Informan 1. Safety riding kan merupakan kegiatan CSR PT XYZ, menurut bapak CSR itu apa sih pak?

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Informan 1. Safety riding kan merupakan kegiatan CSR PT XYZ, menurut bapak CSR itu apa sih pak?"

Transkripsi

1 OPEN CODING

2 Informan 1 Pertanyaan Safety riding kan merupakan kegiatan CSR PT XYZ, menurut bapak CSR itu apa sih pak? Apa tujuan dari program safety riding sendiri pak? Materinya apa aja ya pak di program safety riding ini? Siapa target audience dari program tersebut pak? Kendala apa sih pak yang di hadapi saat pelaksanaan kegiatan berlangsung? Lalu bagaimana cara menanggulangi kendala yang ada itu pak? Jawaban Kalo buat saya sih Corporate social responsibility itu bisa dibilang sebagai tanggung jawab social perusahaan terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar perusahaan. PT XYZ kan perusahaan yang bikin motor, jadi kita tuh kaya memiliki tanggung jawab untuk membangun kesadaran masyarakat dalam berkendara supaya para pengendara sepeda motor mau mengendarai motornya mereka dengan lebih aman, aman bagi si pengendara sendiri maupun bagi pengendara lainnya serta menjaga keselamatan. Materinya sih Cuma Ada 4 kategori doang kok safety riding awareness, attitude, basic skill, dan danger prediction. untuk penjelasannya bisa ditanyakan kepada orang-orang LC yah biar lebih bener. Target audiencenya antara lain a. Keluarga karyawan saat family day (jumlah orang) b. Komunitas klub motor c. Murid sekolah (SD< SMP< SMK< SMU) d. Komunitas hobi e. Organisasi keagamaan f. Konsumen Honda kendala yang dihadapi yaitu sulitnynya membangun kesadaran masyarakat untuk menerapkan safety riding dalam kehidupan seharihari. Cara ngatasin kendalanya jadi kita ngajarnya harus asik, jangan kaya jadi guru tapi pake media-media dan alat yang sesuai terus kita juga ngajarnya kaya sharing terus juga kita bangun kerja sama sama sekolah dan karang taruna lingkungan sekitar buat ngadain pelatihan rutin.

3 Yang diharapkan dari program safety riding ini apa ya pak? Harapan yang diharapkan sama perusahaan sih dengan kegiatan Safety Riding Campaign ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui, dan tergugah kesadarannya untuk berkendara yang aman dan nyaman baik bagi diri sendiri maupun untuk orang lain sehingga suasana berkendara dijalan rayapun menjadi semakin nyaman, dan angka kecelakaan dan kematian yang disebabkan oleh sepeda motor semakin berkurang sehingga pada akhirnya citra berkendara dengan sepeda motorpun juga akan semakin baik khususnya sepeda motor dengan merk X ( produk PT XYZ),sesuai dengan citra yang diharapkan melekat dalam diri PT XYZ. Informan 2 Pertanyaan Safety riding kan merupakan kegiatan CSR PT XYZ, menurut bapak CSR itu apa sih pak? Apa tujuan dari program safety riding sendiri pak? Materinya apa aja ya pak di program safety riding ini? Jawaban Menurut saya hhhmmm CSR itu kaya kegiatan yang dikembangkan untuk memelihara citra perusahaan karena kegiatan seperti ini kan paling tepat untuk meningkatkan awarness, interest, disare, dan action dikalangan masyarakat tentang keeksistensi perusahaan dan produk juga produk perusahaan kita kan. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan perakitan dan pembuat sepeda motor, jadi pastinya secara tidak langsung PT XYZ mempunyai tangung jawab juga terhadap para pengendara sepeda motor terutama para konsumen produk XYZ dong. Nah, hal ini juga dilakukan karena melihat data yang ada bahwa kendaraan roda dua dalam hal ini sepeda motor, adalah jenis kendaraan yang tidak seimbang dan penyumbang terbanyak untuk kecelakaan yang terjadi di Indonesia. Dalam program ini kita punya 4 kategori materi pengajaran, yaitu: A. Safety Riding Awarnes : Untuk memberi informasi kepada masyarakat bahwa, kita harus mengerti dan sadar akan keselamatan dalam berkendara itu sangat penting di terpakan.

4 B. Safety Riding Attitude: Mengenalkan klasifikasi pengendara pada saat di jalan raya, C. Safety Riding Basic Skill: Mengenalkan teknik dasar berkendara yang tepat, mulai dari posisi berkendara sesuai type motor, teknik pengeraman yang tepat dan benar sesuai type motor, memeriksa part-part yang ada di kendaraan untuk di periksa sebelum kendaraan di gunakan ( safety check point ), menggunakan perlengkapan berkendara yang tepat ( safety riding gear : helm, sepatu, celana panjang, jacket lengan panjang yang memiliki pelindung bahu, dan siku tangan ). D. Safety Riding Danger Prediction ; Menjelaskan ke peserta agar dapat menganalisa potensi- potensi kecelakaan di jalan raya, dan tindakan yang tepat untuk mengurangi dan mencegah kecelakaan di jalan raya. Siapa target audience dari program tersebut pak? Karena program safety riding adalah program company jadi lokasi mengajar diutamakan di lakukan di area temapat kerja (Sunter, Pegangsaan dan Cikarang ), Seluruh karyawan PT XYZ, selain itu ada juga customer sepeda motor XYZ yang lokasi tempat tinggalnya ada dekat area PT XYZ dan juga sekolah-sekolah mulai dari level TK sampai SLTA. Cara penyampaian materinya gimana sih pak biar lebih mudah dipahami? Apa fungsi dari safety riding? Dalam pelaksanaan program apa sih pak kendala yang dihadapi? Cara mengajarnya dengan Memberikan pengajaran dengan menggurui ke audience, cara yang di gunakan seperti sharing, tujuannya agar komunikasi menjadi dua arah dan audience merasa terlibat secara tidak langsung. Fungsi dari SR sendiri adalah agar masyarakat lebih mengerti tata cara berkendara yang baik dan benar biar ga terjadi kecelakaan dijalan raya. Dengan memahami safety riding pengendara pasti sudah memahami potensi-potensi yang dihadapi dan yang harus dilakukan saat berkendara. Kendala yang dihadapi selama kegiatan mengajar berlangsung si paling juga peserta yang bosen kalo ga pesertanya ngantuk.

5 Dengan adanya kendala tersebut cara apa yang Bapak lakukan untuk menanggulanginya? Apa sebenarnya yang diharapkan oleh PT XYZ dari program safety riding tersebut? salah satu cara menanggulanginya adalah dengan melakukan ice breaking atau melakukan games kepada peserta agar tidak mengantuk dan bisa fokus kembali. Perusahaan pengen ngasih tau sama seluruh masyarakat bahwa PT XYZ tuh menjalankan catur dharma yang menjadi tujuan adanya kegiatan CSR disini, yaitu menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara. Bahwa PT XYZ bukan hanya menjual produk-produknya, tapi PT XYZ peduli terhadap masyarakat tentang keselamatan berkendara, sekaligus meminimalisir terjadinya kecelakaan khususnya pengguna sepeda motor di jalan raya. Informan 3 Pertanyaan Menurut Bapak apa yang dimaksud dengan safety riding? Apa tujuan dari safety riding? Jawaban Safety Riding itu suatu usaha yang dilakukan dalam meminimalisir tingkat bahaya dan memaksimalkan keamanan dalam berkendara, demi menciptakan suatu kondisi, yang mana kita berada pada titik tidak membahayakan pengendara lain dan menyadari kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di sekitar kita sertaa pemahaman akan pencegahan dan penanggulangannya. Safety Riding ini telah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada BAS XI Pasal 203 Ayat 2 huruf a yang berbunyi: Untuk menjamin Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan rencana umum nasional KeselamatanLalu Lintas dan Angkutan Jalan, meliputi: 8. Penyusunan program nasional kegiatan Keselamatan dan Angkutan Jalan. Adapun penjelasan dari pasal 203 Ayat 2 huruf a yaitu

6 bahwa program nasional Kesefamatan Lafu Lintas dan Angkutan Jalan diantaranya yaitu tentang Cara Berkendara dengan Selamat (Safety Riding). Apakah menurut Bapak program safety riding yang dilakukan oleh PT XYZ menggunakan 4 kategori safety riding (safety riding awareness, attitude, basic skill, dan danger prediction) sudah sesuai dengan semestinya? Perlengkapan apa saja yang harus digunakan sebagai kategori safety riding? Sulitnya membangun kesadaran masyarakat akan safety riding dalam berkendara, adakah kiat-kiat dari kepolisian agar masyarakat lebih memiliki kesadaran tersebut? PT XYZ adalah perusahaan pembuat sepeda motor dan materi-materi yang mereka berikan tentang safety riding juga sudah sesuai dengan standart yang ditetapkan oleh undang-undang dan kepolisian di Indonesia. Perlengkapan yang harus digunakan adalah 1. Helmet (Pelindung Kepala). 2. Jaket. 3. Celana. 4. Sepatu. 5. Sarung Tangan. 6. Knee protector (pelindung lutut), elbow protector (pelindung lenganlsiku). 7. Rompi pelindung dada. Strategi yang dilakukan oleh kepolisian sendiri adalah dengan cara mengadakan penyuluhan ke sekolah-sekolah dan masyarakat tentunya dengan pengajaran yang bersifaat teori dan praktek yang kreatif dan edukatif yang biasanya dibawakan oleh para polisi-polisi wanita sehingga dapat menjadi perhatian lebih bagi para masyarakat dan akan lebih mudah diingat.

7 AXIAL CODING

8 Pengertian CSR NC SA FM Apa itu CSR Corporate social responsibility itu CSR adalah kegiatan yang bisa dibilang sebagai tanggung jawab dikembangkan untuk memelihara social perusahaan terhadap citra perusahaan karena kegiatan permasalahan yang terjadi di seperti ini kan paling tepat untuk lingkungan sekitar perusahaan. meningkatkan awarness, interest, disare, dan action dikalangan masyarakat tentang keeksistensi perusahaan dan produk juga produk kita. Tujuan program safety riding Sebagai perusahaan pencipta sepeda motor, maka PT XYZ memiliki tanggung jawab untuk membangun kesadaran bersama dalam berkendara supaya para pengendara sepeda motor mau mengendarai motor mereka lebih aman, baik bagi pengendara sendiri maupun bagi pengendara lainnya serta menjaga keselamatan. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan perakitan dan pembuat sepeda motor, jadi pastinya secara tidak langsung PT XYZ mempunyai tangung jawab juga terhadap para pengendara sepeda motor terutama para konsumen produk XYZ dong. Nah, hal ini juga dilakukan karena melihat data yang ada bahwa kendaraan roda dua dalam hal ini sepeda motor, adalah jenis kendaraan yang tidak seimbang dan penyumbang terbanyak untuk kecelakaan yang terjadi di Indonesia. Safety Riding ini telah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada BAS XI Pasal 203 Ayat 2 huruf a yang berbunyi: Untuk menjamin Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan rencana umum nasional KeselamatanLalu Lintas dan Angkutan Jalan, meliputi: 8. Penyusunan program nasional kegiatan Keselamatan dan Angkutan Jalan. Adapun penjelasan dari pasal 203 Ayat 2 huruf a yaitu bahwa program nasional Keselamatan Lafu Lintas dan Angkutan Jalan diantaranya yaitu tentang Cara Berkendara dengan Selamat (Safety Riding). Materi yang diberikan Ada 4 kategori yaitu safety riding awareness, attitude, basic skill, dan danger prediction. untuk Ada 4 kategori materi yang diberikan, antara lain: E. Safety Riding Awarnes : PT XYZ adalah perusahaan pembuat sepeda motor dan materi-materi yang mereka berikan tentang safety riding

9 penjelasannya bisa ditanyakan kepada orang-orang LC yah. Memberi informasi kepada masyarakat bahwa, kita harus mengerti dan sadar akan keselamatan dalam berkendara itu sangat penting di terpakan. F. Safety Riding Attitude: Mengenalkan klasifikasi pengendara pada saat di jalan raya, G. Safety Riding Basic Skill: Mengenalkan teknik dasar berkendara yang tepat, mulai dari posisi berkendara sesuai type motor, teknik pengeraman yang tepat dan benar sesuai type motor, memeriksa partpart yang ada di kendaraan untuk di periksa sebelum kendaraan di gunakan ( safety check point ), menggunakan perlengkapan berkendara yang tepat ( safety riding gear : helm, sepatu, celana panjang, jacket lengan panjang yang memiliki pelindung bahu, dan siku tangan ). H. Safety Riding Danger Prediction ; Menjelaskan ke peserta agar dapat menganalisa potensi- potensi kecelakaan di jalan raya, dan tindakan yang tepat untuk mengurangi dan mencegah kecelakaan di jalan raya. seperti awareness, attitude, basic skill, dan danger prediction juga sudah sesuai dengan standart yang ditetapkan oleh undang-undang dan kepolisian di Indonesia.

10 Target audience Cara Penyampaian Materi Target audiencenya antara lain g. Keluarga karyawan saat family day (jumlah orang) h. Komunitas klub motor i. Murid sekolah (SD< SMP< SMK< SMU) j. Komunitas hobi k. Organisasi keagamaan l. Konsumen Honda Tergantung audience yang dihadapi. Untuk anak-anak digunakan alat permainan yang kreatif. Untuk kalangan komunitas sepeda motor memakai simulasi. Untuk kalangan organisasi keagamaan dipakai pendekatan keagamaan misalkan akibat dari kecelakaan dan lainnya. Ada materi standarnya yang dituangkan dalam bentuk guidance. Karena program safety riding adalah program company jadi lokasi mengajar diutamakan di lakukan di area temapat kerja (Sunter, Pegangsaan dan Cikarang ), Seluruh karyawan PT XYZ, selain itu ada juga customer sepeda motor XYZ yang lokasi tempat tinggalnya ada dekat area PT XYZ dan juga sekolah-sekolah mulai dari level TK sampai SLTA. Cara mengajarnya dengan Memberikan pengajaran dengan menggurui ke audience, cara yang di gunakan seperti sharing, tujuannya agar komunikasi menjadi dua arah dan audience merasa terlibat secara tidak langsung.

11 Fungsi safety riding Fungsi dari SR sendiri adalah agar masyarakat lebih mengerti tata cara berkendara yang baik dan benar untuk menghindari terjadinya kecelakaan dijalan raya. Dengan memahami safety riding pengendara pasti sudah memahami potensi-potensi yang dihadapi dan yang harus dilakukan saat berkendara. Meminimalisir tingkat bahaya dan memaksimalkan keamanan dalam berkendara, demi menciptakan suatu kondisi, yang mana kita berada pada titik tidak membahayakan pengendara lain dan menyadari kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di sekitar kita sertaa pemahaman akan pencegahan dan penanggulangannya. Kendala Kendala yang dihadapi yaitu sulitnynya membangun kesadaran masyarakat untuk menerapkan safety riding dalam kehidupan sehari-hari. Kendala yang dihadapi selama kegiatan mengajar berlangsung adalah ketika peserta training sudah mulai ngantuk saat mengikuti program safety riding tersebut. Sulitnya membangun kesadaran masyarakat akan safety riding dalam berkendara, Penanggulangan Kendala Cara mengatasinya adalah dengan melakukan pelatihan yang asik dan tidak bersifat menggurui, menggunakan alat atau media untuk memperjelas pengajaran, serta bekerja sama dengan sekolah atau karang taruna lingkungan setempat untuk melakukan pelatihan rutin dan penerapan kepada masyarakat. Salah satu cara menanggulanginya adalah dengan melakukan ice breaking atau melakukan games kepada peserta agar tidak mengantuk dan bisa fokus kembali. Strategi yang dilakukan oleh kepolisian sendiri adalah dengan cara mengadakan penyuluhan ke sekolah-sekolah dan masyarakat tentunya dengan pengajaran yang bersifaat teori dan praktek yang kreatif dan edukatif yang biasanya dibawakan oleh para polisi-polisi wanita sehingga dapat menjadi perhatian lebih bagi para masyarakat dan akan lebih mudah diingat.

12 Yang diharapkan dari program safety riding Dengan kegiatan Safety Riding Campaign ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui, dan tergugah kesadarannya untuk berkendara yang aman dan nyaman baik bagi diri sendiri maupun untuk orang lain sehingga suasana berkendara dijalan rayapun menjadi semakin nyaman, dan angka kecelakaan dan kematian yang disebabkan oleh sepeda motor semakin berkurang sehingga pada akhirnya citra berkendara dengan sepeda motorpun juga akan semakin baik khususnya sepeda motor dengan merk X ( produk PT XYZ),sesuai dengan citra yang diharapkan melekat dalam diri PT XYZ Memberitahukan kepada seluruh masyarakat bahwa PT XYZ menjalankan catur dharma yang menjadi tujuan adanya kegiatan CSR, yaitu menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara. Bahwa PT XYZ bukan hanya menjual produk-produknya, tapi PT XYZ peduli terhadap masyarakat tentang keselamatan berkendara, sekaligus meminimalisir terjadinya kecelakaan khususnya pengguna sepeda motor di jalan raya.

13 SELECTIVE CODING

14 QUOTE INFORMANTION CSR adalah kegiatan yang dikembangkan untuk memelihara citra perusahaan karena kegiatan seperti ini kan paling tepat untuk meningkatkan awarness, interest, disare, dan action dikalangan masyarakat tentang keeksistensi perusahaan dan produk juga produk kita PT XYZ merupakan salah satu perusahaan perakitan dan pembuat sepeda motor, jadi pastinya secara tidak langsung PT XYZ mempunyai tangung jawab juga terhadap para pengendara sepeda motor terutama para konsumen produk XYZ dong. Nah, hal ini juga dilakukan karena melihat data yang ada bahwa kendaraan roda dua dalam hal ini sepeda motor, adalah jenis kendaraan yang tidak seimbang dan penyumbang terbanyak untuk kecelakaan yang terjadi di Indonesia. Ada 4 kategori materi yang diberikan, antara lain: A. Safety Riding Awarnes : Memberi informasi kepada masyarakat bahwa, kita harus mengerti dan sadar akan keselamatan dalam berkendara itu sangat penting di terpakan. B. Safety Riding Attitude: Mengenalkan klasifikasi pengendara pada saat di jalan raya, C. Safety Riding Basic Skill: Mengenalkan teknik dasar berkendara yang tepat, mulai dari posisi berkendara sesuai type motor, teknik pengeraman yang tepat dan benar sesuai type motor, memeriksa part-part yang ada di kendaraan untuk di periksa sebelum kendaraan di gunakan ( safety check point ), menggunakan perlengkapan berkendara yang tepat ( safety riding gear : helm, sepatu, celana panjang, jacket lengan panjang yang memiliki pelindung bahu, dan siku tangan ). D. Safety Riding Danger Prediction ; Menjelaskan ke peserta agar dapat menganalisa potensi- potensi kecelakaan di jalan raya, dan tindakan yang tepat untuk mengurangi dan mencegah kecelakaan di jalan raya. Karena program safety riding adalah program company jadi lokasi mengajar diutamakan di lakukan di area temapat kerja (Sunter, Pegangsaan dan Cikarang ), Seluruh karyawan PT XYZ, selain itu ada juga customer sepeda STORYLINE Jadi CSR itu merupakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitar yang implementasinya dapat disesuaikan dengan bidang kerja perusahaan yang bersangkutan, biasanya bentuk kegiatan disesuaikan dengan fenomena yang yang sedang terjadi pada waktu tertentu dan juga mampu mensejahterakan kehidupan karyawan dan juga masyarakat. Program safety riding sangat sesuai dengan PT XYZ yang merupakan perusahaan yang memproduksi dan menciptakan peroduk sepeda motor. Sehingga dengan adanya rasa tanggung jawab atas para konsumen dengan pemahaman keselamatan berkendara yang diberikan oleh PT XYZ ini di harapkan dapat lebih mudah diingat dan diaplikasikan oleh masyarakat sehingga tingkat kecelakaan sepeda motor di Indonesia semakin berkurang. Dengan masyarakat mengimplementasikan keempat kategori yang menjadi materi dalam program safety riding dapat dipastikan tingkat kecelakaan khususnya di Indonesia bisa menurun apalagi keempat pengajaran tersebut sudah sesuai dengan peraturan kepolisian. a. dengan pemahaman safety riding awareness para pengendara akan lebih memahami dan akan lebih menjaga keselamatan dengan mengendarai kendaraan dengan lebih tenang. b. dengan pemahaman tentang safety riding attitude pengendara pastinya akan lebih memperhatikan dan mematuhi peraturanyang berlaku, salah satunya mematuhi rambu lalu lintas yang terpasang di setiap jalan raya. C. dengan safety riding basic skill pengendara tentunya akan lebih santun dalam berkendara, tidak kebut-kebutan, dang menggunakan prelengkapan berkendara dengan baik dan benar sesuai aturan dan tata tertib yang berlaku. d. dengan pemahaman tentang safety riding danger prediction para pengenndara sudah tau resiko-resiko dan bahaya apa saja yang akan dihadapi dan didapatkan apabila tidak menjalankan peraturan dengan baik dan benar sehingga mereka akan berkendara dengan tertib. Pengetahuan safety riding perlu diketahui semua orang tanpa batasan usia dan latar belakang keluarga, hal itu yang menjadikan PT XYZ

15 motor XYZ yang lokasi tempat tinggalnya ada dekat area PT XYZ dan juga sekolah-sekolah mulai dari level TK sampai SLTA. Cara menyampaikan materi kepada masyarakat atau peserta Tergantung audience yang dihadapi. Untuk anak-anak digunakan alat permainan yang kreatif yang berhubungan dengan safety riding. Untuk kalangan komunitas sepeda motor memakai simulasi. Untuk kalangan organisasi keagamaan dipakai pendekatan keagamaan misalkan akibat dari kecelakaan dan lainnya. Ada materi standarnya yang dituangkan dalam bentuk guidance. Fungsi dari memahami safety riding untuk meminimalisir tingkat bahaya dan memaksimalkan keamanan dalam berkendara, demi menciptakan suatu kondisi, yang mana kita berada pada titik tidak membahayakan pengendara lain dan menyadari kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di sekitar kita sertaa pemahaman akan pencegahan dan penanggulangannya. kendala yang dihadapi selama program safety riding berlangsung yaitu sulitnynya membangun kesadaran masyarakat untuk menerapkan safety riding dalam kehidupan sehari-hari juga ssempat membuat para peserta bosan dengan materi atau mengantuk. memiliki sasaran target yang beragam dari mulai usia dini sampai ke kalangan dan lingkungan yang berada di sekitar perusahaan. Karena dengan adanya pemahaman sejak dini diharapkan kedepannya para masyarakat akan lebih mengutamakan keselamatan saat berkendara dan mantaati peraturan yang diberlakukan di Indonesia. Dengan adanya penyesuaian pemberian materi kepada tiap tingkatan peserta ini menjadikan materi yang disampaikan lebih menarik dan tidak membosankan serta tidak juga bersifat menggurui melainkan menjadi seperti kegiatan sharing melalui games-games atau kegiatan inovatif lainnya dalam pemberian pemahaman dalam pelaksanaan kegiatan. Memahami safety riding memang sangat penting, selain menghindari diri kita dari bahaya kecelakaan juga menjadikan berkendara di jalan raya menjadi aman dan nyaman tanpa mengganggu dan membahayakan pengendara lainnya. Sulitnya membangun kesadaran diri setiap orang untuk menyadari hal yang penting bagi diri mereka masing-masing memanglah tidak mudah terutama dalam hal memahami safety riding, jarena masyarakat selama ini menganggap sebelah mata akan safety riding yang memang terlihat udah tapi ternyata sangat penting bagi masyarakat saat berkendara. Dengan dipandangnya sebelah mata safety riding tersebut maka mengakibatkan banyaknya peserta yang akan merasa bosan bahkan mengantuk saat materi sedang dijelaskan oleh para pengajar dari PR XYZ.

16 Cara mengatasinya adalah dengan melakukan pelatihan yang asik dan tidak bersifat menggurui, menggunakan alat atau media untuk memperjelas pengajaran, serta bekerja sama dengan sekolah atau karang taruna lingkungan setempat untuk melakukan pelatihan rutin dan penerapan kepada masyarakat. Serta melakukan games atau ice breaking saat peserta sudah merasa mulai bosan dan mengantuk. Menumbuhhkan kesadaran setiap orang memanglah tidak mudah tetapi dengan adanya pengajaran yang asik dan tidak bersifat menggurui bahkan lebih terlihat seperti mengobrol dan bertukar pikiran mampu membuat materi-materi yang diberikan kepada peserta akan lebih mudah diingat dan di implementasikan oleh masyarakat atau peserta. Kegiatan games dan ice breaking juga berguna untuk membuat rasa bosan dan mengantuk para peserta bahkan cara tersebut bisa membuat para peserta bisa semangat lagi.

PROGRAM SAFETY RIDING SEBAGAI KEGIATAN CSR UNTUK MEMPERTAHANKAN CITRA PT XYZ

PROGRAM SAFETY RIDING SEBAGAI KEGIATAN CSR UNTUK MEMPERTAHANKAN CITRA PT XYZ PROGRAM SAFETY RIDING SEBAGAI KEGIATAN CSR UNTUK MEMPERTAHANKAN CITRA PT XYZ Syifa Hana Dewi Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480, 021-5345830, 0215350660,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku berlalu lintas masyarakat kita buruk. Cara menggunakan jalan dalam berlalu lintas adalah cermin dari budaya bangsa. Kesantunan dalam berlalu lintas yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Tinjauan Umum Data yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, yaitu : Data teori dan literatur yang didapat dari buku-buku referensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting dalam memperlancar pembangunan yang pemerintah laksanakan, karena merupakan sarana untuk masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR 0 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya jaman, maka seseorang dituntut untuk melakukan mobilitas yang tinggi. Hal ini harus didukung dengan adanya sarana dan prasarana transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari semakin meningkat, terutama pada saat akhir pekan kenyamanan berkendara di Bandung menjadi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Berbagai penemuan dan teknologi baru telah banyak mengubah kehidupan manusia. Membuat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan dampak luas terhadap berbagai segi kehidupan, khususnya bagi lalu lintas dan angkutan jalan. Seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang padat dengan kemacetan lalu lintas sampai dengan jalanan kecil

BAB I PENDAHULUAN. yang padat dengan kemacetan lalu lintas sampai dengan jalanan kecil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era perkembangan zaman saat ini, seseorang dituntut untuk mobilitas yang tinggi. Dengan didukung dengan adanya sarana transportasi yang baik. Seperti yang terlihat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengendalian Sosial Pada Pelanggaran Lalu Lintas Sepeda Motor Oleh Pelajar SMA di Kota Tasikmalaya, maka diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kehidupan sehari-hari transportasi merupakan sarana utama yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat mencapai tempat tujuannya. Banyak kepentingan yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. a. Pengukuran Validitas dan Realibilitas

BAB IV PEMBAHASAN. a. Pengukuran Validitas dan Realibilitas BAB IV PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis 1. Deskripsi Hasil Penelitian a. Pengukuran Validitas dan Realibilitas Pengukuran validitas adalah dengan menentukan besarnya nilai r tabel dengan ketentuan df

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi yang serba modern saat ini salah satu produk modern yang banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan sepeda

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL Oleh : Eddhie Praptono, SH.MH Abstrak Salah satu perubahan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan teknis merupakan sebuah pelangaran lalu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA 1. Kecelakaan kerja a. Bagaimana cara mengetahui gambaran jumlah unsafe action dan unsafe condition penyebab kecelakaan kerja? b. Apa yang anda lakukan apabila terjadi kecelakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Terutama kendaraan sepeda motor juga mengalami peningkatan. Jumlah kendaraan sepada motor pada tahun

Lebih terperinci

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia salah satu negara berkembang yang memiliki populasi penduduk terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai 254,9 juta jiwa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman modern sekarang ini banyak masyarakat yang menggunakan transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan ketepatan waktu di kehidupan sehari-hari,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap individu mengalami perubahan melalui serangkaian tahap perkembangan. Pelajar dalam hal ini masuk dalam tahap perkembangan remaja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan. Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan. Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat transportasi pribadi dan umum. Dan ternyata masyarakat lebih memilih menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. sendiri diproduksi 600 rebu unit-an Honda CB 100. Namun hingga saat ini yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. sendiri diproduksi 600 rebu unit-an Honda CB 100. Namun hingga saat ini yang BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek penelitian 4.1.1 Honda CB 100 Honda CB 100 diproduksi pada kurun waktu 1971-1981. Di Indonesia sendiri diproduksi 600 rebu unit-an Honda CB 100. Namun hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Surakarta atau sering disebut kota Solo terletak di pertemuan antara jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya strategis sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya terhadap lalu lintas. Semakin banyakn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi di kota akan terus berkembang jika pertumbuhan penduduk serta kebutuhannya untuk bergerak atau berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan catatan korban dari usia 15 hingga 19 tahun yang tertinggi mencapai 3.841

BAB I PENDAHULUAN. dengan catatan korban dari usia 15 hingga 19 tahun yang tertinggi mencapai 3.841 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia saat ini alat transportasi dengan jumlah terbanyak adalah sepeda motor dapat dilihat dari data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang sering dijumpai di Kota Bandung diantaranya yaitu banyaknya pengguna sepeda motor di jalan raya, khususnya di jam-jam tertentu, seperti saat jam

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Tujuan Komunikasi Berbagai cara dapat dilakukan untuk membuat suatu informasi atau pesan bisa dengan mudah disampaikan tentunya secara efektif dan menarik.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara. a. Indera : Sesuatu yang membuat pengemudi waspada dalam mengemudi,

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara. a. Indera : Sesuatu yang membuat pengemudi waspada dalam mengemudi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara Menurut Khisty dan Lall (2005) pengemudi yang baik tidak harus memiliki keahlian khusus. Uji fisik dan psikologis dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini kemajuan teknologi di Indonesia mengalami perkembangan pesat dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi pemerintah atau iklan dari merek kendaraan ternama. Aman dalam berkendara, adalah sebuah kalimat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk yang sangat cepat berpengaruh pada perkembangan ilmu dan teknologi (IPTEK). Kemajuan zaman dalam bidang IPTEK tersebut memberikan fasilitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kepadatan lalu lintas yang disebabkan mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor serta perkembangan sarana dan prasarana lalu lintas yang lebih lambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mobilitas sosial masyarakat, sehingga Negara merasa penting untuk mengaturnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin modern suatu masyarakat, semakin banyak bidang-bidang kehidupan yang di atur oleh hukum. Hal ini terutama disebabkan oleh karena suatu masyarakat modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) menerangkan bahwa lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian manusia semakin banyak. Selain itu tingkat kesadaran yang rendah serta mudahnya untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Pembelajaran sepeda motor berbasis multimedia PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci : Pembelajaran sepeda motor berbasis multimedia PENDAHULUAN ABSTRAK Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang semakin banyak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa implikasi semakin ramainya transportasi di jalanan. Kepadatan

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT

STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT Safety riding atau keselamatan berkendara merupakan suatu usaha yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pengolahan data pada hasil pengamatan di 2 titik lokasi keramaian yaitu jalan Kaliurang km 6 yang melintasi area depan pasar Kolombo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi darat berperan sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional serta mempunyai kontribusi terbesar dalam melayani mobilitas manusia maupun distribusi

Lebih terperinci

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai moda transportasi, sepeda motor merupakan yang paling banyak dipilih di Indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya. Hal ini yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan alat transportasi di Indonesia khususnya kendaraan pribadi menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs d Automobiles)

Lebih terperinci

KAWASAN TERTIB LALU LINTAS

KAWASAN TERTIB LALU LINTAS Selamat pagi,pertama tama perkenalkan nama saya charis,saya domisili surabaya,berumur 19 tahun.motivasi saya menulis karena gelisah melihat kondisi lalu lintas kita saat ini.melihat kondisi yang sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan dalam kehidupan masyarakat diatur oleh hukum. Hukum di Indonesia dimuat dalam bentuk konstitusi,

Lebih terperinci

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi Kasus pada Satlantas Kepolisian Resor Subang Jawa

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian sebagai berikut: 1. Pemahaman resiko kecelakaan yang dimiliki oleh masyarakat Yogyakarta sebanyak 55%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang semakin banyak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa implikasi semakin ramainya transportasi

Lebih terperinci

Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 2. Formulir Persetujuan Menjadi Responden LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sepeda motor merupakan salah satu sarana. transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sepeda motor merupakan salah satu sarana. transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sepeda motor merupakan salah satu sarana transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, baik kalangan menengah ke atas maupun kalangan bawah. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan bagian penting dari masyarakat saat ini. Setiap hari manusia butuh Informasi yang cepat dan akurat. Media infomasi seiring waktu berkembang

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Beberapa fenomena perilaku buruk pengemudi atau pengendara kendaraan bermotor yang kerap kita temukan di jalan raya yaitu, pengendara tidak menggunakan helm,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan berkendara merupakan salah satu masalah yang selalu mendapatkan perhatian serius di setiap negara. Pencanangan Hari Keselamatan Dunia oleh WHO (World Health

Lebih terperinci

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA TAHUN 2009 PEMERINTAH MEMPREDIKSI ADA SEKITAR 16,25 JUTA PEMUDIK ATAU NAIK 15% DIBANDINGKAN 2008 SEBANYAK 15,3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, terutama di kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak penduduk. Selain itu sistem

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEDISIPLINAN BERLALU LINTAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEDISIPLINAN BERLALU LINTAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEDISIPLINAN BERLALU LINTAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta, kemudian diperkirakan menjadi 1,3-1,4 juta per tahun pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. juta, kemudian diperkirakan menjadi 1,3-1,4 juta per tahun pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di era globalisasi dan era modern seperti sekarang ini, menggunakan kendaraan bermotor untuk melakukan berbagai aktivitas merupakan sesuatu yang wajar. Sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas merupakan subsistem dari ekosistem kota, berkembang sebagai bagian kota karena naluri dan kebutuhan penduduk untuk bergerak atau menggunakan transportasi

Lebih terperinci

Lembar Identitas Informan Penelitian

Lembar Identitas Informan Penelitian 253 Lembar Identitas Informan Penelitian Nama : Gerry Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : SMU Pekerjaan : Sales Promotion Boys Rokok Bandung, Juni 2010 Informan Penelitian Nama: Gerry 254 PEDOMAN WAWANCARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1 Hubungan Terpaan Sosialisasi Tertib Lalu Lintas Kementerian Perhubungan di Televisi dan Interaksi Peer Group dengan Perilaku Tertib Berlalu Lintas Pelajar dan Mahasiswa Semarang Skripsi Disusun untuk

Lebih terperinci

pemasangannya. Hal tersebut telah dicantumkan dalam ketentuan Pasal 25 ayat ketentuan Undang-Undang tersebut berisi tentang bagaimana aturan dan tata

pemasangannya. Hal tersebut telah dicantumkan dalam ketentuan Pasal 25 ayat ketentuan Undang-Undang tersebut berisi tentang bagaimana aturan dan tata BAB III KETENTUAN PEMASANGAN ALAT PENGHAMBAT JALAN POLISI TIDUR DI JALAN UMUM MENURUT PASAL 25 AYAT 1 HURUF E UNDANG-UNDANG NOMER 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN A. Ketentuan Pemasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan dalam perkembangannya. Tranportasi telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan dalam perkembangannya. Tranportasi telah menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah salah satu elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan dalam perkembangannya. Tranportasi telah menjadi salah satu kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi kota-kota besar seperti Jakarta maupun Bandung adalah masalah lalu lintas. Hal tersebut terbukti dengan angka kemacetan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus berusaha untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai wadah pembentukan sumber daya manusia yang terampil harus berusaha untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkemampuan sesuai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. - Apa dan Bagaimana Safety Riding itu?

BAB 2 DATA DAN ANALISA. -  Apa dan Bagaimana Safety Riding itu? BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur - http://pdamkotabogor.go.id/, Apa dan Bagaimana Safety Riding itu? - http://ordtraining.wordpress.com/, SEPEDA MOTOR, Kita Harus Peduli Dengan Diri Kita Sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) merupakan masalah global seiring dengan terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. Teknik perancangan media utama dan media pendukung pada buku safety

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. Teknik perancangan media utama dan media pendukung pada buku safety BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Teknis Media Teknik perancangan media utama dan media pendukung pada buku safety riding for bikers ini ditampilkan dalam bentuk foto dan teks dengan kasus/judul yang diangkat.

Lebih terperinci

Disusun oleh Lusi Nurfaridah

Disusun oleh Lusi Nurfaridah Analisis Pengembangan Potensi Siswa SD dan Upaya Bimbingan dan Konseling di SD Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd. Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah yang membentuk kerangka laporan Tugas Akhir Rancang Bangun Game Edukasi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN A1. A2. A3. A4. A5. PETUNJUK PENGISIAN : BERILAH TANDA SILANG (X) JAWABAN YANG SESUAI DENGAN PILIHAN ANDA PADA PERTANYAAN YANG MENYEDIAKAN BEBERAPA PILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman sekarang ini membawa perubahan besar terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan penduduk yang cepat dan terus bertambah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia Industri otomotif membawa pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia Industri otomotif membawa pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia Industri otomotif membawa pengaruh yang besar dalam berbagai dunia industri. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan hal yang tidak asing lagi. Kecelakaan lalu lintas jalan raya merupakan permasalahan yang semakin lama menjadi semakin majemuk dan semakin

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah permasalahan lalu

Lebih terperinci

BAB I. Berdasarkan data dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia

BAB I. Berdasarkan data dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia tercatat jumlah pengendara sepeda motor setiap tahun mengalami peningkatan. Jumlah kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan transportasi pun juga semakin bertambah. Kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan transportasi pun juga semakin bertambah. Kendaraan bermotor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambahnya kebutuhan hidup masyarakat kebutuhan transportasi pun juga semakin bertambah. Kendaraan bermotor adalah salah satu sarana transportasi

Lebih terperinci

INFORMASI KEHIDUPAN BERBAGAI BAHASA

INFORMASI KEHIDUPAN BERBAGAI BAHASA 4 Peraturan Lalu Lintas 4-1 Peraturan Lalu Lintas Di Jepang pejalan kaki, mobil,motor, sepeda dan lain-lain, masing-masing peraturan lalu lintas telah ditentukan. Cepatlah mengingat peraturan lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu yang cepat. Banyaknya kebutuhan dan aktivitas menjadi dasar perilaku berpindah tempat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SAFETY RIDING UNTUK MENEKAN ANGKA KECELAKAAN DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SAFETY RIDING UNTUK MENEKAN ANGKA KECELAKAAN DI KOTA SURABAYA SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SAFETY RIDING UNTUK MENEKAN ANGKA KECELAKAAN DI KOTA SURABAYA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN VETERAN Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia merupakan

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang respon orang tua terhadap anak di bawah umur yang menggunakan kendaraan bermotor di Desa Hajimena Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak permasalahan seperti persoalan ketertiban, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. banyak permasalahan seperti persoalan ketertiban, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dunia motor otomotif di Indonesia semakin pesat, disertai tuntutan masyarakat modern untuk mempunyai mobilitas yang tinggi, hal ini mendorong terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepeda adalah kendaraan roda dua yang sejajar, didorong oleh pedal yang terhubung ke roda belakang dengan rantai, dan memiliki setang untuk kemudi dan kursi sepeda

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA. A. Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya

BAB II PENGATURAN KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA. A. Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya BAB II PENGATURAN KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA A. Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Kebutuhan bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya merupakan suatu kebutuhan primer

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :

BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah : BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah penulis utarakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : 1.

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI DATA

BAB IV INTERPRETASI DATA BAB IV INTERPRETASI DATA 4.1. Profil Responden Pada penelitian ini data yang diperoleh selanjutnya dilakukan tabulasi, dimana data pada penelitian ini memiliki skala nominal, yang kemudian dilakukan analisa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu 120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu lintas yang dilakukan di SMA Negeri I Cipatat maka penulis dapat mengambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan negara Indonesia. Kemajuan dan perkembangan lalu lintas dan angkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara tersebut. Apabila lalu lintas berjalan tertib berarti kesadaran hukum dan kedisiplinan diterapkan

Lebih terperinci