ANALISIS HUBUNGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 MAILANI HAMDANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS HUBUNGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 MAILANI HAMDANI"

Transkripsi

1 ANALISIS HUBUNGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 MAILANI HAMDANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan dan Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 adalah benar karya saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dari bagian akhir tesis ini. Bogor, Februari 2013 Mailani Hamdani NIM : H

4

5 ABSTRACT MAILANI HAMDANI. Analysis of relationship disclosure Coporate Social Responsibility (CSR) financial performance and the company stock price LQ45. Supervised by ABDUL KOHAR IRWANTO and MUHAMMAD SYAMSUN. This research is alms to analyze the relationship between the disclosure of Coporate Social Responsibility (CSR) and financial performance stock price in the LQ45 company. The writer use the annual reports of LQ45 company in period Feb Jul 2012 for the data. The variable are based on the standard CSR disclosure Global Reporting Initiatives (GRI), the financial performance reflected by the current ratio, return on assets (ROA), return on equity (ROE), debt to equity/car, as well as stock prices fre flected by the return stock. The results are indicate Coporate Social Responsibility (CSR) disclosure in annual reports related significant to financial performance, it means that expanding Coporate Social Responsibility (CSR) disclosure in annual report is better financial performance. Coporate Social Responsibility (CSR) disclosure in in the annual report related significant to the stock price, it means that expanding Coporate Social Responsibility (CSR) disclosure in annual reports is higer for that stock price. And the result for this research is the finansial performance related significant to stock price of a company, it means that the better to financial performance of a company than will increase the stock price in the company. Keyword : Coporate Social Responsibility (CSR), LQ45

6

7 RINGKASAN MAILANI HAMDANI. Analisis Hubungan Pengungkapan Coporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Dan Harga Saham Pada Perusahaan LQ45. Di bawah bimbingan ABDUL KOHAR IRWANTO, dan MUHAMMAD SYAMSUN. Pada saat ini perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders), tetapi juga untuk kemaslahatan sosial. Dari segi ekonomi, perusahaan memang diharapkan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tetapi dari segi sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat atau saat ini dikenal dengan corporate social responsibility (CSR). Kegiatan CSR di Indonesia, saat ini bukan lagi bersifat sukarela/komitmen yang dilakukan perusahaan didalam mempertanggung jawabkan kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajib/menjadi kewajiban bagi beberapa perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya. Hal ini diatur dalam Undangundang No.19 Tahun 2003 tentang BUMN, yang ditindaklanjuti dengan Kepmen.BUMN No. Kep-236/MBU/2003 juncto Permen.BUMN No. Per- 05/MBU/2007. Selain undang-undang BUMN, undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007 juga mewajibkan perseroan terbatas untuk melaksanakan tanggung jawab sosial atau CSR. Walaupun penerapan CSR mulai berkembang, tetapi sampai saat ini, pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan masih bersifat sukalera. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 Paragraf ke sembilan dinyatakan bahwa industri dimana lingkungan hidup memiliki peranan penting dapat menyajikan laporan tambahan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement). PSAK tersebut tidak secara tegas mengharuskan perusahaan untuk melaporkan tanggung jawab sosial mereka. Pengelompokan, pengukuran, dan pelaporan juga belum diatur. Pelaporan tanggung jawab sosial diserahkan pada masing-masing perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai praktik pengungkapan informasi CSR pada perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial yang dilakukan. Penelitian ini berjudul : Analisis Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Dan Harga Saham pada perusahaan LQ45. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis hubungan pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI, (2) Menganalisis hubungan pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI dan (3) Menganalisis hubungan kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan tahunan. Dengan sampel 42 perusahaan dalam LQ45 periode Februari Juli 2012, yang mempublikasikan laporan tahunannya selama 5 tahun berturut-turut dari tahun Variabel dari penelitian ini adalah (1) pengungkapan CSR berdasarkan standar Global Reporting Initiatives (GRI), dengan 79 indikator ; (2) kinerja

8 keuangan, dengan indikator current ratio, return on asset, return on equity, debt to ratio/ Capital Adequacy Ratio ; (3) harga saham, dengan indikator return saham. Data dianalisis dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dan menggunakan tools SmartPLS. Hasil pengolahan data menunjukkan pengungkapan CSR didalam laporan tahunan berhubungan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang direfleksikan oleh indikator current ratio dengan nilai t-statistiknya sebesar 9.044, hal ini berarti semakin tinggi/luas pengungkapan informasi CSR di laporan tahunan semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkkan pengungkapan informasi CSR di laporan tahunan berhubungan signifikan terhadap harga saham dengan nilai t-statistiknya sebesar 2.36, hal ini berarti semakin tinggi/luas pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan semakin tinggi harga saham suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan pula bahwa investor mulai mempertimbangkan aspek-aspek sosial dalam berinvestasi. Dan hasil penelitian menunjukkan kinerja keuangan perusahaan berhubungan signifikan terhadap harga saham dengan nilai t-statistiknya sebesar 2.41, hal ini menunjukkan yang dapat mempengaruhi harga saham, salah satu diantaranya adalah kondisi kinerja keuangan perusahaan, semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut. Kata kunci : Corporate Social Responsibility (CSR), LQ45

9 Hak Cipta milik IPB, tahun 2013 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

10

11 ANALISIS HUBUNGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 MAILANI HAMDANI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

12 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM

13 LEMBAR PENGESAHAN Judul Tesis : Analisis Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Dan Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 Nama : Mailani Hamdani NIM : H Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto. M.Sc Ketua Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Ilmu Manajemen Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr Tanggal Ujian : 18 Januari 2013 Tanggal Lulus:

14

15 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua nikmat yang telah diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis dengan judul Analisis Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Dan Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 ini dengan baik. Tesis ini merupakan syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S2 dan memperoleh gelar Magister Sains (MSi) dari Program Studi Ilmu Manajemen, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua, terima kasih atas perhatian dan kasih sayangnya. Terima Kasih disertai penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ketua Komisi Pembimbing Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. dan Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc selaku anggota pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan, saran, sekaligus perhatian yang berharga kepada penulis. Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM selaku penguji Tesis, terima kasih atas saran dan kritik yang bermanfaat demi kesempurnaan tesis ini. Semua Dosen Departemen Manajemen IPB, terima kasih atas ilmu yang bermanfaat. Kepada staf administrasi Pascasarjana Ilmu Manajemen IPB, terima kasih telah memberikan pelayanan yang baik selama penulis melakukan studi di IPB. Tak lupa pula untuk temanteman Ilmu Manajemen IPB angkatan 2010, terima kasih atas kebersamaannya. Dan teruntuk belahan jiwa dan sumber inspirasi hati bunda, terima kasih untuk semua warna yang telah diberikan. Bogor, Februari 2013 Mailani Hamdani

16

17 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 01 Mei 1981 dari ayah Hamdani dan Ibu Mulyawati. Penulis merupakan putri ketiga dari empat bersaudara. Tahun 1999 penulis lulus dari SMU Plus PGRI Cibinong dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang S1 di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta, Fakultas Ekonomi program studi Manajermen. Dan tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan S2 di program pascasarjana IPB pada program studi Ilmu Manajemen dengan mendapatkan beasiswa dari BPPS. Tahun 2003 sampai tahun 2004, penulis menjadi asisten dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta. Tahun 2005 sampai sekarang, penulis bekerja di Universitas Terbuka pada Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen.

18

19 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... XIV DAFTAR GAMBAR... XIV DAFTAR LAMPIRAN... XIV 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Teori CSR Laporan Keuangan Tanggung Jawab Sosial / Corporate Social Responsibility Pengungkapan CSR Kinerja Keuangan Perusahaan Analisis Harga Saham Indeks LQ SEM Dengan Partial Least Square (PLS) Hasil Hasil Penelitian Terdahulu Hipotesis METOE PENELITIAN Kerangka Konseptual Populasi Dan Sampel Jenis Dan Sumber Data Teknik Pengolahan Dan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian Menilai Outer Model Pengujian Inner Model Implikasi Manajerial Keterbatasan Penelitian SARAN DAN SIMPULAN Saran Simpulan... 54

20 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN 59

21 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1 Perkembangan Pelaporan Perusahaan 17 2 Sampel Perusahaan 34 3 Variabel dan Indikator Penelitian 36 4 Distribusi Sampel Berdasarkan Sektor Usaha 39 5 Distribusi Sampel Berdasarkan Likuiditas 40 6 Distribusi Sampel Berdasarkan ROA 41 7 Distribusi Sampel Berdasarkan ROE 41 8 Distribusi Sampel Berdasarkan Leverage 42 9 Korelasi Variabel Laten Average Variance Extracted Composite Realibility Path Coefficient R-Square 50 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1 Grafik Peserta ISRA 4 2 Perusahaan Pengguna Standar GRI 5 3 Kerangka Konseptual 32 4 Grafik Jumlah Pengungkapan CSR 40 5 Model Awal Untuk Penghitungan Algoritma PLS 43 6 Hasil Penghitungan Akhir Algoritma PLS 44 7 Hasil Bootstapping 47 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1 Standar G3 Global Reporting Initiative (GRI) 59 2 Nilai Discriminant Validity (Cross Loading) 65 3 Hasil Outer Loading 67 4 Daftar Istilah 72

22

23 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders), tetapi juga untuk kemaslahatan sosial. Dari segi ekonomi, perusahaan memang diharapkan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tetapi dari segi sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat atau saat ini dikenal dengan corporate social responsibility (CSR). Darwin dalam Anggraini (2006) mendefinisikan CSR adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholder yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Lebih lanjut Anggraini (2006) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan diungkapkan didalam laporan yang disebut sustainability reporting atau dapat dilihat dalam pengungkapannya pada laporan perusahaan (annual report). Selain itu, perusahaan juga dapat memperoleh legitimasi dengan memperlihatkan tanggung jawab sosial melalui pengungkapan CSR dalam media termasuk dalam laporan tahunan perusahaan (Oliver, Haniffa dan Coke, Ani, dalam Novita dan Djakman, 2008). Hal yang sama juga dinyatakan oleh Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan bahwa dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang. Kesadaran akan pentingnya CSR yang dilakukan oleh perusahaan mendorong perusahaan untuk mengungkapkan praktik-praktik atau kegiatan CSR yang dilakukan. Pengungkapan kegiatan CSR dapat diungkapkan pada laporan keuangan atau laporan tahunan perusahaan. Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Dan salah satu sumber informasi yang penting bagi investor di samping informasi lain, seperti informasi industri, kondisi perusahaan, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan tahunan

24 2 yang diaudit oleh kantor akuntan publik independen sebagai sarana pertanggungjawaban, terutama kepada pemilik modal, sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Di Indonesia, kegiatan Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarela/komitmen yang dilakukan perusahaan didalam mempertanggung jawabkan kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajib/menjadi kewajiban bagi beberapa perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya. Hal ini diatur dalam Undang-undang No.19 Tahun 2003 tentang BUMN, yang ditindaklanjuti dengan Kepmen.BUMN No. Kep-236/MBU/2003 juncto Permen.BUMN No. Per- 05/MBU/2007. Selain undang-undang BUMN, undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007 juga mewajibkan perseroan terbatas untuk melaksanakan tanggung jawab sosial atau CSR. Di dalam undang-undang tersebut, tepatnya Pasal 74 menyatakan : (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). (2) TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan adanya ini, perusahaan khususnya perseroaan terbatas yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam harus melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Walaupun penerapan CSR di Indonesia mulai berkembang, tetapi sampai saat ini, pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan masih bersifat sukalera. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 Paragraf ke sembilan dinyatakan bahwa industri dimana lingkungan hidup memiliki peranan penting dapat menyajikan laporan tambahan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement). PSAK tersebut tidak secara tegas mengharuskan perusahaan untuk melaporkan tanggung jawab sosial mereka. Pengelompokan, pengukuran, dan pelaporan juga belum diatur. Pelaporan tanggung jawab sosial diserahkan pada masing-masing perusahaan. Selain diatur

25 3 dalam PSAK, pengungkapan informasi CSR dalam laporan keuangan juga diatur dalam UU RI No. 40 tahun Terbitnya UU tersebut menandai perkembangan tanggung jawab sosial perusahaan-perusahan di Indonesia yang signifikan. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa Direksi menyampaikan laporan tahunan, termasuk laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir. Dalam UU tersebut, dinyatakan bahwa perseroan yang wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam. Di Indonesia, aktivitas pengungkapan CSR masih tergolong rendah apabila dibandingan dengan negara-negara di Asia. Pada tahun 2005, Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA). Secara umum ISRA bertujuan untuk mempromosikan voluntary reporting CSR kepada perusahaan di Indonesia dengan memberikan penghargaan kepada perusahaan yang membuat laporan terbaik mengenai aktivitas CSR. Kategori penghargaan yang diberikan adalah Best Social and Environmental Report Award, Best Social Reporting Award, Best Environmental Reporting Award, dan Best Website. Pada tahun 2007 kategori diubah dengan menghilangkan kategori impressive dan progressive dan menambah penghargaan khusus berupa Commendation for Sustainability Reporting: First Time Sutainability Report. Sampai pada saat ini, perusahaan tambang, otomotif dan BUMN mendominasi keikutsertaan dalam ISRA. Berdasarkan data yang diambil dari Dewan Juri ISRA 2010 menunjukkan jumlah peserta ISRA mengalami peningkatan dari tahun ketahun seperti yang terlihat pada Gambar 1 berikut ini :

26 4 Gambar 1 Grafik peserta ISRA di Indonesia ( 2010) Walaupun pengungkapan informasi CSR masih bersifat sukarela, namun tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate governance), semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Berdasarkan pedoman umum Good Governance Indonesia yang dikemukan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Good Corporate Governance (GCG) memiliki prinsipprinsip, yaitu transparancy, accountability, responsibility, independency dan fairness. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, pelaksanaan CSR sebagai wujud implementasi dari GCG. Suatu perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik (GCG), akan melaksanakan dan mengungkapan kegiatan CSR nya tersebut, yang tertuang dalam laporan tahunan perusahaan. Jalal (2012) mengungkapkan bahwa pengungkapan kegiatan CSR dalam laporan tahunan menunjukkan akuntabilitas, menunjukkan peningkatan kinerja, membangun hubungan dengan pemangku kepentingan, menunjukkan manajemen keberlanjutan serta menunjukkan kondisi kinerja. Berdasarkan uraian diatas, terlihat permasalahan dalam kegiatan CSR adalah pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan di Indonesia belum diatur dalam suatu standar dan masih bersifat sukarela sehingga perusahaan dalam melaporkan kegiatan CSR nya dengan berbagai bentuk. Di samping itu sektor pasar modal Indonesia juga kurang mendukung dengan belum adanya penerapan indeks yang memasukkan kategori saham-saham perusahaan yang telah

27 5 mempraktikkan CSR. Sebagai contoh, New York Stock Exchange memiliki Dow Jones Sustainability Index (DJSI) bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai corporate sustainability dengan salah satu kriterianya adalah praktik CSR. Begitu pula London Stock Exchange yang memiliki Socially Responsible Investment (SRI) Index dan Financial Times Stock Exchange (FTSE) yang memiliki FTSE4 Good sejak Dalam penelitian ini, pengungkapan CSR berdasarkan standar Global Reporting Initiative (GRI). Standar ini banyak digunakan oleh perusahaanperusahaan didunia, setidaknya ada 460 perusahaan dari 45 negara telah mengadopsi total atau sebagan dari GRI (Wibisono, 2007). Menurut Jalal 2012, di Indonesia sendiri ada beberapa perusahaan yang mengadopsi standar ini, sebagaimana yang terlihat pada Gambar 2 berikut ini : Gambar 2 Perusahaan pengguna standar GRI ( 2010) Beberapa penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menunjukan keanekaragaman hasil seperti penelitian Sembiring (2005), hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profil dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap sosial perusahaan pengungkapan tanggung jawab, tetapi profitabilitas dan leverage gagal menunjukkan signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Samsinar, Haerani,

28 6 Gagaring (2009) menunjukkan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility memberi pengaruh positif terhadap hubungan antara kinerja keuangan perusahaan dan harga saham di pasar modal. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengungkapan informasi CSR pada perusahaan guna memperkaya temuan-temuan penelitian sebelumnya. Penelitian ini berjudul : Analisis Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan dan Harga Saham pada perusahaan LQ Perumusan Masalah Penelitian ini difokuskan pada pengungkapan CSR yang terdapat pada laporan tahunan, laporan audit dan official website dari masing-masing perusahaan LQ45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode Februari Juli Data keuangan diperoleh dari laporan keuangan untuk periode tahun Di dalam penelitian ini akan diteliti mengenai : 1. Apakah pengungkapan CSR berhubungan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI periode Februari Juli Kinerja keuangan perusahaan pada penelitian ini dilihat dari tingkat likuiditas (current ratio), tingkat profitabilitas perusahaan (ROA dan ROE), dan tingkat leverage perusahaan (debt to equity atau CAR). 2. Apakah pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan berhubungan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI? 3. Apakah kinerja keuangan berhubungan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis hubungan pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. 2. Menganalisis hubungan pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI. 3. Menganalisis hubungan kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI

29 7 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat atau kegunaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang hubungan pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan dan harga saham. 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca.

30

31 8 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori Teori Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility merupakan suatu sikap atau pun kebijakan perusahaan yang dibuat untuk kemajuan perusahaan berdasarkan teori-teori yang sudah ada. Berikut merupakan landasan teori CSR : 1. Teori Legitimasi (legitimacy theory) Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan kedepan. Legitimasi merupakan keadaan psikologis keberpihakan orang dan kelompok orang yang sangat peka terhadap gejala lingkungan sekitarnya baik fisik maupun nonfisik (Hadi, 2011). O Donovan dalam Hadi (2011) berpendapat legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Gray et,al dalam Hadi (2011) bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusajaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat, pemerintah individu dan kelompok masyarakat. Sebagai sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada masyarakat, operasi perusahaan harus sejalan dengan harapan masyarakat. 2. Teori Stakeholder (stakeholder theory) Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan (Hadi, 2011). Dengan demikian, stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti : pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional, lembaga diluar perusahaan, lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan dan lain sebagainya yang keberadaanya sangat mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Batasan stakeholder tersebut diatas mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya memperhatikan stakeholder, karena mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung atas

32 9 aktivitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai protes dan dapat mengeliminasi legitimasi stakeholder. Esensi teori stakeholder jika ditarik interkoneksi dengan teori legitimasi yang mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya mengurangi expectation gap dengan masyarakat sekitar guna meningkatkan legitiasi masyarakat, ternyata terdapat benang merah. Untuk itu, perusahaan hendaknya menjaga reputasinya dengan menggeser pola orientasi yang semula semata-mata diukur dengan economic measurement kearah memperhitungkan faktor sosial (Hadi, 2011). 3. Teori Kontrak Sosial (social contract theory) Social contract dibangun dan dikembangkan, salah satunya untuk menjelaskan hubungan antara perusahaan terhadap masyarakat. Perusahaan memiliki kewajiban kepada masyarakat untuk memberi kemanfaatan bagi masyarakat setempat. Interaksi perusahaan dengan masyarakat akan selalu berusaha untuk memenuhi dan mematuhi aturan dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sehingga kegiatan perusahaan dapat dipandang legitimat (Deegan dalam Hadi 2011) Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan komponen penting bagi para pengguna dan pengambil keputusan yang berkaitan dengan keuangan, baik untuk pemilik, manajemen, masyarakat maupun pemerintah, laporan keuangan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut IAI (2009) : laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

33 10 Pengertian laporan keuangan yang sederhana menurut Kasmir (2008) adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam pratiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti : 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan modal 4. Laporan catatan atas laporan keuangan, dan 5. Laporan kas. Pembuatan atau penyusunan laporan keuangan memiliki beberapa tujuan, yaitu : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan 8. Informasi keuangan lainnya. Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh.

34 Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) Belum ada defenisi Corporate Social Responbility yang secara universal diterima oleh berbagai lembaga. Menurut Suharto (2008), ada beberapa defenisi CSR, antara lain : Word Business Council for Sustainable Development : Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. International Finance Corporation : Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan. Canadian Goverment : Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggungjawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang. European Commission : Sebuah konsep dengan mana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan. CSR Asia : Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders. Selain itu, ISO mengenai Guidance on Social Responsibility juga memberikan defenisi CSR adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan

35 12 hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Defenisi CSR yang dibuat oleh Lingkar Studi CSR Indonesia, yakni upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial, dan lingkungan agar mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan didalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya didalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi (ACCA dalam Anggraini, 2006). Darwin dalam Anggraini (2006) mengatakan bahwa dalam pelaporan CSR terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial. Sedangkan Zhegal dan Ahmed dalam Anggraini (2006) mengidentifikasikan hal hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan yaitu sebagai berikut: 1. Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam dan pengungkapan lain yang berhubungan dengan lingkungan 2. Energi, meliputi konservasi energi dan efisiensi energi 3. Praktik bisnis yang wajar meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas dan tanggungjawab sosial 4. Sumber daya manusia, meliputi aktivitas di dalam suatu komunitas dalam kaitan dengan kesehatan, pendidikan dan seni 5. Produk meliputi keamanan,pengurangan polusi dan lain - lain Peace dan Robinson dalam Budiartha (2008) mengelompokkan tanggung jawab sosial menjadi empat, yaitu : 1. Economic responsibility. Secara ekonomi tanggung jawab perusahaan adalah untuk menghasilkan barang dan jasa kepada masyarakat dengan

36 13 reasonable cost dan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Dengan menghasilkan barang dan jasa maka perusahaan diharapkan memberikan pekerjaan yang produktif terhadap masyarakat sekitarnya, menyumbangkan sebagian keuntungan dalam bentuk pajak kepada pemerintah. 2. Legal responsibility. Di mana pun tempat operasi suatu perusahaan tidak akan dapat melepaskan diri dari aturan dan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur tentang kegiatan bisnis. Peraturan tersebut terutama yang terkait dengan usaha untuk mengontrol perubahan lingkungan dan keamanan konsumen. Untuk melindungi konsumen diperlukan peraturan tentang perlindungan konsumen. Untuk menjaga perubahan lingkungan maka perusahaan harus tunduk kepada undang-undang yang mengatur tentang lingkungan. 3. Ethical responsibility. Perusahaan didirikan tidak hanya berperilaku legal secara hukum, tetapi juga memiliki etika. Sering kali terjadi perbedaan antara legal dan etika. Bisa jadi sesuatu yang dikatakan legal, tetapi tidak beretika untuk memasarkan agar semua penduduk merokok. 4. Discretionary responsibility. Tanggung jawab ini sifatnya sukarela seperti public relation activities, menjadi warga negara yang baik, dan tanggung jawab perusahaan lainnya. Berdasarkan Wikipedia, setidaknya ada empat manfaat CSR terhadap perusahaan, yaitu : 1. Sumberdaya manusia Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan mempekerjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan, terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat.

37 14 2. Manajemen risiko Manajemen risiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahuntahun dapat musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan lingkungan hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya kerja yang "mengerjakan sesuatu dengan benar", baik itu terkait dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan--yang semuanya merupakan komponen CSR--pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya halhal negatif tersebut. 3. Membedakan merek CSR dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan yang juga merupakan nilai yang dianut masyarakat. Menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, setidaknya ada dua jenis kegiatan CSR yang bisa mendatangkan keuntungan terhadap merek, yaitu corporate social marketing (CSM) dan cause related marketing (CRM). 4. Ijin usaha Perusahaan selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam usahanya melalui perpajakan atau peraturan. Dengan melakukan sesuatu 'kebenaran" secara sukarela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat luas bahwa mereka sangat serius dalam memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup maka dengan demikian mereka dapat menghindari intervensi. Perusahaan yang membuka usaha diluar negara asalnya dapat memastikan bahwa mereka diterima dengan baik selaku warga perusahaan yang baik dengan memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat tinggi tidak dipersoalkan. 5. Motif perselisihan bisnis Kritik atas CSR akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis perusahaan dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program

38 15 CSR seringkali dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas masalah etika dari bisnis utama perseroan. Berdasarkan Radyati (2011), manfaat CSR bagi perusahaan adalah : 1. Meningkatkan citra perusahaan. Dengan melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat mengenal lebih perusahaan yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat. 2. Memperkuat brand perusahaan. Melalui kegiatan memberikan product knowledge kepada konsumen dengan cara membagikan produk secara gratis, dapat menimbulkan kesadaran konsumen akan keberadaan produk perusahaan sehingga dapat meningkatkan posisi brand perusahaan 3. Mengembangkan kerjasama dengan para pemangku kepentingan. Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak mampu mengerjakan sendiri, jadi harus dibantu dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, masyarakat, dan universitas lokal. Maka perusahaan dapat membuka relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut. 4. Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya. Jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan mempunyai kesempatan menonjolkan keunggulan komparatifnya sehingga dapat membedakannya dengan pesaing yang menawarkan produk atau jasa yang sama. 5. Menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Pengaruh Perusahaan. Memilih kegiatan CSR yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan memerlukan kreativitas. Merencanakan CSR secara konsisten dan berkala dapat memicu inovasi dalam perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan peran dan posisi perusahaan dalam bisnis global. 6. Membuka Akses untuk Investasi dan Pembiayaan bagi Perusahaan. Para investor saat ini sudah mempunyai kesadaran akan pentingnya berinvestasi pada perusahaan yang telah melakukan CSR. Demikian juga penyedia dana, seperti perbankan, lebih memprioritaskan pemberian bantuan dana pada perusahaan yang melakukan CSR.

39 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social atau corporate social disclosure. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi suatu organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham (Gray et. al., dalam Sembiring 2005). Menurut Gray et. al. dalam Sembiring (2005) ada dua pendekatan yang berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan melakukan pengungkapan informasi sosial dengan tujuan untuk membangun image pada perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat. Perusahaan memerlukan biaya dalam rangka untuk memberikan informasi sosial, sehingga laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan menjadi lebih rendah dan visibilitas politis yang tinggi akan cenderungan untuk mengungkapkan informasi sosial (Belkaoui & Karpik dalam Anggraini, 2006).

40 17 Menurut Wibisono (2007), secara umum alasan perusahaan melakukan pelaporan tentang tanggung jawab sosial yang mereka lakukan adalah: 1. Values driven approach (bersifat demosntratif) 2. Regulation driven (bersifat comply, keinginan untuk mentaati standar) 3. Business case/reputation driven (bersifat proteksi/membangun reputasi) 4. Stakeholder/trust driven (membangun reputasi) 5. Competition peer driven (keinginan untuk tampil beda) Menurut Wibisono (2007), pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan dimaksudkan untuk bahan evaluasi bagi perusahaan. Selain itu, laporan tersebut juga menjadi alat komunikasi dengan shareholder dan stakeholder. Secara historis, perkembangan pelaporan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perkembangan pelaporan perusahaan Tipe Pelaporan Financial accounting dan reporting Financial aspects of corporate governance Environmental reporting Social accounting dan reporting Sustainable reporting (reporting on environmental, social and wider economic impact) Sumber: Wibisono (2007) Waktu Sejak 1850-an Sejak awal 1990-an Sejak awal 1990-an Sejak awal 1990-an Sejak 2000 Menurut Gordon dalam Sukada dan Jalal (2007) beberapa standard pelaporan yang dikenal di dunia untuk mengimplementasikan CSR, di antaranya : 1. Caux Principles for Business dikeluarkan pada tahun 1994, Principles disponsori oleh Caux Roundtable (yang terdiri dari pemimpin bisnis senior dari Eropa, Jepang dan Amerika). Caux Principles merupakan sekumpulan rekomendasi yang mencakup banyak wilayah dari corporate behavior. Rekomendasi-rekomendasi tersebut berupaya untuk mengekspresikan standar umum corporate behavior yang etis dan bertanggung jawab dan ditawarkan sebagai dasar untuk dibicarakan dan diimplementasikan oleh kalangan bisnis dan pemimpin di seluruh dunia. Tidak ada mekanisme formal bagi perusahaan untuk berkomitmen terhadap prinsip-prinsip ini. 2. G3 Global Reporting. Guidelines yang paling banyak dipakai saat ini adalah Global Reporting Initiatives (GRI) yang berdiri tahun 1997 yang merupakan

41 18 inisiatif antara Coalition for Environmentally Responsible Economies (CERES) dengan United Nation Environment Progamme (UNEP). G3 diterbitkan pada tahun 2006 dan merupakan pengembangan dari G2. G3 guidelines memberikan petunjuk yang universal mengenai laporan yang berkelanjutan. G3 guidelines dapat diterapkan baik di perusahaan kecil, menengah, besar serta di sektor umum.g3 guidelines terdiri dari 6 aspek, yang terdiri dari 79 komponen. Aspek tersebut diantaranya economic, environmental, human rights, labor practices, product responsibility, society. 3. Global Sullivan Principles, merupakan standar yang dibangun dari masukan beberapa perusahaan multinasional. Standar ini dikeluarkan pada tahun Global Sullivan Principles merupakan standar yang dibangun dari masukan beberapa perusahaan multinasional. Ada delapan prinsip yang memberikan arahan secara umum di bidang perburuhan, etika bisnis dan praktikpraktik lingkungan dari perusahaan multinasional dan para mitra bisnis mereka. Prinsip-prinsip tersebut ditulis oleh Pendeta Leon Sullivan, dimana versi awal Sullivan Principles memberikan arahan bagi perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnis di Afrika Selatan pada masa apartheid. 4. OECD Guidelines for Multinational Enterprises, direvisi pada tahun Panduan OECD merupakan rekomendasi yang mencakup sembilan bidang dari business conduct yang diharapkan pemerintah dari perusahaan multinasional. Meskipun pelaksanaannya oleh perusahaan bersifat sukarela, pemerintah negara-negara yang menyatakan mengikuti standar ini mengikatkan diri untuk berpartisipasi dalam implementasinya serta meningkatkan pengawasan mereka terhadap operasi perusahaan di dalam wilayahnya atau yang berasal dari wilayahnya 5. Principles for Global Corporate Responsibility-Benchmarks, "Benchmarks" didesain untuk memberikan suatu "kerangka model" dimana para pemangku kepentingan dapat menilai codes of conduct, kebijakan dan praktik-praktik yang dijalankan perusahaan terkait dengan harapan pemangku kepentingan terhadap CSR. Prinsip-prinsip ini telah direvisi pada tahun 1998 untuk menyertakan masukan dari kelompok-kelompok HAM, lingkungan dan buruh, organisasi agama, serta perusahaan. Terdapat hampir 60 prinsip dalam

42 19 standar yang dipandang "fundamental bagi tindakan perusahaan yang bertanggung jawab". Standar ini juga memiliki "benchmarks" yang dapat digunakan oleh pihak eksternal untuk menilai kinerja perusahaan terkait dengan kebijakan dan praktik-praktik yang direkomendasikan. 6. SA 8000 diterbitkan oleh Social Accountability International pada tahun 2001 adalah standar sertifikasi sukarela dan berbasis pengawasan untuk menilai kondisi buruh pada operasi manufaktur global. SA 8000 dibangun berdasarkan proses audit kualitas dan lingkungan yang dibentuk International Standards Organization melalui standar ISO 9000 dan ISO SA 8000 bergantung pada para pengawas yang bersertifikasi untuk memverifikasi kepatuhan pabrik dengan standar. 7. United Nation Global Compact, diumumkan pada Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) di Davos, Switzerland pada Januari 1999 dan secara resmi diluncurkan pada September Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan mengimbau para pemimpin dunia untuk merangkul dan menetapkan sembilan prinsip dalam praktik-praktik perusahaan masing-masing dan mendukung inisiatif kebijakan publik lainnya. Standar ini mencakup praktikpraktik spesifik yang diterapkan oleh perusahaan yang berkomitmen terhadap Global Impact. Selain ketujuh standard di atas, ISO (International Organization for Standardization) mengeluarkan ISO Standar ini berisi pedoman yang bersifat sukarela mengenai tanggung jawab sosial suatu organisasi yang mencakup semua sektor badan public ataupun badan privat baik di negara berkembang maupun negara maju. Dengan ISO ini akan memberikan tambahan nilai terhadap aktivitas tanggung jawab sosial yang berkembang saat ini dengan cara : Mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab sosial dan isunya Menyediakan pedoman tentang pengadaptasian prinsip-prinsip menjadi kegiatan yang efektif Memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan disebarluaskan untuk kebaikan komunitas atau masyarakat internasional

43 20 Di dalam ISO CSR dibagi ke dalam 7 isu pokok yaitu pengembangan masyarakat, konsumen, praktek kegiatan institusi yang sehat, lingkungan, ketenagakerjaan, hak asasi manusia dan organizational governance Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja keuangan dapat dikatakan sebagai hasil yang disapai oleh perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan dalam mendayagunakan sumber keuangan yang tersedia. Kinerja keuangan dapat dilihat dari analisis laporan keuangan atau analisis rasio keuangan. Menurut Arief Habib (2008) bahwa kinerja keuangan diukur dengan banyak indikator, salah satunya adalah analisis rasio keuangan. Untuk melakukan analisis rasio keuangan tersebut diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Dalam penelitian ini, kinerja keuangan ditinjau melalui 3 pendekatan yaitu kinerja likuiditas, profitabilitas dan leverage. Penjelasan dari masing-masing kinerja tersebut adalah sebagai berikut : a. Likuiditas Rasio likuiditas mrupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun didalam perusahaan (Fred Weston dalam Kasmir 2011). Terdapat dua hasil penilaian terhadap pengukuran rasio likuiditas, yaitu apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut, dikatakan perusahaan dalam keadaan illikuid. Berikut ini adalah tujuan dan manfaat dari hasil rasio likuiditas, adalah : 1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. 2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. 3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang.

44 21 4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. 5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. 6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang. 7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode. 8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar. 9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya dengan melihat rasio likuiditas pada saat ini. Bagi pihak luar perusahaan, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Dalam penelitian ini, tingkat likuiditas ditunjukkan oleh rasio lancar (current ratio). Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaandalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus untuk mencari rasio lancar dapat digunakan sebagai berikut :... (1) b. Profitabilitas Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Heinze, 1976 dalam Anggraini, 2006). Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial (Bowman & Haire, 1976 dan Preston, 1978 dalam Anggraini, 2006). Hackston & Milne (1996) dalam Anggraini (2006) menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Belkaoui & Karpik (1989) dalam Anggraini (2006) mengatakan bahwa dengan kepeduliannya terhadap masyarakat (sosial) menghendaki manajemen untuk membuat perusahaan menjadi profitable. Vence (1975) dalam Anggraini (2006) mempunyai pandangan yang berkebalikan, bahwa

45 22 pengungkapan sosial perusahaan justru memberikan kerugian kompetitif (competitive disadvantage) karena perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya untuk mengungkapkan informasi sosial tersebut. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu : 1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu perusahaan dalam satu periode tertentu 2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu 4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk : 1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode 2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri Profitabilitas atau rasio rentabilitas dibagi dua yaitu sebagai berikut : 1. Rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan laba usaha dengan seluruh modal (modal sendiri dan asing) 2. Rentabilitas usaha (sendiri), yaitu dengan membandingkan laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang besar.

46 23 Dalam penelitian ini, tingkat profitabilitas ditunjukkan oleh rasio Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan, disamping itu rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Rumus untuk mencari ROA dapat digunakan sebagai berikut :... (2) ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari ROE dapat digunakan sebagai berikut :... (3) c. Leverage Leverage rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. Keuntungan dengan mengetahui rasio ini adalah : 1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya; 2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap; 3. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal; 4. Guna mengambil keputusan penggunaan sumber dana kedepan Dalam penelitian ini, tingkat leverage ditunjukkan dengan rasio debt to equity (untuk perusahaan) dan capital adequacy ratio (untuk perbankan). Debt to Equity merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan. Rumus untuk mencari debt to equity dapat digunakan sebagai berikut :

47 24... (4) Untuk mencari Capital adequacy ratio (CAR) perlu terlebih dahulu diketahui besarnya estimasi risiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan risiko yang akan terjadi dalam perdagangan surat-surat berharga. Rumus untuk mencari CAR dapat digunakan sebagai berikut :... (5) Analisis Harga Saham Menurut Gumanti (2011), ekuitas perusahaan mewakili kepemilikan dalam suatu badan usaha. Jika ekuitas merupakan kepemilikan gabungan dalam suatu perusahaan atas sejumlah investor, maka ekuitas tersebut disebut sebagai saham. Ekuitas biasanya memberikan pembagian tunai kepada pemegangnya yang disebut sebagai dividen. Setidaknya dikenal ada dua analisis investasi atas saham yang paling umum dikathui, yaitu analisis fundamental (fundamental analysis) dan analisis teknikal (technical analysis). Alat analisis lain yang juga sering digunakan dalam mengevaluasi kelayakan saham adalah analisis risiko dan return (risk-return analysis). Investor juga ada yang menggunakan model analisis portofolio (portofolio analysis) yang merupakan analisis berbasis penentuan kombinasi sekuritas dalam rangka untuk mengoptimalkan return dan meminimalkan risiko pada level tertentu. Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden Indeks LQ45 Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari Indeks LQ45 terdiri dari saham 45 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Masuk dalam ranking 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)

48 25 2) Ranking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir) 3) Telah tercatat di Bursa Efek Jakarta minimal selama 3 bulan 4) Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler Menurut Bursa Efek Indonesia, Indeks LQ45 ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari sahamsaham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut. Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ45, maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria Struktur Equition Modeling dengan Partial Least Square (PLS) Structural Equation Modeling (SEM) adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara kontrak laten dan indikatornya, kontrak laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM merupakan keluarga statistik multivariate dependent. SEM memungkinkan dilakukannya analisis diantara beberapa variabel dependent dan independent secara langsung (Hair et al., 1995 dalam Yamin dan Kurniawan, 2009). Dua alasan yang mendasari digunakannya SEM adalah : Pertama, SEM mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan antarvariabel yang bersifat multiple relationship. Kedua, SEM mempunyai kemampuan untuk menggambarkan pola hubungan antara kontrak laten dan variabel manifest. Dalam perkembangannya, pengolahan data untuk analisis SEM menjadi mudah dengan bantuan beberapa peranti lunak statistik, seperti Lisrel, AMOS dan Smart PLS. PLS adalah salah satu metode alternatif SEM yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam hubungan tersebut. PLS memiliki asumsi data

49 26 penelitian tidak mengacu pada salah satu distribusi tertentu (Yamin dan Kurniawan 2009). PLS merupakan metode alternatif dengan pendekatan berbasis varians atau komponen yang berorientasi pada prediksi model. PLS dapat bekerja untuk model hubungan konstrak laten dan variabel manifest yang bersifat reflektif dan formatif. PLS dikembangkan oleh Wold sebagai suatu metode umum untuk menaksir model jalur diantara hubungan konstraks laten yang secara tidak langsung diukur oleh berbagai indikator. PLS pada dasarnya didefenisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan outer model. Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara kontrak laten dan kontrak laten lainnya, sedangkan outer model menentukan spesifikasi hubungan antara kontrak laten dan indikatornya. Dalam PLS terdapat evaluasi model yang meliputi dua tahap, yaitu evaluasi model pengukuran dan evaluasi model struktural. Evaluasi terhadap model pengukuran dikelompokkan menjadi evaluasi reflektif dan formatif (Yamin dan Kurniawan 2011). a. Evaluasi model reflektif, meliputi pemeriksaan individual sebagai berikut : 1). Item reliability dengan melihat nilai standardized loading factor yang menggambarkan besarnya korelasi antara setiap indikator dengan konstruknya. Nilai loading faktor diatas 0,7 dapat dikatakan valid suatu indikator mengukur konstruknya khususnya untuk model formatif. Menurut Chin (1998) angka 0,5 sampai dengan 0,6 masih dapat diterima untuk model yang sedang tahap pengembangan. Sedangkan untuk keperluan psikometri menurut Chuchill (1997) merekomendasikan angka 0,4 bisa digunakan untuk menghilangkan indikator reflektif. 2). Internal consistency reliability diukur dengan Cronbach Alpha dan Composite Reliability. Nilai batas 0,7 ke atas dapat diterima. 3). Average variance extracted (AVE) yang menggambarkan besarnya keragaman variabel manifes/indikator yang dapat dikandung oleh variabel laten/konstruk. Semakin besar variannya semakin besar representasi variabel manifes/indikator terhadap konstruk latennya.

50 27 4). Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading kemudian membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstruk. Jika korelasi antara indikator dengan sonstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik dari blok lainnya. b. Evaluasi model formatif, meliputi pemeriksaan sebagai berikut : 1). Content specification menunjukkan peneliti menjamin dengan benar spesifikasi dari konstruk tersebut. 2). Specification indicator harus jelas diperoleh melalui kajian pustaka. 3). Reliability indicator dengan melihat tanda indikatornya sesuai dengan hipotesa dan weight indicatornya minimal 2. 4). Collinearity indicator menyatakan antara indikator yang dibentuk tidak saling berhubungan dan diukur dengan Variance Inflated Factor (VIF). Jika nilai VIF di atas 10 menunjukkan adanya masalah multikolinier. 5). External validity menjamin bahwa semua indikator yang dibentuk dimasukkan ke dalam model. c. Evaluasi Model Struktural. Beberapa tahapan untuk mengevaluasi model struktural : 1). Path coefficient menunjukkan signifikansi teori harus sesuai dengan yang dihipotesakan dan dapat dilihat dari nilai t test (critical ratio) yang diproleh dari proses bootstrapping (resampling method). 2). Mengevaluasi nilai R2 yaitu besarnya variability variabel endogen yang mampu dijelaskan oleh variabel eksogen. Menurut Chin (1998) kriteria nilai R2 0.67, 0.33, dan 0.19 sebagai substansial, moderat, dan lemah. 3). Mengukur effect size f2 untuk melihat apakah pengaruh variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen memilik pengaruh yang substantif. 4). Memvalidasi model secara keseluruhan menggunakan Goodness of Fit (GoF) yang diperkenalkan Tenenhaus, et al. (2004) yang merupakan ukuran tunggal untuk memvalidasi performa gabungan antara model pengukuran dan model struktural.

51 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini terdapat beberapa penelitian yang digunakan sebagai review penelitian terdahulu, yaitu : Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) yang berjudul Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji beberapa faktor penentu sosial perusahaan tanggung jawab dalam pengungkapan perusahaan Indonesia. Tanggung jawab sosial perusahaan pengungkapan mencakup rincian, energi kesehatan lingkungan, karyawan dan keselamatan, karyawan lainnya, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Review sebelumnya penelitian menunjukkan inkonsistensi. Inkonsistensi ini berperan banyak pada keragaman hasil. Penelitian ini mencoba memperbaiki dengan menggunakan lima perusahaan karakteristik sebagai variabel penjelas. Mereka adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris, dan leverage. Sampel dalam penelitian ini diekstraksi dengan metode stratified random sampling. Populasi adalah 323 perusahaan, yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). 78 laporan tahunan perusahaan dianalisis sebagai sampel. Teknik untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profil dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap sosial perusahaan pengungkapan tanggung jawab, tetapi profitabilitas dan leverage gagal menunjukkan signifikan efek. Hasil ini umumnya bertepatan dengan temuan penelitian sebelumnya pada perusahaan pengungkapan tanggung jawab sosial. Dalam penelitian Anggraini (2006) yang berjudul Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaanperusahaan yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyatuan data untuk tahun 1188 perusahaan. Penelitian ini menggunakan semua sektor yang dipublikasikan di Bursa Efek Jakarta Kategori-kategori penelitian ini adalah kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial. Penelitian ini mengidentifikasi lima faktor yang dapat dipertimbangkan. Mereka adalah manajemen kepemilikan, leverage, ukuran, jenis

52 29 industri, dan profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir semua perusahaan mengungkapkan kinerja ekonomi karena PSAK 57 telah diatur. Manajemen kepemilikan dan jenis industri dianggap oleh perusahaan untuk mengungkapkan akuntansi pertanggungjawaban sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Samsinar Anwar, Siti. Haerani, Gagaring Pagalung (2009) yang berjudul Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Harga Saham. Penelitian tersebut menggunakan sampel perusahaan industri yang go public di BEI pada tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada pengaruh signifikan antara Return On Asset (ROA) Return On Equity (ROE), Economic Value Added (EVA), dan CSR terhadap harga saham secara parsial diterima. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa, hipotesis yang menyatakan ada pengaruh signifikan antara Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Economic Value Added (EVA) dan CSR berpengaruh terhadap harga saham secara simultan diterima. Pengungkapan Corporate Social Responsibility memberi pengaruh positif terhadap hubungan antara kinerja keuangan perusahaan dan harga saham di pasar modal. Dalam penelitian Almilia, Dewi dan Hartono (2011) yang berjudul Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Dampaknya Terhadap Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan. Penelitian tersebut menggunakan sampel perusahaan yang menerima ISRA dan perusahaan yang tidak menerima ISRA pada tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA mempengaruhi pengungkapan laporan tanggungjawab sosial perusahaan, sementara ROE tidak mempengaruhi pengungkapan laporan tanggungjawab sosial. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan penerima ISRA lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak menerima ISRA. Dalam penelitian Barus (2011) yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Corporate Sosial Responsibility (CSR) dalam Laporan Tahunan dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di

53 30 Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 408 perusahaan sebagai populasi, diambil sampel sebanyak 176 perusahaan yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel yaitu perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan untuk tahun 2009 pada website BEI. Metode analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menujukkan bahwa total aset, ukuran dewan komisaris, dan profil perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi CSR pada laporan tahunan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengungkapan informasi CSR berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2009) yang berjudul Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang tergabung dalam perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI selama periode , total sampel yang digunakan berjumlah 36 sampel. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan tingkat signifikan 5 %. Penelitian ini menemukan bahwa secara simultasn ditemukan terdapat pengaruh yang signifikan antara karakteristik perusahaan dan ekonomi makro terhadap return saham dimana F hitung > F tabel (3,558. 2,25). Dan secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan anatara SIZE, EPS, ROA dan Laverage terhadap return saham, tetapi terdapat pengaruh yang signifikan antara PBV, Inflasi dan kurs rupiah dengan return saham yang signifikannya dibawah 5 %. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Junaid (2009) yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan dengan menggunakan alat ukur rasio likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

54 Hipotesis Hubungan CSR terhadap kinerja keuangan (Likuiditas, Profitabilitas dan Leverage) Likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan liabilitas lancarnya. Syahrir dan Suhendra (2010) menemukan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi akan memberikan sinyal kepada perusahaan lain bahwa mereka lebih baik daripada perusahaan dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan sosial. Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset dan ekuitas. Penelitian Almilia, Dewi dan Hartono (2011) dan penelitian Anwar, Haerani, Pagalung (2009) menemukan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas, semakin tinggi pula tingkat pengungkapan pengungkapan CSR. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang semakin tinggi, sehingga perusahaan mampu untuk meningkatkan CSR serta melakukan pengungkapan CSR lebih luas. Perusahaan dikatakan solvabel apabila memiliki aset dan kekayaan yang cukup untuk menutup liabilitasnya. Dengan demikian tingkat leverage perusahaan dapat dijadikan indikator dalam pengungkapan CSR. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi. Berdasarkan argumentasi diatas, penelitian ini menduga terdapat hubungan antara pengungkapan CSR dengan kinerja keuangan. H1 : Pengungkapan CSR di laporan tahunan berhubungan signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan LQ45 Hubungan pengungkapan CSR dengan harga saham Penelitian oleh Anwar, Haerani dan Pagalung (2009) menemukan bahwa pengungkapan CSR memberikan pengaruh positif terhadap harga saham. Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan memperkuat citra perusahaan dan menjadi salah satu pertimbangan yang diperhatikan oleh investor karena menganggap bahwa perusahaan tersebut memiliki tata kelola perusahaan (GCG) yang baik karena pengungkapan CSR merupakan bagian dari GCG.

55 32 Berdasarkan argumen tersebut, penelitian ini menduga terdapat hubungan antara pengungkapan CSR dengan harga saham. H2 : Pengungkapan CSR didalam laporan tahunan berhubungan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 Hubungan kinerja keuangan dengan harga saham Penelitian Junaid (2009) menemukan bahwa kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan akan meningkatkan citra perusahaan tersebut sehingga para investor akan memperhitungkan untuk membeli saham tersebut, yang akan berdampak pada kenaikan harga saham. Berdasarkan argumen tersebut, penelitian ini menduga terdapat hubungan antara kinerja keuangan dengan harga saham. H3 : Kinerja keuangan berhubungan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45

56

57 33 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran tentang praktek pengungkapan CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan dan menganalisis hubungan pengungkapan CSR dengan kinerja keuangan (likuiditas, profitabilitas dan leverage) dan harga saham perusahaan LQ45. Untuk mempermudah pemahaman mengenai alur pemikiran dari penelitian ini, digambarkan dalam kerangka pemikiran dibawah ini : Lingkungan Ekonomi Current Rasio Sosial Kinerja keuangan ROA ROE HAM Pengungkapan CSR (standar GRI) DER/CAR Masyarakat Tanggungja wab produk Harga saham Return saham Gambar 3 Kerangka konseptual 3.2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan tahunan. Pemilihan Sampel penelitian didasarkan dengan metode purposive sampling yang berarti pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan LQ45 yang mempublikasikan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember selama 5 tahun berturut-turut, dari tahun (termasuk catatan atas laporan keuangan).

58 34 2. Sampel yang dipilih adalah perusahaan LQ45 periode Februari Juli Berdasarkan kriteria tersebut, maka sebagai sampel dari penelitian ini adalah : Tabel 2 Sampel perusahaan LQ45 periode Februari Juli 2012 No Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1 PT Astra Agro Lestari Tbk AALI 2 PT Adaro Energy Tbk ADRO 3 PT Aneka Tambang Tbk ANTM 4 PT Astra International Tbk ASII 5 PT AKR Corporindo Tbk AKRA 6 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 7 PT Bank Central Asia Tbk BBCA 8 PT Bank Negara Indonesia Tbk BBNI 9 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI 10 PT Bank Tabungan Negara Tbk BBTN 11 PT Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 12 PT Bank Mandiri Tbk BMRI 13 PT Bakrie & Brothers Tbk BNBR 14 PT Bumi Resources Tbk BUMI 15 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN 16 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 17 PT Energi Mega Persada Tbk ENRG 18 PT XL Axiata EXCL 19 PT Gudang Garam Tbk GGRM 20 PT Gajah Tunggal Tbk GJTL 21 PT Harum Energy Tbk HRUM 22 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 23 PT International Nickel Indonesia Tbk INCO 24 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 25 PT Indika Energy Tbk INDY 26 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 27 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 28 PT Jasa Marga Tbk JSMR 29 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 30 PT Kalbe Farma Tbk KLBF

59 35 Lanjutan Tabel 2 No Nama Perusahaan Kode Perusahaan 31 PT Krakatau Steel KRAS 32 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 33 PT PP London Sumatra Indonesia Tbk LSIP 34 PT Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS 35 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 36 PT Semen Gresik Tbk SMGR 37 PT Timah Tbk TINS 38 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 39 PT Trada Maritime Tbk TRAM 40 PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk UNSP 41 PT United Tractors Tbk UNTR 42 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR 3.3. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yang digunakan antara lain mengenai gambaran umum perusahaan serta peraturan perundang-undangan. Sedangkan data kuantitatif yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan selama periode tahun , antara lain informasi pengungkapan CSR, likuiditas (current ratio), profitabilitas (ROA, ROE), leverage (Debt to Equity Ratio / CAR) serta data harga saham. Data diperoleh antara lain dari: 1. Bursa Efek Indonesia ( 2. Finance.yahoo.com 3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Untuk membantu pengolahan dan analisis data, maka digunakan bantuan komputer yang menggunakan alat statistik, yaitu sofware microsoft Excel dan smartpls Variabel penelitian Variabel dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3 berikut ini :

60 36 Tabel 3 Variabel dan indikator penelitian No 1 Variabel laten Pengungkapan CSR Variabel indikator Ekonomi Lingkungan Sosial HAM Masyarakat Tanggung jawab produk Current Ratio Defenisi operasional variabel Pengungkapan informasi CSR diukur dengan berdasarkan kriteria yang ditetapkan di dalam Global Reporting Initiatives (GRI). Pendekatan untuk menghitung pengungkapan CSR yang digunakan yaitu pendekatan dikotomi. Setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika perusahaan mengungkapkan item tersebut dalam laporan tahunan dan diberi nilai 0 jika perusahaan tidak mengungkapkan. Adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek, dengan rumus : Rujukan Kamil Herusetya (2012) dan Kamil dan Haerusetya (2012) ROA Adalah rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan, dengan rumus : Sembiring (2005), Yuniasih dan Wirakusuma (2007), Anwar (2010) 2 Kinerja keuangan perusahaan ROE Adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, dengan rumus : Sembiring (2005), Anwar (2010) Debt to Equity / CAR Untuk perusahaan digunakan rasio Debt to Equity, adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas dengan rumus : Sedangkan untuk perbankan digunakan Capital Adequacy Ratio, dengan rumus : Anggraini (2006), Sembiring (2005), Cheng dan Cristiawan (2011)

61 37 Lanjutan Tabel 3 No Variabel laten Variabel indikator 3 Harga saham Return saham Defenisi operasional variabel Data harga saham yang digunakan yaitu data harga saham pada hari kesepuluh sebelum dan setelah publikasi laporan keuangan. Dengan rumus sebagai berikut: Rujukan Cheng dan Cristiawan (2011), Manihuruk (2006), Maharani (2011) Analisa Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai variabel penelitian Partial Least Square (PLS) Data dianalisis dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dan menggunakan tools SmartPLS. PLS adalah salah satu metode alternatif SEM (structural equation modeling) yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam hubungan. Jumlah sampel yang kecil dan penggunaan indikator refleksive membuat PLS lebih sesuai untuk dipilih dibandingkan dengan alat analisis lain. Persamaan inner model η = ηβ + ξγ + ζ... (6) Di mana η menggambarkan sebuah matriks laten endogen; ξ adalah sebuah matriks laten eksogen; Masing-masing β dan Γ adalah koefisien matriks dari variabel endogen dan eksogen. ζ adalah inner model residual matrix. Persamaan outer model x = П x ξ + ε x... (7) y = П y η + ε y... (8) x dan y adalah matriks variabel manifest yang berhubungan dengan laten eksogen ξ dan laten endogen η, П x dan П y adalah matriks koefisien. ε x dan ε y masingmasing adalah matriks outer model residu.

62 38 Evaluasi Model dalam PLS Evaluasi model dalam PLS meliputi : 1. Evaluasi outer model atau model pengukuran Evaluasi ini meliputi convergent validity dan discriminant validity melalui cross loading dan akar rata-rata variance extracted, serta composite reliability. 2. Evaluasi inner model atau model struktural Model struktural dapat dievaluasi melalui R 2 (relibilitas indikator) untuk konstrak dependen dan nilai t-statistik dari pengujian koefisien jalur. Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis (β, ү, dan λ) dilakukan dengan metode resampling Bootstrap yang dikembangkan oleh Geisser & Stone. Statistik uji yang digunakan adalah statistik t atau uji t. Penerapan metode resampling, memungkinkan berlakunya data terdistribusi bebas (distribution free) tidak memerlukan asumsi distribusi normal, serta tidak memerlukan sampel yang besar (direkomendasikan sampel minimum 30). Pengujian dilakukan dengan t-test, bilamana diperoleh p-value 0,05 (alpha 5 %) berarti signifikan.

63 39 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan tahunan dan termasuk dalam LQ45 periode Februari Agustus Jumlah pengamatan adalah sebanyak 42 perusahaan Distribusi Sampel Berdasarkan Sektor Usaha Distribusi sampel yang berdasarkan sektor dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini : Tabel 4 Distribusi sampel berdasarkan sektor No Sektor Usaha Jumlah Persentase (%) 1 Pertambangan 11 26,19 2 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 4 9,52 3 Bangunan dan Properti 5 12,20 4 Perbankan & Keuangan 6 14,29 5 Media dan Telekomunikasi 2 4,76 6 Manufaktur 11 26,19 7 Jasa Transportasi 1 2,38 8 Perusahaan Investasi 1 2,38 9 Perdagangan Besar dan Eceran 1 2,38 Total Sumber : Hasil Analisis Data Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa mayoritas perusahaan yang tergabung dalam LQ45 periode Februari - Agustus 2012 merupakan perusahaan dari sektor pertambangan dan manufaktur sebanyak 11 perusahaan (26,19%) Distribusi Sampel Berdasarkan Pengungkapan CSR Setiap perusahaan mengungkapkan kegiatan CSR nya dalam jumlah yang bervariasi tergantung dari kebutuhan perusahaan itu sendiri. Gambar di bawah ini menggambarkan komposisi banyaknya pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan 6 pengungkapan utama, yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, kinerja sosial, kinerja Hak Asasi Manusia, kinerja masyarakat, dan kinerja tanggungjawab produk.

64 40 Gambar 4 Grafik jumlah pengungkapan CSR Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat untuk jumlah pengungkapan paling banyak ditunjukkan oleh indikator kinerja lingkungan dari total 42 perusahaan sampel. Hal ini dikarenakan sebagian besar sampel perusahaan merupakan sektor pertambangan, dimana kinerja lingkungan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh perusahaan pertambangan. Sedangkan jumlah pengungkapan paling sedikit ditunjukkan oleh indikator masyarakat Distibusi Sampel berdasarkan Likuiditas Tingkat likuiditas yang digunakan adalah current ratio. Distribusi sampel berdasarkan likuiditas dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Distibusi sampel berdasarkan likuiditas No CR (%) Jumlah Persentase (%) 1 < , , , ,43 5 > ,48 Total 42 Sumber : Hasil Analisis Data Tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas sampel perusahaan (40,48%) memiliki nilai likuiditas lebih dari 200%.

65 Distribusi Sampel berdasarkan Profitabilitas Profitabilitas yang digunakan adalah Return on Assset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Distribusi sampel berdasarkan profitabilitas dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7. Tabel 6 Distribusi sampel berdasarkan ROA No ROA (%) Jumlah Persentase (%) 1 < 0 1 2, , , , , ,00 7 > ,76 Total 42 Sumber : Hasil Analisis Data Tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas sampel perusahaan (50%) memiliki nilai ROA dalam rentang 0 10%. Tabel 7 Distribusi sampel berdasarkan ROE No ROE (%) Jumlah Persentase (%) 1 < 0 1 2, , , , , ,00 7 > ,14 Total 42 Sumber : Hasil Analisis Data Tabel 7 menunjukkan sampel perusahaan sebanyak 47,42% memiliki nilai ROE dalam rentang 1 10% Distribusi Sampel berdasarkan Leverage Leverage yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER) untuk perusahaan dan Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk perbankkan. Distribusi sampel berdasarkan leverage dapat dilihat pada Tabel 8.

66 42 Tabel 8 Distribusi sampel berdasarkan leverage No DER / CAR (%) Jumlah Persentase (%) 1 < , , , , ,76 7 > ,86 Total 42 Sumber : Hasil Analisis Data Tabel 8 menunjukkan sampel perusahaan sebanyak 42,86% memiliki nilai leverage diatas 50%. 4.2 Menilai Outer Model Dari langkah-langkah penggunaan freeware SmartPLS 2.0 yang ada, maka langkah pertama adalah dengan menilai tiga kriteria didalam penggunaan teknik analisa data yaitu menilai outer model melalui Convergent Validity, Discriminant Validity dan Composite Reability. a. Convergent Validity Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score yang diestimasi dengan software PLS. Dalam penelitian ini digunakan batas loading factor sebesar 0,40. Dari hasil analisa dengan menjalankan calculate-pls algorithm diperoleh hasil seperti pada Gambar 5 berikut :

67 Gambar 5 Model awal untuk penghitungan Algoritma PLS (Hasil Olahan SmartPLS 2.0) 43

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders), tetapi juga untuk kemaslahatan sosial. Dari segi ekonomi, perusahaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45

HUBUNGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 HUBUNGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 Mailani Hamdani (mailani@ut.ac.id) Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir seluruh perusahaan yang ada di setiap negara berlomba-lomba untuk menjalankan bisnisnya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan. Salah satu tujuan perusahaan yaitu untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 8 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility merupakan suatu sikap atau pun kebijakan perusahaan yang dibuat

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan pasar, perusahaan harus secara serius dan terbuka memperhatikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. an. Hal ini ditunjang dengan perkembangan dunia teknologi yang. antar negara, maupun antar benua. Kemajuan teknologi ini melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. an. Hal ini ditunjang dengan perkembangan dunia teknologi yang. antar negara, maupun antar benua. Kemajuan teknologi ini melahirkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha dan ekonomi berkembang sangat pesat sejak awal tahun 1980- an. Hal ini ditunjang dengan perkembangan dunia teknologi yang memudahkan komunikasi diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan sosial ekonomi yang semakin pesat mengakibatkan adanya revolusi perubahan bagi dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial atau yang biasa disebut dengan CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pelaporan keuangan tahunan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pelaporan keuangan tahunan perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan pertanggungjawaban kinerja ekonomi perusahaan kepada para investor,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha tidak hanya memperhatikan informasi laporan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting lainnya yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu entitas bisnis, sebuah perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tujuan tersebut terkadang menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin masih kurang populer di kalangan pelaku bisnis di Indonesia. Namun, tidak berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility sejak beberapa tahun belakangan seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) dalam Valeria (2013) menyebutkan bahwa teori agensi adalah teori yang menjelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Profitabilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan menginformasikan posisi keuangan perusahaan kepada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders) tapi juga untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, perusahaan atau business merupakan suatu organisasi atau lembaga dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan tercermin pada harga sahamnya. Nilai perusahaan yang tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk memenuhi kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat mutlak bagi dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atau lingkungan sekitar (Hexa, 2008). Dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atau lingkungan sekitar (Hexa, 2008). Dewasa ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan entitas ekonomi yang dalam menjalankan kegiatan usahanya didukung oleh berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut antara lain pemegang saham,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik perusahaan atau para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di suatu negara selalu dikaitkan dengan keberhasilan pengusaha-pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya. Dalam upaya pengembangan bisnis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap lingkungan dan stakeholder,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan community empowerment developing program, community. based resources management, community based development

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan community empowerment developing program, community. based resources management, community based development BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Community development merupakan cikal bakal dari munculnya CSR. Community development (comdev) dengan berbagai istilah banyak dikenal dengan community empowerment developing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena perhatian kepada lingkungan. Terutama sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui sedang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era yang sekarang ini, sektor bisnis di Indonesia mulai berkembang. Tentu saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dengan masayarakat memiliki hubungan timbal balik dimana keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya, perusahaan tidak dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian pustaka 1. Teori Stakeholder (stakeholder theory) Konsep tanggung jawab sosial telah mulai dikenal sejak awal tahun 1970an yang secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Globalisasi ini, persaingan negara- negara maju dan berkembang tak terkecuali pada bidang bisnis manufakturnya semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) memunculkan kesadaran baru dimana hal

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) memunculkan kesadaran baru dimana hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) memunculkan kesadaran baru dimana hal tersebut merupakan komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang sedang berkembang dewasa ini menuntut perubahan tatanan kehidupan baru dalam berbagai bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. Kecenderungan tersebut

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 39 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan tahunan dan termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang muncul dalam kegiatan

Lebih terperinci

17 BAB 1 PENDAHULUAN

17 BAB 1 PENDAHULUAN 17 BAB 1 PENDAHULUAN 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikatnya setiap orang maupun organisasi memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungannya. Pada konteks perusahaan, tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi di bidang keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu yang dapat dilihat melalui laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan atau badan usaha, kegiatan bisnis menjadi perilaku utama dari para pelaku bisnis. Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi sangat maju dan dinamis, yang mengakibatkan persaingan di dunia bisnis juga semakin meningkat. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal Tahun 2016 telah berlaku ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian saat ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang berkaitan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian saat ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang berkaitan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu telah menguraikan secara sistematis hasil dari penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan berhubungan dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan suatu perusahaan secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak yang dirasakan tidak hanya bagi para pemegang saham (shareholders) namun juga bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membangun sebuah perusahaan membutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit, dimana dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri. Dana yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama setengah abad terakhir ini, dunia bisnis telah menjadi institusi paling berkuasa. Setiap institusi yang paling dominan di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang berkelanjutan yang memiliki sikap ketidakperdulian terhadap lingkungan ini sudah tidak relevan lagi. Reorientasi pembangunan yang telah memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) merupakan bagian penting dari strategi bisnis berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan pada masa kini mengalami pergeseran paradigma. Perusahaan tidak satu-satunya mempunyai tujuan utama dalam menghasilkan laba, namun perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan, terutama di Indonesia saat ini masih fokus untuk mengungkapkan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan saja. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar lingkungan masyarakat. Selain menggunakan dana dari pemegang saham, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara perusahaan dan masyarakat yang membutuhkan informasi keuangan dan perkembangan perusahaan. Bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan pertanggungjawaban kinerja ekonomi perusahaan kepada para investor, kreditor, dan pemerintah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya kegiatan operasional dan berkumpulnya semua faktor pendukung kegiatan operasional.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Sinyal Pengungkapan sustainability report bertujuan untuk menyediakan informasi tambahan mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia termasuk Indonesia, karena melalui pasar modal tersebut perusahaan dapat memperoleh sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu menarik di tahun ini adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen perusahaan dalam berkontribusi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan usahanya, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan usahanya, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi Negara memegang peranan yang penting dalam menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini maka persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit. Pada tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signal Theory Teori sinyal atau signal theory menjelaskan mengenai bagaimana manajemen mampu memberikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan (corporate sustainability) hanya akan terjamin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. melalui bukunya Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. melalui bukunya Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Triple Bottom Line Istilah Triple Bottom Line dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya Cannibals with

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade terakhir ini kesadaran publik terhadap peran perusahaan di masyarakat semakin meningkat. Perusahaan dianggap telah memberi kontribusi bagi kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) diharapkan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) diharapkan dapat memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Good Corporate Governance telah menjadi isu sentral dalam menunjang pemulihan ekonomi. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibangun dengan paradigma berbasis ekonomi atau single P (Profit).

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibangun dengan paradigma berbasis ekonomi atau single P (Profit). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dua puluh tahun terakhir ini telah terjadi pergeseran paradigma bisnis dimana informasi non keuangan juga perlu untuk diungkapkan. Pada awalnya bisnis dibangun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan akhir-akhir ini semakin marak dibahas di dunia baik di media cetak, elektronik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu lingkungan yang menarik investor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berada dalam lingkungan masyarakat dimana setiap aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berada dalam lingkungan masyarakat dimana setiap aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan memegang peranan yang penting karena perusahaan berada dalam lingkungan masyarakat dimana setiap aktivitas perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasyarakat meningkat, hal ini dapat dilihat pada banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasyarakat meningkat, hal ini dapat dilihat pada banyaknya perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dekade terakhir ini pertumbuhan kesadaran publik terhadap peran perusahaan dimasyarakat meningkat, hal ini dapat dilihat pada banyaknya perusahaan yang dianggap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. social disclosure, corporate social responsibility, social accounting (Mathews,

BAB 1 PENDAHULUAN. social disclosure, corporate social responsibility, social accounting (Mathews, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal. Hal ini dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan yang setiap tahun dipublikasikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang semakin maju menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan dan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah efek negatif. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi mengalami perkembangan pesat dengan hadirnya revolusi industri. Pelaporan akuntansi digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori stakeholder mengungkapkan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori stakeholder mengungkapkan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder mengungkapkan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu isu menarik dalam dunia bisnis dan pasar modal adalah mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial statement). Isu pengungkapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate social responsibility

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Inggris pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia masih perlu merealisasikan pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang lainnya sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tanggung jawab sosial merupakan suatu kewajiban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan, para stakeholder akan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan, para stakeholder akan menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan perkembangan zaman yang kaya akan teknologi informasi memacu perusahaan-perusahaan untuk dapat menyajikan informasi secara lebih baik lagi. Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 Kode/Nama Rumpun Ilmu : 571/ Manajemen LAPORAN PENELITIAN LANJUT BIDANG ILMU PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DAN HARGA SAHAM

Lebih terperinci

sebagai Bank Umum Syariah (BUS) pertama di Indonesia (Rustam, 2013: 21). periode hanya ada satu unit bank syariah, pada tahun 1999 didirikan

sebagai Bank Umum Syariah (BUS) pertama di Indonesia (Rustam, 2013: 21). periode hanya ada satu unit bank syariah, pada tahun 1999 didirikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah era modern lahir sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan etika. Pada rintisan paling awal perbankan syariah mulai mewujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan manufaktur yang sangat pesat menciptakan persaingan usaha yang semakin ketat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya alam baik secara langsung maupun tidak langsung tentu memberikan dampak pada lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjaga eksistensinya, perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan dalam mewujudkan peran aktif perusahaan dalam pembangunan

Lebih terperinci