PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEMS BERBASIS KEY PERFORMANCE INDICATOR DI DIVISI TENANT RELATION MANAGEMENT NUR HUSNA NASUTION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEMS BERBASIS KEY PERFORMANCE INDICATOR DI DIVISI TENANT RELATION MANAGEMENT NUR HUSNA NASUTION"

Transkripsi

1 i PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEMS BERBASIS KEY PERFORMANCE INDICATOR DI DIVISI TENANT RELATION MANAGEMENT NUR HUSNA NASUTION PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMPUTER SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengembangan Decision Support Systems Berbasis Key Performance Indicator di Divisi Tenant Relation Management adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Oktober 2012 Nur Husna Nasution NRP G

3 iii ABSTRACT NUR HUSNA NASUTION. Decision Support Systems Development based on Key Performance Indicator in Tenant Relation Management division. Under direction of KUDANG BORO SEMINAR, and SONY HARTONO WIJAYA. Key performance indicator report is the most importance report for tenant relation management to make s a decision and as company performance information to manager infront of board of management. Current KPI report in tenant relation management division still developed by un-integrated system that combine all department information report with Microsoft excell. Therefore information system for integrating key performance indicators report among Tenancy, Marketing and Customer Service department is very needed. Development process for key performance indicator reporting system use waterfall method analysis and Unified Modeling Language for modeling system. Creating new system for Tenant Relation Management Division based on integration key performance indicator report in all departments (tenancy, marketing and customer service) will make easier for information data share, and faster in report generation with real time reporting. The result from key performance indicator report can help manager to decide when the operational meeting review will be held by Marketing, Engineering, House keeping and Security, when the Marketing should focus on leasing platinum area, and finally decide when marketing should start to find new tenant. Keyword : decision support systems, key performance indicator, unified modeling language, waterfall,

4 iv RINGKASAN NUR HUSNA NASUTION. Pengembangan Decision Support Systems Berbasis Key Performance Indicator di Divisi Tenant Relation Management. Dibimbing oleh KUDANG BORO SEMINAR, dan SONY HARTONO WIJAYA. Peningkatan kualitas pelayanan terhadap Tenant sangatlah menjadi perhatian manajemen untuk meningkatkan nilai Gedung yang dikelola dalam dunia bisnis. Kondisi saat ini mengharuskan Divisi Tenant Relation management untuk melakukan rekapitulasi secara manual ataupun secara sistem yang berbeda untuk membuat suatu laporan key performance indicator. Hal ini membutuhkan waktu yang lama hanya untuk mengeluarkan suatu laporan dan tidak secara real time. Situasi tersebut akan terus berulang setiap akan terbitnya laporan yang secara biaya akan bertambah dan akan mengurangi efektivitas dan efisiensi kerja dari karyawan. Guna mencapai kebutuhan tersebut pengembangan suatu sistem informasi perangkat lunak yang terintegrasi sangatlah dibutuhkan. Dengan Pengembangan Aplikasi Decision Support Systems berbasis KPI ini dapat mengatasi segala permasalahan yang timbul pada divisi Tenant Relation Management saat ini sehingga memberikan gambaran apa saja target yang tidak tercapai. Sistem informasi yang diterapkan harus dapat mengintegrasikan informasi yang berasal dari divisi Tenant Relation Management (TRM) ke divisi-divisi lainnya sehingga proses sharing information di antara divisi dapat berjalan secara otomatis tanpa adanya proses manual. Hal tersebut sangat diharapkan manajemen untuk melakukan kontrol terhadap keluhan atau permintaan yang masuk. Penerapan key performance indicator di Divisi Tenant Relation Management dapat memberikan pihak manajemen kontrol terhadap jalannya operasional sehari-hari untuk landasan dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap 3 departemen di bawahnya, yaitu : Departemen Tenancy, Departemen Marketing & Leasing dan Departemen Customer Service Kebutuhan suatu laporan key performance indicator yang cepat dan tepat merupakan suatu hal yang sangat penting agar mampu menghasilkan sejumlah informasi yang bermanfaat bagi manager dalam proses pengambilan keputusan

5 v atas aktivitas yang terjadi pada divisi Tenant Relation management. Pengembangan Decision Support Systems dengan menggunakan parameter KPI dalam laporan sebagai acuan kontrol aktivitas kerja divisi Tenant Relation Management (TRM). Pengembangan Decision Support Systems menggunakan parameter KPI dengan cara analisa dan desain sistem informasi yang terintegrasi menggunakan metode Waterfall dan tools Unified Modeling Language (UML) di divisi Tenant Relation Management yang menghasilkan laporan KPI tersebut sebagai bahan dalam pengambilan keputusan di divisi Tenant Relation Management. Dengan adanya Sistem baru divisi Tenant Relation Management yang berdasarkan Key Performance Indicator yang terintegrasi antar departemen mempermudah sharing data, informasi dan pembuatan laporan lebih cepat dan real time. Hasil dari laporan report Key Performance Indicator dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan dalam kapan harus melakukan review operasional Marketing, Engineering, House Keeping dan Security, kapan fokus terhadap penjualan area Platinum, kapan Marketing harus mencari tenant baru dan sebagainya. Kata Kunci : decision support systems, key performance indicator, unified modeling language, waterfall,

6 vi Hak Cipta milik IPB, tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

7 vii PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEMS BERBASIS KEY PERFORMANCE INDICATOR DI DIVISI TENAT RELATION MANAGEMENT NUR HUSNA NASUTION G Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Komputer pada Program Studi Ilmu Komputer PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMPUTER SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

8 Penguji Luar Komisi : Musthofa, S. Kom, M. Kom viii

9 ix Judul Tesis Nama NRP Program Studi : Pengembangan Decision Support Systems Berbasis Key Performance Indicator di Divisi Tenant Relation Management : Nur Husna Nasution : G : Ilmu Komputer Disetujui, Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc Ketua Sony Hartono Wijaya, S.Kom, M.Kom Anggota Diketahui, Ketua Program Studi Ilmu Komputer Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Yani Nurhadryani, S.Si, M.T Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr. Tanggal Ujian : 14 September 2012 Tanggal Lulus :

10 x PRAKATA Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga kita selalu dalam keadaan sehat wal afiat untuk selalu beraktivitas. Alhamdulillah penulis ucapkan, karena penulisan penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Tema yang dipilih dalam penelitian tesis ini adalah Pengembangan Decision Support Systems Berbasis Key Performance Indicator di Divisi Tenant Relation Management. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, dukungan dan motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan penulisan penelitian, kepada pihak: 1. Aa Agus Sofyandi S. Kom, atas doa, kesabaran, support dan waktu diskusinya yang telah mendukung dan memotivasi dalam segala hal, memahami dan terus mengingatkan untuk menyelesaikan kuliah di Institut Pertanian Bogor. 2. Ayahanda Arisman Nasution dan Ibunda Mardiani atas doa dan dukungan agar cepat terselesainya kuliah ini. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc selaku ketua komisi pembimbing atas bimbingan, arahan, mengingatkan, motivasi dan doa sejak awal penulisan sehingga memberikan aura positif dan semangat yang tinggi dalam menyelesaikan penulisan tesis. 4. Bapak Sony Hartono Wijaya S.Kom, M.Kom, selaku anggota komisi pembimbing atas bimbingan, arahan, tantangan dan motivasi dalam menyelesaikan hal-hal desain dan teknis dalam aplikasi. 5. Ibu Sherly, SE selaku Divisi Tenant Relation Management manager atas informasi yang dibutuhkan dalam bidang Marketing, Tenant Relation dan Customer Service, arahan dan bimbingannya dalam menyelesaikan penulisan ini. 6. Bapak Muhaemin Toha, SE selaku Project Manager atas ijinnya untuk melakukan penelitian dalam ruang lingkup Divisi Tenant Relation Management.

11 xi 7. Anak-anak tercintaku kakak Shabira Zhillan Zhalila, kakak Karina Zahra Syakira dan dede Ghassani Yasra Nasyitha atas kesabaran, pengertiannya dan kedewasaan kalian dalam menjalani hidup 2 tahun ini. 8. Bunda Dr. Ir. Sri Nurdiati, M. Sc atas doa, motivasi dan arahannya sehingga penulis memilih kampus IPB. 9. Bapak Dr. Ir. Agus Buono, M. Si, M. Kom atas dukungannya kepada kami mahasiswa pascasarjana Ilmu Komputer IPB angkatan XII agar cepat menyelesaikan pendidikan kuliah. 10. Ibu Dr. Yani Nurhadryani, S.Si, M.T atas doa dan motivasi kepada penulis untuk cepat menyelesaikan tesis ini. 11. Para dosen Program Studi Ilmu Komputer Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan wawasan pengetahuan bagi penulis. 12. Rekan-rekan seperjuangan S2 Ilkom XII IPB : Safar, Imam, Gibtha, Sari, Yudith, Pak Andi, Mila, Pak Kodar, Asep, Pak Ilyas, Prita, Teh Ana, mbak Dian, Ami, Teh Kania, Yustin, mbak Verra, Mr. G, Pak Komar, Fikri dan Irwan atas dukungan, saling memotivasi, mengingatkan, bantuan dan kebersamaan selama kuliah di Ilkom IPB dan semasa penulisan penelitian. 13. Pak Toto dan Pak Yadi, atas bantuannya dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan kuliah dan membantu dalam urusan administrasi pendidikan. 14. Rekan-rekan S2 Ilkom mbak Sinta, Pak Muklis dan Kak Supri atas motivasi dan dukungan untuk menyelesaikan S2 Ilkom IPB. Serpong, Oktober 2012 Nur Husna Nasution,

12 xii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandar Jaya, Lampung Tengah pada tanggal 1 Februari 1978 dari pasangan Bapak Arisman Nasution dan Ibu Mardiani Nasution sebagai anak kedua dari lima saudara. Penulis meluluskan sekolah dasar pada SD Negeri 3 Bandar Jaya tahun 1991, meluluskan sekolah menengah pertama pada SMP Negeri 1 Poncowati, Terbanggi Besar tahun 1994 dan meluluskan sekolah menengah umum pada SMU Negeri 2 Tanjung Karang, Bandar Lampung tahun Pada tahun , penulis melanjutkan pendidikan S1 di Jurusan Teknik Informatika Institut Sains dan Teknologi Al-kamal Jakarta Menjadi Asisten Lab. Komputer dan memandu Praktikum Pascal, Fortran dan Assembler. Pada tahun penulis melanjutkan S2 di Ilmu Komputer (ILKOM), Institut Pertanian Bogor. Penulis mengajar di Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal Jakarta dari tahun Dalam mata kuliah Bahasa dan Algoritma Pemrograman, Bahasa Rakitan dan Struktur Data, untuk praktikumnya Bahasa Pemrograman Pascal dan Assembler. Sejak tahun 2011, aktivitas penulis konsentrasi kuliah.

13 xiii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xviii PENDAHULUAN... 1 Identifikasi Masalah... 4 Rumusan Masalah... 4 Tujuan Penelitian... 5 Ruang Lingkup Penelitian... 5 TINJAUAN PUSTAKA... 7 Key Performance Indicator (KPI)... 7 Unified Modeling Language (UML) Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan-Decision Support Systems (DSS) Penelitian Sebelumnya yang Relevan Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kerangka Penelitian PEMBAHASAN PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEMS BERBASIS KEY PERFORMANCE INDICATOR DI DIVISI TENANT RELATION MANAGEMENT Study Kebutuhan Kondisi Divisi Tenant Relation Management Saat Ini Sistem Divisi Tenant Relation Management di Bidang Properti Key Performance Indicator Tenant Relation Management Systems Analisis Proses Divisi Tenant Relation Management Keputusan Manager Divisi Tenant Relation Management... 38

14 xiv 90 Identifikasi Pelaku Bisnis Identifikasi Use Case persyaratan Bisnis Desain Proses Divisi Tenant Relation Management Model Use Case Model Activity Diagram Model Class Diagram Model Sequence Diagram Implementasi Sistem Tenant Relation Management Menu Program Output / Report Program Pengujian Sistem Tenant Relation Management Evaluasi Report Key Performance Indicator Implikasi Manajerial di Divisi Tenant Relation Management SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 97

15 xv DAFTAR TABEL Halaman 1,,Perbedaan Penelitian yang Dikembangkan dengan Penelitian Sebelumnya Daftar Pelaku-pelaku Bisnis Divisi Tenant Relation Management Daftar Use Case dalam Divisi Tenant Relation Management... 43

16 xvi DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Tiga Jenis Ukuran Kinerja Menggambarkan Penetapan Tujuan SMART Keenam Jenis DSS Didasarkan Tingkat Dukungan Pemecahan Masalah 17 4 Kerangka Penelitian Diagram Konteks Divisi Tenant Relation Management Diagram Use Case Pengembangan DSS Divisi Tenant Relation Management Diagram Use Case Pengembangan DSS SubSystems Tenant Relation Management Complaint Handling Class Diagram Request Handling Class Diagram Leasing Class Diagram Event Class Diagram Overtime Class Diagram Tenant Relation Management Class Diagram Struktur Menu Aplikasi TRM Struktur Menu Aplikasi Report Key Performance Indicator Tampilan Login Program pada Divisi TRM Tampilan Input Proses Prospecting Tenant di Departemen Marketing Tampilan Input Proses Complaint di Departemen Customer Service Tampilan Input Proses Overtime di Departemen Customer Service Tampilan Input Proses Data Tenant di Departemen Tenancy Tampilan Input Proses Contract Facility di Departemen Tenancy Tampilan Input Proses Target KPI Tampilan Report Proses Prospecting Tenant Tampilan Report Proses Renewal Tampilan Report Proses Complaint Tampilan Report Proses Overtime... 74

17 xvii 27 Tampilan Report Proses Tenant List Tampilan Report Proses Facility Agreement Tampilan Report KPI Proses Complaint Status Tampilan Report KPI Proses Complaint Response Time Tampilan Report KPI Proses Inquiry Tampilan Report KPI Proses Inquiry Response Time Tampilan Report KPI Proses Rental Rate Tampilan Report KPI Proses Occupancy Rate Tampilan Report KPI Proses Renewal Tampilan Report KPI Proses Expense Tampilan Report KPI Proses Income Report KPI Dashboard Departemen Customer Service Report KPI Dashboard Departemen Marketing Report KPI Dashboard Expense & Income... 90

18 xviii DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Call Center Activity Diagram untuk Use Case Complaint Handling dan Complaint Update Call Center Activity Diagram untuk Use Case Request Handling dan Request Update Marketing Leasing Activity Diagram untuk Use Case Leasing Prospecting dan Prospecting Progress Marketing Leasing Activity Diagram untuk Use Case LOO Leasing dan Renewal Marketing Event Activity Diagram untuk Use Case Event Prospecting, Prospecting Progress Event dan LOO Event Tenancy Activity Diagram untuk Use Case Facility Agreement, Tenant Update dan Tenant List Master Overtime Activity Diagram untuk Use Case Overtime Request dan Overtime Approval Complaint Handling Sequence Diagram Complaint Update Sequence Diagram Request Handling Sequence Diagram Request Update Sequence Diagram Leasing Prospecting Sequence Diagram Prospecting Progress Sequence Diagram Leasing LOO Sequence Diagram Renewal Sequence Diagram Event Prospecting Sequence Diagram Event Progress Sequence Diagram Event LOO Sequence Diagram Facility Sequence Diagram Tenant Update & Tenant List Sequence Diagram Overtime Request Sequence Diagram Overtime Update & Approval Sequence Diagram

19

20

21 1 BAB I PENDAHULUAN Berbagai perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis, menuntut organisasi untuk membuka diri terhadap tuntutan perubahan dan berupaya menyusun strategi dan kebijakan yang mampu menjawab ketidakpastian lingkungan bisnis. Persaingan sangat ketat dalam bisnis memunculkan situasi yang disebut sebagai hypercompetition (D Aveni 1994, diacu dalam Djaelani 2009), yang disebabkan oleh berbagai organisasi dalam industri yang sama berlomba lomba menawarkan pilihan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Esensi dari persaingan bisnis saat ini terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat mengimplementasikan proses penciptaan produk dan atau jasanya secara lebih murah, lebih baik dan lebih cepat (cheaper, better and faster) dibandingkan dengan pesaing bisnisnya (Indrajit dan Djokopranoto 2002, diacu dalam Djaelani 2009). Dikatakan bahwa saat ini yang menjadi sumber competitive advantage adalah the ability of the organization to differentiate itself, in the eyes of customers, from its competition and secondly by operating at a lower cost. Penelitian sebelumnya menurut Cai (2009) menjelaskan tentang keterkaitan atau hubungan antar Key Performance Indicator untuk masing-masing bagian di dalam bidang Supply Chain yang di dukung dengan sistematika untuk pencapaian masing-masing KPI. Penentuan penggunaan metode SCOR (Supply Chain Operation Reference) sebagai alat yang sistematik untuk pengembangan yang memiliki 5 kategori pengukuran yaitu, sumber daya (Resources), keluaran (Output), fleksibilitas (Flexibility), inovasi (Innovativness) dan informasi (Information). Pencapaian suatu KPI sangatlah membutuhkan biaya yang lebih besar atau usaha yang lebih untuk KPI yang lainnya, hal ini berpengaruh terhadap beberapa hal yaitu, informasi yang kurang lengkap, sumber daya yang terbatas, dan keterbatasan komunikasi. Hasil dari penelitian tersebut berupa kerangka kerja (Framework) sebagai dasar penetapan dan pencapaian KPI dan tidak diteruskan ke dalam suatu sistem yang terintegrasi seperti Decision Support Systems (DSS) (Cai, Liu X., Xiao, Liu J., 2009). Valverde (2011) mengangkat suatu penelitian yang mendesain dan membuat Risk Management Systems yang berbasis DSS dengan menggunakan

22 2 model keputusan yang sudah ada untuk membantu manager dalam pengambilan keputusan investasi di dalam bidang Real Estate seperti kapan harus menjual suatu aset, memilih pembelian suatu aset atau investasi dalam bentuk apapun, penentuan nilai dari suatu aset atau investasi dan lain sebagainya. Hasil dari penelitian tersebut adalah suatu sistem DSS dengan menggunakan Visual Basic Development Tools dan Microsoft Access sebagai Database Engines tetapi tidak didukung oleh sistematik pencapaian dalam bentuk KPI dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang sama terjadi pada PT. Buana Sakti yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Pengelolaan Gedung (Perkantoran). Peningkatan kualitas pelayanan terhadap Tenant (Penyewa Perkantoran) sangatlah menjadi perhatian manajemen untuk meningkatkan nilai Gedung yang dikelola dalam dunia bisnis. Untuk mencapai hal tersebut, PT. Buana Sakti sangat menitikberatkan pada kepuasan Tenant yang hampir 93% menghuni gedung yang dikelola oleh PT. Buana Sakti. Hal tersebut dapat diraih dengan meningkatkaan kualitas pelayanan terhadap Tenant di berbagai aspek baik itu dari sisi sumber daya manusia yang selalu berinteraksi dengan Tenant ataupun dari sisi prosedur penanganan keluhan atau permintaan yang diterapkan dalam suatu sistem informasi terpadu, sehingga mempercepat proses penanganan keluhan atau pun permintaan Tenant / non Tenant. Sistem informasi yang diterapkan harus dapat mengintegrasikan informasi yang berasal dari divisi Tenant Relation Management (TRM) ke divisi-divisi lainnya sehingga proses sharing information di antara divisi dapat berjalan secara otomatis tanpa adanya proses manual. Hal tersebut sangat diharapkan manajemen untuk melakukan kontrol terhadap keluhan atau permintaan yang masuk. Dengan adanya sistem informasi, dapat diketahui keluhan-keluhan apa saja yang paling banyak dilaporkan oleh Tenant atau non Tenant, sehingga dapat dilakukan perbaikan/pencegahan agar keluhan tersebut tidak terulang kembali. Untuk melakukan kontrol terhadap keluhan, parameter Key Performance Indicator terhadap jumlah keluhan secara total, nilai persentase hunian (occupancy), waktu respon pihak terkait terhadap keluhan atau permintaan yang masuk dapat diterapkan. Secara keseluruhan penerapan KPI di Divisi Tenant

23 3 Relation Management dapat memberikan pihak manajemen kontrol terhadap jalannya operasional sehari-hari. Laporan KPI merupakan laporan yang sangat penting bagi divisi Tenant Relation Manajemen untuk landasan dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap 3 departemen di bawahnya, yaitu; a. Departemen Tenancy b. Departemen Marketing & Leasing c. Departemen Customer Service Secara garis besar, semua informasi yang akan digunakan dalam melakukan proses formulasi KPI sudah terdapat dalam sistem yang selama ini digunakan, karena ketidaktersediaan waktu dan personil yang mengakibatkan formulasi KPI tersebut belum dilakukan. Laporan KPI merupakan salah satu elemen dari laporan divisi TRM. Laporan KPI merupakan pengembangan Decision Support Systems (DSS) yang berdasarkan dari parameter-parameter KPI yang ada dan sudah diformulasikan oleh manajer divisi TRM. Laporan KPI harus tersedia setiap bulannya yang akan digunakan sebagai informasi kinerja divisi tersebut dihadapan manajemen. Laporan KPI dari divisi TRM berisi berbagai macam informasi mengenai aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh personil / karyawan di Divisi TRM, seperti service level penanganan keluhan, persentase nilai hunian dan lain-lain. Laporan KPI ini memberikan gambaran dan bantuan kepada manager dalam pengambilan keputusan di divisi Tenant Relation Manajemen dalam hal, kapan melakukan review operasional Engineering, House Keeping, Security dan Marketing, kapan menentukan kenaikan dan penurunan service charge dan rental charge, kapan marketing mencari tenant baru dan lain-lain. Laporan KPI yang ada sekarang di PT Buana Sakti pada divisi Tenant Relation Management masih dilakukan secara sistem yang tidak terintegrasi, dengan menggabungkan informasi masing-masing departemen dengan menggunakan laporan Microsoft Excell, maka diperlukan pengembangan sistem informasi laporan KPI yang terintegrasi ke semua departemen yang terlibat. Dengan adanya pengembangan DSS berbasiskan parameter KPI diharapkan akan lebih mudah dan cepat dalam pengambilan keputusan.

24 4 Dalam perkembangan dunia teknologi informasi, kebutuhan akan suatu sistem informasi yang dapat memberikan suatu bentuk proses atau laporan yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan secara cepat dan tepat sangatlah dibutuhkan. Proses pengembangan suatu sistem haruslah melalui kaidah-kaidah pengembangan sistem yang benar dengan menggunakan metode yang tepat seperti Waterfall dengan tools Metode Unified Modeling Language ( UML ). 1.1 Identifikasi Masalah Dengan mengamati berbagai proses yang ada di Divisi Tenant Relation Management (TRM), ditemukan beberapa proses atau prosedur dan keinginan dari manajemen terhadap Divisi Tenant Relation Management. Beberapa masalah dari manajemen dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Banyaknya jumlah complaint atau keluhan tenant b. Keterlambatan dalam pembuatan rekapitulasi keluhan datang dari tenant c. Lambatnya penyampaian informasi keluhan ke departemen terkait d. Keterlambatan data mengenai persentase Occupancy e. Keterlambatan dalam membuat laporan available space untuk setiap bulannya f. Kontrol pengeluaran divisi TRM yang over budget g. Kualitas pelayanan complaint terhadap SDM yang masih perlu ditingkatkan Sejumlah informasi awal ini menjadi masukan berarti, sehingga direncanakan untuk membuat perancangan dan pengembangan sistem untuk mengatasi masalahmasalah tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan beberapa temuan permasalahan diatas, maka Perencanaan dan Pengembangan Aplikasi Decision Support Systems berbasiskan parameter KPI perlu dilakukan beberapa hal berikut :

25 5 a. Identifikasi proses bisnis, komponen utama dan informasi pendukung lainnya dalam proses penyusunan dan pembuatan Decision Support Systems. b. Menggunakan parameter KPI untuk masing-masing departemen berdasarkan kebutuhan laporan KPI yang dibutuhkan. c. Menggunakan metode pengembangan perangkat lunak Waterfall dan tools UML yang digunakan dalam pengembangan Decision Support Systems. d. Pengembangan sistem informasi Decision Support Systems dengan konsep sistem yang terintegrasi. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangan Decision Support Systems dengan menggunakan parameter KPI sebagai acuan kontrol aktivitas kerja dan pengambilan keputusan divisi Tenant Relation Management (TRM). 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah Mengembangan DSS menggunakan parameter KPI yang sudah ada dengan menggunakan data informasi kontrak, Tenant, Complaint dan Inquiry untuk dianalisis dan desain sistem informasi yang terintegrasi sehingga menghasilkan laporan KPI yang membantu manager dalam pengambilan keputusan di Divisi Tenant Relation Management (TRM) pada PT. Buana Sakti.

26 6

27 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator ( KPI ) Dalam rangka untuk dapat membangun dan meningkatkan kinerja dalam proses, menurut Anupindi (2006) penting untuk mengukur sesuatu / hal yang mungkin untuk diukur. Alfred Sloan, CEO General Motors antara 1923 dan 1946, mendefinisikan pemimpin profesional sebagai salah satu yang mengontrol dengan fakta dari pada intuisi dan emosi. Dengan mengumpulkan fakta-fakta untuk suatu tujuan, sangatlah mungkin untuk mendapatkan pandangan yang jelas dari suatu proses. Mengukur kinerja merupakan bagian penting ketika mengimplementasikan metode untuk meningkatkan produk dan proses dan juga saat membuat hasil dari sebuah perubahan. (Anupindi 2006 ; diacu dalam Rensfelt, Winblad, Lindman, 2008) Ukuran Kinerja ( Performance Measures) Ukuran kinerja dapat didefinisikan dalam beberapa cara. Definisi berikut ini disarankan oleh Parmenter (2007) yang dibagi atas 3 Performance Measures, Key Result Indicator (KRI), Key Performance Indicator (KPI) dan Performance Indicator (PI). Dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Tiga Jenis Ukuran Kinerja (Parmenter 2007) Key Result indicator (KRI) mengukur kinerja dari sudut pandang eksternal, dapat berupa ukuran financial. KRI dimaksudkan untuk memberikan informasi seperti keuntungan bagi para pemegang saham suatu perusahaan. ukuran KRI mengindikasikan apakah arah dari perusahaan telah tepat dan akurat, tetapi tidak

28 8 memberikan suatu informasi bagaimana meningkatkan hasil yang di dapat. Secara luas KRI mencakup periode yang lebih lama, biasanya bulan, tahun dan sangat tepat untuk manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan, tetapi sangat sedikit sekali digunakan untuk aktivitas rutin (Parmenter 2007). Performance Indicator (PI) merupakan indikator yang menunjukan apa yang perlu dicapai dalam pandangan internal operasional perusahaan untuk meningkatkan performa perusahaan. PI merupakan suatu pertimbangan penting sebagai ukuran tambahan dalam KPI ketika pengambilan keputusan. Key Performance Indicator (KPI) merupakan indikator yang memperlihatkan apa yang perlu dicapai dalam pandangan internal operasional perusahaan. KPI fokus sebagai bagian dari suatu ukuran perusahaan / organisasi yang merupakan suatu hal yang penting untuk menuju sukses baik itu untuk sekarang dan masa depan. KPI yang baik mencerminkan beberapa faktor sukses yang penting dan juga digunakan oleh jenis KPI lainnya. Parmenter (2007) mengidentifikasi 7 karakteristik KPI : 1. Ukuran Non Financial 2. Ukuran yang sering digunakan (Regular measurements) 3. Ukuran yang diketahui oleh manajemen 4. Semua orang yang ada di dalam suatu organisasi telah mengerti dan memahami KPI 5. Tanggung jawab kepada individu dan tim 6. Memiliki efek yang sangat signifikan 7. Memiliki efek yang positif Key performance indicator terletak lebih detail di dalam suatu organisasi dan akan di ukur dalam periode harian, mingguan dan bulanan. KPI yang baik merupakan suatu hal yang penting dan terus menerus mendapat perhatian dari manajemen. Ketika telah menyimpang dari tujuan, pihak manajemen dapat mengambil suatu keputusan dan memanggil seseorang yang bertanggung jawab Implementasi KPI Parmenter (2007) menyebutkan terdapat 4 kriteria dasar yang harus dipenuhi sebelum suatu organisasi dapat menyatakan bahwa mereka telah

29 9 mengimplementasikan KPI ke dalam aktivitas operasional. Kriteria tersebut adalah : 1. Kolaborasi antara karyawan, tim, supplier dan pelanggan 2. Desentralisasi dari level manajemen sampai level operasional 3. Integrasi atau keterkaitan antara ukuran, laporan dan tindakan 4. Hubungan KPI strategi Untuk mengimplementasikan KPI, membutuhkan suatu proses sistem yang saling terkait, baik itu dari lingkungan organisasi sendiri seperti karyawan, manager, pemegang saham dan dari pihak-pihak luar seperti pelanggan dan supplier. Parmenter menitik beratkan kepada laporan yang harus tepat waktu, efisien, dan fokus terhadap peningkatan pengambilan keputusan. Ketika mengimplementasikan KPI, hal yang penting adalah mendefinisikan hasil/tujuan dari masing-masing KPI. Shahin and Mahbod (2007, diacu dalam Rensfelt, Winblad, Lindman, 2008) menyatakan, bahwa SMART merupakan suatu metoda yang menggunakan beberapa kriteria untuk bagaimana merencanakan suatu tujuan. SMART merupakan Spesific, Measurable, Achievable, Realistic dan Time Sensitive. Gambar 2 Menggambarkan Penetapan Tujuan SMART (Shahin dan Mahbod, 2007) Spesific Tujuan / hasil haruslah jelas dan spesifik, tujuan / hasil yang melebar sangat tidak diharapkan. Ketika tujuan / hasil jelas dan spesifik, sangat mudah diketahui kapan tujuan / hasil tersebut telah di capai.

30 10 Measurable Tujuan / hasil harus dapat diukur, baik itu secara kualitas ataupun kuantitas. Hal ini dapat ditempatkan dalam hubungannya dengan performa standar atau harapan dari suatu performa. Achievable Dapat dicapai, tetapi harus diformulasikan sebagai suatu tantangan dan dengan demikian akan menginspirasi organisasi untuk mencapai hasil / tujuan. Realistic menciptakan suatu ide yang merupakan hasil / tujuan haruslah tercapai, tetapi harus juga realistis dan berorientasi hasil. Time Sensitive setiap hasil / tujuan memiliki batasan waktu kapan tujuan / hasil tersebut dapat dicapai. Fakta bahwa tujuan / hasil merupakan sesuatu yang membutuhkan batasan waktu akan membuat suatu kemudahan dalam mengukur suatu peningkatan suatu tujuan/hasil berikutnya. 2.2 Unified Modeling Language (UML) Metode Unified Modeling language ( UML ) adalah suatu modeling analisa yang berorientasi object yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode analisa suatu sistem perangkat lunak yang didalamnya terdapat prosesproses yang sesuai dengan kaidah-kaidah pengembangan sistem. UML adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik/gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis Object-Oriented (OO). UML sendiri juga memberikan standar penulisan sebuah sistem blueprint, yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas-kelas dalam bahasa program yang spesifik, skema database, dan komponen-komponen yang diperlukan dalam sistem software. Pendekatan analisa dan rancangan dengan menggunakan model OO mulai diperkenalkan sekitar pertengahan 1970 hingga akhir 1980 dikarenakan pada saat itu aplikasi software sudah meningkat dan mulai komplek. Jumlah yang menggunakan metoda OO mulai diujicobakan dan diaplikasikan antara 1989 hingga 1994, seperti halnya oleh Grady Booch dari Rational Software Co., dikenal

31 11 dengan Object-Oriented Software Engineering (OOSE), serta James Rumbaugh dari General Electric, dikenal dengan Object Modelling Technique (OMT). Kelemahan saat itu disadari oleh Booch maupun Rumbaugh adalah tidak adanya standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan lainnya Ivar Jacobson dari Objectory mulai mendiskusikan untuk mengadopsi masing-masing pendekatan metoda OO untuk membuat suatu model bahasa yang uniform / seragam yang disebut UML dan dapat digunakan oleh seluruh dunia. Secara resmi bahasa UML dimulai pada bulan oktober 1994, ketika Rumbaugh bergabung Booch untuk membuat sebuah project pendekatan metoda yang uniform/seragam dari masing-masing metoda mereka. Saat itu baru dikembangkan draft metoda UML version 0.8 dan diselesaikan serta di release pada bulan oktober Bersamaan dengan saat itu, Jacobson bergabung dan UML tersebut diperkaya ruang lingkupnya dengan metoda OOSE sehingga muncul release version 0.9 pada bulan Juni Hingga saat ini sejak Juni 1998 UML version 1.3 telah diperkaya dan direspons oleh Object Management Group (OMG), Anderson Consulting, Ericsson, Platinum Technology, ObjectTime Limited, dll serta di pelihara oleh OMG yang dipimpin oleh Cris Kobryn. UML adalah standar dunia yang dibuat oleh OMG, sebuah badan yang bertugas mengeluarkan standar-standar teknologi objectoriented dan software component. UML sebagai sebuah bahasa yang memberikan vocabulary dan tatanan penulisan kata-kata dalam Microsoft Word untuk kegunaan komunikasi. Sebuah bahasa model adalah sebuah bahasa yang mempunyai vocabulary dan konsep tatanan / aturan penulisan serta secara fisik mempresentasikan dari sebuah sistem. Seperti halnya UML adalah sebuah bahasa standar untuk pengembangan sebuah software yang dapat menyampaikan bagaimana membuat dan membentuk modelmodel, tetapi tidak menyampaikan apa dan kapan model yang seharusnya dibuat yang merupakan salah satu proses implementasi pengembangan software. UML tidak hanya merupakan sebuah bahasa pemograman visual saja, namun juga dapat secara langsung dihubungkan ke berbagai bahasa pemograman, seperti JAVA, C++, Visual Basic, atau bahkan dihubungkan secara langsung ke dalam sebuah object-oriented database. Begitu juga mengenai pendokumentasian dapat

32 12 dilakukan seperti; requirements, arsitektur, design, source code, project plan, tests, dan prototypes. Untuk dapat memahami UML membutuhkan bentuk konsep dari sebuah bahasa model dan mempelajari 3 (tiga) elemen utama dari UML seperti building block, aturan-aturan yang menyatakan bagaimana building block diletakkan secara bersamaan dan beberapa mekanisme umum (common) Konsepsi Dasar UML Abstraksi konsep dasar UML yang terdiri atas structural classification, dynamic behavior dan model management dari Diagrams. Main concepts bisa di pandang sebagai term yang akan muncul pada saat diagram dibuat. Dan view adalah kategori dari diagram tersebut (Dharwiyanti dan Wahono, 2003 ). UML mendefinisakan diagram sebagai berikut : use case diagram class diagram statechart diagram activity diagram sequence diagram collaboration diagram component diagram deployment diagram 1. Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu bila sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan

33 13 dipanggil setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain. 2. Class Diagram Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class memiliki tiga area pokok : 1. Nama (dan stereotype) 2. Atribut 3. Metode Atribut dan metode dapat memiliki salah satu sifat berikut : Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anakanak yang mewarisinya Public, dapat dipanggil oleh siapa saja Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class abstrak yang hanya memiliki metoda. Interface tidak dapat langsung diinstansiasikan, tetapi harus diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class. Dengan demikian interface mendukung resolusi metoda pada saat run-time. Sesuai dengan perkembangan class model, class dapat dikelompokkan menjadi package. Kita juga dapat membuat diagram yang terdiri atas package. Hubungan Antar Class 1. Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus

34 14 mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar class. 2. Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian ( terdiri atas.. ). 3. Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class. Class dapat diturunkan dari class lain dan mewarisi semua atribut dan metoda class asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga pewarisan disebut anak dari class yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi. 4. Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari satu class kepada class lain. Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan menggunakan sequence diagram yang akan dijelaskan kemudian. 3. Activity Diagram Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana alur sistem berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan perilaku internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan prilaku pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan prosesproses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal. Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu.

35 15 4. Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi operasi/metoda dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message. Untuk objek-objek yang memiliki sifat khusus, standar UML mendefinisikan icon khusus untuk objek boundary, controller dan persistent entity. 2.3 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Decision Support Systems (DSS) Sistem pendukung pengambilan keputusan (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak terstruktur. (Gorry dan Morton, 1978 diacu dalam Turban, Aronson, Liang, 2005). Littel (1970) menyatakan bahwa untuk sukses, sistem tersebut haruslah sederhana, cepat, mudah dikontrol, adaptif, lengkap dengan isu-isu penting dan mudah berkomunikasi. Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur. DSS menyajikan kepada pengguna satu perangkat alat yang fleksibel dan memiliki kemampuan tinggi untuk analisis

36 16 data penting. Dengan kata lain, DSS menggabungkan sumber daya intelektual seorang individu dengan kemampuan komputer dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS diartikan sebagai tambahan bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas kapabilitas, namun tidak untuk menggantikan pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusannya. (Sutono, 2007) Turban (2005), mengidentifikasi karakteristik dan kapabilitas kunci dari DSS adalah : 1. Dukungan untuk pengambilan keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. 2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini. 3. Dukungan untuk individu dan kelompok. 4. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial. 5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan : inteligensi, desain, pilihan dan implementasi. 6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. 7. Adaptive sepanjang waktu. 8. Pengguna merasa seperti di rumah. 9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timeliness, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan). 10. Kontrol penuh oleh pengambilan keputusan terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. 11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana. 12. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan keputusan. 13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format dan tipe, mulai dari sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasi objek.

37 Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di dan di satu organisasi keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan. Dalam suatu penelitiannya Alter mengembangkan satu taksonomi dari enam jenis DSS yang didasarkan pada tingkat dukungan pemecahan masalah. Keenam jenis tersebut tampak pada Gambar 3. Tingkat Dukungan Pemecahan Masalah Sedikit Tingkat kerumitan sistem Sangat Gambar 3 Keenam Jenis DSS Didasarkan Tingkat Dukungan Pemecahan Masalah Jenis DSS yang memberikan dukungan paling sedikit adalah jenis yang memungkinkan manajer mengambil hanya sebagian kecil informasi (unsur-unsur informasi) seperti terlihat pada kolom 1 Gambar 3. Manajer dalam hal ini dapat bertanya pada database untuk mendapatkan angka/jumlah tingkat penyerapan anggaran pada satu satker di bawah lingkup kerjanya. Jenis DSS yang memberikan dukungan yang sedikit lebih tinggi memungkinkan baginya menganalisis seluruh isi file mengenai tingkat penyerapan anggaran pada unit-unit lain yang terkait. Contohnya adalah laporan gaji bulanan pegawai yang disiapkan dari file gaji. Dukungan yang lebih lagi diberikan oleh sistem yang menyiapkan laporan total penyerapan anggaran biaya pegawai dan tunjangan-tunjangan yang diterimanya yang diolah dari berbagai file sistem penggajian. Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu : Model-driven DSS dan Datadriven DSS. Jenis DSS yang pertama merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah dari sistem informasi organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari divisi sistem informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian

38 18 dikombinasikan dengan tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan. Jenis DSS yang kedua, data-driven DSS, menganalisis sejumlah besar data yang ada atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi. DSS ini membantu untuk proses pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam database yang besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini untuk memungkinkan para pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau data dari sistem informasi organisasi yang ada. Decision Support Systems meliputi berbagai komponen yang termuat di dalam sistem pendukung ini, yaitu : DSS database: Kumpulan data berjalan atau historis dari sejumlah aplikasi. Komponen ini digunakan untuk menanyakan dan menganalisis data. Database ini dapat berupa PC database atau massive database. DSS software Systems: Kumpulan dari perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data, seperti: On-Line Analytical Processing (OLAP) tools, datamining tools, atau kumpulan dari model-model matematika dan analisa yang mudah untuk diakses oleh para pengguna DSS. Model ini dapat berupa model fisik (model rancangan ruang kerja, taman, dan model pesawat terbang), model perhitungan matematika (seperti : persamaan, alogaritma, anuitas, cicilan bunga kredit), atau model verbal (seperti : deskripsi suatu prosedur untuk penulisan suatu perintah kerja/order). Masingmasing DSS dibangun untuk seperangkat tujuan tertentu dan akan menghasilkan berbagai kumpulan model tergantung pada kebutuhan dan tujuannya. Aplikasi DSS dapat terdiri dari subsistem seperti : 1. Subsistem Manajemen Data Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database (DBMS). Subsistem manajemen data dapat diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan. 2. Subsistem Manajemen Model

39 19 Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen atau model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Perangkat lunak ini sering disebut sistem manajemen basis model (MBMS). 3. Subsistem antarmuka pengguna Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan DSS melalui subsistem ini. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari DSS berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan. 4. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen independen. Susbsistem ini memberikan inteligensi untuk memperbesar pengetahuan orang pengambil keputusan. Subsistem ini dapat diinterkoneksikan dengan repositori pengetahuan perusahaan (bagian dari sistem manajemen pengetahuan), yang kadangkadang disebut basis pengetahuan organisasional. Berdasarkan definisi, DSS harus mencakup tiga komponen utama dari DBMS, MBMS dan antarmuka pengguna. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan adalah opsional, namun dapat memberikan banyak manfaat karena memberikan inteligensi bagi tiga komponen utama tersebut. Seperti pada semua sistem informasi manajemen, pengguna dapat dianggap sebagai komponen DSS. 2.4 Penelitian Sebelumnya yang Relevan Valverde (2011) melakukan penelitian dengan membuat DSS Manajemen resiko untuk industri real estate. Pada penelitian tersebut sistem informasi dirancang sesuai dengan spesifikasi dan diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic dan database Microsoft Access. Database sistem itu diisi dengan data dari California USA dan sistem diuji dengan contoh-contoh berbeda dan laporan yang memuaskan diperoleh dari simulasi. DSS sangatlah berguna bagi manager manajemen resiko dalam investasi real estate. DSS dapat dideskripsikan sebagai sebuah interaksi, berbasis sistem komputer yang di desain untuk membantu pengambil keputusan untuk

40 20 menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Pengguna utama dari sistem ini adalah investor untuk memonitor kinerja dari pengelola gedung. Tujuan sistem akan memberikan informasi mengenai hal-hal sebagai berikut : o Berapa kategori aset yang akan digunakan o Memilih optimasi level resiko keseluruhan o Kapan waktunya untuk melakukan penjualan aset o Nilai dari properti Mohemad, Hamdan, Othman dan Noor (2010) melakukan penelitian dalam membuat suatu keputusan yang transparan dan persaingan yang sehat dalam proses tender membutuhkan suatu alat sebagai dasar panduan dalam proses pengambilan keputusan. Makalah ini menyimpulkan hal-hal yang biasa digunakan dalam proses tender secara umum di dunia seperti Amerika, Eropa dan Asia. Dokumen terstruktur dalam jumlah yang banyak dalam proses tender konstruksi perlu di analisa dengan alat komputasi. Akan menjadi lebih sulit ketika proses otomatisasi untuk perubahan dokumen tidak struktur ke dalam format atau bentuk dokumen terstruktur pada proses input di dalam proses pengambilan keputusan. Dalam rangka untuk melakukan proses tender secara otomatis, integrasi di dalam model DSS sepertinya pendekatan model yang menjanjikan. Makalah ini mengusulkan sebuah kerangka kerja untuk DSS dalam tujuannya untuk melakukan pengembangan proses tender. Cai, Liu X., Xiao dan Liu J. (2009) melakukan penelitian dalam strategi peningkatan kinerja untuk pembuat keputusan dalam dunia supply chain. KPI pada bisnis supply chain menjadi isu yang penting untuk meningkatkan kinerja secara berkelanjutan Sistem kinerja manajemen yang kompleks meliputi beberapa proses manajemen, seperti identifikasi ukuran, menentukan target, perencanaan, komunikasi, monitoring, laporan dan masukan Peningkatan kinerja merupakan proses yang terus menerus yang membutuhkan baik itu analisa ukuran kinerja sistem dan mekanisme untuk memulai langkah-langkah untuk mewujudkan tujuan KPI (Pencapaian KPI) yang berhubungan dengan perencanaan dan

41 21 pelaksanaan, dan membuat langkah-langkah untuk merealisasikan tujuan kinerja dalam pekerjaan rutin sehari-hari. Metodologi yang diusulkan untuk meningkatkan kinerja manajeman Supply Chain secara sistematik adalah metodologi yang mendukung KPI accomplishment (Pencapaian KPI). Metodologi ini mengimplementasikan pengulangan yang lebih kecil diatara 3 langkah utama dalam siklus kinerja manajemen yaitu Set Goal, Model dan Plan. Penentuan metodologi untuk pembahasan ini adalah Supply Chain Operation Reference (SCOR) merupakan model yang didesain untuk memfasilitasi kerangka dari ukuran kinerja supply chain secara sistematik dan sebagai alat untuk pengembangan selanjutnya. SCOR memiliki 5 kategori pengukuran yaitu : Sumber daya, Keluaran, Fleksibilitas, Inovasi dan Informasi. Sistematik Metodologi KPI : 1. Balance Score Card (BSC) 2. Activity Based Costing (ABC) 3. Supply Chain Operation Reference (SCOR) Roy, Chamorro, Wegen dan Steele melakukan penelitian membuat solusi yang diusulkan dalam makalah ini menyediakan mekanisme untuk pemantauan solusi Knowledge Management (KM) dalam isu-isu terkait dengan proses bisnis. Metodologi baru ini difokuskan pada tujuan bisnis untuk membuat solusi indikator kinerja (PI) KM. Sistem pengukuran harus dipelajari adalah : Langkah-langkah kinerja individu Himpunan ukuran kinerja secara keseluruhan Hubungan antara kinerja sistem pengukuran dan lingkungan dimana KM beroperasi Penelitian ini telah mengembangkan 'langkah demi langkah' kerangka kerja dan pendekatan metodologis untuk mengidentifikasi Key Performance Indicator (KPI) untuk solusi KM. Para konseptual menghubungkan kerangka pengukuran strategis untuk KM solusi pada tingkat operasional. Pendekatan metodologis memberikan praktisi dengan menetapkan template yang tepat dalam membantu manajer untuk melaksanakan kerangka konseptual. KPI yang dikembangkan dengan ukuran kerangka efektivitas solusi KM dalam proses bisnis, yang memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya memantau jika

42 22 pengetahuan dikelola benar tetapi juga jika hak pengetahuan dikelola dalam perusahaan. 2.5 Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya Dari uraian di atas dan tujuan dari penelitian yang akan dikembangkan, dapat dilihat perbedaannya. Seperti terlihat pada Tabel 1 di bawah ini : Tabel 1. Perbedaan Penelitian yang dikembangkan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian Sebelumnya Nama Peneliti Metode yang digunakan, Objek dari penelitian, Topik Tools dan Bentuk yang dihasilkan Valverde, 2011 Mohemad, Hamdan, Othman dan Noor, 2010 Cai, Liu X., Xiao dan Liu J., 2009 Roy, Chamorro, Wegen dan Steele Model matematika (Findaly Model, Tucker Model), industri real estate, metode DSS untuk hasil yang di capai, tools Visual Basic dan database Microsoft Acces, menghasilkan Aplikasi manajemen resiko real estate Proses tender di bidang konstruksi, metode DSS dan hasil berupa kerangka kerja Supply Chain Operation Reference (SCOR), supply chain., berdasarkan KPI accomplishment dan hasil berupa kerangka kerja Knowledge Management (KM), proses bisnis, berdasarkan KPI dan hasil berupa kerangka kerja

43 23 Penelitian yang dikembangkan Husna, 2012 Metode Waterfall untuk penelitian, Divisi TRM di Manajemen properti, Analisis dan desain rancangan menggunakan UML, implementasi menggunakan Power Builder 11.5 dan database engine SQL Anywhere 8, hasil berupa aplikasi menghasilkan report DSS berbasis KPI

44 24

45 25 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Kerangka Pemikiran Kebutuhan akan suatu laporan key performance indicator yang cepat dan tepat merupakan suatu hal yang sangat penting agar mampu menghasilkan sejumlah informasi yang bermanfaat bagi manager dalam proses pengambilan keputusan atas aktivitas yang terjadi pada divisi Tenant Relation management. Kondisi saat ini mengharuskan Divisi Tenant Relation management untuk melakukan rekapitulasi secara manual ataupun secara sistem yang berbeda untuk membuat suatu laporan KPI. Hal ini membutuhkan waktu yang lama hanya untuk mengeluarkan suatu laporan dan tidak secara real time. Situasi tersebut akan terus berulang setiap akan terbitnya laporan yang secara biaya akan bertambah dan akan mengurangi efektivitas dan efisiensi kerja dari karyawan. Guna mencapai kebutuhan tersebut pengembangan suatu sistem informasi perangkat lunak yang terintegrasi sangatlah dibutuhkan. Dengan Pengembangan Aplikasi Decision Support Systems berbasis KPI ini dapat mengatasi segala permasalahan yang timbul pada divisi Tenant Relation Management saat ini sehingga akan memberikan gambaran apa saja target yang tidak tercapai Kerangka Penelitian Dalam mencapai kerangka pemikiran di atas, hal yang perlu dilakukan adalah memahami kondisi dan masalah yang ada dengan menuangkannya ke dalam suatu metodologi kerja menggunakan metode waterfall (Sommerville, 2011) dengan memberikan suatu solusi atas permasalahan di divisi Tenant Relation management tersebut. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan pengembangan Decision Support Systems yang berbasiskan key performance indicator. Pada penelitian ini dilakukan penggunaan parameterparameter key performance indicator yang sudah diformulasikan oleh para direksi divisi Tenant Relation Management. Untuk kerangka penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.

46 26 Mulai Kesalahan Prosedur / Proses Bisnis Studi kebutuhan Identifikasi Masalah Analisis Kebutuhan Sistem Proses Bisnis Bukan Desain Sistem Ya Implementasi Sistem Ada Kesalahan Pengujian Sistem Tidak Analisis Output Selesai Gambar 4 Kerangka Penelitian Berikut penjelasan mengenai tahapan kerangka penelitian : a. Studi Kebutuhan (Requirement Study) Analisis kebutuhan merupakan suatu tahapan dalam pengembangan perangkat lunak untuk menggali segala bentuk informasi dari awal sampai akhir dengan harapan dapat mengetahui kendala-kendala yang dihadapi. Pada tahapan ini akan digunakan untuk melakukan interview / tanya jawab

47 27 mengenai kondisi yang ada sekarang dan masalah yang dihadapi dengan kondisi yang ada beserta harapan untuk memperbaharui kondisi yang ada. 1. Requirement Scope (Batasan Sistem) 2. Stakeholder Identification (Identifikasi Entitas) Stakeholder Identification merupakan entitas yang akan terlibat dalam sistem divisi Tenant Relation Management. Proses ini merupakan tahapan yang penting dalam proses penyusunan UML. 3. Requirement Gathering (Pengumpulan Informasi) Berdasarkan informasi entitas yang terlibat dalam sistem divisi Tenant Relation Management, proses pengumpulan informasi akan dilakukan untuk masing-masing entitas baik itu proses yang biasa dilakukan dan harapan yang diinginkan sampai dengan konsep pelaporan. Dalam pembahasan ini akan dibatasi untuk transaksi-transaksi yang berhubungan dengan departemen-departemen di bawah divisi Tenant Relation Management. b. Identifikasi Masalah Pada tahapan ini akan diidentifikasi beberapa permasalahan yang ada pada divisi Tenant Relation Management dan identifikasi kebutuhan informasi yang mendukung pengembangan Decision Support Systems yang berbasiskan key performance indicator baik itu merupakan perbaikan dari sistem yang lama ataupun penambahan suatu proses bisnis yang semakin maju. Pengidentifikasian masalah ini terjadi selama masa interview / tanya jawab. c. Analisis Kebutuhan Sistem Dalam proses menganalisa kebutuhan sistem, perlu dilakukan analisis berdasarkan studi pustaka dan literatur mengenai konsep key performance indicator yang dibutuhkan selama penelitian. Oleh karena itu analisa kebutuhan harus mencakup sebagian besar proses yang berkaitan dengan divisi Tenant Relation Management (TRM). Hasil dari studi kebutuhan dan identifikasi masalah akan diterjemahkan menjadi suatu proses-proses dengan metode yang berorientasi object (UML). Analisis kebutuhan sistem ini akan dibuatkan analisis menggunakan deskripsi use case, use

48 28 case diagram, activity diagram, class diagram dan sequence diagram untuk input, output, proses, storage dan kontrol. d. Desain Sistem Dalam proses ini, dilakukan proses desain sistem divisi Tenant Relation Management berdasarkan analisis yang ada diterjemahkan menjadi desain sistem suatu proses-proses dengan metode yang berorientasi object (UML), baik itu dari sisi logika bisnis, struktur data maupun Graphical User Interface (GUI). Dalam tahapan ini perangkat lunak apa yang akan digunakan untuk pengembangan Decision Support Systems yang berbasiskan Key Performance Indicator. e. Implementasi Sistem Proses penerapan analisis dan desain sistem baik itu logika dan tampilan (Graphical User Interface) dengan menggunakan perangkat lunak pengembangan sistem Power Builder 11.5 dan database engine SQL Anywhere 8 yang menghasilkan Pengembangan DSS berbasis KPI sebagai bentuk akhir laporan KPI buat manajer atau manajemen. f. Pengujian Sistem Proses pengujian sistem secara internal dapat dilakukan baik itu secara verifikasi ataupun validasi data dan disesuaikan dengan parameter KPI yang ada dilakukan guna mengantisipasi seminimal mungkin pengujian yang gagal ketika dilakukan test oleh user. Metode pengujian yang diambil adalah metode pengujian Black Box. Pengujian Black Box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. g. Analisis Output Analisis output laporan KPI dilakukan ketika hasil yang dikeluarkan dari sistem tidak memenuhi kriteria estetika dan aturan standar dari pihak divisi Tenant Relation Management.

49 29 BAB IV PEMBAHASAN PENGEMBANGAN DECISION SUPPORT SYSTEMS BERBASIS KEY PERFORMANCE INDICATOR DI DIVISI TENANT RELATION MANAGEMENT 4.1. Studi Kebutuhan Kondisi Divisi Tenant Relation Management Saat ini Laporan KPI merupakan laporan yang sangat penting bagi divisi Tenant Relation Management untuk landasan dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap 3 departemen di bawahnya, yaitu : a. Departemen Tenancy b. Departemen Marketing & Leasing c. Departemen Customer Service Secara garis besar, semua informasi yang digunakan dalam melakukan proses formulasi KPI sudah tersedia dalam dokumentasi general manager, tapi sistem yang selama ini digunakan belum terintegrasi antar ketiga departemen baik laporan KPI maupun formula KPI belum termasuk dalam sistem, sehingga mengakibatkan formulasi KPI tersebut belum dilakukan dengan baik dan benar. Laporan KPI merupakan salah satu elemen dari laporan divisi TRM. Laporan KPI harus tersedia setiap bulannya yang digunakan sebagai informasi kinerja divisi tersebut dihadapan manajemen. Laporan KPI dari divisi TRM berisi berbagai macam informasi mengenai aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh personil / karyawan di Divisi TRM, seperti service level penanganan keluhan, persentase nilai hunian dan lain-lain. Laporan KPI yang ada sekarang di divisi Tenant Relation Management masih dilakukan secara sistem yang tidak terintegrasi, dengan menggabungkan informasi masing-masing departemen dengan menggunakan laporan Microsoft Excell. Kecepatan pembuatan laporan yang berbasis KPI sangatlah dibutuhkan oleh divisi TRM untuk pelaporan kepada pihak manajemen. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lokasi, terdapat beberapa harapan manajemen terhadap pengembangan KPI sebagai salah satu faktor peningkatan kinerja perusahaan, harapan-harapan tersebut adalah sebagai berikut :

50 30 a. Mengetahui secara real time total jumlah keluhan/permintaan setiap bulannya. b. Mengetahui secara real time persentase keluhan yang sudah terselesaikan dan belum terselesaikan per minggunya. c. Mengetahui secara cepat dan tepat persentasi kategori tenant (Platinum, gold dan silver). d. Mengetahui secara global total luasan yang masing available / tersedia untuk disewakan (net lettable area). e. Mengetahui nilai occupancy rate / persentase hunian secara real time. f. Mengetahui rata-rata harga sewa / m 2 per bulan. g. Mengetahui secara cepat dan tepat tenant-tenant yang akan habis masa kontraknya dalam periode minimal 1 tahun sebelum masa kontrak tersebut habis. h. Mengetahui informasi sisa budget TRM yang digunakan sebagai kontrol terhadap proses pembelian yang dilakukan oleh divisi TRM. i. Mengetahui informasi pendapatan atas event (pameran, pernikahan, bazaar) secara real time per bulan beserta target pendapatan yang harus dicapai. Dengan adanya laporan KPI, terpenuhinya harapan manajemen dalam membantu memberikan suatu pandangan dan pengambilan keputusan buat manager di divisi Tenant Relation Management Sistem Divisi Tenant Relation Management di Bidang Properti Divisi Tenant Relation Management merupakan pintu masuk hubungan antara manajemen gedung dan pihak luar, baik itu tenant ataupun non tenant. Secara garis besar divisi Tenant Relation Management terdiri atas 3 departemen, yaitu : a. Departemen Tenant Relation b. Departemen Customer Service / Call Center c. Departemen Marketing

51 31 Ketiga departemen tersebut secara fungsional memiliki pekerjaan yang saling berhubungan satu sama lain, secara garis besar fungsi atas ketiga departemen tersebut adalah sebagai berikut : 1. Departemen Tenant Relation Departemen Tenant Relation merupakan departemen yang difungsikan untuk melakukan hubungan dengan tenant yang ada baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung departemen Tenancy akan melakukan beberapa aktivitas yang dapat mempererat hubungan komunikasi antara tenant dan pengelola, secara tidak langsung departemen Tenancy melakukan beberapa aktivitas sosial yang dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh semua penghuni yang ada di dalam gedung. Secara garis besar aktivitas dari departemen Tenancy adalah sebagai berikut : Melakukan update informasi tenant. Aktivitas ini merupakan proses update data atau informasi penting yang berhubungan dengan tenant dan memiliki efek terhadap departemen lainnya seperti, perubahan nama direksi, perubahan No NPWP, perubahan atau penambahan fasilitas layanan yang disediakan oleh pengelola gedung dan lain sebagainya. Melakukan reguler visit / kunjungan rutin. Aktivitas ini merupakan aktivitas dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, dimana setiap tenant akan dilakukan kunjungan oleh pihak manajemen yang dikoordinasikan oleh Departemen Tenancy untuk mendengarkan masukan atau keluhan secara langsung dari tenant tersebut. Melakukan event / acara olahraga. Aktivitas ini merupakan aktivitas rutin tahunan yang dilakukan oleh Departemen Tenancy untuk menjalin hubungan sesama tenant. Melakukan sosialisasi kebijakan atau informasi. merupakan aktivitas yang dilakukan oleh Departemen Tenancy untuk mensosialisasikan informasi yang berhubungan dengan proses sewa menyewa ataupun informasi yang berhubungan dengan layanan-layanan yang disediakan oleh pihak manajemen dari pihak ketiga, seperti informasi jadwal SIM keliling, jadwal donor darah dan lain sebagainya.

52 32 Melakukan pembuatan laporan untuk Departemen Tenancy dengan waktu yang sudah disepakati baik itu untuk harian, mingguan ataupun bulanan yang dikirimkan ke Manager Divisi TRM. 2. Departemen Customer Service / Call Center Departemen Customer Service merupakan departemen melakukan fungsi sebagai pintu utama dalam proses permintaan dan keluhan baik itu dari tenant ataupun dari non tenant. Departemen Customer Service melakukan distribusi ke departemen terkait terhadap permintaan atau keluhan yang datang baik itu dari tenant ataupun dari non tenant seperti pengunjung. Secara garis besar aktivitas yang dilakukan oleh Departemen Customer Service adalah sebagai berikut : Melakukan penanganan pertama terhadap keluhan dan/atau permintaan. Aktivitas harian yang dilakukan oleh Departemen Customer Service untuk menerima permintaan dan/atau keluhan dari tenant ataupun bukan tenant yang diteruskan ke departemen terkait. Seperti untuk keluhan yang berhubungan dengan fasilitas gedung (lift, AC dan lain-lain), Departemen Customer Service mendistribusikan keluhan tersebut ke Divisi Engineering, kebersihan didistribusikan ke divisi General Affair and Personal, permintaan untuk invoice atau perpanjangan parkir didistribusikan ke divisi Finance and Accounting dan sebagainya. Melakukan registrasi lembur. Aktivitas yang dilakukan oleh Departemen Customer Service untuk melakukan proses pendaftaran lembur yang terdiri dari overtime AC, overtime Lift Service dan overtime listrik yang datang dari tenant ataupun kontraktor. Dimana semua informasi overtime tersebut didistribusikan ke Departemen Control Room (Departemen Operations). Melakukan pembuatan laporan untuk Departemen Customer Service dengan waktu yang sudah disepakati baik itu untuk harian, mingguan ataupun bulanan yang dikirimkan ke Manager Divisi TRM. 3. Departemen Marketing Departemen Marketing merupakan departemen yang selalu berhubungan dengan pihak luar (non tenant) yang menjalankan fungsinya sebagai fasilitator

53 33 terhadap proses penyewaan area yang terdapat dalam gedung. Aktivitas yang dilakukan oleh Departemen Marketing adalah sebagai berikut : Melakukan proses prospecting calon tenant. Aktivitas ini merupakan proses mendata calon-calon tenant yang pernah melakukan hubungan dengan pihak marketing untuk penyewaan area kantor. Aktivitas ini berguna bagi pihak marketing ketika melakukan proses penawaran terhadap area yang kosong di kemudian hari. Mempersiapkan dan membuat kontrak sewa. Seluruh kontrak sewa harus dibuat dengan jelas dan memuat seluruh isi perjanjian yang harus ada di dalamnya sehingga tidak menimbulkan potensi konflik di kemudian hari. Misalnya kapan mulai dan berakhirnya suatu kontrak, apa yang menjadi kewajiban dan hak masing-masing pihak, sangsi dan lain sebagainya. Melakukan pemasaran dan negosiasi harga sewa. Aktivitas ini sangat menentukan keberhasilan suatu properti yang di kelola. Dengan kemampuan yang dimiliki diharapkan dapat memaksimalkan tingkat hunian (occupancy rate) dan meminimalisasi tingkat kekosongan (vacancy rate). Melakukan proses renewal / perpanjangan sewa tenant. Aktivitas ini sangatlah berhubungan dengan proses mempertahankan occupancy rate. Aktivitas ini merupakan proses yang harus dilakukan terhadap tenant apabila waktu sewa atas penyewa tersebut akan habis. Dalam proses ini terdapat beberapa perubahan dari sisi kontrak sebelumnya diantaranya adalah : Perubahan terhadap harga sewa Perubahan terhadap harga rental Perubahan masa akhir sewa Proses penambahan security deposit / uang jaminan Melakukan pembuatan laporan untuk Departemen Marketing dengan waktu yang sudah disepakati baik itu untuk harian, mingguan ataupun bulanan yang dikirimkan ke Manager Divisi TRM. Hubungan ketiga departemen tersebut sangat menentukan kinerja dan peningkatan citra dari pengelolaan gedung di dunia pengelolaan gedung dan properti. Dalam proses peningkatan kinerja divisi TRM terdapat beberapa kendala atau kekurangan yang dihadapi seperti tercantum di dalam identifikasi masalah.

54 34 Untuk meningkatkan kinerja divisi TRM dengan mengatasi permasalahan dan kendala sehingga cepat dilakukan tindakan oleh Manager, maka diperlukan laporan KPI. Laporan KPI merupakan pengembangan Decision support Systems (DSS) yang berdasarkan dari parameter-parameter KPI yang ada dan sudah diformulasikan oleh manajer divisi TRM. Proses pembuatan laporan KPI ini yang dikembangkan, analisis dan desain dalam penelitian ini Key Performance Indicator Tenant Relation Management Systems Parameter KPI yang sudah diformulasikan akan digunakan sebagai pembandingan hasil dari proses laporan KPI pengembangan DSS yang terjadi pada Divisi Tenant Relation Management. Parameter KPI ini dibagi menjadi kelompok faktor internal dan faktor eksternal bagi perusahaan. a. Faktor Internal KPI faktor internal ini dikelompokan berdasarkan dari kebutuhan atau tujuan perusahaan dilihat dari segi pendapatan perusahaan atau aspek perekonomian dalam perusahaan. 1. Rata-rata Rental Rate Deskripsi KPI : Rata-rata Rental Rate untuk setiap bulannya. Parameter Target : 15 USD Formula : Rental = Area x RentalRate RR = sum(rental) / sum(area) IF RR >= Target Rate (15 USD) Then Achieve Else Not Achieve Dengan : - Rental : Sewa setiap tenant - Area : Area yang di sewa tenant - RentalRate : Harga sewa/m 2 - RR : Rata-rata Rental Rate 2. Persentase Occupancy Rate Deskripsi KPI : Persentase Occupancy rate terhadap total luasan yang di bagi menjadi Platinum, Gold dan Silver.

55 35 Parameter Target : Platinum 55 %, Gold, 30% dan Silver 15% Formula : %OCC= (Sum(Tipe) / NLA)x100% Dengan : - OCC = % Occupancy - Tipe = Masing-masing tipe (Platinum, Gold & Silver) - NLA = Total Area yang dapat disewakan 3. Persentase Letter Of Offer / LOO Deskripsi KPI : Persentase LOO terhadap total renewal tenant yang habis masa kontraknya. Parameter Target : 90% LOO Formula : LOO=(Count(RN)/Count(EX))x 100% IF LOO >= Target Renewal (90 % LOO) Then Achieve Else Not Achieve Dengan : - LOO : % Keberhasilan - RN : Total Renewal - EX : Total tenant renewal 4. Total pendapatan Rental/Sewa dan Event divisi TRM Deskripsi KPI : Total pendapatan Rental/Sewa per bulan yang dibandingkan dengan budget pendapatan Rental/Sewa. Achieve jika pendapatan >= budget, Not Achieve jika pendapatan < budget. Total pendapatan event dibandingkan dengan budget yang ada setiap bulannya. Parameter Target : Data Budget untuk total pendapatan sewa per bulan, Budget pendapatan Event di divisi TRM Formula : If PA >=PB Then Achieve Else Not Achieve Dengan : - PA : Pendapatan Actual - PB : Pendapatan Budget

56 36 5. Total biaya divisi TRM Deskripsi KPI : Total Biaya divisi TRM dibandingkan dengan budget yang ada setiap bulannya. Parameter Target : Budget Biaya divisi TRM Formula : If BA >=BB Then Not Achieve Else Achieve Dengan : - BA : Biaya Actual - BB : Biaya Budget b. Faktor Eksternal KPI faktor eksternal ini dikelompokan berdasarkan dari kebutuhan atau tujuan peningkatan kualitas pelayanan terhadap tenant dilihat dari lebih cepat, lebih baik dalam proses penanganan keluhan dan permintaan tenant atau aspek pelayanan jasa. 6. Persentase total keluhan Deskripsi KPI : Persentase total keluhan yang terselesaikan. Parameter Target : 95 % Formula : %KK=Count(KL)/Count(PL)x100% IF Done Complaint/KK >= Target Complaint Status (95%) Then Achieve Else Not Achieve Dengan : - KK : % keberhasilan - KL : Keluhan selesai (DateTime) - PL : total Keluhan 7. Rata-rata response time terhadap keluhan Deskripsi KPI : Rata-rata response time terhadap keluhan yang datang dari tenant. Parameter Target : 15 Menit per keluhan Formula : Time = RT KL AvRT = Sum(Time) / Count(KL)

57 37 IF Avg Complaint Response/AvRT >= Target Complaint Response / Avg Respons (15 minutes) Then Achieve Else Not Achieve Dengan : - RT : Response Time (DateTime) - KL : Keluhan Time (DateTime) - Time : Waktu Response (Time) - AvRT : Average RT (Time) 8. Persentase Inquiry/permintaan Event dan Leasing Deskripsi KPI : Persentase inquiry / Permintaan Event dan Leasing yang terealisasi berbanding dengan total inquiry yang masuk per bulan. Parameter Target : 90% Inquiry menjadi Realisasi Formula : SC=(Count(TR)/count( IQ))x 100% IF Done Inquiry/SC >= Target Inquiry (90%) Then Achieve Else Not Achieve Dengan : - SC : % Keberhasilan - TR : Total Realisasi Inquiry - IQ : Total Inquiry 9. Rata-rata response time terhadap inquiry Deskripsi KPI : Rata-rata response time terhadap inquiry / permintaan dalam 1 bulan. Parameter Target : 24 Jam dari inquiry / permintaan masuk Formula : Time = RT IQ AvRT = Sum(Time) / Count(IQ) IF Avg Response/AvRT >= Target Inquiry Response / Avg Respons (24 jam) Then Achieve Else Not Achieve Dengan :

58 38 - RT : Response Time (DateTime) - IQ : Inquiry (DateTime) - Time : Waktu Response (Time) - AvRT : Average RT (Time) 4.2 Analisis Proses Divisi Tenant Relation Management Keputusan Manager Divisi Tenant Relation Management Pengembangan Decision Support Systems ini menghasilkan suatu laporan report KPI dari hasil transaksi-transaksi sistem informasi Divisi Tenant Relation Management yang memberikan informasi dan gambaran buat Manager dalam mengambil keputusan dalam : 1. Kapan melakukan review operasional Engineering, House Keeping dan Security dari hasil laporan KPI Call Center untuk transaksi Complaint dan Complaint Response Time. 2. Kapan melakukan review operasional Marketing dari hasil laporan KPI Call Center untuk transaksi Inquiry dan Inquiry Response Time. 3. Hasil laporan KPI Marketing untuk Transaksi Rental Rate dan Occupancy Rate menghasilkan keputusan yang diambil dalam : a. Kapan menentukan kenaikan dan penurunan Service Charge b. Kapan menentukan kenaikan Rental Charge c. Kapan fokus terhadap penjualan area Platinum 4. Kapan Marketing harus mencari tenant baru / Prospecting baru dari hasil laporan KPI Marketing untuk transaksi Renewal. 5. Hasil laporan KPI Expense menghasilkan keputusan untuk perubahan budget tahun depan berdasarkan trend pengeluaran yang over budget pada bulan-bulan tertentu. 6. Hasil laporan KPI Income menghasilkan keputusan untuk perubahan budget income tahun depan berdasarkan trend pendapatan yang di bawah budget pada bulan-bulan tertentu.

59 Identifikasi Pelaku Bisnis Proses identifikasi pelaku bisnis dapat dilakukan pada saat observasi ke lingkungan kerja. Proses identifikasi pelaku dapat memudahkan dalam menyaring dan mendefinisikan lebih lanjut lingkup dan batasan sistem. Pelaku juga menentukan kelengkapan persyaratan sistem (Whitten, Bentley dan Dittman, 2004). Dalam penentuan pelaku bisnis dapat diketahui dari hal-hal berikut : 1. Siapa yang menyediakan input kedalam sistem 2. Siapa yang menerima output dari sistem 3. Antarmuka apa yang dibutuhkan bagi sistem yang lain 4. Apakah ada kejadian yang di picu secara otomatis pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya 5. Siapa yang akan mengurusi informasi dari sistem. Dalam divisi Tenant Relation Management dapat diidentifikasi pelakupelaku bisnis seperti yang ada di dalam tabel berikut; Tabel 2. Daftar Pelaku-pelaku Bisnis Divisi Tenant Relation Management No Pelaku Deskripsi Aktivitas 1 Call Centre Jabatan yang melakukan proses penginputan datadata keluhan dan permintaan baik itu dari tenant ataupun non tenant. Melakukan penginputan permintaan lembur dari tenant dan kontraktor yang melakukan pekerjaan. 2 Marketing Leasing Jabatan yang melakukan proses prospecting tenant baru, negosiasi, perpanjangan kontrak dan melakukan proses letter of offer (LOO) untuk proses tenant baru atau pun perpanjangan kontrak sewa. Merespon semua permintaan dan keluhan yang ditujukan ke departemen marketing leasing. 3 Marketing Event Jabatan yang melakukan proses prospecting terhadap penyewaan ruang-ruang event, negosiasi dan melakukan proses LOO (letter of offer) untuk

60 40 proses penyewaan ruang-ruang event. Merespon semua permintaan dan keluhan yang ditujukan ke departemen marketing event. 4 Tenancy Jabatan yang bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan data dari tenant dan mendaftarkan fasilitas-fasilitas apa saja yang digunakan oleh tenant. Bertanggung jawab untuk pembuatan permintaan pembelian untuk divisi Tenant Relation Management. 5 Account Recievable Tanggung jawab organisasi dalam melakukan proses penagihan atas kontrak event ataupun kontrak leasing yang sudah disetujui. 6 Account Payable Tanggung jawab organisasi dalam melakukan proses pembayaran atas permintaan pekerjaan ataupun barang. 7 Control Room Bagian yang melakukan proses approval terhadap permintaan lembur. 8 TRM Manager / General Manager Melakukan proses review terhadap laporan-laporan dari divisi Tenant Relation Management. Melakukan entry parameter penentuan target. 9 Tenant Individu atau perusahaan yang memberikan informasi keluhan terhadap fasilitas dan pelayanan serta memberikan informasi permintaan pelayanan / permintaan fasilitas yang disediakan oleh gedung. 10 Non-Tenant Individu atau perusahaan yang memberikan informasi permintaan mengadakan suatu event/wedding dan atau permintaan sewa. 11 Admin Individu atau suatu bagian yang melakukan

61 41 penambahan master data dan update terhadap data yang sudah ada Identifikasi Use-Case Persyaratan Bisnis Dalam proses menganalisa persyaratan bisnis dapat mengenali dan mendokumentasikan hanya hal yang paling kritis, kompleks dan penting karena pertimbangan waktu dan biaya. Proses Use-Case persyaratan bisnis diharapkan dapat menangkap interaksi dengan pengguna menggunakan cara yang bebas dari detail teknologi dan implementasi. Untuk mencari use-case persyaratan bisnis adalah dengan menyelidiki para pelaku dan bagaimana mereka akan menggunakan sistem. Dalam mendefinisikan persyaratan bisnis, beberapa hal yang perlu diketahui adalah sebagai berikut : 1. Tugas utama dari masing-masing pelaku 2. Informasi apa yang dibutuhkan oleh pelaku sistem 3. Informasi apa saja yang disediakan pelaku untuk sistem 4. Apakah sistem tersebut perlu menginformasikan kepada pelaku tentang segala perubahan atau kejadian yang telah terjadi 5. Apakah ada kebutuhan para pelaku untuk menginformasikan segala perubahan yang terjadi atau kejadian-kejadian yang muncul Diagram konteks merupakan sumber yang bagus untuk menganalisa para pelaku dan mencari use-case potensial. Diagram konteks dapat mengidentifikasi use-case potensial dan mengidentifikasi input dan output utama sistem dan kelompok eksternal. Input utama yang ditujukan untuk kejadian bisnis dengan perusahaan yang menggunakan use-case dan kelompok eksternal yang menyajikan input primer yang melibatkan para pelaku (Whitten, Bentley dan Dittman, 2004). Diagram konteks untuk menentukan use case dari semua proses yang terjadi di dalam divisi Tenant Relation Management dapat dilihat pada Gambar 5.

62 42 Gambar 5 Diagram Konteks Divisi Tenant Relation Management Pembacaan diagram konteks terkadang tidak terperinci dalam menjelaskan proses sistem karena terlalu banyak dan akan mengacaukan diagram tersebut dan membuatnya sulit untuk di baca. Analisa sistem bertanggung jawab untuk melakukan riset dengan stakeholder yang tepat mengenai tipe output yang mereka terima dan segala karakteristiknya. Tabel 3 di bawah ini merupakan daftar use case yang digunakan untuk mendokumentasikan use case. Daftar ini berisi daftar use case dan pelaku dalam Tenant Relation Management Systems yang teridentifikasi dari diagram konteks.

63 43 Tabel 3. Daftar Use Case dalam Divisi Tenant Relation Management Nama Use-Case Deskripsi Use-case Pelaku dan perannya Entry Keluhan Mendeskripsikan pencatatan keluhan dari tenant yang berhubungan dengan fasilitas gedung, operasional gedung. Misalnya keluhan tenant terhadap kebersihan, kebisingan dan sebagainya 1. Call Center (primer) 2. Control Room (eksternal) Entry Permintaan Mendeskripsikan permintaanpermintaan baik itu dari tenant seperti permintaan penambahan daya listrik, ijin pekerjaan, dan lain sebagainya serta dari bukan tenant seperti permintaan brosur untuk acara event, lokasi kosong untuk perkantoran dan lain sebagainya Entry Lembur Mendeskripsikan pencatatan permintaan lembur dari tenant dan kontraktor yang melakukan pekerjaan di area gedung 1. Call Center (primer) 2. Marketing event (eksternal) 3. Marketing Office (eksternal) 1. Call Center (Primer) 2. Control Room (Eksternal) Prospecting Event Mendeskripsikan pencatatan prospek individu atau perusahaan yang berencana melakukan suatu event Marketing event (primer) Prospecting Mendeskripsikan perkembangan Marketing event Progress prospecting event (primer) LOO Event Mendeskripsikan pembuatan LOO untuk prospekting event yang sudah setuju dengan syarat-syarat yang telah 1. Marketing Event (primer)

64 44 Respon Permintaan Event Prospecting Office ditentukan Mendeskripsikan respons permintaan event kepada tenant ataupun non tenant Mendeskripsikan pencatatan prospek perusahaan yang berencana melakukan penyewaan 2. Account Receivable (eksternal) Marketing Event (primer) Marketing Leasing (primer) Prospecting Mendeskripsikan perkembangan Marketing Leasing Progress prospecting leasing (primer) LOO Office Mendeskripsikan pembuatan LOO untuk prospekting-prospekting office yang sudah setuju dengan syaratsyarat yang telah ditentukan seperti masa kontrak, harga sewa dan service 1. Marketing office (primer) 2. Account Receivable (eksternal) Respon Mendeskripsikan respons permintaan Marketing Leasing Permintaan Office office kepada tenant (primer) Perubahan data Mendeskripsikan pencatatan segala Tenancy tenant perubahan informasi dari tenants yang ada, seperti perubahan No NPWP, direksi dan lain sebagainya Entry Layanan Mendeskripsikan pencatatan layananlayanan tambahan yang di minta oleh tenant seperti permintaan layanan TV Cable, pemasangan Lease Line dan 1. Tenancy (primer) 2. Account Receivable

65 45 Entry Formulir Pembelian Barang (FPB) lain sebagainya Mendeskripsikan permintaan pembelian barang atau jasa dari divisi Tenant Relation Management (eksternal) 1. Tenancy (primer) 2. Account Payable (eksternal) Target Divisi Mendeskripsikan penetapan target operasional untuk divisi Tenant Relation Management Manager / General Manager Entry Master Mendeskripsikan penginputan master Admin (Primer) Data data yang akan digunakan dalam sistem Update Master Mendeskripsikan perubahan dan Admin (Primer) Data pembaharuan terhadap master data 4.3 Desain Proses Divisi Tenant Relation Management Model Use Case Setelah use-case dan pelaku teridentifikasi, diagram model use-case pun dapat digunakan untuk menggambarkan secara visual lingkup dan batasan sistem. Diagram tersebut dibuat menggunakan Microsoft Visio 2010 dan menunjukan hubungan antar pelaku dan use-case. Selain itu use-case telah dikelompokan menjadi subsistem bisnis. Subsistem tersebut menyatakan area fungsional logika dari proses bisnis. Pembagian kelakuan sistem menjadi subsistem sangat penting untuk memahami arsitektur sistem dan merupakan kunci untuk mendefinisikan strategi pengembangan sistem. Secara garis besar Sistem Tenant Relation Management dapat digambarkan dalam use case diagram, seperti terlihat pada Gambar 6.

66 46 TRM System Leasing Prospecting Facility Aggrement Prospecting Progress «Include» Tenant Update Tenancy Marketing Leasing LOO Leasing «Include» Tenant List Master Request Update Renewal «Include» Event Prospecting «Include» Request Handling Marketing Event Prospecting Progress Complaint Handling Overtime Requset Call Centre LOO Event Overtime Update Parameter Target Complaint Update Control Room GM Report Generation Overtime Approval Gambar 6 Diagram Use Case Pengembangan DSS Divisi Tenant Relation Management Dalam desain diagram use case Tenant Relation Management tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Marketing Leasing Dalam analisa, marketing Leasing melakukan beberapa aktivitas, yaitu : - Leasing Prospecting Use case dari marketing yang melakukan aktivitas pencatatan informasiinformasi calon tenant ke dalam sistem yang dimana informasi-informasi tersebut akan digunakan seluruhnya oleh use case LOO entry. - Prospecting Progress Use case dari marketing yang melakukan aktivitas pembaharuan status dari calon prospecting yang sesuai dengan kondisi saat ini. Perubahan status ini disertai dengan laporan aktivitas marketing yang telah dilakukan ke calon tenant.

67 47 - Letter Of Offer Leasing Use case yang dilakukan oleh marketing ketika calon tenant tersebut sudah menyetujui segala sesuatu yang ada di dalam penawaran marketing, seperti harga sewa dan service, masa sewa, dan lain sebagainya. - Renewal Use case yang dilakukan marketing untuk melakukan proses perpanjangan kontrak tenant yang akan habis masa penyewaannya. Proses Use case yang terdapat dalam departemen marketing sangatlah berhubungan satu sama lainnya, sehingga hampir semua use case semua informasi yang dilakukan akan digunakan seluruhnya untuk use case lainnya. b. Marketing Event - Event Prospecting Use case dari marketing Event yang melakukan aktivitas pencatatan informasi-informasi calon tenant lokasi event ke dalam sistem yang dimana informasi-informasi tersebut akan digunakan seluruhnya oleh use case LOO entry. - Prospecting Progress Use case dari marketing event yang melakukan aktivitas pembaharuan status dari calon prospecting event yang sesuai dengan kondisi saat ini. Perubahan status ini disertai dengan laporan aktivitas marketing yang telah dilakukan ke calon tenant. - Letter Of Offer Event Use case yang dilakukan oleh marketing event ketika calon tenant tersebut sudah menyetujui segala sesuatu yang ada di dalam penawaran marketing event, seperti harga sewa dan service, masa sewa, dan lain sebagainya. c. Tenancy Tenancy memiliki beberapa use case, yaitu : - Tenant Update Use case untuk menggambarkan aktivitas tenancy dalam melakukan proses perubahan data informasi tenant. - Facility Agreement

68 48 Use case yang digunakan untuk melakukan registrasi terhadap perubahan atau penambahan layanan tenant yang disediakan oleh pengelola gedung. Use case ini memiliki hubungan relasi terbatas dengan use case tenant list yang ada di bagian Tenancy. - Tenant List Master Use case untuk melakukan pendaftaran tenant baru yang prosesnya sudah secara otomatis dilakukan pada saat approval LOO dilaksanakan. - Request Update Use case yang melakukan proses update terhadap status permintaan tenant atau non tenant yang telah dilakukan respon oleh departemen terkait. d. Call Center Dalam proses analisis, call center atau customer service memiliki beberapa use case, yaitu : - Complaint Handling Use case yang digunakan untuk melakukan proses penginputan keluhan dari tenant yang berhubungan dengan fasilitas gedung, kebersihan dan keamanan ke dalam sistem informasi. - Overtime Request Use case yang digunakan untuk melakukan proses penginputan data-data overtime yang di minta oleh tenant. - Request Handling Use case yang ada di customer service yang melakukan proses pencatatan permintaan tenant ataupun bukan tenant yang berhubungan dengan divisi atau departemen lainnya. e. General Manager Dalam proses analisa GM hanya melakukan penerimaan laporan untuk semua departemen yang ada di bawah Divisi TRM. Aktivitas tersebut adalah : - Tenant Relation Management Report Generation Use case yang digunakan untuk melakukan proses pembuatan laporan divisi Tenant Relation - Parameter Target

69 49 Use case yang digunakan untuk menentukan nilai target suatu aktivitas untuk masing-masing departemen. f. Control Room - Complaint Update Use case yang melakukan proses update terhadap status keluhan yang sudah diinformasikan oleh tenant sehingga pihak call center dapat mengetahui perubahan status untuk masing-masing keluhan. - Overtime Approval Use case yang melakukan proses persetujuan terhadap permintaan lembur yang akan dilakukan. - Overtime Update Use case yang melakukan proses update terhadap permintaan lembur yang secara sistem sudah diaktifkan. Dilihat dari Diagram Use Case Tenant Relation Management pada Gambar 6, bahwa pekerjaan yang dilakukan setiap aktor memiliki tugas masing-masing. Sehingga dapat dibuatkan Diagram Use Case Pengembangan DSS SubSystems Tenant Relation Management supaya lebih jelas use case untuk setiap aktornya. Gambar Diagram Use Case Pengembangan DSS SubSystems Tenant Relation Management dapat dilihat pada Gambar 7.

70 50 Leasing SubSystem Tenancy SubSystem Leasing Prospecting Facility Aggrement Prospecting Progress Tenant Update LOO Leasing Marketing Leasing Tenant List Master Tenancy Renewal Event SubSystem Customer Service SubSystem Event Prospecting Request Update Complaint Handling Prospecting Progress Marketing Event Request Handling LOO Event Complaint Update Call Center Operational SubSystem Overtime SubSystem Parameter Target Overtime Requset Overtime Approval Report Generation GM Overtime Update Control Room Gambar 7 Diagram Use Case Pengembangan DSS SubSystems Tenant Relation Management Dari diagram Gambar 7 dapat diketahui SubSystems SubSystems yang digunakan dalam tahapan pengembangan sistem, SubSystems tersebut adalah sebagai berikut : a. Leasing SubSystems b. Tenancy SubSystems c. Event SubSystems d. Customer Service SubSystems

71 51 e. Operational SubSytem f. Overtime SubSystems Dalam diagram tersebut dapat dilihat juga actor actor yang terlibat di antara SubSystems SubSystems yang ada melalui use case yang terdapat pada masingmasing SubSystems Model Activity Diagram Setelah didapatkan use case Tenant Relation Management maka desain selanjutnya adalah membuat model Activity Diagram yang menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem Tenant Relation Management. a. Call Center Activity Diagram Call Center Activity diagram pada divisi Tenant Relation Management memiliki aktivitas-aktivitas seperti terlihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2 untuk : 1. Use Case Complaint Handling Dimulai dari mendapatkan complaint information dari tenant atau non tenant baik melalui telepon, atau website, proses open new complaint form entry dan menginput informasi keluhan, lalu melakukan proses pemeriksaan data tenant. Apakah termasuk tenant? Jika tidak maka melakukan proses entry non tenant information dan jika ya maka melakukan search tenant list yang sudah ada dan pilih tenant, kemudian melakukan proses pilih tipe complaint setelah itu proses entry complaint detail, proses selesai. 2. Use Case Complaint Update Dimulai ketika Control Room akan melakukan perubahan status terhadap complaint yang sudah diselesaikan. Pihak control room atau departemen terkait akan membuka tampilan daftar semua complaint, melakukan pencarian terhadap complaint yang sudah selesai, kemudian melakukan update untuk status terakhir (Done, Pending, Cancel). 3. Use case Request Handling Dimulai dari permintaan tenant ataupun non tenant terhadap pengelola gedung. Dalam hal ini call center akan membuka tampilan input Request

72 52 Handling, menentukan apakah pihak yang meminta adalah tenant atau non tenant, jika non tenant maka pihak call center akan mengisikan data-data informasi berdasarkan informasi yang di dapat. Jika tenant maka call center hanya memilih data tenant tersebut. Kemudian call center akan memilih tipe atau jenis permintaan yang diminta yang dilanjutkan dengan pengisian permintaan lebih detail. 4. Use Case Request Update Dimulai ketika departmen yang bersangkutan akan melakukan perubahan status terhadap complaint yang sudah diselesaikan. Pihak control room atau departemen terkait akan membuka tampilan daftar semua permintaan, melakukan pencarian terhadap permintaan yang sudah diselesaikan, kemudian melakukan update untuk status terakhir (Done, Pending, Cancel). b. Marketing Leasing Activity Diagram Marketing Leasing Activity diagram pada divisi Tenant Relation Management memiliki aktivitas-aktivitas seperti terlihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4 untuk : 1. Use Case Leasing Prospecting Dimulai dengan adanya kebutuhan suatu perusahaan untuk melakukan penyewaan baik itu secara , telpon ataupun kunjungan. Informasi tersebut akan dimasukan oleh call center dengan membuka tampilan input prospecting dan melakukan pencarian di sistem terhadap data yang sudah di terima dari calon tenant. Jika data yang diberikan sudah terdapat di dalam sistem maka call center dapat melakukan update informasi tehadap calon tenant tersebut dan jika informasi calon tenant tersebut tidak ada di dalam sistem, maka call center melakukan proses penginputan untuk data calon tenant baru. 2. Use Case Prospecting Progress Proses ini bermula ketika terjadi interaksi antara marketing dan calon tenant. Marketing akan melakukan pencarian data calon tenant tersebut di dalam sistem kemudian marketing akan membuka tampilan untuk

73 53 prospecting progress dan memasukan informasi-informasi berdasarkan hasil interaksi dengan calon tenant ke dalam sistem beserta status dari masing-masing prospecting, status tesebut adalah : a. Inquiry, merupakan status awal dari calon tenant dimana ketertarikan calon tenant terhadap lokasi yang akan di sewa. b. On Going, merupakan status dari calon tenant dimana calon tenant tersebut sudah melakukan beberapa interaksi dengan marketing dan sudah melakukan kunjungan terhadap lokasi yang diminati. c. Reserved, merupakan status dari calon tenant dimana calon tenant sudah menyetujui harga, kondisi dan lain sebagainya. d. Lease Agreement, merupakan status dari calon tenant dimana calon tenant dalam proses pembuatan kontrak sewa menyewa. 3. Use Case LOO Leasing Proses ini merupakan proses pembuatan kontrak dari calon tenant yang dalam status reserved. Marketing akan melakukan pencarian terhadap data-data calon tenant dengan status reserved. Setelah itu, marketing akan melakukan input kontrak sewa, pemilihan lokasi yang diinginkan, periode LCD dan LED, nilai rental dan service serta besaran security deposit. 4. Use Case Renewal Merupakan proses perpanjangan kontrak, yang bermula dari penyeleksian dari daftar tenant yang akan habis masa kontraknya dalam 3 bulan ke depan. Setelah itu marketing akan memasukan periode sewa baru beserta informasi besaran rate sewa dan rental serta security deposit baru dan kemudian marketing melakukan proses persetujuan atas perpanjangan kontrak tersebut. c. Marketing Event Activity Diagram Marketing Event Activity diagram pada divisi Tenant Relation Management memiliki aktivitas-aktivitas seperti terlihat pada Lampiran 5 untuk : 1. Use Case Event Prospecting Dimulai dengan adanya kebutuhan suatu perusahaan atau individu untuk melakukan suatu acara event ataupun wedding baik itu secara , telpon

74 54 ataupun kunjungan. Informasi tersebut akan dimasukan oleh call center dengan membuka tampilan input prospecting event dan melakukan pencarian di sistem terhadap data-data yang sudah di terima dari calon tenant. Jika data yang diberikan sudah terdapat di dalam sistem maka call center dapat melakukan update informasi tehadap calon tenant tersebut jika terdapat perbedaan informasi dengan yang ada di sistem dan jika informasi calon tenant tersebut tidak ada di dalam sistem maka call center melakukan proses penginputan untuk data calon tenant baru. 2. Use Case Prospecting Progress Event Proses ini bermula ketika terjadi interaksi antara marketing event dengan calon tenant event. Marketing akan melakukan pencarian data calon tenant event tersebut di dalam sistem kemudian marketing akan membuka tampilan untuk prospecting progress event dan memasukan informasiinformasi berdasarkan hasil interaksi dengan calon tenant ke dalam sistem beserta status dari masing-masing prospecting event, status tesebut adalah: a. Inquiry, merupakan status awal dari calon tenant event dimana ketertarikan calon tenant terhadap lokasi yang akan di sewa. b. On Going, merupakan status dari calon tenant dimana calon tenant tersebut sudah melakukan beberapa interaksi dengan marketing dan sudah melakukan kunjungan terhadap lokasi yang diminati. c. Reserved, merupakan status dari calon tenant dimana calon tenant sudah menyetujui harga, kondisi dan lain sebagainya. d. Lease Agreement, merupakan status dari calon tenant dimana calon tenant dalam proses pembuatan kontrak sewa menyewa. 3. Use Case LOO Event Proses ini merupakan proses pembuatan kontrak dari calon tenant event yang dalam status reserved. Marketing akan melakukan pencarian terhadap data calon tenant dengan status reserved. Setelah itu, marketing akan melakukan input kontrak event, pemilihan lokasi yang diinginkan, periode LCD dan LED, nilai sewa serta besaran security deposit.

75 55 d. Tenancy Activity Diagram Tenancy Activity diagram pada divisi Tenant Relation Management memiliki aktivitas-aktivitas seperti terlihat pada Lampiran 6 adalah : 1. Use Case Facility agreement Dimulai ketika tenant mengajukan untuk penambahan fasilitas yang disediakan oleh gedung. Tenancy akan melakukan pencarian terhadap tenant yang akan melakukan penambahan fasilitas, kemudian tenancy akan melakukan pemilihan tipe layanan berdasarkan kebutuhan dari tenant, memasukan periode layanan serta besaran sewa fasilitas. Setelah itu tenancy akan melakukan persetujuan terhadap fasilitas tersebut. 2. Use Case Tenant Update Bermula ketika ada perubahan dari data tenant yang diinformasikan ke pihak tenancy. Kemudian pihak tenancy akan melakukan pencarian terhadap tenant tersebut,kemudian tenancy akan melakukan update terhadap data-data tenant berdasarkan informasi yang di dapat. 3. Use Case Tenant List Master Bermula ketika tenancy akan menampilkan semua informasi-informasi tenant. Tenancy akan memilih periode kontrak, pemilihan tenant dan menampilan semua informasi mengenai tenant tersebut. e. Overtime Activity Diagram Overtime Activity diagram pada divisi Tenant Relation Management memiliki aktivitas-aktivitas seperti terlihat pada Lampiran 7 adalah : 1. Use Case Event Overtime Request Bermula ketika tenant melakukan permintaan overtime baik itu dengan menggunakan ataupun mengisi form yang sudah ada. Call center akan membuka tampilan input overtime kemudian memasukan tanggal dan jam awal overtime dan akhir overtime. Setelah itu call center akan melakukan pemilihan lokasi atas tenant tersebut, pemilihan tipe overtime. 2. Use Case Overtime Approval Use case ini dimulai ketika pihak control room melakukan setup dengan BAS sistem atas permintaan overtime yang ada, setelah melakukan hal

76 56 tersebut pihak control room akan melakukan proses persetujuan atas overtime yang masuk Model Class Diagram Berdasarkan dari diagram-diagram aktivitas maka dapat dilihat kebutuhan atribut apa saja yang dikembangkan pada desain Class Diagram divisi Tenant Relation Management dan bagaimana hubungan di antara class. Class Diagram yang dilakukan pada Divisi Tenant Relation Management dapat dilihat pada gambar-gambar diagram di bawah ini. a. Complaint Handling Class Diagram Complaint Handling Class Diagram pada divisi Tenant Relation Management memiliki class-class seperti terlihat pada Gambar 8. Gambar 8 Complaint Handling Class Diagram Penjelasan dari Gambar 8 bahwa tenant atau non tenant dapat mengajukan complaint ke Call Center dengan maksud satu tenant atau non tenant dapat mengajukan satu atau lebih complaint yang diajukan kepada pengelola gedung. Pada complaint handling pihak call center dapat melakukan update terhadap status complaint untuk satu atau beberapa complaint dalam sekali proses. b. Request Handling Class Diagram Request Handling Class Diagram pada divisi Tenant Relation Management memiliki class-class seperti terlihat pada Gambar 9.

77 57 Gambar 9 Request Handling Class Diagram Penjelasan dari Gambar 9 memungkinkan tenant atau Non tenant menyampaikan permohonan permintaan dimana satu tenant atau Non tenant dapat menyampaikan lebih dari satu permintaan. Pihak atau departemen yang menangani keluhan tersebut dapat melakukan update terhadap permintaan tersebut secara bersamaan dimana permintaan tersebut lebih dari satu permintaan. c. Leasing Class Diagram Leasing Class Diagram pada divisi Tenant Relation Management memiliki class-class seperti terlihat pada Gambar 10.

78 58 Gambar 10 Leasing Class Diagram Gambar 10 dapat dijelaskan sebagai berikut : Add Activity, merupakan kondisi satu propsecting dapat memiliki lebih dari satu aktivitas yang dilakukan. Reserved Status, merupakan kondisi dimana satu prospecting yang sudah dalam kondisi status reserved dapat dibuatkan satu LOO atas prospecting tersebut. LOO Approved, merupakan kondisi satu LOO yang sudah lengkap yang akan disetujui. Schedule Generate, merupakan kondisi pembuatan jadwal tagihan sewa, service dan deposit dimana satu buah LOO yang sudah disetujui dapat membentuk lebih dari satu jadwal penagihan yang ditentukan juga oleh periode sewa untuk tenant. Schedule Processed, merupakan kondisi pembuatan invoice dari jadwal yang sudah terbentuk. Jumlah invoice yang terbentuk untuk periode tertentu, tergantung dari jumlah schedule yang akan dibuatkan invoicenya.

79 59 Invoice Posted, merupakan kondisi posting satu atau beberapa invoice ke dalam Journal yang akan terbentuk jurnal yang sesuai dengan jumlah invoice yang di posting. Payment, merupakan kondisi dimana pembayaran satu invoice dapat dilakukan dengan satu atau lebih pembayaran dengan syarat bahwa invoice tersebut sudah dilakukan posting. Posted, merupakan kondisi dimana satu pembayaran yang dilakukan akan di posting ke journal sebanyak satu transaksi journal d. Event Class Diagram Event Class Diagram pada divisi Tenant Relation Management memiliki class-class seperti terlihat pada Gambar 11. Gambar 11 Event Class Diagram Gambar 11 dapat dijelaskan sebagai berikut : Add Activity, merupakan kondisi satu propsecting event dapat memiliki lebih dari satu aktivitas yang dilakukan.

80 60 Reserved Status, merupakan kondisi dimana satu prospecting event yang sudah dalam kondisi status reserved dapat dibuatkan satu LOO Event atas prospecting event tersebut. LOO Approved, merupakan kondisi satu LOO Event yang sudah lengkap yang akan disetujui. Schedule Generate, merupakan kondisi pembuatan jadwal tagihan sewa Event dan deposit Event yang dimana satu buah LOO Event yang sudah disetujui dapat membentuk lebih dari satu jadwal penagihan yang ditentukan juga oleh periode sewa event untuk tenant. Schedule Processed, merupakan kondisi pembuatan invoice Event dari jadwal yang sudah terbentuk. Jumlah invoice Event yang terbentuk untuk periode tertentu tergantung dari jumlah schedule yang akan dibuatkan invoicenya. Invoice Posted, merupakan kondisi posting satu atau beberapa invoice Event ke dalam Journal yang akan terbentuk jurnal yang sesuai dengan jumlah invoice Event yang di posting. Payment, merupakan kondisi dimana pembayaran satu invoice event dapat dilakukan dengan satu atau lebih pembayaran dengan syarat bahwa invoice Event tersebut sudah dilakukan posting. Posted, merupakan kondisi dimana satu pembayaran yang dilakukan akan di posting ke journal sebanyak satu transaksi journal. e. Overtime Class Diagram Overtime Class Diagram pada divisi Tenant Relation Management memiliki class-class seperti terlihat pada Gambar 12.

81 61 Gambar 12 Overtime Class Diagram Gambar 12 dapat dijelaskan sebagai berikut : Overtime Register, merupakan kondisi dimana satu tenant dapat melakukan lebih dari satu permintaan overtime. Overtime Status, merupakan kondisi persetujuan terhadap overtime dimana pihak terkait dapat melakukan persetujuan untuk lebih dari satu permintaan overtime dalam waktu yang bersamaan. Schedule Generate, merupakan kondisi pembuatan jadwal tagihan overtime yang berawal dari class diagram Overtime approval untuk permintaan overtime yang telah disetujui dan membentuk jadwal sejumlah permintaan overtime yang sudah disetujui. Schedule Processed, merupakan kondisi pembuatan invoice dari jadwal yang sudah terbentuk. Jumlah invoice yang terbentuk untuk periode tertentu tergantung dari jumlah schedule yang akan dibuatkan invoicenya Invoice Posted, merupakan kondisi posting satu atau beberapa invoice overtime ke dalam Journal yang sesuai dengan jumlah invoice yang di posting. Payment, merupakan kondisi dimana pembayaran satu invoice dapat dilakukan dengan satu atau lebih pembayaran dengan syarat bahwa invoice tersebut sudah dilakukan posting.

82 62 Posted, merupakan kondisi dimana satu pembayaran yang dilakukan akan di posting ke journal sebanyak satu transaksi journal. f. Tenant Relation Management Class Diagram Tenant Relation Management Class Diagram memiliki class-class seperti terlihat pada Gambar LOO Approval Invoice -Invoice_no -Schedule_id -invoice_date -due_date -Tenant_no -bill_type -base_amount -PPN_amount -pph_amount -status -Posting -Prospecting_event_id -LOO_event_no -LOO_event_date -Period_from -Period_to -Lot_event -rental_event rate -Rental_event_deposit -Rental_event_currency -Rental_deposit_currency -charge_cycle -interval_charge +Search_prospecting_event() +Get_loo_Event_no() +Get_loo_event_date() +Calc_rental_event() +Calc_rental_event_deposit() +Edit() +Save() +get_invoice_no() +get_date() +calc_total() +posting_to_gl() LOO Class -Prospecting_id -LOO_no -LOO_date -Period_from -Period_to -Lot -rental_rate -Service_rate -Rental_deposit -Service_deposit -Rental_currency -Service_currency -Rental_deposit_currency -Service_deposit_currency -charge_cycle -interval_charge +Search_prospecting() +Get_loo_no() +Get_loo_date() +Calc_rental() +calc_service() +Calc_rental_deposit() +Calc_service_deposit() +Edit() +Save() LOO Event Class LOO Event Approval -Prospecting_event_id -Tenant_id -Approval_date +get_tenant_id() +Update_status_prospecting_event() 1..* Activity Reserved Activity Reserved -Generated Invoice 1..* LOO Approval 1 -Reserved Status -Reserved Status Billing Schedule -Schedule_id -Tenant_no -Bill_type -Bill_date -Period_from -Period_to -bill_desc -bill_curr -Bill_amount -Bill_ppn -Bill_pph -Bill_sd -Bill_status +get_schedule_id() +Calc_total_bill() +Cacl_ppn_bill() +Calc_pph_bill() +schedule_process() -Shedule Generate 1..* 1 1 LOO Approval -Prospecting_id -Tenant_id -Approval_date +get_tenant_id() +Update_status_prospecting() Prospecting -Prospecting_id -Prospecting_type -Prospecting_date -Prospecting_company -Business_line -Prospecting_phone -Prospecting_ -Prospecting_search_area -Prospecting_lcd -Prospecting_status -Prospecting_event_id -Prospecting_event_type -Prospecting_event_date -Prospecting_event_name -Prospecting_event_phone -Prospecting_event_ -Prospecting_event_type -Prospecting_lcd -Prospecting_status +Search_tenant() +Get_date() +Get_time() +View_prospecting_status() +View_business_line_category() +Edit() +Save() Prospecting Event +Search_tenant_event() +Get_date() +Get_time() +View_prospecting_event_status() +Edit() +Save() -Add Activity 1 1..* 1 1..* -Schedule Generate 1 1..* -Schedule Generate Prospecting Event Progress -Activity_event_id -Prospecting_event_id -Lot_event_selection +Get_activity_event_id() +Get_date() +View_available_lot_event() +Add() +Edit() +Save() 1..* -Add Activity 1 Overtime -Overtime_id -Tenant_id -Overtime_date_from -Overtime_time_from -Overtime_date_to -Overtime_time_to -Overtime_type +search_tenant() +Get_date_from() +Get_date_to() +Get_time_from() +Get_time_to() +Get_overtime_id() Overtime Approal & Update -Overtime_id -Overtime_status -Overtime_remarks +Get_date() +Get_time() +Update() +Schedule_generation() 1..* 1..* 1..* Prospecting Progress -Activity_id -Prospecting_id -Lot_selection +Get_activity_id() +Get_date() +View_available_lot() +Add() +Edit() +Save() Progressing Detail -activity_id -Activity_date -Activitt_description +Add() +Edit() +Save() Progressing Event Detail -activity_event_id -Activity_event_date -Activity_event_description +Add() +Edit() +Save() 1 1..* -Overtime Status 1 1..* -Overtime Register 1..* 1 1..* 1 Purchase Requisition -Request_id -Request_date -Request_user -Request_divisi -Requset_desc -status +Get_request_id() +Get_date() Purchase Requisition Detail -Request_id -Item_code -Item_desc -Measurement -qty_requset -qty_approved -budget_code +Search_budget_code() +Search_item_code() Tenant -Tenant_ID -Tenant_Name -PIC -Phone_no -Unit_code Non Tenant -Non_tenant_id -Name -Company -Phone_no -Cellular_no PR Approval PR Approval -Request_id -Request_approval +Get_date() +Update_ purchase_requisition() 1..* -po_id -Item_code -Item_desc -Measurement -qty_approved -item_prices -budget_code +calc_total_po() +Calc_ppn() +calc_pph() Complaint Handling -Complaint_id -Complaint Register -Complaint Status -Compalint_date -Complaint_time 1..* -Complaint_type 1..* 1..* -Complaint_register -Complaint_dept -Complaint_detail -Complaint Register -Request Register 1..* -Request Register 1..* 1..* +Search_tenant() +Get_date() +Get_time() +Save() +Edit() +Get_complaint_id() +Status Update() Request handling -Request_id -Request_date -Request_time -Request_type -Request_register -Request_dept_to -Request_detail Purchase order Detail +Search_tenant_no_tenant() +Get_date() +Get_tim() +Save() +Edit() +Get_request_id() Gambar 13 Tenant Relation Management Class Diagram * -Approved 1 1 -Request Status 1..* Complaint Update -Complaint_id -Status -Remaks +Get_date() +Get_time() +Update() Purchase Order -PO_no -PO_date -request_id -Supplier -Supplier_tax_scheme +Get_po_bo() +Get_date() +posting_to_gl() 1 Request Update -Request_id -Status -Remaks +Get_date() +Get_time() +Update() Model Sequence Diagram Model sequence diagram pada divisi Tenant Relation Management akan menggambarkan skenario atau serangkaian interaksi yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu yang dibutuhkan oleh aktor.

83 63 a. Call Center Sequence Diagram Call Center memiliki 4 aktivitas pekerjaan yang dapat dilihat seperti di bawah ini : 1. Complaint Handling Sequence Diagram Complaint Handling Sequence Diagram pada Call Center digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran Complaint Update Sequence Diagram Complaint Update Sequence Diagram pada Call Center digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran Request Handling Sequence Diagram Request Handling Sequence Diagram pada Call Center digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran Request Update Sequence Diagram Request Update Sequence Diagram pada Call Center digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran 11. b. Marketing Leasing Sequence Diagram Marketing Leasing memiliki 4 aktivitas pekerjaan yang dapat dilihat seperti di bawah ini : 1. Leasing Prospecting Sequence Diagram Leasing Prospecting Sequence Diagram pada Marketing Leasing digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran Prospecting Progress Sequence Diagram Prospecting Progress Sequence Diagram pada Marketing Leasing digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran LOO Leasing Sequence Diagram LOO Leasing Sequence Diagram pada Marketing Leasing digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran Renewal Sequence Diagram Renewal Progress Sequence Diagram pada Marketing Leasing digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran 15.

84 64 c. Marketing Event Sequence Diagram Marketing Event memiliki 3 aktivitas pekerjaan yang dapat dilihat seperti di bawah ini : 1. Event Prospecting Sequence Diagram Event Prospecting Sequence Diagram pada Marketing Event digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran Event Prospecting Progress Sequence Diagram Event Prospecting Progress Sequence Diagram pada Marketing Event digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran LOO Event Sequence Diagram LOO Event Sequence Diagram pada Marketing Event digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran 18. d. Tenancy Sequence Diagram Tenancy memiliki 2 aktivitas pekerjaan yang dapat dilihat seperti di bawah ini : 1. Facility Agreement Sequence Diagram Facility Agreement Sequence Diagram pada Tenancy digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran Tenant Update & Tenant List Sequence Diagram Tenant Update & Tenant List Sequence Diagram pada Tenancy digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran 20. e. Overtime Sequence Diagram Overtime memiliki 2 aktivitas pekerjaan yang dapat dilihat seperti di bawah ini : 1. Overtime Request Sequence Diagram Overtime Request Sequence Diagram pada Overtime digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran Overtime Update & Approval Sequence Diagram Overtime Update Sequence Diagram pada Overtime digambarkan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Lampiran 22.

85 Implementasi Sistem Tenant Relation Management Berdasarkan analisis dan desain sistem Tenant Relation Management yang sudah dilakukan, maka dilakukan pengembangan sistem pada fase implementasi dengan menggunakan perangkat lunak Power Builder 11.5 dan database engine SQL Anywhere Menu Program Hasil dari analisis dan desain sistem berdasarkan parameter KPI yang ada pada divisi Tenant Relation Management setelah diimplementasikan dalam bentuk aplikasi maka menghasilkan tampilan-tampilan seperti gambar-gambar di bawah ini. a. Struktur Menu Program struktur menu program yang ada terdiri atas 2 tampilan, dimana transaksitransaksi yang terjadi pada struktur menu aplikasi sistem informasi Tenant Relation Management akan mempengaruhi aplikasi report KPI pada TRM. Tampilan Aplikasi struktur menu program yang ada adalah : 1. Aplikasi Sistem Informasi Tenant Relation Management Struktur menu program ini merupakan struktur hirarki sistem Tenant Relation Management dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh 3 departemen di bawahnya yaitu : departemen Marketing, Customer Service dan Tenancy dalam tampilan program dan menu-menu apa saja yang ada. Struktur menu program aplikasi sistem Tenant Relation Management bisa terlihat seperti Gambar 14. Gambar 14 Struktur Menu Aplikasi TRM

86 66 Gambar 14 ini memperlihatkan struktur menu aplikasi dari sistem informasi pada divisi TRM untuk tampilan transaksi apa saja yang digunakan dan disediakan. 2. Aplikasi Report Key Performance Indicator pada Tenant Relation Management Struktur menu program ini merupakan struktur aplikasi untuk memperlihatkan hasil report dari transaksi-transaksi yang dilakukan pada aplikasi sistem informasi pada divisi TRM yang dibandingkan dengan parameter KPI yang sudah ada. Tampilan program yang ada akan digunakan oleh manager ataupun manajemen perusahaan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan. Struktur menu aplikasi Report Key Performance Indicator pada Tenant Relation Management terlihat seperti Gambar 15. Gambar 15 Struktur Menu Aplikasi Report Key Performance Indicator Gambar 15 memperlihatkan tampilan struktur menu aplikasi Report Key Performance Indicator yang terjadi pada divisi TRM berdasarkan transaksitransaksi yang terjadi berdasarkan departemen-departemen yang terkait. Tampilan ini menampilkan sesuai kelompok dari parameter KPI di bagian Call Center, Marketing dan Expenses & Income. b. Menu Login Program dan Inputan Memperlihatkan dari tampilan login dan contoh tampilan input dari transaksi yang terjadi dari 3 departemen. 1. Menu Login Program Tampilan menu login program untuk aplikasi sistem informasi pada divisi Tenant Relation Management dapat dilihat pada Gambar 16.

87 67 Gambar 16 Tampilan Login Program pada Divisi TRM 2. Input Transaksi Departemen Marketing Proses input transaksi prospecting tenant pada departemen Marketing dapat dilihat pada tampilan Gambar 17. Gambar 17 Tampilan Input Proses Prospecting Tenant di Departemen Marketing

88 68 Gambar 17 menampilkan input proses prospecting tenant di departemen Marketing, dimana untuk prospecting ID dan date secara otomatis sudah terisi ketika akan menambahkan calon tenant. Aktivitas yang harus dilakukan oleh marketing adalah mengisi nama calon tenant, kontak person yang bisa bertanggungjawab dari perusahaan tenant, no telpon dan handphone, tenant, untuk kategori apakah leasing atau event yang mau dipilih sesuai permintaan dari tenant, alamat calon tenant sebelum menyewa gedung, status dari tenant yaitu inquiry atau reserved, target rencana akan masuk gedung dan terakhir adalah mengisi luas area yang diinginkan tenant. Setelah proses input ini selesai proses selanjutnya adalah prospecting activity yang merupakan proses tindaklanjut dari marketing terhadap calon tenant yang masih inquiry, setelah itu proses selanjutnya adalah input contract atau agreement dimana proses ini pembuatan kontrak yang disetujui antara tenant dan pengelola gedung sampai penandatanganan surat kontrak. Maka tugas dari marketing selesai. 3. Input Transaksi Departemen Customer Service Proses input transaksi Complaint pada departemen Customer Service dapat dilihat pada tampilan Gambar 18. Gambar 18 Tampilan Input Proses Complaint di Departemen Customer Service Gambar 18 menampilkan Input Proses Complaint di Departemen Customer Service, dimana untuk tampilan ID, Date dan Time secara otomatis sudah ke isi sewaktu mau menambahkan complaint yang masuk, bagian Customer Service melakukan pengisian untuk kolom nama tenant dengan cara mencari data nama perusahaan tenant yang sudah ada, nama orang yang mengajukan complaint

89 69 dari perusahaan tenant, nama orang yang menerima dan menginput complaint ke sistem, pilih kategori yang akan di complaint, masukan departemen yang terkait dengan complaint, pilih status complaint yang masuk dan yang terakhir adalah mendeskripsikan complaint yang diminta oleh tenant. Setelah data complaint masuk, maka bagian control room akan memberitahukan ke bagian departemen terkait agar cepat merespon complaint tersebut. Setelah selesai di respons oleh departemen terkait baru dibuatkan laporan sudah dilakukan, untuk memastikan kerjaan complaint telah dilaksanakan maka bagian customer service mengecek kepada tenant yang complaint, lalu mengisi form laporan jika complaint sudah dilakukan, maka proses complaint selesai. Proses input transaksi Overtime pada departemen Customer Service dapat dilihat pada tampilan Gambar 19. Gambar 19 Tampilan Input Proses Overtime di Departemen Customer Service Gambar 19 menampilkan Input Proses Overtime di Departemen Customer Service, dimana untuk tampilan Overtime No. Sudah terisi secara otomatis oleh sistem, bagian Customer Service melakukan pengisian untuk kolom nama tenant dan lokasi dengan cara mencari data nama perusahaan tenant yang sudah ada, isi request date overtime, nama orang yang mengajukan overtime dari perusahaan tenant, tipe jenis fasilitas yang akan di overtime charges, date dan time mulai overtime dan masukan date dan time terakhir overtime. 4. Input Transaksi Departemen Tenancy Proses input transaksi data tenant pada departemen Tenant Relation dapat dilihat pada tampilan Gambar 20.

90 70 Gambar 20 Tampilan Input Proses Data Tenant di Departemen Tenancy Gambar 20 menampilkan Input dan Edit Proses data tenant di Departemen Tenancy. Setelah data di retrieve lalu pilih data tenant yang mau di edit maka akan tampil windows seperti gambar di atas. Bagian Tenancy tinggal mengedit data yang mau di ganti dan bisa mengisi bagian kolom yang masih kosong untuk melengkapi data tenant. Proses input transaksi Contract Facility pada departemen Tenant Relation dapat dilihat pada tampilan Gambar 21.

91 71 Gambar 21 Tampilan Input Proses Contract Facility di Departemen Tenancy Gambar 21 menampilkan Input dan Edit Proses Contract Facility di Departemen Tenancy. Setelah melakukan new contract untuk facility tambahan akan ada perubahan data tenant yang pertama pilih lot/unit no yang akan mengisi area secara otomatis, pilih tipe tambahan fasilitas yang diinginkan, cara pembayaran dan besaran harga sewa dalam kurs mata uang apa, pajak 10 % untuk pembayaran, masukan periode mulai sewa dan berakhir sewa, pilih cara pembayaran per bulan dengan interval waktu 3 bulan. 5. Input Target Parameter oleh Manager Proses input target parameter oleh Manager dapat dilihat pada tampilan Gambar 22. Gambar 22 Tampilan Input Proses Target KPI Gambar 22 menampilkan Input Proses target KPI yang dilakukan oleh Manager divisi TRM. Jika parameter KPI yang ada di edit maka akan mempengaruhi report KPI yang merupakan hasil transaksi yang terjadi di divisi

92 72 TRM karena parameter akan berubah sesuai editan baru, sehingga target parameter KPI menjadi baru Output / Report Program Menampilkan hasil dari transaksi-transaksi yang terjadi dari sistem informasi divisi TRM yang telah dilakukan oleh 3 departemen terhadap tenant. Hasil report ini akan dijadikan perbandingan dengan target parameter yang sudah ada. a. Output / Report Sistem Informasi Divisi TRM Report dari sistem informasi divisi TRM yang diambil hanya bagian hasil report dari transaksi-transaksi yang berhubungan dengan target KPI yang akan di capai. 1. Output Marketing a). Proses Prospecting Tenant Report proses Prospecting Tenant pada departemen Marketing dapat dilihat pada Gambar 23. Gambar 23 Tampilan Report Proses Prospecting Tenant Gambar 23 menampilkan list prospecting tenant yang harus di follow up oleh bagian departemen marketing, supaya menjadi tenant di divisi TRM.

93 73 Gambar 24. b). Listing Renewal Report proses renewal pada departemen Marketing dapat dilihat pada Gambar 24 Tampilan Report Proses Renewal Gambar 24 menampilkan list tenant yang mau habis masa kontraknya, maka tugas dari bagian departemen marketing untuk menawarkan dan negosiasi terhadap tenant tersebut supaya tetap menjadi tenant di divisi TRM, dengan cara memperpanjang kontrak sewa. 2. Output Customer Service a). Proses Complaint Report proses Complaint pada departemen Customer Service dapat dilihat pada Gambar 25.

94 74 Gambar 25 Tampilan Report Proses Complaint Gambar 25 menampilkan list complaint yang ada di bagian departemen Customer Service dan bagaimana status complaint tersebut. b). Proses Overtime Report proses Overtime pada departemen Customer Service dapat dilihat pada Gambar 26. Gambar 26 Tampilan Report Proses Overtime Gambar 26 menampilkan list Overtime yang ada di bagian departemen Customer Service dan berapa income dari transaksi tersebut sebagai masukan rental service.

95 75 3. Output Tenancy a). Tenant List Report proses Tenant List pada departemen Tenancy dapat dilihat pada Gambar 27. Gambar 27 Tampilan Report Proses Tenant List Gambar 27 menampilkan Tenant List yang ada di bagian departemen Tenancy, data tenant sudah yang terbaru dan lebih lengkap. b). Facility Agreement Report proses Facility Agreement pada departemen Tenancy dapat dilihat pada Gambar 28.

96 76 Gambar 28 Tampilan Report Proses Facility Agreement Gambar 28 menampilkan income yang dihasilkan dari proses Facility Agreement yang ada di bagian departemen Tenancy dan menggambarkan fasilitas tambahan apa saja yang diminta oleh tenant. b. Output / Report Key Performance Indicator Report dari hasil transaksi sistem informasi divisi TRM yang berhubungan dengan target KPI yang akan di capai. Laporan report KPI ini yang merupakan pengembangan DSS yang berbasis KPI, karena di report ini terjadinya perbandingan report transaksi kenyataan dengan target parameter KPI yang merupakan tujuan dari manajemen. 1. Report Customer Service / Call Center Pada departemen Call Center ini memiliki 4 laporan report yang dibandingkan dengan parameter target KPI, yaitu : a). Complaint Status Report KPI proses Complaint Status pada departemen Call Center dapat dilihat pada Gambar 29.

97 77 Gambar 29 Tampilan Report KPI Proses Complaint Status Gambar 29 menggambarkan persentase yang dihasilkan dari proses Complaint Status yang ada pada departemen Call Center. Data persentase yang di dapat menghasilkan simpulan bahwa kondisi Complaint status tidak mencapai target dari manajemen diperkuat dengan tampilan list complaint status, yang bisa ditampilkan dengan mengklik tombol tulisan detail. Manager dapat melihat target KPI tidak tercapai dengan melihat tulisan saja, jika warna merah tidak tercapai dan jika warna hijau maka target dari KPI tercapai. Report target Complaint status ini juga diperkuat dengan kondisi yang menyatakan jika target tidak tercapai ataupun tercapai. Report KPI complaint status ini menggambarkan berapa jumlah complaint yang masuk, yang sudah dikerjakan dan yang belum dengan memperlihatkan persentase dari masing-masing transaksi tersebut, lalu dibandingkan dengan target parameter KPI. b). Complaint Response Time Report KPI proses Complaint Response Time pada departemen Call Center dapat dilihat pada Gambar 30.

98 78 Gambar 30 Tampilan Report KPI Proses Complaint Response Time Gambar 30 memperlihatkan kalkulasi yang dihasilkan dari proses Complaint Response Time yang ada pada departemen Call Center. Berdasarkan Complaint yang masuk dari tenant sebanyak 24 kasus, dari hasil simulasi ada 19 complaint yang kondisinya sudah dilakukan response. Data 19 complaint ini dapatnya bisa dilihat pada data detail yang tersedia dari hasil transaksi sistem informasi TRM pada departemen Call Center. Hasil rata-rata waktu response time yang di dapat dari transaksi dibandingkan dengan target rata-rata parameter KPI untuk Complaint response time, jika memenuhi target parameter maka kondisi target tercapai dengan melihat tulisan hijau di report KPI complaint response time. Report ini juga diperkuat dengan gambar grafik yang memperjelaskan kondisi jumlah complaint yang belum di response, jumlah complaint yang di response over dari 15 menit dan yang before dari 15 menit dengan memperlihatkan persentase dari total complaint. c). Inquiry Report KPI proses Inquiry pada departemen Call Center dapat dilihat pada Gambar 31.

99 79 Gambar 31 Tampilan Report KPI Proses Inquiry Gambar 31 memperlihatkan persentase yang dihasilkan dari proses Inquiry di bagian departemen Call Center. Berdasarkan Inquiry yang masuk dari tenant sebanyak 17 inquiry, dari hasil simulasi ada 15 inquiry yang kondisinya sudah dikerjakan LOO dan 2 inquiry yang belum dikerjakan LOO, dengan memperhitungkan persentase yang di dapat maka dilakukan perbandingan dengan target parameter KPI yang ada. Sehingga menghasilkan target KPI yang tercapai. Untuk melihat dari mana dapatnya persentase LOO yang sudah dilakukan, dapat dilihat untuk transaksi hasil sistem informasi TRM pada data detailnya. d). Inquiry Response Time Report KPI proses Inquiry Response Time pada departemen Call Center dapat dilihat pada Gambar 32.

100 80 Gambar 32 Tampilan Report KPI Proses Inquiry Response Time Gambar 32 memperlihatkan kalkulasi yang dihasilkan dari proses Inquiry Response Time yang ada pada bagian departemen Call Center. Berdasarkan gambar inquiry yang sudah di response ada 15 inquiry dari 17 inquiry yang masuk, dari hasil kalkulasi rata-rata inquiry response time yang masuk, ternyata lebih besar dari pada target parameter KPI, sehinggga hasil tujuan manajemen tidak tercapai. Untuk mengetahui bagaimana hasil rata-rata inquiry response time bisa lebih besar dari target parameter KPI, dapat dilihat pada detail data yang tersedia dari hasil transaksi sistem informasi TRM pada departemen Call Center. Report ini juga diperkuat dengan gambar grafik yang memperjelaskan kondisi jumlah inquiry yang belum di response, jumlah inquiry yang di response over dari 1 days dan yang before dari 1 days dengan memperlihatkan persentase dari total inquiry. 2. Report Marketing a). Rental Rate Report KPI proses Rental Rate pada departemen Marketing dapat di lihat pada Gambar 33.

101 81 Gambar 33 Tampilan Report KPI Proses Rental Rate Gambar 33 memperlihatkan kalkulasi yang dihasilkan dari proses Rental Rate yang ada pada bagian departemen Marketing. Berdasarkan gambar Rental Rate yang ada didapatkan rata-rata Rental Rate 13,71 USD, sedangkan untuk target parameter Rental Rate adalah 15 USD, sehingga menghasilkan target yang tidak tercapai. Untuk mengetahui dari mana mendapatkan total rental, total luasan area dan rata-rata Rental Rate dapat dilihat pada detail, yang merupakan report dari hasil transaksi yang terjadi di sistem informasi TRM. b). Occupancy Rate Report KPI proses Occupancy Rate pada departemen Marketing dapat dilihat pada Gambar 34.

102 82 Gambar 34 Tampilan Report KPI Proses Occupancy Rate Gambar 34 memperlihatkan persentase yang dihasilkan dari proses Occupancy Rate yang ada pada bagian departemen Marketing. Berdasarkan gambar Occupancy Rate yang ada hanya memperlihatkan persentase report dari hasil transaksi yang terjadi di sistem informasi TRM pada departemen Marketing. Disini dapat dilihat apakah target terpenuhi? Ternyata target tercapai, karena untuk class platinum melebihi dari target 55 %. c). Renewal Report KPI proses Renewal pada departemen Marketing dapat dilihat pada Gambar 35.

103 83 Gambar 35 Tampilan Report KPI Proses Renewal Gambar 35 memperlihatkan persentase yang dihasilkan dari proses Renewal yang ada pada bagian departemen Marketing. Berdasarkan gambar renewal ada 10 tenant yang masa kontraknya mau habis, sedangkan yang baru dilakukan renewal 6 tenant, sehingga menghasilkan persentase di bawah target parameter KPI yang membuat tujuan dari manajemen tidak akan tercapai. Untuk lebih jelas dan mendukung pengambilan simpulan tersebut bisa dilihat pada data detail. 3. Report Expense & Income a). Expense Expense merupakan pengeluaran buat divisi TRM, yang harus di bayar oleh bagian Finance Accounting, untuk melihat hasil Report KPI proses Expense yang dibandingkan antara expense actual dengan budget pada divisi TRM dapat dilihat pada Gambar 36.

104 84 Gambar 36 Tampilan Report KPI Proses Expense Gambar 36 menjelaskan kalkulasi yang dihasilkan dari proses Expense pada divisi TRM, yang membandingkan antara pengeluaran kenyataan dan pengeluaran rencana berdasarkan transaksi-transaksi yang terjadi pada sistem informasi TRM. b). Income Income merupakan pendapatan buat divisi TRM dari hasil rental leasing dan event, yang menjadi pemasukan buat manajemen perusahaan. Dimana pendapatan ini ada yang menjadi pendapatan bersih dan ada pendapatan yang akan digunakan lagi buat operasional perusahaan. Untuk melihat hasil Report KPI proses Income yang dibandingkan antara Income actual dengan budget pada divisi TRM dapat dilihat pada Gambar 37. Gambar 37 Tampilan Report KPI Proses Income Gambar 37 menjelaskan kalkulasi yang dihasilkan dari proses Income pada divisi TRM, yang membandingkan antara pendapatan Leasing dan Event berdasarkan transaksi-transaksi yang terjadi pada sistem informasi TRM, yang merupakan pendapatan actual, yang akan dibandingkan dengan pendapatan leasing dan event berdasarkan budget. Dari grafik ini dapat dilihat apakah target dari manajemen tercapai atau tidak.

105 Pengujian Sistem Tenant Relation Management Pengujian sistem merupakan tahapan dimana semua kebutuhan sistem pada proses requirement telah terpenuhi di dalam aplikasi yang ada. Tujuan utama dari pengujian sistem adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen-komponen dari sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Metode pengujian yang diambil adalah metode pengujian Black Box. Pengujian Black Box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak di cek apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Pengujian dilakukan terhadap beberapa tahapan pengujian, yaitu : 1. Data Set Testing Data set testing merupakan pengujian yang dilakukan terhadap tipe data yang digunakan di dalam struktur database dengan proses, transaksi atau fungsi yang ada di dalam aplikasi sistem harus sama. 2. Unit dan Systems Testing Unit dan Systems test merupakan pengujian yang dilakukan terhadap proses, fungsi atau modul untuk keseluruhan informasi yang ada baik dari sisi tipe data, proses masing-masing unit dan proses sistem yang berhubungan dengan interaksi antara aplikasi dan database. 3. Integration Testing Integration test merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji relasi atau hubungan baik itu secara proses aplikasi ataupun dari sisi penggunaan datadata yang ada di dalam database antar proses atau modul dengan proses atau modul lainnya. 4. User Acceptance Testing User acceptance test merupakan pengujian akhir yang dilakukan antara pengembang sistem dengan user untuk melakukan pengujian sistem secara keseluruhan dari proses awal sampai proses akhir yang telah disepakati bersama pada tahap analisa kebutuhan.

106 Evaluasi Report Key Performance Indicator 1. Report Customer Service / Call Center Report Customer Service / Call Center yang berbasis target parameter merupakan tujuan dari pembuatan penelitian ini. Data-data transaksi yang terjadi pada sistem informasi divisi TRM, antara tenant dan Call Center, Control Room dan Marketing. Akan dibandingkan dengan target parameter KPI yang sudah ditetapkan oleh manajemen Gedung. Untuk departemen Call Center ada 4 kegiatan yang bisa dibuatkan laporan pengembangan DSS berbasis KPI yang akan digunakan oleh Manager divisi TRM atau Manajemen Perusahaan dalam memberikan target untuk kedepannya, kebijakan apa yang harus diperbaikan oleh Manager, melihat permasalah dan kendala yang ada. Untuk report Call Center yang berbasis KPI dapat dilihat pada Gambar 38. Gambar 38 Report KPI Dashboard Departemen Customer Service Gambar 38 memberikan pandangan dan informasi sehingga membantu dalam pengambilan keputusan bagi Manager divisi Tenant Relation Management untuk memberikan target dan perbaikan kinerja pada departemen Call Center. Terutama untuk aktivitas-aktivitas : a. Complaint Status Dengan melihat laporan KPI Complaint Status ini, Manager dapat mengetahui : 1. Apakah target parameter KPI Complaint status tercapai.

107 87 2. Berapa complaint yang masuk dalam sehari, sebulan ataupun setahun. 3. Berapa persentase complaint yang dapat ditangani oleh departemendepartemen terkait. 4. Service yang kurang baik dari departemen mana terhadap tenant. 5. Paling banyak complaint di bagian departemen mana. 6. Perbaikan kinerja departemen yang berhubungan dengan pelayanan. b. Complaint Response Time Dengan melihat laporan KPI Complaint Response Time ini, Manager memiliki Gambaran dalam : 1. Apakah pelayanan terhadap tenan sudah memuaskan. 2. Apakah target parameter KPI Complaint Response Time tercapai. 3. Berapa rata-rata waktu complaint yang dapat direspon oleh departemen-departemen terkait. 4. Seberapa baik kerja dari departemen-departemen terkait. 5. Kenapa complaint tidak cepat dilakukan response. c. Inquiry Dengan melihat laporan KPI Inquiry ini, Manager memiliki Gambaran dalam : 1. Apakah target parameter KPI Inquiry tercapai. 2. Berapa persentase inquiry yang dapat ditangani oleh departemen Marketing. 3. Mengetahui tenant yang berpontesi dan peminatnya dari kalangan apa. d. Inquiry Response Time Dengan melihat laporan KPI Inquiry Response Time ini, Manager memiliki Gambaran dalam : 1. Apakah target parameter KPI Inquiry Response Time tercapai. 2. Berapa rata-rata waktu Inquiry yang direspons oleh departemen Marketing. 3. Mengetahui tenant yang berpontesi dan peminatnya dari kalangan apa.

108 88 2. Report Marketing Report KPI departemen Marketing yang berbasis target parameter merupakan laporan pengembangan DSS yang akan mendukung Manager divisi TRM dalam mengambil keputusan dan kebijakan. Data-data transaksi yang terjadi pada sistem informasi divisi TRM, antara tenant dan Marketing, akan dibandingkan dengan target parameter KPI yang sudah ditetapkan oleh manajemen Gedung. Untuk departemen Marketing ada 3 aktivitas yang bisa dibuatkan laporan pengembangan DSS berbasis KPI yang digunakan oleh Manager divisi TRM atau Manajemen Perusahaan dalam memberikan target untuk kedepannya, kebijakan apa yang harus diperbaikan oleh Manager, melihat permasalah dan kendala yang ada. Untuk report Marketing yang berbasis KPI dapat dilihat pada Gambar 39. Gambar 39 Report KPI Dashboard Departemen Marketing Gambar 39 memberikan pandangan dan informasi sehingga membantu dalam pengambilan keputusan bagi Manager divisi Tenant Relation Management untuk memberikan target dan perbaikan kinerja pada departemen Marketing. Terutama untuk aktivitas-aktivitas :

109 89 a. Rental Rate Dengan melihat laporan KPI Rental Rate ini, Manager dapat mengetahui : 1. Apakah target parameter KPI Rental Rate tercapai. 2. Berapa besaran rental rate yang baik untuk tenant. 3. Berapa besaran luas area yang paling banyak dibutuhkan oleh tenant. b. Occupancy Rate Dengan melihat laporan KPI Occupancy Rate ini, Manager dapat mengetahui : 1. Apakah target parameter KPI Occupancy Rate tercapai. 2. Group mana yang lebih banyak di pilih oleh tenant. c. Renewal Dengan melihat laporan KPI Renewal ini, Manager dapat mengetahui : 1. Apakah target parameter KPI Renewal tercapai. 2. Jumlah tenant yang sudah mau habis masa kontraknya. 3. Berapa persentase tenant melakukan renewal. 3. Report Expense & Income Report KPI Expenses & Income yang berbasis target parameter merupakan laporan pengembangan DSS yang mendukung Manager divisi TRM dalam mengambil keputusan dan kebijakan. Data transaksi-transaksi yang berhubungan dengan keuangan terjadi pada sistem informasi divisi TRM baik sebagai pendapatan atau pengeluaran, antara tenant dengan Marketing, Call Center dan Tenancy akan dibandingkan dengan target parameter KPI budget yang sudah ditetapkan oleh manajemen Gedung. Untuk report KPI Expense dan Income bisa dibuatkan laporan pengembangan DSS berbasis KPI yang digunakan oleh Manager divisi TRM atau Manajemen Perusahaan dalam memberikan target untuk kedepannya, kebijakan apa yang harus diperbaikan oleh Manager. Untuk report Expense & Income yang berbasis KPI dapat dilihat pada Gambar 40.

110 90 Gambar 40 Report KPI Dashboard Expense & Income Gambar 40 memberikan pandangan dan informasi sehingga membantu dalam pengambilan keputusan bagi Manager divisi Tenant Relation Management untuk memberikan target dan perbaikan pendapatan dan pengeluaran. Informasi yang di dapat oleh Manager dari Report KPI Expense & Income adalah : a. Report KPI Expense Dengan melihat laporan KPI Expense ini, Manager dapat mengetahui : 1. Apakah target parameter KPI Expense tercapai. 2. Pengeluaran keuangan paling besar pada bulan apa. b. Report KPI Income Dengan melihat laporan KPI Income ini, Manager dapat mengetahui : 1. Apakah target parameter KPI Income tercapai. 2. Income terbesar pada bulan apa. 3. Besaran Income Leasing dan Income Event perbulannya. Dilihat dari informasi dan gambaran yang diberikan oleh sistem informasi divisi Tenant Relation Management dan sistem pengembangan DSS berbasis KPI, lebih mempermudah Manager dalam pengambilan keputusan. Dampak yang diberikan sistem adalah sebagai berikut : 1. Transaksi yang real-time yang terintegrasi ke semua department terkait.

model keputusan yang sudah ada untuk membantu manager dalam pengambilan keputusan investasi di dalam bidang Real Estate seperti kapan harus menjual

model keputusan yang sudah ada untuk membantu manager dalam pengambilan keputusan investasi di dalam bidang Real Estate seperti kapan harus menjual 1 BAB I PENDAHULUAN Berbagai perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis, menuntut organisasi untuk membuka diri terhadap tuntutan perubahan dan berupaya menyusun strategi dan kebijakan yang mampu menjawab

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Key Performance Indicator ( KPI ) Dalam rangka untuk dapat membangun dan meningkatkan kinerja dalam proses, menurut Anupindi (2006) penting untuk mengukur sesuatu / hal yang

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM MAKALAH T02/Use Case Diagram ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM Nama : Abdul Kholik NIM : 05.05.2684 E mail : ik.kyoe.san@gmail.com Sumber : http://artikel.webgaul.com/iptek/unifiedmodellinglanguage.htm

Lebih terperinci

Tugas Mandiri Analisis dan Perancangan Sistem II ACTIVITY & SWIMLANE DIAGRAM

Tugas Mandiri Analisis dan Perancangan Sistem II ACTIVITY & SWIMLANE DIAGRAM T03/ACTIVITY & SWIMLANE DIAGRAM Tugas Mandiri Analisis dan Perancangan Sistem II ACTIVITY & SWIMLANE DIAGRAM Nama : Kresna Kesuma NIM : 05 05 2651 E mail : ineraz_zuri_kriesna@yahoo.co.id Homepage : Tugas

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Sitti Nurbaya Ambo, S.Kom Universitas Gunadarma e-mail : baya_ambo@yahoo.com ABSTRAK Perusahaan membutuhkan adanya

Lebih terperinci

UNIFIED MODELING LANGUAGE

UNIFIED MODELING LANGUAGE UNIFIED MODELING LANGUAGE UML (Unified Modeling Language) adalah metode pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan atau membuat software berorientasi objek. Karena UML ini merupakan bahasa

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa

Lebih terperinci

ABSTRACT ABSTRAKSI KATA PENGANTAR

ABSTRACT ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR SIMBOL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH (KELAS 5 B)

PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH (KELAS 5 B) PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK MODUL KE - 2 PENGENALAN UML dengan RATIONAL ROSE OLEH: ANISA ISTIQOMAH 09560018 (KELAS 5 B) LABORATORIUM RPL PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML MEMAHAMI PENGGUNAAN UML Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan

Lebih terperinci

DECISION SUPPORT SYSTEMS

DECISION SUPPORT SYSTEMS DECISION SUPPORT SYSTEMS Definisi Little,J.D.C (dalam Models and Managers:The Concept of a Decision Calculus,1970) : DSS sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT PADA PT. XYZ DENGAN PEMROGRAMAN JAVA ANDROID DAN WEB

SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT PADA PT. XYZ DENGAN PEMROGRAMAN JAVA ANDROID DAN WEB SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT PADA PT. XYZ DENGAN PEMROGRAMAN JAVA ANDROID DAN WEB Rivan Junizar 41513120145 FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA 2015 SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

CLASS DIAGRAM. Jerri Agus W ( ) Gendra Budiarti ( )

CLASS DIAGRAM. Jerri Agus W ( ) Gendra Budiarti ( ) CLASS DIAGRAM Rita Rahmawati (06.04.111.00746) Jerri Agus W (06.04.111.00779) Gendra Budiarti (06.04.111.00818) Pokok Bahasan UML UML Diagram Class Diagram Bagian Class Diagram Class Diagram dengan Constructor

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. tertentu dan kemudian dapat ditarik kesimpulan.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. tertentu dan kemudian dapat ditarik kesimpulan. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menurut Sugiyono menyatakan bahwa, definisi objek penelitian adalah sebagai berikut: Objek penelitian merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai

Lebih terperinci

Sistem Informasi OOAD dengan UML (1) Teknik Informatika UNIKOM

Sistem Informasi OOAD dengan UML (1) Teknik Informatika UNIKOM Sistem Informasi OOAD dengan UML (1) Teknik Informatika UNIKOM OOAD dengan UML (1) 1. OOAD 2. Pengenalan UML 3. CRC cards 4. Tipe Diagram UML 5. Structural Diagram 6. Behavioral Diagram 7. Relasi pada

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi geografis ( SIG ), hingga saat ini, merupakan sistem yang sangat menarik. Sistem ini cenderung selalu dibuat untuk interaktif ini dapat mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling memengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI. Aplikasi chatting mobile phone yang menggunakan NetBeans IDE 6.0 yang di

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI. Aplikasi chatting mobile phone yang menggunakan NetBeans IDE 6.0 yang di BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Tahapan analisis merupakan tahapan yang paling awal dalam membuat sebuah perangkat lunak. Pada tahapan ini dilakukan perancangan terhadap Aplikasi

Lebih terperinci

SISTEM PENJUALAN TUNAI PADA PT. DJOE I SOE MENGGUNAKAN DELPHI DENGAN PERANCANGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK

SISTEM PENJUALAN TUNAI PADA PT. DJOE I SOE MENGGUNAKAN DELPHI DENGAN PERANCANGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK SISTEM PENJUALAN TUNAI PADA PT. DJOE I SOE MENGGUNAKAN DELPHI DENGAN PERANCANGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK Ina Agustina dan Tri Wahyu Widyaningsih Jurusan Sistem Informasi Universitas Nasional Jl. Sawo

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PENYIRAMAN TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS ANDROID

PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PENYIRAMAN TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS ANDROID PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PENYIRAMAN TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS ANDROID (STUDI KASUS PENYIRAMAN TAMAN RUMAH ) TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Kelulusan Program Studi Strata

Lebih terperinci

Bagian 7 ANALISIS DESAIN PADA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT DENGAN UML

Bagian 7 ANALISIS DESAIN PADA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT DENGAN UML Bagian 7 ANALISIS DESAIN PADA PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJECT DENGAN UML Apa itu UML? Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi,

Lebih terperinci

APLIKASI AKSES HIT COUNT MENCARI GOOGLE

APLIKASI AKSES HIT COUNT MENCARI GOOGLE APLIKASI AKSES HIT COUNT MENCARI GOOGLE Muhammad Yudhi Azriansyah Lubis Jurusan Sistem Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. H. M Jhoni No. 70 C Medan 20217, Indonesia muhammad.yudhi09@gmail.com

Lebih terperinci

Jawaban Tugas Akhir Matrikulasi Semester Ganjil 2009/2010

Jawaban Tugas Akhir Matrikulasi Semester Ganjil 2009/2010 Jawaban Tugas Akhir Matrikulasi Semester Ganjil 2009/2010 Nama Mahasiswa : Susanto e-mail : ntbsanto@yahoo.com Mata Kuliah : Intro to Information Object Oriented SE (Pengantar SE Berorientasi Objek) Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemodelan Objek Pemodelan objek merupakan suatu metode untuk menggambarkan struktur sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. (Nugroho, 2005, hal:37).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Suatu sistem pada dasarnya merupakan suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lain dan prosedur-prosedur yang berkaitan yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE. Dengan berlakukanya Undang-undang No. 22 Tahun 1999, tentang pemerintahan

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE. Dengan berlakukanya Undang-undang No. 22 Tahun 1999, tentang pemerintahan 41 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Berdirinya BKPPMD Dengan berlakukanya Undang-undang No. 22 Tahun 1999, tentang pemerintahan daerah yang ditindaklanjuti dengan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam menentukan objek penelitian, penulis melakukannya pada Rental Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah)

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian akan di lakukan di kampus D3 FMIPA dan ilmu komputer Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung. 3.1.1

Lebih terperinci

SEJARAH UML DAN JENISNYA

SEJARAH UML DAN JENISNYA SEJARAH UML DAN JENISNYA Elya Hestika Asiyah e.hestika@yahoo.com :: http://penulis.com Abstrak UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menetukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis akan menjelaskan secara teoritis tentang perancangan sistem, dan segala sesuatu definisi tertulis yang berhubungan dengan judul yang ditulis mengenai PERANGKAT

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN CALON PENERIMA BANTUAN ORANG TUA ASUH DI SMA 1 BAE KUDUS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN CALON PENERIMA BANTUAN ORANG TUA ASUH DI SMA 1 BAE KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN CALON PENERIMA BANTUAN ORANG TUA ASUH DI SMA 1 BAE KUDUS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi

Lebih terperinci

Oleh : RAHMADY LIYANTANTO

Oleh : RAHMADY LIYANTANTO Analisa Desain Berorientasi Objek Pengantar uml Oleh : RAHMADY LIYANTANTO TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO 2011 Topik Bahasan Pengenalan Berorientasi Objek Pemodelan visual UML

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR

SURAT PERNYATAAN ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i SURAT PERNYATAAN... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SIMBOL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERTAMA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERTAMA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERTAMA... i HALAMAN JUDUL KEDUA... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii LEMBAR TANDA LULUS MEMPERTAHANKAN TUGAS AKHIR iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... v ABSTRAK... vi KATA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Aplikasi Pengertian aplikasi adalah program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1 Pengenalan UML

Pendahuluan. 1 Pengenalan UML Pendahuluan 1 Pengenalan UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (O OA&D) yang dimunculkan sekitar akhir tahun 80-

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 3 SKS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 3 SKS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 3 SKS Deskripsi Mata Kuliah Pengampu : Rahmat Robi Waliyansyah, M.Kom. Buku Pegangan : Dadan Umar Daihani, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, Elex Media Komputindo, 2001. D.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii iv v vi viii xiii xv BAB I BAB II PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Membangun Aplikasi Database Oracle dengan VB. Koneksi database adalah sebuah modul (obyek) yang bekerja untuk

BAB II LANDASAN TEORI Membangun Aplikasi Database Oracle dengan VB. Koneksi database adalah sebuah modul (obyek) yang bekerja untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Database 2.1.1 Membangun Aplikasi Database Oracle dengan VB KONEKSI DATABASE Koneksi database adalah sebuah modul (obyek) yang bekerja untuk menghubungkan aplikasi dengan sebuah

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan Sistem Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam lima tahapan, yaitu: (1) Analisis

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK UNTUK MANAJEMEN PENJUALAN REAL ESTATE PADA PT. CITRA TAMA ADIGRAHA SURABAYA TUGAS AKHIR.

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK UNTUK MANAJEMEN PENJUALAN REAL ESTATE PADA PT. CITRA TAMA ADIGRAHA SURABAYA TUGAS AKHIR. DESAIN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK UNTUK MANAJEMEN PENJUALAN REAL ESTATE PADA PT. CITRA TAMA ADIGRAHA SURABAYA TUGAS AKHIR Disusun Oleh : IKA DEWI PUSVITA 0834010163 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

Decision Support System (DSS)

Decision Support System (DSS) Decision Support System (DSS) source : http://nextgeneration.web.id/?p=48 Seiring perkembangan zaman, manusia dituntut membuat berbagai keputusan yang tepat dalam menghadapi permasalahan yang semakin kompleks.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Informasi Geografis Menurut Hersa Farida Qoriani (2012 : 2) Geografis Information System atau sistem informasi berbasis pemetaan dan geografi adalah sebuah alat bantu

Lebih terperinci

Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto

Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pokok bahasan di kuliah #2 Metodologi desain sistem: waterflow, v-model,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Azhar Susanto dalam bukunya Sistem Informasi Management ( hal.18 bag.1 konsep dasar SIM ). Bahwa sistem adalah kumpulan dari subsistem/ komponen/ bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Syarat data:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR SIMBOL...

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR SIMBOL... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR SURAT PERNYATAAN ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR SIMBOL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. deskripsi dari PT. Prima Krista Sejahtera Jl. Taman Sari No.25 C kota

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. deskripsi dari PT. Prima Krista Sejahtera Jl. Taman Sari No.25 C kota BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah mengenai data-data dari tempat penelitian penulis antara lain sejarah, visi dan misi, struktur organisasi serta jop deskripsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran penting diantaranya adalah mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting diantaranya adalah mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) adalah perusahaan yang memiliki peran penting diantaranya adalah mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM SEMESTER: 4 KODE : KI091318 SKS: 4 JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA FTIF ITS PROGRAM : S1 DOSEN: KOMPETENSI UTAMA / TIU : untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 PERANCANGAN OTOMATISASI PENJADWALAN PENGAJAR PRAKTIKUM DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Akuntansi Akuntansi merupakan bahasa bisnis. Sebagai bahasa bisnis akuntansi menyediakancara untuk menyajikan dan meringkas kejadian-kejadian bisnis dalam bentukinformasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Komponen Sumber Daya Manusia dalam Ruang Lingkup Fakultas. Nuraeny (2010) mengemuckakan bahwa Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Komponen Sumber Daya Manusia dalam Ruang Lingkup Fakultas. Nuraeny (2010) mengemuckakan bahwa Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komponen Sumber Daya Manusia dalam Ruang Lingkup Fakultas Nuraeny (2010) mengemuckakan bahwa Sumber Daya Manusia yang ada dalam ruang lingkup Universitas khususnya pada tiap

Lebih terperinci

Pemodelan Berorientasi Objek

Pemodelan Berorientasi Objek 1 Pemodelan Berorientasi Objek Perancangan Sistem dengan Analisis Dinamis Adam Hendra Brata Pemodelan Kebutuhan Sistem 2 Ruang Lingkup Masalah Analisis Kebutuhan Diagram Use Case Pemodelan Perangkat Lunak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

APLIKASI HANDOVER DOKUMENTASI PROYEK DAN DATABASE PELANGGAN BERBASIS WEB NINING LAPINASARI

APLIKASI HANDOVER DOKUMENTASI PROYEK DAN DATABASE PELANGGAN BERBASIS WEB NINING LAPINASARI APLIKASI HANDOVER DOKUMENTASI PROYEK DAN DATABASE PELANGGAN BERBASIS WEB Oleh: NINING LAPINASARI 41813110027 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 APLIKASI

Lebih terperinci

Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) Tatik yuniati Abstrak Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab Tinjauan Pustaka memuat uraian gambaran umum dan fungsi-fungsi pada perpustakaan, pengertian sistem informasi, dan kaitan antara perpustakaan dan sistem informasi. 2.1. Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang, dan informasi. Sumber daya tersebut bekerjasama menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang, dan informasi. Sumber daya tersebut bekerjasama menuju BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama. Organisasi terdiri dari sejumlah sumber daya manusia, material, mesin, uang, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah hotel yang ada di Bandung yaitu Hotel Millenia

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah hotel yang ada di Bandung yaitu Hotel Millenia 3.1 Objek Penelitian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek yang diteliti adalah hotel yang ada di Bandung yaitu Hotel Millenia Bandung. Untuk melihat gambaran yang lebih jelas, maka berikut pembahasan

Lebih terperinci

Unified Modeling Language

Unified Modeling Language 2011 Unified Modeling Language Metode Perancangan Program Kelompok 10: Andika Nugraha (1401094756) Alfred Mansel (1401095506) Daniel Sidarta (1401096433) Marcell Bonfilio (1401094850) Bina Nusantara University

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv v vii xi xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

Daftar Isi. Abstract... Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Simbol... Daftar Lampiran...

Daftar Isi. Abstract... Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Simbol... Daftar Lampiran... Daftar Isi Abstract... Abstrak..... Kata Pengantar.... Daftar Isi... Daftar Tabel.... Daftar Gambar.... Daftar Simbol...... Daftar Lampiran...... i ii iii vi ix x xii xvi Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsi sistem yang berjalan dengan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsi sistem yang berjalan dengan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Menurut Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc; 2011:1. Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang

Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 461 Sistem Informasi Manajemen pada CV. Kusuma Agung Mandiri Palembang Boby* 1, Marta Dilia Kosasih 2, Ervi Cofriyanti 3 1,2,3 STMIK

Lebih terperinci

Perancangan Perangkat Lunak. Apaan sich yang namanya UML??

Perancangan Perangkat Lunak. Apaan sich yang namanya UML?? Take Home Assignment: Mata Kuliah : Perancangan Perangkat Lunak Dosen : Khabib Mustofa, Dr.techn. Program : Pasca Sarjana Jurusan ILKOM Fakultas : MIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA JOGJAKARTA Judul : Sistem

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Andri Hidayat Eric Yulian Susanto Priadi Kelas / Kelompok : 07 PBT / 05

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Andri Hidayat Eric Yulian Susanto Priadi Kelas / Kelompok : 07 PBT / 05 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN e-crm PADA PT. NUSA RAYA CIPTA Andri Hidayat 0800742405 Eric Yulian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Proyek pada PT. Taruna Jaya Cipta Palembang

Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Proyek pada PT. Taruna Jaya Cipta Palembang Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 479 Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Proyek pada PT. Taruna Jaya Cipta Palembang Ayunda Syafitri* 1, Ervi Cofriyanti 2 1,2 STMIK

Lebih terperinci

Notasi Unified Modeling Language (UML) Versi 2.0

Notasi Unified Modeling Language (UML) Versi 2.0 Notasi Unified Modeling Language (UML) Versi 2.0 Unified Modeling Language (UML) adalah notasi yang lengkap untuk membuat visualisasi model suatu sistem. Sistem berisi informasi dan fungsi, tetapi secara

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: transaksi, sistem informasi, desktop, aplikasi, penentuan supplier. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: transaksi, sistem informasi, desktop, aplikasi, penentuan supplier. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Semakin berkembangnya teknologi di abad ini menuntut perusahaan untuk memiliki sebuah program pencatatan data. Apotik Mahkota saat ini belum menggunakan sistem yang terintegrasi dalam penyimpanan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS Tahun 2014/ Komunikasi Paket Keahlian

LEMBARAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS Tahun 2014/ Komunikasi Paket Keahlian PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMK NEGERI 1 WONOSOBO Jl. Bhayangkara 12 Telp./ Fax. 321219/ 325073 Wonosobo 56300 website : www.smkn1-wnb.sch.id email : info@smkn1-

Lebih terperinci

UML Netbeans UML (The Unified Modelling Language)

UML Netbeans UML (The Unified Modelling Language) UML Netbeans 6.7.1 UML (The Unified Modelling Language) Sebuah notasi untuk menspesifikasi, memvisualisasi, membangun dan mendokumentasikan rancangan dari sebuah perangkat lunak. Diagram pada UML Ada 9

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Sistem Informasi II.1.1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan da memproses data serta melaporkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi Penyewaan Peralatan Pesta Pada CV.Risha. Penelitian dilakukan di CV.Risha yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : penjualan, pembelian, aplikasi desktop, C#, Microsoft SQL. Server

ABSTRAK. Kata kunci : penjualan, pembelian, aplikasi desktop, C#, Microsoft SQL. Server ABSTRAK Saat ini pengolahan data di Es Lilin Kita-kita belum menggunakan sistem informasi sehingga menimbulkan banyaknya kesalahan dalam pencatatan data. Berangkat dari permasalah tersebut, akan dibuat

Lebih terperinci

Materi 1. 1 Rekayasa Perangkat Lunak

Materi 1. 1 Rekayasa Perangkat Lunak 1 Rekayasa Perangkat Lunak Materi 1 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak telah berkembang sejak pertama kali ddiciptakan pada tahun 1940-an hingga kini. Focus utama pengembangannya adalah

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG

PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

Outline. Definisi SPK Tujuan SPK Fitur SPK Karakteristik dan Kemampuan SPK Komponen SPK

Outline. Definisi SPK Tujuan SPK Fitur SPK Karakteristik dan Kemampuan SPK Komponen SPK Tinjauan SPK Outline Definisi SPK Tujuan SPK Fitur SPK Karakteristik dan Kemampuan SPK Komponen SPK Definisi Menurut Keen dan Scoot Morton : Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber sumber

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Hotel Bukit Dago Bandung yang berlokasi di Jl. Ir H

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Hotel Bukit Dago Bandung yang berlokasi di Jl. Ir H BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di Hotel Bukit Dago Bandung yang berlokasi di Jl. Ir H Juanda No. 311 Dago Bandung. 3.1.1. Sejarah Singkat Hotel Bukit Dago Bandung

Lebih terperinci

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Diagram class sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

Lebih terperinci