BAB II KAJIAN TEORITIS. gymnastiek (Bahasa Belanda) dan gymnastic (Bahasa Inggris) yang berasal dari

Transkripsi

1 8 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Senam Ketangkasan Menurut Mukholid (2004:151) senam merupakan terjemahan dari kata gymnastiek (Bahasa Belanda) dan gymnastic (Bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani yaitu greek yaitu gymnos artinya telanjang atau setengah telanjang, hal ini dimaksudkan agar dapat melakukan gerakan-gerakan yang bebas dan sempurna. Selanjutnya menurut Syarifudin dalam Hock (2007:3) mendefinisikan senam ketangkasan yaitu sebagai bentuk-bentuk gerakan senam yang harus dilakukan dengan kecepatan, ketepatan, kelenturan, keberanian dan kepercayaan diri dalam suatu rangkaian urutan yang terpadu. Penjelasan tersebut jelaslah bahwa senam ketangkasan adalah suatu bentuk gerakan yang memperlihatkan nilai keindahannya dan melibatkan seluruh aspek keterampilan gerak tubuh manusia. 2.2 Hakikat Teknik Dasar Teknik dasar merupakan suatu strategi atau pola dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam melakukan suatu kegiatan aktivitas agar hasil yang dicapai benar-benar maksimal. Teknik menurut Abin (2003:3) adalah suatu strategi yang dilakukan yang menuntut perhatian dan keseriusan seseorang yang ingin menguasai sesuatu, seperti pada bidang olahraga, teknik sangat menentukan keberhasilan penguasaan terhadap cabang-cabang olahraga.

2 9 Dengan demikian teknik merupakan faktor utama yang harus dikuasai oleh seorang atlet dalam menguasai bidang-bidang olahraga. Kemampuan seseorang untuk menguasai teknik dasar sangat menentukan kelanjutan latihan yang akan dilaksanakannya. Oleh sebab itu, seorang pelatih harus mampu menanamkan sikap-sikap dan perilaku patuh dan taat pada norma-norma dan aturan-aturan latihan sehingga siswa benar-benar dapat menguasai materi yang disampaikan dengan baik. Menurut Winatasaputra (2004:22) teknik diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasi suatu metode secara spesifik. Misalnya penggunaan metode latihan keseluruhan pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode praktik pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode lainnya, perlu digunakan teknik berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. 2.3 Sikap Lilin Senam Lantai Senam bertujuan untuk dapat memberikan rangsangan yang diperlukan untuk membangun cara bersikap dan bergerak dengan sewajarnya. Menurut wikipedia (2008:1) bahwa senam ialah suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan, dan keserasian gerakan fisik. Bentuk modern dari senam ialah palang tak seimbang, balok keseimbangan, dan senam lantai. Salah satu gerakan senam lantai yang

3 10 perlu dipahami oleh siswa adalah teknik gerak dasar sikap lilin. Senam merupakan kegiatan kebugaran tubuh, yang dapat dilakukan oleh semua orang termasuk siswa, mulai dibiasakan pada siswa sejak duduk di sekolah dasar. Hal ini dimaksud agar anak terbiasa melakukan aktivitas olahraga terutama senam lantai. Kemudian Menurut BSNP ( ) adalah satu bagian dari tumpuan senam sesuai dengan istilah lantai, maka gerakan-gerakan senam yang dilakukan di atas yang beralaskan matras atau permadani atau sering juga disebut dengan istilah bebas sebab pada waktu melakukan gerakan atau latihannya pesenam tidak boleh menggunakan alat atau benda. Senam lantai menggunakan area yang berukuran 12 x 12 meter, dan area 1 meter untuk menjaga keamanan. Sikap lilin merupakan sikap berdiri dengan kepala berada di bawah, sedangkan kaki lurus ke atas. Menurut Ranupraja (2008:10-11) Sikap lilin adalah suatu keadaan di mana posisi kaki berada di atas dan kepala berada di bawah dengan kedua tangan berada di sisi kepala. Menurut BSNP (2006:33) Sikap lilin merupakan sikap tidur terlentang kemudian kaki diangkat ke atas (rapat) bersama-sama, pinggang ditopang kedua tangan dan pundak tetap menempel pada lantai, dalam melakukan sikap lilin kekuatan otot perut berfungsi kedua tangan menopang pinggang. Cara melakukan gerakan sikap lilin sebagai berikut : 1) Tidur terlentang kedua tangan di samping badan pandangan ke atas 2) Angkat kedua kaki lurus ke atas dan rapat 3) Yang menjadi landasan adalah seluruh pundak dibantu kedua tangan menopang pada pinggang

4 11 4) Pertahankan sikap ini beberapa saat Sebelum melakukan latihan senam lantai sikap lilin dapat dilakukan untuk menambah berat beban latihan melalui bentuk gerakan yang dilakukan. Kango (2007: 2) Mengemukakan bahwa sikap lilin merupakan salah satu kegiatan senam dasar yang lebih menitikberatkan pada kekuatan leher dan kedua tangan. Sikap ini dilakukan dengan cara : 1) Berdiri tegak, kedua tangan lurus di samping badan 2) Angkat kedua tangan ke depan bungkukan badan, letakkan kedua telapak tangan di atas matras, 3) Sentuhkan kepala kematras 4) Angkat kedua kaki ke atas secara berlahan 5) Ulangi sampai beberapakali Bila dalam melakukan sikap lilin belum bisa dilakukan secara mandiri maka seorang pelatih atau guru perlu dibantu peserta didik untuk melakukan sikap lilin tersebut sampai peserta didik tersebut dapat melakukan secara mandiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap lilin adalah kegiatan untuk melatih kekuatan tubuh dengan melakukan kegiatan berdiri tegak ke atas dengan posisi kepala berada di bawah melalui serangkaian teknik yang berurutan dan terstruktur dengan baik. Kemampuan siswa untuk melakukan teknik sikap lilin perlu dilakukan melalui latihan yang kontinyu. Indra (2006:4) Mengemukakan bahwa untuk dapat melakukan sikap lilin dengan baik, maka teknik dasar perlu dikuasai oleh siswa. Teknik dasar tersebut adalah

5 12 1) Melakukan pemanasan (warning up) selama menit untuk melenturkan dan menyesuaikan tubuh dengan kondisi alam. 2) Bersikap baik seperti diisyaratkan dalam gerakan yang akan dilakukan, 3) Melakukan gerakan sesuai dengan gerakan yang sebenarnya 4) Melakukan pemanasan akhir Lanjut Herman (2005:45) Mengemukakan bahwa terdapat gerakan sikap lilin mempunyai manfaat yang sangat penting bagi tubuh manusia. Manfaat tersebut adalah: 1) Melatih kekuatan tubuh, terutama tangan dan pinggang 2) Meningkatkan konsentrasi 3) Meningkatkan kelenturan tubuh 4) Membiasakan diri untuk melakukan gerakan-gerakan secara berurutan 5) Membimbing siswa untuk melakukan teknik-teknik gerakan sikap lilin dengan baik Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa gerakan sikap lilin merupakan serangkaian gerakan yang berurutan dan terstruktur dengan baik dan mempunyai manfaat penting bagi kesehatan tubuh dan pikiran manusia. 2.4 Hakikat Metode Latihan Secara sederhana latihan dapat dirumuskan yaitu segala daya dan upaya untuk meningkatkan secara menyeluruh kondisi fisik dengan proses yang sistematis dan berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban, waktu, atau intensitasnya dengan tujuan meningkatkan volume oksigen (Vo 2 Max) di dalam tubuh untuk dimanfaatkan dalam menstimulirkerja jantung dan paru-paru

6 13 sehingga dapat bekerja lebih efisien, makin banyak oksigen dalam tubuh makin tinggi pula daya kemampuan kerja alat-alat tubuh. Menurut Widiyarni (2008:11) bahwa metode latihan disebut metode training, di mana metode tersebut merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Demikian pula menurut Pate yang diterjemahkan oleh Dwidjonoto dalam Ariyanto (2005:07) bahwa gaya atau metode latihan merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latiahn-latihan terhadap apa yang dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Metode latihan merupakan suatu pola pengajaran yang membentuk atau membina pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui kegiatan melakukan atau mengerjakan suatu dengan berulang-ulang sehingga tercapai suatu asosiasi yang mengkondisikan antara stimulus dan respon tertentu dan bersifat permanen. Metode ini menekankan upaya pembentukan pengetahuan sikap dan ketrampilan pada proses pengulangan kegiatan atau perbuatan tertentu. Metode ini diharapkan dapat menyiapkan tenaga-tenaga yang akan melaksanakan tugas khusus yang dispesifikasikan secara tajam. Faktor yang menunjang menggunakan metode latihan ini di samping tepat untuk membentuk pengetahuan, juga karena didukung oleh perangkat pembelajaran yang menunjang kesuksesan belajar siswa sehingga memberikan keuntungan bagi tenaga pendidik untuk mengaplikasikan metode ini. Menurut Moenir (1995:164) bahwa latihan ada beberapa pengertian yang diberikan oleh ilmuan seperti Robert mengatakan bahwa latihan adalah suatu

7 14 proses belajar yang menghendaki kemampuan konsep, sikap atau pengetahuan dari orang-orang untuk membantu mereka mencapai tujuan. Michael menggunakan istilah latihan yang digunakan di sini menunjukkan suatu proses peningkatan sikap kemampuan dan kecakapan dari seseorang untuk menyelenggarakan aktivitas tertentu. Kemudian menurut Dale Yoder, latihan berarti mendidik dalam arti sempit, terutama dengan cara instruksi, berlatih dan disiplin. Hal ini dipandang sebagai pelaksanaan penting untuk perbaikan kemampuan dan dari sini mempelajari bagaimana melaksanakan aktivitas tertentu. Lebih lanjut dikemukakan Wexley dan Yulk (1976; 282) bahwa Training are terms referring to Planned efforts designedte facilitate the acquisition of relevant skills, knowledge, and attitudes by or organizational members. Latihan adalah istilah-istilah yang menyangkut usaha-usaha yang berencana yang diselenggarakan agar dicapai penguasaan akan keterampilan. Pengetahuan dan sikap-sikap yang relevan terhadap aktivitas yang akan dilaksanakan, sementara itu terdapat pendapat-pendapat lain mengenai latihan, misalnya yang dikemukakan, pengertian latihan sebagai : Devoloping Focuses More On Improving The Decision-Making And Human Relations Skills Of Middle And Upper Level Management, While Training Involves Lower Levelnemployees And Presentation Of A More Factual And Narrow Subyect Matter. Pendapat di atas didukung oleh Sikula (1976) seperti dikutip dalam Munandar (1978; 22) sebagai berikut : training adalah proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur

8 15 sistematis dan terorganisir, di mana tenaga kerja non-manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan-tujuan tertentu. Dengan demikian latihan merupakan suatu kegiatan yang perlu dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan aktivitas. Latihan dapat diberikan secara kontinyu kepada siswa untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan terhadap sesuatu objek yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa tersebut. Salah satu latihan yang perlu dilaksanakan dalam proses pembelajaran adalah latihan terbimbing latihan. Terbimbing menurut Sutrisno (2008; 2-3) sering kali dianggap sebagai instruksi bertingkat seperti sebuah tangga. Tujuan dari latihan terbimbing adalah memberikan bantuan kepada anak agar nantinya bisa menggunakan keterampilan tersebut secara mandiri. Dalam tahap ini guru memegang kendali atas kelas dan melakukan pengulangan-pengulangan. Guru mendesain aktivitas sedemikian rupa sehingga siswa dapat melatih keterampilannya secara mandiri, misalnya berupa gerakan sikap lilin. Jika langkah pertama telah diajarkan secara efektif, maka diharapkan siswa akan mampu menyelesaikan tugas atau aktivitas ini 95% - 100%. Latihan terbimbing tidak berarti sesuatu yang menantang, melainkan sesuatu yang dapat melatih keterampilan yang telah diajarkan. Lebih lanjut Sutrisno (2008:4) mengemukakan bahwa langkah-langkah latihan adalah : 1) Memberikan informasi tentang tujuan latihan yang dilaksanakan 2) Memberikan contoh tentang sesuatu yang akan dilatih seseorang

9 16 3) Mengamati langsung latihan yang dilaksanakan 4) Memberikan petunjuk kepada seseorang yang mengalami kendala dalam melaksanakan latihan 5) Memberikan penguatan-penguatan tertentu 6) Memberikan ganjaran-ganjaran yang positif bagi yang tidak melaksanakan latihan dengan baik 7) Menerapkan disiplin dalam melaksanakan latihan Menurut Ranupandojo dan Husna (1995:77) arti latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas. Westerman dan Donoghue (Dalam Nengah, 1999:31-32) memberikan pengertian latihan adalah usaha pengembangan pola sikap, pengetahuan, keahlian yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat melaksanakan aktifitas secara memadai. Selanjutnya oleh Sikula (dalam As ad 1995:70) Mengatakan training adalah proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja non manejerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan-tujuan tertentu. Hal itu senada juga dengan yang dikemukakan Guterman (2001:2-3), bahwa latihan pada hakekatnya adalah proses pembelajaran. Oleh karena itu, untuk melatih siswa, dibutuhkan pengetahuan tentang bagaimana orang belajar. Dengan demikian, latihan merupakan suatu proses pendidikan kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara berulang untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan aktivitas tertentu. Latihan yang baik dalam pembelajaran akan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melaksanakan

10 17 aktivitas yang sama. Latihan yang dimaksud merupakan pembiasaan terhadap peserta didik untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas dengan kemandirian yang dimilikinya tanpa bantuan orang lain. Selain itu, latihan membutuhkan konsentrasi dan perhatian dari peserta didik sebagai pelajar maupun guru sebagai pembimbing belajar. Peserta didik diberikan pembinaan dan pengarahan dalam melaksanakan latihan. Semakin baik pembinaan yang dilakukan oleh guru, maka akan semakin meningkat kemampuan peserta didik. Dalam proses pembelajaran, latihan dapat digunakan untuk meningkatkan teknik dasar gerakan sikap lilin pada senam lantai. Langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah 1) Mengimformasikan kepada siswa tentang apa yang akan dilaksanakan oleh siswa sehubungan dengan materi pelajaran yang harus dikuasai, khususnya tentang latihan yang akan dilakukan 2) Membersihkan lapangan atau ruangan sebagai tempat untuk melakukan latihan 3) Memberikan arahan-arahan kepada siswa sebelum melakukan latihan 4) Memberikan pemanasan kepada siswa 5) Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil 6) Memberikan contoh melakukan sikap lilin 7) Mengamati latihan yang dilakukan oleh siswa 8) Memberikan bimbingan kepada siswa 9) Memberikan penguatan 10) Melakukan latihan secara berulang-ulang

11 18 Lamanya latihan dilaksanakan perlu diketahui jika intensitas latihan lebih berat, maka waktu latihan dapat lebih pendek dan sebaliknya jika intensitas latihan lebih pendek dan kecil, maka waktu latihan lebih lama untuk mendapatkan hasil latihan yang cukup. Agar latihan bermanfaat terhadap kesegaran jasmani maka waktu latihan minimal berkisar menit dalam daerah latihan (training zone). Bila intensitas latihan berada pada batas bawah daerah latihan sebaiknya menit. Sebaliknya bila intensitas latihan berada pada batas atas daerah latihan maka latihan sebaiknya antara menit. Pentahapan latihan : 1) Warm up selama 5 menit, menaikan denyut nadi perlahan-lahan sampai training zone 2) Latihan selama menit, denyut nadi dipertahankan dalam training zone sampai tercapai waktu latihan. Denyut nadi selalu di ukur dan disesuaikan dengan intensitas latihan 3) Cool down selama 5 menit, menurunkan denyut nadi sampai lebih kurang 60% dari denyut nadi maksimal (Tudor,1988:132). Lebih lanjut Tudor (1988:133) mengemukakan bahwa frekwensi latihan ini berhubungan erat dengan intensitas dan lamanya latihan. Dari penelitianpenelitian disimpulkan bahwa 4 kali latihan perminggu lebih baik dari 3 kali latihan, dan 5 kali latihan sama baik dengan 4 kali latihan. Bila melaksanakan latihan 3 kali seminggu maka sebainya lama latihan ditambah 5-10 menit. Bila latihan 1 sampai 2 kali perminggu ternyata tidak efektif untuk melatih sistem cardio vascular (sistem peredaran darah) kita dan tak dapat pula memelihara kesegaran jasmani yang telah dicapai.

12 19 Masalah yang timbul dari adanya latihan adalah (1) latihan dengan intensitas/dosis yang terlalu ringan tidak akan membawa pengaruh terhadap peningkatan kesegaran jasmani (2) bila terjadi rasa aneh pada jantung, berdebar berlebihan, merasa pusing, mendadak keluar keringat dingin, merasa akan pingsan, detak jantung teralu cepat 5-10 menit setelah latihan, sesak nafas 5-10 menit setelah latihan, merasa mual atau muntah selama/sesudah latihan, merasa capek/lelah sekali sesudah latihan, susah tidur pada malam harinya maka gejala ini menampakkan bahwa latihan yang dilakukan terlalu berat atau belum sesuai dengan kondisi fisik anda, dan sebaiknya intensitas latihan dikurangi sampai lebih kurang 70% denyut dari denyut nadi maksimal Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa latihan yang teratur disertai dengan kondisi fisik yang baik akan meningkatkan kemampuan seseorang dalam melaksanakan kegiatan. Dalam latihan gerak dasar sikap lilin seseorang dapat melaksanakan latihan secara kontinyu dengan memperhatikan aturan-aturan yang berlaku sehingga latihan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. 2.5 Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian pada kajian teori, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika digunakan metode latihan dalam pembelajaran maka kemampuan gerak dasar sikap lilin pada senam lantai akan meningkat. 2.6 Indikator Keberhasilan Yang dimaksud dengan indikator kinerja dalam penelitian ini adalah: apabila 85% dari 15 orang siswa memperoleh nilai di atas 86 atau menunjukkan

13 20 penguasaan terhadap teknik gerak dasar sikap lilin pada senam lantai melalui metode latihan dalam proses pembelajaran.