BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mendorong pelaku usaha untuk melakukan pengembangan dalam
|
|
- Budi Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia usaha, para pelaku usaha sering melakukan upaya-upaya yang disebut dengan restrukturisasi perusahaan atau pengembangan usaha. Adanya keterbatasan sumber dana yang dimiliki dan sistem manajemen pada perusahaan mendorong pelaku usaha untuk melakukan pengembangan dalam kegiatan usahanya. Hal ini terlihat dari minimnya pelaporan kinerja keuangan dan kewajiban-kewajiban perusahaan, serta kurangnya pengawasan dari pihak pengurus perusahaan, dengan kondisi tersebut membutuhkan suatu strategi perusahaan agar dapat bertahan atau lebih berkembang dengan cara perbaikan kinerja. Perbaikan perusahaan dapat dilakukan dengan ekspansi baik secara internal maupun eksternal. Secara internal dapat dilakukan dengan menambah kapasitas produksi atau perbaikan kinerja perusahaan yang lain. Sedangkan ekspansi secara eksternal dapat dilakukan dengan melakukan penggabungan usaha. Menurut Warren J. Keegen, bahwa pengembangan usaha secara internasional dapat dilakukan dengan sekurang-kurangnya 5 (lima) cara, yaitu: 1 1. dengan cara ekspor; 2. melalui pemberian lisensi; 3. dalam bentuk franchising (waralaba); 4. pembentukan perusahaan patungan (joint venture) 1 Gunawan Widjaja, 2002, Seri Hukum Bisnis: Merger dalam Perspektif Monopoli, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 41, sebagaimana mengutip dari Warren J. Keegen dalam bukunya Global Marketing Management.
2 2 5. total ownership atau pemilikan menyeluruh, yang dapat dilakukan melalui direct ownership (kepemilikan langsung) ataupun melalui merger dan akuisisi. Salah satu cara yang sering digunakan dalam melakukan restrukturisasi atau pengembangan usaha adalah dengan cara akuisisi atau pengambilalihan. Istilah akuisisi berasal dari bahasa Inggris acquisition yang sering juga disebut dengan istilah take over. 2 Akuisisi dalam dunia hukum dan bisnis diartikan sebagai perbuatan hukum untuk mengambil alih seluruh atau sebagian besar saham dan/atau asset dari perusahaan lain. Dalam hal ini perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. Namun dalam prakteknya biasanya pihak pengakuisisi memiliki ukuran atau porsi yang lebih besar dibandingkan dengan pihak yang diakuisisi. Restrukturisasi perusahaan dengan cara akuisisi dianggap lebih baik jika dibandingkan dengan cara lain, karena dengan melakukan akuisisi perusahaan tidak perlu memulai lagi bisnis yang baru karena perusahaan sebelumnya sudah terbentuk. Selain itu, dari segi waktu akuisisi lebih cepat dibandingkan dengan membentuk perusahaan baru yang perlu melewati tahap perizinan dan lainnya. Namun, bagi pelaku usaha hal tersebut harus dilakukan dengan hati-hati. Jika salah dalam melakukan akuisisi, pelaku usaha dapat dituduhan melakukan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Dalam aktivitas bisnis dapat dipastikan terjadi persaingan (competition) di antara para pelaku usaha. Pelaku usaha akan menciptakan, mengemas, serta memasarkan produk yang dimiliki baik barang/jasa sebaik mungkin agar diminati 2 Munir Fuady, 2001, Hukum Tentang Akuisisi, Take Over dan LBO, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 3.
3 3 dan dibeli oleh konsumen. Persaingan dalam usaha dapat berimplikasi positif, sebaliknya, dapat menjadi negatif jika dijalankan dengan perilaku negatif dan sistem ekonomi yang menyebabkan tidak kompetitif. 3 Semakin kuatnya era globalisasi membuat para pelaku usaha semakin terpacu untuk melakukan pengembangan usaha sehingga akan semakin mendorong ketatnya persaingan usaha. Pembangunan nasional di Indonesia yang diarahkan oleh Pemerintah bertujuan untuk tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Oleh karena itu, Pemerintah mendukung, mendorong dan mengembangkan kegiatan ekonomi baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun pihak swasta. Dalam kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh masyarakat, Pemerintah juga terus mendorong dan memfasilitasi berupa penyediaan sarana dan prasarana. Salah satu kebijakan Pemerintah dalam bentuk penyediaan modal bagi kegiatan ekonomi merupakan salah satu upaya nyata dalam meningkatkan dan melibatkan masyarakat dalam pembangunan ekonomi. 4 Seiring dengan kebijaksanaan pemerintah dalam memandu laju perekonomian melalui mekanisme pasar, kegiatan usaha pada setiap lapisan masyarakat serta menyangkut semua kegiatan usaha yang dilakukan oleh para pelaksana kegiatan ekonomi, perlu dilandasi oleh ketentuan hukum yang mendorong bekerjanya mekanisme ekonomi pasar yang baik dan wajar. Untuk itu ketentuan hukum yang memberikan landasan bagi terselenggaranya persaingan yang sehat dan wajar dalam dunia usaha perlu ditegakkan. Ketentuan hukum 3 Mustafa Kamal Rokan, 2010, Hukum Persaingan Usaha (Teori dan Prakteknya di Indonesia), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm Galuh Puspaningrum, 2013, Hukum Persaingan Usaha, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, hlm. 1.
4 4 tersebut sangat penting agar efisiensi ekonomi dapat diraih melalui interaksi kekuatan pasar. 5 Disinilah peran hukum sangat dibutuhkan untuk menghilangkan distorsi ekonomi sebagai akibat persaingan usaha tidak sehat. Hal-hal tersebut di atas merupakan alasan mengapa Pemerintah membuat Undang-Undang tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Adanya undang-undang tersebut dimaksudkan untuk menegakkan aturan hukum dan memberikan perlindungan yang sama bagi setiap pelaku usaha sehingga dapat memberikan jaminan kepastian hukum untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umum serta sebagai implementasi dari semangat dan jiwa Undang-Undang Dasar Substansi ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 mencakup pengaturan anti monopoli dan persaingan usaha dengan segala aspek yang terkait. Secara umum dapat dikatakan bahwa hukum persaingan usaha merupakan hukum yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan persaingan usaha. Tujuan hukum persaingan usaha adalah untuk memastikan bahwa ekonomi yang berdasarkan pada persaingan usaha, dengan asumsi bahwa melalui persaingan usaha yang sehat, para produsen akan berjuang untuk mencapai kepuasaan konsumen melalui produk yang berkualitas, penciptaan harga yang 5 Suyud Margono, 2009, Hukum Anti Monopoli, Sinar Grafika, Jakarta, hlm Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, 1999, Seri Hukum Bisnis: Anti Monopoli, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 8.
5 5 murah dengan penggunaan sumber-sumber produksi yang sekecil mungkin. (Gellron; 1986, 45) 7 Menurut rumusan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat atau yang biasa disebut sebagai UU Anti Monopoli, yang dimaksud dengan persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha. Kompetisi dalam bisnis merupakan hal yang wajar dilakukan, tetapi cara dalam berkompetisi harus tetap sehat sesuai dengan aturan yang berlaku. Di Indonesia telah dibentuk Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) yang ditunjuk sebagai watchdog persaingan usaha di Indonesia sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU Anti Monopoli). Pelaksanaan UU Anti Monopoli diawasi dan dilakukan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 tentang Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Menurut ketentuan umum yang terdapat dalam Pasal 1 angka 18 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999, Komisi Pengawas Persainan Usaha adalah Komisi yang dibentuk untuk mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya agar tidak melakukan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. 7 Gellron; 1986, 45, dalam Gunawan Widjaja, Op.cit, hlm. 7.
6 6 Pelaku usaha dilarang melakukan akuisisi saham perusahaan lain apabila tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. 8 Adapun sebagai contoh adanya dugaan persaingan usaha tidak sehat dalam proses akuisisi saham yang dilakukan oleh PT Pamapersada Nusantara terhadap PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan. PT Pamapersada Nusantara merupakan perusahaan yang 99.7% sahamnya dimiliki oleh PT United Tractors Tbk. dan bergerak dalam bidang kontraktor pertambangan seperti batubara, emas, quarry dan sebagainya serta mengerjakan kontruksi bendungan, pengerjaan jalan serta berbagai proyek penggalian bumi dan transportasi sementara PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan adalah dua perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batubara dan memiliki Kuasa Pertambangan (KP) di Kalimantan Tengah. 9 PT Pamapersada Nusantara sebagai kontraktor pertambangan batubara terkemuka di Indonesia ingin memperluas bisnis usahanya. Oleh karena itu PT Pamapersada Nusantara melakukan upaya dengan mengambilalih perusahaan batubara yaitu PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan dengan nilai asset gabungan mencapai Rp triliun. Aktivitas akuisisi perusahaan tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan seperti; apakah akuisisi tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dan Undang- 8 Yakub Adi Kristanto, 2008, Analisis Akuisisi Alfa Supermarket Oleh Carrefour Dalam Perspektif UU Antimonopoli, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 27 No. 1 Tahun 2008, hlm , pada tanggal 11 Februari, 2015.
7 7 Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 10 Fokus pembahasan penelitian ini hanya pada akuisisi saham PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan oleh PT Pamapersada Nusantara ditinjau dari perspektif Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Adanya tindakan akuisisi atau pengambilalihan baik secara langsung maupun tidak langsung tentunya akan mempengaruhi persaingan antar pelaku usaha dan membawa dampak adanya peningkatan atau penurunan persaingan yang berpotensi merugikan konsumen serta masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna penyusunan penulisan hukum dengan mengambil judul Tinjauan Yuridis Akuisisi Saham PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan oleh PT Pamapersada Nusantara Ditinjau dari UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah proses akuisisi saham yang dilakukan oleh PT Pamapersada Nusantara terhadap PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan berpotensi menimbulkan persaingan usaha tidak sehat? 10 Syamsul Maarif, 2008, Merger, Konsilidasi, Akuisisi dan Pemisahan PT Menurut UU No. 40 Tahun 2007 dan Hubungannya Dengan Hukum Persaingan, dalam Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 27 No. 1 Tahun 2008, hlm. 42.
8 8 2. Bagaimana dampak yang terjadi setelah dilakukannya akuisisi saham PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan oleh PT Pamapersada Nusantara? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan beberapa hal mengenai tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yaitu: 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui, menelaah, dan menganalisis proses akuisisi (pengambilalihan) saham yang berpotensi menimbulkan persaingan usaha tidak sehat. b. Untuk mengetahui, menelaah, dan menganalisis dampak yang terjadi jika proses akuisisi (pengambilalihan) saham tersebut berpotensi menimbulkan persaingan usaha tidak sehat. 2. Tujuan Subjektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. D. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan dan penelusuran yang dilakukan oleh penulis di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan melalui penelusuran di media internet, menemukan beberapa penelitian yang hampir serupa dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sebagai berikut:
9 9 1. Penelitian yang dilakukan oleh Thathit Damar Pamungkas dari Universitas Gadjah Mada pada penulisan hukum tahun 2009 dengan judul Akuisisi PT. Alfa Retailindo, Tbk. oleh PT. Carrefour Indonesia Menurut Undang- Undang RI Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Penelitian tersebut fokus pada permasalahan akuisisi yang berpotensi memungkinkan terjadinya monopoli dan persaingan usaha tidak sehat diperbolehkan dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 dan analisis yuridis akuisisi saham yang dilakukan PT. Carrefour Indonesia terhadap PT. Alfa Retailindo Tbk. menurut Undang-undang No. 5 Tahun Penelitian tersebut dilakukan di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan peraturan yang dipakai dalam penelitian tersebut ialah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PP Nomor 27 Tahun 1998 tentang Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Perseroan Terbatas, PP No. 112/2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Angga Aldilla Gusman dari Universitas Gadjah Mada pada penulisan hukum tahun 2011 dengan judul Akuisisi PT. Carrefour Indonesia Terhadap PT. Alfaretailindo Ditinjau dari Undang- Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Penelitian tersebut fokus pada permasalahan akuisisi yang bertentangan dengan Undang-Undang No. 5
10 10 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, mengenai putusan Hakim PN Jakarta Selatan terkait akuisisi yang dilakukan oleh PT. Carrefour Indonesia terhadap PT. Alfaretailindo serta dampak yang diakibatkan dari akuisisi tersebut terhadap bisnis ritel di Indonesia. Penelitian tersebut dilakukan di Pengadilan Jakarta Selatan dan peraturan yang dipakai dalam penelitian tersebut ialah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, perkara nomor: 09/KPPU-L/ Penelitian yang dilakukan oleh Febri Yudha Pratama dari Universitas Gadjah Mada pada Tesis tahun 2012 dengan judul Analisis Akuisisi PT. Indosiar Karya Media Tbk. oleh PT. Surya Citra Media Tbk. Ditinjau dari Perspektif Hukum Persaingan Indonesia. Penelitian tersebut fokus pada permasalahan akuisisi PT. Indosiar Karya Media Tbk. oleh PT. Surya Citra Media Tbk. ditinjau dari Pasal 28 ayat (2) jo Pasal 17 ayat (2) Undang- Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, dan mengenai penerapan rule of reason dalam akuisisi PT. Indosiar Karya Media Tbk. oleh PT. Surya Citra Media yang melanggar prinsip diversity of ownership dan diversity of content dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Penelitian tersebut dilakukan di Jakarta mengingat Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan peraturan yang dipakai dalam penelitian tersebut ialah Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002
11 11 tentang Penyiaran, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PP No. 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Swasta, serta PP No. 57 Tahun 2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Ajeng Ayuningtyas dari Universitas Gadjah Mada pada penulisan hukum tahun 2014 dengan judul Penerapan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Pada Pengambilalihan (Akuisisi) Saham Perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited Oleh Nestle S.A.. Penelitian tersebut fokus pada permasalahan proses pengambilalihan (akuisisi) saham Perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited oleh Nestle S.A. ditinjau dari Pasal 28 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; dan dampak dari pengambilalihan (akuisisi) saham Perusahaan Wyeth (Hongkong) Holding Company Limited oleh Nestle S.A terhadap persaingan usaha di Indonesia. Penelitian tersebut dilakukan di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan peraturan yang dipakai dalam penelitian tersebut ialah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Terdapat perbedaan-perbedaan atas penelitian yang dilakukan oleh keempat peneliti tersebut dengan penulis, perbedaan tersebut dapat dilihat dari permasalahan yang diangkat dan lokasi penelitian. Walaupun ada beberapa
12 12 kesamaan terkait lokasi penelitian yang dilakukan di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan peraturan yang digunakan. Tetapi pada penelitian Tinjauan Yuridis Akuisisi Saham PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan oleh PT Pamapersada Nusantara ditinjau dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, penulis mengkhususkan pada permasalahan akuisisi saham yang berpotensi menimbulkan persaingan usaha tidak sehat serta dampak yang terjadi setelah dilakukannya akuisisi saham tersebut. Lokasi penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan lokasi penelitian yang dilakukan oleh keempat penulis penelitian di atas, di mana penulis melakukan penelitian di PT Pamapersada Nusantara. Terakhir, perbedaan yang dapat dilihat ialah penelitian yang pernah dibuat sebelumnya tidak membahas mengenai akuisisi saham yang dilakukan oleh perusahaan tertutup yang bergerak dalam bidang pertambangan. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penelitian dengan judul Tinjauan Yuridis Akuisisi Saham PT Asmin Bara Bronang dan PT Asmin Bara Jaan oleh PT Pamapersada Nusantara ditinjau dari UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ini merupakan suatu masalah yang belum pernah diteliti dan dipecahkan oleh peneliti lain, sehingga penelitian ini telah memenuhi unsur-unsur penelitian dan juga telah memenuhi unsur keaslian suatu penulisan. Tetapi apabila ternyata pernah dilaksanakan penelitian yang sama atau sejenis, maka penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya.
13 13 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam menambah ilmu pengetahuan, baik secara ilmiah maupun secara praktis, khususnya dalam ilmu pengetahuan di bidang hukum. Adapun dampak positif yang diharapkan tersebut yaitu: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan manfaat sebagai masukan dalam pengembangan ilmu hukum, khususnya untuk memberikan masukan mengenai akuisisi saham ditinjau dari Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dalam ilmu hukum khususnya yang berkaitan dengan akuisisi saham yang sesuai dengan ketentuan hukum persaingan usaha dan juga sebagai sarana untuk menuangkan pikiran secara ilmiah baik dari segi teori maupun praktek. Serta dapat bermanfaat bagi kepentingan dunia usaha, khususnya perusahaan yang hendak melakukan akuisisi saham dengan perusahaan lainnya agar memperhatikan ketentuan mengenai persaingan usaha yang sehat.
BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cara bagi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, persaingan usaha dalam pasar perdagangan semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan strategi dan menciptakan inovasi-inovasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di luar perusahaan, antara lain melalui Penggabungan (merger), Pengambilalihan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan usaha dalam pasar perdagangan semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan strategi dan menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membahas isu persaingan usaha rasanya tak lengkap tanpa merger,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membahas isu persaingan usaha rasanya tak lengkap tanpa merger, konsolidasi dan akuisisi. Merger, konsolidasi dan akuisisi kerap berpengaruh terhadap persaingan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar dalam perekonomian nasional Indonesia. 1 Dengan berbagai
1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awal reformasi di Indonesia memunculkan rasa keperihatinan rakyat terhadap fakta bahwa perusahaan-perusahaan besar yang disebut konglomerat menikmati pangsa pasar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
91 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis yang telah diuraikan, maka penulis berkesimpulan : 1. KPPU dalam melaksanakan tugasnya belum dapat berjalan secara efektif dalam
Lebih terperinciKEDUDUKAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA DALAM PELAKSANAAN MERGERR (STUDI TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH NO. 57 TAHUN 2010) SKRIPSI
KEDUDUKAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA DALAM PELAKSANAAN MERGERR (STUDI TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH NO. 57 TAHUN 2010) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASMIN BARA BRONANG DAN PT ASMIN BARA JAAN OLEH PT PAMAPERSADA NUSANTARA I. LATAR BELAKANG 1.1 Berdasarkan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: ini adalah apabila setelah dilakukan penilaian oleh KPPU, ternyata merger
56 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang dijelaskan pada bagian pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Sejak diundangkannya PP No. 57 Tahun 2010, sistem pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari suatu benda atau hak kepada benda atau hak lainnya. Secara umum dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah merger dapat didefinisikan sebagai suatu fusi atau absorbsi dari suatu benda atau hak kepada benda atau hak lainnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diwujudkan dalam bentuk instrumen keuangan (sekuritas) berupa efek (surat berharga). 3 Dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu elemen penting dalam suatu negara yang dapat menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. 1 Dalam menjalankan kedua fungsi tersebut, pasar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lahirnya perusahaan yang menjalani berbagai kegiatan usaha untuk memajukan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga mendorong lahirnya perusahaan yang menjalani berbagai kegiatan usaha untuk memajukan kegiatan ekonomi yang berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat ukur kemakmuran dari suatu negara. 1 Untuk mencapainya diperlukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat ekonomi yang tinggi adalah salah satu hal yang dapat dijadikan sebagai alat ukur kemakmuran dari suatu negara. 1 Untuk mencapainya diperlukan niat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat perekonomian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat perekonomian negara tersebut. Apabila membahas tentang perekonomian suatu negara, maka tidak lepas
Lebih terperinciLARANGAN PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
Persekongkolan Tender, Persaingan Usaha Tidak Sehat 56 LARANGAN PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kemajuan pembangunan ekonomi. Kemajuan pembangunan ekonomi dibuktikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan nasional adalah adanya kemajuan pembangunan ekonomi. Kemajuan pembangunan ekonomi dibuktikan dengan adanya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan, hal mana sejalan dengan pengertian perusahaan menurut Undang-undang No. 3 Tahun 1982
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesatuan organisasi yang terdiri dari faktor-faktor produksi yang bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian pada saat ini banyak timbul berbagai jenis badan usaha. Badan usaha merupakan kesatuan yuridis dan ekonomis atau kesatuan organisasi yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan bidang ekonomi harus diarahkan kepada terwujudnya kesejahteraan rakyat berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelindo II (Persero) yang mana PT Pelindo II (Persero) sendiri merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang PT Pelindo II (Persero) Cabang Cirebon adalah salah satu cabang dari PT Pelindo II (Persero) yang mana PT Pelindo II (Persero) sendiri merupakan perusahaan Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sengketa yang terjadi diantara para pihak yang terlibat pun tidak dapat dihindari.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat melahirkan berbagai macam bentuk kerjasama di bidang bisnis. Apabila kegiatan bisnis meningkat, maka sengketa
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Black, Henry Campbell, Black Law Divtionary, Definition of the term and Phrase
DAFTAR PUSTAKA Black, Henry Campbell, Black Law Divtionary, Definition of the term and Phrase and Phrase of American and English yurisprudence, Ancient and Modern, St. Minnesota, west Publishing Co, 1990
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Persaingan dalam dunia bisnis merupakan salah satu bentuk perbuatan yang dapat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Dasar Hukum Persaingan Usaha Persaingan dalam dunia bisnis merupakan salah satu bentuk perbuatan yang dapat mendatangkan keuntungan atau menimbulkan kerugian. Apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak kemajuan yang didorong oleh kebijakan pembangunan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, pembangunan ekonomi dalam perkembangannya telah mengalami banyak kemajuan yang didorong oleh kebijakan pembangunan di berbagai sektor usaha,
Lebih terperinciSILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013
SILABUS Mata Kuliah : Hukum Persaingan Usaha Kode Mata Kuliah : HKIn 2059 SKS : 2 Dosen : 1. Enny Patria, S.H., M.H. 2. Siti Mariam, S.H., M.H. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. persaingan usaha yang sehat di sektor perunggasan telah menjalankan
162 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Peran Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam mendorong iklim persaingan usaha yang sehat di sektor perunggasan telah menjalankan perannya sesuai dengan tugas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap Perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba dan. mendatang. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), waralaba adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba dan mampu bertahan dalam dunia bisnis. Tujuan ini hanya dapat dicapai dengan memiliki strategi bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah menghasilkan banyak kemajuan, antara lain dengan meningkatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah menghasilkan banyak kemajuan, antara lain dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat. Kemajuan
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. (Commanditaire Vennootschap atau CV), Firma dan Persekutuan Perdata. Dalam
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan di Indonesia mempunyai peranan yang cukup strategis dalam setiap kegiatan ekonomi di Indonesia, khususnya dalam melakukan kegiatan usaha dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan usaha yang diselenggarakan terus menerus oleh masing-masing orang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan dinamika dunia usaha di tanah air dalam 12 tahun terakhir mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Kondisi tersebut banyak dipengaruhi oleh
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PENGGABUNGAN ATAU PELEBURAN BADAN USAHA DAN PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN TERJADINYA PRAKTIK MONOPOLI DAN
Lebih terperinciRegulasi Retail. 5/8/2014 1
Regulasi Retail 5/8/2014 eddiestp@yahoo.co.id 1 Urgensi UU Retail Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas sebagaimana diatur Pasal 35 jo Pasal 36 UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Lebih terperinciANALISIS YURIDIS MENGENAI KEISTIMEWAAN BAGI PELAKU USAHA KECIL TERKAIT DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEISTIMEWAAN BAGI PELAKU USAHA KECIL TERKAIT DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT Oleh Ngurah Manik Sidartha I Ketut Markeling Program Kekhususan Hukum Bisnis, Fakultas Hukum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses tender merupakan persaingan antara para penyedia barang
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Proses tender merupakan persaingan antara para penyedia barang atau jasa agar barang atau jasa dibeli oleh pihak yang melakukan penawaran tender yang bersangkutan.
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA DI SURAKARTA
PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA DI SURAKARTA (STUDI KASUS DI RESTORAN CEPAT SAJI Mc DONALD S DAN STEAK MAS MBONG) SKRIPSI Disusun dan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PENGGABUNGAN ATAU PELEBURAN BADAN USAHA DAN PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN TERJADINYA PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya agar tidak melakukan praktik monopoli dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) merupakan sebuah lembaga independen yang dibentuk untuk mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya agar tidak
Lebih terperinciMAKALAH. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum. Dosen Pengampu : Ahmad Munir, SH., MH. Disusun oleh : Kelompok VII
Anti Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Bisnis Dosen Pengampu : Ahmad Munir, SH., MH. Disusun oleh : Kelompok VII Helda Nur Afikasari
Lebih terperinciHUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHA Dosen Pengampu: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum www.jamalwiwoho.com 081 2260 1681 -- Bahan Bacaan Abdulrahman: Ensiklopesi Ekonomi keuangan dan perdagangan, Jakarta, Pradnya Paramita,
Lebih terperinciUNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
RENCANA KEGIATAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RKPP) Mata Kuliah Kode SKS Semester Nama Dosen Hukum Anti Monopoli & SH PDT 1207 2 VI (Enam) Muhammad Fajar Hidayat, S.H., M.H. Persaingan Usaha Deskripsi Mata Kuliah
Lebih terperinciLex Et Societatis Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018
ANALISIS PERJANJIAN INTEGRASI VERTIKAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT 1 Oleh : Andi Zuhry 2 KOMISI PEMBIMBING: Dr. Devy K. G. Sondakh, SH,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian terus berlangsung dimanapun dan oleh siapapun sebagai pelaku usaha, baik pribadi, badan hukum privat atau publik, bahkan oleh gabungan
Lebih terperinciUNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
RENCANA KEGIATAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RKPP) Mata Kuliah Kode SKS Semester Nama Dosen Hukum Perlindungan Konsumen & Perlindungan Usaha Deskripsi Mata Kuliah Standar Kompetensi SH HK 1201 2 V (lima) Muhammad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang ekonomi Indonesia diarahkan kepada. dengan amanat dan cita-cita Pancasila dan Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang ekonomi Indonesia diarahkan kepada terwujudnya kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur. Hal ini sejalan dengan amanat dan cita-cita Pancasila
Lebih terperinciDAFTAR BACAAN. Ali, Achmad, Keterpurukan Hukum di Indonesia (Penyebab dan Solusinya), Ghalia Indonesia, Bogor, 2005
DAFTAR BACAAN BUKU Ali, Achmad, Keterpurukan Hukum di Indonesia (Penyebab dan Solusinya), Ghalia Indonesia, Bogor, 2005 Hamilton, Wanda, Nicotine War (Perang Nikotin dan Para Pedagang Obat), Insist Press
Lebih terperinciSILABUS NTAG. Mata Kuliah : Hukum Persaingan n Usaha Kode Mata Kuliah : HKIn 2059 SKS : 2 : 1. Enny Patria, S.H., M.H. 2. Siti Mariam, S.H., M.H.
SILABUS Mata Kuliah : Persaingan n Usaha Kode Mata Kuliah : HKIn 2059 SKS : 2 Dosen : 1. Enny Patria, S.H., M.H. 2. Siti Mariam, S.H., M.H. NTAG FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013
Lebih terperinciBAB II PROFILE PERUSAHAAN
BAB II PROFILE PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Pamapersada Nusantara PT Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah anak perusahaan milik PT United Tractors Tbk, distributor kendaraan konstruksi berat Komatsu
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Dasar hukum Majelis Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam. memutus putusan perkara nomor 05/KPPU-I/2014
BAB IV PEMBAHASAN A. Dasar hukum Majelis Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam memutus putusan perkara nomor 05/KPPU-I/2014 Dalam putusan perkara nomor 05/KPPU-I/2014 pada halaman 136 poin 10 dan halaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin kompetitif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin kompetitif menjadikan para pelaku usaha berupaya untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dan peningkatan efisiensi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Kewenangan Pemberian Hukuman Denda Administratif
BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Kewenangan Pemberian Hukuman Denda Administratif Oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha Kepada Toray Advanced Materials Korea Inc. Dalam suatu tindakan pengambilalihan saham
Lebih terperinciBAB. III PENUTUP. A. Simpulan. 1. Pemegang saham minoritas dalam restrukturisasi perusahaan melalui akuisisi
81 BAB. III PENUTUP A. Simpulan 1. Pemegang saham minoritas dalam restrukturisasi perusahaan melalui akuisisi atau pengambilalihan diberikan perlindungan hukum oleh perusahaan dengan dapat meminta kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aspek-aspek dunia usaha selalu menarik untuk diamati dan diteliti karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek-aspek dunia usaha selalu menarik untuk diamati dan diteliti karena selalu terdapat kepentingan yang berbeda bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan penunjang pembangunan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi nasional adalah bagian penting dalam pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan penunjang pembangunan infrastruktur bagi suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.. Di dalam kondisi perekonomian saat ini yang bertambah maju, maka akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang berhak untuk melakukan suatu usaha, hal ini dilakukan untuk memenuhi suatu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka seharihari. Di dalam kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan-pembangunan berkesinambungan. Pembangunan-pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dimana untuk dapat mencapai status sebagai negara berkembang diperlukan pembangunan-pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi hal yang wajar apabila perkembangan peradaban manusia membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era perdagangan global yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), namun KUHD sendiri tidaklah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan adalah suatu pengertian ekonomi yang banyak dipakai dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), namun KUHD sendiri tidaklah memberikan penafsiran maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimana manusia cenderung untuk saling mengungguli dalam banyak hal. Dari banyaknya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi persaingan merupakan satu karakteristik yang melekat dengan kehidupan manusia, dimana manusia cenderung untuk saling mengungguli dalam banyak hal. Dari banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karenanya, pada kondisi ini, para pelaku usaha berlomba-lomba untuk saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang sangat dipengaruhi oleh para pelaku usaha, baik langsung maupun tidak langsung telah mengubah kondisi dan situasi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum Persaingan Usaha pada dasarnya mengatur mengenai perilaku,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Persaingan Usaha pada dasarnya mengatur mengenai perilaku, tindakan atau perbuatan termasuk perjanjian yang dilarang dilakukan oleh satu atau lebih pelaku
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PENGGABUNGAN ATAU PELEBURAN BADAN USAHA DAN PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN TERJADINYA PRAKTIK MONOPOLI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka dibutuhkannya peranan negara dalam menyusun laju perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Perekonomian Indonesia disusun serta berorientasi pada ekonomi kerakyatan. Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 yang merupakan dasar acuan normatif menyusun kebijakan perekonomian
Lebih terperinciPengantar Hukum Persaingan Usaha. Oleh: Ditha Wiradiputra Pelatihan Hukum Kontrak Konstruksi 11 Juni 2007
Pengantar Hukum Persaingan Usaha Oleh: Ditha Wiradiputra Pelatihan Hukum Kontrak Konstruksi 11 Juni 2007 Topics to be Discussed Manfaat Persaingan Asas & Tujuan Undang-undang Persaingan Usaha Prinsip-prinsip
Lebih terperinciMERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI
MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI PENGANTAR MERGER PT A PT B DAPAT A/B PENGANTAR KONSOLIDASI PT A PT B MUNCUL C PENGANTAR AKUISISI PT A PT B ASAL: 1. 20% 2. 50% 3. 30% MENJADI: 1. 20% PT. A 50% 3. 30% Merger
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sampai saat ini masih terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sampai saat ini masih terus melaksanakan kegiatan pembangunan demi kemajuan negara. Salah satu bentuk kegiatan pembangunannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memadai untuk terciptanya sebuah struktur pasar persaingan. 1 Krisis ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah pertumbuhan perekonomian Indonesia menunjukkan bahwa iklim bersaing di Indonesia belum terjadi sebagaimana yang diharapkan, dimana Indonesia telah membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan ketertiban dalam hidup bermasyarakat. Untuk. kepentingan-kepentingan yang ada di dalam masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Menurut Utrecht, Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan tersebut. diatur dalam Pasal 33 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dikembangkan oleh para pelaku bisnis. Berdasarkan kondisi tersebut tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya,lebihlebih didukung oleh letak geografisnya yang strategis, sehingga akan sangat potensial
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG KONSULTASI PENGGABUNGAN ATAU PELEBURAN BADAN USAHA DAN PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia setiap tahun semakin menjadi-jadi, dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi perekonomian
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alasan Penulis memilih judul Penulis memilih judul: Unjust Enrichment
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Alasan Penulis memilih judul Penulis memilih judul: Unjust Enrichment dalam Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi di Indonesia mengingat topik tersebut belum
Lebih terperinci2013, No.40 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENE
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.40, 2013 KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. Pelaksanaan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5404) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mempelejari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan
III. METODE PENELITIAN Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelejari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan Nasional, perlu melakukan perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang ekonomi yang mengarah
Lebih terperinciAdapun...
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PENGGABUNGAN ATAU PELEBURAN BADAN USAHA DAN PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN TERJADINYA PRAKTIK
Lebih terperinci1 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm Ibid.
A. Pengertian Perseroan Terbatas Tertutup dan Perseroan Terbatas Terbuka Menurut Munir Fuady, yang dimaksud dengan perusahaan tertutup yakni suatu perusahaan terbatas yang belum pernah menawarkan saham-saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menjadi langkah baru bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 menjadi langkah baru bagi Indonesia dalam hal menyelesaikan permasalahan di bidang ekonomi khususnya dalam persaingan usaha.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan industri dapat dilihat tolak ukur keberhasilannya dari beberapa faktor, antara lain ditandai dengan banyaknya produk dan ragam yang dihasilkan
Lebih terperinciKomisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11712 TENTANG
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11712 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT MULTI TAMBANGJAYA UTAMA
Lebih terperinciPERANAN DAN KEWENANGAN KPPU DALAM PERSAINGAN USAHA MINIMARKET
PERANAN DAN KEWENANGAN KPPU DALAM PERSAINGAN USAHA MINIMARKET Ruli Rafly Rasada Dewa Nyoman Rai Asmara Putra Fakultas Hukum Universitas Udayana, Hukum Keperdataan ABSTRAK Dengan perkembangan usaha minimarket
Lebih terperinciKomisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA TENTANG
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA TENTANG PENILAIAN PEMBERITAHUAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PT PERKASA MELATI OLEH PT UNITED
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era global dimana segala aspek mulai berkembang pesat salah satunya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era global dimana segala aspek mulai berkembang pesat salah satunya dalam bidang perekonomian suatu negara dapat dibuktikan dengan banyaknya pelaku usaha dalam negeri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. segala aspek yang berkaitan dengan persaingan usaha yaitu mencakup hal-hal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum persaingan usaha merupakan instrumen hukum yang menentukan tentang segala aspek yang berkaitan dengan persaingan usaha yaitu mencakup hal-hal yang dapat dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Dalam menjamin terciptanya persaingan usaha yang sehat di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam menjamin terciptanya persaingan usaha yang sehat di Indonesia, maka diterbitkanlah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Lebih terperinciSTUDI KASUS HUKUM. Oleh : CANDRA BUDI KURNIAWAN No. Mahasiswa : Program Studi : Ilmu Hukum
PERSEKONGKOLAN DALAM BEAUTY CONTEST PROYEK DONGGI-SENORO (Studi Kasus Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Perkara Nomor : 35/KPPU-I/2010) STUDI KASUS HUKUM Oleh : CANDRA BUDI KURNIAWAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di segala bidang. Persaingan usaha yang sangat tajam ini merupakan sebuah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan usaha saat ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Persaingan usaha yang sangat tajam ini merupakan sebuah tantangan bagi para
Lebih terperinciMERGER PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI HUKUM PERSAINGAN USAHA
MERGER PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI HUKUM PERSAINGAN USAHA Oleh Ayu Cindy TS. Dwijayanti I Ketut Tjukup Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak Tulisan yang berjudul Merger Perseroan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia merupakan dampak positif dari era globalisasi dan pasar bebas. Hal ini menyebabkan persaingan ketat dalam dunia bisnis,
Lebih terperinciDAFTAR REFERENSI. Audah, Husain. Hak Cipta & Karya Cipta Musik. Bogor: PT. Pustaka Litera AntarNusa
49 DAFTAR REFERENSI 1. BUKU Audah, Husain. Hak Cipta & Karya Cipta Musik. Bogor: PT. Pustaka Litera AntarNusa. 2004. Anggraini, A. M. Tri. Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat: Per
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pembangunan bidang ekonomi harus diarahkan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan pembangkit listrik Megawatt (MW) merupakan program strategis pemerintahan Jokowi-JK untuk mendukung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pembangunan pembangkit listrik 35.000 Megawatt (MW) merupakan program strategis pemerintahan Jokowi-JK untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa kita ke dalam suatu perkembangan teknologi, dimana era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini informasi dalam kehidupan sehari-hari membawa kita ke dalam suatu perkembangan teknologi, dimana era globalisasi dan informatika
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: dalam menangani suatu perkara yaitu:
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. KPPU sudah berperan dan melaksanakan tugasnya sebagaimana
Lebih terperinciKomisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2014 TENTANG
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2014 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASTRINDO MAHAKARYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern ini sudah tidak dapat dihindarkan. Persaingan usaha bukan merupakan hal yang dilarang, tetapi
Lebih terperinciTerobosan Peningkatan Kapasitas Nasional dalam Industri Hulu Migas ditinjau dari Perspektif Persaingan Usaha
Terobosan Peningkatan Kapasitas Nasional dalam Industri Hulu Migas ditinjau dari Perspektif Persaingan Usaha Oleh: M. Hakim Nasution HAKIMDANREKAN Konsultan Hukum Asas Persaingan Usaha UU No. 5/1999 Larangan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinci