Analisis Kebijakan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Terhadap Distributor Obat Di Dalam Negeri Anggita Nareswari dan Tunas Hariyulianto
|
|
- Liani Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Kebijakan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Terhadap Distributor Obat Di Dalam Negeri Anggita Nareswari dan Tunas Hariyulianto Tata_gita@yahoo.com Program Ekstensi Ilmu Administrasi Fiskal Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Universitas Indonesia ABSTRAK Mulai Tanggal 24 Februari 2013, terdapat perlakuan yang baru pada Pajak Penghasilan Pasal 22. Hal ini diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012, Menteri Keuangan menunjuk beberapa pemungut baru. Industri farmasi merupakan salah satu yang ditunjuk sebagai pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan obat kepada distributor obat di dalam negeri. Penelitian ini terfokus pada tahap formulasi kebijakan mengenai penunjukan industri farmasi sebagai pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 dan dampakdampak yang terjadi akibat diberlakukannya kebijakan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi literatur dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini adalah latar belakang penunjukkan industri farmasi sebagai pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 dikarenakan adanya potensi penerimaan negara yang cukup besar dari industri farmasi dan juga kebijakan ini dapat dijadikan alat oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai pengawasan tingkat ketaatan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Dampak yang terjadi dari kebijakan ini adalah bertambahnya kredit pajak pada distributor obat yang mengganggu cashflow distributornya, serta adanya dua kali pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas objek yang sama dengan pemungut yang berbeda yang masih harus dikaji lebih lanjut. Kata Kunci : Pajak Penghasilan Pasal 22, Pemungut Pajak, Formulasi Kebijakan The Policy Analysis Of Income Tax Article 22 To The Drug Distributor In The Country ABSTRACT Starting on 24 February 2013, there is a new treatment on income tax Article 22. It is governed by a regulation of the Minister of Finance No. 224/PMK. 011/2012, the Finance Minister pointed to several new collectors. The pharmaceutical industry is one of the appointed as a collector of Income Tax Article 22 on sales of medicines to a medicine distributor in the domestic. This study focused on the stage of policy formulation regarding the appointment of the pharmaceutical industry as a collector of Income Tax Article 22 and the impacts caused by the implementation of the policy. This study uses qualitative data collection techniques is the study of literature and in-depth interviews. The results of this research is the pharmaceutical industry background appointment as collector of Income Tax Article 22 due to the potential for significant revenue from the pharmaceutical industry and the policy also can be used as a tool by the Directorate General of Taxation as monitoring compliance rate taxpayers to fulfill their tax obligations. Impacts that occurred from this policy is increasing tax credits belongs to distributor interfere cash flow, as well as the twotime collection of Income Tax Article 22 on the same object with different collectors that still need be explored further. Keywords: Income Tax Article 22, Withholding Tax, Policy Formulation
2 PENDAHULUAN / LATAR BELAKANG Industri farmasi di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan pola hidup dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya kesehatan yang semakin membaik, serta adanya dorongan dari pemerintah melalui program kesehatannya. Berdasarkan data yang didapat dari Pharma Business Community Pharma Indonesia, pasar farmasi Indonesia pada tahun mengalami pertumbuhan sekitar 13% (tiga belas persen) per tahun. Pada tahun 2011, pasar farmasi Indonesia diperkirakan mencapai angka Rp. 43,1 triliun atau meningkat sekitar 12% (dua belas persen) menjadi Rp.48,3 Triliun pada tahun Untuk menguatkan pendapat tersebut, dapat dilihat pertumbuhan pasar farmasi pada Gambar 1.1. Pada Gambar tersebut dapat dilihat pertumbuhan pasar farmasi terus meningkat dari tahun ke tahun. Gambar 1.1 Pertumbuhan Pasar Farmasi di Indonesia Sumber : n.d (diolah penulis) Seiring perkembangan perekonomian di Indonesia yang juga didukung oleh sektor perindustrian, industri farmasi dinilai cukup berpotensi dalam meningkatkan pendapatan negara. Oleh karena itu untuk tetap meningkatkan tingkat pertumbuhan pada industri farmasi, pemerintah perlu memfasilitasi segala kebutuhan industri farmasi dalam bentuk kebijakankebijakan yang mengatur lebih lanjut mengenai hal-hal yang dibutuhkan oleh industri farmasi. Salah satunya adalah kebijakan terkait dengan perpajakan. Terkait dengan kebijakan dibidang perpajakan, mulai 24 Februari 2013 pemerintah memberlakukan kebijakan baru terkait dengan perpajakan pada industri farmasi. Kebijakan yang dimaksud adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011/2012. Sejak diberlakukannya kebijakan tersebut, industri farmasi yang semula hanya sebagai Wajib Pajak biasa, kini ditetapkan sebagai pemungut
3 Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan obatnya kepada distributor obat didalam negeri. Atas penjualan obat kepada distributor obat di dalam negeri, industri farmasi yang biasanya berbentuk pabrik obat wajib memungut Pajak Penghasilan Pasal 22 dengan tarif sebesar 0,3% (nol koma tiga persen) dari jumlah penjualan obat. Terkait dengan pembahasan mengenai industri farmasi yang telah dijelaskan sebelumnya, pada industri farmasi terdapat aspek perpajakan berupa pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 yang dikenakan terhadap penjualan obat yang dilakukan oleh industri farmasi kepada distributor obat di dalam negeri. Kebijakan ini dianggap merugikan bagi sebagian pihak yang terkait secara langsung dengan kegiatan dibidang farmasi. Pedagang Besar Farmasi (PBF) merasa dirugikan dengan dipungutnya Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian obat yang dibeli dari industri farmasi, karena atas pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 tersebut tidak dapat dijadikan komponen penentu harga obat. Selain tidak dapat dijadikan ke dalam komponen perhitungan harga obat, terdapat suatu permasalahan lainnya yaitu dengan diberlakukannya peraturan ini, dapat terjadi adanya dua kali pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 yang terjadi pada pihak distributor. Distributor akan dikenakan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dua kali dalam hal, distributor membeli obat dari industri farmasi dan juga menjual obat kepada Bendahara Pemerintah (Rumah Sakit Pemerintah). Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis mengenai formulasi kebijakan dan dampak dari pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 22 terhadap distributor obat di dalam negeri. TINJAUAN TEORITIS Kebijakan Publik Menurut Anderson yang penulis kutip dari Edi (2010, hal. 44) Kebijakan publik sebagai a purposive course of action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of concern (Sebuah tindakan yang memiliki tujuan dan diikuti oleh beberapa orang atau sekelompok orang menyangkut sebuah masalah atau permasalahan yang sedang terjadi). Anderson mengartikan kebijakan publik sebagai tindakan yang memiliki tujuan tertentu yang diikuti oleh pihak-pihak yang terkait dalam suatu permasalahan. Pendapat tersebut didukung pula oleh Young dan Quinn dalam Edi (2010, hal ), bahwa konsep dari kebijakan publik ada 5 (lima), yaitu : 1. Tindakan pemerintah yang berwenang. 2. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata. 3. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan.
4 4. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. 5. Justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang aktor. Kebijakan Fiskal Menurut Rahayu (2010, hal.1) kebijakan fiskal memiliki 2 (dua) instrumen pokok dalam kajiannya, yakni kebijakan perpajakan (tax policy) dan kebijakan pengeluaran (expenditure policy). Pada skripsi ini penulis akan memfokuskan pada kebijakan perpajakan (tax policy). Menurut Mansury (2000, hal.1), kebijakan fiskal dalam arti sempit merupakan kebijakan perpajakan. Hal tersebut dikarenakan adanya hubungan yang sangat erat antara perpajakan dengan kebijakan pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Menurut Mansury (2000, hal.5) tujuan kebijakan pajak adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran 2. Distribusi penghasilan yang lebih adil 3. Stabilitas Analisis Kebijakan Menurut Dunn (2000, hal ), dalam menganalisis suatu kebijakan terdapat 5 (lima) prosedur umum yang biasanya digunakan dalam memecahkan suatu masalah, yaitu perumusan masalah (definisi), peramalan (prediksi), rekomendasi (preskripsi), pemantauan (deskripsi) dan Evaluasi. Perumusan masalah (definisi) menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan. Peramalan (prediksi) menyediakan informasi mengenai konsekuensi di masa mendatang dari penerapan suatu alternatif kebijakan. Rekomendasi (preskripsi) menyediakan informasi mengenai nilai dan kegunaan relatif dari konsekuensi kebijakan tersebut dimasa mendatang. Pemantauan (deskriptif/ monitoring) menghasilkan informasi mengenai konsekuensi yang terjadi saat kebijakan diterapkan dan sebelum diterapkannya suatu kebijakan. Sementara itu, evaluasi menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan atau pengatasan masalah. Selain prosedur analisis kebijakan saja Dunn juga menjelaskan mengenai tahaptahap pembuatan kebijakan yaitu seperti yang digambarkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Proses Pembuatan Kebijakan Sumber: William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi kedua,terj. Oleh Samodra Wibawa, dkk. (diolah oleh penulis) Berdasarkan gambar 2.1, dapat dilihat alur proses pembuatan suatu kebijakan. Dimana sebuah kebijakan dibuat melalui sebuah proses yang panjang dan memerlukan adanya pembahasan
5 yang komperehensif. Lebih jelas mengenai tahap-tahap pembuatan kebijakan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan Agenda Pada penyusunan agenda ini lebih menitik beratkan kepada perumusan suatu masalah. Perumusan masalah dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari suatu definisi masalah. Merumuskan masalah dapat membantu menemukan asumsi-asumsi yang tersembunyi, mendiagnosis penyebab dari suatu masalah, memetakan tujuantujuan yang memungkinkan, menyatukan pandangan-pandangan yang berbeda dan merancangkan suatu kebijakan yang baru sesuai dengan permasalahan yang dibahas. 2. Formulasi Kebijakan Formulasi kebijakan merupakan tahap dimana peramalan suatu kebijakan dilakukan. Peramalan kebijakan dapat memberikan suatu pengetahuan yang relevan terkait kebijakan yang diambil untuk masa mendatang. Pada formulasi kebijakan ini diharapkan dapat mengenali kendala-kendala yang mungkin akan terjadi dalam pencapaian tujuan. 3. Adopsi Kebijakan Rekomendasi sangat membantu proses adopsi kebijakan. Rekomendasi dapat memberikan informasi mengenai manfaat atau biaya yang akan terjadi dimasa mendatang dengan diberlakukannya suatu alternatif kebijakan. Didalam adopsi kebijakan ini rekomendasi penting, karena dengan rekomendasi tersebut dapat menentukan pertanggungjawaban administratif bagi implementasi kebijakan. 4. Implementasi Kebijakan Pada implementasi kebijakan proses pemantauan merupakan hal yang penting. Karena berdasarkan pemantauan yang dilakukan kita dapat menemukan akibat-akibat yang tidak diharapkan dari diterapkannya suatu kebijakan. Tidak hanya sekedar akibat saja, tetapi dapat diketahui juga mengenai hambatan dan rintangan dari implementasi kebijakan yang telah ditetapkan. 5. Evaluasi Kebijakan Pada proses evaluasi dapat menghasilkan sebuah kesimpulan mengenai seberapa jauh masalah telah terselesaikan dan juga bisa terdapat kritik dan saran mengenai kebijakan yang telah ditetapkan sehingga dapat dijadikan dasar perubahan dalam menyesuaikan dan merumuskan kembali suatu masalah.
6 Formulasi Kebijakan Formulasi kebijakan merupakan tahap yang dilakukan setelah pemerintah mengidentifikasi masalah dan melakukan penyusunan agenda pembuatan kebijakan. Formulasi kebijakan melibatkan instansi terkait yang melakukan kegiatan di bidang-bidang yang memiliki pengaruh/hubungan erat dengan bidang kebijakan tersebut. Instansi terkait ini meliputi organisasi pemerintah, organisasi non-pemerintah dan bahkan masyarakat. Dalam formulasi kebijakan terdapat 2 kegiatan, yaitu: 1. Menentukan tindakan yang akan dilakukan dan 2. Merancang ketentuan administrasi/legislasi (Anderson, 2006, hal. 109). Pada tahap penentuan tindakan yang akan dilakukan, terdapat suatu pandangan atau wacana mengenai bagaimana, apa saja dan pada kondisi apa suatu permasalahan dapat dipecahkan. Apabila pertanyaan-pertanyaan ini dapat dijawab maka tahap perumusan kebijakan dilanjutkan ke tahap kedua. Pada tahap perumusan kebijakan, pemerintah mewacanakan usulan-usulan melalui pihak terkait seperti lembaga perencana kebijakan, kelompok kepentingan, pihak legislatif, pihak eksekutif dan pihak yudikatif. Sistem Pemungutan Pajak Sistem pemungutan pajak merupakan metode atau cara bagaimana mengelola utang pajak dari Wajib Pajak hingga dapat dihimpun dalam kas negara. Di Indonesia terdapat tiga jenis sistem perpajakan yang berlaku, yaitu Self Assessment System, Official Assessment System dan Withholding Tax System. a. Official Assessment System Official Assessment System atau sistem pemungutan pajak dimana aparatur perpajakan menentukan jumlah pajak yang terutang sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia (Siti Resmi; 2007). Pada sistem ini peran aparatur perpajakan memiliki peran yang sangat penting, yakni aparatur perpajakan memiliki kewajiban untuk menghitung dan memungut pajak terutang milik wajib pajak. Keberhasilan dari pemungutan pajak dengan menggunakan sistem ini adalah tergantung kepada aparatur perpajakan. b. Self Assessment System Sistem ini memberikan wewenang kepada Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, dimulai dari menghitung hingga menentukan besar pajak terutang. Pada sistem ini, peran aktif masyarakat merupakan kunci utama dari keberhasilan pemungutan Pajak Penghasilan. Pada sistem ini, Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk : 1. Menghitung sendiri pajak terutang 2. Memperhitungkan sendiri pajak terutang
7 3. Membayar sendiri jumlah pajak terutang 4. Melaporkan sendiri jumlah pajak terutang 5. Mempertanggung jawabkan pajak terutang Berdasarkan hal tersebut Wajib Pajak merupakan kunci dari keberhasilannya sistem pemungutan ini. c. Withholding Tax System Sistem perpajakan ketiga adalah sistem perpajakan yang memberikan kepercayaan kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut pajak terutang wajib pajak. Penunjukkan pihak ketiga diatur didalam Undang-Undang dan peraturan terkait yang berlaku. Keberhasilan dari sistem pemungutan ini lebih condong kepada pihak ketiga. Withholding Tax System dalam pelunasan Pajak Penghasilan Menurut Rosdiana dan Tarigan (2005, hal.109) Withholding Tax System merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak terutang, pihak ketiga yang telah ditunjuk oleh menteri keuangan sebagai pemungut atau pemotong pajak berkewajiban untuk menyetorkan dan melaporkan pajak terutang tersebut kepada negara. Dalam sistem ini fiskus dan Wajib Pajak tidak berperan aktif. Menurut Gunadi (2002, hal. 48), pemungutan dan/atau pemotongan pajak atau yang lebih dikenal sebagai WithholdingTax System merupakan cara pemerintah untuk mengumpulkan Pajak Penghasilan yang paling efektif, karena pada sistem ini memiliki dua perlakuan. Pertama, Pajak Penghasilan dipotong oleh penyedia (pembayar) penghasilan dan yang kedua adalah Pajak Penghasilan menambahkan pembayaran (memungut) yang keduanya kemudian disetorkan ke kas negara oleh pihak yang telah ditunjuk sebagai pemotong/pemungut pajak. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Moleong (2006, hal. 6) menyatakan bahwa penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Jenis Penelitian Jenis penelitian dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dimensi waktu dan teknik pengumpulan data. Berdasarkan tujuannya penelitian ini bersifat penelitian deskriptif. Dimana pengertian penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan
8 terhadap obyek yang diteliti. Berdasarkan manfaatnya penelitian ini termasuk kedalam penelitian murni karena penelitian ini dilakukan dalam kerangka akademis dan lebih ditujuk bagi pemenuhan kebutuhan peneliti. Berdasarkan dimensi waktunya penelitian ini tergolong penelitian cross sectional. Artinya, penelitian cross sectional dilakukan hanya dalam satu waktu saja, walaupun proses pengumpulan data melalui wawancara dan mencari informasi terkait dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu bulan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2013 hingga Juni Dan cara pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan cara melakukan studi kepustakaan dan studi lapangan melalui wawancara mendalam dengan para informan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kebijakan Penetapan Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 Sejak ditunjuknya industri farmasi sebagai pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 maka dengan kata lain industri farmasi diberikan tanggung jawab yang lebih oleh pemerintah dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. Kini, industri farmasi diwajibkan untuk memungut Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan obatnya kepada distributor obat di dalam negeri. Hal ini tertuang didalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.011. Pada peraturan yang baru tersebut terdapat beberapa poin yang ditambahkan maupun diubah. Berikut penulis sandingkan perubahan dari kebijakan sehubungan dengan penetapan pemungut pajak, yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan. Semakin pesatnya pembangunan dalam suatu negara merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerimaan pajak merupakan suatu sumber pembiayaan negara. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri adalah untuk menggali,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka pemerintah perlu
Lebih terperinciANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171
ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 Suryanto Kanadi (Suryanto_Kanadi@yahoo.com) Lili Syafitri (Lili.Syafitri@rocketmail.com) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Sumber penerimaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagian besar berasal dari pajak. Pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan pembangunan dan pengeluaran Negara. sistem perpajakan dari Official Assessment System menjadi Self
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang penting untuk melaksanakan dan meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat (Rahmawaty Naki,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah satu ciri dari negara yang sedang berkembang adalah adanya pengeluaran dari kas negara yang besar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pembangunan di segala bidang merupakan tanggung jawab pemerintah dan rakyat Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ketiga, sehingga dalam praktek berbangsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penghasilan adalah salah satu objek pajak. Pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tabel Penerimaan Dalam Negeri Tahun (dalam miliar rupiah)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang telah diketahui bahwa negara dalam hal menyelenggarakan pemerintahan termasuk membiayai pembangunan membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai Negara berkembang, Indonesia senantiasa berusaha untuk meningkatkan pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan dari sektor pajak merupakan penerimaan terbesar negara. Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 sebagai perubahan keempat atas Undang- Undang Nomor 6 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dan potensial untuk sumber penerimaan pajak. Oleh sebab itu penerimaan dari
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Sektor perpajakan merupakan salah satu atau sebagian besar sumber penerimaan negara yang utama bagi Indonesia, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat (Rahmawaty Naki : 2013). Pembiayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber pendapatan pemerintah adalah penerimaan dari sektor pajak. Pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasal 1 Undang-undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa, pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di negara Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di negara Indonesia dan dengan beragamnya cara pandang penduduk Indonesia, maka diperlukan suatu peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam segi ekonomi, pajak merupakan perpindahan sumber daya dari sektor privat ke sektor publik. Bagi sektor publik, pajak akan digunakan untuk membiayai pengeluaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya menggantungkan dana dari luar negeri saja, melainkan harus menggali sendiri terutama dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan tanpa mendapat jasa timbal secara langsung dan digunakan untuk membayar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga berperan penting bagi negara (Gwartney dan Lawson, 2006). Peran penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak berpengaruh kuat terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang sehingga berperan penting bagi negara (Gwartney dan Lawson, 2006). Peran penting tersebut adalah
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : pengenaan, pemotongan pajak penghasilan pasal 23
Judul : Analisis Pengenaan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 oleh Rumah Sakit X atas Jasa Pengolahan Limbah salah satu klien pada Kantor Konsultan Pajak I Wayan Sutha Naya, SH. Nama : Ni Made Rika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Dalam suatu pemerintahan di setiap Negara, tentu mempunyai tujuan yang sama salah satunya yaitu untuk mensejahterakan masyarakatnya. Demi mensejahterakan masyarakatnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat bertahan dari dampak krisis tersebut. Hal ini membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah kondisi krisis dunia, Indonesia merupakan salah satu negara yang dapat bertahan dari dampak krisis tersebut. Hal ini membuat tingkat perekonomian Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus dalam pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT. VB
EVALUASI PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT. VB Lovilia, Iswandi, S.E., Ak., M.M., BKP, CA, CFE ABSTRAK Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui apakah penerapan Pajak Penghasilan Badan Pasal 25/29 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia sangatlah penting untuk mensejahterakan masyarakat. Pembangunan tidak akan tercapai apabila tidak ada kerja sama antara pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat peringkat 4 dari seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain:
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pajak Secara umum pajak dapat diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh pemerintah. Beradasarkan peraturan perundang-undangan yang hasilnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Pemilihan Judul Salah satu tujuan pembangunan negara Indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata di seluruh wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak dianggap pilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan menurut arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan pembangunan nasional serta bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya di sektor ekonomi dan untuk tetap dapat bertahan dan memperbaiki kondisi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. selalu melakukan pembangunan guna kemajuan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang, oleh sebab itu selalu melakukan pembangunan guna kemajuan bangsa. Seiring dengan
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT. RAFINDO IRON STEEL
ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT. RAFINDO IRON STEEL Iman Akbar Arrifandi, Heri Sukendar W Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27,(021) 53696969,Arrifandi94@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembangunan adalah usaha yang dilakukan terus menerus untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, baik secara materiil maupun spiritual. Seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki kontribusi untuk menunjang pembangunan yang sedang dilaksanakan bangsa Indonesia. Ini ditunjukkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah pembiayaan yang akan dibutuhkan dalam proses pembangunan tersebut. Salah satu cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia mempunyai salah satu tujuan yaitu melaksanakan pembangunan nasional. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut yang harus diperhatikan
Lebih terperinciPerpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pajak Menurut UU No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pembangunan dan pengeluaran negara. Hal ini menjadikan pajak bagian penting dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang sebenarnya memiliki banyak potensi untuk menjadi negara yang lebih maju. Tetapi pada kenyataannya, Indonesia belum bisa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut pasal 1 angka 1 Undang-undang perpajakan No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang terbesar dan sangat penting bagi penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan nasional. Kewajiban perpajakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia diikuti pula perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia diikuti pula perkembangan kebijakan-kebijakan di bidang pajak. Oleh karena itu pajak merupakan fenomena yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang. Pembayar pajak tidak mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam alinea II Pembukaan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kontraprestasi yang diterima pembayar pajak bersifat tidak langsung, sebab pajak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan iuran kepada negara. Sebuah iuran yang wajar, mengingat negara dan mereka yang membayar iuran sesungguhnya saling membutuhkan. Kontraprestasi yang diterima
Lebih terperinciABSTRAK. Kata-Kata kunci: Pajak Penghasilan Pasal 21
ABSTRAK Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak. Perubahan terhadap peraturan terbaru mengenai Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Peraturan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Pajak adalah iuran rakyat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang penting. Pajak yang diterima akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu negara, wilayah atau daerah dinilai maju dan berkembang dapat dilihat dari pembangunannya. Maka dari itu pemerintah Indonesia harus berusaha mencapai target
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang orang pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan sosial ekonomi sebagai hasil dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan sosial ekonomi sebagai hasil dari pembangunan nasional serta reformasi di berbagai bidang menempatkan sektor pajak sebagai sektor yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan alat yang digunakan pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fungsi pajak ialah fungsi Budgetair yang artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa. Pendapatan dari penerimaan pajak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan aspek yang penting dalam proses pembangunan suatu bangsa khususnya di Indonesia, karena pembangunan bertujuan untuk mewujudkan serta meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara yang sangat penting artinya bagi pertumbuhan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak dilihat dari sudut pandang pemerintah merupakan salah satu sumber penerimaan untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing ahli pada saat merumuskan. Definisi pajak menurut para ahli sebagai berikut:
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Dasar Perpajakan 2.1.1 Pengertian Pajak Banyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu merumuskan
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI
ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI Metta Vanna Citra ( Metta_honeey@yahoo.co.id ) Kardinal ( Kardinal@stie_mdp.ac.id ) Jurusan Akuntansi STIE MDP
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor. Pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan dan pembaharuan di segala bidang untuk mendorong
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut memberikan berbagai definisi tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan efektif, serta berkesinambungan. Kebijakan fiskal yang tertuang dalam APBN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi tahun 2017 yang masih dihadapkan oleh potensi risiko global, pemerintah meresponnya melalui penetapan kebijakan fiskal yang kredibel, efisien dan efektif,
Lebih terperinciANALISIS PEMOTONGAN PPH PASAL 4 AYAT 2 TERHADAP LELANG PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG MANADO
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 383-390 ANALISIS PEMOTONGAN PPH PASAL 4 AYAT 2 TERHADAP LELANG PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG MANADO Angreani A. Djohar 1, Herman Karamoy
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan berupaya untuk menciptakan negara Indonesia yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintahan berupaya untuk menciptakan negara Indonesia yang lebih baik dan maju, untuk itu pemerintah melakukan beberapa perubahan dan pembangunan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang cukup besar, maka pemerintah berusaha untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak ini. Sehingga target dari tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri. non migas serta pajak. Namun pemerintah lebih mengoptimalkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki berbagai macam potensi untuk menjadi negara yang lebih maju, seperti potensi lokasi, sumber daya alam, dan sumber daya budayanya. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pemerintahan suatu negara, terutama di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan pemerintahan suatu negara, terutama di Indonesia memerlukan dana yang jumlahnya setiap tahun semakin meningkat. Perkembangan perekonomian global,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup rakyat, dan untuk memajukan bangsa. Pengeluaran-pengeluaran negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu negara dibutuhkan adanya sumber dana untuk membiayai pengeluaran negara dalam rangka pembangunan, memperbaiki kesejahteraan hidup rakyat, dan untuk
Lebih terperinciANALISIS PROSES PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 (Studi Kasus: PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II. Cabang Tanjung Priok)
ANALISIS PROSES PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 (Studi Kasus: PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Tanjung Priok) RIZKI WULANDARI Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah Indonesia yang dapat mendukung kegiatan pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sumber penerimaan dalam negeri terdiri dari penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak. Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar bagi pemerintah Indonesia yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang ada di Indonesia dapat dilihat dari adanya peningkatan pembangunan yang direncanakan sesuai
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. PNBP. Pemeriksaan. Wajib Bayar. Pedoman.
No.517, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. PNBP. Pemeriksaan. Wajib Bayar. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 231/PMK.02/2009 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMERIKSAAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Kesadaran..., Dhio, Fakultas Ekonomi 2015
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia, sehingga tidak mengherankan ketika pemerintah kemudian membuat aturan yang diharapkan mampu menambah penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penulisan. Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan dominan dalam pos penerimaan negara (Suryadi,2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dan potensial, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN WITHHOLDING TAX SYSTEM TERHADAP PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO
ANALISIS PENERAPAN WITHHOLDING TAX SYSTEM TERHADAP PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO ANALYSIS OF THE APPLICATION OF WITHHOLDING TAX SYSTEM TO INCOME TAX ARTICLE 23 ON
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan dalam perkembangan ekonomi, khususnya dalam pembangunan karena
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan bernegara dan dalam perkembangan ekonomi, khususnya dalam pembangunan karena pajak merupakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum. Agar tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan nasional dari negara Republik Indonesia dapat dilihat di dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum. Agar tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksa Indonesia untuk terus mencari cara guna menstabilkan kondisi yang ada.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia di bidang ekonomi sampai dengan saat ini masih dalam kondisi yang masih belum kondusif. Ketidakpastian dalam berbagai sektor dalam bidang ekonomi memaksa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada era globalisasi seperti sekarang, persaingan antar negara semakin ketat. Oleh karena itu, Negara Indonesia dengan gencar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor. Pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara keuangan. Sedangkan bagi Pemerintah, pajak merupakan pendapatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pajak merupakan salah satu aspek penting dalam perusahaan dan Pemerintah. Bagi perusahaan pajak merupakan cerminan kinerja perusahaan secara keuangan. Sedangkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.631, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PNBP. Pemeriksaan. Wajib. Bayar. Pedoman PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87/PMK.02/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciJurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang ABSTRAK
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PBB DESA SRIGONCO (Studi Pada Wajib Pajak di Desa Srigonco Kecamatan Bantur Kabupaten Malang) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Untuk. perkembangan penerimaan pendapatan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak diadakannya reformasi perpajakan tahun 1983, sebagaimana telah diubah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak diadakannya reformasi perpajakan tahun 1983, sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 dan undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagaimana kita ketahui, peranan pajak semakin besar dan penting dalam menyumbang penerimaan Negara dalam rangka kemandirian membiayai
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Income Tax Article 21. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT Article 21 Income Tax is a tax imposed on the income derived by a taxpayer. Recent regulatory changes regarding the article 21 Income Tax is Article 21 of Law No. 36 of 2008 became Minister of
Lebih terperincimembiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang
Keberhasilan pembangunan Indonesia sangat dipengaruhi oleh adanya pengadaan dana dalam jumlah uang yang cukup besar dan berkesinambungan untuk membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan dan tanggungjawab
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN, PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS PENGADAAN BARANG DI PPSDM MIGAS CEPU
ANALISIS PERHITUNGAN, PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS PENGADAAN BARANG DI PPSDM MIGAS CEPU TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menurun, sehingga pendapatan perkapita masyarakat juga semakin kecil. Hal
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai dampak terjadinya krisis ekonomi, dewasa ini perekonomian di Indonesia semakin menurun, sehingga pendapatan perkapita masyarakat juga semakin kecil.
Lebih terperinciPenerapan e-spt Pajak Pertambahan Nilai dalam Penyampaian Pelaporan Masa Pada PT. Dwi Urip
Penerapan e-spt Pajak Pertambahan Nilai dalam Penyampaian Pelaporan Masa Pada PT. Dwi Urip Juliana (achiitan@yahoo.co.id) Siti Khairani (siti.khairani@mdp.ac.id) Akuntansi (S1) STIE MDP Abstrak : Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara yang berdaulat. Dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat merupakan tanggung jawab Negara yang berdaulat. Dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara serta
Lebih terperinciTinjauan Atas Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT. Indonesia Power UBP Saguling
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Tinjauan Atas Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena pajak merupakan salah sumber utama penerimaan Negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran
Lebih terperinci