BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. digunakan dalam penelitian ini adalah teori corporate governance ( insider

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. digunakan dalam penelitian ini adalah teori corporate governance ( insider"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teori yang berisi tentang teori-teori yang menjadi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori corporate governance ( insider ownership, outsider ownership, dan dewan komisaris ), teori keagenan, dan teori audit ( ukuran komite audit, reputasi auditor, opini auditor ) : Corporate Governance Corporate governance adalah seperangkat tata hubungan di antara manajemen, dewan direksi, dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan (Organization for Economic Co-operation and Development, 2004). Kunci utama keberhasilan corporate governance adalah membangun sistem pengawasan dan pengendalian yang baik. Berdasarkan pedoman umum good corporate governance, terdapat prinsip dasar pengelolaaan perusahaan yang baik yaitu : (1) Transparansi (transparancy), (2) Akuntabilitas (accountability), (3) Pertanggungjawaban (responsibility), (4) Kemandirian (independency), (5) Keadilan (fairness). Terwujudnya keseimbangan pengawasan dan pengendalian pengelolaan perusahaan akan menjadi penghambat bagi manajer untuk membuat kebijakan sesuai kepentingan pribadi serta mendorong terciptanya transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan keadilan. 13

2 14 Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (2012) dalam publikasinya dengan menerapkan corporate governance, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh, antara lain : a. mudah untuk meningkatkan modal b. menurunkan biaya modal c. meningkatkan kinerja bisnis dan peningkatan kinerja ekonomi d. berdampak baik pada harga saham (karena situasi Indonesia saat ini, privatisasi BUMN dapat berkontribusi secara signifikan terhadap anggaran negara) Hart (1995) menjelaskan bahwa isu corporate governance muncul di dalam organisasi apabila terdapat dua kondisi. Pertama, adanya benturan kepentingan antar anggota organisasi, misalnya pemilik, manajer, pekerja, atau konsumen, yang biasa disebut masalah keagenan. Kedua, transaction cost dengan permasalahan keagenan yang tidak dapat dihilangkan melalui kontrak. Isu corporate governance muncul karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Dengan pemisahan ini, pemilik perusahaan memberikan kewenangan pada pengelola (manajer) untuk mengurus jalannya perusahaan seperti mengelola dana dan mengambil keputusan perusahaan lainnya untuk dan atas nama pemilik. Dengan kewenangan yang dimiliki ini, mungkin saja pengelola tidak bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemilik karena adanya perbedaan kepentingan. Dengan informasi yang dimiliki, pengelola bisa bertindak yang hanya menguntungkan dirinya sendiri, dengan mengorbankan kepentingan pemilik. Hal ini mungkin terjadi karena pengelola mempunyai

3 15 informasi mengenai perusahaan yang tidak dimiliki pemilik perusahaan (asymmetric information). Permasalahan keagenan dalam hubungan antara pemilik modal dengan manajer dalam konteks ini adalah berkaitan dengan bagaimana sulitnya pemilik dalam memastikan bahwa dana yang ditanamkan tidak diambilalih atau diinvestasikan pada proyek yang tidak menguntungkan, sehingga tidak mendatangkan return. Corporate governance diperlukan untuk mengurangi permasalahan keagenan antara pemilik dengan manajer. Kerangka corporate governance menjelaskan dengan mendasarkan pada permasalahan antara prinsipal dan agen, yaitu bagaimana institusi dapat membuat prinsipal mendapatkan return dalam pertukarannya dengan manajemen. Dalam penelitian ini terdapat dua elemen dari corporate governance yang memiliki peran penting terhadap audit delay publikasi laporan keuangan perusahaan, yaitu : 1. ownerships Kepemilikan dalam perusahaan terdiri atas dua pihak, yaitu kepemilikan pihak luar perusahaan (outsider ownership) dan kepemilikan pihak dalam perusahaan (insider ownership). Kepemilikan pihak luar perusahaan adalah pihak yang berada di luar struktur organisasi. Pihak-pihak yang ada di luar perusahaan yaitu sebagai berikut : a. investor : investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan

4 16 menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya (Darmiansa, 2012). b. Pemerintah : besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada pemerintah sebagian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan perusahaan (Darmiansa, 2012) c. Kreditur : jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplyer/pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi (Darmiansa, 2012). d. Pihak lainnya : sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan/informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat kerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar/mahasiswa, wartawan, dan banyak lainnya (Darmiansa, 2012). Pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan lebih besar untuk menekan manajemen perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu. Gunarsih (2004) menyatakan bahwa kepemilikan perusahaan merupakan salah satu mekanisme yang dapat dipergunakan agar pengelola melakukan aktivitas sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Kepemilikan pihak dalam perusahaan (insider ownership) adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi. Manajemen adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang tepat dan akurat untuk mengambil keputusan yang baik dan benar. Kepemilikan manajemen adalah para pemegang

5 17 saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik perusahaan dari pihak manajemen secara aktif ikut didalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Hak kepemilikan manajemen adalah hak mutlak yang juga dipunyai oleh para manajemen terhadap perusahaan. Hak kepemilikan juga dapat dilihat dari jumlah modal yang ditanamkan oleh para manajer yang bersangkutan. 2. Dewan komisaris independen Keberadaan komisaris independen diatur dalam peraturan BAPEPAM No:KEP-315/BEJ/ yang disempurnakan dengan surat keputusan No:KEP- 339/BEJ/ , yang menyatakan bahwa setiap perusahaan publik wajib memiliki komisaris independen untuk mencitakan tata kelola perusahaan yang baik. Komisaris independen berjumlah sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari seluruh anggota komisaris. Dewan komisaris memiliki fungsi melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi sehingga manajemen perusahaan mampu bekerja maksimal. Melalui praktik corporate governance yang diproksikan dengan komposisi komisaris independen diperkirakan mampu mempengaruhi ketepatwaktuan dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, semakin besar jumlah dewan komisaris maka pengawasan yang dilakukan akan lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang kemudian akan meningkatkan kualitas laporan keuangan.

6 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal), mereka juga menjelaskan bahwa hubungan agensi terjadi ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan. Principal adalah pemegang saham atau investor dan yang dimaksud agent adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan fungsi antara kepemilikan di investor dan pengendalian di pihak manajemen. Adanya pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelolaan oleh manajemen cenderung menimbulkan konflik keagenan di antara prinsipal dan agen. Pihak prinsipal dapat membatasi penyimpangan kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak kepada agen dan bersedia mengeluarkan biaya pengawasan (monitoring cost) untuk mencegah hazard dari agen. Semua biaya tersebut sering pula disebut sebagai biaya keagenan (agency cost). Secara umum tidak mungkin bagi prinsipal atau agen akan membuat keputusan yang optimal dari sudut pandang prinsipal. Menurut Elqorni (2009) teori keagenan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan hanya tertarik pada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka dalam perusahaan. sedangkan para agen diasumsikan menerima

7 19 kepuasan berupa kompensasi keuangan dalam hubungan tersebut. Karena perbedaan kepentingan tersebut masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Teori keagenan memberikan tiang pokok bagi peranan penting akuntansi dalam menyediakan informasi setelah suatu kejadian yang disebut sebagai peranan pasca keputusan. Peran ini sering diasosiasikan dengan peran kepengurusan, dimana seorang agen melapor kepada prinsipal tentang kejadiankejadian dalam periode yang lalu. Inilah yang memberikan akuntansi nilai umpan baliknya selain nilai prediktifnya. Teori keagenan juga mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan pemilik sebagai prinsipal. Asimetri informasi timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan dengan para pemegang saham dan stakeholder lainnya. Oleh karena itu, manajer sebagai pengelola berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak termasuk manajemen perusahaan itu sendiri. Namun yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut adalah para pengguna eksternal. Laporan keuangan tersebut penting bagi pengguna eksternal karena mereka berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya. Sedangkan para pengguna internal (manajemen) memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahaan dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi

8 20 sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar pengguna eksternal Teori Audit Pengertian auditing menurut H.S Munawir (1992:2) terdapat beberapa pengertian audit. Perkataan auditing dalam Dictionary for Accountants antara lain diartikan sebagai berikut : setiap penyelidikan atau penilaian secara sistematis terhadap prosedur atau operasi dengan tujuan untuk menentukan kesesuaiannya dengan kriteria yang telah ditetapkan, pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh akuntan intern. Menyelidiki, mempelajari atau mereview secara kritis yang dilakukan oleh auditor terhadap pengawasan intern dan catatan akuntansi suatu perusahaan atau unit ekonomi lainnya, sebagai dasar untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. Kadang-kadang disertai pula catatan atau penjelasan mengenai sifat, luas dan tujuan auditnya seperti : audit tahunan, audit neraca, audit untuk tujuan kredit dan audit terhadap kas. Menurut A. Arens & James k. Loebbeche yang diterjemahkan oleh tim dejacarta memberikan definisi yang hampir sama tetapi lebih khusus menjelaskan tentang objek auditing sebagai berikut : Auditing adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti oleh orang atau badan yang bebas tidak memihak, mengenai informasi kuantitatif unit ekonomi dengan tujuan untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi kuantitatif dengan kriteria yang sudah ditetapkan. American Accounting Association (AAA) Commitee on Basic Auditing Concept memberikan pengertian auditing secara umum sebagai berikut : Auditing

9 21 adalah suatu proses yang sistematis untuk mendapatkan dan menilai bukti-bukti secara objektif, yang berkaitan dengan pernyataan-pernyataan tentang tindakantindakan dan kejadian-kejadian ekonomi, untuk menentukan kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Menurut Mulyadi (2002:9) pengertian auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan serta penyampaian hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Dalam penelitian ini terdapat tiga elemen dari karakteristik audit yang memiliki peran penting terhadap publikasi laporan keuangan perusahaan, yaitu : 1. Ukuran komite audit (audit commite size) Menurut peraturan Bapepam No.IX.I.15 komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris. Pengaturan mengenai jumlah komite audit bagi emiten dan perusahaan publik juga diatur dalam peraturan Bapepam No. IX.I.15, dalam peraturan tersebut emiten dan perusahaan publik diwajibkan membentuk komite audit yang berjumlah sekurangkurangnya tiga orang, seorang diantaranya merupakankomisaris independen perusahaan tercatat yang sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit, sedangkan anggota lainnya merupakan pihak ekstern yang independen dimana sekurang-kurangnya satu diantaranya memiliki kemampuan dibidang akuntansi dan atau keuangan.

10 22 Menurut Karamanou dan Vafeas (2005) komite audit diharapkan dapat memberikan bantuan dalam menyelesaikan konflik dengan manajemen dan menyebabkan beberapa perbaikan dalam kualitas audit secara keseluruhan. Komite audit sekarang sedang dilihat sebagai pemain utama dalam uoaya untuk melaksanakan reformasi pemerintahan dan membangun kembali keoercayaan publik dlam pelaporan keuangan. 2. Reputasi auditor (KAP big four dan non big four) Kantor akuntan publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Ukuran auditor berhubungan dengan kualitas auditor. Menurut De Angelo (1981) kualitas auditor adalah gabungan probabilitas pendeteksian dan pelaporan kesalahan laporan keuangan yang material. De Angelo menyimpulkan bahwa KAP yang lebih besar kualitas audit yang dihasilkan juga lebih baik. Kualitas audit yang baik akan menghasilkan reputasi auditor yang baik pua. Saat ini KAP yang besar dan terkenal di seluruh dunia menyisakan Big Four dari Big Eight. KAP Big Four yang ada di Indonesia adalah : a. KAP price waterhouse coopers, yang bekerjasama dengan KAP Haryanto sahari dan rekan. b. KAP KPMG (klynveld peat marwick goerdeler), yang bekerjasama dengan KAP Siddharta-Siddharta dan Widjaja. c. KAP ernst and young, yang berkerjasama dengan KAP Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.

11 23 d. KAP deloitte touche thomatsu, yang bekerjasama dengan KAP Osman bing satrio dan rekan. KAP big four memiliki pendapat yang jauh lebih besar daripada KAP non big four. Pendapat yang besar memampukan KAP big four untuk memperkerjakan lebih banyak staf auditor di level junior, senior maupun manajer lebih banyak daripada KAP non big four. Sumber daya yang memadai dapat meningkatkan pelatihan-pelatihan staf terkait dengan standar akuntansi sehingga KAP big four terkesan lebih up-date terhadap peraturan-peraturan yang ada sehingga dapat meningatkan kredibelitas KAP itu sendiri. Dengan sumber daya yang besar pula memungkinkan KAP big four untuk melakukan tinjauan atas proses audit untuk kedua kalinya apabila diperlukan. Penelitian sebelumnya juga membuktikan bahwa investor memandang bahwa KAP big four lebih kredibel dan berkualitas dibandingkan dengan KAP non big four. Namun KAP big four juga memiliki sifat kehati-hatian untuk menjaga reputasinya tetap baik di mata masyarakat. 3. Opini audit Auditor menyatakan pendapatnya berpijak pada audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing dan atas temuan-temuannya. Standar auditing antara lain memuat empat standar pelaporan. Dalam hal pemberian opini, Standar Pelaporan keempat dalam SPAP (IAI 2001) memaparkan : laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

12 24 dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Opini audit yang diberikan oleh auditor setelah melalui beberapa tahapan audit yang dilakukan sehingga dapat memberikan simpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang telah diauditnya. Pemberian opini audit unqualified opinion merupakan berita baik (good news) yang akan menarik minat calon investor untuk melakukan investasi. Perusahaan yang menerima opini audit unqualified opinion akan cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang menerima qualified opinion dari auditor. 4. Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya sebuah perusahaan. suatu perusahaan dapat dikatakan besar atau kecil dilihat dari beberapa sudut pandang seperti total nilai aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja dn sebagainya. Menurut Hilmi dan Ali (2008) penelitian ini menggunakan total aset dalam mengukur besar kecilnya sebuah perusahaan. Dyer dan Mc. Hugh (n.d) serta Carslaw dan Kaplan (n.d) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki salah satu ciri yang utama yaitu adanya pengawasan investor, regulator dan sorotan masyarakat. Perusahaan besar akan cenderung lebih banyak disorot oleh masyarakat dibandingkan dengan perushaan kecil. Oleh karena itu perusahaan besar akan cenderung menjaga image perusahannya. Semakin besar ukuran

13 25 perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung didalamnya. Pihak manajemen harus mengelola informasi tersebut dengan baik untuk dilaporkan pada pihak yang berkepentingan. Jika pihak manajemen tidak bersedia mengelola informasi tersebut dengan baik, maka laporan keuangan yang dihasilkan tidak akan bisa mencerminkan keadaan dari kondisi perusahaan. Investor dan pemilik pun juga turut andil dalam menjaga image perusahaan. Langkah yang dilakukan adalah dengan memberikan manajemen peraturan dan pengawasan yang ketat. Peraturan-peraturan beserta pengawasan tersebut memungkinkan terciptanya tekanan kerja dari atasan pada bawahannya Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay publikasi laporan keuangan telah banyak dilakukan. Misalnya, Christina dwi astuti (2007) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay waktu pelaporan keuangan dan menemukan bukti bahwa leverage, profitabilitas, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhada audit delay waktu pelaporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan baik pihak dalam maupun pihak luar, reputasi auditor dan opini audit mempunyai pengaruh terhadap audit delay waktu pelaporan keuangan. Muhammad faishal dan P. Basuki hadiprajitno (2005) meneliti pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap audit report lag dan menemukan bukti bahwa ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, dan jumlah rapat komite audit memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag, sedangkan ukuran komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

14 26 Sistya rachmawati (2008) meneliti pengaruh faktor internal dan eksternal perusahaan terhadap audit delay dan timeliness dan menemukan bukti bahwa faktor internal yang mempengaruhi audit delay adalah size perusahaan dan faktor eksternalnya adalah ukuran kantor akuntan publik, sedangkan variabel profitabilitas, solvabilitas, internal auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Faktor internal yang mempunyai pengaruh terhadap timeliness adalah size perusahaan, sedangkan faktor eksternal seperti ukuran kantor akuntan publik, profitabilitas, solvabilitas, dan internal auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap timeliness. Faktor internal dan eksternal perusahaan seperti profitabilitas, solvabilitas, internal auditor, size perusahaan, dan KAP secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan baik terhadap audit delay maupun timeliness. Devy kwayanti (2011) meneliti hubungan efektivitas komite audit terhadap penyampaian pelaporan keuangan tahunan perusahaan publik sektor manufaktur dan menemukan bukti bahwa efektivitas komite audit berhubungan signifikan negatif terhadap jangka panjang waktu pelaporan keuangan. Merlina toding dan Made gede wirakusuma (2013) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dan menemukan bukti bahwa leverage, kepemilikan manajerial dan komite audit tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Profitabilitas dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh negatif, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh positif pada ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan.

15 27 Alvina noor arifa (2013) meneliti pengembangan model audit delay dengan audit report lag dan total lag dan menemukan bukti bahwa pada model regresi linier berganda seluruh variabel independen berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap audit report lag maupun total lag. Sedangkan uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara audit report lag dan total lag. Elvira dian restu wijayanti (2011) meneliti pengaruh mekanisme corporate governance terhadap audit delay waktu penyampaian laporan keuangan dan menemukan bukti bahwa sebagian besar perusahaan mematuhi peraturan bapepam karena sebagian besar perusahaan membutuhkan waktu untuk mempublikasikan laporan keuangannya rata-rata 88 hari. Variabel yang berpengaruh terhadap audit delay waktu pelaporan adalah komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kualitas auditor. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh antara lain kepemilikan manajerial dan komite audit. Novice lianto dan Budi hartono (2010) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag dan menemukan bukti bahwa profitabilitas, solvabilitas, dan umur perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Ukuran perusahaan dan jenis industri tidak berpengaruh terhadap audit report lag. 2.2 Rerangka Pemikiran Rerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah mengukur audit delay publikasi laporan keuangan perusahaan. Audit delay publikasi merupakan alat ukur yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Pada umumnya audit delay publikasi dipengaruhi oleh kepemilikan perusahaan

16 28 baik outsider ownership maupun insider ownership, hubungan antara kepemilikan perusahaan (outsider ownership dan insider ownership) dengan audit delay publikasi laporan keuangan, yaitu Pihak luar membutuhkan informasi finansial berupa laporan keuangan yang disampaikan secara tepat waktu untuk pengambilan keputusan investasi mereka. Dengan adanya konsentrasi kepemilikan pihak luar maka pihak manajemen akan lebih mendapat tekanan dari pihak luar atau shareholder untuk lebih tepat waktudalam mempublikasaikan laporan keuangannya. Sedangkan kepemilikan perusahaan oleh manajer akan mempengaruhi kinerja manajer. Manajer akan lebih bertanggung jawab dalam mengelola perusahaan karena adanya rasa memiliki perusahaan, sehingga akan mempengaruhi kinerja pihak manajemen yang semakin baik. Manajemen dengan kinerja yang baik akan mampu mempublikasikan laporan keuangannya secara tepat waktu. Salah satu fungsi utama komisaris independen adalah mampu melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan secara independen, sehingga manajemen perusahaan mampu bekerja maksimal. Dewan komisaris independen mempengaruhi audit delay publikasi laporan keuangan, yaitu jika pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris baik, maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang kemudian akan meningkatkan kualitas laporan keuangan sehingga dapat dipublikasikan secara tepat waktu. Hubungan antara audit commite size dengan audit delay publikasi laporan keuangan, yaitu semakin banyak anggota komite audit perusahaan, maka akan

17 29 semakin efektif dan efisien bagi perusahaan dalam menyajikan laporan keuangannya, sehingga dapat di publikasikan secara teoat waktu. Hubungan antara reputasi auditor dengan audit delay publikasi laporan keuangan, yaitu KAP yang besar memiliki banyak tenaga profesional yang dapat mempersingkat proses audit, karena KAP besar seperti KAP yang termasuk The Big Four memiliki lebih banyak pengalaman audit yang membuat mereka dapat melakukan tugas audit dengan cepat. Hubungan antara opini audit dengan audit delay publikasi laporan keuangan, yaitu perusahaan yang diberikan pernyataan unqualified opinion oleh auditor akan mempublikasikan laporan keuangan secara tepat waktu, karena jenis pendapat ini merupakan kabar baik (good news) perusahaan yang akan menarik minat calon investor untuk melakukan investasi. Selanjutnya ukuran perusahaan digunakan untuk audit delay publikasi laporan keuangan. Hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit delay publikasi, yaitu perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat. Hal ini disebabkan perusahaan besar akan cenderung lebih banyak disorot dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan perusahan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Dengan demikian dalam penelitian ini model penelitian dapat digambarkan seperti Gambar 1. di bawah ini :

18 30 Lamanya proses audit Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1. Insider ownership 2. Outsider ownership 3. Dewan komisaris independen 4. Audit commite size 5. Reputasi auditor 6. Opini audit 7. Ukuran perusahaan Metode analisis regresi berganda Audit delay publikasi laporan keuangan Gambar 1 rerangka pemikiran

19 Perumusan Hipotesis Insider ownership (kepemilikan manajerial) dan audit delay laporan keuangan Kepemilikan manajemen (insider ownership) adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik perusahaan dari pihak manajemen secara aktif ikut didalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Hak kepemilikan manajemen adalah hak mutlak yang juga dipunyai oleh para manajemen terhadap perusahaan. Hak kepemilikan ini juga dapat dilihat dari jumlah modal yang ditanamkan oleh para manajer yang bersangkutan. Astuti (2007) menyatakan bahwa kepemilikan perusahaan oleh manajer akan mempengaruhi kinerja manajer. Manajer akan lebih bertanggung jawab dalam mengelola perusahaan karena adanya rasa memiliki perusahaan, sehingga akan mempengaruhi kinerja pihak manajemen yang semakin baik. Manajemen dengan kinerja yang baik akan mampu menyampaikan pelaporan keuangannya secara tepat waktu. Bukti empiris menunjukkan bahwa kepemilikan perusahaan oleh pihak dalam berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay laporan keuangan. H 1 : Insider ownership berpengaruh positif terhadap audit delay laporan keuangan Outsider ownership (kepemilikan institusional) dan audit delay publikasi laporan keuangan Kepemilikan institusional (outsider ownership) adalah modal yang dimiliki oleh institusi atau lembaga. Menurut Chen dan Zhang (2006) menyatakan

20 32 kepemilikan institusional sebagai persentase suatu perusahaan yang memiliki mutualfunds, investment banking, asuransi, dana pensiun, reksadana dan bank. Keberadaan investor institusional dapat menunjukkan mekanisme corporate governance yang kuat sehingga mampu memberikan pengawasan terhadap manajemen perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahendra dan Wijaya (2014) menemukan bahwa ada hubungan antara kepemilikan institusional dengan audit delay waktu pelaporan keuangan. H 2 : Outsider Ownership berpengaruh negatif terhadap audit delay publikasi laporan keuangan Dewan komisaris independen perusahaan dan audit delay laporan keuangan Dewan komisaris merupakan salah komponen dari corporate governance yang dapat mempengaruhi audit delay laporan keuangan. Dewan komisaris memiliki fungsi melakukan pengawasan atas kebijakan perusahaan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi. Oleh karena itu, semakin besar jumlah dewan komisaris maka pengawasan yang dilakukan akan lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang kemudian akan meningkatkan kualitas laporan keuangan sehingga publikasi laporan keuangan dapat tepat waktu. Faishal dan Hadiprajitno (2015) menyatakan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap audit delay publikasi laporan keuangan. H 3 : Dewan komisaris independen perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay laporan keuangan.

21 Audit commite size dan audit delay publikasi laporan keuangan Komite audit merupakan salah satu komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dan bertanggungjawab kepada dewan komisaris dengan tugas dan tanggungjawab utama untuk memastikan prinsip-prinsip good corporate governance terutama transparansi dan disclosure diterapkan secara konsisten dan memadai oleh para eksekutif. Sehingga, semakin banyak anggota komite audit yang terlibat dalam proses audit sampai dengan dipublikasikannya laporan keuangan ke bursa, semakin efektif pekerjaan mereka dalam membantu auditor dan manajer untuk mewujudkan laporan keuangan auditan yang berkualitas dan relevan dalam penyajiannya. Sehingga, semakin banyak jumlah anggota komite audit yang terlibat, akan mempengaruhi waktu penyampaian laporan keuangan suatu perusahaan. Menurut Naimi (2010), semakin besar ukuran komite audit maka akan semakin meningkatkan kualitas pengawasan dan masalah dalam proses pelaporan keuangan lebih mungkin ditemukan dan diselesaikan apabila terdapat komite audit yang lebih besar. Arifah (2013) menjelaskan bahwa audit commite size negatif berpengaruh terhadap audit delay laporan keuangan. H 4 : Audit commite size berpengaruh negatif terhadap audit delay laporan keuangan Reputasi auditor dan audit delay laporan keuangan Sorotan publik tahun-tahun belakangan ini tertuju pada profesi akuntan, khususnya akuntan publik. Lahirnya big four ini lebih karena tergelincirnya profesi akuntan publik untuk memperhatikan ketegaran independensi profesi dalam kepentingan janga pendek untuk mencapai sasaran perusahaan. Keruntuhan

22 34 ini dipicu oleh skandal Enron di AS beberapa tahun lalu dimana banyak klien semakin sadar bahwa tidak ada jaminan kalau reputasi akuntan publik yang baik selalu memiliki mutu yang baik pula. Kualitas auditor diukur dengan ukuran seperti apakah kantor akuntan (yang memberikan jasa audit) merupakan anggota KAP besar. Auditor yang mempunyai reputasi yang baik (KAP the big four) akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien, sehingga audit dapat diselesaikan secara tepat waktu. KAP the big four memperoleh insentif lebih tinggi untuk menyelesiakan pekerjaan audit lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP the big four mempertahankan reputasinya. Auditor besar cenderung untuk memberi informasi kepada klien tentang peraturan yang baru dan meminta klien untuk mematuhinya. Hal ini dikarenakan KAP besar lebih banyak disorot publik dan lebih dituntut untuk menghasilkan laporan keuangan yang tidak hanya untuk tujuan akuntabilitas dan tepat waktu, tetapi untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. Puspitasari dan Anggraeni (2012) menyatakan bahwa reputasi auditor mempunyai pengaruh negatif terhadap audit delay laporan keuangan. H 5 : reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay laporan keuangan Opini audit dan audit delay laporan keuangan Opini audit yang diberikan oleh auditor setelah melalui beberapa tahapan audit yang dilakukan sehingga dapat memberikan simpulan atas opini yang harus

23 35 diberikan terhadap laporan keuangan yang tekah diauditnya. Arens (2003) menyatakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor didalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesional maupun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Pada umumnya perusahaan yang diberikan pernyataan unqualified opinion oleh auditor pada laporan keuangannya akan menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Perusahaan yang mendapatkan pendapat selain wajar tanpa pengecualian akan melaporkan laporan auditnya lebih lama. Perusahaan mengetahui dampak yang akan didapat dengan opini selain wajar tanpa pengecualian dalam laporan keuangannya. Sehingga perusahaan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengkroscek laporan keuangananya serta untuk bernegosiasi dengan auditor, karena tidak mungkin investor mau untuk menempatkan investasinya pada perusahaan yang kurang baik dalam penyajian laporan keuangannya. Sebaliknya, perusahaan yang mendapatkan opini unqualified opinion akan mengalami tenggang waktu yang singkat karena tidak ada masalah atau hal yang harus dikonfirmasikan antara perusahaan dengan auditor. Penelitian mengenai opini audit dan pengaruhnya terhadap audit delay waktu pelaporan keuangan dilakukan oleh Arifa (2013) yang menemukan bahwa opini audit berpengaruh negatif terhdap audit delay laporan keuangan. H 6 : opini audit berpengaruh negatif terhadap audit delay laporan keuangan.

24 Ukuran perusahaan dan audit delay laporan keuangan Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan memiliki pengaruh terhadap lamanya waktu penyelesaian audit. Hal ini disebabkan perusahaan besar cenderung lebih cepat dalam menyelesaikan proses auditnya dibanding perusahaan kecil karena memiliki pengendalian internal yang lebih kuat dan akan mengurangi kecenderungan kesalahan pelaporan keuangan yang mungkin terjadi serta memampukan auditor untuk mengendalikan pengendalian yang lebih luas dalam melakukan pekerjaan intern. Sistem pengendalian intern perusahaan tentunya akan sesuai dengan ukuran perusahaan tersebut. Sistem pengendalian intern dalam perusahaan yang besar akan menghabiskan lebih sedikit waktu dalam melakukan proses pengauditan Selain itu, para investor dan pemilik perusahaan juga akan menjaga reputasi perusahaannya dengan memberikan pengawasan yang ketat sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya keterlambatan dalam pempublikasian laporan keuangannya. Penelitian mengenai ukuran perusahaan dan pengaruhnya terhadap audit delay waktu pelaporan keuangan dilakukan oleh Ariyani dan Budiartha (2014) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhdap audit delay laporan keuangan. H 7 : ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay laporan keuangan.

25 37 Insider ownership Outsider ownerships Dewan komisaris independen Audit commite size Audit delay laporan keuangan Reputasi auditor Opini audit Ukuran perusahaan Gambar 2 model penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh kualitas audit dan corporate governance terhadap integritas laporan keuangan membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 1. Teori

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta 7 II. LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan keagenan (agency theory) menjelaskan adanya pemisahan fungsi antara agen (pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Konsep utama teori ini menjelaskan tentang adanya hubungan antara pihak yang memberi wewenang atau yang sering disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen mempunyai kewajiban untuk membuat laporan keuangan karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal Penelitian tentang tentang analisis faktor faktor yang mempengaruhi audit timeliness pada perusahaan property and real estate yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (agen yang mengatur manajemen sebuah usaha) dan principal (pemilik usaha). Pemilik usaha disebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori Agensi merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara pemilik modal (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan wewenang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Menurut Jansen dan Meckling (1976) yang dikemukakan oleh januarti (2008:8) menggambarkan adanya hubungan kontrak antara agen (manajemen) dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau pemisahan pengelolaan perusahaan. Pemilik ( principle)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sebuah alat penting bagi para pelaku dunia bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b) BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan merupakan versi game theory yang memodelkan proses kontrak antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan merupakan versi game theory yang memodelkan proses kontrak antara 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan merupakan versi game theory yang memodelkan proses kontrak antara dua orang atau lebih dan masing-masing pihak yang terlibat dalam kontrak mencoba

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Agensi Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam memahami corporate governance (Aditya, 2012). Hubungan keagenan diartikan sebagai hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, opini auditor, tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor terhadap audit delay, membutuhkan kajian teori-teori sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Laporan audit adalah hasil akhir dari pemeriksaan seorang auditor laporan keuangan kliennya. Di dalam laporan tersebut biasanya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan principal. Dalam teori keagenan, agen memilki peran sebagai pengambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun Teori yang dapat mendukung berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti: 1. Teori Keagenan(Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Kosep 2.1.1 Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Audit Report Lag Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan sosiologis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang dihasilkan perusahaan yang berguna untuk proses pengambilan keputusan, hal tersebut tidak terlepas dari proses penyusunannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. RERANGKA TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESA 1. Rerangka Teori a) Teori Agensi (Agency Theori) Agency Theory ini menerangkan hubungan antara agen dengan principal. Principal pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Putra & Sukirman (2014) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis mengenai opini auditor, laba atau rugi tahun berjalan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan, menjelaskan hubungan antara agent (Manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Keagenan Dalam rangka memahami good corporate governance maka digunakanlah dasar perspektif hubungan keagenan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntansi adalah aktivitas jasa yang memberikan informasi kuantitatif bersifat keuangan dalam kesatuan ekonomi yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengelolaan sumber daya perusahaan dan kinerja manajemen digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan keuangan harus disusun berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam penyajian suatu informasi yang relevan. Informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance 2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peranan komite audit menjadi perhatian penting dalam menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. Komite audit dapat bertindak sebagai penghubung antara manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Teori keagenan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel. Uraian mengenai penelitian terdahulu adalah sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel. Uraian mengenai penelitian terdahulu adalah sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti dengan menggunakan berbagai variabel.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical). Agen diberi wewenang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical). Agen diberi wewenang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Agency Theory Menurut Januarti, et al. (2009) menggambarkan adanya hubungan kontra antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya persaingan baik dari kompetitor maupun new entry, menuntut perusahaan untuk terus berkembang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Jensen and Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Jensen and Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen and Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai hubungan antara agen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang didapatkan dari suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan bagi Manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. audit laporan keuangan. Hal ini karena setiap perusahaan yang telah go public

BAB I PENDAHULUAN. audit laporan keuangan. Hal ini karena setiap perusahaan yang telah go public BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak pada permintaan atas audit laporan keuangan. Hal ini karena setiap perusahaan yang telah go public wajib menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Dengan tingginya pertumbuhan ekonomi di Indonesia membuat para investor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menggunakan teori keagenan, dimana teori ini sering kali digunakan sebagai landasan dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan dibuat dengan tujuan memberikan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan penawaran saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan berkaitan dengan permasalahan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis dalam industri manufaktur semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian yang mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Adanya hubungan kontrak antara pihak manajemen (agen) dengan pemilik entitas (prinsipal) telah digambarkan oleh Jensen dan Meckling (1976)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Agency Theory Agency theory menjelaskan permasalahan yang mungkin timbul ketika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjalankan praktik bisnis. Jensen dan Meckling (1976) mengungkapkan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjalankan praktik bisnis. Jensen dan Meckling (1976) mengungkapkan bahwa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan merupakan dasar teori yang digunakan perusahaan dalam menjalankan praktik bisnis. Jensen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate terbesar di Indonesia yaitu PT Bakrieland Development, Tbk menjadi isu yang sedang hangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini semakin bekembang pesat. Banyaknya perusahaan menunjukan semakin banyak pula dibutuhkan seorang auditor yang profesional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi yang berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Keagenan (Agency theory) Teori keagenan merupsksn salah satu cara untuk lebih memahami ekonomi informasi dengan mem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Singnalling Theory Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer dan pemegang saham merupakan dua partisipan terkait dalam sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang saham dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, pasar modal memiliki peranan tersendiri dalam pembangunan ekonomi, yakni mempertemukan pihak yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan mempunyai peran penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Banyak pihak-pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan (agency theory) mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan pemilik (dalam hal ini adalah pemegang saham) sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semakin berkembangnya jumlah perusahaan yang telah terdaftar di pasar modal di era globalisasi seperti sekarang ini memberikan dampak terhadap permintaan atas audit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditur, pemerintah serta

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditur, pemerintah serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan tentu sudah menjadi kebutuhan utama bagi berbagai pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditur, pemerintah serta masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang bermanfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang bermanfaat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan proses akhir dari suatu proses akuntansi yang dapat berfungsi sebagai media dalam memberikan informasi bagi investor,

Lebih terperinci

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te

masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Chambers dan Penman (1984) dalam Subekti (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang te PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, OPINI AUDITOR DAN REPUTASI KAP TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Rio Ferdianto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate governance merupakan salah satu topik pembahasan sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disusun berdasarkan sumber-sumber informasi dalam perusahaan, salah satu informasi tersebut digunakan sebagai acuan mengenai laba perusahaan. Sedangkan

Lebih terperinci

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah salah satu alat penting yang digunakan untuk mengukur maupun menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Hartono (2005) teori sinyal (Signalling Theory)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Hartono (2005) teori sinyal (Signalling Theory) BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Ada dua teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu teori signalling dan teori keagenan: 1. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan keuangan semakin diperlukan masyarakat sebagai media alternatif investasi dan penghimpunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan adalah gambaran keuangan dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Industri perbankan adalah suatu industri yang memiliki fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR...... iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) mengindikasi hubungan yang terjadi antara agent dengan principal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntanbilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan (Fujianti, 2015). Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan (Fujianti, 2015). Laporan keuangan juga menunjukkan hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi keuangan dan pencapaian kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu dan perubahan posisi keuangan (Fujianti,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory adalah pendesainan kontrak untuk menyelaraskan kepentingan antara principal dan agent dalam hal terjadi konflik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ketika Indonesia tengah mengalami krisis ekonomi, wacana dan tuntutan terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) 2 Astuti & Ramantha (2014) 3 Ardianingsih (2014) 4 Ismiyaca et al. (2015) Auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Perkembangan perusahaan go

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Bab ini menguraikan beberapa teori guna mendukung analisis data serta rumusan hipotesis penelitian. Teori-teori yang dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori keagenan merupakan sebuah teori yang mendasari atas berbagai aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan. Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan good corporate governance dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan good corporate governance dengan memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis yang mulai memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan perusahaan semakin tajam. Hal ini menuntut perusahaan untuk melakukan kegiatan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan Membutuhkan Kajian Teori Sebagai Berikut: 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency Theory

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Agency Theory Agency theory adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik atau pemegang

Lebih terperinci