BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Sri Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Informasi Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output) (kusrini;2007:11). II.1.1. Karakteristik Sistem Dapat diindikasikan empat karakteristik utama dari Sistem Pendukung Keputusan yaitu : 1. SPK menggabungkan data dan model menjadi satu bagian. 2. SPK dirancang untuk membantu para manajer (pengambil keputusan) dalam proses pengambilan keputusan dari masalah yang bersifat tidak terstruktur. 3. SPK lebih cenderung dipandang sebagai penunjang penilaian manajer dan sama sekali bukan untuk menggantikan. 4. Teknik SPK dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas dari pengambil keputusan. (Rudi Hartoyo; 2013; 60). II.2. Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. 11
2 12 Sistem ini digunakan untuk mengambil keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pribadi bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Kusrini, 2007:15). Keputusan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilihat dari keterstrukturannya yang bisa dibagi menjadi: 1. Keputusan terstruktur (structured decision) Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Prosedur pengambilan keputusan sangatlah jelas. Keputusan tersebut terutama dilakukan pada manajemen tingakat bawah. Misalnya, keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang. 2. Keputusan semiterstruktur (semistructured decision) Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang dimiliki dua sifat. Sebagai keputusan bisa ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Prosedur dalam pengambilan keputusan tersebut secara garis besar sudah ada, tetapi ada beberapa hal yang masih memerlukan kebijakan dari pengambil keputusan. Biasanya, keputusan semacam ini diambil oleh manajer level menengah dalam suatu organisasi. Contoh keputusan jenis ini adalah pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi, dan pengendalian sediaan. 3. Keputusan tak terstruktur (unstructured decision) Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan tersebut menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan tersebut
3 13 umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas. Contohnya adlah keputusan untuk pengembangan teknologi baru, keputusan unutk bergabung dengan perusahaan lain, dan perekrutan eksekutif. (Kusrini, 2007:19). Tujuan dari DSS adalah: a. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur. b. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer. c. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada perbaikan efesiensinya. d. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambilan keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah. e. Peningkatan produktivitas. f. Dukungan kualitas. g. Berdaya saing. h. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan (Kusrini, 2007:16). II.2.1. Klasifikasi Sistem Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut :
4 14 1. Klasifikasi Output Menurut Alter Dibuat berdasarkan tingkat implikasi tindakan dari output sistem atau tingkat di mana output sistem dapat langsung mendukung keputusan. 2. Klasifikasi menurut Holsapple dan Whinston Mengklasifikasikan DSS menjadi enam kerangka kerja: DSS berorientasi-teks, DSS berorientasi-database, DSS berorientasi-spreadsheet, DSS berorientasisolver, DSS berorientasi-aturan (rule), dan DSS gabungan (compound DSS). (Turban;2005:165) II.2.2. Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Empat fase/tahapan dari pembuatankeputusan: 1. Fase Intelegensi Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (pemindaian) lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Fase Desain Meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan.hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak. Dan pada fase ini dikembangkan sebuah model masalah pengambilan keputusan untuk dikonstruksi, dites dan divalidasi. Fase Pilihan
5 15 Fase pilihan adalah fase dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi,danrekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuah solusi untuk model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabelvariabel keputusan suatu alternatif yang telah dipilih. 2. Implementasi Implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa berkerja untuk mengatasi masalah.(turban;2005:64) Gambar II.1 : Proses Pengambilan Keputusan Sumber : (Turban; 2005;65)
6 16 II.2.3. Komponen Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu : 1. Subsistem pengelolaan data (database). Subsistem manajemn data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database (DBMS). 2. Subsistem pengelolaan model (modelbase). Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen atau model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasabahasa pemodelan untuk membangun model-model kustom juga dimasukkan. Perangkat lunak ini sistem manajemen basis model (MBMS) 3. Subsistem pengelolaan dialog (userinterface). Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan SPK melalui subsistem ini. (Turban;2005:137) II.3. Metode Simple Additive Weighting (SAW) Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada (Rudi Hartoyo;2013;60).
7 17 Diberikan persamaan sebagai berikut : ix ij Jika j atribut Keuntungan (benefit) Max X ij Min X ij i Jika j atribut biaya (cost) X ij Keterangan : r ij X ij = nilai rating kinerja ternormalisasi = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria Max X ij = nilai terbesar dari setiap kriteria Min X ij benefit cost = nilai terkecil dari setiap kriteria = jika nilai terbesar adalah terbaik = jika nilai terkecil adalah terbaik Nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i )diberikan sebagai: V i = nilai prefensi W j = bobot rangking r ij = rating kinerja ternormalisasi
8 18 Nilai V i yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif A i lebih terpilih. (Rudi Hartoyo;2013; 60). II.3.1. Langkah Penyelesaian metode SAW Adapun langkah-langkah dari penyelesaian metode SAW adalah: 1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu C. 2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (C), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R. 4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (A) sebagai solusi (Rudi Hartoyo;2013;61) II.4. Basis Data Basis data terdiri atas 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan
9 19 sebagainya yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. (Fathansyah, 2015:2) Sebagai salah satu istilah, Basis Data (Database) sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti : 1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang di organisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. 2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. 3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis. Basis data dan lemari arsip sesungguhnya memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama. Prinsip utamanya adalah pengaturan data/arsip. Dan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data/arsip. Perbedaannya hanya terletak padda media penyimpanan yang digunakan. Jika lemari arsip menggunakan lemari dari besi atau kayu sebagai media penyimpanan, maka basis data menggunakan media penyimpanan elektronis seperti cakram magnetis (magnetic disc atau disingkat sebagai disc saja). Hal ini merupakan konsekuensi yang logis, karena lemari arsip langsung dikelola oleh manusia, sementara basis data dikelola melalui perantaraan mesin pintar (dikenal sebagai komputer). Perbedaan
10 20 media ini yang selanjutnya melahirkan perbedaan-perbedaan lain yang menyangkut jumlah dan jenis metode yang dapat digunakan dalam upaya penyimpanan. Gambar II.2. Perbedaan Basis Data (Sumber : Fathansyah, 2015:3) II.4.1. Objektif Basis Data Telah disebutkan di awal bahwa tujuan utama dalam pengelolaan data dalm sebuah basis data adalah agar kita dapat memperoleh menemukan kembali data (yang kita cari) dengan mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan basis data untuk pengelolaan data juga memiliki tujuan-tujuan lain. Secara lebih lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) seperti berikut ini (Fathansyah, 2015:5-7) : 1. Kecepatan dan Kemudahan (Speed) Pemanfaatan basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah, daripada kita menyimpan data
11 21 secara manual (non-elektronis) atau secara elektronis (tetapi tidak dalam dalam bentuk penerapan basis data, misalnya spread sheet atau dokumen teks biasa). 2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space) Karena keterkaitan yang erat antar kelompok data dalam sebuah basis data, maka redudansi (pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya redudansi ini tentu akan memperbesar ruang penyimpanan (baik di memori utama maupun di memori sekunder) yang harus disediakan. Dengan basis data, efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan, karena kita dapat melakukan penekanan jumlah redudansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan relasi-relasi (dalam bentuk tabel) antar kelompok data yang saling berhubungan. 3. Keakuratan (Accuracy) Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data, sangat berguna utnuk menekan ketidak akuratan penyimpanan data.
12 22 4. Ketersediaan (Availability) Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. padahal tidak semua data itu kita butuhkan. Karena itu dapat memilah adanya data utama/master/referensi, data transaksi, data histori hingga data yang kadaluarsa. 5. Kelengkapan (Completeness) Lengkap atau tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah bassis data bersifat relatif (baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Seorang pemakai mungkin sudah menganggap bahwa data yang dikelola sudah lengkap, tetapi pemakai yang lain belum tentu berpendapat sama. Dalam sebuah basis data, di samping data kita juga harus menyimpan struktur (baik yang mendefinisikan objek-objek dalam basis data maupun definisi detail dari tiap objek, seperti struktur file/tabel dan indeks). Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data saja, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru (tabel) atau dengan penambahan field-field baru pada suatu tabel. 6. Keamanan (Security)
13 23 Memang ada sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basis data yang tidak menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan basis data. Akan tetapi untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan dengan ketat. Dengan begitu, kita dapat menentukan siapa-siapa (pemakai) yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya. 7. Kebersamaan Pemakai (Sharability) Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau di satu lokasi saja atau oleh satu sistem/aplikasi saja. Basis data yang dikelola sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multi-user, akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi tetap dengan menjaga/menghindari munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat yang bersamaan) atau kondisi deadlock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data). II.4.2. Normalisasi Normalisasi sendiri merupakan cara pendekatan lain dalam membangun desain lojik basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal. Namun demikian, dalam pelaksanaannya desain lojik basis data relasional yang didasari baik oleh prinsip normalisasi maupun
14 24 yang didasari oleh transformasi secara hati-hati dari model E-R ke bentuk fisik akan menghasilkan hasil yang mirip. (Fathansyah, 2015:41). Dalam pendekatan normalisasi, perancang basis data (database designer) bertitik tolak dari situasi yang nyata. Ia telah memiliki item-item data yang siap ditempatkan dalam baris dan kolom pada tabel-tabel relasional. Adapun bentuk-bentuk dari normalisasi adalah sebagai berikut : 1. Bentuk Normal Tahap Pertama (1st Normal Form) Bentuk tahap pertama (1NF) terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak (Multivalued Attribute) atau lebih dari datu atribut dengan domain nilai yang sama. 2. Bentuk Normal Tahap Kedua (2nd Normal Form) Bentuk normal tahap kedua (2NF) terpenuhi jika pada sebuah tabel, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer memiliki Ketergantungan Fungsional (KF) pada key primer secara utuh. Sebuah tabel dikatakan tidak memenuhi 2NF, jika ketergantungannya hanya bersifat parsial (hanya tergantung pada sebagian dari key primer). 3. Bentuk Normal Tahap Ketiga (3rd Normal Form) Bentuk normal tahap ketiga (3NF) merupakan kriteria alternatif, jika kriteria BCNF yang ketat tidak dapat terpenuhi. Sebuah tabel dikatakan berada dalam bentuk normal tahap ketiga (3NF), jika untuk setiap KF dengan
15 25 notasi X A, dimana A mewakili semua atribut tunggal di dalam tabel yang tidak ada di dalam X, maka : a) X haruslah superkey pada tabel tersebut, b) atau, A merupakan bagian dari key primer pada tabel tersebut. 4. Bentuk Normal Tahap Keempat (4th Normal Form) Penerapan aturan normalisasi pada tahap ketiga sesungguhnya sudah sangat memadai untuk menghasilkan tabel-tabel yang berkualitas baik. Namun demikian, dari sejumlah literatur dapat pula dijumpai adanya pembahasan tentang bentuk normal tahap keempat (4NF) dan bentuk normal tahap kelima (5NF). Bentuk normal tahap keempat berkaitan dengan sifat Ketergantungan Banyak-Nilai (Multivalued Dependency) pada suatu tabel yang merupakan pengembangan dari Ketergantungan Fungsional. 5. Bentuk Normal Tahap Kelima (5th Normal Form) Sedangkan bentuk normal tahap kelima (merupakan nama lain dari Project-Join Normal Form/PJNF) berkenaan dengan ketergantungan relasi antar tabel (Join Dependency). Kedua bentuk normal yang terakhir ini cukup kompleks, tetapi manfaatnya sendiri tidak begitu besar. II.5. Unified Modeling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) adalah suatu alat untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan hasil analisa dan desain yang berisi
16 26 sintak dalam memodelkan sistem secara visual. Juga merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek. (Haviluddin, 2011:1). UML menyediakan kumpulan alat yang sudah terstandarisasi, yang digunakan untuk mendokumentasikan analisis dan perancangan sebuah sistem perangkat lunak. (Kendall & Kendall, 2005, p663). Peralatan utama UML adalah diagram-diagram yang digunakan untuk membantu manusia dalam memvisualisasikan proses pengembangan sebuah sistem perangkat lunak, sama seperti penggunaan denah (blueprint) dalam pembuatan bangunan. (Edgar Winata, Johan Setiawan, 2013:37). Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan utama untuk membantu tim proyek berkomunikasi, mengeksplorasi potensi desain, dan memvalidasi desain arsitektur perangkat lunak atau pembuat program. (Haviluddin, 2011:1). II.5.1. Diagram Unified Modeling Language (UML) Diagram-diagram yang termasuk di dalam UML, yaitu : 1. Use Case Diagram Diagram yang menggambarkan actor, use case dan relasinya sebagai suatu urutan tindakan yang memberikan nilai terukur untuk aktor. Sebuah use case digambarkan sebagai elips horizontal dalam suatu diagram UML use case. Use Case memiliki dua istilah System use case adalah interaksi dengan sistem. Business use
17 27 case adalah interaksi bisnis dengan konsumen atau kejadian nyata. (Haviluddin, 2011:4). Gambar II.3. Use Case pada Use Case Diagram (Sumber : Edgar Winata, Johan Setiawan, 2013:38) Gambar II.4. Actor pada Use Case Diagram (Sumber : Edgar Winata, Johan Setiawan, 2013:38) Dimana : Use Case, untuk mengetahui action atau prosedur apa yang ada didalam sistem. Actor, siapa saja yang terlibat dalam action tersebut. Relationship, bagaimana actions saling berelasi satu sama lain didalam sistem. 2. Class Diagram Class diagram merupakan diagram paling umum yang dijumpai dalam pemodelan berbasis UML. Didalam Class diagram terdapat class dan interface beserta atribut-atribut dan operasinya, relasi yang terjadi antar objek, constraint
18 28 terhadap objek-objek yang saling berhubungan dan inheritance untuk organisasi class yang lebih baik. Class diagram juga terdapat static view dari elemen pembangun sistem. Pada intinya Class diagram mampu membantu proses pembuatan sistem dengan memanfaatkan konsep forward ataupun reverse engineering. Class diagram mempunyai 2 komponen penting, yaitu (Edgar Winata, Johan Setiawan, 2013:38) : a. Structural, yaitu ciri pembeda objek. b. Behavioral, yaitu tingkah laku atau kegiatan yang mampu dilakukan oleh objek. Berbagai simbol yang hadir didalam class diagram antara lain adalah (Edgar Winata, Johan Setiawan, 2013:38) : 1) Class, yang berfungsi untuk merepresentasikan tipe dari data yang dimilikinya. Class diagram dapat ditampilkan dengan menunjukkan atribut dan operasi yang dimilikinya atau hanya menunjukkan nama class-nya saja. Dapat juga kita tuliskan nama class dengan atributnya saja atau nama class dengan operasinya. 2) Attribute, merupakan data yang terdapat didalam class dan instance-nya dengan operator. 3) Operation, berfungsi untuk merepresentasikan fungsi-fungsi yang ditampilkan oleh class dan instance-nya dengan operator. 4) Association, digunakan untuk menunjukkan bagaimana dua class berhubungan satu sama lainnya. Association ditunjukkan dengan sebuah garis yang terletak diantara dua class. Didalam setiap association terdapat
19 29 multiplicity, yaitu simbol yang mengindikasikan berapa banyak instance dari class pada ujung association yang satu dengan instance class di ujung association lainnya. 5) Generalizations, berfungsi untuk mengelompokkan class ke dalam hirarki inheritance. 6) Aggregation, merupakan bentuk khusus dari association yang merepresentasikan hubungan part-whole. Bagian whole dari hubungan ini sering disebut dengan assembly atau aggregate. Class yang satu dapat dikatakan merupakan bagian dari class yang lain yang ikut membentuk class tersebut. 7) Composition, merupakan jenis aggregation yang lebih kuat diantara dua class yang memiliki association dimana jika whole ditiadakan, maka part-nya juga ikut ditiadakan. Berbeda dengan aggregation, part akan tetap bisa berdiri sendiri meskipun bagian whole-nya ditiadakan. 8) Penggunaan operator (+) dalam class diagram diartikan dengan public, operator (-) diartikan private, dan operator (#) diartikan protected. Gambar II.6. Contoh Class Diagram (Sumber : Edgar Winata, Johan Setiawan, 2013:38)
20 30 3. Activity Diagram Menggambarkan aktifitas-aktifitas, objek, state, transisi state dan event. Dengan kata lain kegiatan diagram alur kerja menggambarkan perilaku sistem untuk aktivitas. (Haviluddin, 2011:4). Gambar II.7. Contoh Activity Diagram (Sumber : Edgar Winata, Johan Setiawan, 2013:39) 4. Sequence Diagram Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap, termasuk kronologi (urutan) perubahan secara logis yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram. (Haviluddin, 2011:5).
21 31 II.6. Microsoft Visual Basic 2010 Gambar II.7. Contoh Sequence Diagram (Sumber : Haviluddin, 2011:5) Pada akhir tahun 1999, Teknologi.NET diumumkan. Microsoft memposisikan teknologi tersebut sebagai platform untuk membangun XML Web Services. XML Web services memungkinkan aplikasi tipe manapun dan dapat mengambil data yang tersimpan pada server dengan tipe apapun melalui internet. Visual Basic.NET adalah Visual Basic yang direkayasa kembali untuk digunakan pada platform.net sehingga aplikasi yang dibuat menggunakan Visual Basic.NET dapat berjalan pada sistem komputer apa pun, dan dapat mengambil data dari server dengan tipe apa pun asalkan terinstal.net Framework. (Priyanto Hidayatullah, 2012:5).
22 32 II.7. SQL Server 2008 R2 SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relashampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa manajemen datanya. SQL terdiri dari dua bahasa, yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). Implementasi DDL dan DML Sistem Manajemen Basis Data (SMBD), namun secara umum implemen bahasa ini memiliki bentuk standar yang ditetapkan oleh ANSI. (Adelia, Jimmy Setiawan, 2011:115). Sesungguhnya SQL tidak terbatas hanya untuk mengambil data (query), tetap juga dapat dipakai untuk menciptakan tabel, menghapus tabel, menambahkan data ke tabel, menghapus data di tabel, mengganti data di tabel, dan berbagai operasi lainnya. (Abdul Kadir, 2014:242). Tabel II.3. Daftar sejumlah pernyataan SQL SELECT Pernyataan Keterangan Untuk mengambil data INSERT UPDATE DELETE CREATE TABLE DROP TABLE GRANT REVOKE Untuk menambahkan data Untuk mengganti data Untuk menghapus data Untuk menciptakan tabel Untuk menghapus tabel Untuk mengatur wewenang pemakai Untuk mencabut hak pemakai (Sumber : Abdul Kadir, 2014:243)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Artificial Intelligence (AI) Kecerdasan buatan berasal dari bahasa Inggris Artificial Intelligence atau disingkat AI, yaitu intelligence adalah kata sifat yang berarti cerdas,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output) (kusrini;2007:11). II.1.1.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Dasar II.1.1. Sistem Gordon B. Davis dalam bukunya menyatakan bahwa sistem bisa berupa abstrak atau fisik. Sistem yang abstrak adalah susunan gagasan-gagasan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. d. Perikanan, daya tarik yang ditawarkan berbagai proses budidaya perikanan.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Agrowisata Agrowisata merupakan bagian dari obyek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai obyek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman
Lebih terperinciDatabase. Pertemuan ke-1
Database Pertemuan ke-1 Definisi Basis Data (1) BASIS DATA?? Definisi Basis Data (1) DATA?? Informasi?? BECA NINA 769819 Nina dengan NPM 769819 Tertabrak BECA Informasi BECA 769819 NINA Data Definisi Basis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Menurut Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc; 2011:1. Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha
Lebih terperincimarkas / tempat berkumpul / tempat bersarang / gudang
Definisi Basis Data (1) BASIS DATA representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. markas / tempat berkumpul
Lebih terperinciBayangkan dunia tanpa basis data : Dunia Pendidikan Pertanyaan-pertanyaan berikut ini banyak dijumpai di lingkungan pendidikan : Berapakah jumlah maha
BASIS DATA PENGANTAR BASIS DATA Bayangkan dunia tanpa basis data : Dunia Pendidikan Pertanyaan-pertanyaan berikut ini banyak dijumpai di lingkungan pendidikan : Berapakah jumlah mahasiswa yang mengikuti
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori tentang Sistem Pendukung Keputusan, Metode Simple Additive Weighting (SAW), Metode Profile Matching. 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Dalam teori sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan memanipulasi data. Sistem ini digunakan
Lebih terperinciDUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI
C H A P T E R 6 DUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI Arif Basofi PENS 2015 Objectives Tujuan: 1. Memahami pentingnya database dalam pembangunan sistem informasi 2. Mengenal sistem pengorganisasian
Lebih terperinciDefinisi Basis Data (1)
Chapter 1 Definisi Basis Data (1) BASIS + DATA Representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Markas / tempat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang
Lebih terperinciMateri 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya
Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Kompetensi Dasar Memahami sistem basis data dan
Lebih terperinciLessons. 1. Definisi Basis Data. 2. Sistem Basis Data. 3. Komponen Sistem Basis Data. 4. Abstraksi Data. 5. Bahasa Basis Data
Basis Data 1 Referensi Raghu Ramakrisnan, Gherke, Database Management System, 3rd Edition, McGraw-Hill, 2001. Ramez Elmasri, Sam Navathe, Fundamentals of Database Systems, 4rd Edition, Addison Wesley Publishing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era golobalisasi saat ini modernisasi terjadi pada segala aspek kehidupan, demikian pula juga halnya dengan teknologi yang berkembang begitu pesat. dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sistem Pendukung Keputusan/ Decision Support System (DSS)
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan/ Decision Support System (DSS) DSS adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah
Lebih terperinciBAB I DATABASE. Data adalah representasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang
BAB I DATABASE 1.1 Pengertian database Data adalah representasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang sedang ditinjau (manusia, barang, peristiwa, hewan, konsep, keadaan, dsb), dan direkam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling memengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Waterfall Software Development Tahapan utama dari waterfall model (Sommerville, 2011, pp. 30-31) langsung mencerminkan aktivitas pengembangan dasar. Terdapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan memanipulasi data. Sistem ini digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan dapat didefinisikan sebagai Sistem berbasis komputer interaktif yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Selama ini masih banyak sekolah yang belum secara maksimal memanfaatkan teknologi informasi. Sistem penyimpanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari beberapa unsur atau elemen elemen yang saling berkaitan/ berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH
PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH Gunawan 1, Ririn Prananingrum Kesuma 2, Ruwilin Restu Wigati 3 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Mikroskil Jl. Thamrin
Lebih terperinciBASIS DATA SKEMA BASIS DATA
BASIS DATA SKEMA BASIS DATA BASIS DATA? Basis : Kumpulan / Gudang Data : Fakta tentang obyek, orang dan lain-lain yg dinyatakan dengan nilai (angka, simbol dll) DEFINISI BASIS DATA Basis Data: Himpunan
Lebih terperinciBasis Data Adalah.. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis
SISTEM BASIS DATA Basis Data Adalah.. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa supaya dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah Kumpulan data yang
Lebih terperinciMateri 2 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya
Materi 2 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Memahami konsep dasar basis data. Pengenalan Basis Data 1. Konsep
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Bayi adalah anak dari manusia atau hewan yang masih berusia sangat muda. Ketika bayi sudah mulai berjalan, disebut dengan balita. Umumnya istilah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Menurut Churchman (2011) sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Dasar II.1.1. Sistem Gordon B. Davis dalam bukunya menyatakan bahwa sistem bisa berupa abstrak atau fisik. Sistem yang abstrak adalah susunan gagasan-gagasan atau konsepsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Definisi sistem berkembang sesuai dengan konteks dimana sistem itu digunakan. Berikut akan diberikan beberapa definisi sistem secara umum : 1. Kumpulan dari bagian-bagian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem II.1.1. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekataan di dalam pendefinisian sistem, yaitu sekelompok yang menekankan pada prosedur dan kelompok yang menekankan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Dasar II.1.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Jumlah Produksi Keramik pada PT. Jui Shin Medan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan memanipulasi data. Sistem ini digunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan Decision support system atau sistem penunjang keputusan disingkat menjadi DSS, secara umum
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan Decision support system atau sistem penunjang keputusan disingkat menjadi DSS, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Bonus Karyawan Menurut Sondang P. Siagian (2010 : 269) bonus adalah Imbalan yang diberikan pada karyawan yang mampu bekerja sedemikian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pengertian sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisis dilakukan agar dapat menemukan masalah-masalah dalam pengolahan sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penanaman teh dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Dasar II.1.1. Definisi Sistem Menurut Sutabri (2012: 10), Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Dasar II.1.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Pendukung Keputusan Menurut Elvina Lubis (2013:153) sistem pendukung keputusan adalah sistem informasi yang membantu untuk mengidentifikasi kesempatan pengambilan keputusan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masyarakat menjadi kritis dalam penentuan kartu paket internet di dalam kualitas jaringan, kuota dan harga. Masyarakat terkadang bingung ketika
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang
BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memperoses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output). (Kusrini; 2007 : 11)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan / berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Menurut Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc; 2011:1. Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
Lebih terperinciBasis Data 1 Sistem Basis Data
Basis Data 1 Sistem Basis Data Arif Basofi, S.Kom Information Technology, PENS - ITS References: 1. Raghu Ramakrisnan, Gherke, Database Management System, 3rd Edition, McGraw-Hill, 2001. 2. Ramez Elmasri,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem pendukung keputusan (SPK) Konsep sistem pendukung keputusan atau decision support system (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Kualitas Buah Apel Menggunakan Metode SAW Pada Swalayan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan
Lebih terperinciSistem Basis Data. Ayu Nuriana Sebayang, S.Kom, M.Kom
Sistem Basis Data Ayu Nuriana Sebayang, S.Kom, M.Kom Pertemuan 1 1. Introduction 2. Sistem Basis Data 3. Tujuan Pemanfaatan Basis Data 4. Pengguna Basis Data 5. Komponen Sistem Basis Data 6. Abstraksi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Sistem pendukung keputusan seleksi pemain utama ini adalah manajer/pelatih tidak memperhatikan kriteria penilaian dan bobot kriteria dalam menentukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan menajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur
Lebih terperinciEvaluasi Komponen nilai akhir terdiri dari UTS : 30 % UAS : 25 % Tugas : 20% Quis : 15% Kehadiran : 10% Ariansa, S.Kom
SEPUTAR PELAKSANAAN PERKULIAHAN MI / KA (4 SKS) Deskripsi Mata Kuliah Tujuan Umum: Tujuan umum dari penyampaian mata kuliah ini adalah membentuk dan menumbuhkan : a. pengetahuan mengenai konsep basis data,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi yang digunakan pada kerja praktek ini. 1.1 Restoran Menurut
Lebih terperincirepresentasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya
BASIS DATA representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya DEFINISI BASIS DATA 1. Himpunan kelompok data (arsip)
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Masalah Analisa masalah bertujuan untuk mengklarifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pembelian sepeda motor bekas yang sedang berjalan pada
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)
ANALISIS PEMILIHAN CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Dini MH. Hutagalung Program Studi Sistem Informasi Universitas Sari Mutiara Indonesia mhdini@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dosen merupakan tenaga akademik yang bertugas merencanakan dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilihan Dosen Berprestasi Dosen merupakan tenaga akademik yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Entity Relationship Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analys
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama
Lebih terperinciSISTEM BASIS DATA TUJUAN PEMBELAJARAN
SISTEM BASIS DATA TUJUAN PEMBELAJARAN Ruang lingkup mengenai mata kuliah SBD Perbedaan sistem file tradisional dengan sistem file basis data dan keterbatasannya. Konsep dasar basis data, istilah-istilah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Informasi Geografis Secara garis besar, sistem dapat diartikan sebagai sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dirancangan berdasarkan kebutuhan pengguna. Dengan kata lain terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENGERTIAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
1 BAB 1 PENGERTIAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA 1.1. Basis Data Basis data atau database, berasal dari kata basis dan data, adapun pengertian dari kedua pengertian tersebut adalah sebagai berikut : Basis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkap konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Jadi teori memuat : - Konsep - Definisi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam
Lebih terperinciJenis-jenis/Tipe-tipe Data
Data itu? Representasi fakta dunia nyata. Jenis-jenis/Tipe-tipe Data yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dll. yang
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana seseorang memilih smartphone
Lebih terperinciRudi Hartoyo (0911870)
PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENETUKAN STATUS KARYAWAN KONTRAK SALES PROMOTION GIRL MENJADI KARYAWAN TETAP DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Rudi Hartoyo (0911870) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Definisi sistem berkembang sesuai dengan konteks dimana sistem itu digunakan. Berikut akan diberikan beberapa definisi sistem secara umum : 1. Kumpulan dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Syarat data:
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana kualitas sebuah tiang pancang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik
Lebih terperinciDESAIN BASIS DATA ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG
DESAIN BASIS DATA ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG Erlyana Nurul Huda 1) 1) Jurusan Sistem Informasi UDINUS, Semarang 60111, email: hudaerlyana@gmail.com
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pendukung keputusan pemilihan
Lebih terperinciPERANCANGAN DATA BASE BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI
PERANCANGAN DATA BASE BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Keberhasilan suatu Sistem Informasi sangat dipengaruhi oleh manajemen data base yang merupakan salah satu eleman penyusunan
Lebih terperinci6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA
6 PENGANTAR MANAJEMEN DATA 6.1 Pengertian Basis Data Hampir disemua aspek pemanfaatan perangkat komputer dalam sebuah organisasi atau perusahaan senantiasa berhubungan dengan basisi data. Perangkat komputer
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai dengan
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III. Analisis Masalah Sistem yang dibuat pada studi kasus pemilihan spesifikasi komputer ini, ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Dasar Sistem II.1.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam pemilihan KPR masyarakat haruslah jeli, namun untuk menentukan KPR masyarakat umum memiliki kendala di saat memiliki minat untuk membeli
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem pasti tersusun dari sub-sub sistem yang lebih
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
IMPLEMENTASI ALGORITMA SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK PENILAIAN KINERJA PEGAWAI Wendi Wirasta 1, Alfi Muhamad Rinaldi 2 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK LPKIA Bandung 3 Jln. Soekarno Hatta
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI DI KANTOR POS BLORA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI DI KANTOR POS BLORA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Akmalia Puspitaningrum Program Studi Sistem Informasi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Menurut Tata Sutabri (2012 : 6) mendefinisikan, menarik kesimpulan bahwa suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rancang Bangun Menurut Jogiyanto (2005), Rancang Bangun (desain) adalah tahap dari setelah analisis dari siklus pengembangan sistem yang merupakan pendefinisian dari kebutuhankebutuhan
Lebih terperinciSeminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia
Pendekatan Database untuk Data dalam Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Mengaplikasikan Konsep Basisdata Oleh: Mukhlisulfatih Latief Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik - Universitas Negeri Gorontalo
Lebih terperinciSISTEM PENILAIAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA DEALER MOTOR
SISTEM PENILAIAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA DEALER MOTOR Aris Rakhmadi 1*, Bambang Efirianto 2 1,2 Prodi Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. Activity Diagram
DAFTAR ISTILAH Activity Diagram Actor Admin Adobe Dreamweaver AIX Analysis Apache Aplikasi ASP diagram yang digunakan untuk memodelkan aktivitas bisnis pada suatu sesuatu untuk mewakili peran yang dimiliki
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE SAW PADA KOPERASI RS. MUHAMMADIYAH BANDUNG
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE SAW PADA KOPERASI RS. MUHAMMADIYAH BANDUNG Erwin Teguh Arujisaputra 1, Meliana Pancarani 2 1 Program Studi Sistem Informasi, STMIK & PKN LPKIA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem ada dua pendekatan yaitu menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Untuk pendekatan yang menekankan pada prosedur,
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI AKUNTANSI I. Modul ke: 11FEB. Definisi dan Konsep Basis Data AFRIZON, SE, M.Si, AK. Fakultas. Program Studi AKUNTANSI
Modul ke: SISTEM INFORMASI AKUNTANSI I Fakultas 11FEB Definisi dan Konsep Basis Data AFRIZON, SE, M.Si, AK Program Studi AKUNTANSI Definisi Basis Data Basis Data (Database) lemari arsip, di dalamnya terdapat
Lebih terperinci