BAB IV ANALISA PERENCANAAN
|
|
- Sudirman Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. ANALISA NON FISIK Tujuan : Mendapatkan ruang yang dapat mengakomodasikan berbagai aktivitas pelaku. Kebutuhan : Meliputi analisa pelaku, mulai dari siapa saja pelakunya kegiatan/aktivitas, pergerakan hingga karakteristik pelaku itu sendiri, hingga menghasilkan jenis ruang dan kapasitas. IV.1.1. Kelompok Pelaku Kegiatan Lansia Terdiri dari lanjut usia yang berusia diatas 60 tahun keatas. Ditinjau dari segi : 1. Kondisi Fisiknya : Lansia yang memerlukan perawatan khusus Lansia yang masih dapat mandiri 2. Status Perkawinan : Lansia yang masih memiliki pasangan Lansia yang hidup mandiri 3. Tingkat Kemampuannya : Lansia menengah kebawah Lansia menengah atas Staf / Personel Terdiri dari Pimpinan, Tenaga Struktural dan Tenaga Fungsional. 1. Pimpinan - Kepala Pimpinan - Wakil Pimpinan 2. Tenaga Struktural - Administrator - Bagian Kepegawaian - Bagian Keuangan - Bagian Penyantunan - Receptionist 28
2 3. Tenaga Fungsional Tenaga Medis - Kepala Suster - Dokter Umum - Register - Dokter Gigi - Suster Praktek / Jaga - Dokter penyakit dalam - Physiotherapist - Dokter Penyakit Mata - Dokter Penyakit Jiwa / Psikiater Tenaga Pembantu - Kepala Pembantu - Petugas Dapur - Pesuruh - Pelayan - Kepala Koki - Bagian Peralatan - Bagian Laundry - Bagian Gudang - Tukang Kebun - Supir - Tukang Listrik - Security Tenaga Pelaksana - Tenaga Perawat - Pekerja Salon - Ahli Diet - Pekerja Perpustakaan - Ahli Terapi Tenaga Sosial - Bidang Keterampilan - Bidang Bimbingan Rohani - Bidang Olahraga - Bidang Rekreasi Tamu Pengunjung yang mendatangi hunian lanjut usia ini dibagi menjadi : Keluarga dan kerabat dari para lansia Kunjungan tamu hunian lanjut usia atau tamu kegiatan bagi penghuni. 29
3 IV.1.2. Analisa Jumlah Pelaku Kegiatan 1. Lansia Perbandingan Tingkat Kemampuan 6 : Mampu : Kurang Mampu : Tidak Mampu = 19 % : 28 % : 53 % ( A ) : ( B ) : ( C ) = 19 : 28 : Jumlah Lansia Kategori A = 19 / 47 x 100 = 40 jiwa Jumlah Lansia Kategori B = 28 / 47 x 100 = 60 jiwa Jumlah Lansia Kategori C = 53 / 47 x 100 = 100 jiwa Perbandingan Status 7 : Lansia Single : pasangan lansia ( kawin ) = : : 3 Lansia Single Pria : Lansia Single Wanita = : : 6 Maka disediakan sarana hunian lansia menurut : Kategori A Jumlah lansia yang berpasangan = 2/5 x 40 = 16 jiwa ( 8 pasangan ) Diperlukan 2 4 unit = 8 kmr Jumlah lansia single = 3/5 x 40 = 24 jiwa Wanita = 6/7 x 24 = 20 jiwa, diperlukan 4 5 unit = 20 kmr Pria = 1/7 x 24 = 20 jiwa, diperlukan 4 5 unit = 5 kmr Kategori B Jumlah lansia yang berpasangan = 2/5 x 60 = 24 jiwa ( 12 pasangan ) Diperlukan 2 6 unit = 12 kmr Jumlah lansia single = 3/5 x 60 = 36 jiwa Wanita = 6/7 x 36 = 30 jiwa, diperlukan 5 6 unit = 30 kmr 6 Informasi tentang lanjut usia, Departement Sosial RI tahun Tabel penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin, dan status perkawinan 30
4 Pria = 1/7 x 36 = 6 jiwa, diperlukan 4 6 unit = 6 kmr Kategori C Khusus untuk lansia kategori ini, seluruh kamarnya diisi bertiga, sehingga pembagiannya hanya berdasarkan wanita dan pria. Wanita = 6/7 x 114 = 98 jiwa, diperlukan 7 7 unit = 49 kmr Pria = 1/7 x 114 = 16 jiwa, diperlukan 1 8 unit = 8 kmr 2. Staf / Personel Berdasarkan survey dan studi banding, jumlah personel minimum adalah 50 % dari jumlah keseluruhan lansia, yaitu : Total personel = 50 % x 214 jiwa = 107 jiwa. Dengan perincian sebagai berikut : Pimpinan Kepala pimpinan Wakil pimpinan Jumlah 1 orang 1 orang 2 orang Tenaga Struktural Administrator Bagian keuangan Receptionist Bagian kepegawaian Bagian penyantunan Jumlah 4 orang 3 orang 2 orang 3 orang 2 orang 14 orang Tenaga Megis Tenaga Fungsional Kepala suster Register suster Suster praktek / Jaga Physiotherapist Ahli geriatri Dokter Umum Dokter gigi 1 orang 2 orang 8 orang 1 orang 1 orang 2 orang 1 orang 31
5 Tenaga Pembantu Tenaga Pelaksana Tenaga Sosial Jumlah Dokter penyakit kaki, mata Psikiater Kepala pembantu Pesuruh Bagian cuci dan setrika Kepala dan asisten koki Petugas dapur, pelayan Bagian peralatan dan Kebersihan Bagian gudang Satpam, Supir Tukang listrik, pipa Tukang kebun Tenaga perawat Ahli diet Ahli terapi Pekerja salon, toko Pekerja perpustakaan Bidang keterampilan Bidang olah raga Bidang bimbingan rohani Bidang Rekreasi 2 orang 2 orang 1 orang 6 orang 6 orang 3 orang 6 orang 4 orang 1 orang 4 orang 3 orang 3 orang 16 orang 1 orang 2 orang 5 orang 2 orang 2 orang 2 orang 3 orang 2 orang 91 orang IV.1.3. Analisa Alur Kegiatan 1. Alur Kegiatan Lansia LANSIA Aktifitas : Mandi Makan Istirahat, Tidur Keterampilan Olahraga Rekreasi Santai Menonton televisi Ibadah 2. Alur Kegiatan Pimpinan Hunian Pimpinan Hall Aktivitas Lain : Makan Ibadah Toilet Istirahat Bekerja Mengontrol Kegiatan Lain Menerima Tamu Pulang 32
6 3. Alur Kegiatan Tenaga Struktural Datang Parkir Kendaraan Hall Bekerja Bag. Administrasi Bag. Keuangan Bag. Penyantunan Receptionist Aktivitas Lain Makan Ibadah Toilet Istirahat Pulang 4. Alur Kegiatan Tenaga Fungsional Datang Parkir Kendaraan Hall Tenaga Medis Memelihara kesehatan para lansia Memberikan konsultasi B E K E R J A Tenaga Pembantu Tenaga Pelaksana Membuat masakan Membersihkan semua hunian Mencuci pakaian Menjaga keamanan Mengurus kebun Merawat dan membantu para lansia Melayani para lansia H U N I A N Tenaga Medis Memberikan bimbingan keterampilan Mengajak olahraga, berekreasi Aktivitas Lain Makan Ibadah Toilet Istirahat Pulang 33
7 5. Alur Pengunjung Datang Parkir Kendaraan H A L L Hunian Lansia Kunjungan R. Pengelola Survey Wawancara Pulang IV.1.4. Perhitungan Kebutuhan Ruang Standar yang digunakan dalam perhitungan dimensi ruang : TSS : Times Saver Standart For Buildings Types NAD : Neufert Architects Data HDIS : Human Dimension & Interior Spaces PP : Panti Prototipe SB : Studi Banding Pengelompokkan ruang berdasarkan keterkaitan fungsi dan kegiatan antar ruang : Kelompok Kegiatan Utama (M1) Hunian Lansia, Hunian Pimpinan, Hunian Staf, Hunian Pegawai Kelompok Kegiatan Penunjang (M2) Kantor, Lobby, Toko, Salon, Perpustakaan Kelompok Kegiatan Perawatan / Medis (M3) Klinik Perawatan, Apotik, Unit Perawatan Khusus, Ruang Terapi Kelompok Kegiatan Pelengkap (M4) Ruang Kerja Keterampilan, Aula 34
8 Kelompok Kegiatan Servis (M5) Dapur, Genset, Laundry, ME Hunian Lansia IV Analisa Kebutuhan Ruang Dalam Kelompok Kegiatan Utama (M1) Ruang Kapasitas Standart Sumber Analisa Total (m2) Kategori A : K. Tidur 1 org TSS Diambil luasan ruang berdasarkan modul dan lebar kursi roda, maka: 4,35 m x 5,6 m = m m2 Pertimbangan ukuran shower 1 K. Mandi 1 org 3,7-4,6 TSS x 0,8 m, washtafel,closet, maka : 5,7 m2 2,4 m x 2,4 m = 5,28 m2 Pantry 2 org 5,4 TSS 2,4 m x 2,4 m = 5,76 m2 5,76 m2 R. Makan 2 org TSS 3,6 m x 3,6 m = 12,96 m2 12,96 m2 Teras 2 org 1,2 TSS Kebutuhan ruang untuk duduk dan interaksi, maka : 1,2 m x 2,4 m = 2,88 m2 2,88 m2 SUB TOTAL Ada 32unit 42 m2 Sirulasi 20 % = 277,2 m2 1663,2 m2 Ruang Kapasitas Standart Sumber Analisa Total (m2) Kategori B : K. Tidur 2 org TSS Diambil luasan ruang berdasarkan modul dan lebar kursi roda, maka: 3.8 m x 5,6 m = m m2 Pertimbangan ukuran shower 1 K. Mandi 1 org 3,7-4,6 TSS x 0,8 m, washtafel,closet, maka : 5,7 m2 2,4 m x 2,4 m = 5,78 m2 Pantry 2 org 5,4 TSS 1,8 m x 2,4 m = 4,32 m2 4,32 m2 R. Makan 2 org TSS 3,6 m x 3,6 m = 12,96 m2 12,96 m2 Teras 2 org 1,2 TSS Kebutuhan ruang untuk duduk dan interaksi, maka : 2,4 m2 1,2 m x 2m = 2,4 m2 SUB TOTAL Ada 48 unit 40,08 m2 Sirulasi 20 % = 384,7 m2 2308,6 m2 35
9 Kategori C : K. Tidur 3 org 9,3-11,15 TSS Diambil luasan ruang berdasarkan modul dan lebar kursi roda, maka: 4,2 m x 6.36 m = 26.7 m m2 Pertimbangan KM bersama K. Mandi 4 org 3,7-4,6 TSS dengan pertimbangan 1 KM untuk 4 penghuni 5,7 m2 2,4 m x 2,4 m = 5,7 m2 R. Makan 1 org 4,5 TSS 3,6 m x 3,6 m = 12,96 m2 12,96 m2 Dapur 4org 4,6 TSS Diperkirakan luasan dapur per 4 kamar 57 unit : 4 = 14 65,5 m2 14 x 4,6 m = 65,5 m2 SUB TOTAL Ada 56 unit 98,86 m2 Sirulasi 20 % = 1117,2 m2 6703,2 m2 Hunian Pimpinan Ruang Kapasitas Standart Sumber Analisa Total (m2) R. Tidur 1 2 org 12 NAD Terdiri dari 1 tempat tidur double 12 m2 R. Tidur 2 2 org 8 NAD Terdiri dari 1 tempat tidur single 8 m2 K. Mandi 1 org 4 NAD Terdiri dari shower, closet dan 4 m2 washtafel Dapur - 7,5 NAD - 7,5 m2 Cukup 1 keluarga berkumpul R. Makan 6 org 14,25 NAD bersama, terdiri dari meja makan R. Tamu 6 org 6 NAD Untuk ruang duduk dan menerima tamu Kebutuhan ruang untuk duduk Teras - 1,2 TSS dan menempatkan pot-pot bunga : 2,4 m x 2 m = 4,8 m2 SUB TOTAL Sirulasi 20 % = 11,31 m2 14,25 m2 6 m2 4,8 m2 56,55 m2 67,86 m2 36
10 Hunian Staff Ruang Kapasitas Standart Sumber Analisa Total (m2) R. Tidur 2 org 12 NAD Masing-masing kamar untuk 2 staff tanpa kamar mandi di dalam, jadi luasan yang 14,4 m2 dibutuhkan 4 m x 3,6 m = 14,4 m2. K. Mandi 4 org 4 NAD Kamar mandi bersama tersedia dengan perhitungan 1 KM/4 org, 28 m2 4 KM wanita, 3 KM Pria Dapur - 7,5 NAD Dapur bersih dan dapur kotor 7,5 m2 R. Makan 30 org 0,8 NAD 30 m x 0,8 m = 24 m2 24 m2 R. Tamu 10 org 1,2 NAD 10 m x 1,2 m = 12 m2 12 m2 SUB TOTAL Sirulasi 20 % = 15,18 m2 75,9 m2 91,08 m2 Hunian Pegawai Ruang Kapasitas Standart Sumber Analisa Total (m2) R. Tidur 2 org 12 NAD Kamar tidur terdiri dari 2 tempat tidur. 12 m2 L = 3 m x 4 m = 12 m 2 K. Mandi 4 org 4 NAD Kamar mandi bersama tersedia dengan perhitungan 1 KM/4 org, 28 m2 4 KM wanita, 3 KM Pria Dapur - 7,5 NAD Dapur bersih dan dapur kotor 7,5 m2 R. Makan 40 org 0,8 NAD 40 m x 0,8 m = 24 m2 32 m2 SUB TOTAL Sirulasi 20 % = 15,9 m2 79,5 m2 95,4 m2 TOTAL M1 = 10929,34 m2 Kelompok Kegiatan Penunjang (M2) Ruang Kapasitas Standart Sumber Analisa Total (m2) R. Pimpinan 1 org 10 NAD Kebutuhan ruang kantor untuk 1 org 10 m2. Ruang pimpinan terdapat lemari arsip dan ruang penerima tamu kecil. 4 m x 5m = 20 m2 Wakil 1 org 10 NAD Luasan lebih kecil dari ruang pimpinan, tidak ada ruang 20 m2 15 m2 37
11 R. Staff 1 12 NAD R. Informasi 2 org 4 NAD R. Tamu 6 org 1,2 NAD penerima tamu. 3 m x 5m = 15 m2 Kebutuhan kantor terbuka untuk ruang staff dengan kapasitas 14 org. 14 x 12 m = 168 m2 Kebutuhan ruang tidak terlalu besar hanya berupa meja informasi 4 m2 Diasumsikan tamu yang berkunjung terdiri dari 3-4 (keluarga inti) 6 x 1,2 m = 7,2 m2 168m2 4 m2 7,2 m2 R. Rapat 14 org 2 NAD Untuk kapasitas kecil 14 org. Kebutuhan ruang 2 m2/org. Kapasitas pengunjung Perpustakaan 1 unit 40 HDIS perpustakaan diperkiran 25% dari total penghuni. 40 m x 1 = 40 m2 Toko 4 unit 20 PP Terdapat 4 toko termasuk toko bahan pangan, kerajinan, baju dan wartel Terdiri dari 5 kursi salon bagi Salon 5 org 13,75 HDIS pria dan wanita. 5 x 13,75 m2 = 68,75 m2 28 m2 40 m2 80 m2 68,75 m2 Toilet 2 unit 4 SB Terdiri dari toilet wanita dan pria yang masing-masing ada 2 toilet, washtafel bersama. 2 x 4 m2 = 8 m2 Pantry 2 2,4 NAD Pantry kecil untuk membuat makanan dan minuman, terdapat kitchen set, tempat 4,8 m2 cuci, dispenser, kulkas 2 x 2,4 m2 = 4,8 m2 Gudang 1 4 SB - 4 m2 TOTAL Sirulasi 20 % = 89,55 m2 8 m2 447,75 m2 537,3 m2 Loket TOTAL M2 = 537,3 m2 Kelompok Kegiatan Perawat (M3) Ruang Kapasitas Standart Sumber Analisa Total (m2) Pendaftaran 2 org 5 NAD Terdiri dari ruang kecil urusan administrasi R. Tunggu 40 org 0,65 NAD Terdiri dari barisan tempat duduk tidak permanen 5 m2 26 m2 38
12 R. Periksa 3 org 9 PP Unit Perawatan 6 org 1,2 NAD Unit Perawatan 2 org 25 NAD Khusus 40 m x 0,65 m = 26 m2 Tempat baring, meja dan kursi dokter. Jumlah ruang periksa umum 2, geriatik, konsultasi gizi, mata dan gigi 6 x 9 m = 54 m2 Perhitungan luasan manusia yang cukup besar karena ruang ini sifatnya untuk sementara 3,6 m x 4 m = 14,4 m2 Setiap unit dengan kapasitas 2 tempat tidur dan 1 KM. Terdapat 5 unit 5 x 25 m = 125 m2 54 m2 14,4 m2 125 m2 R. Jenazah 1 unit 9 TSS - 9 m2 Toilet 4 unit 4 NAD Melayani unit perawatan secara umum, seluruhnya ada 4 unit (pria & wanita) 16 m2 4 x 4 m = 16 m2 Gudang 1 unit 4 NAD - 4 m2 SUB TOTAL Sirulasi 20 % = 50,68 m2 253,4 m2 304,08 m2 Unit-Unit Lainnya Ruang Kapasitas Standart Sumber Analisa Total (m2) Apotik : 15 org 0,65 NAD Berupa kursi-kursi tunggu yang sifatnya permanen R. Tunggu 15 m x 0,65 m = 9,75 m2 Display Obat - 8 PP Rak-rak display dan area untuk Simpan & meracik obat Lab : Periksa darah & urin SUB TOTAL - 20 PP 1 4 PP melayani pasien Terdiri dari rak-rak penyimpanan obat dan meja untuk tempat meracik obat 4 m x 5 m = 20 m2 2 m x 2 m = 4 m2 Sirulasi 20 % = 8,35 m2 9,75 m2 8 m2 20 m2 4 m2 41,75 m2 50,1 m2 TOTAL M3 = 354,18 m 39
13 Kelompok Kegiatan Penunjang (M4) Ruang Kapasitas Standart Sumber Analisa Total (m2) Aula / Serba Guna 160 org 1,6 PP Pertimbangan kapasitas adalah 75 % dari total penghuni, dengan luasan ruang 160 x 1,6 m2/org = 256 m m2 Toilet 4 unit 4 NAD - 16 m2 Keterampilan Khusus 20 1,2 NAD Ada 5 ruang keterampilan khusus 20 x 1,2 m2 x 5 = 120 m2 120 m2 SUB TOTAL Sirulasi 20 % = 78,4 m2 392 m2 470,4 m2 TOTAL M4 = 470,4 m2 Kelompok Kegiatan Servis (M5) Ruang Kapasitas Standart Sumber Analisa Total (m2) ME 1 unit 4 SB - 4 m2 Genset 1 unit 12 SB - 12 m2 Dapur Utama 1unit 25 SB - 25 m2 Laundry 1 unit 30 PP - 30 m2 SUB TOTAL 71 m2 Sirulasi 20 % = 14,2 m2 85,2 m2 TOTAL M5 = 85,2 m2 TOTAL KEBUTUHAN RUANG DALAM : M1 + M2 + M3 + M4 + M5= ,42 m2 IV Analisa Kebutuhan Ruang Luar Ruang Standart Sumber Analisa Kapasitas Total (m2) Parkir Karyawan Pribadi / Tamu 12,5 m2/mobil 2,5 m2/motor 12,5 m2/mobil 2,5 m2/motor 45 m2/bus TSS TSS Pimpinan dan wakil Staff struktural dan medis 20% staf fungsional 1 mobil / 4 tidur lansia kategori A & B 1 motor / 4 tidur lansia kategori C Disediakan tempat untuk bus m2 137,5 m2 45 m2 312,5 m2 35 m2 90 m2 40
14 Service 12,5 m2/mobil TSS Disediakan 2 kendaraan service 2 25 m2 ambulance 12,5 m2/mobil TSS Disediakan 1 kendaraan ambulance Sirkulasi Kendaraan 1 12,5 m2 - TSS 50 % dari luas parkir m2 Pejalan Kaki - TSS 10 % dari sirkulasi kendaraan m2 Ruang Terbuka / Plaza 4,07 m2 / org NAD 50 % dari total penghuni, jml lansia dan staf = ,5 653,2 m2 Lapangan 1,54 m2 / org NAD 50 % dari total lansia ,8 m2 TOTAL LUAS RUANG LUAR 1940,5 m2 TOTAL KEBUTUHAN RUANG LUAR = 1.940,5 m2 JADI TOTAL KEBUTUHAB RUANG DALAM + LUAR = 14.31,92 m2 IV.1.5. Pengorganisasian Ruang IV Skema Organisasi Hubungan Ruang Luar dan Ruang Dalam M5 M1 SERVICE ENTRANCE PARKIR M1 PLAZA M1 M1 : Kelompok Kegiatan Utama M2 : Kelompok Kegiatan Penunjang M3 : Kelompok Kegiatan Perawatan M4 : Kelompok Kegiatan Pelengkap M5 : Kelompok Kegiatan Servis Hubungan Erat : Hubungan Langsung : Hubungan Tidak Langsung : M1 PARKIR MAIN ENTRANCE 41
15 IV Skema Organisasi Ruang Makro SERVIS HUNIAN PEGAWAI HUNIAN STAFF HUNIAN LANSIA OLAH RAGA R. IBADAH HUNIAN PIMPINAN KETERAMPILAN SERVIS ENTRANCE KLINIK TERAPI PLAZA AULA KANTOR LOBBY TAMU MAIN ENTRANCE 42
16 IV Skema Organisasi Ruang Mikro A. Kelompok Kegiatan Utama Hunian Lansia Kategori A & B TERAS K. TIDUR PANTRY R. MAKAN / DUDUK K. MANDI SELASAR R. JAGA Hunian Lansia Kategori C K. MANDI K. TIDUR PANTRY R. MAKAN / DUDUK SELASAR R. JAGA Hunian Pimpinan K. TIDUR 1 K. MANDI K. TIDUR 2 PANTRY R. MAKAN / DUDUK R. TAMU TERAS 43
17 Hunian Staff K. TIDUR K. MANDI PANTRY R. MAKAN / DUDUK R. TAMU SELASAR B. Kelompok Kegiatan Penunjang Kantor R. ARSIP R. KERJA K. MANDI PIMPINAN SEKRETARIS R. STAFF R. RAPAT WAKIL R. TUNGGU HALL PENERIMA 44
18 Unit-Unit Lainnya OLAH RAGA PERPUSTAKAAN KETERAMPILAN TOKO TOILET SALON R. IBADAH MUSHOLLA HALL LOBBY TAMU Kelompok Kegiatan Servis Dapur Besar dan Laundry R. PENGAWAS S E L A S A R. MASAK R. PENGAWAS GUDANG TOILET R. CUCI R. PERSIAPAN R R. CUCI R. SETRIKA R. PERSIAPAN 45
19 IV.2. ANALISA FISIK TAPAK IV.2.1. Analisa Lokasi Tapak Dalam pemilihan lokasi tapak harus memperhatikan karakter dalam hubungannya dengan konteks lansia. Selain itu dalam pemilihan tapak ada beberapa kriteria-kriteria sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan lokasi diantaranya : 1. Lokasi tapak strategis yang dapat memudahkan komunikasi dengan keluarga dan teman. Karena para lansia ingin selalu berhubungan. 2. Daerahnya tidak terlalu ramai dan bising, karena lansia membutuhkan ketenangan dan perasaan aman bila ingin keluar dari area tersebut. 3. Harga tanah yang tidak terlalu mahal, mengingat proyek ini akan ditunjukkan untuk seluruh golongan masyrakat. Lokasi yang direncanakan untuk proyek Hunian dan Pelayanan Kesehatan Bagi Orang Lanjut usia berada di kawasan Jagakarsa Jakarta Selatan. Data Tapak : -Luas lahan : ± 2 ha -KDB : 35 % -Ketinggian Maks Lantai : 4 Lantai Kondisi tapak : 1. Kondisi tanah secara umum adalah datar dengan jenis tanah adalah tanah keras 2. Kondisi tapak saat ini adalah lahan kosong 3. Disekitar lokasi banyak terdapat pepohonan yang masih asri 4. Suasana sekitar tapak tidak terlalu bising Infra struktur Ketersediaan infra struktur sudah tertata dengan cukup baik diantaranya ; jalan utama, akses menuju tapak, jaringan listrik, jaringan air, jaringan telepon. 46
20 IV.2.2. Analisa Lingkungan Makro Secara garis besar lokasi tapak berada pada wilayah Jakarta Selatan tepatnya pada Jagakarsa. LOKASI Secara makro wilayah Jagakarsa merupakan salah satu kecamatan di wilayah Jakarta Selatan. Dengan batas-batas administratif: Utara : Kecamatan Kebagusan Selatan : Kecamatan Depok Barat : Kecamatan Cilandak Timur : Ciganjur 47
21 IV.2.3. Analisa Lingkungan Mikro Batas Tapak Utara : Jalan Brigif Raya Selatan : Perkebunan Warga Barat : Pemukiman Warga Timur : Kali Krukut IV.2.4. Analisa Lingkungan Sekitar Tapak T A P A K 48
22 IV.2.5. Analisa Pencapaian Tapak Pencapaian menuju lokasi tapak yang digunakan saat ini adalah melalui jalan Jagakarsa. Jalan Jagakarsa menuju Pd. Labu dan jalan Jagakarsa yang menuju Depok. Ke Pd. Labu Ke Depok T A P A K Usulan / Tanggpan : Pencapaian ke dalam tapak di atur sesuai kondisi lingkungan sekitarnya, pencapaian dari segala arah dimaksudkan untuk menjadikan potensi bangunan dalam tapak lebih tinggi. Terjadinya interaksi dengan manusia atau bangunan sekitarnya di dukung dengan adanya ruang terbuka untuk pencapaian ke dalam tapak. Pada akses masuk ke dalam tapak dan menuju ke bangunan, hanya dapat di lakukan menggunakan kendaraan pribadi baik motor atau pun mobil, untuk pejalan kaki sudah terdapat pendestrian disetiap sisi jalan. 49
23 IV.2.6. Analisa Sirukasi Dalam Tapak T A P A K : Sirkulasi pejalan kaki : Sirkulasi kendaraan pribadi : Sirkulasu service Sirkulasi Sirkulasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Sirkulasi manusia : Sirkulasi manusia direncanakan dengan jalur pedestrian diluar tapak. sedangkan didalam tapak sirkulasi manusia dirancang dengan membuat perkerasan dan koridor. 2. Sirkulasi kendaraan pribadi : Sirkulasi kendaraan pribadi pada tapak direncanakan terpisah dengan sirkulasi service. Kendaraan pribadi terbagi dua yaitu : roda dua ( sepeda motor ) dan roda empat. 3. Sirkulasi kendaraan service : Sirkulasi kendaraan service hanya di gunakan untuk sirkulasi kendaraan barang dan alat-alat perlengkapan bangunan. Parkir Parkir kendaraan disediakan untuk memenuhi kebutuhan sarana penyimpanan kendaraan sementara. Parkir kendaraan dibagi menjadi: 1. Parkir pengunjung (tamu,dsb) 2. Parkir pengelola (Staff, karyawan dsb) 3. Parkir service 50
24 IV.2.7. Analisa Kebisingan Area no (1) Merupakan area dengan tingkat kebisingan yang sangat tinggi karena berbatasan dengan Jl. Jagakarsa. T A P A K 2 Area no (2) Merupakan area dengan tingkat kebisingan sedang / rendah karena berbatasan dengan pemukiman warga. Usulan / Tanggapan Dari analisa kebisingan diatas yaitu dapat berpengaruh kepada perletakan masa bangunan ataupun ruang luar pada tapak. Penerapan buffer sebagai peredam bising. IV.2.8. Analisa Orientasi Bangunan Orientasi bangunan hunian ini dilakukan untuk menentukan kedudukan bangunan dengan pertimbangan analisa terhadap : 1. Matahari : Dibutuhkan sinar matahari langsung pada pagi hari untuk kamar, agar : Menyehatkan ruangan Mengurangi lembab yang berlebihan Mengurangi jamur, kuman dan virus Menghindari sinar matahari langsung untuk ruangan santai seperti ruang bersama, ruang duduk. 2. Sirkulasi Udara, dengan cara mengorientasikan bukaan-bukaan searah dengan arah aliran angin yang baik terhadap bangunan, yaitu tidak tegak lurus langsung tetapi agak miring. Oleh karena itu U 51
25 ada beberapa alternatif untuk mengantisipasi arah angin yang tegak lurus, yaitu dengan : Memiringkan perletakkan massa terhadap sumbu arah datangnya angin, selain juga pertimbangan B T terhadap sinar matahari. S Menggunakan sirip-sirip, yang selain dapat mengontrol angin juga menghalangi sinar matahari yang berlebihan 3. Konteks terhadap pencapaian dan main entrance 4. Pertimbangan view terbaik yang dibutuhkan para lansia IV.2.9. Analisa Orientasi Matahari T A P A K Sinar matahari banyak memberikan pengaruh pada perletakan bangunan dan pencahayaan, terutama pada waktu pagi dan siang hari ini berpengaruh pada ruang luar dan juga pada bangunan, walaupun bangunan ini sifatnya tertutup namun diharapkan dapat memanfaatkan pengudaraan dan pencahayaan alami dari matahari. Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan berdasarkan arah lintasan matahari, antara lain : Orientasi massa bangunan. 52
26 penanaman pohon sebagai penyaring udara dan sinar matahari. Posisi jendela untuk pemanfaatan sinar matahari yang dibutuhkan. IV Analisa View Sekitar 1 2 T A P A K 3 4 Keterangan : Arah pandang 1 : Memiliki arah pandang yang kurang baik karena langsung menghadap ke jalan raya Arah pandang 2 : Memiliki arah pandang yang kurang baik, hindari pandangan langsung kedaerah ini karena banyak perumahan warga. Arah pandang 3 : Memiliki arah pandang yang cukup baik, karena adanya sungai. Suara aliran sungai bisa membuat suasana tenang. Arah pandang 4 : Memiliki arah pandang yang baik, berikan bukaan langsung. 53
27 IV Zoning Dalam Tapak Penzoningan dapat dilakukan setah menganalisia berbagai keadaan eksisting pada bagian tapak dan sekitar daerah tapak. Mulai dari cara menanggapinya sampai pada jalan keluar untuk menangani keadaan tersebut sampai terciptanya penzoningan pada tapak dengan memperhitungkan dan mempertimbangkan segala aspek yang melingkupi tapak. Area publik : Lobby, Parkir Kendaraan, Kantor Area Semi Publik, meliputi aula, Pelayanan Kesehatan, Toko, Perpustakaan, R. Keterampilan, R. Ibadah Area Privat, seperti : Hunian Lansia, Hunian Pimpinan Dan Hunian Staff Area Servis, seperti : Dapur, Laundry, Gudang, dan ME IV.3. ANALISA BANGUNAN IV.3.1. Pola Massa Bangunan Pertimbangan pola pengaturan massa berdasarkan perilaku para lansia : Pertimbangan orientasi yang jelas karena para lansia yang sudah pikun dan suka bingung. Keterbatasan fisik para lansia, kesulitan berjalan yang terlalu jauh karena mudah lelah sehingga perlu dipertimbangkan kemudahan pencapaian dan jarak antar bangunan. 54
28 Keinginan para lansia untuk tinggal di lingkungan yang serasa seperti di rumah, pertimbangan penataan massa yang jauh dari kesan institusi. Berbagai kemunduran baik fisik maupun psikis yang dialami para lansia sehingga membutuhkan kemudahan pengawasan. Jenis-jenis pola pengaturan massa bangunan : 1. Linier Pola teratur dan jelas Membentuk arah yang jelas Jarak antar massa jauh Berkesan monoton 2. Grid Pola teratur Membentuk dua arah tegak lurus Kesatuan kegiatan terpencar Membutuhkan lahan yang luas 3. Radial Pola terpusat Membentuk banyak arah Kesatuan kegunaan terpusat Bagus untuk kegiatan yang sama 4. Cluster Pola terpusat dan terpencar Tujuan arah jelas Kegiatan terpencar Membutuhkan tapak yang luas 5. Organik Pola tidak teratur Arah Tidak Jelas Kurang ada kesatuan Cocok untuk daerah berkontur Kesimpulan Penggunaan pola Radial untuk hunian lansia karena memberikan privasi yang baik sekaligus mempererat hubungan antar lansia. 55
29 Selain itu dapat memberikan pengawasan pada masing-masing unit lebih efektif. IV.3.2. Sirkulasi Dalam Bangunan Pertimbangan-pertimbangan sirkulasi dalam bangunan : Kemudahan : dalam menemukan arah langsung menuju sasaran. Kelancaran : Tidak ada sirkulasi yang mengganggu Kenyamanan : fisik dan fisual, perhatikan terhadap ketinggian dan jarak Keamanan : perhatian terhadap perilaku berjalan untuk para lansia agar terhindar dari kecelakaan. Sirkulasi Horizontal Jenis jalur sirkulasi yang dapat diterapkan 1. Single Loaded Corridor Hubungan antar ruang bersifat terbuka. Pemanfaatan cahaya dan penghawaan alami optimal. Pengawasan terhadap para lansia lebih efisien. 2. Double Loaded Corridor Keterkaitan antara ruang erat. Pemanfaatan cahaya dan penghawaan kurang. Pengawasan terhadap para lansia efisien. Sirkulasi Vertikal 1. Tangga Dipakai oleh pegawai dan para lansia yang masih mampu menaiki tangga. Sebisa mungkin dikurangi penggunaannya. Dilengkapi dengan handrail sebagai pegangan, anak tangga diberi karet anti slip. Lebar tangga cukup besar untuk dilalui 2-3 orang, juga lebar anak tangga sesuai ukurannya. 2. Ramp 56
30 Digunakan oleh para lansia yang tidak mampu melewati tangga. Lantai ramp tidak boleh licin agar penggunanya tidak tergelincir. Membutuhkan space yang cukup luas, untuk kemiringan dengan perbandingan 1 : 12 agar tidak melelahkan dan demi keamanan penggunanya. 3. Lift Tiap hunian memiliki 1 lift untuk memudahkan para lansia. IV.3.3. Sistem Struktur Bangunan Dengan pendekatan desain pada judul dan tema kebutuhan dan fungsi struktur disesuaikan dengan fungsi bangunannya. Struktur yang dipakai atau yang termasuk dalam struktur bangunan nantinya akan dijelaskan dan memiliki jenis dan klasifikasi yang berbeda, yaitu : 1. Sub Struktur Sistem struktur pada bagian bawah yang terdiri dari pondasi dan elemen lainnya. Pada struktur bangunan nantinya menggunakan pondasi beton bertulang. 2. Sistem Struktur Sistem struktur pada bagian badan bangunan yang terdiri dari kolom, balok, dinding, plat lantai dan sebagainya. Pada jenis memiliki klasifikasinya masing-masing. 3. Upper Struktur Sistem struktur pada bagian atas atau penutup atap ini menggunakan baja ringan pada bangunan hunian, bangunan kantor, dan bangunan penunjang lainnya. IV.3.4. Sistem Utilitas Bangunan Sistem utilitas mencakup sistem penerangan, sistem pengudaraan, sistem plumbing, listrik, sistem kebakaran, sistem penangkal petir dan sistem pembuangan sampah. 57
31 Sistem Pencahayan Pencahayaan Alami Sifat Pemanfaatannya Kelebihan Kekurangan Berasal dari matahari. Hanya dapat digunakan pagi hari Cahaya yang masuk kedalam ruangan diatur agar tidak terlalu menyilaukan. Pemanfaatan cahaya untuk penerangan melalui bukaan. Biaya murah Memberi kesan alami. Penyajian warna wajar. Tidak menimbulkan keletihan mata karena intensitas selalu berubah. Pencahayaan Buatan Pengaturan intensitas sulit. Tergantung cuaca dan waktu. Fleksibilitas terhadap ruang terbatas. Sifat Pemanfaatannya Kelebihan Kekurangan Pemakaian lampu yang berasal dari listrik. Digunakan pada waktu malam hari atau ada tempat yang tidak memperoleh sinar matahari pada siang hari. Digunakan pada ruangan minim mendapatkan cahaya matahari pada waktu siang hari. Intensitas cahaya dapat diatur sesuai dengan keinginan dan kebutuhan ruang. Jenis dan penampilan lampu dapt disesuaikan dengan suasana yang diinginkan. Fleksibilitas terhadap ruang besar. Biaya mahal Kurang memberikan warna yang wajar. Dapat menimbulkan kelelahan mata jika cahaya terlalu menyilaukan dan digunakan terus menerus. Sistem Pengudaraan Pengudaraan penting sekali dalam menunjang suasana ruang yang nyaman. Suhu udara yang diinginkan para lansia adalah o C. Untuk itu perlu adanya penataan : Pengudaraan Alami Prinsip pengudaraan alami menggunakan ventilasi silang. Pengudaraan silang pada daerah tropis sangat efektit untuk memperbaiki iklim ruangan. Selain dapat mengurangi kelembaban dengan proses penguapan melalui ventilasi, juga mengurangi radiasi panas ke dalam ruangan. Pengudaraan Buatan Penghawaan buatan tidak diperlukan disetiap ruangan, karena daerah lokasi tapak sudah cukup sejuk, dan para lansia juga tidak terlalu tahan dingin terus menerus. Oleh karena itu untuk pengudaraan buatan menggunakan sistem ac split unit akan digunakan pada unit-unit hunian kategori A 58
32 dan B juga pada bangunan hunian pimpinan, hal ini dimaksudkan untuk kenyamanan masing-masing lansia yang dapat mengatur sendiri udara diruang kamarnya. Sedangkan ac central digunakan untuk area-area publik seperti aula, kantor, lobby, dan juga fasilitas pelayanan kesehatan. Sistem Plumbing Pekerjaan plumbing menyangkut didalamnya antara lain adalah instalasi air bersih dan air kotor. 1. Instalasi Air Bersih Bangunan yang ada di tapak adalah bangunan tingkat rendah sehingga distribusi air bersih yang cocok adalah menggunakan sistem Upreed Distribution system / Pneumatic Water Supply, yaitu adalah system pensuplaian air bersih langsung dari sumber air utama (PAM / tangki air) dimana air bertekanan akan di distribusikan (dengan pompa) ke seluruh bangunan. 2. Instalasi Air Kotor Terbagi menjadi, atas : Air Hujan, pembuangan air hujan melalui saluran kota dilengkapi dengan bak kontrol. Air Kotor, pembungan air kotor dari pantry, wastafel, dan dapur, disalurkan ke sawage treatment, kemudian diteruskan ke saluran ke kota melalui bak kontrol. Air Kotor Padat, air kotor padat dibuang melalui saluran khusus menuju septic tank. Listrik PLN, merupakan sumber listrik utama pada pemakaian dan disalurkan ke gardu utama. Generator Set (Genset), sebagai cadangan / pengganti yang bekerja otomatis jika listrik PLN terputus / padam. Berfungsi melayani sebagian penerangan, unit penerangan dan darurat dalam bangunan. 59
33 Sistem Kebakaran 1. Sistem Hydrant, setiap m2 dalam radius 25-30m. 2. Sprinkler Tangki bertekanan harus berisis 2/3 dari volume dan diberikan tekanan 5 kg/cm 2. Penempatan sprinkler harus disesuaikan dengan standar yang berlaku dalam kebakaran m 2, dengan ketinggian ruangan 3m. kepala sprinkler yang dipasang dekat tembok harus mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25 m dari tembok. 3. Halon Pada daerah yang penanggulangan pemadam kebakaran tidak diperbolehkan menggunakan air, seperti ruang peralatan, ruang arsip, pemadaman kebakaran dengan sistem halon. 60
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1 ANALISAN NON FISIK 4.1.1 Analisa Pengguna Panti Pengguna panti pada perancangan panti bagi lanjut usia ini ialah mereka yang terlantar atau tidak lagi di urus, maupun diserahkan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang
Lebih terperinciBAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.
BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi
Lebih terperinciBAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.
BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah
Lebih terperinciBAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi
Lebih terperinciTabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik
BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep
BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu
Lebih terperinciJenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan
Lebih terperinciREDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115
BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah
Lebih terperinciBab V Konsep Perancangan
Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai
BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel
Lebih terperinciBAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
47 BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan terdiri atas kelompok ruang, program ruang, dan tapak terpilih. Kelompok ruang merupakan kegiatan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERANCANGAN
BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku
Lebih terperinciAsrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan
Lebih terperinciKegiatan ini dilakukan penghuni apartemen
BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Manusia Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen, staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar
Lebih terperinciBAB VI KONSEP RANCANGAN
BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya
165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.
BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria
Lebih terperinciBAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:
128 BAB V KONSEP 5.1. Konsep Dasar Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut: Gambar 5.1 Konsep Dasar Sumber : Hasil Analisis,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang
BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V. 1. Konsep Perancangan Makro Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang luar, konsep pencapaian dan sirkulasi pada tapak, perletakan
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri
Lebih terperinciBAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista
BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik Analisa Fisik merupakan analisa terhadap penempatan bangunan untuk mendapatkan data yang dapat dijadikan pedoman dalam perancangan sehingga bangunan menjadi tepat sasaran
Lebih terperinciBAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE
BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di
BAB V KONSEP V. 1. KONSEP PENGGUNA Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di Kemanggisan Jakarta Barat adalah sebagai berikut : 1. Target pasar utama adalah mahasiswa yang
Lebih terperinciLapas Kelas I A Kedungpane
BAB V PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA 5.1. Tapak Terpilih Lokasi tapak dipilih berdasarkan rencana pembangunan lapas wanita oleh Kemenkumham Kanwil Jawa Tengah, yaitu
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.
Lebih terperinciBAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan
Lebih terperinci4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN
4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain
Lebih terperinciTerminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN
BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan
Lebih terperinci5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian
BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan
Lebih terperinciTabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya
Lebih terperinciBAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID
BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah
Lebih terperinciBAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)
BAB V PROGRAM PERENCANAAN N PERANCANGAN SMK GRAFIKA 1.1. Program Dasar Perencanaan 1.1.1. Program Ruang Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Sekolah Menengah Kejuruan Grafika di
Lebih terperinciBAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :
BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.
Lebih terperinciBAB III : DATA DAN ANALISA
BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis
185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Tata Ruang Makro A. Konsep Pola Ruang Rumah susun diharapkan akan menekan pembangunan perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian
Lebih terperinciSTUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT HUBUNGAN ANTARA PENDEKATAN & PROGRAM BAB III PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. PENDEKATAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :
BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Cafe and Chocolate Factory di Semarang dibagi menjadi 2 bagian yaitu program ruang dan tapak terpilih.
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik
BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam
BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan dari Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat ini adalah All in One Place, dimana para penghuni bangunan merasa nyaman dan tidak perlu lagi mencari hiburan diluar
Lebih terperinciBAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,
BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan & Kegiatan Dasar dari perencanaan & kegiatan dari perancangan rumah susun dan pasar ini adalah adanya kebutuhan akan hunian yang berwujud
Lebih terperinci