BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Refika Aditama, 2009), hlm. 10
|
|
- Suhendra Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran sebagai bagian dari mutu pendidikan yang bertolak dari pandangan bahwa mutu pendidikan dan pemahaman adalah suatu sistem. Dalam konteks meningkatkan kualitas pembelajaran melalui media audio visual, desain pembelajaran diatur agar mempunyai fungsi optimal demi mencapai mutu pembelajaran pada setiap peserta didik. Menurut Marger, dikutip Hamzah B. Uno, inti dari desain pembelajaran adalah : 1) Berorientasi pada tujuan pembelajaran; 2) Pemilihan teknik pembelajaran; dan 3) Menggunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin membentuk rangsangan pada indera peserta didik. 1 Setiap pendidik di sekolah berusaha untuk meningkatkan pemahaman materi pembelajaran melalui berbagai cara. Upaya meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. melalui media audio visual merupakan salah satu indikator ke arah peningkatan kualitas pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran sejarah Islam di sekolah. Menurut Ahmad Munjin Nasih, cakupan tujuan pembelajaran sejarah Islam materi Sejarah Nabi Muhammad saw. yaitu : 1. Membantu peningkatan iman peserta didik dalam rangka pembentukan pribadi muslim, di samping memupuk rasa kecintaan dan kekaguman terhadap Islam dan kebudayaannya. 2. Memberi bekal kepada peserta didik dalam rangka melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi atau bekal menjalani kehidupan pribadainya 3. Mendukung perkembangan Islam masa kini dan mendatang, di samping meluaskan cakrawala pandangannya terhadap makna Islam bagi kepentingan kebudayaan umat manusia. 2 1 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), hlm Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Refika Aditama, 2009), hlm. 10 1
2 2 Program pendidikan pra sekolah untuk anak usia dini seperti Taman Kanak-kanak atau PAUD memberikan fasilitas pendidikan yang sesuai bagi peserta didik, agar pada saatnya memiliki kesiapan, baik secara fisik, mental, maupun sosial/emosionalnya dalam rangka memasuki pendidikan lebih lanjut. Kenyataan di lapangan, khususnya di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Batang pembelajaran mengedepankan aspek pengembangan pemahaman dan keterampilan peserta didik dengan fasilitas yang sederhana. Para guru menyadari agar out put pendidikan TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban berkualitas dan mampu bersaing, tetapi dengan fasilitas sederhana, diperlukan kreativitas guru untuk berimprovisasi mendesain pembelajaran yang berkualitas dengan memanfaatkan media pembelajaran yang ada, sehingga mampu mendongkrak mutu pembelajaran. Melalui usaha tersebut kendala-kendala yang muncul ini segera dapat diatasi. Salah satu media pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan mudah dijangkau TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban dengan kondisi fasilitas terbatas, yaitu media audio visual. Media pembelajaran memiliki makna perantara pada proses pembelajaran. 3 Menurut Nana Sudjana, media audi visual dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif dan visualisasi yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik. 4 Jenis-jenis media audio visual dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, seperti LCD Proyektor, televisi, film, dan semua jenis-jenis alat peraga yang dapat didengar dan dilihat. 5 Jenis-jenis media audio visual di atas merupakan media pembelajaran yang terbukti ampuh membantu guru menyampaikan pesan pada pembelajaran Penerapan media audio visual secara tepat pada pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. sangat penting guna membentuk karakter berakhlakul karimah. Pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. selalu memikat karena mengundang peserta didik untuk mengikuti peristiwanya, merenungkan maknanya. Selanjutnya 3 Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hlm Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Jakarta : Sinar Baru Algesindo, 2009), cet. ke-8, hlm Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung : Citra Aditya Bhakti, 2004), hlm. 36.
3 3 makna-makna itu menimbulkan kesan mendalam di hati peserta didik, menyentuh perasaan, mendidik jiwa, dan membangkitkan semangat untuk berpegang teguh pada ajaran Islam yang diaktualisasikan dalam bentuk keimanan yang kokoh dan perilaku keseharian yang mencerminkan akhlakul karimah. Materi pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. mencakup kisah atau cerita tentang jati diri dan eksistensi nabi Muhammad saw. dalam lintas sejarah. Sebagimana dijelaskan M. Atho Mudzar, bahwa banyak bangunan pengetahuan tentang Islam, sebenarnya adalah produk sejarah. Karena itu, semuanya dapat dan perlu dijadikan sasaran pendidikan dan penelitian. 6 Kisah atau pengetahuan terebut mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan dan kesadaran. Guru pengampu pembelajaran sejarah harus menyadari sifat alamiah manusia atau peserta didik untuk menyenangi cerita atau kisah tersebut, dan menyadari pengaruhnya yang besar terhadap perasaan dan kesadaran. Oleh karena itu, pembelajaran sejarah mengeksploitasi cerita itu untuk dijadikan salah satu teknik pendidikan. Pendidikan Sejarah Nabi Muhammad saw. menggunakan berbagai jenis cerita, seperti cerita sejarah faktual sisi-sisi kehidupan nabi Muhammad saw. yang dimaksudkan agar kehidupan manusia bisa meneladani dan dijadikan i`tibar pada contoh cerita sejarah faktual tersebut. Dian Rakyat menegaskan, perbincangan mengenai sejarah dan peradaban manusia dianggap menarik kiranya bukan karena fungsinya dalam membantu melakukan rekontruksi terhadap kejayaan masa lalu umat manusia. Sejarah dan peradaban menarik dan diperlukan untuk melakukan proyeksi terhadap masa depan umat manusia. 7 Menurut Ahmad Hasimy, mempelajari kisah terutama sejarah hidup Nabi Muhammad saw yang diangkat pada pembelajaran sejarah dapat digunakan sebagai salah satu cara menyampaikan ajaran yang terkandung di balik cerita atau kisah tersebut, yaitu aspek keteladanan, persatuan, keimanan, dan akhlak yang mengacu pada timbulnya kesadaran moral dan ketakwaan kepada Allah SWT. 8 6 M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam, dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), hlm Dian Rakyat, Agama dan Dialog antar Peradaban, (Jakarta : Paramadina, 2011), hlm. xii. 8 Ahmad Hasimy, Nabi Muhammad saw. sebagai Panglima Perang, (Jakarta : Mutiara Sumber Widya, 2008), hlm. 160.
4 4 Berdasarkan uraian tersebut dibutuhkan suatu pola yang mampu menjembatani tercapainya tujuan pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru mata pelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. untuk memilih dan menggunakan metode dan media pembelajaran senantiasa perlu ditingkatkan. Oleh karena itu guru mata pelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. harus senantiasa meningkatkan kompetensinya agar mampu berkreasi dalam proses pembelajaran di kelas agar tercipta suasana pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Desain pembelajaran demikian diharapkan mampu menjadi basis pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. yang mengacu tercapainya hasil belajar peserta didik secara maksimal. Kesulitan utama pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. disebabkan mata pelajaran ini berbentuk kisah tentang beragamnya sisi-sisi kehidupan Nabi Muhammad saw. di masa lalu sehingga peserta didik dibutuhkan kemampuan dasar untuk mengingat pelajaran atau hikmah dari kisah tersebut guna diaplikasikan dalam kehidupan sekarang. Di samping itu peserta didik harus mampu menghafal nama-nama tokoh, tempat, dan tahun kejadian kisah tersebut. Beragamnya kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. di atas, dapat menyebabkan peserta didik merasa bosan dan jenuh. Kondisi seperti ini menghambat kesiapan peserta didik memahami kandungan kisah-kisah dalam materi Sejarah Nabi Muhammad saw.. Padahal inti utama pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. terletak pada kandungan kisah tersebut, di samping melatih kemampuan peserta didik berkaitan dengan hafalan nama-nama tokoh, tempat dan tahun kejadiannya. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. tercapai, dibutuhkan kreativitas guru menerapkan metode pembelajaran inovatif ditunjang dengan media pembelajaran yang tepat dan mampu mengakses kebutuhan peserta didik memahami kandungan mata pelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw.. Selama ini pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang sering dilakukan secara konvensional. Guru lebih banyak menerangkan materi pelajaran dengan berceramah atau bercerita, sedangkan peserta didik hanya menjadi pendengar
5 5 tanpa banyak melakukan aktivitas yang melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Hal demikian menyebabkan kurangnya semangat peserta didik mengikuti pelajaran, rendahnya pemusatan perhatian peserta didik serta rendahnya respon umpan balik dari peserta didik terhadap pertanyaan guru. Akibatnya penguasaan dan pemahaman mata pelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. pada peserta didik di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang sampai saat ini belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Evaluasi yang diberikan berdasarkan aspek kognitif peserta didik menunjukkan banyak peserta didik tidak berdaya mengingat dan menyebutkan nama-nama tokoh, tempat, dan tahun kejadian yang mengiringi kehidupan nabi Muhammad saw. Evaluasi berdasarkan aspek afektif dan psikomotorik menunjukkan peserta didik masih belum mencerminkan perilaku yang islami, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya perilau sosial keagamaan peserta didik baik terhadap guru, sesama teman, atau terhadap orang tua. Pada aspek pembinaan kepribadian peserta didik juga masih belum maksimal, hal ini ditunjukkan dengan banyak peserta didik yang belum memiliki tanggung jawab, lekas putus asa, dan kurang memiliki semangat belajar. Berdasarkan identifkasi dari Ibu Mawaddatur Rohmah, S.Pd.I selaku wali kelas kelompok B, hal tersebut berkaitan dengan beragamnya tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran dalam satu kelas, dan kurangnya pemberian kaidah-kaidah mendasar yang dapat ditiru dan dapat dijadikan pedoman yang mantap bagi peserta didik dalam mengaplikasikan materi pelajaran sesuai dengan norma-norma di masyarakat yang selama ini dijunjung tinggi. Menghadapi permasalahan pembelajaran di atas dan guna menjembatani rendahnya pemahaman peserta didik, guru perlu mencari solusi yang tepat agar tujuan pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. dapat tercapai. Guru perlu memberikan materi pelajaran dengan media audio visual, di mana peserta didik dapat memahami dan menguasai gerakan/keterampilan melalui apresiasi langsung melalui media audio visual berupa animasi gambar hidup berisi bahan pelajaran sejarah nabi Muhammad saw. yang menarik dan sistematik.
6 6 Pentingnya meningkatkan pemahaman peserta didik menggunakan media audio visual disebabkan kompetensi peserta didik terhadap pelajaran sangat rendah terutama pada aspek kognitif dan pengamalan nilai-nilai keagamaan sehari-hari. Fakta ini dibuktikan dengan masih sering terlihat peserta didik kurang berperilaku sopan santun terhadap guru atau temannya sendiri, sering bertengkar dalam pembelajaran di kelas, sebagaian besar peserta didik tidak bisa menjawab pertanyaan guru, dan banyak peserta didik kurang apresiatif terhadap materi pelajaran. Kondisi ini ditambah adanya odong-odong, sepur mini, dan game player yang berseliweran di sekitar pemukiman warga, sehingga banyak anakanak yang gandrung bermain game, naik odong-odong, ataupun naik sepur mini tersebut sampai lupa makan, apalagi belajar, walaupun sudah ditakut-takuti dengan tragedi naas nan memilukan di perlintasan kereta api Weleri Rowosari beberapa waktu yang lalu. Tentu saja banyak keluhan datang dari orang tua murid bahwa anaknya ogah-ogahan kalau disuruh belajar oleh orang tua, anak-anaknya juga sering membantah kalau disuruh mengaji. Kondisi memprihatinkan tersebut disebabkan anak lebih suka main game, naik odong-odong, ataupun naik sepur mini dari pada belajar atau mengaji. Munculnya keluhan tersebut merupakan permasalahan tersendiri yang perlu segera dicari pemecahannya. Realitas yang mencerminkan rendahnya pemahaman peserta didik untuk mengambil ibrah terhadap materi Sejarah Nabi Muhammad saw. menginspirasi peneliti mengangkat tema ini dengan harapan menjadi solusi alternatif terhadap permasalahan yang muncul dan pada sisi lainnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Rendahnya kompetensi belajar peserta didik karena ketidakmampuan memahami pelajaran yang diberikan guru. Hal ini dibuktikan lemahnya kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik, seperti peserta didik tidak berdaya menyebutkan nama-nama tokoh, tempat dan
7 7 tahun kejadian sejarah nabi. Kelemahan lainnya ditunjukkan dengan rendahnya apresiasi peserta didik mengamalkan materi pelajaran dalam realitas sosial, seperti peserta didik kurang memiliki tata krama, beberapa peserta didik masih suka berkelahi hanya karena faktor kecil dan sebagainya. 2. Pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. masih menggunakan pola konvensional, guru lebih banyak berceramah dan mencatatkan materi pelajaran di papan tulis atau dikte dengan orientasi menyelesaikan materi pelajaran dalam silabus. 3. Pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. belum menyentuh aspek pembinaan kepribadian peserta didik agar memiliki tanggung jawab belajar, tidak lekas putus asa, dan mempunyai spirit tinggi. 4. Peserta didik tidak mempunyai sosok panutan agar dapat ditiru dan diidolakan sehingga dapat menjembatani kebutuhan peserta didik untuk menerapkan materi pelajaran dalam kehidupan sosial. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, yang menjadi fokus penelitian ini ialah upaya peneliti untuk meningkatkan pemahaman pelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. kepada peserta didik menggunakan media audio visual di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Perumusan Masalah Meninjau latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan masalah yang diangkat pada penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimanakah implementasi media audio visual pada pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. peserta didik kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Apakah implementasi media audio visual dapat meningkatkan pemahaman Sejarah Nabi Muhammad saw. peserta didik kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014?
8 8 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan penetapan rumusan masalah d atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Implementasi media audio visual pada pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. peserta didik kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/ Upaya meningkatkan pemahaman Sejarah Nabi Muhammad saw. menggunakan media audio visual peserta didik kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Secara Teoritis-Akademis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah karya ilmiah di bidang pendidikan Islam khususnya tentang pendidikan sejarah di lembaga pendidikan pra sekolah seperti TK dan PAUD. b. Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melaksanakan penelitian lain atau kajian ilmiah yang bertema sama dengan mata pelajaran yang berbeda dan belum diteliti di sini. 2. Secara Praktis-Pragmatis a. Bagi peneliti (Guru), Bagi peneliti, untuk menambah kemampuan dan pengalaman penulis, khususnya pada bidang penelitian ilmiah (penelitian tindakan kelas) melalui penerapan media audio visual pada proses pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. guna pencapaian tujuan pembelajaran di Kelompok B TK ABA. b. Bagi peserta didik, agar menyadari pentingnya kesiapan diri dalam belajar sehingga ketika mengikuti pembelajaran Sejarah Nabi Muhammad saw. di sekolah/madrasah berhasil dengan baik. c. Bagi kepala sekolah, sebagai pedoman mengambil kebijakan peningkatan kualitas pembelajaran sejarah melalui penerapan media audio visual sehingga dapat menjadi pijakan untuk diterapkan pada mata pelajaran lainnya di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Reban Batang.
BAB I PENDAHULUAN. hlm Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran, (Bandung : P.T. Gesindo Persada, 2003),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan konsep teknologi pendidikan sebagai bagian dari mutu pendidikan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Simpulan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan tujuan penelitian tindakan kelas ini diperoleh simpulan hasil penelitian bahwa penerapan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman sejarah Nabi Muhammad saw.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern ini pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal yang berperan sangat penting membentuk kepribadian peserta didik untuk menunjang pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Shop Pembelajaran Guru bagi Guru SMAN Banjarangkan, 2007), hlm. 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan dapat tercapai apabila tercipta sebuah proses pembelajaran yang berkualitas. Tujuan pendidikan nasional dalam Undangundang RI No.20 tahun 2003 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah merupakan bentuk pemberdayaan potensi peserta didik sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan
BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses mengembangkan pembelajaran potensi dirinya, agar untuk peserta memiliki didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna. Dengan pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa menghargai jasa para pahlawan. Pernyataan yang sudah cukup umum didengar tersebut tersirat bahwa sejarah memerankan peran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan
Lebih terperinci1 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan, 2008), hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akidah Akhlak merupakan ilmu yang mempelajari tentang keimanan dan akhlak mulia, mempunyai peran penting dalam rangka pembentukan karakter peserta didik agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia merupakan hal yang sangat mendasar, karena itu nilai ini harus senantiasa ditanamkan sejak dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses pembelajaran Akidah Akhlak merupakan pembelajaran yang lebih menekankan penguasaan teori dan praktik, karena mata pelajaran Akidah Akhlak berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang rukun iman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan menjadi sarana yang paling penting dan paling efektif untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm. 13. hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, Cet ke-1, 2002,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan tujuan agar anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seluruh Warga Negara Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang mewajibkan pemerintah menyediakan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan pendidikan yang diterimanya. Masa anak-anak adalah masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap anak yang terlahir diharapkan menjadi anak yang aktif dan kreatif. Bisa dan tidaknya anak menjadi aktif dan kreatif ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara alami, perubahan selalu terjadi pada setiap sistem akibat pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal. Melalui perubahan terjadilah pergeseran, penambahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan suatu jawaban atas berbagai masalah yang mereka hadapi. Mencari jawaban tersebut tidaklah mudah, manusia harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan figure seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG
BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG Pendidikan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sejak
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM
BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM Keinginan seorang guru untuk mendidik anak didiknya menjadi orang yang pintar, berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan lembaga yang di dalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sektor yang sangat menentukan kualitas hidup suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa, keberhasilan pendidikan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 13.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran akidah akhlak diajarkan pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Akidah akhlak merupakan mata pelajaran yang mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini merupakan masa yang paling vital bagi kehidupan anak sebab apa yang terjadi pada masa kini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun luar sekolah. Salah satu acuannya adalah pendidikan harus berprinsip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan harus memiliki acuan atau pedoman dalam proses penyelenggaraannya, baik dalam konteks institusi pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan manifestasi dari pranata sosial yang memberikan kontribusi besar bagi pola pikir maupun tuntunan berpijak dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang tua dan guru sudah barang tentu ingin membina anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, mental sehat dan akhlak yang terpuji.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai berbagai macam hal didunia. Setiap manusia harus mendapatkan pendidikan yang mampu mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Di tengah perkembangan zaman seperti sekarang ini. Tugas mendidik, menjaga dan melindungi anak dari pengaruh buruk arus globalisasi dan modernisasi, bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara historis operasional telah dilaksanakan sejak adanya manusia pertama di muka bumi ini, yaitu sejak Nabi Adam a.s. yang dalam Al-Qur an dinyatakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK. DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pola Pendidikan Karakter Pada Peserta didik di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu Negara. Dalam pelaksanaan pendidikan terdapat permasalahan yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011 2025 menyatakan : bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini Pendidikan Anak Usia Dini menjadi wacana yang sering menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem Pendidikan Nasional sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengembangkan potensi invidual sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena memprihatinkan dalam kehidupan sehari-hari yang selalu diberitakan oleh media massa baik elektronik maupun cetak, seperti perusakan lingkungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat perjuangan bangsa Indonesia merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan,
Lebih terperinci2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN
METODE PEMBELAJARAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi yang sudah direncanakan. Jenis metode pembelajaran : Ceramah : penyajian melalui penuturan secara lisan/penjelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimilikinya dan menjadikan peserta didik. sebagai manusia yang berkepribadian luhur dan berakhlak mulia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang dapat membawa peserta didik untuk mengembangkan potensi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jawa khususnya pada kemampuan berbicara bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Jawa khususnya pada kemampuan berbicara bahasa Jawa pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bayat Klaten masih rendah, berdasarkan observasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG
BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG A. Analisis Terhadap Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang Perpindahan kurikulum
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akselerasi ICT telah memungkinkan pemanfaatan berbagai jenis/macam media secara bersamaan dalam bentuk multimedia pembelajaran. Penggunaan multimedia interaktif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Pada pusat bahasa departemen pendidikan nasional bahwa: pendidikan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan, setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing dan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia 0 tahun (sejak lahir) sampai dengan 8 tahun dan masa ini disebut sebagai masa emas karena pada masa ini terjadi proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2008), hlm Winata Putra Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas. Terbuka, 2001), hlm.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UU no.20 tahun 2003 mendefinisikan pembelajaran adalah proses interaksi siswa (peserta didik) dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pendidikan diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik agar bisa berperan menampilkan keunggulan potensi yang dimilikinya, yang kreatif, mandiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana utuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah mendukung pemilikan kompetensi tamatan Sekolah Dasar yang memiliki pengetahuan, nilai,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam adalah sebutan yang di berikan pada salah satu subjek pelajaran yang harus di pelajari oleh peserta didik muslim dalam menyelesaikan pendidikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran bagi setiap individu yang bisa didapat dari pengajaran, pelatihan maupun pengalaman yang didapat untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran diartikan sebagai suatu proses komunikasi antara guru, siswa dan materi pembelajaran. Oemar Hamalik dalam Hernawan dkk. (2007, hlm. 3) mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pokok bahasan elektrolit dan non elektrolit merupakan materi kimia yang diberikan siswa kelas X semester genap, yang membahas tentang sifat-sifat larutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang bunyinya sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakat yang di dalamnya memiliki nilai budaya dan melahirkan keunikan yang membedakan dengan bangsa lain. Adanya keunikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu proses belajar mengajar merupakan suatu proses berkesinambungan dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran di kelas, tetapi yang lebih penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang di ikuti melalui syarat-syarat yang jelas dan ketat ( Hasbullah,2003
1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan suatu tempat berkumpul sejumlah siswa, dimana sekolah digunakan sebagai tempat menimba ilmu dan memperoleh segala wawasan ilmu pengetahuan. Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna.
Lebih terperinciPERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN
1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang diperlukan bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak TK merupakan bagian dari anak anak usia dini yang berada pada rentang usia 4 6 tahun. Pada usia ini, anak memiliki motivasi yang kuat untuk mengenal lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan anak usia dini bagi anak usia 4 8 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar (PP No. 27 Tahun 1990 Bab I pasal 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran akidah akhlak merupakan bagian dari pembelajaran agama Islam yang mampu mengarahkan dan mengantarkan peserta didik ke fitrah yang benar. Seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan yang serba maju, modern dan serba canggih saat ini, pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup. Pendidikan
Lebih terperincibelajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Taman kanak-kanak/ TK merupakan pendidikan yang menjadi pondasi dari seluruh pendidikan yang akan ditempuh di jenjang selanjutnya. TK/ taman kanak-kanak
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu
93 BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu adanya analisis hasil penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang dihasilkan tersebut dapat dilakukan interprestasi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir, serta keterampilan ekspresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Maju mundurnya umat Islam sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka bumi, selain memiliki ciri-ciri fisik yang khas ia juga dilengkapi dengan kemampuan intelegensia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah anak yang berusia mulai nol tahun hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun. Pendidikan anak usia dini yang terfokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Dilain sisi
Lebih terperinci