UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,"

Transkripsi

1 STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CONTEXT, INPUT, PROCESS, DAN PRODUCT (CIPP) PADASEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PINGGIRANKABUPATEN BADUNG Ni Luh Karnita Dewi 1, I B Surya Manuaba 2, Md Putra 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia karnitadewi77@yahoo.co.id 1, manuabasurya@yahoo.com 2, putra_md13@yahoo.com 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang efektivitas implementasi kurikulum 2013 pada Kabupaten Badung ditinjau dari konteks, input, proses, dan produk. Penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluatif dengan mengadopsi model evaluasi CIPP. Populasi penelitian ini adalah seluruh Kabupaten Badung yang mengimplementasikan kurikulum Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling, quota sampling, dan simple random sampling. Sampel penelitian berjumlah 33 orang, yakni 11 orang kepala sekolah, 11 orang guru kelas I, dan 11 orang guru kelas IV. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner atau angket. Data dianalisis dengan mengubah skor variabel konteks, input, proses, dan produk ke dalam bentuk T-skor kemudian dikonversikan dengan kuadran Glickman.Hasil penelitian menunjukkan (1) variabel konteks persentase F+ = 45,45% dan F = 54,55% menunjukkan hasil kurang efektif, (2) variabel input persentase F+ = 39,39% dan F = 60,61% menunjukkan hasil kurang efektif, (3) variabel proses persentase F+ = 51,52% dan F = 48,48% menunjukkan hasil efektif, (4) variabel produk persentase F+ = 45,45% dan F = 54,55% menunjukkan hasil kurang efektif.berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa variabel CIPP termasuk kuadran III ( + ) pada kuadran Glickman, sehingga Kabupaten Badung adalah kurang efektif. Kata kunci: studi evaluasi, implementasi kurikulum 2013, model CIPP Abstract This researchpurpose is to describe the effectiveness of the implementation of the 2013 curriculum at public elementary school in the suburb of Badung regency in terms of context, input, process, and product. This research includes evaluative research by adopting the CIPP evaluation model. The population of this research is all public elementary school in the suburb of Badung regency which implemented the 2013 curriculum. The sample is determined by using purposive sampling, quota sampling, and simple random sampling. These samples included 33 people, ie, 11 principals, 11 first grade teachers, and 11 fourth grade teachers. The methods of data collection in this study by using a questionnaire. The data were analyzed by changing the context, input, process, and products variables score in the form of T-score then converted by Glickman quadrant.the results showed (1) the percentage of context variables F + = 45.45% and F = 54.55% showed less effective results, (2) the percentage of input variables F + = 39.39% and F = 60.61% showing results less effective, (3) the percentage of the

2 process variable F + = 51.52% and F = 48.48% showed effective results, (4) the percentage of the product variable F + = 45.45% and F = 54.55% shows the results less effective.based on the research results, it can be concluded that the variable CIPP including quadrant III ( ) in quadrant Glickman, so the implementation of the 2013 curriculum at public elementary school in the suburb of Badung regency is less effective Keywords :evaluation study, implementation of 2013 curriculum, CIPP model PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Karenanya, pendidikan tidak boleh dipandang sebelah mata sebab pendidikan akan meningkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri. Sesuai dengan Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan pembaharuan dan inovasi dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah pembaharuan dan inovasi kurikulum, yakni lahirnya kurikulum Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Kunandar, 2013:16). Menurut Majid (2014:27) pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nuh (dalam Kurniasih dan Sani, 2014:7) yang menegaskan bahwa kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Sehingga kurikulum 2013 menuntut adanya kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Siswa mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dukumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. Kurikulum 2013 telah melalui perubahan pada beberapa elemennya, di antaranya standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi dan standar penilaian (Majid, 2014:35). Perubahan tersebut bertujuan agar lebih mengaktifkan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri pada proses pembelajaran. Selain itu hasil yang diharapkan dari implementasi kurikulum 2013 adalah terbentuknya generasi yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Sehingga dapat bersaing di era globalisasi sekarang ini baik di tingkat lokal, nasional, bahkan internasional. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaannya di tahun 2013 dengan menetapkan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di tahun 2014, kurikulum 2013 sudah diterapkan di kelas I, II, IV, dan V pada tingkat sekolah dasar. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan pada seluruh jenjang pendidikan. Namun kenyataan pelaksanaannya di lapangan tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan atau ditargetkan. Terdapat beberapa masalah yang dialami oleh guru dan juga siswa dalam penerapan kurikulum 2013 ini. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada beberapa sekolah dasar negeri di Kabupaten Badung, terdapat

3 masalah yang dialami guru dan siswa dalam mengimplementasikan kurikulum Kenyataan tersebut tercermin dari: (1) buku-buku pelajaran yang terlambat datang; (2) tidak semua sekolah memiliki fasilitas penunjang pembelajaran yang sama; (3) pelajaran yang memerlukan akses internet, tidak dapat dilaksanakan karena koneksi internet tidak ada; dan (4) proses penilaian yang rumit karena terlalu banyak aspek yang harus dinilai dan dideskripsikan. Melihat kenyataan tersebut, perlu untuk diketahui bagaimana sebenarnya keefektifan implementasi kurikulum 2013 di lapangan. Untuk mengetahui keefektifan kurikulum 2013, maka perlu diadakan suatu evaluasi terhadap program tersebut. Evaluasi ini dilaksanakan untuk meningkatkan atau memperbaiki praktik program, yang dalam hal ini adalah kurikulum Melihat keterlaksanaan kurikulum 2013, maka akan ditentukan tindak lanjut dari program tersebut. Pada tahun 2015 ini, implementasi kurikulum 2013 juga dapat dilihat dari sekolah-sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran di Kabupaten Badung. Wilayah pinggiran merupakan wilayah perbatasan antara desa dan kota. Sekolah-sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran diberi kesempatan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. Berhasil tidaknya implementasi yang dilakukan dapat dilihat dari potensi sekolah yang bersangkutan. Potensi sekolah meliputi siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, lingkungan sekolah, dan pengelolaan/manajemen sekolah. Potensi sekolah ini lebih lanjut digolongkan dalam aspek konteks (context), masukan (input), proses (process), dan produk (product) atau sering disingkat CIPP. CIPP (Context Input Process Product) merupakan salah satu model evaluasi yang mengarahkan objek sasaran evaluasinya pada proses dan masukan sampai hasil atau produk (Arikunto dan Jabar, 2010:55). Model evaluasi dengan nama CIPP, model yang merupakan singkatan dari keempat dimensi sistem pendidikan (context, input, process dan product). Keempat dimensi tersebut, perlu dinilai selama dan pada akhir proses pengembangan kurikulum atau sistem pendidikan. Pengertian untuk masingmasing dimensi adalah sebagai berikut. 1) Context, yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam sistem yang bersangkutan, seperti misalnya masalah pendidikan yang dirasakan, keadaan ekonomi negara, pandangan hidup masyarakat dan seterusnya, 2) Input, yaitu sarana/model/bahan dan rencana strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, 3) Process, yaitu pelaksanaan strategi dan penggunaan sarana/modal bahan di dalam kegiatan nyata di lapangan, dan 4) Product, yaitu hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir pengembangan sistem pendidikan yang bersangkutan. Menurut Stufflebeam, sistem pendidikan itu hendaknya dinilai dari segi latar belakangnya, sarana/rencana kegiatannya, proses pelaksanaannya dan hasil yang dicapainya, agar dapat diperoleh hasil yang luas (Daryanto, 2008:88). Produk yang berkualitas merupakan salah satu indikator berhasilnya penerapan kurikulum 2013 (output). Kualitas output ditentukan oleh kualitas konteks, masukan dan proses yang terlibat dalam pendidikan. Model evaluasi program ini cocok digunakan untuk mengevaluasi implementasi kurikulum pinggiran Kabupaten Badung karena melakukan penilaian secara menyeluruh dimulai dari komponen konteks, komponen input, komponen proses, dan komponen produk. Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan, perlu dilakukan studi evaluasi tentang implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari konteks (context), masukan (input), proses (process), dan produk (product) pada Kabupaten Badung. Dari evaluasi ini diharapkan akan diperoleh feedback untuk perbaikan program tersebut, sehingga

4 keunggulan-keunggulan program tersebut dapat dilanjutkan dan kelemahankelemahan program tersebut dieliminasi untuk kesempurnaan program selanjutnya. Mengingat masalah tersebut sangat penting, maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui: 1) efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari komponen konteks pada sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung, 2) efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari komponen input pada sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung, 3) efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari komponen proses pada Kabupaten Badung, dan 4) efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari komponen produk pada sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung. METODE Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian evaluatif, karena evaluasi program pendidikan merupakan salah satu bentuk dari penelitian evaluatif. Penelitian ini dilaksanakan pada sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung dengan mengevaluasi penerapan kurikulum 2013 ditinjau dari CIPP. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung yang mengimplementasikan kurikulum 2013, yang tersebar di Kecamatan Abiansemal dan Kecamatan Mengwi. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 18 sekolah, dengan subjek penelitian sebanyak 54 orang.populasi dalam penelitian ini adalah. Populasi di Kecamatan Abiansemal adalah 11 sekolah dan populasi di Kecamatan Mengwi adalah 7 sekolah. Dengan jumlah Kepala Sekolah adalah 18 orang, guru kelas I adalah 18 orang, dan guru kelas IV adalah 18 orang. Sehingga jumlah total subjek penelitiannya adalah 54 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penarikan non probabilitas sampel yaitu pengambilan sampel tujuan (purposive sampling) dan pengambilan sampel kuota (quota sampling). Selain itu, digunakan teknik penarikan probabilitas sampel yaitu pengambilan sampel acak/random sederhana (simple random sampling) dengan cara melalui undian. Penggunaan purposive sampling adalah untuk menentukan sampel berdasarkan kebutuhan dan kepentingan penelitian yaitu pada sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung. Dalam penelitian ini, yang diteliti hanya penerapan kurikulum 2013 ditinjau dari CIPP pada sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung. Selain itu, penelitian ini memfokuskan subjek penelitiannya kepada Kepala Sekolah, guru kelas I, dan guru kelas IV. Alasan memilih Kepala Sekolah sebagai subjek penelitian adalah karena Kepala Sekolah berperan sebagai pemegang kebijakan, penanggung jawab, penyusun program dan sekaligus melakukan manajemen dalam implementasi kurikulum 2013 di sekolah yang dia pimpin. Sedangkan guru terlibat langsung dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan assessment dengan mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. Guru kelas I dan guru kelas IV diberi kesempatan lebih awal dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dibandingkan dengan guru kelas lainnya sehingga guru kelas I dan guru kelas IV memiliki lebih banyak pengalaman dalam mengiplementasikan kurikulum Untuk menentukan jumlah sampel yang sesuai dan bisa mewakili populasi, maka digunakan teknik penarikan sampel kedua yaitu pengambilan sampel kuota (quota sampling). Untuk menentukan jumlah sampel penelitian maka digunakan penarikan sampel kuota sehingga dicari 50% dari masing-masing subpopulasi jadi didapat 11 sekolah dasar negeri. Untuk menentukan sampel yang diteliti dari jumlah kouta yang disediakan pada penelitian ini maka dilakukan teknik pengambilan sampel yang terakhir yaitu pengambilan sampel acak/random sederhana (simple random sampling). Teknik simple random sampling

5 merupakan pengambilan sampel yang dilakukan secara acak sehingga memungkinkan individu berpeluang untuk menjadi sampel penelitian, pengambilan sampel melalui teknik ini dilakukan dengan cara undian (Iskandar, 2010:70). Alasan pengambilan sampel dengan cara undian adalah cara yang cukup sederhana dan memungkinkan ketidakadilan dapat dihindari. Agar semua desa di wilayah pinggiran Kabupaten Badung terwakili, maka sampel diambil dari masing-masing desa dengan proporsi yang sama. Sehingga diperoleh 11 sekolah, yaitu SD No. 2 Sangeh, SD No. 3 Sangeh, SD No. 1 Selat, SD No. 2 Taman, SD No. 4 Taman, SD No. 5 Taman, SD No. 1 Bongkasa Pertiwi, SD No. 1 Sembung, SD No. 2 Sembung, SD No. 1 Kuwum, dan SD No. 2 Kuwum. Total responden sebanyak 33 orang. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Menurut Darmadi (2011:260) kuesioner ini juga sering disebut dengan angket yang didalamnya terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan. Variabel utama yang dikaji dalam hal ini mencakup beberapa fokus kajian seperti: 1) latar sekolah sebagai pendukung program kurikulum 2013, 2) masukan atau daya dukung program, 3) proses pelaksanaan dalam mengelola program, dan 4) hasil yang tercermin dari output dan outcome lulusan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa angket atau kuesioner. Bentuk kuesioner yang dipakai adalah skala Likert bentuk checklist. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Instrumen dalam penelitian ini divalidasi dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas yang digunakan yaitu validitas isi (content validity) dan validitas ada sekarang (concurrent validity). Instrumen yang divalidasidalam penelitian ini adalah instrumen variabel konteks, input, proses, dan hasil dari angket atau kuesioner. Data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan rumus z-score. Arikunto (2012:303) menyatakan Standard score atau z-score adalah angka yang menunjukkan perbandingan perbedaan skor seseorang dan mean dengan standar deviasinya. Untuk menentukan z-score, harus diketahui ratarata skor dari kelompok dan standar deviasi dari skor-skor tersebut terlebih dahulu. Untuk menghitungnya dapat digunakan rumus sebagai berikut. Menghitung Rata-rata Skor M = X = ΣfX N Keterangan: M = X = rata-rata skor dari kelompok fx = jumlah skor dari kelompok N = ukuran sampel Menghitung Standar Deviasi ΣX 2 SD = N (ΣX)2 N Keterangan: SD = Standar Deviasi X = rata-rata skor N = ukuran sampel Menghitung z-score X M z = SD atauz = X X SD Keterangan: z = nilai baku atau standard score (z-score) Dengan angka-angka z-score yang diperoleh, maka kita bekerja dengan angka-angka tidak bulat dan tanda-tanda plus-minus. Maka untuk mempermudahnya, kita dapat menggunakan T-score. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis T-score.T-score adalah angka skala yang menggunakan Mean = 50 dan SID = 10. Skala T-score dapat dicari dengan mengalikan z-score dengan 10, kemudian ditambah 50 (Arikunto, 2012:306). Secara lengkap rumus yang digunakan untuk menghitung T-score adalah sebagai berikut.

6 T = 10Z + 50 atau T = Keterangan: X = skor yang diperoleh M = rata-rata skor SD = Standar Deviasi X M SD Untuk menentukan skor pada masing-masing variabel, dihitung dengan menggunakan rumus T-score. Jika T 50 adalah positif (+), dan T < 50 adalah negatif (-). Sedangkan untuk mengetahui hasil akhir dari masing-masing variabel, dihitung dengan menjumlahkan skor positif (+) dan skor negatif (-). Jika jumlah skor positifnya lebih banyak atau sama dengan jumlah skor negatifnya berarti hasilnya positif ( skor (+) skor (-) = +), begitu sebaliknya jika jumlah skor positifnya lebih kecil dari skor negatifnya maka hasilnya negatif ( skor (+) < skor (-) = -). Untuk menentukan tingkat efektivitas evaluasi program implementasi kurikulum 2013 dilakukan analisis terhadap variabel konteks, input, proses, dan produk melalui analisis kuadran model Glickman yang terbagi dalam empat kuadran. Untuk lebih jelasnya, kuadran Glickman dapat dilihat pada gambar berikut ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Studi evaluasi ini dilakukan pada Kabupaten Badung yang terdiri atas 11 SD. Jumlah sampel dari penelitian ini adalah 33 orang yang terdiri atas 11 orang Kepala Sekolah, 11 guru kelas I, dan 11 guru kelas IV. Data penelitian diperoleh dari jawaban kuesioner yang terdiri atas 33 butir pernyataan tentang variabel konteks atau latar, 27 butir pernyataan tentang variabel input, 38 butir pernyataan tentang variabel proses, dan 35 butir pernyataan tentang variabel produk sebagai data utama. Untuk mendapatkan gambaran mengenai karakteristik distribusi skor mentah dari masing-masing komponen. Berikut disajikan skor tertinggi, skor terendah, harga rerata, simpangan baku, varians, median, modus, tabel distribusi frekuensi dan histogram. Untuk memudahkan mendeskripsikan masingmasing variabel, di bawah ini disajikan rangkuman statistik deskriptif seperti tampak pada Tabel 1 berikut. Kuadran II C I P P (Cukup Efektif) Kuadran IV C I P P (Sangat Kurang Efektif) Gambar 1.Kuadran Glickman (Sumber: Suarjana, 2010:94) Kuadran I C I P P (Sangat Efektif) Kuadran III C I P P (Kurang Efektif)

7 Tabel 1. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Variabel Konteks (X1), Variabel Input (X2), Variabel Proses (X3), dan Variabel Produk (X4) Variabel Statistik Konteks (X1) Input (X2) Proses (X3) Produk (X4) Mean 128, , , ,3333 Median Modus Standar Deviasi 10, , , ,90532 Varians 108, , , ,9792 Range Minimum Maksimum Jumlah Data respon variabel konteks merupakan data primer yang diperoleh dari skor total kuesioner yang kembali. Variabel konteks terdiri atas 33 item yang direspon oleh 33 responden. Skor terendah dan tertinggi untuk masingmasing item adalah 1 dan 5. Skor terendah dari variabel konteks adalah 33 dan yang tertinggi adalah 165. Dari data hasil penelitian diperoleh skor terendah adalah 108 dan skor tertinggi yang diperoleh adalah 145. Data respon variabel input merupakan data primer yang diperoleh dari skor total kuesioner yang kembali. Variabel input terdiri atas 27 item yang direspon oleh 33 responden. Skor terendah dan tertinggi untuk masingmasing item adalah 1 dan 5. Skor terendah dari variabel input adalah 27 dan yang tertinggi adalah 135. Dari data hasil penelitian diperoleh skor terendah adalah 86 dan skor tertinggi yang diperoleh adalah 123. Data respon variabel proses merupakan data primer yang diperoleh dari skor total kuesioner yang kembali. Variabel proses terdiri atas 38 item yang direspon oleh 33 responden. Skor terendah dan tertinggi untuk masingmasing item adalah 1 dan 5. Skor terendah dari variabel proses adalah 38 dan yang tertinggi adalah 190. Dari data hasil penelitian diperoleh skor terendah adalah 128 dan skor tertinggi yang diperoleh adalah 188. Data respon variabel produk merupakan data primer yang diperoleh dari skor total kuesioner yang kembali. Variabel produk terdiri atas 35 item yang direspon oleh 33 responden. Skor terendah dan tertinggi untuk masingmasing item adalah 1 dan 5. Skor terendah dari variabel produk adalah 35 dan yang tertinggi adalah 175. Dari data hasil penelitian diperoleh skor terendah 103 dan skor tertinggi yang diperoleh adalah 174. Hasil pengolahan data yang dikonfersikan ke dalam analisis data ke T- score didapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 2. Tabel Rekapitulasi Perhitungan Efektivitas Variabel Konteks, Input, Proses, dan Produk pada Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Pinggiran Kabupaten Badung. No. Variabel Frekuensi F + F - Hasil Keterangan 1. Konteks Negatif 2. Input Negatif 3. Proses Positif 4. Produk Negatif Hasil Kurang Efektif

8 Dari hasil perhitungan didapatkan variabel konteks hasilnya negatif, variabel input hasilnya negatif, variabel proses hasilnya positif, dan variabel produk hasilnya negatif. CIPP = ( ), apabila kriteria ini kita masukkan ke dalam kuadran model Glickman, maka efektivitas Kabupaten Badung berada pada kuadran III (Kurang Efektif). Ini berarti implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung ditinjau dari segi konteks adalah kurang efektif, segi input adalah kurang efektif, segi proses adalah efektif, dan segi produk adalah kurang efektif. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung ternyata kurang efektif dalam melaksanakan kurikulum Hal ini didapatkan dari hasil pengolahan data penelitian variabel konteks, variabel input, variabel proses, dan variabel produk. Efektivitas implementasi kurikulum pinggiran Kabupaten Badung ditinjau dari komponen konteks, terdiri atas aspek visi dan misi sekolah, lingkungan sekolah, serta program sekolah. Dari analisis T- score didapatkan presentase T-score (+) dan T-score ( ) menunjukkan hasil negatif ( ). Pada variabel konteks persentase F+ = 45,45% dan persentase F = 54,55%. Selisih antara F+ dan F sebesar 9,1%. Hal ini dapat dikatakan bahwa efektifitas Kabupaten Badung adalah kurang efektif ditinjau dari segi konteks dengan frekuensi T-score +15 dan T-score 18. Kurang efektifnya hasil analisis pada variabel konteks disebabkan antara lain visi dan misi sekolah yang belum sepenuhnya mendukung pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013, lingkungan sekolah juga menjadi salah satu faktor kurang efektifnya variabel konteks. Tidak semua sekolah memiliki lingkungan sekolah yang sama dengan sekolah lainnya sehingga bagi beberapa sekolah, lingkungan sekolahnya kurang mendukung kegiatan pembelajaran. Faktor lain yang menyebabkan kurang efektifnya variabel konteks adalah program sekolah. Program sekolah perlu mendapat dukungan bukan hanya dari warga sekolah saja tetapi juga dari warga sekitar sekolah atau masyarakat. Program sekolah belum banyak mendapat dukungan dari masyarakat sekitar. Keadaan seperti ini kurang mendukung efektivitas variabel konteks. Efektivitas implementasi kurikulum pinggiran Kabupaten Badung ditinjau dari komponen input, terdiri atas aspek manajemen sekolah, sarana dan prasarana sekolah, serta kompetensi guru. Dari analisis T-score didapatkan presentase T-score (+) dan T-score ( ) menunjukkan hasil negatif ( ). Pada variabel input persentase F+ = 39,39% dan persentase F = 60,61%. Selisih antara F+ dan F sebesar 21,22%. Hal ini dapat dikatakan bahwa efektifitas Kabupaten Badung adalah kurang efektif ditinjau dari segi input dengan frekuensi T- score +13 dan T-score 20. Kurang efektifnya hasil analisis pada variabel input disebabkan antara lain faktor manajemen sekolah, pelaksanaan kurikulum 2013 masih dibebankan atau hanya menjadi tanggung jawab guru kelas saja, padahal seluruh warga sekolah juga harus mendukung dan membantu terlaksananya kurikulum Selanjtnya faktor sarana prasarana, sarana dan prasarana yang mendukung efektivitas kurikulum 2013 belum semua dimiliki oleh sekolah-sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung seperti LCD Proyektor. Sarana dan prasarana lain seperti aplikasi penilaian lengkap berdasarkan kurikulum 2013, buku guru berdasarkan tema dan buku siswa berdasarkan tema belum terdistribusi dengan baik untuk sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung. Faktor kompetensi guru, pengetahuan guru tentang pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 masih belum memadai karena kurangnya kegiatan seminar atau diklat tentang pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 yang diadakan sehingga banyak guru

9 yang masih bingung mengenai bagaimana sebenarnya kurikulum 2013 itu. Efektivitas implementasi kurikulum pinggiran Kabupaten Badung ditinjau dari komponen proses, terdiri atas aspek perencanaan program, pelaksanaan program, dan penilaian (asesmen) program. Dari analisis T-score didapatkan presentase T-score (+) dan T-score ( ) menunjukkan hasil negatif ( ). Pada variabel proses persentase F+ = 51,52% dan persentase F = 48,48%. Selisih antara F+ dan F sebesar 3,04%. Frekuensi T-score + adalah 17 dan T- score adalah 16. Hal ini dapat dikatakan bahwa efektivitas implementasi kurikulum pinggiran Kabupaten Badung dari segi proses adalah efektif. Efektifnya hasil analisis pada variabel proses disebabkan antara lain faktor perencanaan program, selama enam bulan (satu semester) pelaksanaan kurikulum 2013, guru-guru Kabupaten Badung memiliki antusias yang cukup baik dalam pelaksanaan kurikulum 2013 sehingga dalam merencanakan suatu pembelajaran sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Begitu pula dari faktor pelaksanaan program, guru-guru sudah melaksanakan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 dengan cukup baik walaupun belum mendapatkan informasi yang memadai melalui diklat atau seminar. Hal tersebut bukanlah merupakan suatu halangan karena mereka memiliki siswasiswa yang berhak menerima pelajaran dengan baik sehingga mereka pun dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Guru sudah mampu membangkitkan minat dan memotivasi siswa dalam belajar, menggunakan strategi yang sesuai dengan pembelajaran, dan menggunakan sarana dan media yang cukup dalam pembelajaran. Selanjutnya faktor penilaian (asesmen) program, proses penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan kurikulum 2013 sudah dilaksanakan dengan cukup baik oleh guru-guru kelas. Efektivitas implementasi kurikulum pinggiran Kabupaten Badung ditinjau dari komponen produk, terdiri atas aspek prestasi akademik (aspek pengetahuan) siswa dan prestasi non akademik (aspek sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan) siswa. Dari analisis T-score didapatkan presentase T-score (+) dan T- score ( ) menunjukkan hasil negatif ( ). Pada variabel produk persentase F+ = 45,45% dan persentase F = 54,55%. Selisih antara F+ dan F sebesar 9,1%. Hal ini dapat dikatakan bahwa efektifitas Kabupaten Badung adalah kurang efektif ditinjau dari segi produk dengan frekuensi T-score +15 dan T-score 18.Kurang efektifnya hasil analisis pada variabel produk dapat dilihat dari faktor prestasi akademik (aspek pengetahuan) siswa dan prestasi non akademik (aspek sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan) siswa. Penerapan kurikulum 2013 pada yang hanya berlangsung selama enam bulan (satu semester), menyebabkan belum banyak terlihat perubahan pada perilaku dan sikap siswa seperti yang dituntut oleh kurikulum Perkembangan pengetahuan atau kognitif siswa selama belajar dengan menerapkan kurikulum 2013, juga belum dapat dipastikan sejauh mana peningkatannya oleh guru bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya informasi yang diperoleh guru-guru mengenai pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013, yang menyebabkan tidak efektifnya guru dalam mengamati perkembangan sikap, perilaku, dan kognitif siswa dalam proses pembelajaran. Penerapan kurikulum 2013 yang begitu singkat juga menjadi salah satu faktor belum terlihatnya perubahan sikap, perilaku, dan kognitif siswa setelah mengikuti pembelajaran berdasarkan kurikulum Mengacu pada hasil pengkajian variabel demi variabel dalam penelitian yang sudah dilaksanakan dapat ditemukan bahwa Kabupaten Badung menunjukkan hasil yang kurang efektif. Hal ini dapat ditentukan dari hasil penelitian variabel

10 konteks hasilnya negatif ( ), variabel input hasilnya negatif ( ), variabel proses hasilnya positif (+), dan variabel produk hasilnya negatif ( ). Jadi hasilnya ( + ) menyatakan bahwa implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung kurang efektif. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Pada komponen konteks, secara umum Kabupaten Badung tergolong kurang efektif ( ). Ini berarti visi dan misi sekolah, lingkungan sekolah, dan program sekolah kurang mendukung implementasi kurikulum ) Pada komponen input, secara umum implementasi kurikulum pinggiran Kabupaten Badung tergolong kurang efektif ( ). Hal ini berarti manajemen sekolah, sarana dan prasarana sekolah, dan kompetensi guru kurang mendukung implementasi kurikulum ) Pada komponen proses, secara umum implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung tergolong efektif (+). Ini berarti perencanaan program, pelaksanaan program, dan penilaian (asesmen) program telah mendukung implementasi kurikulum ) Pada komponen produk, prestasi akademik (aspek pengetahuan) siswa dan prestasi non akademik (aspek sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan) siswa pada Kabupaten Badung tergolong kurang efektif ( ). Dengan demikian implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar negeri di wilayah pinggiran Kabupaten Badung termasuk kurang efektif ( + ). Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Pemerintah melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Badung agar memfasilitasi sekolah-sekolah untuk pelaksanaan kurikulum 2013 agar dapat secara maksimal mengimplementasikan kurikulum 2013 terutama pada wilayah pinggiran Kabupaten Badung. 2) Bagi Kepala Sekolah, dalam rangka meningkatkan implementasi kurikulum 2013 disarankan agar meningkatkan kompetensi guru tentang kurikulum 2013 melalui workshop, seminar, penataran, dan kegiatan lainnya yang mendukung implementasi kurikulum Selain itu disarankan pula agar Kepala Sekolah senantiasa harus bekerjasama dengan komite sekolah, atau dengan pihak lain untuk penyediaan dan penambahan fasilitas/sarana prasarana sekolah sebagai penunjang pendidikan, khususnya yang menunjang dan mendukung implementasi kurikulum ) Bagi peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan serupa tentang efektivitas implementasi kurikulum pinggiran Kabupaten Badung disarankan melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan variabel dan populasi yang lebih banyak, sehingga mendapatkan hasil lebih baik dan lebih komprehensif. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi dan Cepi Sarifuddin Abdul Jabar Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Darmadi, Hamid Motode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Daryanto, Haji Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Iskandar Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press. Kunandar Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani Sukses Mengimplementasikan Kurikulum Jakarta: Kata Pena.

11 Majid, Abdul Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suarjana, I Nyoman Studi Evaluasi Pelaksanaan Program Muatan Lokal Bahasa Bali pada SMP Negeri di Kabupaten Gianyar. Singaraja: Undiksha Program Pasca Sarjana. e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN BADUNG

STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN BADUNG STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN BADUNG Ni Md Sriadnyani 1, I.B. Surya Manuaba 2, Md Putra 1, 2, 3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI STANDAR PROSES PADA SEKOLAH TUNAS DAUD DENPASAR

STUDI EVALUASI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI STANDAR PROSES PADA SEKOLAH TUNAS DAUD DENPASAR STUDI EVALUASI TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI STANDAR PROSES PADA SEKOLAH TUNAS DAUD DENPASAR D Prasetya 1, Nym Dantes 2, Ni Kt Suarni 3 1,2 Program Studi Managemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PEDESAAN KABUPATEN BADUNG

STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PEDESAAN KABUPATEN BADUNG STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PEDESAAN KABUPATEN BADUNG Km Manik Riptiani 1, I.B. Surya Manuaba 2, Made Putra 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi SMP Negeri 15 Yogyakarta ada sejak sebelum kemerdekaan atau lebih tepatnya masa Hindia Belanda,

Lebih terperinci

I Wayan Gede Agastya Putra, I Made Yudana, Ni Ketut Suarni

I Wayan Gede Agastya Putra, I Made Yudana, Ni Ketut Suarni EFEKTIFITAS PELAKSANAAN STANDAR PROSES (PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI NO. 65 TAHUN 2013) DALAM PEMBELAJARAN PKN PADA SISWA TINGKAT PERTAMA SMP NEGERI SE-KABUPATEN BADUNG I Wayan Gede Agastya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 Agustus 2016 di Jakarta, dengan lokasi kantor ABTI asosiasi

Lebih terperinci

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 Oleh : Dhiah Ristyandari, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Evaluasi Penelitian ini menggunakan desain penelitian evaluatif dengan pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan pertimbangan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

Journal of Physical Education and Sports

Journal of Physical Education and Sports JPES 4 (2) (2015) Journal of Physical Education and Sports http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU Analisis Persepsi Siswa (Eko Wahyu Nugroho ) 1 ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU STUDENTS PERCEPTIONS ANALYSIS TO ENHANCE LEARNING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI jurusan IPS

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH.

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH. PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH Oleh: INTAN SUCI UTAMA 53913 ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah

1. Pendahuluan Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON (TKB) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 SINGARAJA oleh I Ketut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Kata variabael berasal dari bahasa Inggris menurut anas (1987), variable yang berarti ubahan, faktor tak tetap atau gejala yang dapat diubah-ubah. 1 Secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI Fitria Halim Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research about leadership of headmaster and teacher

Lebih terperinci

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH Analisa Pelaksanaan Kurikulum ( Iska Arif Yulianto) 1 ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH ANALYSIS OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL CURRICULUM ORIENTED

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha

Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha I Nyoman Pasek Nugraha 1*, Kadek Rihendra Dantes 2, Dewi Arum Widhiyanti 3 Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. empirik (ex- post facto) dengan pendekatan ex-post facto peneliti berhubungan

BAB III METODE PENELITIAN. empirik (ex- post facto) dengan pendekatan ex-post facto peneliti berhubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dilihat dari pendekatannya, penelitian ini menggunakan pendekatan empirik (ex- post facto) dengan pendekatan ex-post facto peneliti berhubungan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGAWASAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA

HUBUNGAN PENGAWASAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA HUBUNGAN PENGAWASAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA Asri Inayati Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research aimed to see

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

Lebih terperinci

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017 1 TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017 LEVEL OF UNDERSTANDING OF SWIMMING ACTIVITY ON ELEVENTH GRADE STUDENTS IN SMAN 1 JOGONALAN KLATEN

Lebih terperinci

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic TINGKAT KESULITAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULONPROGO TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKUATIK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DIFFICULTY LEVEL OF PHYSICAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian menurut Arikunto (2010: 203) adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitiannya. Pemilihan metode ini didasarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Nur Widia Wardani Nurul Ulfatin E-mail: nurwidia_wardani@yahoo.co.id, Universitas Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci

Oleh. Ni Wayan Sukreni ABSTRAK

Oleh. Ni Wayan Sukreni ABSTRAK STUDI EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIT- INTEGRATIF PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BANGLI Oleh Ni Wayan Sukreni ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA KURIKULUM 2013 KELOMPOK MATA PELAJARAN PRODUKTIF KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK

EVALUASI PROGRAM PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA KURIKULUM 2013 KELOMPOK MATA PELAJARAN PRODUKTIF KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 39, NO. 2, SEPTEMBER 2016: 109-118 EVALUASI PROGRAM PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA KURIKULUM 2013 KELOMPOK MATA PELAJARAN PRODUKTIF KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK Novi Rahmawati

Lebih terperinci

STUDI EVALUATIF EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SMA NEGERI 2 KUTA

STUDI EVALUATIF EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SMA NEGERI 2 KUTA STUDI EVALUATIF EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SMA NEGERI 2 KUTA Kt. Suendi 1, Nym. Natajaya 2, Gd. Anggan S. 3 1,,2,3 Program Studi Managemen Pendidikan, Program Pascasarjana

Lebih terperinci

Ni Wayan Ary Rusitayanti, Nyoman Dantes, I Nyoman Natajaya

Ni Wayan Ary Rusitayanti, Nyoman Dantes, I Nyoman Natajaya STUDI EVALUASI EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) MAHASISWA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (FPIPS) IKIP PGRI BALI TAHUN 2013 Ni Wayan Ary Rusitayanti, Nyoman Dantes,

Lebih terperinci

KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU. Lala Jelita Ananda Surel :

KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU. Lala Jelita Ananda Surel : KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU Lala Jelita Ananda Surel : ljananda@unimed.ac.id ABSTRACT This research was executed at SMK Sandhy Putra 2 Medan. The purpose of this research is to know how

Lebih terperinci

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 RESPONS TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR PILOTING DI KABUPATEN KONAWE DAN KONAWE SELATAN

Lebih terperinci

DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 DI SD LABORATORIUM UNDIKSHA

DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 DI SD LABORATORIUM UNDIKSHA e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 DI SD LABORATORIUM UNDIKSHA Ni

Lebih terperinci

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS 1 ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS by Yuda Ardi Saputra *, Erni Mustakim **, Syaifuddin Latif *** Bandar Lampung City Email: Yudaardisaputra@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam proses penelitian, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam mencapai tujuan pemecahan masalah. Sedangkan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Lulut Kusumaningtyas) 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN FACTORS INFLUENCING STUDENT S MUSIC LEARNING CONDITION

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 215/216 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG Oleh: achmad setyo cahyo, universitas negeri yogyakarta

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEEFEKTIFAN KINERJA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SLEMAN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEEFEKTIFAN KINERJA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SLEMAN PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEEFEKTIFAN KINERJA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SLEMAN ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh 1 STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL Oleh INDAH PERMATA SARI NAZARUDDIN WAHAB ROCHMIYATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang  koresponden: Abstrak Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 24 Oktober 2015 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SAINS II MELALUI

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR PADA EMPAT KOPERASI PENERIMA PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2014

EVALUASI PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR PADA EMPAT KOPERASI PENERIMA PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2014 EVALUASI PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR PADA EMPAT KOPERASI PENERIMA PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2014 I Ketut Adi Widiana Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN)

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN) PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN) ARTIKEL Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

Lebih terperinci

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Tingkat Kesulitan Belajar... (Surya Aditama) 1 TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 THE LEVEL

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

DESKRIPSI PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DESKRIPSI PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Isna Riyanurani Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 68 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR Tiara Rosalina E-mail: tiararosalina99@yahoo.co.id Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya 5 Malang 65145 Abstract: The purpose

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. 1 Jenis penelitian

Lebih terperinci

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET RESPONSE OF GRADE VII STUDENTS ON THE USE OF LEARNING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG Risa Rosalina Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstrak The goal

Lebih terperinci

PELAKSANAAN FUNGSI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) KECAMATAN SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR

PELAKSANAAN FUNGSI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) KECAMATAN SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR PELAKSANAAN FUNGSI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) KECAMATAN SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR Aan Purnanda Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstrak This research

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sangat diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, dimana metode ini merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluative dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluative dengan pendekatan 66 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluative dengan pendekatan Model CIPP (context, input, process, product). Jenis penelitian ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif deskriptif yang bersifat korelasional, yakni penelitian yang meneliti tentang ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan analisis data dan penyajian secara kuantitatif/statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan analisis data dan penyajian secara kuantitatif/statistik. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif non hipotesis. Artinya bahwa penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: WAHYU SURYO WIDIYANTORO NPM. 12500034 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG KONTRIBUSI CARA BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGGUNAAN ALAT UKUR ELEKTRONIKA KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 1 KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN 50

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 37 EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN Suharto SMK SWADAYA TEMANGGUNG Email: Suharto111@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN Tingkat Pengetahuan Peserta...(Novianta Wahyu Prasetiawan)1 TINGKAT PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TERHADAP MATERI PERMAINAN BOLA BESAR DALAM EMBELAJARAN PENJASORKES KELAS XI DI SMA N 1 PRAMBANAN KLATEN LEVEL

Lebih terperinci

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions Persepsi (Wahyu Eko Martanto) 1 PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN DI SMK N 2 KLATEN STUDENT PERCEPTION OF LEARNING IMPLEMENTATION OF CONSTRUCTION ENGINEERING

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT Sari Andamdewi Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP

Lebih terperinci

ANALISIS DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 SD NEGERI 3 BANJAR JAWA

ANALISIS DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 SD NEGERI 3 BANJAR JAWA ejournal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha ANALISIS DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 SD NEGERI 3 BANJAR JAWA Putu Arik Indah Pertiwi¹, Ign.I Wayan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun ke lapangan. Penelitian ini mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desian Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan Penelitian Quasi Eksperimen adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI, IKLIM ORGANISASI, DAN KEDISIPLINAN KERJA GURU SEKOLAH SE-KOTA MOJOKERTO

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI, IKLIM ORGANISASI, DAN KEDISIPLINAN KERJA GURU SEKOLAH SE-KOTA MOJOKERTO HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI, IKLIM ORGANISASI, DAN KEDISIPLINAN KERJA GURU SEKOLAH SE-KOTA MOJOKERTO THE CORRELATION BETWEEN PRINCIPAL LEADERSHIP, MOTIVATION, ORGANIZATIONAL CLIMATE,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs UNIT SEKOLAH BARU (USB) SAGULUNG BATAM

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs UNIT SEKOLAH BARU (USB) SAGULUNG BATAM SIMBIOSA, 5 (2): 84-90 HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs UNIT SEKOLAH BARU (USB) SAGULUNG BATAM THE CORRELATION BETWEEN SELF-CONCEPT AND STUDENTS OUTCOMES ON LEARNING

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU

PERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU PERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU Suwondo, Mariani Natalina L. dan Vivi Triska Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA

Lebih terperinci

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kela VII SMP Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Materi Asam, Basa dan Garam The Effect of Group Investigation

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 1 KONTRIBUSI MINAT BELAJAR DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA DIKLAT SENI GRAFIS JURUSAN MULTIMEDIA DI SMK NEGERI 1 KECAMATAN LUAK ISRANIKA BUKHARLA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN THE PARTICIPATION OF SCHOOL BOARD IN CONDUCTING EXTRA CURRICULAR ACTIVITIES IN MOST OF STATE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif yang memusatkan perhatiannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti menerapkan desain

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PADANG TIMUR

KONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PADANG TIMUR KONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PADANG TIMUR Silfianti Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This study aims

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif komparatif. Alasan menggunakan pendekatan komparatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada tanggal 03-29 Maret 2014 pada semester genap tahun ajaran 2013-2014. Penelitian ini dilaksanakan di SMP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan statistik inferensial, yaitu tehnik statistik yang digunakan untuk menganalisis

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG PENGAWASAN PELAKSANAAN TUGAS GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KECAMATAN LUBUK BASUNG

PERSEPSI GURU TENTANG PENGAWASAN PELAKSANAAN TUGAS GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KECAMATAN LUBUK BASUNG PERSEPSI GURU TENTANG PENGAWASAN PELAKSANAAN TUGAS GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KECAMATAN LUBUK BASUNG Eka Putri Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Amalia Risqi Puspitaningtyas Universitas Abdurachman Saleh Situbondo amalia_risqi88@yahoo.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK.... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. ii iii DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. x xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif korelasional yaitu penelitian yang meneliti tentang hubungan antara

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI Implementasi Kompetensi Pedagogik... (Puji Lestari) 1 IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI Disusun oleh: Puji Lestari 11416241048 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

ANALISIS DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 SD NO 4 KALIUNTU

ANALISIS DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 SD NO 4 KALIUNTU ANALISIS DISKREPANSI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 TAHUN 2013 SD NO 4 KALIUNTU Ni Kadek Novita Dewi¹, Ign.I Wayan Suwatra², I Wayan Widiana³ 1,2,3 Jurusan PGSD, FIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Suatu penelitian akan dapat disebut ilmiah apabila hasil penelitian tersebut tersusun secara sistematis,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN 1 Faktor-faktor Pendukung (Bayu Sukarno Putro) FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN Oleh: Bayu Sukarno Putro, Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Lebih terperinci

E-tech,Vol.III, No.1 Page 0

E-tech,Vol.III, No.1 Page 0 E-tech,Vol.III, No.1 Page 0 PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI TENAGA PROFESIONAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN Feni Fitri *Jurusan KTP FIP UNP Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR ABSTRAK GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA Oleh : Resti Kurnia Yulianti Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu: penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN Studi Kelayakan Sarana (Amirudin) 165 STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN FEASIBILITY STUDY OF FACILITIES AND INFRASTRUCTURE OF MACHINING WORKSHOP AT SMK

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN Studi Kelayakan Sarana (Amirudin) 1 STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN FEASIBILITY STUDY OF FACILITIES AND INFRASTRUCTURE OF MACHINING WORKSHOP AT SMK

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN Tingkat Pengetahuan Guru Penjas (Dewi Meilani) 1 TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN LEVEL OF KNOWLEDGE OF PHYSICAL EDUCATION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG OLEH NURI HAYATUL JANNAH NPM: 1310013411080 PROGRAM

Lebih terperinci