BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes mellitus (DM) terdiri dari dua kata yakni diabainten berasal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes mellitus (DM) terdiri dari dua kata yakni diabainten berasal"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Mellitus Pengertian Diabetes mellitus (DM) terdiri dari dua kata yakni diabainten berasal dari bahasa Yunani yang artinya tembus atau pancuran air dan kata mellitus dari bahasa Latin yang artinya rasa manis. Diabetes secara umum dikenal sebagai kencing manis (Maulana. M, 2008). Menurut American Diabetes Association (ADA) th 2005, DM didefinisikan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Soegondo.S, 2005). DM disebabkan oleh gangguan meregulasi kadar glukosa dalam darah dan terganggunya proses transportasi glukosa dari darah ke sel tubuh. Kadar glukosa yang meningkat tanpa diikuti proses pembakaran lemak dan protein akan meningkatkan keton dalam darah dan hasil buangan metabolisme. Hal ini dikarenakan oleh produksi insulin yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh (Tobing. A, 2008). Hormon insulin dihasilkan oleh sekelompok sel beta di kelenjar pankreas dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa dalam tubuh (Maulana. M, 2008). Sekresi insulin akan meningkat dan menggerakkan glukosa ke dalam sel-sel otot, hati serta lemak. Insulin di dalam sel-sel tersebut akan menimbulkan efek seperti menstimulasi penyimpanan glukosa dalam hati dan otot (dalam bentuk glikogen), meningkatkan penyimpanan lemak dari makanan dalam 6

2 7 jaringan adipose dan mempercepat pengangkutan asam-asam amino yang berasal dari protein makanan ke dalam sel (http\\digilib.unimus.ac.id) Gejala Diabetes Mellitus Gejala khas sering dijumpai pada pasien DM adalah poliuria (peningkatan pengeluaran urin), polidipsi (peningkatan rasa haus), polifagi (peningkatan rasa lapar). Gejala lain yang sering timbul yakni pandangan kabur, pusing, mual, mudah merasa lelah, luka yang tidak kunjung sembuh dan kesemutan. Kelainan pada kulit seperti gatal dan bisul di daerah lipatan kulit serta kelainan genekologis seperti keputihan pada wanita (Maulana. M, 2008; Suyono. S, 2005) Diagnosis Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah dan tidak dapat ditegakkan hanya berdasar pada glukosuria. Guna penentuan diagnosis DM, pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Penggunaan darah utuh (whole blood), vena maupun kapiler tetap dapat digunakan dengan memperhatikan angka-angka diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan oleh WHO, sedangkan untuk pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan glukosa darah kapiler (PERKENI, 2006).

3 8 Tabel 1. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl) Bukan Belum DM DM pasti DM Kadar glukosa darah Plasma vena < sewaktu (mg/dl) Darah vena < Kadar glukosa darah Plasma vena < puasa (mg/dl) Darah vena < Sumber : PERKENI, Klasifikasi Diabetes Mellitus. American Diabetes Association (2003) mengklasifikasikan DM sebagai berikut : a. Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) = DM tipe 1 Disebut juga Diabetes Mellitus Tergantung Insulin (DMTI), diabetes jenis ini muncul ketika pankreas tidak mampu memproduksi insulin, sehingga insulin tubuh kurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Diabetes tipe ini biasanya adalah penyakit autoimun, yaitu penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem imun, dan menyebabkan kerusakan sel pankreas. b. Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) = DM tipe 2 Dalam DM tipe 2, pankreas masih bisa memproduksi insulin, namun dengan kualitas yang buruk. Hal ini karena pankreas tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai kunci memasukkan glukosa ke dalam sel. Selain itu glukosa dalam darahpun akan meningkat. Sedangkan terjadinya DM tipe 2, karena selsel jaringan tubuh dan otot tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin,

4 9 sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan akhirnya tertimbun dalam peredaran darah. c. Diabetes Mellitus tipe lain Kelompok diabetes selain yang tertulis di atas, yaitu kelompok diabetes sekunder atau akibat penyakit lain, sehingga menganggu produksi insulin ataupun mempengaruhi kerja insulin. Diabetes jenis ini disebabkan oleh : radang pankreas, gangguan kelenjar adrenal atau hipofisis, pemakaian hormon kortikosteroid, penggunaan obat hipertensi atau antikolesterol, malnutrisi dan infeksi. d. Gestational DM = DM pada kehamilan Diabetes yang muncul hanya saat hamil, disebut diabetes tipe gestasi atau gestational diabetes. Diketahui pada usia kehamilan bulan keempat ke atas. Kebanyakan pada trimester ketiga (tiga bulan terakhir). Setelah persalinan umumnya glukosa darah akan kembali normal. Namun, ada beberapa kasus yang tidak terkendali sehingga bisa berkembang pasca melahirkan (Soegondo, S. 2005) Diabetes Mellitus Tipe 2 atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) DM tipe 2 merupakan suatu penyakit kompleks multifaktor yang melibatkan baik gangguan pengeluaran insulin maupun insentifitas organ sasaran. Pasien DM tipe 2 tidak mampu mempertahankan kadar glukosa darah puasa yang normal (Price SA, 2006).

5 10 Kadar glukosa meningkat sampai kadar yang tinggi, maka muatan glukosa yang difiltrasi melebihi transport maksimum, sehingga terjadi ekskresi glukosa urin atau glukosuria. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria). Hiperosmolaritas plasma mengakibatkan lebih banyak partikel dalam plasma, sehingga merangsang timbulnya rasa haus (polidipsia) (Price SA, 2006). Karena glukosa yang hilang bersama urine dan insetivitas reseptor insulin pada organ sasaran maka terjadi keseimbangan kalori negatif, sehingga berkurangnya glukosa diubah menjadi energi oleh tubuh. Efek yang ditimbulkan adalah rasa lapar yang besar (polifagia) sebagai kompensasi akan kebutuhan yang tidak dicukupi oleh tubuh. Kebutuhan energi yang tak tercukupi tersebut akan menimbulkan efek cepat lelah dan mengantuk (Price SA, 2006) Faktor-Faktor Penyebab DM Tipe 2 Faktor-faktor penyebab DM tipe 2 a. Genetik atau Faktor Keturunan DM cenderung diturunkan dan akan beresiko menderita DM sebesar 15% bila salah satu orangtuanya juga menderita DM. Namun jika kedua orangtuanya menderita DM maka resiko diturunkan sebesar 75%. Resiko mendapatkan DM dari ibu lebih besar 10-30% dari pada ayah dengan DM (Trisnawati.SK, 2013).

6 11 b. Usia DM tipe 2 biasanya terjadi setelah usia 30 tahun dan semakin sering terjadi setelah usia 40 tahun, selanjutnya terus meningkat pada usia lanjut. Menurut Ignativicius dan Workman (2006), sekitar 6 % individu berusia tahun dan 11% individu diatas usia 65 tahun menderita DM tipe 2. Menurut Sunjaya (2009), peningkatan resiko diabetes seiring waktu terjadi di usia tua, disebabkan oleh peningkatan intoleransi glukosa. Adanya proses penuaan menyebabkan berkurangnya kemampuan sel beta pankreas dalam memproduksi insulin. Selain itu, pada individu yang berusia lebih tua terdapat penurunan aktifitas mitokondria di sel-sel otot sebesar 35%. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar lemak di otot sebesar 30% dan memicu proses terjadinya resistensi insulin (Trisnawati. SK, 2013). c. Jenis kelamin Jenis kelamin laki-laki memiliki risiko diabetes meningkat lebih cepat. Para ilmuwan dari University of Glasgow, Skotlandia mengungkapkan hal ini setelah mengamati laki-laki dan perempuan, dimana seluruhnya adalah penderita DM tipe 2 dan umumnya memiliki indeks massa tubuh (IMT) di atas batas kegemukan. Laki-laki terkena DM tipe pada IMT rata-rata 31,83 kg/m 2 sedang perempuan baru mengalami pada IMT 33,69 kg/m 2. Perbedaan resiko ini dipengaruhi oleh distribusi oleh lemak tubuh. Pada laki-laki, penumpukan lemak terkonsentrasi di sekitar perut sehingga memicu obesitas sentral yang lebih berisiko memicu gangguan metabolisme (Adrian, 2012).

7 12 d. Aktifitas fisik Aktifitas dapat mengontrol kadar gula. Glukosa akan diubah menjadi energi pada saat beraktifitas fisik. Aktifitas fisik inilah yang akan mengakibatkan insulin semakin meningkat, sehingga kadar gula dalam darah berkurang. Orang yang jarang berolahraga, zat makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dibakar namun, ditimbun dalam tubuh sebagai gula dan lemak. Jika insulin tidak mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi energi, maka akan timbul DM (Kemenkes, 2010). e. Merokok Kadar nikotin dalam rokok bisa merangsang kelenjar adrenal dan dapat meningkatkan kadar glukosa (Latu, 1983). f. Stress Peningkatan resiko diabetes pada kondisi stress, disebabkan produksi hormon kortisol secara berlebihan. Produksi hormon yang berlebihan akan mengakibatkan sulit tidur, depresi, tekanan darah merosot yang kemudian menjadikan penderita menjadi lemas dan nafsu makan meningkat (Trisnawati.SK, 2013). g. Obesitas Obesitas adalah faktor resiko penting dalam peningkatan angka kejadian DM tipe 2. Delapan dari sepuluh penderita DM tipe 2 adalah orangorang yang memiliki kelebihan berat badan. Kalori yang dikonsumsi lebih dari kebutuhan akan menyebabkan penimbunan dalam bentuk lemak. Lemak akan menghambat kerja insulin, sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel

8 13 dan menumpuk dalam peredaran darah yang berakibat hiperglikemia ( h. Hiperkolesterol Kadar kolesterol tinggi menyebabkan meningkatnya asam lemak bebas sehingga terjadi lipotoksisity. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan sel beta pankreas dan akhirnya akan mengakibatkan DM tipe 2 (Kemenkes, 2010). Andi dkk (1994) menyatakan bahwa orang dengan kolesterol tinggi memiliki resiko 13,45 kali menderita DM tipe 2 dibanding dengan kolesterol normal (Trisnawati. SK, 2013) Komplikasi Komplikasi-komplikasi pada DM dibagi menjadi dua, yaitu: (Mansjoer. A, 1999) Komplikasi bersifat akut a. Koma hipoglikemia, karena pemakaian obat diabetik yang melebihi dosis, sehingga berakibat menurunnya kadar glukosa dalam tubuh b. Ketonasidosis, rendahnya glukosa dalam sel mengakibatkan sel akan mencari sumber alternatif yang digunakan sebagai energi sel. Bila tidak menemukan glukosa, maka benda-benda keton yang akan dipakai oleh sel. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penunpukan residu pembongkaran benda-benda keton yang berlebihan dan mengakibatkan asidosis. c. Koma hiperosmolar nonketotik, terjadi karena penurunan komposisi cairan intrasel dan ekstrasel banyak diekskresi lewat urin.

9 Komplikasi bersifat kronik a. Makroangiopati penyebab pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak. Perubahan pada pembuluh darah besar dapat mengalami atherosclerosis, yang sering terjadi pada DM tipe 2. Komplikasi makroangiopati adalah penyakit vaskuler otak, penyakit arteri koronaria dan vaskuler perifer. b. Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetik, nefropati diabetik. c. Neuropati diabetik d. Rentan infeksi, seperti tuberkulosis paru, gingivitis dan infeksi saluran kemih. e. Kaki diabetik Komplikasi karena perubahan mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati akan menyebabkan perubahan pada ekstremitas bawah. Hal yang akan ditimbulkannya gangguan sirkulasi, terjadi infeksi, ganggren, penurunan sensasi dan hilangnya fungsi saraf sensorik Profil Lipid Definisi Profil Lipid Lipid adalah senyawa yang berisi karbon dan hydrogen, kadang juga mengandung fosfor dan nitrogen, lipid bersifat tidak larut dalam air dan larut pada pelarut organik. Golongan dalam lipid adalah lemak netral, lemak majemuk dan sterol. Lemak netral mengandung tiga asam lemak, biasa disebut trigliserida. Lemak majemuk adalah fosfolipid dan glikolipid, sedang jenis sterol yang bermakna adalah kolesterol (Yeria, 2012).

10 15 Fungsi dari lipid adalah sumber cadangan energi, sebagai bahan penyekat dalam jaringan subkutan dan di sekitar organ-organ tertentu. Lipid membantu suatu kompleks makromolekul bersama dengan protein khusus disebut apolipoprotein. Ada empat jenis lipoprotein yakni kilomikron, VLDL, LDL dan HDL (Staf Pengajar Dep.Farmakologi, 2009) Jenis Lipid Jenis lipid yang dibutuhkan oleh tubuh adalah : (Yeria, 2011) a. Trigliserid Merupakan simpanan lipid yang utama dalam tubuh manusia dan juga merupakan sekitar 95% jaringan lemak tubuh. Dalam plasma, trigliserid terdapat dalam berbagai konsentrasi di berbagai fraksi lipoprotein. Semakin tinggi konsentrasi trigliserid maka semakin rendah kepadatan (densitas) dari lipoprotein. Pembawa utama trigliserid dalam plasma adalah kilomikron dan VLDL. b. Kolesterol Adalah alkohol steroid yang strukturnya mempunyai inti siklopentanoperhidrofenanten. Dalam tubuh manusia kolesterol terdapat dalam bentuk bebas (tidak teresterifikasi) dan dalam kolesterol ester (teresterifikasi). Dalam keadaan normal sekitar 60-75% kolesterol diangkut oleh LDL dan HDL mengangkut 15-25%. c. Fosfolipid Komplek lipid ini berasal dari asam fosfotidal. Dalam plasma fosfolipid yang utama adalah sfingomielin, fosfatidil kolin atau lesitin,

11 16 fosfatidil etanolamin dan fosfatidil serin. Berbagai konsentrasi fosofolipid terdapat dalam berbagai fraksi lipoprotein yang /terbanyak, terdapat dalam HDL sekitar 30 % dan pada LDL sekitar 20-25%. d. Asam lemak tak teresterifikasi (NEFA/Non esterified Fatty Acid) Asam lemak plasma dalam jumlah yang sedikit dan tidak teresterifikasi oleh gliserol, sehingga sering disebut juga sebagai asam lemak bebas (FFA/Free Fatty Acid). Dalam tubuh diangkut dalam komplek albumin (Yeria, 2011) Metabolisme Lipid Pada DM Tipe 2 Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol low density lipoprotein (LDL), trigliserida serta penurunan kolesterol high density lipoprotein (HDL) (Sudoyo. AW, 2006 dan PERKENI, 2006). Keadaan resisten insulin, hormone sensitive lipase di jaringan adipose akan menjadi aktif sehingga lipolisis trigliserid di jaringan adipose akan meningkat. Keadaan ini akan menghasilkan asam lemak bebas (NEFA) yang berlebih. Asam lemak bebas akan memasuki aliran darah, sebagian akan digunakan sebagai sumber energi dan sebagian akan dibawa ke hati sebagai bahan baku pembentukan trigliserid. Asam lemak bebas di hati akan menjadi trigliserid kembali dan menjadi bagian VLDL, sehingga pada penderita DM tipe 2 VLDL yang dihasilkan sangat kaya trigliserid (Adam. MF, 2005).

12 17 Dalam sirkulasi trigliserid yang banyak di VLDL akan bertukar dengan kolesterol ester dari kolesterol LDL, sehingga akan menghasilkan trigliserid yang tinggi namun kurang kolesterol. Trigliserid yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisis oleh enzim hepatik lipase, sehingga menghasilkan LDL yang kecil tapi padat. Trigliserid VLDL besar juga dipertukarkan dengan kolesterol ester dari HDL dan menghasilkan HDL dengan kolesterol ester yang rendah namun tinggi trigliserid. Kolesterol HDL bentuk seperti itu mudah dikatabolisme oleh ginjal sehingga jumlah HDL serum menurun. Penderita DM tipe 2 terjadi kelainan profil lipid serum yang khas, yaitu kadar trigliserid tinggi, HDL kolesterol rendah dan meningkatnya LDL kecil padat (Adam MF, 2005) Pemeriksaan Laboratorium Profil Lipid Kolesterol Macam-macam Pemeriksaan Kolesterol a. Metode Lieberman Burchad Prinsip : kolesterol dengan asam asetat anhidrida dan asam sulfat pekat membentuk warna hijau kecoklatan. Absorben warna ini sebanding dengan kolestrol dalam sampel. Metode kolorimetri langsung dengan reagen Lieberman Burchad penyerapan chromaphores yang dihasilkan dari kolesterol dan ester kolestrol berbeda. Ester kolesterol menghasilkan warna yang lebih banyak dibandingkan dengan kolesterol non ester dan mempunyai bias % ketika analisa dilakukan berdasarkan standart kolesterol non ester. Metode ini memerlukan kerja keras disebabkan karena ester kolesterol harus dihidrolisa dan kolestrol

13 18 diekstraksi. Tujuan ekstraksi ini untuk mencegah adanya zat-zat pengganggu yang akan mempengaruhi hasil, contohnya hemoglobin dan billirubin ( b. Metode Modifikasi dari Reaksi Zank dan Modifikasi dari Klungsoyr Prinsip : Alkohol yang digunakan untuk mengendapkan protein dan membebaskan alkohol dari esternya. Reaksi warna timbul dengan mereaksikan kolesterol dengan ferichoride, warna yang timbul ditentukan secara fotometri / kolorimetri. c. Metode CHOD PAP (kolorimetrik enzimatik) Prinsip : Ester kolesterol dengan adanya enzim kolesterol esterase diubah menjadi kolesterol dan asam amino bebas. Kolesterol yang terbentuk dioksidasi dengan bantuan enzim kolesterol oksidasi membentuk kolesterol dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan disulphobutyl-m-toluidin disodium dan 4-amino antipyrin dengan bantuan enzim peroksidase membentuk quinonimin berwarna merah. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kosentrasi kolesterol. Metode enzimatis memperlihatkan linearitas yang baik sampai dengan 500 mg/dl. Sample dengan nilai yang lebih dari 500 mg/dl harus dianalisis ulang setelah pengenceran dengan Natrium klorida (NaCl). Faktor yang mengganggu pada pemeriksaan adalah pada sampel yang keruh, lipemik, ikterik, atau mengalami hemolisis. Bilirubin menyebabkan interferensi negatif dalam metode enzimatis karena bilirubin bereaksi dengan H 2 O 2 sehingga mengurangi jumlah peroksida yang tersedia untuk membentuk komplek berwarna.

14 19 Intrepretasi hasil pemeriksaan kolesterol adalah normal < 200 mg/dl, resiko sedang adalah mg/dl, resiko tinggi > 185 mg/dl (Sutedjo. AY, 2009) Trigliserid a. Ultra sentrifuge Metode ini merupakan pemisahan fraksi fraksi lemak. Lemak akan bergabung dengan protein membentuk lipoprotein. Berat jenis lipoprotein ditentukan dari perbandingan antara banyaknya lemak dan protein. Semakin tinggi perbandingan antara lemak dan protein, maka semakin rendah berat jenisnya. Berat jenis lemak murni lebih rendah dari pada berat jenis air ( b. Elektroforesa Metode ini dapat memisahkan kilomikron, betalipoprotein, prebetalipoprotein, dan alfalipoprotein. Serum diteteskan pada selaput dari selulosa atau kertas saring yang diletakkan pada medan listrik. Kemudian intensitas warna yang terbentuk diukur dengan densitometer ( c. Enzim kolorimetri (GPO PAP) Prinsip : enzim lipoprotein lipase mengubah trigliserid menjadi gliserol dan asam amino bebas. Gliserol yang terbentuk direaksikan dengan ATP dengan bantuan enzim gliserolkinase membentuk gliserol-3-phospat dan ADP. Gliserol-3-phospat dioksidasi dengan bantun enzim gliserol phospat oksidase menjadi dihidroksi aseton phospat dan hydrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk akan mengoksidasi klorophenol membentuk quinonimin yang berwarna merah muda. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar trigliserida dalam sampel

15 20 dan dibaca dengan menggunakan spektrofotometer, intrepretasi hasil normal bila < 150 mg/dl HDL Kolesterol Metode : CHOD-PAP (kolorimetrik) Prinsip : kilomoktron, VLDL dan LDL dalam sampel ditambah dengan phosphotungistic acid dan ion magnesium sehingga HDL akan terbentuk di supernatan. Dengan penambahan reagen kolesterol, akan diukur secara kolorimetrik. Interpretasi hasil normal bila, pria > 55 mg/dl, wanita > 65 mg/dl LDL kolesterol a. Direct Metoda: CHOD PAP Prinsip: LDL kolesterol ditentukan secara langsung dalam dua tahap pemeriksaan. Tahap pertama adalah memisahkan VLDL, kilomikron dan HDL dengan detergen, kemudian pada tahap kedua LDL direaksikan dengan bantuan enzim kolesterol oksidase dan kolesterol esterase menjadi senyawa tidak berwarna yang dengan penambahan kromogen berubah menjadi senyawa komplek berwarna sehingga dapat diukur. b. Indirect Dengan menggunakan perhitungan dari rumus Friedewald Trigliserid LDL Rumus kolesterol ini tidak = berlaku kolesterol untuk total hasil (HDL pemeriksaan kolesterol trigliserid - > 400 m ) 5 Nilai normal : < 130 mg/dl

16 Hipotesis Penelitian a. Ada hubungan antara usia dengan kadar kolesterol penderita DM tipe 2. b. Ada hubungan antara usia dengan kadar trigliserid penderita DM tipe2. c. Ada hubungan antara usia dengan kadar HDL kolesterol penderita DM tipe 2. d. Ada hubungan antara usia dengan kadar LDL kolesterol penderita DM tipe Kerangka Teori Genetik atau faktor keturunan Usia Jenis kelamin Aktifitas fisik Merokok Stress Obesitas Hiperkolesterol Profil lipid Penderita DM tipe 2 Kadar kolesterol Kadar trigliserid Kadar HDL kolesterol Kadar LDL kolesterol 2.7. Kerangka Konsep Usia penderita DM tipe 2 Kadar kolesterol Kadar trigliserid Kadar HDL kolesterol Kadar LDL kolesterol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pembuluh darah yang kadarnya tinggi akan membuat endapan / kristal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pembuluh darah yang kadarnya tinggi akan membuat endapan / kristal BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol Kolesterol ( C 27 H 45 OH ) adalah alkohol steroid yang ditemukan dalam lemak hewani / minyak, empedu, susu, kuning telur. Kolesterol sebagian besar disintesiskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, disebut juga penyakit gula merupakan salah satu dari beberapa penyakit kronis yang ada di dunia (Soegondo, 2008). DM ditandai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Melitus 2.1.1. Definisi Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang disebabkan karena terganggunya sekresi hormon insulin, kerja hormon insulin,

Lebih terperinci

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu) 14 (polidipsia), banyak kencing (poliuria). Atau di singkat 3P dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus naik, bertambah gemuk karena pada fase ini jumlah insulin masih mencukupi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lemak Lemak adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, lemaktidak larut dalam

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik

Lebih terperinci

Definisi Diabetes Melitus

Definisi Diabetes Melitus Definisi Diabetes Melitus Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus dalam bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit menahun

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Lansia Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Manusia lanjut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitus 1. Definisi Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dan karakteristik hiperglikemia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, diabetes melitus merupakan permasalahan yang harus diperhatikan karena jumlahnya yang terus bertambah. Di Indonesia, jumlah penduduk dengan diabetes melitus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena

Lebih terperinci

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

FREDYANA SETYA ATMAJA J. HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT TINGKAT KECUKUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hemoglobin pada manusia terdiri dari HbA 1, HbA 2, HbF( fetus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hemoglobin pada manusia terdiri dari HbA 1, HbA 2, HbF( fetus) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. HbA 1c (hemoglobin terglikasi /glikohemoglobin/hemoglobin terglikosilasi/ Hb glikat/ghb) 2.1.1Biokimiawi dan metabolisme Hemoglobin pada manusia terdiri dari HbA 1, HbA 2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katarak Asal kata katarak dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata yang biasanya bening

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sampai saat ini penyakit Diabetes Mellitus (DM) masih merupakan salah satu penyakit yang ditakuti oleh masyarakat, mengingat banyaknya komplikasi yang dapat timbul

Lebih terperinci

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai Gejala diabetes sering kali tidak terlihat secara jelas di awalnya. Kadang kita baru sadar atau terindikasi diabetes ketika sudah mengalami komplikasi diabetes.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.... iv ABSTRAK v ABSTRACT. vi RINGKASAN.. vii SUMMARY. ix

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang khas dengan gejala-gejala kadar gula darah tinggi, glukosuria dan setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang khas dengan gejala-gejala kadar gula darah tinggi, glukosuria dan setelah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitus Diabetes melitus atau DM merupakan penyakit metabolisme karbohidrat yang khas dengan gejala-gejala kadar gula darah tinggi, glukosuria dan setelah beberapa tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat berkurangnya sekresi insulin, berkurangnya penggunaan glukosa,

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus Type II

Diabetes Mellitus Type II Diabetes Mellitus Type II Etiologi Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti memproduksi insulin yang cukup. Persis mengapa hal ini terjadi tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang di Indonesia kita kenal dengan nama penyakit gula atau kencing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang di Indonesia kita kenal dengan nama penyakit gula atau kencing BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Batasan Penyakit Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah istilah kedokteran untuk sebutan penyakit yang di Indonesia kita kenal dengan nama penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol ditinjau dari sudut kimiawi dapat diklasifikasikan dalam golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol merupakan lemak yang berwarna kekuningan dan berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati. Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasca Menopause Wanita mempunyai masa kehidupan seksual dimana banyak folikel primodial tumbuh menjadi folikel vesicular setiap siklus seksual, dan akhirnya hampir semua ovum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang sebenarnya memerlukan sejumlah lemak bagi tubuhnya untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat disebabkan karena faktor genetik, kekurangan produksi insulin oleh sel beta pankreas, maupun karena ketidakefektifan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004). Diabetes Mellitus merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diabetes Melitus a. Pengertian Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan adanyan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat, kerja

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Melitus 2.1.1. Definisi Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. volume darah dan elastisitas pembuluh darah (Gunawan,Lany, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. volume darah dan elastisitas pembuluh darah (Gunawan,Lany, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi. Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) menunjukkan bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang terdiagnosis dokter mencapai 1,5%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012 DIABETES UNTUK AWAM Desember 2012 Apa itu Tubuh Manusia? Tubuh manusia seperti mesin yang komplex Glukosa adalah bahan bakar dari tubuh manusia Bagaimana tubuh kita menggunakan glukosa? Glukosa digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang jumlahnya akan mengalami peningkatan di masa datang (Suyono, 2014). Diabetes melitus adalah penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolesterol bila ditinjau dari sudut kimiawi, diklasifikasikan ke dalam golongan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolesterol bila ditinjau dari sudut kimiawi, diklasifikasikan ke dalam golongan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol Kolesterol bila ditinjau dari sudut kimiawi, diklasifikasikan ke dalam golongan lipida (lemak), berkomponen alkohol steroid sebagian besar berfungsi sebagai sumber

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID Glukosa Ada dalam makanan, sbg energi dalam sel tubuh. Dicerna dalam usus, diserap sel usus ke pembuluh darah, diedarkan ke sel tubuh. Untuk masuk ke sel dibutuhkan

Lebih terperinci

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan) Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan) Diabetes merupakan penyakit yang mempengaruhi kemampuan tubuh anda untuk memproduksi atau menggunakan insulin. Yaitu, hormon yang bekerja untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Darah Darah merupakan komponen asensial mahluk hidup, mulai dari binatang primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan jumlah penderita yang semakin meningkat tiap tahun. Menurut WHO pada tahun 2000, jumlah penderita diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Metabolik adalah sekumpulan gangguan metabolik dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM DIAGNOSIS DM DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gondok Endemik merupakan masalah gizi yang dijumpai hampir diseluruh negara di dunia, baik di negara berkembang termasuk di Indonesia maupun negara maju. Terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitus 1. Definisi Diabetes Melitus Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisis Urinalisis merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine. Urinalisis berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disebabkan tubuh tidak lagi memiliki hormon insulin atau insulin tidak dapat bekerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disebabkan tubuh tidak lagi memiliki hormon insulin atau insulin tidak dapat bekerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Mellitus 2.1.1 Pengertian Diabetes Melllitus Penyakit Diabetes mellitus adalah penyakit dengan gejala kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan tubuh tidak lagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Darah 1. Definisi Glukosa Darah Didalam darah terdapat zat glukosa, glukosa ini gunanya untuk dibakar agar mendapatkan kalori atau energi. Sebagian glukosa yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Darah Glukosa darah adalah glukosa dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat yang terdapat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di dalam hati dan otot rangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Pengertian umum darah Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang diproduksi disumsum tulang dan nodus limpa berfungsi mengirimkan zat-zat dan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004). BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian

Lebih terperinci

DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke

DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke DM tahap komplikasi à dapat masuk semua jalur sistem tubuh manusia Komplikasi DM berat à kematian Mata Kadar gula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Darah Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri. digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain kematian, Diabetes Mellitus (DM) juga menyebabkan kecacatan, yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini gaya hidup modern dengan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga meyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Deninisi Kolesterol Kolesterol ditinjau dari sudut kimiawi bisa diklasifikasikan dalam golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus (DM) (berasal dari kata Yunani διαβαίνειν,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus (DM) (berasal dari kata Yunani διαβαίνειν, 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Mellitus 2.1.1. Pengertian Diabetes Mellitus (DM) (berasal dari kata Yunani διαβαίνειν, diabaínein, yang memiliki arti "tembus" atau "pancuran air", dan kata Latin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Deskripsi Penderita Diabetes Melitus tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan dari kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Keluarga 1.1 Definisi keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIABETES MELLITUS 1. Definisi Diabetes mellitus merupakan penyakit dengan adanya peningkatan kadar gula darah yang dapat terjadi akibat dari faktor keturunan. Penyakit ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sindroma ovarium polikistik (SOPK) adalah sindroma disfungsi ovarium dengan karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan karakteristik adanya tanda-tanda hiperglikemia akibat ketidakadekuatan fungsi dan sekresi insulin (James,

Lebih terperinci

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I EPIDEMIOLOGI WHO DEGENERATIF Puluhan juta ORANG DEATH DEFINISI Penyakit degeneratif penyakit yg timbul akibat kemunduran fungsi sel Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya sensitivas otot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit diabetes secara global diderita oleh sekitar 9% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas pada tahun 2014. Diabetes menjadi penyebab besarnya jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dislipidemia A.1. Definisi Dislipidemia ialah suatu kelainan salah satu atau keseluruhan metabolisme lipid yang dapat berupa peningkatan ataupun penurunan profil lipid, meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan pada kerja insulin dan sekresi insulin atau keduanya.

Lebih terperinci

GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF

GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF Meti Kusmiati, Dimas Adi Pradana Prodi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Penyakit Diabetes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitus Diabetes adalah gangguan metabolisme kronis, ditandai dengan kadar gula darah tinggi, serta adanya gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi industri. Salah satu karakteristik dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggambarkan haid. Menopause adalah periode berakhirnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggambarkan haid. Menopause adalah periode berakhirnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause 1. Definisi Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti, Men dan pauseis adalah kata yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan haid. Menopause

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah pengidap diabetes di Indonesia menurut data WHO pada tahun 2009 mencapai 8 juta jiwa dan diprediksi akan meningkat menjadi lebih dari 21 juta jiwa

Lebih terperinci