BAB 3 METODE PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan Bangunan ini berlokasi di Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Timur, Jakarta. Dibangun oleh pengembang ternama di Indonesia yaitu PT. Agung Podomoro, pada awalnya gedung ini berfungsi sebagai marketing office Gading City. Disekitar lokasi banyak perumahan-perumahan komplek Kelapa Gading dan tidak jauh dari Mall Kelapa Gading 1 hanya sekitar 2 km saja dari lokasi bangunan. Disepanjang jalan tersebut juga terdapat sekolah Santo Yakobus dan Puskesmas Bina Kasih. Sedangkan untuk seberang lokasi terdapat kawasan industri dan dari lokasi yang telah diteliti bahwa lokasi ini strategis untuk EF English First karena lokasi ramai penduduk dan dekat dengan sekolah. Kelapa Gading Permai merupakan kawasan perumahan yang terus berkembang dengan pesat dari tahun 90-an, saat ini telah banyak komplek perumahan di Kelapa Gading diantaranya Gading Eight Residences, Gading Grande Residences, Kelapa Gading Griya dan lain-lainnya.

2 Gambar Site Plan (Sumber: Google Maps) Gambar Site Plan (Sumber: Google Maps) Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan Nama denah Developer Alamat : Marketing Office Gading City : PT. Agung Podomoro :Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Timur, Jakarta Luas Bangunan : Lantai 1 ± 932 m² Lantai 2 ± 719 m² Lantai 3 ± 160 m² Arah bangunan : Menghadap ke arah utara. Bangunan yang digunakan sebagai kantor marketing ini memiliki 3 lantai yang secara keseluruhan memiliki luas ±1811 m². Pencahayaan pada bangunan ini cukup banyak karena bangunan ini menggunakan banyak material kaca pada sebagian kulit bangunan. Bentuk bangunan yang tidak terlalu kaku dan modern terlihat pada bangunan independent ini.

3 Gambar Tampak Depan Gedung Marketing Office Gading City Gambar Tampak Samping Gedung Marketing Office Gading City

4 Gambar Lantai 1 Gedung Marketing Office Gading City Gambar Lantai 1 dan 2 Gedung Marketing Office Gading City Berikut lingkungan yang berada disekitar bangunan: 1. Lapangan parkir Lapangan parkir yang dimiliki oleh bangunan ini tidak berada di basement gedung atau gedung parkir sendiri, tetapi lapangan parkir yang dimiliki berada disekitar bangunan

5 tersebut. Tidak terlalu banyak lapangan parkir yang tersedia tetapi cukup untuk pengunjung yang datang. 2. Penghijauan Selain gedung-gedung tinggi yang mengelilingi bangunan ini, penghijauan juga ada pada bangunan tersebut. Dengan adanya pepohonan rindang dan tanaman hijau yang menghiasi sekeliling bangunan ini, didukung dengan taman kering yang berada di lantai dasar dalam bangunan. 3.2 Studi Aktifitas Manusia Data Pengguna Pengguna EF English First tidak hanya murid-murid yang belajar di pusat kursus bahasa Inggris ini tetapi juga pengguna lainnya yang berhubungan dengan EF English First. Diantaranya sebagai berikut: 1.Tamu 2.Murid TK 3-6 tahun SD 6-12 tahun SMP tahun SMA tahun Mahasiswa tahun Business >22 tahun 3.Staff 4.Guru 5.Principal Sedangkan untuk struktur organisasi EF English First sebagai berikut:

6 Principal / Head Service Deputy Accounting Cashier Manager Operation Head Teacher Tutor Head Receptionist Library Supervisor Mini Theater Supervisor Teacher Receptionist Bagan 3.2 Struktur Organisasi EF English First Tugas dan Tanggung Jawab Berikut tugas dan tanggung jawab per divisi: 1. Principal / Head Bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang berkaitan dengan EF English First serta mengawasi kegiatan yang ada secara berkala. 2. Service Deputy Bertanggung jawab penuh atas Tutor dan Teacher. Serta mengawasi kegiatan mereka. 3. Head Teacher Bertugas sebagai pengajar bahasa inggris di ELC dan mengawasi kegiatan guru-guru lainnya. 4. Teacher Bertugas sebagai pengajar bahasa inggris di ELC. 5. Tutor Berkerja di Marketing room yang bertugas sebagai konsultan siswa serta mempromosikan EF English First.

7 6. Accounting Bertanggung jawab atas semua yang berkaitan dengan masalah keuangan. Baik pengeluaran dan pemasukan di ELC. Bertugas mengatur keuangan lembaga serta menyusun laporan keuangan, perpajakan, anggaran pengeluaran dan penghasilan bulanan atau tahunan, membayar gaji karyawan, membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbankan dan kemampuan keuangan lembaga. 7. Cashier Menerima dan mencatat fisik kas yang diterima dan melaporkannya secara harian dalam buku standar yang sudah dibuat. 8. Manager Operation Bertanggung jawab untuk menghasilkan pengadaan barang-barang dan jasajasa dalam organisasi dan membuat keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi yang digunakan. 9. Head Receptionist Mengontrol kegiatan receptionist. 10. Receptionist Bertugas : 1. Melayani tamu yang baru datang. 2. Menjawab telepon yang masuk. 3. Menyampaikan pesan yang diingin disampaikan. 4. Menjawab setiap pertanyaan yang diajukan tamu. 5. Memberikan informasi setiap pertanyaan yang disampaikan di telepon. 6. Menyapa setiap tamu yang hadir. 11. Library Supervisor

8 Tutor Bertugas maenjaga perpustakaan dan memberikan informasi kepada pengunjung apabila kesulitan mencari buku. Bertanggung jawab atas buku-buku yang ada dan atas keluar masuknya buku-buku di dalam perpustakaan. 12. Mini Theater Supervisor Bertugas menjaga theater dan mengatur waktu peminjaman theater. Bertanggung jawab atas ruangan theater serta dvd yang dipinjam Pola Aktifitas Pemakai 1. Tamu Datang Receptionist Waiting Area Pulang 2. Siswa ( Anak-anak dan Remaja) Bagan Pola Aktifitas Pemakai (Tamu) Datang Receptionist Tutor Computer Laboratorium Class Room Mini Theater Library Pulang Bagan Pola Aktifitas Pemakai (Student Anak-anak dan Remaja) 3. Siswa ( Dewasa ) Computer Laboratorium Datang Receptionist Social Club Mini Theater

9 Complimentary Class Library Encounter Class Pulang Pola Aktifitas Pengelola 1. Principal Bagan Pola Aktifitas Pemakai (Student Dewasa) Datang Receptionist Ruang Direktur Office Teachers Room Pulang Bagan Pola Aktifitas Pengelola (Direktur/Owner) 2. Staff back office Datang Receptionist Loker Office Bagan Pola Aktifitas Pengelola (Staff Back Office) Pulang 3. Teachers Datang Receptionist Loker Teacher s Room Pulang Class Room

10 Bagan Pola Aktifitas Pengelola (Teachers) 4. Receptionist Datang Loker Receptionist Back Office Bagan Pola Aktifitas Pengelola (Receptionist) Pulang 5. Library Supervisor Datang Receptionist Loker Library Bagan Pola Aktifitas Pengelola (Library Supervisor) Pulang 6. Mini Theater Supervisor Datang Receptionist Loker Mini Theater Bagan Pola Aktifitas Pengelola (Mini Theater Supervisor) Pulang 7. Tutor Datang Receptionist Loker Marketing Office Pulang

11 3.2.5 Pola Aktifitas Barang Bagan Pola Aktifitas Pengelola (Tutor) Parkir Barang Entrance Library Pulang Mini Theater Bagan Pola Aktifitas Barang 3.3 Studi Fasilitas Ruang Program Aktifitas dan Fasilitas Fasilitas menunjang aktifitas-aktifitas yang dilakukan pengunjung di dalam pusat kursus bahasa Inggris ini. Aktifitas dan fasilitas yang dimiliki oleh EF English First sebagai berikut : 1. Area Publik a. Reception b. Waiting Area c. Cafe Tabel Aktifitas dan Fasilitas Area Public

12 2. Area Semi Publik a. Social Club Area b. Mini Bar c. Mini Theater d. Library

13 Tabel Aktifitas dan Fasilitas Area Semi Public 3. Area Semi Privat a. Computer Laboratorium b. Encounter Class c. Classroom d. Complementary Class

14 Tabel Aktifitas dan Fasilitas Area Semi Private 4. Area Privat a. Director Room b. Back Office c. Teachers Room d. Marketing Office ( Tutor )

15 Tabel Aktifitas dan Fasilitas Area Private 5. Area Service a. Loker b. Gudang c. Musholla d. Toilet

16 e. Pantry f. Janitor g. Tangga Tabel Aktifitas dan Fasilitas Area Service Matriks Hubungan Antar Ruang Setiap ruangan di EF English First mempunyai aktifitasnya dan zonanya masing-masing, dan itu mempengaruhi kedalam hubungan antar ruang. Hal itu bertujuan agar penempatan ruang nantinya tidak akan merugikan kegiatan yang ada di dalam ruangan tersebut.

17 Tabel Matriks Hubungan Antar Ruang Diagram Sirkulasi Antar Ruang Diagram sirkulasi antar ruang bertujuan agar pada saat melakukan peletakan ruang, tidak akan terjadi tabrakan sirkulasi antara pengunjung, pengelola dan keluar masuk barang.

18 Gambar Diagram Sirkulasi Antar Ruang Zoning 1. Area Publik : 70,975 m² Dengan sirkulasi 20% : 85,17 m² 2. Area Semi Publik : 292 m² Dengan sirkulasi 20% : 350,4 m² 3. Area Semi Privat : 431,68 m² Dengan sirkulasi 20% : 518,016 m² 4. Area Privat : 126,78 m² Dengan sirkulasi 20% : 152,136 m² 5. Area Service : 203,228 m² Dengan sirkulasi 20% : 243,873 m²

19 3.3.5 Grouping 1. Area Publik a. Reception b. Waiting Area c. Cafe 2. Area Semi Publik a. Social Club Area b. Mini Bar c. Mini Theater d. Library 3. Area Semi Privat a. Computer Laboratorium b. Encounter Class c. Classroom d. Complementary Class 4. Area Privat a. Director Room b. Back Office c. Teachers Room d. Marketing Office ( Tutor ) 5. Area Service a. Loker b. Gudang c. Musholla

20 d. Toilet e. Pantry f. Janitor g. Tangga REKAPITULASI Tabel Rekapitulasi

21 Tabel Persentase Kebutuhan Ruang

22 Tabel Kebutuhan Ruang 3.4 Studi Permasalahan Khusus Interior Permasalahan yang umum dijumpai pada perencanaan interior meliputi beragam aspek, dalam hal ini elemen interior merupakan material yang perlu diolah sesuai dengan kebutuhan

23 EF English First. Dalam perancangan sebuah interior pasti akan menemukan masalahmasalah yang berkaitan dengan interior. Baik masalah yang sering ditemui ataupun masalah khusus. Banyak faktor yang dapat menghambat proses perancangan interior. Sebelum menemukan masalah-masalah tersebut alangkah baiknya meninjau karakteristik dan sistem sebagai berikut: Tinjauan Karakteristik Garis dan Bentuk Garis dapat dibedakan berdasarkan dalam beberapa pembagian yaitu: 1. Berdasarkan raut/bentuk: a. Garis lurus b. Garis lengkung c. Garis patah 2. Berdasarkan karakter: a. Garis tegas/garis keras b. Garis lembut/garis ringan Bentuk-bentuk pada EF English First umumnya tidak selalu kaku. Banyak dijumpai bentuk furnitur dengan bentuk lengkung, contohnya pada area reception. Sedangkan untuk di area kelas, sudut-sudut pada meja tidak memiliki sudut tajam untuk menghindari hal-hal yang buruk pada siswa khususnya siswa yang masih anak-anak. (Faktor keamanan) Tinjauan Sistem Furniture Sistem furniture yang dipakai pada EF English First ini terdiri dari beberapa sistem, yaitu: 1. Sistem Built in Furniture

24 Sistem built in adalah furniture dibuat dengan cara mengukur lapangan terlebih dahulu dan dibuat berdasarkan ukuran areanya serta pemasangan furniture langsung pada tempatnya. Furniture yang telah dipasang tidak dapat di geser atau dipindahkan. Sistem built in ini biasanya diterapkan pada dapur. Pada perancangan EF English First, sistem built in furniture terletak pada dapur cafe, rak buku, white board dan kursi mini theater. Gambar Sistem Built in Furniture ( Sumber : Google ) 2. Sistem Loose Furniture Sistem loose furniture adalah furniture yang dapat di geser atau di pindahkan. Loose furniture dapat dibeli pada toko furniture atau dapat dibuat sesuai dengan pesanan atau kebutuhan design yang diinginkan. Pada perancangan EF English First, sistem loose furniture banyak terdapat di hampir seluruh area. Contohnya saja, kursi dan meja di kelas.

25 Gambar Sistem Loose Furniture ( Sumber : Google ) 3. Sistem Knockdown Furniture Knockdown furniture adalah sebuah kontruksi pada produk furnitur yang dalam pembuatannya menggunakan sistem lepasan atau bongkar pasang. Atau furnitur knockdown dapat diartikan sebagai furniture yang bisa dibongkar pasang (dibongkar lalu dirakit kembali). Jadi kekuatan pada furnitur knockdown sebagian besar berasal dari baut atau sekrup yang digunakan untuk merekatkan komponenkomponen antar bagian, sebab dalam konstruksi ini tidak menggunakan lem sama sekali pada sambungan antar komponennya. Pada perancangan EF English First, sistem knockdown furniture diterapkan pada meja receptionist dan meja ruang staff. Gambar Sistem Knockdown Furniture ( Sumber : Google )

26 Untuk perancangan interior pada EF English First, sistem furniture yang dipakai hampir seluruhnya memakai sistem loose furniture terutama untuk area social club dan ruang-ruang kelas karena lebih mudah untuk dipindahkan. Contohnya seperti kursi dan meja Tinjauan Material Lantai, Dinding dan Ceiling Didalam perancangan interior, ada 3 elemen dasar yang membentuk ruang interior yang sangat penting yaitu lantai, dinding dan ceiling. Elemen-elemen tersebut yang membentuk sebuah konsep interior Lantai Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum adalah menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai digunakan untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, lemari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain. Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar, misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti lemari dengan cara menyeretnya. Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari barang-barang dan aktivitas di atasnya. Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya. 1. Syarat material lantai

27 Karena fungsi setiap ruang dalam bangunan beragam, maka beragam pula desain lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah dibersihkan dan menyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat adalah karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah marmer, keramik, granit. Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti kamar mandi dan teras. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena air, sehingga licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula dengan teras ketika terkena tempias hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar untuk mengindari resiko pengguna terpeleset. Untuk cafe memakai bahan lantai yang mudah dibersihkan serta tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat sambungan yang dapat mengganggu keindahan lantai. 2. Ukuran material lantai Ukuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso, akan berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (kamar mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada ruangan. Sementara untuk ruangan berukuran luas (lobby, ruang tunggu), bahan berukuran besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas ruang. 3. Jenis material lantai Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai pertimbangan aplikasi pada ruang. a. Plester (concrete) Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus

28 dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap. Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya pandangan estetika. Gambar Lantai Plester ( Sumber : Google ) b. Keramik Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian ruang. Selain kuat, lantai dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.

29 Gambar Lantai Keramik ( Sumber : Google ) c. Granit Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah. Gambar Lantai Granit ( Sumber : Google ) d. Kayu Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.

30 Gambar Lantai Kayu ( Sumber : Google ) e. Batu Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki kesan dingin. Gambar Lantai Batu ( Sumber : Google ) f. Karpet

31 Lantai karpet dapat dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah karpet satuan yang biasa dipakai sebagai aksen pemanis ruangan. Motif dan warnanya sangat beragam dengan bahan baku yang beragam pula. Ukurannya pun barmacam-macam dengan bentuk kotak, persegi ataupun lingkaran. Jenis kedua adalah karpet yang secara permanen ditempel pada lantai seluruh ruangan. Lantai jenis ini hanya cocok dipakai di daerah subtropis atau ruangan yang memakai pendingin ruangan (AC). Kita sering menemui jenis lantai ini di kantor atau kamar hotel. Kelebihannya adalah munculnya kesan hangat, tidak berisik dan proses pemasangannya yang mudah. Karpet juga cocok digunakan untuk tempat bermain anak karena permukaannya yang tidak keras. g. Vinyl Material ini sangat kuat, tahan api dan air sehingga banyak juga digunakan di bangunan-bangunan publik. Vinyl banyak digunakan sebagai alternatif lantai parket karena harganya lebih murah dan tahan rayap. Lantai vinyl tersedia dalam vinyl tile (kotak atau persegi) dan vinyl sheet (bentuk gulungan/rol). Vinyl sheet umumnya dikenal sebagai Linoleum. Pada umumnya rumah sakit menggunakan vinyl dikarenakan mudah dibersihkan dan tidak menyimpan debu sehingga ruangan tetap steril. EF English First merupakan pusat kursus bahasa Inggris maka dari itu dibutuhkan ketenangan dalam kegiatan belajar mengajar, agar dapat merendam suara orang berjalan, hampir keseluruhan lantai pada EF English First akan menggunakan karpet. Karpet merupakan material baik yang dapat merendam suara kaki orang berjalan khususnya wanitawanita yang sering menggunakan high heels. Berikut macam-macam karpet: 1. Wall to Wall karpet

32 Karpet ini merupakan karpet gulungan besar yang cara pemasangannya rata dari satu dinding ke dinding lain yang menutupi seluruh lantai suatu ruangan. 2. Karpet tile Gambar Wall to Wall karpet Karpet tile ini merupakan karpet kotak kecil-kecil yang berukuran 60cm x 60cm yang dipasang seperti keramik. Motif karpet ini sangat banyak dan beragam. Gambar Karpet Tile Selain karpet, alternatif lain yang dapat digunakan di pusat kursus bahasa Inggris adalah parquete atau granit yang bisa digunakan pada area reception dan area tunggu Dinding 1. Definisi Dinding Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi

33 maupun penampilan artistik dari bangunan. Dinding adalah bagian dari bangunan yang dipasang secara vertikal dengan fungsi sebagai pemisah antar ruang, baik antar ruang dalam maupun ruang dalam dan ruang luar. Terdapat 3 jenis utama dinding, yaitu: dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary) dan dinding penahan (retaining). Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacammacam material sesuai kebutuhannya, antara lain: a. Dinding batu buatan : bata dan batako b. Dinding batu alam/ batu kalic. c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan, gypsum. d. Dinding beton 2. Fungsi Dinding Dinding sebagai pemisah ruangan pada bangunan. Pada proyek EF English First, dinding berfungsi sebagai: 1. Dinding berfungsi sebagai pemisah antar ruang, baik antar ruang dalam maupun ruang dalam dan ruang luar. 2. Dinding berfungsi sebagai kenyamanan, kesehatan, keamanan dan keindahan - Sebagai pembatas ruang, memiliki sifat : privasi dan dalam skala, warna, tekstur. - Sebagai peredam terhadap bunyi, baik dari dalam maupun dari luar. - Sebagai pelindung terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap suhu, air hujan dan kelembaban, hembusan angin, dan gangguan dari luar lainnya).

34 - Sebagai penyimpan surat-surat berharga seperti brankas di bank dan lain-lain. - Sebagai pembentuk ruang, menambah keindahan ruang dan point of interest. - Sebagai fungsi artistik tertentu misalkan dinding bangunan untuk pencahayaan alami. 3. Jenis Dinding Adapun jenis dinding yaitu: 1. Dilihat dari macamnya, dinding dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu: a. Dinding Interior Dinding Interior adalah dinding yang dipakai di dalam ruangan. Ada pemilik rumah yang menginginkan rumahnya memiliki dinding permanen atau dinding massive, ada juga pemilik yang menggunakan dinding bangunan yang mudah seperti menggunakan partisi. Dinding partisi ini merupakan sekat pembatas yang dapat diangkat atau dipindahkan. b. Dinding Exterior Adalah dinding yang letaknya di luar ruangan. Karena terletak di luar ruangan maka dinding exterior harus kuat, indah, dan tahan cuaca, terutama disesuaikan dengan cuaca daerah sekitar. Disebut harus kuat karena dinding exterior tersebut mengalami kontak langsung dengan kondisi lingkungan seperti perubahan cuaca. Di daerah yang sering terjadi gempa, sering hujan, dan tingkat cuaca panasnya tinggi, pemilihan jenis materialnya untuk dinding sangat berpengaruh terhadap kekuatan dinding tersebut. Sementara itu, disebut indah karena penampakan dari luar akan menjadi nilai tambah pada sebuah rumah atau bangunan bila penampilannya indah. c. Dinding Fungsi Khusus Bila dinding mempunyai fungsi khusus, tentu jenisnya disesuaikan dengan fungsi yang harus dibebannya. Misalnya dinding kedap suara, tentu dinding tersebut harus

35 terbuat dari bahan akustik yang disesuaikan dengan tingkat ambang kebisingan yang dapat ditoleran. 2. Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas: a. Dinding Bata cetak/bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya. b. Dinding Bata celcon atau hebel Terbuat dari pasir silika. Harganya lebih mahal dari pada bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59cm. c. Dinding Partisi Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gypsum dengan ketebalan 9-12 mm. d. Dinding Batako dan Blok Beton adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras, kapur, pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/cetak yang tidak dibakar. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran dan acian lagi untuk finishing. Blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: semen dan pasir dengan perbandingan tertentu. e. Dinding Bata (bata merah)

36 Dinding bata merah terbuat dari tanah liat yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia. Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan minimal 1 batu (struktural). 4. Material Dinding Dinding adalah salah satu elemen rumah yang paling menentukan sisi keindahan rumah. Sebagai bidang yang melingkupi aktivitas sehari-hari dalam ruangan, dinding berpengaruh besar, terutama dalam menentukan kesan ruangan itu. Misalnya dinding rumah dicat merah dan dinding dicat hijau muda, kesannya sudah lain sekali. Belum lagi bila dinding dilapisi material alami atau material aslinya yang menimbulkan karakter khas masing-masing bahan. Material ini boleh jadi menjadi atraksi utama dalam sebuah ruangan, karena keunikan yang dimilikinya. Tidak jarang, material alami ditonjolkan lebih dari bentuk bangunan itu sendiri. Berikut ini disajikan beberapa contoh material dinding yang umum digunakan dalam bangunan: a. Material dinding dari kaca buram, yang bisa diaplikasikan pada satu dinding. Contohnya saja dinding pada back drop area receptionist. b. Material bata ekspos juga bisa menjadi material yang menarik karena karakternya yang kuat. c. Dinding biasa dapat tampil maksimal dengan penggunaan cat. Cara ini adalah cara yang paling umum dilakukan untuk meningkatkan kesan dinding agar lebih terlihat menarik. d. Dinding kaca, termasuk digemari dewasa ini. Dinding jenis ini memang memungkinkan ruangan terlihat semakin lapang karena tidak ada batas pandangan. Biasanya kaca diberi frame alumunium sebagai penguat konstruksinya.

37 e. Dinding ekspos semen, atau ekspos beton, dimana tekstur semen diperlihatkan. Tekstur ini memiliki karakter sendiri yang tidak sama dengan karakter bahan lain seperti dinding yang dicat. Bangunan yang dipakai untuk pusat kursus bahasa Inggris ini menggunakan kaca dan dinding bata ringan untuk kulit bangunannya. Sedangkan untuk penyekat didalamnya menggunakan partisi gypsum, dinding bata dan kaca sebagai pembatas ruangan. Beberapa pertimbangan menggunakan sekat gypsum adalah mudah dipasang dan mudah untuk di bongkar dan sebagai peredam suara yang dalamnya diberikan lapisan rockwool. Khusus untuk area home theater menggunakan dinding kedap suara yang akan dibahas pada tinjauan sistem akustik ruang Ceiling Ceiling yang berarti plafond mempunyai beberapa istilah yang berbeda, misalnya ada yang mengenal plafond dengan sebutan langit langit. Dalam sejarah, plafond berasal dari bahasa belanda yang merujuk pada makna garis batas biasanya horizontal antara lantai dengan atap. Adapun beberapa fungsi dari plafond antara lain : a. Sebagai penutup, instalasi listrik, instalasi plumbing, instalasi AC, dan lain-lain merupakan contoh jaringan yang umum kita jumpai disetiap bangunan. Agar instalasi instalasi tersebut tidak terlihat berantakan maka kita harus menutupnya. Disinilah salah satu peran plafond sebagai penutup. b. Sebagai pengikat udara, dalam dunia arsitektur kenyamanan adalah salah satu konsep yang harus dijaga agar pengguna bangunan tersebut betah menempati bangunan tersebut. Salah satunya adalah baiknya sirkulasi udara dalam bangunan itu sendiri. Kaidah dari ventilasi udara menerangkan bahwa ruangan akan memiliki hawa dan

38 suhu yang sejuk jika posisi bukaannya searah dengan arah angin, mampu mengalirkan udara segar ke dalam bangunan dan mampu membuang udara jenuh ke luar bangunan. Jika pintu dan jendela berfungsi sebagai sirkulasi udara, fungsi plafond justru menahan dan mengikat udara tetap berada di dalam bangunan. Udara yang mengalir ke dalam bangunan akan dialirkan keatap dan di ikat dalam plafond dengan tujuan udara dalam bangunan tersebut akan tetap stabil. Menurut penggunaan material, plafond dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Accoustical Ceiling: berfungsi sebagai isolator suara dan mengurangi tingkat kebisingan suara. Gambar Accoustical Ceiling ( Sumber : Google ) 2. Luminous Ceiling: berfungsi untuk memendarkan cahaya dan memberi efek cahaya khusus pada ruangan Gambar Lominous Ceiling ( Sumber : Google )

39 3. Baffle Ceiling: berfungsi meredam suara dan memberikan suasana tertentu pada ruangan. Gambar Baffle Ceiling ( Sumber : Google ) Material Ceiling 1. Multiplek Multiplek biasanya terdiri dari tiga lapisan kayu yang disusun secara berlapis. Kelemahan : Mudah melengkung, tidak tahan air, tidak tahan rayap. Keuntungan : Ringan, murah, mudah di aplikasi. Finising : Dengan cat minyak, dengan cat melamir dan plitur 2. Gypsum Papan gypsum diklasifikasikan dari jenis performa papan dan ketebalannya. 1. Papan gipsum standard Papan gypsum ini merupakan varian umum dari papan gypsum. Tebal yang tersedia yaitu 9mm,12mm dan 15mm. 2. Papan gipsum tahan api Papan gypsum ini mempunyai performa ketahanan terhadap api, durasi ketahanan apinya tergantung dari sistem dinding partisi yang digunakan. Tebal yang tersedia yaitu 12mm dan15mm.

40 3. Teakwood Teakwood sejenis dengan triplek tetapi permukaannya lebioh halus dan di lapisi dengan serat kayu jati. Finising : Dicat melamir atau di plitur. 4. Aluminium Merupakan produk di bawah lisensi jepang, rangka yang di gunakan adalah rangka besi holo,bisa juga rangka kayu. Kekuatan : Tahan api ( cc), tahan karat, tahan air, perawatan ringan, tidak usah di cat Pada perancangan interior pusat kursus bahasa Inggris ini, alternatif ceiling yang akan digunakan adalah acoustic ceiling dan baffle ceiling. Penggunaan terhadap kedua jenis ceiling tersebut karena keduanya yang dapat meredamkan suara. Sedangkan alternatif material ceiling yang digunakan adalah gypsum dan aluminium. Gypsum merupakan bahan material yang mudah dibentuk, dipasang dan dibongkar sedangkan bahan aluminium digunakan lebih kepada unsur estetika ruang Tinjauan Karakteristik Warna Survey tempat kursus dilakukan di Wallstreet, EF English First dan EEC. Ditinjau dari hasil survey yang dilakukan pada ketiga tempat kursus bahasa Inggris tersebut, diketahui bahwa ketiga tempat kursus tersebut menggunakan warna biru pada logo dan diterapkan pada interior tempat kursusnya. Berikut macam-macam warna dan karakteristiknya : 1. Biru Warna biru memiliki arti tersendiri sehingga banyak lembaga kursus maupun perusahaanperusahaan menggunakan warna tersebut. Warna ini meningkatkan ekspresi verbal, komunikasi, ekspresi artistik dan kekuatan. Biru yang kuat (biru tua) akan merangsang

41 pemikiran yang jernih dan biru muda akan menenangkan pikiran dan membantu konsentrasi. Biru adalah warna favorit para pria dan termasuk warna yang dingin. Kalau di dunia desain logo, biru sering di sebut warna corporate karena hampir semua perusahaan menggunakan warna biru sebagai warna utamanya. Biru merupakan warna yang termasuk tenang dan bersifat profesional. Efek lain warna biru adalah sering di anggap sebagai warna yang melambangkan kepercayaan dan trustfulness. 2. Merah Merah adalah warna yang kuat sekaligus hangat. Biasanya di gunakan untuk memberikan efek psikologi panas, berani, marah dan berteriak. Di dalam desain, warna merah digunakan sebagai aksen karena sifatnya yang kuat. 3. Orange Orange adalah hasil peleburan merah dan kuning, efek yang di hasilkan yaitu kuat dan hangat. Pada sisi psikologis warna oranye memberikan kesan tidak nyaman, dan sedikit gaduh. Mungkin karena sebab itu warna ini paling banyak di pakai untuk menarik perhatian orang. 4. Kuning Kuning adalah warna yang ceria dan menyenangkan. Warna kuning juga identik dengan mainan anak-anak. Karena begitu kuatnya warna kuning ini, seringkali di gunakan untuk mendapatkan perhatian orang. 5. Hijau Hijau adalah warna yang tenang karena di kaitkan dengan lingkungan dan alam. Di dalam desain, penggunaan warna hijau terapkan untuk memberikan kesan segar. 6. Coklat Warna ini bersifat hangat dan bersahabat. Coklat adalah warna bumi, memberikan kesan hangat, nyaman dan aman.

42 3.4.5 Tinjauan Sistem Pencahayaan Pencahayaan seringkali dikategorikan ke dalam dua kelompok, pencahayaan alami (daylighting) dan pencahayaan buatan (artificial lighting). Keduanya memiliki peranan yang sangat penting karena berperan besar dalam menyampaikan informasi visual ke indera penglihatan. Secara umum, pencahayaan buatan merupakan buah karya manusia dalam memenuhi kebutuhan cahaya pada siang hari maupun malam hari, terutama terhadap kebutuhan cahaya di dalam ruangan. Kebutuhan yang akhirnya didukung oleh perkembangan teknologi ini, membawa pencahayaan bukan saja sebagai pemenuh kebutuhan fungsional, tetapi juga estetika dan kebutuhan lainnya. Berbeda dengan pencahayaan buatan, pencahayaan alami lebih mengacu pada cahaya yang bersumber pada benda-benda langit. Sumber cahaya datang dari matahari, pantulan cahaya matahari yang diteruskan oleh bulan, serta cahaya bintang-bintang. (Manurung, 2012) Sumber Cahaya 1. Cahaya alami Cahaya alami gedung yang dipakai ini bersumber dari cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan melalui kaca bangunan. 2. Cahaya Buatan Gambar Cahaya Alami ( Sumber : Google )

43 Fungsi utama penerangan buatan adalah memberikan cahaya yang menggantikan sinar matahari. Namun di pihak lain, penerangan buatan ini juga bisa dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan suasana atmosfer tertentu. Bahkan penerangan buatan dapat menunjang desain interior dan arsitektur sesuai keinginan. Dengan permainan cahaya lampu, detail dan ornamen pada ruang dapat ditonjolkan sehingga penampilan ruangan menjadi semakin menarik. Beberpa tipe penerangan di dalam ruang, yaitu: a. General Lighting General lighting atau pencahayaan umum adalah sistem pencahayaan yang menjadi sumber penerangan utama. Umumnya penerangan dilakukan dengan cara menempatkan titik lampu pada titik tengah ruangan atau pada beberapa titik yang dipasang secara simetris dan merata. Lampu yang biasa digunakan untuk penerangan jenis ini adalah lampu tungsten atau fluorescent strip atau fluorescent uplighter dengan reflektor. Ambient lighting atau general lighting cocok digunakan pada area receptionist, waiting area, back office dan ruang belajar yang biasanya membutuhkan penerangan cukup kuat untuk menunjang seluruh aktivitas di dalamnya. b. Task Lighting Gambar General Lighting ( Sumber : Google )

44 Task lighting merupakan sistem pencahayaan yang difokuskan pada suatu area dengan tujuan membantu aktivitas tertentu. Task lighting juga dapat menjadi satu cara untuk menghindari ketegangan mata ketika beraktivitas. Seperti accent lighting jenis bohlam yang digunakan untuk task lighting umumnya mempunyai reflektor integral untuk mengarahkan cahaya lampunya ke titik tertentu. Bila tidak dilengkapi reflektor, bohlam dapat diletakkan dalam kap lampu, sehingga cahayanya lebih terarah. Penggunaan task lighting sebaiknya dikombinasikan dengan pemakaian ambient lighting untuk menghindari terjadinya bayangan. c. Accent Lighting Accent lighting digunakan untuk menyorot atau memfokuskan pada suatu benda agar dapat lebih terlihat. Pemasangan accent lighting pada ruang dalam umumnya digunakan untuk menyorot benda seni (artwork) atau menyorot lukisan. Tipe lampu yang biasanya digunakan untuk penerangan jenis ini diantaranya adalah spotlight, mini-spot, lampu halogen dan lampu tungsten yang semuanya berdaya rendah. Accent lighting dengan lampu berdaya rendah juga dapat digunakan untuk menampilkan tekstur dinding. Biasanya fitting lampu dilengkapi dengan reflektor integral yang berguna untuk merefleksikan cahaya ke arah tertentu Teknik Pencahayaan Ruang Jenis penerangan tidak hanya menghasilkan efek cahaya, tetapi juga menciptakan atmosfer serta kualitas ruang. a. Penerangan langsung ( direct lighting) Penerangan langsung adalah suatu teknik pencahayaan yang paling sederhana dimana sumber cahaya ditata agar bisa menyinari suatu area atau ruang secara langsung. Biasanya teknik ini digunakan untuk ruang yang membutuhkan kualitas cahaya yang cukup terang dan

45 seringkali juga bermaksud menonjolkan bentuk lampu yang digunakan. Penerangan ini biasa dipasang di ceiling. Kelebihan dari jenis penerangan ini adalah kualitas cahaya yang sangat maksimal karena cahaya lampu langsung jatuh pada benda atau ruangan yang diinginkan. Tetapi kekurangannya, penerangan ini kurang artistik karena cahayanya sulit dimainkan. Terkadang penerangan langsung ini kurang cocok untuk beberapa area, karena sifat cahayanya yang agak keras. b. Penerangan tidak langsung ( indirect lighting) Penerangan tidak langsung adalah teknik pencahayaan yang menempatkan sumber cahaya (lampu) secara tersembunyi, sehingga cahaya yang terlihat dan menerangi ruang akan berupa pantulan cahaya, bukan cahaya langsung dari lampu. Lampu biasanya terletak disamping ceiling yang diturunkan atau dibalik dinding, bisa juga dibalik lemari, dan lainya. Karena cahaya yang keluar berupa hasil pantulan, yang keluar adalah biasan cahaya yang lebih lembut. Tampilan ruangan pun menjadi lebih bersih dan simple karena lampu atau sumber cahaya tidak terlihat. Gambar 1 Gambar Penerangan Tidak Langsung ( Sumber : Google ) Sumber cahaya, tipe penerangan dan teknik penerangan yang dijelaskan menjadi alternatif penerangan disetiap area yang ada pada pusat kursus bahasa Inggris ini. Sumber cahaya buatan lebih banyak digunakan pada hampir semua area yang ada sedangkan untuk sumber

46 cahaya alami hampir keseluruhan dimiliki pada area publik karena kulit bangunan yang ada pada area tersebut menggunakan kaca sebagai dinding bangunan Tinjauan Sistem Penghawaan Sistem penghawaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu sistem pengahawaan alami dan penghawaan buatan Penghawaan Alami Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses pertukaran udara di dalam bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka. Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit sehingga dapat memberikan kesejukan bagi penghuni bangunan. Pertukaran udara di dalam bangunan juga sangat penting bagi kesehatan. Di dalam bangunan banyak terbentuk uap air dari berbagai macam aktivitas seperti memasak, mandi, dan mencuci. Uap air ini cenderung mengendap di dalam ruangan. Aneka zat berbahaya juga banyak terkandung pada cat, karpet, atau furnitur, yang timbul akibat reaksi bahan kimia yang terkandung di dalam benda-benda tersebut dengan uap air. Jika bangunan tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, zat-zat kimia tersebut akan tertinggal di dalam ruangan dan dapat terhirup oleh manusia. Pada bangunan ini, sistem pengahawaan alami terletak pada lubang ventilasi jendela-jendela yang berada di samping kiri dan kanan gedung Penghawaan Buatan

47 Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut. Berikut beberapa contoh penghawaan buatan : a. Penghawaan Buatan Exhaust Exhaust fan biasanya digunakan pada kamar mandi agar udara bau yang ada di dalam kamar mandi dapat terbuang keluar. Namun, apabila kamar mandi tersebut sudah mempunyai ventilasi jendela sendiri, maka exhaust fan tidak diperlukan. Gambar Exhaust Fan ( Sumber : Google ) b. Penghawaan Buatan Air Conditioner Air Conditioner yang biasanya dipakai adalah AC Sentral dan AC Split. AC Sentral digunakan pada area terbuka seperti receptionist area, waiting area dan social club area. Untuk AC split digunakan pada ruangan yang khusus seperti ruang direktur yang penggunaannya dapat diatur dan suhu udaranya dapat di tentukan sewaktuwaktu.

48 Gambar AC Sentral ( Sumber : Google ) Gambar AC Split ( Sumber : Google ) Pengahawaan yang ada pada pusat kursus bahasa Inggris ini sebagian besar dipengaruhi oleh pengahawaan buatan dibandingkan dengan pengahawaan alami. Penghawaan buatan ditempatkan pada toilet karena area tersebut membutuhkan sirkulasi udara yang cukup karena harus membuang udara kotor melalui exhaust. Exhaust merupakan salah satu penghawaan buatan. Sedangkan contoh penghawaan buatan lainnya adalah AC Sentral dan AC Split. AC sentral akan digunakan pada area yang sering digunakan contohnya seperti ruang tunggu, area reception, dan lainnya. Sedangkan AC Split digunakan pada ruang principal yang kegunaan AC nya dapat diatur sendiri sesuai kebutuhan pemakai Tinjauan Sistem Akustik Ruang

49 Kata akustik berasal dari bahasa Yunani akoustikos, artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi. Akustik dipelajari pada berbagai bidang ilmu seperti: akustik fisika, psiko akustik, dan lain lain sedang akustik arsitektur diterapkan untuk perencanaan gedung-gedung pertunjukan, ruang sidang dan rumah tinggal Tujuan akustik Akustik bertujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan kebisingan. Untuk mencapai kondisi tersebut sangat tergantung dari faktor keberhasilan perancangan akustik ruang, keberhasilan perancangan akustik ruang, konstruksi dan material yang digunakan. Problem-problem akustik dianalisa dengan mendasarkan pada 5 faktor yaitu: c. Sumber suara d. Perambatan suara e. Penerimaan suara f. Intensitas suara g. Frekuensi suara Sifat Akustik Akustik dalam desain interior sangat tergantung pada kondisi lingkungan, hal tersebut dikarenakan reaksi manusia terhadap suara dalam berbagai lingkungan akustik bagunan lebih bersifat subyektif dan kualitatif. Memperhatikan rambatan dan sifat gelombang suara dalam ruang tertutup lebih sulit dan memerlukan studi khusus untuk menentukan jenis, jumlah dan penggunaan bahan-bahan penyerap.

50 Dengan menggunakan test model yaitu suatu alat elektronik khusus untuk mengetes rambatan suara pada material hingga bisa diketahui kekuatan suara. Begitu pula perambatan dan sifat gelombang suara di udara terbuka, keberhasilannya ditentukan oleh berbagai faktor seperti letak loudspeaker, arah angin, jumlah pengunjung dan sebagainya. Perambatan gelombang bunyi pada tempat terbuka berbentuk bola yang terumenerus membesar tapi melemah. Teknik pengukurannya dengan menggunakan seberkas cahaya optikal berbentuk garis-garis lurus yang dipancarkan ke setiap arah. Pengertian akustik sangat luas dan beragam, meliputi hampir pada semua segi kehidupan manusia, sejak bangun tidur, bekerja, beristirahat, berekreasi sampai kembali tidur akan terus berhubungan dengan aspek akustik. Hubungan antara interior dengan akustik ternyata tidak sebatas hanya pada perhatian penataan ruang dan perhitungan bagi pengguna ruang tetapi juga terhadap penyimpangan termal, atmosfir, cahaya dan bunyi-bunyian yang ditimbulkan oleh kondisi luar maupun yang berasal dari dalam gedung itu sendiri. Faktorfaktor eksternal yang langsung menggangu sistem pendengaran di dalam ruang antara lain berasal dari laju transportasi, pesawat terbang, bunyi petasan, ledakan dan lain-lain. Faktor internal meliputi bunyi musik, pembicaraan yang keras, benturan dan lain-lain peralatan yang kesemuanya perlu diatur guna mendapatkan kenyamanan komunikasi antar sesama. Faktor-faktor lain yang juga ikut mempengaruhi keberhasilan tata suara di dalam ruang antara lain faktor konstruksi bangunan, kualitas dan sifta bahan serta kondisi lingkungan. Kejelasan pendengaran pada hakekatnya ditentukan oleh tiga faktor yaitu: a. Sumber bunyi b. Jejak perambatan suara

51 c. Kondisi penerima Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan harus dijaga keharmonisannya guna mendapatkan kenyamanan dalam berkomunikasi. Akustik mengajarkan bagaimana mengatur dan mengendalikan ketinggian sumber suara, peredaman kebisingan sehingga manusia dengan nikmat bisa mendengar dan mengerti pesan-pesan yang disampaikan padanya Aspek Akustik pada Material Bangunan Setiap material bangunan dan perabot ruang memiliki kondisi akustik yang berkemampuan sebagai penyerap dan pemantul suara pada derajat tertentu, tergantung dari tipisnya bahan, porositas, konstruksi serta frekuensi. Faktor tersebut tergantung dari sifat akustik tiap jenis material. - Bata, merupakan blok bangunan moduler, terbuat dari tanah liat, bersifat sebagai pereduksi udara yang sangat baik terutama pada sistem dua paralel dibuat tanpa hubungan dengan adukan semen atau tanpa pelapis. Gambar Batu Bata Merah ( Sumber : Google ) - Beton, material hasil campuran dari bahan semen, batu, pasir, besi tulangan, dan air mempunyai daya kuat terhadap gaya tekan, digunakan untuk struktur slab atau dinding struktural. Beton merupakan pereduksi kebisingan udara yang sangat baik, dan tidak bersifat sebagai penyerap.

52 - Kaca, merupakan bahan transparan dari silikat yang sangat ringan, dan bersifat sebagai pereduksi yang sangat baik terutama pada frekuensi menengah. Kualitas dapat ditingkatkan dengan sistem berlapis dan berfungsi sebagai penyerap kebisingan tetapi berisiko pada resonansi frekuensi rendah. Gambar Kaca ( Sumber : Google ) - Busa akustik, merupakan material penyerap yang baik sebagai bahan pengisi pada kursi teater sehingga dengan kosongnya penonton tidak akan mengakibatkan perubahan dengung dalam ruang. Gambar Busa Akustik ( Sumber : Google ) - Rockwool, adalah jenis wol mineral, yang sering berfungsi sebagai bahan isolasi untuk rumah tinggal dan bangunan. Rockwool sering dibandingkan dengan glass wool, karena keduanya adalah jenis umum dari isolasi bangunan. Keuntungan menggunakan rockwool untuk mengisolasi/insulation lebih besar daripada kerugian, karena ini jenis isolasi dapat menawarkan perlindungan tambahan terhadap

53 kebakaran, kerusakan air dan kebisingan. Rockwool adalah material insulation, termasuk jenis isolasi termal dan akustik. Terbuat dari bahan tambang fiber ringan dengan inti berupa batu alam yang dipadukan dengan damar panas. Gambar Rockwool ( Sumber : Google ) - Karpet, adalah jenis material yang berfungsi sebagai bahan absorbsi ruang dalam bentuk elemen lantai dengan tingkat penyerapan tinggi. Keberhasilan fungsi ditentukan oleh tebal karpet (Suptandar, 2004). Gambar Karpet ( Sumber : Google ) Sistem akustik ruang ini di gunakan pada mini theater, kelas, perpustakaan dan laboratorium komputer EF English First. Namun, lebih ditekankan pada mini theater. Alternatif bahan akustik yang akan digunakan pada mini theater adalah busa akustik, rockwool atau karpet. Rockwool lebih mudah untuk diaplikasikan dengan material lainnya, contohnya setelah pemasangan rockwoll, dinding dapat dilapisi dengan berbagai lapisan material yang mendukung konsep ruang.

54 3.4.8 Tinjauan Sistem Keamanan dan Signage Sistem Keamanan Keamanan sangat penting sekali khususnya untuk bangunan public space untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Banyaknya orang-orang yang lalu lalang pada area public space membuat keamanan semakin dibutuhkan dan harus lebih ditingkatkan. Sistem keamanan pada EF English First ini menggunakan CCTV camera yang diletakan pada setiap sudut ruangan publik. Selain itu, keamanan pada furniture juga diperlukan karena mengingat kursus bahasa Inggris ini tidak hanya untuk kalangan dewasa dan remaja tetapi untuk anak-anak berumur 3-10 tahun, maka dari itu sudut-sudut tajam pada furniture perlu dihindari Signage Kata signage berasal dari kata sign. Sign sebagai kata benda memiliki arti yang cukup luas karena memiliki arti yang berbeda-beda tergantung pada ruang lingkupnya. Beberapa arti sign antara lain : a. Sebuah tampilan publik atau sebuah pesan. b. Sebuah persepsi yang mengindikasikan sesuatu sebagai petunjuk yang terlihat bahwa sesuatu telah terjadi. c. Tingkah laku atau gerakan sebagai bahasa isyarat. Secara umum, signage berarti segala macam bentuk komunikasi yang mengandung sebuah pesan. Sebuah signage tidak terbatas pada kata-kata namun juga termasuk gambar, gerakan, bau, rasa, tekstur, dan suara, atau dengan kata lain segala macam cara bagaimana sebuah informasi dapat disampaikan atau diekspresikan oleh mahluk hidup.

55 Signage menurut Oxford Advance Learner Dictionary of Current English adalah sebuah kata atau kata-kata, desain dan lain-lain pada sebuah papan atau lempengan untuk memberikan peringatan atau untuk mengarahkan seseorang menuju sesuatu. Berikut ini merupakan tipe-tipe dalam signage, antara lain: a. Banner signs, terbuat dari material yang ringan seperti kain, kertas, dan plastik yang tidak kaku. Tipe ini biasanya digunakan sebagai pemberitahuan sementara dari sebuah acara. Gambar Banner Signs ( Sumber : Google ) b. Changeable-copy signs adalah signage yang memampukan tulisan yang tertulis di atas, signage tersebut dapat diubah-ubah secara manual seperti message board di suatu hotel atau restoran. Gambar Changeable-copy Signs ( Sumber : Google ) c. Electronic message center, menampilkan pesan pada sebuah layar elektronik yang dapat diubah-ubah secara cepat dan efisien.

56 Gambar Electronic Message Signs ( Sumber : Google ) d. Floor signs, merupakan signage yang dilukis atau dipasang di atas lantai. Biasanya berupa tulisan atau simbol. Terkadang terlalu susah untuk dibaca dengan jelas, namun tetap memiliki keuntungan yaitu memiliki daya tarik artistik dan keefektivitasan dalam menuntun manusia menuju sebuah lokasi yang sulit untuk ditemukan. Gambar Floor Signs ( Sumber : Google ) e. Free-standing signs tidak terpasang pada bangunan. Biasanya disangga oleh satu atau dua tiang, berdiri tegak terkait dengan tanah atau lantai.

57 Gambar Free-Standing Signs ( Sumber : Google ) f. Suspended signs, biasanya digunakan untuk interior sign. Signage seperti ini bisanya digantungdilangit-langit dengan rantai, kawat, senar, atau material lainnya. Jika diposisikan di tempat-tempat strategis sepanjang perjalanan menuju suatu tempat maka signage ini akan menjadi lebih efektif jika dibandingkan dengan wall signs. Suspended signs juga umumnya digunakan ditempat-tempat dimana wall signs dan free-standing signs tidak akan berintegrasi dengan desain arsitektural sebuah bangunan. Gambar Suspended Signs ( Sumber : Google ) g. Wall signs, berfungsi sebagai exterior signs maupun interior signs. Signage ini terpasang paralel dengan tembok sebuah bangunan, muncul tidak lebih dari 18 inci. Signage ini hanya memiliki satu sisi saja dan umumnya berbentuk persegi empat.

58 Gambar Wall Signs ( Sumber : Google ) h. Windows signs, ditempatkan didalam jendela dengan tujuan supaya dapat dilihat dari arah luar. Signage ini harus jelas dan mampu dibaca dengan mudah. Gambar Windows Signs ( Sumber : Google ) Banyak alternatif signage yang dapat digunakan pada interior EF English First. Namun, perlu dipertimbangkan kebutuhan jenis sign yang akan dipakai pada pusat kursus bahasa Inggris. Suspended signs, windows signs dan wall signs digunakan pada pintu-pintu di setiap ruangan dan pada area recepstionist. Changeable-copy sign lebih sulit untuk diterapkan pada EF English First dibandingkan dengan electronic message center karena sulitnya menggantiganti kata pada papan sign. Floor sign dapat digunakan menjadi alternatif sign pada pusat kursus ini karena memudahkan siswa khususnya anak-anak untuk mencari area yang ingin dituju. Tujuan dan Fungsi Signage

59 Tujuan signage adalah untuk menghadirkan informasi secara konsisten sehingga individu akan belajar untuk melihat pada beberapa tempat tertentu, untuk mengenalinya dengan mudah dan mengiktinya dengan rasa percaya diri. Secara umum, seseorang membutuhkan informasi pada pada tempat yang bercabang, pada tempat masuk dan keluar, sepanjang koridor dan persimpangan, tangga, lift, dan tempat lainnya. Selain itu juga merupakan hal yang sangat membantu bila sebuah informasi dipasang secara berulang di tempat yang berbeda untuk benar-benar meyakinkan seseorang menangani kebenaran informasi atau pilihan yang ditempuh atau dengan kata lain individu tersebut berada dalam jalur yang benar. Signage memiliki beberapa fungsi penting bagi manusia, yaitu diantaranya: a. Sebagai alat untuk membantu manusia dengan cara mengarahkan, mengidentifikasi ruang atau struktur dan memberi informasi manusia dalam melakukan kegiatan dalam suatu ruang. b. Memperkuat kualitas lingkungan secara visual. c. Melindungi kepentingan umum

60 3.4.9 Alternatif Zoning dan Grouping Zoning 1. Lantai 1 Alternatif 1 Gambar Alternatif 1 Zoning Lantai 1 Publik Semi Privat Privat Service + - Dekat dengan pintu masuk utama, mudah dijangkau oleh tamu Bagian depan semi privat dapat digunakan untuk kelas anak-anak sehingga pengawasan oleh orang tua lebih mudah dan dekat. Area privat dekat dengan view taman kering Mudah dijangkau area privat, semi privat, dan publik Sebagian area semi privat dekat dengan pintu masuk utama (Tingkat kebisingan tinggi) Sebagian area privat dekat dengan pintu masuk (tingkat kebisingan tinggi)

61 Alternatif 2 Gambar Alternatif 2 Zoning Lantai 1 Publik Semi Privat Privat Service + - Dekat dengan pintu masuk utama, mudah dijangkau oleh tamu Sebagian besar area semi privat berada di belakang (tingkat kebisingannya rendah) View ke arah taman kering Mudah dijangkau area privat, publik, dan semi privat Sebagian area semi privat dekat dengan pintu masuk (Tingkat kebisingan tinggi) Area privat dekat dengan pintu masuk (tingkat kebisingan tinggi)

62 Alternatif 3 Gambar Alternatif 3 Zoning Lantai 1 Publik Semi Privat Privat Service + - Dekat dengan pintu masuk utama, mudah dijangkau oleh tamu View ke arah taman kering. Bagian depan semi privat dapat digunakan untuk kelas anak-anak sehingga pengawasan oleh orang tua lebih mudah dan dekat. Area privat berada dibelakang (Tingkat kebisingan rendah) Mudah dijangkau area privat, publik, dan semi privat Sebagian area semi privat dekat dengan pintu masuk utama (Tingkat kebisingan tinggi)

63 2. Lantai 2 Alternatif 1 Gambar Alternatif 1 Zoning Lantai 2 Semi Publik Semi Privat Privat Service + - Semi publik dekat dengan void (view ke lantai 1) Akses semi publik mudah dari lantai 1. Privat dekat dengan service memudahkan staff naik turun lantai. Mudah dijangkau oleh area semi publik, semi privat, dan privat Area semi privat dekat dengan void (tingkat kebisingan menengah)

64 Alternatif 2 Gambar Alternatif 2 Zoning Lantai 2 Semi Publik Semi Privat Privat Service + - Semi publik dekat dengan void (view ke lantai 1) Akses semi publik mudah dari lantai 1. Privat dekat dengan service memudahkan staff naik turun lantai. Mudah dijangkau oleh area semi publik, semi privat, dan privat Area semi privat dekat dengan void (tingkat kebisingan menengah)

65 Alternatif 3 Gambar Alternatif 3 Zoning Lantai 2 Semi Publik Semi Privat Privat Service + - Semi publik dekat dengan void (view ke lantai 1) Semi publik mudah dijangkau dari 2 tangga yang tersedia. Area semi privat berada di belakang sehingga tingkat kebisingannya rendah. Privat dekat dengan service memudahkan staff naik turun lantai. Mudah dijangkau oleh area semi publik, semi privat, dan privat.

66 3. Lantai 3 Alternatif 1 Gambar Alternatif 1 Zoning Lantai 3 Semi Publik Semi Privat Privat + - Semi publik jauh dari tangga sehingga agak sulit menuju ke area semi publik. Semi privat dekat dengan tangga, privasinya kurang baik. Privasinya terjaga karena tidak memiliki akses langsung dari tangga.

67 Alternatif 2 Gambar Alternatif 2 Zoning Lantai Semi Publik Akses mudah dari lantai 2 ke area semi publik Semi Privat Semi privat dekat dengan tangga, privasinya kurang baik. Privat Akses menuju privat agak sulit karena terhalangi oleh area semi privat

68 Alternatif 3 Gambar Alternatif 3 Zoning Lantai 3 Semi Publik Semi Privat Privat + - Area semi publik mudah dijangkau dari lantai 2. Area semi privat mendapatkan privasinya karena tidak dekat dengan tangga. Privat mendapatkan view kearah luar.

69 Grouping 1. Lantai 1 Alternatif 1 Gambar Alternatif 1 Grouping Lantai Reception Mudah dijangkau dari 2 pintu masuk Cafe Mudah dijangkau oleh tamu karena dekat dengan pintu dan mudah terlihat karena dindingnya bermaterial kaca Waiting Area Dekat dengan reception dan cafe sehingga tamu dapat menunggu Classroom Computer Laboratorium Sebagian classroom berada di depan dan sangat efektif untuk kelas anak-anak sehingga pengawasan orang tua terhadap anaknya lebih mudah. Berada di belakang Tingkat kebisingan yang berada di depan lebih tinggi daripada kelas yang berada dibelakang.

70 Back Office Teachers Room Marketing Office Gudang Loker Musholla sehingga tingkat kebisingannya rendah. Berada di belakang sehingga lebih privasi. Dekat dengan classroom dan dekat akses ke lantai 2. Tidak terlalu jauh dengan reception sehingga apabila ada tamu yang datang tidak terlalu jauh dan masih terlihat. Dekat dengan pintu belakang sehingga keluar masuk barang lebih mudah. Dekat dengan toilet sehingga memudahkan untuk mengambil air wudhu. Jauh dari reception yang kadang saling membutuhkan. Tidak terlalu dekat dengan back office. Alternatif 2 Gambar Alternatif 2 Grouping Lantai 1

71 + - Reception Mudah dijangkau dari 2 pintu masuk Cafe Mudah dijangkau oleh tamu karena dekat dengan pintu dan mudah terlihat karena dindingnya bermaterial kaca Waiting Area Dekat dengan reception dan cafe sehingga tamu dapat menunggu Classroom Computer Laboratorium Back Office Teachers Room Marketing Office Gudang Loker Musholla Berada di belakang dan tingkat kebisingannya rendah Berada di belakang sehingga lebih privasi. Dekat dengan classroom dan dekat akses ke lantai 2. Dekat dengan pintu belakang sehingga keluar masuk barang lebih mudah. Dekat dengan toilet sehingga memudahkan untuk mengambil air wudhu. Berada di depan dan material dinding bangunan menggunakan kaca sehingga sangat mengkhawatirkan apabila orang luar dapat melihat kedalam Computer Laboratorium yang memiliki banyak komputer, dapat mengakibatkan kriminalitas. Jauh dari reception yang kadang saling membutuhkan. Kurang terlihat dari area publik, sehingga sulit bagi orang tua murid atau tamu yang ingin berkonsultasi. Tidak terlalu dekat dengan back office.

72 Alternatif 3 Gambar Alternatif 3 Grouping Lantai Reception Mudah dijangkau dari 2 pintu masuk Cafe Mudah dijangkau oleh tamu karena dekat dengan pintu dan mudah terlihat karena dindingnya bermaterial kaca Waiting Area Dekat dengan reception dan cafe sehingga tamu dapat menunggu Classroom Computer Laboratorium Berada di belakang dan tingkat kebisingannya rendah Berada di depan dan material dinding bangunan menggunakan kaca sehingga sangat mengkhawatirkan apabila orang luar dapat melihat kedalam Computer Laboratorium yang

73 Back Office Teachers Room Marketing Office Gudang Loker Musholla Berada di belakang sehingga lebih privasi. Dekat dengan classroom dan dekat akses ke lantai 2. Tidak terlalu jauh dengan reception sehingga apabila ada tamu yang datang tidak terlalu jauh dan masih terlihat. Dekat dengan pintu belakang sehingga keluar masuk barang lebih mudah. Dekat dengan toilet sehingga memudahkan untuk mengambil air wudhu. memiliki banyak komputer, dapat mengakibatkan kriminalitas. Jauh dari reception yang kadang saling membutuhkan. Tidak terlalu dekat dengan back office. 2. Lantai 2 Alternatif 1 Gambar Alternatif 1 Grouping Lantai 2

74 Social Club Area Library Mini Bar Marketing Office Encounter Class Complimentary Class Gudang + - Dekat dengan akses tangga memudahkan pengguna ke library. Akses menuju marketing office mudah karena dekat dengan tangga. Tingkat kebisingan lebih rendah dari pada area lainnya karena berada di pojok bangunan. Akses menuju complimentary class mudah karena dekat dengan tangga. Dekat dengan tangga, keluar masuk barang lebih mudah Akses dari lantai 1 tertutup oleh library. Berada ditengah social club area dan library dan jauh dari kelas-kelas lainnya. Alternatif 2 Gambar Alternatif 2 Grouping Lantai 2

75 Social Club Area Library Mini Bar Marketing Office Encounter Class Complimentary Class Gudang + - Berada dekat dengan kelaskelas lainnya sehingga lebih mudah dan lebih efektif. Sebagian area library memiliki view yang bagus. Mengarah ke depan bangunan dan kulit bangunan menggunakan material kaca. Akses menuju marketing office mudah karena dekat dengan tangga. Tingkat kebisingan lebih rendah dari pada area lainnya karena berada di pojok bangunan. Akses menuju complimentary class mudah karena dekat dengan tangga. Dekat dengan tangga, keluar masuk barang lebih mudah Berada ditengah social club area dan library dan jauh dari kelas-kelas lainnya.

76 Alternatif 3 Gambar Alternatif 3 Grouping Lantai 2 Social Club Area Library Mini Bar Marketing Office Encounter Class + - Berada dekat dengan kelaskelas lainnya sehingga lebih mudah dan lebih efektif. Sebagian area library memiliki view yang bagus. Mengarah ke depan bangunan dan kulit bangunan menggunakan material kaca. Berada dekat dengan social club area dan tidak jauh dari area kelas-kelas lainnya sehingga memudahkan pengguna untuk menuju ke area mini bar. Akses menuju marketing office mudah karena dekat dengan tangga. Akses menuju

77 Complimentary Class Gudang complimentary class mudah karena dekat dengan tangga. Tingkat kebisingan lebih rendah dari pada area lainnya karena berada di pojok bangunan. Dekat dengan tangga, keluar masuk barang lebih mudah 3. Lantai 3 Alternatif 1 Gambar Alternatif 1 Grouping Lantai 3 Computer Laboratorium Mini Theater + - Computer laboratorium dekat dengan tangga, privasinya kurang baik. Mini theater jauh dari tangga sehingga agak sulit

78 Director Room Privasinya terjaga karena tidak memiliki akses langsung dari tangga. menuju ke area tersebut. Alternatif 2 Gambar Alternatif 2 Grouping Lantai 3 Computer Laboratorium Mini Theater Akses mudah dari lantai 2 ke area mini theater. Director Room + - Computer laboratorium dekat dengan tangga, privasinya kurang baik. Akses menuju director room sedikit sulit karena terhalangi oleh computer laboratorium

79 Alternatif 3 Gambar Alternatif 3 Grouping Lantai 3 Computer Laboratorium Mini Theater Director Room + - Computer laboratorium mendapatkan privasinya karena tidak dekat dengan tangga. Aksesnya tidak langsung ke arah computer laboratorium. Area mini theater mudah dijangkau dari lantai 2. Director room mendapatkan view kearah luar.

80 Zoning dan Grouping Terpilih Zoning 1. Lantai 1 Alternatif 3 Gambar Zoning Terpilih Lantai 1 Pemilihan terhadap zoning alternatif 3 lantai 1 ini dikarenakan area semi privat yang sebagian berada di dalam sehingga tingkat kebisingannya rendah, sebagian area semi privat berada di depan karena mempermudah pengawasan orang tua terhadap anak mereka yang masih kecil yang sedang belajar di EF English First. Sedangkan area semi privat dekat dengan area privat sehingga memudahkannya untuk menjangkau oleh murid. Area publik yang dekat dengan pintu masuk utama dan pintu samping yang membuat akses ke area publik lebih mudah.

81 2. Lantai 2 Alternatif 3 Gambar Zoning Terpilih Lantai 2 Pemilihan zoning alternatif 3 lantai 2 ini dikarenakan area semi privat yang berada di pojokan lantai sehingga tingkat kebisingannya rendah sehingga memungkinkan untuk diadakannya area semi privat. Sedangkan privat yang dekat dengan area semi privat membuat kedua area tersebut dapat saling berinteraksi dengan mudah.

82 3. Lantai 3 Alternatif 3 Gambar Zoning Terpilih Lantai 3 Pemilihan zoning lantai 3 pada alternatif 3 dikarenakan urutan area dari tangga teratur, dari semi publik, semi privat lalu privat.

83 Grouping 1. Lantai 1 Alternatif 1 Gambar Grouping Terpilih Lantai 1 Pemilihan grouping lantai 1 pada alternatif 1 karena computer laboratorium yang berada dibelakang, tidak begitu terlihat dari area publik sehingga meminimalkan tindakan kriminal. Sedangkan untuk sebagian classroom berada di depan dan sangat efektif untuk kelas anakanak sehingga pengawasan orang tua terhadap anaknya lebih mudah. 2. Lantai 2

84 Alternatif 3 Gambar Grouping Terpilih Lantai 2 Pemilihan grouping lantai 2 pada alternatif 3 karena social club area menyatu dengan encounter class dan complementary class yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Sedangkan library dekat dengan tangga sehingga pengunjung lebih mudah untuk akses masuk ke library. 3. Lantai 3

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping 4.1.1 Analisa Zoning Zoning 1 Gambar 4.1. Zoning 1 Zona private memiliki view langsung melihat keluar. Tetapi terletak jauh dari zona public,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN 1 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Pengaplikasian wall treatment menggunakan bata exposed, lantai bermaterial concrete tanpa finishing Penerapan modul atau bentuk abstrak dan geometris pada furnitur dan partisi

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR 4.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diangkat untuk mendukung bangunan perpustakaan umum ini adalah Dinamis dan Ceria. Adapun yang melatar belakangi pemilihan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bata Merah 2.1.1 Definisi bata merah Suatu unsur bangunan, yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

Alamat : Jl. Boulevard Bukit Gading Raya, Jakarta, Kota Jakarta Utara.

Alamat : Jl. Boulevard Bukit Gading Raya, Jakarta, Kota Jakarta Utara. LAPORAN OBSERVASI AWAL 1. PROFIL OBJEK OBSERVASI Gambar Hotel BnB Kelapa Gading, Jakarta sumber : http://www.laterooms.com/en/hotel-reservations/277724_the-bnb-jakarta-kelapagading-jakarta.aspx Nama objek

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Berdasarkan analisa yang telah dibahas pada BAB III, maka citra ruang yang akan diangkat pada Japan Foundation ini adalah citra yang dapat / mampu menopang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn OLAHAN DINDING Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn PENGERTIAN DINDING Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu RUANG. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur

Lebih terperinci

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Gaya dan Tema Perancangan Gaya dan tema dari perancangan interior Sekolah Lukis Ohayo ini mengarah pada gaya modern pop art. Pemilihan gaya modern pop art karena gaya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Penerapan Tema Pada Perancangan Untuk bioskop mini ini prioritas utama adalah ruang menonton dan area menunggu, baik dari segi ukuran maupun bentuk. Ruangan yang selapang

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,

Lebih terperinci

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. APARTEMEN LU: 60 m² Dramatic Lighting Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI PROPERTI SUMARTONO TAN

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Logo Badan Tenaga Nuklir Nasional... 20 Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) BATAN... 23 Gambar 2.3. Site Plan Gedung PSTNT-BATAN...

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI 5.1. Pengembangan Desain Mengingat pengembangan sistem prefabrikasi ini ditujukan untuk pembangunan rumah secara massal, sistem ini akan lebih menguntungkan

Lebih terperinci

BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS

BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS Pengolahan interior medical spa ini berdasarkan inspirasi dari kebudayaan Sunda dan unsur spa itu sendiri yaitu air. Penggabungan unsur natural dari budaya setempat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan

Lebih terperinci

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi AUDITORIUM BENTUK WARNA MATERIAL Menggunakan sistem dinding panel berporiyang terdiri dari dua konfigurasi : 1. Konfigurasi penyerap (pori terbuka) 2. Konfigurasi pemantul (pori tertutup) Dan dapat di

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek BAB IV HASIL PERANCANGAN 4.1 Deskripsi Umum Projek Tema yang dibahas dalam perancangan ini adalah Reborn, merupakan bagian dari kehidupan atau perjalanan yang tampak dari kacang hijau, pada saat itu kita

Lebih terperinci

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB 4. Analisis dan Bahasan BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Solusi-solusi desain yang diterapkan oleh biro Kas+Architecture dalam perancangan rumah tinggal Bukit Gading Mediterania dan rumah tinggal Langsat, sejalan dengan kajian teori

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL Gedung Auditorium Musik Bandung ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan kepada kaum remaja di Bandung. Kaum remaja yang senang berekspresi menjadi pertimbangan dalam pencarian

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep desain pada perancangan Petlove Pet Center ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Perancangan Petlove

Lebih terperinci

b e r n u a n s a h i jau

b e r n u a n s a h i jau 01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BEAUTY CLINIC DAN WELLNESS CENTER. Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BEAUTY CLINIC DAN WELLNESS CENTER. Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN WELLNESS CENTER 4.1 Konsep Umum Beauty Clinic (aesthetic) Wellness Center (health) Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan Gambar 4.1 Diagram Konsep Umum Sumber : analisa penulis

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

EKSTERIOR SIANG HARI

EKSTERIOR SIANG HARI 1. RUSTIC. Konsep rustic adalah konsep yang berbasis pada kesadaran lingkungan, dan dideskripsikan sebagai gaya yang menekankan pada unsur alam serta elemen yang belum terfabrikasi. Desain interior rustic

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

Putih Abu Hitam Coklat

Putih Abu Hitam Coklat KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep perancangan Dalam perancangan spa and Fitness centre ini mengambil suatu bran lifespa fitness, dan menggunakan konsep bali kontemporer, karena produk yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep yang didesain perancang dengan mengandalkan imajinasi tentang ruangan yang akan digunakan di masa depan, biasanya material menggunakan bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 123 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba didasarkan pada pentingnya memberikan sebuah kenyamanan bagi pasien/residen supaya dapat mempercepat

Lebih terperinci