PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC. Norma Dewi Shalikhah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC. Norma Dewi Shalikhah"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC Norma Dewi Shalikhah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan scientific pada materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit untuk SD/MI kelas IV, 2) mengetahui proses pengembangan LKS IPA, dan 3) mengetahui kualitas LKS IPA. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Research and Development. Penelitian pengembangan ini menghasilkan: 1) hasil produk LKS IPA berupa materi, tugas dan latihan soal, eksperimen, kata mutiara, informasi tambahan, dan refleksi. 2) Pengembangan produk LKS IPA meliputi tujuh tahap yaitu tahap penelitian dan mengumpulkan informasi, tahap perencanaan, tahap mengembangkan bentuk awal produk, tahap uji lapangan awal, tahap revisi produk awal, tahap uji lapangan utama, dan tahap revisi produk operasional. 3) Hasil penilaian dari para ahli, kualitas produk LKS IPA memperoleh persentase penilaian 80,42% dengan kategori baik. Hasil penilaian teman sejawat dan guru memperoleh persentase penilaian 92,66% dengan kategori sangat baik (SB). Hasil tanggapan siswa kelas eksperimen mengenai produk LKS IPA pengembangan memperoleh persentase penilaian 92,29% dengan kategori interval antara Setuju dan Sangat Setuju, sedangkan tanggapan siswa kelas kontrol mengenai LKS IPA sebelumnya memperoleh persentase penilaian 67,29% termasuk kategori interval antara Kurang Setuju dan Setuju. Kata Kunci: Pengembangan LKS IPA, Pendekatan Scientific PENDAHULUAN Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama tersebut akan efektif jika tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu. (Sudarwan Danim, 2010:17). Guru sebagai perencana pembelajaran dituntut untuk mampu memanfaatkan berbagai jenis media dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. (Andi Prastowo,2011:3). Semisal menyusun bahan ajar cetak, maket, bahan ajar audio, bahan ajar audiovisual, ataupun bahan ajar interaktif. Penulis menemukan masih banyak guru MI di Kabupaten Magelang menggunakan bahan ajar khususnya LKS buatan orang lain ataupun buatan pabrik pada kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan. Padahal mereka sadar bahwa bahan ajar TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

2 yang mereka gunakan itu sering tidak sesuai dengan konteks dan situasi sosial budaya siswa. Pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Di samping hal itu, pembelajaran sains diharapkan pula memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan, dan apresiasi. (Trianto, 2010:142). Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, mengolah data, kemudian mengkomunikasikan (Kemendiknas, 2013). Selama ini LKS yang beredar kebanyakan hanya berupa rangkuman materi dan kumpulan soal-soal yang kemudian hanya menjadi bahan pembelajaran pada saat jam kosong atau alat untuk pekerjaan rumah. Selain itu, kebanyakan LKS yang beredar hanya bersifat kognitif. Karena memang yang terlihat dominan pada kurikulum KTSP yakni penilaian pada ranah kognitif, untuk aspek sikap dan keterampilan belum begitu nampak. Kenyataan di lapangan masih sering dijumpai guru IPA yang terbiasa pada kebiasaan mengajarnya dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran seperti: menyajikan materi pembelajaran dengan metode ceramah, memberikan soal dan meminta siswa mengerjakan dan kemudian dibahas. Pada pembelajaran IPA seharusnya siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, berfikir secara ilmiah, kreatif, berani mengungkapkan sesuatu sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan hal yang dipelajarinya. Dengan demikian siswa terlatih untuk dapat menemukan konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, otentik, dan aktif. Kreativitas gurulah yang dapat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. Salah satu kreativitas guru adalah mengembangkan bahan ajar. Berdasarkan hal tersebut maka dikembangkanlah Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Pendekatan Scientific. Materi dalam LKS ini adalah Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit pada kelas IV semester II. Pemilihan lokasi penelitian di MI Ma arif Donorojo karena TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

3 telah mengetahui konteks dan situasi sosial budaya siswa di madrasah tersebut. Sehingga pembuatan LKS ini akan lebih efektif dan efisien. LANDASAN TEORI 1. LKS (Lembar Kerja Siswa) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah media cetak berupa buku yang pada umumnya berisi ringkasan materi, soal-soal latihan, teka-teki silang, percobaan sederhana, lembar kegiatan observasi dan diskusi. LKS termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak berupa buku dan berisi materi visual. (Azhar Arsyad, 2007:29) LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. (Hamdani, 2010:74). Lembar kerja siswa ini merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran dan bisa dikatakan sebagai penunjang. Dari beberapa pengertian LKS di atas, penulis menyimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah media cetak yang berupa buku dimana di dalamnya terdapat ringkasan materi, latihan soal-soal seperti tugas mandiri, tugas kelompok, penilaian diri maupun penilaian sikap yang tersusun secara sistematis berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Adapun fungsi dari lembar kerja siswa bagi siswa untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang didapat dan bagi guru LKS berfungsi untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikannya serta mempertimbangkan proses berfikir yang bagaimana yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. Untuk bisa membuat LKS sendiri, maka kita perlu memahami langkah-langkah penyusunannya. Berikut adalah langkah-langkah penyusunan LKS. (Andi Prastowo, 2011:215). TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

4 Analisis Kurikulum Menyusun Peta Kebutuhan LKS Menentukan Judul-Judul LKS Menulis LKS Merumuskan KD Menentukan Alat Penenilaian 2. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Gambar 1. Tahapan Penyusunan LKS IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam yang berkembang melalui metode ilmiah seperti eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan. Menyusun Materi Memperhatikan Struktur Bahan Ajar Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. Sebagai prosedur adalah metodelogi yang dipakai untuk mengetahui sesuatu. (Trianto, 2010:137). TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

5 3. Pendekatan Scientific Pendekatan scientific atau lebih umum dikatakan sebagai pendekatan ilmiah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa pendekatan scientific atau ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme pembelajaran untuk memfasilitasi siswa agar mendapatkan pengetahuan atau keterampilan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan wujud dari pendekatan ilmiah. Metode ilmiah adalah langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penemuan-penemuan ilmiah. Pendekatan scientific dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar/ mengolah informasi, mencoba/ eksperimen, dan mengkomunikasikan. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Pengembangan LKS ini mengacu pada model pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall yaitu (1) tahap penelitian dan mengumpulkan informasi (research and information collecting), (2) tahap perencanaan (planning); (3) tahap mengembangkan bentuk awal produk (develop preliminary form of product); (4) tahap uji lapangan awal (preliminary field testing); (5) tahap revisi produk awal (main product revision); (6) tahap uji lapangan utama (main field testing); dan (7) tahap revisi produk operasional (operational product revision). Prosedur pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Desain uji coba dalam penelitian pengembangan ini dilakukan dengan menyusun dan mengembangkan LKS Berbasis Pendekatan Scientific dengan melakukan beberapa uji coba untuk menghasilkan LKS yang berkualitas. Oleh karena itu, LKS tersebut diujicobakan, dianalisis, direvisi, dan diujicobakan kembali. Uji coba lapangan skala kecil atau awal, subjek uji coba yang digunakan adalah siswa MI Ma arif Donorojo kelas IV A sebagai kelas kontrol dan kelas IV B sebagai TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

6 kelas eksperimen. Sedangkan uji coba lapangan skala besar atau utama yang menjadi subjek uji coba adalah siswa kelas IV B MI Ma arif Donorojo yang berjumlah 23 anak. Data yang digunakan pada penelitian pengembangan ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif, yaitu data tentang kelayakan LKS hasil pengembangan. Data yang dikumpulkan berupa hasil validasi para ahli, teman sejawat, guru, dan respon subjek uji coba terhadap produk. Data tersebut meliputi skor penilaian dari aspek kualitas isi, kebenaran konsep, kualitas kelengkapan, penilaian, kesesuaian materi dengan pendekatan scientific, kebahasan, dan kualitas tampilan. Serta data yang diperoleh dari pelaksanaan uji coba lapangan skala kecil. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran. Data tersebut meliputi data tentang keterlaksanaan pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan penulis, tanggapan subjek uji coba yang terhimpun melalui respon subjek uji coba terhadap LKS serta temuan tentang kelemahan dan kekurangan yang didapatkan dari komentar dan saran ahli, teman sejawat, guru, serta masukan/saran dari subjek uji coba. Pengumpulan data dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), dan observasi (pengamatan). Wawancara digunakan untuk menentukan permasalahan yang akan diteliti, dan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara dilakukan kepada beberapa pihak diantaranya kepala sekolah, para ahli, teman sejawat, guru, dan siswa. Kuesioner diberikan kepada para ahli (ahli materi, ahli bahasa, dan ahli media), teman sejawat, guru, dan siswa untuk mengetahui kualiatas produk yang dikembangkan. Observasi dilakukan untuk pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan. Data kualitas produk LKS ditentukan melalui analisis data terhadap lembar skala penilaian yang berupa validasi/kualitas LKS pembelajaran IPA berbasis pendekatan scientific dan dianalisis menggunakan teknik analisis statiska deskritif. Dalam mengidentifikasi respon peserta didik, penulis menggunakan lima kategori, yaitu kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Pengidentifikasian yang dilakukan dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut: (Suharsimi Arikunto, 2007:44). TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

7 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyusunan Produk LKS 1. Analisis Kurikulum Pengembangan LKS ini didasarkan pada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar. 2. Desain Produk Untuk mendesain produk LKS IPA ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Merumuskan Kompetensi Dasar Kompetensi dasar dirumuskan langsung dari kurikulum yang berlaku yaitu KTSP b. Menentukan Alat Penilaian Penilaian dilakukan secara tes dan non tes. Penilaian secara tes seperti mengerjakan soal obyektif maupun uraian. Penilaian secara non tes seperti mengerjakan laporan percobaan, kegiatan pengamatan, serta kegiatan bercerita. c. Menyusun Materi d. Materi LKS IPA sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi dalam LKS IPA ini adalah perubahan kenampakan pada bumi dan benda langit yang terdiri dari sub-sub bab seperti pasang naik dan pasang surut air laut, angin (badai), erosi, kebakaran hutan, kenampakan matahari, kenampakan bulan, dan kenampakan bintang. e. Memperhatikan struktur LKS IPA Struktur LKS IPA ini terdiri dari kompetensi yang akan dicapai, indikator, tujuan pembelajaran, materi, tugas-tugas, latihan soal, melakukan eksperimen, kata mutiara, dan informasi tambahan. 3. Proses produksi Pembuatan LKS IPA ini menggunakan jenis kertas Ivory sebagai sampul LKS yang satu sisinya tidak licin dan mengkilap sedangkan satu sisi yang lain mengkilap menghasilkan cetak raster yang sangat halus. Isi dari LKS menggunakan jenis kertas HVS dengan berat 80 gram. Ukuran kertas dari LKS IPA ini adalah A4. Penulisan TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

8 materi dalam LKS ini menggunakan huruf jenis tahoma dan ukuran huruf 11. Spasi yang digunakan 1,5. Batas margin sebelah kiri, kanan, atas, dan bawah adalah 2 cm. 4. Validasi Desain LKS IPA yang dikembangkan dalam penelitian ini divalidasi oleh lima orang ahli, yaitu dua orang ahli materi, dua orang ahli media, dan satu orang ahli bahasa. Adapun hasil validasi dari ahli materi IPA dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 1. Skor Penilaian Ahli Materi Persentase Ratarata Tiap Total Penilaian Aspek Kriteria o Penilaian Tiap Aspek Aspek (%) Kualitas Isi 1,2, Kebenaran Konsep 4,5, Kualitas Kelengkapan/ 7,8, Bahan Penunjang Penilaian 10,11,12,13, Kesesuaian Materi dengan Pendekatan 15,16,17,18,19, Scientific Total Tabel 2.Perhitungan Kriteria Penilaian Tiap Aspek Rentang Skor (i) Kategori Rentang Skor o X > M i + 1,80 SB i Sangat Baik X > 4,201 M i + 0,60 SB i < X < M i + 1,80 SB i Baik 3,4 < X < 4,201 M i - 0,60 SB i < X < M i + 0,60 SB i Cukup 2,6 < X < 3,4 M i - 1,80 SB i < X < M i - 0,60 SB i Kurang 1,799 < X < 2,6 X < M i 1,80 SB i Sangat Kurang X < 1,799 TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

9 Secara keseluruhan penilaian pada aspek kualitas isi diperoleh total penilaian sebesar 25 dengan rata-rata 4,17 dan persentase penilaian mencapai 83,33%. Berdasarkan kriteria penilaian ideal, nilai rata-rata 4.17 terletak pada rentang skor lebih besar dari 4,201 yang berarti sangat baik. Hal ini berarti aspek kualitas isi memiliki kualitas sangat baik dengan kriteria antara lain: kesesuaian materi dalam bahan ajar LKS dengan kurikulum satuan pendidikan, kesesuaian materi dengan SK dan KD, dan kesesuaian materi dengan indikator. Penilaian pada aspek kebenaran konsep diperoleh total penilaian sebesar 20 dengan nilai rata-rata 3,33 dan persentase penilaian mencapai 66,67%. Berdasarkan penilaian ideal, nilai rata-rata 3,33 terletak pada rentang skor lebih besar dari 2,6 dan kurang dari sama dengan 3,4 yang berarti cukup. Hal ini berarti aspek kebenaran konsep memiliki kualitas cukup dengan kriteria antara lain: kesesuaian konsep yang dikemukakan oleh ahli, kedalaman materi sesuai dengan psikologis siswa, dan kesesuaian penyajian LKS dengan kehidupan sehari-hari. Penilaian pada aspek kelengkapan/ bahan penunjang diperoleh total penilaian sebesar 22 dengan nilai rata-rata 3,67 dan persentase penilaian mencapai 73,33%. Berdasarkan penilaian ideal, nilai rata-rata 3,67 terletak pada rentang skor lebih besar dari 3,4 dan kurang dari sama dengan 4,201 yang berarti baik. Hal ini berarti aspek kebenaran konsep memiliki kualitas baik dengan kriteria antara lain: kejelasan petunjuk LKS, kegiatan pratikum dapat membantu siswa dalam memahami materi, dan kesesuaian contoh dengan materi. Pada aspek penilaian diperoleh total penilaian sebesar 38 dengan rata-rata 3,80 dan persentase penilaian mencapai 76%. berdasarkan kriteria penilaian ideal, nilai ratarata 3,80 terletak pada rentang skor lebih besar dari 3,4 dan kurang dari sama dengan 4,201 yang berarti baik. Hal ini berarti aspek penilaian memiliki kualitas baik dengan kriteria antara lain: soal-soal penilaian sesuai indikator, soal-soal mudah dipahami, kesesuaian tugas-tugas yang diberikan dengan pendekatan scientific, tugas-tugas yang diberikan dapat melatih keterampilan proses sains siswa, dan variasi bentuk soal. TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

10 Penilaian pada aspek kesesuaian materi dengan pendekatan scientific diperoleh total penilaian sebesar 46 dengan rata-rata 3,83 dan persentase penilaian mencapai 76,67%. Berdasarkan kriteria penilaian ideal, nilai rata-rata 3,83 terletak pada rentang skor lebih besar dari 3,4 dan kurang dari sama dengan 4,201 yang berarti baik. Hal ini berarti aspek kesesuaian materi memiliki kualitas baik dengan kriteria antara lain: materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena, terdapat kegiatan untuk mengamati yang sesuai dengan materi, melatih siswa untuk bertanya, melakukan eksperimen yang sesuai dengan materi, pemberian tugas untuk mengasosiasikan/ mengolah informasi, dan kegiatan mengkomunikasikan. Adapun hasil validasi dari ahli bahasa dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 3. Skor Penilaian Ahli Bahasa No N Aspek Kriteria Total Penilaian Rata-rata Tiap Aspek Persentase Penilaian Tiap Aspek (%) 1 Kebahasaan 1, 2, 3, Tabel 4. Perhitungan Kriteria Penilaian Tiap Aspek Rentang Skor (i) Kategori Rentang Skor No 1 X > M i + 1,80 SB i Sangat Baik X > 4,201 2 M i + 0,60 SB i < X < M i + 1,80 SB i Baik 3,4 < X < 4,201 3 M i - 0,60 SB i < X < M i + 0,60 SB i Cukup 2,6 < X < 3,4 4 M i - 1,80 SB i < X < M i - 0,60 SB i Kurang 1,799 < X < 2,6 5 X < M i 1,80 SB i Sangat Kurang X < 1,799 Secara keseluruhan penilaian pada aspek kebahasaan diperoleh total penilaian sebesar 15 dengan rata-rata 3,75 dan persentase penilaian mencapai 75%. Berdasarkan TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

11 kriteria penilaian ideal, nilai rata-rata 3,75 terletak pada rentang skor lebih besar dari 3,4 dan kurang dari sama dengan 4,201 yang berarti baik. Hal ini berarti aspek kebahasaan memiliki kualitas baik dengan kriteria antara lain: bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik, struktuk kalimat yang digunakan jelas, bahasa yang digunakan komunikatif, serta kalimat yang digunakan dalam LKS sederhana, jelas, dan mudah dipahami. Adapun hasil validasi dari ahli media dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 5. Skor Penilaian Ahli Media Persentase Rata-rata Total Penilaian No Aspek Kriteria Tiap Penilaian Tiap Aspek Aspek (%) 1 Kualitas Tampilan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, Tabel 6. Perhitungan Kriteria Penilaian Tiap Aspek Rentang Skor (i) Kategori Rentang Skor No 1 X > M i + 1,80 SB i Sangat Baik X > 4,201 2 M i + 0,60 SB i < X < M i + 1,80 SB i Baik 3,4 < X < 4,201 3 M i - 0,60 SB i < X < M i + 0,60 SB i Cukup 2,6 < X < 3,4 4 M i - 1,80 SB i < X < M i - 0,60 SB i Kurang 1,799 < X < 2,6 5 X < M i 1,80 SB i Sangat Kurang X < 1,799 Secara keseluruhan penilaian pada aspek kualitas tampilan diperoleh total penilaian sebesar 73 dengan rata-rata 4,56 dan persentase penilaian mencapai 91,25%. Berdasarkan kriteria penilaian ideal, nilai rata-rata 4.56 terletak pada rentang skor lebih besar dari 4,201 yang berarti sangat baik. Hal ini berarti aspek kualitas tampilan memiliki kualitas sangat baik dengan kriteria antara lain: penampilan sampul LKS menarik, gambar atau ilustrasi sesuai dengan materi, gambar atau ilustrasi menarik TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

12 perhatian siswa, bentuk dan ukuran huruf mudah dibaca, kejelasan tulisan dan gambar, penampilan fisik LKS mendorong minat baca siswa, bentuk dan ukuran huruf yang digunakan konsisten dari halaman ke halaman, serta konsisten dalam desain tampilan LKS. 5. Perbaikan Desain Perbaikan desain produk dilakukan setelah divalidasi oleh para ahli. Masukanmasukan dari para ahli digunakan sebagai bahan masukan untuk dilakukan revisi desain. Setelah desain direvisi selanjutnya dinilai oleh teman sejawat dan guru. 6. Hasil Produk LKS IPA Hasil penelitian pengembangan ini adalah lembar kerja siswa (LKS) IPA Berbasis Scientific kelas IV di SD/MI. LKS IPA ini berisi materi perubahan kenampakan pada bumi dan benda langit. Secara keseluruhan LKS IPA ini mencakup kompetensi yang akan dicapai, indikator, tujuan pembelajaran, materi, tugas-tugas, latihan soal, melakukan eksperimen, kata mutiara, dan informasi tambahan. Siswa melakukan kegiatan belajar seperti ayo amati, ayo mencoba, ayo mencatat, ayo diskusi, ayo mengulang, refleksi, mengerjakan evaluasi, remidial, dan pengayaan. Pengembangan LKS ini didasarkan pada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang meliputi materi pokok bahasan, standar kompetensi, dan kompetensi dasar. Pengembangan LKS ini berbasis scientific yang meliputi beberapa kegiatan seperti mengamati, menanya, mencoba, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Tampilan LKS IPA ini dibuat semenarik mungkin agar siswa tidak bosan untuk mempelajarinya. Banyak terdapat gambar dan warna yang menarik. Gambar yang diberikan terkait dengan materi. Kegiatan-kegiatan dalam LKS IPA ini juga melibatkan siswa untuk aktif dalam belajar. Berikut hasil produk pengembangan LKS IPA berbasis scientific: TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

13 Gambar 3. Produk Pengembangan LKS IPA 1. Kompetensi yang akan dicapai, indikator, dan tujuan pembelajaran. Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, dan tujuan pembelajaran berdasarkan KTSP Tahun 2006, peneliti tulis dalam satu halaman dengan diberikan gambar dan warna yang menarik. Indikator penulis uraikan berdasarkan kompetesensi dasar. Berikut tampilan SK, KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran. 2. Materi Materi dalam LKS IPA ini adalah perubahan kenampakan pada bumi dan benda langit. Pada materi ini dimunculkan gambar-gambar yang terkait dengan materi, sehingga siswa mempunyai gambaran dan lebih mudah memahami materi. 3. Tugas-tugas dan latihan soal Tugas-tugas dan latihan soal meliputi ayo amati, ayo mencoba, ayo mencatat, ayo diskusi, ayo mengulang, ayo jawab, refleksi, dan evaluasi. Pembelajaran IPA berbasis scientific terdapat pada tugas-tugas maupun latihan dalam LKS IPA ini, seperti kegiatan mengamati terdapat dalam ayo amati, kegiatan menanya terdapat dalam ayo jawab, kegiatan mencoba terdapat pada ayo mencoba, kegiatan menganalisis terdapat pada ayo amati, ayo mencoba, dan ayo diskusi, dan kegiatan mengkomunikasikan terdapat pada ayo diskusi. a. Ayo Amati TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

14 Kegiatan ini siswa mengamati, melihat, dan merasakan sesuatu yang sedang dialami siswa. Sehingga melibatkan panca indera siswa yang dapat melatih keterampilan proses sains siswa. b. Ayo Mencoba Pada kegiatan ini siswa melakukan praktek dan dilakukan secara berkelompok. Setelah selesai melakukan praktek, siswa berdiskusi kemudian presentasi. c. Ayo Mencatat Pada kegiatan ini, siswa membuat peta konsep setelah selesai mempelajari materi dan berikut tampilannya. d. Ayo Diskusi Pada kegiatan ini siswa melakukan diskusi secara berkelompok. Setelah selesai berdiskusi, kemudian dipresentasikan. e. Ayo Bercerita Pada kegiatan ini terdapat beberapa gambar yang saling berhubungan sehingga memunculkan sebuah cerita yang berkaitan dengan materi. Siswa ditugaskan untuk menceritakan gambar tersebut dengan ketentuan-ketentuan yang diberikan seperti cerita pada gambar berurutan dari sebelah kiri ke kanan kemudian ke bawah, menulis cerita minimal satu paragraf, dan satu paragraf minimal terdiri dari 10 kalimat. f. Ayo Kerjakan Kegiatan ayo mengerjakan adalah mengerjakan evaluasi yang dilakukan setelah semua materi tentang perubahan kenampakan pada bumi dan benda langit selesai dipelajari. Soal-soal dalam evaluasi ini terdiri dari 20 soal pilihan ganda, 10 soal jawaban singkat, dan 5 soal uraian. g. Ayo Jawab Pada kegiatan ini setiap siswa membuat lima pertanyaan, kemudian diajukan kepada temannya untuk dijawab. h. Ayo Mengulang Kegiatan ayo mengulang dilakukan setelah selesai mempelajari tiap sub bab yang terdiri dari 10 soal uraian. Kegiatan ini bertujuan untuk menguji pemahaman siswa TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

15 pada masing-masing sub bab. Dalam LKS IPA ini terdapat dua sub bab yaitu sub bab perubahan kenampakan pada bumi dan sub bab perubahan kenampakan pada benda langit. Jadi terdapat dua kegiatan ayo mengulang. 4. Eksperimen Berisi kegiatan percobaan yang sesuai dengan materi sehingga melibatkan siswa secara aktif. Kegiatan eksperimen terdapat pada kegiatan ayo mencoba. Siswa secara berkelompok melakukan percobaan, hasil percobaan ditulis dalam bentuk laporan. Setelah itu siswa mempersentasikan hasil percobaan tersebut. 5. Kata mutiara Berisi kata-kata penyemangat sebagai motivasi siswa dalam belajar. 6. Informasi Tambahan Informasi tambahan disini berupa infomasi yang berhubungan dengan materi. 7. Refleksi Pada kegiatan ini berisi tentang menanyakan kembali pemahaman siswa tentang materi yang sudah dipelajari. Sehingga apabila siswa masih ada yang belum paham, guru bisa kembali menjelaskan materi tersebut. Sampai benar-benar siswa paham, kemudian mempelajari materi selanjutnya. B. Uji Coba Produk 1. Uji Kualitas Produk Produk LKS IPA yang dihasilkan terlebih dahulu diuji kualitasnya sebelum diujicobakan kepada siswa. Penilaian kualitas LKS IPA ini dilakukan oleh teman sejawat dan guru yang meliputi beberapa aspek, yaitu aspek kualitas isi, kebenaran konsep, kualitas kelengkapan, penilaian, kesesuaian materi dengan pendekatan scientific, kebahasan, dan kualitas tampilan. Hasil penilaian kualitas produk LKS IPA disajikan pada tabel sebagai berikut. TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

16 Tabel 7. Hasil Analisis Data Penilaian oleh Teman Sejawat dan Guru Persentase No Aspek Kriteria Total Penila ian Rata-rata Tiap Aspek Penilaia n Tiap Aspek (%) 1 Kualitas Isi 1,2, Kebenaran Konsep 4,5, Kualitas Kelengkapan/ Bahan 7,8, Penunjang 4 Penilaian 10,11,12,13, Kesesuaian Materi dengan Pendekatan 15,16,17,18,19, Scientific 6 Kebahasaan 1,2,3, Kualitas Tampilan 1,2,3,4,5,6,7, Total Tabel 8. Perhitungan Kriteria Penilaian Tiap Aspek No Rentang Skor (i) Kategori Rentang Skor 1 X > M i + 1,80 SB i Sangat Baik X > 4,201 2 M i + 0,60 SB i < X < M i + 1,80 Baik 3,4 < X < 4,201 SB i 3 M i - 0,60 SB i < X < M i + 0,60 Cukup 2,6 < X < 3,4 SB i 4 M i - 1,80 SB i < X < M i - 0,60 Kurang 1,799 < X < 2,6 TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

17 SB i 5 X < M i 1,80 SB i Sangat Kurang X < 1,799 Secara keseluruhan penilaian pada aspek kualitas isi diperoleh total penilaian sebesar 55 dengan rata-rata 4,58 dan persentase penilaian mencapai 91,67%. berdasarkan kriteria penilaian ideal, nilai rata-rata 4.58 terletak pada rentang skor lebih besar dari 4,201 yang berarti sangat baik. Hal ini berarti aspek kualitas isi memiliki kualitas sangat baik dengan kriteria antara lain: kesesuaian materi dalam bahan ajar LKS dengan kurikulum satuan pendidikan, kesesuaian materi dengan SK dan KD, dan kesesuaian materi dengan indikator. Pada aspek kebenaran konsep diperoleh total penilaian sebesar 53 dengan nilai rata-rata 4,42 dan persentase penilaian mencapai 88,33%. berdasarkan penilaian ideal, nilai rata-rata 4,42 terletak pada rentang skor lebih besar dari 4,201 yang berarti sangat baik. Hal ini berarti aspek kebenaran konsep memiliki kualitas sangat baik dengan kriteria antara lain: kesesuaian konsep yang dikemukakan oleh ahli, kedalaman materi sesuai dengan psikologis siswa, dan kesesuaian penyajian LKS dengan kehidupan sehari-hari. Penilaian pada aspek kelengkapan/ bahan penunjang diperoleh total penilaian sebesar 57 dengan nilai rata-rata 4,75 dan persentase penilaian mencapai 95%. berdasarkan penilaian ideal, nilai rata-rata 4,75 terletak pada rentang skor lebih besar dari 4,201 yang berarti sangat baik. Hal ini berarti aspek kelengkapan/ bahan penunjang memiliki kualitas sangat baik dengan kriteria antara lain: kejelasan petunjuk LKS, kegiatan pratikum dapat membantu siswa dalam memahami materi, dan kesesuaian contoh dengan materi. Pada aspek penilaian diperoleh total penilaian sebesar 90 dengan rata-rata 4,50 dan persentase penilaian mencapai 90%. berdasarkan kriteria penilaian ideal, nilai rata-rata 4.57 terletak pada rentang skor lebih besar dari 4,201 yang berarti sangat baik. Hal ini berarti aspek penilaian memiliki kualitas sangat baik dengan kriteria antara lain: soal-soal penilaian sesuai indikator, soal-soal mudah dipahami, kesesuaian TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

18 tugas-tugas yang diberikan dengan pendekatan scientific, tugas-tugas yang diberikan dapat melatih keterampilan proses sains siswa, dan variasi bentuk soal. Penilaian pada aspek kesesuaian materi dengan pendekatan scientific diperoleh total penilaian sebesar 110 dengan rata-rata 4,58 dan persentase penilaian mencapai 91,67%. Berdasarkan kriteria penilaian ideal, nilai rata-rata 4.57 terletak pada rentang skor lebih besar dari 4,201 yang berarti sangat baik. Hal ini berarti aspek kesesuaian materi dengan pendekatan scientific memiliki kualitas sangat baik dengan kriteria antara lain: materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena, terdapat kegiatan untuk mengamati yang sesuai dengan materi, melatih siswa untuk bertanya, melakukan eksperimen yang sesuai dengan materi, pemberian tugas untuk mengasosiasikan/ mengolah informasi, dan kegiatan mengkomunikasikan. Pada aspek kebahasaan diperoleh total penilaian sebesar 72 dengan rata-rata 4,50 dan persentase penilaian mencapai 90%. Berdasarkan kriteria penilaian ideal, nilai rata-rata 4.57 terletak pada rentang skor lebih besar dari 4,201 yang berarti sangat baik. Hal ini berarti aspek kebahasaan memiliki kualitas sangat baik dengan kriteria antara lain: bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik, struktuk kalimat yang digunakan jelas, bahasa yang digunakan komunikatif, serta kalimat yang digunakan dalam LKS sederhana, jelas, dan mudah dipahami. Pada aspek kualitas tampilan diperoleh total penilaian sebesar 156 dengan ratarata 4,88 dan persentase penilaian mencapai 97,50%. Berdasarkan kriteria penilaian ideal, nilai rata-rata 4.57 terletak pada rentang skor lebih besar dari 4,201 yang berarti sangat baik. Hal ini berarti aspek tampilan memiliki kualitas sangat baik dengan kriteria antara lain: penampilan sampul LKS menarik, gambar atau ilustrasi sesuai dengan materi, gambar atau ilustrasi menarik perhatian siswa, bentuk dan ukuran huruf mudah dibaca, kejelasan tulisan dan gambar, penampilan fisik LKS mendorong minat baca siswa, bentuk dan ukuran huruf yang digunakan konsisten dari halaman ke halaman, serta konsisten dalam desain tampilan LKS. Hasil penilaian kualitas produk LKS IPA oleh teman sejawat dan guru disajikan dalam gambar sebagai berikut TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

19 Secara keseluruhan, penilaian yang dilakukan 2 teman sejawat dan 2 guru menunjukkan bahwa kualitas produk LKS IPA mempunyai kategori sangat baik dengan nilai total 593, persentase penilaian 92,66 %, dan rata-rata 4,63. Kategori sangat baik didasarkan pada hasil perhitungan kriteria penilaian secara keseluruhan dengan nilai total 593 terletak pada rentang skor lebih dari 1134,394. Adapun perhitungan kriteria penilaian secara keseluruhan tersaji pada tabel berikut. Tabel 9. Perhitungan Kriteria Penilaian Secara Keseluruhan No Rentang Skor (i) Kategori Rentang Skor 1 X > M i + 1,80 SB i Sangat Baik X > 134,394 2 M i + 0,60 SB i < X < M i + 1,80 Baik 108,798 < X < 134,394 SB i 3 M i - 0,60 SB i < X < M i + 0,60 SB i 4 M i - 1,80 SB i < X < M i - 0,60 Cukup 83,202 < X < 108,798 Kurang 57,606 < X < 83,202 SB i 5 X < M i 1,80 SB i Sangat Kurang X < 57, Uji Terbatas Uji terbatas dilakukan dengan melihat respon siswa yang berupa tanggapan siswa terhadap produk LKS IPA yang dikembangkan dan LKS IPA yang digunakan di MI Ma arif Donorojo sebelumnya, siswa diberi kesempatan untuk menilai dan memberikan masukan. Penilaian siswa terhadap produk LKS IPA meliputi beberapa aspek, yaitu aspek materi, bahasa, dan penyajian. Penilaian tanggapan siswa secara keseluruhan terhadap produk LKS IPA yang dilakukan oleh enam orang siswa dari kelas kontrol dan enam siswa dari kelas eksperimen dilihat dari beberapa aspek, dapat dilihat dari beberapa Tabel berikut: Tabel 10. Tanggapan Siswa Terhadap Kualitas Produk LKS IPA Kelas Kontrol TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

20 Jumlah skor pengumpulan data adalah 323. Dengan demikian, kualitas produk LKS IPA berdasarkan tanggapan enam siswa adalah x100%=67,29%. Tota Ratarata Persentase No Aspek Kriteria Penilaian l Peni Tiap Tiap Aspek laian Aspek (%) 1 Materi 1,2,3,4,5,6, ,40 68,10 2 Bahasa 8,9 46 3,83 76,67 3 Penyajian 10,11,12,13,14,15, ,19 63,81 Total ,36 67,29 Berdasarkan kategori tersebut dapat diketahui bahwa nilai 323 termasuk interval antara Kurang Setuju dan Setuju. Kualitas produk LKS IPA berdasarkan tanggapan siswa mencapai skor 67,29% dan termasuk interval antara Kurang Setuju dan Setuju. Kualitas LKS IPA di atas termasuk kategori baik berdasarkan tabel persentase penilaian kualitas produk. Berikut penilaian tanggapan siswa terhadap kualitas produk LKS IPA yang dikembangkan. Tabel 11. Tanggapan Siswa Terhadap Kualitas Produk LKS IPA Kelas Eksperimen No Aspek Kriteria Ratarata Penilaian Persentase Total Penila Tiap Tiap Aspek ian Aspek (%) 1 Materi 1,2,3,4,5,6, Bahasa 8, Penyajian 10,11,12,13,14,15, Total Jumlah skor pengumpulan data adalah 443. Dengan demikian, kualitas produk LKS IPA berdasarkan tanggapan enam siswa adalah x100%=92,29%. Berdasarkan TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

21 kategori tersebut dapat diketahui bahwa nilai 443 termasuk interval antara Setuju dan Sangat Setuju. Kualitas produk LKS IPA berdasarkan tanggapan siswa mencapai skor 92,29% dan termasuk interval antara Setuju dan Sangat Setuju. Kualitas produk LKS IPA termasuk kategori sangat baik berdasarkan tabel persentase penilaian kualitas produk. Dari hasil tanggapan siswa, terdapat perbedaan antara tanggapan siswa kelas kontrol dan tanggapan siswa kelas eksperimen. Berikut grafik perbandingan tanggapan siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 1 0 Materi Bahasa Penyajian Gambar 4.Grafik Perbandingan Rerata Skor Tanggapan Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen SIMPULAN Produk LKS IPA ini dikembangkan menggunakan metode pengembangan prosedural R and D. Pengembangan produk LKS IPA meliputi tujuh tahap yaitu tahap penelitian dan mengumpulkan informasi (research and information collecting), tahap perencanaan (planning), tahap mengembangkan bentuk awal produk (develop preliminary form of product), tahap uji lapangan awal (preliminary field testing), tahap revisi produk awal (main product revision), tahap uji lapangan utama (main field testing), dan tahap revisi produk operasional (operational product revision). Desain produk awal divalidasi oleh para ahli yaitu ahli materi, ahli bahasa, dan ahli media. Dari hasil validasi kemudian dianalisis dan revisi. Hasil revisi selanjutnya dinilai oleh teman sejawat dan guru. Dari hasil penilaian oleh teman sejawat dan TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

22 guru dianalisis dan direvisi. Selanjutnya diuji coba terbatas pada siswa. Hasil uji coba terbatas dianalisis dan melakukan revisi. Tahap selanjutnya uji coba lapangan utama. Berdasarkan hasil penelitian, hasil produk LKS IPA berupa materi, tugas dan latihan soal, eksperimen, kata mutiara, informasi tambahan, dan refleksi. Penilaian dari ahli materi terhadap kualitas produk LKS IPA memperoleh skor 151 dan persentase penilaian 75% dengan kategori baik. Penilaian dari ahli bahasa, memperoleh skor 15 dan persentase penilaian 75% dengan kategori baik. Penilaian dari ahli media, kualitas produk LKS IPA memperoleh skor 73 dan persentase penilaian 91,25% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penilaian teman sejawat dan guru, kualitas produk LKS IPA memperoleh skor 593 dan persentase penilaian 92,66% dengan kategori Sangat Baik (SB). Berdasarkan tanggapan siswa kelas eksperimen mengenai produk LKS IPA pengembangan menghasilkan skor 443 dan persentase penilaian 92,29% dengan kategori interval antara Setuju dan Sangat Setuju, sedangkan tanggapan siswa kelas kontrol mengenai LKS IPA sebelumnya menghasilkan skor 323 dan persentase penilaian 67,29% termasuk kategori interval antara Kurang Setuju dan Setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk LKS IPA berbasis pendekatan scientific ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran IPA di SD/MI. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad,Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Danim, Sudarwan Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. Hamdani Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusbangprodik. TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

23 Prastowo, Andi Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta:Diva Press. Trianto Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta:Bumi Aksara. TARBIYATUNA, Vol. 7 No. 2 Desember,

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Puput Ambaryuni

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Menurut Sugiyono, metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu merupakan jenis penelitian pengembangan (Research & Development). Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (01: 407) penelitian dan pengembangan adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan 39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI 38 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-5 Tahun 2016 PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI MEDIA DEVELOPMENT OF SCIENCE CARTOON IN SUBJECT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang digunakan, langkah-langkah penelitian yang dilakukan, sumber data, instrumen penelitian dan pengolahan data. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pembuatan media pembelajaran. Media yang akan dikembangkan adalah media pembelajaran matematika berbentuk komik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek penelitian studi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan LKS berbasis representasi kimia yang meliputi representasi makroskopik, submikroskopik dan simbolik. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau Educational Research and Development ( R & D ). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian 50 III.METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF

PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF Tri Handayani 1, Sajidan 2, Baskoro Adi Prayitno 3 1 Program Studi Magister Pendidikan Sains

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan pendekatan penelitian pengembangan (Research & Development). Pendekatan ini mengacu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek studi lapangan adalah 6 guru kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA RINGKASAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and Development (Penelitian dan Pengembangan). Hal ini dikarenakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, disajikan hasil penelitian dan pembahasan dari pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini menyajikan data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang dapat membantu siswa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah itu sendiri sehingga pembelajaran akan lebih terpusat pada siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah itu sendiri sehingga pembelajaran akan lebih terpusat pada siswa untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendekatan scientific merupakan pendekatan yang membantu siswa untuk menggali pengetahuannya sendiri dengan menemukan masalah dan memecahkan masalah itu sendiri sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah alat atau instrumen yang hendak dibahas secara luas dan sistematik. Metode penelitian biasanya berisi tentang cara-cara menggunakan beberapa metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Penelitian dan Pengembangan 1. Model Penelitian dan pengembangan Menurut Sugiyono dalam bukunya, metode penelitian dan pengembangan (dalam bahasa Inggris Research

Lebih terperinci

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII Maria Silalahi 1), Hidayat ), Wawan Kurniawan 3) 1 Mahasiswa S1 Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : T.KHAIRULLIA A420110136 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT Sri Mulyani, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Lebih terperinci

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Arif Abdul Karim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas 29 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penugasan yang berbasis peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan

Lebih terperinci

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. juga menggunakan metode Research and Development yaitu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. juga menggunakan metode Research and Development yaitu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model pengembangan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah model prosedural. Model prosedural adalah model yang

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI OLEH SUSIARTUN NIM RRA1C209027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1 ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS- EXPLAIN) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI PELUANG KELAS IX SMP N 12 TANJABTIM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (RnD). Pengembangan atau RnD merupakan perbatasan dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan terutama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and Development (R&D) adalah

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MEDIA VISUAL DALAM MODEL PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI PADA SISWA KELAS IV SDN SUKORAME KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003), III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB IV. pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, dan (5) Evaluation.

BAB IV. pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, dan (5) Evaluation. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Dalam mendesain LKS ini, peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah-langkah Penelitian Langkah penelitian yang dilakukan pada penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN Pada bab III ini, peneliti akan menguraikan tentang model pengembangan, prosedur pengembangan dan uji coba produk. Dalam butir uji coba produk terdapat desain uji coba, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Boyolali yang beralamat di Jl. Kates No.8 Boyolali, SMAN N 3 Boyolali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subyek penelitian, desain pengembangan, sumber data, teknik dan instrument pengumpulan data, serta analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto JPF Volume 2 Nomor 1 ISSN: 2302-8939 46 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto Nurhayati. G Jurusan Pendidikan Fisika,Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif 116 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif berbasis komputer yang nantinya digunakan pada pembelajaran PAI. Adapun pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Research&Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Research&Development (R&D) BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode Research&Development (R&D) yang dikembangkan oleh Borg&Gall. Menurut Borg&Gall (1983: 772) educational research and development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Pendekatan Research and Development yang merujuk pada teori Borg and Gall

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan 73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

Saudah, Agni Danaryanti

Saudah, Agni Danaryanti JPM IAIN Antasari Vol. 03 No. 1 Juli Desember 2015, h. 29-40 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DI KELAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI TITRASI ASAM BASA BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI TITRASI ASAM BASA BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI TITRASI ASAM BASA BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH Dian Tri Oktavia S*, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ). BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dalam Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Kecerdasan Jamak ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BUNYI UNTUK SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BUNYI UNTUK SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BUNYI UNTUK SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF Siti Saidah, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian Pengembangan Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kelas IV SDN Ledok 5 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Waktu penelitian dimulai pada awal smester dua tahun ajaran 0/0

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa e-module pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sumber belajar berbentuk komik yang diberi nama KOMIKA (Komik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MONOPOLI PEMBELAJARAN IPA PENGGOLONGAN HEWAN UNTUK SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR ARTIKEL JURNAL

PENGEMBANGAN MONOPOLI PEMBELAJARAN IPA PENGGOLONGAN HEWAN UNTUK SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR ARTIKEL JURNAL PENGEMBANGAN MONOPOLI PEMBELAJARAN IPA PENGGOLONGAN HEWAN UNTUK SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan atau biasa disebut dengan research and development, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Sugiyono (2014) menjelaskan, metode penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran. Perangkat

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI 10020021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Selva Posasi Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

Selva Posasi Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS PENGEMBANGAN CD PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERBASIS TEORI JEAN PIAGET PADA MATERI KUBUS DAN BALOK Selva Posasi Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat: 1. Mengetahui penerapan strategi index card match khususnya pada materi pokok binatang yang halal dan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meninjau pertimbangan dari kesesuaian tujuan penelitian adalah penelitian dan pengembangan atau Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan jenis masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini akan memanfaatkan metode penelitian dan pengembangan (research and development). 3.1.

Lebih terperinci

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN MEDIA PENCOCOKAN KARTU INDEKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII E SMP N 2 PECANGAAN JEPARA 1) 1 Oleh : Nikmatul Isnaini 2) dan Siti Fatonah 3)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

D030. SMP N 5 Kintap Kalimantan Selatan 2. UIN Sunan Kalijaga - ABSTRAK

D030. SMP N 5 Kintap Kalimantan Selatan 2. UIN Sunan Kalijaga   - ABSTRAK D030 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS MACROMEDIA FLASH SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SMA/MA KELAS XI SEMESTER 2 MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI MANUSIA Riyana Fathiyati 1, Runtut Prih

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan atau research and development. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE Eli Yustika Unggul Wahyono Sahrul Saehana Email: eliyustika10@gmail.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci