BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. melihat kinerja perusahaan pasca akuisisi terutama kinerja keuangan. Untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. melihat kinerja perusahaan pasca akuisisi terutama kinerja keuangan. Untuk"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Kinerja Keuangan Salah satu cara untuk menilai keberhasilan akuisisi adalah dengan melihat kinerja perusahaan pasca akuisisi terutama kinerja keuangan. Untuk menentukan keberhasilan akuisisi, harus dipastikan apakah ada keuntungan finansial dari aktivitas akuisisi tersebut (Azhagiah and Kumar, 2011). Kinerja keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi dari strategi akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan multinasional. Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau keefektifan perusahaan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi tertentu. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut Kumar and Bansal (2008) kinerja dapat diukur atas dasar jangka panjang dan jangka waktu jangka pendek. Kinerja jangka panjang dapat

2 dihitung atas dasar profitabilitas perusahaan. Untuk melihat sinergi dan kapitalisasi akuisisi dalam jangka panjang dapat menggunakan analisis fundamental dengan bantuan analisis rasio. Menurut Harvey (2015) dengan menggunakan langkah-langkah akuntansi untuk menghitung perspektif jangka panjang dari kinerja akuisisi dapat memperlihatkan kinerja akuntansi yang sebenarnya, yaitu terdiri dari perbandingan ukuran kinerja akuntansi pra-akuisisi dan pasca-akuisisi. Posisi perusahaan pada beberapa periode lalu tercermin dalam laporan keuangan. Laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan laba dimasa depan. Pihak yang memerlukan informasi keuangan perusahaan bukan hanya manajer keuangan (pihak intern perusahaan) saja, tetapi beberapa pihak luar perusahaan juga perlu informasi keuangan tersebut. Pihak-pihak tersebut diantaranya adalah para calon pemodal (pembeli saham) dan kreditur (Husnan dan Pudjiastuti, 2012:61). Calon pemodal biasanya akan lebih berkepentingan dengan aspek profitabilitas perusahaan, ketika suatu perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi maka calon pemodal akan bersedia untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Sedangkan bagi para kreditur disamping memperhatikan faktor keuntungan perusahaan, mereka juga akan berkepentingan dengan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya dan proporsi hutang perusahaan tersebut, ketika suatu perusahaan dinilai mampu memenuhi kewajiban finansialnya maka kreditur akan percaya pada perusahaan tersebut untuk meminjamkan dananya. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dari berbagai aspek.

3 Jika ingin mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan perlu dilakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan, alat yang sering digunakan adalah rasio keuangan (VanHorne and Wachowicz, 2012:163). Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi dapat dilakukan dengan membandingkan rasio-rasio keuangan sebelum dan sesudah akuisisi. Analisis rasio keuangan merupakan metode yang umum digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dibidang keuangan. Menurut Wiagustini (2014:84), rasio keuangan merupakan analisis kinerja keuangan yang menghubungkan antara satu pos dengan pos lainnya baik dalam neraca atau rugi laba maupun kombinasi dari kedua laporan tersebut. Dengan menggunakan analisis rasio yang berdasarkan data dari laporan keuangan, maka akan dapat diketahui hasil yang telah di capai perusahaan, dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan dari segi keuangan, serta hasilhasil yang di anggap cukup baik. Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap hasil analisis laporan keuangan tersebut, karena hasil analisis tersebut akan dapat dijadikan sebagai alat dalam pengambilan keputusan lebih lanjut. Kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan harus diperbaiki untuk menyusun rencana tahun berikutnya, dan untuk hasil yang dianggap sudah cukup baik harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi untuk waktu mendatang. Wiagustini (2014:85) menyatakan bahwa kondisi keuangan dapat dilihat melalui berbagai aspek, yaitu aspek likuiditas, aspek solvabilitas/leverage, aspek profitabilitas/reantibilitas, aspek aktivitas usaha, dan aspek penilaian pasar.

4 Rasio Likuiditas Menurut Wiagustini (2014:85) likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek dengan aktiva lancar yang tersedia. Agar perusahaan selalu likuid, maka sebaiknya posisi dana lancar lebih besar dibandingkan utang lancar. Perusahaan yang tidak likuid mencerminkan bahwa perusahaan tersebut tidak sehat, sehingga perlu mengatur, menjaga, dan memelihara likuiditas untuk menjaga kredibilitas pada kreditur agar tetap dipercaya oleh kreditur. Rasio likuiditas mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendek yang segara jatuh tempo. Hamidah dan Noviani (2013) menyatakan bahwa rasio likuiditas memberikan informasi yang sangat berguna bagi perusahaan pengakuisisi ketika menilai perusahaan target akuisisi, yaitu seberapa besar tingkat likuiditas pasca akuisisi. Jika sesudah akusisi perusahaan memerlukan dana yang likuid, maka perusahaan akan relatif lebih aman jika memiliki rasio likuiditas yang tinggi. Dengan akuisisi maka semestinya kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendek (current ratio) akan meningkat. Menurut Wiagustini (2014:87) aspek likuiditas dapat diukur dengan Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Net Working Capital to Sales dan Current Assets to Sales. Penelitian ini menggunakan Current Ratio (CR) untuk membandingkan kondisi likuiditas perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi, karena perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancarnya (CR) mengindikasikan likuiditas perusahaan. Menurut Adipratama (2012) dengan

5 melakukan akuisisi maka semestinya kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendek akan meningkat Rasio Profitabilitas/Rentabilitas Menurut Wiagustini (2014:86) rasio profitabilitas/rentabilitas merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau ukuran seberapa efektif perusahaan dalam mengelola manajemen perusahaan. Hamidah dan Noviani (2013) menyatakan rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari penjualannya. Jika terjadi sinergi yang baik maka secara umum tingkat profitabilitas perusahaan akan lebih baik dari sebelum melakukan akuisisi. Dimana return atas aset (return on assets) juga akan meningkat. Menurut Wiagustini (2014:90) aspek profitabilitas dapat diukur dengan Net Profit Margin, Return on Investment/Return on Total Assets/Earning Power dan Return on Equity atau Return on Net Worth. Penelitian ini menggunakan Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE) untuk membandingkan tingkat profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. Menurut Adipratama (2012) secara umum tingkat profitabilitas perusahaan semestinya akan lebih baik pasca akuisisi, maka margin pendapat bersih (NPM), penghasilan laba dari total aktiva yang digunakan (ROI), serta ekuitas (ROE) juga akan meningkat.

6 Rasio Solvabilitas / Leverage Rasio solvabilitas/leverage merupakan rasio yang yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. Menurut Wiagustini (2014:85) leverage/solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek maupun jangka panjangnya atau mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. Perusahaan yang memiliki rasio leverage yang rendah menghadapi risiko kerugian yang lebih kecil tetapi memiliki return yang rendah saat perekonomian yang tinggi karena kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan, begitu sebaliknya perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi menghadapi risiko kerugian yang lebih besar tetapi kesempatan dalam mendapatkan keuntungan juga tinggi. Rasio manajemen hutang merupakan tingkat jumlah hutang terhadap seluruh kekayaan perusahaan. Jika aktifitas akuisisi menghasilkan sinergi maka secara umum kesertaan modal mereka akan cukup baik sehingga meminimalisir penggunaan hutang dan mengurangi beban aset untuk menjamin hutang tersebut (debt ratio) (Hamidah dan Noviani, 2013). Menurut Wiagustini (2014:88) aspek solvabilitas dapat diukur dengan Total Debt to Total Assets, Long Term Debt to Equity, Times Interest Earned dan Fixed Charged Coverage. Penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Total Assets (DAR) untuk membandingkan tingkat solvabilitas perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. Menurut Adipratama (2012) secara umum pasca akuisisi kesertaan modal perusahaan akan cukup baik untuk melakukan usahanya sehingga tingkat penggunaan hutang atas ekuitas perusahaan

7 (DER) dan penggunaan hutang untuk mendanai aktiva perusahaan (DAR) dapat diminimalisir Rasio Aktivitas Usaha Wiagustini (2014:86) menyatakan bahwa aktivitas usaha adalah kemampuan perusahaan dalam menjaga stabilitas usahanya agar bisa bertahan dan berkembang, atau mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumberdayanya. Menurut Adipratama (2012) rasio aktivitas usaha mengukur seberapa efisien dan efektif manajemen perusahaan dalam mengelola aktivanya. Hamidah dan Noviani (2013) menyatakan bahwa dengan strategi akuisisi maka perusahaan dapat meningkatkan efektifitas perusahaan sehingga aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan secara efisien untuk meningkatkan penjualan perusahaan (total assets turnover). Menurut Wiagustini (2014:89) aspek aktivitas usaha dapat diukur dengan Inventory Turnover atau Day s Inventory, Receivable Turn Over, Fixed Assets Turnover dan Total Assets Turnover. Penelitian ini menggunakan Total Asset Turnover Ratio (TATO) dan Fixed Asset Turnover Ratio (FATO) untuk membandingkan tingkat aktivitas perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. Menurut Adipratama (2012) TATO adalah salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan dana yang tertanam dalam seluruh aktiva perusahaan yang berputar dalam suatu periode tertentu. FATO juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa efektif penjualan yang dilakukan berdasarkan aktiva tetap perusahaan.

8 2.1.2 Pengertian Akuisisi Pada umumnya, akuisisi dapat diartikan sebagai pengambilalihan suatu perusahaan yang mengakibatkan perusahaan yang diakuisisi dikendalikan oleh perusahaan pengakuisisi dengan catatan perusahaan yang dibeli tersebut tetap berdiri dan beroperasi. Berbeda dengan merger yaitu penggabungan dua perusahaan menjadi perusahaan baru, yang artinya perusahaan yang diambilalih tidak beroperasi dan berdiri lagi secara hukum. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 mengenai Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, mendefinisikan akuisisi sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk mengambil alih saham badan usaha yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas badan usaha tersebut. Dalam pasal 1 ayat 11 UUPT pengambilalihan didefinisikan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Perseeroan tersebut. Menurut Harvey (2015) Akuisisi terjadi ketika satu entitas membeli entitas lain. Akuisisi menurut Foster (dalam Novaliza dan Djajanti, 2013) adalah pembelian seluruh atau sebagian besar kepemilikan baik dalam bentuk saham ataupun aktiva oleh perusahaan lain. Akuisisi saham dilakukan dengan cara mengambilalih atau membeli seluruh atau sebagian besar saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang diakuisisi dengan menggunakan kas, saham

9 atau sekuritas lain. Sartono (2014:366) menyatakan bahwa melalui akuisisi perusahaan mengambil alih perusahaan lain yang kemudian dijadikan anak perusahaan atau digabungkan menjadi satu. Akuisisi dapat dilakukan terhadap anak perusahaan yang semula sudah go public dan disebut dengan akuisisi internal, atau akuisisi terhadap perusahaan lain dan disebut dengan akuisisi eksternal Manfaat Akuisisi Hariyani dan Yustisia (2011:9) menyatakan bahwa akuisisi memiliki manfaat sebagai berikut : 1) Mendapatkan cashflow dengan cepat, karena produk dan pasar sudah jelas. 2) Mendapatkan kemudahan pembiayaan, karena kreditur lebih percaya dengan perusahaan yang telah mapan. 3) Memperoleh karyawan yang sudah berpengalaman. 4) Memperoleh pelanggan tanpa harus merintis dari awal untuk mendapatkan pelanggan. 5) Memperoleh sistem operasional dan administratif yang sudah mapan. 6) Mengurangi risiko kegagalan bisnis, karena tidak harus mencari konsumen baru. 7) Menghemat waktu untuk memasuki bisnis baru. 8) Mendapatkan infrastruktur yang mapan sehingga dapat mencapai pertumbuhan yang lebih cepat. 9) Akuisisi merupakan investasi yang menguntungkan. 10) Memperoleh kendali atas perusahaan lain.

10 11) Menguasai pasokan bahan baku dan bahan penolong. 12) Melakukan diversivikasi usaha. 13) Memperbesar ukuran perusahaan. 14) Memperkecil tingkat persaingan usaha. 15) Memperoleh teknologi baru milik perusahaan lain Kelemahan Akuisisi Hariyani dan Yustisia (2011:10) menyatakan bahwa akuisisi memiliki kelemahan sebagai berikut : 1) Proses integrasi yang tidak mudah 2) Kesulitan dalam menentukan nilai perusahaan target secara akurat 3) Biaya konsultan yang mahal 4) Meningkatnya kompleksitas birokrasi 5) Biaya koordinasi yang mahal 6) Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan 7) Tidak menjamin kemakmuran pemegang saham Jenis-jenis Akuisisi Menurut Wiagustini (2014:319) berdasarkan atas cara perluasan yang dilakukan merger dan akuisisi meliputi empat jenis, yaitu : 1) Horisontal : penggabungan perusahaan lain dalam jenis bisnis yang sama. Misalnya, ketika dua bank komersial terlibat dalam akuisisi, bank dapat

11 memperoleh keuntungan dari memiliki cabang yang lebih besar dan Automatic Teller Machine system (ATM) (Dao, 2010). 2) Vertikal : penggabungan perusahaan yang memiliki kaitan antara input dan output. Menurut Dao (2010) perusahaan dapat terlibat dalam akuisisi vertikal jika perusahaan target akuisisi dengan perusahaan pengakuisisi menyediakan barang dan jasa pada berbagai tahap rantai nilai tunggal, sehingga kegiatan berturut-turut dalam rantai nilai yang dilakukan oleh perusahaan yang berbeda tersebut dapat memberikan keuntungan operasional. 3) Congeneric : penggabungan perusahaan yang masih dalam industri yang sama tetapi memproduksi produk yang berbeda dan tidak memiliki keterkaitan supplier. 4) Conglemerate : penggabungan perusahaan dari industri yang berbeda. Wiagustini (2014:319) juga membagi merger dan akuisisi berdasarkan jenis penggabungannya, yaitu meliputi: 1) Akuisisi saham. Akuisisi ini terjadi apabila perusahaan pengakuisisi membeli sebagian besar saham perusahaan yang menjadi target akuisisi. Akusisisi saham dapat dilakukan dengan cara bersahabat (friendly) dan tidak bersahabat (hostile). Friendly Merger terjadi apabila manajemen kedua perusahaan berunding bersama dan hasil perundingan tersebut diusulkan ke pemilik perusahaan. Perundingan yang dilakukan menyangkut harga wajar dari saham tersebut, pembayaran akuisisi dan sebagainya. Hostile Takeover terjadi apabila manajemen perusahaan target akuisisi (acquired company) tidak dilibatkan dalam

12 perundingan, tetapi perusahaan pengakuisisi (acquiring company) langsung menawarkan persyaratan-persyaratan yang menarik kepada pemegang saham acquired company. Berikut adalah gambar yang menunjukan perubahan kepemilikan saham perusahaan jika perusahaan melakukan akuisisi saham : Gambar 2.1 Bagan Akuisisi Saham Sebelum Akuisisi Pemegang Saham: Perusahaan A Setelah Perusahaan A Akuisisi Perusahaan B Perusahaan A Pemegang Saham: - Edi - Edi - Elsi - Elsi - Erna - Erna Pemegang Saham: Pemegang Saham: - Rosa - Perusahaan A - Rosi - Romi Perusahaan B Perusahaan B Sumber : 2) Akuisisi aset. Akuisisi aset terjadi apabila perusahaan pengakuisisi membeli sebagian atau seluruh aset perusahaan target akuisisi. Diperlukan persetujuan formal dari pemegang saham perusahaan target akuisisi. Bentuk ini akan menghindarkan kemungkinan perusahaan menjadi pemegang saham minoritas.

13 2.1.6 Motif Akuisisi Alasan perusahaan melakukan akuisisi biasanya adalah karena perusahaan mampu mencapai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan harus membangun unit usaha sendiri. Tetapi disamping itu, alasan yang paling mendasari adalah motif ekonomi. Transaksi akuisisi akan terjadi apabila transaksi tersebut akan menguntungkan pihak pengakuisisi dan pihak target akuisisi. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012:395) alasan utama perusahaan melakukan akuisisi yaitu adanya motif ekonomi. Jika perusahaan akan membeli perusahaan lain, maka pembelian tersebut hanya dapat dibenarkan apabila pembelian tersebut menguntungkan. Menurut Wiagustini (2014:317) kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi apabila peristiwa akuisisi tersebut memperoleh synergy. Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari kedua perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan penjumlahan nilai perusahaan pada saat belum digabungkan. Menurut Branco and Dusan (2013) semua akuisisi didorong oleh motif sinergi. Sinergi dapat dicapai melalui operasi dan sinergi keuangan. Sinergi operasi bertujuan mengurangi biaya operasional dan peningkatan pendapatan, dan sinergi keuangan bertujuan biaya pengurangan modal. Wiagustini (2010:282) menyatakan bahwa synergy dapat berwujud operating maupun financial synergy. Operating synergy muncul karena kombinasi dari beberapa operasi sehingga dapat menekan biaya dan menaikan penghasilan. Operating synergy muncul dari perusahaan yang melakukan akuisisi horizontal sehingga dapat menekan biaya rata-rata karena biaya tetap persatuan menurun, atau melakukan diversivikasi ke

14 sektor yang masih berkaitan. Sedangkan financial synergy berasal dari penghematan sumber pendanaan. Ketika perusahaan memiliki ukuran yang semakin besar maka kemungkinan akan semakin mudah mengakses sumbersumber dana. Perusahaan yang memliki struktur permodalan kuat dan size yang besar akan diberi kepercayaan oleh publik. Kondisi tersebut akan memberikan dampak positif bagi perusahaan karena semakin meningkatnya kepercayaan pihak lain seperti lembaga-lembaga keuangan, akan membuat mereka bersedia meminjamkan dana. Perusahaan yang memiliki kepercayaan publik seperti itu akan memiliki risiko kebangkrutan yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki kepercayaan publik. Selain alasan-alasan yang diharapkan dapat menimbulkan synergy, kadang-kadang akuisisi juga dilakukan dengan alasan diversifikasi, meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan jumlah earning per share (EPS) (Wiagustini, 2014:318). Menurut Putri (2013) alasan perusahaan memilih strategi akuisisi selain karena akuisisi dipandang sebagai cara tercepat dalam memperluass usaha dan faktor sinergi, akuisisi juga memberikan lebih banyak keuntungan seperti meningkatnya kemampuan pemasaran, penelitian, keterampilan manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi biaya produksi. Sedangkan Habib and Liu (2014) mengatakan bahwa perusahaan saat ini akan melakukan akuisisi atau merger dengan perusahaan lain untuk meningkatkan teknologi dan aset tidak berwujud mereka.

15 2.1.7 Faktor Pemicu Keberhasilan Akuisisi Hariyani dan Yustisia (2011:11) menyatakan bahwa terdapat faktorfaktor yang dapat memberi kontribusi terhadap keberhasilan akuisisi, yaitu sebagai berikut : 1) Perusahaan target dalam keadaan baik. 2) Perusahaan target relatif kecil. 3) Melakukan audit sebelum akuisisi. 4) Memiliki pengalaman akuisisi. 5) Melakukan akuisisi yang bersahabat Faktor Pemicu Kegagalan Akuisisi Hariyani dan Yustisia (2011:10) menyatakan bahwa terdapat faktorfaktor yang dapat memicu kegagalan akuisisi, yaitu sebagai berikut : 1) Perusahaan target dengan perusahaan pengambilalih memiliki kesesuaian strategi yang rendah. 2) Tidak adanya kejelasan mengenai nilai yang tercipta dari setiap program akuisisi. 3) Pendekatan-pendekatan integrasi yang tidak disesuaikan dengan perusahaan target. 4) Hanya mengandalkan strategi yang baik tidaklah cukup untuk mencapai keberhasilan akuisisi. 5) Rencana integrasi yang tidak disesuaikan dengan kondisi lapangan.

16 6) Tim negoisasi berbeda dengan tim implementasi, sehingga akan menyulitkan proses integrasi. 7) Ketakutan, ketidakpastian dan kegelisahan antara staf perusahaan yang tidak ditangani. 8) Perusahaan pengambilalih tidak mengkomunikasikan pengharapan dan perencanaan mereka terhadap karyawan perusahaan target sehingga terjadi kegelisahaan diantara karyawan. 2.2 Hipotesis Penelitian Secara logika jika ukuran atau skala perusahaan bertambah besar dan ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, kinerja pasca akuisisi seharusnya berbeda dibandingkan dengan sebelum akuisisi. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012:395) alasan utama perusahaan melakukan akuisisi yaitu adanya motif ekonomi. Jika perusahaan akan membeli perusahaan lain, maka pembelian tersebut hanya dapat dibenarkan apabila pembelian tersebut menguntungkan. Menurut Wiagustini (2014:317) kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi apabila peristiwa akuisisi tersebut memperoleh synergy. Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari kedua perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan penjumlahan nilai perusahaan pada saat belum digabungkan. Hamidah dan Noviani (2013) menyatakan bahwa rasio likuiditas yang diukur dengan current ratio (CR) menunjukkan adanya perbedaan pada periode satu tahun sebelum akuisisi dengan dua, empat, dan lima tahun sesudah merger

17 dan akuisisi. Rasio profitabilitas yang diukur dengan return on assets (ROA) menunjukkan adanya perbedaan pada periode satu tahun sebelum akuisisi dengan empat tahun sesudah merger dan akuisisi. Menurut Widyaputra (2006) secara parsial rasio keuangan NPM, ROE, dan ROA menunjukan adanya perbedaan yang signifikan untuk pengujian satu tahun sebelum dan satu tahun setelah merger dan akuisisi. Hal yang serupa juga ditemukan dalam penelitian Aisa (2012) menyebutkan bahwa terdapat perbedaan Net Profit Margin, Total Asset Turn Over yang signifikan antara sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi. Hasil Penelitian Naziah (2014) menyebutkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan kinerja perusahaan manufaktur sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi, yaitu mengalami kenaikan yang signifikan. Menurut Fransiscus, Hidayat dan Iqbal (2015) dari lima perusahaan yang diteliti ada empat perusahaan yang memiliki nilai rata-rata ROE lebih besar setelah melakukan akuisisi. Putri (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa TATO, NPM, ROA, ROE mengalami peningkatan setelah 1 tahun akuisisi dan Debt to Equity Ratio (DER) setelah 1 tahun akuisisi lebih baik dari sebelumnya. Hasil penelitian Azizah (2015) menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan sesudah aktivitas akuisisi mengalami peningkatan yang cukup signifikan yang terlihat pada rasio CR, ROA, ROE, dan Pertumbuhan Penjualan. Hal serupa juga ditemukan dalam penelitian Lesmana dan Gunardi (2012) pada perusahaan pengakuisisi, kinerja keuangan yang diukur dengan total asset turn over, net profit margin, return on investment, return on equity mengalami peningkatan sesudah akuisisi.

18 Bjornson and Sykuta (2002) juga melakukan penelitian dan menunjukan kinerja perusahaan mengalami kenaikan pasca akuisisi dengan diantaranya Safeway Inc yang secara signifikan meningkatkan ROI pasca akuisisi. Hasil penelitian Kumar and Bansal (2008) dalam kasus 52 penawaran akuisisi, lebih dari 60 persen dari kasus menunjukkan peningkatan kinerja keuangan dalam jangka waktu pasca-akuisisi. Untuk sekitar 15 persen kasus merger dan akuisisi menunjukan kinerja keuangan telah membaik, pada saat yang sama baik modal kerja dan Debt to Equity Ratio juga meningkat. Rani, Yadav, and Jain (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kinerja perusahaan pengakuisisi di India membaik setelah M & A dibandingkan dengan kinerja mereka sebelum M & A, Menurut penelitian Azhagiah and Kumar (2011), diantara 12 perusahaan sampel terdapat 7 perusahaan yang menunjukan posisi likuiditas yang diukur dengan CR telah membaik dan posisi profitabilitas yang diukur dengan NPM telah meningkat. Hal yang sama juga terdapat pada penelitian Heron and Lie (2002), dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa setelah akuisisi, perusahaan pengakuisisi terus menunjukkan tingkat kinerja operasi perusahaan lebih besar. Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Kinerja keuangan perusahaan multinasional yang diukur dengan Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), Return on Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Total Assets Ratio (DAR), Total Assets Turnover Ratio (TATO), Fixed Assets Turnover Ratio (FATO) berbeda secara signifikan antara sebelum dan setelah melakukan akuisisi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu cepat menuntut perusahaan untuk melakukan inovasi dengan merancang berbagai macam strategi jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Tajjali Fatima dan Amir Shehzad (2014) menggunakan paired sample T-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Tajjali Fatima dan Amir Shehzad (2014) menggunakan paired sample T-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang mengambil topik mengenai Dampak Merger atau Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan antara lain

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman yang mengambil topik mengenai literasi keuangan antara lain penelitian : 2.1.1

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar perusahaan tersebut dapat terus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mengembangkan dan menumbuhkan sebuah perusahaan. Merger berasal. dari kata mergere (Latin) yang artinya (1) bergabung bersama,

BAB II KAJIAN TEORI. mengembangkan dan menumbuhkan sebuah perusahaan. Merger berasal. dari kata mergere (Latin) yang artinya (1) bergabung bersama, BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Merger Akuisisi a. Pengertian Merger Akuisisi Merger adalah salah satu strategi yang diambil perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan sebuah perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Bella Gusita Aritonang NPM : 21213693 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Yartiwulandari,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain : 2.1. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain : 2.1.1. Hamidah danmanasye

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat. Setiap perusahaan ditantang untuk dapat merancang strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat di dunia usaha menuntut setiap perusahaan untuk bertahan pada setiap kondisi, serta bisa berkembang dan berdaya saing tinggi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat menuntut suatu perusahaan untuk dapat selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat terus bertahan, memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat persaingan antar perusahaan pun semakin tinggi dan pada akhirnya menjadi suatu tuntutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat perusahaan membutuhkan tambahan modal yang besar untuk menunjang kinerja operasional

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi telah mendorong entitas bisnis melakukan strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih berkembang. Strategi bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya, yang

BAB I PENDAHULUAN. dan menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya, yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada era persaingan saat ini, keunggulan kompetitif telah berkembang dan menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya, yang dimaksud tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Merger dan Akuisisi Salah satu upaya untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis yang persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan penggabungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002).

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih menjadikan perusahaan berusaha akan tetap eksis dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih menjadikan perusahaan berusaha akan tetap eksis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi seiring dengan berkembangnya dunia teknologi dan komunikasi semakin canggih menjadikan perusahaan berusaha akan tetap eksis dan mengalami pertumbuhan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan diperlukan ukuran-ukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana melemahnya nilai investasi di Indonesia serta ketidakstabilan mata uang dollar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi merupakan salah satu strategi eksternal yang dapat digunakan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi merupakan salah satu strategi eksternal yang dapat digunakan oleh II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuisisi Akuisisi merupakan salah satu strategi eksternal yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha tanpa perlu memulai

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas dan globalisasi, perkembangan dan persaingan dunia bisnis di Indonesia semakin pesat. Hal tersebut menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi komputer dan komunikasi yang semakin canggih telah menciptakan persaingan yang ketat antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan dalam sektor industri, serta kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan dan bagaimana perubahan unsur unsur itu dari tahun ke tahun untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan dan bagaimana perubahan unsur unsur itu dari tahun ke tahun untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha (2013) Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha pada tahun 2013 telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha (2013) Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha pada tahun 2013 telah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitan yang dilakukan oleh para peneleti yang terdahulu sudah banyak dilakukan terkait masalah peningkatan kinerja keungan dan kinerja pasar pada perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Investasi Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang menanamkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi persaingan usaha semakin ketat. Kondisi tersebut menuntut suatu perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Akuisisi telah menjadi topik populer dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan komunitas pelaku bisnis,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini setiap negara harus mampu mengacu pada pembangunan dan perekonomian. Pasar modal memiliki peran yang penting dalam kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Signaling Teori Signalling mengemukakan tentang bagaimana perusahaan memberi sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogianto,2000:107). Return investasi dapat berupa return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan ketat menimbulkan persaingan antar para pelaku bisnis. Keadaan yang seperti ini memaksa para pelaku bisnis untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Fianancial Distress (Kesulitan Keuangan) Kesulitan keuangan (Financial Distress) merupakan kondisi sebuah perusahaan dimana hasil operasi perusahaan tidak cukup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Siklus Hidup Perusahaan Siklus hidup perusahaan adalah suatu grafik yang menggambarkan riwayat perusahaan sejak perusahaan itu berdiri sampai dengan ditarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki usaha untuk menjaga kelangsungan serta eksistensinya. Untuk menjaga kelangsungan serta eksistensinya, perusahaan tidak akan terlepas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan finansial yaitu perusahaan, seorang penganalisis laporan keuangan adanya ukuran atau yard stick

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas suatu organisasi dalam setiap

Lebih terperinci