BAB I PENDAHULUAN. Agustus 1945, pemerintah bersama masyarakat mulai mengisi kemerdekaan
|
|
- Irwan Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah bersama masyarakat mulai mengisi kemerdekaan dengan usaha pembangunan di berbagai bidang. Hal itu dilakukan karena kemerdekaan sebenarnya bukanlah merupakan tujuan akhir, melainkan jembatan emas dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, yaitu untuk membangun masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur baik materiil maupun spiritual. Namun kenyataannya, akibat krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997, sebagian besar penduduk Indonesia kini hidup di bawah garis kemiskinan yang penyebab utamanya adalah karena mereka tidak memiliki pekerjaan (Sudrajad, 1999). Krisis ekonomi telah menyebabkan tutupnya sejumlah besar perusahaan dan menyebabkan terjadinya peningkatan angka pengangguran secara drastis (Hidayat, 2000). Indonesia, sampai saat ini, masih belum mampu secara maksimal untuk keluar dari krisis ekonomi. Bahkan secara nasional, krisis ini terkesan semakin memburuk. Hal ini mengakibatkan semakin tingginya jumlah pengangguran seiring dengan makin sempitnya lapangan pekerjaan untuk menampung para tenaga kerja baru. Padahal dari waktu ke waktu jumlah pencari kerja semakin banyak (Nasution, dkk., 2001). Tobing (2006) mengatakan bahwa pertambahan angkatan kerja baru jauh lebih besar dibanding pertumbuhan lapangan kerja produktif yang dapat diciptakan 2
2 setiap tahun. Hingga akhir tahun 2005 diperkirakan ada 12 juta orang yang menganggur, yang berarti naik hampir 11 % dari tahun sebelumnya. Ironisnya, dari total pengangguran tersebut sekitar 10 % atau hampir 1 (satu) juta orang adalah kaum intelektual yang menyandang gelar sarjana (Kasmir, 2006). H. Gamawan Fauzi, selaku gubernur Sumatera Barat, membenarkan bahwa masalah paling berat yang tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah kemiskinan, pengangguran dan sempitnya lapangan pekerjaan. Secara nasional jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 12 juta orang. Jumlah tersebut setiap tahun terus bertambah, sementara pemerintah belum mampu menyediakan lapangan pekerjaan untuk mengurangi angka pengangguran itu ( Gubernur, 2007).t Pemerintah membutuhkan adanya gerakan kemasyarakatan yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat sendiri yang dapat memberikan sumbangan positif dalam rangka mengurangi angka pengangguran ini. Fenomena pengangguran ini akan terus berkembang selama pencari kerja tetap berpikir bahwa mereka seharusnya memperoleh lapangan kerja dan tidak berpikir secara lebih bijaksana dan futuristis untuk membuka lapangan kerja sendiri, yakni dengan berwirausaha (Yulia, 2005). Menurut Ifham (2002) pemikiran yang kreatif dan inovatif dari para pencari kerja harus lebih banyak dikembangkan guna menciptakan lapangan pekerjaan. Dunia wirausaha adalah pilihan yang paling rasional dalam kondisi perekonomian yang sedang dilanda krisis dan untuk mengatasi besarnya jumlah pengangguran seperti yang terjadi sekarang ini (Hidayat, 2000). Astamoen (2005) menuturkan bahwa salah satu penyebab dari lemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah karena masih sedikitnya jumlah wirausahawan sebagai pelaku 3
3 ekonomi, antara lain sebagai pengusaha, pedagang, industrialis, dan lain-lain. Dengan banyaknya jumlah wirausahawan, dua indikator penting dalam suatu negara maju dan makmur secara ekonomi akan terpenuhi, yaitu rendahnya angka pengangguran dan tingginya devisa yang dihasilkan. Santoso (dalam Widiarto, 2004) menegaskan bahwa tidak ada satu negara pun di dunia yang bisa maju dan berkembang tanpa dukungan dunia usaha yang kuat. Kemapanan negara-negara yang ekonominya kuat tidak terlepas dari keberhasilan membangun kekuatan wirausaha karena para wirausahawan itulah yang menjadi pelaku sekaligus penggerak roda perekonomian. Rachbini (dalam Iwantono, 2002) menyebutkan bahwa suatu negara akan mencapai tingkat kemakmuran apabila jumlah wirausahawannya paling sedikit 2,5 % dari total jumlah penduduknya. Di Indonesia sendiri, keberadaan wirausahawannya diperkirakan baru sekitar 0,2 % dari jumlah penduduk. Itu artinya, Indonesia masih memerlukan banyak penggerak ekonomi di segala bidang dalam rangka mencapai kemakmuran yang dicita-citakan rakyatnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu terobosan yang menggerakkan munculnya wirausahawan baru. Gerakan itu dapat mulai diwujudkan dalam suatu lingkungan yang kecil terlebih dahulu, misalnya dari lingkungan rumah, perusahaan, pondok pesantren, dan tanpa terkecuali perguruan tinggi (Astamoen, 2005). Gerakan kewirausahaan di Indonesia sebenarnya sudah mulai digalakkan sejak tahun 1995 lalu. Pemerintah melalui INPRES No.4 tahun 1995 telah mencanangkan sebuah Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK) yang tujuannya adalah menumbuhkembangkan budaya kreatif, inovatif, di masyarakat baik kalangan dunia usaha, pendidikan 4
4 maupun aparatur pemerintah. Namun dalam perjalanannya, gerakan tersebut kurang mendapat dukungan. Memang ketika itu pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tinggi dan dukungan kepada pembentukan wirausahawan baru serta Usaha Kecil dan Menengah (UKM) hanya bersifat politis. Meski banyak seminar, rakor, lokakarya diadakan, namun pada akhirnya Inpres tersebut tidak lebih dari sekedar retorika (Silalahi, 2005).:r : Jangan Bang Apalagi dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang wirausaha identik dengan kemampuan yang dimiliki atau yang dilakukan pengusaha semata. Pandangan itu tidaklah tepat karena jiwa dan sikap wirausaha tidak hanya dimiliki pengusaha tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif, menyukai perubahan, kemajuan serta tantangan baik di kalangan pengusaha maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintahan, guru dan lain sebagainya termasuk di dalamnya mahasiswa, yang merupakan kaum intelektual bangsa (Suryana, 2003). Mahasiswa dapat menjadi pionir dalam gerakan menumbuhkan kewirausahaan di Indonesia. Dengan demikian, di masa depan, akan terjadi keseimbangan antara bertambahnya pencari pekerjaan dan bertambahnya lapangan pekerjaan baru (Astamoen, 2005). Menurut Iwantono (2002) mahasiswa berwirausaha adalah salah satu antisipasi pengangguran di masa depan. Pengangguran bertitel sarjana menjadi suatu masalah karena mereka adalah kelompok cerdik pandai yang pertumbuhannya setiap tahun jauh lebih besar daripada kesempatan kerja yang sesuai dengan pendidikan mereka. Dengan berwirausaha, maka mahasiswa kelak 5
5 akan siap bersaing dalam pasar kerja tidak sebagai pencari kerja tetapi pencipta kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Baumassepe (dalam Ifham, 2002) berpendapat adalah sangat masuk akal bagi mahasiswa dengan atribut yang dimilikinya untuk berpola pikir sebagai seorang wirausahawan. Mahasiswa memiliki sikap berkorban dan berani mengambil resiko terhadap cita-cita yang diperjuangkannya, juga berpengetahuan dan berpandangan luas. Mahasiswa adalah golongan intelektual karena lahir dari tempat-tempat yang menjadi sumber ilmu pengetahuan (perguruan tinggi). Dengan bekal pengetahuan dan ilmu yang dimiliki setidaknya menjadi embrio untuk lahir menjadi wirausahawan sejati. Inilah saatnya, mahasiswa ditantang untuk menjadi agen perubahan di bidang ekonomi maupun di berbagai bidang kehidupan masyarakat lainnya. Lebih lanjut Ifham (2002) mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan alternatif pilihan yang tepat bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya. Malah sebenarnya, mahasiswa telah melakukan kegiatan atau perilaku yang sesuai dengan ciri-ciri seorang wirausahawan. Perilaku mahasiswa yang mencerminkan kewirausahaan tersebut bisa dilihat pada saat mahasiswa melakukan kegiatankegiatan dalam organisasi kemahasiswaan, yang terkait dengan kemahasiswaan maupun dengan pihak luar, misalnya saat ia harus memutuskan sesuatu untuk kegiatannya, mengadakan kegiatan seminar atau workshop, memutuskan untuk mendirikan unit kegiatan tertentu, tentunya dengan segala resiko yang harus ditanggungnya. Munculnya para wirausahawan muda Indonesia yang merintis usahanya sejak masih menjalani pendidikannya di perguruan tinggi juga membuktikan bahwa 6
6 mahasiswa dapat berwirausaha. Anne Ahira Dewi, seorang pakar Internet Marketing Muda Indonesia adalah cerminan wirausahawan Indonesia yang memulai usaha Internet Marketing-nya sejak ia masih berstatus mahasiswa. Usaha ini dipelajarinya secara otodidak pada awal masa kuliahnya di perguruan tinggi. Begitu pula dengan Freddy Mudjianto, direktur PT. Vilour Promo Indonesia yang juga alumni dari Universitas Parahyangan ini mulai berwirausaha pada saat ia masih menjadi mahasiswa. Bermula ketika ia diminta menyediakan kaos untuk kegiatan perpeloncoan mahasiswa baru di kampusnya. Komisi yang ia terima dari pemilik toko konveksi ternyata membuatnya semakin giat untuk mencari order pesanan. Setelah lulus kuliah, ia memutuskan untuk berusaha sendiri dengan mendirikan perusahaan konveksi yang khusus memproduksi kaos untuk kegiatan promosi. Produknya sendiri kini sudah diekspor hingga ke mancanegara (Setiati, 2005). Fenomena mahasiswa berwirausaha dapat pula diamati pada mahasiswa/i Fakultas Psikologi. Pada saat acara Dies Natalis mahasiswa mengadakan kegiatan berwirausaha dengan membentuk kelompokkelompok usaha, membuka stand, menawarkan produk/jasa dalam segala bentuk usaha inovatif dan kreatif yang diharapkan dapat memberikan keuntungan. Kegiatan kewirausahaan ini telah menjadi agenda rutin tahunan yang dilakukan oleh para mahasiswa. Selain pada acara tahunan tersebut, berbagai jenis usaha dilakukan oleh sejumlah mahasiswa, di antaranya usaha yang menawarkan jasa terjemahan, fotokopi harga mahasiswa, rental buku, berjualan buku dengan sistem bayar angsuran serta pemberian diskon; menjual pakaian, alat elektronik, voucher pulsa, sampai pada bisnis Multi Level Marketing (MLM). Mahasiswa mulai 7
7 menjalankan ide usahanya karena jeli melihat peluang dan kesempatan untuk menawarkan produk/jasa tersebut di lingkungan kampus. Produk/jasa yang ditawarkan umumnya adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh konsumen yang notabene adalah para mahasiswa namun tidak menutup kemungkinan untuk ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Astamoen (2005) bahwa setiap kegiatan wirausaha yang dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan atau keinginan konsumen, peluang yang dapat diraih dan lingkungan yang dihadapi. Namun meski begitu, contoh-contoh di atas tidak cukup mewakili ribuan mahasiswa di seluruh Indonesia. Kenyataannya mahasiswa yang berwirausaha masih terlalu sedikit jumlahnya (Hidayat, 2000). Padahal kewirausahaan sangatlah baik bila dikembangkan oleh mahasiswa mengingat munculnya aneka ragam kesempatan berusaha di era perkembangan teknologi ini (Sutanto, 2002). Sayangnya, pola pikir mahasiswa kebanyakan adalah ingin menyelesaikan kuliahnya dengan cepat lalu menjadi pegawai sampai pensiun. Hal ini bisa saja dikarenakan berkembangnya mitos-mitos negatif seputar kewirausahaan, seperti mitos terlalu muda untuk mulai menjalankan usaha, berwirausaha butuh modal yang besar, tidak punya bakat, tidak punya pengalaman dan takut gagal (Astamoen, 2005). Seperti yang dikatakan oleh Hidayat (2000) bahwa mitosmitos negatif kewirausahaan belum terhapus dari skema kognitif sivitas akademika Winardi (2003) menjelaskan bahwa kewirausahaan merupakan perilaku dinamik, mengandung resiko, kreatif serta berorientasi pada pertumbuhan. Seorang wirausahawan merupakan seorang individu yang menerima resiko, dan 8
8 yang melaksanakan tindakan-tindakan untuk mengejar peluang-peluang dalam situasi dimana pihak lain tidak melihat atau merasakannya, bahkan ada kemungkinan bahwa pihak lain tersebut menganggapnya sebagai problem atau ancaman. Wirausahawan adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko, artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi yang tidak pasti. Nasution dkk (2001) menyatakan bahwa wirausahawan selalu berusaha mencari peluang yang bisa diambil dari kemampuan yang ada pada dirinya maupun dengan cara menjalin kerjasama dengan orang lain serta memanfaatkan kebutuhan dari lingkungan sekitar. Chandra (2001) mengatakan bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang berani untuk mencoba. Wirausahawan tidak mudah percaya sebelum mencoba, membuka mata dan telinga terhadap suatu kesempatan atau peluang, memiliki keberanian untuk mengambil resiko, tidak takut membuat kesalahan sehingga punya keberanian membuka usaha. Dalam situasi sesulit apa pun, wirausahawan akan semakin tertantang untuk tidak berhenti mencoba, ia tidak mudah terpuruk dalam keputusasaan sampai akhirnya meraih kemenangan atau kesuksesan. Obsesi dalam menekuni usahanya bukan selalu karena uang. Banyak dari mereka yang maju karena visi dan mendapat dampak sosial yang positif. Dengan memiliki visi itu, maka meskipun usaha yang dijalankan tidak mendapat untung, tetapi tetap diusahakan berjalan. Drucker (1985) mengartikan kewirausahaan sebagai semangat, kemampuan, sikap dan perilaku individu dalam menangani usaha/kegiatan yang mengarah pada 9
9 upaya mencari, menciptakan menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Untuk menjadi wirausahawan memang tidaklah mudah, karena penuh tantangan dan mengandung resiko. Masrun (1986) mengatakan agar manusia dapat menghadapi tantangan dan mampu memainkan perannya, dalam hal ini menjadi seorang wirausahawan, perlu adanya peningkatan kualitas kepribadian. Sejalan dengan itu, Drucker (1985) menyatakan bahwa seorang wirausahawan memiliki kepribadian dan sifat spesifik. Hidayat (2000) menyebutkan ada beberapa karakteristik kepribadian yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi wirausahawan, yaitu motif (dorongan) berprestasi, kemandirian, toleransi terhadap perubahan, serta sikap terhadap uang. Motif berprestasi merupakan komponen yang penting dalam kepribadian yang membuat individu berbeda satu sama lain (Morgan, 1986). Mc. Clelland (1987) menyatakan bahwa motif (dorongan) berprestasi adalah unsur kepribadian yang menyebabkan seseorang ingin selalu berbuat lebih baik dan terus maju, selalu berpikir untuk berbuat lebih baik dan memiliki tujuan yang realistik. Individu dengan motif berprestasi menyukai situasi-situasi kerja yang dapat mereka ketahui apa akan mengalami kemajuan atau tidak dan guna mengoptimalkan kepuasannya individu akan cenderung menetapkan tujuan untuk dirinya sendiri yang harus dicapai. Dengan kata lain, motif berprestasi merupakan keinginan individu untuk meraih sukses yang optimal dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan hidupnya. 10
10 Motif berprestasi membuat individu mengembangkan keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik dan lebih efisien dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya. Individu merasa bertanggungjawab secara pribadi atas keberhasilan maupun kegagalan yang dialaminya. Oleh karena itu, individu dengan motif berprestasi yang tinggi cenderung meningkatkan kinerja dan produktivitasnya serta terus melakukan evaluasi terhadap performansi kerjanya dengan cara membandingkan performansinya dengan orang lain atau standarisasi tertentu (Mc. Clelland, 1987). Motif berprestasi biasanya dikaitkan dengan sikap positif dan keberanian mengambil resiko yang diperhitungkan untuk mencapai suatu sasaran yang telah ditentukan. Menurut Mc. Clelland (1987) karakteristik yang menonjol pada individu dengan motif berprestasi yang tinggi adalah mereka bekerja dengan memperhitungkan resiko. Mereka tidak suka mengerjakan tugas yang terlalu mudah atau tugas-tugas rutin, karena hal itu tidak banyak memberikan tantangan dan kepuasan. Akan tetapi, mereka juga tidak suka mengerjakan tugas yang terlampau sukar karena kemungkinan berhasil kecil dan tugas itu di luar jangkauan kemampuannya. Oleh sebab itu, mereka akan cenderung menetapkan tujuan menengah (moderate) yang sebanding dengan kemampuannya sendiri. Pada mereka juga tampak keinginan untuk selalu mengetahui hasil nyata dari tindakannya sebagai umpan balik, sehingga dengan segera mereka dapat memperbaiki kesalahan serta mendorong untuk bekerja lebih baik dengan menggunakan cara-cara baru yang dia peroleh (As ad, 1995). Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kewirausahaan merupakan pilihan yang tepat dan rasional untuk perekonomian bangsa Indonesia yang 11
11 sedang dilanda krisis. Kewirausahaan dapat juga dilakukan oleh mahasiswa (Suryana, 2003). Untuk menjadi seorang wirausahawan, dipengaruhi oleh beberapa faktor kepribadian yang salah satunya adalah motif berprestasi (Hidayat, 2000). Motif berprestasi adalah unsur kepribadian yang akan mendorong individu untuk terus maju, melakukan sesuatu dengan lebih baik dan lebih efisien, bertanggungjawab dan berani mengambil resiko yang merupakan sesuatu yang diperlukan dalam berwirausaha (Mc.Clelland, 1987). Atas dasar itulah, maka peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motif berprestasi terhadap kecenderungan berwirausaha pada mahasiswa. Penelitian ini akan dilakukan pada mahasiswa/i Fakultas Psikologi USU karena kegiatan kewirausahaan sudah tidak asing lagi di dalam lingkungan Fakultas Psikologi USU. B. Rumusan Masalah Berdasarkan kajian permasalahan yang dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka motif berprestasi yang dimiliki individu dapat menunjukkan potensi untuk menjadi seorang wirausahawan. Motif berprestasi merupakan unsur kepribadian yang diperlukan seseorang, dalam hal ini mahasiswa, untuk menjadi wirausahawan. Hal inilah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besarkah pengaruh motif berprestasi terhadap kecenderungan berwirausaha pada mahasiswa. 12
12 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari motif berprestasi terhadap kecenderungan berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan membawa 2 (dua) manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan bidang ilmu Psikologi terutama Psikologi Industri dan Organisasi. b. Memperkaya kajian empiris mengenai kecenderungan berwirausaha dalam kaitannya dengan motif berprestasi. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai gambaran kecenderungan berwirausaha dan gambaran motif berprestasi pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. b. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang kewirausahaan, serta mau dan mampu untuk mewujudkannya. c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perguruan tinggi dan mahasiswa tentang pentingnya motif berprestasi terutama untuk mampu berwirausaha sehingga mahasiswa dapat terus menumbuhkan motif berprestasi di dalam dirinya. 13
13 E. Sistematika Penulisan Proposal penelitian ini disajikan dalam beberapa bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Dalam latar belakang masalah dibahas tentang krisis ekonomi yang semakin parah melanda Indonesia, yang menyebabkan angka pengangguran meningkat. Solusi yang terbaik adalah dengan menggalakkan wirausaha. Namun untuk menjadi seorang wirausahawan dipengaruhi oleh faktor kepribadian, yang salah satunya adalah motif berprestasi, karena individu dengan motif berprestasi adalah individu yang selalu berpikir untuk terus maju, bertanggungjawab dan berani mengambil resiko. Motif berprestasi merupakan unsur kepribadian yang diperlukan seseorang, dalam hal ini mahasiswa, untuk menjadi wirausahawan. Bab II : Landasan Teori Landasan teori berisi uraian teoritik variabel-variabel penelitian yang meliputi landasan teori tentang kewirausahaan, motif berprestasi dan hubungan antara motif berprestasi dengan kecenderungan berwirausaha pda mahasiswa. Bab ini juga mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang menjelaskan pengaruh motif berprestasi terhadap kecenderungan berwirausaha pada mahasiswa. 14
14 Bab III : Metode Penelitian. Bab ini berisi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, serta metode analisis yang digunakan untuk mengolah data penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah motif berprestasi sebagai variabel bebas dan kecenderungan berwirausaha sebagai variabel tergantung. Alat ukur yang digunakan adalah skala, yang terdiri dari 2 (dua) buah skala, yaitu skala kecenderungan berwirausaha dan skala motif berprestasi yang daya beda aitemnya akan diuji dengan menggunakan Pearson Product Moment dan uji reliabilitas dengan metode koefisien Alpha Cronbach. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier. Sementara untuk teknik pengambilan sampel adalah dengan teknik nonrandom secara incidental. Bab IV : Analisis Data dan Interpretasi Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisis data dan interpretasi hasil sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan gambaran umum subjek penelitian, yang meliputi gambaran mengenai ciri-ciri demografi, yakni usia, dan jenis kelamin kemudian dilanjutkan dengan hasil utama penelitian dan hasil analisis tambahan atas data yang ada. Bab V : Diskusi, Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi serta saran. 15
BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS
i HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan oleh : DIYAH RETNO NING TIAS F
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang artinya gagah berani, perkasa dan kata usaha, sehingga secara harfiah
BAB II LANDASAN TEORI A. Kewirausahaan 1. Pengertian Kewirausahaan Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata wira yang artinya gagah berani, perkasa dan kata usaha, sehingga secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemakmuran suatu negara bisa dinilai dari kemampuan negara tersebut untuk menghasilkan barang dan jasa yang berguna dan mendistribusikannya ke seluruh penduduk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mempunyai dampak besar dalam kehidupan masyarakat untuk mendapatkan penghasilan sebagai biaya kehidupan sehari- hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah pengangguran. Jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia tidak dapat menampung pencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di masa yang akan datang, sangatlah ditentukan
Lebih terperinciIRRA MAYASARI F
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : IRRA MAYASARI F 100 050 133
Lebih terperinciMenumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa
Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa Oleh : Nama : Angga Dwi Saputra NIM : 10.12.4714 Kelas : S1 SI 2E STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang terjadi secara mendadak dan di luar perkiraan pada akhir 1990-an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Dampak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Tentunya fenomena ini menjadi sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengangguran dan kemiskinan adalah sebuah fenomena yang masih menjadi permasalahan di Indonesia. Hal ini di sebabkan karena tidak seimbangnya antara lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet semakin banyak dimanfaatkan oleh berbagai organisasi terutama organisasi bisnis, kegiatan dunia usaha yang menggunakan teknologi internet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan untuk memilih dan bebas memilih jenis pekerjaan sesuai dengan minat dan kompetensi yang dimilikinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Jumlah penduduk di Indonesia setiap harinya semakin bertambah. Pertambahan penduduk tersebut menyebabkan Indonesia mengalami beberapa masalah, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pembicaraan mengenai pentingnya wirausaha telah didengar dan diketahui diberbagai tempat di dunia. Ini menunjukkan masyarakat semakin sadar akan adanya dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam baru dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan Oleh: NANANG SHOLIKHIN SURYA PRATAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan terbatas, kondisi tesebut menuntut mahasiswa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Tentunya fenomena ini menjadi sesuatu yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia, sementara dengan semakin meningkatnya biaya hidup dan tingkat penawaran kerja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia perlu untuk bekerja. Setiap manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan pada suatu negara yang saat ini sedang di alami adalah mengenai pengangguran. Jumlah pengangguran semakin mengkhawatirkan pertahunnya terus bertambah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat selama studi sebagai salah satu pilihan untuk berprofesi. Secara realitas ada tiga pilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Jumlah penduduk di Indonesia setiap harinya semakin bertambah. Pertambahan penduduk tersebut menyebabkan Indonesia mengalami beberapa masalah, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara
i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah yang sering dijumpai di negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk diperkirakan sebesar 231 juta jiwa pada tahun 2009 menurut perkiraan Badan Pusat Statistik Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan yang dimiliki. Kecerdasan tersebut terdiri dari kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan agar daya
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
58 BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bagian ini peneliti memaparkan mengenai kesimpulan yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian berdasarkan analisis data yang telah dilakukan; diskusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan penting untuk suatu Negara atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks. Hal ini dapat diamati dari jumlah pengangguran yang terus meningkat dan terbatasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, yang saat ini sudah mencapai lebih 200 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan kerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan dalam pembangunan suatu negara adalah menangani masalah pengangguran. Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedudukan manusia di muka bumi adalah sebagai wakil Allah yang harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta mengelola kekayaan alam untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena berwirausaha saat ini semakin marak, dilihat dari banyaknya unitunit bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia, sementara dengan semakin meningkatnya biaya hidup dengan tingkat penawaran kerja yang tergolong
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengangguran di Indonesia semakin hari semakin meningkat jumlahnya seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) ialah ciri-ciri atau sifat kemandirian yang dimiliki seseorang atau individu, baik itu kalangan usahawan maupun masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan minat belajar mahasiswa terhadap mata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan penghabisan dari setiap orang sukses adalah mencapai
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan hanya diperoleh jika manusia melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Sukses hanya bisa dicapai melalui usaha yang sungguhsungguh. Tujuan
Lebih terperinci: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M
Nama : Mizha zhulqurnain NIM : 10.12.5327 Jurusan : S1.SI.M 1.Pendahuluan Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusiaa, pendidikan adalah hak setiap warga negara sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang akan berpengaruh
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN WIRAUSAHA BERBASIS KEAHLIAN DAN TEKNOLOGI (STUDI PADA MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS LAMPUNG) Oleh
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN WIRAUSAHA BERBASIS KEAHLIAN DAN TEKNOLOGI (STUDI PADA MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS LAMPUNG) Oleh Dewi Ayu Hidayati *), Puji Lestari Ningsih **) *) Staf Pengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fenomena yang menjadi penghambat dari pertumbuhan perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan sangat penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dimana terletak di garis katulistiwa ujung dari Sumatera hingga Papua. Salah satu keunikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewirausahaan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Kewirausahaan dapat diartikan sebagai the backbone of economy yaitu syaraf pusat perekonomian atau sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jauh lebih kecil dan tidak memerlukan modal, padahal mendirikan usaha tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah lapangan kerja yang tersedia di Indonesia lebih sedikit dibandingkan para pencari kerja. Lebih banyak orang memilih untuk bekerja dengan orang lain dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akhir-akhir ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akhir-akhir ini memiliki dampak yang beragam di masyarakat. Walaupun terdapat sejumlah keuntungan dari melemahnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan salah satu permasalah di Indonesia yang belum terpecahkan sampai saat ini. Pengangguran memicu timbulnya kemiskinan, kriminalitas, kekumuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara, hingga Agustus 2012 tercatat ada sekitar orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Terbatasnya lapangan kerja yang ada di Indonesia saat ini sangat berbanding terbalik dengan tingginya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap untuk bekerja. Di kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi secara global. Untuk itu diperlukan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu Negara yang sedang berkembang, peran para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya populasi usia produktif di Indonesia yang tak berbanding lurus dengan ketersediaan jumlah lapangan pekerjaan, mendorong orang Indonesia berlomba-lomba menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan kerja kalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. empat juta orang dibanding yang tercatat pada Februari 2005.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, yang saat ini sudah mencapai lebih dari 200 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan kerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi karena banyaknya
Lebih terperinciProgram Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta
Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional/Dirjen Dikti/Direktorat Kelembagaan 15 November 2008 Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta LATAR BELAKANG Hasil Survei Sosial Ekonomi
Lebih terperinci1.1. PENGERTIAN MANUSIA PEMBANGUNAN
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN MANUSIA PEMBANGUNAN Pada saat bangsa Indonesia menghadapi permasalahan komplek yang disebabkan oleh berbagai krisis yang melanda, maka tantangan kita di era globalisasi
Lebih terperinciPengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak
Jurnal Eksos, Jul. 2011, hlm. 130-141 Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093 Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik untuk mendapatkan pengetahuan ataupun dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh : DIANITA WAHYU S. F100 040 259 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan yang telah didapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap lulusan perguruan tinggi (PT) tentunya mempunyai harapan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan yang telah didapat selama studynya sebagai salah satu
Lebih terperinciNURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG NURUL ILMI FAJRIN_11410126 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena kuliah sambil kerja banyak dijumpai di berbagai negara. Hal ini terjadi baik di negara berkembang maupun di negara maju yang telah mapan secara ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wirausahawan atau Entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Wirausahawan atau Entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha swasta besar, menengah maupun kecil. Wirausaha (enterpreneurs)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negara dan juga untuk menambahkan lapangan pekerjaan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK
KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR Supamrih ; Maroeto ; Yuliatin Moch Arifin ; Abdullah Fadil ABSTRAK Generasi muda terutama mahasiswa menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang ada saat ini akan membawa dampak kemajuan dalam berbagai bidang, oleh karena itu pembangunan terencana dan terprogram harus dilakukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan jumlah lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum keberadan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan UKM terbukti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki jumlah wirausaha berkisar 1,65% dari jumlah penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam Purnomo (2013:1) menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini dalam dunia usaha terjadi persaingan yang ketat dan tajam, sehingga berbagai peluang pasar akan menjadi ajang perebutan yang seru.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mahasiswa adalah peserta didik yang melakukan proses pembelajaran pada perguruan tinggi. Mahasiswa dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah sangat populer di kalangan masyarakat. UMKM dianggap sebagai pilihan tepat bagi setiap orang yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya adalah proses perubahan yang berlangsung terus menerus menuju ke arah kondisi yang lebih baik. Seiring dengan perkembangan jaman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, ia membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Pada masa bayi ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk mencapai 253,60 juta jiwa. Persaingan dunia tenaga kerja yang semakin pesat, berbanding terbalik dengan ketersediaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,
I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era globalisasi ini kompetisi antar bank menjadi sangat ketat. Perkembangan bisnis yang baik
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas serta berdaya saing guna menghadapi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa dan kaum muda harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang berkepanjangan membawa dampak besar terhadap perkembangan ekonomi dan keadaan hidup pada penduduk Indonesia. Hal tersebut dikarenakan banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kelangsungan hidupnya memerlukan berbagai aktifitas yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan yang ketat antar Negara. Dalam persaingan global yang semakin terbuka saat ini memiliki banyak tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam baru dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pengangguran dan kemiskinan masih merupakan masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini, dan beberapa tahun kedepan. Selain itu krisis moneter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu persoalan nasional yang sampai saat ini belum terpecahkan adalah masalah pengangguran yang diperkirakan akan tetap mewarnai ketenagakerjaan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat dari lapisan atas hingga ke lapisan bawah. Banyak masyarakat
Lebih terperinci