Problematika Hukum Penggunaan Logo Makara Universitas Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Problematika Hukum Penggunaan Logo Makara Universitas Indonesia"

Transkripsi

1 Problematika Hukum Penggunaan Logo Makara Universitas Indonesia Tyo Putra Widagdo, Agus Sardjono, Henny Marlyna Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia Abstrak Skripsi ini membahas mengenai penggunaan logo Makara Universitas Indonesia. Logo Makara Universitas Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu ciptaan dan dapat dikatakan juga sebagai sebuah Merek. Hal ini penting untuk dibahas karena untuk mengetahui mengenai satu objek dapat dilindungi oleh dua peraturan atau tidak. Selain itu untuk menentukan penggunaan logo Makara tanpa izin dapat dikatakan sebagai pelanggaran hak cipta atau merek. Untuk saat ini pengaturan mengenai hal tersebut sudah ada tetapi masih belum jelas. Oleh karena itu penentuan mengenai satu objek yang dilindungi dua peraturan hanya dapat ditentukan atas dasar doktrin dan teori mengenai persinggungan antara hak cipta dan merek. Penelitian ini adalah penelitian preskriptif yang memaparkan penggunaan doktrin dan teori sebagai penunjang dan pelengkap ketentuan Undang-Undang Hak Cipta dan Undang-undang Merek. Kata kunci : ciptaan ; doktrin ; logo ; teori Legal Problem Of The Use Of The Logo Makara Univesity Indonesia

2 Abstract This thesis focussed on issue of the use of the logo Makara Universitas Indonesia. Logo Makara University Indonesia can be said as the creation and it can be said also as a trademark. This is important to be discussed due to know about one objects able to be protected by two regulations or not. In addition to determine the use of logo Makara without permission could be said as a breach of copyright or trademark. This arrangement on for the time it has been there but still not clear. Hence the determination of one object that is only two rules can be determined on base by doctrine and theory about crossing between copyright and trademark. This is a prescriptive research that describes the doctrine and use of the theory as supporting the act of copyright and act of trademark. Keyword: Creation ; Doctrine; Logo; Theory Pendahuluan Penggunaan logo Makara Universitas Indonesia digunakan oleh beberapa pihak untuk dibuat atau dijadikan suatu produk, sebagai contohnya gantungan kunci yang berbentuk logo Makara Universitas Indonesia. Ada juga yang digunakan untuk suatu produk, sebagai contohnya penggunaan Makara Universitas Indonesia sebagai desain t-shirt. Lalu ada juga yang menggunakan logo Makara Universitas Indonesia sebagai merek. Penggunaan logo Makara Universitas Indonesia sebagai suatu produk digunakan oleh berbagai pihak, baik yang sudah mendapatkan izin maupun yang tidak mendapatkan izin dari pihak Universitas Indonesia sebagai pemilik logo Makara tersebut. Hal tersebut menjadi problematika apakah penggunaan logo Makara Universitas Indonesia termasuk dalam pelanggaran hak cipta atau pelanggaran merek? Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis akan meneliti mengenai permasalahan hukum tersebut dengan memberi judul PROBLEMATIKA HUKUM PENGGUNAAN LOGO MAKARA UNIVERSITAS INDONESIA.

3 Metode penelitan yang digunakan peneliti dalam penulisan ini adalah dengan penelitian yang bersifat yuridis-normatif, dimana penelitian ini mengacu kepada norma hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan serta kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat. 1 Norma hukum yang menjadi acuan dalam penelitian ini antara lain terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Di dalam penulisan ini data-data yang digunakan oleh penulis berupa bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat seperti Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Merek, serta juga menggunakan bukubuku yang menunjang implementasi dari Undang-undang tersebut dan membahas mengenai teori-teori tentang Hak Cipta dan Merek. Selain Undang-undang dan buku, penulis juga memperoleh data melalui wawancara kepada pihak-pihak yang mengetahui mengenai logo Makara. Dengan menggunakan data-data tersebut, maka penulis perlu melakukan analisis terhadap data-data yang ada dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian dengan pemahaman yang mendalam dan tuntas dan lebih ditujukan kepada proses terhadap suatu peristiwa. 2 Dengan pendekatan kualitatif ini maka nantinya akan menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata. 3 Dengan hal tersebut maka penulis akan mencari tahu lebih mengenai aspek pelanggaran hak cipta dan merek terhadap sebuah logo, sehingga penulis dapat memperoleh jawaban dari pertanyaan yang terdapat di dalam pokok permasalahan. Makara Universitas Indonesia merupakan sebuah logo berbentuk lambang yang dituangkan secara visual. Makara Universitas Indonesia sendiri melambangkan muka dari Universitas Indonesia. Logo Makara mempunyai fungsi untuk membedakan antara 1 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Peranan dan Penggunaan Kepustakaan di dalam Penelitian Hukum, (Jakarta: Pusat Dokumentasi UI, 1979), hal Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia (UI Pers), 2007, hal Sri Mamudji, et al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia), 2005, hal. 67

4 Universitas Indonesia dengan Universitas lain atau dengan lembaga pendidikan lainnya. Jika kita melihat bentuk dari makara, maka makara dapat dikategorikan sebagai Allusive Logo. Ide dasar logo Makara adalah kala-makara, yang merupakan dua kekuatan yang ada di alam. Kala sebagai kekuatan di atas (kekuatan matahari) dan makara sebagai kekuatan di bawah (kekuatan bumi). Jenis logo tersebut bersifat kiasan, dapat di lihat bahwa Makara mempunyai arti pohon berikut cabang dan kuncup yang melambangkan pohon ilmu pengetahuan dengan cabang-cabang ilmu pengetahuannya, sementara kuncup tersebut suatu saat akan mekar dan menjadi cabang ilmu pengetahuan baru. Kuncup-kuncup itu senantiasa mekar selama pohon ilmu pengetahuan itu hidup. Dengan demikian, Sumaxtono ingin menyatakan bahwa cabang-cabang ilmu pengetahuan akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan zaman. Makara yang mengalirkan air melambangkan hasil yang memancar ke segala penjuru. Makna yang diberikan Sumaxtono adalah Universitas Indonesia sebagai sumber ilmu pengetahuan, akan menghasilkan sarjana-sarjana yang cerdas, terampil, penuh ketakwaan, berbudi luhur, dan berkepribadian, serta bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, dan mampu menyelesaikannya sesuai dengan kaidah-kaidah akademik, di mana pun mereka berada. 4 Dapat diartikan logo ini merupakan sebuah kiasan, di mana logo Makara oleh Sumartono dibuat dengan makna yang mendalam mengenai Universitas Indonesia yang akan melahirkan mahasiswa/mahasiswi yang akan berguna bagi negaranya. Gambar 3.1. Makara Universitas Indonesia Berdasarkan wawancara penulis dengan E. Kuswara S.H. di bagian Sistem Pelayanan Hak Kekayaan Intelektual Universitas Indonesia (SIYANKI), perpindahan hak atas ciptaan WIB. 4 ui/identitas.html, diakses pada tanggal 18 November 2014, pukul 15.07

5 logo Makara dari Sumartono kepada pihak Universitas Indonesia sendiri tidaklah diketahui, dan tidak diketahui juga sejak kapan Universitas Indonesia menggunakan logo Makara sebagai tanda pembeda dengan Instansi pendidikan lainnya. Pihak Universitas Indonesia sendiri telah melakukan berbagai cara untuk mencari Sumartono atau pihak ahli warisnya baik melalui media massa, ataupun mengunjungi langsung ke Bandung, akan tetapi tetap saja tidak dapat menemui Sumartono ataupun ahli warisnya. Dengan tidak terlacaknya Sumartono, maka niat pihak Universitas Indonesia tidak dapat terlaksana untuk mendaftarkan logo Makara sebagai Hak Cipta. Untuk melindungi logo Makara tetap menjadi milik Universitas Indonesia, maka pihak Universitas Indonesia mendaftarkan logo Makara sebagai sebuah Merek dengan pihak Universitas Indonesia sebagai pemilik mereknya. 5 Lalu penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan data lebih lanjut ke Ibu Farida sebagai pihak Hubungan Masyarakat Universitas Indonesia. Ibu Farida sendiri mewawancarai Prof. KRHT H. Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, M.A. yang merupakan teman baik dari Sumartono mengatakan bahwa Sumartono merupakan Mahasiswa pada tahun 1951, dan pada tahun 1952 beliau diperintahkan untuk membuat logo untuk Universitas Indonesia, dan tidak diketahui siapa yang memerintahkan. Akan tetapi menurut Ibu Farida, pembuatan logo untuk Universitas Indonesia diperintahkan oleh Presiden UI (Sebutan untuk rektor pada masa itu). Beliau berpendapat seperti itu dikarenakan pada saat pihak humas Universitas Indonesia mewawancarai Prof. Srihadi di Bandung, pihak humas Universitas Indonesia melihat Ijazah pada tahun 1952 yang sudah menggunakan logo Makara yang diciptakan oleh Sumartono. 6 Penggunaan logo makara yang dimaksud oleh penulis memiliki dua bentuk yaitu, penggunaan logo makara untuk dijadikan sebagai sebuah produk dan penggunaan logo makara sebagai tanda pembeda. Contoh produk yang menggunakan makara seperti gantungan kunci berbentuk Makara, Sticker atau tempelan berbentuk Makara, baju atau kaos yang didesain dengan gambar logo makara, dan masih ada beberapa lagi. Beberapa produk Logo Makara Universitas Indonesia banyak dijual di sekitaran Universitas Indonesia seperti di Koperasi Mahasiswa di masing-masing fakultas di Universitas Indonesia, dan dapat dilihat juga penjualannya di dekat Stasiun kereta Universitas Indonesia. Beberapa contoh dari logo Makara Universitas Indonesia untuk dijadikan sebagai sebuah produk dapat dilihat di bawah. 5 Wawancara dengan E. Kuswara karyawan Sistem Pelayanan Hak Kekayaan Intelektual Universitas Indonesia, pada tanggal 9 Desember, Wawancara dengan Ibu Farida, karyawan di Hubungan Masyarakat Universitas Indonesia, pada tanggal 16 Desember, 2014

6 Gambar 3.2. gantungan kunci Makara UI Gambar 3.3. Sticker Makara UI Sedangkan contoh penggunaan logo Makara untuk dijadikan tanda pembeda terdapat pada bimbingan belajar Makara Insani. Makara Insani didirikan oleh Bapak Sutarmin dan Bapak Achmad Solechan, M.si. Pengajar di dalam bimbingan belajar ini sebagian besar merupakan mahasiswa Universitas Indonesia. Bimbingan Belajar ini memiliki kantor pusat di Jln. Salemba Tengah No. 63 Jakarta Pusat. Gambar 3.4. Merek Makara Insani Penulis menganalisa mengenai penggunaaan logo Makara oleh pihak lain tanpa izin dengan menggunakan peraturan-peraturan dan teori-teori mengenai merek. Merek didalam

7 undang-undangnya disebutkan sebagai tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan, warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. 7 Logo Makara menurut unsur-unsur di dalam peraturan tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah merek, Makara Unversitas Indonesia merupakan sebuah tanda yang berupa gambar yang digunakan sebagai tanda pembeda untuk kegiatan jasa pendidikan. Didalam undang-undang tersebut juga dijelaskan mengenai Hak atas Merek yang adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. 8 Undang-undang Merek menganut asas first to file, sehingga kepemilikan Hak Atas Merek terhadap logo Makara di pegang oleh pihak Universitas Indonesia sebagai pihak yang pertama kali mendaftarkannya sebagai sebuah merek. Logo Makara digunakan oleh Universitas Indonesia sebagai tanda pembeda dengan Perguruan Tinggi lainnya. Pihak Universitas Indonesia sendiri telah mendaftarkan logo Makara kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan nomor pendaftaran IDM Logo Makara dapat didaftarkan sebagai sebuah merek oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual karena Makara Universitas Indonesia tidak termasuk dalam merek yang tidak dapat didaftarkan. 9 Logo Makara tidak mempunyai unsur-unsur yang disebutkan dalam peraturan tersebut. Logo Makara Universitas tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia. Tidak juga bertentangan dengan moralitas agama manapun. Logo Makara sendiri mempunyai daya pembeda dengan tanda-tanda lain yang dijadikan merek oleh pihak manapun, dan juga Makara Universitas Indonesia bukanlah tanda yang dijadikan sebagai tanda yang dipakai umum oleh masyarakat. Jadi logo Makara tidak termasuk sebagai Merek yang tidak dapat didaftarkan. Selain tidak dapat didaftarkannya suatu merek, terdapat pengaturan mengenai ditolaknya pendaftaran suatu merek. 10 Penolakan pendaftaran atas suatu Merek menurut ketentuan tersebut dapat dikatakan bahwa perlindungan atas suatu merek haruslah mempunyai 7 Indonesia, Indonesia, Undang- undang Tentang Merek, UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek, LN No. 110 Tahun 2001 TLN No.4113, Pasal 1 angka 1 8 Ibid, Pasal 3 9 Lihat Pasal 5 Undang- undang Merek 10 Ibid, Pasal 6 ayat (1) dan ayat (3)

8 pembeda. Suatu merek tidak diperbolehkan untuk menyerupai dengan merek lain yang sudah didaftarkan untuk produk barang dan jasa sejenis. Apabila suatu merek mempunyai kesamaan, tetapi produk barang atau jasanya tidak sejenis sesuai yang didaftarkan, diperbolehkan untuk digunakan. Suatu Merek juga akan di tolak pendaftarannya apabila Merek tersebut mempunyai kesamaan atau menyerupai simbol atau gambar yang digunakan oleh suatu Lembaga Negara atau suatu Negara. Penggunaan lambang atau simbol atau gambar suatu lembaga atau Negara dapat digunakan apabila pihak yang ingin menggunakan lambang tersebut untuk didaftarkan sebagai merek produk barang atau jasanya, maka haruslah meminta izin atau persetujuan dari pihak yang berwenang untuk memberikan izin penggunaan lambang atau simbol atau gambar tersebut. Penulis melihat peraturan tersebut dan penulis berpendapat bahwa Makara Universitas Indonesia tidak memenuhi unsur-unsur yang terdapat di dalam peraturan tersebut. Logo Makara tidaklah mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek lain yang telah didaftarkan dan Merek terkenal, dan juga tidak mempunyai persamaan pada pokoknya dengan indikasi geografis yang sudah dikenal. Selain itu logo Makara bukanlah merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum milik pihak lain, dan juga bukan merupakan atau menyerupai lambang-lambang atau simbol-simbol suatu negara ataupun lembaga, baik lembaga nasional maupun lembaga internasional. Sehingga pendaftaran logo Makara sebagai merek milik pihak Universitas Indonesia dapat diterima, karena logo Makara tidaklah termasuk dalam unsur-unsur yang dapat ditolak pendaftarannya menurut peraturan tersebut. Lalu apakah penggunaan logo Makara oleh pihak lain tanpa izin dapat dikatakan sebagai pelanggaran dalam Undang-undang Merek? Pertama harus di lihat terlebih dahulu mengenai penggunaan logonya, Apakah penggunaan logonya digunakan untuk penanda sebuah produk atau menjadi sebuah produk? Apabila penggunaan logo untuk dijadikan sebagai sebuah penanda terhadap produk barang atau jasa, maka hal tersebut dapat dianalisis pada Undang-undangnya. Undang-undang Merek terdapat pengaturan mengenai pelanggaran Merek. Di dalam Pasal 90 sampai Pasal 94 Undang-undang Merek, yang dapat dikatakan sebagai pelanggaran terhadap Merek adalah: 1. Menggunakan Merek yang sama pada keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis.

9 2. Menggunakan Merek yang sama pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis. 3. Menggunakan tanda yang sama secara keseluruhan dengan indikasi geografis milik pihak lain untuk barang yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar. 4. Menggunakan tanda yang sama pada pokoknya dengan indikasi geografis milik pihak lain untuk barang yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar. 5. Menggunakan tanda yang dilindungi berdasarkan indikasi asal pada barang atau jasa sehingga dapat memperdaya atau menyesatkan masyarakat mengenai asal barang atau jasa tersebut. 6. Memperdagangkan barang dan/atau jasa yang berasal dari hasil pelanggaran. Pelanggaran-pelanggaran Merek yang disebutkan unsur-unsurnya di atas merupakan ketentuan pidana dalam Undang-undang Merek. Lalu apabila kita lihat mengenai unsur-unsur tersebut menurut penulis dapat menyimpulkan bahwa penggunaan logo Makara oleh pihak lain tanpa izin untuk digunakan sebagai penanda suatu produk barang atau jasa termasuk sebagai pelanggaran Merek. Pelanggaran menurut Undang-undang Merek terjadi apabila pihak lain selain pihak Universitas Indonesia menggunakan logo yang sama dengan logo Makara atau menggunakan logo yang memiliki persamaan pada pokoknya dengan logo Makara untuk dijadikan sebagai penanda atau merek pada produknya. Maka dalam penggunaan logo untuk hal tersebut dapat dikatakan sebagai pelanggaran Merek. Salah satu contoh pelanggaran merek dilakukan oleh pihak Makara Insani, dimana mereka sebagai lembaga bimbingan belajar menggunakan logo Makara Universitas Indonesia, biarpun ada beberapa unsur dari logo Makara Universitas Indonesia yang diubah, akan tetapi memiliki persamaan pada pokoknya dengan logo Makara Universitas Indonesia. 11 Makara Insani seperti yang dijelaskan di atas bergerak di bidang jasa pendidikan yaitu bimbingan belajar, hal tersebut sejenis dengan Universitas Indonesia dimana logo Makara Universitas Indonesia terdaftar untuk barang dan jasa kelas 41 yaitu sebagai Jasa pendidikan termasuk kursus-kursus. Sehingga dapat dikatakan bahwa Makara Insani Menggunakan Merek yang sama pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik Universitas Indonesia untuk jasa yang sejenis yaitu di bidang jasa pendidikan. 11 Lihat gambar 3.1. dan 3.4.

10 Lalu penulis juga menganalisis mengenai penggunaaan logo Makara oleh pihak lain tanpa izin dengan menggunakan peraturan-peraturan dan teori-teori mengenai Hak Cipta. Berdasarkan teori-teori dan peraturan perundang-undangan mengenai Hak Cipta, logo Makara dikatakan sebagai suatu Ciptaan dari Penciptanya yang bernama Sumartono alias Sumaxtono, mahasiswa Angkatan 1951 Seni Rupa Fakulteit Teknik Universiteit Indonesia yang pada masa itu berada di Bandung. 12 Logo Makara tersebut di sebut sebagai Ciptaan karena menurut pasal 1 butir 3 Undang-Undang Hak Cipta yang dimaksud dengan ciptaan adalah setiap hasil karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata. Makara Universitas Indonesia merupakan suatu hasil karya yang diciptakan oleh Sumartono yang mempunyai bentuk yang nyata (fixation) logo Makara, sehingga Makara Universitas Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu Ciptaan. Sumartono dikatakan sebagai Pencipta dari logo Makara karena menurut pasal 1 butir 2 yang dimaksud dengan Pencipta adalah adalah seseorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Sumartono sebagai Pencipta adalah orang yang menciptakan Makara Universitas Indonesia dengan kemampuan dari pikirannya, imajinasinya, kecekatannya, keterampilannya atau keahliannya dalam menciptakan Makara Universitas Indonesia yang memiliki suatu ciri khas yang berbeda dengan logo yang lain. Berdasarkan wawancara penulis dengan beberapa narasumber menyimpulkan bahwa perpindahan hak atas logo Makara dari pencipta ke pihak Universitas Indonesia sendiri masih belum jelas, dikarenakan keterbatasan pihak Universitas Indonesia untuk mencari Sumartono sebagai pencipta logo Makara. Akan tetapi pada masa itu menurut wawancara humas Universitas Indonesia dengan Prof. Suhardi, Sumartono sebagai pencipta logo Makara Universitas Indonesia diperintahkan oleh seseorang untuk membuat logo tersebut, akan tetapi yang memerintahkan membuat logo untuk Universitas Indonesia tidak diketahui. Akan tetapi pada saat humas Universitas Indonesia datang ke Bandung untuk mewawancarai Prof. Suhardi, mereka melihat sampul buku Universiteit Indonesia, Fakulteit Teknik, Bandung: Rentjana Untuk Tahun Peladjaran (Percetakan AID, Bandung, 120 hlm.) sudah menggunakan logo Makara. Sehingga pihak humas Universitas Indonesia menyimpulkan 12 ui/identitas.html, diakses pada tanggal 19 Juni 2014, pukul 21:05 WIB.

11 bahwa Sumartono diperintahkan oleh pihak Universitas Indonesia untuk membuat logo Makara. Makara Universitas Indonesia dapat dilindungi sebagai Hak Cipta, jika melihat pasal 40 Undang-undang Hak Cipta bahwa ciptaan yang dilindungi hanyalah bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang mencakup ciptaan. 13 Makara Universitas Indonesia menurut penulis dapat dikatakan sebagai suatu Seni rupa yang dalam bentuk seni lukis atau seni gambar. Makara Universitas Indonesia merupakan sebuah logo yang diciptakan melalui media lukisan atau gambar oleh penciptanya, sehingga logo Makara termasuk dalam cakupan seni yang dilindungi secara Hak Cipta. 14 Lalu apakah Makara Universitas Indonesia otomatis di lindungi Hak Cipta? Jika menurut pasal 1 butir 1 Hak Cipta adalah sebagai hak ekslusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian ditegaskan kembali dalam pasal 4 bahwa hak cipta adalah hak eksklusif yang terdiri dari hak moral dan hak ekonomi. Jadi Makara Universitas Indonesia sudah otomatis dilindungi Hak Cipta sejak diciptakan oleh Sumartono. Sumartono sendiri memiliki hak eksklusif sebagai Pencipta atas Ciptaannya tersebut. Dia memiliki hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya. Bentuk penggunaan logo Makara yang berkaitan dengan Hak Cipta adalah penggunaan logo yang dijadikan sebagai sebuah produk, contohnya adalah logo Makara yang dijadikan sebagai gantungan kunci, stiker, tempat pensil, dan lain-lain. Pihak lain yang menjadikan logo Makara sebagai sebuah produk dapat dilihat di sekitar Universitas Indonesia, di mana mereka menjual berbagai produk logo Makara. Pelanggaran hak cipta pada dasarnya dikarenakan penggunaan suatu ciptaan oleh pihak lain tanpa seizin dari pencipta atau pemegang hak cipta. Berdasarkan peraturan perundang-undangan penggunaan Makara Universitas Indonesia oleh pihak lain untuk digunakan sebagai sebuah produk barang atau jasa dapat dikatakan sebagai pelangaran Hak Cipta. Pelanggaran yang dilakukan oleh pihak lain terhadap logo Makara juga tidaklah termasuk dalam pembatasan yang tidak dapat dikatakan sebagai pelanggaran Hak Cipta, karena penggunaan logo Makara oleh pihak lain tanpa izin bertujuan untuk 13 Indonesia, Undang-undang Tentang Hak Cipta, UU No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, LN No. 266 Tahun 2014 TLN No.5599, pasal Ibid, pasal 12 ayat (1) butir f.

12 mendapatkan keuntungan dari penjualan produk dengan logo Makara. Oleh karena itu menurut penulis, penggunaan logo Makara untuk dijadikan sebagai suatu produk oleh pihak lain tanpa izin termasuk dalam pelanggaran Hak Cipta. Hal tersebut dikarenakan yang digandakan, diumumkan dan/atau didistribusikan adalah ciptaannya, yang dapat diartikan ciptaan tersebut menjadi nilai komersil atau nilai jualnya. Lalu yang menjadi sebuah produk dalam kasus ini adalah logo Makara itu sendiri, maka dari itu penggunaan logo Makara tanpa izin untuk dijadikan suatu produk merupakan pelanggaran menurut Undang-undang Hak Cipta. Contoh yang termasuk pelanggaran Hak Cipta adalah pihak yang membuat aksesoris didaerah Universitas Indonesia, dimana dia membuat berbagai macam produk logo Makara Universitas Indonesia menjadi sebuah produk. Salah satu contoh produknya adalah sticker dan gantungan kunci logo Makara Universitas Indonesia. 15 Hal tersebut termasuk kedalam pelanggaran Hak Cipta dikarenakan logo Makara Universitas Indonesia sebagai suatu ciptaan, digandakan tanpa izin dari penciptanya yaitu Sumartono atau dari pemegang hak ciptanya yaitu pihak Universitas Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan logo Makara Universitas Indonesia dapat dikatakan sebagai pelanggaran Merek dan Pelanggaran Hak Cipta. Hal ini harus dilihat terlebih dahulu mengenai penggunaannya untuk apa. Apabila digunakan untuk penanda produk barang atau jasa dapat dikatakan sebagai pelanggaran Merek. apabila penggunaan logo Makara Universitas Indonesia untuk dijadikan suatu produk, maka dapat dikatakan sebagai pelanggaran Hak Cipta. Penggunaan Logo Makara oleh pihak lain tanpa izin termasuk pelanggaran menurut Undang-undang Hak Cipta dan Undang-undang Merek. Lalu apakah logo Makara dapat dilindungi dengan kedua Undang-undang tersebut? Berdasarkan kedua peraturan tersebut memang dapat dimungkinkan terjadinya perlindungan ganda terhadap satu objek yang sama, akan tetapi apabila dilihat lagi tujuan dari masaing-masing peraturan tersebut dan sistematika pengaturannya, maka logo Makara hanya akan dilindungi dengan perlindungan merek. Dapat di lihat pasal 8 UU Hak Cipta yang mengatakan bahwa Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan. Hak ekonomi yang dimaksudkan tersebut dijelaskan lebih terperinci 15 Lihat gambar 3.2 dan 3.3.

13 dalam pasal 9 Undang-undang Hak Cipta salah satu contoh poinnya adalah penggandaan Ciptaan. Dalam pasal tersebut jelas bahwa yang digandakan adalah Ciptaanya. Apabila ciptaan yang dimaksud adalah logo Makara, maka objek yang dijual atau dikomersialkan adalah logo Makara tersebut. Sedangkan untuk merek dapat kita lihat dalam pasal 1 angka 1 Undang-undang Merek, yang menjelaskan bahwa Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan, warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa, dijelaskan di dalam pasal tersebut bahwa merek adalah sebuah tanda yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu produk. 16 Dapat dikatakan bahwa obyek penjualan atau komersialisasi dalam merek bukan lah pada gambar/logonya, akan tetapi produk yang ditempeli atau menggunakan gambar atau logonya tersebut. Logo Makara digunakan oleh Universitas Indonesia sebagai pembeda dengan universitas lainnya. Logo Makara disini hanyalah menjadi penanda bagi Universitas Indonesia, sedangkan produk yang dikomersilkan adalah jasa pendidikannya. Selain hal tersebut dapat dilihat melalui niat dari pemilik logo yang mendaftarkan logo Makara. Apabila ia ingin mengkomersialkan logo Makara dalam ranah Hak Cipta, maka dia tidak perlu mendaftarkannya sebagai Merek, begitu pula sebaliknya. Sehingga dengan tidak adanya pencatatan ciptaan, maka untuk perlindungan logo tidak dapat dilakukan dengan Undang-undang Hak Cipta. Di dalam kasus ini logo Makara telah didaftakan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual sebagai merek untuk Universitas Indonesia, sehingga logo Makara hanya dapat dilindungi dengan Undang-undang Merek. Berdasarkan peraturan-peraturan, teori-teori dan juga analisa serta penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka mengenai permasalahan yang penulis bahas disimpulkan bahwa penggunaan logo Makara Universitas Indonesia oleh pihak lain tanpa izin dapat dikatakan sebagai pelanggaran menurut Undang-undang Merek dan Hak Cipta. Untuk penggunaan logo Makara dapat digunakan sebagai penanda produk barang dan jasa atau untuk digunakan sebagai produk barang dan jasanya. Apabila penggunaan logo makara sebagai penanda produk barang atau jasa oleh pihak lain tanpa izin, merupakan sebuah pelanggaran Merek, hal tersebut dikarenakan di dalam 16 Agus Sardjono, Titik Singgung Perlindungan HKI: Hak Cipta, Merek, dan Desain Industri, Jurnal Hak Kekayaan Intelektual, vol. 1, no. 1 (April, 2012): hal. 32.

14 pasal 1 Undang-undang Merek yang mengatakan bahwa merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan, warna, atau kombinasi dari unsurunsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Berdasarkan unsur-unsur pasal 1 undang-undang merek tersebut gambar yang digunakan sebagai penanda dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa termasuk sebagai sebuah merek. Lalu apabila pihak lain menggunakan logo Makara tanpa izin, maka hal tersebut termasuk dalam pelanggaran merek menurut pasal 90 sampai dengan pasal 94 Undang-undang Merek. Apabila penggunaan logo Makara digunakan sebagai suatu produk oleh pihak lain tanpa izin, maka hal tersebut merupakan pelanggaran Hak Cipta. Hal tersebut masuk dalam ranah hak cipta karena yang menjadi objek untuk dijual atau dikomersialkan adalah ciptaannya. Lalu penggunaan logo makara untuk dijadikan sebagai sebuah produk tanpa izin melanggar undang-undang Hak cipta dikarenakan pasal 9 yang mengatakan bahwa hanya pencipta dan pemegang hak cipta yang diperbolehkan memiliki hak ekonomi untuk melakukan penggandaan suatu ciptaan dalam segala bentuknya, sehingga pihak lain yang ingin menggunakan logo Makara untuk digunakan sebagai produk haruslah meminta izin dari pencipta atau pemegang hak cipta. Berdasarkan kedua peraturan tersebut (Undang-undang Hak Cipta dan Undang-undang Merek) penggunaan logo Makara Universitas Indonesia tanpa izin dapat melanggar Hak Cipta dan Merek, sehingga berdasarkan kedua peraturan tersebut logo Makara dimungkinkan untuk mendapatkan perlindungan ganda dari Undang-undang Hak Cipta dan Undang-undang Merek. Namun, logo Makara sebenarnya hanya mendapatkan perlindungan merek. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa obyek penjualan atau komersialisasi dalam merek bukan lah pada gambar/logonya, akan tetapi produk yang ditempeli atau menggunakan gambar atau logonya tersebut. Dikarenakan Logo Makara digunakan oleh Universitas Indonesia sebagai pembeda dengan universitas lainnya. Logo Makara disini hanyalah menjadi penanda bagi Universitas Indonesia, sedangkan produk yang dikomersilkan adalah jasa pendidikannya. Lalu diperkuat juga dengan niat pemilik logo Makara yang telah mendaftarkannya sebagai merek. Jika pihak Universitas Indonesia sebagai pemilik logo Makara berniat mengkomersialkan logo Makara dalam ranah Hak Cipta, seharusnya ia tidak mendaftarkannya sebagai merek.

15 Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis mencoba untuk memberikan saran seperti berikut: 1. Diperlukannya pengaturan yang lebih tegas mengenai perlindungan ganda dalam hal ini Merek dan Hak Cipta atas satu objek yang sama. Hal ini diperlukan supaya ada kepastian hukum terhadap satu objek yang sama yang memiliki persinggungan dengan peraturan lainnya. 2. Pihak Universitas Indonesia sebagai pemilik atas merek logo Makara harus lebih aktif untuk melindungi mereknya tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari adanya pihak lain yang mempunyai niat tidak baik dengan menggunakan Merek logo Makara sebagai merek produk barang atau jasanya. 3. Masyarakat harus diberikan sosialisasi mengenai hak cipta. Hal ini menurut penulis harus dilakukan agar masyarakat lebih menghargai hak pemilik suatu merek atau pemegang hak cipta, sehingga masyarakat dapat terhindar dari perbuatan yang melanggar peraturan yang berlaku. Daftar Referensi Buku Sardjono, Agus. Titik Singgung Perlindungan HKI: Hak Cipta, Merek, dan Desain Industri, Jurnal Hak Kekayaan Intelektual, vol. 1, no. 1. April Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Peranan dan Penggunaan Kepustakaan di dalam Penelitian Hukum. Jakarta: Pusat Dokumentasi UI Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia. (UI Pers) Mamudji, Sri, et al. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia Peraturan

16 Indonesia. Undang-undang Tentang Hak Cipta. UU No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, LN No. 266 Tahun 2014 TLN No Indonesia. Undang-undang Tentang Merek. UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek, LN No. 110 Tahun 2001 TLN No.4113.

17

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA I. UMUM Misi utama pendidikan tinggi adalah mencari, menemukan, menyebarluaskan, dan menjunjung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan inovasi-inovasi serta kreasi-kreasi yang baru dan dapat berguna bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan inovasi-inovasi serta kreasi-kreasi yang baru dan dapat berguna bagi 13 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya manusia modern, menimbulkan konsekuensi kebutuhan hidup yang makin rumit. Perkembangan tersebut memaksa manusia untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan 1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK 2.1 Desain Industri 2.1.1 Pengertian Dan Dasar Hukum Desain Industri Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan kedalam Industrial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual, selanjutnya disingkat sebagai HKI timbul

BAB I PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual, selanjutnya disingkat sebagai HKI timbul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Kekayaan Intelektual, selanjutnya disingkat sebagai HKI timbul dari kemampuan intlektual manusia. Permasalahan HKI adalah permasalahan yang terus berkembang. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat kita pungkiri bahwa merek merupakan suatu aset yang sangat berharga dalam dunia perdagangan sehingga memegang peranan yang sangat penting. Oleh

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM HAK CIPTA ATAS LOGO YANG MENYERUPAI MEREK ORANG LAIN LEGAL MEMORANDUM

AKIBAT HUKUM HAK CIPTA ATAS LOGO YANG MENYERUPAI MEREK ORANG LAIN LEGAL MEMORANDUM AKIBAT HUKUM HAK CIPTA ATAS LOGO YANG MENYERUPAI MEREK ORANG LAIN LEGAL MEMORANDUM Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (Strata-1) pada Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU A. Hak cipta sebagai Hak Eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta Dalam konsep perlindungan hak cipta disebutkan bahwa hak cipta tidak melindungi

Lebih terperinci

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 45 BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1. Sejarah Perkembangan Undang-Undang Hak Cipta di Indonesia Permasalahan hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi menghasilkan, mengeluarkan sebanyak-banyaknya berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi menghasilkan, mengeluarkan sebanyak-banyaknya berbagai macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan perekonomian Indonesia mengalami peningkatan produktifitas yang tinggi di masyarakat untuk berkompetisi menghasilkan,

Lebih terperinci

KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA

KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA Oleh : Finna Wulandari I Made Udiana Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper titled The Business

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini dijalankan menjadikan kebutuhan akan lembaga pendidikan sebagai wadah pencerdasan dan pembentukan

Lebih terperinci

PELANGGARAN TERHADAP HAK MEREK TERKAIT PENGGUNAAN LOGO GRUP BAND PADA BARANG DAGANGAN

PELANGGARAN TERHADAP HAK MEREK TERKAIT PENGGUNAAN LOGO GRUP BAND PADA BARANG DAGANGAN PELANGGARAN TERHADAP HAK MEREK TERKAIT PENGGUNAAN LOGO GRUP BAND PADA BARANG DAGANGAN Oleh: I Putu Renatha Indra Putra Made Nurmawati Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This scientific

Lebih terperinci

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Oleh: Chandra Dewi Puspitasari Hak Kekayaan Intelektual (HKI) muncul karena adanya kemampuan berpikir. Hasil dari daya cipta tersebut dimiliki secara khusus (eksklusif)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui Kementerian Hukum dan HAM memberikan. sosialisasi HKI secara sistemik dan continue;

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui Kementerian Hukum dan HAM memberikan. sosialisasi HKI secara sistemik dan continue; BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia melalui Kementerian Hukum dan HAM memberikan wewenang kepada Dirjen Hak Kekayaan Intelektual memiliki program berupa penetapan kawasan berbudaya hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sastra merupakan ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta. Disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. juga sastra merupakan ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta. Disebutkan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan hasil karya cipta yang perlindungan kekayaan intelektualnya melalui hak cipta. Sejak Peraturan tentang Hak Cipta berlaku pada tahun 1912 hingga

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensikonvensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin. untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin. untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin untuk itu dengan tidak

Lebih terperinci

PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA

PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA Oleh A A Ngr Tian Marlionsa Ida Ayu Sukihana Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris normatif yaitu jenis penelitian yang merupakan gabungan dari jenis penelitian hukum empiris dan normatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana tidak setiap usaha baik dalam skala kecil, menengah, meupun

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana tidak setiap usaha baik dalam skala kecil, menengah, meupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Beakang Isu mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property Rights, merupakan isu yang sangat menarik dan sangat bersinggungan erat dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN HAK CIPTA LUKISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN HAK CIPTA LUKISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN HAK CIPTA LUKISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Disusun Oleh: CHAMARI AKSAR C 100 030 256 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan

Lebih terperinci

Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014

Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014 Hak Atas Kekayaan Intelektual Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014 Hak Kekayaan Intelektual Hasil pemikiran, kreasi dan desain seseorang yang oleh hukum diakui dan diberikan hak

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.252, 2016 HUKUM. Merek. Indikasi Geografis. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5953). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Ketentuan dan Praktik Royalti dalam Hak Kekayaan Intelektual DWI ANITA DARUHERDANI, SH., LL.M. SEKRETARIS JENDERAL ASOSIASI KONSULTAN HKI INDONESIA

Ketentuan dan Praktik Royalti dalam Hak Kekayaan Intelektual DWI ANITA DARUHERDANI, SH., LL.M. SEKRETARIS JENDERAL ASOSIASI KONSULTAN HKI INDONESIA 1 Ketentuan dan Praktik Royalti dalam Hak Kekayaan Intelektual DWI ANITA DARUHERDANI, SH., LL.M. SEKRETARIS JENDERAL ASOSIASI KONSULTAN HKI INDONESIA Definisi Royalti 2 Black s Law Dictionary A payment

Lebih terperinci

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG Dadan Samsudin Pemeriksa Paten Direktorat Paten, DTLST dan Rahasia Dagang Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual 2016 HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua. bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua. bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran, sampai ke rumah tangga. Sekarang

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)

Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO) PENGERTIAN HAKI: Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau harta intelek (di Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris Intellectual Property Right. Kata "intelektual"

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak

BAB I PENDAHULUAN. karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bagian dari Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI), industri memiliki karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak atas industri diberikan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan

Lebih terperinci

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO Mahasiswa dapat mengerti dan memahami arti, fungsi, dan hak cipta Mahasiswa dapat mengerti dan memahami pembatasan dan perlindungan hak cipta Hak Cipta adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari segi kegiatannya, lebih tampak sebagai lembaga sosial. Sejak awal. dan meningkatkan kesejahteraan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari segi kegiatannya, lebih tampak sebagai lembaga sosial. Sejak awal. dan meningkatkan kesejahteraan orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yayasan adalah kumpulan dari sejumlah orang yang terorganisasi dan dilihat dari segi kegiatannya, lebih tampak sebagai lembaga sosial. Sejak awal sebuah yayasan

Lebih terperinci

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke: ETIKA PERIKLANAN Modul ke: Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi Periklanan (Marcomm) www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Waralaba pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat, sistem ini dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. erat hubungannya. Seiring dengan berkembangnya teknologi para

BAB I PENDAHULUAN. erat hubungannya. Seiring dengan berkembangnya teknologi para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu karya lagu atau musik adalah ciptaan yang utuh terdiri dari unsur lagu atau melodi syair atau lirik dan aransemen, termasuk notasinya dan merupakan suatu karya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa di dalam era perdagangan global,

Lebih terperinci

Dr. Tb. Maulana Kusuma Web: Gunadarma University

Dr. Tb. Maulana Kusuma   Web:  Gunadarma University Dr. Tb. Maulana Kusuma Email: mkusuma@staff.gunadarma.ac.id Web: http://mkusuma.staff.gunadarma.ac.id Gunadarma University Ruang Lingkup HKI Hak atas Kekayaan Intelektual didefinisikan sebagai suatu perlindungan

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5541) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pem

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5541) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pem No.2134, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pendaftaran Merek. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN MEREK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian kerja dalam Bahasa Belanda biasa disebut Arbeidsovereenkomst, dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Pengertian yang pertama disebutkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keanekaragaman dalam hal seni maupun budaya. Hal ini sejalan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keanekaragaman dalam hal seni maupun budaya. Hal ini sejalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki berbagai keanekaragaman dalam hal seni maupun budaya. Hal ini sejalan dengan adanya keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1960), hal Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, Cet. 5, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986), hal. 48.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1960), hal Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, Cet. 5, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986), hal. 48. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama manusia lainnya dalam suatu pergaulan hidup. Dalam

Lebih terperinci

E M. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Apakah Merek itu?

E M. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Apakah Merek itu? E R E M K Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Apakah Merek itu? Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, perkembangan aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan KEDUDUKAN TIDAK SEIMBANG PADA PERJANJIAN WARALABA BERKAITAN DENGAN PEMENUHAN KONDISI WANPRESTASI Etty Septiana R 1, Etty Susilowati 2. ABSTRAK Perjanjian waralaba merupakan perjanjian tertulis antara para

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hak cipta merupakan kekayaan intelektual

Lebih terperinci

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL sekilas HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ( H K I ) KONSEP DASAR HKI 2014 Mustakim R WUJUD/EKSPRESI DARI IDE Karya Intelektual 2014 KONSEP DASAR HKI... (1) Hak yang timbul hasil olah pikir, karsa, rasa manusia

Lebih terperinci

UPAYA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BALI DALAM MENCEGAH PELANGGARAN HAK CIPTA

UPAYA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BALI DALAM MENCEGAH PELANGGARAN HAK CIPTA UPAYA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BALI DALAM MENCEGAH PELANGGARAN HAK CIPTA Oleh : Dewa Ayu Padmaning Novianti Suhirman Program Kekhususan Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini peranan pemerintah sangatlah penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini peranan pemerintah sangatlah penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan informasi dan teknologi berkembang pesat dengan adanya beberapa penemuan teknologi dari seseorang atau sekelompok orang yang ingin menciptakan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law) TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Intelectual Property Rights Law) Hak Kekayaan Intelektual : Jenis Jenis dan Pengaturannya O l e h : APRILIA GAYATRI N P M : A10. 05. 0201 Kelas : C Dosen

Lebih terperinci

MODEL PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA CIPTA MOTIF BATIK JEMBER SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL TRADISIONAL ABSTRAK

MODEL PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA CIPTA MOTIF BATIK JEMBER SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL TRADISIONAL ABSTRAK MODEL PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA CIPTA MOTIF BATIK JEMBER SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL TRADISIONAL Peneliti : Nuzulia Kumala Sari 1 Fakultas : Hukum Mahasiswa Terlibat : Arizki Dwi Wicaksono 2 Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intellectual Property Rights (IPR) dalam bahasa Indonesia memiliki 2 (dua) istilah yang pada awalnya adalah Hak Milik Intelektual dan kemudian berkembang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tanah ditempatkan sebagai suatu bagian penting bagi kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan mencakup berbagai macam jenis dan cara. Pembajakan sudah. dianggap menjadi hal yang biasa bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan mencakup berbagai macam jenis dan cara. Pembajakan sudah. dianggap menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembajakan merupakan salah satu bentuk tindak pidana yang sering kita dengar dan sering kita jumpai dengan mudah pada saat ini. Pembajakan yang dilakukan mencakup berbagai

Lebih terperinci

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI MODUL 13 UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) OLEH : M. BATTLESON SH. MH. DESKRIPSI : HAKI mengatur mengeni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjanjian internasional tentang aspek-aspek perdagangan dari HKI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjanjian internasional tentang aspek-aspek perdagangan dari HKI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olah pikir manusia dapat berupa karya, produk maupun proses yang kemudian dituangkan secara nyata dan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari satu diantaranya

Lebih terperinci

INTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014

INTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014 INTISARI HAK CIPTA UU No 28 Tahun 2014 Definisi Pasal 1 : Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk

Lebih terperinci

Operasional Pendafataran Paten, Merek dan Hak Cipta. Sofyan Arief Konsultan HKI RI

Operasional Pendafataran Paten, Merek dan Hak Cipta. Sofyan Arief Konsultan HKI RI Operasional Pendafataran Paten, Merek dan Hak Cipta Sofyan Arief Konsultan HKI RI INVENTOR inventor : seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan

Lebih terperinci

: /2 /0 04

: /2 /0 04 » Apakah yang dimaksud dengan Hak cipta?» Apa yang dapat di hak ciptakan?» Berapa Lama hak cipta berakhir?» Apa yang ada dalam Domain Publik?» Apakah Cukup Gunakan?» Alternatif untuk Hak Cipta» Hak cipta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara wilayah yang sangat luas dan terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman tradisi dan warisan budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat manusia selalu berhubungan

Lebih terperinci

UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. M6. Peraturan & Regulasi 2

UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. M6. Peraturan & Regulasi 2 UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta M6. Peraturan & Regulasi 2 Ketentuan Umum Lingkup Hak Cipta Perlindungan Hak Cipta Pembatasan Hak Cipta Prosedur Pendafatran HAKI Nikmati Ciptaannya, Hargai Penciptanya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.266, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi keunggulan produk dari merek tertentu sehingga mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. informasi keunggulan produk dari merek tertentu sehingga mereka dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merek dagang di Indonesia semakin banyak macam pilihannya. Teknologi informasi dan komunikasi mendukung perkembangan macammacam merek yang dikenal oleh masyarakat.

Lebih terperinci

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Hak Atas Kekayaan Intelektual Hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada seseorang atau sekelompok orang untuk memegang

Lebih terperinci

PANDUAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI) DAN PATEN AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2015

PANDUAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI) DAN PATEN AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2015 PANDUAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI) DAN PATEN TAHUN 2015 BAGIAN RISET, PENGABDIAN MASYARAKAT DAN PENGEMBANGAN JL. KI AGENG SELO NO. 15 PATI E-mail: lppmakbidbup@gmail.com Panduan Paten & HaKI_Akbid

Lebih terperinci

NI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM

NI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM NI MATUZAHROH, S.PSI, M.SI BAHAN DISKUSI WORKSHOP SENTRA HKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK SENTRA HKI-UMM KEKAYAAN INTELEKTUAL Kreasi Kreatif (ide, gagasan) Kemampuan intelektual :Pemikiran, tenaga,

Lebih terperinci

JURNAL KEDUDUKAN USAHA FOTOCOPY DALAM KERANGKA PERLINDUNGAN HAK CIPTA

JURNAL KEDUDUKAN USAHA FOTOCOPY DALAM KERANGKA PERLINDUNGAN HAK CIPTA JURNAL KEDUDUKAN USAHA FOTOCOPY DALAM KERANGKA PERLINDUNGAN HAK CIPTA Diajukan Oleh: Gregorius Albert Anky Wibowo NPM : 110510594 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN MEREK TERKENAL ASING

BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN MEREK TERKENAL ASING BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN MEREK TERKENAL ASING Oleh: Gracia Margaretha Simanjuntak Suatra Putrawan Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper in motivated

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA DI BIDANG PROGRAM KOMPUTER

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA DI BIDANG PROGRAM KOMPUTER PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA DI BIDANG PROGRAM KOMPUTER Oleh: Ni Putu Indri Wirapratiwi I Gusti Ayu Agung Ari Krisnawati Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Tulisan ini berjudul

Lebih terperinci

BAB V IZIN PENDAFTARAN MEREK

BAB V IZIN PENDAFTARAN MEREK BAB V IZIN PENDAFTARAN MEREK 5.1 Peraturan Perundang Undangan Tentang Merek PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1993 TENTANG TATA CARA PERMINTAAN PENDAFTARAN MEREK PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli tanah merupakan suatu perjanjian dalam mana pihak yang mempunyai tanah (penjual) berjanji dan mengikatkan diri untuk menyerahkan haknya atas tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) adalah hukum dasar di Negara Republik Indonesia. Seiring perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM DAN PEMBUKTIAN ATAS PELANGGARAN MEREK TERDAFTAR

PERLINDUNGAN HUKUM DAN PEMBUKTIAN ATAS PELANGGARAN MEREK TERDAFTAR PERLINDUNGAN HUKUM DAN PEMBUKTIAN ATAS PELANGGARAN MEREK TERDAFTAR Oleh: Made Passek Reza Swandira Ni Ketut Supasti Dharmawan Anak Agung Sri Indrawati Program Kekhususan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

Operasional Pendafataran Paten, Merek dan Hak Cipta

Operasional Pendafataran Paten, Merek dan Hak Cipta Operasional Pendafataran Paten, Merek dan Hak Cipta Sofyan Arief Konsultan HKI RI 1 INVENTOR inventor : seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 209/K13/PG/2004. Tentang

SALINAN KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 209/K13/PG/2004. Tentang SALINAN KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 209/K13/PG/2004 Tentang PEDOMAN PENGELOLAAN KEKAYAAN INTELEKTUAL (KI) DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program komputer) UU No.

Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program komputer) UU No. Undang-undang Hak Cipta dan Perlindungan Terhadap Program Komputer PERTEMUAN 7 Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hak cipta merupakan kekayaan intelektual di bidang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi

Lebih terperinci

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta HAK CIPTA SOFTWARE Pengertian Hak Cipta Hak cipta (lambang internasional: ) adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, dan kepentingan masyarakat demi mencapai tujuan dari Negara

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, dan kepentingan masyarakat demi mencapai tujuan dari Negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar hukum dan untuk mewujudkan kehidupan tata negara yang adil bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat agar tercipta keadilan demikian halnya di Indonesia yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat agar tercipta keadilan demikian halnya di Indonesia yang menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia mempunyai hukum untuk mengatur tingkah laku masyarakat agar tercipta keadilan demikian halnya di Indonesia yang menjadikan hukum sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak Cipta merupakan salah satu jenis dari Hak Kekayaan Intelektual. Pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2014 tentang Hak

Lebih terperinci

PENDAFTARAN MEREK : I

PENDAFTARAN MEREK : I PENDAFTARAN MEREK Oleh : I Made Deno Kardika Putra I Wayan Wiryawan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The paper is entitled " Registration of Marks of Goods To Obtain Patents ".

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut pertikaian bisnis untuk meraih keuntungan. Kehadiran internetsaat ini dimaknai sebagai sebuah kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut pertikaian bisnis untuk meraih keuntungan. Kehadiran internetsaat ini dimaknai sebagai sebuah kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk melindungi HKI menjadi hal yang penting bagi negara-negara di dunia saat ini. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa perlindungan terhadap HKI sama pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring masuknya era globalisasi, pertumbuhan media massa dewasa. ini semakin pesat sebagai sarana informasi kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring masuknya era globalisasi, pertumbuhan media massa dewasa. ini semakin pesat sebagai sarana informasi kepada masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring masuknya era globalisasi, pertumbuhan media massa dewasa ini semakin pesat sebagai sarana informasi kepada masyarakat. Perkembangan teknologi komunikasi

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERLINDUNGAN MEREK

PENTINGNYA PERLINDUNGAN MEREK PENTINGNYA PERLINDUNGAN MEREK Tingkat pertumbuhan ekonomi sangat tinggi : terbukanya arus perdagangan bebas Perkembangan dan kemajuan teknologi, transportasi, telekomunikasi, maupun bidang komunikasi :

Lebih terperinci

MEREK. Umum. 1. Apakah merek itu?

MEREK. Umum. 1. Apakah merek itu? MEREK Umum 1. Apakah merek itu? Yang dimaksud dengan merek adalah suatu "tanda" yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memliki

Lebih terperinci

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN Oleh Maya Diah Safitri Ida Bagus Putu Sutama Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The right to obtain legal

Lebih terperinci

Kata Kunci: Ekspresi budaya tradisional, Tarian tradisional, Perlindungan Hukum

Kata Kunci: Ekspresi budaya tradisional, Tarian tradisional, Perlindungan Hukum vi TINJAUAN YURIDIS TARIAN TRADISIONAL DALAM RANGKA EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL YANG DIGUNAKAN WARGA NEGARA ASING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA ABSTRAK Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan dengan asas-asas dan norma-normanya dan juga oleh

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan dengan asas-asas dan norma-normanya dan juga oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hukum pidana, ditandai oleh perubahan peraturan perundang-undangan dengan asas-asas dan norma-normanya dan juga oleh dinamika doktrin dan ajaran-ajaran

Lebih terperinci

BAB I A. LATAR BELAKANG

BAB I A. LATAR BELAKANG BAB I A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memerlukan sebidang tanah baik digunakan untuk membangun rumah maupun dalam melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 28 A Undang-Undang Dasar 1945 mengatur bahwa, Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 28 A Undang-Undang Dasar 1945 mengatur bahwa, Setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 28 A Undang-Undang Dasar 1945 mengatur bahwa, Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. Berdasarkan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Semakin meningkatnya kebutuhan atau kepentingan setiap orang, ada kalanya seseorang yang memiliki hak dan kekuasaan penuh atas harta miliknya tidak

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa hak cipta merupakan kekayaan intelektual

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Cara penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan normatif dan empiris

III. METODE PENELITIAN. Cara penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan normatif dan empiris III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Cara penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan normatif dan empiris sebagai penunjang. Pendekatan normatif dan empiris yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

SALINAN. KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 136/K13/PG/2004. Tentang

SALINAN. KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 136/K13/PG/2004. Tentang SALINAN KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 136/K13/PG/2004 Tentang PEDOMAN PENGATURAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM KEGIATAN KERJASAMA TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belanda dengan adanya Auteurswet 1912, Staatsblad Nomor 600 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Belanda dengan adanya Auteurswet 1912, Staatsblad Nomor 600 Tahun BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perlindungan hak cipta di Indonesia sudah ada sejak jaman Hindia Belanda dengan adanya Auteurswet 1912, Staatsblad Nomor 600 Tahun 1912. Dengan adanya Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kepercayaan terhadap merek tersebut. untuk memperoleh/meraih pasar yang lebih besar. Berdasarkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan kepercayaan terhadap merek tersebut. untuk memperoleh/meraih pasar yang lebih besar. Berdasarkan hal tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika jaman perdagangan menjadi semakin luas dan persaingan usaha menjadi semakin kuat, merek mempunyai arti yang sangat penting, baik bagi produsen maupun

Lebih terperinci