BAB II KAJIAN TEORITIS
|
|
- Handoko Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 9 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi Visual Komunikasi visual, secara harfiah berarti proses transformasi ide dan informasi dalam bentuk yang dapat dibaca dan ditanggapi (berupa bentuk visual). Komunikasi visual, biasanya diasosiasikan dengan seni rupa, simbol simbol, fotografi, tipografi, lukisan, desain grafis, ilustrasi dan lain lain. Konsep komunikasi visual adalah memadukan kreatifitas, estetika, efisiensi, komunikatif, dan lain-lain, untuk menciptakan suatu media yang dapat menarik perhatian, juga menciptakan media komunikasi yang efektif agar diapresiasi oleh komunikan. Perancangan komunikasi visual ini dapat dipadukan dengan strategi komunikasi, psikologi, dan atropologi budaya. Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media : percetakan, luar ruang (papan reklame), televisi, film, dan video. Sedangkan desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep - konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen - elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak atau
2 10 perwajahan).dengan demikian gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan Film Sebagai Media Komunikasi Massa Sejak awal kemunculannya, film selalu mendapat perhatian banyak dari masyarkat tidak hanya karena tekhnologi yang di gunakan, tetapi juga karena kemampuannya menghibur bahkan mempengaruhi masyarakat.potensi film untuk menghipnotis masyarakat ini kemudian di lihat oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu dan menjalankan propaganda melalui film. Karena di lakukan oleh sumber yang lebih sedikit dari pada target, dalam hal ini khalayak luas, maka propaganda yang di lancarkan melalui film merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Untuk melihat potensi film sebagai media komunikasi massa yang cukup ampuh menyampaikan pesan kepada penonton, pemahaman tentang komunikasi massa itu menjadi syarat utama. Film pada hakikatnya adalah medium komunikasi massa sebagaimana terlihat dari ciri-cirinya : 1. Sifat Informasi Film lebih dapat menyampaikan informasi yang matang dalam konteks yang lebih utuh dan lengkap.maka informasi dari film dapat diserap khalayak secara mendalam. 2. Kemampuan Distorsi 9 Kusrianto.Adi.Pengantar Desain Komunikasi Visual.Yogyakarta : Penerbit Andi Hal 2
3 11 Film sama seperti media massa lainnya dibatasi oleh ruang dan waktu. Untuk mengatasi itu, film menggunakan distorsi dalam pembuatannya baik di tahap rekaman gambar, maupun pemaduan gambar yang dapat menempatkan informasi. 3. Situasi Komukasi Film lebih dapat membawakan situasi komunikasi yang khas sehingga menambah intensitas khalayak.film menimbulkan keterlibatan yang lebih intim.keterlibatan penonton dengan suatu film dapat melepas dia dari realitas kehidupan yang sesungguhnya. 4. Kredibilitas Situasi komunikasi film dan keterlibatan emosional penonton dapat menambah kredibilitas suatu produk film. Hal itu dimungkinkan karena penyajian film disertai dengan perangkat kehidupan yang mendukung 5. Struktur Hubungan Khalayak film dituntut untuk membentuk kerangka komunikasi yang baru setiap kali menonton film agar mendapatkan persepsi yang tepat. 6. Kemampuan Perbaikan Karena tidak memerlukan kecepatan dan kesegeraan, film dapat dibuat lebih teliti.namun setelah titik tertentu, film tidak dapat lagi diperbaiki, kecuali dengan potongan. Jadi tidak dapat ralat seperti di media massa lainnya. 7. Kemampuan Referensi
4 12 Khalayak film mengalami kesulitan referensi dibandingkan dengan khalayak media massa lainnya. Khalayak film harus dapat menyerap informasi pada saat menerima.kesalahan persepsi dan pengertian tidak dapat diperbaiki, apalagi jika penonton tidak atau belum terbiasa dengan bahasa film yang digunakan. Film merupakan massamediated culture yaitu penggambaran budaya sebagaimana adanya seperti yang terdapat dalam berbagai media massa kontemporer, baik tentang golongan elit, awam, orang terkenal maupun budaya asli masyarakat. Film juga mampu menjadi agen sosialisasi tradisional dalam masyarakat, keluarga, sekolah atau ajaran agama dan membangun hubungan langsung dengan individual. Walau bagaimanapun bentuk tanggapan dari khalayak terhadap pesan yang terkandung dalam film, akan dipengaruhi oleh si khalayak sebelumnya, baik pengalaman sosial maupun budaya. Selain itu, sebagaimana layakya media massa lain yang dianggap mampu dan memiliki kekuatan untuk membentuk masyarakat, demikian pula sama halnya dengan film. Film juga mampu mempengaruhi dan membentuk budaya atau kehidupan masyarakat sehari-hari. 10 Selain itu, film juga berpotensi menjadi sumber pendidikan informal, melalui isi pesan yang dikandungnya, tidak peduli bagaimana cara pesan itu disampaikan. Namun yang pasti, isi pesan dan nilai-nilai yang terkandung, mencerminkan ideologi dan politik dari si pembuat film tersebut. 10 Michael R. Real. Mass-Mediated Culture.Prentice Hall College hal 89
5 Film Pengertian secara harfiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera. Film adalah sekedar gambar yang bergerak, adapun pergerakannya disebut sebagai intermitten movement, gerakan yang muncul hanya karena keterbatasan kemampuan mata dan otak manusia menangkap sejumlah pergantian gambar dalam sepersekian detik. Film menjadi media komunikasi massa yang sangat berpengaruh, melebihi media-media yang lain, karena secara audio dan visual dia bekerja sama dengan baik dalam membuat penontonnya tidak bosan dan lebih mudah mengingat, karena formatnya yang menarik. Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya; Ali. (2008, 25 Januari).UU Perfilman Mengalihkan Tanggung Jawab Pidana Ke LSF [online]. Diakses pada tanggal 24November2014 dari
6 Fungsi Film Menurut Effendy tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan.akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif.fungsi edukasi digunakan untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building. Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film memproduksi film-film sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang Karakteristik Film Faktor-faktor yang dapat menunjukan karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis. 1. Layar yang luas/ lebar Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan media film adalah layarnya yang berukuran luas.apalagi dengan adanya kemajuan teknologi, layar film di bioskop-bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak. 2. Pengambilan gambar 12 Elvinaro ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung:Simbiosa Rekatama Media, 2004 Hal.136
7 15 Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extream long shot, dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk memberi kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik. Disamping itu, melalui panoramic shot, kita sebagai penonton dapat memperoleh sedikit gambaran, bahkan mungkin gambaran yang cukup tentang daerah tertentu yang dijadikan lokasi film sekalipun kita belum pernah berkunjung ke tempat tersebut. 3. Konsentrasi penuh Dari pengalaman kita masing-masing, disaat kita menonton film di bioskop, bila tempat duduk sudah penuh atau waktu main sudah tiba, pintu-pintu ditutup, lampu dimatikan, nampak di depan kita layar luas dengan gambar-gambar cerita film tersebut. 4. Identifikasi psikologis Suasana di gedung bioskop telah membuat penghayatan kita semakin mendalam dan seringkali secara tidak sadar kita mengidentifikasikan pribadi kita dengan salah seorang pemeran dalam film itu, seolah-olah kitalah yang sedang berperan.gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis Elvinaro ardianto, Lukiati Komala. Siti Karlinah. Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2004 Hal
8 Jenis-Jenis Film Film dapat dikelompokkan pada jenis 14 : a. Film Cerita (fiksi) Film cerita merupakan film yang dibuat atau diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang dan dimainkan oleh aktor dan aktris.kebanyakan atau pada umumnya film cerita bersifat komersial.pengertian komersial diartikan bahwa film dipertontonkan di bioskop dengan harga karcis tertentu.artinya, untuk menonton film itu di gedung bioskop, penonton harus membeli karcis terlebih dulu.demikian pula bila ditayangkan di televisi, penayangannya didukungdengan sponsor iklan tertentu pula. b. Film Non Cerita (Non Fiksi) Film noncerita adalah film yang mengambil kenyataan sebagai subyeknya. Film non cerita ini terbagi atas dua kategori, yaitu : Film Faktual: menampilkan fakta atau kenyataan yang ada, dimana kamera sekedar merekam suatu kejadian. Sekarang, film faktual dikenal sebagai film berita (news-reel), yang menekankan pada sisi pemberitaan suatu kejadian aktual. Film Dokumenter: selain fakta, juga mengandung subyektifitas pembuat yang diartikan sebagai sikap atau opini terhadap peristiwa, sehingga persepsi tentang kenyataan akan sangat tergantung pada si pembuat film dokumenter tersebut. 14 Sumarno,Marseli, Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT.Grasindo.1996 hal 67
9 Komunikasi Massa Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa latin: communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. 15 Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). 16 Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. 17 Menurut Jay Black dan Federick C. Whitney, komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. 18 Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, 15 Onong Uchjana Effendy. Hubungan Masyarakat. Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2006, Hal.9 16 Ardianto, Komunikasi Massa:Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Hal.3 17 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Hal Nurudin.Komunikasi Massa. Bandung: Cespur Hal. 11.
10 18 berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Devito dalam bukunya Communicology : An Introduction to the Study of Communication, mengemukakan defenisi komunikasi massa yaitu : pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan visual. Komunikasi massabarangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya yaitu televisi, radio, surat kabar, majalah, dan film Pengertian dan Tipe Sutradara Di proses pementasan teater, penanggung jawab proses transformasi naskah lakon ke bentuk pemanggungan adalah sutradara yang merupakan pimpinan utama kerja kolektif sebuah teater. Baik buruknya pementasan teater sangat ditentukan oleh kerja sutradara, meskipun unsur unsur lainnya juga berperan tetapi masih berada di bawah kewenangan sutradara. Pada mulanya pementasan teater tidak mengenal sutradara.pementasan teater muncul dari sekumpulan pemain yang memiliki gagasan untuk mementaskan sebuah cerita.kemudian mereka berlatih dan memainkkannya di 19 Nurudin, op.cit, 21.
11 19 hadapan penonton. Sejalan dengan kebutuhan akan pementasan teater yang semakin meningkat, maka para aktor memerlukan peremajaan pemain. Para aktor yang telah memiliki banyak pengalaman mengajarkan pengetahuannya kepada aktor muda. Proses mengajar dijadikan tonggak awal lahirnya sutradara. Dalam terminologi Yunani sutradara (director) disebut didaskalos yang berarti guru dan pada abad pertengahan di seluruh Eropa istilah yang digunakan untuk seorang sutradara dapat diartikan sebagai master. 20 Menurut RobertCohen (1994) istilah sutradara seperti yang dipahami dewasa ini baru muncul pada jaman Geroge II.Seorang bangsawan (duke) dari Saxe-Meiningen yang memimpin sebuah grup teater dan menyelenggarakan pementasan keliling Eropa pada akhir tahun Dengan banyaknya jumlah pentas yang harus dilakukan, maka kehadiran seorang sutradara yang mampu mengatur dan mengharmonisasikan keseluruhan unsur artistik pementasan dibutuhkan.meskipun demikian, produksi pementasan teater Saxe-Meiningen masih mengutamakan kerja bersama antarpemain yang dengan giat berlatih untuk meningkatkan kemampuan berakting mereka. Model penyutradaraan seperti yang dilakukan oleh GeorgeII diteruskan pada masa lahir dan berkembangnya gaya realisme. AndreAntoine di Tokohcis dengan Teater Libre serta Stansilavsky di Rusia adalah dua sutradara berbakat yang mulai menekankan idealisme dalam setiap produksinya.max Reinhart mengembangkan penyutradaraan dengan mengorganisasi proses latihan para aktor dalam waktu yang panjang. GordonCraig merupakan seorang sutradara yang 20 Herman Sutanto. (2008, Agustus).Awal Mula Penyutradaraan [online]. Diakses pada tanggal 27 November 2013 dari
12 20 menanamkan gagasannya untuk para aktor sehingga ia menjadikan sutradara sebagai pemegang kendali penuh sebuah pertunjukan teater. 21 Berhasil tidaknya sebuah pertunjukan teater mencapai takaran artistik yang diinginkan sangat tergantung kepiawaian sutradara.dengan demikian sutradara menjadi salah satu elemen pokok dalam teater modern. Oleh karena kedudukannya yang tinggi, maka seorang sutradara harus mengerti dengan baik hal-hal yang berhubungan dengan pementasan.oleh karena itu, kerja sutradara dimulai sejak merencanakan sebuah pementasan, yaitu menentukan lakon. Setelah itu tugas berikutnya adalah menganalisis lakon, menentukan pemain, menentukan bentuk dan gaya pementasan, memahami dan mengatur blocking serta melakukan serangkaian latihan dengan para pemain dan seluruh pekerja artistik hingga karya teater benar-benar siap untuk dipentaskan. Sebagai pimpinan, sutradara selain bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses terciptanya pementasan juga harus bertanggung jawab terhadap masyarakat atau penonton. Meskipun dalam tugasnya seorang sutradara dibantu oleh stafnya dalam menyelesaikan tugas tugasnya tetapi sutradara tetap merupakan penanggung jawab utama. Untuk itu sutradara dituntut mempunyai pengetahuan yang luas agar mampu mengarahkan pemain untuk mencapai kreativitas maksimal dan dapat mengatasi kendala teknis yang timbul dalam proses penciptaan. 21 Herman J Waluyo, Drama Teori dan Pengajarannya. Jakarta: Hanindita Graha Widya.2001 hal. 89
13 21 Sebagai seorang pemimpin, sutradara harus mempunyai pedoman yang pasti sehingga bisa mengatasi kesulitan yang timbul.ada beberapa tipe sutradara dalam menjalankan penyutradaraanya 22, yaitu: 1. Sutradara konseptor. Ia menentukan pokok penafsiran dan menyarankan konsep penafsiranya kepada pemain. Pemain dibiarkan mengembangkan konsep itu secara kreatif.tetapi juga terikat kepada pokok penafsiran tsb. 2. Sutradara diktator. Ia mengharapkan pemain dicetak seperti dirinya sendiri, tidak ada konsep penafsiran dua arah ia mendambakan seni sebagai dirinya, sementara pemain dibentuk menjadi robot robot yang tetap buta tuli. 3. Sutradara koordinator. Ia menempatkan diri sebagai pengarah atau polisi lalulintas yang mengkoordinasikan pemain dengan konsep pokok penafsirannya. 4. Sutradara paternalis. Ia bertindak sebagai guru atau suhu yang mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasuh batin para anggotanya. Filmdisamakan dengan padepokan, sehingga pemain adalah cantrik yang harus setia kepada sutradara. 2.6 Bekal Awal Sutradara Sutradara merupakan sebuah profesi dan komitmen sekaligus.disebut profesi karena kerja seorang sutradara didasarkan atas keahlian, keterampilan, dan 22 Harymawan.Pengantar Bermain Drama.Bandung: Rosda hal 45
14 22 kreativitas di bidang film.disebut komitmen karenaprofesi sutradara bukanlah karena penunjukan atau SK sebagaimana sebuah jabatan di organisasi atau intitusi pemerintah.seorang sutradara merupakan niatan, janji, sikap, dan tanggung jawab untuk berproses kreatif dalam dunia filmsebagai seorang sutradara.oleh karena itu, seseorang menjadi sutradara bukan karena ditunjuk oleh orang lain, tetapi dia sendiri yang menunjuk dirinya untuk menjadi seorang sutradara. Sutradara adalah seorang seniman, sebagaimana seniman yang lain, yang berkarya di dunia film.dia dinilai, diberi gelar dan status, dan mengaku sebagai sutradara karena karya yang diciptakannya. Apakah dia seorang sutradara yang berkualitas, cerdas, dan kreatif akan dinilai dari karya filmyang disutradarai. Karena itu, sutradara lahir dari sebuah proses pembuatan filmdan seberapa jauh dia berkomitmen sebagai seorang sutradara. Karena ia lahir dari sebuah proses lakon dalam film, maka sutradara mesti membekali dirinya dengan pengetahuan dan kemampuan di bidangnya itu. Ada beberapa bekal awal yang harus dimiliki seorang sutradara, yaitu : 1. Seorang sutradara haruslah memiliki pengetahuan dalam film. Pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman menjadi seorang pekerja film sebelumnya, pendidikan, dan membaca.bisa saja seorang sutradara ketika masih menjadi seorang aktor, bukanlah aktor yang baik. Tetapi karena pengalamannya itu ia memiliki pengetahuan bagaimana berteater yang baik. Atau mungkin ia seorang alumni pendidikan teater lantas menjadi seorang sutradara.
15 23 2. Seorang sutradara haruslah memiliki kemampuan bersastra. Naskah drama yang akan diproses dalam pertunjukan teater merupakan genre sastra. Seorang sutradara mesti menganalisis dan menginterpretasi naskah drama yang akan digarapnya. Penafsiran dan analisis naskah drama merupakan kerja awal sebelum proses penyutradaraan berlangsung lebih lanjut. Untuk itu ia haruslah memiliki kemampuan bersastra untuk itu. 3. Seorang sutradara haruslah mempunyai konsep. Konsep dalam konteks ini adalah pandangan, keyakinan, dan sikap tentang profesi itu. Konsep itulah yang akan menuntun seorang sutradara untuk menentukan, memikirkan, dan memutuskan apa yang terbaik bagi proses kerja penyutradaraannya. Konsep seorang sutradara adalah sebuah pilihan yang diyakini dan dipandang sebagai sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi semua pihak; khususnya bagi dirinya sendiri dalam setiap prosesnya.tidak hanya seorang sutradara, semua seniman sesungguhnya memiliki konsep kesenimaannya. 4. Seorang sutradara haruslah memiliki kemampuan manajerial. Sebagai seorang pemimpin, sutradara pada dasarnya adalah seorang manajer. Dialah yang merencanakan, mengkoordinasi, mengevaluasi, mensolusi semua problema, dan mengontrol proses penggarapan pertunjukan teater. Tanpa manajemen yang baik, akan banyak hambatan dan persoalan yang muncul. Untuk itu, ia haruslah memiliki pengetahuan manajemen yang memadai sesuai kebutuhan proses kerjanya.
16 24 5. Seorang sutradara haruslah memiliki pengetahuan sosiopsikologi. Pertunjukan teater di atas panggung merupakan refleksi dari sosial dan psikologis manusia.akting, karakterisasi, dan sarana panggung merupakan simbol-simbol bermakna kontekstual. Oleh karena itu, pengetahuan sosiopsikologis akan memperkaya wawasan sutradara dalam mempersiapkan sebuah pertunjukan film/teater. 23 Banyak cara dan pendekatan yang dapat dilakukan seorang dalam membekali dan mempersiapkan dirinya untuk berproses kreatif sebagai sutradara. Itu semua bagian dari profesi dan komitmennya. 2.7 Tugas Utama Sutradara Tugas sutradara film yang utama adalah mengarahkan para aktris dan aktor untuk membawakan peran yang sesuai dengan isi script, selain itu sutradara harus mempunyai kemampuan stimulasi supaya ia mampu membimbing aktris dan aktor untuk menghidupkan peran yang dimainkan dalam film tersebut. Berikut adalah tugas utama seorang sutradara dari tahap pra produksi sampai pasca produksi: I. Tahap Pra Produksi 1. Interpretasi Skenario (Script Conference) 23 Desianti, Elyas. (2007, 27 Desember). Panduan untuk Sekedar Mencintai Dunia Film [online]. Diakses pada 29 November 2014 dari
17 25 a. Analisis skenario yang menyangkut isi cerita, struktur dramatic, penyajian informasi dan semua hal yang berhubungan dengan estetika dan tujuan artistik film. b. Hasil analisa didiskusikan dengan kepala departemen (Sinematografi, artristik, suara, editing) dan produser untuk merumuskan konsep penyutradaraan film. 2. Pemilihan Crew Sutradara dan Produser memilih dan mementukan kru yang akan terlibat di dalam produksi. 3. Casting Sutradara menentukan dan melakukan casting kepada para pemain utama dan pendukung yang dibantu oleh Asisten Sutradara dan Casting Director. 4. Latihan / Rehearsal a. Kepada pemain utama sutradara menyampaikan visi dan misinya terhadap penokohan yang ada di dalam skenario, lalu mendiskusikannya dengan tujuan untuk membangun kesamaan persepsi karakter tokoh antara sutradara dan pemain utama.
18 26 b. Sutradara melakukan pembacaan skenario (reading) bersama seluruh pemain untuk membaca bagian dari dialog dan action pemain msing masing. c. Sutradara melakukan latihan pemeranan dengan pemain utama. d. Sutradara melakukan evaluasi terhadap hasil latihan pemeranan yang telah direkam sebelumnya. 5. Hunting a. Hunting lokasi bersama Penata Fotografi, Penata Artristik, Asisten Sutradara, dan Manajer Produksi. b. Menentukan lokasi yang akan digunakan shooting berdasarkan diskusi dengan Penata Fotografi, Penata Artristik, Asisten Sutradara, dan Penata Suara. c. Sutradara memastikan lokasi berdasarkan semua aspek teknis. 6. Perencanaan shootdan blocking / planning coverage dan staging a. Sutradara merumuskan dan menyusun director shot pada setiap scene yang ada di skenario. b. Sutradara membuat ilustrasi staging pemain dan peletakan kamera ke dalam bentuk floorplan. c. Sutradara membuat storyboard dibantu oleh storyboard artist. 7. Praproduksi Final (Final preproduction)
19 27 Sutradara melakukan diskusi/evaluasi bersama-sama dengan crew dan pemain utama untuk persiapan shooting yang terkait dengan teknis penyutradaraan dan artistik. II. Tahap Produksi 1. Berdasarkan Breakdown shooting sutradara menjelaskan adegannya kepada astrada (Asisten Sutradara) dan Kru utama lainnya tentang urutan shoot yang akan diambil (take). 2. Mengkoordinasikan kepada Asisten Sutradara untuk melakukan latihan blocking pemain yang disesuaikan dengan blocking kamera. 3. Sutradara memberikan pengarahan kepada pemain apabila dirasa kurang dalam acting. 4. Sutradara mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam hal kreatif apabila ada persoalan di lapangan. 5. Melihat hasil shooting. III. Tahap Pasca Produksi 1. Bila ada catatan khusus dari editor, sutradara melihat dan mengevaluasi hasil shooting atau materi editing. 2. Melihat dan mendiskusikan dengan Editorhasilrough cut dan fine cut. 3. Melakukan evaluasi tahap akhir dan diskusi dengan penata musik tentang ilustrasi musik yang telah dikonsepkan terlebih dulu pada saat pra produksi.
20 28 4. Melakukan evaluasi dan diskusi jalannya mixing berdasarkan konsep suara yang telah ditentukan pada saat praproduksi. 5. Berdasarkan konsep warna yang telah ditentukan pada saat praproduksi, sutradara melakukan koreksi warna di studio, setelah berdiskusi dengan produser dan Penata Fotografi.
BAB II KERANGKA / DASAR PEMIKIRAN
BAB II KERANGKA / DASAR PEMIKIRAN 2.1 Film Sebagai Media Komunikasi Massa Sejak awal kemunculannya, film selalu mendapat perhatian banyak dari masyarakat tidak hanya karena teknologi yang digunakan, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada yang menonton, dan juga merupakan bagian dari media massa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini film adalah sebuah media yang sudah sangat berkembang, bukan sebagai penyaluran kreatifitas saja, tetapi juga sudah menjadi media penyampaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi Visual Komunikasi visual adalah suatu proses penyampaian pesan dimana lambang-lambang yang dikirimkan komunikator hanya ditangkap oleh komunikan semata-mata hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus. 1 Gambar bergerak adalah bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan media komunikasi massa pandang dengar dimana film mengirimkan pesan atau isyarat yang disebut simbol, komunikasi simbol dapat berupa gambar yang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. Perkembangan jaman dan teknologi ini juga berimbas kepada proses berkembangnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Wisata Lebak Muncang merupakan kawasan wisata yang berlokasi di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ditetapkan sebagai desa wisata pada tahun 2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Film merupakan media komunikasi massa pandang dengar dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan media komunikasi massa pandang dengar dimana film mengirimkan pesan atau isyarat yang disebut symbol, komunikasi symbol dapat berupa gambar yang ada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang sangat membutuhkan informasi, untuk mendapatkan informasi itu maka dilakukan dengan cara berkomunikasi baik secara verbal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan seni film mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan seni film mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat dan saat ini perfilman sudah mampu menunjukkan keberhasilannya untuk menampilkan film yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyebarkan sebuah motivasi, ide gagasan dan juga penawaran sebuah sudut pandang dibutuhkan sebuah media yang cukup efektif. Menurut Javandalasta (2011:1), dijelaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Rubinson menyatakan bahwa multimedia merupakan presentasi intrusional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, vidio dan audio, serta dapat menyediakan interaktifitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa saja yang sedang terjadi disekitarnya. Media massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan sekarang sudah menjadi sebuah industri. Media massa terdiri dari media masa cetak,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk komunikasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial bermasyarakat adalah komunikasi melalu media massa seperti surat kabar, majalah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi yang paling efektif, karena film dalam menyampaikan pesannya yang begitu kuat sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perfilman Indonesia pada saat ini adalah kelanjutan dari tradisi tontonan rakyat sejak masa trandisional, dan masa penjajahan sampai masa kemerdekaan.film adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi selama satu dekade ini sangatlah pesat khususnya komunikasi. Karena beberapa saat saja kita dapat berhubungan secara langsung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Menurut (Munir, 2012) secara umum, multimedia berhubungan dengan penggunaan lebih dari satu macam media untuk menyajikan informasi. Misalnya, video musik adalah bentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan seharihari, film memiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan Program yang Dibuat 1 Swara Liyan (TVRI) Menyajikan informasi mengenai kehidupan sehari-hari
Lebih terperinci2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi seni adalah sebagai media komunikasi, dimana dalam setiap unsur seni memiliki pesan yang ingin dikomunikasikan kepada penikmatnya, baik tersirat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk face to face maupun menggunakan alat (media). Media
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua orang tentu melakukan yang namanya komunikasi, baik dalam bentuk face to face maupun menggunakan alat (media). Media komunikasi massa sangatlah bermacam-macam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses Produksi Film Gie, penulis melakukan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah homo pluralis yang memiliki cipta, rasa, karsa, dan karya sehingga dengan jelas membedakan eksistensinya terhadap makhluk lain. Karena memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang memiliki pengaruh paling kuat dalam pembentukan sikap dan kepribadian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,
Lebih terperinciKurikulum Program Studi Televisi dan Film
Kurikulum Program Studi Televisi dan Film Semester 1 1 Pendidikan Agama 3 2 Etika Berbangsa dan Berkesenian 3 3 Dasar Seni Film 2 4 Dramaturgi 2 5 Dasar Fotografi 2 6 Sejarah Fotografi, Film dan Televisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media komunikasi pada era modern ini memungkinkan orang-orang di seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi. Hal ini terjadi karena adanya berbagai media
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sinematografi, memanfaatkan pencahayaan dan lensa serta sense of art yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perfilman tanah air kini memasuki era baru dalam segi sinematografi, memanfaatkan pencahayaan dan lensa serta sense of art yang dimiliki dari sineas-sineas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sudah menjadi alat komunikasi yang efektif didalam masyarakat Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya membuat televisi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya NO Judul Program Isi Program 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis *Dipresenteri oleh satu presenter laki laki yang
Lebih terperinciKRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012
KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012 A. Dasar Pemikiran Pada dasarnya film dapat dimaknai atau dilihat memiliki fungsi sebagai berikut: Sebagai media ekspresi seni Sebagai
Lebih terperinciProgram. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi
MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita sejak Tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi atau karya- karya sastra yang telah ada sebelumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar. mengetahui kebutuhannya. Menurut carl hovland, komunikasi adalah proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dunia terus berkembang dan Mengalami kemajuan di semua sektor kehidupan. Tak terkecuali sektor informasi dan komunikasi, dengan pertumbuhan segala jenis media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara spektakuler. Film merupakan cabang seni yang paling muda, tetapi juga yang paling dinamis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi Visual Komunikasi ini mempergunakan mata sebagai alat pengelihatan. Komunikasi visual adalah komunikasi menggunakan bahasa visual, dimana unsur dasar bahasa visual
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 FEATURE Feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendapat 2.1.1 Pengertian Pendapat Pendapat adalah menurut kamus besar bahasa Indonesia sangat sederhana: pikiran, atau pendirian. Pendapat (Opini) merupakan suatu akumulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang setiap jamannya. Film adalah sebuah produk seni yang memiliki kebebasan dalam berekspresi, juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring
Lebih terperinciMENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel
MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel Yudiaryani PENDAHULUAN Unsur yang paling mendasar dari naskah adalah pikiran termasuk di dalamnya gagasan-gagasan
Lebih terperinciBAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan medium manusia untuk mencapai sesuatu. Kita juga tidak dapat menghindari komunikasi. Dengan komunikasi kita dapat mempengaruhi seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah sebuah hakikat keberadaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini pun menjelaskan bahwa
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.8 TAHUN 1992 TENTANG PERFILMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.8 TAHUN 1992 TENTANG PERFILMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa Film sebagai media komunikasi massa pandangdengar mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa sifatnya satu arah. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yaitu sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia dengan segala kompleks persoalan hidup sebagai objeknya, dan bahasa sebagai mediumnya. Peristiwa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media Massa saat ini, telah menjadi bagian penting dalam hidup. keseharian masyarakat. setiap orang pasti pernah menonton televisi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media Massa saat ini, telah menjadi bagian penting dalam hidup keseharian masyarakat. setiap orang pasti pernah menonton televisi, mendengarkan radio, membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton atau pemirsanya. Namun fungsi film tidak hanya itu. Film juga merupakan salah satu media untuk berkomunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan
1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin atau seorang Leader tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat pada umumnya, hal ini disebabkan karena setiap manusia yang diciptakan didunia ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sajian teknisnya kepada masyarakat umum. 3 Film adalah sebuah karya cipta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar khalayak. Batasan komunikasi massa ini lebih menitikberatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang
Lebih terperinciTahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline
Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Animasi Pipeline A. Pengertian Tahapan proses animasi (Animation pipeline) Adalah prosedur atau langkah langkah yang harus dijalani seorang animator ketika membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan aspek terpenting dalam kehidupan sehari-hari agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aspek terpenting dalam kehidupan sehari-hari agar pesan yang disampaikan dapat diterima dari komunikator ke komunikan. Pada umumnya komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang bergenre komedi, horor, action, sampai romantik semua dapat dengan mudah diperoleh dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama, karena manusia berkomunikasi setiap hari. Dimana manusia sebagai mahluk sosial yang saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah sarana informasi yang menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia saat ini. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan batiniah maupun lahiriah. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya tidak selalu
Lebih terperinciPokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 4 - Join : Follow
Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME Kursus Online - Pertemuan 4 - Join : www.makinpinter.com Follow : @makinpinter 01 Komunikasi Massa Pada Perkembangan Teknologi Komunikasi massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan munculnya berbagai konflik yang berujung kekerasan karena berbagai aspek seperti politik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi sebagai suatu proses yang berkesinambungan tanpa awal dan akhir merupakan bagian dari kehidupan, secara terminologis atau menurut asal katanya dari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas lima hal sesuai dengan hasil penelitian. Lima hal tersebut yaitu 1) pembahasan terhadap upaya menyikapi kompetensi dasar tentang drama pada kurikulum 2013,
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org)
BAB 4 KONSEP 4.1. Landasan Teori dan Komunikasi. A. Desain Komunikasi Visual Salah satu fungsi Desain Komunikasi Visual itu sendiri seperti yang pernah dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org)
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina
PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Terhadap pentas drama Drakula intelek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film merupakan suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni yang kolektif, pertunjukan drama memiliki proses kreatifitas yang bertujuan agar dapat memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak.
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Karya yang dibuat dalam tugas akhir ini adalah sebuah program feature human interest, dimana feature human interest adalah sebuah feature yang menyentuh kebiasaan
Lebih terperinci