Bab 2. Landasan Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2. Landasan Teori"

Transkripsi

1 Bab 2 Landasan Teori Dalam bab ini penulis akan memaparkan beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli tentang partikel (joshi), khususnya shuujoshi. Uraian akan dimulai dari pengertian hinshi, jenis-jenis hinshi, pengertian joshi, pembagian joshi berdasarkan jenis dan fungsi, pengertian shujoshi, dan pembagian shuujoshi berdasarkan makna dan pemakaian Tinjauan Umum mengenai Hinshi Masuoka dan Takubo (1993:2), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hinshi adalah seb agai b erikut : 語は文の材料であり 文を組み立てる上で一定働きをする この働きの違いによって語を分類分けしたものが 品詞 である Terjemahan : Bahasa merupakan materi dari kalimat dan berfungsi dan berfungsi tetap dalam membangun kalimat. Hal yang membagi jenis kata berdasarkan perbedaan fungsi inilah yang disebut dengan hinshi Jenis-jenis Hinshi Sebagaimana dikutip oleh Dahidi, Murakami (1986: 24 dalam Dahidi: 2004) membagi tango kata dalam bahasa Jepang menjadi dua kelompok besar, yaitu jiritsugo dan fuzokugo. Hinshi kelas kata yaitu kata yang dengan sendirinya dapat menjadi bunsetsu kalimat termasuk ke dalam jiritsugo, sedangkan kelas kata yang dengan sendirinya tidak dapat menjadi bunsetsu termasuk ke dalam kelompok fuzokugo. Berikut ini akan diuraikan kelas kata yang termasuk ke dalam jiritsugo dan fuzokugo. 8

2 Jiritsugo 自立語 Sebagaimana telah ditulis sebelumnya, jiritsugo adalah kelas kata yang dapat berdiri sendiri. Dalam bahasa Jepang jiritsugo terdiri dari delapan kelas kata. Kedelapan kelas kata tersebut adalah sebagai berikut. a. Meishi 名詞 = Kata benda (nomina) Yaitu kata yang bisa menjadi subjek. かばん = kaban tas たばこ = tabako rokok b. Doushi 動詞 = Kata kerja (verba) Yaitu kata yang dapat berfungsi sebagai predikat dan mengandung makna acuan mengenai aksi perbuatan atau kejadian. かきます = kakimasu m enulis よみます = yomimasu m embaca c. Keiyoushi 形容詞 = Kata sifat I (Adjektiva 1) Yaitu kata yang berakhiran dengan huruf i, kata yang dapat menjadi predikat adn mengacu pada sifat atau keadaan suatu benda. あつい = atsui panas さむい = samui dingin d. Keiyoudoushi 形容動詞 = Kata sifat II (Adjektiva 2)t Yaitu kata sifat yang bila disambungkan dengan nomina, akhirannya akan berubah menja na しずかな = shizukana sunyi/sepi じょうずになります = Jouzu ni narimasu menjadi pintar 9

3 e. Fukushi 副詞 = Kata keterangan (adverb ia) Yaitu kata yang maknanya menerangkan keadaan tentang verba, adjektiva, atau kata lain yang bukan nomina atau pronomina ゆっくり = yukkuri perlahan- lahan たくさん = takusan bany ak f. Rentaishi 連体詞 = Kata sebelu m nomin a (Prenomin a). このほん = kono hon buku ini そのひと = sono hito orang itu g. Setsuzokushi 接続詞 = Kata sambung (konjungsi) Yaitu kata yang dipakai untuk menghubungkan atau merangkaikan kalimat dengan kalimat atau merangkaikan bagian kalimat. そして = kemudian しかし = tetapi h. Kandoushi 感動詞 = Kata seru (Interjeksi) いいえ = iie tidak はい = hai iya Fuzokugo 付属語 Fuzokugo adalah kelompok kata yang tidak dapat berdiri sendiri. Artinya, ia baru bermakna dan berfungsi apabila bergabung dengan kata lain. Kelas kata yang termasuk ke dalam fuzokugo adalah sebagai berikut a. Jodoushi 助動詞 = Kata bantu verba (Verba bantu) Yaitu kata soshite 10

4 b. Joshi 助詞 = Kata bantu (partikel) Yaitu kata bantu atau partikel yang menentukan makna di dalam kalimat. は = wa 2.3. Pengertian Joshi Setiap bahasa memiliki karakteristik masing-masing, baik ragam lisan maupun tulisan. Untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran, maupun keinginan diri sendiri baik dalam ragam lisan maupun tulisan, kita diharuskan mengikuti aturan tata bahasa asing yang dipelajari. Dalam bahasa Jepang, karakteristik tersebut ditunjukkkan dengan partikel (joshi) yang selalu melekat pada kalimat bahasa Jepang. Istilah joshi ditulis dengan dua buah kanji( 助詞 ), kanji pertama 助 yang dibaca jo dapat dibaca juga tasukeru ( 助ける )yang berarti bantu, membantu, atau menolong, sedangkan kanji kedua yang dibaca shi ( 詞 )memiliki makna yang sama dengan istilah kotoba yang berarti kata, perkataan, atau bahasa. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang menerjemahkan joshi dengan istilah kata bantu (Sudjianto, 2000:1). Jadi, partikel atau joshi dapat diartikan secara harfiah sebagai kata bantu yang difungsikan untuk membantu arti dalam sebuah kalimat bahasa Jepang. Dalam kamus bahasa Jepang ( 国語辞典 )( 2006:1044 ) joshi diartikan sebagai berikut. 品詞の一つ 常に他の語のあとに付いて使われる語のうち 活用しない語 前の語が他の語とどのような関係にあるかを示したり 語句と語句を接続したり 文が表す内容に一定の性質を付加したり働きがある Hinshi no hitostu. Tsuneni hoka no go ato ni tsuite tsukawareru go no uchi, katsuyou shinai go. Mae no go ga hoka no go to dono youna kankei ni aru ka wo shimeshitari, goku to goku wo setsuzoku shitari, 11

5 bun ga arawasu naiyou ni ittei no seishitsu wo fuka shitari hataraki ga aru. Terjemahan: Salah satu bagian dari kelas kata. Biasanya merupakan kata yang tidak berkonjugasi dan digunakan setelah mengikuti kata yang lain. Menunjukkan bagaimana hubungan antara kata yang satu dengan lainnya, menghubungkan antara frasa dan frasa, dan menunjukkan karakteristik tertentu dari suatu kalimat. Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa joshi merupakan bagian dari kelas kata dalam bahasa Jepang yang tidak dapat berkonjugasi dan berdiri sendiri. Berfungsi memberi ciri pada suatu kalimat dan menghubungan satuan-satuan terkecil dalam sebuah kalimat. Jadi, dapat dikatakan bahwa joshi selalu melekat pada kata penuh (jiritsugo) dan tidak dapat berdiri sendiri dan berperan untuk memberi karakteristik sebuah kalimat berdasarkan kata, frasa, atau klausa yang dilekatinya. Senada dengan Asano, Kawashima (1999:i) lebih rinci menjelaskan definisi joshi sebagai berikut. Partikel (joshi) dalam bahasa Jepang mengikuti kata untuk: 1) menunjukkan hubungan antarkata dalam sebuah kalimat dan/atau; a) memberi nuansa atau makna khusus dari suatu kata; b) tidak seperti verba, adjektiva, atau adverbia, joshi tidak berinfleksi dan selalu memiliki bentuk yang sama dalam kalimat apapun; 2) Tidak seperti kata kerja, kata sifat dan adverbs, partikel tidak dibengkokkan, dan karena itu tetap dalam bentuk yang sama terlepas dari mana mereka muncul sebuah kalimat. 3) secara umum, joshi sama dengan preposisi, konjungsi, dan interjeksi dalam bahasa Inggris, tetapi dari ketiga partikel tersebut, joshi lebih dekat maknanya dengan preposisi; 12

6 4) sebuah joshi selalu diletakkan setelah kata yang dimodifikasinya, artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris kata tersebut akan mengalami perubahan makna. Bahasa Inggris Bahasa Jepang : top of the desk : tsukue no ue Definisi Kawashima tersebut lebih menjelaskan pengertian joshi pada fungsinya dalam sebuah kalimat Pengelompokkan dan Fungsi Joshi Dalam bukunya yang berjudul Gramatika Bahasa Jepang Modern, Sudjianto mengatakan: Masih ada perbedaan pendapat dalam pengelompokan jenis partikel. Ada yang mengelompokkan partikel menjadi empat jenis dan ada juga yang mengelompokkannya menjadi enam jenis. Para ahli yang mengelompokkan menjadi empat jenis menyebutkan kakujoshi ( partikel biasa ) ( 格助詞 ), setsuzokujoshi ( partikel penyambung ) ( 接続助詞 ), fukujoshi/toritatejoshi ( partikel adverbial ) ( 副助詞 ), Shuujoshi ( partikel akhir ) ( 終助詞 ), sebagai jenis partikel. Sedangkan para ahli yang mengelompokkan partikel menjadi enam jenis menambahkan kantoojoshi dan kakarijoshi sebagai jenis partikel selain keempat jenis (Kakujoshi, Setsuzokujoshi, Fukujoshi/Toritatejoshi dan Shuujoshi,) tersebut. (Sudjianto, 2000 hal. 4). Masih dalam bukunya yang berjudul Gramatika Bahasa Jepang Modern, Sudjianto mengatakan: Namun di antara berbagai pendapat tentang klasifikasi partikel ini, yang paling banyak ditemukan adalah klasifikasi partikel yang menjadi empat kelompok seperti yang telah disebutkan diatas, yakni kelompok-kelompak fukujoshi, kakujoshi, Setsuzokujoshi dan shuujoshi. Dengan catatan, partikel yang termasuk kantoojoshi adalah ne, sa, dan yo termasuk ke dalam kelompok shuujoshi. Partikel-partikel yang termasuk kakarijoshi adalah wa, mo, dan koso dimasukkan ke dalam kelompok fukujoshi. (Sudjianto, 2000: 5) 13

7 Berikut ini adalah penjelasan tentang peranan dan fungsi joshi yang dikelompokkan menjadi empat kelompok. a. Kakujoshi ( partikel kasus ) yang berfungsi menghubungkan frase dengan frase, klausa dengan klausa, dan yang khususnya melekat pada tangen ( 単元 ) ( nominal ), seperti partikel-partikel: ga, wo, ni, e, de, no, to, ya, kara, made, dan yori ; Menurut Tadasu dalam Sudjianto: Partikel no dan partikel ga merupakan kakujoshi, nampak pada kalimat tsukue no ashi ga kawareta dan partikel-partikel lainnya seperti o, ni, e, to, kara, yori, de, dan ya dalam gramatika Bahasa Jepang modern disebut kakujoshi. Kakujoshi biasanya dipakai setelah tangen (meishi=nomina) untuk menyatakan hubungan satu bunsetsu dengan bunsetsu lainnya. (Sudjianto, 2000: 34), Masuoka Takashi (1992:49) mencontohkan penggunaan joshi dalam kelompok ini sebagai berikut: (1) 鈴木さんが街で旧友に会った Suzuki-san ga machi de kyuuyuu ni atta. Suzuki bertemu dengan teman lamanya di kota b. Setsuzokujoshi, yaitu partikel penghubung antara satu klausa yang mendahului partikel tersebut dengan klausa lain yang menyertainya, atau yang berfungsi sebagai setsuzokushi atau konjungsi. Menurut Tadasu dalam Sudjianto: Setsuzokushi dipakai untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain, sedangkan setsuzokujoshi berfungsi untuk menghubungkan bagianbagian kalimat Setsuzokujoshi pada umumnya dipakai setelah yoogen (verba, adjektiva-i, adjektiva-na) sebagai bagian kalimat yang terletak sebelum Setsuzokujoshi yang ada hubungannya dengan bagian kalimat setelah Setsuzokujoshi. Namun ada juga Setsuzokujoshi yang dipakai setelah kelas kata lain selain kelompok yoongen, misalnya setelah nomina atau 14

8 setelah verba bantu. Partikel-partikel yang termasuk Setsuzokujoshi yang dibahas dibagian ini adalah partikel-partikel: ba, ga, kara, keredomo, nagara, node, noni, shi,tari, te, temo dan to. (Sudjianto, 2000:50), Dalam kelompok ini Masuoka (1992:50) mencontohkan kalimat sebagai berikut. (2) 花子からも返事がなかった Hanako karamo henji ga nakatta. Dari Hanako pun tidak ada jawaban. c. Fukujoshi, yaitu partikel adverbial yang dapat mengubah arti kata dan dapat mengembangkan makna gramatikal. Menurut Bunkachoo dalam dalam Sudjianto: Partikel yang dapat menambah arti kata lain yang ada sebelumnya dan memiliki peran yang hampir sama dengan fukushi (adverbia) yaitu untuk menghubungkan kata-kata yang ada sebelumnya dengan kata-kata yang ada pada bagian berikutnya seperti fukushi. Partikel-partikel yang termasuk partikel kelompok fukushi: bakari, dake, demo, hodo, ka, kiri, koso, kurai/gurai, mode, mo, nado, nari, noni, sae, shika, wa, dan yara. (Sudjianto, 2000: 9), Contoh yang diberikan Masuoka (1992:51) dalam kelompok joshi ini adalah sebagai berikut. から (3) 用事がすぐ終わりますから ここで待っていて下さい Youji ga arimasu kara, koko de matte ite kudas Karena ada keperluan silakan tunggu di sini. d. Shuujoshi, yaitu partikel yang mengakhiri suatu kalimat, menunjukkan perasaan pembicara. 15

9 Menurut Tadasu dalam dalam Sudjianto: Shuujoshi dipakai pada akhir kalimat atau pada akhir bagian-bagian kalimat (bunsetsu) untuk menyatakan haru, larangan dan sebagainya. (Sudjianto, 2000:69). Menurut Bunkachoo dalam dalam Sudjianto: Shuujoshi ialah partikel partikel yang dipakai pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan pertanyaan, rasa heran, keragu-raguan, harapan, atau rasa haru pembicara seperti partikel - partikel ka, na, ne, dan sebagainya. (Sudjianto, 2000: 70), Partikel yang termasuk shuujoshi yang sering dipakai dalam pemakaian bahasa Jepang sehari-hari yakni partikel-partikel: ka, kashira, kke, na/naa, ne/nee, no, sa, tomo, wa, ya, yo, ze, dan zo. Dalam kelompok joshi ini, Masuoka (1992:53) mencontohkan penggunaannya dalam kalimat berikut. (4) きょうはよい天気ですね Kyou ha yoi tenki desu ne. Hari ini cuacanya bagus, ya Karakteristik Joshi Dalam buku Yooten Don: Chuugaku Kokugo Bunpoo yang disunting oleh Kentaro Aoki (1997: 66-72), disebutkan bahwa karakteristik sebuah joshi ( partikel ) adalah sebagai salah satu jenis fuzokugo ( kata tugas ) yang selalu menempel pada jiritsugo ( kata penuh ) dalam sebuah bunsetsu ( klausa ); atau merupakan tango ( morfem ) yang tidak mengalami katsuyoo ( infleksi ); dan fungsinya adalah untuk menunjukkan hubungan antar-goku ( kata-kata dan frasa-frasa ), seperti hubungan antara shugo ( subjek ) dengan shushokugo ( modifikator ). 16

10 Melengkapi pendapat tersebut, dalam buku Bunpoo no Kiso Chisiki to Sono Oshiekata disebutkan bahwa joshi adalah kata yang tidak dapat berdiri sendiri, biasanya melekat pada jiritsugo yang lain, menambahkan arti, serta menunjukkan hubungan jiritsugo tersebut dengan jiritsugo yang lain (1992:68). Selain itu, Higashi Nakagawa (1996:1) menambahkan bahwa joshi mempunyai fungsi untuk menunjukkan hubungan antara nomina, adjektiva, kata keterangan, serta kata lain yang berhubungan dengan jiritsugo yang bersambungan dengan kata sebelumnya dalam kalimat Shuujoshi dalam Kalimat Bahasa Jepang Sebagaimana telah disinggung di atas, shuujoshi adalah partikel yang mengakhiri suatu kalimat. Dalam kamus Jepang shuujoshi memiliki makna sebagai berikut. 助詞の分類一 文や句の終わりに用いて 疑問 禁止 詠嘆 感動などの意を表す助詞 Joshi no bunrui no ichi. Bun ya ku no owari ni mochiite, gimon, kinshi, eitan, kandou nado no i arawasu joshi. Terjemahan: Salah satu kelompok joshi. Digunakan di akhir kalimat atau frasa dan mengandung makna pertanyaan, larangan, seruan, atau perasaan. Sebagai bagian dari joshi, shuujoshi ( 終助詞 ) yang jika dilihat dari karakter kanji yang digunakan memiliki arti 'joshi yang diletakkan di akhir'. Definisi tersebut diperjelas oleh Sudjianto yang mengatakan: Joshi yang termasuk Shuujoshi pada umumnya dipakai setelah berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru dan sebagainya. Joshi yang termasuk termasuk kelompok ini misalnya ka, kashira, na, naa, zo, tomo, yo, ne, wa, no, dan sa. (Sudjianto, Ahmad Dahidi,2004 :182). 17

11 Tadasu dalam Sudjianto menjelaskan: Shuujoshi dipakai pada akhir pada akhir kalimat atau pada akhir bagian-bagian kalimat (bunsetsu) untuk menyatakan perasaan pembicara seperti haru, larangan dan dan sebagainya. (Sudjianto,2000:69), Dalam Nihongo no Bunpo Handobukku, dikatakan bahwa shuujoshi selalu diletakkan di akhir kalimat dan merupakan partikel penanda perasaan dan sikap pembicara yang akan diungkapkan pada lawan bicara (164). Joshi yang termasuk ke dalam shuujoshi adalah, ka yo, ne, yone, naa, wa, zo, kke, dan no. Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah shuujoshi yo ne berdasarkan makna dan fungsinya dalam sebuah kalimat. Sebelum pengelompokkan shuujoshi yo ne berdasarkan makna dan fungsinya akan dibahas terlebih dahulu pengelompokkan shuujoshi menurut Masuoka Takashi dalam bukunya yang berjudul Kiso Nihongo Bunpo (1992) Jenis dan Kelompok Shuujoshi Sebagaimana telah disinggung dalam bab sebelumnya, shuujoshi adalah partikel akhir yang diletakkan di akhir kalimat dan mengungkapkan perasaan pembicara dalam kalimat tersebut. Dalam bukunya yang berjudul Kiso Nihongo Bunpo, Masuoka mengelompokkan shuujoshi ke dalam 4 kelompok. Berikut ini adalah kelompok shuujoshi tersebut yang lebih menunjukkan kepada karakteristiknya. 18

12 1) Shuujoshi merupakan partikel yang muncul di akhir kalimat dan menyambungkan predikat yang berbentuk dasar, bentuk lampau, atau bentuk lainnya. (5) おみやげに何を買いましたか Omiyage ni nani wo kaimashita ka. Untuk oleh-oleh, sudah membeli apa? (Masuoka,1992: 52) Partikel shuujoshi ka dalam kalimat tersebut adalah shuujoshi. Berfungsi menjadi penanda kalimat pertanyaan dalam kalimat berbentuk lampau. 2) Dalam partikel shuujoshi ada beberapa partikel yang mengungkapkan keputusan, partikel sa, menunjukkan pertanyaan ka, kai, kana, kashira, menunjukkan konfirmasi atau persetujuan ne dan na, mengungkapkan pemberitahuan yo, zo, dan ze, mengungkapkan perasaan kekaguman naa dan wa, menunjukkan konfirmasi atas ingatan si pembicara kke, serta mengungkapkan larangan yang ditunjukkan dengan na. (6) ぼくはどうせ馬鹿な男さ Boku ha douse bakana otoko sa. Aku ini laki-laki yang tolol deh (1992: 52) 19

13 (7) 大きな家だなあ Ookina ie da naa Wah, rumah yang besar ya. (1992: 53) (8) あしたの会議は何時だったっけ Ashita no kaigi ha nanji kara dattakke. Rapat besok dari jam berapa ya. (1992: 53) Ketiga contoh tersebut di atas nomor (5), (6), dan (7) merupakan kalimatkalimat yang menunjukkan keputusan atau simpulan dari pembicara, pada kalimat nomor (5), mengungkapkan kekaguman pembicara terhadap sesuatu yang dilihatnya pada kalimat nomor (6), dan ungkapan pembicara terhadap kebenaran ingatannya dalam kalimat nomor (7). 3) Dalam shuujoshi, partikel ne dan yo merupakan partikel yang harus diperhatikan secara khusus. Contoh (9) 今日はいい天気ですね Kyo ha ii tenki desu ne. Hari ini cuacanya bagus, ya. (1992: 53) (10) 彼は確か岡山の出身だったね Kare ha tashika Okayama no shushinn datta ne. Dia memang berasal dari Okayama, ya. (1992: 53) 20

14 (11) 財布が落としましたよ Saifu ga ochimashita yo. Dompetnya jatuh lho. (1992: 53) (12) もっと勉強しないと 試験に落ちるよ Motto benkyou shinai to, shiken ni ochiru yo. Kalau tidak belajar, nanti gagal lho. (1992:53) Walaupun hanya terdiri dari shuujoshi ne dan yo, kalimat nomor (8) sampai dengan nomor (11) di atas mengandung makna dan fungsi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pada kalimat nomor (8) nampak ungkapan perasaan pembicara yang menuntut lawan bicara untuk menyetujui hal yang diucapkannya. Pembicara meminta lawan bicara sepakat dengan dirinya bahwa hari itu cuaca cerah. Pada kalimat nomor (9), pembicara mengkonfirmasi pernyataan ungkapannya terhadap lawan bicara bahwa dia memang berasal dari Okayama. Dalam kalimat nomor (10), pengunaan shuujoshi yo di akhir kalimat menunjukkan pemberitahuan dari pembicara kepada lawan bicara bahwa dompetnya telah jatuh. Dalam hal ini pembicara tidak menunggu persetujuan atau mengkonfirmasi kalimatnya, karena kalimat ini hanya berupa pemberitahuan. Pada kalimat terakhir, makna khusus yang harus diperhatikan lawan bicara dalam kalimat tersebut adalah anjuran keras terhadap lawan bicara. Lawan bicara akan mengalami kegagalan dalam ujian bila tidak belajar. Kalimat ini bernada keras karena lebih menunjukkan peringatan. 21

15 4) Dalam shuujoshi itu sendiri, terdapat shuujoshi ne dan sa yang disisipkan di tengah kalimat untuk menarik perhatian lawan bicara. Shuujoshi jenis ini disebut sebagai shuujoshi yang digunakan secara tidak langsung. Contoh (13) 最近ですね こんな表現がですね はやってらしいですよ Saikin desu ne, konnna hyougen ga desu ne, hayatte iru rashii desu yo. Terjemahan: Akhir-akhir ini, ya, ungkapan seperti ini tuh, sedang booming lho. (1992: 53) Penyisipan shuujoshi ne dalam kalimat tersebut di atas sengaja dilakukan oleh pembicara untuk menarik perhatian lawan bicara sehingga lawan bicara fokus terhadap hal yang dibicarakan oleh pembicara Fungsi Shuujoshi yo dalam Kalimat Bahasa Jepang Menurut Izuhara Eiko dalam disertasinya yang berjudul Shuujoshi yo, yo ne, dan ne Saiko, pada dasarnya shuujoshi yo digunakan oleh pembicara untuk menjadikan pengetahuannya dapat dimiliki oleh lawan bicata. Untuk mencapai hal itu, pembicara melakukan intervensi terhadap lawan bicara. Izuhara (2003:4) membagi fungsi shuujoshi yo ke dalam 3 kelompok, yaitu a. Mengubah pengetahuan lawan bicara dengan kuat, untuk itu pembicara melakukan suatu tindakan secara paksa. 22

16 (14) ごはんですよ ( 早く来なさい ) Gohan desu yo. (Hayaku Kinasai) Terjemahan: Makan lho. (Cepat datang) b. Menekan kebenaran pengetahuan yang dimiliki lawan bicara sesuai kebenaran yang dimiliki oleh pembicara. (15) 徹子 : ( ご主人 ) 今でもモテいらっしゃる? 越路 徹子 越路 : らしいですね : やさしいから : うちではそうでもないですよ うちへ帰ってき ますとね Tekko Koeji Tekko Koeji :...(go shujin) ima demo mote irassharu? : rashii desu ne. : yasashii kara. : uchi de wa sou demo nai desu yo. Uchi he Terjemahan: kaettekimasu to ne. Tekko :...(suami anda) sampai sekarang masih banyak penggemar? Koeji Tekko Koeji : nampaknya sih ya. : karena dia baik. : di rumah tidak seperti itu lho. Kalau pulang ke rumah nih ya. 23

17 c. Mengharapkan penerimaan pengetahuan yang dimiliki pembicara oleh lawan bicara. (16) 越路 : かあさん しばらくでした 沢村 : どうもしばらく 今日はとっても楽しみだったのよ Koeji Sawamura :... kaasan, shibaraku deshita. : doumo shibaraku. Kyou wa tottemo tanoshimi datta no yo Terjemahan: Koeji Sawamura :...Bu, sudah lama tak bertemu. : Ya, sudah lama, ya. Hari ini betul-betul menyenangkan, lho Fungsi Shuujoshi ne dalam Kalimat Bahasa Jepang Shuujoshi ne dalam kalimat bahasa Jepang berfungsi untuk menyamakan pengetahuan yang dimiliki pembicara sama dengan pengetahuan yang dimiliki oleh lawan bicara (Izuhara, 2003:9). Lebih jauh, Izuhara membagi fungsi ne ke dalam 2 kelompok, yaitu sebagai berikut. a. Meminta persamaan pengetahuan lawan bicara dengan pembicara. (17) 徹底 : 越路さんは召しあがるのもお好きね 越路 : 大好き Tekko : Koeji san wa meshiagaru no mo osuki ne. Koeji : Daisuki. 24

18 Terjemahan: Tekko : Koeji-sa suka makan juga ya. Koeji : Sangat suka. b. Menarik pengetahuan yang dimiliki lawan bicara masuk ke dalam wilayah pengetahuan yang dimiliki oleh pembicara, saat pembicara menyampaikan sesuatu yang diketahuinya. (18) 徹子 : で 男役はお好きでいらしたんですか 越路 : いやあ あんまり好きじゃないですね Tekko :...de, otokoyaku wa osuki de irashitan desu ka. Koeji : iyaa, anmari suki janai desu ne. Terjemahan: Tekko :...jadi, suka dengan pemain laki-lakinya? Koeji : tidak, tidak terlalu suka, ya Fungsi Shuujoshi yo ne dalam Kalimat Bahasa Jepang Berdasarkan pengelompokkan shuujoshi oleh Masuoka di atas, shuujoshi ne dan yo termasuk ke dalam kelompok ketiga, yaitu kelompok shuujoshi yang dapat digunakan secara khusus. Dalam kelompok tersebut, shuujoshi ne dan yo digunakan secara terpisah tidak digabungkan secara bersamaan. Namun, dalam percakapan sehari-hari, termasuk dalam teks dialog seringkali kedua shuujoshi ini digunakan secara bersamaan dalam sebuah kalimat. Dalam A Study of the Final Particles yo, ne, and yone in Japanese Sentences-from the standpoint of Japanese language education yang diunduh 25

19 melalui repository.tufs.ac.jp/.../2/dt-ko-0009en.html tanggal 28 desember 2012 pukul dikatakan bahwa Shuujoshi Yone adalah kombinasi dari yo dan ne, dan tidak memiliki arti independen, melainkan menggabungkan makna yo dan ne. Partikel yo ne digunakan untuk menunjukkan keakraban, meminta konfirmasi antara pembicara dan pendengarnya. Dalam artikel tersebut diberikan empat contoh penggunaan yone sebagai berikut. 1) Yo ne digunakan ketika pembicara sedang mencari konfirmasi atau persetujuan dari pendengar. Meminta konfirmasi. よね (19) 明日ですよね Ashita desu yone? Besok kan acaranya? 2) Partikel yo ne digunakan untuk menunjukkan keakraban よね (20) これで十分ですよね Kore de juubun desu yo ne Ini cukup kan? 3) Yo ne digunakan dalam kalimat yang isinya menyangkut pembicara sendiri. よね (21) 今日の午後から会議ですよね Kyou no gogo kara kaigi desu yone. Sore ini ada rapat kan ya? 26

20 4) Yo ne digunakan dalam kalimat yang isinya menyangkut pendengar bahwa pembicara menuntut informasi dari pendengar/lawan bicara berikut keinginan pembicara menginginkan konfirmasi pendengar. よね (22) 田中さん 明日休みですよね Tanaka san, ashita yasumi desu yo ne. Tanaka, besok libur kan ya? Dalam contoh pertama dan kedua, yo ne digunakan ketika pembicara mengasumsikan bahwa pendengar memiliki pengetahuan yang baik tentang informasi yang disampaikan dalam kalimat tersebut dan berkeinginan konfirmasi pendapatnya tersebut disetujui oleh pendengar. Nuansa pernyataan kalimat tersebut mirip dengan penggunaan ne dalam sebuah kalimat. Kedua contoh tersebut (19) dan (20) merupakan penggunaan yo ne yang paling dasar. Contoh ketiga (21) dan keempat (22), yo ne digunakan ketika pembicara mengasumsikan bahwa pendengar memiliki tingkat yang lebih rendah pengetahuan dari dirinya atau tidak ada informasi sama sekali atau pandangan berbeda dengan pembicara mengenai informasi yang terkandung dalam kalimat yang diungkapkannya. Dalam hal ini, bagian dari kalimat hingga yo digunakan untuk menyampaikan penilaian pembicara, dan kemudian ne ditambahkan untuk mencari konfirmasi pendengar. Penelitian ini juga membahas situasi di mana ne dan yo ne dapat saling menggantikan. Pada pokoknya, ne menunjukkan nuansa "Saya pikir Anda tahu ini", dan mengkonfirmasi isi dari ucapan itu sendiri, sementara yone mengungkapkan pengetahuan pembicara atau pendapatnya dan pada saat yang sama meminta konfirmasi dari pendengar atau lawan bicaranya. 27

21 Pembahasan tentang makna dan fungsi shuujoshi yo ne yang dilakukan oleh Izuhara Eiko dalam disertasinya yang berjudul Shuujoshi Yo, Yo ne, dan Ne Saiko, yang diunduh dari pada April Izuhara mengatakan makna yo ne adalah kata bantu akhir dalam kalimat yang merupakan gabungan dari makna shuujoshi yo dan shuujoshi ne. Artinya kalimat yang menggunakan shuujoshi yo ne adalah kalimat yang bermakna menggerakkan pengetahuan lawan bicara sesuai dengan keinginan pembicara sekaligus meminta konfirmasi persetujuan dari pembicara. Dengan berlandaskan pada konsep Izuhara, Naranong Soysuda dalam disertasinya yang berjudul Nihongo Shuujoshi Yo, Ne, Yone ni tsuite: Nihongo Kyoiku no Shiten kara", mengelompokkan pengunaan shuujoshi yo ne ke dalam 4 kelompok. Keempat kelompok tersebut adalah 1). Yone digunakan ketika konfirmasi dan persetujuan lawan bicara diperlukan. (105); 2). Yone digunakan ketika muncul dalam kalimat yang memberikan pengaruh, kepada lawan bicara. (107); 3). Yone digunakan saat pembicara menjelaskan pengalaman dan pandangannya; dan 4). Yo ne digunakan saat pembicara ingin menyampaikan simpulan/ pandangannya tentang lawan bicara Dalam sub bab ini penulis akan menggunakan konsep yang digunakan oleh Izuhara mengenai fungsi shuujoshi yo ne yang dibagi ke dalam 3 kelompok. Ketiga kelompok tersebut adalah. a. Untuk menyamakan pengetahuan yang dimiliki pembicara sama dengan lawan bicara. 28

22 Contoh : (23) 稽子 : 眠くなんないの? 夜になって 越路 : いや仕事中に眠くなるんですよね これはどういうことなのかわかんないのよ Tekko : Nemukunai no? yoru ni natte. Koeii : Iya shigotochuu ni nemuku narun desu yo ne. Kore wa dou iu koto nano ka wakannai no yo. Terjemahan: Tekko : Tidak ngantuk? Sudah malam. Koeji : Tidak, (kalau) sedang kerja jadi ngantuk kan ya. Ini jadinya akan seperti apa pun, tidak tahu deh. b. Untuk mengkonfirmasi pengetahuan yang dimiliki lawan bicara, pembicara mengkonfirmasi maksud topik pembicaraan. (24) 徹子 : ビョンビョンゲームってあれでしょ ダイヤモン よね ドゲームでしょ とても簡単なのよね 越路 : 進ませるやつでしょ あれ ビョンビョンじゃないですよ Tekko : byonbyon geemu tte are desho. Daiyamondo geemu desho. Totemo kantan na no yo ne. Koeji : susumaseru yatsu desho. Are, byonbyon janai desho. 29

23 Terjemahan: Tekko : Game byon-byon tuh itu kan? Game berlian kan? Game yang sangat mudah kan ya? Koeji : Yang hanya dimajukan kan. Itu bukan byonbyon c. Untuk mengkonfirmasi apakah wilayah pengetahuan pembicara sama dengan wilayah pengetahuan lawan bicara. (25) ( 新幹線で 乗り込んできた客が 座席の足元には荷物があるのをみてためらいがちに ) ここ 空いてないです よね (Shinkansen de, norikonde kita kyaku ga, zaseki no ashimoto ni wa nimotsu ga aru no wo mite tameraigachi ni) koko, aite nai desu yo ne. (di dalam shinkansen, penumpang yang baru naik, melihat barang di kaki seorang penumpang lainnya, bertanya dengan ragu-ragu) kursi ini tidak kosong kan ya? 30

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 品詞 Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu kelas

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang baik dengan lisan maupun tulisan. Manusia dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) 2.1 Pengertian Partikel (Joshi) Di dalam gramatika bahasa Jepang terdapat pembagian kelas kata yang disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 品詞 ) 2.1 Teori Kelas Kata ( 品詞 Sama halnya dengan bahasa-bahasa lain, dalam bahasa Jepang juga mengenal kelas kata atau hinshi ( 品詞 ). Pada setiap kelas kata (hinshi) tersebut memiliki

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian skripsi ini. Teori-teori

Bab 2. Landasan Teori. digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian skripsi ini. Teori-teori Bab 2 Landasan Teori Dalam penulisan skripsi pada bab ini, penulis akan menguraikan teori yang akan digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian skripsi ini. Teori-teori yang digunakan tersebut

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI 2.1. Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Joshi adalah penghubung atau kata bantu didalam kalimat dari satu kata ke kata lain atau dari satu klausa ke klausa lain (Masuoka, 1993, hal:49). Joshi sendiri memiliki beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

PARTIKEL GA DI DALAM NOVEL KITCHEN KARYA YOSHIMOTO BANANA

PARTIKEL GA DI DALAM NOVEL KITCHEN KARYA YOSHIMOTO BANANA PARTIKEL GA DI DALAM NOVEL KITCHEN KARYA YOSHIMOTO BANANA Naomi Natalia Jl. Petamburan 4 no. 8, Jakarta Pusat, +6282110340200, kakiaynaoo@gmail.com Prof. Dr. Sheddy Nagara Tjandra, M.A ABSTRAK Seiring

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Agar memperoleh ketepatan dalam penggunaan kata pada sebuah kalimat, maka diperlukan pengetahuan untuk menguasai makna dan konsep dalam kata-kata yang dipilih. Pengetahuan

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Sakakura (1992: 317) mengungkapkan bahwa hinshi ( 品詞 ) atau kelas kata terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya : a) Doushi ( 動詞 ) atau verba Merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus. Begitu pula dalam bahasa Jepang yang memiliki ciri khusus. Salah satu ciri khusus tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi digunakan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan kata sambung (konjungsi)

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Sakakura (1992: 317) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak, dan para penuturnya juga terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman pesan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan dimaksud

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Untuk berkomunikasi antar sesama, manusia menggunakan bahasa. Menurut Sutedi, bahasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

BAB II JOSHI. berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara. dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo.

BAB II JOSHI. berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara. dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo. BAB II JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Di dalam gramatika bahasa Jepang terdapat pembagian kelas kata yang disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui berarti penggolongan,

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN 1.1.1 LATAR BELAKANG Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 bagian yaitu doushi (verba), i-keiyoushi (adjektiva),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berperan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berperan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa berperan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan dengan tanggapan terhadap dunia luar secara simbolik, menjadi alat yang menyertai dan membentuk

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang definisi atau pengertian tentang Hinshi, Joshi, Kakujoshi serta penjelasan fungsi partikel ga dalam bahasa Jepang berdasarkan dengan data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu media dalam interaksi antar sesama. Dengan adanya bahasa, orang-orang di setiap negara dapat saling berkomunikasi dan bersosialisasi satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam masyarakat, kata bahasa sering digunakan dalam berbagai konteks dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari bahasa-

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Joshi( 助詞 ) Dalam kalimat bahasa Jepang, joshi( 助詞 )memiliki peranan yang sangat vital, baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah satu dari 10 jenis kelas kata tersebut. Partikel dalam bahasa Jepang disebut juga joshi. Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang memiliki keunikan-keunikan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Salah satu keunikan bahasa Jepang tersebut adalah adanya nomina abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat yang tidak sesuai dengan maksud si pembicara, sehingga maksud dan keinginan yang dikehendaki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Hinshi Secara umum, pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan Hinshi. Menurut Iori, et al. (2000:340) menyatakan bahwa: 品詞とは文の中での働きと活用のしかたで分類した語のグループです yang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini, penulis akan memaparkan teori yang akan digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Discourse Manusia menggunakan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Kelas Kata Seperti halnya bahasa lain, dalam bahasa Jepang juga terdapat kelas kata. Setiap kelas kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan interaksi diantara dua

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan interaksi diantara dua BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan interaksi diantara dua orang atau lebih, yang berfungsi untuk menyampaikan suatu pesan, pemikiran, kehendak

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori. Noda (1991, hal.38), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hinshi (kelas kata

BAB 2. Landasan Teori. Noda (1991, hal.38), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hinshi (kelas kata BAB 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Noda (1991, hal.38), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hinshi (kelas kata Jepang) adalah sebagai berikut: 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di berbagai belahan dunia selain bahasa inggris. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak ragam huruf, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang secara umum memiliki sembilan kelas kata diantaranya verba (doushi), ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi),

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat,

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat, Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat, arah, dan waktu (Masuoka, 1993: 49). Meishi memiliki jenis-jenis dan fungsi yang berbeda-beda. Pada kesempatan

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing. Namun, secara garis besar Bahasa sebagai alat komunikasi adalah definisi singkat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak terlepas dari budaya. Salah satu unsur penting dalam budaya adalah bahasa. Manusia tidak mungkin hidup tanpa bahasa karena manusia dikenal sebagai

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Objek linguistik adalah bahasa. Menurut Keraf (1994:1), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Sintaksis Sintaksis adalah cabang linguistik yang membicarakan hubungan antarkata dalam tuturan (speech) (Verhaar, 2004, hal. 11). Verhaar menuturkan bahwa tata bahasa terdiri

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan Bab 2 Landasan Teori 2.1 Hinshi Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan hinshi. Menurut Masuoka dan Takubo (1993:4) yang dimaksud dengan hinshi adalah: 語は文の材料であり ぶんの組み立てる上で一定の働きをする

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan beberapa landasan teori untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Teori-teori yang digunakan tersebut antara lain: 2.1 Tinjauan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Tomita (1992:147) fungsi dake dibagi menjadi 4

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Tomita (1992:147) fungsi dake dibagi menjadi 4 Bab 2. Landasan Teori 2.1 Teori Dake Menurut Tomita (1992:147) fungsi dake dibagi menjadi 4 1. 制限や限度があることを表します Seigen ya gendo ga aru koto o arawashimasu Menunjukkan adanya pembatasan. あの人は言うだけで 何もしません

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Secara umum pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan hinshi.

Bab 2. Landasan Teori. Secara umum pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan hinshi. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Secara umum pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan hinshi. Mengenai hinshi, Masuoka dan Takubo (1993:4) mengemukakan yang dimaksud dengan hinshi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, terdapat beberapa hasil penelitian yang relevan digunakan sebagai acuan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antaranya adalah partikel atau kata bantu yang disebut joshi ( 助詞 ). Joshi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. antaranya adalah partikel atau kata bantu yang disebut joshi ( 助詞 ). Joshi dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada gramatika bahasa Jepang banyak terdapat keistimewaan. Salah satu di antaranya adalah partikel atau kata bantu yang disebut joshi ( 助詞 ). Joshi dalam kalimat

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk menyampaikan sesuatu, manusia dapat menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Dalam tataran lisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, perasaannya kepada orang lain. Setiap bahasa memiliki ciri

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, perasaannya kepada orang lain. Setiap bahasa memiliki ciri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat, baik secara lisan maupun tulisan. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan pikiran, pendapat,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Di dalam bab ini, penulis akan memaparkan beberapa teori yang digunakan untuk mendukung analisis data mengenai tema skripsi. Teori-teori yang akan dibahas adalah teori kelas kata (hinshi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2007:181),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 10 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Beberapa skripsi yang meneliti tentang analisis penggunaan dan makna joshi (partikel) dalam bahasa Jepang ditemukan sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki keunikan tersendiri. Salah satu bahasa yang memiliki keunikan dan karakteristik yaitu bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa Indonesia maupun bahasa asing tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang harus diperhatikan. Demikian juga dalam mempelajari bahasa Jepang, yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan pikiran maupun perasaan (Sutedi: 2003:2). Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci