BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penderita hipertensi di dunia mencapai 1 milyar orang. Laporan WHO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penderita hipertensi di dunia mencapai 1 milyar orang. Laporan WHO"

Transkripsi

1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita hipertensi di dunia mencapai 1 milyar orang. Laporan WHO menyatakan bahwa hipertensi merupakan risiko kesehatan global nomor 1 penyebab kematian dini manusia. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah arteri secara persisten, seorang dinyatakan menderita hipertensi jika mengalami peningkatan TD berdasarkan standar yang diukur dalam rentang waktu yang berbeda (Saseen & MacLaughlin, 2008). Hipertensi bertanggung jawab atas 12.8% (7.5 juta) mortalitas global atau penyebab kematian nomor 1 di dunia, serta menjadi penyebab berkurangnya kemampuan atau Disability- Adjusted Life Years (DALYs) sebesar 3,8% (WHO, 2009a). Pengendalian tekanan darah (TD) suboptimal (sistolik >115mmHg) bertanggung jawab atas 62% penyakit serebrovaskular, 49% penyakit jantung iskemik, dan 49% kasus gagal jantung (Chobanian et al., 2003). Hipertensi menyebabkan 51% mortalitas serebrovaskular dan 45% mortalitas penyakit jantung iskemik (WHO, 2009a). Prevalensi penderita hipertensi Indonesia tinggi, berdasarkan hasil survei Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 oleh Balitbangkes populasi di atas 15 tahun yang mengalami hipertensi adalah 31.7% untuk tingkat nasional dan 35.8% untuk Yogyakarta (Rahajeng dan Tuminah, 2009), sedangkan prevalensi berdasarkan penelitian secara acak pada 3080 subyek di atas 40 tahun dari berbagai kota di Indonesia didapatkan proporsi sebesar 58% (Setiati & Sutrisna, 2005).

2 2 Populasi dunia termasuk Indonesia menghadapi permasalahan pertambahan jumlah penduduk usia tua. Umur merupakan faktor penting penyebab hipertensi. Hipertensi dialami oleh kurang lebih 50% populasi berumur tahun dan 75% populasi berumur 70 tahun ke atas. Meskipun hipertensi terkait faktor umur, tidak ada perbedaan target terapi hipertensi di antara semua kategori umur penderita dewasa di atas 18 tahun, yaitu TD sistolik/diastolik 140/90mmHg untuk penderita tanpa komplikasi dan 130/80mmHg untuk penderita dengan komorbiditas diabetes mellitus (DM), komplikasi kardiovaskular, dan nefropati. Tekanan darah (TD) di atas 115/75mmHg, pada setiap peningkatan TD 20/10mmHg pada kelompok umur yang sama menyebabkan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular (infark miokard dan penyakit stroke) sebesar 2 kali lipat dan setiap peningkatkan umur pada level TD yang sama terjadi peningkatan risiko kardiovaskular pula. Uji klinik menunjukkan pemberian antihipertensi secara substansi menurunkan risiko kejadian dan kematian kardiovaskular (Chobanian et al., 2003). Bukti ilmiah menunjukkan efikasi pemberian antihipertensi yang tepat berhasil mengendalikan TD dan memperbaiki luaran penyakit kardiovaskular, sehingga hipertensi dikelompokkan sebagai faktor risiko CVD yang dapat dimodifikasi. Fakta klinis yang ditemui di lapangan, efektivitas antihipertensi yang belum memadai. Meskipun perkembangan antihipertensi mengalami kemajuan, penderita hipertensi yang terkendali TDnya belum memuaskan 27% (Wu et al., 2009) dan 66% yang relatif tinggi (Wyatt et al., 2008). Temuan Setiati dan Sutrisna (2005) 37.2% penderita hipertensi 40 tahun bahkan tidak

3 3 mendapatkan terapi antihipertensi. Lewis et al. (2010) menemukan >50% pasien hipertensi, >50% responden berisiko dan >33% responden dengan kejadian CVD baru tidak menggunakan obat CVD sesuai panduan. Hal ini disayangkan, karena hipertensi merupakan kondisi yang dapat dikendalikan dengan tersedianya terapi hipertensi yang sudah sedemikian maju. Terapi hipertensi belum memuaskan karena adanya beberapa faktor penghambat pengendalian TD. Hambatan tersebut merupakan implementasi dan interaksi multifaktor. Multifaktor tersebut dikelompokkan menjadi (1) sistem layanan kesehatan, (2) faktor pasien, dan (3) faktor dokter (Ogedegbe, 2008). Sistem layanan kesehatan yang kurang menunjang pelayanan penderita hipertensi merupakan faktor yang berpengaruh pada luaran terapi, salah satu di antaranya faktor asuransi kesehatan. Pasien rawat jalan yang memiliki asuransi kesehatan mempunyai akses pelayanan kesehatan yang lebih baik. Terapi hipertensi yang memadai dapat menghindari pasien dari komplikasi berbagai penyakit dan kemungkinan masuk rumah sakit yang mahal harganya (Wagner et al., 2008). Dalam pengendalian TD faktor dokter dan pasien lebih berpengaruh daripada faktor sistem layanan kesehatan. Salah satu buktinya pengendalian TD pada kelompok dengan asuransi yang ternyata belum memuaskan (Ogedegbe, 2008). Faktor pasien yang utama dalam pengendalian TD adalah ketaatan penderita hipertensi (Payne et al., 2008; Chen et al., 2010a.) dan keberlanjutan (persistent rate) menjalani terapi (Lachaine et al., 2008). Intervensi untuk meningkatkan ketaatan pasien meminum obat perlu menyertai program intensifikasi terapi (Ho et al., 2008).

4 4 Faktor dokter terpenting adalah inersia klinis (clinical inertia) atau kegagalan dokter memulai terapi dan kurangnya usaha IT (Ogedegbe, 2008). Meningkatkan IT 50% per tahun menambah proporsi pengendalian TD pasien dari 45.1% menjadi 65.9% (Okonofua et al., 2006). Intensifikasi merupakan permasalahan pasien yang sudah taat dalam penggunaan antihipetensi tetapi belum mencapai target terapi (Schmittdiel et al., 2008; Rose et al.,2009a; Maddox et al.,2010). Peranan dokter paling dominan dalam hal inersia klinis atau IT (O Connors et al., 2005). Intensifikasi dihubungkan dengan luaran terapi yang lebih baik secara simultan dengan adanya ketaatan pasien maupun tanpa ketaatan pasien (Rose et al., 2009a; Vigen et al.,2012) sedangkan ketaatan hasilnya tidak konsisten terhadap pengendalian TD pada pasien jantung koroner/coronary artery diseases/cad (Maddox et al., 2010). Hal serupa ditemukan Wei et al., (2008) bahwa keberhasilan terapi tidak pasti dikarenakan faktor ketaatan tetapi lebih tergantung jenis obat yang digunakan. Faktor ketaatan saja kurang memadai dalam menjelaskan hasil yang buruk pada pasien taat. Permasalahan IT lebih sering dijumpai dibandingkan dengan ketaatan terapi (Schmittdiel et al., 2008). Intensifikasi terapi hipertensi dihubungkan dengan pengendalian TD yang lebih baik, bahkan pada beberapa penelitian IT melebihi dampak ketaatan terapi. Intensifikasi memperbaiki pengendalian TD meskipun tidak disertai ketaatan (Rose et al., 2009a). Fakta di klinis hanya 13% pasien yang mendapat IT saat kunjungan ke layanan primer (Bolen et al., 2008).

5 5 Dari 13 jurnal yang menganalisis hubungan IT dan pengendalian TD, hasilnya adalah 11 hubungan positif, 1 netral, dan 1 negatif, misalnya penelitian menyatakan peningkatan IT 0.1 dalam 10 kunjungan menurunkan 2.00mmHg TD sistolik Rose et al. (2009a). Penelitian lain menemukan IT dalam periode 2 tahun menurunkan proporsi pasien dengan TD 160/90mmHg dari 59.6% menjadi 35%; (Berlowitz et al., 1998); menurunkan inersia terapi 50% (meningkatkan IT 50%) dalam 1 tahun memperbaiki proporsi pengendalian TD dari 45.1% menjadi 65.9% (Okonofua et al., 2006); pemberian umpan balik dan rekomendasi pada dokter memperbaiki pengendalian HbA1C dalam 3 tahun dari 21% menjadi 30% (Ziemer et al., 2006); peningkatan IT sebesar 0.1 memperbaiki kelompok pasien TD buruk (bad controlled) menjadi baik pada TDS 120mmHg sebesar 30% pasien (Maddox et al., 2010); dan pengaruh pemberian informasi terstruktur dan umpan balik pada dokter 1 tahun memperbaiki kendali TD 4.3% (Lűders et al., 2010). Intensifikasi terapi termasuk salah satu perilaku dokter dalam menjalankan profesinya. Perilaku dan perubahan perilaku merupakan aspek utama manajemen diri pasien penyakit kronis (Serlachius & Sutton, 2009). Intervensi dapat dilakukan untuk memperbaiki perilaku seseorang dan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Pada penelusuran 13 studi pemberian umpan balik kepada dokter hasilnya 12 studi menunjukkan hasil positif dengan intensitas efek bervariasi dari ringan sampai kuat. Intensifikasi terapi dan terapi berbasis bukti (evidence based medicine) menggunakan obat atau bentuk sediaan obat hipertensi yang relatif baru, konsekuensinya terapi tersebut lebih tinggi biayanya meskipun bersifat cost

6 6 effectiveness (Brookes, 2004). Program asuransi merupakan salah satu solusi sumber daya pembiayaan kesehatan dan antisipasi kenaikan biaya terapi yang berlangsung terus-menerus. Program asuransi kesehatan pada beberapa penelitian berhasil meningkatkan ketaatan dan menurunkan luaran yang bersifat negatif (Barron et al., 2008; Tjia & Briesacher, 2008; Wagner et al., 2008). Pemberian umpan balik TD penelitian ini bertujuan meningkatkan IT hipertensi dan dipilih pasien ASKES. Pemilihan pasien Askes meniadakan pengaruh faktor sistem pelayanan kesehatan terutama sistem pembiayaan dan perbedaan latar belakang sosial ekonomi. Obat pasien yang terdapat dalam DPHO dijamin Askes tanpa ada pembebanan pada pihak pasien dan hampir semua obat hipertensi/kardiovaskular sudah dimasukkan dalam DPHO ASKES. Intensifikasi terapi hipertensi memperbaiki luaran terapi, yaitu pengendalian TD yang lebih baik. Dampak tersebut dapat diukur dengan beberapa parameter Farmakoepidemiologi berupa proporsi pasien yang mendapatkan IT, perubahan TD, proporsi pasien di atas target TD, Odds Ratio IT vs. pencapaian target TD dan beberapa parameter efektivitas biayanya. Hipertensi merupakan penyakit kronis yang mahal harganya. Di USA (2003) biaya tahunan mencapai $50.3 milyar terdiri $37.2 milyar biaya terapi langsung (biaya antihipertensi sebanyak $17.8 milyar) dan $13.1 milyar tidak langsung meliputi $7 milyar dan $6.1 milyar biaya karena kehilangan produktivitas disebabkan sakit dan meninggal dunia. Biaya yang disebut di atas diperkirakan lebih rendah dari nilai sesungguhnya karena morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular yang disebabkan hipertensi seringkali tidak

7 7 dilaporkan. Biaya tahunan untuk CVD versi AHA adalah $351.8 milyar terdiri dari biaya langsung terkait terapi $209.3 milyar dan $142.5 milyar biaya tidak langsung (Elliott, 2003; Esposti et al., 2004). Mahalnya terapi hipertensi dan keterbatasan sumber daya terapi memunculkan derivat Farmakoepidemiologi yaitu Farmakoekonomi. Analisis Farmakoekonomi diperlukan dalam pengaturan dan evaluasi sistem pelayanan kesehatan termasuk sistem pendanaan, managemen suplai dan distribusi dalam penanganan terapi hipertensi dan konsekuensinya. Intervensi terapi dan IT dapat memberikan efektivitas biaya berdasarkan analisis farmakoekonomi. Intensifikasi terapi menyebabkan perbedaan biaya terapi. Perbedaan jenis terapi dapat dianalisis efektivitas biayanya (Walley et al., 2004; Wiedenmayer, 2006). Adanya IT dapat diasumsikan setara dengan perbedaan dan dapat dianalisis luaran terapi dibandingkan biaya. Berbagai metode telah diterapkan pada penelitian klinis tentang perilaku pasien dan dokter/profesional kesehatan, termasuk di dalamnya penelitian yang menggunakan umpan balik dan rekomendasi target TD (Lűders et al., 2010 dan Ziemer et al., 2006), namun tidak ditemukan penelitian yang dilanjutkan dengan analisis hubungan antara perubahan nilai IT dengan perubahan biaya yang ditimbulkan. Parameter CEA umumnya digunakan untuk mengukur efektivitas biaya dari dua jenis terapi yang berbeda terhadap luaran. Efektivitas biaya dengan adanya IT belum pernah diukur berdasarkan hasil penelusuran referensi yang ada. Upaya pemberian umpan balik untuk meningkatkan nilai intensifikasi terapi bertujuan memperbaiki luaran terapi subjek. Berdasarkan hasil penelusuran

8 8 referensi pemberian umpan balik kepada dokter juga berdampak positif. Penelitian ini dilakukan pada pasien Indonesia yang berbeda latar belakang dan setting klinisnya dengan yang ada dalam referensi, oleh sebab itu perlu juga dilakukan penelitian untuk menggali akseptabilitas dokter terhadap upaya umpan balik TD yang telah dilakukan. Akseptabilitas dokter dievaluasi secara deskriptif. Berdasarkan uraian di atas dilakukan penelitian: Pengaruh Pemberian Umpan Balik Tekanan Darah kepada Dokter terhadap Intensifikasi dan Luaran Terapi Pasien Askes Hipertensi: Kajian Farmakoepidemiologi. B. Rumusan Masalah Hipertensi dialami oleh lebih 1 milyar populasi dunia. Prevalensi hipertensi di Indonesia 31.7%-58%. Ketersediaan obat antihipertensi relatif banyak, namun faktanya pencapaian target TD pasien hipertensi belum optimal. Faktor penghambat pengendalian hipertensi terdiri dari 3 faktor, yaitu faktor pertama dari pasien yang dominan adalah faktor ketaatan, faktor kedua berasal dari dokter (profesional kesehatan) yang dominan adalah IT, dan terakhir faktor sistem pelayanan kesehatan. Dari ketiga faktor tersebut IT merupakan faktor yang paling utama. Intensifikasi terapi memperbaiki luaran pasien hipertensi tetapi hanya 13% (Bolen et al., 2008) dan 31-34% (Heisler et al., 2008) dokter yang memberikan IT. Intensifikasi terapi terkait dengan penurunan TD pasien (Okonofua et al., 2006; Ziemer et al., 2006; Rose et al., 2009a; Zikmund-Fisher et al., 2009; Maddox et al., 2010; Vigen et al., 2012). Penurunan TD dari penelitian sebelumnya menurunkan baik mortalitas maupun morbiditas penyakit CVD.

9 9 Intensifikasi terapi menambah jumlah item atau dosis obat, diprediksi akan meningkatkan biaya terapi obat, tetapi IT memperbaiki luaran sehingga sampai waktu tertentu akan mengurangi biaya obat terapi total. Metode pemberian umpan balik TD pasien yang disertai informasi target TD kepada dokter diharapkan dapat meningkatkan skor IT, selanjutnya IT meningkatkan luaran terapi berupa penurunan TD sistolik, serta memberikan efektivitas biaya terapi hipertensi. Pemberian umpan balik kepada dokter diharapkan dapat mempengaruhi perilaku IT dokter. Pemberian umpan balik dilakukan berulang sebanyak 4 kali meningkatkan intensitas pemberian umpan balik dokter. Dampak pemberian umpan balik diamati selama durasi 8 bulan. C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, penelitian tinjauan farmakoepidemiologi ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian berikut: 1. Pertanyaan primer penelitian: apakah pemberian umpan balik TD kepada subyek dokter meningkatkan efektivitas biaya (cost effectiveness)? 2. Pertanyaan sekunder penelitian: (a). apakah pemberian umpan balik TD kepada dokter meningkatkan intensifikasi terapi pada subyek dokter Perlakuan? (b). apakah intensifikasi terapi meningkatkan pengendalian TD pasien Perlakuan? (c). apakah akseptabilitas subyek dokter baik terhadap program pemberian umpan balik untuk peningkatan intensifikasi terapi yang telah dilaksanakan?

10 10 D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas biaya terapi pasien Askes hipertensi karena pengaruh pemberian umpan balik TD kepada subyek dokter, mengevaluasi pengaruh umpan balik terhadap perubahan nilai IT dan pengendalian TD, serta mengevaluasi akseptabilitas subyek dokter terhadap program pemberian umpan balik dan IT yang telah dilaksanakan. 2. Tujuan khusus a. Mengevaluasi efektivitas biaya berdasarkan peningkatan biaya vs. perubahan TDS dan perubahan nilai IT antara kelompok Perlakuan dan Kontrol. Membandingkan besar biaya terapi berdasarkan faktor komorbid, umur, RS, MPR, dan IT; membandingkan biaya dan proporsi kumulatif pasien yang menggunakan biaya tersebut; melakukan analisis sensitivitas ICER; melakukan korelasi variabel-variabel penelitian, yaitu: pemberian umpan balik, faktor komorbiditas, ketaatan pasien, intensifikasi terapi, TD akhir, dan rerata TD terhadap biaya antihipertensi, obat CVD, dan biaya total. b. Mengevaluasi pengaruh pemberian umpan balik kepada subyek dokter terhadap perubahan nilai intensifikasi terapi pasien Perlakuan vs. Kontrol, mengukur odds ratio pengendalian TD antara pasien Perlakuan vs. Kontrol, dan mengamati perubahan terapi pasien. c. Mengevaluasi pengaruh nilai IT terhadap pengendalian TD pasien hipertensi. Mengobservasi perubahan luaran terapi berdasarkan adanya komorbid,

11 11 ketaatan (MPR), umur, RS, IT, proporsi pasien dengan TDsistolik >20mmHg di atas target, serta proporsi pasien yang berhasil mencapai target terapi. d. Mengevaluasi akseptabilitas (penerimaan) dokter terhadap metode pemberian umpan balik TD kepada dokter yang telah dilakukan secara deskriptif. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi: 1. Masyarakat Prevalensi hipertensi di Indonesia 30-50%. Berdasarkan Riskesdas tahun 2007 hipertensi adalah faktor risiko nomor satu penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi mencapai sepertiga kematian total, yaitu: stroke terbanyak 15.4%, hipertensi 6.8%, penyakit jantung iskemik 5.1%, dan penyakit jantung lainnya 4.6%. Penelitian yang mendukung pencapaian target TD bermanfaat untuk menurunkan risiko kardiovaskular, angka kematian terkait hipertensi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Penurunan risiko menghemat biaya perawatan, biaya rumah sakit, dan biaya tidak langsung. Peningkatan kualitas hidup memberikan kesempatan bagi penderita hipertensi untuk berkarya lebih optimal, dan meningkatkan produktivitas penderita hipertensi. 2. Institusi Pada tahun 2014 Pemerintah akan menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sebagai bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Hasil penelitian yang menggunakan pasien Askes, diharapkan memberikan informasi untuk berbagai institusi kesehatan terkait IT pada pasien hipertensi khususnya dan penyakit kronis pada umumnya.

12 12 Institusi pelayanan kesehatan misalnya rumah sakit, profesional kesehatan dan penyandang dana kesehatan (perusahaan asuransi dan pemerintah) dapat memanfaatkan data farmakoepidemiologi berupa luaran terapi dan biaya karena adanya IT dalam membuat keputusan-keputusan terkait pelayanan kepada pasien hipertensi yang bersifat efektivitas biaya, misalnya yang berhubungan dengan pengelolaan obat pasien hipertensi, pembiayaan terapi, IT, luaran terapi, dan kualitas pelayanan pasien yang lebih baik. Manfaat pertama dan kedua dikategorikan sebagai manfaat praktis atau aplikatif. 3. Peneliti Peneliti farmakoepidemiologi selanjutnya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber referensi farmakoepidemiologi terutama mengenai luaran terapi dan efektivitas biaya terapi pasien hipertensi ASKES Indonesia. Manfaat ketiga merupakan manfaat teoritis. F. Keaslian Penelitian Publikasi internasional bertemakan pengendalian TD dan IT hipertensi yang dapat ditemukan lebih 300 judul penelitian baik penelitian eksperimental maupun penelitian observasional (RCT sebanyak 25 penelitian) namun penelitian IT tersebut belum pernah dievaluasi secara farmakoekonomi. Lebih dari 150 judul penelitian dengan tema intervensi pasien telah diteliti di berbagai belahan dunia. Sepanjang penulusuran referensi, selain penelitian Ferrari (2009) yang menggunakan pasien orang Indonesia sebanyak 383 orang untuk tujuan mencari alasan inersia terapi (intensifikasi terapi) dan pencapaian target TD pada pasien

13 13 non-barat di 16 negara, penelitian intervensi untuk IT hipertensi termasuk penyakit kardiovaskular lainnya belum pernah dilakukan di Indonesia. Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terkait Intensifikasi dan Intervensi dengan Penelitian yang Diusulkan Referensi Persamaan Perbedaan Ziemer et al., 2006 Pemberian umpan balik dan rekomendasi serta pengukuran dampak. Subyek pasien DM. Tidak ada analisis CEA Lüders et al., 2010 Atthobari et al., 2006 Contreras et al., 2005 Rose et al., 2009a Rose et al., 2009b Schmittdiel et al.,2008 Maddox et al., 2010 Intervensi pemberian informasi terstruktur dan umpan balik kepada dokter. Pengukuran parameter IT dan dampak terapi hipertensi. Intervensi pengiriman surat untuk meningkatkan insidensi dan prevalensi penggunaan obat antihiperlipidemia dan antihipertensi. Intervensi dengan pengiriman surat dan telepon untuk meningkatkan ketaatan pasien Intensifikasi mempengaruhi luaran terapi digunakan sebagai latar belakang penelitian dan metode (rumus) menghitung IT Penelitian yang diusulkan mengadaptasi metode IT penambahan antihipertensi sampai dengan 4 item Pasien dan IT sama dengan usulan penelitian. Penelitian ini menyatakan pengaruh IT lebih besar vs. ketaatan; penelitian ini menjadi latar belakang usulan penelitian. Tidak mengukur parameter CEA Metode dan subyek intervensi berbeda Metode dan subyek intervensi berbeda Tidak dilanjutkan pada analisis CEA Tidak ada menganalisiscea Penelitian tidak ada analisis CEA Bolen et al., 2008 Pengaruh dan prevalensi IT Tidak ada analisis CEA Berlowitz et al Okonufua et al Hubungan skor IT dengan dampak terapi Metode penelitian. Tidak menganalisis CEA Simons &Hagan, 2010 Analisis CEA karena perbedaan intervensi Subyek, target, dan metode intervensi berbeda Heidenreich et al., 2008 Mark et al., 2009 Analisis CEA karena perbedaan intervensi Analisis resampling bootstrap Penundaan terapi dengan obat second line pada subyek asuransi analog dengan penelitian menunda IT. Subyek, target, metode intervensi berbeda Tujuan metode penelitian Turchin et al., 2008 Kejadian IT karena faktor dokter Tujuan jenis dan metode penelitian Fowler-Brown et al., 2007 Subyek asuransi dan pengaruh asuransi pada luaran terapi dan risiko penyakit CVDs Jenis dan rancangan penelitian

14 14 Berapa penelitian terkait dengan topik TD atau luaran terapi CVD yang lebih baik, IT, dan/atau intervensi yang menjadi inspirasi serta menjadi sumber referensi untuk penelitian yang diusulkan ini (Tabel 1). Penelitian metode intervensi pemberian umpan balik kepada dokter, penelitian Ziemer et al. (2006) dan Lüders et al. (2010) merupakan metode intervensinya yang mendekati penelitian yang dikerjakan. Penelitian Ziemer et al. (2006) dilakukan pada pasien DM 3 tahun pada 345 residen dan 4038 pasien DM. Residen dirandom sebagai kelompok kontrol dan yang menerima computerized reminders berupa rekomendasi khusus pada setiap kunjungan serta umpan balik hasil terapi setiap 2 minggu. Penelitian Lüders et al. (2010) pemberian umpan balik pada pasien hipertensi dan perbandingan dengan intervensi pemberian informasi terstruktur. Penelitian yang diusulkan berbeda dalam hal karakteristik subyek, luaran terapi, dan adanya efektivitas biaya. Asuransi meningkatkan kesadaran, kontrol, dan luaran terapi pada risiko penyakit CVD. Pasien asuransi tidak berbeda IT secara signifikan dibandingkan yang tidak diasuransi dengan nilai p=0.19 (Turchin et al., 2008). Publikasi penelitian sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini dirangkum dalam Tabel 1. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, tetapi penelitian ini mengadopsi beberapa metode, rumus, dan batasan yang digunakan dalam penelitian tersebut. Penelitian ini berbeda terutama dalam hal rancangan penelitian, subyek penelitian, dan evaluasi efektivitas biaya sedangkan beberapa penelitian farmakoekonomi yang ada belum membahas intensifikasi terapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hipertensi merupakan salah satu penyakit dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi di berbagai belahan dunia. Prevalensi penyakit hipertensi terus meningkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian,

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah arteri secara terus menerus (Saseen & Maclaughlin, 2008). Peningkatan tekanan darah dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009). A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hipertensi merupakan penyakit kronis yang dapat merusak organ tubuh. Jumlah penderita penyakit hipertensi di dunia hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 90 mmhg.penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 90 mmhg.penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan silent killer yang secara luas dikenal sebagai penyakit kardiovaskular yang sangat umum.hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu penyakit serebrovaskuler yang paling sering terjadi sekarang ini adalah stroke. Stroke dapat didefinisikan sebagai tanda-tanda klinis yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2013). Penyakit ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akhir-akhir ini prevalensinya meningkat. Beberapa penelitian epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akhir-akhir ini prevalensinya meningkat. Beberapa penelitian epidemiologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan 90% dari semua kasus DM, yang akhir-akhir ini prevalensinya meningkat. Beberapa penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit pernapasan kronis yang merupakan bagian dari noncommunicable disease (NCD). Kematian akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling umum di jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis pada sistem sirkulasi dan

Lebih terperinci

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan faktor primer ketiga yang dapat menyebabkan lebih dari 7 juta kematian dini setiap tahunnya setelah jantung koroner dan kanker. Prevalensi hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan 140 mmhg dan

Lebih terperinci

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi atau lebih dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai tekanan darah sistolik (TDS) 140 mmhg dan tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi

Lebih terperinci

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia saat ini adalah penyakit gagal jantung (Goodman and Gilman, 2011). Menurut data WHO 2013 pada tahun 2008,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan di pembuluh darah naik secara persisten. Setiap kali jantung berdenyut maka darah akan terpompa ke seluruh pembuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta adanya perubahan paradigma kefarmasian, yaitu Pharmaceutical Care, konsekuensi dari perubahan orientasi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat kelainan sekresi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) menyebutkan bila stroke merupakan penyebab kematian nomer satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah salah satu penyakti yang mengakibatkan angka kesakian yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan faktor resiko primer penyakit jantung dan stroke. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan faktor resiko primer penyakit jantung dan stroke. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (penyakit jantung, diabetes mellitus, kanker dan penyakit paru obstruktif kronik) merupakan titik akhir dari perjalanan faktor resiko. Faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global. Masalah PTM pada akhirnya tidak hanya menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pernyataan ini diperkuat oleh data dari WHO (2014), yang menyebutkan bahwa tercatat satu milyar orang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit yang tergolong dalam non-communicable disease atau penyakit tidak menular (PTM) yang kini angka kejadiannya makin

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan penyebab kematian ketiga didunia, dengan angka mortalitas tertinggi di negara dengan pendapatan rendah sampai menengah. Dari data WHO,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita jumpai banyak orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok

Lebih terperinci

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah vaskular. Tekanan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung. BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung. Angina seringkali digambarkan sebagai remasan, tekanan, rasa berat, rasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian terhadap Penyakit Tidak Menular semakin hari semakin meningkat karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang semakin berkembang, tantangan terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa mekanisme pasar didominasi oleh organisasi kesehatan yang mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan membuahkan banyak komplikasi. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Hipertensi masih merupakan masalah kesehatan secara global. Hipertensi dapat diketahui secara dini hanya dapat melalui pemeriksaan tekanan darah. Beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular menempati urutan pertama penyebab kematian di seluruh dunia. Sebanyak 17.3 juta orang diperkirakan meninggal oleh karena penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program terapi efektif untuk diabetes mellitus membutuhkan latihan komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis, dan regimen farmakologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia dalam dekade terakhir (2000-2011). Penyakit ini menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu sindrom yang ditandai gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung lebih

Lebih terperinci

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Tekanan darah pasien

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2012, diperkirakan sebanyak 17,5 juta orang di dunia

BAB I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2012, diperkirakan sebanyak 17,5 juta orang di dunia BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2012, diperkirakan sebanyak 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler dan 85% di antaranya meninggal karena serangan jantung dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang perlu mendapatkan perhatian karena hipertensi merupakan penyakit kronik utama yang sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Selain

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau usia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di negara maju. Di negara yang sedang berkembang diprediksikan penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi yang sejalan dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi termasuk masalah yang besar dan serius karena sering tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan

Lebih terperinci

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang, secara khusus bagi masyarakat Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan

Lebih terperinci

2) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Kata Kunci: Faktor Komorbiditas, Intensifikasi Terapi, Pengendalian Tekanan Darah ***

2) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Kata Kunci: Faktor Komorbiditas, Intensifikasi Terapi, Pengendalian Tekanan Darah *** Pengaruh Faktor Komorbiditas terhadap Intensifikasi Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah (Studi Pendahuluan pada Subyek Askes Hipertensi Rumah Sakit) Rita Suhadi 1), Jarir Atthobari 2), Bambang Irawan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut,

B A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut, B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab kematian tertinggi di negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut, penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi perhatian utama secara global dalam kesehatan. Setiap tahun terjadi peningkatan kasus dengan

Lebih terperinci

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sehat secara jasmani dan rohani adalah keinginan setiap manusia moderen, di era pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah dituntut sosok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit. kronis yang disebabkan oleh gula darah tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit. kronis yang disebabkan oleh gula darah tinggi dan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gula darah tinggi dan menjadi masalah kesehatan masyarakat global. Prevalensi DM meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama.di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama.di dunia, stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama.di dunia, stroke merupakan penyebab kematian kedua, sedangkan di United States, stroke merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan kondisi yang progresif meskipun pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi diabetes menimbulkan beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang merupakan masalah kesehatan dunia yang serius. World Health Organization (WHO) memperkirakan di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang semakin sering dijumpai. Telah diperkirakan bahwa pada tahun 1990-an stroke menyebabkan 4,4 juta kematian per tahun

Lebih terperinci

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan dunia karena di berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya peningkatan angka insidensi dan prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular yang terdiri dari penyakit jantung dan stroke merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian terjadi di negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada tahap ini ditandai dengan menurunnya kemampuan kerja tubuh (Nugroho, 2007). Semakin bertambahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik 74 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik dengan hipertensi terhadap retinopati hipertensi dan gangguan kognitif yang datang berobat ke poli penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes melitus didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, disebut juga penyakit gula merupakan salah satu dari beberapa penyakit kronis yang ada di dunia (Soegondo, 2008). DM ditandai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya arus globalisasi di segala bidang dengan adanya perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan gaya hidup pada masyarakat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan penyebab peningkatan mortalitas pasien jantung (Maggioni, 2005).

I. PENDAHULUAN. merupakan penyebab peningkatan mortalitas pasien jantung (Maggioni, 2005). I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan merupakan penyebab peningkatan mortalitas pasien jantung (Maggioni, 2005). Prevalensi gagal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah diatas normal. Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. WHO (2005) melaporkan penyakit kronis telah mengambil nyawa lebih dari 35 juta orang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak diketahui (hipertensi esensial, idiopatik, atau primer) maupun yang berhubungan dengan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu mendatang jumlah golongan usia lanjut akan semakin bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian diseluruh dunia. Prevalensi PJPD di 13 Negara Eropa yaitu Australia (laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1438/Menkes/per/IX/ 2010 tentang standar pelayanan kedokteran Bab V pasal 10 ayat 4 berbunyi:

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1438/Menkes/per/IX/ 2010 tentang standar pelayanan kedokteran Bab V pasal 10 ayat 4 berbunyi: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kardiovaskuler saat ini menempati urutan pertama penyebab kematian di dunia yaitu (12,8%), negara maju 15.6% dan di negara berkembang 13,7%, (WHO,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, yang merupakan salah satu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab utama kematian secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization (WHO) melaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang menghadapi beban ganda di bidang kesehatan, yaitu penyakit menular yang masih tinggi diikuti dengan mulai meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat pertama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat pertama sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskuler saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara maju dan berkembang. Hasil penelitian Tim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi

Lebih terperinci