PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013

2 TIM PENYUSUN Penasehat Dr. HENDARTO, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang) Ketua TOTOK RUSWANTO, S.KM (Kepala UPT Pusat Informasi dan Manajemen Kesehatan) Sekretaris KUSNADI, S.Sos Koordinator Redaksi VIDYA NIRMALA, S.KM Anggota Redaksi DWI BUDI ISTIYONO TITA FAJARAWATI P, S.KM DWI MARIANA, A.Md.Keb MUGI RAHAYU, A.Md M. NURUDIN, A.Md NURWACHID, A.Md M. ABU ALI RIDHO, A.Md ANGIE YUSTISIA H, A.Md Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 ii

3 KATA PENGANTAR Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah kelanjutan dari profil-profil sebelumnya, diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan data bidang kesehatan secara rinci dan sebagai media untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Magelang berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Penyusunan profil ini mengacu pada Indonesia Health Profile 2006 by Ministry of Health, Republic of Indonesia dan Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota terbitan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Data yang dikumpulkan pada profil ini bersumber dari berbagai sektor meliputi Dinas Kesehatan, rumah sakit umum maupun swasta, dan sebagainya. Pada kesempatan ini, Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan tertinggi kepada semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 ini dapat diselesaikan. Semoga Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 bermanfaat dan bisa menjawab kebutuhan data dan informasi kesehatan mutakhir dan memenuhi harapan kita semua. Magelang, 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Dr. HENDARTO, M. Kes Pembina Utama Muda NIP Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 iii

4 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL TIM PENYUSUN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR SINGKATAN RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 i ii iii iv vi viii ix xi xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Tujuan Umum Tujuan Khusus Sistematika Penyajian 3 BAB II GAMBARAN UMUM Keadaan Geografis Wilayah Administrasi Pemerintahan Kondisi Demografi Kepadatan Penduduk Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Melek Huruf 10 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBA) Angka Kematian Ibu Maternal Angka Kesakitan Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) Penyakit ISPA Penyakit HIV/AIDS Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Diarrhe (Diare) Penyakit Malaria Penyakit Kusta Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi 39 Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 iv

5 Penyakit Filariasis Status Gizi 40 BAB IV SITUASI PELAYANAN KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Antenatal Pertolongan Persalinan dan Pelayanan Ibu Nifas Keluarga Berencana Imunisasi Desa UCI (Universal Child Immunization) Cakupan Imunisasi pada Bayi Cakupan Vitamin A Bagi Bayi Cakupan MP ASI Anak BGM (6-24 bulan) Cakupan Balita Gizi Buruk Cakupan Tablet Fe untuk Ibu Hamil Cakupan Vitamin A untuk Ibu Nifas Cakupan Imunisasi TT untuk Ibu Hamil Cakupan Bumil Risti/Komplikasi Cakupan Neonatal Risti/Komplikasi KLB (Kejadian Luar Biasa) ASI Eksklusif Garam Beryodium Perilaku Hidup Masyarakat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Posyandu Keadaan Lingkungan Rumah/Bangunan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sarana Sanitasi Dasar 88 BAB V SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan lainnya Pembiayaan Kesehatan 98 BAB VI KESIMPULAN 101 DAFTAR PUSTAKA 103 LAMPIRAN 104 Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 v

6 DAFTAR TABEL Nomor Judul Tabel Halaman 3.1 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah dan Angka Kematian Ibu Maternal per Kelahiran Hidup di Kabupaten Magelang Tahun Balita Penderita Pneumonia Ditangani di Kabupaten Magelang Tahun Balita dengan Diare Ditangani di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) di Kabupaten Magelang Tahun Cakupan Kunjungan Neonatus dan Bayi di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah Bayi BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di Kabupaten Magelang Tahun Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan di Kabupaten Magelang Tahun Neonatal Risti/Komplikasi yang Ditangani di Kabupaten Magelang Tahun Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun Jumlah Tenaga Menurut Sarana Kesehatan Pemerintahan di Kabupaten Magelang Tahun Sumber Anggaran Kesehatan Kab/Kota di Kabupaten Magelang Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 vi

7 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Gambar Halaman 1.1 Peta Kabupaten Magelang Peta Cakupan Gizi Buruk di Kabupaten Magelang Tahun Peta Cakupan Anemia Ibu Hamil di Kabupaten Magelang Tahun Peta Cakupan Asi Eksklusif di Kabupaten Magelang Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 vii

8 DAFTAR GRAFIK Nomor Judul Grafik Halaman 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah kelahiran hidup berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah Kelahiran Hidup dan Jumlah Seluruh Kelahiran (hidup+mati) di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah kelahiran mati berdasarkan jenis kelamin Kabupaten Magelang Tahun Angka Lahir Mati Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Angka Lahir Mati (laki-laki+perempuan) di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Angka Kematian Bayi di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah Kematian Anak Balita Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Angka Kematian Anak Balita di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah Kematian Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Angka Kematian Balita di Kabupaten Magelang Tahun Angka Kematian Ibu Maternal per Kelahiran Hidup Tahun di Kabupaten Magelang Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah Penderita Diare Yang Ditangani Di Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 viii

9 3.15 Persentase Balita yang Ditimbang Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Status Gizi Balita di Kabupaten Magelang Tahun Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4) di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Pelayanan Ibu Nifas Setiap Puskesmas Di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Setiap Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Peserta KB Baru Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Peserta KB Aktif Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Cakupan Imunisasi Bayi di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Balita Yang Mendapat Vitamin A 2X Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Fe1 Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Ibu Nifas Yang Mendapatkan Vitamin A Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Status Imunisasi TT untuk ibu hamil di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Keluarga Yang Diperiksa Memiliki Sarana Air Bersih Menurut Jenisnya Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Yang Diperiksa di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Institusi Yang Dibina Kesehatan Lingkungannya di Kabupaten Magelang Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 ix

10 DAFTAR DIAGRAM Nomor Judul Grafik Halaman 2.1 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Magelang Tahun Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Magelang Tahun Persentase BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Peserta KB Barudi Kabupaten Magelang Tahun Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Posyandu Menurut Strata di Kabupaten Magelang Tahun Persentase Rumah Sehat di Kabupaten Magelang Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 x

11 DAFTAR SINGKATAN AFP : Acute Flacid Paralysis API : Annual Parasite Incidence BB : Berat Badan BBLR : Berat Badan Lahir Rendah BGM : Bawah Garis Merah CFR : Case Fatality Rate DBD : Demam Berdarah Dengue DO : Drop Out Fe : Suplemen zat besi Gakin : Keluarga Miskin HIV : Human Immunodeficiency Virus IMS : Infeksi Menular Seksual K-1 : Kunjungan pertama K-4 : Kunjungan keempat KB : Keluarga Berencana KLB : Kejadian Luar Biasa MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MOW : Medis Operatif Wanita MOP : Medis Operatif Pria MP-ASI : Makanan Pendamping-ASI Non MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Pendek PUS : Pasangan Usia Subur PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PAH : Penampungan Air Hujan RFT : Release From Treatment SPT : Sumur Pompa Tangan SGL : Sumur Galian Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 xi

12 TUPM UCI WUS : Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan : Universal Child Immunization : Wanita Usia Subur Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 xii

13 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 INDIKATOR ANGKA/NILAI GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Km 2 Jumlah Desa/Kelurahan 372 Desa/Kel Jumlah Penduduk Jiwa Kepadatan Penduduk/Km ,2 Jiwa/Km 2 Rasio Jenis Kelamin 100, 7 DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Bayi Jumlah Bayi Mati 138 Bayi Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 7,3 per KH Jumlah Balita Mati 154 Balita Angka Kematian Balita (dilaporkan) 8,1 per KH Jumlah Kematian Ibu Maternal 11 Ibu Angka Kematian Ibu Maternal (dilaporkan) 57,9 per KH Angka Kesakitan Pneumonia Balita Ditemukan dan Ditangani 12,81 % Jumlah Kasus Baru HIV 6 Kasus Jumlah Kasus Infeksi Menular Seksual Lainnya 50 Kasus Persentase Diare ditemukan dan ditangani 75,49 % Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,00 % Incidence Rate DBD 22,67 Status Gizi Bayi baru lahir ditimbang 100 % Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 4,8 % Balita Gizi Baik 89,16 % Balita Gizi Kurang 8,36 % Balita Gizi Buruk 0,17 % Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 xiii

14 INDIKATOR ANGKA/NILAI UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97 % Kunjungan Ibu Hamil (K4) 89,26 % Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan 99,81 % Peserta KB Baru 7,78 % Peserta KB Aktif 79,94 % Desa/Kelurahan UCI 100 % Cakupan Imunisasi Campak Bayi 104,7 % Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan 100,00 % Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 90,64 % Bumil Risti/Komplikasi Ditangani 136,08 % Desa/Kel Terkena KLB Ditangani < 24 jam 100,00 % Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif 87,82 % Keadaan Lingkungan Rumah Sehat 65,55 % Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 66,92 % Keluarga dengan sumber air minum terlindung 88,17 % Keluarga memiliki Jamban Sehat 71,17 % Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat 73,60 % Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 59,42 % TUPM Sehat 66,46 % Institusi dibina kesehatan lingkungannya 77,92 % SUMBER DAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum 4 Jumlah Rumah Sakit Khusus - Jumlah Puskesmas Perawatan 3 Jumlah Puskesmas non-perawatan 26 Jumlah Apotek 72 Jumlah Posyandu Jumlah Desa Siaga 367 Jumlah Kelurahan Siaga 5 Jumlah Poskesdes 254 Tenaga Kesehatan Jumlah Dokter Spesialis 36 Orang Jumlah Dokter Umum 99 Orang Jumlah Dokter Gigi 40 Orang Jumlah Bidan 488 Orang Jumlah Perawat 493 Orang Jumlah Tenaga Kefarmasian 68 Orang Jumlah Tenaga Gizi 39 Orang Jumlah Tenaga Kesmas 3 Orang Jumlah Tenaga Sanitasi 44 Orang Jumlah Fisioterapis 8 Orang Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 xiv

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data dan informasi kesehatan selama ini mempunyai peranan penting dan strategis, antara lain sebagai acuan dalam menyusun rencana pembangunan kesehatan daerah. Pengelolaan data dan informasi yang baik, yang dikemas dalam suatu sistem informasi, sangat menentukan dalam penyediaan data dan informasi kesehatan yang evidence based, yang pada gilirannya akan mampu menjadi alat manajemen kesehatan yang efektif, terutama menghasilkan perencanan kesehatan yang tepat sasaran. Oleh karena itu, setiap pemerintah daerah diharapkan mempunyai Sistem Informasi Kesehatan Daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, yang mampu menyediakan data dan informasi kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan Daerah merupakan penentu kualitas dari Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Salah satu produk yang dihasilkan Unit Pelaksana Teknis Pusat Informasi dan Manajemen Kesehatan (UPT PIMK) Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang untuk mendukung Sistem Informasi Kesehatan Nasional yaitu Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Magelang 2013 merupakan salah satu dokumen yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan kesehatan. Saat ini masyarakat semakin peduli dengan situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah terutama masalahmasalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan kesehatan mereka sendiri. Profil Kesehatan merupakan sarana informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan data dan informasi kesehatan, untuk itu penyusunannya dikemas secara baik, sederhana, informatif dan mudah dipahami. Kepedulian masyarakat terhadap data dan informasi kesehatan akan memberikan nilai positif dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Magelang. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

16 Informasi utama yang dapat diperoleh dari Profil ini adalah Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat, Situasi Upaya Kesehatan dan Situasi Sumber Daya Kesehatan. Untuk kelancaran proses penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Magelang yang merupakan salah satu produk dari berhasilnya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi di masa mendatang, maka strategi pertama yang perlu dilakukan adalah penguatan kebijakan dan perencanaan di bidang sistem informasi kesehatan. Penguatan kebijakan sistem informasi kesehatan dilakukan dengan menyusun aturan-aturan yang menjamin sistem informasi dapat diselenggarakan dengan baik. Pada pasal 168 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan telah diamanatkan bahwa penyelenggaraan sistem informasi kesehatan diatur dalam peraturan pemerintah. Hal ini berarti bahwa secara normatif sudah ada political will dari negara agar pemerintah dapat menyelenggarakan sistem informasi kesehatan secara baik. 1.2 Tujuan Tujuan Umum Menyediakan data dan informasi pembangunan kesehatan di Kabupaten Magelang tahun 2013 sebagai dasar perencanaan, monitoring dan evaluasi pencapaian pembangunan kesehatan selanjutnya Tujuan Khusus 1. Memberikan informasi mengenai situasi derajat kesehatan di Kabupaten Magelang tahun Memberikan informasi mengenai situasi upaya kesehatan di Kabupaten Magelang tahun Memberikan informasi mengenai situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten Magelang tahun 2013 Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

17 1.3 Sistematika Penyajian Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 mengacu pada Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Tahun Adapun sistematika penyajiannya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun Selain itu juga diuraikan sistematika penyajian profil kesehatan tersebut. BAB II GAMBARAN UMUM Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Magelang yang meliputi uraian tentang letak geografis, administratif serta informasi pendukung lainnya. Selain itu bab ini juga membahas mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan, serta faktor penting lainnya meliputi kependudukan dan ekonomi. BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang indikator mengenai angka kematian (bayi, balita, ibu maternal), angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat di Kabupaten Magelang. BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan Kabupaten Magelang Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

18 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. BAB VI KESIMPULAN Bab ini menyajikan tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun Selain keberhasilankeberhasilan yang perlu dicatat, pada bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam upaya mencapai visi dan misi pembangunan kesehatan. LAMPIRAN Pada lampiran ini berisi resume angka pencapaian Kabupaten Magelang tahun 2013 dan tabel Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

19 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 KEADAAN GEOGRAFIS Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Magelang terletak diantara 110 o 01' - 51" Bujur Timur, 110 o 26' - 58" Bujur Timur, 7 o - 19' - 13" Lintang Selatan dan 7 o - 42' - 16" Lintang Selatan. Gambar 1. Peta Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang berbatasan dengan beberapa kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Purworejo dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

20 Ngluwar Muntilan Salam Tegalrejo Mungkid Ngablak Mertoyudan Bandongan Candimulyo Secang Tempuran Srumbung Dukun Borobudur Kaliangkrik Windusari Salaman Pakis Sawangan Grabag Kajoran Semarang dan Kabupaten Boyolali, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo. Selain berbatasan dengan 5 kabupaten dan 1 daerah istimewa di sebelah utara, selatan, timur dan barat Kabupaten Magelang juga berbatasan dengan Kota Magelang yang terletak ditengah-tengah (gambar 1). 2.2 WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN Kabupaten Magelang secara administratif dibagi menjadi 21 kecamatan yang terdiri dari 367 desa dan 5 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Magelang kurang lebih 1.085,73 km 2 ( hektar) atau kurang lebih 3,34% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Magelang disajikan pada grafik 2.1 sebagai berikut (dalam km 2 ) : Grafik 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 1) Luas wilayah Kabupaten Magelang yang paling luas yaitu Kecamatan Kajoran sebesar 83,41 kilometer persegi atau hektar. Sedangkan wilayah yang luasnya paling kecil yaitu Kecamatan Ngluwar sebesar 22,44 kilometer persegi atau hektar. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

21 Ngluwar Ngablak Dukun Salam Srumbung Candimulyo Tempuran Windusari Kajoran Pakis Kaliangkrik Tegalrejo Sawangan Bandongan Borobudur Salaman Mungkid Muntilan Secang Grabag Mertoyudan 30,590 38,475 44,359 45,896 46,747 46,963 48,003 48,144 52,403 53,330 53,875 55,332 55,458 56,156 57,193 68,016 71,574 77,306 78,230 83, , KONDISI DEMOGRAFI Kepadatan Penduduk Berdasarkan proyeksi laju pertumbuhan penduduk Tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar jiwa. Jumlah penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Magelang disajikan pada grafik 2.2 sebagai berikut: Grafik 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun , ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0 Sumber : Proyeksi Penduduk BPS Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 1) Jumlah penduduk Kabupaten Magelang Tahun 2013 paling banyak di kecamatan Mertoyudan sebesar jiwa. Sedangkan yang paling sedikit di kecamatan Ngluwar sebesar jiwa. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

22 Kajoran Sawangan Pakis Windusari Dukun Ngablak Srumbung Kaliangkrik Tempuran Salaman Candimulyo Borobudur Grabag Bandongan Ngluwar Salam Tegalrejo Secang Mungkid Mertoyudan Muntilan ,000 1,048 1,087 1,226 1,363 1,451 1,542 1,653 1,914 2,420 2,702 Berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah, maka kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun 2013 disajikan dalam grafik 2.3 sebagai berikut: Grafik 2.3 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun ,000 2,500 2,000 1,500 1, Sumber : BPS Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 1) Apabila dilihat dari penyebarannya, rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Magelang adalah jiwa per kilo meter persegi. Kecamatan Muntilan merupakan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan yang lain sebesar jiwa per kilometer persegi. Sedangkan yang mempunyai kepadatan penduduk paling rendah yaitu Kecamatan Kajoran sebesar 628 jiwa per kilometer persegi. Meskipun memiliki jumlah penduduk dan luas wilayah paling rendah dibandingkan 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang, Kecamatan Ngluwar memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi sebesar jiwa per kilometer persegi. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

23 2.3.2 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Proporsi penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Magelang Tahun 2013 dapat dilihat pada diagram 2.1 sebagai berikut: Diagram 2.1 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun % 50.17% laki-laki perempuan Sumber : Proyeksi Penduduk BPS Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran Tabel 2) Berdasarkan diagram 2.1 dapat diketahui bahwa proporsi penduduk menurut jenis kelamin yaitu penduduk laki-laki lebih banyak yaitu sejumlah jiwa (50,17%) dibandingkan penduduk perempuan yaitu sejumlah jiwa (49,83%). Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

24 Pakis Sawangan Kajoran Dukun Ngluwar Candimulyo Srumbung Ngablak Salam Kabupaten Kaliangkrik Windusari Tempuran Bandongan Borobudur Muntilan Salaman Secang Mungkid Tegalrejo Grabag Mertoyudan Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Melek Huruf Persentase penduduk di Kabupaten Magelang yang berumur 15 tahun ke atas melek huruf dapat diketahui pada grafik 2.5 sebagai berikut: Grafik 2.5 Persentase Penduduk Berumur 15 tahun Ke Atas Melek Huruf Setiap Kecamatan di Kabupaten Magelang Tahun Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran Tabel 4) Berdasarkan grafik 2.5 dapat diketahui bahwa persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf terbanyak di Kecamatan Mertoyudan (96,61%). Sedangkan persentase yang terkecil di Kecamatan Pakis (83,56%) Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

25 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin dari angka morbiditas, mortalitas dan status gizi. Pada bab ini derajat kesehatan Kabupaten Magelang digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas beberapa penyakit. Menurut H.L. Blum dalam Muninjaya (2004) derajat kesehatan individu / masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yang merupakan faktor determinan (penentu) timbulnya gangguan kesehatan pada seorang individu atau kelompok masyarakat. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku / gaya hidup (life style) individu atau kelompok masyarakat, faktor lingkungan (sosial, ekonomi, fisik politik), faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan, dan kualitasnya), dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain secara dinamis untuk mempengaruhi derajat kesehatan perorangan dan kelompok masyarakat. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi sektor lain seperti ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial dan lainlain. 3.1 ANGKA KEMATIAN Menurut Budi Utomo dalam Mantra Ida (2003), mati merupakan peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan mati hanya bisa terjadi jika sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan demikian keadaan mati selalu didahului oleh keadaan hidup. Dengan kata lain, mati tidak pernah ada jika tidak ada kehidupan. Sedangkan hidup selalu dimulai dengan lahir hidup (live birth). Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

26 Kematian atau mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnya kematian penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AKB, AKABA, dan AKI Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) Jumlah kelahiran dan kematian bayi, anak balita dan balita di Kabupaten Magelang Tahun 2013 tertulis dalam Tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi, Anak Balita dan Balita di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Lahir hidup Jumlah bayi Lahir mati Lahir hidup + Lahir Mati Jumlah Kematian Bayi Jumlah Kematian Anak Balita Jumlah Kematian Balita Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 6 dan Tabel 7) Jumlah bayi lahir hidup di Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah bayi. Bayi lahir hidup merupakan suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi menunjukkan tandatanda kehidupan misalnya bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot. Sedangkan jumlah bayi lahir mati adalah 124 bayi. Bayi lahir mati (still birth) merupakan kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim (berumur paling sedikit 28 minggu), tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Bayi mati atau kematian bayi (infant mortality) merupakan kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari satu tahun. Jumlah kematian bayi di Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah 138 bayi. Sedangkan jumlah kematian balita yang merupakan kematian anak di bawah usia lima tahun adalah 154 balita. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

27 Jumlah kematian anak balita di Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah 16 anak balita. Jumlah kelahiran hidup di Kabupaten Magelang Tahun berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada grafik 3.1 sebagai berikut: Grafik 3.1 Jumlah Kelahiran Hidup Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun ,400 10,200 10,279 10,298 10,000 9,800 9,600 9,400 9,200 9,758 9,559 9,591 9,402 Laki-laki Perempuan 9,000 8, Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 6) Berdasarkan grafik 3.1 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang jumlah kelahiran hidup mengalami penurunan dibandingkan dengan Tahun 2011 dan Kelahiran hidup di Kabupaten Magelang Tahun menurut jenis kelamin adalah laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Jumlah kelahiran hidup pada Tahun 2013 jenis kelamin laki-laki sebanyak sedangkan perempuan sebanyak Jumlah kelahiran hidup dan jumlah seluruh kelahiran (hidup+mati) di Kabupaten Magelang pada Tahun ditunjukkan pada grafik 3.2 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

28 Grafik 3.2 Jumlah Kelahiran Hidup dan Jumlah Seluruh Kelahiran (hidup+mati) di Kabupaten Magelang Tahun ,400 20,200 20,000 19,800 19,600 19,400 19,200 19,000 18,800 18,600 18,400 18,200 20,188 19,991 20,037 19,857 19,117 18, Lahir Hidup Jumlah Kelahiran Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 6) Berdasarkan grafik 3.2 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang jumlah kelahiran dan lahir hidup mengalami penurunan dibandingkan dengan Tahun 2011 dan Selisih antara jumlah lahir hidup dan jumlah kelahiran menunjukkan jumlah lahir mati. Sejak Tahun grafiknya selalu berjalan linear, hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan persalinan sudah baik sehingga dapat menekan jumlah lahir mati. Jumlah kelahiran mati di Kabupaten Magelang Tahun berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada grafik 3.3 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

29 Grafik 3.3 Jumlah Kelahiran Mati Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Laki-laki Perempuan Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 6) Berdasarkan grafik 3.3 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 jumlah kelahiran mati di Kabupaten Magelang mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2011 dan Berdasarkan jumlah kelahiran mati pada Tahun , bayi lakilaki lebih banyak daripada perempuan. Pada Tahun 2013 jumlah kelahiran mati jenis kelamin laki-laki sebanyak 74 sedangkan perempuan sebanyak 50. Angka lahir mati adalah jumlah lahir mati terhadap kelahiran (hidup+mati). Angka lahir mati di Kabupaten Magelang Tahun berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada grafik 3.4 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

30 Grafik 3.4 Angka Lahir Mati Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Laki-laki Perempuan Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 6) Berdasarkan grafik 3.4 dapat diketahui bahwa angka lahir mati di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka lahir mati Kabupaten Magelang Tahun 2013 dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 7,7 per kelahiran (hidup+mati) laki-laki. Sedangkan angka lahir mati Kabupaten Magelang dengan jenis kelamin perempuan sebesar 5,3 per kelahiran (hidup+mati) perempuan. Sedangkan angka lahir mati (laki-laki+perempuan) di Kabupaten Magelang pada Tahun ditunjukkan pada grafik 3.5 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

31 Grafik 3.5 Angka Lahir Mati (laki-laki+perempuan) di Kabupaten Magelang Tahun Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 6) Berdasarkan grafik 3.5 dapat diketahui bahwa angka lahir mati di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka lahir mati Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 6,5 per kelahiran (hidup+mati). Angka kematian bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB. Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan salah satu indikator dari MDGs ke 4. Angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi dari Filipina, dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand. Indonesia menduduki ranking ke-6 tertinggi setelah Singapura (3 per 1.000), Brunei Darussalam (8 per 1.000), Malaysia (10 per 1.000), Vietnam (18 per 1.000), dan Thailand (20 per 1.000). Menurut proyeksi BPS Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

32 (BPS-UNDP-Bappenas, 2005), pada Tahun 2003 angka AKB terus membaik hingga mencapai 33,9 per kelahiran hidup. Dengan kecenderungan perkembangan pencapaian AKB secara nasional seperti ini, pencapaian target MDGs pada Tahun 2015 diperkirakan sudah akan tercapai pada Tahun 2013 yaitu 22,5 per kelahiran hidup. Angka kematian bayi Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah 7,3 dibawah target maksimal MDGs pada Tahun 2015 yaitu 17 per kelahiran hidup. Beberapa faktor dapat menyebabkan adanya penurunan maupun kenaikan AKB. Hal ini disebabkan AKB merupakan indikator yang sensitif dalam pelayanan kesehatan. Pada Tahun 2013, tiga besar penyebab kematian bayi adalah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) disertai komplikasinya (48 kasus), Kelainan kongenital (47 kasus) serta Asfiksia (16 kasus). Pemantauan kesehatan bayi sejak dalam kandungan sangat penting untuk dilakukan agar masalah pada bayi dapat diketahui sejak dini sehingga dapat dilaksanakan penatalaksanaan yang tepat. Peningkatan kualitas kesehatan ibu hamil menjadi sangat penting dilakukan untuk menekan kasus ibu hamil dengan anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang memiliki kontribusi terhadap terjadinya kasus BBLR. Hal tersebut akan lebih memiliki daya ungkit jika disertai dengan peningkatan ketrampilan/skill petugas kesehatan dalam penatalaksanaan bayi dengan masalah kesehatan dan peningkatan sarana, pra sarana yang menunjang. Penyebab kematian bayi Tahun 2013 ditunjukkan pada diagram 3.5 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

33 3.65% 2.19% 1.46% 0.73% Diagram 3.1 Persentase Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Magelang Tahun % 11.68% 34.31% 35.04% BBLR Kelainan Kongenital Asfiksia Lain-lain Sepsis Pneumoni Diare Ikterus Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 6) Berdasarkan diagram 3.1 dapat diketahui bahwa persentase penyebab kematian bayi Tahun 2013 yang paling banyak adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 35,04%. Sedangkan yang paling sedikit disebabkan oleh ikterus. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

34 Jumlah kematian bayi di Kabupaten Magelang Tahun berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada grafik 3.6 sebagai berikut: Grafik 3.6 Jumlah Kematian Bayi Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Laki-laki Perempuan Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 7) Berdasarkan grafik 3.6 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang jumlah kematian bayi laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Jumlah kematian bayi laki-laki sebanyak 71 sedangkan perempuan sebanyak 67. Jumlah kematian bayi laki-laki mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2011 dan Tahun Sedangkan jumlah kematian bayi perempuan mengalami peningkatan dibandingkan Tahun 2011 dan Tahun Angka kematian bayi berjenis kelamin laki-laki Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 7,4 per kelahiran hidup bayi laki-laki, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebesar 7,1 per kelahiran hidup bayi perempuan. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

35 Sedangkan angka kematian bayi di Kabupaten Magelang pada Tahun ditunjukkan pada grafik 3.7 sebagai berikut: Grafik 3.7 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Magelang Tahun Angka Kematian Bayi Target MDG's Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 7) Berdasarkan grafik 3.7 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang angka kematian bayi mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun Angka kematian bayi Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 sebesar 7,27 dibawah target MDG s yaitu 17. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

36 Jumlah kematian anak balita di Kabupaten Magelang Tahun berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada grafik 3.8 sebagai berikut: Grafik 3.8 Jumlah Kematian Anak Balita Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Laki-laki Perempuan Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 7) Kematian anak balita adalah kematian yang terjadi pada anak umur 1-4 tahun. Berdasarkan grafik 3.8 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang jumlah kematian anak balita laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Jumlah kematian anak balita laki-laki sebanyak 9 sedangkan perempuan sebanyak 7. Jumlah kematian anak balita perempuan mengalami penurunan bandingkan Tahun 2012 tetapi mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun Angka kematian anak balita laki-laki di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 0,9 per kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian anak balita perempuan di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 0,7 per kelahiran hidup. Angka kematian anak balita (laki-laki dan perempuan) di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 0,8 per kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian anak balita di Kabupaten Magelang pada Tahun ditunjukkan pada grafik 3.9 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

37 Grafik 3.9 Angka Kematian Anak Balita di Kabupaten Magelang Tahun Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 7) Berdasarkan grafik 3.9 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang angka kematian anak balita mengalami penurunan dibandingkan dengan Tahun 2012 dan 2011 yaitu 0,84. Kematian pada bayi dan juga pada anak sampai menjelang umur lima tahun relatif sangat tinggi seperti halnya mereka yang berusia lanjut. Menurut United Nation dalam Mantra Ida (2003), kematian bayi dan anak dibawah lima tahun digunakan sebagai indikator status kesehatan dan status sosio ekonomi penduduk. Banyak sekali faktor yang dapat dikaitkan dengan kematian bayi. Kematian bayi dibedakan menjadi dua jenis yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen adalah kematian bayi yang disebabkan oleh faktor-faktor anak yang dibawa sejak lahir, diwarisi oleh orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya selama kehamilan. Sedangkan kematian bayi eksogen adalah kematian bayi yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan luar. Dengan semakin meningkatnya usia, penyebab kematian endogen semakin berkurang dan penyebab kematian eksogen meningkat. Kematian bayi dan anak secara umum merupakan konsekuensi akhir dari perjalanan kumulatif dengan berbagai pengalaman morbiditas dan jarang karena Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

38 serangan penyakit tunggal. Ini berarti bahwa reduksi kematian melalui programprogram kesehatan tidak hanya dengan memberantas penyakit-penyakit penyebab kematian tetapi harus memasukkan pula tindakan-tindakan yang mengarah kepada permasalahan yang lebih mendasar menyangkut proses morbiditas dan mortalitas secara keseluruhan misalnya faktor sosio-ekonomi. Penanganan masalah kematian bayi dan anak dibawah lima tahun menuntut adanya kerangka konseptual tentang faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas bayi dan anak yaitu morbiditas dan mortalitas sebagai masalah pokok, dan faktor sosio-ekonomi serta variabel antara sebagai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Termasuk dalam faktor sosial ekonomi ialah faktor-faktor yang ada dalam individu, keluarga dan masyarakat. Pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, dan sumber ekonomi merupakan faktor individu dan keluarga, sedang suasana politik, ekonomi dan keamanan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas dalam masyarakat. Jumlah kematian balita di Kabupaten Magelang Tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada grafik 3.10 sebagai berikut: 120 Grafik 3.10 Jumlah Kematian Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun Laki-laki Perempuan Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 7) Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

39 Kematian balita adalah kematian yang terjadi pada balita sebelum usia lima tahun (bayi + anak balita). Berdasarkan grafik 3.10 dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 di Kabupaten Magelang jumlah kematian balita laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Jumlah kematian balita laki-laki sebanyak 80 sedangkan perempuan sebanyak 74. Angka kematian balita adalah hasil pembagian antara jumlah anak di bawah 5 tahun yang meninggal dengan jumlah kelahiran hidup dikalikan kelahiran hidup. Angka kematian balita laki-laki di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 8,3 per kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian balita perempuan di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 7,9 per kelahiran hidup. Angka kematian balita (laki-laki dan perempuan) di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 8,1 per kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian balita di Kabupaten Magelang pada Tahun ditunjukkan pada grafik 3.11 sebagai berikut: Grafik 3.11 Angka Kematian Balita di Kabupaten Magelang Tahun Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 7) Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

40 Berdasarkan grafik 3.11 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang angka kematian balita mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun 2012 dan 2011 yaitu 8,11. Angka kematian balita merupakan salah satu target dalam tujuan dari MDGs ke 4 yaitu penurunan angka kematian anak dan juga merupakan salah satu indikator untuk mencapai target MDGs ke 5 yaitu menurunkan angka kematian balita (AKABA) sebesar dua-pertiganya dalam kurun waktu Target angka kematian balita pada Tahun 2015 dalam MDGs yaitu 23 per kelahiran hidup, hal ini berarti angka kematian balita Kabupaten Magelang Tahun 2013 dibawah target maksimal MDGs Angka Kematian Ibu Maternal Menurut Budi Utomo dalam Mantra Ida (2003), kematian ibu merupakan kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain. Tabel 3.2 menunjukkan kematian ibu maternal di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebagai berikut: Tabel 3.2 Jumlah dan Angka Kematian Ibu Maternal per Kelahiran Hidup di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Kematian Ibu hamil Jumlah kematian ibu maternal Kematian Kematian Ibu bersalin Ibu nifas Jumlah Angka Kematian Ibu Maternal ,9 Sumber: Seksi KESGA Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 8) Jumlah kematian ibu maternal di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 11 kasus. Hal ini terjadi pada saat kehamilan (4 kasus), bersalin (1 kasus), dan nifas (6 kasus). Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu Angka kematian ibu juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

41 dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan, dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas Angka kematian ibu terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Angka kematian ibu maternal (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per kelahiran hidup. Angka kematian ibu dapat diperoleh melalui berbagai studi yang dilakukan secara khusus untuk mengetahui tingkat kematian ibu seperti survei di rumah sakit dan beberapa survei di masyarakat dengan cakupan wilayah yang terbatas. Berdasarkan hasil SDKI Tahun 2002, angka kematian ibu di Indonesia sebanyak 307 per kelahiran hidup. Pada Tahun 2004 di Propinsi Jawa Tengah dilaksanakan survei kesehatan daerah dan dari survei tersebut diperoleh angka kematian ibu sebesar 155 per kelahiran hidup. Angka kematian ibu mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu untuk periode 5 tahun sebelum survei( ) sebesar 228 per kelahiran hidup. Angka kematian ibu maternal di Kabupaten Magelang Tahun 2013 menunjukkan angka 57,9 hal ini berarti terdapat 57,9 kematian ibu maternal setiap kelahiran hidup. Angka kematian Ibu di Kabupaten Magelang Tahun ditunjukkan pada grafik 3.12 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

42 Grafik 3.12 Angka Kematian Ibu Maternal per Kelahiran Hidup Tahun di Kabupaten Magelang Angka Kematian Ibu Target MDG's Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 Berdasarkan grafik 3.12 dapat diketahui bahwa angka kematian ibu maternal di Kabupaten Magelang Tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2011 dan 2012 yaitu mencapai 57,9 per kelahiran hidup. Kematian tersebut terjadi pada saat kehamilan (4 kasus), bersalin (1 kasus) dan nifas (6 kasus). Dibandingkan dengan target MDG s 2015 sebesar 102 per kelahiran hidup Kabupaten Magelang sudah dapat memenuhi target pada Tahun Angka kematian ibu termasuk dalam tujuan MDGs ke 5 yaitu peningkatan kesehatan ibu dan anak. Selain itu angka kematian ibu juga merupakan target MDGs ke-6 yaitu menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu Selain Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan, menjadi 307 per kelahiran hidup pada Tahun , bila dibandingkan dengan angka Tahun 1994 yang mencapai 390 kematian per kelahiran hidup. Tetapi akibat komplikasi kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani, masih terdapat ibu yang meninggal setiap tahunnya. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

43 Dengan kondisi tersebut, pencapaian target MDGs untuk AKI akan sulit dicapai. BPS memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163 kematian ibu melahirkan per kelahiran hidup pada Tahun 2015, sedangkan target MDGs pada Tahun 2015 tersebut adalah 102. Angka kematian ibu Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 57,9 sudah berada di bawah target maksimal MDGs. Penyebab kematian ibu dari tahun ke tahun mengalami pergeseran, pada Tahun 2009 s/d 2010 peyebab kematian terbanyak adalah penyakit penyerta yang merupakan penyebab tak langsung, sedangkan pada Tahun 2011 s/d 2013 penyebab kematian ibu terbanyak adalah penyebab langsung yakni Eklamsi/pre eklamsi dan perdarahan. Penyebab kematian Ibu Tahun 2013 paling banyak adalah perdarahan (4 kasus), secara spesifik tampak pada grafik 3.12 berikut ini : Diagram 3.2 Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Magelang Tahun % 27.27% 9.09% 18.18% Eklamsi Infeksi Pre Eklamsi Berat Pendarahan Penyakit Lain 36.36% Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kab. Magelang Tahun 2013 Berdasarkan diagram tersebut dapat diketahui bahwa penyebab kematian ibu di Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah eklamsi (9,09%; 1 kasus), infeksi (9,09%; 1 kasus), pre eklamsi berat (18,18%; 2 kasus), pendarahan (36,36%, 4 kasus) dan penyakit lainnya (27,27%, 3 kasus). Kematian Ibu banyak terjadi pada umur produktif (20 s/d 34 tahun) 63,64%, dan usia 35 tahun mencapai 36,36%. Sedemikian kompleknya permasalahan yang Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

44 berkontribusi pada kematian ibu, memerlukan upaya yang cukup keras untuk menanggulanginya. Hal ini dimaksudkan agar pada usia produktif tersebut dapat dimanfaatkan oleh para ibu untuk berperan dalam masyarakat dan keluarganya. Informasi mengenai angka kematian ibu maternal akan bermanfaat untuk memacu perkembangan peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman dan bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran. Semua upaya tersebut bertujuan untuk lebih menurunkan angka kematian ibu maternal dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. 3.2 ANGKA KESAKITAN Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit serta mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular. Selain itu juga untuk mengurangi dampak sosial sehingga tidak menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Upaya tersebut diprioritaskan pada bayi, balita, ibu serta kelompok usia kerja Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) Tuberculosis (TB) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan kuman mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru, kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfa, melalui saluran pernafasan (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG s. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

45 Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah case detection rate (CDR), yaitu porposi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Kabupaten Magelang Tahun 2013 perkiraan kasus baru TB Paru BTA (+) sebanyak orang. Cakupan penemuan kasus TB Paru BTA (+)/Case Detection Rate (CDR) pada Tahun 2013 mencapai 21,92% (282 kasus) dari perkiraan penderita TB paru BTA (+). Tujuan utama pengendalian TB Paru adalah 1. Menurunkan insidens TB Paru pada Tahun Menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian akibat TB Paru menjadi setangahnya pada Tahun 2015 dibandingkan Tahun Sedikitnya 70% kasus TB Paru BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program DOTS (Directly Observed Treatment Shortcource Chemotheraphy) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Minum/Menelan Obat (PMO) 4. Sedikitnya 85% tercapai succes rate DOTS adalah strategi penyembuhan TB Paru jangka pendek dengan pengawasan secara langsung. Dengan menggunakan strategi DOTS, maka proses penyembuhan TB Paru dapat berlangsung secara cepat. DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB Paru agar menelan obatnya secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi, dapat mencapai 95%. Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TB Paru Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

46 lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Pneumonia merupakan penyebab kematian balita peringkat pertama pada Surkenas ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan balita yang merupakan penyakit akut dan perlu penatalaksanaan tepat. Balita penderita Pneuomonia di Kabupaten Magelang terdapat pada tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.3 Balita Penderita Pneumonia Ditangani di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Jumlah Balita Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 13) Perkiraan kasus Pneumonia balita di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebanyak kasus. Jumlah balita Pneumonia yang ditemukan/ditangani sebanyak (12,8%). Hasil survey mortalitas subdit ISPA pada Tahun 2005 di 10 propinsi di Indonesia diketahui bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia, sebanyak 22,3% dari seluruh kematian bayi. Survei yang sama juga menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada anak balita yaitu 23,6%. Studi mortalitas Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa proporsi kematian pada bayi (post neonatal) karena pneumonia sebesar 23% dan pada anak balita sebesar 15,5%. Perkiraan Kasus Pneumonia Balita Balita Pneumonia Ditemukan/Ditangani % Balita Pneumonia Ditemukan/Ditangani Program pemberantasan penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini adalah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

47 Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus pneumonia juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA Penyakit HIV/AIDS HIV/AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui. Menurut Tuti Parwati (1996), AIDS didefinisikan sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Kasus HIV di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 adalah 8 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS disamping ditunjukkan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti wanita penjaja seks, penyalahguna obat dengan suntikan (IDU s), penghuni Lapas atau sesekali dilakukan penelitian kelompok berisiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. Dalam perjalanan penyakit dari HIV positif menjadi AIDS dikenal istilah window periods, yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga kelompok ini menjadi sangat potensial dalam menularkan penyakit. Pada kelompok ini di samping dilakukan pengobatan, yang lebih utama adalah dilakukan konseling Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

48 untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya penularan lebih lanjut Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang ditemukan kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) sebanyak Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penderita DBD merupakan seseorang yang mengalami demam tinggi mendadak terus-menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda perdarahan dari atau pembesaran hati, serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif DBD. Pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang ditemukan 277 kasus DBD. Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 mempunyai jumlah kasus DBD yang berbeda-beda. Hal ini ditunjukkan pada grafik 3.13 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

49 Sawangan I Kajoran II Pakis Grabag II Windusari Salaman I Salaman II Kajoran I Kaliangkrik Ngablak Secang II Srumbung Candimulyo Grabag I Ngluwar Tegalrejo Sawangan II Tempuran Secang I Bandongan Dukun Borobudur Salam Mertoyudan II Kota Mungkid Mertoyudan I Muntilan I Mungkid Muntilan II Grafik 3.13 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 23) Dari seluruh puskesmas (29 puskesmas) di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 puskesmas Muntilan II ditemukan paling banyak kasus DBD sebesar 43 kasus. Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia. Upaya pemberantasan DBD terdiri dari 3 hal antara lain: 1. Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor 2. Diagnosis dini dan pengobatan dini 3. Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD Upaya pemberantasan vektor ini yaitu dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

50 Metode yang tepat guna untuk mencegah DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus (Menguras, Menutup dan Mengubur) plus menabur larvasida, penyebaran ikan pada tempat penampungan air serta kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mencegah/memberantas nyamuk Aedes berkembang biak. ABJ sebagai tolok ukur upaya pemberantasan vektor melalui PSN-3M menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Oleh karena itu pendekatan pemberantasan DBD yang berwawasan kepedulian masyarakat merupakan salah satu alternatif pendekatan baru. Surveilans vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh petugas kesehatan maupun juru/kader pemantau jentik (Jumantik/Kamantik). Pengembangan sistem surveilans vektor secara berkala perlu terus dilakukan terutama dalam kaitannya dengan perubahan iklim dan pola penyebaran kasus Penyakit Diarrhe (Diare) Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang masih ditemukan beberapa kasus diare yang ditunjukkan pada tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4 Diare Ditangani di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Jumlah Perkiraan Kasus Diare Jumlah Kasus Diare Ditangani % Diare Ditangani Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 16) Perkiraan kasus diare pada Tahun 2013 sebanyak Jumlah kasus diare yang ditangani sebanyak (75%). Peningkatan cakupan penemuan penderita diare penting adanya. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya penemuan cakupan berarti semakin banyak kasus diare ditemukan sehingga diharapkan mengurangi kasus kematian akibat terlambatnya penanganan kasus diare. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

51 Sawangan II Mertoyudan II Borobudur Ngluwar Kota Mungkid Mungkid Kajoran II Srumbung Grabag II Muntilan I Bandongan Secang II Salaman II Sawangan I Salam Kajoran I Dukun Ngablak Salaman I Secang I Tempuran Muntilan II Candimulyo Mertoyudan I Windusari Tegalrejo Pakis Kaliangkrik Grabag I ,000 1,002 1,003 1,005 1,069 1,111 1,166 1,287 1,296 1,679 1,721 1,753 1,782 1,791 1,812 1,822 1,869 1,979 1,982 2,202 2,280 2,322 Jumlah kasus penderita diare yang ditangani di setiap puskesmas Kabupaten Magelang Tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 3.14 sebagai berikut: Grafik 3.14 Jumlah Penderita Diare Yang Ditangani Di Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun ,500 2,000 1,500 1, Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 16) Berdasarkan grafik 3.14 dapat diketahui penyebaran kasus diare yang dapat ditangani di Kabupaten Magelang Tahun Penyakit Malaria Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDG s). Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa) Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Pada Tahun 2013 penderita malaria dengan pemeriksaan sedian darah (positif) sebanyak 31. Semua kasus malaria tersebut tidak ada kematian sehingga Case Fatality Rate (CFR) adalah 0. Di Indonesia meningkatnya jumlah penderita malaria dan terjadinya kejadian luar biasa malaria sangat berkaitan erat dengan beberapa hal sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

52 1. Adanya perubahan lingkungan yang berakibat meluasnya tempat perindukan nyamuk penular malaria 2. Mobilitas penduduk yang cukup tinggi 3. Perubahan iklim yang menyebabkan musim hujan lebih panjang dari musim kemarau 4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan memberikan dampak pada daerahdaerah tertentu dengan adanya masyarakat yang mengalami gizi buruk sehingga lebih rentan untuk terserang malaria 5. Tidak efektifnya pengobatan karena terjadi Plasmodium falciparum resisten klorokuin dan meluasnya daerah resisten 6. Menurunnya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap upaya penanggulangan malaria secara terpadu Pemberantasan malaria digalakkan melalui gerakan masyarakat yang dikenal dengan Gerakan Berantas Kembali Malaria atau Gebrak Malaria telah dicetuskan pada Tahun Gerakan ini merupakan embrio pengendalian malaria yang berbasis kemitraan dengan berbagai sektor dengan slogan Ayo Berantas Malaria Pengendalian malaria di Indonesia tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 29 April 2009 tentang eliminasi malaria di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat hidup sehat yang terbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai Tahun Pulau jawa merupakan salah satu sasaranwilayah eliminasi yang akan dilaksanakan pada Tahun Penyakit Kusta Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Diagnosa kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut: a. Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

53 b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan otot c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA positif) Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 terdapat kasus kusta yang tercatat antara lain 6 kasus penyakit kusta MB. Sedangkan pada Tahun 2013 Kabupaten Magelang penderita kusta (MB) Tahun 2011 yang telah selesai berobat sebanyak 1 orang di wilayah kerja Puskesmas Salaman I. Untuk penderita kusta (PB) Tahun 2012 yang selesai berobat pada Tahun 2013 sebanyak 1 orang yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Salaman I Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio, Hepatitis B. Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melaui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus TN banyak ditemukan di negara berkembang khususnya denga cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah. Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi. Penyakit difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit leher, demam ringan, sakit tekak. Difteri kerap ditandai dengan tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan. Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berumur 0-3 tahun ini ditandai denga munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku leher dan sakit di tungkai dan lengan. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

54 Jumlah kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di Kabupaten Magelang Tahun 2013 ditunjukkan di tabel 3.5 sebagai berikut: Tabel 3.5 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Jumlah Kasus PD3I Difteri Pertusis Tetanus Tetanus neonatorum Campak Polio Hepatitis B Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 22) Berdasarkan tabel 3.5 diketahui bahwa ada beberapa penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu defteri, pertusis, tetanus, tetanus neonatarum, campak, polio dan hepatitis B. Dari beberapa penyakit menular tersebut, di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 tidak ditemukan PD3I Penyakit Filariasis Penyakit filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang terdiri dari Wucheria brancrofi, Brugia malayi, Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyababkan pembengkakan di lengan dan organ genital. Pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang terdapat 1 kasus filariasis di wilayah kerja Puskesmas Salaman II yang merupakan kasus lama. 3.3 STATUS GIZI Status gizi masyarakat merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan penduduk di Kabupaten Magelang. Pemantauan status gizi mulai dilaksanakan sejak bayi. Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan pelayanan kesehatan Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

55 pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu pada 6 jam-48 jam setelah lahir; pada hari ke 3-7 hari, dan hari ke 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi), pemberian vitamin K, Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM), dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA. Cakupan kunjungan neonatus dan bayi di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 3.6 sebagai berikut: Tabel 3.6 Cakupan Kunjungan Neonatus dan Bayi di Kabupaten Magelang Tahun 2013 KN1 % KN , , ,5 Sumber: Bidang YANKES Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 36 dan 37) Berdasarkan tabel 3.6 diketahui bahwa kunjungan neonatus 1 (KN1) sebanyak kunjungan. Persentase kunjungan neonatus 1 merupakan perbandingan KN1 dengan jumlah bayi lahir hidup. Persentase KN1 pada Tahun 2013 di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 99,4%. KN1 laki-laki sebanyak kunjungan (99,7%), sedangkan perempuan sebanyak kunjungan (99,1%). Kunjungan neonatus lengkap (KN3) sebanyak kunjungan (97,6%). KN3 laki-laki sebanyak kunjungan (97,9%), KN3 perempuan sebanyak kunjungan (97,3%). Sedangkan kunjungan bayi (minimal 4 kali) sebanyak kunjungan (96,5%). Cakupan kunjungan bayi tersebut di atas target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan pada Tahun 2010 sebesar 90%. Kunjungan bayi laki-laki sebanyak kunjungan (97,9%), sedangkan perempuan sebanyak kunjungan (97,3%). KN3 (Lengkap) % KN3 (Lengkap) Kunjungan Bayi (Minimal 4 Kali) % Kunjungan Bayi (Minimal 4 Kali) Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

56 Bayi lahir dengan berat badan rendah yaitu kurang dari 2500 gram (BBLR) perlu mendapatkan penanganan serius. Hal ini disebabkan karena pada kondisi tersebut bayi akan menghadapi berbagai resiko yang dapat mengakibatkan kematian. Terjadinya BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) biasanya disebabkan karena lahir prematur atau kurangnya supply gizi pada waktu dalam kandungan. Persentase BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di Kabupaten Magelang Tahun 2013 ditunjukkan pada diagram 3.3 sebagai berikut: Diagram 3.3 Persentase BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di Kabupaten Magelang Tahun % BBLR Bukan BBLR 95.2% Sumber: Bidang Yankes Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 26) Berdasarkan diagram 3.3 dapat diketahui bahwa cakupan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 sebanyak 4,8%. Sedangkan 95,2% merupakan bukan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Kondisi tersebut harus disertai dengan pengawasan dan penatalaksanaan secara komprehensif dan paripurna sehingga kondisi bayi dengan BBLR tidak mengalami komplikasi yang berujung pada kematian bayi. Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan masyarakat tentang perawatan bayi dengan BBLR memiliki kontribusi terhadap keberhasilan penanganan BBLR di tingkat masyarakat. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

57 Jumlah bayi BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) yang di Kabupaten Magelang Tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 3.7 sebagai berikut: Tabel 3.7 Jumlah Bayi BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di Kabupaten Magelang Tahun 2013 BBLR (Laki-laki) % BBLR (Laki-laki) BBLR Perempuan % BBLR Perempuan 491 5, ,5 Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 26) Berdasarkan tabel 3.7 diketahui bahwa jumlah BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di Kabupaten Magelang pada Tahun 2013 laki-laki sebanyak 491 (5,1%) dan perempuan sebanyak 420 (4,5%). Cakupan penimbangan balita di posyandu merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan penimbangan balita, semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang. Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara nasional cakupan penimbangan balita (anak pernah ditimbang di posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama sebulan terakhir) di posyandu sebesar 74,5%. Frekuensi kunjungan balita ke posyandu semakin berkurang dengan semakin meningkatnya umur anak. Sebagai gambaran proporsi anak 6-11 bulan yang ditimbang di posyandu 91,3% pada anak usia bulan turun menjadi 83,6%, dan pada usia bulan turun menjadi 73,3%. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

58 Sawangan I Pakis Kaliangkrik Grabag I Dukun Secang I Mertoyudan II Ngluwar Sawangan II Kajoran II Ngablak Candimulyo Bandongan Tempuran Borobudur Salam Secang II Muntilan I Windusari Tegalrejo Kajoran I Muntilan II Salaman I Mungkid Mertoyudan I Salaman II Grabag II Srumbung Kota Mungkid Perkembangan keadaan gizi masyarakat yang dapat dipantau berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan (RR) program gizi. Laporan hasil penimbangan balita di posyandu dapat mencerminkan tingkat status gizi masyarakat Kabupaten Magelang Tahun Persentase cakupan balita yang ditimbang di Kabupaten Magelang Tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 3.15 sebagai berikut: Grafik 3.15 Persentase Balita yang Ditimbang Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 44) Berdasarkan grafik 3.15 diketahui bahwa persentase balita yang ditimbang di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 82,4 % dari jumlah balita yang ada. Bayi yang tidak ditimbang kemungkinan pada saat penimbangan, bayi tersebut tidak berada ditempat atau sedang sakit sehingga tidak dibawa ke tempat penimbangan. Masalah yang berkaitan dengan kunjungan posyandu antara lain: dana operasinal dan sarana prasarana untuk menggerakkan kegiatan posyandu, tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling, tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat akan manfaat posyandu, serta pelaksanaan pembinaan kader. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

59 Kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi adalah kelompok bayi dan balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita. Status gizi balita dipantau melalui kegiatan pemantauan status gizi (PSG) di posyandu yang dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan setiap tahun sekali. Persentase status gizi balita di Kabupaten Magelang Tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 3.16 sebagai berikut: Grafik 3.16 Persentase Status Gizi Balita di Kabupaten Magelang Tahun BB Naik 1.2 BGM Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 44) Berdasarkan grafik 3.16 diketahui bahwa jumlah balita yang berat badan naik sebanyak (80,7%), BGM (Bawah Garis Merah) sebanyak 952 (1,2%). Cakupan balita yang berat badannya naik di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sudah mencapai target yang telah ditetapkan di dalam Standar Pelayanan Minimal Propinsi Jawa Tengah sebesar 80%. BGM (Bawah Garis Merah) merupakan hasil penimbangan di mana berat badan balita di bawah garis merah pada KMS. Jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) di Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah 952 (1,2%). Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

60 Upaya pemerintah untuk menekan jumlah BGM (Bawah Garis Merah) dan gizi buruk melalui program perbaikan gizi masyarakat yang kegiatannya berupa pelacakan balita gizi buruk, rujukan dan perawatan balita gizi buruk, pemberian paket makanan tambahan (PMT) kepada balita gizi buruk dan kurang dari keluarga miskin, yang didukung pula oleh peningkatan penyuluhan gizi dan pemberdayaan posyandu. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

61 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1 PELAYANAN KESEHATAN Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan Pelayanan Kesehatan Antenatal Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Sedangkan tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan, dan perawat. Pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang berat badan, pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin atau khusus), tatalaksana kasus, serta temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), serta KB pasca persalinan. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

62 Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa distribusi frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi. Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4 yang dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan (untuk penghitungan indikator K1) atau jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu (untuk penghitungan indikator K4) dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada di wilayah kerja dalam 1 tahun. Akses pelayanan antenatal (cakupan K1) merupakan Indikator yang digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Persentase cakupan kunjungan K1 Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah 97,1% masih terdapat 561 atau 2,57% ibu hamil berkunjung pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu sehingga cakupan K1 belum mencapai 100%. Kondisi semacam ini dilatarbelakangi oleh, masih terdapat kasus kehamilan yang tidak diinginkan baik yang terjadi pada remaja ataupun pasangan usia subur yang tidak menghendaki anak sehingga kehamilannya cenderung ditutupi, tingkat pengetahuan dan sosial ekonomi rendah serta budaya yang mengikat ibu hamil ikut andil sebagai penyebab. Persentase cakupan K1 setiap puskesmas di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.1 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

63 Pakis Salaman II Mertoyudan I Tempuran Grabag I Dukun Salaman I Kajoran II Ngluwar Tegalrejo Srumbung Kabupaten Grabag II Ngablak Candimulyo Muntilan I Kota Mungkid Borobudur Sawangan II Kajoran I Bandongan Salam Sawangan I Muntilan II Mungkid Mertoyudan II Kaliangkrik Secang I Secang II Windusari 89,33 93,76 93,78 93,81 94,10 94,51 95,25 95,83 95,87 96,16 96,99 97,4 97,62 97,68 97,69 98,40 98,66 98,88 99,02 99,68 99, Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun ,00 100,00 98,00 96,00 94,00 92,00 90,00 88,00 86,00 84,00 Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 28) Berdasarkan grafik 4.1 diketahui bahwa persentase cakupan kunjungan K1 Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah 97,1%. Cakupan K1 yang paling banyak di Puskesmas Ngluwar, Puskesmas Sawangan I, Puskesmas Muntilan II, Puskesmas Mertoyudan II, Puskesmas Pakis, Puskesmas Windusari yaitu 100%. Sedangkan persentase cakupan K1 yang paling sedikit di Puskesmas Ngablak sebesar 88,9%. Sedangkan melalui Cakupan K4 sebagai indikator dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktuyang ditetapkan), yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, di samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA. Persentase cakupan K1 setiap puskesmas di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.2 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

64 Sawangan I Kaliangkrik Salam Salaman I Grabag II Bandongan Salaman II Kajoran I Tempuran Tegalrejo Mertoyudan I Ngluwar Grabag I Dukun Pakis Kabupaten Kajoran II Srumbung Mungkid Sawangan II Secang I Candimulyo Borobudur Muntilan II Mertoyudan II Ngablak Kota Mungkid Windusari Secang II Muntilan I Grafik 4.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 28) Berdasarkan grafik 4.2 dapat diketahui bahwa dari cakupan kunjungan ibu hamil (K4) Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah 89,26%. Sedangkan cakupan K4 yang paling tinggi yaitu Puskesmas Muntilan I 97,8%. Hasil cakupan kunjungan keempat ibu hamil (K4) Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 89,26% jika dibandingkan dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan sebesar 95% dibawah target. Hal tersebut berkaitan dengan masih terdapat selisih/ drop out antara cakupan K1 dan K4 sebesar 8,1%. Kesenjangan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu kejadian ibu hamil terdeteksi setelah usia kehamilan 12 minggu (akses) sebesar 2,57%, Abortus 3,02%, dan lahir prematur 1,92%. Artinya ibu hamil di Kabupaten Magelang belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai standar yang berdampak pada kualitas kesehatan ibu hamil belum cukup baik hal ini ditandai dengan tingginya kejadian abortus, dan kelahiran prematur yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

65 Persentase cakupan kunjungan ibu hamil (K1 dan K4) di Kabupaten Magelang pada tahun ditunjukkan pada grafik 4.3 sebagai berikut: Grafik 4.3 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4) di Kabupaten Magelang Tahun K1 K Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 28) Berdasarkan grafik 4.3 persentase cakupan kunjungan pertama ibu hamil (K1) di Kabupaten Magelang tahun 2013 adalah 97,4%. Sedangkan persentase cakupan kunjungan keempat (K4) di Kabupaten Magelang tahun 2013 adalah 89,3%. Cakupan K1 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 97,1%. Sedangkan cakupan K4 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 sebesar 89,9% Pertolongan Persalinan dan Pelayanan Ibu Nifas Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap Angka Kematian Ibu. Kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60% dari seluruh kematian ibu (Maternal Mortality: who, when, where, and why; Lancet 2006). Sedangkan dalam target MDG s salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per per kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT) serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90% pada tahun 2015 dari 40,7% pada tahun 1992 Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

66 Ngluwar Pakis Tempuran Grabag I Tegalrejo Bandongan Kabupaten Salam Ngablak Borobudur Candimulyo Dukun Grabag II Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Kota Mungkid Mertoyudan I Mertoyudan II Mungkid Muntilan I Muntilan II Salaman I Salaman II Sawangan I Sawangan II Secang I Secang II Srumbung Windusari (BPS). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu, tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter, perawat dan bidan) dan dukun bayi (dukun bayi terlatih dan tidak terlatih). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan setiap puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.4 sebagai berikut: Grafik Persentase Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 28) Berdasarkan grafik 4.4 dapat diketahui bahwa persentase persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Magelang tahun 2013 sebanyak 99,81. Hal ini berarti telah melebihi target yang telah ditetapkan dalam SPM Bidang Kesehatan dan target MDG s sebesar 90%. Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu: kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari, Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

67 Salam Ngluwar Sawangan I Salaman I Mertoyudan I Pakis Tempuran Kajoran I Salaman II Kabupaten Muntilan II Secang I Grabag I Kajoran II Borobudur Kota Mungkid Srumbung Mertoyudan II Tegalrejo Mungkid Bandongan Secang II Kaliangkrik Ngablak Muntilan I Dukun Windusari Sawangan II Candimulyo Grabag II kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan pada minggu ke-2 setelah persalinan dan kunjungan nifas ke 3 (KF3) dilakukan minggu ke-6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan posyandu dan dilakukan bersamaan dengan kunjungan bayi. Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu, pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan, pemberian kapsul vitamin A IU sebanyak 2 kali (2 x 24 jam), dan pelayanan KB pasca persalinan. Persentase pelayanan ibu nifas setiap puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 disajikan pada grafik 4.5 sebagai berikut: Grafik 4.5 Persentase Pelayanan Ibu Nifas Setiap Puskesmas Di Kabupaten Magelang Tahun Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 28) Persentase pelayanan ibu nifas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 adalah 96,22%. Hal ini telah memenuhi target sebesar 90%. Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa cakupan Puskesmas Salam paling rendah yaitu 72,10%. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

68 Kota Mungkid Sawangan II Grabag II Kajoran II Secang II Muntilan I Ngluwar Salaman II Kajoran I Sawangan I Salam Muntilan II Salaman I Tempuran Dukun Srumbung Mertoyudan I Secang I Candimulyo Mertoyudan II Windusari Ngablak Tegalrejo Bandongan Borobudur Mungkid Pakis Kaliangkrik Grabag I 3,007 4,418 4,504 4,531 4,906 4,915 4,963 5,295 6,015 6,395 6,815 7,645 7,666 7,969 8,073 8,076 8,364 8,548 8,660 8,753 8,909 8,998 9,158 9,602 10,199 10,654 10,964 10,972 11, Keluarga Berencana (KB) Meningkatkan kesehatan ibu dengan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan merupakan tujuan yang akan dicapai dalam MDG s Goal 5a, perlu dukungan dengan meningkatkan universal akses kesehatan reproduksi yang tertuang pada Goal s 5b yang meliputi cakupan kesertaan KB aktif. Untuk menurunkan kejadian kematian ibu, kehamilan perlu diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kondisi yang beresiko tinggi terutama 4 Terlalu (terlalu muda, terlalu sering, terlalu banyak dan terlalu tua). Dalam konteks inilah Program Pelayanan Keluarga Berencana memiliki peran penting. Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan aseptor. Jumlah pasangan usia subur (PUS) setiap puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 disajikan pada grafik 4.6 sebagai berikut: Grafik 4.6 Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Menurut Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun ,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 35) Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

69 Muntilan I Mertoyudan II Secang I Salam Secang II Muntilan II Dukun Borobudur Mertoyudan I Grabag I Tegalrejo Kota Mungkid Salaman I Kabupaten Candimulyo Ngablak Sawangan II Srumbung Sawangan I Mungkid Tempuran Kaliangkrik Windusari Ngluwar Grabag II Kajoran I Bandongan Pakis Kajoran II Salaman II Berdasarkan grafik 4.6 dapat diketahui bahwa julah PUS yang paling banyak di wilayah kerja Puskesmas Grabag I sebanyak Sedangkan yang paling sedikit di Puskesmas Kota Mungkid sebanyak Persentase peserta KB baru setiap puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.7 sebagai berikut: Grafik 4.7 Persentase Peserta KB Baru Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 35) Berdasarkan grafik 4.7 dapat diketahui bahwa persentase peserta KB baru di Kabupaten Magelang pada tahun 2013 yang paling tinggi adalah Puskesmas Salaman II sebesar 12,18% sedangkan yang paling sedikit adalah Puskesmas Muntilan I sebesar 1,065%. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

70 Salam Kajoran II Kajoran I Ngablak Grabag I Sawangan I Sawangan II Tempuran Salaman I Muntilan I Kaliangkrik Grabag II Mertoyudan II Pakis Kabupaten Windusari Mungkid Ngluwar Candimulyo Salaman II Mertoyudan I Dukun Tegalrejo Secang I Muntilan II Srumbung Borobudur Secang II Bandongan Kota Mungkid Persentase peserta KB aktif setiap puskesmas ditunjukkan pada grafik 4.8 sebagai berikut: Grafik 4.8 Persentase Peserta KB Aktif Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 35) Berdasarkan grafik 4.8 dapat diketahui bahwa persentase peserta KB aktif paling rendah di Puskesmas Salam sebesar 67,82%. Sedangkan yang paling tinggi peserta KB aktif adalah Puskesmas Kota Mungkid sebesar 92,68%. Persentase peserta KB aktif Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 79,94%. Persentase peserta KB aktif Kabupaten Magelang Tahun 2013 jika dibandingkan dengan target SPM Bidang Kesehatan sebesar 70% pada tahun 2010 sudah memenuhi target. Metode kontrasepsi dalam KB ada dua macam yaitu MKJP dan non MKJP. MKJP merupakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang meliputi IUD, MOP/MOW, implant. Sedangkan non MKJP merupakan metode kontrasepsi jangka pendek yang meliputi suntik, pil, kondom, dan obat vagina. Prosentase pemakaian MKJP tampak pada grafik 4.9, menunjukkan bahwa pemakaian MKJP pada tahun 2013 mencapai 35,11% dan telah mencapai target nasional 27,50%. Jenis MKJP yang banyak digunakan adalah Intra Uterine Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim 50,63%, Implant 31,40%, dan MOW 15,79%. Penggunaan metode kontrasepsi jangka Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

71 panjang memberikan perlindungan yang lebih efektif terhadap kehamilan yang tentu saja memperkecil resiko tinggi dan komplikasi selama kehamilan. Pada diagram 4.1 ditunjukkan persentase peserta KB aktif di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebagai berikut: Diagram 4.1 Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Magelang Tahun % MKJP Non MKJP 64.89% Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 33) Berdasarkan diagram 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta KB aktif di Kabupaten Magelang Tahun 2013 paling banyak menggunakan KB non MKJP (64,89%). Pada diagram 4.2 ditunjukkan persentase peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

72 Diagram 4.2 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Magelang Tahun % 12.22% 50.96% 17.78% 0.76% 5.55% 11.03% IUD (MKJP) MOP (MKJP) MOW (MKJP) IM PLAN (MKJP) SUNTIK (NON MKJP) PIL (NON MKJP) KONDOM (NON MKJP) Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 33) Berdasarkan diagram 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta KB aktif di Kabupaten Magelang tahun 2013 paling banyak menggunakan KB suntik (50,96%) dan yang paling sedikit menggunakan KB MOP (0,76%). Kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas sektor terkait perlu dioptimalkan guna meningkatkan minat masyarakat khususnya Pasangan Usia Subur untuk menggunakan MKJP. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

73 Pada diagram 4.3 ditunjukkan pesentase peserta KB baru di Kabupaten Magelang sebagai berikut: Diagram 4.3 Persentase Peserta KB Barudi Kabupaten Magelang Tahun % 41.71% MKJP Non MKJP Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 34) Berdasarkan diagram 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta KB baru di Kabupaten Magelang Tahun 2013 paling banyak menggunakan KB non MKJP (58,29%). Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

74 Pada diagram 4.4 ditunjukkan persentase peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebagai berikut: Diagram 4.4 Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Magelang Tahun % 50.83% 5.57% 18.12% 0.12% 3.26% 20.21% IUD (MKJP) MOP (MKJP) MOW (MKJP) IM PLAN (MKJP) SUNTIK (NON MKJP) PIL (NON MKJP) KONDOM (NON MKJP) Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 34) Berdasarkan diagram 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta KB baru di Kabupaten Magelang tahun 2013 menggunakan alat kontrasepsi suntik sebesar 50,83%. Sedangkan yang paling sedikit peserta KB baru menggunakan MOP yaitu sebesar 0,12%. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

75 4.1.4 Imunisasi Bayi dan anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti difteri, tetanus, hepatitis B, typhus, radang selaput otak, radang paru-paru, dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi. Pada saat pertama kali kuman (antigen) masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksi tubuh akan membuat zat yang disebut antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai pengalaman. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibosi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal. Imunisasi ada dua macam, yatu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi Polio atau Campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap Tetanus dan Campak. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

76 Desa UCI (universal child immunization) Desa UCI (universal child immunization) merupakan desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu. Pada tahun 2013 ini Kabupaten Magelang persentase cakupan desa UCI sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target SPM Bidang Kesehatan tahun 2010 sebesar 100%, hasil pencapaian tahun 2013 ini sudah memenuhi target Cakupan Imunisasi pada Bayi Pemberian imunisasi dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi misalnya TB Paru, Difteria, Pertusis, Tetanus, Polio, Campak dan Hepatitis B. Bayi merupakan makhluk yang rentan terkena penyakit, sehingga harus mendapatkan imunisasi lengkap. Cakupan imunisasi pada bayi di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.9 sebagai berikut: Grafik 4.9 Cakupan Imunisasi Bayi di Kabupaten Magelang Tahun DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK BCG POLIO 3 Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 39 dan 40) Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

77 Berdasarkan grafik 4.9 dapat diketahui bahwa di Kabupaten Magelang tahun 2011 cakupan imunisasi DPT1+HB1 pada bayi sebanyak (102,64%). Cakupan imunisasi DPT3+HB3 pada bayi sebanyak (103,58%). Cakupan imunisasi campak pada bayi sebanyak (104,7%). Cakupan imunisasi BCG pada bayi sebanyak (101,91%). Cakupan imunisasi Polio3 pada bayi sebanyak (102,49%) Cakupan Vitamin A Bagi Bayi Dalam siklus kehidupan manusia, bayi berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Untuk pertumbuhan bayi dengan baik, salah satu zat gizi yang sangat dibutuhkan adalah vitamin A yang harus diberikan sejak post natal. Salah satu dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan - 4 tahun yang menjadi penyebab kebutaan. Oleh karena itu dalam rangka program penanggulangan KVA (Kurang Vitamin A) diadakan suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali pertahun pada balita dan ibu nifas. Program distribusi kapsul vitamin A adalah bayi mulai umur 6-11 bulan dan balita umur bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi terdiri dari kapsul vitamin A biru dengan dosis IU yang diberikan pada bayi umur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A merah dengan dosis IU yang diberikan pada balita (12-59 bulan). Kapsul vitamin A tersebut diberikan pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya. Persentase bayi (6-11 bulan) yang mendapat vitamin A 1X di Kabupaten Magelang Tahun 2013 yaitu 100%. Hal ini berarti pada tahun 2013 semua bayi di Kabupaten Magelang mendapatkan vitamin A 1 kali. Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A (KVA) pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Bukti-bukti lain menunjukkan peran vitamin A dalam menurunkan secara bermakna angka kematian anak, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya pemberian vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

78 Salaman I Salaman II Borobudur Ngluwar Salam Srumbung Dukun Sawangan I Sawangan II Muntilan I Muntilan II Mungkid Mertoyudan I Mertoyudan II Kota Mungkid Tempuran Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Bandongan Candimulyo Pakis Ngablak Grabag I Grabag II Tegalrejo Secang I Secang II Windusari Kabupaten Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang mendapat cukup vitamin A, bila terkena diare, campak, atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah sehingga tidak membahayakan jiwa anak. Balita memerlukan asupan zat gizi yang cukup, salah satunya yaitu vitamin A. Hal ini dikarenakan anak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Persentase balita (12-59 bulan) mendapat vitamin A 2 kali setiap puskesmas di Kabupaten Magelang pada tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.10 sebagai berikut: Grafik 4.10 Persentase Balita Yang Mendapat Vitamin A 2X Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 32) Berdasarkan grafik 4.10 dapat diketahui bahwa balita (12-59 bulan) di Kabupaten Magelang yang mendapatkan vitamin A 2 kali (100,0%). Hal ini berarti pada tahun 2013 semua balita di Kabupaten Magelang mendapatkan vitamin A 2. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

79 4.1.6 Cakupan MP ASI Anak BGM (6-24 bulan) Anak berusia 6-24 bulan juga merupakan kelompok umur yang rentan rawan gizi dan penyakit. Setelah anak berusia 6 bulan, anak harus diberi makanan tambahan (PMT). Hal ini dikarenakan immunoglobulin yang berasal dari tubuh ibu dapat bertahan pada anak sampai usia 6 bulan. Pemberian makanan pendamping ASI juga memperhatikan umur anak dan kebutuhan kalori. Jika makanan pendamping ASI tidak diberikan kepada anak usia 6-24 bulan dapat mengakibatkan anak tersebut BGM. Oleh karena itu diperlukan MP ASI bagi anak BGM usia (6-24 bulan). Cakupan anak BGM yang mendapat MP ASI (6-24 bulan) di Kabupaten Magelang pada tahun % Cakupan Balita Gizi Buruk Anak balita juga merupakan kelompok umur yang rentan rawan gizi dan penyakit. Kelompok ini merupakan kelompok umur yang paling rentan menderita Kurang Energi Protein (KEP). Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain: a. Anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa b. Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah bekerja penuh sehingga perhatian ibu sudah berkurang c. Anak balita sudah mulai beraktifitas di luar rumah, sehingga lebih mudah terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit d. Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan. Di lain pihak ibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan anak balita, karena dianggap sudah dapat makan sendiri. Supaya anak balita tidak mengalami gizi buruk maka orang tua harus memperhatikan gizi dan kesehatan anaknya. Jika sampai terjadi gizi buruk pada anak balitanya, orang tua harus segera memberikan perawatan terhadap balitanya. Cakupan Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

80 Salaman II Borobudur Salam Srumbung Dukun Sawangan I Sawangan II Mungkid Mertoyudan II Kota Mungkid Kaliangkrik Candimulyo Pakis Secang I Windusari Mertoyudan I Kajoran II Grabag I Grabag II Salaman I Tempuran Muntilan II Tegalrejo Secang II Bandongan Ngablak Muntilan I Kajoran I Ngluwar balita gizi buruk yang mendapat perawatan di Kabupaten Magelang pada tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Balita Gizi Buruk Jumlah Mendapat Perawatan % ,00 Sumber : Bidang YANKES Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 45) Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa semua balita gizi buruk di Kabupaten Magelang Tahun 2013 telah mendapatkan perawatan (100%). Hal ini berarti pada tahun 2013 untuk cakupan balita gizi buruk mendapatkan perawatan Kabupaten Magelang telah sesuai dengan target yang telah ditentukan di dalam SPM Bidang Kesehatan sebesar 100% pada tahun Jumlah balita gizi buruk pada tahun 2013 di Kabupaten Magelang dapat diketahui pada grafik 4.11 sebagai berikut: Grafik 4.11 Jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Magelang Tahun Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 45) Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

81 Berdasarkan grafik 4.11 dapat diketahui jumlah balita gizi buruk pada tahun 2013 di Kabupaten Magelang yang paling banyak di wilayah kerja Puskesmas Ngablak, Muntilan I, Kajoran I, dan Ngluwar sebanyak 3 kasus. Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui cakupan gizi buruk di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebagai berikut: Gambar 4.1 Peta Cakupan Gizi Buruk di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa ada beberapa puskesmas yang menjadi prioritas 1 dalam program penanganan gizi buruk di Kabupaten Magelang Tahun 2013 yaitu Puskesmas Kajoran I, Puskesmas Tempuran, Puskesmas Salaman I, Puskesmas Ngluwar, Puskesmas Muntilan I, Puskesmas Ngablak dan Puskesmas Secang II. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

82 4.1.8 Cakupan Tablet Fe untuk Ibu Hamil Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut kekurangan zat besi atau anemia gizi besi. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rentan masalah gizi terutama anemia gizi besi. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, prevalensi ibu hamil sebesar 40,1% dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5% (Riskesdas 2007). Namun demikian keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya. Ibu hamil sebenarnya juga berhubungan dengan proses pertumbuhan, yaitu pertumbuhan janin yang dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses kehamilan tersebut. Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan ini maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat. Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi pada ibu hamil juga memerlukan peningkatan suplai vitamin terutama thiamin, riboflavin, vitamin A dan D. Kebutuhan berbagai mineral, khususnya Fe dan kalsium juga meningkat. Oleh karena itu setiap wanita hamil harus mendapatkan tablet Fe baik tablet Fe1 maupun Fe3. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

83 Tegalrejo Salam Secang II Secang I Pakis Mertoyudan I Grabag II Kajoran I Srumbung Kaliangkrik Candimulyo Mungkid Grabag I Kabupaten Dukun Muntilan II Kota Mungkid Salaman II Sawangan II Bandongan Borobudur Ngablak Sawangan I Mertoyudan II Kajoran II Salaman I Muntilan I Windusari Tempuran Ngluwar Persentase cakupan tablet Fe1 untuk ibu hamil setiap puskesmas di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.12 sebagai berikut: Grafik 4.12 Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Fe1 Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Sumber : Bidang YANKES Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 30) Berdasarkan grafik 4.12 dapat diketahui bahwa persentase cakupan ibu hamil yang mendapatkan Fe1 Kabupaten Magelang tahun 2013 adalah 98,18%. Persentase cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 paling sedikit di Puskesmas Tegalrejo sebesar 82,15%. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

84 Secang I Bandongan Kaliangkrik Kajoran I Pakis Tegalrejo Mungkid Sawangan I Salam Muntilan II Mertoyudan I Salaman I Dukun Kabupaten Tempuran Srumbung Grabag I Ngablak Kajoran II Mertoyudan II Borobudur Salaman II Grabag II Sawangan II Muntilan I Candimulyo Windusari Secang II Kota Mungkid Ngluwar Persentase cakupan tablet Fe3 untuk ibu hamil setiap puskesmas di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.13 sebagai berikut: Grafik 4.13 Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Fe3 Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 30) Berdasarkan grafik 4.13 dapat diketahui bahwa persentase cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe3 di Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 90,64%. Persentase cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe3 paling sedikit di Puskesmas Secang I sebesar 81,37%. Cakupan pemberian tablet tambah darah terkait erat dengan antenatal care (ANC). Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

85 Pemberian tablet Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil terkait erat dengan cakupan anemia di Kabupaten Magelang Tahun Cakupan anemia ibu hamil di Kabupaten Magelang Tahun 2013 ditunjukkan pada gambar 4.2 sebagai berikut: Gambar 4.2 Peta Cakupan Anemia Ibu Hamil di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa terdapat beberapa puskesmas yang menjadi prioritas 1 dengan cakupan anemia ibu hamil tergolong tinggi dibandingkan dengan puskesmas yang lain antara lain Puskesmas Mertoyudan II, Puskesmas Salaman I, Puskesmas Ngluwar, Puskesmas Secang II, Puskesmas Grabag II, Puskesmas Tegalrejo, Puskesmas Sawangan I, dan Puskesmas Sawangan II. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

86 Pakis Tempuran Borobudur Secang II Grabag II Srumbung Tegalrejo Mungkid Kabupaten Muntilan I Grabag I Bandongan Kajoran I Sawangan I Kaliangkrik Ngablak Mertoyudan I Dukun Mertoyudan II Kota Mungkid Candimulyo Salaman I Ngluwar Sawangan II Windusari Secang I Salaman II Muntilan II Salam Kajoran II Cakupan Vitamin A untuk Ibu Nifas Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas, diharapkan dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Namun dapat pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas tersebut belum mendapatkan vitamin A. Persentase cakupan ibu nifas yang mendapat vitamin A setiap puskesmas di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.14 sebagai berikut: Grafik 4.14 Persentase Ibu Nifas Yang Mendapatkan Vitamin A Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 32) Berdasarkan grafik 4.14 dapat diketahui bahwa 98,91% ibu nifas di Kabupaten Magelang pada tahun 2013 mendapatkan vitamin A. Persentase ibu nifas yang mendapatkan vitamin A paling rendah yaitu Puskesmas Pakis sebesar 92,09% Cakupan Imunisasi TT untuk Ibu Hamil Imunisasi TT pada ibu hamil merupakan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Imunisasi TT diberikan sebanyak 5 dosis. Selang waktu pemberian imunisasi TT2 minimal 4 minggu setelah pemberian imunisasi TT1 dengan masa perlindungan Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

87 3 tahun. Selang waktu pemberian imunisasi TT3 minimal 6 minggu setelah pemberian imunisasi TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun. Selang waktu pemberian imunisasi TT4 minimal 1 tahun setelah pemberian imunisasi TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun. Selang waktu pemberian imunisasi TT5 minimal 1 tahun setelah pemberian imunisasi TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun. Pemberian imunisasi TT2+ merupakan imunisasi tetanus yang diberikan minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan). Status imunisasi TT untuk ibu hamil di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.15 sebagai berikut: Grafik 4.15 Persentase Status Imunisasi TT untuk ibu hamil di Kabupaten Magelang Tahun TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+ Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 29) Berdasarkan grafik 4.15 dapat diketahui status ibu hamil dengan imunisasi TT. Cakupan imunisasi TT1 sebanyak (81,3%). Cakupan imunisasi TT2 sebanyak (76,8%), TT3 sebanyak (2,2%). Sedangkan untuk TT4 sebanyak (1,0%), TT5 sebanyak (2,0%) dan TT2+ sebanyak (82,1%). Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

88 Muntilan II Mertoyudan I Sawangan I Secang I Mertoyudan II Candimulyo Grabag II Salam Secang II Tegalrejo Kajoran I Windusari Borobudur Mungkid Salaman I Tempuran Muntilan I Kabupaten Salaman II Kajoran II Srumbung Dukun Grabag I Ngablak Pakis Kaliangkrik Ngluwar Kota Mungkid Bandongan Sawangan II Cakupan Bumil Risti/Komplikasi Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Diperkirakan sekitar % ibu hamil akan mengalami komplikasi kebidanan. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga sebelumnya, oleh karenanya semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi dan ditangani. Cakupan ibu hamil (bumil) dengan risti/komplikasi kebidanan ditangani di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.16 sebagai berikut: Grafik 4.16 Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 31) Berdasarkan grafik 4.19 dapat diketahui bahwa persentase penanganan komplikasi kebidanan Kabupaten Magelang Tahun 2013 sebesar 136,08% dan telah memenuhi target dalam SPM Bidang Kesehatan dengan target sebesar 80% pada tahun Cakupan tersebut menunjukkan bahwa jumlah ibu yang mengalami komplikasi kebidanan melebihi target sasaran sebesar 20% dari jumlah ibu hamil. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

89 Tingginya cakupan tersebut dapat dimaknai 2 (dua) hal, pertama menandakan semakin baiknya kuantitas dan kualitas terhadap deteksi dini/ skrining dan penanganan terhadap komplikasi kebidanan sehingga memperkecil resiko terjadinya kematian ibu; dan yang kedua menjadi hal yang memprihatinkan bahwa dari masa ke masa jumlah ibu hamil dengan komplikasi tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kondisi tersebut mencerminkan kondisi kesehatan ibu di Kabupaten Magelang sangat memprihatinkan yang tentu saja memberikan kontribusi yang sangat besar pada kejadian kematian ibu. Penanganan kompllikasi kebidanan yang paling tinggi pada Puskesmas Sawangan II sebesar 313,17%. Sedangkan yang paling rendah adalah Puskesmas Muntilan II sebesar 48,08% Cakupan Neonatal Risti/Komplikasi Cakupan neonatal risti/komplikasi yang ditangani di Kabupaten Magelang tahun 2011 ditunjukkan pada tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Neonatal Risti/Komplikasi yang Ditangani di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Perkiraan Neonatal Jumlah Neonatal Risti/Komplikasi % Jumlah Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani Risti/Komplikasi Ditangani ,5% Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 31) Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah neonatal risti/komplikasi sebanyak Sedangkan neonatal risti/komplikasi yang ditangani sebanyak (100,5%). Cakupan tersebut menunjukkan bahwa jumlah neonatal yang mengalami komplikasi melebihi target sasaran sebesar 15% dari jumlah lahir hidup. Hal ini berarti cakupan neonatal risti/komplikasi yang ditangani telah mencapai target dalam SPM Bidang Kesehatan dengan target 80% pada tahun 2010 sebesar 80%. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

90 KLB (Kejadian Luar Biasa) Pada tahun 2013 terjadi KLB di 10 desa/kelurahan dari 372 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Magelang. Semua kasus KLB (100%) ini semua dapat ditangani kurang dari 24 jam. Cakupan tersebut sesuai dengan target SPM Bidang Kesehatan dengan target 100% pada tahun Salah satu upaya untuk mengantisipasi agar tidak terjadi KLB di tahun-tahun mendatang yaitu dengan mengaktifkan laporan mingguan penyakit potensial wabah yang biasa disebut laporan W2 puskesmas. Penyakit yang harus dilaporkan antara lain diare, campak, hepatitis, thypoid, disentri dan sebagainya. Dari hasil analisa laporan tersebut dapat diketahui kemungkinan terjadinya KLB sehingga dapat dicegah maupun ditanggulangi sendini mungkin ASI Eksklusif Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi akan optimal apabila ASI diberikan sampai dengan usia 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.17 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

91 Kajoran I Bandongan Ngablak Sawangan I Tegalrejo Secang II Kaliangkrik Salaman I Kajoran II Grabag II Srumbung Borobudur Kabupaten Mungkid Ngluwar Secang I Windusari Mertoyudan I Tempuran Muntilan II Muntilan I Candimulyo Pakis Grabag I Kota Mungkid Mertoyudan II Salam Sawangan II Salaman II Dukun Grafik 4.17 Persentase Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Setiap Puskesmas di Kabupaten Magelang Tahun Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupate n Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 41) Berdasarkan grafik 4.17 dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 di Kabupaten Magelang 87,82% bayi diberi ASI eksklusif. Puskesmas yang persentase bayi yang diberi ASI ekslusif paling banyak sebesar 145,14% adalah Puskesmas Dukun. Cakupan ASI eksklusif Kabupaten Magelang masih tergolong bagus namun masih perlu ditingkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat dan pentingnya pemberian ASI eksklusif. Selain itu juga antisipasi adanya promosi dan pemasaran yang begitu intensif terkait susu formula yang kadang sulit untuk dikendalikan. Kebanyakan rumah sakit (RS) juga belum mendukung peningkatan pemberian ASI eksklusif, yang dapat ditandai dengan belum melakukan rawat gabung antara ibu dan bayinya, dan belum atau masih rendahnya melakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Selain itu juga bisa dikarenakan kesehatan ibu yang tidak memungkinkan untuk menyusui dikarenakan kesehatannya atau tidak lancarnya ASI yang keluar. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

92 Ada 2 puskesmas yang ada di Kabupaten Magelang yang menjadi prioritas program ASI eksklusif pada tahun 2013 ditunjukkan pada gambar 4.3 sebagai berikut: Gambar 4.3 Peta Cakupan Asi Eksklusif di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa Puskesmas Kajoran I dan Puskesmas Bandongan yang merupakan prioritas 1 untuk meningkatkan cakupan asi eksklusif. Upaya terobosan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif antara lain melalui upaya peningkatan pengetahuan petugas tentang manfaat ASI eksklusif, penyediaan fasilitas menyusui di tempat kerja, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu, peningkatan dukungan keluarga dan masyarakat serta upaya untuk mengendalikan pemasaran susu formula. Selain itu juga perlu Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

93 penerapan 10 (sepuluh) langkah menuju keberhasilan menyusui (LMKM) di RS dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang melakukan kegiatan persalinan. Sepuluh langkah tersebut meliputi: 1. Membuat kebijakan tentang menyusui 2. Melatih staf pelayanan kesehatan 3. KIE kepada ibu hamil tentang manfaat dan manajemen menyusui 4. Membantu ibu untuk IMD dalam 60 menit pertama persalinan 5. Membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui meskipun ibu dipisah dari bayinya 6. Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis 7. Menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu (24 jam) 8. Menganjurkan menyusui sesuai permintaan bayi 9. Tidak memberi dot kepada bayi 10. Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk ibu kepada kelompok tersebut setelah keluar dari sarana pelayanan kesehatan Garam Beryodium Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena seseorang kurang unsur iodium secara terus-menerus dalam jangka waktu lama. Kekurangan iodium saat ini tidak terbatas pada gondok dan kretinisme saja, tetapi ternyata kekurangan iodium berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang, termasuk perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat kecerdasan. Pemasyarakatan garam beryodium merupakan salah satu upaya penanggulangan GAKY (Gangguan Akibat Kurang Yodium). Pemantauan kualitas garam beryodium dilakukan dengan menggunakan yodina test untuk mengetahui kadar yodium dalam garam. Hal ini sangat mudah dilakukan tanpa harus mempunyai ketrampilan khusus. Persentase cakupan desa/kelurahan dengan garam beryodium baik di Kabupaten Magelang tahun 2013 sebesar 72,55%. Hal ini berarti kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan garam beryodium sebagai upaya Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

94 pencegahan GAKY (Gangguan Akibat Kurang Yodium). Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan garam beryodium maka diperlukan upaya sosialisasi dari berbagai pihak mulai dari kader, ibu-ibu PKK, tokoh masyarakat, tokoh agama maupun pemerintah yang tergabung dalam Tim Penanggulangan GAKY (Gangguan Akibat Kurang Yodium) Kabupaten Magelang. Sebagai wujud kepedulian terhadap penanggulangan GAKY, Dinas Kesehatan beserta Tim Peduli GAKY (Gangguan Akibat Kurang Yodium)Kabupaten Magelang melakukan fortifikasi garam sehingga garam tersebut bermerk Garam Beryodium Stupa Gemilang yang diluncurkan pada tahun Selain itu juga didukung dengan Peraturan Daerah tentang Peredaran garam dimana garam yang beredar di Kabupaten Magelang harus mengandung yodium yang memenuhi syarat. 4.2 Perilaku Hidup Masyarakat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Berdasarkan teori H.L. Blum, salah satu faktor yang sangat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah faktor perilaku. Adanya perwujudan perilaku yang sehat, diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan suatu penyakit serta angka kematian ibu dan anak yang diakibatkan keterlambatan atau kurangnya kesadaran untuk mengunjungi sarana pelayanan kesehatan Posyandu Posyandu adalah salah satu UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) yang merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan di bidang kesehatan. Sebagai unit pelayanan berbasis masyarakat, posyandu perlu mendapat dukungan luas dari masyarakat melalui peran sertanya. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan posyandu dapat berkelanjutan dan jangkauannya meluas sesuai kebutuhan kelompok sasaran yang dilayani. Posyandu merupakan suatu wadah/bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan berfungsi sebagai forum pertemuan antara masyarakat dan pemerintah. Pada hakikatnya Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

95 posyandu merupakan kegiatan yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat, sehingga pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana posyandu menjadi tanggung jawab kita bersama terutama masyarakat disekitarnya. Ada 5 kegiatan pokok posyandu antara lain KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Salah satu tujuan penyelenggaraan posyandu adalah menurunkan angka kematian bayi, angka kematian ibu hamil, angka kematian ibu melahirkan, angka kematian ibu nifas. Mengingat pentingnya keberadaan posyandu di masyarakat perlu adanya dukungan dana dari pemerintah Kabupaten Magelang secara rutin melalui APBD Kabupaten yang digunakan untuk revitalisasi posyandu. Tahun 2013 di Kabupaten Magelang jumlah posyandunya sebanyak posyandu yang terdiri dari posyandu strata pratama, madya, purnama dan mandiri. Posyandu pratama merupakan posyandu yang kegiatan pelayanannya belum rutin dan jumlah kader masih terbatas. Posyandu madya adalah posyandu dengan kegiatan lebih teratur dibandingkan posyandu pratama dan jumlah kader 5 orang. Posyandu purnama adalah posyandu yang frekuensi kegiatannya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya yaitu KB, KIA, Gizi dan Imunisasi lebih dari 50% serta sudah ada program tambahan. Posyandu mandiri merupakan posyandu yang melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau 50% KK. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

96 Persentase posyandu menurut strata di Kabupaten Magelang Tahun 2013 ditunjukkan pada diagram 4.5 sebagai berikut: Diagram 4.5 Persentase Posyandu Menurut Strata di Kabupaten Magelang Tahun % 24.71% 28.01% Pratama Madya Purnama Mandiri 39.79% Sumber : Bidang KPK Dinas Kesehatan Kabupate n Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 72) Berdasarkan diagram 4.5 dapat diketahui bahwa pada Tahun 2013 posyandu di Kabupaten Magelang paling banyak berstrata purnama (39,79%) dan yang paling sedikit pratama (7,49%). 4.3 Keadaan Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Menurut H.L. Blum (1974) lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkup Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

97 kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup: perumahan, penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (tinja), pembuangan sampah dan air limbah. Profil kesehatan Kabupaten Magelang ini membahas tentang ruang lingkup kesehatan lingkungan rumah/bangunan, penyediaan air bersih, sanitasi dasar dan TUPM (Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan) Rumah/Bangunan Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian serta sebagai sarana dalam membina rumah tangga. Oleh sebab itu rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat terlindungi kesehatannya sehingga dapat berkarya guna meningkatkan produktivitasnya. Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu faktor risiko penularan berbagai jenis penyakit. Oleh karena itu kondisi rumah dan lingkungan harus memenuhi syarat kesehatan. Rumah dapat dikatakan sehat apabila bahan bangunan (lantai, dinding, atap genteng, lainlain), ventilasi, cahaya, luas bangunan rumah, dan fasilitas-fasilitas lain memenuhi persyaratan kesehatan. Persentase rumah sehat yang diperiksa di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada diagram 4.6 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

98 Diagram 4.6 Persentase Rumah Sehat di Kabupaten Magelang Tahun % 65.55% Rumah diperiksa tergolong sehat Rumah diperiksa tergolong tidak sehat Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 62) Berdasarkan diagram 4.6 diketahui bahwa rumah yang diperiksa di Kabupaten Magelang tahun 2013 merupakan rumah sehat yaitu sebesar 65,55%. Sedangkan sisanya merupakan rumah tidak sehat sebesar 34,45%. Cakupan rumah sehat di Kabupaten Magelang Tahun 2013 masih terus ditingkatkan. Hal ini dengan lebih ditingkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya rumah sehat bagi kesehatan. Secara umum rumah dikatakan sehat apabila telah memenuhi kriteria tertentu antara lain bebas jentik nyamuk aedes aegypti yang merupakan pembawa penyakit demam berdarah. Nyamuk aedes aegypti berkembang biak di tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak langsung berhubungan dengan tanah seperti bak mandi/wc, tempat minuman burung, air tandon, air tempayan/gentong, kaleng bekas, dan sebagainya. Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa dari rumah/bangunan yang diperiksa, rumah/bangunan (62,93%) bebas jentik. Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks anatara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Menurut WHO di negaranegara berkembang termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air antara Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

99 liter per hari. Di antara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum (termasuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. Persentase yang keluarga mempunyai akses air bersih di Kabupaten Magelang tahun 2013 adalah sebesar 100%. Ada beberapa macam akses air bersih di wilayah Kabupaten Magelang pada tahun 2013 antara lain ledeng, SPT (Sumur Pompa Tangan), SGL (Sumur Galian), PAH (Penampungan Air Hujan), air kemasan, mata air dan lainnya. Persentase cakupan keluarga yang diperiksa memiliki sarana air bersih menurut jenisnya di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.18 sebagai berikut: Grafik 4.18 Persentase Keluarga Yang Diperiksa Memiliki Sarana Air Bersih Menurut Jenisnya di Kabupaten Magelang Tahun KEMASAN LEDENG SPT SGL MATA AIR PAH LAINNYA Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 64) Berdasarkan grafik 4.18 dapat diketahui beberapa sarana air bersih yang dimiliki keluarga di Kabupaten Magelang seperti ledeng, SPT, (Sumur Pompa Tangan), SGL (Sumur Galian), PAH (Penampungan Air Hujan), kemasan, mata air dan lainnya. Sebagian besar keluarga yang ada menggunakan mata air sebagai akses air bersih sebesar 39,3%. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

100 4.3.2 Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Tempat-tempat umum adalah kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta atau perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki fasilitas. Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan untuk mewujudkan kondisi tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat pengunjung terhindar dari bahaya penularan penyakit serta tidak menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat sekitarnya. Pengelolaan makanan merupakan suatu bangunan menetap dengan segala karyawan dan peralatan yang dipergunakan untuk membuat dan menjual makanan bagi konsumen, yang meliputi restoran, rumah makan, kantin, warung kopi, snack bar, tempat penjualan minuman dingin serta pabrik makanan minuman sederhana. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, meliputi sarana wisata, sarana ibadah, sarana transportasi, sarana ekonomi dan sosial, sarana/panti sosial, sarana pendidikan dan sarana kesehatan. Sarana wisata meliputi hotel, losmen, salon, usaha rekreasi, hiburan umum, dan gedung pertemuan/gedung pertunjukan. Sarana ibadah meliputi meliputi masjid/mushola, gereja, klenteng, pura dan wihara. Sarana transportasi meliputi terminal. Sarana sosial dan ekonomi meliputi pasar, pusat pembelanjaan, apotek. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

101 Hotel Restoran/R-Makan Pasar TUPM Lainnya Tempat umum dan pengelolaan makanan (TUPM) yang sehat di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.19 sebagai berikut: Grafik 4.19 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Yang Diperiksa di Kabupaten Magelang Tahun Yang diperiksa tergolong sehat Yang diperiksa tergolong tidak sehat Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 67) Berdasarkan grafik 4.19 dapat diketahui bahwa dari hotel yang diperiksa di Kabupaten Magelang Tahun ,67% tergolong sehat. Restoran/R-Makan yang diperiksa di Kabupaten Magelang Tahun ,25% tergolong sehat. Pasar yang diperiksa di Kabupaten Magelang Tahun ,61% tergolong sehat. Sedangkan TUPM lainnya yang diperiksa 64,6% tergolong sehat. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

102 4.3.3 Sarana Sanitasi Dasar Pembuangan kotoran yang meliputi sampah, air limbah maupun tinja manusia yang tidak dikelola dengan baik dan tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas air, selain itu dapat pula menimbulkan penyakit menular di masyarakat. Sarana sanitasi dasar yang berhubungan dengan hal tersebut meliputi jamban, tempat sampah, pengelolaan limbah dan persediaan air bersih. Hasil inspeksi sanitasi dalam rangka kegiatan penyehatan lingkungan pemukiman pada keluarga di Kabupaten Magelang tahun 2013 menunjukkan bahwa: 1. Jumlah keluarga yang memiliki jamban sebanyak (79,1%) Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat sebanyak (71,2%) 2. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah sebanyak (68,2%) Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak (73,6%) 3. Jumlah keluarga yang memiliki pengelolaan limbah sebanyak (53,2%) Jumlah keluarga yang memiliki pengelolaan limbah sehat sebanyak (59,4%) Cakupan kepemilikan persediaan air bersih, jamban, tempat sampah, pengelolaan limbah yang sehat perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dikarenakan sanitasi meru pakan faktor penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Adanya penularan penyakit berbasis lingkungan disebabkan karena tidak dilakukannya caracara penanganan sanitasi yang benar. Upaya peningkatan kualitas air bersih akan berdampak positif apabila diikuti dengan upaya perbaikan sanitasi yang meliputi pembangunan, perbaikan dan penggunaan sarana sanitasi yaitu pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan air limbah, pembuangan sampah di lingkungan rumah. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

103 4.3.4 Institusi Yang Dibina Institusi yang dibina kesehatan lingkungan di Kabupaten Magelang meliputi sarana pelayanan kesehatan, instalasi pengolahan air minum, sarana pendidikan, sarana ibadah, perkantoran dan sarana lainnya. Persentase institusi yang dibina sanitasinya di Kabupaten Magelang Tahun 2013 ditunjukkan pada grafik 4.20 sebagai berikut: Grafik Persentase Institusi Yang Dibina Kesehatan Lingkungannya di Kabupaten Magelang Tahun Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 68) Berdasarkan grafik 4.20 dapat diketahui bahwa institusi yang dibina kesehatan lingkkungannya di Kabupaten Magelang Tahun 2013 antara lain sarana pelayanan kesehatan (96,8%), instalasi pengolahan air minum (70,2%), sarana pendidikan (76,1%), sarana ibadah (76,3%), perkantoran (80,9%) dan sarana lainnya (87,9%). - SARANA PELAYANAN KESEHATAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH PERKANTORAN SARANA LAIN Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

104 BAB V SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 5.1 Sarana Kesehatan Pengertian sarana kesehatan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 81/MENKES/SK/I/2004 adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Magelang hingga tahun 2013 ini terdiri dari berbagai macam fasilitas kesehatan. Masyarakat Kabupaten Magelang dapat memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang telah tersedia baik milik pemerintah maupun swasta. Sarana kesehatan tersebut meliputi rumah sakit umum, puskesmas rawat inap, puskesmas non rawat inap, puskesmas pembantu, posyandu, polindes, Pos Kesehatan Desa, klinik, apotek, toko obat, Instalasi Farmasi Kesehatan, optik, laboratorium, dan lain sebagainya. Pusat Kesehatan Masyarakat atau biasa disebut puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan, inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas mempunyai fungsi antara lain: 1. Pusat pembangunan berwawasan kesehatan 2. Pusat pemberdayaan masyarakat 3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer 4. Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per penduduk. Pada tahun 2013 Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

105 Kabupaten Magelang mempunyai 29 puskesmas yang terdiri dari 26 puskesmas non perawatan dan 3 puskesmas perawatan. Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 5.1 sebagai berikut: Tabel 5.1 Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 NO FASILITAS KESEHATAN PEMILIKAN/PENGELOLA KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT JIWA 0-3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0-4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0-5 PUSKESMAS PERAWATAN PUSKESMAS NON PERAWATAN PUSKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU BALAI PENGOBATAN/KLINIK/RUMAH BERSALIN PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0-11 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL POSKESDES POSYANDU , APOTEK TOKO OBAT GFK INDUSTRI OBAT TRADISIONAL INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL CABANG PENYALUR ALAT KESEHATAN 0-21 PEDAGANG BESAR FARMASI PENYALUR ALAT KESEHATAN RUMAH TANGGA 4 4 Sumber: Bidang SDK Dinas Kesehatan Kab Magelang Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 70) Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa terdapat berbagai macam fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Magelang pada tahun Rumah sakit umum di Kabupaten Magelang ada 2 yaitu rumah sakit umum pemerintah (1) dan swasta (3). Puskesmas yang ada di Kabupaten Magelang pada tahun 2013 ada puskesmas rawat inap (3 puskesmas), puskesmas non rawat inap (26 puskesmas), dan puskesmas pembantu (65 puskesmas). UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) di Kabupaten Magelang ini ada beberapa macam, yaitu posyandu (2.335 posyandu), Pos Kesehatan Desa (252 PKD). Selain rumah sakit, puskesmas dan UKBM masih banyak fasilitas kesehatan di Kabupaten Magelang, seperti 23 balai pengobatan/klinik/rumah bersalin, 72 apotek, 2 toko obat, 1 GFK/Instalasi Farmasi Kesehatan, 286 praktek dokter perorangan, dan 3 Pedagang Besar Farmasi (PBF). Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

106 Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan, termasuk di dalamnya dengan melibatkan potensi masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep pemberdayaan pengembangan masyarakat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Salah satu jenis UKBM yang telah sejak lama dikembangkan dan mengakar di masyarakat adalah posyandu. Dalam menjalankan fungsinya, posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Dalam rangka menilai kinerja dan perkembangannya, posyandu diklasifikasikan menjadi 4 strata yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama, dan posyandu mandiri. Poskesdes merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan penyediaan kesehatan dasar bagi masyarakat desa, dengan kata lain salah satu wujud upaya untuk mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Kegiatan utama poskesdes yaitu pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans perilaku berisiko, lingkungan dan masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan poskesdes juga mencakup tempat pertolongan persalinan dan pelayanan KIA. Poskesdes merupakan salah satu indikator sebuah desa disebut desa siaga. 5.2 Tenaga Kesehatan Mengacu kepada penjabaran Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, ditetapkan bahwa kesehatan merupakan bidang pemerintah yang wajib dilaksanakan oleh daerah Kabupaten dan Kota. Hal ini perlu dipersiapkan dan secara optimal dilaksanakan agar seluruh potensi dari sektor-sektor pembangunan dapat memberi dampak terhadap derajat kesehatan masyarakat. Keberhasilan pembangunan di daerah khususnya di Kabupaten dan Kota sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan peran aktif masyarakat sebagai pelaku pembangunan tersebut. Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan merupakan seseorang yang bekerja secara aktif dibidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

107 formal kesehatan maupun tidak untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Pengertian tenaga kesehatan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 81/MENKES/SK/I/2004 adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Selain itu tenaga kesehatan merupakan pelaksana pelayanan kesehatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Tenaga kesehatan di Kabupaten Magelang meliputi dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, gizi, sanitasi, kesehatan masyarakat, dan teknisi medis Tenaga Kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan lainnya Jumlah tenaga medis di seluruh puskesmas dan rumah sakit Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 5.2 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

108 Tabel 5.2 Jumlah Tenaga Medis Menurut Sarana Kesehatan di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Sumber: Puskesmas se-kab. Magelang, RSU Muntilan, RS Aisyiyah Muntilan, RSI N-21 dan RS Padmalalita Tahun 2013 Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

109 Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa di seluruh puskesmas se- Kabupaten Magelang pada tahun 2013 tenaga medisnya terdiri dari 2 orang dokter spesialis, 56 orang dokter umum, 34 orang dokter gigi. Tenaga medis di rumah sakit pemerintahan (RSUD Muntilan) antara lain 24 orang dokter spesialis, 12 orang dokter umum, 2 orang dokter gigi dan 1 orang dokter gigi spesialis. Jumlah tenaga keperawatan di seluruh puskesmas dan rumah sakit Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 5.3 sebagai berikut: Tabel 5.3 Jumlah Tenaga Keperawatan Menurut Sarana Kesehatan di Kabupaten Magelang Tahun 2013 Sumber: Puskesmas se-kab. Magelang, RSU Muntilan, RS Aisyiyah Muntilan, RSI N-21 dan RS Padmalalita Tahun 2013 Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

110 Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa di seluruh puskesmas se- Kabupaten Magelang pada tahun 2013 tenaga keperawatan terdiri dari 418 orang bidan, 191 orang perawat dan 32 orang perawat gigi. Tenaga keperawatan di rumah sakit pemerintahan (RSUD Muntilan) antara lain 24 orang bidan, 207 orang perawat dan 7 orang perawat gigi. Jumlah tenaga kefarmasian di seluruh puskesmas dan rumah sakit Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 5.4 sebagai berikut: Tabel 5.4 Jumlah Tenaga Kefarmasian Menurut Sarana Kesehatan di Kabupaten Magelang Tahun 2013 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 TENAGA KEFARMASIAN NO UNIT KERJA TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN a APOTEKER TOTAL L P L + P L P L + P L P L + P Salaman I Salaman II Borobudur Ngluwar Salam Srumbung Dukun Sawangan I Sawangan II Muntilan I Muntilan II Mungkid Mertoyudan I Mertoyudan II Kota Mungkid Tempuran Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Bandongan Candimulyo Pakis Ngablak Grabag I Grabag II Tegalrejo Secang I Secang II Windusari SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Muntilan RS Asisyiyah Muntilan RS N RS Padmalalita SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) DINAS KESEHATAN UPT LABKESMASY UPT IFK UPT PIMK SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN INSTITUSI DIKNAKES KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK 5.57 Sumber: Puskesmas se-kab. Magelang, RSU Muntilan, RS Aisyiyah Muntilan, RSI N-21 dan RS Padmalalita Tahun 2013 Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

111 Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa di seluruh puskesmas se- Kabupaten Magelang pada tahun 2013 tenaga kefarmasian terdiri dari 31 orang tenaga teknik kefarmasian dan 2 orang apoteker. Tenaga kefarmasian di rumah sakit pemerintahan (RSUD Muntilan) antara lain 18 tenaga teknik kefarmasian, dan 3 orang apoteker. Jumlah tenaga gizi di seluruh puskesmas dan rumah sakit Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 5.5 sebagai berikut: NO Tabel 5.5 Jumlah Tenaga Gizi Menurut Sarana Kesehatan di Kabupaten Magelang Tahun 2013 UNIT KERJA JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 NUTRISIONIS DIETISIEN L P L+P L P L+P L P L+P Salaman I Salaman II Borobudur Ngluwar Salam Srumbung Dukun Sawangan I Sawangan II Muntilan I Muntilan II Mungkid Mertoyudan I Mertoyudan II Kota Mungkid Tempuran Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Bandongan Candimulyo Pakis Ngablak Grabag I Grabag II Tegalrejo Secang I Secang II Windusari SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Muntilan RS Asisyiyah Muntilan RS N RS Padmalalita SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) DINAS KESEHATAN UPT LABKESMASY UPT IFK UPT PIMK SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK Sumber: Puskesmas se-kab. Magelang, RSU Muntilan, RS Aisyiyah Muntilan, RSI N-21 dan RS Padmalalita Tahun 2013 TOTAL Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

112 Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa di seluruh puskesmas se- Kabupaten Magelang pada tahun 2013 tenaga gizi terdiri dari 30 orang tenaga gizi. Tenaga gizi di rumah sakit pemerintahan (RSUD Muntilan) antara lain 8 tenaga gizi. 5.3 Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan sumber daya keuangan dari berbagai sumber (pemerintah, masyarakat, swasta, dunia usaha dan bantuan luar negeri) secara terpadu dan saling mendukung untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pelayanan kesehatan di Kabupaten Magelang. Tujuan pembiayaan kesehatan adalah tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berdaya guna dan berhasil guna, untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Anggaran Kesehatan Kabupaten /Kota di Kabupaten Magelang tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 5.6 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

113 Tabel 5.6 Sumber Anggaran Kesehatan Kab/Kota di Kabupaten Magelang Tahun 2013 NO SUMBER BIAYA ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah % ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA 140,970,179, a. Belanja Langsung 35,761,175,510 b. Belanja Tidak Langsung 72,622,209,625 c. Operasional BLUD (RSUD Muntilan) 32,586,794,250 2 APBD PROVINSI 67,394, APBN : 37,918,040, Dana Dekonsentrasi Dana Alokasi Khusus (DAK) 7,561,442, Pelayanan Kesehatan Dasar (DAK Murni) 2,472,690,000 - Pelayanan Kefarmasian (DAK Murni) 2,822,300,000 - Pelayanan Kesehatan Dasar (DAK Silpa Murni) 663,912,000 - Pelayanan Rujukan (DAK Murni) 1,602,540,000 - ASKESKIN 17,181,595, Jamkesmas 5,235,979,293 - Jampersal 5,638,591,425 - Jamkesda 6,307,025,000 - Tugas Pembantuan 12,506,350, Bantuan Operasonal Puskesmas (BOK) 2,506,350,000 - Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar 3,000,000,000 - Pengadaan alat kedokteran, kesehatan dan KB 7,000,000,000 - Riset Kesehatan Daerah 356,262,500 - APBN Lainnya 312,390,000 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 76,238, Indonesian Responsif to HIV 76,238, SUMBER PEMERINTAH LAIN 0.00 TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 179,031,853, TOTAL APBD KAB/KOTA 1,663,061,380,836 % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 8.48 ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 146, Sumber: Sekretariat Dinas Kesehatan Kab. Magelang dan RSUD Muntilan Tahun 2013 (Lampiran: Tabel 79) Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

114 Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa anggaran kesehatan Kabupaten Magelang bersumber dari APBD Kab/Kota, APBD Provinsi, dan APBN. Sumber biaya anggaran kesehatan dari APBN meliputi Dana Alokasi Khusus (DAK), Jamkesmas, Dana TP, dan Dana Rehab Rekon Merapi. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

115 BAB VI KESIMPULAN Profil Kesehatan Dinas Kesehatan tahun 2013 bertujuan untuk memberikan data dan informasi kesehatan sebagai dasar perencanaan, monitoring dan evaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Magelang. Dalam kesimpulan profil ini disajikan informasi utama, yaitu tentang derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan di Kabupaten Magelang tahun I. DERAJAT KESEHATAN Angka kematian ibu Kabupaten Magelang pada tahun 2013 dibandingkan dengan target MDG s 2015 sudah memenuhi target. Angka kematian ibu Kabupaten Magelang tahun 2013 sebesar 57,9. Angka kematian ibu ini disebabkan oleh kehamilan dan nifas. Dibandingkan dengan tahun 2012 angka kematian ibu tahun 2013 mengalami penurunan. II. UPAYA PELAYANAN KESEHATAN Indikator dalam upaya kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 yang perlu ditingkatkan karena belum memenuhi target yang telah ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal SPM) Bidang Kesehatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI yaitu cakupan kunjungan keempat ibu hamil (K4). Beberapa indikator yang lain dalam upaya kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 sudah memenuhi target SPM Bidang Kesehatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

116 III. SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan, termasuk di dalamnya dengan melibatkan potensi masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep pemberdayaan pengembangan masyarakat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

117 DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.2007.Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.2008.Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.2009.Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.2010.Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.2011.Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.2012.Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun Mantra, Ida, Bagoes Demografi Umum.Pustaka Pelajar.Yogyakarta Muninjaya, A, A, G Manajemen Kesehatan. EGC. Jakarta. Ministry of Health, Republic of Indonesia Indonesia Health Profile Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta. Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun

118 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 372 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk Jiwa Tabel 2 4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,7 Jiwa Tabel 1 5 Kepadatan Penduduk /Km ,2 Jiwa/Km 2 Tabel 1 6 Rasio Beban Tanggungan #DIV/0! Tabel 2 7 Rasio Jenis Kelamin 100,7 Tabel 2 8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 89,5 92,2 94,9 % Tabel 4 9 Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SMP+ #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 5 B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup Bayi Tabel 6 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 7,7 5,3 6,5 Tabel 6 12 Jumlah Bayi Mati Bayi Tabel 7 13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 7,4 7,1 7,3 per KH Tabel 7 14 Jumlah Balita Mati Balita Tabel 7 15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 8,3 7,9 8,1 per KH Tabel 7 16 Jumlah Kematian Ibu 11 Ibu Tabel 8 17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 57,9 per KH Tabel 8 B.2 Angka Kesakitan 18 AFP Rate (non polio) < 15 th per pend <15thn Tabel 9 19 Angka Insidens TB Paru ,16 per penduduk Tabel Angka Prevalensi TB Paru ,11 per penduduk Tabel Angka kematian akibat TB Paru 0 0 0,08 per penduduk Tabel Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) #DIV/0! #DIV/0! 21,92 % Tabel 11

119 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 23 Success Rate TB Paru 20,74 24,14 56,57 % Tabel Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 307,73 353,19 12,81 % Tabel Jumlah Kasus Baru HIV Kasus Tabel Jumlah Kasus Baru AIDS Kasus Tabel Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya Kasus Tabel Jumlah Kematian karena AIDS Jiwa Tabel Donor darah diskrining positif HIV 0,15 0,00 0,13 % Tabel Persentase Diare ditemukan dan ditangani 120, ,67 75,49 % Tabel Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) Kasus Tabel Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) Kasus Tabel Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) per penduduk Tabel Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 0,00 0,00 % Tabel Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 0,00 0,00 % Tabel Angka Prevalensi Kusta 0,08 0,02 0,05 per Penduduk Tabel Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 0,00 #DIV/0! 100,00 % Tabel Jumlah Kasus Difteri Kasus Tabel Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Tabel Jumlah Kasus Pertusis Kasus Tabel Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Kasus Tabel Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Kasus Tabel Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel Jumlah Kasus Campak Kasus Tabel Case Fatality Rate Campak #DIV/0! % Tabel Jumlah Kasus Polio Kasus Tabel Jumlah Kasus Hepatitis B Kasus Tabel Incidence Rate DBD 24,30 21,03 22,67 per penduduk Tabel Case Fatality Rate DBD #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,05 0,00 0,03 per penduduk Tabel Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel Angka Kesakitan Filariasis per penduduk Tabel 25

120 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran B.3 Status Gizi 55 Bayi baru lahir ditimbang % Tabel Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 5,12 4,47 4,80 % Tabel Balita Gizi Baik 89,25 89,06 89,16 % Tabel Balita Gizi Kurang 8,09 8,64 8,36 % Tabel Balita Gizi Buruk 0,18 0,16 0,17 % Tabel 27 C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan 60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97 % Tabel Kunjungan Ibu Hamil (K4) 89,26 % Tabel Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 99,81 % Tabel Pelayanan Ibu Nifas 96,22 % Tabel Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 82,06 % Tabel Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 90,64 % Tabel Bumil Risti/Komplikasi ditangani 136,08 % Tabel Neonatal Risti/Komplikasi ditangani 105,86 95,09 100,53 % Tabel Bayi Mendapat Vitamin A 100,00 100,00 100,00 % Tabel Anak Balita Mendapat Vitamin A 100,00 100,01 100,00 % Tabel Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 98,91 % Tabel Peserta KB Baru 7,78 % Tabel Peserta KB Aktif 79,94 % Tabel Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99,71 99,11 99,41 % Tabel Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 97,95 97,34 97,65 % Tabel Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 98,63 94,32 96,50 % Tabel Desa/Kelurahan UCI 100,00 % Tabel Cakupan Imunisasi Campak Bayi 104,70 % Tabel Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak (2,00) % Tabel Bayi yang diberi ASI Eksklusif 88,30 87,34 87,82 % Tabel Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin 100,00 100,00 100,00 % Tabel Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 75,08 69,59 72,28 % Tabel Balita ditimbang 82,70 82,15 82,43 % Tabel Balita berat badan naik % Tabel 44

121 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 84 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) % Tabel Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan 54,73 53,09 53,93 % Tabel 46 Setingkat 87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan 39,65 42,95 41,25 % Tabel 47 Setingkat 88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 27,20 33,10 30,29 % Tabel Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 100,00 % Tabel Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,57 0,68 0,63 Tabel SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 14,12 sekolah Tabel SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 92,18 sekolah Tabel Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 44,29 65,74 52,56 % Tabel Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 66,12 68,33 67,19 % Tabel Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 66,12 68,33 67,19 % Tabel 53 C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar ,75 % Tabel Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup Askeskin/Jamkesmas #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1 Tabel Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3 Tabel Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat #DIV/0! #DIV/0! 0,40 % Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1 Tabel Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat #DIV/0! #DIV/0! 0,28 % Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3 Tabel Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 44,35 57,41 52,25 % Tabel Cakupan Kunjungan Rawat Inap 1,30 1,63 1,78 % Tabel Gross Death Rate (GDR) di RS 3,66 3,75 3,20 per pasien keluar Tabel Nett Death Rate (NDR) di RS 1,86 1,89 1,60 per pasien keluar Tabel 59

122 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 58,44 % Tabel Length of Stay (LOS) di RS 3,82 Hari Tabel Turn of Interval (TOI) di RS 2,72 Hari Tabel 60 C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-phbs 12,54 % Tabel 61 C.4 Keadaan Lingkungan 111 Rumah Sehat 65,55 % Tabel Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 66,92 % Tabel Keluarga dengan sumber air minum terlindung 88,17 % Tabel Keluarga memiliki Jamban Sehat 71,17 % Tabel Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat 73,60 % Tabel Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 59,42 % Tabel TUPM Sehat 66,46 % Tabel Institusi dibina kesehatan lingkungannya 77,92 % Tabel 68 D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan 119 Jumlah Rumah Sakit Umum 4 Tabel Jumlah Rumah Sakit Khusus - Tabel Jumlah Puskesmas Perawatan 3 Tabel Jumlah Puskesmas non-perawatan 26 Tabel Jumlah Apotek 72 Tabel Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan 100,00 % Tabel Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar 100 % Tabel Jumlah Posyandu Posyandu Tabel Posyandu Aktif 64,50 % Tabel Rasio posyandu per 100 balita #DIV/0! per 100 balita Tabel Jumlah Desa Siaga 367 Desa Tabel Desa Siaga Aktif 100,00 % Tabel Jumlah Poskesdes 252 Poskesdes Tabel 73 D.2 Tenaga Kesehatan

123 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 132 Jumlah Dokter Spesialis Orang Tabel Rasio Dokter Spesialis - - 2,95 per penduduk Tabel Jumlah Dokter Umum Orang Tabel Rasio Dokter Umum - - 8,10 per penduduk Tabel Jumlah Dokter Gigi Orang Tabel Jumlah Bidan Orang Tabel Rasio Bidan per penduduk 39,94 Tabel Jumlah Perawat Orang Tabel Jumlah Tenaga Kefarmasian Orang Tabel Jumlah Tenaga Gizi Orang Tabel Jumlah Tenaga Kesmas Orang Tabel Jumlah Tenaga Sanitasi Orang Tabel Jumlah Fisioterapis Orang Tabel 78 D.3 Pembiayaan Kesehatan 145 Total Anggaran Kesehatan ,00 Rp Tabel APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 8,48 % Tabel Anggaran Kesehatan Perkapita ,50 Rp Tabel 79

124 TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK (km 2 DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK ) TANGGA TANGGA per km Salaman 68, , Borobudur 54, , Ngluwar 22, , Salam 31, , Srumbung 53, , Dukun 53, , Sawangan 72, , Muntilan 28, , Mungkid 37, , Mertoyudan 45, , Tempuran 49, , Kajoran 83, , Kaliangkrik 57, , Bandongan 45, , Candimulyo 46, , Pakis 69, , Ngablak 43, , Grabag 77, , Tegalrejo 35, , Secang 47, , Windusari 61, , JUMLAH (KAB/KOTA) 1.085, , Sumber: - BPS Kab. Magelang

125 TABEL 2 NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN >=65 JUMLAH >=65 JUMLAH GUNGAN Salaman #DIV/0! 99,33 2 Borobudur #DIV/0! 100,17 3 Ngluwar #DIV/0! 97,33 4 Salam #DIV/0! 99,48 5 Srumbung #DIV/0! 99,35 6 Dukun #DIV/0! 98,95 7 Sawangan #DIV/0! 102,50 8 Muntilan #DIV/0! 99,99 9 Mungkid #DIV/0! 98,74 10 Mertoyudan #DIV/0! 98,30 11 Tempuran #DIV/0! 102,54 12 Kajoran #DIV/0! 101,73 13 Kaliangkrik #DIV/0! 101,79 14 Bandongan #DIV/0! 101,74 15 Candimulyo #DIV/0! 101,27 16 Pakis #DIV/0! 99,75 17 Ngablak #DIV/0! 101,39 18 Grabag #DIV/0! 101,36 19 Tegalrejo #DIV/0! 108,70 20 Secang #DIV/0! 100,02 21 Windusari #DIV/0! 104,10 JUMLAH (KAB/KOTA) #DIV/0! 100,75 Sumber: - BPS Kab. Magelang Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar: RASIO BEBAN TANG RASIO JENIS KELAMIN

126 TABEL 3 NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN JUMLAH Sumber: - BPS Kab. Magelang Jumlah Penduduk Angka Sementara

127 TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 JUMLAH PENDUDUK USIA 15 TAHUN KE ATAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN NO KECAMATAN MELEK MELEK MELEK JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % HURUF HURUF HURUF Salaman , , ,15 2 Borobudur , , ,28 3 Ngluwar , , ,78 4 Salam , , ,60 5 Srumbung , , ,18 6 Dukun , , ,47 7 Sawangan , , ,38 8 Muntilan , , ,48 9 Mungkid , , ,54 10 Mertoyudan , , ,61 11 Tempuran , , ,84 12 Kajoran , , ,47 13 Kaliangkrik , , ,41 14 Bandongan , , ,07 15 Candimulyo , , ,15 16 Pakis , , ,56 17 Ngablak , , ,28 18 Grabag , , ,66 19 Tegalrejo , , ,77 20 Secang , , ,24 21 Windusari , , ,42 JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,17 Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang

128 TABEL 5 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 NO KECAMATAN TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI SD/MI LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ UNIVER DIPLO SITAS MA JUMLAH TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ DIPLO MA UNIVER SITAS JUMLAH TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ UNIVER DIPLO SITAS MA Salaman Borobudur Ngluwar Salam Srumbung Dukun Sawangan Muntilan Mungkid Mertoyudan Tempuran Kajoran Kaliangkrik Bandongan Candimulyo Pakis Ngablak Grabag Tegalrejo Secang Windusari JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH Sumber : sebutkan

129 TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 JUMLAH KELAHIRAN NAMA NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN PUSKESMAS HIDUP HIDUP + HIDUP HIDUP + MATI MATI HIDUP HIDUP + MATI MATI MATI MATI Salaman Salaman I Salaman II Borobudur Borobudur Ngluwar Ngluwar Salam Salam Srumbung Srumbung Dukun Dukun Sawangan Sawangan I Sawangan II Muntilan Muntilan I Muntilan II Mungkid Mungkid Mertoyudan Mertoyudan I Mertoyudan II Kota Mungkid Tempuran Tempuran Kajoran Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Kaliangkrik Bandongan Bandongan Candimulyo Candimulyo Pakis Pakis Ngablak Ngablak Grabag Grabag I Grabag II Tegalrejo Tegalrejo Secang Secang I Secang II Windusari Windusari JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) 7,7 5,3 6,5 Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

130 TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 NO KECAMATAN PUSKESMAS Salaman Salaman I Salaman II Borobudur Borobudur Ngluwar Ngluwar Salam Salam Srumbung Srumbung Dukun Dukun Sawangan Sawangan I Sawangan II Muntilan Muntilan I Muntilan II Mungkid Mungkid Mertoyudan Mertoyudan I Mertoyudan II Kota Mungkid Tempuran Tempuran Kajoran Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Kaliangkrik Bandongan Bandongan Candimulyo Candimulyo Pakis Pakis Ngablak Ngablak Grabag Grabag I Grabag II Tegalrejo Tegalrejo Secang Secang I Secang II Windusari Windusari JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) BAYI Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang LAKI - LAKI ANAK BALITA BALITA 7,4 0,9 8,3 7,1 0,7 7,9 7,3 0,8 8,1 Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi BAYI JUMLAH KEMATIAN PEREMPUAN ANAK BALITA BALITA LAKI - LAKI + PEREMPUAN BAYI ANAK BALITA BALITA

131 TABEL 8 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH LAHIR HIDUP KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU < 20 Thn Thn 35 Thn JUMLAH < 20 Thn Thn 35 Thn JUMLAH < 20 Thn Thn 35 Thn JUMLAH < 20 Thn Thn 35 Thn JUMLAH Salaman Salaman I Salaman II Borobudur Borobudur Ngluwar Ngluwar Salam Salam Srumbung Srumbung Dukun Dukun Sawangan Sawangan I Sawangan II Muntilan Muntilan I Muntilan II Mungkid Mungkid Mertoyudan Mertoyudan I Mertoyudan II Kota Mungkid Tempuran Tempuran Kajoran Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Kaliangkrik Bandongan Bandongan Candimulyo Candimulyo Pakis Pakis Ngablak Ngablak Grabag Grabag I Grabag II Tegalrejo Tegalrejo Secang Secang I Secang II Windusari Windusari JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 57,9 Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

132 TABEL 9 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN P KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) L P L P Salaman Salaman I 2 0 Salaman II 3 Borobudur 4 Ngluwar Ngluwar 5 Salam Salam 6 Srumbung Srumbung 7 Dukun Dukun 1 8 Sawangan Sawangan I 9 0 Sawangan II 10 Muntilan Muntilan I 11 0 Muntilan II 12 Mungkid Mungkid 13 Mertoyudan Mertoyudan I Mertoyudan II 15 0 Kota Mungkid Tempuran Tempuran 17 Kajoran Kajoran I 18 0 Kajoran II 19 Kaliangkrik Kaliangkrik Bandongan Bandongan 1 21 Candimulyo Candimulyo 22 Pakis Pakis 23 Ngablak Ngablak 24 Grabag Grabag I Grabag II 26 Tegalrejo Tegalrejo 1 27 Secang Secang I 28 0 Secang II 29 Windusari Windusari JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di di RS Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar:

133 TABEL 10 NO JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU JUMLAH KASUS TB PARU KASUS LAMA KASUS BARU + KASUS LAMA PREVALENSI (PER PENDUDUK) L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P Salaman Salaman I #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2 0 Salaman II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! Borobudur #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 Ngluwar Ngluwar #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5 Salam Salam #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 6 Srumbung Srumbung #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7 Dukun Dukun #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 8 Sawangan Sawangan I #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 9 0 Sawangan II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 10 Muntilan Muntilan I #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 11 0 Muntilan II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 12 Mungkid Mungkid #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13 Mertoyudan Mertoyudan I #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 14 0 Mertoyudan II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 15 0 Kota Mungkid #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 16 Tempuran Tempuran #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 17 Kajoran Kajoran I #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 18 0 Kajoran II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 19 Kaliangkrik Kaliangkrik #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! Bandongan Bandongan #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 21 Candimulyo Candimulyo #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 22 Pakis Pakis #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 23 Ngablak Ngablak #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 24 Grabag Grabag I #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 25 0 Grabag II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 26 Tegalrejo Tegalrejo #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 27 Secang Secang I #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 28 0 Secang II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 29 Windusari Windusari #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! RSUD Muntilan #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH KEMATIAN AKIBAT TB PARU JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA INSIDENS PER PENDUDUK 20,2 17,9 23,2 KEMATIAN PER PENDUDUK 0,0 0,2 0,1 Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

134 TABEL 11 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU TB PARU L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P Salaman Salaman I #DIV/0! #DIV/0! 37, Salaman II #DIV/0! #DIV/0! 44,58 3 Borobudur Borobudur #DIV/0! #DIV/0! 9,95 4 Ngluwar Ngluwar #DIV/0! #DIV/0! 17,14 5 Salam Salam #DIV/0! #DIV/0! 28,06 6 Srumbung Srumbung #DIV/0! #DIV/0! 14,00 7 Dukun Dukun #DIV/0! #DIV/0! 24,35 8 Sawangan Sawangan I #DIV/0! #DIV/0! 9, Sawangan II #DIV/0! #DIV/0! 11,05 10 Muntilan Muntilan I #DIV/0! #DIV/0! 45, Muntilan II #DIV/0! #DIV/0! 19,23 12 Mungkid Mungkid #DIV/0! #DIV/0! 8,97 13 Mertoyudan Mertoyudan I #DIV/0! #DIV/0! 18, Mertoyudan II #DIV/0! #DIV/0! 13, Kota Mungkid #DIV/0! #DIV/0! 26,27 16 Tempuran Tempuran #DIV/0! #DIV/0! 17,84 17 Kajoran Kajoran I #DIV/0! #DIV/0! 30, Kajoran II #DIV/0! #DIV/0! 16,10 19 Kaliangkrik Kaliangkrik #DIV/0! #DIV/0! 4,85 20 Bandongan Bandongan #DIV/0! #DIV/0! 37,77 21 Candimulyo Candimulyo #DIV/0! #DIV/0! 3,58 22 Pakis Pakis #DIV/0! #DIV/0! 4,11 23 Ngablak Ngablak #DIV/0! #DIV/0! 18,09 24 Grabag Grabag I #DIV/0! #DIV/0! 12, Grabag II #DIV/0! #DIV/0! 3,52 26 Tegalrejo Tegalrejo #DIV/0! #DIV/0! 36,98 27 Secang Secang I #DIV/0! #DIV/0! 6, Secang II #DIV/0! #DIV/0! 10,30 29 Windusari Windusari #DIV/0! #DIV/0! 14,93 RSUD Kab.Mgl ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR) JUMLAH (KAB/KOTA) #DIV/0! #DIV/0! 21,92 KLINIS BTA (+) Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

135 TABEL 12 JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 TB PARU NO KECAMATAN PUSKESMAS BTA (+) DIOBATI KESEMBUHAN PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KESUKSESAN L P L + P L P L + P L P L + P (SUCCESS RATE/SR) JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P Salaman Salaman I ,00 0, ,05 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 19, Salaman II ,00 0, ,33 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 33,33 3 Borobudur Borobudur ,00 0, ,67 0,00 0, ,67 0,00 0,00 83,33 4 Ngluwar Ngluwar , , ,82 0, ,67 0 0,00 80,00 100,00 81,82 5 Salam Salam , , , , , ,92 200,00 150,00 169,23 6 Srumbung Srumbung ,00 0, ,86 0,00 0, ,29 75,00 0,00 57,14 7 Dukun Dukun ,00 0, ,36 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 36,36 8 Sawangan Sawangan I ,67 #DIV/0! 3 100,00 0,00 #DIV/0! 0 0,00 66,67 #DIV/0! 100, Sawangan II ,00 0,00 0 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 50,00 10 Muntilan Muntilan I ,00 0, ,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 50, Muntilan II ,00 0, ,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 75,00 12 Mungkid Mungkid #DIV/0! 0, ,67 #DIV/0! 0,00 0 0,00 #DIV/0! 0,00 66,67 13 Mertoyudan Mertoyudan I ,00 0, ,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 25, Mertoyudan II , , ,00 0,00 0,00 0 0,00 100,00 200,00 125, Kota Mungkid ,00 0, ,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 40,00 16 Tempuran Tempuran ,00 0, ,27 0,00 0, ,18 0,00 0,00 45,45 17 Kajoran Kajoran I ,00 0, ,89 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 38, Kajoran II ,00 0, ,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 25,00 19 Kaliangkrik Kaliangkrik ,00 0, ,67 0,00 0, ,67 0,00 0,00 33,33 20 Bandongan Bandongan , , , , , ,05 60,00 72,73 66,67 21 Candimulyo Candimulyo ,00 0, ,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 200,00 22 Pakis Pakis ,00 0, ,33 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 33,33 23 Ngablak Ngablak ,00 0, ,50 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 62,50 24 Grabag Grabag I ,00 0, ,11 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 11, Grabag II #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 26 Tegalrejo Tegalrejo ,00 0, ,11 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 61,11 27 Secang Secang I ,00 0, ,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 100, Secang II ,00 #DIV/0! 0 0,00 0,00 #DIV/0! 1 100,00 0,00 #DIV/0! 100,00 29 Windusari Windusari ,00 0, ,00 0,00 0, ,00 0,00 0,00 60,00 RSUD Muntilan JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,82 6 4,44 9 7, ,76 20,74 24,14 56,57 Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

136 TABEL 13 NO KECAMATAN PUSKESMAS PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L + P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Salaman Salaman I #DIV/0! 7 #DIV/0! 11 2,6 2 0 Salaman II #DIV/0! 30 #DIV/0! 54 19,8 Borobudur #DIV/0! 17 #DIV/0! 38 6,6 4 Ngluwar Ngluwar #DIV/0! 12 #DIV/0! 37 17,7 5 Salam Salam #DIV/0! 15 #DIV/0! 24 5,5 6 Srumbung Srumbung ,2 9 3,8 28 6,0 7 Dukun Dukun #DIV/0! 119 #DIV/0! ,5 8 Sawangan Sawangan I #DIV/0! 2 #DIV/0! 10 3,4 9 0 Sawangan II #DIV/0! 23 #DIV/0! 36 14,2 10 Muntilan Muntilan I #DIV/0! 63 #DIV/0! 76 32, Muntilan II #DIV/0! 36 #DIV/0! 55 11,8 12 Mungkid Mungkid #DIV/0! 3 #DIV/0! 6 1,0 13 Mertoyudan Mertoyudan I #DIV/0! 10 #DIV/0! 22 4, Mertoyudan II #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0, Kota Mungkid #DIV/0! 35 #DIV/0! 57 31,8 16 Tempuran Tempuran #DIV/0! 26 #DIV/0! 34 7,3 17 Kajoran Kajoran I #DIV/0! 20 #DIV/0! 27 8, Kajoran II #DIV/0! 30 #DIV/0! 55 23,8 19 Kaliangkrik Kaliangkrik #DIV/0! 15 #DIV/0! 31 5,4 20 Bandongan Bandongan #DIV/0! 52 #DIV/0! 98 18,0 21 Candimulyo Candimulyo #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0,0 22 Pakis Pakis #DIV/0! 39 #DIV/0! 67 11,9 23 Ngablak Ngablak #DIV/0! 45 #DIV/0! 93 22,3 24 Grabag Grabag I #DIV/0! 27 #DIV/0! 69 11, Grabag II #DIV/0! 24 #DIV/0! 43 16,7 26 Tegalrejo Tegalrejo #DIV/0! 37 #DIV/0! 63 12,9 27 Secang Secang I #DIV/0! 77 #DIV/0! , Secang II #DIV/0! 28 #DIV/0! 53 19,1 29 Windusari Windusari #DIV/0! 29 #DIV/0! 53 10,5 JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,8 Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

137 TABEL 14 NO JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 KECAMATAN PUSKESMAS H I V JUMLAH KASUS BARU L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P Salaman Salaman I Salaman II Borobudur Borobudur Ngluwar Ngluwar Salam Salam Srumbung Srumbung Dukun Dukun Sawangan Sawangan I Sawangan II Muntilan Muntilan I Muntilan II Mungkid Mungkid Mertoyudan Mertoyudan I Mertoyudan II Kota Mungkid Tempuran Tempuran Kajoran Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Kaliangkrik Bandongan Bandongan Candimulyo Candimulyo Pakis Pakis Ngablak Ngablak Grabag Grabag I Grabag II Tegalrejo Tegalrejo Secang Secang I Secang II Windusari Windusari RSUD MUNTILAN JUMLAH (KAB/KOTA) A I D S INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

138 TABEL 15 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 DONOR DARAH NO UNIT TRANSFUSI DARAH SAMPEL DARAH DIPERIKSA POSITIF HIV JUMLAH PENDONOR L P L + P L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % PMI , , ,00 6 0,15 0,00 6 0,13 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! JUMLAH , , ,00 6 0, ,13 Sumber: PMI Cabang Kab. Magelang

139 TABEL 16 NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 JUMLAH PENDUDUK L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Salaman Salaman I #DIV/0! 901 #DIV/0! Salaman II #DIV/0! 603 #DIV/0! Borobudur Borobudur #DIV/0! 336 #DIV/0! Ngluwar Ngluwar #DIV/0! 354 #DIV/0! Salam Salam #DIV/0! 722 #DIV/0! Srumbung Srumbung #DIV/0! 550 #DIV/0! Dukun Dukun #DIV/0! 890 #DIV/0! Sawangan Sawangan I #DIV/0! 653 #DIV/0! Sawangan II #DIV/0! 183 #DIV/0! Muntilan Muntilan I #DIV/0! 453 #DIV/0! Muntilan II #DIV/0! 961 #DIV/0! Mungkid Mungkid #DIV/0! 394 #DIV/0! Mertoyudan Mertoyudan I #DIV/0! #DIV/0! Mertoyudan II , , Kota Mungkid #DIV/0! 383 #DIV/0! Tempuran Tempuran #DIV/0! 901 #DIV/0! Kajoran Kajoran I #DIV/0! 689 #DIV/0! Kajoran II #DIV/0! 501 #DIV/0! Kaliangkrik Kaliangkrik #DIV/0! #DIV/0! Bandongan Bandongan #DIV/0! 540 #DIV/0! Candimulyo Candimulyo #DIV/0! 991 #DIV/0! Pakis Pakis #DIV/0! #DIV/0! Ngablak Ngablak #DIV/0! 987 #DIV/0! Grabag Grabag I #DIV/0! #DIV/0! Grabag II #DIV/0! 601 #DIV/0! Tegalrejo Tegalrejo #DIV/0! #DIV/0! Secang Secang I #DIV/0! 981 #DIV/0! Secang II #DIV/0! 571 #DIV/0! Windusari Windusari #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) , , Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS DO REVISI : Semula: Angka kesakitan adalah.. Hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2006 Direvisi menjadi Angka kesakitan adalah.. Hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2010 JUMLAH PERKIRAAAN KASUS DIARE DIARE DITANGANI L P L + P Kematian Diare

140 TABEL 17 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 KASUS BARU NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah 0-14 TAHUN 15 TAHUN JUMLAH 0-14 TAHUN 15 TAHUN JUMLAH PB + MB L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P Salaman Salaman I Salaman II Borobudur Borobudur Ngluwar Ngluwar Salam Salam Srumbung Srumbung Dukun Dukun Sawangan Sawangan I Sawangan II Muntilan Muntilan I Muntilan II Mungkid Mungkid Mertoyudan Mertoyudan I Mertoyudan II Kota Mungkid Tempuran Tempuran Kajoran Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Kaliangkrik Bandongan Bandongan Candimulyo Candimulyo Pakis Pakis Ngablak Ngablak Grabag Grabag I Grabag II Tegalrejo Tegalrejo Secang Secang I Secang II Windusari Windusari JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER PENDUDUK 0,82 0,16 0,49 Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

141 TABEL 18 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 KASUS BARU NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA KUSTA PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN CACAT TINGKAT 2 L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Salaman Salaman I #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 2 0 Salaman II #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 3 Borobudur Borobudur #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 4 Ngluwar Ngluwar #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 5 Salam Salam #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 6 Srumbung Srumbung #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 7 Dukun Dukun #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 8 Sawangan Sawangan I #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 9 0 Sawangan II #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 10 Muntilan Muntilan I #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 11 0 Muntilan II #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 12 Mungkid Mungkid #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 13 Mertoyudan Mertoyudan I #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 14 0 Mertoyudan II #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 15 0 Kota Mungkid ,00 - #DIV/0! - 0,00 0,00 #DIV/0! - 0,00 16 Tempuran Tempuran ,00 - #DIV/0! - 0,00 0,00 #DIV/0! - 0,00 17 Kajoran Kajoran I #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 18 0 Kajoran II #DIV/0! - 0,00-0,00 #DIV/0! 0,00-0,00 19 Kaliangkrik Kaliangkrik #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 20 Bandongan Bandongan ,00 - #DIV/0! - 0,00 0,00 #DIV/0! - 0,00 21 Candimulyo Candimulyo #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 22 Pakis Pakis #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 23 Ngablak Ngablak #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 24 Grabag Grabag I ,00 - #DIV/0! - 0,00 0,00 #DIV/0! - 0, Grabag II #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 26 Tegalrejo Tegalrejo #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 27 Secang Secang I ,00 - #DIV/0! - 0,00 0,00 #DIV/0! - 0, Secang II #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 29 Windusari Windusari #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) ,00-0,00-0,00-0,00-0,00-0,00 Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

142 TABEL 19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P L P L+P Salaman Salaman I Salaman II Borobudur Ngluwar Ngluwar Salam Salam Srumbung Srumbung Dukun Dukun Sawangan Sawangan I Sawangan II Muntilan Muntilan I Muntilan II Mungkid Mungkid Mertoyudan Mertoyudan I Mertoyudan II Kota Mungkid Tempuran Tempuran Kajoran Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Kaliangkrik Bandongan Bandongan Candimulyo Candimulyo Pakis Pakis Ngablak Ngablak Grabag Grabag I Grabag II Tegalrejo Tegalrejo Secang Secang I Secang II Windusari Windusari JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA PREVALENSI PER PENDUDUK 0,1 0,0 0,0 Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang KASUS TERCATAT PB MB JUMLAH

143 TABEL 20 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 KUSTA (PB) KUSTA (MB) NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PB RFT PB PENDERITA MB RFT MB 2012 L P L + P 2011 L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Salaman Salaman I 0 #DIV/0! 1 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 #DIV/0! 1 #DIV/0! 2 0 Salaman II 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 3 Borobudur Borobudur 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 4 Ngluwar Ngluwar 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 5 Salam Salam 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 6 Srumbung Srumbung 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 7 Dukun Dukun 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 8 Sawangan Sawangan I 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 9 0 Sawangan II 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 10 Muntilan Muntilan I 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 11 0 Muntilan II 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 12 Mungkid Mungkid 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 13 Mertoyudan Mertoyudan I 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 14 0 Mertoyudan II 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 15 0 Kota Mungkid 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 16 Tempuran Tempuran 0 #DIV/0! #DIV/0! 1 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 17 Kajoran Kajoran I 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 18 0 Kajoran II 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 19 Kaliangkrik Kaliangkrik 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 20 Bandongan Bandongan 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! Candimulyo Candimulyo 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 22 Pakis Pakis 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 23 Ngablak Ngablak 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 24 Grabag Grabag I 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 25 0 Grabag II 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 26 Tegalrejo Tegalrejo 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 27 Secang Secang I 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 28 0 Secang II 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 29 Windusari Windusari 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) #DIV/0! 1 #DIV/0! 1 #DIV/0! #DIV/0! Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

144 TABEL 21 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 NO KECAMATAN PUSKESMAS DIFTERI PERTUSIS JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM JUMLAH KASUS MENING- JUMLAH KASUS MENING- JUMLAH KASUS MENING- L P L+P GAL L P L+P L P L+P GAL L P L+P GAL Salaman Salaman I Salaman II Borobudur Borobudur Ngluwar Ngluwar Salam Salam Srumbung Srumbung Dukun Dukun Sawangan Sawangan I Sawangan II Muntilan Muntilan I Muntilan II Mungkid Mungkid Mertoyudan Mertoyudan I Mertoyudan II Kota Mungkid Tempuran Tempuran Kajoran Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Kaliangkrik Bandongan Bandongan Candimulyo Candimulyo Pakis Pakis Ngablak Ngablak Grabag Grabag I Grabag II Tegalrejo Tegalrejo Secang Secang I Secang II Windusari Windusari JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

145 TABEL 22 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 JUMLAH KASUS PD3I NO KECAMATAN PUSKESMAS CAMPAK POLIO HEPATITIS B JUMLAH KASUS MENINGGAL L P L+P L P L+P L P L+P Salaman Salaman I Salaman II Borobudur Borobudur Ngluwar Ngluwar Salam Salam Srumbung Srumbung Dukun Dukun Sawangan Sawangan I Sawangan II Muntilan Muntilan I Muntilan II Mungkid Mungkid Mertoyudan Mertoyudan I Mertoyudan II Kota Mungkid Tempuran Tempuran Kajoran Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Kaliangkrik Bandongan Bandongan Candimulyo Candimulyo Pakis Pakis Ngablak Ngablak Grabag Grabag I Grabag II Tegalrejo Tegalrejo Secang Secang I Secang II Windusari Windusari JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

146 TABEL 23 JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%) L P L+P L P L+P L P L+P Salaman Salaman I #DIV/0! 0,0 0,0 2 0 Salaman II #DIV/0! 0,0 0,0 3 Borobudur Borobudur ,0 0,0 0,0 4 Ngluwar Ngluwar ,0 0,0 0,0 5 Salam Salam ,0 0,0 0,0 6 Srumbung Srumbung ,0 0,0 0,0 7 Dukun Dukun ,0 0,0 0,0 8 Sawangan Sawangan I #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 9 0 Sawangan II ,0 #DIV/0! 0,0 10 Muntilan Muntilan I ,0 0,0 0, Muntilan II ,0 0,0 0,0 12 Mungkid Mungkid ,0 0,0 0,0 13 Mertoyudan Mertoyudan I ,0 0,0 0, Mertoyudan II ,0 0,0 0, Kota Mungkid ,0 0,0 0,0 16 Tempuran Tempuran ,0 33,3 16,7 17 Kajoran Kajoran I ,0 #DIV/0! 0, Kajoran II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 19 Kaliangkrik Kaliangkrik ,0 #DIV/0! 0,0 20 Bandongan Bandongan ,0 0,0 0,0 21 Candimulyo Candimulyo ,0 0,0 0,0 22 Pakis Pakis #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 23 Ngablak Ngablak ,0 #DIV/0! 0,0 24 Grabag Grabag I ,0 0,0 0, Grabag II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 26 Tegalrejo Tegalrejo ,0 0,0 0,0 27 Secang Secang I ,0 0,0 0, Secang II ,0 #DIV/0! 0,0 29 Windusari Windusari #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! INCIDENCE RATE PER PENDUDUK 24,3 21,0 22,7 Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

147 TABEL 24 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 MALARIA PENDERITA NO KECAMATAN PUSKESMAS TANPA PEMERIKSAAN DENGAN PEMERIKSAAN MENINGGAL CFR SEDIAAN DARAH (Klinis) SEDIAAN DARAH (Positif) L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P Salaman Salaman I ,0 0,0 0,0 2 0 Salaman II ,0 #DIV/0! 0,0 3 Borobudur Borobudur #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 Ngluwar Ngluwar #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5 Salam Salam ,0 #DIV/0! 0,0 6 Srumbung Srumbung #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7 Dukun Dukun ,0 #DIV/0! 0,0 8 Sawangan Sawangan I #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 9 0 Sawangan II ,0 #DIV/0! 0,0 10 Muntilan Muntilan I ,0 #DIV/0! 0, Muntilan II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 12 Mungkid Mungkid ,0 #DIV/0! 0,0 13 Mertoyudan Mertoyudan I #DIV/0! 0,0 0, Mertoyudan II ,0 #DIV/0! 0, Kota Mungkid #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 16 Tempuran Tempuran #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 17 Kajoran Kajoran I ,0 #DIV/0! 0, Kajoran II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 19 Kaliangkrik Kaliangkrik ,0 #DIV/0! 0,0 20 Bandongan Bandongan ,0 #DIV/0! 0,0 21 Candimulyo Candimulyo #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 22 Pakis Pakis #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 23 Ngablak Ngablak #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 24 Grabag Grabag I #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 25 0 Grabag II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 26 Tegalrejo Tegalrejo #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 27 Secang Secang I #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 28 0 Secang II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 29 Windusari Windusari #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) ,0 0,0 0,0 ANGKA KESAKITAN (API) PER PENDUDUK 0,05 0,00 0,03 Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

148 TABEL 25 NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 L P L+P L P L+P Salaman Salaman I Salaman II Borobudur Borobudur Ngluwar Ngluwar Salam Salam Srumbung Srumbung Dukun Dukun Sawangan Sawangan I Sawangan II Muntilan Muntilan I Muntilan II Mungkid Mungkid Mertoyudan Mertoyudan I Mertoyudan II Kota Mungkid Tempuran Tempuran Kajoran Kajoran I Kajoran II Kaliangkrik Kaliangkrik Bandongan Bandongan Candimulyo Candimulyo Pakis Pakis Ngablak Ngablak Grabag Grabag I Grabag II Tegalrejo Tegalrejo Secang Secang I Secang II Windusari Windusari JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN PER PENDUDUK (KAB/KOTA) 0,16 0,00 0,08 Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang KASUS BARU DITEMUKAN PENDERITA FILARIASIS JUMLAH SELURUH KASUS

149 TABEL 26 NO KECAMATAN PUSKESMAS BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 JUMLAH LAHIR HIDUP BAYI BARU LAHIR DITIMBANG L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Salaman Salaman I , , ,0 18 5,6 16 6,2 34 5,8 2 0 Salaman II , , ,0 22 9,9 11 5,9 33 8,1 3 Borobudur Borobudur , , ,0 28 5,8 38 7,8 66 6,8 4 Ngluwar Ngluwar , , ,0 13 6,4 9 4,6 22 5,5 5 Salam Salam , , ,0 25 8,0 3 1,0 28 4,6 6 Srumbung Srumbung , , ,0 22 6,1 10 3,2 32 4,7 7 Dukun Dukun , , ,0 24 7,2 14 4,7 38 6,0 8 Sawangan Sawangan I , , ,0 18 9,0 15 7,0 33 8,0 9 0 Sawangan II , , ,0 14 8, , ,6 10 Muntilan Muntilan I , , ,0 9 3,8 15 6,1 24 5, Muntilan II , , ,0 14 3,8 17 5,3 31 4,5 12 Mungkid Mungkid , , ,0 15 3,2 9 1,8 24 2,5 13 Mertoyudan Mertoyudan I , , ,0 12 2,5 2 0,4 14 1, Mertoyudan II , , ,0 2 0,6 3 0,8 5 0, Kota Mungkid , , ,0 11 8,9 8 5,8 19 7,3 16 Tempuran Tempuran , , ,0 17 4,5 13 3,5 30 4,0 17 Kajoran Kajoran I , , ,0 10 3,9 21 7,9 31 6, Kajoran II , , ,0 18 8,9 9 4,6 27 6,8 19 Kaliangkrik Kaliangkrik , , ,0 15 3,5 11 2,8 26 3,2 20 Bandongan Bandongan , , ,0 16 3,3 34 8,3 50 5,6 21 Candimulyo Candimulyo , , ,0 21 6,2 20 5,2 41 5,7 22 Pakis Pakis , , ,0 15 3,9 15 4,6 30 4,2 23 Ngablak Ngablak , , ,0 13 3,9 14 4,3 27 4,1 24 Grabag Grabag I , , ,0 35 6,4 25 4,7 60 5, Grabag II , , ,0 18 7,7 12 5,9 30 6,8 26 Tegalrejo Tegalrejo , , ,0 29 7,3 21 6,2 50 6,8 27 Secang Secang I , , ,0 10 2,6 14 3,2 24 2, Secang II , , ,0 3 1,4 2 0,8 5 1,1 29 Windusari Windusari , , ,0 24 5,8 16 3,8 40 4,8 JUMLAH (KAB/KOTA) , , , , , ,8 L BBLR P L + P Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

150 TABEL 27 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 BALITA NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA DITIMBANG GIZI LEBIH GIZI BAIK GIZI KURANG GIZI BURUK L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Salaman Salaman I ,07 0 0,00 1 0, , , , , , ,10 2 0,15 0 0,00 2 0, Salaman II ,85 0 0,00 1 0, , , ,60 3 2,54 4 3,42 7 2,98 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 Borobudur Borobudur ,78 2 0,88 8 1, , , , , , ,91 0 0,00 0 0,00 0 0,00 4 Ngluwar Ngluwar , , , , , ,33 5 2,86 8 3, ,24 0 0,00 3 1,33 3 0,75 5 Salam Salam ,62 4 2,37 9 2, , , , ,81 9 5, ,11 0 0,00 0 0,00 0 0,00 6 Srumbung Srumbung ,76 3 1,02 8 1, , , , , , ,09 0 0,00 0 0,00 0 0,00 7 Dukun Dukun ,00 0 0,00 0 0, , , , , , ,76 0 0,00 0 0,00 0 0,00 8 Sawangan Sawangan I , , , , , , , , ,98 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Gizi Leb 2, Sawangan II ,63 7 1, , , , , , , ,87 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Gizi Baik 89,16 10 Muntilan Muntilan I ,00 1 0,86 1 0, , , ,08 9 7, , ,26 1 0,79 2 1,72 3 1,24 Gizi Kur 8, Muntilan II ,29 0 0,00 1 0, , , ,65 6 1,72 6 2, ,88 1 0,29 1 0,34 2 0,31 Gizi Bur 0,17 8,36% 2,31% 0,17% 12 Mungkid Mungkid ,78 8 3, , , , , , , ,53 0 0,00 0 0,00 0 0,00 13 Mertoyudan Mertoyudan I , , , , , , , , ,27 1 0,53 0 0,00 1 0, Mertoyudan II ,00 0 0,00 0 0, , , ,76 4 4,26 7 6, ,24 0 0,00 0 0,00 0 0, Kota Mungkid ,57 2 8,33 5 8, , , , ,43 1 4,17 5 8,47 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Gizi Lebih Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk 16 Tempuran Tempuran ,81 3 1, , , , ,04 3 1,32 9 3, ,58 2 0,88 0 0,00 2 0,43 89,16% 17 Kajoran Kajoran I ,13 5 2, , , , , , , ,44 1 0,45 2 0,88 3 0, Kajoran II ,48 1 0,48 2 0, , , , , , ,77 1 0,48 0 0,00 1 0,24 19 Kaliangkrik Kaliangkrik ,00 1 0,28 1 0, , , ,76 7 1,72 9 2, ,11 0 0,00 0 0,00 0 0,00 20 Bandongan Bandongan ,00 0 0,00 0 0, , , ,10 4 2,20 2 0,83 6 1,42 0 0,00 2 0,83 2 0,47 21 Candimulyo Candimulyo ,00 0 0,00 0 0, , , , , , ,05 0 0,00 0 0,00 0 0,00 22 Pakis Pakis ,00 0 0,00 0 0, , , , , , ,23 0 0,00 0 0,00 0 0,00 23 Ngablak Ngablak ,29 4 1,59 9 1, , , , , , ,45 2 0,92 1 0,40 3 0,64 24 Grabag Grabag I ,37 2 0,79 6 1, , , , , , ,65 1 0,34 0 0,00 1 0, Grabag II ,00 0 0,00 0 0, , , , , , ,57 1 0,93 0 0,00 1 0,55 26 Tegalrejo Tegalrejo ,06 4 1, , , , , , , ,70 1 0,29 1 0,36 2 0,32 27 Secang Secang I , , , , , , , , ,90 0 0,00 0 0,00 0 0, Secang II ,72 0 0,00 2 0, , , ,46 6 5,17 5 3, ,06 1 0,86 1 0,65 2 0,74 29 Windusari Windusari ,34 0 0,00 1 0, , , , , , ,93 0 0,00 0 0,00 0 0,00 JUMLAH (KAB/KOTA) , , , , , , , , , , , ,17 Sumber: Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 TIM PENYUSUN Penasehat Dr. HENDARTO, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang) Ketua TOTOK RUSWANTO, S.KM (Kepala UPT Pusat Informasi dan Manajemen

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Penasehat Dr. HENDARTO, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang) Sekretaris KUSNADI, S.Sos

TIM PENYUSUN. Penasehat Dr. HENDARTO, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang) Sekretaris KUSNADI, S.Sos TIM PENYUSUN Penasehat Dr. HENDARTO, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang) Ketua TOTOK RUSWANTO, S.KM (Kepala UPT Pusat Informasi dan Manajemen Kesehatan) Sekretaris KUSNADI, S.Sos Koordinator

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 TIM PENYUSUN Penasehat Dr. HENDARTO, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang) Ketua TOTOK RUSWANTO, S.KM (Kepala UPT Pusat Informasi dan Manajemen

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun i

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun i Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2016 - i TIM PENYUSUN Penasehat Dr. HENDARTO, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang) Ketua TOTOK RUSWANTO, S.KM (Kepala UPT Pusat Informasi dan Manajemen

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

BAB II DESKRIPSI WILAYAH BAB II DESKRIPSI WILAYAH 1.1 Kondisi Geografis 2.1.1 Kota Magelang a. Letak Wilayah Berdasarkan letak astronomis, Kota Magelang terletak pada posisi 110 0 12 30 110 0 12 52 Bujur Timur dan 7 0 26 28 7

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

DAFTAR TABEL. Judul Tabel DAFTAR TABEL Tabel Judul Tabel Tabel 1 : Tabel 2 : Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan Kota Depok tahun 2007 Jumlah penduduk

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 85 Sarkes yang memiliki Labkes 100 % C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 86 Rumah Tangga ber-phbs 64.56 % 87 Posyandu Aktif 53.07

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN DESA KELURAHAN DESA+KEL.

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN DESA KELURAHAN DESA+KEL. TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN WILAYAH DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN

RESUME PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 203.269 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1.581 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 3.164.800 Jiwa Tabel

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN

JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN WILAYAH PENDUDUK RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA KELURAHAN DESA+KEL.

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN

RESUME PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 198.441 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1.553 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 3.094.700 Jiwa Tabel

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 581.947

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN LAMPIRAN XII PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 23 TAHUN 2014 TANGGAL : 16 SEPTEMBER 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN 2014-2019 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN Meningkatnya

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

Tengah letaknya diapit oleh beberapa kabupaten dan kota antara lain Kabupaten. Temanggung, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Wonosobo,

Tengah letaknya diapit oleh beberapa kabupaten dan kota antara lain Kabupaten. Temanggung, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Wonosobo, BAB II TINJAUAN UMUM SUBYEK PENELITIAN 2.1 Keadaan Geografis di Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah letaknya diapit oleh beberapa kabupaten dan kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP KATA PENGANTAR Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci