BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orangorang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (M. Ngalim Purwanti, 2001:10). Dari penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terstruktur yang dilakukan oleh setiap orang, yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak-anak atau oleh orang tua kepada anak-anak. Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik (siswa) agar dapat mengembangkan bakat, potensi, dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, maka dari itu dunia pendidikan pun didesain sedemikian rupa, guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik (siswa). Belajar merupakan proses hidup yang sadar atau harus dijalani semua manusia untuk mencapai berbagai kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pada era globalisasi sekarang ini, seorang pendidik dituntut agar dapat menerima serta menyeleksi segala informasi yang datang dari luar. Seni dan budaya yang datang dari luar sangat berpengaruh terhadap perkembangan seni dan budaya di Indonesia. Pengaruh ini dapat berupa pengaruh positif dan negatif, maka seorang pendidik dituntut agar dapat menyeleksi pengaruh mana saja yang dapat diterima, sehingga pengaruh

2 2 yang masuk pun tidak akan berdampak negatif dalam dunia pendidikan, melainkan sebaliknya dapat berpengaruh positif terhadap dunia pendidikan agar dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan memperkaya seni budaya di Indonesia. Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran, karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam proses pembelajaran seni tari guru tidak hanya menguji kemampuan psikomotorik saja, akan tetapi di dalamnya terdapat penanaman nilai, sikap, dan perilaku. Maka disini guru harus memiliki metode dan strategi khusus dalam proses pembelajaran, karena strategi yang dipilih nantinya akan berkaitan dengan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk terpenuhinya keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, sesuai dengan kebutuhan siswa. Ketepatan seorang guru dalam memilih model pembelajaran, merupakan hal yang penting untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Begitu pula pada proses pembelajaran seni tari, guru dituntut agar dapat memilih model pembelajaran apa yang tepat untuk meningkatkan minat dan kreatifitas siswa pada mata pelajaran seni tari. Aplikasi pembelajaran seni budaya di sekolah melalui beragam model pembelajaran yang ada di kelas maupun di luar kelas, dilakukan dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran yang sesuai dengan materi serta bahan ajar yang akan disampaikan oleh guru. Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal, seorang pendidik dituntut untuk memiliki inovasi-inovasi dalam proses kegiatan belajar mengajar, baik dalam teori maupun praktek dan pengaplikasian model-model pembelajaran harus relevan sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diberikan. Seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2005:174) :

3 3 Bahwa pengajar harus menggunakan model-model atau pendekatan mengajar yang dapat menjamin pembelajaran yang berhasil sesuai yang direncanakan. Metode mengajar dapat berfungsi optimal, jika diselaraskan dengan materi pelajaran, tujuan pengajaran, serta keterampilan menggunakannya. Dalam hal bagaimana mengajar, seluruh proses akulturasi menuntun guru pada praktik yang didominasi oleh pola hafalan. Pada dasarnya, siswa diberi tugas yang pada umumnya merupakan sesuatu yang harus dipelajari, dan ditanyakan apakah mereka sudah menguasai atau tidak. Melatih siswa untuk hanya sekedar menghafal dalam beberapa hal tertentu, seakan membentuk dan memberi kesan bahwa pendidikan adalah bidang yang sudah dewasa, sebuah bidang dengan praktik yang sudah memiliki dasar yang baik. Para guru disosialisasikan untuk menggunakan hafalan dan mengatakan bahwa metode hafalan sudah didasarkan pada pengalaman dan penelitian (Sirotnik, 1983). Hal ini tentu saja membuat kreatifitas guru dan siswa menjadi terhambat dan tidak dapat bereksplorasi, karena hanya bergantung pada metode hafalan saja. Sosialisasi terus menerus tentang hafalan saja tidaklah sehat, ketika ada kajian-kajian yang berusaha membandingkan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model yang beragam, dengan siswa yang diajarkan dengan metode hafalan saja, tentu metode hafalan hampir selalu kalah. Pendidikan guru tetap seharusnya berkaitan dengan masalah ini. Melihat dari fenomena yang terjadi, maka kini banyak model-model pembelajaran yang muncul dalam dunia pendidikan. Dimana modelmodel pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Pentingnya seorang guru untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar, dapat menguntungkan bagi guru dalam menyampaikan materinya, dan menguntungkan siswa dalam mencerna materi yang diberikan guru.

4 4 Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk mengaplikasikan salah satu model pembelajaran yang termasuk kedalam rumpun pemrosesan informasi, untuk digunakan dalam proses belajar mengajar didalam kelas. Model itu adalah model pembelajaran Advance Organizer, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna. Jika hal ini dikaitkan dengan mata pelajaran seni tari, kini kebanyakan guru-guru seni budaya kurang terampil dalam mengeksplor model-model pembelajaran yang sudah ada, sehingga siswa cenderung kurang bisa mencerna materi yang diberikan. Oleh karena itu peneliti ingin menggunakan model pembelajaran Advance Organizer sebagai salah satu strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi seni tari di sekolah, sehingga dapat meningkatkan struktur kognitif siswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam mencerna mengolah dan menyimpan berbagai informasi tentang materi pembelajaran seni tari, sehingga siswa dapat interaktif dalam proses kegiatan belajar mengajar dan materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan maksimal. Model pembelajaran Advance Organizer dikeluarkan oleh David Ausubel yang merupakan seorang teoritikus sekaligus psikolog. Perhatian utama Ausubel adalah membantu guru dalam mengelola dan mentransfer beragam informasi sebermanfaat dan seefisien mungkin. Advance Organizer menyediakan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pada siswa secara langsung. Dalam istilah Indonesia, Advance Oranizer dimaknai bermacam-macam: pengaturan awal, dan pembangkit motivasi. Model Advance Organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa. Pengetahuan siswa tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik (Ausubel, 1963), sehingga struktur kognitif sesuai dengan jenis

5 5 pengetahuan dalam bidang apa yang ada dalam pikiran kita, seberapa banyak pengetahuan tersebut, dan bagaimana pengetahuan ini dikelola. Ausubel menyatakan bahwa faktor tunggal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa berupa materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Materi pembelajaran yang telah dipelajari siswa dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik tolak dalam mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang telah dipelajari dengan informasi atau ide baru. Namun sering terjadi siswa tidak mampu melakukannya. Dalam kegiatan seperti inilah sangat diperlukan adanya alat penghubung yang dapat menjembatani informasi atau ide baru dengan materi pelajaran yang telah diterima oleh siswa, alat penghubung yang dimaksud adalah Advance Organizer. Model pembelajaran Advance Organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada dalam pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem pemrosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) tersebut. Model Pembelajaran Advance Organizer memiliki tujuan untuk memperkuat struktur kognitif siswa. Dalam penyampaian materi pelajaran seni tari dengan model pembelajaran Advance Organizer, peneliti menggunakan media pembelajaran sebagai alat untuk membantu dalam menyampaikan materi di dalam kelas. Media pembelajaran yang digunakan adalah Media Audiovisual, karena media audiovisual ini merupakan jenis media yang mengandung unsur suara serta mengandung unsur gambar yang dapat dilihat dan didengar. Kemampuan media audiovisual ini dianggap lebih baik dan lebih menarik dari media pembelajaran yang lainnya, sebab mengandung unsur suara dan unsur gambar di dalamnya. Selain itu,

6 6 penggunaan media audivisual dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dapat membantu peserta didik untuk merangsang kemampuan kognitifnya, sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan interkatif lagi. Dalam mengartikan penyampaian informasi mengenai pembelajaran seni tari dengan multimedia perlu dibedakan apa yang disebut dengan media pengantar pembelajaran, desain pesan / informasi tentang materi seni tari, serta kemampuan sensorik yang dimiliki oleh peserta didik. Media pengantar pembelajaran ini mengacu pada sistem yang dipakai untuk menyajikan informasi tentang pembelajaran seni tari. Desain pesan mengacu pada bentuk yang digunakan untuk menyajikan informasi tentang seni tari. Kemampuan sensorik mengacu pada jalur pemrosesan informasi yang dipakai untuk memproses informasi yang diperoleh oleh peserta didik. Oleh karena itu, media audiovisual ini dapat membantu dalam menyampaikan materi pelajaran seni tari melalui model pembelajaran Advance Organizer. Dari penjelasan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif. B. Rumusan Masalah Suatu permasalahan dapat timbul karena adanya berbagai hal, misalnya karena ada tantangan, keragu-raguan, ketidak pastian, serta kebingungan akan suatu hal atau suatu keadaan. Oleh karena itu diharapkan penelitian ini dapat memecahkan masalah yang terjadi di

7 7 sekolah. Untuk membatasi meluasnya masalah, maka peneliti akan merumuskan masalah-masalah yang ada menjadi seperti berikut ini: 1. Bagaimana proses Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung? 2. Bagaimana hasil Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Terhadap Peningkatan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung? C. Tujuan Penelitian Suatu kegiatan penelitian akan lebih terarah, apabila penelitian tersebut memiliki tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. a. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah peneliti akan mengimplementasikan salah satu model pembelajaran yang terdapat dalam rumpun pemrosesan informasi, yaitu model pembelajaran Advance Organizer, untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran seni tari di Sekolah Menengah Pertama Negeri. b. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini, yaitu : 1. Memperoleh data proses Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Terhadap Kemampuan Kognitif.

8 8 2. Memperoleh data hasil Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Terhadap Peningkatan Kemampuan Kognitif. D. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah: metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari suatu kondisi yang sengaja diadakan di lingkungan sosial tertentu, berupa kegiatan dan pola tingkah laku seorang individu atau kelompok yang dikontrol secara ketat dan secermat mungkin sehingga dapat diketahui adakah pengaruh dari gejala tersebut, yang hasilnya diperoleh dari hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel lain yang relevan. Maka dari itu, peneliti memilih metode penelitian eksperimen ini karena metode ini dianggap cocok dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti ingin mengetahui apakah model pembelajaran Advance Organizer ini berpengaruh atau tidak bagi peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan didalam kelas. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode ekperimen yang dimaksud untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran seni tari melalui aplikasi model pembelajaran yang digunakan. Sedangkan Quasi Experimen yaitu pengamatan yang dilakukan hanya pada satu kelompok atau hanya pada 1 kelas, tanpa ada kelompok pembanding (kelompok kontrol). E. Manfaat Penelitian

9 9 1. Peneliti Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, karena peneliti dapat mengetahui secara mendalam tentang model pembelajaran Advance Organizer, sehingga penelitian ini bermanfaat bagi para pendidik khususnya di bidang mata pelajaran Seni Budaya, selain itu dapat menambah wawasan, pengalaman, serta pengetahuan peneliti. 2. Siswa Sebagai alat ukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dapat berkreatifitas dan tidak akan mengalami kejenuhan di dalam kelas, sehingga apresiasinya terhadap seni tari dapat tumbuh dan berkembang. 3. Guru Seni Budaya Pendidik dapat mengukur sejauh mana model pembelajaran Advance Organizer yang dipakai dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat diterima oleh siswa dan dapat tersampaikan secara maksimal atau tidak materinya. Serta dapat menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan guru dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Bandung Agar pihak sekolah dapat mengetahui bagaimana seorang pendidik dalam menjalankan profesinya sebagai guru seni budaya disekolah, apakah dengan model pembelajaran Advance Organizer berbasis media yang digunakan tersebut, materinya dapat tersampaikan secara baik dan menyeluruh kepada siswa atau tidak. 5. Jurusan Pendidikan Seni Tari Untuk menambah referensi tentang bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah melalui model-model pembelajaran tertentu, serta dapat memberikan kontribusi dalam menambah sumber

10 10 pustaka yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi para mahasiswa yang masih menimba ilmu di UPI. F. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi yang akan peneliti terapkan dalam penulisan skripsi, yaitu : 1. Judul 2. Halaman Pengesahan 3. Pernyataan tentang Keaslian Skripsi 4. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih 5. Abstrak 6. Daftar Isi 7. Daftar Tabel 8. Daftar Gambar 9. Daftar Lampiran 10. BAB I : Pendahuluan a. Latar belakang masalah b. Identifikasi dan rumusan masalah c. Tujuan penelitian d. Metode penelitian e. Manfaat penelitian f. Struktur organisasi skripsi 11. BAB II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis a. Makna dan pola-pola pembelajaran b. Model pembelajaran Advance Organizer c. Aplikasi model Advance Organizer pada proses pengajaran d. Model pembelajaran Advance Organizer dengan materi seni tari berpasangan/kelompok Nusantara e. Aplikasi fase-fase model pembelajaran Advance Organizer dalam materi pembelajaran seni tari f. Komponen-komponen pembelajaran seni tari

11 11 g. Karakteristik siswa sekolah menengah pertama dan implikasinya dalam pembelajaran seni tari h. Definisi, posisi, dan fungsi media pembelajaran i. Hipotesis penelitian 12. BAB III : Metode Penelitian a. Lokasi, populasi, dan sampel penelitian b. Desain penelitian c. Metode penelitian d. Definisi operasional e. Instrumen penelitian f. Teknik pengumpulan data g. Variabel penelitian h. Pengolahan data i. Analisis data 13. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Pengolahan atau analisis data b. Pembahasan atau analisis temuan 14. BAB V : Kesimpulan dan Saran 15. Daftar Pustaka 16. Lampiran-Lampiran 17. Riwayat Hidup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 30 Bandung. Pengambilan lokasi ini diambil dengan pertimbangan di sekolah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan

I. PENDAHULUAN. tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses

Lebih terperinci

APLIKASI MODELADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMP NEGERI 30 BANDUNG

APLIKASI MODELADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMP NEGERI 30 BANDUNG APLIKASI MODELADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMP NEGERI 30 BANDUNG Fanni Hanifah fannihanifah@rocketmail.com Dewi Karyati dekar@upi.edu Heni Komalasari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan manusia. Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilaksanakan guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilaksanakan guna 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilaksanakan guna mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan, interaksi individu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara yang ditempuh untuk memberikan pengetahuan kepada anak didik melalui pembelajaran, seperti definisi pendidikan menurut Kamus Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah laku bahkan pola pikir seseorang untuk lebih maju dari sebelum mendapatkan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SUMIARTI, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SUMIARTI, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan terdiri dari input proses output. Maksudnya yaitu pendidikan terdiri input yaitu siswa dengan berbagai latar belakangnya, proses yaitu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus dapat memberi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni budaya dan keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, kemanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat, karena dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kecakapan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari di sekolah, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) cara belajar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penentuan model pembelajaran yang tepat oleh guru sangat diperlukan agar. yang langsung maupun sumber belajar tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Penentuan model pembelajaran yang tepat oleh guru sangat diperlukan agar. yang langsung maupun sumber belajar tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi pelaksanaan secara operasional adalah terwujud dalam kegiatan belajar mengajar. Munafiah (2009)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

GITA MARDIAN KUSNANDANG

GITA MARDIAN KUSNANDANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan teknologi kini perlu ditanggapi, diantisipasi, dan diikuti serta dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Peran utama dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun pembelajaran kreatif dalam sebuah proses pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam atau sains adalah pengetahuan yang bersifat rasional dan objektif tentang alam semesta beserta isinya. Pelajaran sains merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu dasar yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Sering

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu dasar yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di jenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai SMA. Matematika juga merupakan ilmu dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang di ikuti melalui syarat-syarat yang jelas dan ketat ( Hasbullah,2003

BAB I PENDAHULUAN. yang di ikuti melalui syarat-syarat yang jelas dan ketat ( Hasbullah,2003 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan suatu tempat berkumpul sejumlah siswa, dimana sekolah digunakan sebagai tempat menimba ilmu dan memperoleh segala wawasan ilmu pengetahuan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan metode dan pendekatan yang tepat untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya terutama fisiologi hewan (Mulyani, 2009). Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya terutama fisiologi hewan (Mulyani, 2009). Berdasarkan hasil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep sistem saraf dalam mata pelajaran Biologi SMA merupakan materi yang kompleks dan memiliki banyak keterkaitan dalam informasi didalamnya. Materi sistem saraf

Lebih terperinci

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES PENERAPAN FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan simpulan hasil penelitian, implikasi dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjut maupun upaya memanfaatkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia abad ke-21 mempunyai karakteristik sebagai berikut,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia abad ke-21 mempunyai karakteristik sebagai berikut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21 merupakan abad pengetahuan karena pengetahuan menjadi landasan utama disegala aspek kehidupan. Pengetahuan diperoleh melalui proses pendidikan

Lebih terperinci

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI FISIKA TOPIK TEKANAN DI KELAS VIII SMP CERDAS MURNI TEMBUNG KABUPATEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks. Sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil proses interaksi individu dengan individu lain maupun individu dengan lingkungan, perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan salah satu produksi dari hasil cipta manusia, yang pada gilirannya manusia-manusia itu perlu lebih mendalami dan mampu mengambil

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh Nurma Permata Sari K

Skripsi. Oleh Nurma Permata Sari K PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PERPADUAN PEMBELAJARAN LABORATORIUM DAN LINGKUNGAN ALAM DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 GONDANGREJO Skripsi Oleh Nurma Permata Sari K 4305017

Lebih terperinci

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya kualitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 111 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan simpulan hasil penelitian, implikasi dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjut maupun upaya memanfaatkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATARBELAKANG MASALAH Tujuan pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah secara umum adalah mentransfer ilmu dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik melalui

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu cita-cita besar dari kebijakan sistem pendidikan nasional saat ini adalah dapat terjadinya revolusi mental terhadap bangsa ini. Mengingat kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Doli Nirwansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Doli Nirwansyah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan jurnalistik sebenarnya sudah lama dikenal manusia di dunia ini, karena selalu hadir di tengah-tengah kita. Seiring dengan kegiatan kegiatan hidup manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam lingkup kebahasaan, pada dasarnya siswa harus menguasai empat aspek keterampilan berbahasa. Empat aspek keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar manusia menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah  Siska Novalian Kelana, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu komponen dalam sistem masyarakat yang memiliki peran serta kontribusi cukup besar untuk mempersiapkan sumber daya manusia handal dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan siswa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan siswa, juga antara siswa dengan siswa. Dalam hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya membangun. Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah sektor pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Aktivitas belajar merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang menekankan aktivitas belajar akan menjadi lebih

Lebih terperinci

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) kesenian diubah menjadi seni budaya, sesuai kurikulum itu pula mata pelajaran seni budaya mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Silma Ratna Kemala, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Silma Ratna Kemala, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran sebaiknya dilakukan secara terarah dan secara fakta dalam kegiatan pembelajaran pasti terdapat subjek dan objek yang akan menjadi target pencapaian suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan dan tidak terlepas dari peran guru

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilakukan suatu upaya perbaikan sistem pembelajaran inovatif yang dapat

I. PENDAHULUAN. dilakukan suatu upaya perbaikan sistem pembelajaran inovatif yang dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tercapainya pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari peran guru, siswa masyarakat maupun lembaga terkait lainnya. Sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, mengingat kemampuan memahami dari peserta didik di Indonesia hanya berada ditingkat kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baaik individu maupun kelompok untuk meendewasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, karena melalui pendidikan, manusia dapat berbudaya dan bertanggung jawab serta berkualitas.

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berhasilnya suatu proses kegiatan belajar mengajar itu dapat tercermin salah satunya dari minat belajar siswa mengikuti proses kegiatan tersebut. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun manusia yang memiliki kepribadian. Hal ini juga diwujudkan oleh pemerintah, dengan membangun

Lebih terperinci

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan berlangsung sepanjang hayat, yang dimulai sejak lahir. Dalam proses perkembangannya, manusia memerlukan pendidikan, melalui proses ini manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa

BAB I PENDAHULUAN. tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran Fisika idealnya menarik bagi siswa karena menjelaskan tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa fakta, konsep, prinsip, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatkan kualitas pendidikan harus selalu diusahakan dari waktu ke waktu baik dari segi sarana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh pembelajaran dengan advance organizer terhadap

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh pembelajaran dengan advance organizer terhadap 88 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan yaitu: 1. Terdapat pengaruh pembelajaran dengan advance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Kualitas proses belajar berimplikasi tidak langsung pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Kualitas proses belajar berimplikasi tidak langsung pada tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kehidupan yang sangat penting. Hal ini sangat mendasar mengingat pendidikan sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan manusia. Berkualitas

Lebih terperinci

Oleh : SUBIARTI A

Oleh : SUBIARTI A KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DIBANDING SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN KELAS VII SEMESTER GANJIL DI SMP NEGERI 2 KARTASURA SKRIPSI

Lebih terperinci

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan globalisasi, kreativitas bangsa sangat berpengaruh didalam perkembangan bangsa terutama bangsa Indonesia yang dapat mempercepat laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pembelajaran adalah sebuah proses dimana manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pembelajaran adalah sebuah proses dimana manusia dapat BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran adalah sebuah proses dimana manusia dapat memperoleh pengetahuan baru, keterampilan baru serta kemampuan memaknai satu nilai baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya. Keberhasilan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan imajinasi berpikir siswa dalam berkarya. Pelajaran menggambar

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan imajinasi berpikir siswa dalam berkarya. Pelajaran menggambar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni Budaya adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mata pelajaran Seni Budaya tersebut mencakup seni

Lebih terperinci

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO Deni Eko Setiawan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Email: Denny_r.madrid@yahoo.com Kian Amboro Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini pendidikan sangat dibutuhkan, mengingat persaingan yang semakin ketat dan hanya negara yang memiliki sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembentukan karakter bangsa perlu dilakukan penataan terhadap sistem

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembentukan karakter bangsa perlu dilakukan penataan terhadap sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang berpendidikan. Pendidikan adalah langkah sadar untuk mencerdaskan kehidupan serta membetuk nilai karakter bangsa. Pembentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal wajib bagi manusia, karena tanpa pendidikan manusia tidak akan dapat berkembang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan dunia pendidikan di negara maju maupun negara berkembang saat ini, minat siswa dalam belajar memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia tersebut bergantung pada kualitas pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akibat dari pesatnya arus industri dan urbanisasi yang menuju pada modernitas, kebudayaan telah mengalami perubahan perkembangan, serta pergeseran dalam wujud,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K SKRIPSI PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X DI SURAKARTA Oleh: ARI SUSANTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Dengan perkembangan teknologi ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Dengan perkembangan teknologi ini mengakibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi yang sangat pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iriani Mustika Furi,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iriani Mustika Furi,2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pendidikan ikatan antara tanggung jawab dan proses pembelajaran serta hasil pembelajaran menjadi kesatuan utuh yang saling melengkapi. Bila ditelusuri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah potensi kreatif. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah potensi kreatif. Setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah potensi kreatif. Setiap manusia memiliki potensi kreatif yang berbeda-beda. Potensi kreatif merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi: 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar memiliki peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pada jenjang pendidikan selanjutnya demi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud untuk membenahi dan meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan potensi dan ketrampilan. Di antaranya meliputi, pengajaran keahlian khusus, pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sering dianggap sebagai mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Banyak sekali siswa yang tidak suka dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa dan negara. Dengan adanya pendidikan maka akan tercipta suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berbudi luhur, cerdas, kreatif dan bertanggung jawab merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Tidak seorang manusiapun yang dapat hidup sempurna tanpa melalui pendidikan. Pendidikan yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sektor kehidupan serta gaya hidup manusia di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sektor kehidupan serta gaya hidup manusia di seluruh dunia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era digital yang sedang berlangsung saat ini telah merubah hampir seluruh sektor kehidupan serta gaya hidup manusia di seluruh dunia. Perkembangan era digital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan manusia untuk menjadikan manusia yang berkualitas. Salah satu upaya pembangunan pendidikan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks. Kondisi tersebut akan membawa dampak luas dan bervariasinya

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks. Kondisi tersebut akan membawa dampak luas dan bervariasinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, seni, dan budaya mendorong perubahan kebutuhan dan kondisi serta menimbulkan berbagai macam tantangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam perkembangannya, ternyata banyak konsep matematika diperlukan

Lebih terperinci