RINGKASAN SKRIPSI. Disusun Oleh: DENI EVIANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RINGKASAN SKRIPSI. Disusun Oleh: DENI EVIANA"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS MASALAH PADA MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: DENI EVIANA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

2 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS MASALAH PADA MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP OLEH: Deni Eviana dan Supardi, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis masalah serta mengetahui tingkat kelayakan LKS berbasis masalah berdasarkan validasi dari ahli materi, ahli media, dan guru IPS, serta mengetahui tanggapan siswa kelas VII melalui uji coba lapangan. Penelitian ini dilatarbelakangi karena LKS berbasis masalah belum banyak dikembangkan di sekolah. Selain itu belum banyak dikembangkan bahan ajar sesuai dengan kurikulum 2013 yang menerapkan pendekatan saintifik. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Tahapan pengembangan dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk (desain produk), serta uji lapangan dan revisi produk akhir. Pada tahap uji lapangan dan revisi produk akhir, produk LKS berbasis masalah divalidasi oleh ahli materi dan ahli media kemudian dilakukan revisi tahap I, selanjutnya divalidasi oleh Guru IPS, kemudian dilakukan revisi tahap II. Setelah revisi tahap II, kemudian dilakukan uji coba lapangan pada siswa kelas VII di SMPN 1 Wonosari. Uji coba lapangan terbatas pada kelas VIIF yang berjumlah 20 siswa. SMPN 1 Wonosari dijadikan sasaran penelitian dan pengembangan ini karena SMP tersebut sudah menerapkan Kurikulum Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah instrumen berupa angket. Data hasil penilaian tersebut dikonversikan dengan skala likert, untuk menentukan kategori kelayakan LKS berbasis masalah. Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa LKS berbasis masalah dengan judul Memecahkan Masalah Lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS berbasis masalah dengan judul Memecahkan Masalah Lingkungan pada materi Interaksi Manusia dengan Lingkungan untuk Siswa kelas VII SMP layak untuk digunakan. Hasil tersebut berdasarkan pada hasil validasi a) ahli materi sebesar 4,36 atau Sangat Baik, b) ahli media sebesar 3,725 atau Baik, c) Guru sebesar 3,96 atau Baik, dan d) respon siswa sebesar 4,244 atau Sangat Baik. Berdasarkan penjelasan tersebut, secara umum LKS berbasis masalah pada materi Interaksi Manusia dengan Lingkungan untuk siswa kelas VII telah layak digunakan. Kata Kunci : LKS, berbasis masalah, IPS 1

3 A. PENDAHULUAN Kehidupan manusia dalam masyarakat yang semakin modern mendorong adanya perubahan sosial. Taraf kehidupan yang semakin berkembang dalam hal teknologi, pendidikan, seni, sosial, dan budaya menyebabkan banyak ketimpangan terjadi, terutama pada masyarakat yang belum siap menerima perubahan. Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan sosial tersebut dapat menyebabkan adanya permasalahan sosial. Permasalahan sosial sering timbul jika tidak ada keselarasan dalam kehidupan masyarakat. Semakin cepatnya perubahan sosial maka akan semakin kompleks pula permasalahan sosial jika perubahan sosial tersebut tidak disertai dengan sikap yang kritis dan bijaksana. Perubahan sosial berdampak salah satunya pada dunia pendidikan di sekolah. Sekolah yang merupakan lembaga pendidikan harus menjadi filter adanya pengaruhpengaruh dari luar yang menyebabkan perubahan sosial. Selain itu pendidikan di sekolah harus mampu melatih siswa untuk mengatasi permasalahan sosial yang sering terjadi karena adanya perubahan sosial. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi untuk mengembangkan kepekaan sosial sehingga siswa memiliki sikap kritis dalam memecahkan permasalahan sosial. Salah satu strategi untuk mengembangkan kepekaan sosial tersebut dapat dilakukan melalui pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Menurut Supardi (2011: 187) tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan inkuiry, serta mampu memecahkan permasalahan sosial. Tujuan IPS tidak akan tercapai dengan pembelajaran yang hanya diisi dengan kegiatan membaca dan menghafal. Pembelajaran IPS harus memfokuskan perannya pada upaya melahirkan perilaku-perilaku sosial yang berdimensi personal, dimensi sosiokultural, dimensi spiritual, dan dimensi intelektual (Supardi, 2011: 190). Pencapaian tujuan IPS tersebut memerlukan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang awalnya terpusat pada guru (teacher centre) diubah menjadi pembelajaran yang terpusat pada siswa (student centre). Hal tersebut dapat membiasakan siswa peka terhadap lingkungannya. Selain itu untuk melatih kepekaan sosial sebaiknya dalam pembelajaran IPS disajikan materi-materi yang selalu berhubungan dengan permasalahan sosial yang dapat dipecahkan oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas sangat diperlukan suatu pembelajaran yang dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah. Siswa harus dibiasakan mengkaji suatu 2

4 masalah yang ada di lingkungannya. Hal tersebut akan melatih kepekaan sosial siswa, sehingga mampu mengkritisi setiap keadaan yang ada. Pembelajaran yang dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah perlu didukung oleh semua komponen yang terlibat dalam pembelajaran. Salah satu komponen tersebut adalah bahan ajar. Guru harus menggunakan bahan ajar yang mampu melatih siswa untuk berfikir kritis dan memecahkan masalah. Selain itu, siswa harus aktif di dalam kelas, sehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru. Namun kenyataan yang terjadi di dunia pendidikan, khususnya pendidikan tingkat sekolah menengah pertama, kurang menyediakan bahan ajar yang dapat mengaktivasi siswa. Siswa jarang dikenalkan dengan pemecahan masalah. Sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah menengah pertama, IPS harus disampaikan semenarik mungkin dengan bahan ajar yang berbeda. Bahan ajar IPS yang seharusnya dikembangkan di sekolah adalah bahan ajar yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Selain itu disesuaikan dengan kurikulum yang diberlakukan saat ini yaitu Kurikulum Kurikulum tersebut mengamanatkan, pembelajaran harus dilaksanakan dengan pendekatan saintifik. Di dalam Kurikulum 2013 menekankan tiga model pembelajaran yaitu Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), dan discovery learning. Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model dalam pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Pembelajaran dapat dirancang untuk melatih siswa berfikir kritis dan memecahkan masalah. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik serta fokus pada pengembangan kemampuan siswa memecahkan masalah dapat menjadi suatu pertimbangan dalam penyusunan bahan ajar IPS. LKS berbasis masalah dapat dijadikan sebagai inovasi bahan ajar baru dalam pembelajaran IPS. Karena LKS berbasis masalah dapat didesain dengan pendekatan saintifik serta dapat menyajikan topik berupa permasalahan pada setiap kegiatan di dalamnya. Setiap kegiatan dapat disesuaikan dengan alur berfikir siswa, yaitu mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, berdiskusi, dan mengkomunikasikan. Hal tersebut sangat sesuai dalam Kurikulum Saat ini sudah banyak LKS yang digunakan sebagai bahan ajar IPS di sekolah menengah pertama. Namun masih jarang yang berbasis pada masalah, padahal 3

5 pembelajaran IPS sangat berkaitan dengan permasalahan sosial. Pada umumnya LKS yang digunakan sebagai bahan ajar saat ini masih berisi ringkasan dan latihan soal. Latihan soal sebagian besar merupakan soal objektif dalam bentuk pilihan ganda dan isian singkat yang belum mengaktivasi siswa untuk belajar memecahkan masalah. Berdasarkan permasalahan yang muncul tentang pembelajaran IPS di atas, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan ajar berupa LKS berbasis masalah. Materi yang akan diterapkan adalah interaksi manusia dengan lingkungan dan penyajian permasalahan disusun dengan menyesuaikan materi yang akan disampaikan. Penelitian yang akan dilaksanakan berjudul Pengembangan LKS Berbasis Masalah pada Materi Interaksi Manusia dengan Lingkungan untuk Siswa Kelas VII SMP. Dalam kegiatan pengembangan tersebut akan diketahui bagaimana cara mendesain LKS berbasis masalah serta mengetahui LKS berbasis masalah yang layak digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPS berdasarkan validasi ahli materi, ahli media, dan guru IPS, serta uji coba lapangan yang dilakukan pada siswa kelas VII SMP. B. KAJIAN TEORI 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang terintegrasi dari berbagai Ilmu Sosial. Numan Somantri (2001: 44), menjelaskan Pendidikan IPS adalah suatu integrasi disiplin Ilmu-Ilmu Sosial, Psikologi, Filsafat, Ideologi Negara, dan Agama yang diorganisasikan serta disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang merupakan integrasi dari Ilmu-Ilmu Sosial yang dibutuhkan oleh siswa untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosialnya serta mampu memecahkan masalah dengan pendekatan interdisipliner. IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan siswa sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, serta tindakan (Sapriya, 2011: 12). Pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta tindakan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, serta berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Numan Somantri (2001: 44) menjelaskan bahwa tujuan Pendidikan IPS pada tingkat sekolah adalah menekankan tumbuhnya nilai kewarganegaraan, moral, 4

6 ideologi negara, dan agama; menekankan pada isi dan metode berfikir ilmuwan serta reflective inquiry. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS memiliki tujuan untuk menumbuhkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta keberanian siswa untuk berpartisipasi aktif sesuai norma dalam kehidupan mereka. Supardi (2011: 186) menjelaskan karakteristik IPS dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, di antaranya adalah menurut sifat dan statusnya, materi, tujuan, serta menurut prinsip pengembangan program pembelajaran. IPS dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis melalui kegiatan memahami, mengidentifikasi, menganalisis, dan kemudian memiliki keterampilan sosial. Berdasarkan karakteristiknya, pembelajaran IPS menyangkut permasalahan sosial, sehingga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih memecahkan masalah. Kemampuan berfikir kritis dapat dikembangkan dalam proses memecahkan masalah melalui kegiatan memahami, mengidentifikasi, menganalisis, dan pada akhirnya siswa memiliki keterampilan sosial. Selain itu karakteristik tersebut menuntut guru untuk menciptakan suasana belajar menyerupai lingkungan aslinya yaitu masyarakat. Guru dapat menyajikan permasalahan yang dekat dengan siswa sehingga siswa dapat merasakan pembelajaran yang lebih konstektual. 2. Bahan Ajar dalam Pembelajaran IPS Bahan ajar merupakan salah satu perangkat dalam pembelajaran. Bahan ajar mampu mendorong siswa untuk belajar mandiri dan tidak hanya mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber informasi dalam pembelajaran. Menurut Abdul Majid (2008: 173) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh. Trianto (2010: 188) menjelaskan bahan ajar adalah bahan material/sumber belajar yang mengandung substansi kemampuan tertentu yang akan dicapai oleh siswa. Secara garis besar bahan ajar mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala sarana atau alat pembelajaran baik tertulis maupun 5

7 tidak tertulis yang mengandung substansi kompetensi tertentu serta evaluasi untuk dicapai oleh siswa. Selain itu bahan ajar juga berperan untuk mendukung pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Bahan ajar yang berperan sebagai perangkat pembelajaran terbagi dalam beberapa jenis. Menurut Abdul Majid (2008) jenis-jenis bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran diantaranya: 1) bahan ajar cetak yang meliputi handout, buku, modul, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan model atau maket; 2) bahan ajar audio meliputi kaset/piringan hitam/compact disk, tape recorder, dan radio; 3) bahan ajar audio visual; 3) bahan ajar interaktif. Muhammad Yaumi (2013: 250) menjelaskan bahwa berdasarkan format atau bentuknya bahan ajar terbagi menjadi tiga jenis yaitu bahan cetak, bahan bukan cetak, dan kombinasi cetak dan bukan cetak. Bentuk bahan cetak biasanya dalam bentuk buku kerja modular, sedangkan bentuk bukan cetak dapat berupa audio, video, dan komputer. Selanjutnya juga dikenal bahan ajar kombinasi bahan cetak dan bukan cetak seperti buku audio dan teks yang banyak digunakan dalam situs jejaring dalam bentuk digital namun dapat dicetak melalui mesin cetak. Berdasarkan beberapa pendapat dari ahli di atas terdapat berbagai jenis bahan ajar diantaranya bahan ajar cetak, bahan ajar bukan cetak, serta bahan ajar kombinasi cetak dan bukan cetak. Namun suatu bahan ajar dapat digolongkan pula dalam bahan ajar visual, bahan ajar audio, bahan ajar audio visual, serta bahan ajar interaktif. Berdasarkan beberapa jenis bahan ajar di atas, bahan ajar yang dikembangkan pada penelitian ini adalah jenis bahan ajar cetak berupa LKS. Bahan ajar dipersiapkan dan dikonstruksi secara sengaja oleh guru untuk dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan dalam kurikulum. Chomsin (2008: 40) menjelaskan manfaat dari adanya bahan ajar di antaranya adalah: 1) digunakan oleh guru untuk membantu tugas mereka dalam proses belajar mengajar; 2) kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif; 3) guru akan lebih banyak waktu untuk membimbing siswa dalam pembelajaran; dan 4) siswa memperoleh pengetahuan baru dari sumber lain selain guru. Muhammad Yaumi (2013: 246) menjelaskan manfaat bahan ajar adalah sebagai representasi sajian guru; sebagai sarana pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran; dan sebagai optimalisasi pelayanan terhadap siswa. Berdasarkan 6

8 uraian di atas, manfaat adanya bahan ajar adalah meningkatkan produktifitas pendidikan. Kehadiran bahan ajar akan memberikan manfaat bagi siswa maupun guru. Bagi siswa adanya bahan ajar akan mendukung proses belajar mandiri tanpa tergantung dengan kehadiran guru. Bahan ajar akan mempermudah siswa untuk memahami kompetensi yang harus mereka kuasai, sedangkan bagi guru kegiatan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar akan membantu mengatur penggunaan waktu. Selain itu guru dapat melatih siswa untuk belajar mandiri. Memilih bahan ajar hendaknya harus didasarkan atas kriteria tertentu. Pemilihan bahan ajar juga harus disesuaikan dengan beberapa hal dalam pembelajaran. Menurut Azhar Arsyad (2011: 75) dalam memilih bahan ajar harus memperhatikan beberapa kriteria, di antaranya: kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai; tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta; konsep; prinsip atau generalisasi; bahan ajar harus bersifat praktis, luwes, dan dapat bertahan dalam situasi dan kondisi apapun; guru terampil untuk menggunakannya; sesuai dengan sasaran (perorangan, kelompok kecil, atau kelompok besar); serta bahan ajar harus memiliki mutu teknis. Dengan kata lain kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan bahan ajar diuraikan sebagai berikut: 1) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai; 2) subjek dari pembelajaran yaitu siswa yang mencakup karakteristik, jumlah, dan latar belakang sosial siswa; 3) Karakteristik bahan ajar yang bersangkutan menyangkut kelebihan dan kekurangan suatu bahan ajar; 4) sesuai dengan waktu pelajaran; 5) sesuai dengan ketersediaan biaya; 6) kemudahan dalam memperoleh bahan ajar; 7) konteks penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran; 8) ketersediaan bahan ajar serta sarana dan prasarana pendukungnya. 3. Lembar Kegiatan Siswa Sebagai Bahan Ajar Salah satu bahan ajar yang dapat membantu siswa maupun guru dalam proses pembelajaran adalah Lembar Kegiatan Siswa yang selanjutnya disebut LKS. LKS adalah bahan ajar cetak yang merupakan panduan siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2010: 111). LKS dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi siswa untuk belajar memecahkan masalah. LKS merupakan lembar kerja atau lembar kegiatan dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler yang mendukung siswa untuk lebih memahami materi pelajaran yang diperoleh selama pembelajaran (Lalu Muhammad Azhar, 1993 :79). 7

9 Berdasarkan uraian di atas, LKS merupakan bahan ajar cetak yang berfungsi untuk memandu siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. LKS harus merangkum kegiatan-kegiatan yang mampu membimbing siswa mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai bahan ajar LKS memberikan manfaat bagi siswa maupun guru, karena mendukung proses pembelajaran. Trianto (2010:111) menjelaskan manfaat LKS yaitu dapat memandu siswa dalam melakukan kegiatan penyelidikan. Setiap langkah kegiatan yang tersusun membantu siswa berfikir lebih runtut. Selain itu dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran mandiri, karena dapat digunakan di dalam kelas maupun di rumah. Lalu Muhammad Azhar (1993: 79) mempertegas bahwa LKS berperan untuk mengaktivasi siswa dalam pembelajaran yang berproses. LKS dapat digunakan dalam pembelajaran yang mencerminkan banyak kegiatan misalnya mulai dari kegiatan pengamatan sampai penerapan dan mengkomunikasikan hasil. Dapat disimpulkan LKS dapat membimbing siswa untuk belajar mandiri. Seorang guru hanya sebagai fasilitator tidak harus menjadi satu-satunya sumber informasi. Selain itu siswa akan terlatih untuk berfikir lebih runtut dengan mengikuti tahap kegiatan dalam LKS. Bagi guru, LKS membantu menyajikan berbagai kegiatan serta mempertimbangkan proses berfikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. Namun, sebagai bahan ajar cetak atau visual LKS memiliki beberapa keterbatasan. Azhar Arsyad (2011: 39) menjelaskan beberapa keterbatasan LKS ialah: 1) sulit menampilkan gerak dalam halaman LKS; 2) biaya percetakanakan bertambah mahal jika semakin banyak menampilkan ilustrasi, gambar, atau foto yang berwarna; 3) proses percetakan lama; 4) pembagian tiap unit materi harus dirancang ssemenarik mungkin agar tidak terlalu panjang, karena itu akan menyebabkan siswa cepat bosan; 5) cenderung menekankan tujuan pembelajaran yang bersifat kognitif. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa LKS memiliki banyak kekurangan diantaranya kurang efektif dan efisien dalam hal waktu percetakan dan pembiayaan, cenderung membosankan, dan mudah rusak. Namun pengembangan LKS berbasis masalah yang mempertimbangkan kebutuhan siswa serta meminimalisir setiap keterbatasan yang ada akan terwujud bahan ajar cetak yang layak digunakan. 8

10 Menurut Abdul Majid (2006: 174) dalam penyusunan bahan ajar minimal mencakup beberapa hal, di antaranya adalah petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja dapat berupa Lembar Kerja (LK), serta evaluasi. LKS sebagai bahan ajar minimal harus memiliki unsur-unsur tersebut. Salah satu bagian penting dari unsur LKS adalah latihan-latihan. Latihan-latihan tersebut harus mampu mendorong terwujudnya tujuan pembelajaran melalui beberapa kegiatan. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam LKS meliputi kegiatan untuk melakukan, mengamati, dan menganalisis materi pembelajaran (Martiyono, 2012: 136). Menurut Trianto (2010: 112) LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Komponenkomponen LKS meliputi judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi. Berdasarkan uraian di atas, unsur-unsur yang harus terpenuhi dalam LKS sebagai bahan ajar IPS adalah judul atau tema, petunjuk belajar (petunjuk untuk siswa dan guru), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihanlatihan, petunjuk kerja dapat berupa Lembar Kerja (LK), serta evaluasi. Evaluasi yang disajikan dalam LKS harus memuat evaluasi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap (sosial dan spiritual) siswa selama proses mencapai kompetensi yang ada dalam LKS tersebut. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam LKS meliputi mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Hal ini disesuaikan dengan pendekatan saintifik dalam Kurikulum Penyusunan LKS memerlukan ketelitian. Hal tersebut karena LKS harus disesuaikan dengan beberapa hal yang terlibat dalam proses pembelajaran. Menurut Lalu Muhammad Azhar (1993:78) dalam menyusun LKS, harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) siswa; 2) alokasi waktu; 3) urutan bahan yang akan disajikan dalam pembelajaran; 4) rangkaian perkembangan proses berfikir yang akan dikembangkan pada siswa; 5) ketrampilan-ketrampilan yang akan dikembangkan; serta 6) penilaian (evaluasi). 9

11 Menurut Martiyono (2012: 126) secara garis besar ada tiga langkah dalam penyusunan bahan ajar yaitu: 1) analisis kebutuhan bahan ajar yang meliputi analisis kurikulum, analisis sumber belajar, serta pemilihan dan penyusunan bahan ajar, 2) penyusunan peta bahan ajar, dan 3) pengembangan struktur bahan ajar. Proses penyusunan dimulai dari identifikasi seluruh kompetensi, menurunkan kompetensi ke dalam indikator, mengidentifikasi jenis isi materi pembelajaran, mencari sumber-sumber materi pembelajaran, dan penyusunan naskah (Martiyono, 2012: 126). Hasil akhir dari penyusunan ini dapat berupa modul, lembar kerja, buku, e- book, diktat, hand out, dan sebagainya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penyusunan LKS dapat dilakukan melalui analisis kebutuhan bahan ajar; analisis kurikulum; kemudian menganalisis Kurikulum Inti dan Kurikulum Dasar; analisis materi, menyusun peta kebutuhan bahan ajar, menentukan judul LKS, kemudian menyusun LKS. 4. Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL) Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning yang selanjutnya disebut PBL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan. PBL adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi, dan pengaturan diri (Hmelo-Silver (2004) dalam Paul Eggen dan Don Kauchak, 2012: 307). PBL merupakan proses pembelajaran yang menggunakan suatu permasalah sebagai topik utamanya. Penyajian permasalahan tersebut diharapkan dapat mendorong siswa berfikir kritis dan berlatih memecahkan permasalahan yang ada. Secara tegas Yatim Rianto (2010: 285) menjelaskan PBL adalah suatu model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Berdasarkan pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa PBL adalah pendekatan pembelajaran yang didasarkan pada sebuah masalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berfikir kritis dan memecahkan masalah. Tan (2003) dalam Taufiq Amir, 2010: 22) menjelaskan proses PBL memiliki beberapa karakteristik: 1) masalah terjadi di dunia nyata digunakan sebagai awal pembelajaran; 2) masalah menuntut perspektif majemuk (multiple persective), 3) membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran 10

12 yang baru; 4) mengutamakan belajar mandiri (self directed learning); 5) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak terbatas pada satu sumber saja; 6) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik PBL adalah penyajian pembelajaran dengan masalah yang autentik (nyata terjadi dan dekat dengan siswa); pemecahan masalah menggunakan pendekatan interdisipliner; masalah yang disajikan menjadikan pembelajaran lebih menantang bagi siswa; mengutamakan belajar mandiri tanpa harus tergantung pada guru; menggunakan sumber informasi yang bervariasi, sehingga guru bukanlah satu-satunya sumber; serta PBL mendorong siswa untuk belajar secara kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif dengan teman sebaya maupun guru mereka. Keunggulan utama dalam PBL adalah pada perancangan masalah yang menjadi fokus dalam pembelajaran. Adanya penyajian permasalahan siswa akan terbiasa untuk berfikir kritis dan akan berusaha mencari solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Wina Sanjaya (2010: 220) yang menjelaskan beberapa keunggulan PBL sehingga penting untuk diterapkan dalam pembelajaran, keunggulan tersebut di antaranya: a) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa serta dapat mempermudah memahami isi pelajaran. b) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. Siswa akan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. c) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis menyesuaikan dengan pengetahuan baru. d) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PBL sangat sesuai diterapkan dalam proses pembelajaran IPS. Pembelajaran PBL memiliki fokus pada permasalahan nyata yang terjadi di lingkungan siswa. Kemudian siswa dilatih untuk memecahkan permasalahan tersebut. Selain itu PBL mampu 11

13 mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan memecahkan masalah, sehingga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki. Pembelajaran berbasis masalah melibatkan presentasi situasi-situasi autentik dan bermakna yang berfungsi sebagai landasan bagi penyelidikan oleh siswa. Unsur-unsur PBL menurut Arens (Agus Suprijono, 2012: 71) adalah permasalahan autentik, fokus interdisipliner, investigasi autentik, adanya produk, dan kolaborasi. Unsur yang harus ada dalam PBL adalah permasalahan yang nyata dan dekat serta sesuai dengan taraf berfikir siswa. Masalah yang disajikan harus diselesaikan dengan pendekatan interdisipliner yaitu siswa didorong untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai perspektif keilmuan. Siswa harus memberikan solusi yang nyata pada masalah yang disajikan. Kegiatan pemecahan masalah dapat diakhiri dengan penyajian produk, yaitu berupa paper ataupun laporan kegiatan. Selain itu dalam proses PBL, siswa di dorong untuk saling berkolaborasi dengan teman sebaya sehingga mereka dapat belajar untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan. 5. Desain LKS berbasis masalah LKS yang ideal untuk bahan ajar tidak sekedar hanya berisi materi dan latihan soal serta mampu mencapai tujuannya sebagai bahan ajar. Martiyono (2012: 136) menjelaskan tujuan LKS sebagai bahan ajar, di antaranya: 1) membantu siswa menentukan suatu konsep; 2) mampu membantu telah ditemukan dalam kehidupan nyata; 3) sebagai penuntun belajar; dan 4) sebagai penguatan. Penyusunan LKS berbasis masalah harus disesuaikan dengan karakter LKS dan PBL. Berdasarkan pertimbangan karakteristik LKS dan PBL pada bahasan sebelumnya, maka dapat diketahui ciri-ciri LKS yang ideal dengan pendekatan PBL, yaitu: 1) penyusunan LKS didasarkan pada suatu masalah; 2) LKS didesain untuk belajar mandiri; 3) Pembelajaran menggunakan LKS berbasis masalah dapat didesain dalam pembelajaran yang kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif; 4) mampu mengeksplorasi pengetahuan siswa; 5) mampu mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan memecahkan masalah. Selain itu kegiatan-kegiatan yang ada di dalam LKS berbasis masalah harus mendorong siswa berfikir kritis dan belajar mandiri. LKS berbasis masalah harus sesuai dengan Kurikulum 2013, sehingga dalam kegiatan-kegiatan LKS dapat 12

14 didesain dengan pendekatan saintifik. Kegiatan tersebut meliputi mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. C. METODE PENELITIAN 1. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS di SMP. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkahlangkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih, 2009: 164). Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini berupa LKS berbasis masalah. Borg dan Gall dalam Emzir (2011: 271) mengemukakan langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan yang bersifat siklus seperti yang terlihat dalam tabel berikut: Tabel 1. Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall dalam Emzir (2011: 271) Langkah Utama Borg & Gall Langkah Borg & Gall Penelitian dan Pengumpulan Informasi 1. Penelitian dan Pengumpulan informasi (Research and information Collecting) Perencanaan (Planning) 2. Perencanaan Pengembangan bentuk awal produk (Develop 3. Pengembangan Bentuk Awal Produk Preliminary Form of Product) Uji lapangan dan Revisi Produk (Field Testing and Product Revision) 4. Uji Lapangan Awal 5. Revisi Produk 6. Uji Lapangan Utama 7. Revisi Produk Operasional 8. Uji Lapangan Operasional Revisi Produk Akhir (Final Product Revision) 9. Revisi Produk Akhir Diseminasi dan Implementasi (Dissemination 10. Diseminasi dan Implemetasi and Implementation) 2. Prosedur Pengembangan Prosedur penelitian yang digunakan peneliti dalam pengembangan ini diadaptasi dari langkah-langkah pengembangan yang dikembangkan oleh Bord & Gall. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti, secara garis besar langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang telah dikemukakan sebelumnya, disederhanakan sesuai kebutuhan penelitian. Mengambil langkah utama Borg and Gall sampai pada tahap keempat, prosedur pengembangan LKS berbasis masalah meliputi: pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk (desain produk), dan uji lapangan dan revisi produk akhir 13

15 3. Definisi Operasional a. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang merupakan integrasi dari ilmu-ilmu sosial yang dibutuhkan oleh siswa untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosialnya serta mampu memecahkan masalah dengan pendekatan interdisipliner. b. Bahan Ajar adalah segala sarana atau alat pembelajaran baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengandung substansi kemampuan tertentu untuk dicapai oleh siswa serta mampu mendukung pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah bahan ajar cetak yang berfungsi untuk memandu siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. LKS harus merangkum kegiatan-kegiatan yang mampu membimbing siswa mencapai tujuan pembelajaran. d. Pembelajaran berbasis masalah atau Pendekatan Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang didasarkan pada sebuah masalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berfikir kritis dan memecahkan masalah. 4. Uji Coba Produk Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui kelayakan bahan ajar cetak yang dihasilkan agar dapat digunakan dalam pembelajaran. Proses Uji coba produk itu sendiri, meliputi: 1) Validasi ahli materi, 2) Validasi ahli media, 3) Analisis I, 4) Revisi tahap I, 5) Validasi Guru IPS SMP, 6) Analisis II, 7) Revisi tahap II, 8) Ujicoba lapangan, 9) Analisis tahap III, 10) Revisi produk akhir, 11) Produk Akhir LKS berbasis masalah. Setelah LKS berbasis masalah mendapatkan vaidasi dari ahli materi, ahli media di UNY, dan validasi dari guru IPS SMPN 1 Wonosari yang di lakukan pada bulan Februari Kemudian dilanjutkan uji coba lapangan pada siswa yang dilakukan bulan Maret Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode kuesioner (angket). Metode ini digunakan untuk memperoleh datadata yang lebih lengkap tentang validasi ahli materi, ahli media, dan guru IPS, serta 14

16 pendapat dan pengalaman siswa selama menggunakan LKS berbasis masalah dalam proses pembelajaran IPS. 6. Metode Pengumpulan Data a. Penggunaan LKS berbasis masalah pada proses pembelajaran IPS b. Memberikan Kuesioner (angket) Setelah LKS berbasis masalah digunakan, selanjutnya siswa diberikan alat pengukur (instrumen) berupa kuesioner. Instrumen penelitian yang berupa kuesioner disusun dan dikembangkan sendiri berdasarkan uraian ahli yang ada pada kajian teori. Lembar angket penilaian LKS ditujukan untuk ahli materi, ahli media, guru IPS SMP dan siswa. Aspek yang akan diukur adalah sebagai berikut: Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Materi terhadap LKS Berbasis Masalah No. Aspek Indikator No. Jml Item 1. Kesesuaian Tujuan a. Kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar b. Kejelasan indikator dan tujuan pembelajaran 2. Kelayakan Isi a. LKS disajikan dengan penyajian masalah b. LKS mendorong siswa belajar mandiri 3. Kelengkapan materi a. Kedalaman materi yang disajikan dalam informasi pendukung b. Keluasan materi yang disajikan dalam informasi pendukung 4. Kelengkapan Evaluasi atau tes a. Penilaian pengetahuan b. Penilaian sikap c. Penilaian keterampilan

17 Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Validasi Ahli Media terhadap LKS Berbasis Masalah No Aspek Indikator No. Jml. Item 1. Komponen LKS berbasis masalah LKS memuat petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dan evaluasi 2. Kesesuaian Kegiatan a. Penyajian kegiatan sesuai dengan siswa b. LKS menyajikan kegiatan yang mampu memberikan pengalaman belajar pada siswa. 3. Kejelasan Petunjuk Penggunaan Kejelasan petunjuk penggunaan LKS Kelayakan Bahasa a. Bahasa yang digunakan sesuai dengan siswa b. Ketepatan penggunaan bahasa 5. Kejelasan Teks Keterbacaan teks atau tulisan LKS Kualitas Layout Desain dan tata letak (layout) menarik Anatomi LKS a. Desain dan unsur tata letak pada sampul depan LKS terlihat harmonis b. Desain dan unsur tata letak pada sampul belakang LKS terlihat harmonis c. Pengaturan unsur tata letak pada sampul muka dan belakang, secara harmonis memiliki irama dan kesatuan secara konsisten d. Menggambarkan isi/materi ajar 8. Kualitas Gambar a. Kesesuaian gambar dengan materi b. Gambar mendukung proses pembelajaran Kesesuian LKS a. LKS menyajikan permasalahan yang dengan pendekatan autentik PBL (Problem Based b. LKS mendorong siswa memecahkan Learning) masalah dengan pendekatan interdisipliner c. LKS mendorong siswa untuk mencari solusi nyata suatu masalah d. LKS memuat kegiatan yang menghasikan produk hasil investigasi e. LKS mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui kerja kelompok 16

18 Tabel 4. Kisi-kisi Validasi Guru IPS SMP terhadap LKS Berbasis Masalah No. Aspek Indikator No. Jml Item 1. Kesesuaian Tujuan a. Kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar b. Kejelasan indikator dan tujuan pembelajaran 2. Kelayakan Isi a. LKS disajikan dengan penyajian masalah b. LKS mendorong siswa belajar mandiri 3. Kelengkapan materi a. Kedalaman materi yang disajikan dalam informasi pendukung b. Keluasan materi yang disajikan dalam informasi pendukung Kelengkapan Evaluasi a. Penilaian pengetahuan b. Penilaian sikap c. Penilaian keterampilan Komponen LKS LKS memuat petunjuk belajar, kompetensi berbasis masalah yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi 6. Kesesuaian Kegiatan a. LKS menyajikan kegiatan yang mampu memberikan pengalaman belajar pada siswa b. Penyajian kegiatan sesuai dengan siswa 7. Kejelasan Petunjuk Kejelasan petunjuk penggunaan LKS Kelayakan Bahasa a. Bahasa yang digunakan sesuai dengan dan kalimat siswa b. Ketepatan penggunaan bahasa 9. Kejelasan Teks Keterbacaan teks atau tulisan LKS Kualitas Layout Desain dan tata letak (layout) menarik Kesesuian LKS dengan pendekatan PBL (Problem Learning) Based a. LKS menyajikan permasalahan yang autentik b. LKS mendorong siswa memecahkan masalah dengan pendekatan interdisipliner c. LKS mendorong siswa untuk melakukan investigasi autentik d. LKS memuat kegiatan yang menghasikan produk e. LKS mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui kerja kelompok 17

19 Tabel 5.Kisi-kisi Uji Coba LapanganSiswa terhadap LKS Berbasis Masalah No. Aspek Indikator No. Jml Item 1. Kelayakan Isi a. LKS disajikan dengan penyajian masalah b. LKS mendorong siswa belajar mandiri 2. Kelengkapan materi a. Kedalaman materi yang disajikan dalam informasi pendukung b. Keluasan materi yang disajikan dalam informasi pendukung Kesesuaian Kegiatan a. LKS menyajikan kegiatan yang mampu memberikan pengalaman belajar pada siswa b. Penyajian kegiatan sesuai dengan siswa 4. Kejelasan Petunjuk Kejelasan petunjuk penggunaan LKS Kelayakan Bahasa dan a. Ketepatan penggunaan bahasa dan kalimat kalimat b. Bahasa dan kalimat yang digunakan sesuai dengan siswa 6. Kejelasan Teks Keterbacaan teks atau tulisan LKS Kualitas Layout Desain dan tata letak (layout) menarik Kualitas Gambar a. Kesesuaian gambar dengan materi b. Gambar mendukung proses pembelajaran Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara deskriptif, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pengumpulan data kasar yang diperoleh dari validasi ahli materi, ahli media, dan guru, serta uji coba lapangan pada siswa. b. Tabulasi semua data yang diperoleh dari penilaian menggunakan skala likert.skala likert dikembangkan oleh Rensis Likert (1932) yang sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi dari responden terhadap suatu objek (Husaini Usman dan Purnomo, 2004:69). Pada tahap ini penilaian data dalam bentuk kualitatif menjadi kuantitatif. Tabel 6. Skala Likert Skor Nilai 1 Sangat Kurang 2 Kurang 3 Cukup 4 Baik 5 Sangat Baik c. Menghitung skor total rata-rata dari setiap komponen menggunakan rumus: JJJJJJJJJJh ssssssss yyyyyyyy dddddddddddddd tttttttt aaaaaaaaaa XXXX = jjjjjjjjjjh aaaaaaaaaa yyyyyyyy dddddddddddddd d. Mengubah skor rata-rata menjadi nilai dengan kategori 18

20 Kualitas hasil pengembangan LKS IPS berbasis masalah dari data yang mula-mula berupa skor, diubah menjadi data kualitatif (data interval) dengan skala likert. Adapun acuan pengubah skor tersebut menurut Eko P. Widoyoko (2009:238) adalah sebagai berikut : Tabel 7. Klasifikasi Penilaian Ideal untuk Tiap Komponen Rumus Rerata Skor Kategori XX > XX + 1,8 ssssss > 4,2 Sangat Baik XX + 0,6 ssssss < XX XX ii + 1,8 ssssss > 3,4 4,2 Baik XX 0,6 ssssss < XX XX ii + 0,6 ssssss > 2,6 3,4 Cukup XX 1,8 ssssss < XX XX ii 0,6 ssssss > 1,8 2,6 Kurang XX XX ii 1,8 ssssss 1,8 Sangat Kurang Keterangan XX ii (Rerata Ideal) = 1 (skor maksimum ideal + skor minimum ideal). 2 ssssss (simpangan baku ideal) = 1 6 (skor maksimum ideal - skor minimum ideal). XX = skor empiris. Dalam penelitian ini nilai kelayakan ditentukan dengan nilai minimum B dengan kategori cukup baik. D. HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 1. Hasil Penelitian Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa bahan ajar LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang di dalamnya terdapatmateri Interaksi Manusia dan Lingkungan. Pengumpulan informasi dilakukan dalam beberapa tahap. Langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah studi pustaka dan studi lapangan. Pelaksanaan studi pustaka menghasilkan informasi mengenai karakteristik LKS berbasis masalah, sedangkan pada tahap studi lapangan diperoleh informasi bahwa kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum 2013 yang saat ini baru diterapkan di beberapa sekolah. Namun, pada waktu yang akan datang Kurikulum 2013 inilah yang akan digunakan dalam dunia pendidikan. Siswa yang menjadi sasaran pengembangan LKS adalah siswa kelas VII. Materi untuk LKS berbasis masalah adalah Interaksi Manusia dan Lingkungan. Setelah dilakukan pengumpulan informasi, maka didapatkan gambaran umum mengenai LKS yang akan dikembangkan. Tahap perencanaan pengembangan LKS tetap mengacu pada tahap pengumpulan informasi. Sasaran sudah ditetapkan yaitu siswa kelas VII. Langkah-langkah yang ada pada tahap perencanaan meliputi: analisis kompetensi 19

21 inti dan kompetensi dasar; analisis materi pembelajaran; menyusun peta kebutuhan; menentukan judul LKS, dan membuat kisi-kisi penilaian produk. Berdasarkan gambaran konsep pada tahap perencanaan, maka pada tahap pengembangan dilakukan beberapa tahap sebagai berikut: a. Pengumpulan referensi materi mengenai materi IPS yaitu interaksi manusia dengan lingkungan selanjutnya peneliti membuat pemetaan materi. b. Perancangan perangkat LKS berbasis masalah untuk bahan ajar IPS. Hasil Revisi Revisi pertama yang dilakukan mengacu pada saran dan komentar dari ahli materi dan ahli media. Saran dari ahli materi adalah menghilangkan beberapa substansi materi yang kurang sesuai untuk diterapkan dalam materi interaksi manusia dan lingkungan. Soal latihan yang ada pada LKS berbasis masalah sebelumnya kurang menyediakan penilaian untuk sikap sosial. Saran dan komentar dari ahli media secara terperinci dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Hasil Revisi Ahli Media No. Aspek yang diperbaiki Saran Tindakan 1. Sampul depan Halaman sampul depan belum jelas keterangan penyusunnya Ditambahkan keterangan penyusun pada sampul depan 2. Sampul dalam Halaman sampul dalam tidak harus sama dengan sampul depan Halaman sampul dalam direvisi dengan menghilangkan gambar 3. Halaman Pengantar Penempatan halaman pengantar dipindah setelah sajian isi LKS atau setelah petunjuk penggunaan 4. Video dalam CD Video kurang tepat Suplemen Halaman pengantar dipindahkan setelah halaman petunjuk penggunaan Mengganti video dan memperbaiki video sebelumnya Revisi II mengacu pada saran dan komentar dari guru mata pelajaran IPS secara terperinci dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Hasil Revisi Guru IPS No. Aspek yang diperbaiki Saran Tindakan 1. Aktivitas siswa Aktivitas siswa untuk mencari sumber informasi masih kurang Menambahkan aktivitas siswa untuk mencari sumber informasi lain pada saat kegiatan eksplorasi dan asosiasi 2. Gambar Penyebab Banjir dan Tanah Longsor Gambar yang menunjukkan Penyebab Banjir dan Tanah Longsor masih kurang Menambahkan dua gambar penyebab banjir dan tanah longsor sehingga menjadi empat gambar Revisi tahap akhir didasarkan pada saran dari siswa yaitu menambah ruang kosong untuk menulis hasil kerja siswa. Karena beberapa siswa 20

22 memberikan komentar dan saran yang berkaitan dengan ruang kosong tersebut tidak cukup untuk menulis hasil kerja. Hasil Pengumpulan Data Ahli materi untuk menjadi validator produk yang dikembangkan adalah Drs. Sugiharyanto, M.Si. Beliau adalah dosen Pendidikan IPS yang berkompeten sesuai dengan materi yang ada pada LKS berbasis masalah. Hasil validasi yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 10. Data Validasi Ahli Materi pada Tahap Pertama dan Kedua No. Aspek yang dinilai Skor yang diperoleh Tahap 1 Tahap II 1. Kesesuian Tujuan Kelayakan Isi Kelengkapan Materi Kelengkapan Evaluasi Jumlah Skor ( xx) Persentase Skor 80,8 % 87,2 % Interval Skor 85,002< XX 105,006 XX > 105,006 Rerata Skor (xx ) 4,04 4,36 Kategori Baik Sangat Baik Sumber: Data primer yang diolah peneliti sesuai hasil penelitian Ahli media untuk menjadi validator produk yang dikembangkan adalah Satriyo Wibowo, S.Pd. Beliau adalah dosen Pendidikan IPS yang berkompeten dalam hal media. Hasil validasi yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Data Validasi Ahli Media pada Tahap Pertama dan Kedua No. Aspek yang dinilai Skor yang diperoleh Tahap I Tahap II Komponen LKS Berbasis Masalah Kesesuaian Kegiatan Kejelasan Petunjuk Penggunaan 4 4 Kelayakan Bahasa Kejelasan Teks 8 8 Kualitas Layout Anatomi Buku Kualitas Gambar Kesesuaian LKS dengan pendekatan PBL (Problem Based Learning) Jumlah Skor ( xx) Persentase Skor 64 % 74,5 Interval Skor 103,998< XX 136,002 6,002< XX 168,006 Rerata Skor (xx ) 3,2 3,725 Kategori Cukup Baik Sumber: Data primer yang diolah peneliti sesuai hasil penelitian 21

23 Guru IPS yang memberikan penilaian terhadap bahan ajar berupa LKS adalah ibu Yati Siti Alinah, M.Pd. Beliau adalah Guru IPS di SMPN 1 Wonosari. Adapun penilaian dari Guru IPSterhadap LKS dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Data Validasi Guru IPS No. Aspek yang dinilai Skor 1. Kesesuaian Tujuan Kelayakan Isi Kelengkapan Materi Kelengkapan Evaluasi Komponen LKS Berbasis Masalah Kesesuaian Kegiatan Kejelasan Petuntuk Penggunaan 4 8. Kelayakan Bahasa Kejelasan Teks Kualitas Layout Kesesuaian LKS dengan pendekatan PBL (Problem Based Learning) 20 Jumlah Skor( xx) 198 Persentase Skor 79,2 % Interval Skor 9,998< XX 209,99 Rerata Skor (xx ) 3,96 Kategori Baik Sumber: Data primer yang diolah peneliti sesuai hasil penelitian Data uji coba lapangan yang diperoleh dari siswa berupa angket. Pengambilan data tersebut bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap bahan ajar berupa LKS berbasis masalah. Tabel 13. Hasil Uji Coba Lapangan No. Angket Pesera Didik Total Skor Rerata Skor Persentase Kriteria ,04 80,8 % Baik ,28 85,6 % Sangat Baik ,16 83,2 % Baik ,88 77,6 % Baik ,72 74,4 % Baik ,28 85,6 % Sangat Baik % Baik % Baik ,88 97,6 % Sangat Baik ,8 96 % Sangat Baik ,28 85,6 % Sangat Baik ,48 89,6 % Sangat Baik ,04 80,8 % Baik ,6 92 % Sangat Baik ,52 70,4 % Baik ,8 76 % Baik ,4 88 % Sangat Baik ,16 83,2 % Baik ,96 99,2 % Sangat Baik ,6 92% Sangat Baik N = = 106,1 84,88 20 = 4,244 84,88 % Sangat Baik Sumber: Data primer yang di olah peneliti sesuai hasil penelitian 22

24 2. Pembahasan a. Analisis Pengembangan Produk Hasil penelitian dan pengembangan adalah produk bahan ajar IPS berupa LKS berbasis masalah. Setelah melalui beberapa tahap penelitian dan pengembangan LKS berbasis masalah disusun berdasarkan Kurikulum 2013 serta menerapkan pendeekatan saintifik dalam setiap kegiatannya. Dalam setiap kegiatan pada LKS didasarkan pada permasalahan yang harus diselesaikan melalui pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. b. Analisis Kelayakan Produk Analisis Data Hasil Validasi Ahli Materi Jumlah skor yang diperoleh pada validasi tahap pertama adalah 101 dengan rerata skor 4,04. Sedangkan pada validasi tahap kedua jumlah skor yang diperoleh adalah 109 dengan rerata skor 4,36. Rerata skor penilaian tersebut kemudian dikonversikan ke dalam skala likert sehingga diketahui penilaian tahap pertama dan kedua dari ahli materi terhadap LKS berbasis masalah termasuk dalam kategori Sangat Baik. Jumlah skor akhir yang diperoleh adalah 109 dengan rerata 4,36. a. Analisis Data Hasil Validasi Ahli Media Jumlah skor yang diperoleh pada validasi tahap pertama adalah 128 dengan rerata skor 3,2, sedangkan pada validasi tahap kedua sesuai dengan tabel 13, jumlah skor yang diperoleh adalah 149 dengan rerata skor 3,725. Rerata skor penilaian tersebut kemudian dikonversikan ke dalam skala likert sehingga diketahui penilaian tahap pertama dan kedua dari ahli media terhadap LKS berbasis masalah termasuk dalam kategori Baik. Jumlah skor akhir yang diperoleh adalah 149 dengan rerata 3,72. b. Analisis Data Hasil Validasi Guru IPS Jumlah skor yang diperoleh adalah 198 dengan rerata skor 3,96. Rerata skor penilaian tersebut kemudian dikonversikan ke dalam skala likert sehingga diketahui penilaian guru IPS terhadap LKS berbasis masalah. Tabel 16. Penilaian LKS Berbasis Masalah Menurut Guru IPS No. Tahap Penilaian Jumlah Skor Rerata Rentang Skor Kategori 1. I 198 3,96 > 3,4-4,2 Baik Sumber: Data primer yang diolah peneliti sesuai hasil penelitian 23

25 c. Analisis Data Uji Coba Lapangan Berdasarkan data uji coba lapangan dengan dengan jumlah 8 aspek, 25 indikator, dan jumlah responden 20 anak diperoleh skor 106,1 dan rerata skor 4,244. Rerata skor penilaian tersebut kemudian dikonversikan ke dalam skala likert sehingga diketahui tanggapan siswa terhadap LKS berbasis masalah. Tabel 17. Tanggapan Siswa terhadap LKS Berbasis Masalah Tahap Penilaian Jumlah Skor Rerata Rentang Skor Kategori I 106,1 4,244 > 4,2 Sangat Baik Sumber: Data primer yang diolah peneliti sesuai hasil penelitian Tanggapan siswa yang terlihat pada tabel 21 dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis masalah setelah melalui revisi tahap II termasuk dalam kategori Sangat Baik. Berdasarkan analisis data validasi ahli materi, analisis data validasi ahli media, analisis data validasi guru, dan analisis data uji lapangan terhadap tanggapan siswa, dapat dilihat pada histogram sebagai berikut: Ahli Materi Ahli Media Guru IPS Peserta Didik Peserta Didik Guru IPS Ahli Media Ahli Materi Keterangan: > 4,2 = Sangat Baik > 3,4-4,2 = Baik > 2,6-3,4 = Cukup > 1,8-2,6 = Kurang 1,8 = Sangat Kurang Gambar Histogram Kelayakan LKS Berbasis Masalah Berdasarkan Histogram di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh aspek penilaian dari ahli materi, ahli media, guru IPS, dan tanggapan dari 24

26 siswa berada pada rentang 3,725-4,36 dengan kategori baik dan sangat baik. Sehingga LKS berbasis masalah pada mata pelajaran IPS untuk siswa kelas VII SMP yang telah dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan. E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa LKS berbasis masalah berjudul Memecahkan Masalah Lingkungan. Di dalam LKS terdapat materi Interaksi Manusia dan Lingkungan. LKS ini didesain dengan pendekatan saintifik yang sesuai dengan kurikulum Kegiatan dalam LKS terbagi menjadi empat Kegiatan. Di dalam setiap kegiatan memuat permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. Pada akhir kegiatan terdapat soal latihan yang merupakan evaluasi untuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Setiap kegiatan dalam LKS juga disertai dengan informasi pendukung. LKS berbasis masalah yang menyajikan permasalahan untuk dipecahkan siswa mampu mendorong siswa berfikir kritis dan memecahkan masalah. b. Berdasarkan hasil validasi dan uji coba lapangan pada siswa LKS berbasis masalah, dapat diketahui validasi ahli materi sebesar 4,36 atau Sangat Baik, validasi ahli media sebesar 3,725 atau Baik, validasi guru IPS 3,96 atau Baik, dan tanggapan siswa sebesar 4,244 atau Sangat Baik. Semua berada pada rentang antara 3,725-4,36. Sehingga bahan ajar berupa LKS berbasis masalah pada materi Interaksi Manusia dengan Lingkungan untuk siswa kelas VII yang telah dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan. 2. Keterbatasan Penelitian a. Terbatasnya waktu dan tenaga, sehingga pengembangan bahan ajar berupa LKS berbasis masalah ini hanya terbatas pada materi interaksi manusia dan lingkungan. b. Tempat uji coba dilakukan hanya di satu sekolah yaitu SMPN 1 Wonosari, Gunungkidul, sehingga belum mampu menjangkau beberapa sekolah dan melibatkan siswa dalam jumlah besar.hal ini karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan dana. 25

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang di dalamnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang di dalamnya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa bahan ajar LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong adanya perubahan sosial. Taraf kehidupan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. mendorong adanya perubahan sosial. Taraf kehidupan yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dalam masyarakat yang semakin modern mendorong adanya perubahan sosial. Taraf kehidupan yang semakin berkembang dalam hal teknologi, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang terintegrasi dari berbagai Ilmu Sosial. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (01: 407) penelitian dan pengembangan adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Hasil penelitian dan pengembangan ini dapat disimpulkan bahwa:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Hasil penelitian dan pengembangan ini dapat disimpulkan bahwa: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian dan pengembangan ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa LKS berbasis masalah berjudul Memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA RINGKASAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau Educational Research and Development ( R & D ). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and Development (R&D) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ). BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC. Norma Dewi Shalikhah

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC. Norma Dewi Shalikhah PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC Norma Dewi Shalikhah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan scientific pada materi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and development) dengan menggunakan model Borg and Gall melalui sepuluh tahapan yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and development). Menurut Borg & Gall (1983: 772) penelitian dan pengembangan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Menurut Sugiyono, metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu merupakan jenis penelitian pengembangan (Research & Development). Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis Dicetak pada tanggal 2018-0-29 Id Doc: 589c95819dce119ed2 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN.1 Penyajian Hasil Uji Coba Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS MASALAH PADA MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP SKRIPSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS MASALAH PADA MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP SKRIPSI PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS MASALAH PADA MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cihampelas Jln. Raya Sayuran Desa Mekarmukti Kec. Cihampelas, Kab. Bandung Barat 40562. Dipilihnya lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash dengan materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash dengan materi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Boyolali yang beralamat di Jl. Kates No.8 Boyolali, SMAN N 3 Boyolali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Research&Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Research&Development (R&D) BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode Research&Development (R&D) yang dikembangkan oleh Borg&Gall. Menurut Borg&Gall (1983: 772) educational research and development

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Pendekatan Research and Development yang merujuk pada teori Borg and Gall

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sumber belajar berbentuk komik yang diberi nama KOMIKA (Komik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Sugiyono (2014) menjelaskan, metode penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011:297)

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011:297) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011:297) metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah (1) lokasi dan subyek penelitian, (2) metode penelitian, (3) sumber data, (4) diagram alir penelitan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada materi aritmetika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu aplikasi mobile learning berbasis WAP. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and 24 BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis puisi berbasis experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and Development

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and Development (Penelitian dan Pengembangan). Hal ini dikarenakan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and 37 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and development atau penelitian pengembangan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian Modul pembelajaran fisika ini dikembangkan di Laboratorium Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning. Berdasarkan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis R&D (Research and Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema pencemaran lingkungan berbasis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2007: 407), penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, disajikan hasil penelitian dan pembahasan dari pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini menyajikan data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian berjudul Pengembangan Petunjuk Praktikum Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP termasuk kedalam desain penelitian pengembangan

Lebih terperinci

PROBLEM BASED LEARNING. R. Nety Rustikayanti, S.Kp., M.Kep. 2016

PROBLEM BASED LEARNING. R. Nety Rustikayanti, S.Kp., M.Kep. 2016 PROBLEM BASED LEARNING R. Nety Rustikayanti, S.Kp., M.Kep. 2016 Learning = Pembelajaran Hakikat pembelajaran mengasah atau melatih moral kepribadian manusia proses pembelajaran dituntut untuk selalu menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah lima SMA yaitu SMA Negeri 2 Karanganyar, SMA Negeri I Kartasura, SMA Islam 1 Surakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan adalah jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan ajar berbentuk LKPD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pembuatan media pembelajaran. Media yang akan dikembangkan adalah media pembelajaran matematika berbentuk komik

Lebih terperinci

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (RnD). Pengembangan atau RnD merupakan perbatasan dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan terutama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and Develepment). Penelitian R & D (Research and Develepment) adalah suatu proses atau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) mengatakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem solving pada materi barisan dan deret tak hingga, (2)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Penelitian dan Pengembangan 1. Model Penelitian dan pengembangan Menurut Sugiyono dalam bukunya, metode penelitian dan pengembangan (dalam bahasa Inggris Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk dengan kualifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and Development (R&D) untuk mengembangkan Subject Specific Pedagogy (SSP) IPA dengan Model Problem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penelitian dilakukan di SMK Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan di berbagai bidang kehidupan, terutama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN III MTO PNLITIN. Model Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian dan pengembangan (Research and evelopment). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa Lembar Kegiatan Peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) materi perbandingan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Menurut Thiagarajan (1974: 5-9), Research and Development adalah desain penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah lokasi dan subyek penelitian, metode penelitian, diagram alir penelitian, instrumen penelitian, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek studi lapangan adalah 6 guru kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pengembangan produk bahan pembelajaran merupakan serangakaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk pembelajaran berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa LKPD IPA berbasis inquiry science issues yang dapat mengembangkan practical skills dan scientific

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pengembangan (Research and Development) ini bertujuan menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi. Produk yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan produk. Produk pengembangan berupa RPP dan LKS dengan pendekatan saintifik berbasis problem

Lebih terperinci

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian 50 III.METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Pengembangan LKPD IPA menggunakan metode Research and Development (R & D). Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 164) penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang dapat membantu siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Borg dan Gall (1979: 624), yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of Science untuk meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik kelas VII Sekolah

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENINGKATAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS VIIF SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa media

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa media A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa media pembalajaran berbasis Adobe Flash CS6 yang didalamnya membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi pada produk. Produk yang dikembangan dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas 29 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penugasan yang berbasis peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali yang beralamat di Jl. Kates Nomor 9 dan SMA Negeri 1 Teras yang beralamat

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan atau research and development. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan 39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian

Lebih terperinci