ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN KERANGKA TPACK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN KERANGKA TPACK"

Transkripsi

1 ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN KERANGKA TPACK (Study Kasus SMA Negeri 1 Tengaran) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh Wiwit Puji Purwaningsih PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA JUNI 2016

2

3 2

4 3

5 4

6 Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa pengaruh terhadap bidang pendidikan dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan oleh pemanfaatan TIK yang semakin tinggi [1]. Bentuk pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang terjadi adalah pemanfaatan program audio, program video, pemanfaatan TV-edukasi, pemanfaatan jejaring sosial, dan e-learning.[1]pemanfaatan TIK dalam pembelajaran juga dijabarkan dalam permendikbud no 69 th 2013 tentang kurikulum SMA-MA bahwa kurikulum 2013 menuntut seorang pendidik untuk menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajarannya. Pelaksanaan kurikulum 2013 diterapkan di beberapa sekolah yang dianggap siap dari segi infrastruktur dan sumberdaya manusia khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK[5]. SMA Negeri 1 Tengaran merupakan salah satu dari 17 sekolah yang dipilih untuk menjadi percontohan penerapan kurikulum Dengan dipilihnya SMA N 1 Tengaran berarti guru-guru di sekolahan tersebut seharusnya sudah menerapkan TIK dalam pembelajaran. Berdasarkan Wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan beberapa guru yang ada di SMAN 1 Tengaran diperoleh informasi bahwa walaupun sudah ditetapkan sebagai percontohan untuk pelaksanaan kurikulum 2013 tapi pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran masih perlu perhatian lebih. Untuk dapat memaksimalkan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran maka hal utama yang harus diperhatikan adalah kemampuan guru dalam menerapkan TIK secara tepat [15]. Dalam menerapkan TIK dapat digunakan kerangka TPACK (Technology Pendagogical And Content Knowledge). Kerangka TPACK sebagai acuan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran yang memperlihatkan hubungan antara tiga pengetahuan dasar yang harus dikuasai oleh guru, yaitu pengetahuan teknologi, pedagogi, dan konten[13]. Melihat kondisi ini maka perlu dilakukan evaluasi terhadap pemanfaatan yang dilakukan oleh guru khususnya kemampuan mereka. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Kemampuan yang dimaksud adalah penguasaan guru terkait teknologi, pendagogi, dan konten sebagaimana yang dijelaskan dalam kerangka TPACK. Dari hasil evaluasi ini kemudian dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk kegiatan pengembangan kemampuan guru dalam pemanfaatan teknologi. 1. Landasan Teori Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Evi adalah penelitian mengenai analisis keterampilan Tecnological Pendagogical Content Knowledge (TPCK) guru biologi SMA Negeri kota Pekanbaru. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian suatu model TPACK yang menggambarkan hubungan antar variabel laten pembentuknya yaitu Technological Knowledge (TK), Pedagogical Knowledge (PK), Content Knowledge (CK), Technological Content Knowledge (TCK), Pedagogical Content Knowledge (PCK), dan Technological Pedagogical Knowledge (TPK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor 5

7 yang memberikan kontribusi terbesar pada model TPACK yaitu variabel technology knowledge dengan peran indikator yang memberikan kontribusi terbesar berupa kemampuan teknik dalam menggunakan teknologi [3]. Penelitian ini menunjukkan bahwa TPACK dapat digunakan untuk mengetahui yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan TIK melalui penjabaran antar variabel latennya. Berdasarkan hal ini maka untuk mengetahui kemampuan guru dalam pemanfaatan TIK dapat juga dilakukan dengan mengevaluasi setiap komponen yang ada pada TPACK berkaitan dengan kemampuan guru. Penelitian sejenis lainnya yang dilakukan oleh Muslim adalah penelitian pengembangan model pembelajaran inovatif berbasis kerangka kerja TPCK bagi guru kejuruan di SMK. Dalam penelitian ini dilakukan penerapan model pembelajaran terintegrasi model kerangka kerja TPACK dengan model pembelajaran inovatif berbasis masalah dan berbasis proyek dapat mengeksplorasi guru dalam meningkatkan kapasitas guru terhadap TIK dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa Profil guru SMK Teknik Mesin berdasarkan angkettpck menujukkan bahwa kompetensi di bidang teknologi atau integrasi TIK dalam pembelajaran sangat rendah.[4] Pemanfaatan Teknologi dalam pembelajaran Dalam konteks pendidikan formal (sekolah), khususnya berkaitan dengan wahana transformasi budaya, TIK memilikifungsi dalam proses pembelajaran, paling tidak, adalah sebagai alat bantu pembelajaran. Fungsi TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu mengajar bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu interaksi antara guru dengan siswa.berbagai fungsi lain sebagai gudang ilmu, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, alat bantu manajemen sekolah, dan infrastruktur pendidikan. Dalam hal proses pembelajaran, atau proses belajar mengajar di mana siswa juga belajar bersama guru, penggunaan TIK tidak dapat dilepaskan dengan fungsinya.[6] Peran guru juga dengan sendirinya akan berubah dari pemberi informasi tunggal dalam lingkungan yang sangat konvensional (teacher centered) ke arah menjadi fasilitator pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat lebih aktif belajar melalui aneka sumber (student centered)[6]. Dengan demikian jelas bahwa untuk mencapai kompetensi-kompetensi atau kecakapan-kecakapan sebagaimana diharapkan terhadap siswa dalam menghadapi masa depannya, guru harus memanfaatkan TIK dalam pembelajaran.pentingnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran mengingat potensi TIK itu sendiri dalam memfasilitasi dan mengoptimalkan proses pembelajaran.dalam konteks yang lebih luas, yaitu pendidikan, potensi TIK yang tampak jelas setidaknya adalah memperluas kesempatan belajar, meningkatkan kualitas dan efisiensi belajar, memungkinkan terjadinya belajar mandiri dan belajar kooperatif, serta mendorong terwujudnya belajar sepanjang hayat.beberapa contoh pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang terjadi saat ini antara lain adalah pemanfaatan program audio pembelajaran, program video pembelajaran, pemanfaatan TVedukasi, pemanfaatan jejaring social, dan e-learning. Multimedia pembelajaran merupakan salah satu bentuk alat bantu pembelajaran berbasis komputer yang 6

8 didukung berbagai komponen multimedia seperti teks, suara, gambar, dan video.[5] Program pembelajaran ini berisi materi pembelajaran dengan tahaptahap yang mudah dipelajari siswa sehingga sangat mendukung pembelajaran individual peserta didik. Dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran guru menjadi lebih terlayani kebutuhan mengajarnya sehingga proses belajar mengajarakan jauh lebih memudahkan dan menyenangkan/menggairahkan yang pada gilirannya akan berdampak pada diperolehnya hasil-hasil belajar yang optimal. Technology Pedagogy Content Knowledge(TPACK) Gambar 1 KerangkaTechnology Pedagogy Content Knowledge (TPACK) Teknologi Pedagogical Content Knowledge (TPACK) adalah suatu kerangka kerja yang mengidentifikasi pengetahuan, guru perlu mengajar secara efektif dengan kerangka technology.konsep dasar hadirnya TPACK adalah Sebagai berikut: TPACK diperkenalkan pertama kali oleh Mishra dan Koehler pada tahun Mereka mendiskusikan TPACK sebagai kerangka kerja guru/pendesain dalam mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran. Konsep TPACK muncul dalam teknologi pembelajaran didasarkan pada model pedagogy content knowledge (PCK) yang dipelopori oleh Shulman. Menurut Mishra dan Koehler et al terdapat tiga komponen pengetahuan penting yang harus dimiliki sebagai pendidik yakni penguasaan materi bidang studi sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya yang termasuk dalam kurikulum, pedagogi dan teknologi. Mereka menggambarkannya dalam satu kesatuan yang saling terkait satu sama lain. Hal ini sejalan dengan tuntutan pembelajaran abad 21 dimana penguasaan TIK sebagai prasyarat bagi guru. Disamping itu, TPACK juga dapat dijadikan pilar utama dalam mengebangkan diri dan inovasi pembelajaran bagi guru. Lebih jauh, harapan besar untuk menjadi guru profesional yang mampu mengintegrasikan TIK dan teknologi dapat membantu persoalan peserta belajar agar lebih mudah memahami materi yang tertuang dalam kurikulum. Sedangkan dalam proses pembelajaran TIK menjadi daya tarik tersendiri. Konsep dasar TPACK lebih menekankan hubungan antara materi pelajaran, teknologi dan pedagogi[7]. Interaksi antara tiga komponen tersebut memiliki kekuatan dan daya tarik untuk menumbuhkan pembelajaran aktif yang terfokus pada peserta belajar. Hal ini dapat juga dimaknai sebagai bentuk pergeseran pembelajaran yang semula terpusat pada guru bergeser kepada 7

9 peserta belajar. Kerangka kerja yang dibutuhkan bagi guru adalah pemahaman efektivitas integrasi pembelajaran. TPACK menekankan hubungan-hubungan antara teknologi, isi kurikulum dan pendekatan pedagogi yang berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan pembelajaran berbasis TIK. Dalam skema TPACK terdapat hubungan antar komponen penyusun, saling beririsan antara materi kuliah (C). pedagogi (P) dan teknologi (T) yang berpengaruh dalam konteks pembelajaran. Gambar 1 memberi ilustrasi terhadap hubungan ketiga kornponen itu. Komponen-komponen yakni C, P dan K yang selanjutnya C menjadi (CK). P menjadi (PK) dan T menjadi (TK) serta hubungan antar komponen dapat dijelaskan sebagai berikut: Content Knowledge (CK) yakni pengetahuan tetang maleri pelajaran yang akan dipelajari. Materi tersebut tertuang di dalam kurikulum. Misalnya siswa SMA belajar llmu Kimia, Fisika, Biologi dan Matematika maka batasan materi pelajaran yang tertuang dalam kurikulum hendaknya dimaknai secara menyeluruh. Menurut Shulman etal mencatat bahwa materi pelajaran meneakup pengetahuan berupa konsep, teori, gagasan, kerangka kerja, metoda yang dilengkapi dengan metoda ilmiah serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta belajar harus fokus terhadap materi pelajaran yang ada dalam kurikulum.[12] Pedagogy Knowledge (PK) menggambarkan pengetahuan secara mendalam terkait dengan teori dan praktik belajar mengajar yakni mencakup tujuan, proses, metoda pembelajaran penilaian, strategi dan lainnya. Secara umum, seperti lazimya pedagogi terdiri atas pembelajaran, manajemen kelas, tujuan instruksional, model penilaian peserta belajar. Pengetahuan pedagogi mensyaratkan pemahaman aspek kognitif, afektif, sosial dan pengembangan teori pembelajaran dan bagaimana teori itu dapat diterapkan di dalam proses pembelajaran. Guru hendaknya memahami secara mendalam dan fokus terhadap pedagogi yang dibutuhkan yakni tentang bagaimana siswa memahami dan mengkonstruksi pengetahuan, sikap dan ketrampilan.[11] Tecnology Knowledge (TK) adalah dasar-dasar teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk mensupport pembelajaran. Contohnya, pemanfaatan software, program animasi, internet akses, model molekul, laboratorium virtual dan lain-lain. Untuk itu, guru membutuhkan penguasai dalam pemrosesan informasi, berkomunikasi dengan TIK dalam pembelajaran. Mishra et at menekankan bahwa pengetahuan dasar, pengetahuan teknologi serta trampil dalam menggunakannya untuk mendukung pemahaman materi pelajaran yang dipelajari. Lebih jauh, penguasan teknologi inilah merupakan tuntutan siswa abad-21.[10] Pedagogy Content Knowledge (PCK) mencakup interaksi dan terjadinya irisan antara pedagogi (P) dan materi pelajaran (C). Menurut Shulman dalam Koehler et al bahwa PCK merupakan konsep tentang 8

10 pembelajaran yang menghantarkan materi pelajaran yang tertuang dalam kurikulum. Hal ini mencakup proses pembelajaran terkait dengan materi pelajaran yang dipelajari serta sistem penilaian peserta belajar. Model pembelajarannya diharapkan dapat menghantarkan peserta belajar secara efektif. Pemahaman hubungan dan irisan antara (P) dan (C) yang secara rigkas menyangkut bagaimana (P) dapat mempengaruhi (C) Menurut M. J. Koehler, PCK merupakan seperangkat pengetahuan, kurikulum bidang studi. Transformasi pengetahuan, pedagogi umum, strategi pembelajaran dalam konteks pendidikan.[14] Teehnology Content Knowledge (TCK) termasuk dalam pemahaman teknologi dan materi pelajaran yang dapat membantu serta mempengaruhi komponen-komponen yang lain. Dalam merumuskan tujuan instruksional sering kali terjadi miskonsepsi dan ego keilmuan. Misalnya, orang yang ahli dibidang TIK diposisikan sebagai orang yang hanya dalam bidang TIK. Padahal, ahli TIK sangat dibutuhkan sebagai katalisator yakni untuk mempermudah pemahaman materi pelajaran.[14] Technology Pedagogy Knowledge (TPK) adalah merupakan serangkaian pemahaman bagaimana perubahan pembelajaran tetjadi dengan memanfaatkan teknologi yang digunakan untuk mendukung pembelajaran seeara aktif dan dapat membantu serta mempermudah konsep-konsep materi pelajaran. TPK mernbutuhkan pemahaman keuntungan dan kerugian teknologi yang dibutuhkan yang diterapkan dalam kontek materi pelajaran yang terjadi dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, TPK menbutuhkan strategi pembelajaran berbasis TIK. Informasi skill pendukung serta membantu siswa yang mendapatkan kesulitan secara teknis terkait dengan TIK. lntinya, dengan hadirnya TIK dalam pembelajaran dapat secara optimal untuk membuka wawasan peserta belajar lebih mudah memahami materi pelajaran yang bersifat mikroskopik, abstrak dan komplek. Disinilah peran TIK dapat diartikan sebagai sumber belajar. Untuk itu, para pengembang pembelajaran dan guru dapat mengembangan kreativitas dan fleksibelitas sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Misalnya, Siswa pemrograman mesin CNC. Dengan menggunakan program animasi virtual mesin CNC dapat rnembantu pemahaman pemrograman CNC sebelum menggunakan mesin CNC yang sebenarnya. Makna, fleksibel adalah termasuk program animasi virtual yang digunakan mudah digunakan serta membantu pemahaman tentang pemrograman secara virtual.[13] Technology Pedagogy Content Kuowledge (TPACK) merangkum suatu rangkaian dalam pembelajaran dimana kemampuan penguasaan teknologi secara terintegrasi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dari komponen-komponen penyusunnya (C), (P) dan (K). TPACK mensyaratkan terjadinya multi interaksi dan kombinasi antar komponen yakni materi pelajaran, pedagogi dan teknologi yang unik dan sinergis berbasis TIK. TPACK memiliki keunggulan dibandingkan konsep sebelumnya yakni 9

11 PCK. Diantaranya dalam menyusun desain instruksional, menyusun instruksi pembelajaran, model dan strategi pembelajaran, sistem penilaian serta dalam mendesain kurikulum. Faktor penentunya TPACK semua komponen tersebut terintegrasi dengan TIK. Dengan demikian TPACK memberi sumbangan yang amat besar terhadap perubahan dan paradigma pembelajaran. Menurut Mishra dan Koehler, konsep integrasi adalah merupakan keterlibatan berbagai domain/komponen materi dan pedagogi yang dapat mensupport guru dalam pembelajaran berbasis teknologi. Anggapan bahwa struktur pengetahuan sangat terkait dengan deklararif siswa tahu apa yang dipelajari, prosedur bagaimana mengetahuinya skematik siswa mengaitkan antara deklaratif dan prosedur yakni apa yang dipelajari dan bagaimana mempelajarinya dan strategi pengetahuan tentang kapan, dirnana dan bagaimana domain secara khusus terkait dengan tujuan pembelajaran.[13] 2. Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif, dimana semua data dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif untuk menganalisa dan menyajikan data. Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan data kemampuan guru dalam menerapkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Tengaran meliputi nilai ratarata (mean) dan range [8]. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposivesampling. Sampel dipilihdengan pertimbangan bahwa sampel yang digunakan adalah guru yang menggunakan alat teknologi informasi sehingga sampel atau responden dapat memberikan informasi yang relevan sesuai dengan persoalaan penelitian. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah kuisioneryang diadobsi dari penelitian.[4] Sedangkan data sekunder didapat dari kantor tata usaha yang meliputi data jumlah guru, nama guru, jumlah kelas. Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan analisa data dengan metode induktif yaitu analisis data dengan memahami dahulu realita atau fenomena dilapangan yang kemudian dikaitkan dengan teori atau konsep yang relevan sesuai dengan persoalan penelitian. Awal tahap ini dilanjutkan dengan merumuskan masalah berdasarkan masalah yang telah teridentifikasi. Studi literatur menjadi tahap berikutnya untuk menyanggah maupun mendukung hasil penelitian terdahulu yang dijadikan landasan dalam mencari solusi permasalahan pada penelitian dulu. Tahapan selanjutnya adalah tahap pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuisioner. Kuisioner tersebut mencangkup indikator-indikator empiris yang dapat kita lihat pada tabel 1 berikut ini [9]. Tabel 1 Indikator Penilaian Guru Dalam Pemanfaatan Teknologi NO Variabel Laten Indikator Label 1. Technological Knowledge Dapat mengajar siswa dengan menggunakan web (mis: blog, facebook, wiki) TK1 Mempunyai kemampuan teknik untuk TK2 menggunakan teknologi 10

12 Dapat mempelajari teknologi dengan mudah Dapat mengintegrasikan penggunaan web untuk pembelajaran siswa Dapat menggunakan software confrence(mis: MSN Messenger, Skype, Yahoo, IM) 2. Pedagogical Dapat membimbing siswa untuk belajar Knowledge mandiri Dapat merencanakan aktivitas kelompok untuk siswa Dapat mengidentifikasi topik yang tepat untuk aktivitas kelompok Dapat mengajari siswa untuk dapat memonitor pembelajaran mereka sendiri Dapat mengajari siswa untuk mengadaptasi strategi pembelajaran yang tepat 3. Content Knowledge Memiliki strategi pengembangan pemahaman dari mata pelajaran pada pembelajaran Memiliki berbagai cara pengambangan pemahaman dari mata pelajaran pada pembelajaran ke dua Dapat berpikir tentang materi pelajaran seperti seorang ahli yang mengkhususkan diri pada pertama kali mengajar subjek Memiliki pengetahuan yang cukup tentang subjek 4. Technological Dapat menggunakan teknologi tepat Content Knowledge guna(sumber daya multimedia misalnya, simulasi) untuk mewakili isi mata pelajaran Dapat memilih materi kompetensi dasar pembelajaran yang tepat dalam mengajar menggunakan teknologi Melakukan proses pembelajaran dengan media teknologi seperti Mikroskop 5. Pedagogical Content Knowledge 6. Technological Pedagogical Knowledge multimedia, LCD Proyektor, Komputer Mengetahui materi pembelajaran yang membutuhkan fasilitas teknologi untuk mempermudah siswa dalam pelajaran Melakukan evaluasi hasil belajar siswa Membuat pengembangan kurikulum/ silabus Membuat perancangan pembelajaran Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Program pendidikan guru telah menyebabkan saya untuk berpikir lebih mendalamm tentang bagaimana teknologi dapat mempengaruhi pendekatan pengajaran yang saya gunakan di kelas Berpikir kritis tentang bagaimana menggunakan teknologi di kelas Dapat menyesuaikan penggunaan teknologi TK3 TK4 TK5 PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 CK1 CK2 CK3 CK4 TCK1 TCK2 TCK3 TCK4 PCK1 PCK2 PCK3 PCK4 TPK1 TPK2 TPK3 11

13 7. Technological Pedagogical Content Knowledge yangg dipelajari untuk kegiatan pengajaran yang berbeda Dapat menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk diskusi pada forum dengan siswa Dapat menggunakan strategi yang menggabungkan konten, teknologi dan pendekatan pengajaran Dapat memberikan kepemimpinan dalam membantu orang lain untuk mengkoordinasikan pengunaan konten, teknologi dan pendekatan mengajar di sekolah Dapat memilih untuk menggunakan teknologi di kelas yang meningkatkan proses pembelajaran, bagaimana saya mengajar dan apa yang dipelajari siswa Dapat mengajarkan pelajaran yang tepat dengan mengintegrasikan mata pelajaran, teknologi dan metode pengajaran Dalam mengajar sesuai dengan kompetensi pedagogik, dapat menggunakan teknologi pembelajaran dalam mengajar materi pada siswa TPK4 TPACK1 TPACK2 TPACK3 TPACK4 TPACK5 Rata-rata hasil angket dikategorikan dalam Interval kriteria yang dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Interval Kriteria [16] Interval Kriteria 5,0 > M > 4,3 Sangat Baik 4,2 > M > 3,5 Baik 3,4 > M > 2,7 Cukup 2,6 > M > 1,9 Kurang 1,8 > M > 1,0 Sangat Kurang 3. Hasil dan Pembahasan Hasil yang diperoleh dalam menilai kemampuan guru dalam menerapkan TI pada proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Tengaran memiliki nilai yang bervariasi. Variasi nilai ini meliputi interval kriteria yang sudah ditetapkan. Hal ini terjadi pada semua indikator penilaian kemampuan guru dalam pemanfaatan teknologi pada pembelajaran antara lain Technological Knowledge (TK), Pedagogical Knowledge (PK), Content Knowledge (CK), Technological Pedagogical Knowledge (TPK), Technological Content Knowledge (TCK), Pedagogical Content Knowledge (PCK), Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Hasil dari masing-masing aspek ini akan dibahas satu persatu. Tabel 3 Hasil Kemampuan guru MAPEL TK PK CK TPK TCK PCK TPACK Matematika B B B B SB SB B 12

14 Biologi C SB SB B SB SB B Penjas C B B C C SB K Fisika B SB B C SB SB B Bhs. Indonesia K SB SB SB B SB B Kewarganegaraan C B B SB B SB B Ekonomi C B B SB C B SB Bhs. Inggris C B B B B SB B Kimia C SB B SB B SB B Geografi C SB B B B SB B Sejarah C SB B B B B B Seni budaya B B B B B B B Sosiologi SK SB SB C C SB C Bhs. Jawa SB B B B B B B Agama K B B B C B C Antropologi K B B C C B B Prakarya SB SB B B B SB B Bhs. Jepang B SB B SB B B B BK C B C B B B B Rata-rata C SB B B B SB B Technological Knowledge (TK) Technological knowledge adalah pengetahuan tentang teknologi dan memiliki pengetahuan ini berguna untuk menggunakan dan mempelajari teknologi-teknologi yang tersedia [10]. Berdasarkan analisis data, didapatkan profil TK guru SMA Negeri 1 Tengaran yang disajikan pada Tabel 3. Dari keseluruhan penilaian pada aspek TK dapat kita lihat presentase terbanyak masuk dalam kriteria cukup dengan presentase 47%. Sedangkan kriteria sangat kurang menjadi kategori paling rendah dengan prtesentase sebesar 5,3%. Kategori kedua paling banyak adalah kriteria baik dengan presentase 21%. Disusul dengan kriteria kurang dengan presentase 16%. Kemudian kriteria sangat baik dengan presentase 11%. Melihat presentase paling banyak adalah presentase kriteria cukup menggambarkan bahwa kemampuan guru pada pengetahuan guru tentang teknologi informasi masih perlu dikembangkan sehingga dapat memperbaiki aspek-aspek yang lain karena pengetahuan guru tentang teknologi informasi adalah aspek dasar dari model TPACK. Hasil penelitian ini juga didukung oleh wawancara singkat dengan hasil bahwa mereka hanya sekedar tahu tentang teknologi informasi tetapi tidak memahami secara khusus terkait dengan penggunaan web, teknik penggunaan teknologi, pengintegrasian penggunaan web untuk pembelajaran siswa, penggunaan software konfrens dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil dari penelitian sebelumnya menunjukkan kriteria cukup dimana pada pengetahuan guru tentang teknologi informasi pada penelitian ini juga mendapatkan hasil yang sama. 13

15 Pedagogical Knowledge(PK) Pedagogical knowledge merupakan pengetahuan guru tentang berbagai pelaksanaan, strategi dan metode untuk mendukung pembelajaran peserta didik [11]. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran yang terdiri dari pemahaman terhadap siswa, perencanaan, implementasi pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan mengaktualisasikan segenap potensi siswa. Berdasarkan analisis data, didapatkan profil PK guru SMA Negeri 1 Tengaran yang disajikan pada Tabel 3. Dari penilaian aspek PK dapat dilihat presentase terbanyak masuk dalam kriteria baik dengan presentase 53%. Sedangkan kriteria sangat baik menjadi kategori kedua dengan prtesentase sebesar 47%. Melihat presentase paling banyak adalah presentase kriteria baik disini menggambarkan bahwa kemampuan guru pada pengetahuan guru tentang berbagai pelaksanaan, strategi dan metode sudah dapat dikatakan baik. Berdasarkan dari hasil wawancara singkat bahwa bagi mereka mengajar adalah hal yang sudah biasa tetapi ada beberapa aktivitas yang memang terkadang tidak dapat dilaksanakan secara maksimal dikarenakan ada beberapa materi yang tidak dapat dilakukan sesuai dengan indikator. Content Knowledge(CK) Content knowledge merupakan pengetahuan tentang konsep, teori, gagasan, kerangka kerja, pengetahuan tentang pembuktian, serta praktik-praktik dan pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan tersebut [12]. Berdasarkan analisis data, didapatkan profil CK guru SMA Negeri 1 Tengaran yang disajikan pada Tabel 3. Keseluruhan penilaian pada aspek CK dapat kita lihat presentase terbanyak masuk dalam kriteria baik dengan presentase 79%. Sedangkan kriteria cukup menjadi kategori paling rendah dengan prtesentase sebesar 5,3%. Kategori kedua paling banyak adalah kriteria sangat baik dengan presentase 16%. Melihat presentase paling banyak adalah presentase kriteria baik menggambarkan bahwa kemampuan guru pada tentang konsep, teori, gagasan, kerangka kerja, pengetahuan tentang pembuktian, serta praktikpraktik dan pendekatan sudah dikatakan baik namun dalam pengetahuan ini guru hanya menggunakan konten yang sudah tersedia tanpa mengembangkan konten-konten yang sebenarnya sangat banyak sehingga dalam konsep, teori, gagasan, kerangka kerja, pengetahuan tentang pembuktian, serta praktikpraktik dan pendekatan ini perlu dikembangkan kembali agar mendapat hasil yang maksimal. Technological Pedagogical Knowledge (TPK) TPK merupakan pengetahuan tentang bagaimana beragam teknologi dapat digunakan dalam pengajaran dan penggunaan teknologi tersebut mampu mengubah cara guru mengajar [13]. Berdasarkan analisis data, didapatkan profil TPK guru SMA Negeri 1 Tengaran yang disajikan pada Tabel 3. 14

16 Dari aspek TPK dapat kita lihat presentase terbanyak masuk dalam kriteria baik dengan presentase 57,9%. Sedangkan kriteria sangat baik menjadi kategori paling rendah dengan presentase sebesar 15,8%. Kategori kedua paling banyak adalah kriteria cukup dengan presentase 26,3%. Melihat presentase paling banyak adalah presentase kriteria baik menggambarkan bahwa kemampuan guru pada pengetahuan tentang bagaimana beragam teknologi dapat digunakan dalam pengajaran dan penggunaan teknologi sudah dapat menyesuaikan, menggunakan, dan berpikir dalam penyampaian materi dengan menggunakan teknologi informasi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh wawancara singkat dengan hasil bahwa mereka menggunakan teknologi informasi pada saat penyampaian materi tertentu atau guru juga mencari sumber belajara dari internet sedangkan kriteria cukup dikarenakan beberapa mata pelajaran lebih kepada praktik. Technological Content Knowledge (TCK) TCK merupakan pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara teknologi dan konten [14]. Pengetahuan ini mengajak guru untuk memahami penggunaan teknologi tertentu dapat mengubah caranya memahami konsep pada suatu konten tertentu [13]. Berdasarkan analisis data, didapatkan profil TCK guru SMA Negeri 1 Tengaran yang disajikan pada Tabel 7Technological Content Knowledge (TCK). Dari keseluruhan penilaian pada aspek TCK dapat kita lihat presentase terbanyak masuk dalam kriteria baik dengan presentase 57,9%. Sedangkan kriteria sangat baik menjadi kategori paling rendah dengan prtesentase sebesar 15,8%. Kategori kedua paling banyak adalah kriteria cukup dengan presentase 26,3%. Melihat presentase paling banyak adalah presentase kriteria baik menggambarkan bahwa kemampuan guru pada pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara teknologi dan konten sudah mampu menggabungkan antara teknologi dengan konten. Dengan kriteria cukup masih banyak guru yang lebih nyaman menggunakan buku ataupun LKS sebagai pengantar materi karena dirasa lebih praktis dari pada harus merangkai kembali materi. Pedagogical Content Knowledge (PCK) PCK yaitu pengetahuan pedagogik yang berlaku untuk pengajaran konten yang spesifik. Pengetahuan ini termasuk untuk mengetahui apa pendekatan pengajaran yang sesuai dengan konten dan juga mengetahui bagaimana elemen konten bisa diatur untuk pengajaran yang lebih baik [14]. Berdasarkan analisis data, didapatkan profil PCK guru SMA Negeri 1 Tengaran yang disajikan pada Tabel 3. Dari keseluruhan penilaian pada aspek PCK dapat kita lihat presentase terbanyak masuk dalam kriteria sangat baik dengan presentase 57,9%. Sedangkan kategori kedua adalah kriteria baik dengan presentase 42,1%. Dilihat dari presentase kriteria yang ada menunjukkan bahwa guru tersebut telah mengaplikasikan pengetahuan pedagogik yang berlaku untuk pengajaran konten dengan sangat baik, terutama pada mempersiapkan RPP sendiri dan 15

17 dalam memilih pendekatan serta strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) TPACK merupakan pengetahuan yang dibutuhkan oleh guru untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran materi tertentu, menjadi suatu paket yang utuh. Guru harus memiliki pemahaman yang intuitif terhadap interaksi kompleks antara 3 komponen dasar pengetahuan, yaitu PK, CK dan TK, dengan cara mengajarkan materi tertentu menggunakan metode pedagogik dan teknologi yang sesuai [13]. Profil TPACK guru SMA Negeri 1 Tengaran dapat dilihat pada Tabel 3. Dari keseluruhan penilaian pada aspek TPACK dapat kita lihat presentase terbanyak masuk dalam kriteria baik dengan presentase 78,9%. Sedangkan kriteria sangat baik dan kurang menjadi kategori paling rendah dengan prtesentase sebesar 5,3%. Kategori kedua paling banyak adalah kriteria cukup dengan presentase 10,5%. Melihat presentase paling banyak adalah presentase kriteria baik menggambarkan bahwa kemampuan guru memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran hal ini menunjukkan bahwa guru telah mampu mengaplikasikan teknologi yang dimiliki dengan baik. Dengan adanya pembahasan sebelumnya dapat dilihat bahwa guru tau tentang pengetahuan teknologi tetapi hanya saja mereka tidak bisa menyesuaikan teknologi yang sudah ada dengan strategi yang ada sehingga perlu adanya pelatihan atau wawasan tentang penggunaan teknologi. Sedangkan guru dalam mengajar sudah dapat dikatakan bagus dalam pelaksanaan, strategi dan metode dalam pembelajaran. Guru juga sudah dapat menyusun konsep, teori, gagasan, kerangka kerja, pengetahuan, praktikpraktik, dan pendekatan untuk pengembangan pengetahuan. Selain ketiga konsep tersebut guru juga telah mampu menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Selain itu guru juga menggunakan teknologi untuk menyusun teori, gagasan, kerangka kerja, pengetahuan, praktik-praktik, dan pendekatan dalam pengembangan pengetahuan guru tersebut. dalam mengajarkan materi guru tergolong sudah bukan hanya menerti tetapi sudah dapat dikatakan sangat baik sehingga tidak terdapat halangan dalam hal menyampaikan materi kepada peserta didik. Maka guru dapat dikatakan mampu mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran hanya masih kurang optimal dalam penggunaanya sehingga perlu adanya wawasan tentang pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran agar penggunaannya pun dapat lebih optimal. 4. Kesimpulan Kemampuan guru SMA Negeri 1 Tengaran dalam mengaplikasikan TIK dalam pembelajaran sebenarnya mereka telah dapat mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran tetapi masih ada beberapa guru dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran hanya ala kadarnya saja. Hal ini ditunjukkan dengan adanya guru SMA Negeri 1 sebenarnya telah mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran tetapi ada beberapa guru yang 16

18 masih belum mengetahui bahkan tidak mau mempelajari teknologi-teknologi yang sedang berkembang untuk proses pembelajaran. Walaupun ada beberapa guru yang masih kurang dalam pemanfaatannya, guru SMA Negeri 1 Tengaran dapat lebih mengoptimalkan penggunaan TI dalam pembelajaran, dengan cara melakukan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pembelajaran yang berbasis teknologi bisa membantu guru dalam penggunaan teknologi. Selain itu dapat juga dengan mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan penggunaan TI dalam pembelajaran. 5. Daftar Pustaka [1] Istiningsih, Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, Jakarta: Sinar Grafika Offset, [2] Mishra, P. & Koehler, M.J. (2006). Technological Pedagogical Content Knowledge: Aframework for Teacher Knowledge. Teachers College Record, 108,(6), [3] Suryawati, Evi Analisis Keterampilan Tecnological Pendagogical Content Knowledge (TPCK) Guru Biologi Sma Negeri Kota Pekanbaru. Diambil tanggal 22 Oktober 2015, dari [4] Muslim Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif Berbasis Kerangka Kerja TPCK Bagi Guru Kejuruan di SMK. Diambil tanggal 22 Oktober 2015, dari [5] Sudirman Siahaan (2010), Pemanfaatan Teknologi Dan Komunikasi DalamPembelajaran. Jakarta: Pustekkomdiknas [6] herman dwi surjono, 2010, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam peningkatan kualitas pembelajaran, Makalah, disajikan dalam seminar mgmp terpadu SMP/MTs Kota Magelang. [7] Harris, J., Mishra. P dan Koehler. M. (2009) Teacher's TechnologicalPedagogical Content Knowledge and Learning Acyivities Types: CurriculumbasedTechnology Integration Reframed, Journal of Research on Technology ineducation, 4(4), hal [8] Darmawan, Deni Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. [9] Chai C.S, Koh, Tsai, & Tan (2011). Modeling primary school pre-service teachers Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Computers & Education,57(2011), [10] Jordan, K Beginning Teacher Knowledge: Result from Self-Assessed TPACK Survey. Australian Educational Computing. 26 (1): [11] Koehler, M. J., Mishra, P., Bouck, E. C., De Schrvyer, M., Kereluik, K., & Shin, S. B.(2011). Deep-play: Developing TPACK for 21st century teachers. International Journalfor Learning Technology, 6 (2), [12] Shulman, L. S. (1986). Those who understand: Knowledge growth in teaching. 17

19 EducationalResearcher, 15(2), [13] Schmidt, D. A., E. Baran, A. D. Thompson, P. Mishra, M. J. Koehler, dan T. S. Shin Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK): The Development and Validation of an Assessment Instrument for Preservice Teachers. Journal of Research on Technology in Education. 42 (2): [14] Mishra, P. dan M. J. Koehler Technological Pedagogical Content Knowledge: A Framework for Teacher Knowledge. Teachers College Record. 6 (108): [15] UNESCO, 2011, UNESCO ICT Competency Framework for Teachers, The United Nations Educational : Scientific and Cultural Organization. [16] Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta 18

ANALISIS KETERAMPILAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPCK) GURU BIOLOGI SMA NEGERI KOTA PEKANBARU

ANALISIS KETERAMPILAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPCK) GURU BIOLOGI SMA NEGERI KOTA PEKANBARU ANALISIS KETERAMPILAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPCK) GURU BIOLOGI SMA NEGERI KOTA PEKANBARU Evi Suryawati, Firdaus L.N. dan Yosua Hernandez Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 PEMODELAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPACK) BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DENGAN PENDEKATAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) Erri Wahyu Puspitarini,1), Sony Sunaryo

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. KEMAMPUAN GURU IPA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH DI SURAKARTA DALAM PENYUSUNAN RPP TAHUN AKADEMIK 2016/2017 BERDASARKAN TECHNOLOGICAL PAEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE (TPACK) Disusun sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bergaul dan berinteraksi dengan para murid dibandingkan dengan personel lainnya di sekolah. Guru bertugas merencanakan

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA SMP NEGERI SE-JATISRONO

PROFIL KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA SMP NEGERI SE-JATISRONO PROFIL KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA SMP NEGERI SE-JATISRONO 1. Miftah Arifah, 2. Hariyatmi 1,2. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah pendidik profisional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,dan mengevaluasi peserta didik pada Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Dimana peneliti tidak memberikan perlakuan kepada objek penelitian. Peneliti hanya mengambil

Lebih terperinci

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL PROFILE CONTENT KNOWLEDGE (TPCK) PROSPECTIVE STUDENTS FKIP BIOLOGY TEACHER UNIVERSITY OF RIAU

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL PROFILE CONTENT KNOWLEDGE (TPCK) PROSPECTIVE STUDENTS FKIP BIOLOGY TEACHER UNIVERSITY OF RIAU 1 TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL PROFILE CONTENT KNOWLEDGE (TPCK) PROSPECTIVE STUDENTS FKIP BIOLOGY TEACHER UNIVERSITY OF RIAU Tian*, Evi Suryawati, dan Raja Hussien Arief sagita.tian@yahoo.co.id, evien_riau@yahoo.com

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. KEMAMPUAN TECHNOLOGICAL PAEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE GURU IPA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH DI SURAKARTA DITINJAU DARI PENYUSUNAN RPP TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

ANALISIS GURU DALAM MENGINTEGRASIKAN TEKNOLOGI KE PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN TPACK (STUDI KASUS SMA KRISTEN 1 SALATIGA) Artikel Ilmiah

ANALISIS GURU DALAM MENGINTEGRASIKAN TEKNOLOGI KE PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN TPACK (STUDI KASUS SMA KRISTEN 1 SALATIGA) Artikel Ilmiah ANALISIS GURU DALAM MENGINTEGRASIKAN TEKNOLOGI KE PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN TPACK (STUDI KASUS SMA KRISTEN 1 SALATIGA) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk meningkatkan taraf atau kesejahteraan dalam kehidupannya (Sadulloh, 2015: 4). Pendidikan pada hakikatnya

Lebih terperinci

Keywords: Technological Pedagogical and Content Knowledge, Internship students

Keywords: Technological Pedagogical and Content Knowledge, Internship students Kompetensi Technological Pedagogical And Content Knowledge Pada Mahasiswa Program Praktik Lapangan Program Studi Pendidikan Kimia Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017 Rizki Wiguna *, Zarlaida Fitri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kualitas guru dapat menentukan bagaimana pembelajaran akan berlangsung dan bagaimana tujuan pembelajaran dapat tercapai (Agustina, 2016). Selain itu Anwar (2014), berpendapat

Lebih terperinci

Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands

Lebih terperinci

KEMAMPUAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

KEMAMPUAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE KEMAMPUAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPACK) GURU BIOLOGI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH SE-KOTA SURAKARTA DALAM PENYUSUNAN RPP TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Terdapat tujuh kategori ranah pengetahuan yang penting dikuasai oleh guru agar

Lebih terperinci

Unnes Physics Education Journal

Unnes Physics Education Journal UPEJ 3 (2) (2014) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej IMPLEMENTASI STRATEGI TPCK DENGAN MEDIA SIMULASI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Guru dan Dosen).

BAB I PENDAHULUAN. tentang Guru dan Dosen). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan peningkatan mutu pendidikan dan pengkajian harus selalu diupayakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun komponen lain yang terlibat dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen utama yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru harus selalu mengintegrasikan pengalamannya dengan segala hal yang mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada kecakapan hidup (life skill oriented), kecakapan berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada kecakapan hidup (life skill oriented), kecakapan berpikir, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Pedagogy Knowledge (PK)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau

II. KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau 9 II. KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalisme Guru Profesional adalah seseorang yang memiliki keahlian, pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik PAUD adalah

Lebih terperinci

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains DISKRIPSI PEDAGOGICAL CONTEIN KNOWLEDGE CALON GURU SDPADA PEMBELAJARAN IPA. Kartika Chrysti S. PGSD Kebumen FKIP UNS

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains DISKRIPSI PEDAGOGICAL CONTEIN KNOWLEDGE CALON GURU SDPADA PEMBELAJARAN IPA. Kartika Chrysti S. PGSD Kebumen FKIP UNS SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Fisika UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN 2016

Program Studi Pendidikan Fisika UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN 2016 Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Fisika Drs. Ishafit, M.Si. ishafit@pfis.uad.ac.id ; hafit_uad@yahoo.com http://ishafit.pfis.uad.ac.id Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sains Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan profesi yang secara langsung menuntut keprofesionalan seorang pendidik untuk menguasai kemampuan membelajarkan suatu konsep agar tidak hanya berupa materi

Lebih terperinci

Achmad Fitriadi Suryono A

Achmad Fitriadi Suryono A KEMAMPUAN TPACK (TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLADGE) GURU IPA SMP MUHAMMADIYAH KELAS VII DI KOTA REMBANG DITINJAU DARI PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun

Lebih terperinci

NI MATUS SHOLIKAH A

NI MATUS SHOLIKAH A KEMAMPUAN TECHNOLOGICAL PAEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPACK) GURU BIOLOGI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH SE-KOTA SURAKARTA DALAM MENYUSUN RPP TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional Indonesia menyatakan perlunya masyarakat melaksanakan program pembangunan nasional dalam upaya terciptanya kualitas manusia dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dalam penelitian ini berupa kemampuan CK, PK, dan PCK dari guru IPA kelas VII SMP Negeri se-kecamatan Ampel dan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2017/2018

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam 30 tahun terakhir ini perkembangan teknologi berjalan dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam 30 tahun terakhir ini perkembangan teknologi berjalan dengan sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam 30 tahun terakhir ini perkembangan teknologi berjalan dengan sangat cepat. Teknologi yang di hari kemarin masih dianggap modern (sunrise technology ) bukan tak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru memiliki tugas utama mendidik dan mengajar serta sebagai tenaga pengajar yang profesional, guru harus menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogi, profesional,

Lebih terperinci

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya? 1 2 PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan TIK Mengapa perlu TIK untuk pembelajaran Pengertian E-learning Kelebihan dan kekurangan Framework E-learning Komponen E-learning Konten E-learning

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA

IMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA IMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Dosen FT dan Pascasarjana UNY Kaprodi TP S2 PPs UNY Seminar Nasional Pendidikan IPA di UNY 1 6 Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA (Sains) adalah salah satu aspek pendidikan yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan khususnya pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Urip Nurdiana, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Urip Nurdiana, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan terus berkembang, begitupun dengan keterampilan mengajar. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat sudah seharusnya dipersiapkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru sebagai suatu profesi yang jabatannya memerlukan keahlian khusus dan tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Sebagai tenaga profesional,

Lebih terperinci

PENGANTAR E-LEARNING

PENGANTAR E-LEARNING PENGANTAR E-LEARNING Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kaprodi S2 TP PPs UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Apa yang kita bahas? Perkembangan TIK Mengapa perlu TIK untuk pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai bentuk penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional selain matematika dan bahasa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. 1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi aspek yang paling berpengaruh dalam upaya membentuk generasi bangsa yang siap menghadapi masalah-masalah di era globalisasi. Namun, kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana utama untuk memperoleh,menerapakan dan mengembangkan ipteks. Pendidikan termasuk kegiatan pembelajaran dan penanaman nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan dikembangkan kearah kedewasaan. Salah satu upaya pembinaan dan pengembangan potensi itu adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung kemajuan bangsa dan Negara seperti yang tertuang dalam Undang-undang

Lebih terperinci

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE: SEBUAH KERANGKA PENGETAHUAN BAGI GURU INDONESIA DI ERA MEA

TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE: SEBUAH KERANGKA PENGETAHUAN BAGI GURU INDONESIA DI ERA MEA TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE: SEBUAH KERANGKA PENGETAHUAN BAGI GURU INDONESIA DI ERA MEA Abdul Rosyid STKIP Muhammadiyah Kuningan e-mail: adromath_dosen@upmk.ac.id Abstrak Tujuan pendidikan

Lebih terperinci

META ANALISIS PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS KONSTRUKTIVISME DENGAN KERANGKA KERJA TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE PADA MATERI IPA

META ANALISIS PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS KONSTRUKTIVISME DENGAN KERANGKA KERJA TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE PADA MATERI IPA META ANALISIS PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS KONSTRUKTIVISME DENGAN KERANGKA KERJA TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE PADA MATERI IPA Handy Darmawan 1, Boisandi 2 1,2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam pendidikan di sekolah,

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam pendidikan di sekolah, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam pendidikan di sekolah, di dalamnya harus ada subyek didik dan siswa yang belajar. Keberhasilan suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PEMANFAATAN ICT Untuk melihat pemanfaatan ICT digunakan data angket siswa yang sudah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PEMANFAATAN ICT Untuk melihat pemanfaatan ICT digunakan data angket siswa yang sudah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PEMANFAATAN ICT Untuk melihat pemanfaatan ICT digunakan data angket siswa yang sudah diberikan kepada responden, yaitu siswa kelas XI Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh siswa di sekolah. Menurut Komala (2008:96), ternyata banyak siswa menyatakan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Biologi merupakan cabang ilmu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Siswa dapat memperoleh pengetahuan dari pengamatannya terhadap fenomena biologi yang

Lebih terperinci

Huri Suhendri 1, Sudiyah Anawati 2, Nurhayati 3 ABSTRAK. 1. Pendahuluan

Huri Suhendri 1, Sudiyah Anawati 2, Nurhayati 3 ABSTRAK. 1. Pendahuluan ANALISIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SE-JAKARTA SELATAN Huri Suhendri 1, Sudiyah Anawati 2,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATISRONO DALAM MENYUSUN RPP TAHUN AJARAN 2016/2017

KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATISRONO DALAM MENYUSUN RPP TAHUN AJARAN 2016/2017 KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATISRONO DALAM MENYUSUN RPP TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap mental siswa (Wiyanarti, 2010: 2). Kesadaran sejarah berkaitan dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN. sikap mental siswa (Wiyanarti, 2010: 2). Kesadaran sejarah berkaitan dengan upaya BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan sejarah di era global dewasa ini dituntut kontribusinya untuk dapat lebih menumbuhkan kesadaran sejarah dalam upaya membangun kepribadian dan sikap

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU PADA MATERI ALJABAR KELAS VII DI SMP KECAMATAN BRINGIN

DESKRIPSI PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU PADA MATERI ALJABAR KELAS VII DI SMP KECAMATAN BRINGIN DESKRIPSI PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU PADA MATERI ALJABAR KELAS VII DI SMP KECAMATAN BRINGIN Jurnal Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT RADESWANDRI Guru SMP Negeri 1 Kuantan Mudik radeswandri@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peradapan manusia yang terus berkembang menyebabkan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga terus mengalami kemajuan yang pesat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan mengacu pada kompetensi abad 21. Soland, Hamilton dan Stecher (2013) menyatakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat tumpukan buku tanpa mengetahui pasti ciri dan fungsi perpustakaan. Ada beberapa ciri

Lebih terperinci

Profil Kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) Guru Fisika Pada Pokok Bahasan Gelombang di SMA

Profil Kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) Guru Fisika Pada Pokok Bahasan Gelombang di SMA FP 123 SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2014 (SFN XXVII), 16-17 Oktober 2014,Denpasar-Bali Profil Kompetensi Technological Pedagogical Content (TPCK) Guru Fisika Pada Pokok Bahasan Gelombang di SMA Nurul Kusuma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Abdul Latip, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Abdul Latip, 2015 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

THE DESIGN OF WORKBOOK FOR STRENGTHENING TECHNOLOGICAL KNOWLEDGE NATURAL SCIENCE TEACHER

THE DESIGN OF WORKBOOK FOR STRENGTHENING TECHNOLOGICAL KNOWLEDGE NATURAL SCIENCE TEACHER 1 THE DESIGN OF WORKBOOK FOR STRENGTHENING TECHNOLOGICAL KNOWLEDGE NATURAL SCIENCE TEACHER Dea Dewita*, Evi Suryawati, Arnentis Email : deadewita@gmail.com, evien_riau@yahoo.co.id, arnentistis@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu keterampilan berpikir yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suci Lestari, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suci Lestari, 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan masyarakat akan terus menerus mengalami perubahan sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan itu berpengaruh juga

Lebih terperinci

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang Learning: dahulu vs sekarang Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin pesat, menuntut masyarakat untuk mengikuti perkembangannya. Salah satu bidang yang mendapatkan dampak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumentasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumentasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumentasi dan teknik analisis data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan IPA di sekolah dirumuskan dalam bentuk pengembangan individu-individu yang literate terhadap sains.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki tugas dan wewenang menyelenggarakan proses pendidikan. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tood & Murphy (2003) menyatakan bahwa Bioteknologi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. (Tood & Murphy (2003) menyatakan bahwa Bioteknologi merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK Tersedia secara online EISSN: 252-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 1 Bulan Januari Tahun 217 Halaman: 147 151 PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB

Lebih terperinci

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) CALON GURU PADA MATERI ALJABAR SISWASMP

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) CALON GURU PADA MATERI ALJABAR SISWASMP Jurnal MAJU, Volume 4 No. 1,Maret 2017 Jurnal MAJU, Volume 4 No. 1,Maret 2017 ISSN: 2355-3782 PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK) CALON GURU PADA MATERI ALJABAR SISWASMP Dazrullisa STKIP Bina Bangsa Meulaboh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Beragam strategi yang dilakukan bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan pikirannya secara ilmiah dalam komunikasi ilmiah. Sarana yang digunakan dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

CHAPTER 3 KETERAMPILAN UNTUK ABAD 21 DIAN PERMATASARI KUSUMA DAYU

CHAPTER 3 KETERAMPILAN UNTUK ABAD 21 DIAN PERMATASARI KUSUMA DAYU CHAPTER 3 KETERAMPILAN UNTUK ABAD 21 DIAN PERMATASARI KUSUMA DAYU Dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi didunia pendidikan dampaknya sangatlah terasa saat ini dan kedepan. Sehingga orang

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Pengguna Internet Indonesia

Grafik 1.1 Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa dengan sumber belajar dalam lingkungan yang edukatif. Proses pembelajaran yang berkualitas tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah suatu profesi yang jabatannya memerlukan keahlian khusus dan tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Sebagai tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sangat membantu proses perkembangan di semua aspek kehidupan bangsa. Salah satunya adalah aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan bahan ajar inovatif berbasis multimedia perlu mendapat perhatian dalam memenuhi tuntutan peningkatan kualitas pendidikan dan mendukung pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya era globalisasi, pelaksanaan pembelajaran saat ini perlu didukung dengan adanya media pembelajaran yang berbasis teknologi. Media berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi (TIK), dan lahirnya masyarakat berbasis ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi (TIK), dan lahirnya masyarakat berbasis ilmu pengetahuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu gelombang terdahsyat yang melanda kehidupan umat manusia dewasa ini adalah globalisasi yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

KESIAPAN CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PPL: DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

KESIAPAN CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PPL: DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE KESIAPAN CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PPL: DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE Yenny Anwar Universitas Sriwijaya Abstrak : Penelitian ini dilakukan untuk melihat kesiapan mahasiswa calon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, karena belajarlah manusia bisa bertahan hidup dan bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhan hidupnya. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (JPTE) dalam mempelajari materi kuliah pemrograman komputer adalah mampu memahami

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH ROBBY A1C108007

ARTIKEL ILMIAH OLEH ROBBY A1C108007 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KERANGKA KERJA TPACK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DI KELAS XI IPA5 SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH ROBBY A1C108007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lina Herlina, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lina Herlina, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Variabel penentu keberhasilan pendidikan formal disamping tenaga pendidik, salah satunya adalah kurikulum, dan keduanya mempunyai kaitan yang sangat erat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akhir-akhir ini. Pengaruhnya telah merubah tata cara manusia bersikap dan

BAB 1 PENDAHULUAN. akhir-akhir ini. Pengaruhnya telah merubah tata cara manusia bersikap dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat pesat akhir-akhir ini. Pengaruhnya telah merubah tata cara manusia bersikap dan berperilaku, terutama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem evaluasi, pengadaan buku dana alat-alat pelajaran, perbaikan sarana. belum menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. sistem evaluasi, pengadaan buku dana alat-alat pelajaran, perbaikan sarana. belum menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan nasional, pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti halnya pengembangan dan penyempurnaan kurikulum, pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Teknologi pendidikan mengadaptasikan konsep pendekatan sistem sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah pendidikan atau belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu-ilmu dasar (basic science) yang perlu diberikan pada siswa. Hal ini tak lepas dari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian dari Implementasi Kurikulum

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO

PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO ISSN: 2477-2771 Jurnal Candrasangkala E-ISSN: 2477-8214 Vol 3 No.1 Tahun 2017 PENYUSUNAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUTHENTIC ASSESSMENT PORTOFOLIO Eva Dina Chairunisa, M.Pd eva_dinach@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh PUJI HAYATI ( )

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh PUJI HAYATI ( ) HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL Oleh PUJI HAYATI (1113054040) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari pendekatan tradisional, dimana siswa hanyalah sebagai objek pendidikan, kurang aktif didalam

Lebih terperinci