BAB 2 DATA DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 DATA DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sejarah Pengarang Langit Kresna Hariadi pada awalnya adalah MC temanten Jawa, penyiar radio, dan drama radio. Bermula sekedar iseng itu tulisan dramanya (melalui sebuah radio swasta di Solo, ada sekitar 40-an judul karyanya yang tidak terdokumentasikan dengan baik, dua diantaranya dijadikan objek kajian skripsi oleh dua mahasiswa di dua perguruan tinggi berbeda) dua kali menyabet gelar terhormat tingkat Jawa Tengah. Selama di Solo bergabung dengan Sanggar Shakuntala. Tidak puas didaerah, Langit K.H. pindah ke Jakarta bergabung dengan PT Sanggar Prathivi. Pemain-pemain drama andal seperti Ferry Fadli, Ivone Rose, Petrus Ursfon, Hanna Pertiwi (Trio Ceriwis), M. Abud, Elly Ermawati, mereka terlibat sangat intensif dalam drama yang dibesutnya antara lain Sabda Pandita Ratu, Asmara Gang Senggol, Titisan Sang Batari, Gandrung Osing. Mantan wartawan harian umum ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) juga membuat di jalur cerita silat. Kekagumannya pada penulis cerita silat legendaris dari Yogya, SH Mintardja, mengilhaminya menulis Beliung dari Timur yang dimuat bersambung di harian umum ABRI yang tak terampungkan karena Koran milik TNI itu 4

2 gulung tikar diterjang reformasi. Beliung dari Timur mencuri minat harian SOLOPOS Surakarta dan mengunjungi pembaca tiap pagi melalui harian itu dan berlanjut ke sekuelnya Sang Ardhanareswari dimuat koran yang sama. Penulis yang pekerjaan sehari-harinya menulis novel ini (ditekuninya sebagai profesi) dan menjadi Indonesian contributor untuk warta berbasis internet di negeri jiran, tercatat melahirkan: 1. Balada Gimpul terbitan Balai Pustaka Jakarta 2. Kiamat Para Dukun, Era Intermedia Solo, yang merupakan refleksi keprihatinannya terhadap pembantaian para dukun santet dikampung halamannya 3. Libby, Tinta Yogyakarta 4. De Castaz, Tinta Yogyakarta 5. Melibas Sekat Pembatas, Tinta Yogyakarta 6. SerongI, Tinta Yogyakarta 7. Eksplorasi Imajinasi, PT Tiga Serangkai Solo 8. Antologi Manusia Laminating, Tinta Yogyakarta 9. Alivia, Tinta Yogyakarta 10. Libby 2 dari sebuah trilogy, Tinta Yogyakarta. 5

3 Dahsyatnya, semua novel tersebut (kecuali Balada Gimpul) terbit pada tahun Visi & Misi : Mengingatkan masyarakat akan masa-masa kejayaan kerajaan Majapahit Mendukung pendidikan di bidang sejarah dengan menceritakan tentang Gajahmada Mengingatkan masyarakat untuk menghargai dan menghormati sejarah yang di milliki bangsa kita Serial: Novel Gajahmada karangan Langit Kresna Hariadi ini mempunyai serial-serial yang terdiri dari 5 seri: Gajah Mada (2005) Gajah Mada (2005) menceritakan awal karier Gajah Mada saat ia menyelamatkan Raja Jayanegara dari para pemberontak. Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara (2006) Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara (2006), menceritakan bagaimana Gajah Mada mesti bermanuver di antara perseteruan dua kubu calon pengganti Jayanegara Gajah Mada: Hamukti Palapa (2007) 6

4 Gajah Mada: Hamukti Palapa (2007), yang mengisahkan ambisi Sang Mahapatih untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil yang berserakan di Nusantara di bawah Majapahit. Gajah Mada: Perang Bubat (2007) Gajah Mada: Perang Bubat (2007), mengisahkan fragmen tragis dalam karier Gajah Mada dan hubungan antara Kerajaan Sunda dan Majapahit. Gajah Mada: Madakaripura Hamukti Moksa (2007) Gajah Mada: Madakaripura Hamukti Moksa (2007), mengisahkan tentang Gajah Mada yang dibebastugaskan dari jabatannya karena kesalahannya hingga menyebabkan para tamu dari Kerajaan Sunda Galuh terbunuh. 7

5 2.2 Fakta Kisah Tentang Gajah Mada Awal Karir Menurut Pararaton, ia memulai karirnya di Majapahit sebagai komandan pasukan khusus Bhayangkara. Karena berhasil menyelamatkan Prabu Jayanagara ( ) dan mengatasi Pemberontakan Ra Kuti, ia diangkat sebagai Patih Kahuripan pada tahun Dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri. Pada tahun 1329, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Ia menunjuk Patih Gajah Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada sendiri tak langsung menyetujui. Ia ingin membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng yang saat itu sedang melakukan pemberotakan terhadap Majapahit. Keta dan Sadeng pun akhirnya takluk. Akhirnya, pada tahun 1334, Gajah Mada diangkat secara resmi oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi sebagai Patih Majapahit. Sumpah Palapa Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gajahmada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336M). Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi, 8

6 Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa". Terjemahannya, Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Beliau Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa". Dari isi naskah ini dapat diketahui bahwa pada masa diangkatnya Gajah Mada, sebagian wilayah Nusantara yang disebutkan pada sumpahnya belum dikuasai Majapahit. Perang bubat Dalam ''Kidung Sunda''Berg, C.C ''Kidung Sunda. Inleiding, tekst, vertaling en aanteekeningen.'' s Grav., BKI. diceritakan bahwa (Perang Bubat, 1357) bermula saat Prabu Hayam Wuruk hendak menikahi (Dyah Pitaloka) putri (Kerajaan Sunda,Galuh) sebagai permaisuri. Lamaran Prabu Hayam Wuruk diterima pihak Kerajaan Sunda, dan rombongan besar Kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan agung itu. Gajah Mada yang menginginkan Sunda takluk, memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. 9

7 Akibat penolakan pihak Sunda mengenai hal ini, terjadilah pertempuran tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan rombongan Sunda di Bubat; yang saat itu menjadi tempat penginapan rombongan Sunda. Dyah Pitaloka bunuh diri setelah ayahanda dan seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran. Akibat peristiwa itu, Patih Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya. Dalam 'Nagarakretagama'' diceritakan hal yang sedikit berbeda. Dikatakan bahwa[hayam Wuruk sangat menghargai Gajah Mada sebagai ''Mahamantri Agung'' yang wira, bijaksana, serta setia berbakti kepada negara. Sang raja menganugerahkan dukuh "Madakaripura" yang berpemandangan indah di Tongas, Probolinggo, kepada Gajah Mada. Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa pada 1359, Gajah Mada diangkat kembali sebagai patih; hanya saja ia memerintah dari Madakaripura. Mitos dalam Kakawin Gajah Mada Tokoh Gajah Mada begitu dikagumi, sehingga terbentuklah berbagai mitos tentang dirinya. Fraser berpendapat bahwa pada hakekatnya, pikiran manusia itu tidak mau menerima begitu saja semua gejala yang ditangkapnya dengan akal dan pancaindera. Orang terus-menerus mencari yang tersirat di belakang sesuatu, sehingga terjadilah sebuah mitos. Locher berpendapat bahwa mitos hidup dalam suatu kelompok yang merujuk pada kejadian-kejadian yang sekaligus berhubungan dengan masa lampau, sekarang dan yang akan datang. Dengan penekanan yang berbeda-beda, ada yang lebih peka terhadap masa lampau, ada pula untuk masa sekarang atau masa yang akan datang. Itulah kekhasan yang membuat mitos itu mempunyai sifat ganda, sekaligus berhubungan 10

8 dan tidak berhubungan dengan sejarah. Ia tidak mempersoalkan benar tidaknya mitos itu, sebab mitos itu seperti kepercayaan lainnya mungkin saja tidak benar, tetapi mungkin juga benar karena itu sebuah mitos. Mitos itu dapat berubah sesuai dengan kepentingan dan kerangka acuan masyarakatnya atau individu dalam masyarakat di mana mitos itu hidup (Partini, 1986:11). Menurut Nurgiyanto (Cika, 2006: 24) mitos merupakan penerusan tradisi. Tradisi yang menguatkan disebut pengukuhan tradisi (myth of concern), sedangkan penolakan tradisi sebagai mitos pemberontakan (myth of freedom). Kedua hal ini dikatakan sebagai sesuatu yang wajib hadir dalam penulisan teks kesastraan, sesuai dengan hakikat kesastraan itu yang selalu berada dalam ketegangan antara konvensi dan inovasi. Demikian dalam KGM tidak hanya mitos tentang Gajah Mada yang ditampilkan, juga mitos-mitos lainnya sebagai tokoh antagonis yang perlu dikaji dalam tulisan ini. Mitos-mitos tersebut antara lain: 1) Gajah Mada sebagai keturunan Dewa Brahma (..mahyun mrakertang Dhatrasuta teher mahaknang guritnireka (KGM 1.2b: ingin memuji putra Dewa Brahma (Gajah Mada) kemudian mengagungkannya dalam bentuk kakawin). Dari larik di atas, oleh penyair KGM Gajah Mada dijadikan sarana citra, keluarga serta keturunannya sebagai anggota yang terhormat dari masyarakatnya. Penyair KGM menganggap Gajah Mada seorang yang digjaya (a)nindyeng sarat (KGM 1.2c: yang jaya tidak tercela di seluruh dunia). Sebagai tokoh protagonis digambarkan kesempurnaan dirinya yang mampu memasukan dewa-dewa kahyangan ke dalam tubuhnya ( ), seperti ajaran kepemimpinan yang populer dengan nama Astabrata yang diungkap dalam kakawin Ramayana. 11

9 Sumber ajaran kepemimpinan Astabrata ini adalah kitab Manawadharmasastra IX (Pudja & Sudharta, 2002: ) dan bukan Ramayana karya Walmiki. Demikian pula Gajah Mada disebutkan mampu tampil sebagai Dewa Asmara yang tampan dan cemerlang (37.3-5). Partini Sarjono Pradotokusumo (1986:59) menyimpulkan penggambaran tokoh Gajah Mada dalam KGM adalah sebagai berikut: (1) Tokoh yang pada mulanya datar sesuai dengan the epic divine hero, namun dapat membuat kejutan dengan memperlihatkan sifat-sifat yang tidak terpuji, misalnya dalam menghadapi Kebo Wawira; (2) Jaya secara lahiriah, ialah sebagai pencetus gagasan-gagasan yang dapat mengantarkannya mencapai kedudukan yang tinggi sebagai mahapatih kerajaan Majapahit; (3) Kejayaan dalam pemikirannya didapat berkat keturunannya yang agung dan juga karena bakti, ketaatan dan kesetiaannya pada mereka yang diabdinya, terutama raja; (4) kejayaan batin didapatnya berkat sifat-sifat tersebut di atas pada guru agama dan pada ajaran-ajaran yang terdapat dalam kitab agama sebagai persiapan menuju kelepasan. Muhamad Yamin (Partini, 1986:1253) menyatakan secara meyakinkan bahwa Gajah Mada adalah seorang-orang Indonesia berdarah rakyat, meskipun ditulisnya juga bahwa kepercayaan orang Bali, Gajah Mada adalah penjelmaan Sang Hyang Narayana ke atas dunia. Pandangan Mohamad Yamin tersebut tidaklah salah, karena di dalam Agama Hindu, sifat-sifat kepemimpinan yang menonjol umumnya diambil dari sifat Dewa Wisnu atau Narayana, yang tampak dari penjelmaan awataraawatara-nya dalam setiap zaman. 2) Tokoh protagonis lainnya adalah Sri Kepakisan dan istrinya yang ditampilkan dalam mitos kelahiran dua anak, pria dan wanita, dari batu yang dipuja yang merupakan penjelmaan dari pandita Sura Dharma dan istrinya (43.1-9). Anak itu dinamai Sri 12

10 Kapakisan oleh Gajah Mada (44.8). Terjadinya perkawinan incest atau kembar dampit (kembar buncing) di kalangan para bangsawan dianggap sangat utama karena penjelmaan manusia utama, sedang bila itu terjadi di kalangan orang kebanyakan (orang jaba atau di luar tri wangsa) dianggap aib yang dapat menyengsarakan masyarakat. Perkawinan tersebut disebut Asupundung dan Alangkahi Karanghulu. Tentang kelahiran buncing dan perkawinan di atas, pada tanggal 12 Juli 1951 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bali memutuskan dua buah keputusan penting berkaitan dengan hal tersebut, yakni Keputusan Nomor 10 Tentang penghapusan adat yang berkaitan dengan seseorang yang melahirkan anak kembar buncing (kembar laki-laki dan perempuan), dan Nomor 11 Tentang penghapusan perkawinan Asupundung dan Anglangkahi Karanghulu, yakni perkawinan antara laki-laki dari Sudrawangsa dengan istri dari Brahmanawangsa dan antara laki-laki dari Sudrawangsa dengan istri dari Ksatriyawangsa. Keputusan DPRD Bali ini mencabut Paswara tahun 1910 yang diubah dengan beslit Residen Bali dan Lombok tertanggal 11 April 1927 No.352 Jl.C.2 tentang Asupundung dan Anglangkahi Karanghulu. Keputusan DPRD Bali tahun 1951 baru mendapat pengukuhan kembali dari Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, melalui Bhisama Sabha Pandita Nomor 3 Tahun 2002 tanggal 20 Oktober 2002 Tentang Pengamalan Catur Warna sesuai dengan kitab suci Veda dan susastra Hindu (Dana, 2005:149). 3) Tokoh antagonis dalam KGM yang pertama disebutkan adalah Raja Masula-Masuli yang lahir atas perkenan Dewa Indra. Ia disebut sebagai keturunan raksasa yang buas dan tamak, musuh dari orang-orang saleh. Ia adalah ayah dari Gajah Waktra (Gajah Wahana) yang kemudian disebut Bedhahulu. Tokoh antagonis umumnya selalu dikaitkan dengan kelahiran dari keturunan orang jahat atau raksasa. 13

11 4) Tokoh antagonis lainnya sebagai lawan dari Mahapatih Gajah Mada adalah raja Bali yang disebut Bedhahulu atau Bedhamukha. Raja Bali mengadakan latihan perang. Kepala raja pagi hari dipotong, melesat ke angkasa, sore hari kembali bersatu dengan badannya ( ). Latihan perang bertempat di Gunung Batur. Kembali ke Batu Anyar latihan perang dilanjutkan. Kepala raja dipotong oleh Pasung Rigis, namun sampai sore kapalanya itu belum juga kembali ( ). Kepala raja kemudian diganti dengan kepala babi hutan, disebut Bedhahulu (47.1-5). Raja kemudian tinggal di menara yang tinggi dan tidak boleh dilihat orang (47.6-9). Raja ini digambarkan sangat bengis, namun akhirnya ia juga mencapai kelepasan menuju sorga (50.10). Bedhahulu atau Bedhamukha tentunya mengandung makna sebagai orang yang tidak tunduk kepada raja Majapahit. 5) Kebo Wawira (Kebo Iwa) digambarkan sebagai orang yang mukanya buas, badannya besar dan tinggi, bagaikan Kumbhakarna yang gagah, congkak, badannya kuat perkasa (51.60). Tokoh protagonis pada umumnya selalu digambarkan sangat tampan, cerdas dan berbudi pekerti luhur, sebaliknya tokoh antagonis digambarkan sebagai orang yang tidak tampan, jahat, bodoh, licik, dan tidak memiliki budi pekerti yang luhur. Hal ini adalah wajar dan merupakan konvensi dalam karyasastra sejak diturunkannya kitab suci Veda, dituliskannya kitab-kitab Itihasa (Ramayana dan Mahabharata) dan kitab-kitab Purana. Penggambaran para dewa dan raksasa, perwujudan dharma dengan adharma, senantiasa 14

12 diekspresikan melalui tokoh-tokoh yang tampan dan buruk, seperti Rama, Krisna, Arjuna, yang bertentangan dengan Rawana, Duryodhana, Dussasana, dan sebagainya. Ajaran Kepemimpinan dalam Kakawin Gajah Mada Ajaran kepemimpinan dalam KGM dapat dijumpai pada bagian awal hingga bagian akhir dari karyasastra kakawin ini. Seorang pemimpin hendaknya: 1) Senantiasa rajin sembahyang dan bermeditasi atau samadhi. Digambarkan bahwa sejak anak-anak Pipil Mada atau Gajah Mada suka melaksanakan sembahyang dan meditasi. Meditasi dilakukan pada malam hari dan sering mendapat vision (penglihatan) dewata yakni mendapat petunjuk dari Dewa Brahma, ayah spiritualnya. 2) Menjadi pelopor dan memiliki wawasan ke depan, terutama dalam membuka ladang Trik. Gajah Mada digambarkan selalu menjadi pelopor dan mengambil inisiatif yang pertama serta bekerja keras di antara teman-teman sebayanya. 3) Mampu memberi semangat dalam melaksanakan kerja keras dan berat terutama dalam memajukan sistem pertanian. Gajah Mada digambarkan mampu memberi motivasi kepada sesamanya. Karismanya tampak yang sejak anak-anak, kemana Pipil Mada pergi diikuti oleh teman-teman sebayanya. Para gembala senantiasa menuruti apa yang diperintahkan Pipil Mada. 15

13 4) Ahli memimpin, termasuk memimpin sidang, hatinya terbuka, dan kata-katanya manis bagaikan air kehidupan. Dalam berbagai kesempatan digambarkan Gajah Mada dapat memimpin sidang, memiliki keterbukaan dan pemimpin yang memberikan kesejukan kepada bawahannya. 5) Mampu menarik simpati, cerdas, dan kreatif. Hal ini tampak ketika Gajah Mada baru pertama kali mengabdikan dirinya di istana mahapatih Majapahit yang sudah mulai tua (Arya Tadah?) dan kemudian ia dikawinkan dengan putrinya bernama Dyah Bebed. Kecerdasan Gajah Mada tampak pula ketika ia ingin mengetahui wajah asli Raja Bedhahulu dengan cara minta dijamu sayur pakis yang utuh sedepa panjangnya, lauk pauknya setumpuk usus ayam, minumannya satu bumbung legen, ia bersedia makan di hadapan raja. Dengan cara demikian itu Gajah Mada akan mudah melihat wajah raja Bali saat itu, dan raja tidak boleh membunuh utusan raja Majapahit ini, apa lagi saat yang bersangkutan menikmati makanan (humadang ri ajengira sri haji kang bhojana). 6) Sopan dan ramah. Gajah Mada sangat sopan dan ramah ketika ia ditanya oleh Kebo Wawira dan Pasung Rigis tentang maksud kedatangannya ke Bali. Gajah Mada diutus oleh Raja Jawa yang mempunyai putri yang sangat cantik, tiada duanya di Wilatikta, dan memuji Kebo Wawira supaya bersedia mengawini putri Jawa tersebut. Karena penampilannya yang sangat sopan dan ramah, akhirnya Kebo Iwa mudah ditipu oleh Gajah Mada. 7) Senantiasa menuntut ilmu pengetahuan, tidak mementingkan kesukaan duniawi, mempelajari kitab suci, dan melaksanakan upacara yajña. 16

14 8) Senantiasa melindungi warga dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, menegakkan keadilan. 9) Seorang pemimpin hendaknya gagah berani, bertanggungjawab, dan tangguh dalam menghadapi berbagai masalah, tunduk kepada aturan (hukum), tidak menghina rakyat jelata, dan tidak menjilat kepada penguasa (atasan atau yang berpangkat). 10) Menghormati orang yang arif bijaksana, menghargai para pahlawan, dan senantiasa melakukan tapabrata dan Samadhi. 2.3 Fakta Tentang Si Pengarang Gajah Mada merupakan roman sejarah yang ditulis Langit Kresna Hariadi, penulis asal Banyuwangi, yang berkisah tentang sepak terjang Gajah Mada dalam kariernya sebagai hulubalang hingga menjadi mahapatih suatu imperium besar di Nusantara, Kerajaan Majapahit. Roman yang diterbitkan oleh Tiga Serangkai, Surakarta, ini hingga sekarang telah terdiri dari lima seri: Gajah Mada (2005) menceritakan awal karier Gajah Mada saat ia menyelamatkan Raja Jayanegara dari para pemberontak, 17

15 Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara (2006), menceritakan bagaimana Gajah Mada mesti bermanuver di antara perseteruan dua kubu calon pengganti Jayanegara, serta Gajah Mada: Hamukti Palapa (2007), yang mengisahkan ambisi Sang Mahapatih untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil yang berserakan di Nusantara di bawah Majapahit. Gajah Mada: Perang Bubat (2007), mengisahkan fragmen tragis dalam karier Gajah Mada dan hubungan antara Kerajaan Sunda dan Majapahit. Gajah Mada: Madakaripura Hamukti Moksa (2007), mengisahkan tentang Gajah Mada yang dibebastugaskan dari jabatannya karena kesalahannya hingga menyebabkan para tamu dari Kerajaan Sunda Galuh terbunuh. Dilihat dari aspek pembuatannya, roman ini dapat dikatakan mulai memanfaatkan jaringan maya. Penulis dan pembacanya dapat saling kontak dan memberi usulan dan komentar mengenai isi melalui weblog yang dibuat oleh penulisnya. Langit Kresna Hariadi Langit Kresna Hariadi pada diskusi dan peluncuran buku Gajah Mada: Perang Bubat di Universitas Katolik Parahyangan, Ciumbuleuit, Cidadap, Bandung Langit Kresna Hariadi (lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, 24 Februari 1959; umur 50 tahun) adalah seorang penulis roman Indonesia. Mantan penyiar radio ini dikenal masyarakat luas dengan cerita roman Gadjah Mada yang menceritakan kisah dari Patih Gajah Mada dari kerajaan Majapahit. 18

16 [filsafat] Seri Pahlawan (1) : Gadjah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara DwiIrwanti Wed, 27 Jul :51: Seri Pahlawan (1) : Gadjah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara Pengarang : Mr. Muhammad Yamin Penerbit : Balai Pustaka Tjetakan Kelima 1953 Sinopsis : Dialiran sungai Berantas yang mengalir dengan derasnya menuju kearah selatan dataran Malang dan dikaki pengunungan Kawi-Ardjuna yang yang indah-permai itu, maka disanalah agaknya seroang Indonesia berdarah rakyat dilahirkan pada permulaan abad ke 14. Ahli sejarah tidak daapt menyusun hari lahirnya dengan pasti, ibu bapak dan keluarganya tidak mendapat perhatian kenang-kenangan riwayat, begitu juga nama desa tempat dilahirkan dilupakan saja oleh penulis keropak zaman dahulu. Asal-usul Gadjah Mada semuanya dilupakan dengan lalim oleh sejarah. Barangkali keadaan itu selaras pla dengan perbawa dan nasih Gadjah Mada. Dia tidak bertopang kepada darah keturunan, dan namanya terpaku dalam lembaran emas sejarah karena tujuan hidup yang tinggi dan maju kedepan atas tenaga usaha sendiri. 19

17 Dia kelahiran rakyat jelata, dan rakyat murba acapkali dilangkahi saja oleh sejarah yang berpihak ekpada yang dianggapnya menarik perhatian. Menurut kepercayaan orang Bali, seperti tertulis dalam kitab Usana Djawa, maka Gadjah Mada itu dilahirkan dipulau Bali Agung, dan pada suatu ketika berpindah ke Madjapahit. Menurut cerita Bali itu, maka Gadjah mada tidak mempunyai ibu dan bapa, melainkan terpancar dari dalam buah kelapa sebagai penjelmaan Sang Hiang Narajana ke atas dunia. Jikalau sekiranya cerita ini benar, maka Gadjah Mada berasa dari tanah pulau Bali seperti Perabu Airlangga ( ), Yang mendirikan kerajaan Darmawangsa setelah keraton dibakar dan negara diruntuhkan oleh kekuasaan Wuraweri Sriwijaya dalam tahun 1007 M. Tetapi karena disekelilingi kota Malang-Singasari sejak dahulu banyak didapati tandatanda memperingati nama Gadjah Mada, dan oleh karena dalam tahun 1321 dia telah berusia cukup untuk menjadi patih disuatu daerah, maka keluarlah persangkaan yang memberi alasan, bahwa dia agkanya kelahiran aliran sungai Berantas, dilahirkan kirakira dalam tahun Sebagai pemuda dia tidak mempunyai hidup yang mewah-bahagia, melainkan dibesarkan sebagai anak desa yang bersatu dalam kemelaratan sehari-hari dengan alam yang kaya raya. Dari pemuda rakyat yang lebih tua mendengar bagaimana runtuhnya 20

18 kerajaan Singasari dengan pembakaran keraton dan pembunuhan bangsawan pada tempat yang letaknya dekat disebelah utara. Keadaan negara turun dan negara naik itu mengisi kepada dan dada pemuda Gadjah Mada yang mempunyai panggilan hidup yang luar biasa. Suruhan suci lahirlah kedalam dadanya. Pemuda yang bercita-cita itu lalu menjadi ahli negara yang maha tangkas, djiwa dan raga, waktu dan seluruh tenaga diserahkan untuk membesarkan negara yang baru terbentuk. Didalam tangannya negara itu menjadi berjiwa dan bersemangat dan naik ketingkat keluhuran diatas dasar persatuan yang hidup dalam tangan pemimpin besar yang berasal dari anak desa itu. Dalam perpustakaan, maka Gadjah Mada kenamaan juga dengan memakai nama lain, seperti Empu Mada, Jaya Mada, atau Dwirada MAda, menurut agama namanya : Lembu Muksa, sebagai penjelmaan Mahadewa Wisnu. Gajah Mada artinya Gajah yang galak tangkas, penuh dengan kegiatan. Lebih dari pada empat puluh tahun Gadjah Mada berjuang dan bekerja segenap waktu untuk persatuan dan kepentingan negara. Kitab pararaton memberi rencana tentang perjalanan rancangan hidup Gajah Mada menurut garis-garis besar. Lekaslah dia mendapat perhatian pegawai tinggi, karena bertindak sebagai pemuda yang penuh cita-cita membantu kerajaan dan jiwa kepala 21

19 negara (1328). Dialah yang mempersatukan kepulauan Nusantara dengan sumpah nusantara atau sumpah palapa. Dalam tahun 1364 Gadjah Mada meninggal dunia tidak ketahuan dimana badannya tersimpan dalam pangkuan bumi. Kata setengah orang dia meninggal di Majapahit. kata setengah orang lagi dia menenggelamkan diri kedalam lautan Indonesia. Dialah seorang besar Indonesia, yang tidak diketahui tempat lahir dan tempat matinya. Walaupun demikian nama dan perjuangannya tinggal hidup selama-lamanya dalam hati sanubari rakyat sesudahnya dan mendapat ingatan mulia dalam sejarah kebangsaan. Perjuangan yang lamanya empat puluh tahun itu akan mendapat penerangan dalam karangan yang tuan baca ini. Tulisan ini akan menurutkan jejak2 yang dapat diselidiki di atas jalan yang dirintis pemimpin kebangsaan itu di atas lebih persatuan menuju kebesaran nusa, bangsa dan negara. Bagian I : Hidup Yang Penuh Perjuangan Untuk Melaksanakan Persatuan Tumpah Darah dan Negara Bagian II : Turun naiknya negara Majapahit sejak dari lahir sampai runtuhnya dengan Gajah mada dipuncak kebesaran ( ) Bagian III : Gajah Mada melangkah dengan kebijaksanaan dan tumpahan darah ke dalam usaha negara ( ) 22

20 Bagian IV : Gajah Mada menjadi patih Mangkubumi Majapahit dan perdana menteri Negara (1331) Bagian V : Kedudukan Gajah Mada dalam Pusat Pemerintahan Negara Bagian VI : Perhubungan antara Aditiwarman dengan Gajah Mada dan orang besar sekeliling mereka ( ) Bagian VII : Panglima Gajah Mada Menyerang Pulau Bali, Sumbawa dan Bone (1343) Bagian VIII: Gajah Mada mengabdi dengan mengangkat Sumpah kepada persatuan Nusantara dan menghubungkan negara-negara Asia. Bagian IX : Riwayat Sunda yang berisi kegagalan tindakan Gajah Mada (1357) Bagian X : Gajah Mada meninggal dunia dipuncak kemegahan Bagian XI : Keruntuhan negara Majapahit sesudah Gajah Mada meninggal dunia ( ) 2.4 Target Pasar Geografis o Domisili o Kepadatan : Kota : Perkotaan Demografis o Usia : tahun o Jenis kelamin : Unisex 23

21 o Besar keluarga : Terserah Psikografis o Tingkat Sosial : B sampai A o Gaya hidup : senang main games, surfing internet, jalan jalan ke mall aktif, suka bergaul, suka berolahraga Pada usia ini, biasanya orang sudah mulai bisa mengambil keputusan sendiri dan mulai mau mengikuti kegiatan-kegiatan. Usia ini adalah usia produktif yang sangat dibutuhkan untuk membantu pelestarian sejarah bangsa kita. 2.5 Analisis SWOT SWOT GAJAH MADA o Strength 1. Gajah mada sudah cukup dikenal masyrakat luas melalui kisahkisah sejarahnya. 2. Komik sedang di gemari oleh target audience yang tergolong usia produktif di masa sekarang 3. Dengan dibuatnya komik menarik tentang Gajah Mada maka dapat membuat ketertarikan sendiri bagi pembaca 24

22 o Weakness ( kendala ) 1. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian sejarah dan kebudayaan bangsa. 2. Susahnya menyampaikan maksud dari komik ini yang ingin membuat target market menjadi lebih peduli dan tersentuh dengan kisah Gajah Mada ini. o Opportunity 1. Dengan dibuatnya komik Gajah Mada maka dapat dibuat menjadi kisah yang luar biasa dan akan dikenal sampai sepanjang masa. 2. Dengan adanya komik Gajah Mada ini dapat menjadi sebuah trend baru di kalangan anak muda untuk membuat mereka lebih tanggap akan sejarah dan kebudayaan bangsa kita. o Threat 1. Perkembangan Zaman sekarang ini membuat anak-anak muda zaman sekarang sudah tidak terlalu peduli lagi akan sejarah dan kebudayaaan bangsa kita. 2. Munculnya komik-komik yang bersifat komersil, yang lebih menarik dari komik yang ditawarkan dalam lingkup tugas ini. 25

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, baik yang sudah lama hidup di Indonesia maupun keturunan asing seperti keturunan

Lebih terperinci

DATA DAN ANALISA. - Muljana, Slamet Tafsir Sejarah Nagara Kretagama, Yogyakarta : LKiS

DATA DAN ANALISA. - Muljana, Slamet Tafsir Sejarah Nagara Kretagama, Yogyakarta : LKiS DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data - Muljana, Slamet. 2006. Tafsir Sejarah Nagara Kretagama, Yogyakarta : LKiS Yogyakarta. - Direktorat Peninggalan Purbakala. Majapahit Trowulan. 2006. Jakarta : Indonesian

Lebih terperinci

5.1 Visualisasi Gajah Mada. Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada

5.1 Visualisasi Gajah Mada. Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada 5.1 Visualisasi 5.1.1 Gajah Mada Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada 24 25 Konsep dasar dari visualisasi Gajah dari visualisasi Gajah Mada adalah seorang yang keras, tegas, dan kuat. Kostum Gajah Mada dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, penikmat sastra ataupun masyarakat Indonesia secara umum, adalah membaca, mempelajari, bahkan menulis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka A.1. Konsep Tinjauan Historis Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Kata tinjauan dalam bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Kidung Sunda Pride, Sacrifice, Greed and Love

Kidung Sunda Pride, Sacrifice, Greed and Love BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1. Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font "Blackadder ITC" yang memiliki cita rasa klasik dan tradisional. Warna yang digunakan adalah Coklat tua.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai kemerdekaan

I. PENDAHULUAN. Dalam perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai kemerdekaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai kemerdekaan sejumlah tokoh besar menjadi pahlawan bangsa karena dedikasi dan perjuangan yang tak kenal henti

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya. BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka

Lebih terperinci

SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT

SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT KERAJAAN MAJAPAHIT Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu terakhir di Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu negara terbesar dalam sejarah Indonesia,berdiri

Lebih terperinci

LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS

LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS AUDREY LEMAN LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS Oleh: Audrey Leman Copyright 2017 by Audrey Leman Penerbit Audrey Leman audreyleman03@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Modul ke: Pancasila Kajian sejarah perjuangan bangsa Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Lahirnya Pancasila Pancasila yang

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Majapahit adalah salah satu kerajaandi Indonesia yangberdiri pada tahun 1293-

I.PENDAHULUAN. Majapahit adalah salah satu kerajaandi Indonesia yangberdiri pada tahun 1293- 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majapahit adalah salah satu kerajaandi Indonesia yangberdiri pada tahun 1293-1478Masehidengan Raden Wijaya sebagai pendirinya, yang memerintah dari tahun 1293-1309

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Dalam survey lapangan yang dilakukan di Museum Wayang Jakarta, dapat dilihat

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Dalam survey lapangan yang dilakukan di Museum Wayang Jakarta, dapat dilihat BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data a. Survey Lapangan Dalam survey lapangan yang dilakukan di Museum Wayang Jakarta, dapat dilihat rendahnya popularitas wayang di negeri kita sendiri. Tempatnya sangat

Lebih terperinci

Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia. Disusun Oleh Kelompok 10

Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia. Disusun Oleh Kelompok 10 Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia Disusun Oleh Kelompok 10 Nama Kelompok Fopy Ayu meitiara Fadilah Hasanah Indah Verdya Alvionita Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia 1. Kerajaan Kutai

Lebih terperinci

SUMPAH PALAPA SUMPAH SANG MAHA PATIH BERDARAH SUNDA

SUMPAH PALAPA SUMPAH SANG MAHA PATIH BERDARAH SUNDA SUMPAH PALAPA SUMPAH SANG MAHA PATIH BERDARAH SUNDA (Kisah Drama Percintaan Antara Maha Patih Gajah Mada Dengan Dyah Pitaloka, Putri Mahkota Kerajaan Sunda) Aku tidak akan makan buah palapa sebelum seluruh

Lebih terperinci

AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA. Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa

AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA. Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa CIPANAS PRESS 2014 Diterbitkan oleh Cipanas Press (STT Cipanas) Jl. Gadog I/36 Cipanas Cianjur 43253 Jawa Barat Indonesia Cetakan

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA

BAB II IDENTIFIKASI DATA BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Profil Novelis Langit Kresna Hariadi adalah seorang penulis novel kelahiran Banyuwangi, yang sekarang tinggal di Solo, beliau mulai tertarik dengan bahasa Jawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Denpasar. Pada zaman dahulu, perempuan wangsa kesatria yang menikah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Denpasar. Pada zaman dahulu, perempuan wangsa kesatria yang menikah dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu masalah kasta atau wangsa merupakan permasalahan yang tak kunjung sirna pada beberapa kelompok masyarakat di Bali, khususnya di Denpasar. Pada zaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dan tata nilai kebudayaan adalah dua fenomena sosial yang saling melengkapi kehidupan manusia. Sebagai suatu karya seni yang mengandung keindahan,

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan adalah upaya menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap insan. Potensi itu berupa kemampuan berbahasa, berfikir, mengingat menciptakan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk Proses perumusan materi Pancasila secara formal dilakukan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4 1. Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Bukti yang memperkuat adanya kerajaan Kutai di Indonesia

Lebih terperinci

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum?

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Setan disebut bapa segala dusta. Yahushua sendiri menyatakan bahwa Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia

Lebih terperinci

PURUSADA SANTHA (BABAK I)

PURUSADA SANTHA (BABAK I) DESKRIPSI KARYA TARI ORATORIUM PURUSADA SANTHA (BABAK I) Oleh : I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn. Produksi ISI Denpasar dipergelarkan dalam rangka Dharma Santi Nasional,Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai salah satu penyimpanan naskah-naskah kuna warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai penyimpanan naskah-naskah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA PENDIDIKAN PANCASILA Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Novia Kencana, S.IP, MPA novia.kencana@gmail.com Pengantar Secara epistomologis dan pertanggung jawaban ilmiah,

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (3/10)

Seri Iman Kristen (3/10) Seri Iman Kristen (3/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : S e t a n Kode Pelajaran : DIK-P03 Pelajaran 03 - S E T A N DAFTAR ISI Teks Alkitab Ayat Kunci 1. Asal usul Setan 2. Dosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesatuan dari berbagai pulau dan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesatuan dari berbagai pulau dan daerah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kesatuan dari berbagai pulau dan daerah yang memiliki kekayaan budaya, bahasa, cara hidup, dan tradisi. Tradisi di Indonesia terdiri

Lebih terperinci

KIDUNG RANGGALAWE : PEMBERONTAKAN KEKUASAAN KIDUNG RANGGALAWE

KIDUNG RANGGALAWE : PEMBERONTAKAN KEKUASAAN KIDUNG RANGGALAWE KIDUNG RANGGALAWE : PEMBERONTAKAN KEKUASAAN KIDUNG RANGGALAWE TIKADIYAH WULAN YULIANTI 2611414026 Jurusan Bahasa Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

Pengantar. NAROTAMA Keberadaan, Perjuangan & Kesejarahannya

Pengantar. NAROTAMA Keberadaan, Perjuangan & Kesejarahannya 1 Pengantar Pada awal tahun 1981 beberapa orang dosen UNAIR dan ITS serta beberapa tokoh masyarakat tergabung dalam Yayasan Pawiyatan Gita Patria ingin mengabdikan diri di bidang pendidikan dengan mendirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan

BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG 2.1 Cerita Rakyat Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat atau legenda adalah cerita pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian sastra lisan sangat penting untuk dilakukan sebagai perlindungan dan pemeliharaan tradisi, pengembangan dan revitalisasi, melestarikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni yang merekam kembali alam kehidupan, akan tetapi yang memperbincangkan kembali lewat suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi yang memiliki unsur estetis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Karya sastra sendiri dapat diartikan

Lebih terperinci

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Tema 7 Negara Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu menampilkan rasa bangga

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 4, 1988 (ADMINISTRASI. HANKAM. ABRI. Warga Negara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra sebagai milik bersama yang mencerminkan kedekatan antara karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. sastra sebagai milik bersama yang mencerminkan kedekatan antara karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Babad merupakan salah satu karya sastra sejarah. Adanya tradisi karya sastra sebagai milik bersama yang mencerminkan kedekatan antara karya sastra dengan penyambutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesusastraan Bali adalah salah satu bagian dari karya sastra yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. kesusastraan Bali adalah salah satu bagian dari karya sastra yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keindahan dalam isi dan ungkapannya. Karya

Lebih terperinci

Seri Terang Ilahi: Mengapa Saya Ada di Dunia? Page 1 of 7 Kurt De Haan (BAGIAN KEDUA)

Seri Terang Ilahi: Mengapa Saya Ada di Dunia? Page 1 of 7 Kurt De Haan (BAGIAN KEDUA) Seri Terang Ilahi: Mengapa Saya Ada di Dunia? Page 1 of 7 BAGIAN 3. PEKERJAAN Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala sesuatu

Lebih terperinci

God s Divine Favor #1 Anugerah Tuhan yang Ajaib #1 DIVINE PROMOTION - PROMOSI ILAHI

God s Divine Favor #1 Anugerah Tuhan yang Ajaib #1 DIVINE PROMOTION - PROMOSI ILAHI God s Divine Favor #1 Anugerah Tuhan yang Ajaib #1 DIVINE PROMOTION - PROMOSI ILAHI PEMBUKAAN: Hari ini kita akan masuk dalam sebuah seri kotbah Natal berjudul God s Divine Favor atau Anugerah Tuhan yang

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa (Pra Kemerdekaan) Fakultas MKCU Drs. AMIRUDDIN, S.P.d. MM Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Soekarno pernah mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 18, yaitu pada tahun 1750 berpusat di kota dalam. Setelah Raja Kahar wafat

BAB I PENDAHULUAN. 18, yaitu pada tahun 1750 berpusat di kota dalam. Setelah Raja Kahar wafat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajaan Langkat didirikan oleh Raja Kahar pada pertengahan abad ke- 18, yaitu pada tahun 1750 berpusat di kota dalam. Setelah Raja Kahar wafat kepemimpinan diteruskan

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP A. Simpulan Fokus kajian dalam penelitian ini adalah menemukan benang merah hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok Sawitri terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang mendukung dalam proyek TA ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data elektronik maupun non elektronik berupa buku anak, dan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra merupakan sebuah ciptaan yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memikat perhatian para peneliti, salah satunya adalah kakawin yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memikat perhatian para peneliti, salah satunya adalah kakawin yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam khazanah sastra Jawa Kuna (kawi) memang telah sejak lama memikat perhatian para peneliti, salah satunya adalah kakawin yang merupakan sastra Jawa Kuna yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN

BAB II KONDISI DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN BAB II KONDISI DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN A. Kondisi Geografis Penelitian yang berjudul Biografi Panglima Besar Jenderal Soedirman sebagai Kader Muhammadiyah dan Pahlawan

Lebih terperinci

Pupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara.

Pupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara. RINGKASAN KEKAWIN KRESNAYANA Pupuh 1 (bait 1-5) : Manggala dipersembahkan kepada Dewa Wisnu yang menjelma menjadi manusia pada zaman Dwapara. Pupuh 2 (bait 1-8) : Ada suatu kerajaan yang bernama Dwarawati

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG PRESIDEN, Menimbang : 1.bahwa masa satu windu, sejak saat diresmikan berdirinya Angkatan Perang Republik Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

1. Menurut pendapat kamu teori atau pendapat mana yang paling kuat terkait dengan

1. Menurut pendapat kamu teori atau pendapat mana yang paling kuat terkait dengan Soal Hal 81 : 1. Menurut pendapat kamu teori atau pendapat mana yang paling kuat terkait dengan masuknya budaya Hindu-Budha? Jelaskan! Jawaban : Menurut saya adalah teori kedua yaitu, teori Waisya. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

Sejarah Kerajaan Majapahit

Sejarah Kerajaan Majapahit Sejarah Kerajaan Majapahit Secara harfiah kerajaan Majapahit adalah suatu kerajaan yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M dan berpusat di pulau Jawa bagian timur tepatnya di daerah Tarik,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Informasi yang terkumpul dan digunakan sebagai acuan untuk dalam tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain: Literatur Wawancara Dokumen Dan catatan

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015 Dhamma Inside Vol. 23 - Oktober 2015 Bersikap Ramah Standar Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri Bersikap Ramah Oleh : Bhikkhu Santacitto Pada umumnya, ramah dipahami sebagai sikap positif yang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA. 2.1 Sumber data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber yaitu :

BAB 2 DATA & ANALISA. 2.1 Sumber data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber yaitu : BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Sumber data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari berbagai sumber yaitu : http://www.jakartafire.net/home/index_php http://matraman132.blogspot.com/2012/04/arti-makna-simbol-pemadamkebakaran.html

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia kesastraan terdapat suatu bentuk karya sastra yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia kesastraan terdapat suatu bentuk karya sastra yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kesastraan terdapat suatu bentuk karya sastra yang mendasarkan diri pada fakta. Karya sastra yang demikian, oleh Abrams (1981: 61) disebut sebagai fiksi

Lebih terperinci

Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata)

Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata) Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata) Sinopsis Kisah bermula bermula apabila Indera Jenaka tiba ke negeri Rom setelah sekian lama mengembara dan sampai ke rumah bondanya Si Batu Kembar. Bondanya bertanya

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI Tindak pidana desersi merupakan tindak pidana militer yang paling banyak dilakukan oleh anggota TNI, padahal anggota TNI sudah mengetahui mengenai

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan untuk membantu dan mendukung Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Wawancara dilakukan dengan beberapa sumber dari dua

Lebih terperinci

Jadi aku harus minta izin Ayah supaya bisa masuk ke sana? tanya Putri Ahanni pada gurunya.

Jadi aku harus minta izin Ayah supaya bisa masuk ke sana? tanya Putri Ahanni pada gurunya. Letak Zalikan berada di lembah dataran tinggi Tehravim. Saat musim dingin tiba, kabut mulai menyelimuti Zalikan. Membentuk atap halimun yang memisahkan antara masyarakat dan penguasa. Istana kerajaan kokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Kemerdekaan. Bisa juga dalam acara kepemudaan. Silahkan

Lebih terperinci

Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017

Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017 Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017 Prakata Rom. 11:25 sikap yang perlu diperhatikan dalam mendengar adalah jangan berlagak tahu / menganggap diri pandai, yang artinya: tidak mau mendengar

Lebih terperinci

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Mata Kuliah Pancasila Modul ke: Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Panti Rahayu, SH, MH Program Studi MANAJEMEN PANCASILA ERA PRA DAN ERA KEMERDEKAAN 2 Pendahuluan

Lebih terperinci

PL1 : Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, U : Raja yang besar atas seluruh bumi.

PL1 : Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, U : Raja yang besar atas seluruh bumi. PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin Kristus dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat 1. MAZMUR PEMBUKA

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan

Lebih terperinci

PL1 : TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; U : Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.

PL1 : TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; U : Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat Berdiri 1. MAZMUR PEMBUKA

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, hamba Allah dan rasul

1 1 Dari Paul, hamba Allah dan rasul Titus Salam 1:1-4 1 1 Dari Paul, hamba Allah dan rasul Isa Al Masih, demi iman semua orang pilihan Allah dan demi pengetahuan akan kebenaran yang memimpin kepada kesalehan. 2 Iman dan pengetahuan ini didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya adalah salah satu aset berharga yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan. Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam suku, tentu memiliki

Lebih terperinci

INDONESIA RAYA. Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku. Disanalah aku berdiri. Jadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku. Bangsa dan tanah airku

INDONESIA RAYA. Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku. Disanalah aku berdiri. Jadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku. Bangsa dan tanah airku INDONESIA RAYA Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan tanah airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu Hiduplah tanahku Hiduplah

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA UNTUK

BAHASA INDONESIA UNTUK BAHASA INDONESIA UNTUK SMP/MTs KELAS IX Sarwiji Suwandi Sutarmo Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Bahasa Indonesia Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 03Fakultas Oni FASILKOM PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA PRA KEMERDEKAAN & ERA KEMERDEKAAN Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

Yesus Adalah Korban Pendamaian Manusia. ingin mengikuti kehendak dan kemauan hati diri sendiri. Hal-hal yang dikejar

Yesus Adalah Korban Pendamaian Manusia. ingin mengikuti kehendak dan kemauan hati diri sendiri. Hal-hal yang dikejar Pelajaran Tujuh Yesus Adalah Korban Pendamaian Manusia Kita manusia sudah lama berlawanan dengan Tuhan Allah. Manusia biasanya ingin mengikuti kehendak dan kemauan hati diri sendiri. Hal-hal yang dikejar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA PANCASILA 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratn/perwakilan 5. Keadilan social

Lebih terperinci

KESENJANGAN SOSIAL PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA

KESENJANGAN SOSIAL PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA KESENJANGAN SOSIAL PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA Pradistya Arifah Dwiarno Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Modern Ngawi Email: pradistyaarifa@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. 2 BUPATI BANYUWANGI SAMBUTAN BUPATI BANYUWANGI PADA UPACARA PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-105 TAHUN 2013 KABUPATEN BANYUWANGI SENIN, 20 MEI 2013 Di Lapangan Taman Blambangan Assalaamu alaikum

Lebih terperinci

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar henysari74@gmail.com ABSTRAK Dalam pengenalan ajaran agama tidak luput dari

Lebih terperinci

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN Modul ke: PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN Fakultas Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Soekarno pernah mengatakan jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Kompetensi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang selain dikenal sebagai negara maju dalam bidang industri di Asia, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra prosa,

Lebih terperinci

SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014

SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014 SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014 HARI/TANGGAL : KAMIS, 25 SEPTEMBER 2014 WAKTU : PUKUL 08.00 WIB TEMPAT : SE-KOTA BANDUNG BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Lebih terperinci