IMPLEMENTASI PROGRAM ELEKTRONIK KARTU TANDA PENDUDUK (e-ktp) DI KECAMATAN TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2012 Oleh :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI PROGRAM ELEKTRONIK KARTU TANDA PENDUDUK (e-ktp) DI KECAMATAN TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2012 Oleh :"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI PROGRAM ELEKTRONIK KARTU TANDA PENDUDUK (e-ktp) DI KECAMATAN TENGGARANG KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2012 Oleh : Amron Nadzib Azid ABSTRACT This research discuss about implementation policy of e-ktp program in Tenggarang subdistric Bondowoso regency,by using implementation policy of George C.Edward III model.in this research,researchers use a descriptive research with a qualitative methode.the subject of this research is Tenggarang subdistric administration as implementator or implementer and part of society which is involved in the implementation policy of e- KTP program.the technique of collecting data uses an interview, observation and a documentation technique.the research conclusion is from four factors which can influence the success or the failure in the implementation policy,two of them influence the implementation policy of e- KTP program in Tenggarang subdistric.both factors are communication factor that is not going smoothly and reasource factor,the amount of both human resource and equipment resource are lack in the implementation policy of e-ktp program in Tenggarang subdistric Bondowoso regency. Key Word : Implementation policy, electronic identity card (e-ktp) program ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai Implementasi Kebijakan Program e-ktp di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso, dengan menggunakan model implementasi kebijakan George C. Edward III. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Subjek dalam penelitian yakni Pemerintah Kecamatan Tenggarang selaku implementator atau pelaksana dan sebagian masyarakat yang terlibat dalam implementasi kebijakan program e-ktp ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah dari empat faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam implementasi kebijakan, dua faktor diantaranya berpengaruh terhadap implementasi kebijakan program e-ktp di Kecamatan Tenggarang. Kedua faktor tersebut adalah faktor komunikasi yang berjalan belum secara lancar dan faktor sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya peralatan yang jumlahnya masih kurang dalam pengimplementasian kebijakan program e-ktp di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso. Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, program e-ktp

2 1. PENDAHULUAN Administrasi kependudukan menyangkut hajat hidup seluruh warga negara mulai lahir hingga menemui ajalnya. Ketika lahir undang-undang mewajibkan setiap warga negara memiliki akta kelahiran yang nantinya berguna untuk memenuhi berbagai persyaratan dan kewajiban dalam berbagai aktivitas seperti bersekolah, mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP), bepergian keluar negeri, mencari pekerjaan, menikah dan sebagainya. Begitu strategisnya urusan administrasi kependudukan, maka pemerintah diharapkan mampu menyelenggarakan pelayanan administrasi kependudukan secara berkualitas. Berbagai kebijakan, program dan kegiatan selama ini telah ditempuh oleh pemerintah guna meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan tersebut. Saat ini seiring dengan berkembangnya tuntutan agar pelayanan administrasi yang diberikan oleh penyelenggara pemerintahan tersebut haruslah pelayanan yang prima yang mempunyai sistem pelayanan yang berorientasi kepada kepentingan pengguna jasa dan dapat memberikan kepuasan kepada pengguna jasa tersebut sehingga dapat dikatakan penyelenggaraan pelayanan tersebut berhasil. Bahwa ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima pelayanan, kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila penerima pelayanan dicapai memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan. Masyarakat dan pemerintah membutuhkan terjadinya suatu sistem keterkaitan dengan membentuk negara dan pemerintah yang mengatur masyarakat guna melayani kepentingan rakyat. Gagasan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat terus mengalami perubahan seiring meningkatnya tuntutan rakyat dan perlembagaan pemerintah itu sendiri, namun masih belum memuaskan dalam arti posisi masyarakat dan pemerintah sudah mulai menguntungkan dalam kerangka pelayanan. Penerapan KTP Elektronik dilatar belakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari 1 (satu) KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis sistem pelayanan terpadu yang menghimpun data penduduk dari

3 seluruh Indonesia. Kenyataan penggunaannya dapat disalah gunakan dan tidak dipertanggung jawabkan. Misalnya, untuk menghindari pajak, sengaja menyembunyikan identitas aslinya guna melakukan kegiatan teoritis, dan lain-lain. Untuk mengatasi duplikasi tersebut, sekaligus menciptakan kartu indentitas tunggal maka diterapkan KTP Elektronik bersasis NIK. KTP Elektronik yang berbasis NIK Nasional memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat ferifikasi dan validasi data jati diri seseorang. Rekaman elektronik ini berisi biodata, pas photo, tanda tangan dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan. Program penerapan KTP Elektronik yang berbasis NIK Nasional tersebut, dimaksud untuk digunakan sebagai identitas jati diri seseorang yang bersifat tunggal. Sebagaimana yang di amanatkan dalam undang-undang nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan bahwa pemerintah wajib memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kepada setiap penduduk Indonesia serta mencantumkannya dalam setiap dokumen kependudukan. Selanjutnya, penduduk indonesia juga wajib memiliki Katu Tanda Penduduk selanjutnya disingkat dengan (KTP). Karena KTP tersebut mempunyai spesifikasi dan format KTP Nasional dengan pengamanan khusus, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan presiden nomor 26 tahun Dalam program penerapan e- KTP tersebut berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan) nasional yang untuk digunakan sebagai identitas jati diri seseorang yang bersifat tunggal dengan demikian mempermudah penduduk ataupun masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dari lembaga pemerintah maupun swasta karena tidak lagi memerlukan KTP setempat. KTP ini juga wajib dimiliki bagi warga negara indonesia (WNI) yang memiliki izin tinggal tetap yang sudah berumur 17 tahun atau sudah pernah kawin atau telah kawin. KTP berlaku selama lima tahun dan tanggal berakhirnya disesuaikan dengan tanggal dan bulan lahirnya yang bersangkutan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah implementasi program elektronik kartu tanda penduduk ( e-ktp ) di

4 Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso? 2. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi program elektronik kartu tanda penduduk ( e-ktp ) di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Memberikan gambaran imple mentasi program elektronik kartu tanda penduduk ( e-ktp ) di Kecamatan Kabupaten Bondowoso. 2. Mengidentifikasikan faktor faktor yang mempengaruhi implementasi program elektronik kartu tanda penduduk ( e-ktp ) di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain: 1. Dari segi praktis hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan a. Pengertian Implementasi Implementasi merupakan tahap dalam proses kebijakan publik dalam sebuah Negara. Implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan masukan pada pihak-pihak yang berkepentingan dalam permasalahan implementasi program elektronik kartu tanda penduduk ( e-ktp ) serupa, sebagai bahan kajian bagi pihak yang terkait dengan kebijakan ini sehingga dapat mengoptimalkan keberhasilan kebijakan. 2. Dari segi keilmuan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk mengaplikasikan berbagai teori yang dipelajari, sehingga akan berguna dalam pengembangan pemahaman, penalaran, dan pengalaman penulis, juga berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu sosial, khusunya ilmu administrasi publik, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut dalam penelitian-penelitian berikutnya. 2. KAJIAN PUSTAKA dirumuskan dengan tujuan yang jelas. Menurut Van meterdan Van horn (wahab solichin, 2001; 35). Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-

5 individu / pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang di arahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan yang telah di gariskan dalam keputusan kebijakan. Sedangkan Menurut Syaukani, Afan Gafar dan Ryas Rasyid (2002; 295) mengatakan bahwa: implementasi merupakan suatu rangkaian aktivitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut bisa membawa hasil sebagaimana diharapkan. Ini dapat diartikan proses implementasi sebagai pengandalian untuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan sumber dan penyimpangan dari tujuan implimentasi, menjaga supaya implementasi benarbenar sampai kepada masyarakat. Dari pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan kegiatan tersebut. Jadi rangkaian kegiatan tersebut mencakup : pertama, persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang merupakan interpretasi dari kebijaksanaan tersebut dari undangundang muncul sejumlah peraturan pemerintah, keputusan presiden dan lain-lain. Kedua, menyiapkan sumber daya guna mengerakan kegiatan implementasi termasuk didalamnya sarana dan prasarana, sumber daya keuangan dan tentu saja penetapan siapa yang bertanggung jawab melaksanakan kebijakan secara kongrit kepada masyarakat. Kedua, interprestasi dan perancanaan. Badan-badan yang dipercayakan untuk mengimplementasikan suatu kebijakan harus terlebih dahulu menerjamahkan kebijakan tersebut kedalam arahanarahan, peraturan-peraturan serta desain dan rencana program yang rill. Ketiga, organisasi pelaksana, badan pelaksana yang diberikan otoritas sebagai implementer kebijakan harus mengatur perancanaan dan aktivitas dengan membantuk unit-unit pelaksana serta rincian kegiatan rutin sesuai dengan badan kerjanya. Keempat, penentuan sasaran kebijakan, yaitu siapa saja yang akan mendapatkan keuntungan atau pelayanan dari kebijakan dan siapa saja yang tidak termasuk dalam lingkup target kebijakan tersebut. b. Kebijakan publik Dewasa ini istilah kebijakan lebih sering dan secara luas

6 dipergunakan dalam kaitannya dengan tindakan-tindakan atau kegiatankegiatan pemerintah serta perilaku negara pada umumnya, atau seringkali diberikan makna sebagai tindakan politik. sedangkan Amara Raksasataya menyebutkan bahwa kebijakan ada lah suatu taktik dan strategi yang diarahkan untuk men capai suatu tujuan. oleh karena itu suatu kebijaksanaan harus memuat 3 (tiga) elemen, yaitu : a. Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai. b. Taktik atau strategi dar i berbagai langkah unt uk mencapai tujuan y ang diinginkan. c. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksana secara nyata dari taktik atau strategi. Sedangkan pemahaman mengen ai kebijakan publik sendiri masih terjadi adanya silang pendapat dari para ahli. Dalam perannya untuk pe mecahan masalah tahap penting dalam pemecahan masalah publik melalui kebijakan adalah : a. Penetapan agenda kebijakan b. Formulasi kebijakan c. Adopsi kebijakan d. Implementasi kebijakan e. Penilaian kebijakan Dalam pemahaman mengenai kebijakan publik masih terjadi adanya silang pendapat dari para ahli. Namun dari beberapa pendapat mengenai kebijakan publik terdapat beberapa persamaan, diantaranya yang disampaikan oleh (Dye Islamy; 2001) yang mendifinisikan kebijakan publik sebagai apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. c. Implementasi Kebijakan Kebijakan publik selalu mengandung setidak-tidaknya tiga komponen dasar, yaitu tujuan yang jelas, sasaran yang spesifik, dan cara mencapai sasaran tersebut. Komponen yang ketiga biasanya belum dijelaskan secara rinci dan birokrasi yang harus menerjemahkannya sebagai program aksi dan proyek. Komponen cara berkaitan siapa pelaksananya, berapa besar dan dari mana dana diperoleh, siapa kelompok sasarannya, bagaimana program dilaksanakan atau bagaimana sistem manajemennya dan bagaimana

7 keberhasilan atau kinerja kebijakan diukur. Komponen inilah yang disebut dengan implementasi (Wibawa, dkk., 1994: 15). Mengenai hal ini Wahab (2002: 59) menegaskan bahwa implementasi kebijakan merupakan aspek penting dari keseluruhan proses kebijakan. Oleh sebab itu tidak berlebihan jika dikatakan implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan proses kebijakan. Bahkan Udoji (dalam Wahab, 2002: 59) mengatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan. Senada dengan apa yang dikemukakan para ahli diatas, Winarno (2002: 29) mengemukakan bahwa suatu program kebijakan akan hanya menjadi catatan-catatan elit saja jika program tersebut tidak dimplementasikan. Artinya, implementasi kebijakan merupakan tindak lanjut dari sebuah program atau kebijakan, oleh karena itu suatu program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh Edward III disebut dengan Direct and Indirect Impact on Implementation. Menurut model yang dikembangkan oleh Edward III, ada empat faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan implementasi suatu kebijakan, yaitu faktor sumber daya, birokrasi, komunikasi dan disposisi (Agustino : 2006 : 156 ). Pandangan lain mengenai implementasi kebijakan dikemukakan oleh William dan Elmore sebagaimana dikutip Sunggono (1994: 139), didefinisikan sebagai keseluruhan dari kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan. Sementara Mazmanian dan Sabatier (Wibawa dkk,1986: 21) menjelaskan bahwa mempelajari masalah implementasi kebijakan berarti berusaha untuk memahami apa yang senyata-nyata terjadi sesudah suatu program diberlakukan atau dirumuskan yakni peristiwa-peristiwa dan kegiatankegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan negara, baik itu usaha untuk mengadministrasikannya maupun usaha-usaha untuk memberikan dampak tertentu pada masyarakat ataupun peristiwa-peristiwa, Sedangkan Wibawa (1992: 5), menyatakan bahwa

8 implementasi kebijakan berarti pelaksanaan dari suatu kebijakan atau program. d. Program elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-ktp) Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-ktp) adalah suatu kartu tanda penduduk yang dibuat mesin elektronik dan ditulis dengan data digital. Menurut pendapat lain bahwa e- KTP merupakan suatu dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa e-ktp adalah suatu dokumen yang memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat verifikasi dan validasi data diri seseorang. e-ktp ini sengaja diadakan untuk mempermudah pemerintah untuk mengambil data penduduk, karena dengan e-ktp pemerintah bisa langsung melihat data dari KTP elektronik tersebut tanpa harus menunggu data yang harus disensus terlebih dahulu. Adapun fungsi e-ktp sebagai berikut : 1. Sebagai identitas diri. 2. Berlaku Nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin rekening bank dan lain sebagainya. 3. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP. Berdasarkan Undang Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penerapan KTP berbasis NIK Nasional pasal 2 ayat (1), dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten / Kota bahwa target SPM khusus bidang administrasi kependudukan adalah jenis pelayanan yang berkenaan dokumen kependudukan, dengan indikator : Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Dengan target 100% cakupan pada tahun 2011 (sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006). Cakupan penerbitan KTP ini adalah cakupan penduduk yang telah memperoleh KTP sesuai dengan Standar Pelayanan 5 hari harus selesai diterbitkan KTP. Dengan

9 diberlakukannya KTP Elektronik saat ini, maka target cakupan penerbitan KTP Elektronik direvisi menjadi 100% pada Tahun Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran. Dengan target 100% cakupan pada tahun 2011 (sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006) bahwa seluruh penduduk yang lahir di tahun bersangkutan memperoleh akta kelahiran. Cakupan penerbitan akta kelahiran adalah cakupan penduduk lahir yang memperoleh akta kelahiran sebagai bentuk registrasi kependudukan sesuai dengan standar pelayanan 7 hari harus selesai diterbitkan. Mencermati berbagai permasalahan yang terjadi, maka target cakupan penerbitan akta kelahiran direvisi menjadi 90% pada tahun e. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Menurut Hogwood dan Gunn (Wahab, 1997 : 71-81), untuk dapat mengimplementasikan kebijakan secara sempurna maka diperlukan beberapa persyaratan, antara lain: a. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh Badan/Instansi pelaksana; b. Tersedia waktu dan sumber daya; c. Keterpaduan sumber daya yang diperlukan; d. Implementasi didasarkan pada hubungan kausalitas yang handal; e. Hubungan kausalitas bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai penghubung; f. Hubungan ketergantungan harus dapat diminimalkan; g. Kesamaan persepsi dan kesepakatan terhadap tujuan; h. Tugas-tugas diperinci dan diurutkan secara sistematis; i. Komunikasi dan koordinasi yang baik; j. Pihak-pihak yang berwenang dapat menuntut kepatuhan pihak lain. Menurut Grindle (Wibawa, dkk., 1994) implementasi kebijakan ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya, Sedangkan George C Edward III dalam Subarsono (2005;90) memberikan pandangan bahwa implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variable, yakni : (1) komunikasi, (2) sumberdaya, (3) disposisi(sikap), (4) stuktur birokrasi. Adapun Van Metter dan Van Horn (Subarsono, 2005: 99) menyebutkan ada

10 lima variabel yang mempengaruhi kinerja implemantasi, yaitu : a. Standar dan sasaran kebijakan; b. Sumber daya; c. Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas; d. Karakteristik agen pelaksana; e. Kondisi-kondisi sosial, ekonomi, dan politik 3. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara, terjun langsung ke lapangan atau obsevasi dan studi dokumentasi akan didapatkan data yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang deskriptif. Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitiannya adalah orang yang berada dalam badan pemerintah daerah yaitu pimpinan atau yang memahami permasalahan dalam penelitian ini. Badan pemerintah tersebut yaitu : Camat, Sekretaris Camat, Kasi Pemerintahan, Operator e-ktp, Kepala Desa, Kepala Dusun dan masyarakat selaku objek dari penelitian Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.Implementasi Program e-ktp Implementasi Program e-ktp di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso sudah berjalan cukup baik. Dalam pelaksanaan program implementasi e-ktp yang dilaksanakan di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso, terdapat beberapa proses dalam pelaksanaannya. Proses yang dimaksud yaitu tahap awal dalam sebelum pelaksanaan sampai perekaman yang dilakukan kepada masyarakat. Proses pelaksanaan implementasi e- KTP tersebut antara lain : sosialisasi, pendataan dan penyerahan surat panggilan, serta perekaman. A. Sosialisasi Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan para informan dapat dikatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Kecamatan Tenggarang yang dalam hal ini sebagai pelaksana program e-ktp masih kurang maksimal, dikarenakan infomasi yang disampaikan hanya sebatas kepada Kepala desa saja, dilanjutkan dengan Kepala desa mengumpulkan semua Kepala dusun untuk menyampaikan kepada RT/RW,

11 dan RT/RW menyampaikan kepada masyarakat. B. Pendataan dan Penyerahan Surat Panggilan Dalam hal pendataan dan penyerahan surat panggilan Kecamatan Tenggarang sudah melaksanakannya dengan baik. Tahap pendataan sendiri dilakukan oleh petugas / pegawai dari Dispenduk yang datang langsung ke Kecamatan Tenggarang untuk melakukan pendataan dan dibuatkan surat panggilan, setelah surat panggilan selesai Camat menandatangani surat panggilan tersebut dan siap untuk diberikan kepada masyarakat. C. PEREKAMAN Dalam tahap perekaman operator e-ktp memanggil nama salah satu penduduk sesuai nomor antrian dilanjutkan dengan operator meminta surat panggilan dan KTP yang lama kepada penduduk, setelah itu operator membacakan biodata penduduk yang bersangkutan di database untuk memverifikasi agar tidak terjadi kesalahan, setelah biodata penduduk benar dilanjutkan dengan melakukan perekaman seluruh sidik jari, lalu perekaman retina mata, dilanjutkan dengan pengambilan foto, dan perekaman tanda tangan. Setelah tahap perekaman selesai operator e-ktp menandatangani surat panggilan dan memberikan stempel sebagai bukti bahwa penduduk yang bersangkutan telah melakukan perekaman e-ktp. 2. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program e-ktp di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso Dalam implementasi program e- KTP, dalam pengimplementasiannya program nasional ini tidak mudah. Menurut George C. Edward III setidaknya terdapat empat hal yang mempengaruhi implementasi sebuah kebijakan publik yakni komunikasi, sumber daya, disposisi (sikap), dan struktur birokrasi. Oleh karena itu untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Program e-ktp di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso, maka digunakan model implementasi kebijakan George C. Edward III. A. Komunikasi Berdasarkan pernyataan yang telah diutarakan oleh informan diketahui bahwa ternyata sosialisasi yang dilakukan oleh Kecamatan Tenggarang hanya sebatas kepada Kepala desa, Kepala desa kepada kepala dusun, sedangkan untuk RT/RW serta

12 masyarakat hanya mendapatkan undangan / surat panggilan untuk perekaman e-ktp saja. Dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan implementasi kebijakan e-ktp, komunikasi dari Pemerintah Kecamatan kepada Pemerintah desa serta masyarakat masih belum maksimal. Hal inilah yang menjadi faktor yang mempengaruhi dalam implementasi kebijakan program e-ktp di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso. B. Sumber Daya Dapat disimpulkan faktor sumber daya manusia yaitu operator e- KTP sudah cukup baik dalam menjalankan tugasnya, terbukti dari hasil wawancara peneliti dengan masyarakat, sedangkan mengenai jumlah operator e-ktp masih kurang memadai dalam menjalankan program e-ktp tersebut, selain sumber daya manusia, sumber daya peralatan juga menjadi kendala dalam hal jumlah yang hanya terdapat dua set alat perekaman e-ktp untuk digunakan melakukan perekaman e-ktp kepada masyarakat Tenggarang wajib e-ktp yang jumlahnya mencapai , untuk melayani masyarakat dengan jumlah sebanyak itu peralatan yang disediakan masih terbilang kurang. C. Disposisi (Sikap) Berdasarkan pada hasil penelitian fenomena sikap pelaksana di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil penelitian terungkap bahwa para pelaksana memiliki sikap yang baik terhadap program e-ktp dan sangat mendukung program ini. serta terlihat dari pembagian tugas yang berhierarki dan teratur dalam pelaksanaannya. D. Struktur Birokrasi Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan para informan di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi dilakukan dengan baik diantara para pelaksana program e- KTP yaitu dilihat dari tugas masingmasing pelaksana yang terkoordinasi dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa struktur birokrasi yang ada sudah cukup baik terlihat pada adanya bagian bagian yang telah ditentukan atau pembagian kewenangan dalam pelaksanaan program e-ktp ini. 5. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi Program e-ktp di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso

13 Implementasi program e-ktp di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso sudah cukup baik terlihat dari sikap pelaksana yaitu Kecamatan Tenggarang serta struktur birokrasi yang sudah cukup baik terlihat pada adanya pembagian kewenangan atau tugas meski masih ada beberapa kendala mengenai komunikasi (sosialisasi) dan sumber daya (operator e-ktp dan peralatan). 2. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program e-ktp di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso Berdasarkan teori yang dipakai oleh peneliti yaitu Direct and Indirect Impact on Implementation yang diperkenalkan oleh George C. Edward III dari empat faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan terdapat dua faktor yang menjadi kendala dalam Implementasi Kebijakan Program e- KTP di Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso. Kedua faktor tersebut adalah faktor komunikasi (sosialisasi) dan sumber daya (operator e-ktp dan peralatan). B. SARAN 1. Perlu adanya pendekatan dan sosialisasi kembali oleh Kecamatan Tenggarang selaku pelaksana kebijakan program e- KTP kepada masyarakat terhadap pentingnya melakukan perekaman e-ktp. Sehingga masyarakat benar benar tahu tentang manfaat melaksanakan program ini. 2. Perlu adanya penambahan operator e-ktp dan peralatan perekaman e-ktp agar program e-ktp dapat berjalan dengan maksimal. DAFTAR PUSTAKA Adam, Ibrahim Indra Wijaya Komunikasi. Jakarta : PT. Bina Aksara Agustino, Leo Analisis Kebijakan Publik, Jakarta : Rineka Cipta Cangara, Hafied Komunikasi politik, konsep, teori dan strategi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Dunn, William Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Gibson, dkk Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Erlangga.

14 Gibson, dkk Organisasi Jilid kedua (Savitri Soetrisno dan Agus Dharma, Penerjemah). Jakarta : Elangga Hessel, Nogi s. Tangkilisan Implementasi Kebijakan Publik, Transformasi Pikiran George Edward. Yogyakarta: Lukman Offset dan Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia. Islamy, M Irfan Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta : Bumi Aksara. Islamy, M. Irfan Prinsip Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bandung : PT. Bina Aksara Bandung. Kuntjoro, dan Jasri Standart Pelayanan Minimal. Jurnal Manajemen Pelayanan Mar at Sikap Manusia dan Pengukurannya. Jakarta : Ghalia Indonesia Mas ud Politik, Birokrasi dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Moloeng, Lexy. J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : PT. Tarsito Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penerapan KTP Berbasis NIK Nasional Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Peraturan Pesiden No. 35 Tahun 2010 Tentang Penerapan KTP Berbasis NIK Patton, Poerwandari E. Kristi Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, Jakarta, Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3). Depok : Fakultas Psikologi UI Robbins, Stephen P Perilaku Organisasi : Edisi Kesepulu. Jakarta : PT. Indeks Subarsono Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Subarsono Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

15 Sunggono, Bambang Hukum dan Kebijaksanaan Publik. Jakarta: Sinar Grafika. Sutarto Dasar-Dasar Organisasi : Cetakan Ke-18. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Sutopo Penelitian Kualitatif, Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Syaukani, dkk Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Umar, Husein, Strategic Management in Action. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang administrasi kependudukan Usman dan Akbar Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara Wahab, Solichin Abdul Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta : Bumi Aksara, Jakarta. Wahab, Solichin Abdul Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara, Edisi Pertama. Jakarta : Bumi Aksara Implementasi Kebijakan Negara, Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara Wahab, Solichin Abdul Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta : Bumi Aksara Wibawa Kebijakan Publik : Proses dan Analisis. Jakarta : Intermedia Wibawa Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Wibawa, Eddi dkk Hukum dan Kebijakan Publik. Yogyakarta : Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia (YPAPI). Widjaja Komunikasi. Jakarta. PT. Bina Aksara Winarno, Budi Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta : MedPress. Winarno, Budi Teori Kebijaksanaan Publik. Pusat Antar Universitas Studi Sosial, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Wiratmo, dkk Pengantar Kewirausahaan. Jogjakarta: BPFE Wahab, Solichin Abdul Analisis Kebijakan dari Formulasi ke

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (E-KTP) DI KECAMATAN KAIDIPANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (E-KTP) DI KECAMATAN KAIDIPANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (E-KTP) DI KECAMATAN KAIDIPANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Oleh : Yuliana Nuraini S.Muhamad ABSTRAKSI Penyelenggaraan administrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut M. Irfan Islamy, kebijakan publik (public policy) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut M. Irfan Islamy, kebijakan publik (public policy) adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Kebijakan Publik Kebijakan publik berasal dari kata kebijakan dan publik. Menurut M. Irfan Islamy, kebijakan publik (public policy) adalah Serangkaian tindakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Kartu Tanda

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan Program e-ktp di Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Oleh : Susi Stella Anggreni Frans

Implementasi Kebijakan Program e-ktp di Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Oleh : Susi Stella Anggreni Frans Implementasi Kebijakan Program e-ktp di Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Oleh : Susi Stella Anggreni Frans ABSTRAK Dalam menciptakan tertib administrasi, pemerintah melalui Kemendagri membuat kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kebijakan Umum Arah kebijakan umum pembangunan jangka menengah Desa Guyangan akan menentukan agenda, tujuan dan sasaran program pembangunan 5 (lima) Tahun

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology/ICT) di dunia telah semakin luas. Hal tersebut merupakan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 30 TAHUN 2011 T E N T A N G

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 30 TAHUN 2011 T E N T A N G WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 30 TAHUN 2011 T E N T A N G PEDOMAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertanggungjawab, responsif, efektif dan efisien. e-government memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. bertanggungjawab, responsif, efektif dan efisien. e-government memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah menerapkan e-government yang bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis, transparan, bersih, adil, akuntabel, bertanggungjawab, responsif,

Lebih terperinci

manusia sehingga dapat mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat berjalan dengan maksimal.

manusia sehingga dapat mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat berjalan dengan maksimal. manusia sehingga dapat mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat berjalan dengan maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Silabus. Standar Kompetensi

Silabus. Standar Kompetensi Silabus Nama Mata Kuliah : Formulasi dan Implementasi Kode MK/SKS : /3 SKS Dosen Pembina : Drs. Karjuni Dt. Maani, M.Si Drs. Suryanef, M.Si Rahmadani Yusran, S.Sos, M.Si Standar Kompetensi : Mata kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan muatan rekaman sidik jari tangan penduduk. curang terhadap Negara dengan menduplikasi KTP-nya. Beberapa diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan muatan rekaman sidik jari tangan penduduk. curang terhadap Negara dengan menduplikasi KTP-nya. Beberapa diantaranya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartu Tanda Penduduk merupakan identitas resmi penduduk serta bukti diri yang saat ini berlaku diseluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Hakim Reformasi Penglolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Hakim Reformasi Penglolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM. DAFTAR PUSTAKA Abdul Hakim. 2006. Reformasi Penglolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM. Arikunto, Suharsimi, 2012, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada. terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada. terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban untuk memberikan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

TAHUN NASKAH PUBLIKASI SEPTIAN AGUM GUMELAR NIM : PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

TAHUN NASKAH PUBLIKASI SEPTIAN AGUM GUMELAR NIM : PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENCAIRAN SERTA PENGELOLAAN DANA KEPEDULIAN TERHADAP MASYARAKAT DI DESA GUNUNG KIJANG KECAMATAN GUNUNG KIJANG KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG PEREKAMAN BIOMETRIK BAGI PENDUDUK USIA SEKOLAH DAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK ANAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2011 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN KARTU

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberian

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN ASAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa administrasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG OTOMATISASI AKTA KELAHIRAN, KARTU KELUARGA, KARTU IDENTITAS ANAK DAN AKTA KEMATIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PENDUDUK. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang

SISTEM DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PENDUDUK. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang SISTEM DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PENDUDUK Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang PENGERTIAN 1. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan prima yangmempunyai sistem pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan prima yangmempunyai sistem pelayanan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya tuntutan agar pelayanan administrasi yang diberikan oleh penyelenggara pemerintahan dapat lebih maksimal, maka pelayanan prima

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

Based on the above, then the identification problem in the form of questions: (1) How big is the influence of communication on the effectiveness of

Based on the above, then the identification problem in the form of questions: (1) How big is the influence of communication on the effectiveness of ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pernyataan masalah (problem statement) yaitu Efektivitas pembuatan KTP di Kecamatan Kesambi Kota Cirebon belum efektif, hal ini diduga berkaitan

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi pemanfaatan tanah di Kecamatan Ngaglik berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kependudukan Banyak hal yang terkait bilamana kita akan membahas topik kependudukan terlebih pada wilayah administrasi kependudukan dengan berbagai hal yang melekat di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin penting, sebagai lembaga pelayanan publik menjamin

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin penting, sebagai lembaga pelayanan publik menjamin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam negara modern, pelayanan publik menjadi lembaga dan profesi yang semakin penting, sebagai lembaga pelayanan publik menjamin keberlangsungan administrasi negara

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK PEMBUATAN E-KTP TAHUN 2016 DI DINAS PENCATATAN SIPIL KABUPATEN MINAHASA

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK PEMBUATAN E-KTP TAHUN 2016 DI DINAS PENCATATAN SIPIL KABUPATEN MINAHASA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK PEMBUATAN E-KTP TAHUN 2016 DI DINAS PENCATATAN SIPIL KABUPATEN MINAHASA Oleh Trisna Kurnia Kalalo 1 Daud Liando 2 Stefanus Sampe 3 Abstrak E-KTP merupakan salah satu program

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Kebijakan Kebijakan menurut para ahli seperti yang telah dikemukaan oleh Dye dalam (Leo Agustino, 2008:7) mengemukakan bahwa, kebijakan publik adalah apa yang dipilih

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

7. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

7. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 25 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA KOTA DEPOK NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAYANAN DAN PENINGKATAN CAKUPAN KEPEMILIKAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL 1 2016 No.35,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul. ADMINISTRASI. WARGA NEGARA. Kependudukan. Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU

Lebih terperinci

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PEDAGANG KAKI LIMA SIMPANG LIMA SEMARANG Oleh : Christine Gitta Candra Puspita,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011 NOMOR 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009 WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN RETRIBUSI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Lexi Moleong, yang mendefinisikan metode kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai. 1. Implementasi Program PWK Bidang Ekonomi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai. 1. Implementasi Program PWK Bidang Ekonomi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini membahas dua kelompok pengamatan, pertama terhadap proses pelaksanaan (implementasi) program, dan kedua terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 16 TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 16 TAHUN fa PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 16 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAWAHLUNTO, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh PURNAWATI IREINE ROBOT ABSTRAK E-KTP merupakan cara baru jitu yang akan ditempuh oleh pemerintah dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA ABSTRACT

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA ABSTRACT IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA Oleh : Yustisia Prajna Paramita, Aufarul Marom, Dewi Rostyaningsih Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN AKTE PERKAWINAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN AKTE PERKAWINAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN AKTE PERKAWINAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO. Oleh : ANCELLA VENTI RUMINGGU ABSTRAK Ancella Venti Ruminggu,

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG 1 BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI BANTUL,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 177 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 177 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 177 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN, Menimbang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN e-ktp (ELEKTRONIK KARTU TANDA PENDUDUK), DI KELURAHAN MANISREJO, KECAMATAN TAMAN, KOTA MADIUN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN e-ktp (ELEKTRONIK KARTU TANDA PENDUDUK), DI KELURAHAN MANISREJO, KECAMATAN TAMAN, KOTA MADIUN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN e-ktp (ELEKTRONIK KARTU TANDA PENDUDUK), DI KELURAHAN MANISREJO, KECAMATAN TAMAN, KOTA MADIUN Bambang Martin Baru Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG TATA CARA DAN PERSAYARATAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG TATA CARA DAN PERSAYARATAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA DAN PERSAYARATAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015 BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Penyusunan Model-model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi. Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat di Kota Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Penyusunan Model-model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi. Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat di Kota Surakarta. DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Data Sekunder Abdul Wahab, Solichin. 2012. Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Penyusunan Model-model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara. Achmad. 2006. Skripsi.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN e-ktp DI KELURAHAN KINILOW I KECAMATAN TOMOHON UTARA

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN e-ktp DI KELURAHAN KINILOW I KECAMATAN TOMOHON UTARA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN e-ktp DI KELURAHAN KINILOW I KECAMATAN TOMOHON UTARA OLEH: TIRSA M.GIROTH di bawah bimbingan Dr. Markus Kaunanag,Msi sebagai pembimbing 1 dan Drs. V. Kasenda,Msi sebagai

Lebih terperinci

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN

PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN DIA, Jurnal Administrasi Publik ISSN : 0216-6496 Juni 2016, Vol. 14, No. 1, hal 19-26 PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN Yayuk Eliyana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi 2.1.1 Pengertian Evaluasi Evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang telah

Lebih terperinci

Website: https://arpansiregar.wordpress.com/2013/01/17/pendekatan-pendekatan-dalamimplementasi-kebijakan/

Website: https://arpansiregar.wordpress.com/2013/01/17/pendekatan-pendekatan-dalamimplementasi-kebijakan/ DAFTAR PUSTAKA Abdul Wahab, S. 2004. Analisis Kebijakan : dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Bumi Aksara, Abidin, Said Zaenal. 2012. Kebijakan Publik : edisi kedua. Salemba Humanika, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah ajaran mengenai metode-metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah ajaran mengenai metode-metode yang digunakan 42 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah ajaran mengenai metode-metode yang digunakan dalam proses penelitian. Metode memakai persyaratan-persyaratan yang ketat untuk memberikan penggarisan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERDA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

IMPLEMENTASI PERDA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET 43 IMPLEMENTASI PERDA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET Ja afar Arief dan Isril FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Implementation

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.232, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. Warga Negara. Administrasi. Kependudukan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b.

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI SUBJEK PAJAK DAN KONTRIBUSI PAJAK ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KOTA BATU

ANALISIS POTENSI SUBJEK PAJAK DAN KONTRIBUSI PAJAK ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KOTA BATU ANALISIS POTENSI SUBJEK PAJAK DAN KONTRIBUSI PAJAK ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KOTA BATU (Studi Tentang Kontribusi Pajak Atas Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah Terhadap PAD Pada Dinas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KATINGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan perlindungan dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Yogyakarta belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti yang diamatkan dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. implisit terkandung didalam Pembukaan Undang-Undang 1945 alinea ke 4, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. implisit terkandung didalam Pembukaan Undang-Undang 1945 alinea ke 4, yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsepsi negara hukum untuk mencapai tujuan negara indonesia secara implisit terkandung didalam Pembukaan Undang-Undang 1945 alinea ke 4, yaitu: Melindungi segenap bangsa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2008 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012 PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari perumusan masalah hingga penulisan laporan akhir penelitian.

Lebih terperinci

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perub

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perub No. 1449, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Kartu Tanda Penduduk. NIK. Nasional. Penerbitan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PENERBITAN KARTU KELUARGA KEPADA CAMAT DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci