BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sedang berjalan saat ini di Indonesia. Pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sedang berjalan saat ini di Indonesia. Pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri mempunyai peranan yang sangat besar dalam menunjang pembangunan yang sedang berjalan saat ini di Indonesia. Pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen Perindustrian mulai melaksanakan program pembangunan di bidang ekonomi dan titik beratnya adalah peningkatan pembangunan di sektor industri. Di Indonesia banyak industri-industri kecil dan menengah yang tumbuh diantaranya adalah industri logam. Industri- industri kecil dan menengah yang bergerak di bidang logam cukup banyak jumlahnya, tetapi cara pengelolaan industri ini pada umumnya masih dikerjakan secara tradisional dengan keterbatasan kemampuan di bidang teknik pengecoran logam. Kondisi ini akan menyebabkan bahan pencemar logam yang antara lain dibuang ke udara sebagai hasil kegiatan industri keluar dari cerobong asap pabrik maupun udara yang dihirup langsung oleh para pekerja pengecoran logam itu sendiri. Peran industri sangat besar di dalam kontribusi terjadi pencemaran udara logam, seperti halnya di kawasan industri pengecoran logam yang ada di Desa Batur, Ceper, Klaten Keberadaan kawasan industri pengecoran logam di Klaten terdapat di Kecamatan Ceper, tersebar di tiga desa yang bersebelahan, yakni Tegal Rejo, Ngawonggo dan Ceper. Pusat utama kegiatan industri terletak di Dusun Batur. Desa Batur, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten Seluruh kegiatan industri pengecoran tersebut masing-masing akan memberikan kontribusi pencemaran, baik itu pencemaran mengenai limbah cair industri hal itu dapat terlihat berdasarkan informasi lapangan yang dilakukan pada pemantauan keberadaan sungai yang mengalir di Desa Batur, Ceper, Klaten yaitu Sungai Ceper dan

2 2 Ngawonggo. Kondisi air sungai sudah sangat tercemar hal itu di tandai dengan air sungai berwarna kehitam-hitaman dan berbau hal ini disebabkan karena sungai tersebut berdasarkan penelitian kadar zat krom, BOD, seng, COD telah melebihi nilai ambang batas (BLH Kab. Klaten 2014), Selain itu juga kondisi tersebut sudah sejak lama terjadi hal itu di sebabkan oleh pembuangan limbah dari pabrik gula Ceper dari zaman kolonial Belanda. Walaupun pabrik gula tersebut sudah tutup, namun pembuangan limbah cair dari beberapa industri pengecoran yang ada di sekitar kawasan industri pengecoran logam Ceper, Klaten masih membuang limbahnya di sungai tersebut, hal itu akan berdampak kepada pengunaan air sumur resapan yang ada di sekitar kawasan tersebut, barang tentu akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat, hewan, tanaman yang ada di sekitar kawasan tersebut di dalam mengkonsumsikan dan penggunaannya. Didukung oleh iklim tropis memacu timbulnya pencemaran udara yang berupa debu logam yang terjadi dilingkungan Batur, Ceper yang terjadi akibat kegiatan industri yang berada di kawasan Desa Batur dapat memberikan dampak negatif yaitu mempengaruhi lingkungan, yang memberikan dampak terhadap pertumbuhan tanaman dan hewan yang ada di sekitar kawasan tersebut.. Debu-debu logam yang menempel pada daun tanaman dapat menghalangi proses fotosintesis, begitu juga dengan keberadaan permukiman penduduk yang ada di dalam kawasan industri sebanyak ± 619 perumahan yang ada di Kecamatan Ceper, Klaten. Dampak pencemaran debu logam akan berakibat pada keresahan masyarakat, karena dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat yang ada di sekitarnya sebesar ± jiwa. Pencemaran debu logam yang dihasilkan dari kegiatan pengecoran logam yang ada ditandai dari proses peleburan logam dari kegiatan pencetakan menggunakan pasir. Umumnya kegiatan peleburan logam yang dilakukan oleh industri logam yang ada di Desa Batur, Ceper menggunakan dapur pemanas peleburan logam dengan tiga jenis

3 3 yaitu: kupola, tungkik dan induksi listrik, ketiga dapur dengan menggunakan suhu panas yang tinggi yang berbeda setiap jenis produk, dimana bahan baku yang digunakan pada dasarnya sama, namun yang berbeda adalah bahan baku pembantu (bahan paduanya yang berbeda untuk setiap jenis produk logam), setiap bahan baku dan bahan bakar yang digunakan untuk proses peleburan logam masing-masing mengandung unsur kimia. Berdasarkan hasil survei penggunaaan dapur kupola lebih dominan digunakan di pabrik pengecoran logam yang ada di Desa Batur. Walaupun kenyataan pada proses peleburan logam dengan menggunakan dapur tungkik lebih berbahaya dibanding dapur kupola lebih banyak memberi dampak keberadaan pencemaran unsur zat kimia di dalam ruang pengecoran logam. Pencemaran debu logam yang terjadi di dalam ruang pengecoran logam disebabkan oleh dua hal yaitu (Idris, 1988): (1). karena pada proses peleburan logam dapur kupola menggunakan suhu yang relatif tinggi dan bahan bakar yang digunakan berupa kokas yang memiliki kadar karbon cukup tinggi lebih kurang 86%, (2). keberadaan bahan baku yang digunakan untuk proses cor logam berupa: besi kasar (pig iron), besi bekas, baja bekas (stell scrap), bahan paduan (ferro silikon dan ferro mangan), begitu juga dengan kegiatan pencetakan cor dengan menggunakan pasir sebagai yang mengandung silikon (SiO2), dimana kegiatan peleburan didukung dengan temperatur yang tinggi tergantung jenis cor-coran yang akan dibuat berkisar antara C. Dengan gambaran kondisi ruangan pengecoran yang dipenuhi dengan keberadaan unsur zat kimia akibat proses peleburan logam, tentunya akan berdampak terhadap menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit akibat kerja (Anies, 2005), jenis pekerjaan atau beban kerja dengan berbagai lingkungan kerja dapat merupakan faktor resiko terjadinya gangguan kesehatan, seperti timbulnya penyakit: (1) dermatitis/ kulit, (2) penyakit paru.

4 4 Penelitian perbandingan telah dilakukan sebelumnya (Prayudi, 2001) mengenai kualitas debu dalam udara sebagai dampak industri logam yang ada di kawasan industri Ceper Klaten dinyatakan bahwa konsentrasi debu di wilayah industri pengecoran logam Ceper terhadap 3 desa yaitu: Desa Tegalrejo, Ceper dan Ngawonggo telah melampaui nilai ambang batas yang diperbolehkan adanya usaha untuk menurunkan kadar tersebut. Konsentrasi debu yang tinggi di duga disebabkan oleh kegiatan industri logam yang terbuka (konvensional) sebagai langkah telah mengalami pencemaran (melampaui nilai ambang batas yang diperbolehkan yaitu 260 μg/m 3 ), sedangkan untuk daerah-daerah di luar wilayah industri masih relatif rendah menghasilkan kadar debu yang cukup tinggi dan sudah mengkuatirkan karena di atas nilai ambang batas yang diperbolehkan. Adapun nilai terendah terdapat pada lokasi Kecamatan Delanggu (101 μg/m 3 ), yang merupakan daerah di luar wilayah industri pengecoran logam, sedangkan untuk wilayah-wilayah di luar kedua desa tersebut, menunjukkan kecenderungan kadar debu yang relatif rendah dan masih di bawah nilai ambang batas yang ditentukan. Konsentrasi debu di wilayah industri pengecoran logam Ceper Klaten telah melampaui nilai ambang batas yang diperbolehkan (Prayudi, 2001). Berdasarkan hasil penelitian yang sebelumnya (Damanik, 2005) mengenai dampak pencemaran debu terhadap kesehatan tenaga kerja pada bagian produksi pengecoran logam di PT. Bonjor yang merupakan perusahaan industri pengecoran logam, kenyataan di lapangan, memang benar diperoleh kadar debu logam yang ada di bagian produksi di PT. Bonjor yaitu di bagian permesinan didapat kadar debu logam sebesar 3,012 mg/m 3. Paparan debu logam yang terdapat di ruangan bagian pengecoran adalah sebesar 0,669 mg/m 3, kondisinya masih berada di bawah nilai ambang batas yang telah ditentukan, dengan suhu untuk masing-masing ruangan sama yaitu 25,6 0 C tetapi nilai kelembaban dari hasil pengukuran berbeda yaitu 61% untuk bagian permesinan dan 57% untuk bagian pengecoran. Dari

5 5 hasil penelitian terhadap 30 responden yang bekerja di PT. Bonjor, Klaten melakukan pengukuran terhadap kondisi paru-paru para pekerja di bagian produksi dengan bantuan alat spirometer, terdapat 13 % kondisi paru responden berada pada keadaan normal (dengan uraian 1 orang dari bagian permesinan, 2 orang dari bagian pengecoran yang kondisi parunya masih dikategorikan normal), sedangkan 77 % dalam kondisi sakit (12 orang dari bagian permesinan dan 11 orang dari bagian pengecoran) dan, 13% kondisi parunya dalam keadaan sakitnya sudah akut. (2 orang dari bagian permesinan dan 2 orang lagi dari bagian pengecoran). Selain itu juga dari hasil penelitian diketahui bahwa banyak para pekerja yang mengeluh tentang penyakit gatal-gatal pada tangan dan kaki mereka akibat paparan debu logam yang terjadi pada saat mereka sedang melakukan pekerjaan. Hasil uraian di atas maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai model pengendalian kesehatan di pengecoran logam di kawasan industri pengecoran logam, guna mendeteksi keberadaan tingkat pencemaran debu sehingga dapat memberikan tindakan didalam mengurangi dispersi debu dalam ruangan, sehingga dapat mengetahui seberapa besar kontaminasi yang ditimbulkan oleh dampak pencemaran debu di dalam ruangan pengecoran logam yang berakibat terhadap kesehatan para pekerja dengan bantuan perangkat lunak komputer CFD (Computational Fluid Dynamics). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut: 1. Sejauh mana sebaran debu yang ada di dalam ruangan pengecoran logam dari kegiatan dapur kupola?. 2. Sejauh mana pengaruh sebaran debu logam dari dapur kupola yang terhirup oleh para pekerja yang bekerja di dalam ruang pengecoran logam?.

6 6 3. Sejauh mana pengaruh debu logam terhadap timbulnya penyakit akibat kerja di dalam ruang pengecoran logam?. 4. Sejauh mana pengaruh karakteristik tenaga kerja terhadap timbulnya penyakit paruparu dan kulit?. 5. Merancang model pengendalian kesehatan tenaga kerja pada di dalam ruang pengecoran dapat mengurangi dispersi debu logam yang terhirup oleh pekerja guna mengantisipasi masalah penurunan kesehatan tenaga kerja yang dapat menimbulkan penyakit paru-paru dan kulit?. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah: 1. Mengetahui sebaran debu logam di dalam ruang pengecoran. 2. Mengetahui pengaruh dapur kupola debu logam terhadap paparan debu logam yang terhirup oleh para pekerja di dalam ruang pengecoran logam 3. Mengetahui pengaruh debu logam terhadap timbulnya penyakit akibat kerja di dalam ruang pengecoran logam 4. Mengetahui pengaruh karakteristik tenaga kerja terhadap timbulnya penyakit paruparu dan kulit. 5. Merancang model ruang pengecoran logam sebagai pengendali kesehatan tenaga kerja di bagian pengecoran logam guna mengurangi dispersi debu logam yang dihirup oleh tenaga kerja yang berdampak terhadap penyakit paru-paru dan penyakit kulit.

7 7 D. Keaslian dan Kedalaman Penelitian 1. Keaslian Penelitian Penelitian yang berkaitan pabrik pengecoran logam saat ini mulai banyak dilakukan. Sejauh pengamatan penulis, penelitian mengenai model pengendalian kesehatan tenaga kerja di kawasan industri pengecoran logam Batur, Ceper, Klaten belum pernah dilakukan. Adapun penelitian terdahulu yang sejenis dan berkaitan dengan penelitian ini adalah: No Nama/ Tahun 1. Harninto (1989) 2. Mustafa (1986) 3. Sutopo (1986) 4. Prayudi Teguh (2001) 5. Prayudi Teguh (2001 Tabel. 1 Keaslian Penelitian Judul Pengaruh cuaca kerja di pabrik ubin dan genteng semen yang beratap seng dan pabrik ubin yang beratap genteng tanah di yogyakarta terhadap terjadinya dermatitis kontak di lingkungan debu semen Pengaruh pemaparan gas karbonmonoksida sebagai hasil samping proses industri pengecoran logam batur jaya mengakibatkan kenaikan frekuensi denyut jantung pada tenaga kerja. Pengaruh pemberian minum air dan natrium klorida terhadap tenaga kerja yang terpapar pada industri pengecoran logam PT. Inti General Jaya Steel di Semarang Kualitas debu dalam udara sebagai dampak industri pengecoran logam Ceper Dampak industri peleburan logam Fe terhadap pencemaran debu di udara Hasil Penelitian Ternyata kelembaban dan suhu yang ada di ruangan dipacu oleh adanya pemilihan jenis atap yang digunakan, yaitu atap seng lebih tinggi udara panasnya dibanding pabrik yang beratap genteng tanah, hal itu sangat berpengaruh terhadap timbulnya penyakit dermatitis akibat suhu yang panas memancing timbulnya konsumsi keringat yang berlebihan hal itu merupakan indikator timbulnya penyakit kulit dicampur dengan debu yang lengket di tangan ataupun di bagian tubuh lainnya Ada kenaikan kadar gas karbonmonoksida di bagian peleburan dan pengecoran logam akibat paparan gas karbonmonoksida sebagai hasil samping proses pengecoran logam. Ada kenaikan kadar karbonmonoksida lebih di dalam darah tenaga kerja di bagian peleburan dan pengecoran logam, akibat paparan gas karboksinemoglobin sebagai hasil samping proses pengecoran logam Tenaga kerja laki-laki yang melakukan pekerjaannya dalam ruang pengecoran logam selama bekerja terpapar panas 33,64 0 C ± 2,77 0 C menurut metode ISBB, ternyata mengalami kelelahan dini. Kelelahan dini yang dialami oleh tenaga kerja dalam ruang pengecoran logam tersebut disebabkan karena terpapar panas. Kelelahan tersebut dapat diperbaiki dengan minum air setiap 15 menit sebanyak 250 CC dan garam natrium klorida 2,7 gram sebelum bekerja. Pemberian minum air setiap 15 menit sebanyak 250 CC lebih penting dari pada pemberian garam natrium klorida 2,7 gram Wilayah-wilayah pusat industri menghasilkan kadar debu yang cukup tinggi dan sudah mengkuatirkan karena di atas nilai ambang batas diperbolehkan. Kadar Fe di dalam debu memberikan gambaran distribusi Fe yang sangat luas dengan sebaran 0,02-15,71 mg/m 3, konsentasi debu logam Fe cukup signifikan dengan kandungan debu TSP

8 8 No Nama/ Tahun 6. Atmanto Sigit Ireng (2005) 7. Damanik Hanum Latifah (2005) 9. Taufiq Muhammad La Ode (2006) 10. Setyaningsih Yuliani (2007) Judul Behavioral determinants workers in the use pipe based on hazard assessment in foundry company Ceper Klaten Dampak pencemaran debu terhadap kesehatan tenaga kerja pada bagian produksi pengecoran logam. studi kasus di PT.Bonjor, Klaten Analisis kondisi lingkungan dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja (kasus pada departemen produksi industri pengecoran logam dan permesinan PT. Bonjor Jaya Klaten) Perbedaan tekanan panas, karakteristik pekerja dan jumlah konsumsi air minum terhadap kejadian kristal urin pada pekerja pengecoran besi baja di PT. Putra Ceper Klaten Hasil Penelitian Perilaku pekerja pada industri pengecoran logam di pengaruhi oleh beberapa hal yaitu lingkungan kerja yang tidak nyaman, tidak adanya kebijakan yang mewajibkan penggunaan alat pelindung diri dan tidak adanya dukungan dari pimpinan serta tidak adanya pelatihan keselamatan kerja Hasil pengukuran kadar debu logam aluminium sebesar 3,012 mg / m 3. Sedangkan paparan debu yang terdapat di ruangan bagian pengecoran adalah sebesar 0,669 mg / m 3, meskipun suhu untuk masing-masing ruangan sama yaitu 25,6 0 C tetapi nilai kelembaban dari hasil pengukuran berbeda yaitu 61% untuk bagian permesinan dan 57% untuk bagian pengecoran. Dari hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 30 responden dengan bantuan alat spirometer, terdapat 13 % kondisi paru responden berada pada keadaan normal (dengan uraian 1 orang dari bagian permesinan, 2 orang dari bagian pengecoran yang kondisi paru-parunya masih dikategorikan normal), sedangkan 77 % dalam kondisi sakit (12 orang dari bagian permesinan dan 11 orang dari bagian pengecoran) dan,13 % kondisi paru-parunya dalam keadaan sakitnya sudah akut. (2 orang dari bagian permesinan dan 2 orang lagi dari bagian pengecoran). Tidak terdapat perbedaan yang nyata dan signifikan baik produktivitas tenaga kerja maupun kebisingan pada pengukuran pagi (jam ) dengan siang (jam ). Terdapat perbedaan yang nyata dan signifikan antara iklim kerja pada pengukuran pagi (jam ) dengan siang (jam ) Rata-rata usia pekerja bagian pengecoran (tekanan panas tinggi) adalah 38,53 tahun sedangkan rata-rata usia pekerja bagian finishing (tekanan panas normal) adalah 38,35 tahun, rata-rata masa kerja pekerja bagian pengecoran adalah 12,40 tahun, sedangkan rata-rata masa kerja pekerja bagian finishing adalah 11,53 tahun. Hasil pengukuran tekanan panas diperoleh nilai ISBB pada bagian pengecoran yaitu: 30,7 0 C dan 31,6 0 C dengan beban kerja berat, hal ini berarti iklim kerja di tempat tersebut berada di atas Nilai Ambang Batas sedangkan nilai ISBB pada bagian finishing yaitu 29,7 0 C dan 28,1 0 C dengan beban kerja ringan, hal ini berarti iklim kerja di tempat tersebut di bawah Nilai Ambang Batas. Rata-rata jumlah konsumsi air minum pekerja bagian pengecoran adalah 1993,33 ml sedangkan rata-rata jumlah konsumsi air minum pekerja bagian finishing adalah 2117,65 ml. Sebagian besar (80%) pekerja bagian pengecoran mengalami kejadian kristal urin sedangkan pekerja bagian finishing sebesar (70,6%) tidak ada kristal urin.

9 9 2. Kedalaman Penelitian Sebagai bahan perbandingan dari hasil penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Penelitian yang dilakukan oleh Prayudi (2001) mengenai kualitas debu dalam udara sebagai dampak industri pengecoran logam Ceper dan dampak industri peleburan logam Fe terhadap pencemaran debu di udara dalam penelitian ini di fokuskan pada partikel debu saja, sedangkan penelitian yang akan dilakukan lebih teliti lagi karena berfokus pada tingkat pencemaran udara yang lebih teliti, dengan melakukan pengukuran kadar logam berat yang terkandung di dalam debu (partikel) berupa NO2, SO2, CO, O3, NH3, H2S dan kebisingan untuk ke-3 desa (Desa Tegalrejo,Ngawonggo, Ceper) dan pengukuran kadar debu yang ada di dalam ruangan pengecoran logam secara tradisional sehingga pada penelitian ini dapat diketahui penyebab terjadinya dampak pencemaran debu logam terhadap kesehatan tenaga kerja yang bekerja di ruang pengecoran dan dalam penelitian ini memberikan upaya pengendalian kesehatan pada tenaga kerja yang ada di ruang pengecoran. b. Penelitian yang dilakukan oleh Sutopo (1986) tentang pengaruh pemberian minum air dan Natrium Klorida terhadap tenaga kerja yang terpapar pada industri pengecoran logam PT. Inti General Jaya Steel di Semarang dan penelitan yang dilakukan oleh Setyaningsih (2007) perbedaan tekanan panas, karakteristik pekerja dan jumlah konsumsi air minum terhadap kejadian kristal urin pada pekerja pengecoran besi baja di PT. Putra Ceper Klaten, adapun perbedaan terhadap penelitian yang akan dilakukan di fokuskan terhadap pengaruh kesehatan tenaga kerja berupa model pengendalian kesehatan tenaga kerja guna menyelesaikan masalah penyakit akibat kerja seperti: keluhan paruparu dan kulit pada kegiatan pengecoran logam, adapun persamaanya adalah timbulnya penyakit akibat kerja yang terpapar debu logam, yang dipengaruhi oleh iklim kerja dalam ruangan pengecoran logam. c. Penelitian yang dilakukan oleh Mustafa (1986) tentang pengaruh pemaparan gas karbonmonoksida sebagai hasil samping proses industri pengecoran logam Batur

10 10 Jaya mengakibatkan kenaikan frekuensi denyut jantung pada tenaga kerja. Adapun perbedaan terhadap penelitian yang akan dilakukan yaitu pada kapasitas gangguan paru-paru tenaga kerja yang terpapar debu logam, walaupun sama-sama meneliti kondisi kesehatan pekerja akibat terhidup zat kimia pada saat melakukan pekerjaan di dalam ruang pengecoran logam nama dalam penelitian ini dapat memberikan gambaran desain bangunan mengenai sebaran zat kimia yang ada di dalam ruang pengecoran logam sehingga dapat di jadikan patokan mengenai gambaran keberadaan zat kimia yang tersebar di dalam ruang pengecoran guna mendesain kembali ruang sehingga dapat mengendalikan pencemaran zat kimia yang ada dalam ruangan tersebut. d. Penelitian yang dilakukan oleh Atmanto (2005) tentang behavioral determinants workers in the use pipe based on hazard assessment in foundry company Ceper Klaten, penelitian ini berfokus pada perilaku penggunaan alat pelindung diri, sedang penelitian yang akan dilakukan berfokus pada model kesehatan tenaga kerja yang bekerja di ruang pengecoran logam (dapur kupola) yang mana penggunaa alat pelindung diri merupakan salah satu model dalam mengatasi masalah pengendalian kesehatan akibat kerja yang terpapar debu logam di ruang pengecoran logam yang di sesuaikan dengan SOP kerja dari tenaga kerja dan kebutuhan dari pekerjaan itu sendiri sesuai dengan tingkat beban kerja dan resiko kerja yang ada pada saat pembakaran dengan menggunakan dapur kupola. e. Penelitian yang dilakukan oleh Taufiq (2006) tentang analisis kondisi lingkungan dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja (kasus pada departemen produksi industri pengecoran logam dan permesinan PT. Bonjor Jaya Klaten), sedangkan penelitian yang akan dilakukan berfokus pada model kesehatan dalam upaya mengatasi masalah kesehatan (timbulnya keluhan penyakit paru dan kulit), sedang persamaan dalam penelitian ini, berupa kondisi iklim merupakan salah satu pemacu timbulnya paparan debu logam yang ada di dalam ruang produksi. Kondisi iklim kerja

11 11 sama-sama mempengaruhi produktivitas tenaga kerja yang bekerja di ruang produksi pengecoran logam yang ada di PT. Bonjor Jaya Klaten. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pihak perusahaan a. Sebagai bahan informasi dalam upaya pengendalian pencemaran debu logam yang ada di dalam ruang pengecoran oleh industri pengecoran logam yang ada di kawasan Batur, Ceper, Klaten b. Dapat memberikan informasi mengenai gambaran pendeteksian keberadaan debu logam akibat proses pengecoran yang mengakibatkan timbulnya keluhan- keluhan yang mengganggu kesehatan oleh pekerja, sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja pekerja itu sendiri. c. Mampu memberikan masukan secara nyata mengenai model pengendali kesehatan tenaga kerja sehingga dapat mendeteksi dispersi debu yang akan dihirup oleh para pekerja di dalam ruang pengecoran logam dan juga dapat memberikan model rancang ruang pengecoran logam yang ramah lingkungan. 2. Bagi ilmu pengetahuan a. Sebagai tambahan referensi dan bahan masukan bagi ilmu pengetahuan di bidang ilmu lingkungan, terutama yang berkaitan dengan kondisi lingkungan fisik suatu industri, serta dampak dari pencemaran udara yang diakibatkan oleh debu logam yang dapat menganggu kesehatan para pekerja yang berada di lingkungan pabrik tersebut. b. Sebagai tambahan referensi mengenai pengaruh cuaca kerja yang ada di dalam ruang pengecoran logam yang dapat menimbulkan penyakit kulit, gangguan kapasitas paru bagi pekerja yang bekerja di dalam ruang pengecoran logam. 3. Bagi kesehatan Dapat meningkatkan kesehatan pekerja dengan menggunakan alat pelindung diri guna mengendalikan penyakit kulit dan gangguan kapasitas paru tenaga kerja yang kontak

12 12 langsung dengan debu logam pada lingkungan ruang pengecoran logam, sehingga biaya pengobatan dapat ditekan dan akhirnya kesejahteraan pekerja dapat lebih ditingkatkan. 4. Bagi departemen tenaga kerja Digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk upaya K3 pada tenaga kerja yang terpapar debu logam, khususnya debu logam. 5. Bagi pembangunan negara dan bangsa Sebagai masukan bagi pemerintah dalam melihat permasalahan keselamatan kerja pada suatu industri pengecoran logam yang berwawasan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana pekerja beraktifitas sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak langsung bagi keselamatan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL Disusun untuk memenuhi dan syarat guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk meningkatkan kesadaran bagi pihak perusahaan dan tenaga kerja telah diatur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana pekerja beraktifitas sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak langsung bagi keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang pekerja. 1 Di dalam lingkungan kerja terdapat faktor-faktor yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan kerja adalah gangguan kesehatan akibat lingkungan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS GAS SO 2 DI DAERAH INDUSTRI PENGECORAN LOGAM CEPER

IDENTIFIKASI KUALITAS GAS SO 2 DI DAERAH INDUSTRI PENGECORAN LOGAM CEPER IDENTIFIKASI KUALITAS GAS SO 2 DI DAERAH INDUSTRI PENGECORAN LOGAM CEPER Oleh : Wiharja *) Abstrak Di Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten telah lama berkembang industri pengecoran logam. Untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 guna mewujudkan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan komponen hidup yang sangat penting untuk manusia maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa hari, tanpa minum manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

Lebih terperinci

ANALISIS HAZARD IDENTIFICATION DAN RISK ASSESSMENT DI LINGKUNGAN KERJA KEGIATAN PENGECORAN LOGAM TRADISIONAL CEPER KLATEN

ANALISIS HAZARD IDENTIFICATION DAN RISK ASSESSMENT DI LINGKUNGAN KERJA KEGIATAN PENGECORAN LOGAM TRADISIONAL CEPER KLATEN ANALISIS HAZARD IDENTIFICATION DAN RISK ASSESSMENT DI LINGKUNGAN KERJA KEGIATAN PENGECORAN LOGAM TRADISIONAL CEPER KLATEN Latifah Hanum Damanik Universitas Gadjah Mada Adi Heru Husodo Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai faktor bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Gangguan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor (Chandra,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah lingkungan semakin lama semakin berkembang, semakin besar dan serius. Persoalannya bukan saja bersifat lokal, tetapi sudah menjadi permasalahan global. Dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini banyak kita jumpai berbagai macam industri yang berkembang, baik industri kecil, besar, atau menengah. Diantara bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik (Kurniawidjaja,2010).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik (Kurniawidjaja,2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paru-paru merupakan alat ventilasi dalam sistem respirasi bagi tubuh, fungsi kerja paru dapat menurun akibat adanya gangguan pada proses mekanisme faal yang salah satunya

Lebih terperinci

Makalah Baku Mutu Lingkungan

Makalah Baku Mutu Lingkungan Makalah Baku Mutu Lingkungan 1.1 Latar Belakang Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup seyogyanya menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan di berbagai bidang yang semakin meningkat apabila tidak disertai oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya

Lebih terperinci

Resiko Kerja Bagi Pengelola Arsip ( Resume Hasil Kajian BPAD Provinsi DIY )

Resiko Kerja Bagi Pengelola Arsip ( Resume Hasil Kajian BPAD Provinsi DIY ) Resiko Kerja Bagi Pengelola Arsip ( Resume Hasil Kajian BPAD Provinsi DIY ) An Nisa Sukma Mahasiswi D III Kearsipan, UGM Pendahuluan Arsip merupakan komponen penting dalam pelaksanaan funfsi dan tugas

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian penting dalam proses produksi (Ramli, 2009). kematian sebanyak 2,2 juta serta kerugian finansial 1,25 Triliun USD.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian penting dalam proses produksi (Ramli, 2009). kematian sebanyak 2,2 juta serta kerugian finansial 1,25 Triliun USD. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perburuhan yang buruk dan angka kecelakaan yang tinggi telah mendorong berbagai kalangan untuk berupaya meningkatkan perlindungan bagi tenaga kerja. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAMPEL DAMI (TIRUAN) BERPEDOMAN PADA SAMPEL STANDART BERSERTIFIKAT UNTUK PENGUJIAN SPEKTROMETER

PEMBUATAN SAMPEL DAMI (TIRUAN) BERPEDOMAN PADA SAMPEL STANDART BERSERTIFIKAT UNTUK PENGUJIAN SPEKTROMETER PEMBUATAN SAMPEL DAMI (TIRUAN) BERPEDOMAN PADA SAMPEL STANDART BERSERTIFIKAT UNTUK PENGUJIAN SPEKTROMETER Lutiyatmi Jurusan Teknik Pengecoran Logam Politeknik Manufaktur Ceper Klaten E-mail : yatmiluti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi menimbulkan potensi bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja bila berada

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan. PERBEDAAN KEBUTUHAN AIR MINUM DAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS DI BAGIAN PENGECORAN LOGAM DAN FINISHING PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu unsur atau zat yang sangat penting setelah air. Seluruh makhluk hidup membutuhkan udara sebagai oksigen demi kelangsungan hidupnya di muka

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. penggerindaan dan pengelasan di area malting, dan finishing produk. Lokasi

BAB V PEMBAHASAN. penggerindaan dan pengelasan di area malting, dan finishing produk. Lokasi digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kegiatan operasional industri pengecoran logam X terdapat berbagai jenis pekerjaan yang dibagi dalam beberapa proses produksi antara lain : pola produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi manusia, air digunakan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi, memasak dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan merugikan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, bumi tempat tinggal manusia telah tercemar oleh polutan. Polutan adalah segala sesuatu yang berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup dan lingkungan. Udara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian

Lebih terperinci

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri Semua limbah yang dihasilkan home industry dibuang langsung ke sungai, selokan atau, bahkan, ke pekarangan

Lebih terperinci

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN No. Responden : KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN MAHASISWA USU PENGENDARA SEPEDA MOTOR DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI MEDAN TAHUN 2011 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan manusia dalam bidang industri semakin besar. kebutuhan akan material besi dalam bentuk baja dan besi cor juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi, air sangat penting bagi pemeliharaan bentuk kehidupan. Tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan industri saat ini menjadi sektor yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan semakin banyaknya permintaan aluminium dikalangan konsumen.

I. PENDAHULUAN. dengan semakin banyaknya permintaan aluminium dikalangan konsumen. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aluminium merupakan logam yang lunak dengan tampilan yang menarik, ringan, tahan korosi, mempunyai daya hantar panas dan daya hantar listrik yang relatif tinggi, dan

Lebih terperinci

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia sangat penting. Oleh karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri telah BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan industri saat ini menjadi sektor yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Sehingga peranan sumber daya manusia perlu mendapatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Proses metabolisme dalam tubuh tidak akan dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Proses metabolisme dalam tubuh tidak akan dapat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan komponen lingkungan yang memiliki peranan sangat penting bagi kehidupan manusia. Proses metabolisme dalam tubuh tidak akan dapat berlangsung tanpa

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu penanganan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan

BAB I PENDAHULUAN. cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengecoran logam merupakan bagian dari industri hulu dalam bidang manufaktur, terdiri dari proses mencairkan logam yang kemudian cairan logam tersebut dicorkan ke dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas pembangunan yang semakin meningkat, seiring oleh pemanfaatan ilmu dan teknologi di berbagai bidang yang lebih maju, telah mendorong pesatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M. Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : 35410453 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.T TUGAS AKHIR USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Setiap makhluk hidup membutuhkan udara untuk mendukung kehidupannya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah memiliki berat jenis yang ringan, ketahanan terhadap korosi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam sektor pekerjaan menjadi salah satu fokus utama dari strategi pembangunan Indonesia. Pada Februari 2014 tercatat jumlah penduduk yang bekerja mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purbalingga adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berada di dekat lereng Gunung Slamet. Jumlah penduduk Purbalingga pada tahun 2013 mencapai 884.683

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerjaan beton berperan sangat penting dalam bidang industri konstruksi. Dapat dikatakan hampir pada setiap bangunan yang didirikan seperti gedung bertingkat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kitab suci Al Quran sudah membahas tentang berbagai unsur kimia seperti besi, emas, tembaga dll. Disini akan membahas ayat kitab suci Al Quran tentang unsur tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi. Namun dalam penerapan teknologi tinggi tersebut sering tidak diikuti oleh kesiapan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membersihkan coran. Hampir semua benda-benda logam yang. Perkembangan material berbasis besi ( ferro), khususnya

BAB I PENDAHULUAN. membersihkan coran. Hampir semua benda-benda logam yang. Perkembangan material berbasis besi ( ferro), khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengecoran logam merupakan suatu proses pembuatan benda yang dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari pembuatan pola, cetakan, proses peleburan, menuang, membongkar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang lndonesia yang memiliki cadangan batubara yang cukup banyak, ternyata masih mengimpor kokas untuk bahan bakar pada industri pengewran logam baik di industri kecil rnaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang berwawasan lingkungan telah diterima sebagai suatu prinsip Pembangunan Nasional dengan berbagai peraturan pelaksanaannya. Walaupun demikian, dalam

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor. Sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting, baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah

Lebih terperinci

PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API

PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API TUGAS AKHIR PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API Disusun : Adi Pria Yuana NIM : D 200.04.0003 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011 4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011 Pada pengujian periode I nilai NO 2 lebih tinggi dibandingkan dengan periode II dan III (Gambar 4.1). Tinggi atau rendahnya konsentrasi NO 2 sangat dipengaruhi oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi sekarang ini menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan akan terpajan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya perubahan proses produksi. Sebelum kemajuan teknologi, pekerjaan di bidang industri hanya menggunakan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk meningkatkan produktivitas kerja. Bentuk bentuk paparan yang berupa faktor risiko bahaya harus diminimalisasi

Lebih terperinci

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor BESI COR Pendahuluan Besi cor adalah bahan yang sangat penting dan dipergunakan sebagai bahan coran lebih dari 80%. Besi cor merupakan paduan besi dan karbon dengan kadar 2 %s/d 4,1% dan sejumlah kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 PENYEBAB??? Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri seharusnya memiliki kualitas sesuai standar yang ditentukan. Dalam proses pembuatannya tentu diperlukan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENCEMARAN Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri manufaktur di masa sekarang ini masih dominan dalam melakukan aktivitas manual material handling.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau mata bajak dengan menempa tembaga. Kemudian secara kebetulan

BAB I PENDAHULUAN. atau mata bajak dengan menempa tembaga. Kemudian secara kebetulan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Penelitian Awal penggunaan logam oleh orang, ialah ketika orang membuat perhiasan dari emas atau perak tempaan, dan kemudian membuat senjata atau mata bajak dengan

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING TUGAS AKHIR PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING, MEDIUM TEMPERING DAN HIGH TEMPERING PADA MEDIUM CARBON STEEL PRODUKSI PENGECORAN BATUR-KLATEN TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung

Lebih terperinci

KUALITAS DEBU DALAM UDARA SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI PENGECORAN LOGAM CEPER

KUALITAS DEBU DALAM UDARA SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI PENGECORAN LOGAM CEPER KUALITAS DEBU DALAM UDARA SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI PENGECORAN LOGAM CEPER Oleh : Teguh Prayudi dan Joko Prayitno Susanto *) Abstrak Dalam tulisan ini disampaikan hasil penelitian kandungan debu dalam udara

Lebih terperinci

POLA PERSEBARAN KUALITAS UDARA AMBIENT KAWASAN PERMUKIMAN DI SEKITAR INDUSTRI CILEGON SEBAGAI ACUAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA CILEGON TUGAS AKHIR

POLA PERSEBARAN KUALITAS UDARA AMBIENT KAWASAN PERMUKIMAN DI SEKITAR INDUSTRI CILEGON SEBAGAI ACUAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA CILEGON TUGAS AKHIR POLA PERSEBARAN KUALITAS UDARA AMBIENT KAWASAN PERMUKIMAN DI SEKITAR INDUSTRI CILEGON SEBAGAI ACUAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA CILEGON TUGAS AKHIR Oleh : WAHYU WARDANI L2D 098 471 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara adalah campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udarajuga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga dibutuhkan. keberlangsungan kehidupan makhluk hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga dibutuhkan. keberlangsungan kehidupan makhluk hidup. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber bagi kehidupan di bumi. Tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan pun membutuhkan air untuk bertahan hidup. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbaikan kualitas penduduk merupakan tujuan pembangunan dan sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan kualitas penduduk berarti peningkatan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja pada saat melakukan pekerjaan di tempat kerja tidak terlepas dari berbagai faktor bahaya dan potensi bahaya yang terdapat pada pekerjaan atau lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, terdapat perubahan gaya hidup masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga mempengaruhi jumlah pesanan pada katering (Tristar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar dari makhluk hidup. Air mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satunya yaitu berhubungan

Lebih terperinci