BAB IV HASIL PENELITIAN. sendiri diproduksi 600 rebu unit-an Honda CB 100. Namun hingga saat ini yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. sendiri diproduksi 600 rebu unit-an Honda CB 100. Namun hingga saat ini yang"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek penelitian Honda CB 100 Honda CB 100 diproduksi pada kurun waktu Di Indonesia sendiri diproduksi 600 rebu unit-an Honda CB 100. Namun hingga saat ini yang tersisa paling tinggal separonya. Di sekitaran tahun 1971, Federal Motor sebagai cikal bakal Astra mulai mengimpor Honda CB dan ternyata Honda CB cukup diminati yang akhirnya PT Federal Motor mulai merakit di Indonesia. Tidak hanya kapasitas 100 cc saja namun juga kapasitas 125, 175 serta 200 cc. Untuk kapasitas mesin 175 dan 200 cc, performanya lebih baik karena bersilinder ganda. Namun yang banyak diminati adalah Honda CB 100 dan Honda CB 125, karena perawatannya yang mudah serta harganya yang murah.honda CB series sebenarnya kapasitasnya tidak mentok di 200 cc tapi masih ada yang berkapasitas 250, 300 serta 750. Namun hanya varian yang di bawah 200 cc lebih banyak dijual di Indonesia karena harga lebih Terjangkau Joko Murdiyanto, Seputar Motor Legendaris Honda, Pada Tanggal /2015/06/25/, Di akses dari 54

2 Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi Komunitas motor Honda CB 100 cibitung atau lebih dikenal dengan Hocci adalah komunitas yang pertama kali berada di daerah cibitung, komunitas ini pertama kali terbentuk pada tanggal 26 juni 2010 beranggotakan 24 orang, memiliki 2 orang ketua, 1 sekertaris dan 2 bendahara. Adapun logo dari komunitas motor Honda CB 100 cibitung adalah : Gambar Logo Komunitas Honda CB 100 Cibitung Awalnya komunitas ini didirikan untuk menarik dan menyatukan para bikers liar yang berada dikawasan cibitung agar bergabung dalam komunitas Hocci. Dengan tujuan ingin menambah tali persaudaraan serta hiburan disela penatnya pekerjaan di kantor. Eni rohmadi menambahkan bahwa tidak ada unsur paksaan dalam mengajak bikers lain untuk bergabung, lebih dari 4 tahun komunitas ini berdiri member komunitas Hocci sudah tersebar di sebagian di kotakota besar seperti pulau jawa dan Sumatra.

3 56 Kelebihan dari komunitas Hocci mereka mampu hadir di setiap event besar dari deklarasi club, anniverasi club, sampai acara tahunan yang di tunggutunggu oleh semua bikers pecinta motor Honda CB 100 yaitu jambore nasional CB Indonesia yang setiap tahunnya diselenggarakan di kota yang berbeda dan acara tahunan selanjutnya adalah Honda Bikers Day. Hocci merupakan komunitas perintis sebuah komunitas motor CB di cibitung dan saat ini sudah banyak komunitas CB yang berdiri di cibitung. Namun, kebanyakan komunitas yang baru terbentuk tidak sesolid komunitas Hocci yang sampai saat ini masih mengeksistensikan komunitasnya Tujuan Komunitas Motor Honda CB 100 Cibitung Eni membentuk komunitas motor Honda CB 100 cibitung bertujuan menyatukan bikers yang menyukai motor Honda CB 100 dan membuat wadah bagi bikers liar agar dapat bergabung dan bersatu mengenal satu dengan yang lainnya serta menjalin tali persaudaraan antar anggota. Selain itu komunitas ini bertujuan mencari hiburan di sela penatnya pekerjaan di kantor masing-masing Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september 48 Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

4 Hasil Penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan adalah melihat satu-persatu fenomena Gaya komunikasi Nonverbal yang ada di komunitas Honda CB 100 cibitung di cibitung bekasi, dalam kesehariannya. Setelah melakukan wawancara dengan informan, yaitu dua orang yang bergabung dalam komunitas Honda CB 100 cibitung, bekasi. Peneliti dapat menganalisa tentang fenomena penggunaan bahasa isyarat yang ada di komunitas Honda CB 100 cibitung di cibitung. Peneliti mencoba menganalisa berdasarkan data-data yang sudah di dapatkan melalui wawancara dengan beberapa orang narasumber, yaitu anggota komunitas Honda CB 100 cibitung. Penelitian berdasarkan observasi terhadap komunitas Honda CB 100 cibitung dalam setiap pertemuannya adalah mengetahui fenomena apa saja yang terjadi dalam komunitas Honda CB 100 cibitung di cibitung bekasi setiap harinya. Dilihat dari study fenomenologi komunikasi, komunitas Honda CB 100 cibitung selalu aktif dalam pertemuan dan selalu memperlihatkan keseharian para bikers pada saat berkumpul ataupun saat sedang touring. Peneliti mengamati informan komunitas Honda CB 100 cibitung ini saling bertemu, dan berbicara mengenai keseruan pada saat touring.

5 Penggunaan Bahasa Isyarat Komunikasi dengan menggunakan isyarat atau istilah yang bukan dengan kata-kata merupakan komunikasi nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis Simbol Simbol atau dalam bahasa komunikasi biasa diistilahkan dengan lambang sesuatu yang digunakan untuk menunjukan sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Dalam komunitas Honda CB 100 cibitung gaya berpakaian pada saat konvoi di jalan raya merupakan katagori simbol. Dengan menjamurnya komunitas motor yang ada di Indonesia, berbagai komunitas motor pun mempunyai gaya masing-masing dalam urusan pakaian yang di kenakan pada saat mengendarai motornya. Kebanyakan komunitas lain menyeragamkan pakaian dengan membuat jaket yang sama, berbeda dengan komunitas Hocci tak ada pakaian seragam. Jaket levis yang lengannya di potong kemudian bagian depan jaket penuh dengan emblem atau pin dari acara acara yang mereka datangi dan bagian belakang jaket di temple dengan borderan logo dari komunitasnya.

6 59 Hal ini dibenarkan oleh ketua komunitas Honda CB 100 cibitung: yang membedakan adalah seragam yang di pakai, karena anak CB tidak memakai seragam hanya jaket levis yang lengannya di potong dan bagian belakang jaket dipasang lambang logo komunitas Bahkan, mereka pun merasa percaya diri mengenakan jaket levis yang dipenuhi emblem di bagian depannya. Karena menunjukan bikers tersebut aktif berpartisipasi dalam setiap acara Komunitas Honda CB digelar. Seperti yang peneliti jabarkan diatas, adapun foto-foto gaya pakaian bikers Hocci: Gambar Gaya Berpakaian Tampak Depan Jaket levis yang di penuhi emblem atau pin ini menandakan bahwa bikers tersebut selalu aktif dan hadir dalam setiap perhelatan event besar. Semakin banyak pin yang di tempelkan pada jaket levis, semakin banyak juga pengalaman

7 60 touringnya. Emblem atau pin adalah buah tangan bikers atas kehadiran di suatu event Gambar Gaya Berpakaian Tampak Belakang 49 Bagian belakang jaket levis hanya simbol logo yang terbuat dari bordiran benang dengan tulisan diatas THE BIG FAMILY HOCCI 2010 CIBITUNG, warna dari bordiran di dasari dengan warna hitam, warna putih untuk warna tulisan dan angka, dan merah untuk garis sisinya. Simbol tersebut akan menjadi tanda bagi para anggota ketika mereka bertouring atau konvoi agar tidak berpencar dan tetap pada posisi satu barisan. 49 Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

8 Bahasa isyarat Isyarat dapat didefinisikan secara sederhana sebagai penggunaan tangan, lengan, dan kadang-kadang kepala untuk membuat tanda, mesikipun terdapat persamaan di pelbagai budaya, perbedaan yang substansial juga ada baik dalam hal sejauh mana isyarat dipergunakan maupun dalam penafsiran yang diberikan pada penggunaan isyarat tertentu. Dalam kegiatan bertouring ada beberapa bahasa isyarat yang harus di mengerti oleh semua anggota komunitas tujuannya untuk memperlancar perjalanan dan mengurangi terjadinya kecelakaan di jalan raya. Hal ini dibenarkan oleh eni ketua anggota komunitas Honda CB 100 cibitung: tujuannya untuk memperlancar perjalanan konvoi dan menunjukan kekompakan antar sesama anggota dan juga meminimalisir terjadinya kecelakaan Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

9 62 Seperti peneliti jabarkan diatas, ada pun foto-foto penggunaan bahasa isyarat pada komunitas Honda CB 100 cibitung ketika di jalan raya: Gambar Mengacungkan Jempol Tangan kanan Sebelum dimulai kegiatan touring atau konvoi di jalan raya masingmasing bikers kembali mengecek perlengkapan guna keselamatan di jalan raya, seperti memaki helm, sepatu, jaket dan masker. Setelah semuanya siap, seorang captain atau foreder memberikan isyarat dengan mengacungkan jempol tangan kanan yang menandakan bahwa touring akan segera berangkat. Hal ini pun dibenarkan oleh eni ketua komunitas: Mengacungkan Jempol Tangan Kiri Tugas Captain/Foreder yang mengisyaratkan supaya kita siap berangkat, apabila semua anggota sudah siap Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

10 Gambar Mengacungkan Telunjuk Tangan Kiri Selama berlangsungnya kegiatan touring, seorang Captain atau foreder harus pandai, cepat membaca situasi jalanan dan tetap menjadi kepala rombongan supaya tetap aman dan lancar, agar tidak mengganggu kenyamanan berkendara bagi orang lain dan tidak menutup jalur bagi pengendara lain, maka seorang captain pun memberikan isyarat dengan Mengacungkan Telunjuk Tangan Kiri yang menandakan bahwa anggota harus membentuk formasi satu barisan kondisi ini dilakukan pada saat situasi lalu lintas padat. Hal ini dibenarkan oleh eni ketua komunitas: Captain/Foreder mengacungkan Telunjuk Tangan Kiri maka para anggota akan membentuk formasi satu barisan Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

11 Gambar Mengacungkan Dua Jari Tangan Kiri Namun disaat lalu lintas sedang sepi dan sedikit volume kendaraan, captain pun mengisyaratkan dengan Mengacungkan Dua Jari Tangan Kiri yang menandakan agar anggota harus membentuk formasi dua baris yaitu rombongan touring membuat iring-iringan menjadi dua baris. Biasannya kondisi ini dilakukan pada saat lalu lintas sepi. Hal ini dibenarkan oleh eni ketua komunitas: Captain/Foreder mengacungkan Dua Jari Tangan Kiri maka para anggota akan membentuk formasi dua barisan Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

12 Gambar Telunjuk Tangan Kanan Diayun Ke Kanan Ketika hendak berbelok Kekanan, dari jauh captain memberikan isyarat dengan mengayunkan Telunjuk Tangan Kanan Diayun Ke Kanan yang menandakan para rombongan Touring atau konvoi siap siap berbelok ke kanan, secara otomatis gas dalam keadaan lepas dan kecepatan berkurang. Hal ini dibenarkan oleh eni ketua komunitas: Captain/Foreder Telunjuk Tangan Kanan Diayun Ke Kanan siap siap berbelok kekanan, dengan mengayunkan tangan kanan otomatis gas dalam keadaan lepas dan kecepatan menjadi berkurang Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

13 Gambar Telunjuk Kiri Diayun Ke Kiri Begitu juga ketika rombongan Touring atau Konvoi hendak berbelok ke kiri, seorang captain akan memberikan isyarat dengan Telunjuk Tangan Kiri Diayun Ke Kiri yang menandakan para rombongan Touring atau konvoi siap siap berbelok ke kiri. Hal ini dibenarkan oleh eni ketua komunitas: Captain/Foreder Telunjuk Tangan Kiri Diayun Ke Kiri siap siap berbelok kekiri, dengan mengayunkan tangan kanan Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

14 Gambar Tangan Kiri Dikepalkan Ke Atas Demi keselamatan para bikers captain pun mempertimbangkan keselamatan di jalan raya. Ketika di depan sedang terjadi kecelakaan atau pun ada hal yang dapat membahayakan keselamatan berkendara, maka captain mengisyaratkan dengan Tangan Kiri Dikepalkan Ke Atas menandakan agar para rombongan touring atau konvoi untuk berhenti. Hal ini dibenarkan oleh eni ketua komunitas: Captain/Foreder Tangan Kiri Dikepalkan Ke Atas mengisyaratkan untuk berhenti Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

15 Gambar Kaki Kanan Diturunkan Dalam setiap Touring atau konvoi para bikers pasti menemui halangan dan rintangan ketika di jalan, keadaan jalanan yang rusak atau berlubang menjadi salah satu hal yang harus di waspadai. Oleh, karenanya tugas seorang captain mengisyaratkan dengan Kaki Kanan Diturunkan yang menandakan ada hambatan atau ada lubang di sebelah kanan para bikers harus menghindarinnya dan mengambil jalur sebelah kiri. Hal ini dibenarkan oleh eni ketua komunitas: Captain/Foreder Kaki Kanan Diturunkan ada hambatan / ada lubang disebelah kanan mengisyaratkan agar para bikers mengambil sebelah kiri jalan Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

16 Kaki Kiri Diturunkan Sedangkan jika ada jalanan yang rusak atau berlubang di sebelah kiri, seorang captain mengisyaratkan dengan Kaki Kiri Diturunkan yang menandakan ada hambatan atau ada lubang di sebelah kri para bikers harus menghindarinnya dan mengambil jalur sebelah kanan. Hal ini dibenarkan oleh eni ketua komunitas: Captain/Foreder ada hambatan / ada lubang disebelah kiri mengisyaratkan agar para bikers mengambil sebelah kanan jalan Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

17 Gambar Kedua Kaki Di Turunkan Melihat didepan banyak jalanan yang rusak seorang captain harus cepat melihat situasi tersebut. Captain pun mengisyaratkankan dengan kedua kaki diturunkan yang menandakan bahwa ada lubang di sebalh kanan dan kiri. Hal ini dibenarkan oleh eni ketua komunitas: Captain/Foreder ada hambatan / ada lubang disebelah kanan dan kiri jalan Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

18 Gambar Tangan Kiri Terbuka Ke Atas Pada saat Touring atau konvoi ada kemungkinan kerusakan mesin atau juga kehabisan bahan bakar. Entah itu dari anggota sendiri atau dari rombongan lain, sesama bikers walaupun berbeda komunitas tetap kita harus tolong meolong. Dengan sigap captain akan mengisyaratkan dengan Tangan Kiri Terbuka Keatas menandakan dalam rombongan yang memerlukan pertolongan. Biasanya ada kerusakan, atau bensin mau habis. Hal ini dibenarkan oleh eni ketua komunitas: Captain/Foreder Dalam rombongan yang memerlukan pertolongan. Biasanya ada kerusakan, atau bensin mau habis Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

19 Gambar Menunjuk Telinga Terlalu sering membunyikan sirine atau klakson ketika bertouring pasti tidak baik karena dapat mengganggu lingkungan sekitar maka dari itu, ini tugas seorang sweeper mengisyaratkan dengan Menunjuk Telinga yang menandakan untuk mengingatkan kepada seluruh bikers agar tidak membunyikan sirine atau klakson. Hal ini dibenarkan oleh eni ketua komunitas: Beberapa biker kadang menggunakan sirine ataupun klakson yang berlebihan dan hal ini tentu saja membuat ketidaknyamanan lingkungan sekitar,oleh karena itu tugas sweeper untuk mengingatkan hal tersebut Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

20 Gambar Mengacungkan Jempol Tangan Samping Kiri Untuk saling menghormati ketika bertemu rombongna touring komunitas lain. Captain mengisyaratkan dengan Mengacungkan Jempol Tangan Kiri yang menandakan rasa solidaritas dan penghormatan atau juga bertemu polisi yang sedang bertugas. Hal ini dibenarkan oleh eni ketua komunitas: Captain/Foreder Sebagai rasa solidaritas dan penghormatan pada saat bertemu dengan rombongan touring lainnya dijalan atau bertemu dengan polisi yang bertugas Hasil wawancara Eni Rohmadi, Ketua Komunitas Honda CB 100 Cibitung Bekasi, 11 september

21 Pembahasan Berdasarkan wawancara dan pengamatan, dengan banyaknya Komunitas Motor CB yang berdiri pada tahun-tahunan belakangan ini telah menunjukan bahwa masih banyak penggemar dan pecinta motor CB diindonesia. CB 100 adalah Kendaraan roda dua yang paling populer diindonesia pada tahun Dengan kode K-1 diproduksi oleh PT Federal Motor, diindonesia produksi Honda CB berlangsung selama 10 tahun, dari tahun 1971 hingga tahun Dalam kurun waktu satu dasa warsa ( ) jumlah total penjualan Honda CB di tanah air mencapai 600 ribu unit. Fenomena yang peneliti dapatkan adalah melihat dan mengalami Komunitas Honda CB 100 cibitung, peneliti melihat bagaimana penggunaan bahasa isyarat tangan dan kaki pada saat touring atau konvoi bersama di jalan raya memberikan pengaruh besar terhadap Komunitas Honda CB 100 cibitung tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai Penggunaan bahasa isyarat pada Komunitas Honda CB 100 cibitung. Yang telah kita ketahui masyarakat sering menjumpai ketika rombongan komunitas motor sedang touring atau konvoi di jalan raya. Penggunaan bahasa isyarat tersebut bertujuan supaya terjalin komunikasi yang baik antara captain dengan para bikers supaya dalam bertouring atau konvoi, berjalan dengan tertib dan aman, tidak menggangu kenyamanan ditengah masyarakat dan tidak melanggar hukum. Penggunaan isyarat tangan dan kaki ketika di jalan raya sangat membantu untuk menandakan situasi didalam setiap perjalan saat bertouring. Contohnya pada saat akan bersiap

22 75 siap berangkat memulai touring tak perlu berteriak untuk memberitahu kepada semua bikers, dengan mengacungkan jempol tangan kanan para bikers akan memahami apa yang captain tandakan tersebut. Begitu juga ketika captain ingin memberitahukan kepada bikers untuk membentuk posisi satu barisan captain mengacungkan jari telunjuk tangan kiri sedangkan untuk membentuk dua barisan captain mengacungkan dua jari. Ketika ingin memberitahukan akan berbelok kekanan captain akan mengayunkan telunjuk tangan kanan ke arah kanan dan sebaliknya saat ingin berbelok ke kiri captain akan mengayunkan telunjuk tangan kiri ke arah kiri, saat akan berhenti captain akan memberitahukan dengan tangan kiri dikepalkan ke atas. Memberitahukan ada jalanan rusak di sebelah kanan captain akan menurunkan kaki kanan sebaliknya jika yang jalanan yang rusak ada disebelah kiri captain menurunkan kaki sebelah kiri dan saat di sebelah kanan dan kiri ada lubang kedua kaki diturunkan. Ada kendala pada mesin atau membutuhkan pertolongan captain membuka tangan kiri ke atas, mengingatkan agar tidak terlalu sering membunyikan sirine atau klakson sweeper dari belakng menunjuk telinga, penghormatan kepada bikers pada saat bertemu dijalan mengacungkan jempol ke samping kiri. Bahasa Tanda-tanda tersebutlah yang memudahkan untuk proses berkomunikasi dengan penggunaan bahasa isyarat pada Komunitas Honda CB100 saat konvoi dijalan raya.

23 76 Dengan perkembangan komunitas Motor CB yang sedang mengeksiskan kehadiran dimasyarakat. Bahkan, yang membuat peneliti tertarik untuk menilitinya yaitu Komunitas Motor Honda CB 100 cibitung di bekasi yang boleh dibilang komunitas perintis di cibitung. Dengan kesukaan, gaya berpakaian dan penggunaan bahasa isyarat tangan dan kaki yang sama pada saat touring, bahkan anggota komunitas ini pun tak segan menolong jika ada bikers yang sedang mengalami trouble di jalan raya. Dari penelitian ini pun peneliti mengambil banyak data dari komunitas motor Honda CB 100 cibitung. Dengan ini penelitian mendapatkan dengan penggunaan bahasa isyarat dari komunitas motor Honda CB 100 cibitung tersebut, seperti cara gaya berpakaian dan penggunaan isyarat tangan serta kaki pada saat touring atau konvoi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Komunitas Honda CB Jakarta Awal berdirinya dibentuk oleh 4 orang yang berada di daerah bulungan, karena di daerah bulungan tersebut banyak perkumpulan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya jaman, maka seseorang dituntut untuk melakukan mobilitas yang tinggi. Hal ini harus didukung dengan adanya sarana dan prasarana transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang padat dengan kemacetan lalu lintas sampai dengan jalanan kecil

BAB I PENDAHULUAN. yang padat dengan kemacetan lalu lintas sampai dengan jalanan kecil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era perkembangan zaman saat ini, seseorang dituntut untuk mobilitas yang tinggi. Dengan didukung dengan adanya sarana transportasi yang baik. Seperti yang terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang suka ugal-ugalan dan kebut-kebutan di jalan. Fakta adanya klub motor

BAB I PENDAHULUAN. yang suka ugal-ugalan dan kebut-kebutan di jalan. Fakta adanya klub motor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang komunitas klub motor mengingatkan kita kepada orangorang yang suka ugal-ugalan dan kebut-kebutan di jalan. Fakta adanya klub motor ini memang sering

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) 1. Fungsi Marka jalan adalah : a. Untuk memberi batas jalan agar jalan terlihat jelas oleh pemakai jalan Yang sedang berlalu lintas dijalan. b. Untuk menambah dan mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. yang semakin pesat, mempertinggi mobilitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. yang semakin pesat, mempertinggi mobilitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang semakin pesat, mempertinggi mobilitas kehidupan di Jakarta. Berbagai merk kendaraan bermotor baik roda dua seperti merk Honda dan

Lebih terperinci

( ) (Siti Aisyah Adjmil M)

( ) (Siti Aisyah Adjmil M) LAMPIRAN A. Angket Penelitian PETUNJUK PENGISIAN Assalamualaikum Wr. Wb Saya adalah mahasiswa fakultas psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Saat ini, saya sedang mengadakan penelitian tentang Pengaruh

Lebih terperinci

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moge (Motor Gede), atau yang dikenal sebagai High Class Community. dekat, tetapi juga sebagai hobi dan gaya hidup (life style).

BAB I PENDAHULUAN. Moge (Motor Gede), atau yang dikenal sebagai High Class Community. dekat, tetapi juga sebagai hobi dan gaya hidup (life style). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini popularitas sepeda motor memang tengah menanjak dan menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal tersebut karna sepeda motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari semakin meningkat, terutama pada saat akhir pekan kenyamanan berkendara di Bandung menjadi

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN SKALA DISIPLIN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bila melanggar rambu-rambu lalu lintas, saya siap ditindak. Saya akan memaki-maki pengendara lain jika tiba-tiba memotong jalan saya. Menurut saya penggunaan lampu

Lebih terperinci

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas adalah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berasal dari berbagai lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam Komunitas

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Tujuan Komunikasi Berbagai cara dapat dilakukan untuk membuat suatu informasi atau pesan bisa dengan mudah disampaikan tentunya secara efektif dan menarik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan teknis merupakan sebuah pelangaran lalu

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PENYELENGGARAANNYA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan. Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan. Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat transportasi pribadi dan umum. Dan ternyata masyarakat lebih memilih menggunakan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RAMBU RAMBU, MARKA JALAN DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DALAM WILAYAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR 0 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

Mukadimah. Anggaran Dasar Ruby Owners Club Munas III Hal : 1

Mukadimah. Anggaran Dasar Ruby Owners Club Munas III Hal : 1 Mukadimah Pada tanggal 11 Januari 2009, beberapa pemilik sepeda motor Kaisar Ruby yang mempunyai kesamaan tekad, prinsip, visi dan misi mengadakan pertemuan dan sepakat untuk membentuk perkumpulan kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sepeda motor merupakan andalan utama dan kendaraan paling terjangkau bagi mayoritas masyarakat Indonesia (Sindhuwinata, dalam Kurniawan 2013). Berdasarkan pernyataan

Lebih terperinci

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu 001 1 (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu 002 1 (1) Tikungan ke kiri (2) Tikungan ke kanan (3) Tikungan beruntun, ke kiri dahulu 003 1 (1) Tikungan beruntun,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Klub motor Byson Independent Metro berdiri pada 14 Oktober 2012, dan

BAB IV GAMBARAN UMUM. Klub motor Byson Independent Metro berdiri pada 14 Oktober 2012, dan BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Sejarah Berdirinya Klub motor Byson Independent Metro berdiri pada 14 Oktober 2012, dan dirintis oleh dua orang kakak beradik yaitu Erik (001) dan adik kandung Edo (002). Pada

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan, atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang berlaku. Dengan berjalannya kesadaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak hukum di Indonesia harus ditegakkan dengan sebaik mungkin. Hukum di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi pemandangan sehari-hari bila jalan protokol di Jakarta dipadati

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi pemandangan sehari-hari bila jalan protokol di Jakarta dipadati BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sudah menjadi pemandangan sehari-hari bila jalan protokol di Jakarta dipadati oleh kendaraan bermotor. Kondisi menjadi lebih padat menjelang waktu bekerja di pagi

Lebih terperinci

Informan 1. Safety riding kan merupakan kegiatan CSR PT XYZ, menurut bapak CSR itu apa sih pak?

Informan 1. Safety riding kan merupakan kegiatan CSR PT XYZ, menurut bapak CSR itu apa sih pak? OPEN CODING Informan 1 Pertanyaan Safety riding kan merupakan kegiatan CSR PT XYZ, menurut bapak CSR itu apa sih pak? Apa tujuan dari program safety riding sendiri pak? Materinya apa aja ya pak di program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 22-2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 49, 1992 (ADMINISTRASI. PERHUBUNGAN. Kendaraan. Prasarana. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara. a. Indera : Sesuatu yang membuat pengemudi waspada dalam mengemudi,

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara. a. Indera : Sesuatu yang membuat pengemudi waspada dalam mengemudi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara Menurut Khisty dan Lall (2005) pengemudi yang baik tidak harus memiliki keahlian khusus. Uji fisik dan psikologis dapat dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi Kasus pada Satlantas Kepolisian Resor Subang Jawa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G PENETAPAN TANDA-TANDA/PERLENGKAPAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN NASIONAL, JALAN PROPINSI YANG BERADA DALAM IBU KOTA

Lebih terperinci

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas dalam transportasi dapat diartikan sebagai gerak kendaraan bermotor, kendaraan tidak bermotor, pejalan kaki termasuk subyek di dalam suatu lintasan/jaringan

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini kemajuan teknologi di Indonesia mengalami perkembangan pesat dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. Teknik perancangan media utama dan media pendukung pada buku safety

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. Teknik perancangan media utama dan media pendukung pada buku safety BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Teknis Media Teknik perancangan media utama dan media pendukung pada buku safety riding for bikers ini ditampilkan dalam bentuk foto dan teks dengan kasus/judul yang diangkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata adalah salah satu dari industri, yang mampu menyediakan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata adalah salah satu dari industri, yang mampu menyediakan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu dari industri, yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat baik dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang sering dijumpai di Kota Bandung diantaranya yaitu banyaknya pengguna sepeda motor di jalan raya, khususnya di jam-jam tertentu, seperti saat jam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi yang serba modern saat ini salah satu produk modern yang banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan sepeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kehidupan sehari-hari transportasi merupakan sarana utama yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat mencapai tempat tujuannya. Banyak kepentingan yang

Lebih terperinci

PERATURAN PSYCHE 2017

PERATURAN PSYCHE 2017 PERATURAN PSYCHE 2017 HIMPUNAN MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 TATA TERTIB PSYCHE 2017 A. Hak Peserta 1. Peserta berhak untuk mendapatkan perlakuan yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tepa slira. Menurut Suseno (2001) tepa slira adalah sebuah sikap yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tepa slira. Menurut Suseno (2001) tepa slira adalah sebuah sikap yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap saling menghargai orang lain dalam masyarakat Jawa disebut dengan tepa slira. Menurut Suseno (2001) tepa slira adalah sebuah sikap yang bisa mendorong

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN No : 005/IMI - JABAR/SK-JUKLAK ADV. MOTOR/WIS/A/I/2014 Tentang

SURAT KEPUTUSAN No : 005/IMI - JABAR/SK-JUKLAK ADV. MOTOR/WIS/A/I/2014 Tentang SURAT KEPUTUSAN No : 005/IMI - JABAR/SK-JUKLAK ADV. MOTOR/WIS/A/I/2014 Tentang PERATURAN PENYELENGGARAAN EVENT ADVENTURE MOTOR RAPAT KERJA PROVINSI 2013 IKATAN MOTOR INDONESIA JAWA BARAT BAB I PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

MENGEMUDI PADA JALAN LOGGING

MENGEMUDI PADA JALAN LOGGING PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) SOP - HSE - 001 PENGESAHAN NAMA POSISI TANGGAL TANDA TANGAN Dibuat oleh Tejo Prihantoro HSE Superintendent Disetujui Oleh Daan Saputra Project Manager REVISI REV. ALASAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480] UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480] BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 54 Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak sesuai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu

Lebih terperinci

BSM BB PEDOMAN ORGANISASI BADAN OTONOM BULAN SABIT MERAH BULAN BINTANG

BSM BB PEDOMAN ORGANISASI BADAN OTONOM BULAN SABIT MERAH BULAN BINTANG PEDOMAN ORGANISASI BADAN OTONOM BULAN SABIT MERAH BULAN BINTANG BSM BB MARKAS BESAR PIMPINAN PUSAT BULAN SABIT MERAH BULAN BINTANG Alamat: Jl. Raya Pasar Minggu KM. 18 No. 1B Jakarta Selatan 12740 Telp.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi pemerintah atau iklan dari merek kendaraan ternama. Aman dalam berkendara, adalah sebuah kalimat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan dampak luas terhadap berbagai segi kehidupan, khususnya bagi lalu lintas dan angkutan jalan. Seiring

Lebih terperinci

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS PROPOSAL

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS PROPOSAL TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS (Studi Kasus Pemgendara Roda Dua di Surabaya Selatan) PROPOSAL DISUSUN OLEH : BELLA TYAS PRATI DINA 0741010039 YAYASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor saat ini telah menjadi alat transportasi utama di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor saat ini telah menjadi alat transportasi utama di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sepeda motor saat ini telah menjadi alat transportasi utama di Indonesia. Menurut Badan pusat statistik, pada tahun 2011 jumlah sepeda motor di Indonesia adalah 68.839.341

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Profil Komunitas 46 Bikers Club 46 Bikers Club merupakan komunitas persaudaraan para pecinta motor yang terdiri dari para

Lebih terperinci

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk MEMOTONG material sabuk termoplastik. Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK AMAN dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat di dunia tertarik pada jaringan modernisasi, baik itu yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat di dunia tertarik pada jaringan modernisasi, baik itu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat di dunia tertarik pada jaringan modernisasi, baik itu yang baru memasukinya maupun yang sedang meneruskan tradisi modernisasi. Secara historis, modernisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin modern suatu masyarakat, semakin banyak bidang-bidang kehidupan yang di atur oleh hukum. Hal ini terutama disebabkan oleh karena suatu masyarakat modern

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk menjaga kelancaran transportasi, selain itu berkendara yang aman bertujuan untuk mencegah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak permasalahan seperti persoalan ketertiban, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. banyak permasalahan seperti persoalan ketertiban, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dunia motor otomotif di Indonesia semakin pesat, disertai tuntutan masyarakat modern untuk mempunyai mobilitas yang tinggi, hal ini mendorong terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. kawasan Eropa seperti Italia, Inggris, Perancis dan Rusia. Ciri khas utama

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. kawasan Eropa seperti Italia, Inggris, Perancis dan Rusia. Ciri khas utama 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Definisi Skuter Skuter merupakan sepeda motor roda dua yang popoler berasal dari kawasan Eropa seperti Italia, Inggris, Perancis dan Rusia.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. bermanfaat untuk menalaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang. dengan proses pengumpulan data dilapangan

BAB IV ANALISIS DATA. bermanfaat untuk menalaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang. dengan proses pengumpulan data dilapangan 70 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menalaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih selama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa transportasi mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN HASIL DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN HASIL DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN HASIL DAN ANALISA 4.1 Pengujian Hasil Gambar 4.1. Robot mulai bergerak maju memasuki labirin Pada saat program dijalankan, sensor bluetooth yang ada di remote mengirimkan pesan untuk robot

Lebih terperinci

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian)

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) Belajar Mengemudi Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) Menghidupkan mobil dalam keadaan kopling di gigi nol 1) Pasang tali / sabuk

Lebih terperinci

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Persimpangan jalan adalah simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai pendekat bertemu dan memencar meninggalkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERUBAHAN ENIMMAX COMMUNITY ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERUBAHAN ENIMMAX COMMUNITY ANGGARAN DASAR ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERUBAHAN ENIMMAX COMMUNITY Mukaddimah Secara sadar bahwa Pancasila adalah ideologi dasar yang merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Industri mobil di Indonesia ini sangatlah maju, dalam penggunaannya mobil digunakan sebagai sarana yang dapat membantu kebanyakan orang untuk memindahkan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN A1. A2. A3. A4. A5. PETUNJUK PENGISIAN : BERILAH TANDA SILANG (X) JAWABAN YANG SESUAI DENGAN PILIHAN ANDA PADA PERTANYAAN YANG MENYEDIAKAN BEBERAPA PILIHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sarana transportasi. Kebutuhan akan transportasi ini meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Terutama kendaraan sepeda motor juga mengalami peningkatan. Jumlah kendaraan sepada motor pada tahun

Lebih terperinci

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan suasana

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Aspek Pengukuran Skala 1. Faktor Manusia a. Lengah Faktor penyebab yang berasal dari manusia dikarenakan pengemudi melakukan hal atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Efek domino dari fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Efek domino dari fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman modern seperti sekarang ini masyarakat sangat bergantung dengan alat transportasi. Untuk mempermudah aktifitasnya, Masyarakat menggunakan kendaraan pribadi.

Lebih terperinci

Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 2. Formulir Persetujuan Menjadi Responden LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi

Lebih terperinci

RAMBU LALU LINTAS JALAN

RAMBU LALU LINTAS JALAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 4 TAHUN 2013 T E N T A N G RAMBU LALU LINTAS JALAN DISUSUN OLEH BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPETEN BONE PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. T-SHIRT DAN FUNGSINYA 1. Tinjauan Tentang T-shirt Pada mulanya T-Shirt hanya diakui sebagai pakaian dalam pria, alias pakaian yang sangat pribadi. Namun berkat peran

Lebih terperinci

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN No. Responden : KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN MAHASISWA USU PENGENDARA SEPEDA MOTOR DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI MEDAN TAHUN 2011 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL Oleh : Eddhie Praptono, SH.MH Abstrak Salah satu perubahan ketentuan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. 3.1 Sejarah Komunitas Motor KNC (Kawasaki Ninja Club) Bandung. Komunitas Motor KNC (Kawasaki Ninja Club) Bandung merupakan

BAB III OBJEK PENELITIAN. 3.1 Sejarah Komunitas Motor KNC (Kawasaki Ninja Club) Bandung. Komunitas Motor KNC (Kawasaki Ninja Club) Bandung merupakan BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Komunitas Motor KNC (Kawasaki Ninja Club) Bandung Komunitas Motor KNC (Kawasaki Ninja Club) Bandung merupakan sebuah organisasi komunitas motor yang awal terbentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting dalam memperlancar pembangunan yang pemerintah laksanakan, karena merupakan sarana untuk masyarakat

Lebih terperinci

- 2 - PDL I WANITA BERJILBAB

- 2 - PDL I WANITA BERJILBAB LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PAKAIAN DINAS, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN OPERASIONAL SATUAN POLISI PAMONG PRAJA A. JENIS PAKAIAN DINAS SATPOL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi sehingga tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi sehingga tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi sehingga tingkat kepadatan jalan raya cukup padat. Masyarakat yang semula menjadi pelanggan setia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOM0R 25 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOM0R 25 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOM0R 25 TAHUN 2000 TENTANG RAMBU-RAMBU, MARKA JALAN, DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DALAM WILAYAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar orang yang bekerja di wilayah Jabodetabek. Setiap pagi saat waktunya masuk

BAB I PENDAHULUAN. besar orang yang bekerja di wilayah Jabodetabek. Setiap pagi saat waktunya masuk 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini fenomena jalan macet mungkin sudah dianggap biasa oleh sebagian besar orang yang bekerja di wilayah Jabodetabek. Setiap pagi saat waktunya masuk

Lebih terperinci

Samurai PKK (Sistem Palang Pintu Pencegah Kecelakaan Kereta Api) dengan Control Room dan Wifi Signal

Samurai PKK (Sistem Palang Pintu Pencegah Kecelakaan Kereta Api) dengan Control Room dan Wifi Signal Samurai PKK (Sistem Palang Pintu Pencegah Kecelakaan Kereta Api) dengan Control Room dan Wifi Signal Marisa Gita Putri *), Nabilah Fairusiyyah *), Dwiyanto *), Yuddy Dharmawan **) *) Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak secara langsung kepadatan lalu lintas di berbagai daerah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dampak secara langsung kepadatan lalu lintas di berbagai daerah di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dunia motor otomotif di Indonesia semakin pesat, disertai tuntutan masyarakat modern untuk mempunyai mobilitas yang tinggi, hal ini mendorong terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi kota-kota besar seperti Jakarta maupun Bandung adalah masalah lalu lintas. Hal tersebut terbukti dengan angka kemacetan

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membawa anak menggunakan motor merupakan hal yang lazim di Indonesia mengingat populasi penggunaan motor di Indonesia mencapai angka penjualan tertinggi ke-3

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS A. Gambaran Umum POLSEK Kecamatan Waru 1. Letak Lokasi Kepolisian Resort kabupaten

Lebih terperinci

2 Serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2

2 Serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2 No.1462, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. ASN. Upacara. Pakaian Dinas. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.141 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS UPACARA APARATUR SIPIL

Lebih terperinci

PENGENALAN RAMBU-RAMBU DAN MARKA LALU LINTAS BAGI SISWA SMK DALAM RANGKA MEMBENTUK PERILAKU TERTIB BERLALU LINTAS

PENGENALAN RAMBU-RAMBU DAN MARKA LALU LINTAS BAGI SISWA SMK DALAM RANGKA MEMBENTUK PERILAKU TERTIB BERLALU LINTAS PENGENALAN RAMBU-RAMBU DAN MARKA LALU LINTAS BAGI SISWA SMK DALAM RANGKA MEMBENTUK PERILAKU TERTIB BERLALU LINTAS Wardan Suyanto, Ed.D wardansuyanto@uny.ac.id Disampaikan dalam Pengabdian kepada Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Dan hal ini harus di dukung dengan adanya sarana transportasi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Dan hal ini harus di dukung dengan adanya sarana transportasi yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dengan makin berkembangnya jaman, maka seseorang di tuntut untuk mobilitas yang tinggi. Dan hal ini harus di dukung dengan adanya sarana transportasi yang baik. Tampaknya

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa transportasi mempunyai peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap individu mengalami perubahan melalui serangkaian tahap perkembangan. Pelajar dalam hal ini masuk dalam tahap perkembangan remaja.

Lebih terperinci