena tidak punya izin. Dalam memilih atau mencari lokasi syuting juga harus memperkirakan biaya transportasi, keamanan saat shooting dan yang paling penting tersedianya sumber listrik Karakterisasi Pemain Dokumenter Sunda Aing akan dikemas dalam bentuk cerita perjalanan 2 orang Sunda: 1. Fera a. Perempuan b. Pekerja kantoran c. Umur 24 th d. Kulit kuning langsat e. Ceria namun sering ketus f. Tinggi Badan 155 Cm 2. Dhery Altatera a. Laki-laki b. Pekerja kantoran c. Umur 27 th d. Tinggi Badan 175 Cm

5 Menyiapkan Kostum dan Property Menyiapkan kostum dan property juga dibutuhkan saat pra produksi.memilih kostum harus sesuai dengan karakter dan peran yang ada naskah yang dibuat oleh penulis. Dan tidak lupa juga dengan property yang akan digunakan pemain.semuanya harus sudah disiapkan sebelum proses produksi Menyiapkan Peralatan Jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembuatan film, maka kita harus menyiapkan peralatan yang mendukung diantaranya : a) Kamera video DSLR. b) Media storage (memory card berjenis Flash Card ). c) Boom microphone. d) Tripod Kamera. e) Accu light (portable light) Casting Pemain Casting pemain juga sangat dibutuhkan untuk memilih pemain.memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film.dapat dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu.casting dapat diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Hal ini harus benar benar dalam memilih pemain, jika tidak peran yang akan dimainkan tidak akan menarik penonton.

6 32 Tips dalam memilih pemain : a) Gunakan casting sheet sebagai pedoman dalam menetukan pemain. b) Memilih pemeran yang sudah professional akan lebih baik. c) Selalu gunakan kamera dalam melihat sisi face. d) Gunakanlah potongan dialog skenario yang dilengkapi dengan permintaan expresi dan gesture tubuh. e) Kecantikan dan ketampanan tidak menjadi point meski tetap memilki nialai point, yang menjadi point paling penting adalah karakter yang kuat. f) Buatlah kontrak kerja yang harus disepakati bersama. Sederhananya casting adalah penentuan pemain berdasarkan analisis naskah untuk di produksi. 34 Macam macam casting : a. Casting by Ability adalah berdasarkan yang terpandai dan terbaik dipilih untuk peran yang penting / utama dan kesulitan yang tinggi. b. Casting to Emosional Temprament adalah Memilih seorang pemain berdasarkan hasil observasi hidup pribadinya, karena mempunyai banyak kesamaan atau kecocokan dengan peran yang dipegangnya (kesamaan emosi, temprament, kebiasaan dll).metode casting seperti ini banyak sekali dilakukan oleh para pembuat film Hollywood (Jumat, 27 Desember 2013 pkl )

7 33 c. Casting to Tipe adalah pemilihan pemain berdasarkan kecocokan fisik si pemain ( tinggi badan, berat badan, bentuk tubuh dll ) d. Anti type Casting adalah pemilihan yang bertentangan dengan watak atau fisik, ini menentang keumuman jenis perwatakan manusia secara konvensional sering disebut education casting. e. Therapeutic Casting adalah menentukan seorang pemain atau pelaku yang bertentangan dengan watak aslinya dengan maksud dan tujuan untuk menyembuhkan atau mengurangi ketidak seimbangan jiwanya Para Pihak yang berkepentingan Pihak yang berkepentingan dalam pembuatan tayangan film Neo- Dokumentary Sunda Aing ini adalah semua para pemain yang ikut serta memproduksi Tim Produksi Susunan organisasi atau jabatan dalam film Neo-Documentary Sunda Aing sebagai berikut : a) Producer : Fera Intan Junia b) Sutradara : Fera Intan Junia c) Cameraman : Kamal Adhiwira Pradipta Laksono d) Script Writter : Diana Nurlaeli e) Editor : Kamal Adhiwira Pradipta Laksono

8 34 Pihak tersebut mempunyai kepentingan / berkepentingan karena terlibat langsung dalam pembuatan tayangan Sunda Aing Gambar-gambar yang dibutuhkan ( shot list ) 1) Stasiun Manggarai 2) Stasiun Kereta Bogor 3) Kebon Raya Bogor: Jembatan Merah Istana Kepresidenan Tugu Olivia Rafles 4) Suasana Kota Bogor 5) Makanan khas bogor Time Line Dalam production timeline perlu ditentukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk kegiatan pra-produksi (penyusuna naskah, hunting lokasi, pemilihan narasumber, casting, dsb).produksi (berapa lama shooting days yang dibutuhkan), sehingga pasca produksi (berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk editing).

9 35 Tabel 2. Time Line Produksi Dokumenter Sunda Aing Time Line Pra-Produksi OKTOBER NOVEMBER DESEMBER a. Riset b. Meeting Creative c. Script Building d. Casting e. Design f. Budget Produksi a. Set Up b. Rehearsal c. Shooting Pasca-Produksi a. Logging/ preview b. Editing Online c. Editing Offline 3.2 Tahap Produksi Secara umum set up dibagi menjadi 2 yaitu: 1) Peralatan teknis: Kamera, Audio, Lighting, SwitcherVTR, Genset, Transmitter, dsb. 2) Set dan Property:

10 36 Panggung serta ornamennya, Backdrop, Screen, LED, Fire Works, Smoke, Bangku penonton, dsb Tata lokasi shooting Latar belakang pada saat pengambilan gambar merupakan unsur penting dalam menampilkan estetika sinematografi. Dalam produksi program ini, akan dipilih latar belakang yang merepresentasikan dialog antar pemeran Tata Kamera Merujuk kepada gaya bertutur Cinema Verite, teknik pengambilan gambar akan dilakukan secara handheld untuk membangkitkan realitas-spontanitas yang merupakan khas gaya bertutur ini. Tentunya teknik-teknik dasar pengambilan dasar akan tetap dipergunakan agar teknik handheld masih berada dalam koridor teknik penyutradaraan. a) Panning (Kamera tidak bergerak, tetapi tripod penyangga kaki tiga yang digerakan ke kiri dan ke kanan). Teknik ini digunakan untuk memperlihatkan gambar yang mendatar (horizontal), secara berurutan dan halus. b) Tilting, teknik ini digunakan untuk memperlihatkan gambar dari atas sampai bawah. Kalau pergerekan dari atas ke bawah disebut Tilt Up jika dari bawah ke atas disebut dengan Tilt Down. c) Follow, teknik kamera memngikuti objek yang bergerak searah.

11 37 d) Zoom In, teknik pergerakan ini mengikuti untuk mendekati objek dengan menekan tombol zoom in. e) Zoom Out, teknik pergerakan ini mengikuti untuk menjauhkan objek dengan menekan tobol zoom out Tata Suara Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan berkualitas. Produksi tayangan ini akan menggunakan mikrofon jenis boom mic karena pengisi acara akan selalu bergerak Tata Cahaya Pada program dokumenter ini, cahaya akan banyak mengandalkan available light (sinar matahari). Namun, untuk meminimalisir terjadinya back light, diperlukan adanya portable lighting. Dalam produksi program ini akan digunakan Accu Light Wadrobe Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain. Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat perlu mengidentifikasi kostum pemain.jangan

12 38 sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot selanjutnya Tata Rias Konsep tata rias program ini adalah kesan natural dari para pemain. Namun tentunya untuk menetralisir wajah agar tidak berminyak, diperlukan adanya tata rias dasar seperti foundation, bedak, lip gloss, dll. 3.3 PASCA PRODUKSI Pasca produsi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing : 1. Editing offline Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yatiu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam dimunculkan dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline. Sesudah editing kasar ini jadi, reporter membuat naskah yang dilengkapi dengan uraian narasi, timecode, dan bagaian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik.

13 39 2. Editing online Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing. 3. Mixing (pencampuran gambar dengan suara) Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post-production sudah selesai Perangkat editing Proses editing akan menggunakan Laptop Macintosh seri Macbook Pro 13 inch. Software yang digunakan adalah Adobe Premiere CS Timeline editing Tahapan untuk proses timeline editing adalah:

14 40 a. Logging: proses logging akan dilakukan satu hari selesai proses produksi selesai. Proses ini diperkirakan akan memakan waktu 1 hari. b. Editing offline: editing offline direncanakan untuk memakan waktu antara 1 sampai 2 hari. c. Editing online: proses ini akan memakan waktu lebih lama. Diperkirakan antara 4 sampai dengan 5 hari Evaluasi Dosen Pembimbing Evaluasi dosen pembimbing diharapkan dapat diberikan setelah proses editing offline selesai. Hasil cut to cut akan dimintakan masukan dari dosen pembimbing agar bisa masuk ke proses selanjutnya (editing online). Setelah editing online, akan diperlihatkan lagi kepada dosen pembimbing. Diharapkan tidak ada revisi besar setelah berlangungnya proses editing online mengingat tingkat kerumitan pada proses ini Naskah/ Skrip 35 Tabel 3. Naskah Produksi Dokumenter Sunda Aing VISUAL AUDIO VO DHERY LAMBANG KOTA BOGOR BOGOR// MENURUT URANG KOTA NU PALING ISTIMEWA// 35 Terjemahan bahasa Indonesia Lampiran 2

15 41 SUASANA KOTA BOGOR KARENA BOGOR TEH BOGA CURAH HUJAN ANU TINGGI/DIBANDINGKAN JEUNG KOTA-KOTA LAIN NU AYA DI INDONESIA// MASYARAKAT KOTA BOGOR ORANGNA TEH RAMAH- RAMAH/ BALALAGEUR/ GAREULIS/ GARANTENG// ASINAN BOGOR TAH BOGOR TEH/ SEER PISAN MAKANAN NU ENAK-ENAK // ANGKUTAN UMUM YANG SEDANG NGETEM ANGKOTNAOGE TEU KALAH SEERNA/YA TEU JAUH BEDANA JEUNG JAKARTA LAH// ISTANA BOGOR DIDIEU SEER TANDA-TANDA SEJARAH INDONESIA// MULAI TINA BANGUNANA// MONUMEN// MONUMEN OLIVIA RAFLES

16 42 SAMPAI BOTANI OGE AYA PEPOHONAN KEBUN RAYA BOGOR/BUNGA BANGKAI DIDIEU// JADI YA TEMPATNA ASIK-ASIK DEH// OBB OPENING HOST MUSIK DHERY : NGARAN URANG DHERY// URANG TEH ORANG SUNDA ASLI// KARENA WILAYAH JAWA BARAT TEH LUAS/ URANG REK NGENALKEUN TEMPAT- TEMPAT NU AYA DI JAWA BARAT// TAH TEMPAT NU PERTAMA NYAETA URANG REK KA KOTA BOGOR// NAH TIDITU TEH AYA MITOS NU TERKENAL DI SELURUH DUNIA/ NYAETA JEMBATAN BEREUM// LAMUN MANEH TEH LEWAT KADINGA JEUNG KABOGOH/ MANEH TEH PASTI PUTUS// OH MY GOD// URANG SIH TEU PERCAYA KANU NGARANA MITOS/ MAKANA

17 43 URANG REK NGABUKTIKEUN LAMUN MITOS ETA TEH TEU BENER EUY// INI DIA FERA// REK ILU LELEMPANGAN KA BOGOR// FERA: HALO DHERY : YUK BERANGKAT// VO FERA LOKET TIKET KERETA API MGRI/ FERA DAN DHERY SEDANG MEMBELI TIKET LAMUN REK BERANGKAT BOGOR/ URANG NGAGUNAKEUN MODA TRANSPORTASI COMMUTER VO DHERY LINE// PAPAN NAMA STASIUN MANGGARAI NAH AYEUNA TEH URANG BERANGKAT TI STASIUN MANGGARAI MENUJU STASIUN BOGOR// SUASANA GERBANG STASIUN MANGGARAI URANG MILIH MODA TRANSPORTASI IEU/ KUSABAB

18 44 CEPET JEUNG LANCAR// DHERY : ONGKOSNA MURAH DHERY SEDANG MENUNJUKAN KARTU CL DAN HARGA TIKET EUY// CUMA RP.4000 MANEH TEH TOS NYAMPE KOTA BOGOR// VO DHERY AYEUNA TEH SISTEMNYA GEUS CANGGIH// GEUS PAKE KARTU/ TEU PAKE KERTAS DHERY DAN FERA MASUK STASIUN MANGGARAI DAN MELAKUKAN TAP IN DEUI/ JADI MUN REK ASUP KA STASIUN TINGGAL TEMPEL LANGSUNG BUKA// MUSIK FERA DAN DHERY BERJALAN KE PERON DAN MENUNGGU COMMUTER LINE DATANG. SETELAH DATANG MEREKA PUN NAIK KE CL// VO DHERY TAH PERJALANAN KA BOGOR

19 45 TEH/ KURANG LEBIHNA 40 MENIT TI MANGGARAI// ANIMASI GAMBAR PERJALANAN DARI MGRI KE BOGOR DAN TULISAN WAKTU TEMPUH SUASANA DALAM CL YEUH AYA BEBERAPA TIPS LAMUN REK NAIK KERETA CL// TANDA LARANGAN MAKAN DAN MINUM PERTAMA/ DILARANG MAKAN JEUNG MINUM DI JERO CL/ KARENA BIKIN KOTOR GERBONG KERETA// TULISAN GERBONG KHUSUS WANITA/ SUASANA DI DALAM GERBONG KHUSUS WANITA KADUA/ JEUNG LALAKI YEUH/ ULAH NGAHIJI JEUNG GERBONG KHUSUS AWEWE/ NU AYA DI GERBONG PERTAMA JEUNG TERAKHIR/ LAMUN REK NAIK DIDIEU MANEH LALAKI TEH KUDU PAKE ROK HEULA ATUH// BANGKU PRIORITAS DAN ANU KATILU/ ULAH CALIK DI

20 46 ZOOM TULISANNYA. IBU HAMIL DAN LANSIA YANG SEDANG DUDUK BANGKU PRIORITAS/ BEUSI DIUSIR KU PETUGAS/ GARA2 AYA IBU HAMIL ATAU LANSIA ANU BUTUH TEMPAT DUDUK// DHERY YANG SEDANG BERDIRI TETAPI TIDAK PENGANGAN DAN KETIKA KERETA BERHENTI DIAPUN TERJATUH NU TERAKHIR/ LAMUN MANEH BERDIRI/ MANEH TEH PEGANGAN/ BISI JATOH DI JERO KERETA/ KUSABAB LAMUN BERHENTI NGADADAK KERETANA TEU STABIL/ BEUSI LABUH KOS URANG YEUH// KERETA TIBA DI STASIUN MUSIK BOGOR ORANG-ORANG BERHAMBURAN TURUN TERMASUK FERA DAN DHERY HOST DHERY SEDANG BERDIRI DIDEPAN PAPAN NAMA STASIUN BOGOR DHERY : SELAMAT DATANG DI KOTA BOGOR// IEU TEH STASIUN KEBANGGAAN URANG BOGOR EUY//

21 47 DHERY BERLARI-LARI KESENANGAN KARENA SUDAH SAMPAI DI BOGOR DHERY : BOGOR// YEAAHHHH// BOGOR// BOGORRRRR!! DAN TERJATUH TERSANDUNG REL KERETA/ FERA TERTAWA MELIHAT TINGKAH LAKU DHERY VO DHERY BANGUNAN STASIUN BOGOR TAH STASIUN IEU TEH TERMASUK STASIUN TERTUA NU AYA INDONESIA/ KARENA DIBANGUN SEJAK PEMERINTAHAN BELANDA/ PADA TAHUN 1872// SUASANA STASIUN BOGOR NAH BAHEULANA TEH NAMINA BUITENZORG/ AYEUNA MAH JADI BOGOR// ARSITEKTUR BANGUNAN STASIUN BOGOR STASIUN IEU TEH MASIH MEMPERTAHANKANN BENTUK ASLINA/ YANG BERARSITEKTUR GAYA EROPA//

22 48 PENUMPANG STASIUN BOGOR YANG SEDANG MENUNGGU CL DI PERON UNGGAL POENA TEH/ STASIUN IEU MAMPU MENAMPUNG SEKITAR PENUMPANG// WOW/ TEU ELEH EUY KOS DEMO BURUH KEMARI// BISA DIBILANG STASIUN IEU TEH SEBAGAI JANTUNGNYA HILIR MUDIK PENDUDUK BOGOR/ JEUNG LELEMPANGAN KA KOTA-KOTA NU LAINA// VO DHERY ANIMASI GAMBAR PERJALANAN DARI STASIUN BOGOR KE JALAN SILIWANGI DARI STASIUN BOGOR/ URANG REK MENUJU KA TEMPAT MAKANAN KHAS BOGOR NU PALING TERKENAL BGT/ NYAETA ASINAN BOGOR GEDUNG DALAM / TEMPATNA NYAETA AYA DI JALAN SILIWANGI NO. 27 C DHERY : OK/ AYEUNA TEH

23 49 URANG REK MAKAN ASINAN DHERY YANG SEDANG BERADA DI DEPAN ASINAN BOGOR GEDUNG DALAM BOGOR GEDUNG DALAM// KUNAON NGARANA GEDUNG DALAM NYA?// MUNGKIN KARENA JUALANA AYA DALAM GEDUNG MEREN NYA// VO DHERY ASINAN BOGOR/ NYAETA SALAH SATU MAKANAN GAMBAR ASINAN BOGOR PALING KHAS DARI DAERAH IEU// AYA 2 MACAM ASINAN ASINAN BOGOR SAYURAN DAN BUAH BOGOR/ NYAETA BUAH DAN SAYURAN// JADI LAMUN MANEH KA BOGOR TEU MAKAN ASINAN/ GA AFDOL EUY// SUASANA ASINAN BOGOR GEDUNG DALAM TEMPAT INI LEGENDARIS PISAN/ BAHKAN SELURUH DUNIA PUN TAHU/ LAMUN

24 50 ASINAN IEU TEH BOGA CITA RASA NUNGENAH/ GA BERUBAH DARI TAHUN 1978// ORANG-ORANG YANG SEDANG ANTRI MEMBELI ASINAN LAMUN MANEH TEH REK KADIEU/ MANEH TEH KUDU SABAR/ ANTRIANA PANJANG PISAN EUY// DHERY YANG SEDANG ANTRI DENGAN WAJAH NGILER SAMBIL MENGUSAP DADA DARITADI/ URANG TEH TOS NGILER PISAN HOYONG NYOBAIN ASINAN ANU LEGENDARIS IEU// SABAR DHERY SABAR// DHERY MEMBAWA ASINAN BOGOR SAMBIL BERNYANYI DHERY : HADUH AKHIRNA BERES OGE SEGALA PENANTIAN PANJANGKU// SETELAH TEMUKAN DIRIMU DUHAI ASINANKU // KEMUDIAN DHERY DUDUK DHERY: BUTUH PERJUANGAN BGT EUY/ BUAT DAPETIN ASINAN LEGENDARIS IYE//

25 51 IBARAT KATA/ LAMUN KEUR MIMIK FERA YANG ANEH MELIHAT DHERY NANGGUAN GEBETAN MANEH SUPAYA BISA JADI KABOGOH/ KOS FERA JEUNG AING KITU// DHERY MENGELUARKAN MANGKOK DAN SENDOK DARI DALAM TAS NYA DHERY : TAH LAMUN MESER ASINAN DIDIEU TEH KUDU DI DIBUNGKUS/ TARAAAA AING TEH TOS NYIAPKEUN MANGKOK JEUNG SENDOK BUAT ICIP-ICIP ASINAN LEGENDARIS IYE // DHERY MAKAN ASINAN BERSAMA FERA DHERY: RASANA ENAK PISAN EUY/ ADA ASIN/ MANIS/ ASEM/ DAN PEDES GITU// NANO- NANOLAH RASANA // FERA : YA// SUMPAH SEGER PISAN// TEU HERAN LAMUN ORANG RELA ANTRI PANJANG BUAT BELI ASINAN BOGOR //

26 52 DHERY : LEBIH SERU LAGI/ LAMUN MANEH TEH MAKANA BERDUA JEUNG KABOGOH/ ROMANTIS GIMANA GITU // VO DHERY DHERY YANG SEDANG BERJALAN MENCARI TAHU KEBERADAAN JEMBATAN MERAH SETELAH PUAS MAKAN ASINAN BOGOR GEDUNG DALAM// URANG TEH INGET MASIH BOGA MISI KE JEMBATAN MERAH// YEAHHHH// TAPI JEMBATAN MERAH DIMANA YA? // DHERY PUN BERTANYA KE SEORANG BAPAK-BAPAK DHERY: PUNTEN PAK CEUNAH MAH DI BOGOR TEH AYA MITOS TENTANG JEMBATAN BEREM// ITU DIMANA NYA PAK TEMPATNA TEH? BAPAK : OH..// ETA MAH AYANA DI KEBUN RAYA BOGOR //

27 53 ANIMASI PERJALANAN DARI ASINAN BOGOR GEDUNG DALAM KE KEBUN RAYA BOGOR AKHIRNYA SETELAH MENDAPATKAN INFO BAHWA JEMBATAN MERAH ADA DI KEBUN RAYA BOGOR// BERANGKATLAH KITA KESANA DENGAN MENGGUNAKAN ANGKOT// BIAR IRIT GITU// DHERY DAN FERA TELAH SAMPAI DI PINTU MASUK KEBUN RAYA BOGOR DAN DHERY : KEBUN RAYA BOGOR// JEMBATAN MERAH I M COMING// DHERY PUN BERLARI PETUGAS : MAAF MAS/ TIKETNA MANA?/ ANDRI : OH/ PAKE TIKET NYA PAK/ KIRAIN SAYA GRATIS// PETUGAS : IYA MAS// BELI DULU TIKETNYA DILOKET SANA YA MAS // PETUGAS SAMBIL MENUNJUK KE ARAH LOKET

28 54 TIKET SETELAH MEMBELI TIKET/ URANG JEUNG FERA TIASA ASUP KA JERO KEBUN RAYA BOGOR/ CUMA BAYAR 14RB VO DHERY UNTUK 1 ORANG// DHERY DAN FERA MASUK KE DALAM KEBUN RAYA BOGOR KEBUN RAYA BOGOR/ LUASNA MENCAPAI 87 HEKTARE/ DAN MEMILIKI JENIS KOLEKSI POHON DAN TUMBUHAN// SUASANA KEBUN RAYA BOGOR BESERTA PEPOHONANNYA KEBUN RAYA IEU TEH/ NGARUPAKEUN BAGIAN DARI SAMIDA/ ATAU TAMAN BUATAN NU AYA SEJAK ZAMAN PRABU SILIWANGI// PADA AWAL 1800AN DIBANGUNLAH KEBUN RAYA BOGOR IEU TEH KU THOMAS STAMFORD RAFFLES// SAHA ETA TEH/ NEANGAN WEE ATUH DI INTERNET//

29 55 NAH SEJAK SAAT ITULAH/ BOGOR MENJADI PUSAT PENGEMBANGAN PERTANIAN DAN HORTIKULTURA DI INDONESIA// MAKANA SEKARANG TEH BERDIRILAH INSERT GAMBAR IPB IPB (INSTITUTE PERTANIAN BOGOR)// MONUMEN OLIVIA RAFFLES DI DALAM KEBUN RAYA BOGOR IEU TEH/AYA OGE MONUMEN OLIVIA RAFFLES/ YANG DIDIRIKAN PADA TAHUN 1814// MONUMEN INI DIBANGUN OLEH THOMAS RAFFLES SEBAGAI BENTUK CINTA KEPADA ISTRINYA YANG TELAH MENINGGAL AKIBAT SAKIT// WAH ROMANTIS PISAN EUY// DHERY SEDANG MELIHAT BUNGA BANGKAI DHERY : TAH IEU TEH BUNGA BANGKAI// SALAH SATU DAYA

30 56 TARIK JUGA DARI KEBUN RAYA BOGOR IEU TEH// BUNGA IEU TEH TERMASUK TANAMAN LANGKA/JADI DILINDUNGI DAN DIKEMBANGBIAKKAN GITU BIAR GA PUNAH//BAU APA SIH NI?// PERJALANAN MENUJU MUSIK ISTANA BOGOR DHERY YANG SEDANG MELIHAT ISTANA BOGOR DHERY : SOK TINGALI FER KADIE/ DIDITU AYA ISTANA ANU MEGAH PISAN //AKAN KUBUATKAN ISTANA SEPERTI ITU UNTUK PERMAISURIKU// TAH KESELURUHAN KOMPLEK ISTANA BOGOR IEU TEH/ LUASNYA MENCAPAI 1.5 VO DHERY SUASANA ISTANA KEBUN RAYA BOGOR HEKTARE// PADA TAHUN / ISTANA BOGOR IEU NGARUPAKAN TEMPAT KEDIAMAN RESMI 38

31 57 GUBERNUR JENDRAL BELANDA DAN 1 ORANG GUBERNUR JENDRAL INGGRIS// DAN AKHIRNYA PADA TAHUN 1950/ ISTANA IEU TEH RESMI MENJADI SALAH SATU ISTANA KEPRESIDENAN INDONESIA// YANG PALING UNIK DARI ISTANA IEU TEH YAITU ADANYA RUSA-RUSA YANG DI IMPORT LANGSUNG DARI RUSA-RUSA YANG ADA DI ISTANA BOGOR NEPAL// TAH DI ZAMAN BAHEULANA NEPIKEUN AYEUNA RUSA ITU TETAP TERPELIHARA DENGAN BAIK// DENGAN MUKA GALAU MENCARI JEMBATAN MERAH, AKHIRNYA DHERY PUN BERTANYA KEPADA PEREMPUAN YANG SEDANG LEWAT DHERY : JEMBATAN BEUREM OH JEMBATAN BEUREM DIMANAKAH KAU BERADA?// TEH PUNTEN JEMBATAN BEREUM NU MITOSNA BISA MUTUSKEUN SEPASANG

32 58 KEKASIH LEWAT MANA NYA// MBA: OH. AA LURUS WAE TIDIEU TEH// ATI-ATI LOH AA NANTI BISA PUTUS // DHERY DAN FERA BERJALAN MENUJU JEMBATAN MERAH BAIKLAH/ URANG MELUNCUR KE JEMBATAN BEREUM// URANG TEH MOAL PERCAYA MITOS ITU SEBELUM URANG SORANGAN NU NGABUKTIKEUNANA// DITENGAH PERJALANAN MENUJU JEMBATAN MERAH DHERY BERHENTI UNTUK BERISTIRAHAT DAN MINUM DHERY : HUFF/ HUFF/ HUFF/ LAMUN MANEH KADIEU TEH KUDU BOGA STAMINA ANU KUAT/ TEU ELEH EUY KOS NAIK GUNUNG// HAHHA// SEBENARNA URANG MAH CUMA NGABATURAN FERA ISTIRAHAT DOANG KOK// URANG SIH TEU CAPE// DHERY BERDIRI DI DEPAN DHERY : SAMPE OGE DI

33 59 JEMBATAN MERAH JEMBATAN BEUREM/ SETELAH MELEWATI LIKA-LIKU PERJALANAN// AYEUNA WAKTUNY NGABUKTIKEUN BAHWA IYEU TEH CUMA MITOS// SIAP FERA?// FERA : YUK/ MARI// VO DHERY DHERY DAN FERA SEDANG MENYEBRANGI JEMBATAN MERAH TAH JEMBATAN BEREUM NU AYA DI KEBUN RAYA BOGOR IYEU TEH/ MIRIP JEUNG JEMBATAN GOLDEN GATE DI SAN FRANSISCO// JADI MUN MANEH REK NYOBAAN JEMBATAN GOLDEN GATENYA SAN FRANSISCO/ DATENG WE KA KEBUN RAYA BOGOR// JEMBATAN TUA BERWARNA BEREM IEU TEHI/ NGARUPAKEUN JEMBATAN SUSPENSION ATAU JEMBATAN GANTUNG// PENAHAN UTAMA

34 60 JEMBATAN IEU TEH NYAETA GAMBAR STRUKTUR JEMBATAN MERAH KABEL BESI FLEKSIBEL/ YANG TERBENTANG ANTARA SATU SISI KE SISI LAINNYA// KEREN BANGET EUY/ BOGOR PUNYA JEMBATAN KOS KIEU// DHERY : NAH AYEUNA URANG BERHASIL NGALEWATI JEMBATAN BEUREM IYEU// TERNYATA IYEU TEH CUMA DHERY DISEBRANG JEMBATAN MERAH MITOS/ BUKTINA URANG JEUNG FERA HENTEU PUTUS// BERSAMA FERA FERA : HAH KUMAHA REK PUTUS JADIAN OGE TEU ACAN/ SOK ANEH AKHH // DERY DAN FERA BERJALAN- JALAN KEMBALI MENYUSURI KEBUN RAYA BOGOR HAHHA IYA YA/ URANG PAN CAN JADIAN JEUNG FERA MAENYA GEUS PUTUS// TAPI URANG NGADENGE MITOS LAINA NYAETA/ LAMUN AYA NU LEWAT LAIN SE PASANG

35 61 KEKASIH BERARTI BAKALAN JADIAN// YA TUHAN KABULKAN LAH DOAKU// YEUH KESIMPULANA MAH TONG PERCAYA KANA MITOS KOS KITU/ MUSRIK JADINA TEH/ MUN AREK MAH PERCAYA KA ALLAH SWT NU NYIPTAKEUN BUMI JEUNG ISINA// CREDIT TITLE MUSIK// Shooting Scrip Judul Durasi Penulis Sutradara Editor : Sunda Aing! : 15 Menit : Diana Nurlaeli : Fera Intan Junia : Kamal Adhiwira Pradipta Laksono

36 62 Tabel 4. Shooting Scrip Produksi Sunda Aing Scene Shot Visual Audio I 1 Ext. papan nama tulisan stasiun bogor narasi Bangunan stasiun bogor 2 Ext. jalan di luar stasiun narasi Banyak angkutan umum yang sedang berhenti untuk menarik penumpang sehingga membuat jalanan kota bogor macet 3 orang-orang bogor yang sedang jalan narasi 4 Makanan khas bogor Narasi 5 Istana bogor Narasi 6 Jembatan merah bogor Narasi 7 Ext. stasiun manggarai Atmosfir Opening by host 2 1 Stasiun manggarai Narasi 2 Loket stasiun host membeli tiket 3 Tape in di gate in stasiun manggarai 4 Host Menunggu kereta di peron stasiun manggarai 5 Kereta tiba di stasiun manggarai Host naik ke gerbong kereta 6 Gerbong khusus wanita 7 Suasana di dalam gerbong kereta

37 63 Bangku prioritas 3 1 Tulisan stasiun bogor kereta tiba di stasiun bogor 2 Bangunan stasiun bogor Narasi 4 1 Tempat asinan bogor terlaris di bogor 2 Wawancara dengan pemilik asinan Atmosfir 3 Host mencoba asinan bogor 5 1 Gerbang istana bogor 2 Loket tiket istana bogor 6 1 Monumen raflesia 2 Bunga raflesia arnoldi (bunga bangkai) 7 1 Istana bogor 2 Danau istana bogor 3 Keadaan sekitar istana bogor 8 1 Jembatan merah 2 Host melewati jembatan merah 3 Closing by host atmosfir Proses Editing Editing, sebagai kekuatan kreatif dasar dari film, adalah proses yang dilakukan editor dalam menggabungkan dan mengkoordinasikan shots individu menjadi keseluruhan sinematik yang utuh. Editing terdiri dari dua bagian. Yang pertama dimulai ketika editor mengambil rekaman yang

38 64 ditangkap oleh cinematographer dan sutradara dan kemudian memilah, mengatur (seperti hasil tangkapan yang akan digunakan atau dikombinasikan menjadi adegan atau urutan), dan merakit komponenkomponen dalam bentuk akhir visual film. Bagian kedua meliputi pencampuran semua trek suara ke dalam sound track master dan kemudian melakukan pencocokan yang melacak suara dengan gambar visual Melihat / Review Hasil Editing Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini berguna untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka dapat segera diperbaiki.bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film (12/10/13 Pkl )

BAB III TEKNIK PRODUKSI Para Pihak yang Berkepentingan (sides) 1. Fera Intan Junia

BAB III TEKNIK PRODUKSI Para Pihak yang Berkepentingan (sides) 1. Fera Intan Junia BAB III TEKNIK PRODUKSI 3.1. Rencana Pra Produksi 3.1.1. Para Pihak yang Berkepentingan (sides) Para pihak yang berkepentingan dalam reka adegan neodocumentary Sunda Aing adalah 1. Fera Intan Junia Fera

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ayawaila, Gerzon R. 2008. Dokumenter: Dari Ide sampai Produksi. FFTV IKJ Press, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Ayawaila, Gerzon R. 2008. Dokumenter: Dari Ide sampai Produksi. FFTV IKJ Press, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Ayawaila, Gerzon R. 2008. Dokumenter: Dari Ide sampai Produksi. FFTV IKJ Press, Jakarta. Baksin, Askurifal. 2010. Jurnalistik Televisi Teori dan Prakti. Simbiosa Rekatama Media. Jakarta.

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin 48 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin menunjukan mengaplikasikan teori yang sudah penulis pelajari sebelumnya. Melalui produksi

Lebih terperinci

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti ingin menunjukan karya dari Daniel Alamsjah kepada masyarakat bahwa Bukit Rhema

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro 64 BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahap ini shooting dan stock shoot diseleksi dan di pisahkan sesuai

Lebih terperinci

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB III TEKNIK PRODUKSI BAB III TEKNIK PRODUKSI 3.1 Rencana Pra Produksi Dalam membuat tayangan dokumenter Terjajah Keadaan dibuat daftar keinginan (wish list) untuk mempermudah pembuatan tayangan film documenter. 3.1.1 Para

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program

Lebih terperinci

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK BROADCASTING KOMPETENSI KEAHLIAN :

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PODUKSI. dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang

BAB III TEKNIK PODUKSI. dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang 28 BAB III TEKNIK PODUKSI 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi daripada dokumenter televisi Luntur yang akan dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang kebudayaan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep Awal mula tim terbentuk, produser memiliki ide untuk membuat sebuah program kreativitas untuk menjalin hubungan erat antara ibu dan anak, dengan judul

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1 BAB 5 EVALUASI 5.1 Pasca Produksi Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini hasil shooting dan kumpulan hasil stock shoot dipilih dan

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB I

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab 4 ini akan dijelaskan mengenai implementasi karya sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya. Untuk lebih jelas maka akan diuraikan tentang proses produksi

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melakukan tahap pra produksi dan produksi, selanjutnya dilakukan tahap pasca produksi. Pada tahap ini pembuat karya sekaligus sebagai editor membuat rough

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan merupakan proses perubahan sikap seseorang untuk menjadi lebih baik baik dari segi pengetahuan dan segi moral atau tingkah laku.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Tahap Produksi Proses produksi adalah proses pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yaitu pada tahap pra produksi. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video. BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Teknis Perancangan Pada perancangan film pendek ini media utamanya yaitu berupa motion graphic video yang akan didistribusikan dengan trailer melalui media pendukung

Lebih terperinci

Lokasi Produksi FTV Benjang

Lokasi Produksi FTV Benjang Lokasi Produksi FTV Benjang 108 BENJANG 109 TRANSKIP WAWANCARA KEY INFORMAN Key Informan Job Deskription : Wibowo Mukti : Produser Tanggal : 27 April 2016 Waktu Durasi : 10.00 WIB : 20 Menit 1. Penulis

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide Dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide Dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide Dan Pengembangan Konsep Program yang akan dibuat oleh produser, pertama kali berasal dari Kharis Gustriviandi karena kegemarannya terhadap alat musik dan terinspirasi dari tutorialtutorial

Lebih terperinci

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengambilan gambar, kecuali... A. Teknik memegang kamera video B. Zoom C. keseimbangan putih, fokus, eksposure D. peraturan 5 detik E. editing Tujuan dari peraturan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci 1. Mengangkat tema tentang merawat buku secara sederhana. 2. Banyak orang yang suka buku, tapi tidak terlalu familiar dengan cara merawatnya.

Lebih terperinci

- Menyusun, memotong dan memadukan kembali (film/rekaman) menjadi sebuah cerita utuh dan lengkap. (kamus besar bahasa indonesia, P&K 1994)

- Menyusun, memotong dan memadukan kembali (film/rekaman) menjadi sebuah cerita utuh dan lengkap. (kamus besar bahasa indonesia, P&K 1994) Tahapan Pelakasanaan Produksi Suatu produksi audio video yang melibatkan banyak orang, biaya yang besar dan banyak peralatan maka perlu pengorganisasian yang rapi dan perlu suatu tahapan produksi yang

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Dalam tahap pasca produksi ini dilakukan tahap editing dan mixing. Hasil shooting yang sebelumnya dilakukan selama 3 hari, disortir dan dibuat list yang setelah itu

Lebih terperinci

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu pra produksi yang meliputi kegiatan-kegiatan penentuan ide dan konsep video yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB 5 PASCA PRODUKSI

BAB 5 PASCA PRODUKSI BAB 5 PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Menurut Fred Wibowo, pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu

Lebih terperinci

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Modul ke: 07 Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Menyusun Shooting List Setelah sequence dan scene tersusun semua, salinlah di

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan. perancangan karya pada proses pembuatan karya.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan. perancangan karya pada proses pembuatan karya. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan perancangan karya pada proses pembuatan karya. 4.1 Pra Produksi Pra produksi yang dilakukan setelah segala

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Penggabungan live shot dan animasi pada film pendek yang berjudul ABIMANYU ini berfungsi sebagai alat media komunikasi visual tentang

Lebih terperinci

LAPORAN PRODUKSI FILM PENDEK TENGSIN... Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II. Dosen Pengampu : Ranang Agung S, S. Pd.

LAPORAN PRODUKSI FILM PENDEK TENGSIN... Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II. Dosen Pengampu : Ranang Agung S, S. Pd. LAPORAN PRODUKSI FILM PENDEK TENGSIN... Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S, S. Pd. M, Sn Oleh : Dewi Karina F 13148133 Fandy Putra M 13148138 Ghanny

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 4.1 PRODUKSI Proses produksi video tutorial ini diawali dengan persiapan produksi yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu persiapan yang meliputi alat, konten video

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah selesai tahapan pra produksi dan tahapan produksi maka tahapan selanjutnya adalah pasca produksi. Dimana dalam tahapan pasca produksi ini adalah sebuah tahapan

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Budaya Lokal Betawi Ondel-ondel Sejarah Ondel-ondel Bentuk Ondel-ondel Ornamen pada ondel-ondel dan pakaiannya. Data Ondel-ondel Boneka besar Topeng Rambut (kembang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi

Lebih terperinci

27 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Di harapkan dengan film documenter Bisnis Ilegal 2x1 ini akan membuka mata masyarakat tentang realita yang sebenarnya terjadi di seluk beluk pemakaman

Lebih terperinci

SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO

SEGMEN VIDEO SCREENSHOOT EFFECTS AUDIO BAB 5 Evaluasi 5.1 Editing Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini hasil shooting dan kumpulan hasil stock shoot dipilih dan ditentukan

Lebih terperinci

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89 SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Rubinson menyatakan bahwa multimedia merupakan presentasi intrusional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, vidio dan audio, serta dapat menyediakan interaktifitas.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter Ludruk Irama Budaya. Dalam implementasi karya ini, terdapat tiga proses utama yang dilakukan, yaitu produksi,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Pendek Tentang

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini penulis akan melakukan editing gambar hasil shooting

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah...

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Stop Motion Dalam pembuatan animasi ini maka akan ada penggabungan antara stop motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil dan

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melakukan proses produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Pasca produksi yang dilakukan meliputi editing dan mixing. Pembuat karya yang bertugas

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi komunikasi 4.1.1.1 Masalah yang akan dikomunikasikan Bagaimana membuat animasi film pendek Rumah Makan Joko & Tito bisa disukai penonton dan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA 3.1 Tujuan Praktikum Mahasiswa dapat menggunakan kamera dengan pergerakan yang variatif. 3.2 Pergerakan Kamera Pergerakan kamera yang variatif sangat dibutuhkan pada setiap

Lebih terperinci

LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA

LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Disusun oleh : Rizka Febbry Indriani 14148142 Intan

Lebih terperinci

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari segi visual berkualitas? Herman Effendy (Jurkam) : Keberhasilan

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Kerangka berpikir studi diatas merupakan tahap dari konsep berpikir penulis, berikut penjelasan secara singkat: 1. Passing note Judul dari film pendek yang diangkat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Film dokumenter ini menceritakan mengenai kehidupan masyarakat suku Baduy yang dimana terdapat problematika sosial budaya dalam konteks kepercayaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI 4. 1. Teknis Produksi Teknis Produksi adalah laporan proses dalam pembuatan karya audio visual yang didalamnya mencakup proses pra produksi, produksi dan pasca produksi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dalam pembuatan produksi sebuah film, pada dasarnya memiliki suatu rangkaian tahapan yang harus dilalui. Rangkaian tersebut akan membantu menentukan hasil proses produksi program

Lebih terperinci

LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015

LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015 LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015 Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd. M.Sn. Disusun oleh : DEVITA NELA SARI NIM. 14148146 SEKAR MANIK

Lebih terperinci

Produksi Iklan Audio _ Visual

Produksi Iklan Audio _ Visual Modul ke: Produksi Iklan Audio _ Visual Membuat Storyline Perancangan Produksi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id STORYLINE

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada laporan Tugas Akhir pada bab IV ini, menjelaskan tentang hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab bab sebelumnya. Padabab IV ini dijelaskan mengenai pelaksanaan produksi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown BAB V IMPLEMENTASI KARYA Dalam bab V ini akan dijelaskan proses produksi, seperti yang telah terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown yang sudah tersedia untuk penayangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

Menjelaskan pengertian editing Menjelaskan teknik editing Menjelaskan teknik pengaturan gambar sesuai dengan skenario Terampil menguasai teknik

Menjelaskan pengertian editing Menjelaskan teknik editing Menjelaskan teknik pengaturan gambar sesuai dengan skenario Terampil menguasai teknik Editing Video Menjelaskan pengertian editing Menjelaskan teknik editing i Menjelaskan teknik pengaturan gambar sesuai dengan skenario Terampil menguasai teknik editing Editing adalah suatu proses mengatur

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini akan menjelaskan mengenai hasil karya yang berasal dari rancangan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tahap produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Prosopagnosia pertama kali ditemukan pada tahun 1947 oleh Joachim Bodamer, dalam bahasa Inggris penyakit ini dinamakan face blindness atau buta wajah penyakit

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. produksi. Proses tersebut akan digambarkan pada gambar 4.1. lokasi akan ditata seperti yang digambarkan pada storyboard.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. produksi. Proses tersebut akan digambarkan pada gambar 4.1. lokasi akan ditata seperti yang digambarkan pada storyboard. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Secara keseluruhan bab ini akan membahas tentang produksi hingga pasca produksi. Proses tersebut akan digambarkan pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Gambar proses produksi dan pasca

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab III telah dijelaskan tentang

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Mata Kuliah Jenjang : Broadcasing : SMK/MA KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU A. KOMPETENSI PROFESIONAL Kompetensi Inti Guru 1) Menguasai teknik dasar elektronika

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Biasanya, anak-anak tidak tertarik untuk mempelajari hal-hal yang ada di dalam text book, dan biasanya lebih

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

Sumber : Gambar 1.2 Pantai Pangandaran

Sumber :  Gambar 1.2 Pantai Pangandaran 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat obyek pariwisata

Lebih terperinci

BAB V CATATAN PRODUKSI. kurang lebih 14 bulan yang dimulai pada awal agustus tahun 2014 dan terselesaikan

BAB V CATATAN PRODUKSI. kurang lebih 14 bulan yang dimulai pada awal agustus tahun 2014 dan terselesaikan BAB V CATATAN PRODUKSI Proses pengerjaan film dokumenter MEANINGFUL ini memakan waktu kurang lebih 14 bulan yang dimulai pada awal agustus tahun 2014 dan terselesaikan pada akhir desember 2015 dengan rincian

Lebih terperinci

Kriteria Penilaian Skrip CVC

Kriteria Penilaian Skrip CVC Kriteria Penilaian Skrip CVC No Kriteria Nilai 1 Ide Cerita* Sedang ada 2 Cerita dasar* Sedang Ada 3 Penjelasan Karakter Ada Ada 4 Penjelasan lokasi Ada Ada 5 Plot/Alur Cerita* Sedang Ada 6 Outline/Storyline

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut :

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 49 BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Cerita romantis merupakan cerita

Lebih terperinci

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro Winastwan Gora S. redaksi@belajarsendiri.com BAB I. SEKILAS TENTANG PROSES PRODUKSI VIDEO Lisensi Dokumen : Hak Cipta 2006 BelajarSendiri.Com Seluruh dokumen

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada Bab IV ini fokus pembahasan dilakukan pada tahap produksi dan pasca produksi. Didalam dua tahap itu terdapa apa saja yang dilakukan semua diurai dengan lengkap pada bab ini.

Lebih terperinci

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR 4.1 Install Peralatan Agar produksi shooting INDO COMMUNITIES berjalan dengan lancar, dilakukan survey untuk tempat produksi utama yaitu di Lego Store, Cilandak Town Square.

Lebih terperinci

TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II REVIEW KARYA AUDIO VISUAL TAUHID DALAM HATI

TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II REVIEW KARYA AUDIO VISUAL TAUHID DALAM HATI TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II REVIEW KARYA AUDIO VISUAL TAUHID DALAM HATI Disusun Oleh: Najwa Ilham Kelana 14148157 Sekar Manik Pranita 14148159 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu. 19 BAB III PERANCANGAN KARYA Berdasarkan BAB II proses membuat Video dibagi menjadi 3, yaitu Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi. 3.1 Pra Produksi Dalam tahap ini meliputi : 3.1.2 Ide Ide dasar pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif adalah 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif adalah penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini bersifat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES

BAB IV ANALISIS PROSES 72 BAB IV ANALISIS PROSES 4.1 Tahapan Proses Produksi Film pendek 5 Rumus Cinta merupakan film bergenre drama fiksi yang dikarang oleh Rizka Anwar Fauzia. Film ini melewati berbagai tahapan proses dari

Lebih terperinci

PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DEPARTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 DISAHKAN. Pada tanggal Randy Monthonaro Tampubolon

PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DEPARTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 DISAHKAN. Pada tanggal Randy Monthonaro Tampubolon PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DERTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal... 2015 Randy Monthonaro Tampubolon DIREKTUR UTAMA 1 PT NUSANTARA

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. produksi. Alur tersebut tergambarkan seperti pada gambar 4.1.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. produksi. Alur tersebut tergambarkan seperti pada gambar 4.1. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Secara garis besar bab ini akan membahas tentang produksi hingga pasca produksi. Alur tersebut tergambarkan seperti pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Alur Produksi Dan Pasca Produksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi "Strawberry" ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun.

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi Strawberry ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Animasi edukasi ini dibuat dengan penambahan narasi secara tulisan dalam bentuk pertanyaan, diharapkan dapat memperjelas isi yang disampaikan

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV MELIPUT DAERAH KONFLIK Fakultas 12FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan MENULIS BERITA TELEVISI MENYIAPKAN KAMERA MENYIAPKAN

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Karya yang dibuat dalam tugas akhir ini adalah sebuah program feature human interest, dimana feature human interest adalah sebuah feature yang menyentuh kebiasaan

Lebih terperinci